Makalah Litosfer 2

34
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kita semua tahu Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan sumber daya alamnya. Salah satu kekayaan tersebut, Indonesia memiliki tanah yang sangat subur karena berada di kawasan yang umurnya masih muda, sehingga di dalamnya banyak terdapat gunung-gunung berapi yang mampu mengembalikan permukaan muda kembali yang kaya akan unsur hara. Namun seiring berjalannya waktu, kesuburan yang dimiliki oleh tanah Indonesia banyak dimanfaatkan tidak sesuai aturan yang berlaku demi memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sehingga tidak memperhatikan juga dampak jangka panjang yang dihasilkan dari pengolahan tanah tersebut. Pengelolaan tanah tersebut bisa dilakukan secara sengaja maupun tidak sengaja sesuai keadaan kebutuhan seseorang. Salah satu diantaranya, penyelenggaraan pembangunan di tanah air tidak bisa disangkal lagi telah menimbulkan berbagai dampak positif bagi masyarakat luas, seperti pembangunan industri dan pertambangan telah menciptakan lapangan kerja baru bagi penduduk di sekitarnya. Namun keberhasilan itu seringkali diikuti oleh dampak negatif yang merugikan masyarakat dan

Transcript of Makalah Litosfer 2

Page 1: Makalah Litosfer 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kita semua tahu Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan sumber

daya alamnya. Salah satu kekayaan tersebut, Indonesia memiliki tanah yang

sangat subur karena berada di kawasan yang umurnya masih muda, sehingga di

dalamnya banyak terdapat gunung-gunung berapi yang mampu mengembalikan

permukaan muda kembali yang kaya akan unsur hara.

Namun seiring berjalannya waktu, kesuburan yang dimiliki oleh tanah

Indonesia banyak dimanfaatkan tidak sesuai aturan yang berlaku demi memenuhi

kebutuhan sehari-hari. Sehingga tidak memperhatikan juga dampak jangka

panjang yang dihasilkan dari pengolahan tanah tersebut. Pengelolaan tanah

tersebut bisa dilakukan secara sengaja maupun tidak sengaja sesuai keadaan

kebutuhan seseorang.

Salah satu diantaranya, penyelenggaraan pembangunan di tanah air tidak

bisa disangkal lagi telah menimbulkan berbagai dampak positif bagi masyarakat

luas, seperti pembangunan industri dan pertambangan telah menciptakan lapangan

kerja baru bagi penduduk di sekitarnya. Namun keberhasilan itu seringkali diikuti

oleh dampak negatif yang merugikan masyarakat dan lingkungan. Akan lebih

bijak lagi jika dampak negatif tersebut bisa diminimalisir, sehingga keberhasilan

penyelenggaraan pembangunan pun bisa lebih baik lagi.

Pembangunan kawasan industri di daerah-daerah pertanian dan sekitarnya

menyebabkan berkurangnya luas areal pertanian, pencemaran tanah dan badan air

yang dapat menurunkan kualitas dan kuantitas hasil/ produk pertanian,

terganggunya kenyamanan dan kesehatan manusia atau makhluk hidup lain.

Sedangkan kegiatan pertambangan menyebabkan kerusakan tanah, erosi dan

sedimentasi, serta kekeringan. Kerusakan akibat kegiatan pertambangan adalah

berubah atau hilangnya bentuk permukaan bumi (landscape), terutama

pertambangan yang dilakukan secara terbuka (opened mining) meninggalkan

lubang-lubang besar di permukaan bumi. Untuk memperoleh bijih tambang,

Page 2: Makalah Litosfer 2

permukaan tanah dikupas dan digali dengan menggunakan alat-alat berat. Para

pengelola pertambangan meninggalkan areal bekas tambang begitu saja tanpa

melakukan upaya rehabilitasi atau reklamasi. Sehingga bekas tempat yang

ditinggalkan tersebut tidak diperhatikan dan mengalami kerusakan pada tanah

sekitarnya.

Dampak negatif yang menimpa lahan pertanian dan lingkungan tersebut

perlu mendapatkan perhatian yang serius, karena limbah industri yang mencemari

lahan pertanian tersebut mengandung sejumlah unsur-unsur kimia berbahaya yang

bisa mencemari badan air serta merusak tanah dan tanaman yang akan berakibat

lebih jauh terhadap kesehatan makhluk hidup. Berdasarkan uraian tersebut, sangat

diperlukan pengkajian khusus yang membahas mengenai pencemaran tanah

beserta dampaknya terhadap lingkungan di sekitarnya.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan pencemaran tanah?

2. Komponen apa saja yang menyebabkan terjadinya pencemaran tanah?

3. Dampak apa saja yang diperoleh akibat pencemaran tanah?

4. Bagaimana cara menanggulangi dampak pencemaran tanaha?

5. Apa yang dimaksud dengan konservasi tanah dan air serta peranan pupuk

terhadap kesuburan tanah pertanian?

C. TUJUAN

1. Mengetahui pengertian pencemaran tanah

2. Mengetahui berbagai jenis komponen penyebab terjadinya pencemaran tanah

3. Mengetahui dampak yang ditimbulkan akibat pencemaran tanah

4. Mengetahui cara menanggulangi dampak pencemaran tanah

5. Mengetahui konservasi tanah dan air serta peranan pupuk terhadap kesuburan

tanah pertanian

Page 3: Makalah Litosfer 2

D. RUANG LINGKUP

Makalah ini membahas mengenai pencemaran tanah, dimulai dari gambaran,

dampak, cara menanggulangi pencemaran tanah. Selain itu, dibahas juga tentang

konservasi tanah dan air serta peranan pupuk terhadap kesuburan tanah pertanian.

Page 4: Makalah Litosfer 2

BAB II

ANALISIS PERMASALAHAN

A. PEMBAHASAN

Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia

masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi

karena kebocoran limbah cair san bahan kimia industri atau fasilitas

komersial, penggunaan pestisida, kecelakaan kendaraaan pengangkut

minyak, zat kimia, atau limbah, air limbah dari tempat penimbunan sampah

serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah dengan tidak memenuhi

syarat yang berlaku (illegal dumping).

Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 150 tahun 2000 tentang

Pengendalian kerusakan tanah untuk produksi bio massa: “Tanah adalah salah

satu komponen lahan berupa lapisan teratas kerak bumi yang terdiri dari

bahan mineral dan bahan organik serta mempunyai sifat fisik, kimia, biologi,

dan mempunyai kemampuan menunjang kehidupan manusia dan makhluk

hidup lainnya.”   Namun, berbagai macam aktivitas manusia telah

menyebabkan terjadinya kerusakan tanah. Di dalam PP No. 150 th. 2000 di

sebutkan bahwa “Kerusakan tanah untuk produksi biomassa adalah

berubahnya sifat dasar tanah yang melampaui kriteria baku kerusakan tanah”.

Ketika suatu zat berbahaya (beracun) telah mencemari permukaan

tanah, maka zat berbahaya tersebut dapat menguap, tersapu air hujan dan

dapat masuk ke dalam tanah. Zat berbahaya yang masuk ke dalam tanah akan

mengendap sebagai zat kimia beracun didalam tanah. Zat beracun yang

terdapat didalam tanah akan berdampak negatif pada manusia ketika terjadi

kontak langsung langsung tidak langsung atau dapat juga mencemari air tanah

dan udara disekitarnya.

1. KOMPONEN-KOMPONEN BAHAN PENCEMARAN TANAH

a. Limbah domestik

Page 5: Makalah Litosfer 2

Limbah domestik dapat berasal dari daerah pemukiman

penduduk, daerah perdagangan seperti pasar atau tempat usaha

lainnya, daerah kelembagaan seperti kantor-kantor pemerintahan dan

swasta serta tempat wisata, yang dapat berupa limbah padat dan cair.

Limbah padat berupa senyawa anorganik yang tidak dapat

dimusnahkan atau diuraikan oleh mikroorganisme seperti plastik,

serat, keramik, kaleng-kaleng dan bekas bahan bangunan,

menyebabkan tanah menjadi kurang subur. Bahan pencemar itu

akan tetap utuh hingga 300 tahun yang akan datang. Bungkus

plastik yang kita buang ke lingkungan akan tetap ada dan

mungkin akan ditemukan oleh anak cucu kita setelah ratusan

tahun kemudian. Sampah anorganik tidak ter-biodegradasi, yang

menyebabkan lapisan tanah tidak dapat ditembus oleh akar

tanaman dan tidak tembus air sehingga peresapan air dan mineral

yang dapat menyuburkan tanah hilang dan jumlah

mikroorganisme di dalam tanahpun akan berkurang akibatnya

tanaman sulit tumbuh bahkan mati karena tidak memperoleh

makanan untuk berkembang.

Limbah cair berupa deterjen, oli, cat, jika meresap kedalam tanah

akan merusak kandungan air tanah bahkan dapat membunuh

mikro-organisme didalam tanah.

b. Limbah industri

Limbah Industri berasal dari sisa-sisa produksi industri. Limbah

industri berupa:

Limbah padat yang merupakan hasil buangan industri berupa

padatan, lumpur, bubur yang berasal dari proses pengolahan.

Misalnya sisa pengolahan pabrik gula, pulp, kertas, rayon,

plywood, pengawetan buah, ikan daging dll.

Limbah cair yang merupakan hasil pengolahan dalam suatu

proses produksi, misalnya sisa-sisa pengolahan industri pelapisan

logam dan industri kimia lainnya. Tembaga, timbal, perak,

Page 6: Makalah Litosfer 2

khrom, arsen dan boron adalah zat-zat yang dihasilkan dari proses

industri pelapisan logam seperti Hg, Zn, Pb, Cd dapat mencemari

tanah. Merupakan zat yang sangat beracun terhadap

mikroorganisme. Jika meresap ke dalam tanah akan

mengakibatkan kematian bagi mikroorganisme yang memiliki

fungsi sangat penting terhadap kesuburan tanah.

c. Limbah pertanian

Limbah pertanian dapat berupa sisa-sisa pupuk sintetik untuk

menyuburkan tanah atau tanaman, misalnya pupuk urea dan pestisida

untuk pemberantas hama tanaman. Penggunaan pupuk yang terus

menerus dalam pertanian akan merusak struktur tanah, yang

menyebabkan kesuburan tanah berkurang dan tidak dapat ditanami

jenis tanaman tertentu karena hara tanah semakin berkurang. Dan

penggunaan pestisida bukan saja mematikan hama tanaman tetapi

juga mikroorganisme yang berguna di dalam tanah. Padahal

kesuburan tanah tergantung pada jumlah organisme didalamnya.

Selain itu, penggunaan pestisida yang terus menerus akan

mengakibatkan hama tanaman kebal terhadap pestisida tersebut.

2. DAMPAK YANG DITIMBULKAN AKIBAT PENCEMARAN

TANAH

Berbagai dampak ditimbulkan akibat pencemaran tanah diantaranya:

a. Pada kesehatan

Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung pada

tipe polutan, jalur masuk ke dalam tubuh dan kerentanan populasi

yang terkena. Kromium, berbagai macam pestisida dan herbisida

merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi. Timbal sangat

berbahaya pada anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan

otak, serta kerusakan ginjal pada seluruh populasi.

Paparan kronis (terus-menerus) terhadap benzena pada

konsentrasi tertentu dapat meningkatkan kemungkinan terkena

Page 7: Makalah Litosfer 2

leukemia. Merkuri (air raksa) dan siklodiena dikenal dapat

menyebabkan kerusakan ginjal, beberapa bahkan tidak dapat diobati.

PCB dan siklodiena terkait pada keracunan hati. Organofosfat dan

karmabat dapat menyebabkan gangguan pada saraf otot. Berbagai

pelarut yang mengandung klorin merangsang perubahan pada hati dan

ginjal serta penurunan sistem saraf pusat. Terdapat beberapa macam

dampak kesehatan yang tampak seperti sakit kepala, pusing, letih,

iritasi mata dan ruam kulit untuk paparan bahan kimia yang disebut di

atas. Yang jelas, pada dosis yang besar, pencemaran tanah dapat

menyebabkan Kematian.

b. Pada Ekosistem

Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap

ekosistem. Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari

adanya bahan kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang

rendah sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan

metabolisme dari mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup

di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapat memusnahkan

beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat memberi

akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai

makanan tersebut. Bahkan jika efek kimia pada bentuk kehidupan

terbawah tersebut rendah, bagian bawah piramida makanan dapat

menelan bahan kimia asing yang lama-kelamaan akan  terkonsentrasi

pada makhluk-makhluk penghuni piramida atas. Banyak dari efek-

efek ini terlihat pada saat ini, seperti konsentrasi DDT pada burung

menyebabkan rapuhnya cangkang telur, meningkatnya tingkat

Kematian anakan dan kemungkinan hilangnya spesies tersebut.

Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme

tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil

pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada

konservasi tanaman di mana tanaman tidak mampu menahan lapisan

tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki waktu paruh

Page 8: Makalah Litosfer 2

yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan

terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.

3. CARA MENANGGULANGI DAMPAK PENCEMARAN TANAH

Ada 2 cara untuk penanganan pencemaran tanah

a. Remidiasi

Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan

tanah yang tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau

on-site) dan ex-situ (atau off-site). Pembersihan on-site adalah

pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih mudah,

terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi.

Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar

dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah

aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu,

tanah tersebut disimpan di bak/tanki yang kedap, kemudian zat

pembersih dipompakan ke bak/tangki tersebut. Selanjutnya zat

pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian diolah dengan

instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih

mahal dan rumit.

Hal yang perlu diketahui dalam remediasi:

Jenis pencemar (organik atau anorganik, berbahaya atau tidak)

Berapa banyak zat pencemar yang telah mencemari tanah

tersebut

Perbandingan jumlah Carbon (C), Nitrogen (N) dan Fospat (F)

dalam tanah

Jenis tanah

Kondisi tanah (basah atau kering)

Seberapa lama zat pencemar terendapkan di lokasi tersebut

Kondisi pencemaran (sangat penting untuk segera dibersihkan

atau masih bisa ditunda)

b. Bioremediasi

Page 9: Makalah Litosfer 2

Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah

dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi

bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi

bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida dan

air).

Konsep Bioremediasi:

1) Biodegradasi

Transformasi atau detoksifikasi kontaminan oleh organisme

2) Mineralisasi

Konversi lengkap suatu kontaminan organik menjadi penyusun

anorganiknya oleh spesies mikroorganisme tunggal atau

kelompok.

3) Transformasi suatu kontaminan tanpa penyediaan karbon atau

energi untuk mikroba degradasi

Kriteria untuk Bioremidiasi

1) Organisme yang digunakan harus mempunyai aktivitas

metabolisme yang dapat mendegradasikan dengan kecepatan

memadai sehingga dapat membuat konsentrasi kontaminan pada

ambang batas aturan yang ada

2) Kontaminan yang dijadikan sasaran harus tersedia untuk proses

biologi

3) Tempat dilakukan bioremediasi harus mempunyai kondisi tanah

yang kondusif

4) Biaya harus lebih murah dari penggunaan teknologi lain.

Teknik dasar yang biasa digunakan dalam bioremediasi:

1) Stimulasi aktivitas mikroorganisme asli (di lokasi tercemar)

dengan penambahan nutrien, pengaturan kondisi redoks,

optimasi Ph, dan sebagainya

2) Inokulasi (penanaman) mikroorganisme di lokasi tercemar, yaitu

mikroorganisme yang memiliki kemampuan biotransformasi

khusus

Page 10: Makalah Litosfer 2

3) Penerapan immobilized enzymes

4) Penggunaan tanaman (phytoremediation) untuk menghilangkan

atau mengubah pencemar.

Strategi untuk bioremediasi:

1) Bioremediasi pasif atau intrinsik adalah bioremediasi alami

terhadap suatu lokasi yang terkontaminasi dengan menggunakan

mikroorganisme asli

2) Biostimulasi adalah penambahan hara seperti Nitrogen dan

Fospor

3) Bioventing adalah bentuk biostimulasi dengan gas

(oksigen&metana)

4) Landfarming adalah aplikasi pencampuran kontaminan ke dalam

permukaan tanah yang terkontaminasi

5) Pengomposan adalah penggunaan mikroba thermofilik aerobik

pada timbunan tanah

6) Fitoremediasi adalah penggunaan tanaman untuk menyerap atau

merubah kontaminan, serta membantu membersihkan berbagai

pencemar yang mengandung logam, pestisida dan minyak.

4. KONSERVASI TANAH DAN AIR SERTA PERANAN PUPUK

TERHADAP KESUBURAN TANAH

a. Konservasi Tanah dan Air

Konservasi tanah atau biasa disebut dengan pengawetan tanah

adalah usaha pengendalian erosi, melakukan koreksi (pemeliharaan

atau perbaikan) tanah-tanah yang mengalami kekurangan unsur hara

serta daya produksinya, dengan maksud agar segalanya dapat

dipulihkan kembali atau memperoleh peningkatan. Konservasi air

adalah penggunaan air hujan yang jatuh ke tanah untuk pertanian

seefisien mungkin dan mengatur waktu aliran agar tidak terjadi banjir

yang merusak dan terdapat cukup air pada musim kemarau.

Konservasi tanah dan air merupakan dua hal yang berhubungan sangat

erat. Berbagai tindakan konservasi tanah sama halnya dengan tindakan

Page 11: Makalah Litosfer 2

konservasi air. Tujuan konservasi tanah  adalah untuk mencegah

kerusakan tanah, memperbaiki tanah rusak, memelihara serta

menaikkan produktivitas tanah agar tercapai produksi setinggi-

tingginya dalam waktu tidak terbatas. Tindakan-tindakan konservasi

tanah dapat dilakukan melalui berbagai metode, yaitu metode

vegetatif, mekanik dan kimia.

1) Metode Vegetatif

Metode vegetatif adalah metode pengawetan tanah dengan cara

menanam vegetasi (tumbuhan) pada lahan yang dilestarikan. Metode

ini sangat efektif dalam pengontrolan erosi. Ada beberapa cara

mengawetkan tanah melalui metode vegetatif antara lain:

Penghijauan, yaitu penanaman kembali hutan-hutan gundul

dengan jenis tanaman tahunan seperti akasia, angsana,

flamboyant. Fungsinya untuk mencegah erosi, mempertahankan

kesuburan tanah, dan menyerap debu/kotoran di udara lapisan

bawah.

Reboisasi, yaitu penanaman kembali hutan gundul dengan jenis

tanaman keras seperti pinus, jati, rasamala, cemara. Fungsinya

untuk menahan erosi dan diambil kayunya.

Penanaman secara kontur (contour strip cropping), yaitu

menanami lahan searah dengan garis kontur. Fungsinya untuk

menghambat kecepatan aliran air dan memperbesar resapan air ke

dalam tanah. Cara ini sangat cocok dilakukan pada lahan dengan

kemiringan 3 – 8%.

Penanaman tumbuhan penutup tanah (buffering), yaitu menanam

lahan dengan tumbuhan keras seperti pinus, jati, cemara.

Fungsinya untuk menghambat penghancuran tanah permukaan

oleh air hujan, memperlambat erosi dan memperkaya bahan

organik tanah.

Penanaman tanaman secara berbaris (strip cropping), yaitu

melakukan pe-nanaman berbagai jenis tanaman secara berbaris

Page 12: Makalah Litosfer 2

(larikan). Penanaman berbaris tegak lurus terhadap arah aliran air

atau arah angin. Pada daerah yang hampir datar jarak tanaman

diperbesar, pada kemiringan lebih dari 8% jarak tanaman

dirapatkan. Fungsinya untuk mengurangi kecepatan erosi dan

mempertahankan kesuburan tanah.

Pergiliran tanaman (croprotation), yaitu penanaman tanaman

secara bergantian (bergilir) dalam satu lahan. Jenis tanamannya

disesuaikan dengan musim. Fungsinya untuk menjaga agar

kesuburan tanah tidak berkurang. Pergiliran tanaman memberikan

keuntungan-keuntungan lain seperti :

o Pemberantasan hama penyakit, menekan populasi hama dan

penyakit karena memutuskan si klus hidup hama dan

penyakit atau mengurangi sumber makanan dan tempat

hidupnya

o Pemberantasan gulma, penanaman satu jenis tanaman tertentu

terus menerus akan meningkatkan pertumbuhan jenis-jenis

gulma tertentu.

o Mempertahankan dan memperbaiki sifat-sifat fisik dan

kesuburan tanah, jika sisa tanaman pergiliran dijadikan mulsa

atau dibenamkan dalam tanah akan mempertinggi

kemampuan tanah menahan dan menyerap air, mempertinggi

stabilitas agregat dan kapasitas infiltrasi tanah dan tanaman

tersebut adalah tanaman leguminosa akan menambah

kandungan nitrogen tanah, dan akan memelihara

keseimbangan unsur hara karena absorpsi unsure dari

kedalaman yang berbeda.

2) Metode mekanik

Metode mekanik adalah metode mengawetkan tanah melalui

teknik-teknik pengolahan tanah yang dapat memperlambat aliran

permukaan (run off), menampung dan menyalurkan aliran permukaan

dengan kekuatan tidak merusak. Beberapa cara yang umum dilakukan

Page 13: Makalah Litosfer 2

pada metode mekanik antara lain:

Pengolahan tanah menurut garis kontur (contour village), yaitu

pengolahan tanah sejajar garis kontur. Fungsinya untuk

menghambat aliran air, dan memperbesar resapan air.

Pembuatan tanggul/guludan/pematang bersaluran, yaitu dalam

pembuatan tanggul sejajar dengan kontur. Fungsinya agar air

hujan dapat tertampung dan meresap ke dalam tanah. Pada

tanggul dapat ditanami palawija.

Pembuatan teras (terrassering), yaitu membuat teras-teras

(tangga-tangga) pada lahan miring dengan lereng yang panjang.

Fungsinya untuk memperpendek panjang lereng, memperbesar

resapan air dan mengurangi erosi.

Pembuatan saluran air (drainase). Saluran pelepasan air ini dibuat

untuk memotong lereng panjang menjadi lereng yang pendek,

sehingga aliran dapat diperlambat dan mengatur aliran air sampai

ke sungai.

Metode pengawetan tanah akan sangat efektif apabila metode

mekanik dikombinasikan dengan metode vegetatif misalnya terrassering

dan buffering.

3) Metode Kimia

Metode kimia dilakukan dengan menggunakan bahan kimia untuk

memperbaiki struktur tanah, yaitu meningkatkan kemantapan agregat

(struktur tanah). Tanah dengan struktur yang mantap tidak mudah

hancur oleh pukulan air hujan, sehingga air infiltrasi tetap besar dan

aliran air permukaan (run off) tetap kecil.

Penggunaan bahan kimia untuk pengawetan tanah belum banyak

dilakukan, walaupun cukup efektif tetapi biayanya mahal. Pada saat

sekarang ini umumnya masih dalam tingkat percobaan-percobaan.

Beberapa jenis bahan kimia yang sering digunakan untuk tujuan ini

Page 14: Makalah Litosfer 2

antara lain Bitumen dan Krilium. Emulsi dari bahan kimia tersebut

dicampur dengan air, misalnya dengan perbandingan 1:3, kemudian

dicampur dengan tanah. Metode kimia juga menggunakan preparat

kimia sintetis atau alami. Preparat ini disebut Soil Conditioner atau

pemantap struktur tanah. Sesuai dengan namanya Soil Conditioner ini

digunakan untuk membentuk struktur tanah yang stabil. Senyawa yang

terbentuk akan menyebabkan tanah menjadi stabil.

b. Tanah Pertanian

Tanah pertanian adalah tanah yang digunakan untuk pertanian.

Tanah pertanian ini sangat diperlukan bagi para petani untuk bercocok

tanam. Tanah pertanian yang subur adalah tanah yang bisa menjadi

tempat bagi perkembangan serta pertumbuhan tanaman dan dapat

menyuburkan tanaman.

Pertumbuhan adalah suatu proses pertambahan ukuran baik

volume, bobot dan jumlah sel yang bersifat irreversibel (tidak dapat

kembali ke bentuk semula). Perkembangan adalah perubahan atau

diferensiasi sel menuju keadaan yang lebih dewasa. Tanah pertanian

yang baik sangat dipengaruhi oleh struktur tanah, temperatur tanah,

mikroba tanah, nutrisi dan bahan organik dalam tanah, serta pH tanah.

c. Pupuk

Pupuk adalah zat, baik sistetis atau organik, yang ditambahkan ke

tanah untuk meningkatkan pasokan nutrisi penting yang meningkatkan

pertumbuhan tanaman dan vegetasi di dalam tanah. Tujuan pemupukan

ialah untuk memperbaiki kesuburan tanah dengan memberikan zat-zat

pada tanah yang secara langsung maupun tidak langsung dapat

menyuburkan tanaman.

Klasifikasi kandungan pupuk berdasarkan tingkat kebutuhan tanah

dibagi kedalam tiga bagian, yaitu:

1) Makronutrien yang meliputi Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen

(O), Nitrogen (N), Posfor (P), Potassium (K)

Page 15: Makalah Litosfer 2

2) Mikronutrien yang meliputi Besi (Fe), Mangan (Mn), Seng (Zn),

Tembaga (Cu), Boron (B), Molibdin (Mo), Klorin (Cl)

Klasifikasi pupuk, meliputi:

1) Pupuk Organik

Pupuk organik didefinisikan sebagai pupuk yang sebagian

atau seluruhnya berasal dari dari tanaman dan atau hewan yang

telah melalui proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang

digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.

Sumber pupuk organik meliputi sisa-sisa tanaman, kotoran hewan,

sampah rumah tangga non-sintesis, limbah pabrik makanan atau

minuman. Peranan pupuk organik terhadap tanah ialah

menggemburkan tanah, memperbaiki daya ikat air, mengurangi

erosi, memperbaiki unsur hara tanah. Conroh pupuk organik ialah

pupuk kompos, pupuk hijau dan pupuk kandang.

2) Pupuk Anorganik

Pupuk anorganik adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik-

pabrik pupuk dengan meramu bahan-bahan kimia anorganik

berkadar hara tinggi. Pupuk Anorganik meliputi:

a) Pupuk Tunggal (hanya mengandung satu jenis unsur hara,

misalnya hanya mengandung unsur N saja, P saja atau unsur K

saja)

b) Pupuk Majemuk (mengandung lebih dari satu jenis unsur hara,

contohnya pupuk urea, ZA, DS, NPK dan TSP)

Peranan pupuk anorganik terhadap tanah ialah tambahan bagi

unsur yang sudah ada dalam tanah sehingga jumlah Nitrogen,

Pospor dan Kalium yang tersedia bagi tanaman berada dalam

perbandingan yang tepat.

Meski ditujukan untuk memberikan keuntungan bagi manusia,

namun dampak dari kegiatan pemupukan pada tanah perlu diperhatikan.

Hal ini khususnya pada penggunaan pupuk kimia. Jika dilakukan secara

berlebihan, penggunaan pupuk kimia bisa menimbulkan dampak yang

Page 16: Makalah Litosfer 2

justru merusak kesuburan tanah itu sendiri dan bukan menjadikannya

subur.Pupuk kimia adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik-pabrik pupuk

dengan meramu bahan-bahan kimia anorganik berkadar hara tinggi.

Hampir semua aktivitas pertanian atau perkebunan pasti melakukan

kegiatan pemupukan. Dampak dari kegiatan pemupukan diharapkan

mampu meningkatkan hasil pertanian atau perkebunan. Sehingga

nantinya mampu memberikan hasil yang optimal dan memberikan

keuntungan dari segi ekonomi. Saat ini memang petani masih susah

untuk menggunakan 100% pupuk organik karena ketergantungan petani

masih besar terhadap pupuk kimia semacam Urea, Za, dan KCI.

Dibutuhkan waktu untuk meyakinkan petani untuk beralih

menggunakan pupuk organik.

Petani menggunakan pupuk kimia secara berlebihan tanpa

diimbangi dengan pupuk yang lain, seperti pupuk organik. Mereka tidak

pernah menyadari apa yang akan diakibatkan jika menggunakan pupuk

kimia secara berlebihan dan terus menerus.

Dalam jangka pendek, pupuk kimia memang mampu mempercepat

masa tanam karena kandungan haranya bisa diserap langsung oleh

tanah, namun di sisi lain dalam jangka panjang justru akan

menimbulkan dampak yang negatif. Menurut riset para ahli, pada

umumnya tanaman tidak bisa menyerap 100% pupuk kimia. Selalu

akan ada residua atau sisanya.

Sisa-sisa pupuk kimia yang tertinggal di dalam tanah ini, bila telah

terkena air akan mengikat tanah seperti lem/semen. Setelah kering,

tanah akan lengket satu dengan lain (alias tidak gembur lagi), dan keras.

Selain keras, tanah juga menjadi masam.

Kondisi ini membuat organisme-organisme pembentuk unsur hara

(organisme penyubur tanah) menjadi mati atau berkurang populasinya.

Beberapa binatang yang menggemburkan tanah seperti cacing tidak

mampu hidup di kawasan tersebut dan kehilangan unsur alamiahnya.

Bila ini terjadi, maka tanah tidak bisa menyediakan makanan secara

Page 17: Makalah Litosfer 2

mandiri lagi, dan akhirnya menjadi sangat tergantung pada pupuk

tambahan, khususnya pupuk kimia. Penggunaan pupuk kimia juga

berdampak pada lingkungan, penggunaan yang terlalu banyak akan

mengakibatkan eutrofikasi. Pupuk mengandung zat seperti nitrat dan

fosfat.

Zat ini menjadi racun untuk kehidupan akuatik. Dengan demikian

meningkatkan pertumbuhan yang berlebihan dari ganggang di air dan

menurunkan kadar oksigen. Hal ini menyebabkan lingkungan yang

beracun dan menyebabkan kematian fauna di perairan. Pupuk kimia

juga terdiri dari zat dan bahan kimia seperti metana, karbon dioksida,

amonia, dan nitrogen. Hal ini pada saatnya akan menyebabkan

pemanasan global dan perubahan cuaca. Bahkan, nitrous oxide, yang

merupakan produk sampingan dari nitrogen, adalah gas rumah kaca

ketiga yang paling signifikan, setelah karbon dioksida dan metana.

Apabila ketergantungan pada pupuk kimia tidak terelakkan, maka tanah

pertanian kita seperti masuk dalam lingkaran setan.

Dipakai semakin banyak, tanah semakin rusak. Dan tanah yang

semakin rusak akan membuat petani semakin bergantung pada pupuk

kimia. Itulah yang terjadi pada hampir semua lahan pertanian di

Indonesia, bahkan mungkin dunia. Fakta-fakta ini mengkhawatirkan

dan perlu diambil langkah serius sesegera mungkin untuk menghindari

akibat yang lebih parah.

Upaya peningkatan produksi pangan yang salah, dengan tingkat

ketergantungan yang tinggi terhadap bahan kimia, memberikan dampak

negatif yang berlanjut pada pertaruhan nilai kesehatan manusia akibat

residu kimia yang ditinggalkan.

Dampak serius terhadap lingkungan menyebabkan penurunan

kualitas produksi akibat kerusakan unsur hara tanah yang diikat oleh

residu kimia dalam tanah. Wajar jika kini ternyata petani semakin

kehilangan kesuburan tanahnya. Di satu sisi kemampuan produktifitas

tanah semakin menurun, di sisi lain untuk mempertahankan

Page 18: Makalah Litosfer 2

produktifitasnya coba digenjot dengan pemakaian pupuk yang semakin

meningkat.

Artinya, penghasilan petani semakin menurun akibat menurunnya

produktifitas tanah seiring dengan meningkatnya biaya akibat

meningkatnya kebutuhan pupuk. Hal semacam ini tentunya nanti akan

berdampak pada petani itu sendiri. Karenanya petani harus diberikan

pemahaman tentang dampak atau efek dari penggunaan pupuk kimia

secara berlebihan.

Sebaliknya, jika para petani menggunakan pupuk alami, manfaat

yang diperoleh cukup besar selain baik untuk tanaman juga akan baik

bagi tanah dan lingkungan sekitar dan dapat diandalkan untuk jangka

panjang. Pupuk organik bisa menjadi opsi pilihan petani untuk bisa

meningkatkan produtifitas pertaniannya tetapi tetap berpijak pada unsur

ramah lingkungan. Dalam Permentan No.2 tahun 2006 tentang pupuk

organik dan pembenah tanah, pupuk organik didefinisikan sebagai

pupuk yang sebagian atau seluruhnya berasal dari dari tanaman dan atau

hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau

cair yang digunakan mensuplai bahan organik untuk memperbaiki sifat

fisik, kimia dan biologi tanah.

Definisi tersebut telah dengan jelas telah menerangkan apa itu

pupuk organik. Pupuk organik mempunyai beragam jenis dan varian.

Jenis-jenis pupuk organik dibedakan dari bahan baku, metode

pembuatan dan wujudnya. Dari sisi bahan baku ada yang terbuat dari

kotoran hewan, hijauan atau campuran keduanya. Dari metode

pembuatan ada banyak ragam seperti kompos aerob, bokashi, dan lain

sebagainya.

Sedangakan dari sisi wujud ada yang berwujud serbuk, cair

maupun granul atau tablet. Berikut ini adalah manfaat yang diperoleh

apabila menggunakan pupuk organik:

a. Pupuk organik mengandung unsur mikro yang lebih lengkap

dibanding pupuk anorganik.

Page 19: Makalah Litosfer 2

b. Pupuk organik akan memberikan kehidupan mikroorganisme tanah

yang selama ini menjadi sahabat petani dengan lebih baik.

c. Pupuk organik mampu berperan memobilisasi atau menjembatani

hara yang sudah ada ditanah sehingga mampu membentuk partikel

ion yang mudah diserap oleh akar tanaman.

d. Pupuk organik berperan dalam pelepasan hara tanah secara

perlahan dan kontinu sehingga dapat membantu dan mencegah

terjadinya ledakan suplai hara yang dapat membuat tanaman

menjadi keracunan.

e. Pupuk organik membantu menjaga kelembaban tanah dan

mengurangi tekanan atau tegangan struktur tanah pada akar-akar

tanaman, sehingga tanaman terhindar dari kekeringan.

f. Pupuk organik dapat meningkatkan struktur tanah dalam arti

komposisi partikel yang berada dalam tanah lebih stabil dan

cenderung meningkat karena struktur tanah sangat berperan dalam

pergerakan air dan partikel udara dalam tanah, aktifitas

mikroorganisme menguntungkan, pertumbuhan akar, dan

kecambah biji.

g. Pupuk organik sangat membantu mencegah terjadinya erosi lapisan

atas tanah yang merupakan lapisan mengandung banyak hara.

h. Pemakaian pupuk organik juga berperan penting dalam

merawat/menjaga tingkat kesuburan tanah yang sudah dalam

keadaaan berlebihan pemupukan dengan pupuk anorganik/kimia

dalam tanah. 9.Pupuk organik berperan positif dalam menjaga

kehilangan secara luas hara Nitrogen dan Fosfor terlarut dalam

tanah

i. Keberadaan pupuk organik yang tersedia secara melimpah dan

mudah didapatkan.

j. Kualitas tanaman yang menggunakan pupuk organik akan lebih

bagus jika dibanding dengan pupuk kimia sehingga tanaman tidak

mudah terserang penyakit dan tanaman lebih sehat.

Page 20: Makalah Litosfer 2

k. Untuk kesehatan manusia tanaman yang menggunakan pupuk

organik lebih menyehatkan karena kandungan nutrisinya lebih

lengkap dan lebih banyak.

 Sebenarnya bila ada kemauan untuk membuat pupuk organik, telah

tersedia bahan yang melimpah di sekitar kita. Tetapi pada umumnya petani

enggan membuat pupuk organik tersebut dan lebih memilih membeli pupuk

organik buatan pabrik yang bisa tinggal pakai dan lebih praktis. Dengan

adanya pupuk organik diharapkan dapat menjadi solusi bagi perbaikan

lingkungan. Para petani dirapkan dapat beralih menggunakan pupuk organik

agar tidak menimbulkan efek yang lebih besar lagi akibat penggunaan

pupuk kimia secara berlebihan.

Page 21: Makalah Litosfer 2

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pencemaran tanah terjadi akibat aktivita manusia dalam kehidupan

sehari-hari yang tidak dilandasi dengan rasa tanggung jawab. Pencemaran

tanah diakibatkan oleh limbah domestik, industri serta pertanian yang

berdampak pada kesehatan serta ekosistem lingkungan. Untuk

meminimalisir dampak pencemaran tanah dapat dilakukan proses

remediasi dan bioremediasi. Sedangkan untuk memperbaiki tanah

pertanian, dapat digunakan cara konservasi tanah dan air serta

menggunakan pupuk organik dalam mengolah lahan pertanian agar

pencemaran tanah yang terjadi dapat diminimalisir.

B. Saran

Lebih baik mencegah daripada mengobati. Oleh karena itu, jagalah

kesuburan tanah Indonesia yang sudah Allah. SWT anugerahkan pada kita

sebagai bentuk rasa syukur. Hindari membuang sampah sembarangan

karena hal ini dapat merusak tanah dan akan berdampak negatif pada

lingkungan dan ekosistem. Apabila tanah rusak dan tidak subur maka

banyak pihak yang dirugikan dan dapat mendatangkan bencana.

Page 22: Makalah Litosfer 2

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2013. “Pollution of My Earth”. Tersedia:

http://pollutiononmyearth.weebly.com/pencemaran-tanah.html. [24 Juni

2014].

Anonim. 2013. “Pencemaran Tanah”. Tersedia:

2013http://www.slideshare.net/derlyronauli/savedfiles?s_title=makalah-

pencemaran-tanah&user_login=septianraha. [24 Juni 2014].

Anonim. 2013. “Pencemaran Tanah”. Tersedia:

http://bebasbanjir2025.wordpress.com/04-konsep-konsep-dasar/konservasi-tanah-

dan-air/. [24 Juni 2014].

Firmansyah, Febri. 2012. “Makalah Pencemaran Tanah”. Tersedia:

http://rebifirmansyah.wordpress.com/2012/03/27/makalah-pencemaran-

tanah. [24 Juni 2014].

Wulandari, Suci. 2013. “Pencemaran Tanah dan Pengawetan Tanah”. Tersedia:

http://suciwulandari017.wordpress.com/2013/05/21/makalah-pencemaran-tanah/

Pengawetan Tanah. [24 Juni 2014].