Makalah

8
1 I. LATAR BELAKANG Saat ini, guru dituntut untuk lebih inovatif dan kreatif dalam menentukan/memilih metode pembelajaran yang digunakan, yang tentunya harus disesuaikan dengan materi pelajaran yang akan disampaikan kepada siswa terutama dalam pembelajaran Fisika. Di dalam proses belajar mengajar tercakup komponen, pendekatan, dan berbagai metode pengajaran yang dikembangkan dalam proses tersebut. Tujuan utama diselenggarakannya proses belajar adalah demi tercapainya tujuan pembelajaran. Dan tujuan tersebut utamanya adalah keberhasilan siswa dalam belajar dalam rangka pendidikan baik dalam suatu mata pelajaran maupun pendidikan pada umumnya.Jika guru terlibat di dalamnya dengan segala macam metode yang dikembangkannya maka yang berperan sebagai pengajar berfungsi sebagai pemimpin belajar atau fasilitator belajar, sedangkan siswa berperan sebagai pelajar atau individu yang belajar. Usaha- usaha guru dalam proses tersebut utamanya adalah membelajarkan siswa agar tujuan khusus maupun umum proses belajar itu tercapai. Pada umumnya guru cenderung menggunakan metode ceramah dalam mengajar karena mudah dilakukan dan cepat. Bertumpunya proses belajar mengajar pada guru menimbulkan kurang tumbuh berkembangnya sikap kemandirian belajar pada anak, sebab anak akan cenderung menganggap dirinya tergantung pada guru dan sekolah dalam belajar. Tanpa guru dan sekolah, siswa merasa tidak dapat belajar dan tidak perlu belajar secara teratur. Kurangnya pemahaman mengenai metode dan pentingnya memilih metode yang tepat dalam pembelajaran menjadi suatu kendala yang selalu ada dalam proses belajar mengajar. Mata pelajara fisika saat ini sering dijadikan momokoleh siswa siswa smp maupun sma sehingga perlu dilakukan perubahan cara mengajar yang baik, agar siswa lebih mudah menerima/menangkap pelajaran fisika dengan baik dan menyenangkan. Untuk itu, guru menggunakan metode permainan agar siswa lebih aktif belajar dan tidak takut belajar Fisika dan menganggapnya sebagai mata pelajaran yang sangat mengasikkan dan menyenangkan.

description

Pembelajaran

Transcript of Makalah

Page 1: Makalah

1

I. LATAR BELAKANG

Saat ini, guru dituntut untuk lebih inovatif dan kreatif dalam

menentukan/memilih metode pembelajaran yang digunakan, yang tentunya harus

disesuaikan dengan materi pelajaran yang akan disampaikan kepada siswa terutama

dalam pembelajaran Fisika.

Di dalam proses belajar mengajar tercakup komponen, pendekatan, dan

berbagai metode pengajaran yang dikembangkan dalam proses tersebut. Tujuan utama

diselenggarakannya proses belajar adalah demi tercapainya tujuan pembelajaran. Dan

tujuan tersebut utamanya adalah keberhasilan siswa dalam belajar dalam rangka

pendidikan baik dalam suatu mata pelajaran maupun pendidikan pada umumnya.Jika

guru terlibat di dalamnya dengan segala macam metode yang dikembangkannya maka

yang berperan sebagai pengajar berfungsi sebagai pemimpin belajar atau fasilitator

belajar, sedangkan siswa berperan sebagai pelajar atau individu yang belajar. Usaha-

usaha guru dalam proses tersebut utamanya adalah membelajarkan siswa agar tujuan

khusus maupun umum proses belajar itu tercapai.

Pada umumnya guru cenderung menggunakan metode ceramah dalam

mengajar karena mudah dilakukan dan cepat. Bertumpunya proses belajar

mengajar pada guru menimbulkan kurang tumbuh berkembangnya sikap

kemandirian belajar pada anak, sebab anak akan cenderung menganggap dirinya

tergantung pada guru dan sekolah dalam belajar. Tanpa guru dan sekolah, siswa

merasa tidak dapat belajar dan tidak perlu belajar secara teratur.

Kurangnya pemahaman mengenai metode dan pentingnya memilih metode

yang tepat dalam pembelajaran menjadi suatu kendala yang selalu ada dalam proses

belajar mengajar. Mata pelajara fisika saat ini sering dijadikan “momok” oleh siswa –

siswa smp maupun sma sehingga perlu dilakukan perubahan cara mengajar yang baik,

agar siswa lebih mudah menerima/menangkap pelajaran fisika dengan baik dan

menyenangkan. Untuk itu, guru menggunakan metode permainan agar siswa lebih

aktif belajar dan tidak takut belajar Fisika dan menganggapnya sebagai mata pelajaran

yang sangat mengasikkan dan menyenangkan.

Page 2: Makalah

2

II. ISI

A. Hakikat Belajar

Belajar menurut behaviorisme adalah perubahan perilaku yang terjadi melalui

proses stimulus dan respon yang bersifat mekanisme. Oleh karena itu, lingkungan

yang sistematis, teratur dan terencana dapat memberikan pengaruh (stimulus) yang

baik sehingga manusia bereaksi terhadap stimulus tersebut dan memberikan respon

yang sesuai.Belajar menurut Konstruktivisme adalah membangun (to construct)

pengetahuan itu sendiri (Bootzin, 1996), setelah dipahami, dicernakan dan merupakan

perbuatan dari dalam diri seseorang (form within). (Semiawan, 2002).

Menurut Burton belajar merupakan suatu perubahan tingkah laku pada diri

individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan

lingkungannya. Interaksi memiliki makna sebagai sebuah proses. Seseorang yang

sedang melakukan kegiatan secara sadar untuk mencapai tujuan perubahan tertentu,

maka orang tersebut dikatakan sedang belajar. Howard L. Kingskey mengatakan

belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah

melalui praktik atau latihan. Kata “praktik”, yang memiliki penekanan makna pada

kegiatan eksperimen.

Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang

ada disekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada

tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar juga merupakan

proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu (Hosnan M. 2014).

B. Pengertian Fisika

Tujuan pendidikan IPA khususnya fisika adalah untuk mengantarkan siswa

menguasai konsep-konsep fisika dan keterkaitannya untuk memecahkan masalah-

masalah dalam kehidupan sehari-hari. Artinya pendidikan fisika harus menjadikan

siswa tidak sekedar tahu dan hafal tentang konsep-0konsep fisika melainkan harus

menjadikan siswa untuk mengerti dan memahami konsep-konsep tersebut dan

menghubungkan keterkaitan suatu konsep dengan konsep lain (Wahyudi, 2003).

Sebagai keutuhan, Fisika mencakup produk, proses dan sikap.

Fisika produk adalah kumpulan pengetahuan tentang alam sebagai hasil

kegiatan empirik dan analitik para ilmuwan sepanjang perkembangan fisika

Page 3: Makalah

3

dari awal sampai sekarang. Fisika produk berupa fakta, konsep,

prinsip/hukum, dan teori.

Fisika proses adalah serangkaian prosedur empirik dan analitik sebagaimana

dilakukan para ilmuwan untuk menghasilkan produk IPA dalam usahanya

memahami alam mencakup: observasi dan eksperimen.

Fisika sikap adalah sejumlah sikap sebagaimana yang dipunyai para ilmuwan

fisika dalam melakukan proses fisika. Sikap fisika meliputi obyektif, cermat,

terbuka, dan hati-hati

C. Metode Permainan

1. Pengertian permainan

Menurut Santrock (2002) permainan ialah suatu kegiatan yang menyenangkan

yang dilaksanakan untuk kepentingan kegiatan itu sendiri. Berdasar definisi

tersebut maka permainan dapat didefinisikan sebagai kegiatan yang memberikan

pengalaman dan pengetahuan bagi seorang anak dari apa yang dilakukannya

tersebut (Pertiwi & Sugiyanto).

Permainan (games), populer dengan berbagai sebutan antara lain pemanasan

(ice- breaker) atau penyegaran (energizer).Arti harfiah ice-breaker adalah

„pemecah es‟. Jadi, arti pemanasan dalam proses belajar adalah pemecah situasi

kebekuan fikiran atau fisik peserta. Permainan juga dimaksudkan untuk

membangun suasana belajar yang dinamis, penuh semangat, dan antusiasme.

Karakteristik permainan adalah menciptakan suasana belajar yang menyenangkan

(fun) serta serius tapi santai (sersan). Permainan digunakan untuk penciptaan

suasana belajar dari pasif ke aktif, dari kaku menjadi gerak (akrab), dan dari jenuh

menjadi riang (segar).

Metode ini diarahkan agar tujuan belajar dapat dicapai secara efisien dan

efektif dalam suasana gembira meskipun membahas hal-hal yang sulit atau

berat.Sebaiknya permainan digunakan sebagai bagian dari proses belajar, bukan

hanya untuk mengisi waktu kosong atau sekedar permainan. Permainan sebaiknya

dirancang menjadi suatu „aksi‟ atau kejadian yang dialami sendiri oleh peserta,

kemudian ditarik dalam proses refleksi untuk menjadi hikmah yang mendalam

(prinsip, nilai, atau pelajaran-pelajaran). Wilayah perubahan yang dipengaruhi

adalah rana sikap-nilai.

Page 4: Makalah

4

Sifat permainan yang memberikan stimulasi (Monks, dkk., 2002)

memungkinkan terjadinya eksplorasi yang mampu mengasah kemampuan anak.

Dalam permainan ini sangat mungkin bagi anak untuk melakukan asimilasi dan

akomodasi sehingga permainan dapat membantu anak membentuk skema baru

berdasarkan pengalaman yang didapatkan

Keuntungan pembelajaran fisika permainan adalah siswa sendiri akan senang

dan asyik mempelajari bahan tersebut sehingga mereka akan dengan menangkap

pengertian fisika dalam permainan itu. Siswa juga akan menjadi sadar bahwa

fisika itu bukan hal yang menakutkan, dan bahkan dijumpai di permainan-

permainan sehari-hari yang menyenangkan.

2. Tujuan dan Manfaat Metode Permainan

a. Tujuan metode permainan

Mengajarkan pengertian (konsep)

Menanamkan nilai

Memecahkan masalah

Membentuk dan membina watak lewat metode yang menarik,

menyenagkan, dan menantang.

b. Manfaat metode permainan

Membangkitkan minat siswa

Memupuk dan mengembangkan rasa kerja sama siswa

Mengembangkan kreativitas siswa

Menumbuhkan kesadaran siswa

(Sibage, 2013)

3. Persiapan yang dilakukan

Untuk dapat mengajarkan fisika dengan permainan, perlulah guru

mempersiapkan dengan baik sehingga prosesnya lancar dan tujuannya tercapai.

Beberapa hal perlu diperhatikan antara lain:

Mencari permainan-permainan yang sedang disukai oleh banyak anak

Mengamati prinsip-prinsip fisika mana yang ada didalam permainan itu.

Apakah prinsip yang ada di dalam permainan itu sesuai dengan prinsip

atau bahan fisika yang memang akan di ajarkan sesuai dengan kurikulum.

Bila ada maka permainan itu dapat digunakan

Page 5: Makalah

5

Bagaimana siswa nantinya mau dilibatkan dalam permainan itu, dan

bagaimana prinsip fisikanya dipahami

Guru sebaiknya mempersiapkan beberapa pertanyaan untuk menggali

prinsip fisika yang ada dalam permainan itu sehingga tujuan pembelajaran

tercapai. Pertanyaan pendalaman dari guru sangat penting karena ini yang

akan mengarahkan siswa ke tujuan pembelajaran. Dengan demikian,

siswa bukan hanya bermain tetapi sekaligus belajar fisika.

4. Jenis-jenis permainan

Ada beberapa jenis permainan, yang dapat dipilih oleh guru untuk menjelaskan

prinsip fisika, sebagai berikut:

a. Permainan Olah Raga/Sport unsur fisika

Banyak permainan olah raga yang mengandung prinsip fisika.Permainan

sepak bola, bola volley, memanah, permainan bilyard, bola kasti, lempar

lembing, renang, lari marathon, gulat, beladiri, dan sepatu roda. Kebanyakan

permainan olah raga mempunyai prinsip fisika yang berkaitan dengan

mekanika: gerak, gerak peluru, kecepatan, percepatan, gaya, berat, tumbukan,

impuls, energy, gerak lurus, geraka melingkar, dan lain-lain.

b. Permainan Tradisional Anak-anak

Anak-anak yang dipedesaan mempunyai banyak permainan yang dilakukan

berkelompok.Beberapa permainan meraka adalah main kelereng, ketapel,

permainan karet, tarik tambang, dan tari-tari daerah.Banyak permainan ini

menggunakan prinsip fisika terutama mekanika.

c. Mainan Anak-anak Modern

Banyak permainan anak seperti mobil-mobilan, HP, motor, peluruh, juga

mengandung prinsip fisika.Prinsip fisika berkaitan dengan listrik, magnet,

mekanika, termodinakami, cahaya, dan gelombang terdapat dalam banyak

permainan (Suparno, 2013).

Page 6: Makalah

6

5. Kelebihan dan Kelemahan Metode Permainan

Beberapa kelebihan dalam penggunaan metode permainan dalam kegiaatan

pembelajaran adalah sebagai berikut :

a) Keterampilan siswa dalam bidang matematika seperti menghitung dan

menganalisis semakin meningkat.

b) Konsep – konsep matematika akan lebih mantap untuk dipahami.

c) Kemampuan manemukan dan memecahkan masalah meningkat.

d) Siswa lebih tertarik dan termotifasi untuk belajar matematika

Sedangkan kelemahan metode permainan ketika digunakan dalam metode

pembelajaran adalah sebagai berikut:

a) Tidak semua topik dapat disajikan dengan metode permainan makin tinggi

tingkatnya makin sukar disajiakn, disamping itu permainanpun harus kita buat

sendiri (tidak dalam bentuk siap pakai)

b) Memakan banyak waktu

c) Permainan mungkin akan mengganggu ketenangan kelas – kelas disekitarnya

(Sibage, 2013).

III. TANGGAPAN

Saat ini, guru dituntut untuk lebih inovatif dan kreatif dalam

menentukan/memilih metode pembelajaran yang digunakan, yang tentunya harus

disesuaikan dengan materi pelajaran yang akan disampaikan kepada siswa

terutama dalam pembelajaran Fisika.Guru harus menggunakan metode yang

mengasyikkan dan menyenangkan bagi siswa dalam proses belajar seperti metode

permainan. Dengan menggunakan metode permainan siswa dapat membangun

suasana belajar yang dinamis, penuh semangat dan antusiasme. Dalam metode ini,

siswa di ajak untuk bermain sambil belajar fisika sehingga siswa tidak akan

menganggap mata pelajaran fisika sebagai “momok” yang menakutkan,

melainkan sangat mengasyikkan dan menyenangkan karena kita sering dijumpai

dalam kehidupan sehari-hari.

Page 7: Makalah

7

IV. KESIMPULAN

Dari uraian di atas, dapat ditarik beberapa kesimpulan yang perlu untuk

direnungkan lebih lanjut oleh setiap orang yang merasa terpanggil untuk menjadi

guru yang harus menggunakan beberapa metode pembelajaran khususnya metode

permainan.

1. Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada

disekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan

kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar juga

merupakan proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu.

2. Fisika mencakup tiga aspek yaitu produk, proses, dan sikap.

3. Permainan dimaksudkan untuk membangun suasana belajar yang dinamis,

penuh semangat, dan antusiasme. Karakteristik permainan adalah menciptakan

suasana belajar yang menyenangkan (fun) serta serius tapi santai (sersan).

Permainan digunakan untuk penciptaan suasana belajar dari pasif ke aktif, dari

kaku menjadi gerak (akrab), dan dari jenuh menjadi riang (segar).

4. Dengan menggunakan metode permainana maka akan meningkatkan motivasi,

kinerja, dan prestasi dalam belajar fisika serta menghilangkan rasa bosan dengan

image fisika yang di nilai sangat sulit dan membosankan. Siswa dapat belajar

lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerja sama, persaingan

sehat dan keterlibatan belajar.

Page 8: Makalah

8

V. DAFTAR PUSTAKA

Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad

21. Bogor: Ghalia Indonesia.

Pertiwi. P. Pradytia & Sugiyanto. 2007. Efektivitas Permainan Konstruktif-Aktif

untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Siswa Kelas 2 Sekolah Dasar. Jurnal

Psikologi. Vol. 34: 151-163

http://jurnal.psikologi.ugm.ac.id/index.php/fpsi/article/view/73/64.

(Diakses 23 Maret 2015).

Semiawan, R Conny. 2002. Belajar dan Pembelajaran Prasekolah dan Sekolah

Dasar. Jakarta: Indeks.

Sibage. 2013. Metode-metode Pembelajaran.

http://sibage.blogspot.com/2013/04/makalah-tentang-metode-pembelajaran.html.

(diakses 25 Maret 2015).

Suparno, Paul. 2013. Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik &

Menyenangkan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.