makalah 2

59
Asuhan Keperawatan pada Ny. B dengan Neoplasma Kulit (Karsinoma Sel Basal) Disusun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Integumen Disusun oleh: Annisaa Citra Jeihan 220110090069 Astri Mutiar 220110090043 Bayu Jaya Adiguna 220110090126 Cici Feby 220110090054 Dwi Murbarani 220110090108 Evelin Aprilianty 220110090040 Febrina Viselita 220110090084 Lusita Indrayani 220110090020 Muhammad Ridwan 220110090047 Novi Amelia 220110090059 Tarina Eka Putri 220110090112 Yani Sri Mulyani 220110090073

Transcript of makalah 2

Page 1: makalah 2

Asuhan Keperawatan pada Ny. B dengan Neoplasma Kulit (Karsinoma Sel Basal)

Disusun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Integumen

Disusun oleh:

Annisaa Citra Jeihan 220110090069

Astri Mutiar 220110090043

Bayu Jaya Adiguna 220110090126

Cici Feby 220110090054

Dwi Murbarani 220110090108

Evelin Aprilianty 220110090040

Febrina Viselita 220110090084

Lusita Indrayani 220110090020

Muhammad Ridwan 220110090047

Novi Amelia 220110090059

Tarina Eka Putri 220110090112

Yani Sri Mulyani 220110090073

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

2010

Page 2: makalah 2

DAFTAR ISI

Daftar Isi............................................................................................................... 1

Kasus..................................................................................................................... 2

Step I..................................................................................................................... 2

Step II.................................................................................................................... 2

Step III................................................................................................................... 3

Step IV.................................................................................................................. 5

Step V.................................................................................................................... 5

Step VII................................................................................................................. 11

1. Konsep Dasar Neoplasma........................................................................... 11

a. Pengertian Neoplasma........................................................................... 11b. Klasifikasi Neoplasma.......................................................................... 11c. Faktor Pencetus Neoplasma.................................................................. 18

2. Pembahasan Kasus...................................................................................... 18

a. Pengertian KSB..................................................................................... 18b. Klasifikasi KSB..................................................................................... 18c. Etiologi KSB......................................................................................... 20d. Patogenesis KSB................................................................................... 21e. Manifestasi Klinis KSB......................................................................... 21f. Diagnosa Banding.................................................................................. 24g. Komplikasi KSB................................................................................... 25h. Pemeriksaaan Diagnostik...................................................................... 25i. Penatalaksanaan..................................................................................... 25j. Patofisiologi........................................................................................... 28k. Asuhan Keperawatan............................................................................ 29

1. Pengkajian....................................................................................... 292. Analisa Data.................................................................................... 323. Diagnosa Keperawatan.................................................................... 334. Rencana Asuhan Keperawatan........................................................ 33

Daftar Pustaka....................................................................................................... 39

Page 3: makalah 2

KASUS II

Ny. B (45 tahun) datang ke rumah sakit dengan keluhan penyakit pada kulitnya. Dari hasil

pemeriksaan fisik, ditemukan benjolan pada kulit wajah, leher, kepala, dan terlihat agak

mengkilat berwarna kemerahan dengan pinggiran yang berwarna agak kehitaman. Ditemukan

juga nevi dan pigmentasi pada beberapa bagian kulit dan wajahnya. Berdasrkan hasil wawancara

didapatkan data bahwa kulitnya mudah lecet danberdarah serta lukanya sulit sembuh. Ny. B juga

menyatakan bahwa ia bekerja di luar ruangan yang memungkinkan dirinya terpajan secara

langsung oleh matahari. Klien juga mengatakan malu dengan keadaannya saat ini.

STEP I

1. Nevi ( Febrina )

Jawab : Tahi lalat (Lusita)

2. Pigmentasi ( Annisaa)

Jawab : Proses perwarnaan kulit. (all)

STEP II

1. Diagnosa medis ? (Astri)

2. Kenapa ada benjolan pada kulit wajah, leher, dan kepala ? (Annisaa)

3. Apa hubungan sinar matahari dengan penyakit ini ? (Dwi)

4. Kenapa kulit Ny. B mudah lecet dan berdarah, serta lukanya sulit sembuh ? (Tarina)

5. Kenapa di kulit wajah, leher, dan kepala terdapat nevi dan pigmentasi ? (Yani)

6. Apa diagnosa banding dari penyakit ini ? (Evelin)

7. Kenapa pinggiran benjolan berwarna kehitaman ? (Lusita)

8. Apa etiologi dari penyakit ini ? (Febrina)

9. Apakah benjoan ini menyebabkan gatal ? (Cici)

10. Kenapa benjolan terlihat mengkilat dan berwarna kemerahan ? (Annisaa)

11. Apa faktor pemberat yang memperparah penyakit ini ? (Cici)

12. Apakah penyakit ini merupakan penyakit menular ? atau kelainan akibat dari sering

terpajan matahari ? (Cici)

13. Apakah nevi muncul saat terpajan matahari saja atau selalu ada ? (Yani)

Page 4: makalah 2

14. Bagaiman peran perawat dalam menghadapi masalah psikologis klien ? (Cici)

15. Apa komplikasi dari penyakit ini ? (Annisaa)

16. Penatalaksanaan ? (Febrina)

17. Askep ? (Astri)

18. Bagaiman patofisiologi kasus ini ? (all)

19. Penkes apa yang harus diberikan untuk klien ? (all)

20. Apa manifestasi klinis dari penyakit ini ? (all)

21. Adakah kemungkinan nevi dan pigmentasi di tempat lainnya ? (Cici)

22. Apakah perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium pada klien ini ? jika ada, pemeriksaan

apa yang harus dilakukan dan bagaimana caranya ? (Febrina)

23. Apakah benjolan berisi cairan, serum, pus atau padat ? (Cici)

STEP III

1. Neoplasma kulit (all)

2. Terpajan sinar matahari kelainan sel membelah terus menerus benjolan (Lusita)

3. –

4. –

5. Karena daerah-daerah tersebut merupakan bagian tubuh yang sering terpajan matahari.

(Lusita)

6. –

7. –

8. Sinar matahari. (all)

9. Tidak menimbulkan gatal melainkan biasanya menimbulkan nyeri.

10. –

11. sering terpajan sinar matahari langsung

mengenakan pakaian pendek (all)

12. –

13. Bukan hanya saat terpajan sinar matahari saja tetapi selalu ada. (all)

14. Educator (menjelaskan bagaimana pencitraan diri yang positif. (Novi)

15. Nekrosis.

Page 5: makalah 2

16. –

17. –

18. –

19. Menggunakan tabir surya (sunblock)

Menggunakan pakaian tertutup

Menggunakan topi dan scraf. (Astri)

Jelaskan diagnosa penyakitnya pada klien

Jelaskan mengenai penanganan penyakit yang di derita klien

Jelaskan bagaimana pencegahan penyakit yang sekarang di derita oleh klien. (Cici)

20. Terdapat benjolan agak mengkilat berwarna kemerahan dengan pinggiran kehitaman.

Terdapat nevi dan pigmentasi

Kulit mudah lecet dan berdarah. (all)

21. –

22. –

23. Benjolannya padat. (Evelin)

Page 6: makalah 2

STEP IV ( mind map )

STEP V (LO)

1. Nevi ?

2. Pigmentasi ?

3. Diagnosa medis ?

4. Kenapa ada benjolan pada kulit wajah, leher, dan kepala ?

5. Apa hubungan sinar matahari dengan penyakit ini ?

6. Kenapa kulit Ny. B mudah lecet dan berdarah, serta lukanya sulit sembuh ?

7. Kenapa di kulit wajah, leher, dan kepala terdapat nevi dan pigmentasi ?

8. Apa diagnosa banding dari penyakit ini ?

9. Kenapa pinggiran benjolan berwarna kehitaman ?

NEOPLASMA KULIT

DEFINISI

ETIOLOGI

KLASIFIKASI

MANIFESTASI KLINISPATOGENESIS

ASKEP

PENGKAJIAN

ANALISA DATA

PERENCANAAN KEPERAWATAN

PATOFISIOLOGI

PENKES

ASPEK LEGAL ETIK

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

PENATALAKSANAAN

KOMPLIKASI

DIAGNOSA BANDING

FARMAKOLOGI

NONFARMAKOLOGI

PENCEGAHAN

PROSES PIGMENTASI

Page 7: makalah 2

10. Apa etiologi dari penyakit ini ?

11. Apakah benjoan ini menyebabkan gatal ?

12. Kenapa benjolan terlihat mengkilat dan berwarna kemerahan ?

13. Apa faktor pemberat yang memperparah penyakit ini ?

14. Apakah penyakit ini merupakan penyakit menular ? atau kelainan akibat dari sering

terpajan matahari ?

15. Apakah nevi muncul saat terpajan matahari saja atau selalu ada ?

16. Bagaimana peran perawat dalam menghadapi masalah psikologis klien ?

17. Apa komplikasi dari penyakit ini ?

18. Penatalaksanaan ?

19. Askep ?

20. Bagaimana patofisiologi kasus ini ?

21. Penkes apa yang harus diberikan untuk klien ?

22. Apa manifestasi klinis dari penyakit ini ?

23. Adakah kemungkinan nevi dan pigmentasi di tempat lainnya ?

24. Apakah perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium pada klien ini ?

25. jika ada, pemeriksaan apa yang harus dilakukan dan bagaimana caranya ? Apakah

benjolan berisi cairan, serum, pus atau padat ?

Jawaban LO

1. Tahi Lalat (Nevi) adalah pertumbuhan kulit yang kecil dan biasanya berwarna gelap,

yang berasal dari sel-sel penghasil pigmen (melanosit) di kulit. Ukuran tahi lalat

bervariasi, bisa mendatar atau menonjol, permukaannya bisa halus atau kasar

(menyerupai kutil) dan bisa berrambut. Biasanya berwarna coklat tua atau hitam, tetapi

bisa juga berwarna merah atau kuning-coklat. Hampir semua orang memiliki sekitar 10

buah tahi lalat, yang biasanya tumbuh pada masa kanak-kanak atau remaja. Sel-sel

pigmen memberikan respon terhadap perubahan kadar hormon, karena itu tahi lalat bisa

tumbuh, membesar atau bertambah gelap selama kehamilan berlangsung.

Page 8: makalah 2

2. pigmentasi adalah perubahan warna kulit seseorang yang disebabkan adanya penyakit

atau perlukaan yang bisa menimbulkan perubahan warna yang lebih gelap

(hyperpigmentation) atau lebih terang (hypopigmentation).

3. Karsinoma Sel Basal (KSB)

4. Karena daerah tersebut adalah daerah yang terpajan langsung oleh sinar matahari yang

meriupakan penyebab utama kanker kulit.

5. Penyebab kanker kulit yang paling utama adalah sinar ultraviolet (UV) dari matahari.

Sinar UV yang berhasil masuk ke kulit bagian dermis merusak DNA sel kulit. Pada

keadaan normal, sel yang rusak tersebut dibuang oleh tubuh dan diganti dengan sel baru

yang sehat. Namun, karena UV yang masuk sangat banyak sehingga tubuh tidak mampu

memperbaiki diri lagi, sel yang rusak tidak mati tapi malah tumbuh merajalela mendesak

dan merusak sel yang normal. Sel yang merusak itulah yang disebut kanker.

6. Karena pada luka terdapat banyak pembuluh darah (di setiap vesikulanya itu ada

pembuluh darah berdarah, kulit tipis mudah lecet )

7. Karena seringnya terpapar sinar matahari maka kulit melakukan pertahanan dengan

membentuk melanin, namun karena terlalu lama terpajan sinar matahari sehingga terjadi

perubahan pigmen yang kemudian terbentuk frecel, noda kehitaman yang lama lama akan

membentuk nevi .

8. Karsinoma sel skuamosa

Nevus pigmentosus

Melanoma Malignan

Trichopitelioma

Hyperplasia sebaceous

Keratosis Seboroik

Page 9: makalah 2

9. Pinggiran benjolan berwarna kehitaman karena seringnya terpajan sinar matahari.

10. Terpapar sinar matahari, dengan panjang gelombang 260-320 nm

Riwayat pengobatan radiologi sebelumnya untuk menyembuhkan penyakit kulit lain

Sering terkena zat arsen,nitrat, batu bara, dan parafin

Gangguan genetic yang jarang : syndrome nevus sel basal dan xeroderma pigmentosum

Trauma mekanis : ex. bekas suntikan, bekas luka bakar, dan iritasi kronis.

11. Benjolan tidak terasa gatal atau pun sakit, hanya lukanya sukar sembuh dan mudah

berdarah.

12. Karena adanya lesi jaringan mengakibatkan jaringan kulit mengelupas sehingga kulit

terlihat mengkilat dan kemerahan.

13. Sering terpajan sinar matahari dan riwayat pengobatan radiologi.

14. Penyakit ini bukan merupakan suatu penyakit yang menular melainkan kareena akibat

sering terpajannya kulit terhadap sinar matahari yang bersifat karsinogenik sehingga

merubah pertumbuhan sel menjadi sel kanker.

15. Penyebab nevi dan pigmentasi itu sinar UV dari pajanan matahari, namun nevi dan

pigmentasi selalu ada saat klien sudah terserang nevi dan pigmentasi tsb.

16. Terdapat pada pembahasan kasus.

17. Dampak emosional

Menjalar ke daerah sekitar

Kecacatan post operasi

Dapat berkembang menjadi kanker kulit yang lebih serius lagi

Sangat sulit dihilangkan secara menyeluruh

18. Terdapat pada pembahasan kasus

19. Terdapat pada pembahasan kasus

Page 10: makalah 2

20. Terdapat pada pembahasan kasus

21. PENCEGAHAN

Gunakan pakaian yang dapat melindungi anda dari sinar matahari, terutama saat

beraktivitas di luar ruangan. Lindungi kulit dari cahaya matahari dengan

menggunakan topi, kemeja lengan panjang, celana panjang atau rok panjang

Sinar matahari yang paling kuat adalah pada tengah hari, karena itu sebaiknya hindari

sinar matahari pada tengah hari. Hindari sinar matahari terutama saat siang hari, dari

pukul 10 pagi hingga 4 sore, karena pancaran sinar matahari paling kuat pada waktu

itu

Gunakan tabir surya berkualitas tinggi, minimal dengan SPF 15, yang menghambat

sinar UV A dan UV B.

Oleskan tabir surya minimal setengah jam sebelum bepergian dan oleskan sesering

mungkin.

Periksalah kulit secara teratur untuk mengetahui adanya berbagai perubahan yang

mengarah kepada keganasan (pertumbuhan baru di kulit yang membentuk tukak,

mudah berdarah, sukar sembuh, berubah warna, ukuran, struktur, terasa nyeri,

meradang atau gatal).

22. Tempat predileksi terutama pada wajah ( pipi, dahi, hidung, lipatan nasobial, daerah

periorbital), leher, jarang pada lengan, tangan, badan, tungkai, kaki, dan kulit kepala.

Secara umum ditemukan kelainan sebagai berikut :

Benjolan kecil berwarna kemerahan lama kelamaan menghitam dan mengkilap.

Benjolan sering berdarah (karena mengandung pembuluh darah sub epidermis, dikenal

sebagai telangiektase), menginvasi dermis, merusak jaringan normal.

Kemungkinan terdapat hiperpigmentasi, ulserasi (lesi yang tidak tertangani)

23. Ya ada kemungkinan, karena penyebab nevi dan pigmentasi itu sinar UV dari pajanan

matahari, maka dapat mengenai daerah mana saja yang terpajan oleh matahari.

Page 11: makalah 2

24. Tidak perlu . . dengan melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik (gejala klinis) dan

pemeriksaan hispatologis (biopsi) sudah dapat menegakan diagnosa penyakit karsinoma

sel basal

25. Benjolan itu ada kemungkinan berisi pembuluh darah, dilihat dari anamnesa yang

menyatakan bahwa kulit Ny.B mudah lecet dan berdarah juga lukanya sulit sembuh

Page 12: makalah 2

STEP VII (REPORTING)

1. KONSEP DASAR NEOPLASMA

a. Pengertian Neoplasma

Neoplasma merupkakan masa jaringan abnormal, tidak terkendali, dan tidak

terkoordinasi dengan jaringan normal, tumbuh terus menerus terus bertransformasi dan terus

membelah.

Tumor merupakan salah satu dari lima karakteristik inflamasi berasal dari bahasa latin,

yang berarti bengkak. Istilah umor ini digunakan untuk menggambarkan pertumbuhan

biologikal jaringan yang tidak normal.

b. Klasifikasi

Menurut Brooker, 2001 pertumbuhan tumor dapat digolongkan sebagai ganas (malignant)

atau jinak (benigna). Namun, adapula yang disebut dengan neoplasma intermediet yang

merupakan titik tengah antara maligna dan benigna. Berikut penjelasannya :

a. Neoplasma ganas (Maligna)

Lebih sering dikenal sebagai kanker yang merupakan sebuah penyakit yang ditandai

dengan pembagian sel yang tidak teratur dan kemampuan sel-sel ini untuk menyerang

jaringan biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang

bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh (metastasis).

Pertumbuhan yang tidak teratur ini menyebabkan kerusakan DNA, menyebabkan mutasi

di gen vital yang mengontrol pembagian sel, dan fungsi lainnya (Tjakra, 1991).

Pada maligna terjadi diferensiasi sel berbagai tingkatan, tumbuh dengan cepat, dan

bermetastasis. Histopatologiknya inti atipik dan memiliki susunan yang tidak teratur.

Adapun beberapa jenis dari neoplasma yang terjadi pada kulit, yaitu :

Karsinoma Sel Basal (KSB)

Sinonim dari penyakit ini adalah epitelioma sel basal, basalioma, dan ulkus

Rodens. Karsinoma sel basal merupakan neoplasma kulit yang sering ditemukan.

Page 13: makalah 2

Karsinoma ini merupakan suatu neoplasma ganas kulit (kanker) yang berasal dari

pertumbuhan neoplastik sel basal epidermis dan apendiks kulit. Dan adalah

kanker dengan pertumbuhan lambat, dengan beberapa macam pola pertumbuhan

sehingga memberi gambaran klinis yang bervariasi, bersifat invasive, serta jarang

mengadakan metastasis tapi dapat menyebabkan kerusakan local dan kecacatan

jika tidak diobati. KSB umumnya disebabkan oleh pajanan matahari yang sering.

Tempat predileksinya terutama terdapat pada wajah (pipi, dahi, hidung, lipatan

nasobial, dan daerah periorbital), leher. Meskipun jarang ditemukan pada lengan,

badan, tungkai, kaki, dan kulit kepala.

Karsinoma Sel Skuamosa (KSS)

Sinonim dari penyakit ini adalah epitel sel skuamosa, karsinoma sel prickle, dan

karsinoma epidermoid. Karsinoma sel skuamosa adalah tipe terbesar kedua dan

mulai tumbuh dalam sel-sel skuamosa bagian epidermis kulit. Kanker jenis ini

tumbuh dan berkembang lebih cepat di bandingkan dengan sel basal dan

bermetastase sekitar 2%.

KSS ini merupakan keganasan sel keratinosit epidermis. Karsinoma ini juga dapat

tumbuh pada kulit yang normal (de novo) atau pad kulit yang sudah memiliki

kelainan sebelumnya. Kulit yang terkena tampak coklat kemerahan dan bersisisk

atau keropeng dan mendatar. Kelainan yang ditemukan berupa benjolan atau luka

yang tidak kunjung sembuh. Seperti KSB, pajanan sinar matahari merupakan

salah satu penyebab kanker ini. Selain itu juga disebabkan oleh system imun yang

buruk, virus, bahan kimia, dan jaringan parut. Tempat predileksinya pada daerah

kulit yang terpapar matahari, membrane mukosa, dan dapat terjasi pula pada

seluruh bagian tubuh.

Melanoma Maligna (MM)

Melanoma maligna merupakan kanker kulit yang paling ganas dan berasal dari

sisitem melanositik kulit Melanoma bisa berawal sebagai pertumbuhan kulit baru

yang kecil dan berpigmen pada kulit yang normal. Paling sering tumbuh pada

kulit yang terpapar sinar matahari, tetapi hamper separuh kasus tumbuh dari tahi

lalat yang berpigmen. Melanoma mudah menyebar ke bagian tubuh yang jauh

Page 14: makalah 2

(metastase), dimana akan terus tumbuh dan menghancurkan jaringan. Semakin

sedikit pertumbuhan melanoma ke dalam kulit, maka semakin besar peluang

untuk menyembuhkannya. Jika melanoma telah tumbuh jauh ke dalam kulit, akan

lebih mungkin menyebar melalui pembuluh getah bening dan pembuluh darah dan

bisa menyebabkan kematian dalam beberapa bulan atau tahun. Perjalanan

penyakit melanoma bervariasi dan tampaknya dipengaruhi oleh kekuatan

pertahanan oleh sistem kekebalan tubuh. Beberapa penderita yang keadaan

kesehatannya baik, bisa bertahan hidup selama bertahun-tahun meskipun

melanomanya telah menyebar.

Melanoma berasal dari melanosit, yang timbul dari puncak saraf dan bermigrasi

ke epidermis, uvea, meninges, dan mukosa ectodermal. Melanosit, berada di kulit

dan menghasilkan melanin pelindung, yang terkandung dalam lapisan basal

epidermis, di antara dermis dan epidermis. Melanoma dapat berkembang di atau

dekat lesi yang sudah ada sebelumnya atau di kulit yang tampak sehat. Sebuah

melanoma ganas yang berkembang dalam kulit yang sehat dapat dikatakan timbul

de novo, tanpa bukti adanya lesi sebelumnya. Banyak dari melanoma yang

diinduksi oleh radiasi matahari. Risiko terbesar yang disebabkan paparan sinar

matahari yang dapat menyebabkan melanoma dikaitkan dengan terbakar oleh

sinar matahari secara akut, intens, dan berselang. Risiko ini berbeda dibandingkan

dengan kanker sel skuamosa dan basal kulit, yang terkait dengan lama, paparan

sinar matahari jangka panjang. Melanoma juga dapat terjadi di daerah tidak

terbakar kulit, termasuk telapak tangan, telapak kaki, dan perineum.lesi tertentu

dianggap prekursor lesi melanoma, termasuk nevus diperoleh secara biasa, nevus

displastik, nevus kongenital, dan nevus biru selular.

Melanoma memiliki 2 fase pertumbuhan, radial dan vertikal. Selama fase

pertumbuhan radial, sel-sel ganas tumbuh dalam mode radial pada epidermis.

Dengan waktu berlangsung, sebagian besar melanoma ke fase pertumbuhan

vertikal, di mana sel-sel ganas menginvasi dermis dan mengembangkan

kemampuan untuk bermetastasis.

Page 15: makalah 2

b. Neoplasma Intermediet

Merupakan penyakit kulit yang dapat berkembang menjadi noplasma ganas.

Histopatologikya hyperplasia dan kanker insitu. Contoh neoplasma intermediet yang

terjadi pada kulit diantaranya adlah kemerahan karena matahari, beberapa jenis tahi lalat

seperti tahi lalat yang besar sejak lahir, giant n pegmentosus, penyakit bowen,

leukoplakia, keratosis aktinik, dsb.

c. Neoplasma jinak (benigna)

Sel tumor pada tumor jinak bersifat tumbuh lambat, sehingga tumor jinak pada

umumnya tidak cepat membesar. Sel tumor mendesak jaringan sehat sekitarnya secara

serempak sehingga terbentuk simpai (serabut pembungkus yang memisahkan jaringan

tumor dari jaringan sehat). Oleh karena bersimpai maka pada umumnya tumor jinak

mudah dikeluarkan dengan cara operasi (Robin dan Kumar, 1995). Berikut beberapa jenis

neoplasma jinak yang serinbg ditemukan.

Hemangioma

Hemangioma adalah tumor jinak pembuluh darah yang terdiri dari proliferasi sel-

sel endotel, yang dapat terjadi pada kulit, membran mukosa, dan organ-organ lain.

Secara histopatologis dibedakan menjadi hemangioma kapiler dan hemangioma

kavernosa.

- hemangioma kapiler

Hemangioma kapiler terdiri dari pembuluh darah kecil dan superfisial, lunak

serta hilang pada penekanan. Termasuk dalam kategori ini adalah nervus

flameus (Nervus Flameus yang terletak di medial dan Nervus Flameus yang

terletak di lateral), dan hemangioma strawberi.

- hemangioma kavernosa

hemangioma kavernosa mengenai pembuluh darah yang lebih besar dan lebih

dalam, serta warnanya lebih gelap dibanding hemangioma kapilaris.

Kista

-Kista epidermal (Kista Epidermoid, Kista Epitelial, Kista Keratin )

Merupakan bentuk kista yang paling sering terjadi, berasal dari proliferasi sel-

sel epidermis dan berisi keratin. Kista ini sering ditemukan pada daerah yang

Page 16: makalah 2

banyak kelenjar sebaseanya, seperti pada wajah, leher, dada, punggung, kulit

kepala.

Lesi berupa nodul bentuk kubah dengan diameter bervariasi, permukaannya

licin, mudah digerakkan dari dasarnya, tetapi biasanya melekat pada kulit di

atasnya. Dapat tunggal atau multipel, konsistensinya keras, dan hilang pada

penekanan. Kulit di atasnya tampak mormal, berwarna pucat atau kekuningan,

pertumbuhan lambat, dan asimtomatik. Isi kista berupa masa seperti keju dan

berbau.

- Kista Trikilemal ( Kista Pilaris, Kista Sebaseus )

merupakan suatu kista yang berisi keratin, tersusun oleh suatu epitel yang

mempunyai selubung luar akar rambut, dapat diturunkan secara autosomal

dominan. Biasanya terjadi pada kulit kepala. Secara klinis sulit dibedakan

dengan kista epidermal, tetapi kista ini lebih mudah dienukleasi dan isinya lebih

keratinosa dan tidak begitu berlemak, serta kurang berbau dibandingkan isi kista

epidermis.

- Milium

Merupakan kista keratin subepidermal yang kecil, terutama terjadi pada wajah,

khususnya periorbital. Berasal dari epidermis atau adneksa, dapat terjadi secara

primer atau sekunder. Pada suatu potongan serial, milium primer dapat tampak

berhubungan dengan suatu velus folikel rambut, sedangkan milium sekunder

tampak berhubungan dengan susunan epitel induk. Penyebab milia primer tidak

diketahui, kemungkinan berasal dari folikel pilosebaseus. Sedangkan milia

sekunder biasa terjadi dari retensi kista setelah berbagai dermatosis, dianggap

berasal dari folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea, atau epidermis.

-Kista Dermoid ( kista dermatoid brankhiogenik )

Merupakan kista yang berasal dari eksodermal, dindingnya dibatasi oleh epitel

skuamosa berlapis dan berisi apendiks kulit serta biasanya terdapat pada garis

fusi embrional. Lesi berupa nodul intrakutan atau subkutan, soliter, berukuran 1-

4 cm, mudah digerakkan dari kulit di atasnya dan dari jaringan di bawahnya.

Pada perabaan, permukaan halus, konsistensi lunak dan kenyal, dan secara

Page 17: makalah 2

makroskopis isi kista berupa material keratin yang berlemak dengan rambut, juga

kadang – kadang tulang, gigi, atau jaringan saraf. Lokasi tumor biasanya pada

kepala dan leher, pada garis fusi embrionik, kadang juga pada ovarium.

-Steatokistoma Multipleks ( sebokistomatosis gunther, steatokistoma )

Merupakan suatu penyakit yang khas, ditandai dengan adanya kista dermis

multipel yang berisi sabun dan dibatasi oleh epitel yang berisi folikel sebasea.

Diturunkan secara autosomal dominan. Lesi dapat timbul saat lahir atau beberapa

saat kemudian. Secara klinis tampak nodul kistik asimtomatik dengan konsistensi

lunak sampai keras, melekat pada kulit di atasnya, berwarna kekuningan dengan

permukaan halus dan bila lesi ditusuk akan keluar cairan kuning berminyak

seperti keju. Ukurannya bervariasi, dari beberapa mm sampai 3 cm, namun

biasanya jarang lebih dari 1,5 cm. Pada umumnya lesi terletak pada daerah

sternum, lengan, dan daerah skrotum.

Limfangioma

merupakan malformasi pembuluh limfatik yang biasanya terjadi setelah lahir,

secara klinis dan histopatologi diklasifikasikan menjadi 3 bentuk :

- Limfangioma sirkumskripta lokalisata ( limfangioma simpleks )

Lesi timbul saat bayi, beru[a bercak soliter, kecil, dengan diameter kurang dari 1

cm, terdiri dari vesikel – vesikel berdinding tebal, berisi cairan limfe, dan

menyerupai telur katak. Bila tercampur darah, lesi dapat berwarna keunguan.

Tampak adanya dilatasi kistik dari pembuluh limfe yang dindingnya dibatasi

oleh selapis endotel yang terdapat pada dermis bagian atas. Ketebalan epidermis

bervariasi, pada beberapa kista limfe, epidermisnya menipis; sedangkan yang

lain dapat menunjukkan akantosis, papilomatosis, hiperkeratosis, dan

pertumbuhan ke bawah ireguler.

- Limfangioma sirkumskriptum ( tipe klasik )

Lesi timbul saat lahir atau pada awal kehidupan, ditandai oleh satu atau

beberapa bercak besar dengan vesikel – vesikel jernih, dapat dalam jumlah

sangat banyak. Dinding vesikel tampak lebih tipis dan sering disertai edema

yang difus pada jaringan subkutis di bawahnya, bahkan kadang – kadang edema

Page 18: makalah 2

seluruh ekstremitas yang terkena. Lokasi lesi sering pada daerah aksila, lengan,

dada lateral, sekitar mulut, dan lidah. Beberapa vesikel dapat berisi darah, dan

kadang – kadang permukaan lesi dapat verukosa. Tampak gambaran yang mirip

dengan limfangioma sirkumskripta lokalisata. Hanya derajat hiperkeratosis dan

papilomatosisnya lebih nyata, juga dilatasi pembuluh limfenya lebih luas

sampai dermis bagian bawah dan lemak subkutan. Pembuluh limfe pada lemak

subkutan sering berukuran besar dan dindingnya dilapisi otot.

- Limfangioma kavernosa

Lesi berupa suatu pembengkakan jaringan subkutan yang sirkumskripta atau

difus, dengan konsistensi lunak seperti lipoma atau kista. Paling sering dijumpai

disekitar dan di dalam mulut. Limfangioma kavernosa sering terdapat bersama –

sama limfangioma sirkumskripta. Bila mengenai pipi, lidah, biasanya murni

merupakan limfangioma kavernosa. Tapi bila terletak pada leher, aksila, dasar

mulut, mediastinum biasanya kombinasi, dan disebut higroma kistik. Ditandai

dengan adanya kista – kista yang besar dengan bentuk ireguler, dindingnya

terdiri atas selapis sel endotel dan terletak pada jaringan subkutan. Periendotel

jaringan konektif dapat tersusun oleh stroma yang longgar, atau padat, bahkan

dapat fibrosa.

Dermatofibroma

Merupakan nodul dermal jinak yang dibentuk oleh proliferasi fokal fibroblas atau

histiosit. Lebih tampak sebagai proses reaktif daripada neoplasma yang

sebenarnya. Biasanya berhubungan dengan poliferasi ringan dari epidermis

diatasnya. Sering dijumpai pada orang dewasa usia pertengahan, tetapi dapat

terjadi pada semua usia dan wanita lebih banyak daripada pria. Tidak diketahui,

diduga dari proses reaktif terhadap trauma seperti tusukan jarum, garukan, atau

gigitan nyamuk.

Keloid

Merupakan pertumbuhan yg berlebihan dari scar (jaringan sikatrik) akibat

penumpukan kollagen dan jaringan yg masih hidup setelah trauma.

Granuloma piogenikum

Page 19: makalah 2

Keratosis seboroik

Nevus pigmentosus

Merupakan sel-sel pigmen yg membentuk neoplasma jinak, dpt congenital atau

didapat (usia 1-35 th). nevus normal berbentuk teratur,batas tegas, warna seragam.

50% nevus bisa berubah menjadi melanoma maligna.

c. Faktor pencetus neoplasma

- Faktor internal : genetic, jenis kelamin, umur, dan ras

- Faktor eksternal : zat kimia, sinar UV, sinar radiasi (ex. Sinar X), virus, dan agen

biologi.

2. PEMBAHASAN KASUS

Diagnosa medis : Karsinoma Sel Basal (KSB)

a. Pengertian karsinoma Sel basal (KSB)

Karsinoma sel basal merupakan neoplasma kulit yang sering ditemukan. Karsinoma

ini merupakan suatu neoplasma ganas kulit (kanker) yang berasal dari pertumbuhan

neoplastik sel basal epidermis dan apendiks kulit. Dan adalah kanker dengan

pertumbuhan lambat, dengan beberapa macam pola pertumbuhan sehingga memberi

gambaran klinis yang bervariasi, bersifat invasive, serta jarang mengadakan metastasis.

Keganasan pada karsinoma ini adalh keganasan local.

b. Klasifikasi

Berdasarkan gambaran histopatologis Lever (1993) membagi Karsinoma Sel Basal dalam

2 golongan :

I. Differensiasi yaitu :

1. Jenis keratotik

Disebut juga tipe pilar karena berdifferensiasi ke arah rambut menunjukkan sel-sel

para keratotik dengan gambaran inti yang memanjang dan sitoplasma agak

eosinafilik dan dijumpai horn cyst (kista keratin). Sel parakeratonic dapat

membentuk susunan konsentris atau mengelilingi kista keratin.

2. Jenis differensiasi sebasea

Page 20: makalah 2

Dulu disebut bentuk kistik, merupakan bentukbsolidbyang mengalami nekrobiosis.

Tetapi tidak terbukti secara histokimia bahwa bentuk tersebut adalah di fferensiasi

kelenjar sebasea.

3. Jenis Adenoid

Adanya gambaran struktur mirip kelenjar yang dibatasi jaringan ikat. Kadang-

kadang ditemukan lumen yang dikelilingi sel-sel bersekresi. Sel tersusun

berhadapan, melingkari pulau-pulau jaringan ikat sehingga tumor berbentuk seperti

renda. Dalam lumen dapat ditemukan semacam substansi koloid atau materi

granuler yang amorph. Akan tetapi belum ada bukti aktivitas sel yang bersifat

sekretoris pada tepi lumen.

II.Tidak berdifferensiasi yaitu :

Jenis solid

Merupakan gambaran histopalogik yang banyak ditemukan. Berupa pulau-pulau

sel dengan bentuk dan ukuran bermacam-macam, terdiri dari sel-sel basaloid, dengan

inti basofilik yang bulat atau lonjong, stioplasma sedikit, sel-sel pada tepi massa tumor

tersusun palisade. Bentuk solid ini juga dibagi 2 sub kelompok , yaitu :

1. Sirkumskrip

- Tampak parenkim tumor dengan berbagai bentuk dan ukuran pada dermis lebih

dari 90% parenkim tumor berhubungan dengan epidermis.

- Batas tepi tumor terdiri dari sel yang tersusun palisade (seperti pagar), sedangkan

sel didalam tumor tidak beraturan.

- Kadang-kadang terjadi disintegrasi sel pada pusat tumor sehingga terbentuk kista.

2. lnfiltrative

- Disebut sebagai karsinoma sel basal yang agresif

- Terdiri dari sel basaloid yang tersusun memanjang dengan ketebalan hanya

beberapa lapis dengan atau tanpa susunan palisade pada tepinya. Tumor ini dapat

mengadakan invansi dalam batas tumor tidak jelas, sel dan inti sel bentuk dan

ukurannya bervariasi.

Adapula beberapa pembagian jenis berdasarkan diferensiasi yang lain adalah :

Page 21: makalah 2

a.Jenis adamontionoid, keratotik, kistik, adenoid, plexiform,dan pigmented (seldan

+ Helwing 1974).

b. Jenis superfisial dan morphealike.

Menurut Sloan (1974) mengemukakan bahwa pembagian jenis karsinoma sel

basal menurut diferensiasi kurang mempunyai arti prognostik. Maka, KSB

diklasifikasikan berdasarkan sifat pertumbuhannya antara lain bentuk:

a. Noduler, kelompok sel tumor secara keseluruhan memberi kesan berbatas tegas

dengan jaringan sekitar.

b. Noduler infiltratif, pada bagian tengah tampak tonjolan tumor dengan tepi

menunjukkan pertumbuhan infiltratif kecil.

c. Infiltratif, jaringan tumor menunjukkan pertumbuhan infiltratif tidak teratur.

- Selerosing, stroma menunjukkan jaringan ikat padat terdiri dari serabut kolagen

dan elastis.

- Non selerosing, kelompok sel tumor besar dengan jaringan ikat stroma tidak

begitu padat.

d. Multifokal, jaringan tumor berasal dari beberapat empat pada epidermis. Walaupun

dengan pewarnaan dopa 75 % KSB mengandung melanosit, akan tetapi hanya 25 %

saja yang mengandun pigmen melanin, KSB yang banyak mengandung pigmen

disebut KSB berpigmen. Bentuk morfea-like atau fibrosing merupakan varian KSB

dimana tumor terdiri dari sel yang tersusun memanjang dan terkadang hanya satu lapis

di dalam stroma yang tebal.

c. Etiologi

Sekitar 80 % dari kanker sel basal terjadi pada daerah terbuka yang biasanya terpapar

sinar matahari, seperti wajah, dan leher. Spectrum sinar matahari bersifat karsinogenik,

adalah sinar yang panjang gelombangnya berkisar 260 sampai 320 nm. Spectrum ini

terutama bertanggung jawab dalam membakardan membuat kulit menjadi coklat.

Umumnya lebih sering mengenai wanita, kulit putih, umur . 40 tahun (karena akumulasi

paparan sinar matahari). Adapun penyebab lain antara lain sebagai berikut :

Page 22: makalah 2

Riwayat pengobatan radiologi sebelumnya untuk menyembuhkan penyakit kulit

lain

Sering terkena zat arsen,nitrat, batu bara, dan parafin

Gangguan genetic yang jarang : syndrome nevus sel basal dan xeroderma

pigmentosum

Trauma mekanis : ex. bekas suntikan, bekas luka bakar, dan iritasi kronis.

d. Patogenesis

Karsinoma sel basal dari epidermis dan adneksa struktur (folikel rambut, kelenjar

ekstrin). Terjadinya didahului dengan regenerasi dari kolagen yang sering dijumpai pada

orang yang sedikit pigmentnya dan sering mendapat paparan sinar matahari, sehingga

nutrisi pada epidermis terganggu dan merupakan prediksi terjadinya suatu kelainan kulit.

Melanin berfungsi sebagai energi yang dapat menyerap energi yang berbeda jenisnya dan

menghilang dalam bentuk panas. Jika energi masih terlalu besar dapat merusak sel dan

mematikan sel atau mengalami mutasi untuk selanjutnya menjadi sel kanker.

Beberapa peneliti mengatakan terjadinya karsinoma sel basal merupakan gabungan

pengaruh sinar matahari, tipe kulit, warna kulit dan faktor predisposisi lainnya.

Peningkatan radiasi ultraviolet dapat menginduksi terjadinya keganasan kulit pada

manusia melalui efek imunologi dan efek karsinogenik. Transformasi sel menjadi ganas

akibat radiasi ultraviolet diperkirakan berhubungan dengan terjadinya perubahan pada

DNA yaitu terbentuknya photo product yang disebut dimer pirimidin yang diduga

berperan pada pembentukan tumor. Reaksi sinar ultraviolet menyebabkan efek terhadap

proses karsinogenik pada kulit antara lain : lnduksi timbulnya menjadi sel kanker,

menghambat immunosurveillance dengan menginduksi limfosit T yang spesifik untuk

tumor tertentu.

e. Manifestasi Klinis

Tempat predileksi terutama pada wajah ( pipi, dahi, hidung, lipatan nasobial, daerah

periorbital), leher, jarang pada lengan, tangan, badan, tungkai, kaki, dan kulit kepala.

Seara umum ditemukan kelainan sebagai berikut :

Page 23: makalah 2

Benjolan kecil berwarna kemerahan lama kelamaan menghitam dan mengkilap.

Benjolan sering berdarah (karena mengandung pembuluh darah sub epidermis,

dikenal sebagai telangiektase), menginvasi dermis, merusak jaringan normal.

Kemungkinan terdapat hiper pigmentasi, ulserasi (lesi yang tidak tertangani)

Adapula manifestasi berdasarkan tipe dari KSB dan syndrome yang berkaitan dengan

KSB, yaitu sebagai berikut :

5 TIPE Karsinoma Sel Basal :

1. Tipe Nodula-ulseratif (Ulkus Rodens)

Lesi tampak sebagai lesi tunggal. Jenis ini dimulai dengan nodus kecil 2 - 4 mm,

translusen, warna pucat seperti lilin (waxy-nodulo). Dengan inspeksi yang teliti, dapat

dilihat perubahan pembuluh darah superficial melebar (telangiektasi). Permukaan

nodus mula-mula rata tetapi kalau lesi membesar, terjadi cekungan ditengahnya dan

pinggir lesi menyerupai bintil-bintil seperti mutiara (pearly border). Nodus mudah

berdarah pada trauma ringan. Jika tidak tertangani akan mengalami ulserasi ( Ulkus

rodens) dengan destruksi jaringan sekitar. Jika telah terjadi ulkus, bentuk ulkus

seperti kawah, berbatas tegas, dasar irreguler dan ditutupi oleh krusta. Pada palpasi

teraba adanya indurasi disekitar lesi terutama pada lesi yang mencapai ukuran lebih

dari 1 cm, biasanya berbatas tegas, tidak sakit atau gatal. Dengan trauma ringan atau

bila krusta diatasnya diangkat, mudah berdarah. Letaknya pada wajah terutama pipi,

lipatan nasobial, dahi, dan tepi kelopak mata.

2. Tipe pigmented

Gambaran klinisnya sama dengan nodula-ulseratif, adanya pada jenis ini berwarna

coklat atau berbintik-bintik atau homogen (hitam merata) kadang- kadang

menyerupai Melanoma. Banyak dijumpai pada orang dengan kulit gelap yang tinggal

pada daerah tropis.

3. Tipe morphea-like atau fibrosing

Merupakan jenis yang agak jarang ditemukan. Biasanya terdapat pada kepala dan

leher.Lesinya berbentuk flak sklerotik yang berwarna kekuningan dengan tepi yang

tidak jelas, kadang-kadang tepinya meninggi. Pada permukaannya tampak beberapa

folikel rambut yang mencekung sehingga memberikan gambaran seperti sikatriks.

Page 24: makalah 2

Lesi tampak sebagai bercak sklerodermatosa. Kadang-kadang tertutup krusta yang

melekat erat. Jarang mangalami ulserasi. Tepi ini cenderung invasif kearah

dalam.Tepi ini menyerupai penyakit morphea atau skleroderma. Pertumbuhan perifer

diikuti oleh perluasan sklerosis di tengahnya.

4. Tipe superfisial

Umumnya multipel, terutama dijumpai pada badan, kadang-kadang pada leher dan

kepala. Berupa bercak kemerahan dengan skuama halus dan tepi yang meninggi. Lesi

dapat meluas secara lambat, tanpa mengalami ulserasi. Tampak sebagai plak

transparan eritematosa sampai berpigmen terang, bentuk oval sampai ireguler dengan

tepi berbatas tegas, dan sedikit meninggi. Biasanya dihubungkan dengan ingesti

arsenic kronis.

5. Tipe fibroepitelial

Berupa satu atau beberapa nodul yang keras dan sering bertangkai pendek,

permukaannya halus dan sedikit kemerahan. Terutama dijumpai dipunggung. Tipe ini

sangat jarang ditemukan.

3 Syndroma :

1. Sindroma epittalioma sel basal nevoid.

Dikenal sebagai sindroma Gorlin-Goltz Merupakan suatu sindroma yang diturunkan

secara autosomal dominan dengan penetrasi yang bervariasi dengan 5 gejala mayor :

- KSB multiple pada usia muda

- Kelainan kulit ; berupa nodul kecil yang multipel yang terdapat pada masa kanak-

kanak atau akhir pubertas, terutama dijumpai pada muka dan badan. Selama stadium

nevoid, ukuran dan jumlah nodur bertambah. Sering setelah umur dewasa, lesinya

mengalami ulserasi dan ke dalam stadium neoplastik dimana terjadi invasi, destruksi

dan multilasi. Kematian dapat terjadi karena invasi ke otak terdapat cekungan (pit's)

pada telapak tangan dan kaki

Page 25: makalah 2

- Kelainan tulang : berupa kista pada rahang, kelainan pada tulang iga dan tulang

belakang (skoliosis, spina bifida).

- Kelainan sistem saraf : berupa perubahan menonjol dan retardasi mental

- Klasifikasi ektrofik dari falks serebri dan struktur lain.

2. Nevus sel basal unilateral linear dan generalized folicular basal cell nevi.

Merupakan jenis yang sangat jarang ditemui pada lesi yang linier, berupa nodul

disertai komedo dan kista epidermal dengan daerah atrofi stirae, distribusi

zosteriformis/linear, unilateral. Biasanya teradapat sejak lahir dan tidak meluas dengan

pening katan usia. Pada jenis generalized folicular ditemukan adanya kerontokan

rambut yang bertahap, akibat kerusakan folikel rambut akibat pertumbuhaun tumor.

3. Sindorma Bazex

- Atrophoderma folikuler : folikuler yang terbuka lebar terutama pada ekstremitas.

- Epitelioma sel basal : multiple pada wajah, saat remaja/awal dewasa(munul)

antihidrosis local atau hipohidrosis generalisata Hipotikosis congenital pada kulit

kepala.

f. Diagnosa Banding

Karsinoma sel skuamosa : jenis kanker kulit dimana terjadi keganasan sel keratinosit epidermis.

Nevus pigmentosus : tumor jinak pada kulit yang paling umum dijumpai pada manusia. Bercak berwarna yang terdapat pada lapisan terluar daripada kulit (epidermis).

Melanoma Malignan : kanker lulit yang paling ganas, tahi lalat terkadang terasa gatal dan bila digaruk mengeluarkan darah.

Trichopitelioma : infeksi jamur pada kulit atau rambut. Hyperplasia sebaceous : jenis prekanker yang muncul di daerah kulit berminyak. Keratosis Seboroik : bentuk jinak dari tumor kulit, asalnya tidak diketahui and

umumnya terjadi setelah usia 40 tahun. Tumor tampak sebagai kutil dengan berbagai variasi warna. Biasanya tidak nyeri tapi dapat menjadi iritasidan gatal.

Page 26: makalah 2

g. Komplikasi

Jika tidak cepat ditangani maka akan menjalar ke daerah sekitar baik ke

otot,saraf,maupun tulang

Invasi local, kerusakan jaringan, bermetastasis ke jaringan limfa dan seluruh tubuh.

Sangat sulit dihilangkan secara menyeluruh bahkan dengan terapi yang tepat dan

benar dapat kambuh kembali ditempat yang sama

Penyebaran sangat jarang 1: 1000 kasus

Dapat berkembang menjadi kanker kulit yang lebih serius lagi seperti Karsinoma sel

skuama dan melanoma maligna.

Jika lesi tidak tertangani dapat kehilangan hidung, telinga.

Dampak emosional

Kecacatan post operasi

h. Pemeriksaan Diagnostik

Biopsy. Ada tiga metode dalam melakukan biopsy, diantaranya adalah :

1. Metode shave biopsy, menggunakan pisau cukur steril yang bisa di manipolasi sesuai

kedalaman specimen biopsy

2. Biopsy jarum, manfaat untuk lesi datar dari morphea formis

3. Bopsy aspirasi, ditemukan sel atipik yang berkelompok dan tersusun secara palisade

i. Penatalaksanaan

Karsinoma Sel Basal harus segera ditangani. Penanganannya termasuk kuretase

dengan elektrodesikasi, scalpel bedah, iradiasi, bedah kimia, dan bedah beku.

Kanker sel basal kecil dengan diameter kurang dari 2 cm biasanya ditangani dengan

eksisi scalpel atau elektrodesikasi dan kuretase setelah dilakukan biopsy untuk

memastikan diagnosis. Angka kesembuhannya adalah 95%.

Terapi sinar roentgen boleh diberikan pada pasien yang telah berusia 60 sampai 70

tahun dengan tumor yang sangat besar disekitar kelopak mata, daun telinga, atau bibir

Page 27: makalah 2

Selain itu juga dapat dilakukan dengan cara:

- Preventatif:

Oleh karena sinar matahari predisposisi utama untuk terjadi kanker kulit maka perlu

diketahui perlindungan kulit terhadap sinar matahari, terutama bagi orang-orang yang

sering melakukan aktifitas diluar rumah dengan cara memakai sunscreens (tabir surya)

selama terpajan sinar matahari. Penggunaan tabir surya untuk kegiatan diluar rumah

diperlukan tabir surya dengan SPF yang lebih tinggi (>15-30). Adanya hubungan antara

terbentuknya berbagai radikal bebas antara lain akibat sinar UV pada beberapa jenis

kanker kulit, telah banyak dilaporkan. Pemakaian antioksidan dapat berfungsi untuk

menetralkan kerusakan atau mempertahankan fungsi dari serangan radikal bebas. Telah

banyak bukti bahwa terpaparnya jaringan dengan radikal bebas dapat mengakibatkan

berbagai gejala klinik atau penyakit yang cukup serius. Akibat reaksi oksidatif radikal

bebas di DNA menimbulkan mutasi yang akhirnya menyebabkan kanker. Diantara

antioksidan tersebut adalah ; betakaroten, vitamin E, dan vitamin C. hindari sinar

matahari pada jam 10.00-15.00, dan gunakan pakaian yang dapat melindungi tubuh dari

sinar matahari.

- Kuratif

1. Bedah eksisi

Bedah eksisi atau bedah skalpel pada KSB dini memberikan tingkat sembuhan yang

tinggi.

2. Radioterapi (radiasi ionisasi)

Penyinaran lokal diberikan lapangan radiasi meliputi tumor dengan 1 - 2 cm jaringan

sehat disekelilingnya. Penyinaran dilakukan dengan dosis 200 cGy per fraksi, 5 fraksi

dalam 1 minggu dengan total dosis 4000 cGy.

3. Kuretasi dan elektrodesikasi

Dilakukan pada tingkat yang dini, cara yang terbaik dengan cara cutting dan koagulasi

dibantu dengan curettage. Jika hendak mengambil spesimen jaringan untuk pemeriksaan

histopatologi, dilakukan dengan electro section (pure cutting). Terlebih dahulu diberi

marker 3 - 5 mm di luar tumor.

4. Bedah beku (cryosurgery)

Page 28: makalah 2

Bedah beku adalah suatu metode pengobatan dengan menggunakan bahan yang dapat

menurunkan suhu jaringan tubuh dari puluhan sampai ratusan derajat Celcius di bawah

nol (subzero). Bedah beku memakai nitrogen cair, dan angka kesembuhannya sama

dengan kuretase dan elektrodesikasi.

Efek yang ingin dicapai :

a. Perubahan sel epidermal dan epidermolisis dengan pembekuan ringan dimana terjadi

vesikulasi (tampak vesikel atau bula), kemudian diikuti krustasi dan proses wound

healing tanpa jaringan parut dan kemungkinan hipopigmentasi.

b. Cryonecrosis, destruksi serta nekrosis sel dalam jaringan dermis dan jaringan

dibawahnya dengan cara pembentukan kristal es intra dan ekstra sel, akibatnya terjadi

kerusakan membran sel dan perubahan konsentrasi elektrolit, iskemik, respon

immunologik selama masa pencarian kristal es (thaw period).

5. Bedah kimia

Bedah kimia Mohs berguna untuk mengobati kanker besar yang berinfiltrasi serta

sering kambuh, terutama di sekitar telinga, lipat nasolabial, dan mata.

Pada bedah kimia, eksisi mikroskopik pada tumor dilakukan dengan memisahkan

tumor selapis demi selapis dengan scalpel; dibuat preparat irisan beku, dan

dibentuk peta dari tumor tersebut; kemudianlapisan bawah masing-masing irisan

beku yang telah diangkat tadi selanjutnya diperiksa untuk menemukan bukti

adanya kanker sel basal. Teknik ini adalah yang paling melelahkan, efektif dan

mahal, tetapi angka kesembuhannya melebihi 97%.

6. Terapi laser

7. Bedah mikrografik morfis

8.Terapi biologi dengan interferon

9.terapi patodinamik

Page 29: makalah 2

j. Patofisiologi

Pemaparan radiasi UV Factor genetik

Riwayat

melanomaAkumulasi radiasi

Stratum korneum

Epidermis&absorsi

Merangsang

pigmentasi

Merangsang

karsinogenik

Kerusakan

DNA

Kerusakan

Sel

Reaksi ionisasi sel

mellanosit (statum Basale)

Gang.mitosis sel basal

Pertumbuhan sel basal

abnormal (basalioma)

Nevus

Nevus bertambah tebal

Invasi dan erosi jaringanPerubahan status

kesehatan

Kurang

pengetahuan

Ansietas

Kulit mudah lecet

dan berdarah

Kerusakan jaringan

kulit

Lesi jaringan

Perubahan penampilan

Malu

Gang. Citra diri

Kerusakan

integritas kulit

Kemerahan

Page 30: makalah 2

k. Asuhan Keperawatan

I. Pengkajian

Identitas

Nama : Nn. B

Umur : 45 Tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat : -

Suku : -

Agama : -

Pendidikan : -

Diagnosa medis : Karsinoma sel basal

Riwayat kesehatan

a. Keluhan utama

Nn.B mengeluh penyakit pada kulitnya yang dari hasil pemeriksaan fisik

ditemukan benjolan pada kulit wajah, leher, dan kepala yang agak mengkilap

berwarna kemerahan dengan pinggiran yang agak menghitam.

b. Riwayat kesehatan sekarang

(P ) : Klien mengatakan bahwa selama ini dia bekerja di luar ruangan yang

memungkinkan dirinya terpajan secara langsung oleh sinar matahari.

( Menanyakan apa yang dilakukan klien untuk mengurangi keluhannya ? )

(Q & R ): Ditemukan benjolan pada kulit wajah, leher dan kepala yang agak

mengkilap berwarna kemerahan dengan pinggiran agak mengjitam.

Ditemukan juga nevi dan pigmentasi pada beberapa bagian kulit dileher dan di

wajahnya.

( S ) : Kulitnya mudah lecet dan berdarah dan lukanya sulit sembuh.

( T ) : - ( Menanyakan kapan klien mulai mengalami penyakit pada kulitnya ?)

c. Riwayat kesehatan dahulu

- ( Menanyakan apakah klien pernah mengalami ini sebelumnya ?)

- ( Menanyakan apakah klien seorang perokok ?)

Page 31: makalah 2

- ( Menanyakan apa pekerjaan klien ?)

d. Riwayat kesehatan keluarga

( Menanyakan kepada klien apakah dari anggota keluarga ada yang

mengalami penyakit kulit sebelumnya ?)

e. Riwayat psikososial

Harga diri : Tidak terganggu

Ideal diri : Tidak terganggu

Identitas diri : Tidak terganggu

Gambaran diri : Terganggu, karena merasa malu dengan penyakit ini

Peran diri : Terganggu karena penyakit ini bisa menghambat kerja

klien

Kebutuhan dasar

Pola makan : Normal

Pola minum : Normal

Pola nafas : Normal

Pola eliminasi : Normal

Pola tidur : Normal

Aktivitas : Tidak bisa melakukan aktivitas dengan maksimal terutama

bekerja dibawah terik matahari

Pemeriksaan Fisik

a. Tanda-tanda vital

TB : -

BB : -

TD : - ( N = 100-130/60-90 mmHg )

HR: - ( N = 60 – 100 x / menit )

RR : - ( N = 12 -20 x / menit )

T : - ( N = 36,5 – 37,5 0 C )

b. Pemeriksaan head to toe

1. Kulit dan rambut

Page 32: makalah 2

- Benjolan pada kulit wajah, leher dan kepala yang agak mengilap

berwarna kemerahan dengan pinggiran yang agak menghitam

- Nevi dan pigmentasi pada beberapa bagian kulit dileher dan wajahnya

- Kulit mudah lecet dan berdarah

2. Kepala

- Bentuk simetris, tidak ada nyeri tekan

3. Mata

- Bentuk bola mata bulat, simetris, sklera berwarna putih, konjungtiva

4. Telinga

- Simetris, tidak ada serumen pada lubang telinga

5. Hidung

- Simetris, tidak ada sekret, tidak ada lesi

6. Mulut

- Bentuk simetris, lidah bersih, gigi bersih

7. Leher

- Normal, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

8. Paru-paru

- Simetris, resonan

9. Abdomen

- Datar, simetris

10. Ekstremitas 5 5

- Lengkap, normal 5 5

Pemeriksaan diagnostik

1. Biopsi dari lesi-lesi yang dicurigai. Jenisnya meliputi penyayatan dimana

lapisan kulit diaras lesi diambil dengan cara insisi.

Page 33: makalah 2

II. Analisa Data

DATA ETIOLOGI MASALAH

Do :

Benjolan pada kulit

wajah, leher, dan kepala.

Benjolan agak mengkilat

kemerahan dengan

pinggiran agak

kehitaman

Nevi dan pigmentasi

pada wajah dan beberapa

bagian kulit.

Ds :

Kulitnya mudah lecet

danberdarah serta

lukanya sulit sembuh

Pertumbuhan sel basal abnormal

Nevus

Nevus bertambah tebal

Invasi dan erosi jaringan

Kulit mudah lecet dan berdarah

Kerusakan jaringan kulit

Kerusakan integritas kulit

Gangguan

integritas kulit

Do :

Benjolan pada kulit

wajah, leher, dan kepala.

Benjolan agak mengkilat

kemerahan dengan

pinggiran agak

kehitaman

Nevi dan pigmentasi

pada wajah dan beberapa

bagian kulit.

Ds :

Kulitnya mudah lecet

danberdarah serta

Pertumbuhan sel basal abnormal

Nevus

Nevus bertambah tebal

Invasi dan erosi jaringan

Kulit mudah lecet dan berdarah

Kerusakan jaringan kulit Lesi jaringan

Perubahan penampilan

Gangguan citra diri

Gangguan citra

diri

Page 34: makalah 2

lukanya sulit sembuh

Klien juga mengatakan

malu dengan keadaannya

saat ini.

Pertumbuhan sel basal abnormal

Nevus

Nevus bertambah tebal

Invasi dan erosi jaringan

Perubahan status kesehatan

Kurang pengetahuan

Ansietas

Ansietas

III. Diagnosa keperawatan

1. Gangguan integritas kulit b.d nodul, kemerahan dan luka pada wajah

2. Gangguan citra tubuh b.d benjolan mengkilap pada wajah

3. Anxietas b.d kurang informasi ditandai dengan masih terus terpajan meski sudah

ada tumor

4. Mekanisme koping tidak efektif b.d risiko kanker ditandai dengan cemas

IV. Rencana Asuhan Keperawatan

Nama Pasien/usia : Nn. B/ 45 tahun

Diagnosa : Karsinoma sel basal

Tanggal : -

DIAGNOSA

KEPERAWATANTUJUAN INTERVENSI RASIONAL

1.Gangguan

integritas kulit b.d

Setelah dilakuakn

tindakan

MANDIRI

1. Intraksikan untuk

Page 35: makalah 2

nodul, kemerahan

dan luka pada

wajah

2.Gangguan citra

tubuh b.d benjolan

mengkilap pada

wajah

3.Anxietas b.d

kurang informasi

ditandai dengan

masih terus terpajan

meski sudah ada

tumor

Mekanisme koping

tidak efektif b.d

risiko kanker

ditandai dengan

cemas

keperawatan

keadaan klien

mebaik dengan

criteria :

1.Gangguan

integritas kulit

teratasi selama 7 x

24 jam.

2.Klien

menunjukan sikap

yang positif

menghadapi

penyakitnya dalam

4 x 24 jam

3.Klien mampu

melakukan

tindakan

perawatan diri

untuk menurunkan

insidensi dan

bertambahnya

gejala dalam 4 x

24 jam

4.Klien mampu

mengidentifikasi

strategi untuk

mengatasi

perasaannya dalam

4 x 24 jam

memberitahu jika ada

tanda infeksi

2. Ajarkan cara

perawatan luka

3. Berikan perawatan

aseptic

4. Kembangkan

hubungan saling

percaya antara klien

dengan perawat

5. Pantau kemampuan

klien untuk melihat

perubahan bentuk

dirinya

6. Dorong klien untuk

mendiskusikan

perasaan mengenai

perubahan penampilan

7. Berikan informasi

tentang penyakit yang

diderita klien

8. Penkes tentang :

Pengetahuan

penyakit

Untuk mencegah

perburukan

kondisi

Meningkatkan

perawatan mandiri

Menurunkan

risiko infeksi

Menjaga

hubungan

terapeutik

Ketidakmampuan

untuk melihat

bagian tubuhnya

mungkin

mengindikasikan

kesulitan dalam

koping

Memberi jalan

untuk

mengekspresikan

emosinya

Meningkatkan

pemahaman

tentang penyakit

Meningkatkan

koping dan

personal

Page 36: makalah 2

Pencegahan

Perawatan diri

9. Diskusikan tentang

harapan klien untuk

melakukan aktivitas

normal

10. Izinkan klien untuk

mengungkapkan

perasaan terhadap

kecemasan akan

penyakitnya

11. Anjurkan penggunaan

sumber spiritual

12. Perlihatkan rasa empati

pada perasaan klien

13. Fasilitasi klien dalam

kerjasama terhadap

kehilangan personal ke

dalam citra tubuhnya

14. Hindari untuk menutup

kebenaran

15. Bantu untuk

mengidentifikasi

bagian-bagian harapan

hidup

KOLABORASI

1. Lakukan

pembedahan

Mempengaruhi

keberhasilan

menilai tindakan

hidup normal

Memberi jalan

untuk

mengekspresikan

perasaan

Meningkatkan

dukungan spiritual

Meningkatkan

suasana terhadap

upaya penerimaan

Meningkatkan

koping terhadap

kehilang

Meningkatkan

rasa saling

percaya

Meningkatkan

harapan-harapan

yang bermanfaat

untuk

pengangkatan

tumor

Page 37: makalah 2

Aspek Legal Etik

Etik dalam keperawatan dihubungkan dengan hubungan antar masyarkat dan dengan

karakter serta sikap perawat terhadap oranglain. Etik berhubungan dengan peraturan

untuk perbuatan atau tindakan yang mempunyai prinsip benar dan salah serta prinsip

moralitas karena etika mempunyai tanggung jawab moral. Menyimpang dari kode etik

berartitidak memiliki perilaku yang baik dan tidak memiliki moral yang baik.

Pengetahuan keperawatan diperoleh melalui keterlibatan pribadi dan emosional dengan

oranglain dengan ikut terlibat dalam masalah moral mereka.(Cooper,1991)

Dalam kasus ini, prinsip etik yang harus diterapkan oleh perawat adalah :

Autonomy(otonomi)

Prinsip ini didasarkan pada keyakinan individu mampu berpikir logis dan mampu

membuat keputusannya sendiri. Klien yang dapat dimintai persetujuan mengenai

tindakan apa saja yang akan dilakukan dalam tindakan keperawatan.

Beneficience (berbuat baik)

Tujuan utama dari prinsip ini adalah untuk melakukan dan memberi tindakan yang baik

untuk klien. Tindakan keperawatan yang baik memerlukan pengkajian secara holistik.

Justice(keadilan)

Prinsip etik ini mengharuskan perawat untuk bertindak adil terhadap semua klien yang

ditanganinya. Dalam praktik professional diwujudkan dengan bekerja untuk terapi sesuai

hukum, standar praktik dan keyakinan agar memperoleh kualitas pelayanan yang baik.

Maka dari itu, perawat harus melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan diagnosa

keperawatan dan diagnosa medis yang telah ditentukan.

Non-maleficience(tidak merugikan)

Inti dari prinsip ini adalah ketika perawat melakukan tindakan keperawatan tidak

menimbulkan bahaya maupun cedera pada klien.

Page 38: makalah 2

Veracity(kejujuran)

Prinsip inni diperuntukan agar pemberi pelayanan kesehatan dapat menyampai informasi

dengan jujur dan membuat klien paham dengan informasi yang telah diberikan. Informasi

tersebut harus akurat, komprehensif dan objektif untuk memfasilitasi pemahamn klien,

mengatkan yang sebenarnya kepad klien selam menjalni perawatan.

Confidentiality(kerahasiaan)

Prinsip ini ditujukan agar perawat tetap menegakkan privasi klien segal sesuatu yang

menjadi dokumen catatan kesehatan klien tidak boleh dibaca kecuali untuk melakukan

intervensi kepada klien.

Legal keperawatan

Legal berarti sah secara hokum perundangundangan. Legal keperawatan berarti sah

sesuai dengan UUD kesehatan dan kode etik profesi yang berlaku.

Aspek legalitas (sukamto1989) :

Malpraktek : tidak melaksanakan pekerjaan lazim yang dilakukan profesi menurut

tolak ukur ilmu, sumpah, janiji ,dan kode etik.

Negligence : kelalaian yang mencelakakan orang lain, kelalaian besar disebut

kematian.

Duty : kewajiban yang harus dilakukan perawat kepada klien.

Break of duty : melanggar standar.

Causation : membuat kerugian

Pendidikan kesehatan

PENCEGAHAN

Page 39: makalah 2

1. Gunakan pakaian yang dapat melindungi anda dari sinar matahari, terutama saat

beraktivitas di luar ruangan. Lindungi kulit dari cahaya matahari dengan menggunakan

topi, kemeja lengan panjang, celana panjang atau rok panjang.

2. Sinar matahari yang paling kuat adalah pada tengah hari, karena itu sebaiknya hindari

sinar matahari pada tengah hari. Hindari sinar matahari terutama saat siang hari, dari

pukul 10 pagi hingga 4 sore, karena pancaran sinar matahari paling kuat pada waktu

itu.

3. Gunakan tabir surya berkualitas tinggi, minimal dengan SPF 15, yang menghambat

sinar UV A dan UV B.

4. Oleskan tabir surya minimal setengah jam sebelum bepergian dan oleskan sesering

mungkin.

5. Periksalah kulit secara teratur untuk mengetahui adanya berbagai perubahan yang

mengarah kepada keganasan (pertumbuhan baru di kulit yang membentuk tukak,

mudah berdarah, sukar sembuh, berubah warna, ukuran, struktur, terasa nyeri,

meradang atau gatal).

DAFTAR PUSTAKA

Corwin, E.J. 2001 . Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC

Marek A. Stawiski dalam : Price, S.A. 1995 . Patofisiologi edisi 4 Jilid 2. Jakarta : EGC

Gale, danielle & Jane charette.2000. Rencana asuhan keperawatan onkologi. Jakarta : EGC

Page 40: makalah 2

http://dokterbedahmalang.com/karsinoma-sel-basal/

http://www.tanyadokteranda.com/penyakit/2010/08/karsinoma-sel-basal