Makalah Analisis Farmas
-
Upload
risfiani-wulandari -
Category
Documents
-
view
39 -
download
8
description
Transcript of Makalah Analisis Farmas
Makalah Analisis Farmasi
ANALISIS KADAR GOLONGAN SULFONAMIDA MENGGUNAKAN
SPEKTOFOTOMETRI UV-VIS
OLEH
NAMA : WA ODE NUR BADRIYAH .M
NIM : F1 F1 12 131
KELAS : C FARMASI
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2014
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis memperoleh kesehatan
dan kekuatan untuk dapat menyelesaikan makalah “Analisis Farmasi “ ini.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada seluruh pihak, khususnya
kepada dosen Mata Kuliah Analisis Farmasi atas kesediaannya dalam membimbing
sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari sepenuhnya atas keterbatasan ilmu maupun dari segi
penyampaian yang menjadikan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan dari semua pihak untuk
sempurnanya makalah ini.
Kendari, Oktober 2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................2
DAFTAR ISI................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................4
A. Latar Belakang 4
B. Rumusan Masalah 5
C. Tujuan 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................6
BAB III PEMBAHASAN.............................................................................................8
A. Definisi Spektrofotometri Uv-Vis 8
B. Prinsip Dasar Spektrofotometri UV-Vis 9
C. Syarat senyawa yang dapat dianalsis dengan spektrofotometer UV-Vis 10
D. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam analisis dengan spektrofotometri UV-Vis 10
E. Manfaat dari spektofotometri UV-Vis 12
F. Penerapan Spektrofotometri Uv/Vis13
BAB IV PENUTUP....................................................................................................15
A. Kesimpulan 15
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Spektroskopi adalah studi mengenai interaksi cahaya dengan atom dan
molekul. Radiasi cahaya atau elektromagnet dapat dianggap menyerupai
gelombang. Spektrofotometer adalah alat yang terdiri dari spektrofotometer dan
fotometer. Spektofotometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur energi
secara relative jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan, atau diemisikan
sebagai fungsi dari panjang gelombang. Spektrofotometer menghasilkan sinar
dari spectrum dengan panjang gelombang tertentu, dan fotometer adalah alat
pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang diabsorpsi. Kelebihan
spektrofotometer dibandingkan dengan fotometer adalah panjang gelombang
dari sinar putih dapat lebih terseleksi dan ini diperoleh dengan alat pengurai
seperti prisma, grating, ataupun celah optis.
Analisis Spektroskopi didasarkan pada interaksi radiasi dengan spesies
kimia. Berprinsip pada penggunaan cahaya/tenaga magnet atau listrik untuk
mempengaruhi senyawa kimia sehingga menimbulkan tanggapan. Tanggapan
tersebut dapat diukur untuk menetukan jumlah atau jenis senyawa. Cara interaksi
dengan suatu sampel dapat dengan absorpsi, pemendaran (luminenscence) emisi,
dan penghamburan (scattering) tergantung pada sifat materi. Teknik
spektroskopi meliputi spektroskopi UV-VIS, spektroskopi serapan atom,
spektroskopi infra merah, spektroskopi fluorensi, spektroskopi NMR, dan
spektroskopi massa.
Dalam wilayah spectrum elektromagnetik, molekul mengalami transisi
elektronik. Teknik ini melengkapi spektroskopi fluoresensi. Fluoresensi
berkaitan dengan transisi dari keadaan tereksitasi ke keadaan dasar, sementara
langkah-langkah penyerapan transisi dari dasar ke keadaan tereksitasi. UV/Vis
spektroskopi secara rutin digunakan dalam kuantitatif penentuan solusi dari
logam transisi ion dan sangat berkonjugasi senyawa organik. Solusi ion logam
transisi dapat diwarnai (yaitu, menyerap cahaya tampak) karena elektron dalam
atom logam dapat tertarik dari satu elektronik yang lain. Warna solusi ion
logam sangat dipengaruhi oleh keberadaan spesies lain, seperti anion tertentu
atau ligan. Misalnya, warna encer larutan sulfat tembaga adalah sangat ringan
biru; menambahkan amonia mengintensifkan warnanya dan perubahan panjang
gelombang serapan maksimum (λmax). Senyawa organik, terutama yang tingkat
tinggi konjugasi, juga menyerap cahaya di UV atau daerah terlihat dari spektrum
elektromagnetik. Dari uraian di atas maka dalam makalah ini akan dibahas lebih
lanjut mengenai spektrifotometri UV-VIS.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini yaitu:
1. Apakah yang dimaksud dengan spektrofotometri UV-Vis?
2. Apa yang menjadi prinsip dasar dari spektrofotometri UV-Vis?
3. Bagaimana syarat-syarat senyawa yang dapat di analisis dengan
spektrofotometer uv-vis?
4. Hal-hal apakah yang perlu diperhatikan dalam spektrofotometri uv-vis?
5. Apa manfaat spektrofotometri UV-Vis?
6. Bagaimana penerapan spektrofotometri UV/Vis ?
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui definisi spektrofotometri UV-Vis.
2. Untuk mengetahui prinsip dasar dari spektrofotometri UV-Vis.
3. Untuk mengetahui syarat-syarat senyawa yang dapat dianalisis dengan
spektrofotometri UV-Vis
4. Untuk mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam spektrofotometri
Uv-Vis.
5. Untuk mengetahui Manfaat Spektrofotometri Uv/Vis.
6. Untuk mengetahui penerapan spektrofotometri UV/Vis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Spektrofotometri merupakan suatu perpanjangan dari penelitian visual dalam
studi yang lebih terinci mengenai penyerapan energi cahaya oleh spesi kimia,
memungkinkan kecermatan yang lebih besar dalam perincian dan pengukuran
kuantitatif (Hendayana, 1994).
Penetapan kuantitatif pada spektrofotometri dilakukan dengan mengukur
serapan larutan zat dalam pelarut serta pada panjang gelombang tertentu. Pada
pengukuran serapan suatu larutan hampir selalu menggunakan blanko yang
digunakan untuk mengatur spektrofotometer hingga pada panjang gelombang
pengukuran mempunyai serapan nol. Maksud dari blanko yaitu untuk koreksi
serapan yang disebabkan pelarut pereaksi, sel ataupun pengaturan alat. Blanko dapat
berupa pelarut yaitu pelarut yang sama seperti yang digunakan untuk melarutkan zat
atau blanko, pereaksi yang sama seperti yang digunakan untuk menyiapkan larutan
zat (Anonim, 1979).
Larutan senyawa berwarna mampu menyerap sinar tampak yang melalui
larutan tersebut. Jumlah intensitas sinar yang diserap tergantung pada macam yang
ada di dalam larutan, konsentrasi panjang jalan dan intensitas sinar yang diserap
dinyatakan dalam Hukum Lambert yang sudah dijelaskan di atas.Warna zat yang
menyerap menentukan panjang gelombang sinar yang akan diserap, warna yang
diserap merupakan warna komplemen dari warna yang terlihar oleh mata (Khopkar,
1990).
Pengabsorpsian sinar ultraviolet atau sinar tampak oleh suatu molekul
umumnya menghasilkan eksitasi electron bonding, akibatnya panjang gelombang
absorpsi maksimum dapat dikorelasikan dengan jenis ikatan yang ada didalam
molekul yang sedang diselidiki. Oleh karena itu spektroskopi serapan molekul
berharga untuk mengidentifikasi gugus-gugus fungsional yang ada dalam suatu
molekul. Akan tetapi yang lebih penting adalah penggunaan spektroskopi serapan
ultraviolet dan sinar tampak untuk penentuan kuantitatif senyawa-senyawa yang
mengandung gugus-gugus pengabsorpsi (Hendayana, 1994).
Spektrofotometri UV-Visibel merupakan metode spektrofotometri yang
didasarkan pada adanya serapan sinar pada daerah ultra violet (UV) dan sinar tampak
(Visibel) dari suatu senyawa. Senyawa dapat dianalisis dengan metode ini jika
memiliki kemampuan menyerap pada daerah UV atau daerah tampak. Senyawa yang
dapat menyerap intensitas pada daerah UV disebut dengan kromofor, sedangkan
untuk melakukan analisis senyawa dalam daerah sinar tampak, senyawa harus
memiliki warna (Fatimah, 2003).
Identifikasi kualitatif dari suatu senyawa serapan kromofor adalah berupa
Spectra yang ditunjukkan dari panjang gelombang (λ) versus absorbansi. Setiap
kromofor akan memberikan suatu titik spesifik yang disebut dengan panjang
gelombang maksimum(λmaks). Selanjutnya, untuk analisis sampel murni,
identifikasi pada panjang gelombang maksimum dapat digunakan untuk analisis
kuantitatif, karena absorbansi sampel akan berbanding lurus dengan konsentrasi
sampel, sesuai dengan hokum Lambert-Beer.
A= ε b.c
(Fatimah, 2003).
BAB III
PEMBAHASAN
A. Definisi Spektrofotometri Uv-Vis
Spektrofotometri merupakan suatu metoda analisa yang didasarkan pada
pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada
panjang gelombamg spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau
kisi difraksi dengan detektor fototube. Spektrofotometer adalah alat untuk
mengukur transmitan atau absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang
gelombang. Sedangkan pengukuran menggunakan spektrofotometer ini, metoda
yang digunakan sering disebut dengan spektrofotometri. Spektrofotometri dapat
dianggap sebagai perluasan suatu pemeriksaan visual dengan studi yang lebih
mendalam dari absorbsi energi. Absorbsi radiasi oleh suatu sampel diukur pada
berbagai panjang gelombangdan dialirkan oleh suatu perkam untuk
menghasilkan spektrum tertentu yang khas untuk komponen yang berbeda.
Spektrofotometri UV-Vis adalah anggota teknik analisis spektroskopik
yang memakai sumber REM (radiasi elektromagnetik) ultraviolet dekat (190-
380 nm) dan sinar tampak (380-780 nm) dengan memakai instrumen
spektrofotometer. Spektrofotometri UV-Vis melibatkan energi elektronik yang
cukup besar pada molekul yang dianalisis, sehingga spektrofotometri UV-Vis
lebih banyak dipakai untuk analisis kuantitatif dibandingkan kualitatif.
Panjang gelombang cahaya UV-Vis jauh lebih pendek daripada panjang
gelombang radiasi inframerah. Spektrum sinar tampak terentang dari sekitar 400
nm (ungu) sampai 750 nm (merah), sedangkan spektrum ultraviolet terentang
dari 100 nm sampai 400 nm. Kuantitas energi yang diserap oleh suatu senyawa
berbanding terbalik dengan panjang gelombang radiasi. Kuantitas energi yang
diserap oleh suatu senyawa berbanding terbalik dengan panjang gelombang
radiasi.
Warna yang diserap oleh suatu senyawa merupakan warna komplementer
dari warna yang teramati. Beberapa warna yang diamati dan warna
komplementernya terdapat pada tabel berikut ini :
Panjang
gelombang
Warna terlihat Warna
komplementer
<400 Ultraviolet -
400-450 Violet Kuning
450-490 Biru Jingga
490-550 Hijau Merah
550-580 Kuning Ungu
580-650 Jingga Biru
650-700 Merah Hijau
>700 Inframerah -
B. Prinsip Dasar Spektrofotometri UV-Vis
Dasar Spektrofotometri UV-Vis adalah serapan cahaya. Bila cahaya jatuh
pada senyawa, maka sebagian dari cahaya diserap oleh molekul-molekul sesuai
dengan struktur dari molekul senyawa tersebut. Serapan cahaya oleh molekul
dalam daerah spektrum UV-Vis tergantung pada struktur elektronik dari
molekul. Spektra UV-Vis dari senyawa-senyawa organik berkaitan erat dengan
transisi-transisi diantara tingkatan-tingkatan tenaga elektronik. Oleh sebab itu,
serapan radiasi UV-Vis sering dikenal sebagai spektroskopi elektronik.
Transisi elektronik dapat diartikan sebagai perpindahan elektron dari satu
orbital ke orbital yang lain. Energi yang dimiliki sinar UV mampu menyebabkan
perpindahan elektron (promosi elektron). Disebut transisi elektronik karena
elektron yang menempati satu orbital dengan energi terendah dapat berpindah ke
orbital lain yang memiliki energi lebih tinggi jika menyerap energi, begitupun
sebaliknya elektron dapat berpindah dari orbital yang memiliki energi lebih
rendah jika melepaskan energi. Energi yang diterima atau diserap berupa radiasi
elektromagnetik.
C. Syarat senyawa yang dapat dianalsis dengan spektrofotometer UV-Vis
Suatu senyawa dapat dianalisis dengan spektrofotometer UV-Vis jika
mempunyai kromofor pada strukturnya, seperti:
1. Ikatan rangkap terkonjugasi: Dua ikatan rangkap terkonjugasi memberikan
suatu kromofor, seperti dalam butadien akan mengabsorbsi pada 217nm.
Panjang gelombang serapan maksimum(lmax) dan koefisien ekstingsi molar (e)
akan bertambah dengan bertambahnya jumlah ikatan rangkap terkonjugasi.
2. Senyawa aromatik: cincin aromatik mengabsorbsi dalam daerah radiasi UV.
Misal : benzen menunjukkan serapan pada panjang gelombang sekitar
255nm, begitu juga asam asetil salisilat.
3. Gugus karbonil: pada gugus karbonil aldehida dan keton dapat dieksitasi baik
dengan peralihan n→p* atau p→p*.
4. Auksokrom: gugus auksokrom mempunyai pasangan elektron bebas, yang
disebabkan oleh terjadinya mesomeri kromofor. Yang termasuk dalam gugus
auksokrom ini adalah substituen seperti –OH, -NH2, -NHR, dan –NR2.
Gugus ini akan memperlebar sistem kromofor dan menggeser absorbsi
maksimum (lmax) ke arah l yang lebih panjang
5. Gugus aromatik: adalah yang mempunyai transisi elektron n→p, seperti nitrat
(313 nm), karbonat (217 nm), nitrit (360 dan 280 nm), azida (230 nm) dan
tritiokarbonat (500 nm).
D. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam analisis dengan spektrofotometri
UV-Vis
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam analisis dengan
spektrofotometri UV-Vis terutama untuk senyawa yang semula tidak berwarna
yang akan dianalisis dengan spektrofotometri visibel karena senyawa tersebut
harus diubah terlebih dahulu menjadi senyawa yang berwarna. Berikut adalah
tahapan-tahapan yang harus diperhatikan :
1. Pembentukan molekul yang dapat menyerap sinar UV-Vis
Hal ini perlu dilakukan jika senyawa yang dianalisis tidak menyerap
pada daerah tersebut. Cara yang digunakan adalah dengan merubah menjadi
senyawa lain atau direaksikan dengan pereaksi tertentu. Cara ini biasa
digunakan untuk pengukuran hasil reaksi atau pembentukan warna.
Tujuannya adalah untuk mengetahui waktu pengukuran yang stabil. Waktu
operasional ditentukan dengan mengukur hubungan antara waktu
pengukuran dengan absorbansi larutan. Pereaksi yang digunakan harus
memenuhi beberapa persyaratan yaitu 1. Reaksinya selektif dan sensitif, 2.
Reaksinya cepat, kuantitatif, dan reprodusibel, 3. Hasil reaksi stabil dalam
jangka waktu yang lama, 4. Waktu operasional
2. Pemilihan panjang gelombang
Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau
absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Spektrofotometer
merupakan gabungan dari alat optik dan elektronika serta sifat-sifat kimia
fisiknya. Dimana detektor dapat mengukur intensitas cahaya yang
dipancarkan secara tidak langsung cahaya yang diabsorbsi. Tiap media akan
menyerap cahaya pada panjang gelombang tertentu tergantung pada
senyawa atau warna yang terbentuk.
Hukum Lambert-Beer menyatakan hubungan linieritas antara
absorban dengan konsentrasi larutan analit dan berbanding terbalik dengan
transmitan. Dalam hukum Lambert-Beer tersebut ada beberapa pembatasan,
yaitu :
1. Sinar yang masuk atau sinar yang mengenai sel sampel berupa sinar
dengan dengan panjang gelombang tunggal (monokromatis).
2. Penyerapan sinar oleh suatu molekul yang ada di dalam larutan tidak
dipengaruhi oleh molekul yang lain yang ada bersama dalam satu larutan.
3. Penyerapan terjadi di dalam volume larutan yang luas penampang (tebal
kuvet) yang sama.
4. Penyerapan tidak menghasilkan pemancaran sinar pendafluor. Artinya
larutan yang diukur harus benar-benar jernih agar tidak terjadi hamburan
cahaya oleh partikel-partikel koloid atau suspensi yang ada di dalam
larutan.
5. Konsentrasi analit rendah. Karena apabila konsentrasi tinggi akan
menggangu kelinearan grafik absorbansi versus konsntrasi.
E. Manfaat dari spektofotometri UV-Vis
Spekra UV-Vis dapat digunakan untuk informasi kualitatif dan sekaligus
dapat digunakan untuk analisis kuantitatif.
1. Aspek Kualitatif
Data spektra UV-Vis bila digunakan secara tersendiri, tidak dapat
digunakan untuk identifikasi kualitatif obat atau metabolitnya. Akan tetapi,
bila digabung dengan cara lain seperti spektroskopi infra merah, resonansi
magnet inti, dan spektroskoppi massa, maka dapat digunakan untuk maksud
analisis kualitatif suatu senyawa tersebut. Data yang diperoleh dari
spektroskopi UV dan Vis adalah panjang gelombang maksimal, intensitas,
efek, pH, dan pelarut yang kesemuanya dapat dibandingkan dengan data
yang sudah dipublikasikan.
Dari spektra yang diperoleh dapat dilihat, misalnya :
a. Serapan (absorbansi) berubah atau tidak karena perubahan pH. Jika
berubah bagaimana perubahannya apakah batokromik ke hipsokromik
dan sebaliknya atau dari hipokromik ke hiperkromik, dsb.
b. Obat-obat yang netral misalnya kafein, kloramfenikol atau obat-obat
yang berisi ausokrom yang tidak terkonjugasi seperti amfetamin,
siklizin, dan pensiklidin.
2. Aspek Kuantitatif
Suatu berkas radiasi dikenakan pada larutan sampel (cuplikan) dan
intensitas sinar radiasi yang diteruskan diukur besarnya. Intensitas atau
kekuatan radiasi cahaya sebanding dengan jumlah foton yang melalui satu
satuan luas penampang per detik. Serapan dapat terjadi jika foton/radiasi
yang mengenai cuplikan memiliki energi yang sama dengan energi yang
dibutuhkan untuk menyebabkan terjadinya perubahan tenaga. Jika sinar
monokromatik dilewatkan melalui suatu lapisan larutan dengan ketebalan
db, maka penurunan intesitas sinar (dl) karena melewati lapisan larutan
tersebut berbanding langsung dengan intensitas radiasi (I), konsentrasi
spesies yang menyerap (c), dan dengan ketebalan lapisan larutan (db).
Bila Absorbansi (A) dihubungkan dengan Transmittan (T) = I/I0 maka
dapat diperoleh A=log 1/T . Absorptivitas (a) merupakan suatu konstanta
yang tidak tergantung pada konsentrasi, tebal kuvet, dan intensitas radiasi
yang mengenai larutan sampel. Tetapi tergantung pada suhu, pelarut,
struktur molekul, dan panjang gelombang radiasi.
F. Penerapan Spektrofotometri Uv/Vis
Salah satu penerapan spektrofotometri Uv/Vis adalah penentuan kadar dari
golongan sulfonomida. Hal ini karena golongan sulfonomida memenuhi syarat
untuk analisis menggunakan spektrofotometer Uv/Vis. Syarat-syarat yang
dipenuhi golongan sulfonomida yaitu memiliki ikatan rangkap terkonjungasi,
senyawa aromatik, dan ausokrom. Hal ini diterapkan pada salah satu penelitian
dengan judul pengaruh suhu terhadap stabilitas serta penetapan kadar tablet
furosemida menggunakan spektrofotometer uv-vis.
Furosemida adalah turunan sulfonamida berdaya diuretik kuat dan bertitik
kerja di lingkungan henle. Efektif pada keadaan edema diotak dan paru-paru dan
digunakan pada semua keadaan dimana dikehendaki peningkatan pengeluaran
air, khususnya pada hipertensi dan gagal jantung.
Prosedur kerja yang biasa dilakukan dalam penetapan kadar suatu senyawa
dengan menggunakan spektrofotometri yaitu diawali dengan pembuatan larutan
baku yang kemudian diukur panjang gelombang maksimumnya. Beberapa alasan
mengapa harus menggunakan panjang gelombang maksimal, yaitu:
1. Pada panjang gelombang maksimum, kepekaannya juga maksimum karena
pada panjang gelombang maksimum tersebut, perubahan absorbansi untuk
setiap satuan konsentrasi adalah yang paling besar.
2. Disekitar panjang gelombang maksimum, bentuk kurva absorbansi datar dan
pada kondisi tersebut hokum Lambert-Beer akan terpenuhi.
3. Jika dilakukan pengukuran ulang maka kesalahan yang disebabkan oleh
pemasangan ulang panjang gelombang akan kecil sekali, ketika digunakan
panjang gelombang maksimum.
Selanjutnya, dibuat kurva kalibrasi dengan membuat larutan baku dengan
konsentrasi yang bervariasi yang diukur absorbansinya pada panjang gelombang
maksimum yang diperoleh, sehingga akan diperoleh persamaan segresi linier
yang akan digunakan untuk penetapan kadar. Kurva tersebut menunjukkan
hubungan antara konsentrasi dengan absorbansi. Jika persamaan linear yang
diperoleh menunjukkan nilai r=1 atau mendekati 1, maka dapat dikatakan ideal,
artinya ada kesesuaian antara konsentrasi dengan absorbansi yang menunjukkan
berlakunya hukum lambert beer. Hasil yang diperoleh pada penelitian yang telah
disebutkan sebelumnya pada makalah ini menunjukkan nilai r = 0,99247, artinya
larutan baku furesemid pada penelitian tersebut mengikuti hukum lambert beer.
Setelah persamaan segresi linear diperoleh, penetapan kadar dapat dilakukan
dengan terlebih dahulu mengukur absorbansi sampel kemudian disubtitusikan
kedalam persamaan segresi linear yang diperoleh. Nilai y menyatakan
absorbansi dan nilai x menyatakan konsentrasi.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Spektrofotometri merupakan suatu metoda analisa yang didasarkan pada
pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna
pada panjang gelombamg spesifik dengan menggunakan monokromator
prisma atau kisi difraksi dengan detektor fototube.
2. Dasar Spektrofotometri UV-Vis adalah serapan cahaya. Bila cahaya jatuh
pada senyawa, maka sebagian dari cahaya diserap oleh molekul-molekul
sesuai dengan struktur dari molekul senyawa tersebut.
3. Suatu senyawa dapat dianalisis dengan spektrofotometer UV-Vis jika
mempunyai kromofor pada strukturnya, seperti: Ikatan rangkap terkonjugasi,
senyawa aromatic, gugus karbonil, auksokrom, dan gugus aromatic
4. Hal-hal harus diperhatikan dalam analisis dengan spektrofotometri UV-Vis
pembentukan molekul yang dapat menyerap sinar UV-Vis dan pemilihan
panjang gelombang.
5. Manfaat dari spektrofotometri UV-Vis yaitu dapat digunakan untuk
menganalisis senyawa baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
6. Penerapan spektrofotometri Uv/Vis dengan menentukan kadar dari golongan
sulfonomida yaitu dengan mengukur absorbansinya kemudian disubtitusikan
kedalam persamaan segresi linear yang diperoleh.
DAFTAR PUSTAKA
Fatimah, I. 2003 Analisis Fenol Dalam Sampel Air Menggunakan Spektrofotometri
Derivatif. Logika, Vol. 9(10). Jakarta
Suddhasattya,dkk , 2010. Development And Validation Of A UV VIS Spectrofothometric Method Fo rThe Etimation And Degradation Monitoring Of Cefadroxil In Bulk AndPharmaceutical Dosage Forms".vol 1 No 4.
Suddhasattya,dkk ,2010 .Spectrophotometric Method Developed For The Estimation Of Flucloxacilin In Bulck And Dosage Form Using UV-VIS Spectrofothometric Method. Vol 1 No 1.
"Waney, R. 2012. Pengaruh Suhu Terhadap Stabilitas Serta Penetapan Kadar Tablet Furosemid Menggunakan Spektrofotometri UV/Vis, Pharmacon, Vol 1 No 2.