Tender AHP

download Tender AHP

of 15

Transcript of Tender AHP

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008 Universitas Lampung, 17-18 November 2008

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN PEMENANG TENDER PROYEK MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALYTIC HIERARCHY PROCESS) PADA DINAS BINA MARGA PROVINSI LAMPUNG Fitria, dan Indah FitrianaJurusan Teknik Informatika Informatic & Business Institute Darmajaya Jl. Z.A Pagar Alam No. 93 Bandar Lampung Indonesia 35142 Telp : (0721)-787214 Fax (0721)-700261 ext 112 Email : [email protected]

ABSTRAKSistem penunjang keputusan merupakan suatu sistem yang dapat membantu Dinas Bina Marga dalam mengambil keputusan dengan kemampuan analisa pemilihan pemenang tender proyek menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP), dimana masing-masing kriteria dalam hal ini faktor- faktor penilaian dan alternatif dibandingkan satu dengan yang lainnya sehingga memberikan output nilai intensitas prioritas yang menghasilkan suatu sistem yang memberikan penilaian terhadap setiap peserta. Sistem penunjang keputusan ini membantu melakukan penilaian setiap peserta Tender proyek. Dan dengan melakukan perubahan nilai bobot maka hal ini berguna untuk memudahkan pengambil keputusan yang terkait dengan masalah pemilihan pemenang tender proyek, sehingga akan di dapatkan peserta yang paling layak untuk menang. Kata kunci: Sistem Penunjang Keputusan (SPK), Tender, AHP (Analytic Hierarchy Process).

1. PENDAHULUAN Sistem Penunjang Keputusan merupakan salah satu produk perangkat lunak yang dikembangkan secara khusus untuk membantu dalam proses pengambilan keputusan. Sesuai dengan namanya, tujuan dari dipergunakannya sistem ini adalah sebagai second opinion atau information sources yang dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan sebelum memutuskan kebijakan tertentu. Pada Sistem penunjang keputusan tender proyek ini dapat mengatasi kelemahan dan kekurangan dari pelaksanaan tender proyek sebelumnya. Dalam proses pengambilan keputusan pemenang tender proyek Dinas Bina Marga Provinsi Lampung dilakukan dengan menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP). Analytic Hierarchy Process, selanjutnya disebut AHP, merupakan satu model yang fleksibel yang memungkinkan pribadi-pribadi atau kelompok- kelompok untuk membentuk gagasan-gagasan dan membatasi masalah dengan membuat asumsi (dugaan) mereka sendiri dan menghasilkan pemecahan yang diinginkan. Sistem penunjang keputusan dengan metode AHP ini dibuat untuk meningkatkan proses serta kualitas hasil pengambilan keputusan dengan memadukan data dan pengetahuan untuk meningkatkan efektivitas dalam proses pengambilan keputusan.

ISBN : 978-979-1165-74-7

II-97

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008 Universitas Lampung, 17-18 November 2008

Sistem Penunjang Keputusan merupakan salah satu produk perangkat lunak yang dikembangkan secara khusus untuk membantu dalam proses pengambilan keputusan. Sesuai dengan namanya, tujuan dari dipergunakannya sistem ini adalah sebagai second opinion atau information sources yang dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan sebelum memutuskan kebijakan tertentu.

2. METODE PENELITIAN Pengambilan keputusan meliputi beberapa tahap dan melalui beberapa proses. Menurut Simon (1977), pengambilan keputusan meliputi empat tahap yang saling berhubungan dan berurutan. Empat proses tersebut adalah a. Intelligence Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup problematika serta proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh, diproses, dan diuji dalam rangka mengidentifikasikan masalah. b. Design Tahap ini merupakan proses menemukan dan mengembangkan alternatif. Tahap ini meliputi proses untuk mengerti masalah, menurunkan solusi dan menguji kelayakan solusi. c. Choice Pada tahap ini dilakukan poses pemilihan di antara berbagai alternatif tindakan yang mungkin dijalankan. Tahap ini meliputi pencarian, evaluasi, dan rekomendasi solusi yang sesuai untuk model yang telah dibuat. Solusi dari model merupakan nilai spesifik untuk variabel hasil pada alternatif yang dipilih. d. Implementation Tahap implementasi adalah tahap pelaksanaan dari keputusan yang telah diambil. Pada tahap ini perlu disusun serangkaian tindakan yang terencana, sehingga hasil keputusan dapat dipantau dan disesuaikan apabila diperlukan perbaikan. proses pengambilan keputusan, seperti terlihat pada Gambar .1.

ISBN : 978-979-1165-74-7

II-98

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008 Universitas Lampung, 17-18 November 2008

INTELLIGENCE (PENELUSURAN LINGKUP MASALAH)

DESIGN (PERANCANGAN PENYELESAIAN MASALAH)

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN

CHOICE (PEMILIHAN TINDAKAN)

IMPLEMENTATION (PELAKSANAAN TINDAKAN)

Gambar 1. Fase Proses Pengambilan Keputusan Pengambilan keputusan adalah pemilihan beberapa tindakan alternatif yang ada untuk mencapai satu atau beberapa tujuan yang telah ditetapkan (Turban, 2005). 1. Disediakannya akses untuk berbagai sumber data, format, dan tipe, mulai dari sistem informasi geografi (GIS) sampai sistem berorientasi objek. 2. Dapat dilakukan sebagai alat standalone yang digunakan oleh seorang pengambil keputusan pada satu lokasi atau didistribusikan di satu organisasi keseluruhan dan di beberapa organisasi sepanjang rantai persediaan.

Gambar 2. Karakteristik dan Kapabilitas SPK

ISBN : 978-979-1165-74-7

II-99

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008 Universitas Lampung, 17-18 November 2008

2.1 Keuntungan Sistem Penunjang Keputusan Keuntungan dari sistem penunjang keputusan sebagai berikut : a. Dapat memperluas kemampuan seseorang untuk mengambil keputusan dalam b. memproses data atau informasi pemakainya. c. Membantu mengambil keputusan dalam hal penghematan waktu yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah, terutama berbagai masalah yang sangat kompleks dan tidak terstruktur. d. Dapat menghasilkan solusi dengan lebih cepat serta hasilnya dapat diandalkan. e. Dapat menjadi stimulan bagi pengambil keputusan dalam memahami permasalahnnya, karena sistem penunjang keputusan mampu menyajikan berbagai alternatif. f. Mampu menyediakan bukti tambahan untuk memberikan pembenaran, sehingga dapat memperluas posisi pengambilan keputusan. Sistem Penunjang Keputusan terdiri atas 3 komponen atau subsistem, sebagai berikut: 1. Subsistem Data (Data Subsystem) Merupakan komponen sistem penunjang keputusan sebagai penyedia data bagi sistem yang mana data disimpan dalam Database Manajement Sistem (DBMS), sehingga dapat diambil dan diekstraksi dengan cepat. 2. Subsistem Model (Model Subsystem) Keunikan dari sistem ini adalah kemampuannya dalam mengintegrasikan data dengan model-model keputusan. 3. Subsistem Dialog (User Sistem Interface) Melalui sistem dialog ini, sistem dapat diartikulasikan dan diimplementasikan sehingga pengguna atau pemakai dapat berkomunikasi dengan sistem yang dirancang.

2.2

Prosedur AHP

Pada dasarnya langkah-langkah dalam metode AHP meliputi : 1. Menyusun hirarki dari permasalahan yang dihadapi. Hirarki adalah abstraksi struktur suatu sistem yang mempelajari fungsi interaksi antara komponen dan juga dampak-dampaknya pada sistem. Penyusunan hirarki atau struktur keputusan dilakukan untuk menggambarkan elemen sistem atau alternatif keputusan yang teridentifikasi. Persoalan yang akan diselesaikan, diuraikan menjadi unsur-unsurnya, yaitu kriteria dan alternatif, kemudian disusun menjadi struktur hierarki seperti Gambar 3. di bawah ini :

ISBN : 978-979-1165-74-7

II-100

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008 Universitas Lampung, 17-18 November 2008

Gambar 3. Struktur Hierarki AHP Hirarki yang juga merupakan abstarksi mempunyai bentuk saling berkaitan, tersusun dan suatu puncak atau sasaran utama (ultimate goal) turun ke sub-sub tujuan tertentu. Dengan demikian hirarki adalah sistem yang tingkatan-tingkatan (level) keputusannya berstratifikasi dengan beberapa elemen keputusan pada setiap tingkatan keputusan. 2. Penilaian kriteria dan alternatif Dalam AHP, penilaian alternatif dapat dilakukan dengan metode langsung (direct), yaitu metode yang digunakan untuk memasukan data kuantitatif. Biasanya nilai-nilai ini berasal dari sebuah analisis sebelumnya atau dari pengalaman dan pengertian detail dari masalah keputusan tersebut. Jika si pengambil keputusan memiliki pengalaman atau pemahaman yang besar mengenai masalah keputusan yang dihadapi, maka ia dapat langsung memasukan pembobotan dari setiap alternatif.

2.3 Tender Proyek a. Tender Berdasarkan Penjelasan Pasal 22 UU No 5/1999, tender adalah tawaran mengajukan harga untuk memborong suatu pekerjaan, untuk mengadakan barang-barang atau menyediakan jasa. Pengertian tender tersebut mencakup tawaran mengajukan harga untuk : 1. Memborong atau melaksanakan suatu pekerjaan. 2. Mengadakan barang dan atau jasa. 3. Membeli suatu barang dan atau jasa. 4. Menjual suatu barang dan atau jasa. b. Proyek Proyek merupakan suatu rangkaian kegiatan yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk menghasilkan produk yang Kriteria mutunya telah digariskan dengan jelas. Proyek dapat diartikan pula sebagai sederetan aktifitas yang diarahkan pada suatu hasil dimana jangka waktu penyelesaiannya ditentukan.

ISBN : 978-979-1165-74-7

II-101

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008 Universitas Lampung, 17-18 November 2008

ada terdapat beberapa alasan tertentu yang menyebabkan bahwa tidak seluruh proyek pengadaan barang atau jasa di instansi pemerintah dapat dilakukan melalui proses tender terbuka, antara lain: setiap pekerjaan yang dianggap perlu di- rahasiakan karena menyangkut pertahanan dan keamanan negara. Terhadap proyek pekerjaan seperti ini dapat dilakukan mekanisme Penunjukan Langsung (Keputusan Presiden Nomor 8 Tahun 2003). Adapun ciri pokok proyek: 1. Bertujuan menghasilkan lingkup (scope) tertentu berupa produk akhir atau hasil akhir. 2. Dalam proses mewujudkan lingkup di atas, ditentukan jumlah biaya, jadwal, serta kriteria mutu. 3. Bersifat sementara, dalam arti umurnya dibatasi oleh selesainya tugas. Titik awal dan akhir ditentukan dengan jelas. 4. Nonrutin, tidak berulang-ulang. Macam dan intensitas kegiatan berubah sepanjang proyek berlangsung. Tahap yang dilakukan dalam proyek yaitu : 1. Perencanaan (Planning) Dalam tahapan ini garis-garis besar rencana proyek mencakup: recruitment konsultan perencana untuk menterjemahkan kebutuhan pemilik. Pembuatan tim of reference (TOR), survey, studi kelayakan (Feasibility Studies), pemilihan design, program yang digunakan, budget yang ada serta alat - alat yang di butuhkan . 2. Pengadaan / Pelelangan (Tender) Tahapan ini dilaksanakan apabila telah di adakannya perencanaan yang matang oleh konsultan perencanaan terhadap proyek-proyek yang akan dikerjakan. 3. Pelaksanaan (Construction) Pada tahan ini merupakan tahap pelaksanaan pertimbangan konstruksi fisik yang telah di rancang. Pada tahap ini setelah kontrak di tanda tangani, SPK di keluarkan maka pekerjaan pelaksanaan dilakukan. 4. Pengawasan dan Pengendalian (Controlling) Pengendalian pelaksanaan proyek untuk memastikan proyek yang telah ditetapkan sudah sesuai dengan yang direncanakan 5. Evaluasi Satu tahapan yang menanyakan tindakan proyek berjalan pada yang benar. Evaluasi terhadap pelaksanaan proyek.

ISBN : 978-979-1165-74-7

II-102

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008 Universitas Lampung, 17-18 November 2008

2.4 Metode Pengembangan Perangkat Lunak Dalam penelitian ini dilakukan rekayasa perangkat lunak dimana prosesnya disebut dengan rekayasa sistem yang menerapkan System Development Life Cycle (SDLC) dengan model Waterfall dan diimplementasikan sebagai berikut:

1. Analisis Merupakan tahap dimana sistem engineering menganalisis hal-hal yang diperlukan dalam pelaksanaan pembuatan system penunjang keputusan. Analisis ini menjelaskan tentang hasil penelitian dari sistem yang sedang berjalan pada Dinas Bina Marga Provinsi Lampung yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan tender proyek. Permasalahan yang dihadapi instansi dan kerangka pemecahan masalah. 2. Perancangan Tahapan ini merupakan proses menerjemahkan keperluan atau data hasil analisis ke dalam bentuk yang mudah dipahami oleh pengguna. Proses desain sistem membagi kebutuhan-kebutuhan menjadi sistem perangkat lunak atau perangkat keras yang mana hasil penelitian ini adalah software yang dikhususkan untuk menunjang keputusan pemenang tender proyek. Perancangan dan pembuatan sistem ini menggunakan bahasa pemrograman Borland Delphi 7.0, Microsoft SQL Server 2000 dan Crystal Report 8.5 sehingga Proses tersebut menghasilkan sebuah arsitektur sistem secara keseluruhan. 1. Sistem Yang Diusulkan Penjelasan sistem yang diusulkan pada penelitian ini menggunakan konteks diagram dan Data Flow Diagram (DFD). a. Data Flow Diagram Konteks

Gambar 4. DFD Diagram Konteks

ISBN : 978-979-1165-74-7

II-103

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008 Universitas Lampung, 17-18 November 2008

b. Data Flow Diagram Level 0

Gambar 5. DFD Diagram Level 0 c. Relasi Antar Tabel Relasi antar tabel Sistem Penunjang Keputusan Pemenang Tender Proyek ini sebagai berikut :

Gambar 6. Relasi Antar Tabel.ISBN : 978-979-1165-74-7 II-104

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008 Universitas Lampung, 17-18 November 2008

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tampilan Interface Data Perusahaan Peserta Pada tampilan Menu utama diatas terdapat beberapa tombol untuk memasuki sub-sub menu. Salah satunya tombol input data perusahaan peserta, ketika mengklik tombol ini akan keluar tampilan seperti Gambar 7 dibawah ini.

Gambar 7. Tampilan Data Perusahaan peserta Form diatas berfungsi sebagai penyimpanan data perusahaan peserta. Dengan memasukan NPWP, Nama Perusahaan, Nama Pimpinan, Alamat, Asosiasi dan Bidang Usaha. Secara otomatis data akan tersimpan dalam database. 2. Tampilan Interface Seleksi Lelang Pada tampilan Menu utama terdapat menu transaksi dimana menu ini digunakan untuk proses seleksi lelang. Salah satunya adalah main atau pemilihan data paket lelang, ketika mengklik tombol seleksi lelang ini akan keluar tampilan seperti Gambar 8. dibawah ini

Gambar 8. Tampilan Seleksi Main Lelang

ISBN : 978-979-1165-74-7

II-105

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008 Universitas Lampung, 17-18 November 2008

3. Tampilan Interface Peserta Dibawah ini merupakan tampilan form data peserta yang mengikuti seleksi lelang. Untuk memilih peserta seleksi lelang dapat dilakukan dengan ceklist pada kotak yang telah disediakan. Tampilan Input Peserta Seleksi Lelang dapat dilihat pada gambar 9. dibawah ini.

Gambar 9. Tampilan Seleksi Peserta Lelang

4. Tampilan Interface Penawaran Dibawah ini merupakan tampilan form penawaran lelang. Untuk menginputkan data penawaran lelang dapat dilakukan dengan ceklist pada kotak yang telah disediakan. Tampilan Input Penawaran Lelang dapat dilihat pada Gambar 10. dibawah ini.

Gambar 10. Tampilan Seleksi Penawaran Lelang

ISBN : 978-979-1165-74-7

II-106

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008 Universitas Lampung, 17-18 November 2008

5. Tampilan Interface kemampuan Tampilan form penawaran lelang digunakan untuk menginputkan data kemampuan peserta seleksi lelang yang terdiri dari NPWP, Nama Perusahaan, Tahun Pengalaman, Jumlah Personil dan Jumlah Tenaga Teknis Pendukung. Tampilan Input Kemampuan Lelang dapat dilihat pada Gambar 11. dibawah ini.

Gambar 11. Tampilan Seleksi Kemampuan Lelang

6. Tampilan Interface Peralatan Tampilan form peralatan paket lelang digunakan untuk menginputkan data peralatan peserta seleksi lelang yang terdiri dari NPWP, Nama Perusahaan dan Jumlah Peralatan yang dimiliki oleh perusahaan pendaftar. Tampilan Input Peralatan Paket Lelang dapat dilihat pada Gambar 12 dibawah ini

Gambar 12. Tampilan Seleksi Peralatan Lelang

ISBN : 978-979-1165-74-7

II-107

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008 Universitas Lampung, 17-18 November 2008

7. Tampilan Interface Administarsi Tampilan form Administarsi paket lelang digunakan untuk menginputkan data administarsi peserta seleksi lelang yang terdiri dari NPWP, Nama Perusahaan dan Uraian Administarsi yang telah ditentukan sebelumnya dengan cara memberi ceklist pada kotak yang telah disediakan. Tampilan Input Administarsi Paket Lelang dapat dilihat pada Gambar 13 dibawah ini

Gambar .13. Tampilan Seleksi Administarsi Lelang

8. Tampilan Interface Keuangan Tampilan form keuangan paket seleksi lelang digunakan untuk menginputkan data keuangan peserta seleksi lelang yang terdiri dari NPWP, Nama Perusahaan, Modal Kerja dan Kemampuan. Tampilan Input Keuangan Paket Lelang dapat dilihat pada Gambar 14 dibawah ini.

Gambar 14. Tampilan Seleksi Keuangan Lelang

ISBN : 978-979-1165-74-7

II-108

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008 Universitas Lampung, 17-18 November 2008

9. Tampilan Interface Hasil Seleksi Lelang (Finals) Dibawah ini merupakan tampilan Akhir dari proses seleksi lelang, pada form ini hasil perhitungan dari Penawaran, Kemampuan, Peralatan, Administari dan Keuangan akan ditampilkan dan ditotal jumlahnya sehingga pemenang dari paket lelang akan terlihat. Tampilan Input Penawaran Lelang dapat dilihat pada Gambar 15 dibawah ini.

Gambar 15. Tampilan Hasil Seleksi Lelang

10. Tampilan Laporan Pada menu utama, terdapat tombol Laporan yang terdiri dari: laporan daftar perusahaan, laporan daftar paket lelang, dan laporan hasil seleksi paket lelang.

a. Laporan Data Perusahaan

Gambar 16. Laporan Data Perusahaan

ISBN : 978-979-1165-74-7

II-109

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008 Universitas Lampung, 17-18 November 2008

b. Laporan Hasil Seleksi Lelang (Cetak)

Gambar 17. Laporan Hasil Seleksi Lelang (Cetak) c. Laporan Hasil Seleksi Lelang (Grafik)

Gambar 18. Laporan Hasil Seleksi Lelang (Grafik)

4. HASIL DAN PEMBAHASAN Sistem penunjang keputusan pemenang tender proyek ini, ditampilkan dengan menjalankan file SPK.exe dengan database SPK.mdf. Program berjalan dengan baik, seperti pembahasan tampilan program diatas, jika tidak terdapat kekurangan komponen pendukung pada saat instalasi program. Kekurangan atau kesalahan pada umumnya disebabkan komponen yang mendukung sistem belum terinstal, seperti file *.Bpl, *.VCL, *.dll, *.rpt, dan lainnya. Sistem penunjang keputusan pada penelitian ini diimplementasikan dalam bentuk program aplikasi yang dapat menunjang pemilihan pemenang tender proyek melalui seleksi dalam bentuk penilaian- penilaian dari komponen yang telah ditentukan sebelumnya. Hasil dari seleksi sistem penunjang keputusan ini adalah laporan atau Finals seleksi yang ditampilkan setelah user melakukan proses seleksi lelang.

ISBN : 978-979-1165-74-7

II-110

Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi-II 2008 Universitas Lampung, 17-18 November 2008

5. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Sistem penunjang keputusan pemenang tender proyek pada Dinas Bina Marga Provinsi Lampung telah dilakukan secara terkomputerisasi dan dijalankan dengan program aplikasi. 2. Program sistem penunjang keputusan pemenang tender proyek ini memiliki keamanan data berupa user dan administrator. 3. Sistem ini dapat mempermudah bagian pelaksanaan pelelangan dalam menentukan pemenang dari tender proyek.

DAFTAR PUSTAKA Dennis, Alan. Barbara H Wiwon. 2003. System Analysis Design 2nd Edition. Jhon Wiley son. Inc United States of America. and

Kadir Abdul. 2004. Pemograman Database dengan Delphi 7 Menggunakan Acces dan ADO, Andi Offset : Yogyakarta. Madcoms. 2003. Pemograman Borland Delphi 7, Andi Offset : Yogyakarta. Robiin, Bambang. 2005 . Manajemen dan Administrasi Database Menggunakan SQL Server 2000 , Andi Yogyakarta. Turban Efraim, dkk. 2005. Dessicion Support System And Intelligent System, 7 Edition, Andi Yogyakarta. Zakaria Teddy Marcus dan Agus Psrijono. 2004. Delphi Developer dan SQL Server 2000. Informatika. BAndung. http://ariesaja.wordpress.com/2007/09/27/tender-penggadaan-gamma-ray=container-scannermelanggar-pasal-22-uu-no51999-2/ 30 MAret2008: 11:39. http://en.wikipedia.org/wiki/Analytic_Hierarchy_Process 30 Maret 2008: 11:42. http://www.pu.go.id/itjen/buletin/2324eva.htm 04April 2008: 11:30. http://www.damandiri.or.id/file/indrapermanaipbbab2.pdf(AHP) 15 April 2008; 10:55

ISBN : 978-979-1165-74-7

II-111