Makalah Ahp Kelompok 4

30
TUGAS MATA KULIAH ASPEK HUKUM PEMBAGUNAN “PENYELENGGARAAN JASA KONSULTANSI” disusun oleh : KELOMPOK 4 1. DESIMAN SIHALOHO L2A009036 2. ABHIBAWA TEGAR L2A009075 3. NOPIRIN ABLIATANIAGA L2A009076 4. MONICA ADE KURNIA B L2A009077 5. RATNA MAIK PRATIWI L2A009078 6. AJI PERDANA WIRA UTAMA L2A009079 7. BUDI AGUS CAHYONO L2A008080 8. VENNI BUDI CAHYANI L2A009081 9. M. FIQIGOZARI L2A009082 10. ANTON GAZALI THOIB L2A008083 11. OKKI SETYA PRIAMBODO L2A009084 12. DANIEL A HUTAHAEAN L2A009085 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2012

Transcript of Makalah Ahp Kelompok 4

Page 1: Makalah Ahp Kelompok 4

TUGAS MATA KULIAH ASPEK HUKUM PEMBAGUNAN

“PENYELENGGARAAN JASA KONSULTANSI”

disusun oleh :

KELOMPOK 4

1. DESIMAN SIHALOHO L2A0090362. ABHIBAWA TEGAR L2A0090753. NOPIRIN ABLIATANIAGA L2A0090764. MONICA ADE KURNIA B L2A0090775. RATNA MAIK PRATIWI L2A0090786. AJI PERDANA WIRA UTAMA L2A0090797. BUDI AGUS CAHYONO L2A0080808. VENNI BUDI CAHYANI L2A0090819. M. FIQIGOZARI L2A00908210. ANTON GAZALI THOIB L2A00808311. OKKI SETYA PRIAMBODO L2A00908412. DANIEL A HUTAHAEAN L2A009085

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG2012

Page 2: Makalah Ahp Kelompok 4

BAB I

PENDAHULUAN

  1.1 Latar Belakang

Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 07/PRT/M/2011

bahwa pengadaan pekerjaan konstruksi dan jasa konsultansi di bidang pekerjaan

umum yang memenuhi tata nilai pengadaan dan kompetitif sangat diperlukan

bagi ketersediaan infrastruktur yang berkualitas sehingga akan berdampak pada

peningkatan pelayanan publik.

Penyelenggaraan Jasa Konsultasi merupakan pengadaan barang/jasa, baik

yang dilaksanakan secara swakelola maupun oleh penyedia, oleh karena itu dalam

penyelengaraan barang/jasa ini perlu diperhatikan tata cara yang benar berdasarkan

peraturan yang ada di Indonesia. agar dalam penyelenggaraan ini tidak terjadi

pelanggaran – pelanggaran yang dapat merugikan Pemerintah maupun masyarakat

1.2 Tujuan

Sebagai calon sarjana Teknik Sipil kita sepatutnya memiliki pemahaman tentang

penyelenggaraan jasa konsultasi. Makalah ini disusun dengan tujuan untuk

memperoleh gambaran tentang sistem penyelenggaraan jasa konsultasi di

Indonesia sesuai dengan peraturan – peraturan yang berlaku. Di samping itu,

Makalah ini disusun untuk melengkapi syarat tugas Aspek Hukum Pembangunan

pada semester 7.

1.3 Pembatasan Masalah

Masalah penyelenggaraan jasa konsultasi sangatlah luas dan kompleks. Agar

pembahasan lebih terarah, Makalah ini hanya membahas sistem penyelenggaraan

jasa konsultasi di bidang konstruksi yang benar sesuai peraturan yang berlaku di

Indonesia.

1.4 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikemukakan dalam Makalah ini diperoleh melalui berbagai

berbagai cara. Pertama, dengan membaca peraturan Menteri PekerjaanUmum

nomor 07/PRT/M/2011, membaca buku yang ada hubungannya dengan

Page 3: Makalah Ahp Kelompok 4

penyelenggaraan jasa konsultasi, dan membaca koran, majalah, ataupun artikel

yang tersedia di internet.

1.5 Sistematika Penulisan

Makalah disusun dengan urutan sebagai berikut :

- Bab I Pendahuluan, menjelaskan latar belakang, tujuan, pembatasan masalah,

metode pengumpulan data, dan sistematika penulisan.

- Bab II Pembahasan, menjelaskan sistem penyelenggaraan jasa konsultasi yang

benar sesuai peraturan yang berlaku di Indonesia.

- Bab III Penutup, menjelaskan kesimpulan dan saran.

- DAFTAR PUSTAKA

Page 4: Makalah Ahp Kelompok 4

BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Pengertian

Penyelenggaraan jasa konsultasi adalah pengadaan jasa layanan

profesional yang membutuhkan keahlian tertentu diberbagai bidang keilmuan

yang mengutamakan adanya olah pikir (brainware). Selain itu, Penyelenggaraan

jasa konsultasi dibidang konstruksi pemerintah adalah kegiatan pengadaan

barang/jasa yang bergerak di bidang konstruksi yang dibiayai oleh APBN/APBD,

baik yang dilaksanakan secara swakelola maupun oleh penyedia barang/jasa.

1.2 Pihak Yang Terlibat Dalam Penyelenggaraan Jasa Konsultasi

Sesuai Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 07/PRT/M/2011 Para

pihak yang terlibat dalam pelaksanaan Jasa K o n s u l t a s i a d a l a h :

a. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA adalah Pejabat

pemegang kewenangan penggunaan anggaran pemerintah.

b. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut KPA adalah pejabat

yang ditetapkan oleh PA untuk menggunakan APBN atau ditetapkan oleh

Kepala Daerah untuk menggunakan APBD.

c. Satuan Kerja yang selanjutnya disebut Satker adalah Satuan Kerja yang

menyelenggarakan kegiatan yang dibiayai dari dana anggaran

pemerintah.

d. Kepala Satuan Kerja yang selanjutnya disebut Kasatker adalah Kuasa

Pengguna Anggaran dan/atau Barang.

e. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut PPK adalah pejabat

yang bertanggung jawab atas pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa.

f. Unit Layanan Pengadaan yang selanjutnya disebut ULP adalah unit

organisasi yang berfungsi melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa yang

ditetapkan oleh Menteri dan bersifat permanen.

g. Pejabat Pengadaan adalah personil yang memiliki Sertifikat Keahlian

Pengadaan Barang/Jasa yang melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa.

h. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan adalah panitia/pejabat yang

Page 5: Makalah Ahp Kelompok 4

ditetapkan oleh PA/KPA yang bertugas memeriksa dan menerima hasil

pekerjaan.

i. Penyedia Barang/Jasa adalah badan usaha atau orang perseorangan

yang menyediakan Pekerjaan Jasa Konsultansi.

j. Jasa Konsultansi adalah jasa layanan profesional yang membutuhkan

keahlian tertentu diberbagai bidang keilmuan yang mengutamakan

adanya olah pikir (brainware).

k. Ahli Hukum Kontrak adalah seorang/pejabat ahli yang dapat memberikan

pendapat terhadap Kontrak untuk pekerjaan konstruksi dan jasa

konsultansi yang bernilai di atas Rp 100.000.000.000 (seratus milyar

rupiah) dan/atau yang bersifat kompleks sebelum di tandatangani oleh para

pihak.

l. Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden

Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara

Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

m. Pejabat Eselon I atau Pimpinan Unit Kerja setara Eselon I adalah

Sekretaris Jenderal/Sekretaris Menteri/Sekretaris Utama/Sekretaris Daerah,

Inspektur Jenderal, Kepala Badan, dan Direktur Jenderal/Deputi.

1.3 Ketentuan Yang Harus Dipatuhi Pihak Yang Terlibat Dalam

Penyelenggaraan Jasa Konsultasi

Sesuai Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 07/PRT/M/2011 Para

pihak yang terkait dalam pelaksanaan Jasa K o n s u l t a s i harus mematuhi

ketentuan sebagai berikut:

a. Melaksanakan tugas secara tertib, disertai rasa tanggung jawab untuk

mencapai sasaran, kelancaran dan ketepatan tercapainya tujuan

Pengadaan Barang/Jasa;

b. Bekerja secara profesional dan mandiri, serta menjaga kerahasiaan

Dokumen Pengadaan Barang/Jasa yang menurut sifatnya harus

dirahasiakan untuk mencegah terjadinya penyimpangan dalam

Pengadaan Barang/Jasa;

Page 6: Makalah Ahp Kelompok 4

c. Tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung yang

berakibat terjadinya persaingan tidak sehat;

d. Menerima dan bertanggung jawab atas segala keputusan yang ditetapkan

sesuai dengan kesepakatan tertulis para pihak;

e. Menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan kepentingan para

pihak yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam

proses Pengadaan Barang/Jasa;

f. Menghindari dan mencegah terjadinya pemborosan dan kebocoran

keuangan negara dalam Pengadaan Barang/Jasa;

g. Menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang dan/atau kolusi

dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan atau pihak lain yang

secara langsung atau tidak langsung merugikan negara; dan

h. Tidak menerima, tidak menawarkan atau tidak menjanjikan untuk

memberi atau menerima hadiah, imbalan, komisi, rabat dan berupa apa saja

dari atau kepada siapapun yang diketahui atau patut diduga berkaitan dengan

Pengadaan Barang/Jasa.

i. Proses pelaksanaan pelelangan/seleksi harus segera dimulai setelah rencana

kerja dan anggaran K/L/D/I disetujui DPR/DPRD sampai dengan

penetapan pemenang, penandatanganan kontrak dilakukan setelah

Dokumen Anggaran disahkan.

1.4 Prinsip Dasar Pengadaan Jasa Konsultasi

Bedasarkan Peraturan Presiden no. 54 tahun 2010 Bab II pasal 5

Pengadaan jasa konsultasi menerapkan prinsip- prinsip :

a.efisien, berarti pengadaan barang/jasa harus diusahakan dengan

menggunakan dana dan daya yang terbatas untuk mencapai sasaran yang

ditetapkan dalam waktu sesingkat-singkatnya dan dapat

dipertanggungjawabkan;

b.efektif, berarti pengadaan barang/jasa harus sesuai dengan kebutuhan yang

telah ditetapkan dan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya

sesuai dengan sasaran yang ditetapkan;

Page 7: Makalah Ahp Kelompok 4

c. terbuka dan bersaing, berarti pengadaan barang/jasa harus terbuka bagi

penyedia barang/jasa yang memenuhi persyaratan dan dilakukan melalui

persaingan yang sehat di antara penyedia barang/jasa yang setara dan

memenuhi syarat/kriteria tertentu berdasarkan ketentuan dan prosedur

yang jelas dan transparan;

d. transparan, berarti semua ketentuan dan informasi mengenai pengadaan

barang/jasa, termasuk syarat teknis administrasi pengadaan, tata cara

evaluasi, hasil evaluasi, penetapan calon penyedia barang/jasa, sifatnya

terbuka bagi peserta penyedia barang/jasa yang berminat serta bagi

masyarakat luas pada umumnya;

e.adil/tidak diskriminatif, berarti memberikan perlakuan yang sama bagi semua

calon penyedia barang/jasa dan tidak mengarah untuk memberi keuntungan

kepada pihak tertentu, dengan cara dan atau alasan apapun;

f. akuntabel, berarti harus mencapai sasaran baik fisik, keuangan maupun

manfaat bagi kelancaran pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan

pelayanan masyarakat sesuai dengan prinsip- prinsip serta ketentuan

yang berlaku dalam pengadaan barang/jasa.

1.5 Harga Perkiraan Sendiri (HPS)

Untuk pekerjaan jasa konsultansi yang bernilai diatas Rp.

10.000.000.000 (sepuluh milyar rupiah), Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)

menetapkan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) setelah Rencana Perkiraan Biaya

yang disusun mendapat persetujuan dari Pejabat Eselon I.

1.6 Pelaksanaan Pengadaan Jasa Konsultasi

Sistem pengadaan yang dapat digunakan untuk pemilihan penyedia jasa

konsultansi adalahsebagai berikut :

1. Badan usaha (semua menggunakan prakualifikasi)

a. Seleksi umum metode evaluasi kualitas dua sampul.

b. Seleksi umum metode evaluasi kualitas dan biaya dua sampul.

c. Seleksi umum metode evaluasi biaya terendah satu sampul.

d. Seleksi sederhana metode evaluasi biaya terendah/pagu Anggaran satu

sampul.

Page 8: Makalah Ahp Kelompok 4

e. Penunjukan langsung untuk penanganan darurat.

f. Penunjukan langsung bukan untuk penanganan darurat.

g. Pengadaan langsung.

h. Sayembara.

2. Perorangan (semua menggunakan pascakualifikasi kecuali penunjukan langsung

untuk darurat, pengadaan langsung dan sayembara)

a. Seleksi umum metode evaluasi kualitas satu sampul

b. Seleksi sederhana metode evaluasi kualitas satu sampul.

c. Penunjukan langsung untuk penanganan darurat.

d. Penunjukan langsung bukan untuk penanganan darurat.

e. Pengadaan langsung.

f. Sayembara.

1. Badan usaha

Seleksi Umum Metode Evaluasi Kualitas Dua Sampul

Seleksi umum metode evaluasi kualitas dua sampul terdiri dari sejumlah

tahapan sebagai berikut:

1. Pengumuman Prakualifikasi.

2. Pendaftaran dan pengambilan Dokumen Kualifikasi.

3. Pemberian penjelasan Dokumen Kualifikasi (apabila diperlukan).

4. Pemasukan dan evaluasi Dokumen Kualifikasi.

5. Pembuktian kualifikasi.

6. Penetapan hasil kualifikasi.

7. Pemberitahuan/pengumuman hasil kualifikasi.

8. Sanggahan kualifikasi.

9. Undangan kepada peserta yang masuk Daftar Pendek (short list).

10. Pengambilan Dokumen Pemilihan.

11. Pemberian penjelasan Dokumen Pemilihan.

12. Pemasukan Dokumen Penawaran.

13. Pembukaan sampul I.

14. Evaluasi sampul I.

15. Penetapan peringkat teknis.

16. Pemberitahuan/pengumuman peringkat teknis.

17. Sanggahan.

Page 9: Makalah Ahp Kelompok 4

18. Sanggahan banding.

19. Undangan pembukaan sampul II.

20. Pembukaan dan evaluasi sampul II.

21. Undangan klafirikasi dan negoisasi teknis dan biaya.

22. Klarifikasi dan negosiasi teknis dan biaya.

23. Pembuatan Berita Acara Hasil Seleksi (BAHS).

24. Penunjukan Penyedia Jasa Konsultansi.

Langkah-langkah tersebut dapat dikelompokkan kedalam beberapa bagian besar

yaitu:

1. Proses kualifikasi.

Terdiri dari langkah 1 sampai dengan 8.

2. Proses penawaran dan evaluasi penawaran.

Terdiri dari langkah 9 sampai dengan 22

3. Proses penentuan pemenang.

Terdiri dari langkah 23 dan 24.

Seleksi Umum Metode Evaluasi Kualitas Dan Biaya Dua Sampul

1. Pengumuman Prakualifikasi.

2. Pendaftaran dan pengambilan Dokumen Kualifikasi.

3. Pemberian penjelasan Dokumen Kualifikasi (apabila diperlukan).

4. Pemasukan dan evaluasi Dokumen Kualifikasi.

5. Pembuktian kualifikasi.

6. Penetapan hasil kualifikasi.

7. Pemberitahuan/pengumuman hasil kualifikasi.

8. Sanggahan kualifikasi.

9. Undangan kepada peserta yang masuk Daftar Pendek (short list).

10. Pengambilan Dokumen Pemilihan.

11. Pemberian penjelasan Dokumen Pemilihan.

12. Pemasukan Dokumen Penawaran.

13. Pembukaan sampul I.

14. Evaluasi sampul I.

15. Penetapan peringkat teknis.

16. Pemberitahuan/pengumuman peringkat teknis.

17. Undangan pembukaan sampul II.

Page 10: Makalah Ahp Kelompok 4

18. Pembukaan dan evaluasi sampul II, serta perhitungan kombinasi teknis

dan biaya.

19. Penetapan pemenang.

20. Pemberitahuan/pengumuman pemenang.

21. Sanggahan.

22. Sanggahan banding.

23. Undangan klarifikasi dan negosiasi teknis dan biaya.

24. Klarifikasi dan negosiasi teknis dan biaya.

25. Pembuatan Berita Acara Hasil Seleksi (BAHS).

26. Penunjukan Penyedia Jasa Konsultansi.

Seleksi Umum Metode Evaluasi Biaya Terendah Satu Sampul

1. Pengumuman prakualifikasi.

2. Pendaftaran dan pengambilan dokumen kualifikasi.

3. Pemberian penjelasan dokumen kualifikasi (apabila diperlukan).

4. Pemasukan dan evaluasi dokumen kualifikasi.

5. Pembuktian kualifikasi.

6. Penetapan hasil kualifikasi.

7. Pemberitahuan/pengumuman hasil kualifikasi.

8. Sanggahan kualifikasi.

9. Undangan kepada pesera yang masuk daftar pendek (short list)

dengan dilampiri dokumen pemilihan.

10. Pemberian penjelasan dokumen pemilihan.

11. Pemasukan dokumen penawaran.

12. Pembukan dokumen penawaran serta koreksi aritmatik.

13. Evaluasi penawaran administrasi, teknis, dan biaya.

14. Penetapan pemenang.

15. Pemberitahuan/pengumuman pemenang.

16. Sanggahan.

17. Sanggahan banding.

18. Undangan klarifikasi dan negosiasi teknis dan biaya.

19. Klarifikasi dan negoisasi teknis dan biaya.

20. Pembuatan Berita Acara Hasil Seleksi (BAHS).

Page 11: Makalah Ahp Kelompok 4

21. Penunjukan penyedia jasa konsultansi.

Seleksi Sederhana Jasa Konsultansi Badan Usaha

1. Pengumuman prakualifikasi.

2. Pendaftaran dan pengambilan dokumen kualifikasi.

3. Pemberian penjelasan dokumen kualifikasi (apabila diperlukan).

4. Pemasukan dan evaluasi dokumen kualifikasi.

5. Pembuktian kualifikasi.

6. Penetapan hasil kualifikasi.

7. Pemberitahuan/pengumuman hasil kualifikasi.

8. Sanggahan kualifikasi.

9. Undangan kepada pesera yang masuk daftar pendek (short list)

dengan dilampiri dokumen pemilihan.

10. Pemberian penjelasan dokumen pemilihan.

11. Pemasukan dokumen penawaran.

12. Pembukan dokumen penawaran serta koreksi aritmatik.

13. Evaluasi penawaran administrasi, teknis, dan biaya.

14. Penetapan pemenang.

15. Pemberitahuan/pengumuman pemenang.

16. Sanggahan.

17. Sanggahan banding.

18. Undangan klarifikasi dan negosiasi teknis dan biaya.

19. Klarifikasi dan negoisasi teknis dan biaya.

20. Pembuatan Berita Acara Hasil Seleksi (BAHS).

21. Penunjukan penyedia jasa konsultansi.

1. Peorangan

Seleksi Umum Metode Evaluasi Kualitas Satu Sampul

1. Pengumuman Pascakualifikasi.

2. Pendaftaran dan Pengambilan Dokumen Pengadaan.

3. Pemberian Penjelasan.

4. Pemasukan Dokumen Penawaran.

5. Pembukaan Dokumen Penawaran.

Page 12: Makalah Ahp Kelompok 4

6. Evaluasi Penawaran.

7. Evaluasi Kualifikasi.

8. Pembuktian Kualifikasi.

9. Pembuatan Berita Acara Hasil Evaluasi.

10. Penetapan pemenang.

11. Pengumuman pemenang.

12. Sanggahan.

13. Sanggahan Banding.

14. Undangan klarifikasi dan negosiasi teknis dan biaya.

15. Klarifikasi dan negosiasi teknis dan biaya.

16. Pembuatan Berita Acara Hasil Seleksi (BAHS).

17. Penunjukan Penyedia Barang/Jasa.

1.7 Pelelangan Gagal

Pada Pelelangan Jasa Konsultansi Berbentuk Badan Usaha

1. ULP menyatakan pelelangan gagal bila :

a. Jumlah peserta yang lulus prakualifikasi kurang dari 5 (lima) untuk

Seleksi Umum atau kurang dari 3 (tiga) untuk Seleksi Sederhana;

b. Seluruh peserta yang masuk sebagai Calon Daftar Pendek tidak hadir

dalam pembuktian kualifikasi;

c. Jumlah peserta yang memasukkan Dokumen Penawaran kurang

dari 3 (tiga);

d. Apabila dalam evaluasi penawaran terjadi persaingan usaha

yang tidak sehat;

e. Semua penawaran biaya terkoreksi yang disampaikan peserta melampaui

pagu anggaran, kecuali untuk Metode Evaluasi Kualitas;

f. Tidak ada penawaran yang lulus evaluasi penawaran;

g. Sanggahan dari peserta atas pelaksanaan pelelangan yang tidak sesuai

dengan ketentuan Perpres ini dan Dokumen Pengadaan ternyata

benar; atau kesalahan substansi dokumen pengadaan ternyata benar.

h. Calon Pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2, tidak hadir

dalam klarifikasi teknis dan negosiasi biaya; atau

i. Klarifikasi teknis dan negosiasi biaya dengan pemenang dan pemenang

Page 13: Makalah Ahp Kelompok 4

cadangan 1 dan 2 tidak menghasilkan kesepakatan.

2. PA/KPA menyatakan Pelelangan gagal, ketentuannya sama dengan ketentuan

pada pemilihan penyedia barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya.

3. Menteri/Kepala Lembaga/Pimpinan Institusi Lainnya menyatakan pelelangan

gagal, ketentuannya sama dengan ketentuan pada pemilihan penyedia

barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya.

4. Kepala Daerah menyatakan pelelangan gagal, ketentuannya sama dengan

ketentuan pada pemilihan penyedia barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya.

Pada Pelelangan Jasa Konsultansi Berbentuk Perorangan

1. ULP menyatakan pelelangan gagal bila :

a. Jumlah peserta yang mendaftar pascakualifikasi kurang dari 3

(tiga);

b. Jumlah peserta yang memasukkan Dokumen Penawaran kurang

dari 3 (tiga);

c. Apabila dalam evaluasi penawaran terjadi persaingan usaha

yang tidak sehat;

d. Tidak ada penawaran yang lulus evaluasi penawaran;

e. Sanggahan dari peserta atas pelaksanaan pelelangan yang

tidak sesuai dengan ketentuan Perpres ini dan Dokumen

Pengadaan ternyata benar; atau kesalahan substansi dokumen

pengadaan ternyata benar.

f. Calon Pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2, tidak

hadir dalam klarifikasi teknis dan negosiasi biaya; atau

g. Klarifikasi teknis dan negosiasi biaya dengan pemenang dan

pemenang cadangan 1 dan 2 tidak menghasilkan kesepakatan.

2. PA/KPA menyatakan Pelelangan gagal, ketentuannya sama dengan

ketentuan pada ketentuan pemilihan penyedia jasa konsultansi berbentuk badan.

3. Menteri/Kepala Lembaga/Pimpinan Institusi Lainnya menyatakan

pelelangan gagal, ketentuannya sama dengan ketentuan pada pemilihan

penyedia jasa konsultansi berbentuk badan.

4. Kepala Daerah menyatakan pelelangan gagal, ketentuannya sama

dengan ketentuan pada pemilihan penyedia jasa konsultansi berbentuk

badan.

Page 14: Makalah Ahp Kelompok 4

1.8 Penyusunan dan Penadatanganan Kontrak Pengadaan Barang dan Jasa.

Penyusunan kontrak pengadaan barang/jasa adalah kegiatan menyusun

kontrak pekerjaan pengadaan barang/jasa yang dilakukan oleh pihak pengguna/

panitia dan penyedia jasa yang telah dipilih dan ditunjuk melalui proses seleksi.

Penyusunan kontrak dilaksanakan berdasarkan naskah draft kontrak yang terdapat

pada dokumen permintaan usulan dan hasil evaluasi, klarifikasi dan negosiasi pada

tahap pelaksanaan seleksi calon penyedia barang/jasa.

Penyusunan dokumen kontrak antara pengguna dan penyedia jasa

konsultansi mengacu dan berdasar kepada naskah draft kontrak yang ada

dalam dokumen permintaan usulan dan dokumen lainnya seperti: dokumen berita

acara hasil pembukaan dokumen usulan, berita acara evaluasi, berita acara

klarifikasi dan negosiasi, berita acara penetapan calon penyedia jasa konsultansi,

dan keputusan penunjukan penyedia jasa konsultansi dan sebagainya.

Sistem kontrak yang dipilih adalah sistim kontrak yang telah ditentukan

pada naskah draf kontrak yang ada dalam dokumen permintaan usulan. Pemilihan

sistem kontrak yang digunakan tersebut disesuaikan dengan jenis, sifat dan nilai

pengadaan jasa konsultansi yang bersangkutan. Berikut adalah jenis kontrak

berdasarkan harga yang umum digunakan dalam pekerjaan jasa konsultansi,

a). Kontrak Lumpsum

Kontrak lumpsum pada pekerjaan jasa konsultansi adalah kontrak yang

berdasarkan total biaya yang disepakati oleh para pihak pada waktu

dilakukan negosiasi.

Kontrak lumpsum dipilih untuk pekerjaan jasa konsultansi yang sifatnya task

concept dan standar, pekerjaan tidak rumit, jumlah orang bulan (man month ) dari

tenaga ahli dan staf dan volume kegiatan dan fasilitas pendukung sudah dapat

dihitung secara akurat.

Dalam kontrak lumpsum semua risiko yang mungkin terjadi dalam proses

pengadaan jasa konsultansi tersebut, sepenuhnya menjadi tanggung jawab

penyedia jasa konsultansi kecuali dalam hal terjadi keadaan kahar (force majeure).

Pembayaran dilakukan secara bertahap berdasarkan tahap penyelesaian

pekerjaan yang biasanya dinyatakan dalam penyerahan laporan. Misalnya

pembayaran pertama sebesar 20% dari nilai kontrak setelah penyedia jasa

Page 15: Makalah Ahp Kelompok 4

konsultansi menyerahkan laporan pendahuluan. Pembayaran kedua sebesar 30%

dari kontrak setelah penyedia jasa konsultansi menyerahkan laporan

interim. Pembayaraan ketiga sebesar 40% dari kontrak setelah penyedia jasa

konsultansi menyerahkan laporan draft laporan akhir. Sedangkan pembayaran

terakhir sebesar 10% setelah laporan akhir diterima oleh pengguna.

b). Kontrak Berdasar Waktu (Time Based Contract)

Kontrak berdasarkan waktu adalah kontrak jasa konsultansi yang

berdasarkan biaya satuan untuk biaya langsung personil dan biaya langsung non

personil yang disepakati oleh para pihak pada waktu negosiasi. Besarnya

nilai kontrak masih dapat berubah. Cara pembayarannya dilakukan secara periodik

(misalnya setiap 2 bulan atau setiap 3 bulan atau setiap 4 bulan) berdasarkan

pengeluaran biaya dalam jangka waktu tertentu tersebut dengan disertai

bukti-bukti pengeluaran yang telah dilakukan oleh penyedia jasa konsultansi.

Kontrak ini dipilih untuk pekerjaan jasa konsultansi yang sifatnya

technical assistance concept atau yang jumlah satuan orang bulan dan volume

kegiatan belum dapat dihitung secara akurat. Pembayaran berdasarkan

pengeluaran biaya dalam jangka waktu tertentu oleh penyedia jasa konsultansi

dengan disertai bukti-bukti pengeluaran.

c). Kontrak Persentase

Kontrak Persentase adalah kontrak pelaksanaan jasa konsultansi dibidang

konstruksi atau jasa pemborongan yaang nilainya dihitung berdasarkan persentase

(misalnya 2.5%) dari nilai kontrak jasa pemborongan bersangkutan.

d). Kontrak Cost Plus Fee

Kontrak cost plus fee adalah kontrak yang berdasarkan biaya yang

dikeluarkanditambah fee yang disepakati. Pembayarannya dilakukan secara

periodik (misalnya bulanan) dengan nilai pembayaran minimum yang telah

disepakati para pihak. Kontrak jenis ini umumnya digunakan untuk pekerjaan

design dan rekayasa industri (industrial design plan)

Kerangka dan Isi Kontrak

Penyusunan kontrak pekerjaan jasa konsultansi harus memperhatikan

kaidah-kaidah penyusunan suatu kontrak, diantaranya tentang kerangka dan

isi kontrak. Adapun kerangka dan isi kontrak pekerjaan jasa konsultansi

Page 16: Makalah Ahp Kelompok 4

adalah sebagai berikut :

a). Pembukaan

Pembukaan kontrak pekerjaan jasa konsultansi memuat ketentuan tentang:

- Judul atau nama kontrak pekerjaan jasa konsultansi,

- Nomor kontrak ;

- Tempat, hari, tanggal, bulan dan tahun kontrak ditandatangani;

- Kalimat pembuka, merupakan kalimat yang menjelaskan bahwa para

pihak pada hari, tanggal, bulan dan tahun membuat dan menandatangani

kontrak;

- Identitas para pihak yang menandatangani perjanjian meliputi Nama,

jabatan, alamat, serta kedudukannya dalam kontrak (sebagai pengguna dan

penyedia jasa konsultansi), serta penjelasan tentang para pihak bertindak

untuk atas nama siapa dan dasar mereka bertindak. Apabila pihak penyedia

tidak terdiri dari satu penyedia jasa konsultansi, maka harus dijelaskan

bentuk kerjasama dan siapa yang akan bertindak atas nama penyedia jasa

konsultansi yang tergabung dalam kerjasama tersebut;

- Kewenangan para pihak sebagai wakil badan hukum atau pribadi.

b). Isi Perjanjian Jasa Konsultansi

Perjanjian pengadaan memuat ketentuan tentang:

- Kesepakatan para pihak untuk mengadakan perjanjian;

- Hak dan kewajiban para pihak;

- Nilai kontrak yang telah disepakati;

- Cara pembayaran;

- Jangka waktu pelaksanaan perjanjian;

- Ketentuan tentang mulai dan berakhirnya kontrak;

- Sanksi apabila para pihak melanggar ketentuan dalam perjanjian;

- Keadaan kahar memaksa (force majeure);

- Pilihan proses penyelesaian sengketa perjanjian dapat melalui jasa penengah,

peradilan umum atau lembaga arbitrase. Apabila di dalam kontrak tidak

ada ketentuan mengenai pilihan penyelesaian sengketa maka

dianggap secara hukum diselesaikan di peradilan umum. Dan apabila

memilih diselesaikan di lembaga arbitrase maka harus ditentukan di dalam

Page 17: Makalah Ahp Kelompok 4

kontrak.

c). Penutup Perjanjian

Penutup perjanjian memuat tanda tangan para pihak yang membuat

perjanjian. Apabila perjanjian tersebut disahkan notaris maka pada bagian penutup,

disamping tanda tangan para pihak juga ada tanda tangan saksi dan tanda tangan

notaris.

d). Lampiran Perjanjian

Lampiran perjanjian merupakan salah satu kesatuan dengan perjanjian,

memuat:

- Naskah dokumen kontrak yang dilengkapi setelah klarifikasi;

- Kerangka Acuan kerja;

- Jadwal pelaksanaan pekerjaan dan jadwal penugasan personil;

- Daftar riwayat hidup tenaga ahli konsultan;

- Biaya pelaksanaan pekerjaan;

- Barang dan fasilitas yang disediakan pengguna jasa konsultansi;

- Peralatan dan barang yang akan disediakan oleh penyedia jasa konsultansi;

- Dokumen usulan biaya;

- Berita acara klarifikasi, dan negosiasi;

- Surat keputusan penetapan penyedia jasa konsultansi.

Syarat-syarat Kontrak

Sebagai dasar hukum dan pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan jasa

konsultansi oleh para pihak, maka dokumen kontrak harus disusun berdasarkan

prinsip dan syarat-syarat hukum kontrak sebagai berikut :

a). Para pihak dalam kontrak harus jelas yaitu orang atau badan hukum yang

mempunyai kewenangan atau berhak dan mempunyai kemampuan bertindak;

b). Obyek yang diperjanjikan adalah barang/jasa yang nyata

dan ada dalam perniagaan;

c). Kontrak dibuat secara sah dan mengikat bagi para pihak

yang menandatanganinya;

d). Kedudukan para pihak dalam hubungan kontrak serta dalam hak dan kewajiban

sama (hubungan yang dapat saling menuntut/klaim);

Page 18: Makalah Ahp Kelompok 4

e). Kontrak/perjanjian dibuat tanpa ada paksaan, kekhilafan dan kekeliruan yang

disengaja;

f). Kontrak harus disusun tidak bertentangan dengan peraturan perundangan yang

berlaku.

Penandatanganan Kontrak

Penandatanganan kontrak sebaiknya dilakukan sesegera mungkin setelah

penyedia jasa konsultansi ditunjuk, hal tersebut disamping untuk menghemat

waktu, juga untuk menghindari sehubungan adanya perubahan-perubahan yang

terjadi dimasyarakat yang dapat mempengaruhi kesepakatan-kesepakatan pada

waktu klarifikasi dan negosiasi. Menurut ketentuan dalam Keppres 80/2003

penandatanganan kontrak dilakukan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari

kerja setelah diterbitkannya surat keputusan penunjukan penyedia jasa konsultansi.

Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum kontrak pekerjaan jasa konsultansi

dilakukan, antara lain :

a). Para pihak (bila perlu dengan bantuan ahli hukum) meneliti dengan cermat

mengenai kebenaran konsep kontrak baik dari segi bahasa, isi/substansinya

maupun redaksi, angka-angka dan hurufnya;

b). Dalam dokumen kontrak tidak memuat hal-hal yang bertentangan dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

c). Telah ada ketentuan yang mengatur hal-hal yang diluar dugaan (force majeur);

d). Meneliti dengan cermat lampiran-lampiran yang menjadi bagian dokumen

kontrak;

Penandatanganan kontrak dilakukan oleh para pihak, yaitu pihak pengguna

dan penyedia jasa konsultasi. Penandatangan kontrak pekerjaan jasa

konsultansi adalah sebagai berikut:

a). Dari pihak pengguna adalah pejabat yang berwenang untuk menandatangani

kontrak. Untuk pengadaan jasa konsultansi instansi pemerintah pejabat yang

berwenang tersebut adalah: Kepala kantor, atau kepala satuan kerja, atau

pemimpin proyek, atau pemimpin bagian proyek atau pejabat yang disamakan

atau ditunjuk sebagai pemilik pekerjaan;

f). Dari pihak penyedia adalah pejabat/orang yang ditunjuk mewakili penyedia

untuk menandatangani kontrak;

Page 19: Makalah Ahp Kelompok 4

Dalam hal penyedia adalah: (1) PT, maka yang menandatangani kontrak

adalah direksi atau pejabat yang ditunjuk mwakili PT sesuai dengan akta

pendirian PT; (2) CV, maka yang menandatangani kontrak adalah pengurus CV

yang ditunjuk mewakili CV sesuai dengan akta pendirian CV;(3) LSM, NGO,

maka yang menandatangani kontrak adalah pimpinan LSM/NGO sesuai

dengan akta pendirian LSM/NGO; (4) Lembaga penelitian/pengabdian

masyarakat adalah pimpinan lembaga tersebut; (5) Koperasi, maka yang

menandatangani kontrak adalah pengurus koperasi yang ditunjuk mewakili koperasi

sesuai dengan akte pendirian koperasi; (6) Perseorangan maka yang

menandatangani adalah orang tersebut karena mereka mewakili diri sendiri.

a). Dokumen kontrak asli yang ditandatangani oleh para pihak sebanyak 2 (dua)

dokumen yang masing-masing disimpan oleh pihak pengguna dan pihak

penyedia jasa konsultansi;

b). Dokumen kontrak ditandatangani di atas materai secukupnya atau di kertas

bersegel;

c). Para pihak yang memerlukan dokumen kontrak untuk keperluan lain dibuatkan

salinannya.

Page 20: Makalah Ahp Kelompok 4

BAB III

PENUTUP

  3.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan tentang penyelenggaraan jasa

konsultasi untuk pemilihan penyedia jasa konsultansi adalahsebagai berikut :

1. Badan usaha (semua menggunakan prakualifikasi)

a. Seleksi umum metode evaluasi kualitas dua sampul.

b. Seleksi umum metode evaluasi kualitas dan biaya dua sampul.

c. Seleksi umum metode evaluasi biaya terendah satu sampul.

d. Seleksi sederhana metode evaluasi biaya terendah/pagu Anggaran satu

sampul.

e. Penunjukan langsung untuk penanganan darurat.

f. Penunjukan langsung bukan untuk penanganan darurat.

g. Pengadaan langsung.

h. Sayembara.

2. Perorangan (semua menggunakan pascakualifikasi kecuali penunjukan langsung

untuk darurat, pengadaan langsung dan sayembara)

a. Seleksi umum metode evaluasi kualitas satu sampul

b. Seleksi sederhana metode evaluasi kualitas satu sampul.

c. Penunjukan langsung untuk penanganan darurat.

d. Penunjukan langsung bukan untuk penanganan darurat.

e. Pengadaan langsung.

f. Sayembara.

3.2 Saran

Dalam penyelenggaraan jasa konsultasi di Indonesia banyak terjadi

kecurangan – kecurangan oleh karena itu saran dari kelompok adalah :

1. Dalam penyelenggaraan jasa konsultasi hendaknya mengikuti peraturan –

peraturan yang telah ditetapkan

2. Apabila terjadi kecurangan hendaknya Pemerintah bertindak tegas sesuai hukum

yang berlaku

Page 21: Makalah Ahp Kelompok 4

3. Sebelum penyelenggaraan jasa konsultansi dilaksanakan sebaiknya para

penyelenggara konsultansi dilakukan pelatihan terlebih dahulu agar tidak terjadi

kesalahan – kesalahan yang dapat merugikan pihak – [ihak tertentu.

DAFTAR PUSTAKA

- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 07/PRT/M/2011

- Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

- Keputusan Presiden no.54 tahun 2010