Makalah Ahp Kelompok 4
Transcript of Makalah Ahp Kelompok 4
TUGAS MATA KULIAH ASPEK HUKUM PEMBAGUNAN
“PENYELENGGARAAN JASA KONSULTANSI”
disusun oleh :
KELOMPOK 4
1. DESIMAN SIHALOHO L2A0090362. ABHIBAWA TEGAR L2A0090753. NOPIRIN ABLIATANIAGA L2A0090764. MONICA ADE KURNIA B L2A0090775. RATNA MAIK PRATIWI L2A0090786. AJI PERDANA WIRA UTAMA L2A0090797. BUDI AGUS CAHYONO L2A0080808. VENNI BUDI CAHYANI L2A0090819. M. FIQIGOZARI L2A00908210. ANTON GAZALI THOIB L2A00808311. OKKI SETYA PRIAMBODO L2A00908412. DANIEL A HUTAHAEAN L2A009085
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIKUNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 07/PRT/M/2011
bahwa pengadaan pekerjaan konstruksi dan jasa konsultansi di bidang pekerjaan
umum yang memenuhi tata nilai pengadaan dan kompetitif sangat diperlukan
bagi ketersediaan infrastruktur yang berkualitas sehingga akan berdampak pada
peningkatan pelayanan publik.
Penyelenggaraan Jasa Konsultasi merupakan pengadaan barang/jasa, baik
yang dilaksanakan secara swakelola maupun oleh penyedia, oleh karena itu dalam
penyelengaraan barang/jasa ini perlu diperhatikan tata cara yang benar berdasarkan
peraturan yang ada di Indonesia. agar dalam penyelenggaraan ini tidak terjadi
pelanggaran – pelanggaran yang dapat merugikan Pemerintah maupun masyarakat
1.2 Tujuan
Sebagai calon sarjana Teknik Sipil kita sepatutnya memiliki pemahaman tentang
penyelenggaraan jasa konsultasi. Makalah ini disusun dengan tujuan untuk
memperoleh gambaran tentang sistem penyelenggaraan jasa konsultasi di
Indonesia sesuai dengan peraturan – peraturan yang berlaku. Di samping itu,
Makalah ini disusun untuk melengkapi syarat tugas Aspek Hukum Pembangunan
pada semester 7.
1.3 Pembatasan Masalah
Masalah penyelenggaraan jasa konsultasi sangatlah luas dan kompleks. Agar
pembahasan lebih terarah, Makalah ini hanya membahas sistem penyelenggaraan
jasa konsultasi di bidang konstruksi yang benar sesuai peraturan yang berlaku di
Indonesia.
1.4 Metode Pengumpulan Data
Data yang dikemukakan dalam Makalah ini diperoleh melalui berbagai
berbagai cara. Pertama, dengan membaca peraturan Menteri PekerjaanUmum
nomor 07/PRT/M/2011, membaca buku yang ada hubungannya dengan
penyelenggaraan jasa konsultasi, dan membaca koran, majalah, ataupun artikel
yang tersedia di internet.
1.5 Sistematika Penulisan
Makalah disusun dengan urutan sebagai berikut :
- Bab I Pendahuluan, menjelaskan latar belakang, tujuan, pembatasan masalah,
metode pengumpulan data, dan sistematika penulisan.
- Bab II Pembahasan, menjelaskan sistem penyelenggaraan jasa konsultasi yang
benar sesuai peraturan yang berlaku di Indonesia.
- Bab III Penutup, menjelaskan kesimpulan dan saran.
- DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Pengertian
Penyelenggaraan jasa konsultasi adalah pengadaan jasa layanan
profesional yang membutuhkan keahlian tertentu diberbagai bidang keilmuan
yang mengutamakan adanya olah pikir (brainware). Selain itu, Penyelenggaraan
jasa konsultasi dibidang konstruksi pemerintah adalah kegiatan pengadaan
barang/jasa yang bergerak di bidang konstruksi yang dibiayai oleh APBN/APBD,
baik yang dilaksanakan secara swakelola maupun oleh penyedia barang/jasa.
1.2 Pihak Yang Terlibat Dalam Penyelenggaraan Jasa Konsultasi
Sesuai Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 07/PRT/M/2011 Para
pihak yang terlibat dalam pelaksanaan Jasa K o n s u l t a s i a d a l a h :
a. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA adalah Pejabat
pemegang kewenangan penggunaan anggaran pemerintah.
b. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut KPA adalah pejabat
yang ditetapkan oleh PA untuk menggunakan APBN atau ditetapkan oleh
Kepala Daerah untuk menggunakan APBD.
c. Satuan Kerja yang selanjutnya disebut Satker adalah Satuan Kerja yang
menyelenggarakan kegiatan yang dibiayai dari dana anggaran
pemerintah.
d. Kepala Satuan Kerja yang selanjutnya disebut Kasatker adalah Kuasa
Pengguna Anggaran dan/atau Barang.
e. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut PPK adalah pejabat
yang bertanggung jawab atas pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa.
f. Unit Layanan Pengadaan yang selanjutnya disebut ULP adalah unit
organisasi yang berfungsi melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa yang
ditetapkan oleh Menteri dan bersifat permanen.
g. Pejabat Pengadaan adalah personil yang memiliki Sertifikat Keahlian
Pengadaan Barang/Jasa yang melaksanakan Pengadaan Barang/Jasa.
h. Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan adalah panitia/pejabat yang
ditetapkan oleh PA/KPA yang bertugas memeriksa dan menerima hasil
pekerjaan.
i. Penyedia Barang/Jasa adalah badan usaha atau orang perseorangan
yang menyediakan Pekerjaan Jasa Konsultansi.
j. Jasa Konsultansi adalah jasa layanan profesional yang membutuhkan
keahlian tertentu diberbagai bidang keilmuan yang mengutamakan
adanya olah pikir (brainware).
k. Ahli Hukum Kontrak adalah seorang/pejabat ahli yang dapat memberikan
pendapat terhadap Kontrak untuk pekerjaan konstruksi dan jasa
konsultansi yang bernilai di atas Rp 100.000.000.000 (seratus milyar
rupiah) dan/atau yang bersifat kompleks sebelum di tandatangani oleh para
pihak.
l. Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden
Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara
Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
m. Pejabat Eselon I atau Pimpinan Unit Kerja setara Eselon I adalah
Sekretaris Jenderal/Sekretaris Menteri/Sekretaris Utama/Sekretaris Daerah,
Inspektur Jenderal, Kepala Badan, dan Direktur Jenderal/Deputi.
1.3 Ketentuan Yang Harus Dipatuhi Pihak Yang Terlibat Dalam
Penyelenggaraan Jasa Konsultasi
Sesuai Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 07/PRT/M/2011 Para
pihak yang terkait dalam pelaksanaan Jasa K o n s u l t a s i harus mematuhi
ketentuan sebagai berikut:
a. Melaksanakan tugas secara tertib, disertai rasa tanggung jawab untuk
mencapai sasaran, kelancaran dan ketepatan tercapainya tujuan
Pengadaan Barang/Jasa;
b. Bekerja secara profesional dan mandiri, serta menjaga kerahasiaan
Dokumen Pengadaan Barang/Jasa yang menurut sifatnya harus
dirahasiakan untuk mencegah terjadinya penyimpangan dalam
Pengadaan Barang/Jasa;
c. Tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung yang
berakibat terjadinya persaingan tidak sehat;
d. Menerima dan bertanggung jawab atas segala keputusan yang ditetapkan
sesuai dengan kesepakatan tertulis para pihak;
e. Menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan kepentingan para
pihak yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam
proses Pengadaan Barang/Jasa;
f. Menghindari dan mencegah terjadinya pemborosan dan kebocoran
keuangan negara dalam Pengadaan Barang/Jasa;
g. Menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang dan/atau kolusi
dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan atau pihak lain yang
secara langsung atau tidak langsung merugikan negara; dan
h. Tidak menerima, tidak menawarkan atau tidak menjanjikan untuk
memberi atau menerima hadiah, imbalan, komisi, rabat dan berupa apa saja
dari atau kepada siapapun yang diketahui atau patut diduga berkaitan dengan
Pengadaan Barang/Jasa.
i. Proses pelaksanaan pelelangan/seleksi harus segera dimulai setelah rencana
kerja dan anggaran K/L/D/I disetujui DPR/DPRD sampai dengan
penetapan pemenang, penandatanganan kontrak dilakukan setelah
Dokumen Anggaran disahkan.
1.4 Prinsip Dasar Pengadaan Jasa Konsultasi
Bedasarkan Peraturan Presiden no. 54 tahun 2010 Bab II pasal 5
Pengadaan jasa konsultasi menerapkan prinsip- prinsip :
a.efisien, berarti pengadaan barang/jasa harus diusahakan dengan
menggunakan dana dan daya yang terbatas untuk mencapai sasaran yang
ditetapkan dalam waktu sesingkat-singkatnya dan dapat
dipertanggungjawabkan;
b.efektif, berarti pengadaan barang/jasa harus sesuai dengan kebutuhan yang
telah ditetapkan dan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya
sesuai dengan sasaran yang ditetapkan;
c. terbuka dan bersaing, berarti pengadaan barang/jasa harus terbuka bagi
penyedia barang/jasa yang memenuhi persyaratan dan dilakukan melalui
persaingan yang sehat di antara penyedia barang/jasa yang setara dan
memenuhi syarat/kriteria tertentu berdasarkan ketentuan dan prosedur
yang jelas dan transparan;
d. transparan, berarti semua ketentuan dan informasi mengenai pengadaan
barang/jasa, termasuk syarat teknis administrasi pengadaan, tata cara
evaluasi, hasil evaluasi, penetapan calon penyedia barang/jasa, sifatnya
terbuka bagi peserta penyedia barang/jasa yang berminat serta bagi
masyarakat luas pada umumnya;
e.adil/tidak diskriminatif, berarti memberikan perlakuan yang sama bagi semua
calon penyedia barang/jasa dan tidak mengarah untuk memberi keuntungan
kepada pihak tertentu, dengan cara dan atau alasan apapun;
f. akuntabel, berarti harus mencapai sasaran baik fisik, keuangan maupun
manfaat bagi kelancaran pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan
pelayanan masyarakat sesuai dengan prinsip- prinsip serta ketentuan
yang berlaku dalam pengadaan barang/jasa.
1.5 Harga Perkiraan Sendiri (HPS)
Untuk pekerjaan jasa konsultansi yang bernilai diatas Rp.
10.000.000.000 (sepuluh milyar rupiah), Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
menetapkan Harga Perkiraan Sendiri (HPS) setelah Rencana Perkiraan Biaya
yang disusun mendapat persetujuan dari Pejabat Eselon I.
1.6 Pelaksanaan Pengadaan Jasa Konsultasi
Sistem pengadaan yang dapat digunakan untuk pemilihan penyedia jasa
konsultansi adalahsebagai berikut :
1. Badan usaha (semua menggunakan prakualifikasi)
a. Seleksi umum metode evaluasi kualitas dua sampul.
b. Seleksi umum metode evaluasi kualitas dan biaya dua sampul.
c. Seleksi umum metode evaluasi biaya terendah satu sampul.
d. Seleksi sederhana metode evaluasi biaya terendah/pagu Anggaran satu
sampul.
e. Penunjukan langsung untuk penanganan darurat.
f. Penunjukan langsung bukan untuk penanganan darurat.
g. Pengadaan langsung.
h. Sayembara.
2. Perorangan (semua menggunakan pascakualifikasi kecuali penunjukan langsung
untuk darurat, pengadaan langsung dan sayembara)
a. Seleksi umum metode evaluasi kualitas satu sampul
b. Seleksi sederhana metode evaluasi kualitas satu sampul.
c. Penunjukan langsung untuk penanganan darurat.
d. Penunjukan langsung bukan untuk penanganan darurat.
e. Pengadaan langsung.
f. Sayembara.
1. Badan usaha
Seleksi Umum Metode Evaluasi Kualitas Dua Sampul
Seleksi umum metode evaluasi kualitas dua sampul terdiri dari sejumlah
tahapan sebagai berikut:
1. Pengumuman Prakualifikasi.
2. Pendaftaran dan pengambilan Dokumen Kualifikasi.
3. Pemberian penjelasan Dokumen Kualifikasi (apabila diperlukan).
4. Pemasukan dan evaluasi Dokumen Kualifikasi.
5. Pembuktian kualifikasi.
6. Penetapan hasil kualifikasi.
7. Pemberitahuan/pengumuman hasil kualifikasi.
8. Sanggahan kualifikasi.
9. Undangan kepada peserta yang masuk Daftar Pendek (short list).
10. Pengambilan Dokumen Pemilihan.
11. Pemberian penjelasan Dokumen Pemilihan.
12. Pemasukan Dokumen Penawaran.
13. Pembukaan sampul I.
14. Evaluasi sampul I.
15. Penetapan peringkat teknis.
16. Pemberitahuan/pengumuman peringkat teknis.
17. Sanggahan.
18. Sanggahan banding.
19. Undangan pembukaan sampul II.
20. Pembukaan dan evaluasi sampul II.
21. Undangan klafirikasi dan negoisasi teknis dan biaya.
22. Klarifikasi dan negosiasi teknis dan biaya.
23. Pembuatan Berita Acara Hasil Seleksi (BAHS).
24. Penunjukan Penyedia Jasa Konsultansi.
Langkah-langkah tersebut dapat dikelompokkan kedalam beberapa bagian besar
yaitu:
1. Proses kualifikasi.
Terdiri dari langkah 1 sampai dengan 8.
2. Proses penawaran dan evaluasi penawaran.
Terdiri dari langkah 9 sampai dengan 22
3. Proses penentuan pemenang.
Terdiri dari langkah 23 dan 24.
Seleksi Umum Metode Evaluasi Kualitas Dan Biaya Dua Sampul
1. Pengumuman Prakualifikasi.
2. Pendaftaran dan pengambilan Dokumen Kualifikasi.
3. Pemberian penjelasan Dokumen Kualifikasi (apabila diperlukan).
4. Pemasukan dan evaluasi Dokumen Kualifikasi.
5. Pembuktian kualifikasi.
6. Penetapan hasil kualifikasi.
7. Pemberitahuan/pengumuman hasil kualifikasi.
8. Sanggahan kualifikasi.
9. Undangan kepada peserta yang masuk Daftar Pendek (short list).
10. Pengambilan Dokumen Pemilihan.
11. Pemberian penjelasan Dokumen Pemilihan.
12. Pemasukan Dokumen Penawaran.
13. Pembukaan sampul I.
14. Evaluasi sampul I.
15. Penetapan peringkat teknis.
16. Pemberitahuan/pengumuman peringkat teknis.
17. Undangan pembukaan sampul II.
18. Pembukaan dan evaluasi sampul II, serta perhitungan kombinasi teknis
dan biaya.
19. Penetapan pemenang.
20. Pemberitahuan/pengumuman pemenang.
21. Sanggahan.
22. Sanggahan banding.
23. Undangan klarifikasi dan negosiasi teknis dan biaya.
24. Klarifikasi dan negosiasi teknis dan biaya.
25. Pembuatan Berita Acara Hasil Seleksi (BAHS).
26. Penunjukan Penyedia Jasa Konsultansi.
Seleksi Umum Metode Evaluasi Biaya Terendah Satu Sampul
1. Pengumuman prakualifikasi.
2. Pendaftaran dan pengambilan dokumen kualifikasi.
3. Pemberian penjelasan dokumen kualifikasi (apabila diperlukan).
4. Pemasukan dan evaluasi dokumen kualifikasi.
5. Pembuktian kualifikasi.
6. Penetapan hasil kualifikasi.
7. Pemberitahuan/pengumuman hasil kualifikasi.
8. Sanggahan kualifikasi.
9. Undangan kepada pesera yang masuk daftar pendek (short list)
dengan dilampiri dokumen pemilihan.
10. Pemberian penjelasan dokumen pemilihan.
11. Pemasukan dokumen penawaran.
12. Pembukan dokumen penawaran serta koreksi aritmatik.
13. Evaluasi penawaran administrasi, teknis, dan biaya.
14. Penetapan pemenang.
15. Pemberitahuan/pengumuman pemenang.
16. Sanggahan.
17. Sanggahan banding.
18. Undangan klarifikasi dan negosiasi teknis dan biaya.
19. Klarifikasi dan negoisasi teknis dan biaya.
20. Pembuatan Berita Acara Hasil Seleksi (BAHS).
21. Penunjukan penyedia jasa konsultansi.
Seleksi Sederhana Jasa Konsultansi Badan Usaha
1. Pengumuman prakualifikasi.
2. Pendaftaran dan pengambilan dokumen kualifikasi.
3. Pemberian penjelasan dokumen kualifikasi (apabila diperlukan).
4. Pemasukan dan evaluasi dokumen kualifikasi.
5. Pembuktian kualifikasi.
6. Penetapan hasil kualifikasi.
7. Pemberitahuan/pengumuman hasil kualifikasi.
8. Sanggahan kualifikasi.
9. Undangan kepada pesera yang masuk daftar pendek (short list)
dengan dilampiri dokumen pemilihan.
10. Pemberian penjelasan dokumen pemilihan.
11. Pemasukan dokumen penawaran.
12. Pembukan dokumen penawaran serta koreksi aritmatik.
13. Evaluasi penawaran administrasi, teknis, dan biaya.
14. Penetapan pemenang.
15. Pemberitahuan/pengumuman pemenang.
16. Sanggahan.
17. Sanggahan banding.
18. Undangan klarifikasi dan negosiasi teknis dan biaya.
19. Klarifikasi dan negoisasi teknis dan biaya.
20. Pembuatan Berita Acara Hasil Seleksi (BAHS).
21. Penunjukan penyedia jasa konsultansi.
1. Peorangan
Seleksi Umum Metode Evaluasi Kualitas Satu Sampul
1. Pengumuman Pascakualifikasi.
2. Pendaftaran dan Pengambilan Dokumen Pengadaan.
3. Pemberian Penjelasan.
4. Pemasukan Dokumen Penawaran.
5. Pembukaan Dokumen Penawaran.
6. Evaluasi Penawaran.
7. Evaluasi Kualifikasi.
8. Pembuktian Kualifikasi.
9. Pembuatan Berita Acara Hasil Evaluasi.
10. Penetapan pemenang.
11. Pengumuman pemenang.
12. Sanggahan.
13. Sanggahan Banding.
14. Undangan klarifikasi dan negosiasi teknis dan biaya.
15. Klarifikasi dan negosiasi teknis dan biaya.
16. Pembuatan Berita Acara Hasil Seleksi (BAHS).
17. Penunjukan Penyedia Barang/Jasa.
1.7 Pelelangan Gagal
Pada Pelelangan Jasa Konsultansi Berbentuk Badan Usaha
1. ULP menyatakan pelelangan gagal bila :
a. Jumlah peserta yang lulus prakualifikasi kurang dari 5 (lima) untuk
Seleksi Umum atau kurang dari 3 (tiga) untuk Seleksi Sederhana;
b. Seluruh peserta yang masuk sebagai Calon Daftar Pendek tidak hadir
dalam pembuktian kualifikasi;
c. Jumlah peserta yang memasukkan Dokumen Penawaran kurang
dari 3 (tiga);
d. Apabila dalam evaluasi penawaran terjadi persaingan usaha
yang tidak sehat;
e. Semua penawaran biaya terkoreksi yang disampaikan peserta melampaui
pagu anggaran, kecuali untuk Metode Evaluasi Kualitas;
f. Tidak ada penawaran yang lulus evaluasi penawaran;
g. Sanggahan dari peserta atas pelaksanaan pelelangan yang tidak sesuai
dengan ketentuan Perpres ini dan Dokumen Pengadaan ternyata
benar; atau kesalahan substansi dokumen pengadaan ternyata benar.
h. Calon Pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2, tidak hadir
dalam klarifikasi teknis dan negosiasi biaya; atau
i. Klarifikasi teknis dan negosiasi biaya dengan pemenang dan pemenang
cadangan 1 dan 2 tidak menghasilkan kesepakatan.
2. PA/KPA menyatakan Pelelangan gagal, ketentuannya sama dengan ketentuan
pada pemilihan penyedia barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya.
3. Menteri/Kepala Lembaga/Pimpinan Institusi Lainnya menyatakan pelelangan
gagal, ketentuannya sama dengan ketentuan pada pemilihan penyedia
barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya.
4. Kepala Daerah menyatakan pelelangan gagal, ketentuannya sama dengan
ketentuan pada pemilihan penyedia barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya.
Pada Pelelangan Jasa Konsultansi Berbentuk Perorangan
1. ULP menyatakan pelelangan gagal bila :
a. Jumlah peserta yang mendaftar pascakualifikasi kurang dari 3
(tiga);
b. Jumlah peserta yang memasukkan Dokumen Penawaran kurang
dari 3 (tiga);
c. Apabila dalam evaluasi penawaran terjadi persaingan usaha
yang tidak sehat;
d. Tidak ada penawaran yang lulus evaluasi penawaran;
e. Sanggahan dari peserta atas pelaksanaan pelelangan yang
tidak sesuai dengan ketentuan Perpres ini dan Dokumen
Pengadaan ternyata benar; atau kesalahan substansi dokumen
pengadaan ternyata benar.
f. Calon Pemenang dan calon pemenang cadangan 1 dan 2, tidak
hadir dalam klarifikasi teknis dan negosiasi biaya; atau
g. Klarifikasi teknis dan negosiasi biaya dengan pemenang dan
pemenang cadangan 1 dan 2 tidak menghasilkan kesepakatan.
2. PA/KPA menyatakan Pelelangan gagal, ketentuannya sama dengan
ketentuan pada ketentuan pemilihan penyedia jasa konsultansi berbentuk badan.
3. Menteri/Kepala Lembaga/Pimpinan Institusi Lainnya menyatakan
pelelangan gagal, ketentuannya sama dengan ketentuan pada pemilihan
penyedia jasa konsultansi berbentuk badan.
4. Kepala Daerah menyatakan pelelangan gagal, ketentuannya sama
dengan ketentuan pada pemilihan penyedia jasa konsultansi berbentuk
badan.
1.8 Penyusunan dan Penadatanganan Kontrak Pengadaan Barang dan Jasa.
Penyusunan kontrak pengadaan barang/jasa adalah kegiatan menyusun
kontrak pekerjaan pengadaan barang/jasa yang dilakukan oleh pihak pengguna/
panitia dan penyedia jasa yang telah dipilih dan ditunjuk melalui proses seleksi.
Penyusunan kontrak dilaksanakan berdasarkan naskah draft kontrak yang terdapat
pada dokumen permintaan usulan dan hasil evaluasi, klarifikasi dan negosiasi pada
tahap pelaksanaan seleksi calon penyedia barang/jasa.
Penyusunan dokumen kontrak antara pengguna dan penyedia jasa
konsultansi mengacu dan berdasar kepada naskah draft kontrak yang ada
dalam dokumen permintaan usulan dan dokumen lainnya seperti: dokumen berita
acara hasil pembukaan dokumen usulan, berita acara evaluasi, berita acara
klarifikasi dan negosiasi, berita acara penetapan calon penyedia jasa konsultansi,
dan keputusan penunjukan penyedia jasa konsultansi dan sebagainya.
Sistem kontrak yang dipilih adalah sistim kontrak yang telah ditentukan
pada naskah draf kontrak yang ada dalam dokumen permintaan usulan. Pemilihan
sistem kontrak yang digunakan tersebut disesuaikan dengan jenis, sifat dan nilai
pengadaan jasa konsultansi yang bersangkutan. Berikut adalah jenis kontrak
berdasarkan harga yang umum digunakan dalam pekerjaan jasa konsultansi,
a). Kontrak Lumpsum
Kontrak lumpsum pada pekerjaan jasa konsultansi adalah kontrak yang
berdasarkan total biaya yang disepakati oleh para pihak pada waktu
dilakukan negosiasi.
Kontrak lumpsum dipilih untuk pekerjaan jasa konsultansi yang sifatnya task
concept dan standar, pekerjaan tidak rumit, jumlah orang bulan (man month ) dari
tenaga ahli dan staf dan volume kegiatan dan fasilitas pendukung sudah dapat
dihitung secara akurat.
Dalam kontrak lumpsum semua risiko yang mungkin terjadi dalam proses
pengadaan jasa konsultansi tersebut, sepenuhnya menjadi tanggung jawab
penyedia jasa konsultansi kecuali dalam hal terjadi keadaan kahar (force majeure).
Pembayaran dilakukan secara bertahap berdasarkan tahap penyelesaian
pekerjaan yang biasanya dinyatakan dalam penyerahan laporan. Misalnya
pembayaran pertama sebesar 20% dari nilai kontrak setelah penyedia jasa
konsultansi menyerahkan laporan pendahuluan. Pembayaran kedua sebesar 30%
dari kontrak setelah penyedia jasa konsultansi menyerahkan laporan
interim. Pembayaraan ketiga sebesar 40% dari kontrak setelah penyedia jasa
konsultansi menyerahkan laporan draft laporan akhir. Sedangkan pembayaran
terakhir sebesar 10% setelah laporan akhir diterima oleh pengguna.
b). Kontrak Berdasar Waktu (Time Based Contract)
Kontrak berdasarkan waktu adalah kontrak jasa konsultansi yang
berdasarkan biaya satuan untuk biaya langsung personil dan biaya langsung non
personil yang disepakati oleh para pihak pada waktu negosiasi. Besarnya
nilai kontrak masih dapat berubah. Cara pembayarannya dilakukan secara periodik
(misalnya setiap 2 bulan atau setiap 3 bulan atau setiap 4 bulan) berdasarkan
pengeluaran biaya dalam jangka waktu tertentu tersebut dengan disertai
bukti-bukti pengeluaran yang telah dilakukan oleh penyedia jasa konsultansi.
Kontrak ini dipilih untuk pekerjaan jasa konsultansi yang sifatnya
technical assistance concept atau yang jumlah satuan orang bulan dan volume
kegiatan belum dapat dihitung secara akurat. Pembayaran berdasarkan
pengeluaran biaya dalam jangka waktu tertentu oleh penyedia jasa konsultansi
dengan disertai bukti-bukti pengeluaran.
c). Kontrak Persentase
Kontrak Persentase adalah kontrak pelaksanaan jasa konsultansi dibidang
konstruksi atau jasa pemborongan yaang nilainya dihitung berdasarkan persentase
(misalnya 2.5%) dari nilai kontrak jasa pemborongan bersangkutan.
d). Kontrak Cost Plus Fee
Kontrak cost plus fee adalah kontrak yang berdasarkan biaya yang
dikeluarkanditambah fee yang disepakati. Pembayarannya dilakukan secara
periodik (misalnya bulanan) dengan nilai pembayaran minimum yang telah
disepakati para pihak. Kontrak jenis ini umumnya digunakan untuk pekerjaan
design dan rekayasa industri (industrial design plan)
Kerangka dan Isi Kontrak
Penyusunan kontrak pekerjaan jasa konsultansi harus memperhatikan
kaidah-kaidah penyusunan suatu kontrak, diantaranya tentang kerangka dan
isi kontrak. Adapun kerangka dan isi kontrak pekerjaan jasa konsultansi
adalah sebagai berikut :
a). Pembukaan
Pembukaan kontrak pekerjaan jasa konsultansi memuat ketentuan tentang:
- Judul atau nama kontrak pekerjaan jasa konsultansi,
- Nomor kontrak ;
- Tempat, hari, tanggal, bulan dan tahun kontrak ditandatangani;
- Kalimat pembuka, merupakan kalimat yang menjelaskan bahwa para
pihak pada hari, tanggal, bulan dan tahun membuat dan menandatangani
kontrak;
- Identitas para pihak yang menandatangani perjanjian meliputi Nama,
jabatan, alamat, serta kedudukannya dalam kontrak (sebagai pengguna dan
penyedia jasa konsultansi), serta penjelasan tentang para pihak bertindak
untuk atas nama siapa dan dasar mereka bertindak. Apabila pihak penyedia
tidak terdiri dari satu penyedia jasa konsultansi, maka harus dijelaskan
bentuk kerjasama dan siapa yang akan bertindak atas nama penyedia jasa
konsultansi yang tergabung dalam kerjasama tersebut;
- Kewenangan para pihak sebagai wakil badan hukum atau pribadi.
b). Isi Perjanjian Jasa Konsultansi
Perjanjian pengadaan memuat ketentuan tentang:
- Kesepakatan para pihak untuk mengadakan perjanjian;
- Hak dan kewajiban para pihak;
- Nilai kontrak yang telah disepakati;
- Cara pembayaran;
- Jangka waktu pelaksanaan perjanjian;
- Ketentuan tentang mulai dan berakhirnya kontrak;
- Sanksi apabila para pihak melanggar ketentuan dalam perjanjian;
- Keadaan kahar memaksa (force majeure);
- Pilihan proses penyelesaian sengketa perjanjian dapat melalui jasa penengah,
peradilan umum atau lembaga arbitrase. Apabila di dalam kontrak tidak
ada ketentuan mengenai pilihan penyelesaian sengketa maka
dianggap secara hukum diselesaikan di peradilan umum. Dan apabila
memilih diselesaikan di lembaga arbitrase maka harus ditentukan di dalam
kontrak.
c). Penutup Perjanjian
Penutup perjanjian memuat tanda tangan para pihak yang membuat
perjanjian. Apabila perjanjian tersebut disahkan notaris maka pada bagian penutup,
disamping tanda tangan para pihak juga ada tanda tangan saksi dan tanda tangan
notaris.
d). Lampiran Perjanjian
Lampiran perjanjian merupakan salah satu kesatuan dengan perjanjian,
memuat:
- Naskah dokumen kontrak yang dilengkapi setelah klarifikasi;
- Kerangka Acuan kerja;
- Jadwal pelaksanaan pekerjaan dan jadwal penugasan personil;
- Daftar riwayat hidup tenaga ahli konsultan;
- Biaya pelaksanaan pekerjaan;
- Barang dan fasilitas yang disediakan pengguna jasa konsultansi;
- Peralatan dan barang yang akan disediakan oleh penyedia jasa konsultansi;
- Dokumen usulan biaya;
- Berita acara klarifikasi, dan negosiasi;
- Surat keputusan penetapan penyedia jasa konsultansi.
Syarat-syarat Kontrak
Sebagai dasar hukum dan pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan jasa
konsultansi oleh para pihak, maka dokumen kontrak harus disusun berdasarkan
prinsip dan syarat-syarat hukum kontrak sebagai berikut :
a). Para pihak dalam kontrak harus jelas yaitu orang atau badan hukum yang
mempunyai kewenangan atau berhak dan mempunyai kemampuan bertindak;
b). Obyek yang diperjanjikan adalah barang/jasa yang nyata
dan ada dalam perniagaan;
c). Kontrak dibuat secara sah dan mengikat bagi para pihak
yang menandatanganinya;
d). Kedudukan para pihak dalam hubungan kontrak serta dalam hak dan kewajiban
sama (hubungan yang dapat saling menuntut/klaim);
e). Kontrak/perjanjian dibuat tanpa ada paksaan, kekhilafan dan kekeliruan yang
disengaja;
f). Kontrak harus disusun tidak bertentangan dengan peraturan perundangan yang
berlaku.
Penandatanganan Kontrak
Penandatanganan kontrak sebaiknya dilakukan sesegera mungkin setelah
penyedia jasa konsultansi ditunjuk, hal tersebut disamping untuk menghemat
waktu, juga untuk menghindari sehubungan adanya perubahan-perubahan yang
terjadi dimasyarakat yang dapat mempengaruhi kesepakatan-kesepakatan pada
waktu klarifikasi dan negosiasi. Menurut ketentuan dalam Keppres 80/2003
penandatanganan kontrak dilakukan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari
kerja setelah diterbitkannya surat keputusan penunjukan penyedia jasa konsultansi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum kontrak pekerjaan jasa konsultansi
dilakukan, antara lain :
a). Para pihak (bila perlu dengan bantuan ahli hukum) meneliti dengan cermat
mengenai kebenaran konsep kontrak baik dari segi bahasa, isi/substansinya
maupun redaksi, angka-angka dan hurufnya;
b). Dalam dokumen kontrak tidak memuat hal-hal yang bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
c). Telah ada ketentuan yang mengatur hal-hal yang diluar dugaan (force majeur);
d). Meneliti dengan cermat lampiran-lampiran yang menjadi bagian dokumen
kontrak;
Penandatanganan kontrak dilakukan oleh para pihak, yaitu pihak pengguna
dan penyedia jasa konsultasi. Penandatangan kontrak pekerjaan jasa
konsultansi adalah sebagai berikut:
a). Dari pihak pengguna adalah pejabat yang berwenang untuk menandatangani
kontrak. Untuk pengadaan jasa konsultansi instansi pemerintah pejabat yang
berwenang tersebut adalah: Kepala kantor, atau kepala satuan kerja, atau
pemimpin proyek, atau pemimpin bagian proyek atau pejabat yang disamakan
atau ditunjuk sebagai pemilik pekerjaan;
f). Dari pihak penyedia adalah pejabat/orang yang ditunjuk mewakili penyedia
untuk menandatangani kontrak;
Dalam hal penyedia adalah: (1) PT, maka yang menandatangani kontrak
adalah direksi atau pejabat yang ditunjuk mwakili PT sesuai dengan akta
pendirian PT; (2) CV, maka yang menandatangani kontrak adalah pengurus CV
yang ditunjuk mewakili CV sesuai dengan akta pendirian CV;(3) LSM, NGO,
maka yang menandatangani kontrak adalah pimpinan LSM/NGO sesuai
dengan akta pendirian LSM/NGO; (4) Lembaga penelitian/pengabdian
masyarakat adalah pimpinan lembaga tersebut; (5) Koperasi, maka yang
menandatangani kontrak adalah pengurus koperasi yang ditunjuk mewakili koperasi
sesuai dengan akte pendirian koperasi; (6) Perseorangan maka yang
menandatangani adalah orang tersebut karena mereka mewakili diri sendiri.
a). Dokumen kontrak asli yang ditandatangani oleh para pihak sebanyak 2 (dua)
dokumen yang masing-masing disimpan oleh pihak pengguna dan pihak
penyedia jasa konsultansi;
b). Dokumen kontrak ditandatangani di atas materai secukupnya atau di kertas
bersegel;
c). Para pihak yang memerlukan dokumen kontrak untuk keperluan lain dibuatkan
salinannya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan tentang penyelenggaraan jasa
konsultasi untuk pemilihan penyedia jasa konsultansi adalahsebagai berikut :
1. Badan usaha (semua menggunakan prakualifikasi)
a. Seleksi umum metode evaluasi kualitas dua sampul.
b. Seleksi umum metode evaluasi kualitas dan biaya dua sampul.
c. Seleksi umum metode evaluasi biaya terendah satu sampul.
d. Seleksi sederhana metode evaluasi biaya terendah/pagu Anggaran satu
sampul.
e. Penunjukan langsung untuk penanganan darurat.
f. Penunjukan langsung bukan untuk penanganan darurat.
g. Pengadaan langsung.
h. Sayembara.
2. Perorangan (semua menggunakan pascakualifikasi kecuali penunjukan langsung
untuk darurat, pengadaan langsung dan sayembara)
a. Seleksi umum metode evaluasi kualitas satu sampul
b. Seleksi sederhana metode evaluasi kualitas satu sampul.
c. Penunjukan langsung untuk penanganan darurat.
d. Penunjukan langsung bukan untuk penanganan darurat.
e. Pengadaan langsung.
f. Sayembara.
3.2 Saran
Dalam penyelenggaraan jasa konsultasi di Indonesia banyak terjadi
kecurangan – kecurangan oleh karena itu saran dari kelompok adalah :
1. Dalam penyelenggaraan jasa konsultasi hendaknya mengikuti peraturan –
peraturan yang telah ditetapkan
2. Apabila terjadi kecurangan hendaknya Pemerintah bertindak tegas sesuai hukum
yang berlaku
3. Sebelum penyelenggaraan jasa konsultansi dilaksanakan sebaiknya para
penyelenggara konsultansi dilakukan pelatihan terlebih dahulu agar tidak terjadi
kesalahan – kesalahan yang dapat merugikan pihak – [ihak tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 07/PRT/M/2011
- Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
- Keputusan Presiden no.54 tahun 2010