Majalah Elshinta Edisi Juni 2012
-
Upload
niko-areasto -
Category
Documents
-
view
337 -
download
18
description
Transcript of Majalah Elshinta Edisi Juni 2012
/ JUNI 2012/ TAHUN IV3
SURAT REDAKSI
Anda pasti pernah mendengar pertanyaan, “Apakah gelas ini setengah penuh atau setengah kosong?” Kira-kira seperti itulah
pertanyaannya ketika seseorang memperlihatkan gelas yang setengahnya berisi air. Jika anda menjawab, “Setengah penuh”, maka anda dianggap orang yang optimis, selalu berpikir positif. Begitu juga sebaliknya jika anda menjawab, “Setengah kosong.” Namun, ada juga pandangan lain, seperti yang disampaikan oleh Mark Victor Hansen dan Robert G Allen dalam bukunya “Crac king the Millionaire C.O.D.E” (2006) yang mengatakan bahwa gelas itu pe nuh, karena selain air yang tampak mata, ada juga udara yang tak terlihat oleh kita. Udara yang mengandung oksigen, yang membuat kita bernafas dan hidup.
Bukan soal gelas setengah penuh, setengah kosong atau penuh yang hendak kami ulas disini. Apa yang kami sampaikan di atas hanyalah ilustrasi, atau cara kami memandang bulan Juni, sebagai bulan pertengahan di setiap tahunnya. Bulan Juni punya arti yang sangat penting, karena disitulah kita bisa menilai apakah usaha kita sudah berjalan setengah penuh, setengah kosong, sudah penuh atau justru masih kosong?.
Tahun 2012 sudah berlalu setengahnya, jika usaha kita sudah berjalan penuh, sungguh indah sekali, kita tinggal memelihara dan melakukan
Setengah Kosong Setengah Penuh?
pengembangan hingga tutup tahun. Jika masih kosong atau belum terlaksana sama sekali, maka kita betul-betul harus introspeksi diri, apa yang
mengganggu kita selama ini? Dalam kondisi setengah penuh, kita harus mampu melihatnya sebagai penuh, seperti yang disampaikan Hansen dan Allen diatas. Penuh dalam artian, hingga akhir tahun, kita telah memandang banyak peluang dan kesempatan. Peluang usaha yang akan menghidupkan mimpi-
mimpi kita menjadi kenyataan. Jika sudah mema hami filosifi itu,
maka kita tak perlu lagi berpikir Juni sebagai gelas yang setengah kosong.
Karena ternyata kita bisa isi yang kosong itu dengan berbagai harapan, doa dan tindakan kita yang positif.
Semoga, siapapun yang telah menyadari waktu berjalan begitu cepat, semua diberikan kekuatan untuk mengisinya dengan berbagai tindakan tepat. Peluang tak pernah sepi jika kita melihat waktu ke depan. Tak lama lagi bulan puasa, lalu Lebaran, Natal, tahun
baru dan lain sebagainya. Mari kita isi setengah yang masih kosong, hingga kita merasa tahun ini sudah penuh.
Salam Takjub!
IWAN HARYONO
atau
4 / JUNI 2012/ TAHUN IV
DAFTAR ISIJUNI 2012
PENERBIT:PT NUANSA KARYA BERITA
SIUPP 1102/SK/MENPEN/ SIUPP/ 1999
PEMIMPIN REDAKSI. Iwan Haryono REDAKTUR PELAKSANA. Er Prianggodo
REDAKTUR. Ahmad SetiawanWendy Danoeatmadja
SEKRETARIS REDAKSI. Natalia RismaREPORTER. Cucun Hendriana,
Dody HandokoDESAIN GRAFIS. Abdul Kholis
PRODUKSI. Matsani DISTRIBUSI/SIRKULASI. A. Sukarno,
Budhi Sutisna, Yayat Supriyatna, Sugi Handono, Yosida B.A
KEUANGAN: Susanti
MARKETING: Arief Anditantyo, Dedy Setiadi AS
Telp. (62-21) 584 2285Fax: (62-21) 587 3750
Sam SaptonoTelp. (62-21) 58359109Fax. (62-21) 58359093
ALAMAT REDAKSI/SIRKULASI/IKLANJl. Kedoya Duri Raya No. 36
Kebon Jeruk Jakarta Barat 11520Telp. (62-21) 58359112, 58359108
Fax: (62-21)58359094Email: [email protected]
Hotline Berlangganan (62-21) 93938019
PERWAKILAN MAJALAH ELSHINTA JAWA TENGAH /DI YOGYAKARTA:
Albert MarbunJln Kelud Utara II/4 Semarang
Telp: (024) 70116152 HP: 08174862781Fax: (024)8313415
Rochmad Mujari (Yogyakarta)
REKENING PEMBAYARAN: Bank BCA a.n PT NUANSA KARYA BERITA
A/C. 459.30.21.958 Cabang Wisma Indocement
PERCETAKAN: PT. Gramedia
(Isi diluar tanggung jawab percetakan)
12 MAESTROAgi SugiyantoMenggembala kerbau, berladang sampai menjadi buruh bangunan. Berkat kerja keras dan keuletan kini Agi menjadi pengusaha sukses dengan mengelola 50 klinik herbal, advertising, publishing dan recording
22PENCERAHANIkuti kisah sukses para pengusaha di bidang wisata arung jeram, kuliner sampai angklung dan hiburan yang diraih dengan kegigihan dan kerja keras!
/ JUNI 2012/ TAHUN IV5
Foto: ErCover: Agi Sugiyanto
Peluang dan Inspirasi Bisnis
52 INFO FRANCHISEDalam dunia franchise, pendidikan merupakan pasar terkuat kedua setelah makanan. Come dirilis sejak 2008 lalu, kini setelah 5 tahun tetap eksis dengan 14 cabang di sekitar Jadetabek dan luar kota.
55 PROSPEKIndustri kreatif dengan memanfaatkan kearifan budaya lokal, tetap menang di pasaran ekspor. Beberapa industri anak bangsa yang mampu berkiprah di pasar luar negeri memiliki pangsa tersendiri, mungkin bisa menjadi prospek bisnis Anda. Ikuti kiat bisnisnya…
76 KOMUNITASPutera Sampoerna Foundation Menjadi mitra bagi entrepreneur wanita dengan mendirikan Sahabat Wanita. Kurun waktu 1,5 tahun Sahabat Wanita sudah memiliki jumlah anggota 15 ribu orang.
80 BISNIS SELEBLukman “Lucky” HakimJalan-jalan keluar negeri berkat bisnis Kucing Maine Coon seharga Rp 25 juta.
84 INFO UKMDari Hanger Jadi Milyader. Simak bagaimana bisnis yang terlihat sepele ini ternyata mengalirkan keuntungan ratusan juta!
92 SENTRA BISNISSenapan Angin CipacingBerawal dari kepandaian para pandai besi yang dipaksa memperbaiki senjata api milik penjajah. Kini, bisnis ini kembali berkembang setelah terus menerus tiarap saat masa Orde Baru
6
SURAT PEMBACA
/ JUNI 2012/ TAHUN IV
Bisnis Liburan
Sebentar lagi liburan bulan Juni-Juli tiba.
Meski yang libur anak-anak sekolah tapi
orangtua biasanya ikut cuti mengantar anak
berlibur. Majels tolong dibuat artikel tentang
bisnis di hari libur. Siapa tahu menjadi
Turut Berduka Tragedi Sukhoi
Dulu waktu SMA saya pernah ikut mendaki ke Kawah Ratu dengan kemping tenda di Cipelang. Melihat tragedi pesawat Sukhoi saya sangat sedih, terlebih kondisi fisik pesawat yang luluh lantak. Bagaimana mengenang kegembiraan para penumpangnya, selang belasan menit setelah mengudara peristiwa itu terjadi. Semua itu mengingatkan kita agar selalu berserah padaNya, karena panggilanNya bisa datang tidak kita tahu. Semoga Tuhan selalu memberi perlindungan. Amin
Mardhika Jakarta
Beserta kesempatan ini pula segenap staff Majalah Elshinta mengucapkan turut berdukacita. Semoga kita bisa memetik arti kehidupan yang terkandung di dalam peristiwa ini. Dan Tuhan menyertai kita semua. Amin
Seminar Majalah Elshinta
Halo Majalah Elshinta yang semakin perlente. Dari edisi awal tentu sudah banyak narasumber rubrik Pencerahan yang ditampilkan. Saya pengin usul bagaimana kalau mereka dipertemukan dengan pembaca (kopdar), mungkin lewat talkshow, beberapa orang saja. Semoga usul saya bermanfaat. Terimakasih.
Prita SitaBogor
Saudari Prita, kesempatan bertemu pengusaha sukses dengan pembaca akan segera terealisir, karena Majels akan menga dakan seminar dan talkshow. Mudahmudahan Anda menjadi pesertanya, silakan daftar supaya tidak ketinggalan..
inspirasi, selain libur membuang uang juga
menanggok uang. Terimakasih
Prayitno Utomo
Batu Malang
Bung Prayitno rubrik Prospek biasanya
bertema sesuai sikon, kebetulan bulan tersebut
memang waktunya liburan. Mudahmudahan
kami bisa menampilkan bisnis di saat liburan,
agar bermanfaat bagi pembaca termasuk Anda.
Terimakasih
8
Ingin membuat terobosan bisnis, Julia Perez, memilih
‘emas hitam’ atau batu bara sebagai obyeknya.
Karena lahannya di Kalimantan, tepatnya daerah
Batulicin, maka artis seksi ini kerap terbang ke lokasi.
Ternyata investasi ini cukup mencengangkan, "Baru
tiga bulan aku bisnis, sudah dikasih bonus
BMW Z3, dua pintu. Aku bersyukur banget,”
katanya, sambil terheran-heran mendapat
mobil seharga 1 M ini. Ia ingin
membuktikan, bahwa bisnis yang
biasa ditekuni para pria dapat juga
dilakukan perempuan.
Namun begitu, mantan
kekasih Gaston Castano tetap
optimis, sebab keuntungan
kemampuan fasih berbicara dalam
4 bahasa merupakan daya tarik
bagi investor asing. "Jadi kalau
ada investor asing, aku gampang
sekali berkomunikasi," terang nya. Tapi
ada konsekuensi lain yang mesti Jupe
tanggung, gara-gara terjun ke bisnis batu
bara. "Sekarang aku kemana-mana
ditemani pengacara. Habisnya banyak
gosip kalau aku meeting selalu di
hotel. Sudah begitu, oom-oomnya
banyak yang tua dan serem,"
ungkap artis yang bernama asli Yuli
Rachmawati. Teks: Imas, dari
berbagai sumber/foto: ist
Julia Perez
TAMU
8 / JUNI 2012/ TAHUN IV
Bisnis ‘Emas Hitam’ Batulicin
9
Norman Kamaru sempat menjadi fenomena. Namanya melejit setelah video lip sync-nya populer di Youtube.
Pria kelahiran Gorontalo, 27 November 1985 ini belakangan tengah membidik bisnis baru yang disukainya. Ia mengaku, saat ini ia sedang merintis bisnis pakaian wanita di Manado, Sulawesi Utara. “Saya lagi menggarap bisnis baru. Skalanya masih kecil. Bisnisnya di dunia fashion terutama pakaian wanita,” ucap mantan anggota Brimob berpangkat Briptu ini.
Anak bungsu dari pasangan Idris Kamaru dan Halimah Martinus ini memang lebih menyukai jenis pakaian wanita daripada pakaian pria. Menurutnya, pakaian wanita banyak desain dan modelnya. “Pakaian wanita lebih beragam ya. Jadi nanti si konsumen tidak akan bosan dengan model. Saya mengerjakan ini langsung. Saya sering mondar-mandir antara Jakarta dan Manado untuk mengurus bisnis ini. Mudah-mudahan ke depannya semakin berkembang,” harapnya. Choen,dari berbagai sumber/Foto: Ist
Usaha Pakaian WanitaNorman Kamaru
Gadis kelahiran Bandung, 22 November 1985 ini selain masih
menghiasi layar kaca, belakangan juga menggeluti dunia
bisnis yang pernah dirintis orangtuanya. Adapun bisnis yang
menjadi pilihannya itu adalah fashion khusus kaum muslimah.
“Saya dan ibu sudah memulainya sejak 7 tahun lalu. Cabangnya
pun sudah ada beberapa di Jakarta dan Depok. Bisnisnya lebih
ke busana muslimah terutama jilbab,” katanya.
Dia mengaku, aneka jilbabnya itu diproduksi sendiri. Ia
serius menjalankan bisnis ini, karena ia sadar bahwa karirnya di
dunia keartisan tidak akan selamanya jaya. “Sekarang ini saya
meneruskan bisnis orangtua saja. Karena saya sibuk syuting, ibu
juga sakit, bisnis ini jadi terlantar. Akhirnya saya coba kembali
untuk memulainya. Kalau soal promosi, kan saya banyak teman
artis lain yang juga memiliki bisnis,” pungkas Nuri yang memulai
debutnya berakting lewat film layar lebar Me vs High Heels, ini.
Choen, dari berbagai sumber/Foto: Ist
Nuri MaulidaFokus Fashion Muslimah
/ JUNI 2012/ TAHUN IV9
TAMU
10 / JUNI 2012/ TAHUN IV 10
Pelantun lagu Sun Sing Suwe akhir-akhir ini juga tak ketinggalan
dengan para pedangdut lainnya yang sudah merintis bisnis. Wanita
bernama asli Hartini Erpi Nurjanah ini mengaku, saat ini ia telah
memiliki sebuah bisnis yang sesuai dengan kemampuan modalnya.
“Maunya sih bisnis properti. Tapi itu kan modalnya besar. Jadi saya
buat restoran saja yang modalnya masih terjangkau,” ujar Ikke sambil
terbahak.
Berkurangnya tensi manggung adalah salah satu alasan Ikke
memilih jalan lain untuk membuka bisnis. Selain itu, prospek bisnis
kuliner memang dirasanya masih sangat menjanjikan. “Saya mensyukuri
saja akhirnya saya bisa menambah rejeki selain dari pekerjaan utama
saya yang seorang penyanyi,” pungkas ibu satu anak kelahiran Jakarta,
18 Mei 1974 ini. Teks: Choen, dari berbagai sumber/Foto: Ist
Ikke Nurjanah
Vidi Aldiano
Warisi Usaha SoundPenyanyi pop, Vidi Aldiano rupanya sudah memiliki rencana lain
untuk masa depannya. Selain berkiprah di dunia tarik suara, Vidi
sudah bersiap memimpin perusahaan keluarga yakni bisnis sound
system. Mengetahui akan mewariskan perusahaan orangtua, Vidi pun
sengaja mengambil kuliah jurusan bisnis di Universitas Pelita Harapan.
Ia bertekad menerapkan ilmu yang didapat untuk memajukan bisnis
ayahnya, Harry Kiss.
Harry Kiss pemilik usaha V8Sound ini yang mendorong anak-
anaknya untuk mempunyai bisnis. Demi mendalami bisnis yang akan
digelutinya, Vidi akan berangkat ke Jerman untuk menghadiri undangan
dalam rangka pameran audio dan teknologi bertema V8Sound Road
to Messe Frankfurt. "Aku nanti ikut papa ke Frankfurt, ingin bisa
menambah koneksi juga. Dan aku akan performance di sana. Insya
Allah sebagai langkah awal go international untuk bisnis dan karier
menyanyi aku," pungkas Vidi.Meski demikian, menurut Artis kelahiran
Jakarta, 29 Maret 1990 itu mengaku tak akan meninggalkan kariernya
di dunia tarik suara, karena baginya kedua hal tersebut dapat saling
membantu. Diakuinya dunia tarik suara merupakan passion baginya.
Teks: Imas Maslihah, dari berbagai sumber / Foto: ist
TAMU
Tekuni Bisnis Restoran
/ JUNI 2012/ TAHUN IV13
Seperti mimpi, begitulah kehidupan pria yang akrab disapa Agi ini.
Menggembala kerbau, berladang, menjadi buruh bangunan yang tinggal di
bedeng pengap, merupakan pengalaman hidup Agi sejak
usia tujuh tahun. Berkat kerja keras dan keuletan sebagai anak yatim piatu,
kini Agi menjadi pengusaha sukses dengan mengelola
50 klinik herbal, advertising, publishing dan recording
salah satu artisnya Trio Macan.
Rumah Totok, satu diantara klinik milik Agi Sugiyanto Terapi di Rumah Totok
14 / JUNI 2012/ TAHUN IV
MAESTRO
Agi Sugiyanto awalnya dikenal sebagai
raja pengobatan alternatif. Klinik-klinik
pengobatan alternatifnya merambah ke
seantero Indonesia. Dari situ, ia mengembangkan
jaringan bisnis dengan merambah bidang bisnis
lain seperti periklanan, rekaman dan publikasi. Agi
pun meroket ke jajaran pengusaha sukses.
Tapi, Agi mengawali kesuksesannya benar-
benar dari titik nol. Lahir dan besar di lingkungan
keluarga petani dengan kondisi ekonomi pas-
pasan, membuat Agi tumbuh menjadi pribadi
yang mandiri. Perekonomian keluarganya semakin
terpuruk saat sang ayah, Suwito, meninggal
dunia. Sejak itu, Agi yang baru berusia tujuh tahun
tinggal bersama neneknya dan menjalani rutinitas
sebagai penggembala kerbau, mencari rumput dan
berladang, di sela-sela aktivitas belajar, sekolah
dan mengaji, hingga lulus SD.
Bagaimana kehidupan masa kecil Anda?
Saya dilahirkan di Desa Wonosegoro, Boyolali,
Jawa Tengah tahun 1970-an. Dari kecil saya hidup
dalam lingkungan keluarga besar petani. Penuh
kesederhanaan. Umur tujuh tahun bapak saya
meninggal. Saya tinggal bersama nenek. Praktis
rutinitas yang saya jalani setelah sholat subuh
adalah mengembala kerbau. Beranjak siang mulai
berangkat sekolah, pulang sekolah cari rumput
sambil membantu di ladang bercocok tanam.
Malam dihabiskan di surau, selesai mengaji
dilanjut belajar yang hanya ditemani sinar lampu
minyak tanah.
Anda kehilangan orang tua dan nenek dalam waktu berdekatan?
Ya, umur 11 tahun nenek saya, meninggal.
Dua tahun kemudian ibu saya juga meninggal.
Praktis saya hidup dalam keterbatasan. Saya lima
bersaudara, sejak itu hidup terpisah satu sama
lain. Kami tidak lagi memperdulikan saudara
sekandung, karena masing-masing punya problem
dan kehidupan sendiri ; harus mempertahankan
hidup. Begitupun saya. Lulus SD tidak tahu lagi
harus bagaimana. Yang saya lakukan adalah
mencoba bertahan hidup. Maka lulus SD saya
dibawa ke Jakarta, menjadi pekerja kasar, jadi
buruh bangunan, tinggal di bedeng sempit dan
pengap.
Di Jakarta, saya numpang hidup supaya
mampu bertahan hidup. Dua tahun kemudian ada
kesempatan melanjutkan sekolah SMP di Jakarta,
Jumpa pers Trio MacanMengawali kesuksesan dari titik nol
/ JUNI 2012/ TAHUN IV15
berkat jasa baik seseorang. Pagi-pagi sekali saya
sudah harus mencuci mobil, mengepel, menyiram
tanaman sebagai tukang kebun. Selesai bersih-
bersih rumah, berangkat sekolah. Saya senang
karena kesempatan hidup lebih baik. Ada impian,
ada harapan, ada keinginan. Saya menyelesaikan
pendidikan di SMP Villa Mas Jakarta dengan
prestasi baik. Lulus SMP saya melanjutkan SMA
36 Jakarta Timur.
Nilai hidup apa yang bisa Anda petik dari pola asuh Bapak, Nenek dan Ibu Anda?
Saya tidak pernah mendapatkan kasih sayang
secara maksimal. Orangtua sibuk di sawah, sibuk di
pasar, mencari nafkah buat keluarga yang memang
hidup serba pas-pasan. Tetapi hal itu menanamkan
kemandirian yang luar biasa kepada anak-anaknya.
Kehidupan bersama alam dan mengikuti irama
alam di pedesan dengan segala harmonisasinya,
ditambah dengan pola asuh kemandirian dan kerja
keras, membuat diri saya menjadi pribadi yang tidak
cengeng, suka kerja keras, dan tidak sombong.
Agi tak menyia-nyiakan kesempatan. Sambil
bersekolah di SMA 36, ia menjadi penulis free-
lance di berbagai media massa nasional. Untuk
mencari bahan-bahan tulisan, dia rela berjalan kaki
dari sekolahnya di Rawamangun, Jakarta Timur
ke Pusat Dokumentasi dan Ilmiah, LIPI , di Jalan.
Gatot Subroto, Jakarta Selatan. Jarak tempuhnya
sekitar 30 km. Bahan tulisan itu lantas diketik di
kamarnya yang berukuran 2x2 meter, terletak di
belakang garasi mobil. Honor tulisan pertamanya
Rp 25.000,-. Baginya jumlah yang sangat besar.
Jumpa pers Trio Macan
Agi di depan rumahnya
Rumah masa kecilnya di Boyolali
16 / JUNI 2012/ TAHUN IV
MAESTRO
Lulus SMA , dia terima sebagai editor di majalah
Film dan Musik. Tahun 1989 dia pindah bekerja di
grup Kompas – Gramedia. Tahun 2002 dia mulai
merintis usaha sendiri di bidang konveksi. Namun
usaha konveksinya itu mandeg di tengah jalan. Agi
tak patah arang. Dia banting setir membuka klinik
pengobatan tradisional.
Awal mulanya ide membuka usaha pengobatan alternatif?
Bermula saya teringat saat sakit di desa. Waktu
kecil kalau sakit saya hanya diberi ramuan atau jamu
tradisional seperti kunyit, jahe dan air putih bisa
sembuh. Kebetulan saya memiliki rumah kosong di
kawasan Pondok Aren, Tangerang Selatan. Rumah
itu lantas saya sulap menjadi klinik dengan modal
Rp 1 juta. Itu pun menggadaikan gelang milik istri.
Oh, ya sebelumnya saya juga sempat mengelola
pengobatan Mak Erot.
Bisnis saya dimulai dari usaha keluarga. Dari
usaha kecil-kecilan, awalnya saya buka usaha
pengobatan tradisional, lalu berkembang lagi
dengan membuka usaha refleksi, dan beberapa
usaha di bidang kesehatan. Bisnis ini memang
basic-nya dari keluarga, makanya di bisnis ini saya
melibatkan adik, kakak, dan saudara-saudara saya
lainnya.
Suka dukanya mengelola bisnis pengobatan alternatif?
Tak jarang ungkapan miring mampir ke telinga
saya, menyepelekan usaha yang langka digeluti
orang ini. Apalagi saya melepaskan karir sebagai
wartawan di media ibukota yang cukup terkenal.
Tapi saya yakin keputusan saya tidak meleset.
Saya ingin mengubah citra pengobatan tradi-
sional, mengubah stempel dari tukang pijit, kumuh
menjadi sebuah balai pengobatan terapi yang
representatif. Klinik saya memakai jamu atau
ramuan herbal yang telah diuji klinis. Promo saya
lakukan di media cetak juga di televisi lokal dan
televisi nasional.
Perkembangannya sekarang?Gerai klinik pengobatan tradisional saya dalam
waktu sekitar 9 tahun telah berkembang menjadi
16 / JUNI 2012/ TAHUN IV
Berbahagia ditengah keluarga
/ JUNI 2012/ TAHUN IV17 / JUNI 2012/ TAHUN IV17
Saya ingin mengubah citra
pengobatan tradisional, dari
tukang pijit kumuh menjadi sebuah balai
pengobatan terapi yang representatif
18 / JUNI 2012/ TAHUN IV
MAESTROMAESTRO
18 / JUNI 2012/ TAHUN IV
Sang istri, Ati Wastuti turut mendukung kesuksesan usaha suami
/ JUNI 2012/ TAHUN IV19
50 gerai di Indonesia. Klinik saya antara lain
Rumah Totok, Jampi Spa & Herbal therapy, Klinik
Pasak Bumi, Teh Mayang, Terapi Umi Latifah,
dan lainnya. Klinik-klinik ini telah tersebar di 25
kota besar seperti Jakarta, Denpasar, Bandung,
Bogor, Yogya, Surabaya, Batam,dll. Karyawan
yang bekerja di klinik sekitar 200 orang. Belanja
Iklan di media cetak dan televisi yang harus saya
keluarkan sekitar 1 miliar rupiah perbulan.
Bagaimana cara Anda menangani puluhan klinik tersebut?
Manajemen yang kuat adalah pengelolaan
unit usaha yang berbasis profesionalisme dan
transparansi. Biaya pengobatan arau perawatan
juga relatif terjangkau berkisar ratusan ribu sampai
jutaan.
Tak puas berkutat di dunia pengobatan
tradisional, Agi menjajal dunia lain ; hiburan, iklan
dan event organizer. Beragam kendala kembali
menghadangnya. Namun, Agi tak henti belajar dan
terus berusaha. Artis andalannya, Trio Macan,
akhirnya mendulang sukses.
Berbekal itu, ia juga mencoba keberuntungannya
di bidang periklanan. Bisnis yang penuh resiko
inipun dijalaninya dengan yakin. Meski awalnya
hanya mencoba untuk lingkungan bisnisnya sendiri,
akhirnya Agi pun dikenal sebagai pebisnis iklan
yang cukup unik ; hanya menangani iklan-iklan
untuk dunia pengobatan tradisional.
Anda membesarkan Trio Macan hingga melejit?
Trio Macan salah satu produk potensial yang
saya bangun dari nol. Awalnya posisi saya sebagai
manajer yang hanya mengurus manajemen sampai
empat álbum. Ujian dan cobaan yang saya hadapi
selama mengelola manajement Trio Macan sangat
berat ; hujatan, pendomplengan nama, sampai
upaya-upaya persaingan tidak sehat. Ini susahnya
mengelola produk yang begitu potensial seperti
Trio Macan. Karena harus berpartner dengan pihak
lain, membuat kita sulit mengontrol dan melakukan
pengawasan. Tapi semua menjadi pelajaran.
Single Iwak Peyek adalah sebuah tonggak
baru bagi Trio Macan. Semua mata rantai bisnis
kita urusi sendiri. Mulai dari publishing, produksi,
digital content, sampai urusan manajemennya.
Alhamdulillah single ini mencetak hits yang begitu
fenomenal. Bahkan boleh dibilang melebihi dari
lagu SMS tahun 2005, saat pertama kali Trio
Macan muncul.
/ JUNI 2012/ TAHUN IV19
20 / JUNI 2012/ TAHUN IV
MAESTRO
Tapi saya merasa ini masih belum apa-apa. Ini
adalah tonggak awal tapi saya sudah mendapatkan
pengalaman luar biasa. Dan itu menjadi modal
saya untuk terus maju.
Bagaimana dengan bisnis lain, advertising dan EO?
Bicara soal advertising, saya memulai dengan
hal yang paling simpel. Bermula dari placement
media untuk produk internal, seperti Rumah Totok
memerlukan material promo berikut placement
media. Kita handle sendiri.
Seiring berjalannya waktu, banyak produk
sejenis minta kita urusi. Sampai saat ini
advertising kami disebut sebagai biro iklan yang
khusus menangani klien pengobatan tradisional
atau pengobatan berbasic herbal. Advertising kami
menangani usaha rakyat kecil. Dimulai dari media-
media lokal akhirya beberapa klien atau produk
mulai merambah ke media nasional.
Kalau EO, untuk acara gathering, event khusus
yang lingkupnya lebih kepada sinergi dengan
produk yang kita handle iklannya. Mereka sering
minta dibuatkan acara.
Jadi, managemen bisnis apa yang Anda terapkan?
Saya menyebutnya sebagai manajemen
kekeluargaan yang profesional. Saya menganggap
karyawan adalah bagian dari keluarga besar saya.
Karena mereka adalah keluarga, tentu saja kita
kedepankan pola penyelesaian kekeluargaan.
Dalam konteks ini saya bukan mengutamakan
keluarga. Saya fair saja, siapa yang memberi
kontribusi yang baik terhadap perusahaan ini
maka dialah yang saya percaya. Saya tidak
‘mengharamkan keluarga bekerja di perusahaan
saya, asalkan dia harus kompetitif dan tidak
mentang-mentang. Kepada semua karyawan saya
perlakukan sama. Malah pada keluarga dekat
saya, maka saya tekankan harus memberikan
contoh yang baik bagi karyawan lain.
Strategi untuk menghadapi persaingan?
Persaingan dalam bisnis adalah hal biasa. Kita
tidak bisa menghindar dari persaingan, tetapi harus
berani untuk bersaing. Era pasar bebas membuat
kita dihadapkan pada pilihan-pilihan. Kita harus jeli
dan punya strategi untuk menghadapinya.
Saya kebetulan memulai usaha dari bawah
kemudian merangkak naik dan setiap fase sudah
saya lalui lika-likunya dan cara mengatasinya.
Pengalaman mengajarkan kita untuk keluar dari
masalah. Survive dengan dasar pengalaman, lebih
penting dari sekedar sukses tiba-tiba.
Berkat kerjakerasnya mimpi itu sedikit demi
sedikit telah diraihnya. Di rumahnya di kawasan elit
Raffles Hills Cibubur terparkir beberapa kendaraan
kelas premium seperti Toyota Alphard, beberapa
BMW dan Honda CRV. Tampaknya ia menjalani
hidupnya penuh kebahagiaan bersama sang istri
Ati Wasuti dan 5 buah hatinya Fajar Pratama (18),
Novi B Agiyanti (15), Desya Ayu A (14), Avivah
Nisaya M (9) dan Muhammad Ananda A (5). Teks: Dody Handoko / Foto: Tarzan Foto, Er, Dody& Dok. Pribadi
Kebahagiaan rohani menjadi fokus utama
PENCERAHAN
22 / JUNI 2012/ TAHUN IV
LODY KORUA
Arus Liar Menjamu Seribu TamuDari sekedar ingin gagah-gagahan, Lody Korua membuktikan kalau arung jeram mampu menjadi bisnis yang menguntungkan. Tak cuma menangguk untung dari 1000 tamu perbulan, ia juga membawa prestasi anak-anak desa Citarik mendunia lewat arung jeram.
22 / JUNI 2012/ TAHUN IV
Arung jeram dari amatir hingga profesional Lomba yang diikuti peserta dalam dan luar negeri
/ JUNI 2012/ TAHUN IV23
Awalnya Operation Raleigh yang digelar di Pulau Seram, Maluku. Operation Raleigh adalah ekspedisi bersifat petualangan,
lingkungan hidup dan komunitas yang bertujuan menumbuhkan pembangunan berkelanjutan. Ekspedisi ini pernah digelar di Pulau Seram, Maluku. Lody salah satu pesertanya. Dari sini, pergulatannya dengan dunia ekspedisi berlanjut. Termasuk dengan Sobek International yang menggelar ekspedisi arung jeram di Aceh. Lody akhirnya kerap dipilih sebagai jungle expert karena
dianggap mampu memandu ekspedisi-ekspedisi di gunung dan hutan tropis.
Tahun 1993, di Sungai Citarik, Sukabumi, bekerja sama dengan Sobek International, Lody mendirikan BJ’s Arung Jeram. Sasarannya adalah ekspatriat. Lody bukan tidak punya alasan. “Waktu itu, arung jeram dikenal sebagai kegiatannya orang-orang gila!” paparnya. Terutama setelah tragedi Sungai Van der Wall di Papua yang menewaskan 7 anggota Wanadri dan Kopassus dari PPGAD. “Saat itu, wajar kalau pandangan masyarakat agak
/ JUNI 2012/ TAHUN IV23
Lomba yang diikuti peserta dalam dan luar negeri
PENCERAHAN
24 / JUNI 2012/ TAHUN IV
negatif. Gila aja, Wanadri sama Kopassus saja mati, masa mereka harus bayar untuk mati,” papar ayah Salsa, Kiham dan Kalif ini.
Tahun-tahun berikutnya, Lody dihadang masalah. Sobek yang menjadi partnernya di Citarik ternyata bukan bagian dari Sobek International. “Saya tahu setelah permintaan bantuan kami ditolak Sobek International di Zambesi, Afrika,” paparnya. Selain itu memang banyak perbedaan yang menghadang keduanya. Dari situlah Lody memutuskan untuk berpisah.
Pemandu LokalYang menarik, saat mendirikan Arus Liar, Lody
justru memakai tenaga pemandu lokal. Sesuatu yang bahkan tidak dilakukan oleh Sobek. Sebuah keberanian yang krusial. “Saya ingat, waktu pertama kali dipercaya menjadi pemandu, ada
orang Inggris yang menjadi manager ekspedisi yang percaya pada saya. Ia percaya pada saya sebagai tenaga lokal,” kenangnya. “Jadi wajar dong kalau saya juga bersikap sama. Saya harus percaya dan memberi kesempatan pada tenaga-tenaga lokal!” lanjutnya. Keputusan itu, bukan tanpa resiko. Lody sempat dimusuhi oleh teman-temannya sesama rafter yang sebelumnya kerap menjadi pemandu.
Itu baru satu masalah. Masalah lain adalah dana. “Bisnis kami belum berjalan sementara gaji karyawan harus dibayarkan. Sebabnya, hampir semua karyawan BJ’s memilih ikut kami,” ujar Lody. Selain itu, Lody pun harus membayar pesanan perahu karet yang didatangkan dari Selandia Baru dan peralatan keselamatan yang didatangkan dari Amerika. Untunglah Lody dibantu Harry Mukti. “Saya pinjam uang dengan jaminan motor saya!” ujar kelahiran 19 April 1957 ini sambil tertawa.
Kebetulan Harry memang sedang membutuhkan publikasi yang mengangkat citra sebagai penyanyi rocker. Jadilah mereka partner. Didukung oleh sahabat-sahabat Lody yang banyak bekerja sebagai wartawan, Arus Liar pun booming. Masyarakat mulai tertarik dan berbondong-bondong datang. “Saya banyak dibantu teman-teman media,” aku Lody. “Saingan kami saat itu memiliki kekuatan untuk menekan kami. Tapi kami punya kekuatan media!” lanjutnya. Setelah beberapa lama, Harry Mukti mengundurkan diri. Sebagai gantinya, almarhum Adjie Massaid mengajukan diri untuk bergabung.
Untuk menjalankan bisnisnya, Lody pun harus menyusun strategi agar Arus Liar yang kini dijalankan
24 / JUNI 2012/ TAHUN IV
Peralatan safety arung jeram
Kantor pengelola Arus Liar di Jakarta
/ JUNI 2012/ TAHUN IV25
oleh 150 karyawan tidak mandeg.. “Arus Liar kami sebut sebagai one-stop-adventure,” ujarnya. Ide ini muncul untuk menyikapi kondisi dan kebutuhan. “Saat musim kemarau, bisnis ini terhenti karena debit air sungai yang tidak mencukupi,” terangnya. Untuk itu, Lody pun menyasar potensi lain. “Yang pertama dikembangkan adalah kebutuhan penginapan karena dulu jika ingin menginap, tamu-tamu kami harus menginap di Pelabuhan Ratu,” lanjutnya. Selain membangun penginapan bernuansa natural-etnis, Lody pun mengembangkan sarana hiburan lain seperti paint-ball, outbound, off road, family camp dan sebagainya. Untuk tarif full day rafting yang berjarak 17 km dengan waktu 5 jam, perpaket pengunjung bisa dikenai biaya Rp 425 ribu. Rata-rata sebulan, sekitar 1000 tamu menikmati jasa Arus Liar yang kini memiliki 50 perahu karet ini.
Selain itu, Lody juga giat meningkatkan citra usahanya dengan rajin mengikuti turnamen arung jeram di tingkat nasional dan internasional. Untuk tingkat dunia, pamandu-pemandu Arus Liar sudah mencetak prestasi Juara Dunia 4 kali. Ini memang strategi marketing yang dirancang Lody. “Semua operator menganggap mereka yang terbaik. Tapi terbaik kan diukur lewat kompetisi. Nah, Arus
Liar bisa mengatakan bahwa di sini Anda dipandu oleh Juara Dunia,” paparnya. “Kami bangga juga melihat mereka, anak-anak desa bisa keliling dunia,” ujarnya lagi.
Ikatan BathinSelain tingkat keselamatan yang tinggi,
Arus Liar juga menerapkan pelayanan yang menumbuhkan ikatan bathin antara mereka dengan kliennya. “Soal keselamatan kami sangat concern. Di Arus Liar kalau ada pemandu yang membatalkan perjalanan, kami sangat hargai,” papar Lody. Baginya, pembatalan perjalanan bukan sebuah hal
/ JUNI 2012/ TAHUN IV25
Setiap lomba selalu dipenuhi penonton
Olah raga air memacu adrenalin
PENCERAHAN
26 / JUNI 2012/ TAHUN IV
yang memalukan atau merendahkan kredibilitas bisnisnya jika memang untuk keselamatan klien-kliennya. “Lagi pula, pembatalan perjalanan itu tidak terjadi setahun sekali kok!” ujarnya. Keyakinan untuk mengutamakan keselamatan dan pelayanan inilah yang membuat tamu-tamu Arus Liar memiliki ikatan bathin dengan para pemandu dan Arus Liar.
Ini memang berhubungan dengan kondisi operator arung jeram Indonesia yang kerap cenderung mengabaikan faktor keselamatan justru karena tidak ingin mengecewakan tamu. “Kalau soal peduli pada keselamatan tamu, saya yakin kok semua operator arung jeram peduli pada keselamatan tamunya. Sekarang ini tidak ada operator arung jeram di Indonesia yang zero-accident,” aku Lody. “Termasuk Arus Liar. Bedanya, kalau operator lain kehilangan tamu, Arus Liar kehilangan pemandu. Itu pun pemandu kami tewas karena berusaha menyelamatkan tamu!” Peristiwa yang terjadi tahun lalu itu membuat Lody makin yakin kalau mereka tidak bisa hanya mengandalkan peralatan. “Early warning system kami sekarang bukan hanya alat lagi karena sebenarnya saya juga kurang percaya pada alat saja. Sekarang selain alat, sekalian saya siapkan orang untuk memantau kondisi hulu sungai,” ujarnya sambil tertawa.
Jadi apakah bisnis petualangan alam bebas masih berpotensi? “Mestinya sih masih sangat
berpotensi,” aku Lody. “Masalahnya, banyak pelaku bisnis ini terjun tanpa latarbelakang petualangan alam bebas. Jadi memang sentuhannya agak berbeda,” lanjutnya. Di bisnis arung jeram sendiri, Lody mengakui bahwa potensinya masih cukup besar. “Semuanya bisa dipelajari kok,” ujarnya. “Ikuti prosedurnya saja. Memang dilema juga ya, karena mahal. Kalau tidak mau repot, ambil saja dari luar negeri karena mereka lebih peduli soal keselamatan! Kalau soal keselamatan, kita harus konsisten!” papar Lody yang berobsesi yang membawa Indonesia menjadi Juara Dunia ini.Wendy Danoeatmadja/Foto:Okie A.Z., Dokumentasi Arus Liar
26 / JUNI 2012/ TAHUN IV
Meraih berbagai penghargaan
Lokasi Arus Liar yang dipadati tamu
PENCERAHAN
28 / JUNI 2012/ TAHUN IV
Made Ngurah Bagiana
Kondektur Pemilik 4000 Edam BurgerIa tipikal pekerja keras. Lulus STM tahun 1975, dari Bali pergi ke Jakarta tanpa tujuan. Sempat terlunta-lunta menjadi tukang cuci pakaian, kuli bangunan, kondektur bis, preman jalanan, penjual telur dan terakhir menjadi sopir. Dengan modal jual kalung istri seharga 600 ribu, ia nekat berjualan burger keliling bernama Lovina. Kini, 20 tahun sudah berlalu ia telah memiliki 4000 gerai di seluruh Nusantara.
/ JUNI 2012/ TAHUN IV29
Kondektur Pemilik 4000 Edam Burger
Namanya Made Ngurah Bagiana, pria kelahiran Bali 12 April 1956. Ia adalah anak keenam dari 12 bersaudara. Disiplin
dan kerja keras merupakan petuah orangtua yang selalu dilakukannya. Merasa susah bukan hal baru dalam hidupnya. “Dulu, kalau pergi ke sekolah saya tak pernah dikasih uang jajan. Sepulangnya dari sekolah pun tak ada nasi yang siap dimakan, kalau mau makan saya harus masak sendiri,” kisah Made.
Hal itu terus berlanjut hingga ia memasuki bangku STM. Setamat STM ia memutuskan untuk
meninggalkan kampung halamannya di Singaraja, Bali. Tujuannya ke Jakarta untuk mengadu nasib meski tak ada pekerjaan yang jelas. Untuk bertahan hidup terpaksa ia harus bekerja sebagai pencuci pakaian, kuli bangunan hingga menjadi kondektur bis. “Apapun saya jalani yang penting saya bisa bertahan hidup,” katanya.
Pergaulan keras kota Metropolitan akhirnya mengantarnya menjadi seorang ‘berandal’. Ia menjadi preman jalanan. Tapi itu tak berlangsung lama, karena ia segera bertaubat dan memulai hidup sebagai penjual telur. “Akhirnya saya
PENCERAHAN
30 / JUNI 2012/ TAHUN IV
memilih berjualan telur saja. Saya beli telur lalu diecer lagi ke para pedagang. Tapi itu pun tak lama, saya bangkrut. Kemudian saya beralih jadi sopir angkot,” kilahnya.
Menikah, Berbisnis LagiTahun 1985 ia memutuskan untuk mem-
persunting gadis pujaannya, Made Arsani Dewi. Setelah itu, mulai merintis bisnis baru yakni mobil omprengan di sekitar Pondok Kelapa. Hanya satu tahun bertahan kemudian luluh lantak. Mobilnya ia jual begitupun dengan tempat tinggal yang mereka diami. “Saya pindah ke kontrakan di daerah Klender,” ucapnya pendek.
Suatu ketika di tahun 1990, ia melihat seorang penjual burger di tepi jalan yang dikerumuni banyak pembeli. Idenya pun muncul seketika. Niatnya bulat mau membuka bisnis burger. “Saya mengajukan pinjaman ke bank untuk modal awal, tapi ditolak. Akhirnya saya harus rela menjual perhiasan istri seharga Rp 600 untuk kemudian dibelikan 2 buah gerobak.”
Jualannya pun tak langsung laris. Tak jarang, meski seharian mengayuh gerobak, burgernya masih tetap utuh. Namun, daya juangnya tak berhenti. Malahan itu dijadikan pompaan semangat. “Kala itu saya bisa berjualan burger sampai Bogor dengan naik kereta api. Pelan tapi pasti, burger yang saya buat mulai digemari, sehari bisa laku hingga 20 buah. Saya semakin semangat. Dalam setahun, gerobak burger saya tumbuh menjadi 40 buah,” ujar Made, yang kala itu menamai bisnisnya dengan nama Lovina.
14 Pabrik 4000 Gerai Roda bisnisnya pun makin bergeliat. Setelah
20 tahun berlalu, kini ia telah memiliki jaringan 4000 gerai burger yang tersebar di seluruh daerah di Indonesia. Bukan hanya itu, untuk memasok kebutuhan ribuan gerainya itu, ia juga telah membangun 14 pabrik roti di beberapa daerah. “Sekarang saya sudah memiliki 14 pabrik untuk memenuhi kebutuhan seluruh gerai,” ungkap pria yang telah mempekerjakan 150 karyawan ini.
Made bersama Bob Sadino Menyambut Pangeran Charles
Memasak burger Proses produksi burger
/ JUNI 2012/ TAHUN IV31
Dalam sehari ia mampu memproduksi hingga 20 ribu bungkus roti yang kemudian disebar ke seluruh gerai. Adapun kebutuhan bahan baku tepung untuk membuat roti, perharinya bisa menghabiskan sebanyak 2,25 ton tepung. Selain itu, setiap hari 2 ton saus dan mayonnaise sebagai bumbu burger pun diproduksinya. Juga daging segar yang ia ambil dengan bekerjasama dengan perusahaan Kem Chick milik Bob Sadino. “Atas usulan Bob Sadino pula, nama bisnisnya berubah menjadi Edam Burger. Kenapa Edam? Itu nama saya ‘Made’, kalau dibalik kan menjadi Edam,” tuturnya.
Soal kualitas, burgernya tidak kalah dengan burger kelas atas yang dijual dengan harga super mahal. Ia menargetkan, ke depan, Edam Burger menjadi burgernya Indonesia. “Saya ingin menjadikan Edam ini sebagai imej burger Indonesia. Sebagai contoh, kalau air minum kemasan, ya Aqua. Begitu pula, kalau burger saya punya mimpi, harusnya Edam. Oya, soal harga meskipun kualitas bintang lima tapi harganya tetap kaki lima,” imbuhnya.
Ia menitip pesan bahwa kalau mau berbisnis, jangan terlalu hitung-hitungan. Baginya, modal pun menjadi sesuatu yang tak penting. “Modal itu perlu tapi tak penting. Yang penting itu kemauan. Saya merintis ini benar-benar dari nol banget. Bukan sebuah warisan juga tak ada yang membantu. Tapi karena saya memiliki kemauan, maka saya boleh dibilang berhasil. Mulailah dari hal yang terkecil, jangan bermimpi memulai dari yang besar. Sesuai
hukum alam, tanaman itu tumbuh dari kecil lalu membesar, bukan sebaliknya. Begitu juga dalam soal bisnis,” ujar Made yang dikaruniai 2 orang anak ini.
Terkait dengan persaingan bisnis, ia mengaku sebenarnya tak ada saingan. “Bagaimana ada persaingan kan dari segi rasa berbeda, Edam rasanya khas Indonesiawi. Harga juga berbeda, Edam jauh lebih merakyat. Lalu, kami memberikan peluang bisnis kemitraan yang terjangkau untuk membangun jiwa entrepreneurship di kalangan masyarakat. Kalaupun itu dikatakan sebagai persaingan, toh karena persaingan itulah Edam bisa menjadi besar,” sambung Made, yang membuka bisnis kemitraan dengan harga mulai 3,5 juta rupiah ini.
Konsep bisnisnya terbilang unik. Ia adalah pebisnis yang mencari rugi, bukan untung. “Dalam bisnis saya mencari rugi. Kalau pengusaha lain kan mencari untung. Karena saya mencari rugi, saya jadi untung. Kalaupun saya benar-benar rugi, ya tak masalah memang saya mencari rugi. Jadi tak ada beban sama sekali meskipun saya merugi,” sahutnya. Kalau ditanya soal bagaimana cara menjadi pengusaha ia hanya menjawab, “Bebaskan pikiran Anda dari semua beban dan tekanan apapun. Itu jalan awalnya. Selebihnya banyak, tapi yang penting Anda lakukan saja dan fokus!” Cucun Hendriana/Foto: Mamat Rahmat
Bersama istri dan beberapa karyawan
PENCERAHAN
32 / JUNI 2012/ TAHUN IV
Marius Widyarto Wiwied
600 Reseller Modal Kado Nikah
PENCERAHAN
32 / JUNI 2012/ TAHUN IV
/ JUNI 2012/ TAHUN IV33
600 Reseller Modal Kado Nikah
Saat SMA ia sudah berjualan kaos, dengan uang pinjaman dari orangtua temannya. Berjalan hingga saat kuliah di UNPAR, Bandung, bisnis berkembang kuliahnya pun ia tinggalkan. Perbesar modal menjual kado pernikahan, untuk membeli mesin jahit dan sejumlah peralatan sablon. 30 tahun berlalu, usahanya mampu menghidupi 500 karyawannya. Kaos C59 pun menyebar ke seluruh pelosok negeri termasuk pasar Eropa.
Penghargaan Upakarti Presiden Soeharto Bersama kerabatnya di Bandung
/ JUNI 2012/ TAHUN IV33
PENCERAHAN
34 / JUNI 2012/ TAHUN IV
Kebiasaannya berbisnis dimulai sejak
duduk di bangku SMA. Aktif berorganisasi
dan cerdik menangkap peluang itulah
masa remaja Marius Widyarto Wiwied. Didikan
orangtua untuk selalu berlaku disiplin kerap ia
lakukan. “Di sekolah kalau ada kebutuhan dengan
urusan desain dan poster, saya selalu terlibat. Saya
memang tak bisa menggambar tapi saya punya
ide, saya cari teman yang bisa menggambarkan ide
saya,” tegas pria kelahiran Banjarmasin 19 Januari
1956.
Mulanya ia meminjam 50 buah kaos polos
pada orangtua temannya yang berbisnis konveksi.
Ia pun mengutang uang sebanyak 10 ribu rupiah
untuk menyablon gambar pada kaos tersebut. Lalu
produknya itu ia jajakan di kelas-kelas. Tak butuh
waktu lama, semua kaos itu langsung ludes terjual.
“Mulainya dari 50 kaos itu. Lulus SMA di tahun
1974 terus saya kuliah di Universitas Parahyangan,
Bandung. Nah disitulah saya benar-benar menjadi
makelar kaos, penghubung antara si konsumen
dengan tukang sablon,” ujar Wiwied.
Persaingan bisnis kaos di kota Bandung
sangat ketat. Oleh karenanya ia harus pintar-
pintar membuat desain yang menarik. Tak pelak,
otak bisnisnya selalu berputar untuk membuat
ide-ide kreatif. “Isu harus dibuat atau mengikuti
tema politik yang lagi hangat. Misalnya lagi marak
pemberantasan korupsi, buatlah kaos bertemakan
itu, dan lain-lain,” akunya.
Lama kelamaan skala bisnisnya kian
membesar. Meski masih iseng-iseng, bisnis ini
bisa memberikan kehidupan yang layak, walaupun
harga kaosnya tak terlalu mahal. Tahun 1977-an
omsetnya sudah mencapai 35 juta rupiah perbulan.
Saking sibuknya, akhirnya ia harus menentukan
sebuah pilihan. Ia memilih tak melanjutkan
kuliahnya. “Keasyikan berbisnis, akhirnya kuliah
saya kalah. Bagaimana tidak asyik dari bisnis itu
saya sudah bisa membeli rumah sendiri. Padahal
saat itu saya belum menikah,” ceritanya.
Bermula dari Rp 5 Juta Tanggal 12 Oktober 1980 ia menikahi gadis
pujaannya, Maria Goreti Murniati. Pasca menikah
ia mulai serius berbisnis kaos. “Dari yang semula
hanya iseng-iseng, kali ini tidak dibuat iseng-iseng
lagi. Saya harus serius. Setelah menikah, saya
datang ke setiap sekolah, bank, instansi dan lain-
lain untuk menawarkan kaos. Selain di kampus
UNPAR, saya juga punya teman di ITB, UNPAD
dan beberapa kampus lokal lainnya, saya buat itu
sebagai jaringan penjualan. Dengan koneksi itu
bisnis saya menjadi lancar,” kilahnya.
Soal modal untuk memulainya, ia harus rela
menjual kado pernikahan. “Saat kuliah saya kan
PENCERAHAN
34 / JUNI 2012/ TAHUN IV
Awal mulanya C59 di jalan Caladi
Rumah yang dijadikan nama C59
/ JUNI 2012/ TAHUN IV35
hanya sebagai calo saja. Saya belum punya alat-
alat. Setelah menikah saya ingin mempunyai alat
seperti mesin jahit, mesin obras dan peralatan
sablon. Akhirnya saya menjual kado-kado
pernikahan. Terkumpullah uang sekitar Rp 5 juta.
Saya pun bisa membeli mesin,” ungkap ayah dari
Laurensius Teguh dan Andreas Budi P.
Wiwied mulai mengoperasikan bisnisnya
dari rumahnya di Jalan Caladi No. 59 Bandung
yang kemudian nama tersebut dijadikan merknya,
C59. Perlahan bisnis yang dinakhodainya makin
berkembang pesat. Dalam perjalanannya, tahun
1986 sudah mampu membeli 20 mesin. Dan
pada tahun 1990, C59 semakin berkembang
dengan membangun pabrik dan fasilitas modern.
Bersamaan dengan di bangunnya toko retail
(showroom) yang pertama di jalan Tikukur No.10
Bandung. “Awalnya kesulitannya sama lah soal
permodalan. Tapi itu bisa saja menjadi nomor
10 karena SDM yang utama. Market saya selalu
tumbuh. Secara omset dan aset pun cukup baik,”
cetusnya.
600 Reseller Hingga Eropa Sekitar tahun 1993-1994, C59 pun berdiri
secara sah sebagai perusahaan yang berbentuk
Perseroan Terbatas (PT), dengan nama PT Caladi
Lima Sembilan dan Marius Widyarto Wiwied sebagai
Direktur Utama. Seiring dengan itu ekspansi pun
terus dilakukannya ke seluruh pelosok negeri.
Selain membuka toko sendiri ia juga sempat
bekerjasama dengan beberapa department store
yang menyalurkan kaos produksinya hingga ke
Jakarta, Balikpapan, Yogyakarta, Ujung Pandang,
Lampung dan Malang.
Sebagai titik puncaknya, di tahun 2000
penjualannya bahkan merambah hingga Eropa
Tengah seperti Ceko Slovakia dan Jerman. “Ketika
itu saya mempunyai 600 reseller, penjualan berupa
toko di seluruh Nusantara dan Eropa,” tuturnya.
Namun, ledakan bom Bali menjadi bencana. Juga
krisis krisis ekonomi global turut berperan dalam
memusnahkan toko-toko penjualannya. “Saat bom
/ JUNI 2012/ TAHUN IV35
Memotong kain untuk bahan kaos Menjahit kaos
Mengepres kaos
Di showroom C59
PENCERAHAN
36 / JUNI 2012/ TAHUN IV
dan Jakarta. Reseller sudah tidak ada lagi, begitu
juga dengan penitipan ke department store. Saya
kembali lagi ke order. Lebih banyak memasarkannya
ke instansi, sekolahan dan komunitas-komunitas,
banyak orderan datang dari sana,” sambungnya.
Ia berprinsip bahwa ke suksesannya berbisnis
se lama 30 tahun harus juga dirasakan oleh orang
lain. Karena itu, menurutnya, sukses itu harus
berbagi. Tak aneh jika kini ia telah mempekerjakan
500 karyawan di pabriknya yang memiliki lahan
seluas satu hektar. Agar manfaat itu turut dirasakan
oleh orang lain, perusahaannya juga membuka
koperasi simpan pinjam bagi karyawannya.
Baginya, pasar Indonesia masih sangat
menjanjikan. Dengan jumlah penduduk sekitar 220
juta jiwa, kalau disasar dengan serius, pasar itu
begitu besar. “Satu persennya saja kita dapatkan
dari 220 juta itu, niscaya kita makmur. Tak perlu
lagi kita memperbesar pasar hingga mancanegara.
Saat ini pun pasar saya 90 persennya dari lokal.
Obsesi ke depannya, saya lebih tertarik dengan
dunia pendidikan dan pelatihan,” tutup peraih
penghargaan Upakarti di tahun 1996 ini. Teks:
Dody Handoko / Foto: Dody, Dok. Pribadi
PENCERAHAN
36 / JUNI 2012/ TAHUN IV
Bali meledak, toko-toko saya di Eropa mendadak
sepi. Imej Indonesia di mata dunia menjadi
negatif. Imbasnya toko-toko itu kemudian tutup,”
imbuhnya.
Peran krisis ekonomi dunia memperlengkap
penderitaannya. Sebagai sebuah bisnis yang
memiliki risiko tinggi dan bergantung pada bahan
baku impor, bisnisnya ikut tergoyang. “Bahan
baku industri ini semuanya impor. Kapas impor
bahkan jarum pun impor. Saya terkena dampak
dari krisis ini. Akhirnya, saya menarik mundur dari
penjualan dan beralih ke produksinya lagi saja.
Sekarang cabangnya hanya ada di Bali, Yogyakarta
Kaos C59 bertema daerah
Pameran retail
PENCERAHAN
38 / JUNI 2012/ TAHUN IV
Masa lalunya cukup memprihatinkan. Sempat nyantri selama 2 tahun, lalu keluar ‘menggelandang’ di Yogyarakarta. MT Aroji AT pun menjadi pengamen, penunggu WC, pengangkut pasir dan tukang tambal ban. Kini ia sukses mengelola 3 bisnis; jual beli pabrik tertinggi Rp 20 M, pabrik sepatu dan membangun pesantren di tanah seluas 10 hektar.
Moh Tajudin Aroji Attamim
Penunggu WC Jual Beli Pabrik 20 Miliar
/ JUNI 2012/ TAHUN IV39
Masa kecil Aroji memang perih. Ia
adalah seorang anak yang terlahir dari
keluarga petani di Tangerang. Ayahnya
menginginkannya menjadi seorang kiai, hingga
akhirnya setamat SMP ia dikirim ke sebuah
pesantren di Pabelan. Hanya bertahan dua tahun
nyantri, kemudian ia keluar karena faktor biaya.
“Orangtua saat itu sebulan mengirim uang Rp 16
ribu. Sebesar Rp.12 ribu dipakai untuk bayaran,
sisanya untuk beli sabun dan peralatan sekolah
lainnya. Karena tak cukup, saya memutuskan
untuk keluar,” ucap pria kelahiran tahun 1965 ini.Mesin bekas pabrik sepatu
PENCERAHAN
40 / JUNI 2012/ TAHUN IV
Pilihannya itu tentu berisiko.
Untuk bertahan hidup ia harus
menjadi pengamen dari bis
ke bis di daerah Yogyakarta.
Selain itu ia juga pernah menjadi
penunggu WC di sekitar Candi
Borobudur. Lalu menjadi tukang
kuli angkut pasir untuk renovasi
Borobudur. “Hasilnya lumayan
bisa buat makan . Dapat uang
Rp.50-100 rupiah saya sudah
senang. Pikir saya, yang penting
bisa bertahan hidup. Suatu
ketika tak sengaja saya bertemu
dengan tetangga yang tinggal di
Tangerang, akhirnya saya dibawa
ke rumahnya,” ujar Aroji.
Studi dan Bisnis Limbah Tiba di Tangerang, Aroji
me ne rus kan studi SMA-nya
yang tertunda. Tamat SMA ia
belajar bisnis dengan mengikuti
jejak sang nenek yang menjual
limbah plastik dari pabrik-pabrik
sekitar tempat tinggalnya. “Saya
kebetulan rada jago dalam hal
menaksir harga, akhirnya saya
diangkat menjadi karyawan
di sebuah pabrik. Tapi hanya
bertahan dua tahun kemudian
keluar lagi,” katanya.
Tahun 1991 Aroji menikah.
Bermula dari situlah ia ber-
komitmen untuk mulai mandiri.
Beragam pencerahan pun mulai
berdatangan. Dengan modal
satu juta rupiah hasil meminjam,
mulai berbisnis beli plastik yang
kemudian dipacking dan dikirim
ke pabrik pengolahan daur ulang.
“Modalnya tidak banyak, itu pun
memang hasil dari meminjam
ke orang. Bisnis model itu terus
saya jalankan hingga beberapa
tahun. Perkembangannya cukup
bagus,” ungkapnya.
Komitmen mengantarnya
menuju pintu kesuksesan.
Nasib baik akhirnya berlabuh di
tahun 2000, saat itu ia nekat
memborong sebuah pabrik.
“Bisnis itu kan soal kejujuran
dan tanggungjawab. Selain itu
penting juga kita meminta doa
dari orangtua serta support
dari teman-teman. Kemudian
kita komitmen terhadap bisnis
yang dijalankan. Dulu harga
plastik perkilonya murah antara
Rp.150,-sampai Rp.300,-. Tapi
karena komitmen tadi, saya bisa
bertahan dan berhasil,” tutur
Aroji memberi kiat.
Jual Beli Pabrik Berawal di tahun 2000
itu, berkah terus melimpah.
Tanpa memiliki uang, ia nekat
memborong pabrik seharga Rp.8
Sedang menggarap pesanan bordir perusahaan sepatu
Kegiatan di pabrik milik Aroji Radio pesantrenMesin - mesin pabrik hasil lelang
/ JUNI 2012/ TAHUN IV41
miliar rupiah. Sebuah harga yang
fantastis! “Saya kan memang
memiliki kelebihan dalam hal
taksir menaksir harga. Kalau
orang matematik mungkin butuh
waktu lama untuk menghitung
harga, saya cuma lihat sebentar,
saya langsung bisa tentukan
harganya. Pabrik itu pailit dan
dijual seharga Rp.8 miliar.
Saya lihat kondisi pabrik dan
peralatan yang ada didalamnya.
Seketika saya mau membeli
pabrik itu. Untuk pembayaran
saya minta jangka waktu selama
satu bulan,” kisahnya.
Namun ternyata, tak butuh
waktu hingga satu bulan untuk
melunasi Rp.8 miliar itu.
Hanya satu minggu uang Rp.8
miliar sudah terkumpul. “Saya
jual mesin-mesin pabrik itu.
Banyak orang berdatangan ke
pabrik untuk membeli mesin.
Seminggu utang saya terbayar.
Alhamdulillah ini sebuah
anugerah,” ucapnya lagi.
Kesuksesannya itu akhirnya
membuat nyalinya semakin
besar. Memang butuh keberanian
tingkat tinggi untuk menjajal
bisnis ini. Kemudian ia banyak
mencari pabrik-pabrik pailit untuk
dibeli. Pabrik kedua ia dapatkan
di Karawang. Begitu selanjutnya
hingga ia membukukan pernah
membeli lebih dari 10 pabrik
pailit dengan harga yang
selangit. “Yang tertinggi yang
pernah saya beli seharga
Rp.20 miliar. Kasusnya hampir
sama untuk pembayarannya
ya dari penjualan alat-alat
pabrik itu sendiri, karena saya
tak punya banyak uang. Rata-
rata pabrik yang saya beli itu
bekas pabrik sepatu. Lokasinya
sekitar Jabotabek, Bandung dan
Cirebon,” tandasnya.
Namun diakui Aroji, berbisnis
di bidang ini memang harus
kuat dan berani karena banyak
tantangannya. Saingannya ke-
banyakan adalah orang-orang
berkarakter keras. “Dulu,
saling mengancam itu biasa.
Penjualannya kan melalui sistem
lelang. Terkadang diantara calon
pembeli banyak terjadi adu
gengsi. Misalnya saja dalam
lelang terbuka, pabrik yang di-
lelang dibuka dengan harga
Rp.2 miliar, ada yang menawar
Rp.2,1 miliar sampai Rp.3 miliar.
Padahal, pabrik itu kalau dijual
lagi, harganya ya sekitar Rp.2
miliar itu, tapi karena adu gengsi
kita bisa rugi besar,” sahutnya.
Meski bisnis ini berisiko
Kegiatan di pabrik milik Aroji
Aroji dengan para santrinya
Radio pesantren
PENCERAHAN
42 / JUNI 2012/ TAHUN IV
tinggi, Aroji mengaku tak pernah
bangkrut. “Alhamdulillah ya
selama ini bisnis saya tidak
pernah jatuh. Dari dulu sampai
sekarang naik terus. Saya
rasa sih karena itu tadi, saya
punya komitmen bisnis yang
benar!” aku pria yang pernah
menjabat sebagai Kepala Desa
Sindangasih, Tangerang selama
10 tahun ini.
Bangun Pesantren 10 Hektar
Setahun lalu Aroji resmi
mendirikan pesantren plus
jen jang sekolah SMP-SMA. Di-
katakan nya, ia sama sekali tak
punya angan untuk mendirikan
pesantren. “Mimpi pun tidak.
Kalau saya ada niatan dirikan
pesantren, dulu pasti saya
nyantri sampai lulus. Biar ilmunya
cukup mumpuni untuk jadi
seorang ‘kiai’. Saya terkadang
ingin tertawa kalau sekarang
banyak yang panggil saya dengan
sebutan kiai,” celotehnya.
Niatnya membangun pe-
santren banyak didorong dari
anaknya yang juga lagi nyantri
di Pabelan kemudian pindah
ke Darul Qolam. “Saat saya
berkunjung ke pesantren anak
saya di Darul Qolam, banyak ayat
suci terlantun. Hati saya bergetar
seketika. Saya pesan ke anak
saya, ‘Nak, mengaji yang benar
nanti Papah buatkan pesantren
yang lebih besar untuk kamu
urus’. Eh, tak lama kemudian
ucapan saya terkabulkan. Saya
dapat borongan pabrik itu,”
kilahnya.
Pesantren modern yang
di namainya Bani Tamim pun
dengan megah berdiri di Desa
Sindang Asih, Tangerang. Di-
bangun di lahan seluas 10 hektar.
“Yang sudah dimanfaatkan baru
sekitar 5 hektar. 5 hektar lagi
masih dalam tahap perencanaan
pembangunan. Karena baru
se tahun lalu dibukanya, saat
ini santrinya baru mencapai
100 anak. Soal fasilitas cukup
lengkap lah,” sambung Aroji.
Saat ini, Aroji telah memiliki
tiga perusahaan yang cukup
besar. Pertama, Cahaya Limbah
Abadi (CLA) yang bergerak dalam
bidang jual beli pabrik. Kedua,
Cahaya Laju Abadi (CLA), bidang
garapannya seputar pembuatan
sepatu dan bahan baku sepatu,
mesin bordir dan laminating.
Ketiga, Cahaya Air Sejati (CAS)
yang ada di pesantren, kalau yang
ini bergerak dalam bidang usaha
air minum kemasan. “Untuk CAS
ada 35 karyawan, CLA (Laju) ada
135 karyawan dan CLA (Limbah)
baru sekitar 30 karyawan tetap.
Semoga ke depannya semakin
maju lagi,” pungkasnya. Teks/Dody Handoko /Foto: Dody, Dok. Pribadi
Aroji bersama istri ketika menjabat Lurah
Aroji sedang santai di atas ATV
PENCERAHAN
44 / JUNI 2012/ TAHUN IV
Saung Angklung Udjo
Rekor Dunia Angklung 5000 Orang di Amerika
PENCERAHAN
Taufik Hidayat Udjo
/ JUNI 2012/ TAHUN IV45
Tahun 2011, angklung Udjo berhasil menggalang orang untuk menciptakan rekor dunia “Guinness World Records”. Permainan
angklung dengan peserta multibangsa terbanyak, lebih dari 5.000 orang mampu memainkan lagu “We Are the World” di Washington DC, Amerika Serikat. Lagu ciptaan Michael Jackson dan Lionel Richie itu berhasil dimainkan para peserta di bawah panduan yang diberikan oleh Daeng Udjo dari Saung Angklung “Udjo” Bandung, Jawa Barat.
Pencetakan rekor dunia itu berlangsung di taman National Mall-Washington Monument, yang lokasinya
Awalnya hanya untuk melestari budaya Sunda, belakangan angklung menjadi lahan bisnis potensial. Angklung ternyata disukai sejumlah wisatawan lokal dan asing, bahkan telah mencetak rekor Guinness World Record dimainkan 5000 orang asing. Untuk bahan baku saja, sebulan ia harus berbelanja hingga Rp 200 juta. Meski begitu, bisnis ini tetap lestari dengan dibantu ratusan karyawan dan ribuan pemain.
antara lain menghadap Capitol Hill (Gedung Kongres AS) serta berseberangan dengan Gedung Putih, yaitu kantor dan kediaman resmi Presiden AS.
Para peserta yang masing-masing mendapatkan sebuah angklung serta syal batik atau ikat kepala khas Bali saat memasuki arena, mengikuti panduan Daeng Udjo dengan membunyikan angklung berdasarkan salah satu nama pulau di Indonesia yang tercantum pada angklung mereka. Nama-nama pulau tersebut-Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, Sulawesi, Lom bok, Maluku, Flores, Papua, Halmahera-- secara berurutan menggambarkan not; do-re-mi-fa-so-la-si-do-re (atas)-
Pak Udjo
PENCERAHAN
46 / JUNI 2012/ TAHUN IV
mi (atas). Peserta membunyikan angklung masing-masing saat Daeng Udjo memberikan tanda not-not tersebut dengan menggunakan tangan.
Budaya WarisanDimulai di tahun 1966, saat orangtua Taufik
Hidayat Udjo merintis membuat saung kecil untuk memproduksi alat musik angklung. Kerajinannya itu secara perlahan menarik beberapa pengunjung untuk melihat proses pembuatan sebuah angklung, juga cara memainkannya. “Ukuran saungnya sekitar saat itu 8X10 meter. Ternyata kegiatan orangtua saya itu menarik minat para wisatawan. Setiap hari selalu ada tamu yang berkunjung meskipun hanya beberapa orang saja,” ucap Taufik Hidayat Udjo, anak ke 9 dari
10 bersaudara pasangan almarhum Udjo Ngalagena dan Uum Sumiyati ini.
Saat itu dalam sehari orangtua Taufik hanya mampu memproduksi satu perangkat lengkap musik angklung. Sebagai perintis, kesulitan dalam menata irama musiknya menjadi kendala utamanya. “Menemukan kecocokan irama itu awalnya memang sulit. Karena itulah produksinya sangat terbatas. Kalau satu angklung sudah selesai dikerjakan, ia memamerkannya dengan berkeliling dari satu daerah ke daerah lainnya. Tapi itu bukan mengamen melainkan mempromosikan angklung agar lebih dikenal luas oleh masyarakat,” ujar pengelola angklung Udjo yang beralamat di kawasan Padasuka, Bandung ini.
Saung Angklung Udjo dipilih oleh pak Udjo sebagai nama untuk mengibarkan benderanya. Usaha yang dilakukannya pun menuai keberhasilan. Tahun 1980-an, Saung Udjo makin dikenal oleh masyarakat sekitar Bandung. Dalam perkembangannya, pengunjung makin banyak berdatangan. “Banyak diantara pengunjung yang tertarik dengan kerajinan angklung ini kemudian membelinya. Saat itu harganya memang tak mahal. Satuannya seharga Rp 1.000. Karena memang tujuan awalnya hanya untuk membudayakan angklung saja. Tapi akhirnya ayah saya bisa mengumpulkan modal untuk membeli tanah yang lebih luas lagi,” tutur Taufik.
Tanah seluas 4.000 meter persegi pun berhasil dibeli. Berawal dari sana, beragam kemajuan pun
Main angklung acara 17 Agustus
Performance art angklung Udjo
/ JUNI 2012/ TAHUN IV47
mulai terlihat. Udjo tidak pernah lagi mempromosikan angklungnya secara berkeliling. Untuk mendatangkan massa, setiap malamnya keluarga Udjo rajin memainkan musik angklung di saungnya. “Ternyata cara itu lebih efektif. Saung Udjo selalu ramai dikunjungi orang,” katanya.
5 Ribu Angklung PerbulanPada tahun 1992, Saung Angklung Udjo mulai
dikelola secara profesional. Hal itu dibuktikan dengan dibuat menjadi Perseroan Terbatas. Bahkan tahun 1995, produksi kerajinannya pun tidak hanya bergerak di angklung tapi juga merambah ke aneka souvenir khas Jawa Barat lainnya seperti wayang golek dan lain-lain. Profesionalitas itu menjadikan Saung Angklung profit oriented. Kini di setiap pertunjukan yang digelar, setiap penonton dikenakan tarif bervariatif. “Pertunjukan musik angklung hampir setiap sore ada, sekitar pukul 16.00 WIB. Bagi yang ingin menonton, saat ini tidak digratiskan. Untuk turis asing dikenakan biaya Rp 100 ribu, sementara wisatawan lokal Rp 80 ribu,” jelasnya.
Selain itu, Saung Angklung Udjo juga memberikan fasilitas penginapan bagi wisatawan asing yang ingin belajar musik angklung. “Justru peminat yang mau belajar angklung ini lebih dominan turis asing. Supaya mahir memainkan alat ini setidaknya dibutuhkan waktu hingga 3 bulan belajar. Untuk itulah kami juga memfasilitasi penginapan dengan sewa perkamarnya sekitar 250 ribu rupiah. Ada juga yang mahal, disesuaikan dengan fasilitas kamar,” imbuhnya.
Bahan baku dalam membuat angklung adalah bambu tua berumur sekitar 6 tahunan. Selama ini untuk bahan baku bambu berasal dari kawasan Pelabuhan Ratu, Sukabumi. Kini dalam sebulan produksi angklungnya sudah bisa mencapai lebih dari 5.000 unit. Angklung-angklung tersebut kemudian dijual kembali dengan harga bervariatif. Mulai dari harga terkecil sekitar 39 ribu rupiah berupa angklung satu oktaf, hingga harga angklung komplit yang termahal berkisar 6 juta rupiah. “Untuk harga yang 6 juta rupiah itu, memang ukurannya besar. Suaranya pun lebih bagus,” sahutnya.
Namun, ongkos produksi yang dikeluarkan setiap bulannya juga tak sedikit. Sekurang-kurangnya, dalam sebulan saung Udjo harus merogoh kocek antara 100 – 200 juta rupiah untuk pembelian bahan
baku. Ditambah pula dengan ratusan karyawan yang harus ia gaji. Di lokasinya itu ada lebih dari 125 karyawan dan 200 pengrajin angklung, juga lebih dari 300 pemain musik angklung yang terus setia mendendangkan irama setiap hari tanpa henti. “Bahkan saya pernah dalam sebuah pertunjukan, memainkan lebih dari 1300 pemain angklung,” kata Taufik.
Saat ini, Saung Angklung Udjo pun telah menjelma sebagai sebuah kawasan dimana banyak orang lain bergabung untuk mencari rejeki. Di sekitarnya, berdiri juga kios-kios wisata kuliner yang siap memuaskan para pengunjung. “Sudah menjadi sebuah komunitas yang menghasilkan nilai profit. Semoga Saung Udjo ini bisa menjadi percontohan bagi desa lain untuk membuat komunitas seperti ini. Usahanya tidak harus angklung tapi bisa apa saja. Agar semakin banyak lagi desa yang memiliki aset wisata yang mampu mendatangkan para wisatawan baik lokal maupun dunia,” tutup Taufik. Teks: Dody
Pengunjung di saung Angklung Udjo
Menciptakan rekor dunia “Guinness World Records”
PENCERAHAN
48 / JUNI 2012/ TAHUN IV
William Edward Boeing adalah seorang pelopor penerbangan Amerika yang mendirikan Perusahaan Boeing. Boeing
lahir di Detroit, Jerman 1 Oktober 1881, yang pada mulanya bernama Wilhelm Böing, kemudian mengganti namanya agar lebih bercorak keinggrisan menjadi William.E.Boeing, dan merupakan insinyur pertambangan kaya yang memiliki usaha sampingan sebagai pedagang kayu. Boeing pernah mengenyam pendidikan di Yale University, Swiss, pada tahun 1900 dan menyelesaikan studi nya tahun 1903 untuk kembali mengurusi bisnis kayunya.
William Edward Boeing
Pedagang Kayu Rakit Ribuan Boeing
Pada awalnya, Boieng melihat sebuah mesin terbang berawak untuk pertama kalinya yang membuatnya terpesona dengan pesawat. Dia segera membeli pesawat dari Glen Martin Co. sekaligus menerima pelajaran terbang dari Martin sendiri. Karena semangat Boeing pun langsung dapat mengemudikan pesawat. Namun ketika ia diberitahu oleh Martin bahwa spare-part tidak bisa tersedia selama berbulan-bulan, Boeing meledak marah. Dengan emosi Boieng memberitahukan temannya, G.C. Westervelt USN bahwa “Kita bisa membangun pesawat yang lebih baik sendiri dan
PENCERAHAN
48 / JUNI 2012/ TAHUN IV
Pesawat pertama Boeing
Industri pesawat Boeing moderen
/ JUNI 2012/ TAHUN IV49
Ribuan pesawat Boeing dari berbagai type laris manis terjual. Sampai tercipta pameo “If it’s not Boeing, I’m not going.. “ (Bila bukan pesawat Boeing, saya tidak mau terbang...) Kesuksesan William Edward Boeing ternyata dirintis dari usahanya berdagang kayu…
membangunnya lebih cepat!” Westervelt setuju. Mereka segera membuat dan menerbangkan B&W Flying Boat, sebuah biplan amfibi yang memiliki kinerja luar biasa. Boeing memutuskan untuk terjun ke bisnis pesawat dan membeli galangan kapal Heath di Seattle, Washington, di Sungai Duwamish, yang kemudian menjadi pabrik pesawat pertamanya.
Pada 1916, Boeing terjun ke bisnis pembuatan pesawat dengan George Conrad Westervelt sebagai B & W dan mendirikan Pacific Aero Products Co. Pesawat pertama perusahaan adalah model Boeing 1. Saat Amerika memasuki Perang Dunia I pada bulan April 1917, Boeing mengganti nama Pacific Aero Products Co. menjadi Boeing Airplane Company dan memperoleh perintah dari Angkatan Laut Amerika Serikat untuk membuat 50 pesawat. Pada akhir perang, Boeing mulai berkonsentrasi pada kontrak pesawat komersial, untuk memasok jasa Pos dan membangun sebuah operasi udara yang sukses dan layanan penumpang. Perusahaan ini kemudian berkembang menjadi United Airlines.
Pada tahun 1921 William Boeing menikahi Bertha Paschall Marie. Bertha sebelumnya pernah menikah dengan Nathaniel Paschall, broker real estate dan melahirkan dua putra, Nathaniel “Nat” Paschall Jr. dan Paschall Cranston. Kedua anak tersebut menjadi anak tiri Boeing. Pasangan itu memiliki seorang putra dari pernikahan mereka sendiri, yaitu William E. Boeing Jr. Dan anak tirinya pergi untuk berkarir di perusahaan penerbangan, Nat Paschall adalah seorang manajer penjualan untuk Douglas Aircraft dan kemudian McDonnell Douglas, sedangkan William E. Boeing Jr. menjadi pilot pribadi dan pengembang industri real estate.
Pada tahun 1934, pemerintah Amerika Serikat menuduh William Boeing melakukan praktek monopoli. Di tahun yang sama pula, UU Air Mail memaksa perusahaan pesawat untuk memisahkan operasi penerbangan dari pengembangan dan manufaktur. Akhirnya William Boeing melakukan divestasi kepemilikan sebagai perusahaan investasinya, United Aircraft dan Transportasi Corporation, pecah menjadi tiga entitas terpisah.
/ JUNI 2012/ TAHUN IV49
Pada 1916, Boeing terjun ke bisnis pembuatan pesawat
Bersama awak industri pesawat Boeing
PENCERAHAN
50 / JUNI 2012/ TAHUN IV
United Aircraft Corporation, memegang manufaktur AS bagian Timur (sekarang United Technologies Corporation). Boeing Airplane Company, memegang manufaktur AS bagian Barat yang kemudian menjadi The Boieng Company. Dan United Air Lines untuk operasi-operasi penerbangan.
Boieng mulai menghabiskan sebagian besar waktunya di penangkaran kuda-kuda yang dimilikinya pada tahun 1937. Boeing Airplane Company, meskipun produsen utama dalam industri yang terfragmentasi, tidak benar-benar lepas sampai awal Perang Dunia II. Boeing pensiun dari industri pesawat terbang, dia kemudian menghabiskan sisa waktunya dalam pengembangan properti dan penangkaran kuda pacuan, dan tanah kepemilikannya di sebelah timur laut dari Seattle disebut Aldarra. Aldarra ini kemudian dikembangkan oleh William E. Boeing Jr. sebagai perkembangan perumahan mewah pada tahun 2000.
William Boeing meninggal pada tanggal 28 September 1956, pada usia 74, hanya tiga hari sebelum ulang tahun ke-75. Dia dinyatakan meninggal saat tiba di Yacht Club Seattle, setelah mengalami serangan jantung di atas kapal yacht-nya. Abu-jenazahnya disebar di lepas pantai British Columbia, di mana ia menghabiskan sebagian besar waktunya untuk berlayar.
Penguasa Pasar KedirgantaraanBoeing adalah salah satu produsen pesawat
terbesar global dengan pendapatan, pesanan, pengiriman, dan kedirgantaraan terbesar ketiga dan kontraktor pertahanan di dunia berdasarkan pendapatan yang terkait dengan pertahanan, dan Boeing adalah eksportir terbesar di Amerika Serikat.
Superioritas Amerika Serikat memang terasa betul merasuki alam pikiran siapa saja, termasuk di dunia kedirgantaraan. Pesawat terbang Boeing-pun menguasai pasaran di dunia. Banyak maskapai penerbangan yang sebagian besar mempergunakan produk Boeing untuk memperkuat armadanya. Alasannya, karena after sales service-nya murah dan mudah. Boeing 737 adalah pesawat komersial untuk penerbangan jarak dekat dan sederhana. Pertama kali dibuat pada tahun 1967, Boeing 737 adalah produk Boeing yang paling laku dengan penjualan sebanyak 6000 buah.Boeing juga meraup banyak rejeki dari pesawat ini karena ini pesawat paling terlaris di dunia. Di Indonesia-pun sebagian besar maskapai penerbangan mengoperasikan pesawat terbang produksi Boeing ini, bahkan pesawat kepresidenan Republik Indonesia yang kabarnya akan hadir Agustus 2013 mendatang keluaran dari produk Boeing Company ini. Teks: IMAS MASLIHAH /Foto: dari berbagai sumber
PENCERAHAN
50 / JUNI 2012/ TAHUN IV
Boeing 787 siap dipasarkan
52 / JUNI 2012/ TAHUN IV
INFO FRANCHISE
COME
Franchise Pendidikan, 5 Tahun 14 Cabang
Peluang bisnis pendidikan memang tak pernah habis. Dalam dunia franchise, pendidikan merupakan pasar terkuat kedua setelah makanan. Seperti yang digagas oleh Come, sebuah perusahaan franchise yang dirilis sejak 2008 lalu. Kini, setelah 5 tahun tetap eksis dengan 14 cabang di sekitar Jadetabek dan luar kota.
Ibnu Dwi Lesmono, General
Manager PT Come Indonusa
/ JUNI 2012/ TAHUN IV53
Makin sadarnya orang tua akan
pentingnya pendidikan bagi sang
anak adalah pasar yang tak akan
pernah mati. Barangkali tak ada satu pun
orangtua yang mengharapkan masa depan
anaknya suram. Oleh karenanya, salah satu
penentu keberhasilan anak di masa depan
adalah soal pendidikan. Jika pendidikannya
bagus maka masa depannya sudah bisa
diprediksikan akan baik. Orangtua biasanya
tak peduli seberapa besar biaya yang harus
dikeluarkan. Yang terpenting anaknya bisa
sukses di kemudian hari. Hal inilah yang
dibidik PT Come Indonusa sejak 5 tahun silam.
”Kami memiliki konsep three in one. PT Come
ini kan bergerak di bidang pendidikan, jasa
yang ditawarkan adalah kursus bahasa Inggris,
pelatihan komputer dan bimbingan belajar,”
ucap Ibnu Dwi Lesmono, General Manager PT
Come Indonusa.
Come merupakan kependekan dari course
make easy. Targetnya jelas, menawarkan
kepada setiap siswa dengan belajar yang
serba mudah. Dalam perjalanannya, Come
tidak ser ta mer ta menawarkan konsep
franchise pada konsumen. Namun setelah
dilihat peluangnya sangat bagus, di bulan
Maret 2011, Come memantapkan diri untuk
merambah ke ranah waralaba. ”Kami memang
sudah berdiri sejak tahun 2008 lalu. Tapi kalau
untuk franchise baru kami buka di Maret 2011.
Jadi masih sangat baru,” ujarnya.
Meskipun menyasar pasar franchise
terbilang masih baru, peminat yang mau
bergabung sangatlah besar. Hal itu setidaknya
dibuktikan dengan cepatnya jumlah cabang
yang saat ini dimiliki. ”Kami sekarang ini sudah
ada 14 cabang, baik itu yang milik sendiri
maupun yang berstatus franchise. Respon
pasar ternyata sangat bagus,” katanya.
Berkantor di kawasan Bendungan Hilir,
Jakarta Pusat, cabang-cabangya itu sudah
berdiri di beberapa tempat di sekitar area
Jadetabek juga di luar kota seper ti Solo,
Pur worejo, Karawang dan Yogyakar ta.
Menurutnya, besarnya minat pasar terhadap
Come banyak ditopang karena keunggulan yang
ditawarkan. ”Seperti saya katakan tadi, Come
itu menawarkan tiga paket sekaligus; bahasa
Inggris, kursus komputer dan bimbingan
belajar. Nah, itu semua investasinya cukup
sekali saja, tapi mendapatkan hak tiga usaha,”
jelas Ibnu.
Bergerak di dunia pendidikan tentu bukan
tanpa saingan. Persaingan ada dimana-
mana. Tapi yang jelas, yang membuat Come
tetap optimis, meskipun banyak kompetitor
lain, masyarakat sudah mulai jenuh dengan
maraknya lembaga pendidikan non formal
yang ada. ”Peluangnya masih ada dan
kesempatan masih terbuka lebar, karena
Tempat belajar di lokasi strategis
54 / JUNI 2012/ TAHUN IV
INFO FRANCHISE
Come menawarkan sesuatu yang berbeda,”
ungkapnya.
Dua Paket Investasi Dalam hal franchise, seper ti yang
diterangkan Ibnu, Come memberikan peluang
dua paket investasi kepada setiap calon
franchisee. Paket per tama adalah paket
investasi komplit senilai Rp 200 juta.
”Kalau mengambil paket ini, si franchisee
mendapatkan semua peralatan pendidikan
dari mulai komputer sebanyak 15 unit, kursi
kelas 24 unit, meja dan tenaga pengajar. Ada
juga LCD sebanyak 2 unit, billboard 2 unit,
aktif speaker 2 unit, white board 3 unit, aneka
spanduk, kaos seragam karyawan termasuk
iklan bersama di harian terkemuka. Juga
fasilitas-fasilitas lainnya,” kilahnya.
Dikatakan Ibnu, dengan investasi Rp 200
juta itu, proses balik modalnya hanya sekitar
2 tahun. Catatannya, setiap bulan cabang
tersebut harus memiliki omset sekitar Rp
25-30 juta. Namun, omset itu bisa diperoleh
hanya dari memiliki 50-60 siswa saja dengan
bayaran Rp 500 ribu setiap bulannya. ”Untuk
menarik 50 anak, seper tinya tak terlalu
sulit. Ini adalah kesempatan emas untuk
berinvestasi,” imbuhnya.
Selain paket pertama tadi, Come juga
menawarkan paket kedua. Investasinya cukup
dengan Rp 50 juta dengan pola kemitraan. Bila
mengambil paket ini mitra hanya mendapatkan
kewenangan menggunakan merek Come,
serta mendapatkan tenaga pengajar. Namun,
selama ini yang banyak dipilih adalah peluang
paket pertama. ”Dari empat mitra Come yang
bergabung, tiga mitra diantaranya memilih
investasi yang pertama,” kata Ibnu lagi.
Bagi yang berminat mengambil franchise
Come, ada beberapa prosedur yang harus
diperhatikan. Diantaranya seperti mengisi
formulir dan memberikan info lokasi yang akan
dijadikan tempat belajar. Lalu, tim dari Come
akan melakukan survei tempat, jika lolos maka
akan segera dilakukan penandatanganan MoU
kemudian proses pembayaran. Setelah itu,
bisnis Anda pun siap berjalan. Teks/Foto:
Cucun Hendriana/Dok. Come
Suasana belajar siswa
Staf pengajar COME
/ JUNI 2012/ TAHUN IV55
Prospek
Industri kreatif dengan memanfaatkan kearifan budaya lokal, tetap menang di pasaran ekspor. Sebuah contoh batik. Batik print atau cap, kemungkinan bisa dijiplak pelaku industri negara lain. Karena semua bisa dicopy mulai dari motif, warna sampai bahan. Tapi untuk Batik
Tulis yang dibuat handmade dengan proses yang rumit, pastilah aman dari bajakan. Orang asing sangat menyukai, sehingga pasar ekspor
peluangnya besar, harganya batik tulis pun tinggi. Beberapa industri anak bangsa yang mampu berkiprah di pasar luar negeri diantaranya; Banana Paper, Bunga Limbah, Lawe, Batik Tobal dan Barang Jadul. Masing-masing memiliki pangsa tersendiri, mungkin bisa menjadi
prospek bisnis Anda. Ikuti kiat bisnisnya…Teks: Choen, Dody / Foto: Dody, Choen
BARANG LOKAL PASAR EKSPOR
56 / JUNI 2012/ TAHUN IV
PROSPEK
Keuletan menjadi penentu suksesnya
sebuah bisnis. Apalagi kalau bisnis itu
bergerak di bidang kerajinan yang rumit.
Namun, hobi bisa mengalahkan kerumitan
itu. Seper ti yang dialami oleh Safni Yeti,
salah seorang pengrajin asal Surabaya, Jawa
Kulit Jagung Ekspor Italia
Bunga “Putri”
Safni Yeti pemilik Bunga Putri
Timur. Sejak tahun 2008 ia sudah terjun ke
dalam bisnis bunga. Hebatnya, bunga-bunga
yang dirangkainya itu semuanya berasal dari
limbah.
“Banyaknya dari limbah kulit jagung yang
dibuang. Kulit jagung biasanya hanya untuk
/ JUNI 2012/ TAHUN IV57
pakan ternak. Rasanya sayang kalau tidak
dimanfaatkan, saya menjadi terinspirasi untuk
membuat bunga dari kulit jagung itu. Dan
ternyata ide saya berhasil. Kebetulan saya
sejak lama memang suka dengan kerajinan,”
ucap Safni.
Di tanah kelahirannya, Surabaya, ia mulai membangun mimpi. Dari desa ke desa ia telusuri
untuk mencari jejak kulit jagung. Dengan dibantu
tiga orang pekerja, ia mulai merangkai kulit jagung
yang terserak menjadi bunga indah yang memiliki
Aneka bunga dari kulit jagung
nilai jual tinggi. Misinya,
selain memanfaatkan limbah
tapi juga memberdayakan
warga sekitar. Saat ini, dari
tiga pekerja sudah menjadi
15 orang yang terdiri dari
anak-anak putus sekolah dan
pengangguran.
Modal awalnya tentu
tidaklah besar. Diakuinya,
ongkos terbesar bahkan ada
di produksi, karena semuanya
handmade. Dalam sebulan,
produksi bunganya b isa
mencapai antara lima ribu
sampai enam ribu tangkai.
“Rata-rata dalam sebulan
saya bisa produksi hingga
enam ribu tangkai,” akunya.
Produk-produknya i tu
telah ia distribusikan ke pasar
nasional seperti Jakarta dan
Bali. Responnya luar biasa.
Bahkan, pasar internasional
pun telah ia singgahi. Setahun
tiga kali, ia juga rutin ekspor
ke Eropa terutama Italia. “Alhamdulillah, produk
saya juga sudah sampai ke Italia. Bunga yang saya
buat itu sebagai pelengkap dari ekspor furnitur.
Sekali ekspor senilai Rp 25 juta,” ujar wanita
berusia 42 tahun ini.
Menurutnya, bergerak di bidang kerajinan
terutama bunga kering terbilang masih sangat
bagus. Apalagi saat ini pemerintah sangat
mendorong program go green. “Trend saat ini yang
natural yang lebih laku. Namun, bukan berar ti
bisnis saya ini lancar-lancar saja. Saya malahan
58 / JUNI 2012/ TAHUN IV
PROSPEK
sering kekurangan bahan baku. Mencari kulit
jagung terkadang susahnya bukan main.
Apalagi kalau saat musim hujan tiba, hampir
semua kulit jagung membusuk, sementara
orderan lagi banyak. Akhirnya, saya sering
menggunakan bahan lain juga seper ti
kain kassa dan aneka limbah lainnya yang
sekiranya bisa dimanfaatkan,” tuturnya.
Adapun harga jual dari bunga hasil
kreasinya itu ia patok dari mulai yang
termurah sebesar Rp 5 ribu hingga Rp 45
ribu. Agar bisnisnya tetap lancar, Safni juga
rajin dalam dua bulan sekali mengorder kulit
jagung. Sekali order bisa capai dua truk yang
dibelinya dari para petani jagung senilai
Rp 2,5 juta. “Semoga saja bisnis ini bisa
tetap bertahan. Saya sih menginginkan agar
banyak orang yang mampu memanfaatkan
limbah menjadi bernilai jual yang ada di
sekitar daerahnya,” harap ibu satu anak
ini.
TIPS:
1. Jeli melihat peluang
2. Kreatif memanfaatkan barang
terbuang.
3. Pasarkan produk Anda dan ikuti
berbagai pameran.
4. Jual dengan harga kompetitif
Produk hasil kreasi Safni Yeti
/ JUNI 2012/ TAHUN IV59
Jika Anda tidak berlangganan atau koleksi
Anda kurang lengkap, maka Anda wajib memiliki
BUNDEL MAJELS
Telah tersedia Bundel Majalah Elshinta masing-masing berisi 6 edisi:Januari hingga Juni 2011 dan Juli hingga Desember 2011
Harga @ Rp 90.000 plus Ongkos Kirim
Silakan hubungi :
Hot Line : 021-93938019Email: [email protected]
Terbatas!
60 / JUNI 2012/ TAHUN IV
PROSPEK
Jika kreatif, apapun bisa dilakukan. Seperti
yang dilakukan M Syafiq, pria asal Boyolali,
Jawa Tengah, kreatifitasnya mengantarnya
menjadi pengusaha cukup sukses. Produksi
ker tas adalah bisnis yang diliriknya. Hebatnya,
untuk menemukan ilmu pembuatan ker tas, ia
berguru di internet. “Tahun 1995, saya berniat
ingin membuat mushaf al-Qur’an dari ker tas yang
saya buat sendiri. Setelah ilmu buat ker tasnya
Banana Paper
Kertas Pisang Tembus Jepang M. Syafiq
ketemu, ternyata saya dan beberapa teman
lainnya pecah. Ada perbedaan visi dan misi.
Akhirnya, ide untuk buat al-Qur’an itu berantakan,
tidak jadi,” ucapnya.
Hanya berbekal satu buku tentang warna, M
Syafiq akhirnya nekat merintis bisnis sendiri. Tahun
2005, Banana Paper pun ia dirikan dengan penuh
harapan. “Butuh waktu cukup lama untuk bisa
membuat kertas yang terbuat dari daun pisang
/ JUNI 2012/ TAHUN IV61
itu. Sebelum mendirikan
Banana Paper saya
memiliki 100 karyawan
untuk produksi ker tas.
Beragam Produk Banana Paper
Produk jadi kertas pisang
Karena saya berpisah dari teman lainnya, saya
memulainya lagi hanya dengan 10 kar yawan.
Tapi saya optimis pasti bisa,” ungkapnya. Adapun
workshopnya ia bangun di Jalan Sadang Serang,
Bandung.
Walhasil, harapan itu pun terbukti sudah.
Dalam per ja lanannya, Syaf iq t idak hanya
kecil saja yang didaur
ulang. Sebulan bisa habis
1,5 ton daun pisang untuk
dijadikan ker tas,” jelas
Syafiq, pria berusia 46
tahun.
H e b a t n y a , u n t u k
memulai bisnis ini, Syafiq
h a n y a b e r m o d a l k a n
mesin pinjaman seorang
teman yang kemudian
ia cic i l h ingga lunas.
Meski begitu, kertas yang
dibuatnya bukan hanya
menyebar di Indonesia
tapi juga sudah masuk
pasa r mancanega ra .
memproduksi ker tas tapi membuatnya hingga
menjadi sebuah produk jadi. Bentuknya beragam,
ada yang dibuat untuk pembungkus sabun
dan pasta gigi, box/packaging, undangan
pernikahan, souvenir, buku tamu dan
sejumlah produk berbahan dasar
ker tas lainnya. “Saya berpikir, kalau
hanya pembuatan material kertas saja
tanpa adanya contoh jadi, kebanyakan
orang menjadi tak ter tarik. Karena
itulah, kertas-kertas itu saya salurkan juga
menjadi sebuah produk yang memiliki nilai
jual,” sebutnya.
Soa l p r oduks i , S ya f i q da l am
sebulannya bisa memproduksi hingga 10 ribu
lembar ker tas dengan ukuran variatif. Hampir
semuanya berbahan dasar daun pisang, sebagian
kecil lainnya daur ulang dari uang ker tas dan
kertas koran. “Sebetulnya, ini bukan daur ulang,
tapi murni pembuatan ker tas. Hanya sebagian
62 / JUNI 2012/ TAHUN IV
PROSPEK
Jepang salah satunya. “Banyaknya masih diserap
pasar domestik seperti Bali dan Jakarta. Beberapa
kali ada orang Jepang juga yang membelinya, dia
datang ke Bandung. Selain ke Jepang, kertas saya
juga sudah masuk ke Malaysia,” akunya.
Meski hanya berbahan daun pisang, minat
konsumen ternyata begitu besar. Hal itu bisa
dibuktikan dengan tingginya tingkat permintaan.
TIPS:
1. Buat produk yang unik.
2. Mulailah dengan modal
seadanya.
3. Cari peluang pasar luar negeri.
4. Jangan pernah berhenti untuk
berusaha.
Disaat ramai, orderan bahkan bisa melebihi dari
kapasitas produksi. “Sebulan terkadang bisa
terjual sampai 12 ribu lembar. Kalau lagi tidak
bagusnya, ya minimal 5 ribu lembar yang terjual.
Kalau soal harga, saya menjualnya dari mulai
Rp 2500 sampai Rp 75 ribu perlembarnya. Yang
harganya tinggi dilihat dari proses produksi yang
lebih lama dan lebih rumit. Tapi umumnya, yang
rumit sekalipun, dalam hal pengerjaannya, dalam
sehari bisa diselesaikan,” terang ayah tiga anak
ini.
Produk Banana Paper disebuah pameran
M. Syafiq beserta istri
/ JUNI 2012/ TAHUN IV63
Tenun Lurik Setahun Rp 420 Juta
House of Lawe
Kepedulian terhadap tenun lurik sebagai
salah satu warisan budaya Indonesia,
membua t l ima o rang pe r empuan
bekerjasama membentuk sebuah bisnis bernama
House of Lawe. Selain melestarikan tradisi, juga
untuk memberdayakan kaum perempuan daerah
sekitar. Fitria Werdiningsih selaku Manager Unit
Bisnis menjelaskan, “Lawe menjalankan program
sisterhood untuk membantu perempuan pengrajin
yang tertarik mengembangkan tenun tradisional,”
katanya.
Bermukim di Kota Gudeg Yogyakar ta, saat
ini kreasi lurik Lawe sudah menjalar seantero
Nusantara. Pada awalnya mereka berlima hanya
memproduksi selendang, tas, cover buku dengan
modal seadanya. “Hanya produksi selendang
dan stationery seperti cover buku untuk seminar
dengan jumlah terbatas. Modalnya juga hasil
patungan lima orang, sekitar Rp 5 juta-an. Itu
dimulai tahun 2004,” ucap Fitria.
Bisnis ini semakin bergeliat, merambah
ke aneka produk seperti pakaian, tas, dompet,
sarung bantal, bed cover, parsel dan lain-lain
dengan tetap diberi motif lurik tradisional. “Kami
Fitria Werdiningsih
64 / JUNI 2012/ TAHUN IV
PROSPEK
selalu berusaha menjaga mutu dari produk yang
kami hasilkan. Karena segmen pasar yang diambil
adalah middle up yang notabene mementingkan
mutu produk. Dan kekhasan produk kami yang
berdasar tradisional terus dikembangkan hingga
sekarang,” ujarnya.
Distribusi lurik Lawe saat ini sudah tersebar
secara nasional. Bahkan, tidak sedikit pula
pembeli dari luar negeri seperti Amerika, Eropa dan
Australia. Mereka sengaja datang ke House of
Lawe memborong produk-produknya untuk dijual
kembali di pasar luar negeri. Tahun 2007, Lawe
sudah eksis dengan memiliki banyak stok barang.
Sejak itulah ia mulai rajin mengikuti berbagai
pameran, salah satunya Inacraft di Jakarta. “Di
tahun itu, saat ikut pameran nyaris semua produk
saya habis terjual. Tidak sekadar itu, pesanan pun
banyak berdatangan,” ungkapnya.
Agar bisnisnya semakin tercium konsumen,
ia membuka showroom Lawe per tama di Amri
Museum and Art Gallery, Yogyakarta. Selain itu,
Lawe juga dikenalkan dalam sebuah website usaha
(www.houseoflawe.com). Peran website ternyata
cukup besar untuk membangun imej bisnis yang
Kain tenun produksi Lawe
lebih populer dan besar. Kini, setidaknya ia telah
memiliki tujuh workshop yang tersebar di Kota
Yogyakarta. “Usaha yang dibangun dengan modal
patungan ini sudah mulai bisa dirasakan hasilnya.
Dalam sebulan, minimal mengantongi Rp 10 juta,”
akunya.
Adapun harga jual aneka jenis kreasi Lawe
dipasarkan dari mulai yang termurah sekitar Rp 7
ribu berupa suvenir dan beberapa produk lainnya.
Dan yang ter tinggi mencapai Rp 7,5 juta berupa
/ JUNI 2012/ TAHUN IV65
bad cover. Kalau untuk harga aneka
jenis tas berkisar dari Rp 250-300
ribu. “Kuncinya hanya inovasi
dalam membuat motif-motif lurik
dengan aneka warna mencolok dan
menarik. Selain produk itu terlihat
cantik, juga harus fungsional.
Karena percuma sebuah produk
cantik dan anggun tapi tidak ada
fungsinya,” terangnya.
Da lam ha l inovas i , Lawe
memiliki target tersendiri. Dalam
kurun waktu seminggu, paling tidak
harus ada satu desain produk yang
siap dilempar ke pasar. Bergerak dalam bisnis
fashion, saingan adalah hal yang biasa dan pasti
Tips :1. Menjaga mutu dari produk
2. Mengembangkan produk yang khas
tradisional
3. Selain produk itu terlihat cantik, juga
harus fungsional
Pengunjung di stand Lawe
terjadi. Tapi ia tak merasa khawatir. “Saya ingin
banyak pihak terlibat dalam bisnis ini. Malahan
persaingan yang saya cari. Biar Lawe tidak
bergerak sendirian,” ungkapnya. Saat ini, House of
lawe telah mempekerjaan puluhan pengrajin tenun
lurik yang hampir semuanya kaum perempuan.
Tas dan dompet dari tenun kain
66 / JUNI 2012/ TAHUN IV
PROSPEK
Sebagai salah satu warisan budaya dunia,
batik adalah lahan bisnis yang cukup
menjanjikan. Pangsa pasarnya cukup besar,
bukan hanya domestik tapi hingga mancanegara.
Seperti yang dialami Fatchiyah, pendiri Batik Tobal
di Pekalongan, yang sudah 34 tahun produknya
melanglang buana sampai ke benua Amerika dan
Eropa. Fatchiyah memulai bisnis ini sejak tahun
1971.
“Saya mendirikan Batik Tobal sejak tahun 1971.
Dengan daya juang dan semangat tinggi, akhirnya
batik saya mampu menembus pasar dunia. Pangsa
Wujudkan Sukses ke Pasar Eropa & Amerika
Batik Tobal
Huwaidah Achmad, penerus Batik Tobal
/ JUNI 2012/ TAHUN IV67
pasar terbesar ke Amerika. Selainnya, diserap juga
oleh pasar Australia, Kanada sampai Perancis.
Setelah 34 tahun ekspor batik, tahun 2007 saya
berhenti karena hantaman krisis ekonomi global,”
ucap Fatchiyah, ibu berusia 60 tahunan ini.
Sebelum krisis global melanda, setiap tahunnya
Fatchiyah memproduksi batik di pabriknya sebanyak
400 ribu potong pertahun. Untuk mengerjakan itu,
ia sampai memiliki 500 orang karyawan. Sebelum
membangun pabrik, ia juga pernah menjalin
kerjasama dengan 1.000 pembatik di sekitar
tempat tinggalnya. “Tapi itu dulu ya, karena saat ini
kami harus berjuang lagi untuk bangkit. Karyawan
pun sudah tidak sebanyak dulu, begitu juga
dengan jumlah produksinya,” ungkapnya. Karena
dedikasinya itu, pada tahun 1993 ia mendapat
penghargaan Upakarti dari Presiden.
Huwaida Achmad, sebagai anak dari Fatchiyah
yang meneruskan bisnis sang ibu sejak 4 tahun
lalu mengaku, jika saat ini Batik Tobal sudah mulai
membaik. “Kalau dulu tenaga kerja sampai 500,
tahun 2007 krisis datang lalu dirumahkan dan
tersisa 30 karyawan saja. Sekarang ini kami sudah
menambah jumlah karyawan sebanyak 130 orang,”
Berbagai motif batik Tobal
68 / JUNI 2012/ TAHUN IV
PROSPEK
jelas Huwaida yang juga seorang
peragawati.
Ia juga menambahkan,
target terbesarnya saat ini
adalah kembali menembus
pasar ekspor. “Sekarang
ini beberapa orderan sih
sudah ada dari Korea,
tapi dalam jumlah yang
masih kecil. Impian
terbesar saya adalah
memasarkan lagi batik
ini ke pasar dunia.
Tapi saya yakin, ke
depan, semua itu
bisa mewujud,”
tuturnya.
Tips :1. Jalin kerjasama dengan berbagai
pihak.
2. Produk harus unik dan menarik
dengan kualitas bagus. Tidak
pasaran.
3. Yakin bahwa bisnis yang dijalankan
masih menjanjikan. Jangan lupa,
pasang harga sekompetitif mungkin!
Keyakinannya itu bukan tanpa alasan. Karena
Batik Tobal punya segudang kelebihan yang bisa
diandalkan. Dengan memiliki pabrik sendiri dan
tenaga terampil dalam membuat motif, mimpi itu
bukan sesuatu yang sulit untuk direalisasikan.
“Batik Tobal tidak sama dengan batik lainnya.
Kami memiliki nilai plus dari keunikan, kualitas,
warna dan motif. Coraknya lebih ke semi
kontemporer meski ada juga yang tradisional.
Ketika masih ekspor, kami kombinasikan motif
etnis Indian, Hawaian, dan Aborigin. Untuk batik
cap, kami saat ini telah memiliki lebih dari 1.000
cap,” ujar wanita berusia 34 tahun ini.
Adapun pasar yang ia bidik saat ini masih
domestik. Dalam sebulan, ia baru mampu
memproduksi 14 ribu - 20 ribu potong batik
berupa pakaian jadi. “Kebanyakan pakaian jadi,
meski ada juga dalam bentuk bahan belum jadi.
Hal itu disesuaikan dengan keinginan pembeli.
Kalau dilihat dari nilainya, jelas jauh lebih kecil
dibanding ekspor,” pungkasnya.
Bersama kedua orangtua
/ JUNI 2012/ TAHUN IV69
Untuk berbisnis, ternyata tidak harus
selalu menjual barang-barang terbaru
ber teknologi tinggi saja. Barang jaman
dulu alias jadul pun ternyata bisa dimanfaatkan.
Inilah bisnis Ipung Purnomosidi, bisnis barang
jadul. Omsetnya ternyata mencapai jutaan.
Ipung mengaku, ia menekuni bisnis ini
berangkat dari hobi. Bahkan, awalnya ia berburu
barang lawas hanya untuk koleksi saja. Belum
terpikir untuk dijual kembali. Sebelumnya, ia
sempat berbisnis di bidang meubel. “Saya
bisnis ini sudah lama ya. Karena kan untuk
mengumpulkan barangnya juga cukup menguras
Koempoelan Barang Djadoel
500 Barang Jadul Buruan Para Turis
waktu. “Karena hobi saja. Saya sering berkeliling
ke pasar-pasar loak di sekitar Jawa Tengah. Ada
Ipung Purnomosidi
70 / JUNI 2012/ TAHUN IV
PROSPEK
barang yang menarik, ya saya beli.
Kalau tidak, ya nggak. Ternyata,
lama kelamaan barang-barang itu
pun menjadi banyak,” ucap pria
yang menamai bisnisnya dengan
Koempoelan Barang Djadoel ini.
Ia mulai berpikir untuk menjual
kembali barang-barang koleksinya
sejak barang loak naik daun dan
men jad i t r end . Te rka i t be rapa
r upiah modal yang d ike luarkan
untuk mengumpulkan barang-barang
tersebut, ia tak bisa menaksirnya.
“Modal awalnya tidak bisa dihitung.
Bukan karena kebanyakan tapi lebih
karena durasi pembelian antar barang
itu jedanya cukup lama. Tapi kalau
mau dikira-kira investasi saya untuk
ini sudah lebih dari Rp.10 juta,” aku
Ipung yang menjalankan bisnisnya di
Solo ini.
Pengalamannya membeli barang
jadul pun cukup beragam. “Saya harus
hati-hati dalam membeli barang jadul
itu agar tidak terjebak. Soal harga yang
saya beli variatif juga. Antara ratusan
rupiah sampai jutaan. Bahkan, saya pernah beli
barang seharga 4 juta. Itu jenisnya papan iklan dari
keramik. Yang termurah seperti gambar-gambar
dan perangko, saya beli hanya Rp.500 ,-. Tapi rata-
rata antara Rp.25 ribu sampai Rp.75 ribu untuk
radio yang sudah tak bisa disetel. Kalau setrika
lawas antara Rp.300-350 ribu,”jelasnya.
Lebih lanjut, ia juga mengungkapkan untuk
menaksir harga dikemudian hari agar tidak rugi,
dibutuhkan beberapa kriteria barang yang harus
ditetapkan. Memang tidak ada patokan baku
mengenai hal ini. Tapi setidaknya ada tiga kriteria
yang selalu diterapkannya; kelangkaan, keunikan
dan keutuhan barang. “Suatu barang semakin
langka dan unik, juga utuh, maka harganya
semakin mahal. Saya rasa ini investasi bagus
untuk masa-masa mendatang. Karena awalnya
saya hobi, meski harus mengeluarkan banyak
uang tapi terasa enjoy aja,” imbuhnya.
Untuk melengkapi koleksinya, Ipung pun rela
berkeliling di Jawa Tengah. Beberapa daerah dari
mulai Tegal, Pekalongan, Semarang, Yogyakarta,
Magelang, Salatiga dan daerah lainnya ia singgahi.
Selain itu, ia juga sering berburu ke komunitas-
komunitas online barang jadul. Usahanya itu tak
sia-sia, karena saat ini koleksinya sudah mencapai
antara 400- 500 item barang. “Sekarang jenisnya
sudah beraneka ragam dari mulai radio, alat dapur,
Barang-barang jadul yang dijual
Pengunjung di stand Koempoelan Barang Jadoel
/ JUNI 2012/ TAHUN IV71
gambar-gambar dan lainnya. Semuanya ada sekitar
500 item,” sebutnya.
Menurutnya, dari aneka barang yang ia jual
kembali itu, yang paling diminati pembeli adalah
poster-poster lama dan alat dapur lawas. Biasanya
kebanyakan konsumen itu ingin mengenang masa
lalu.
Tak hanya pembeli dari dalam negeri,
pembeli dari luar negeri juga kerap menyambangi
showroom barang jadul milik Ipung yang di Solo.
"Ada beberapa wisatawan asing dari Belanda
yang mencari barang jadul jaman Hindia
Belanda untuk dikoleksi," katanya.
Dari sekian barang jadul koleksi
Ipung, yang menjadi masterpiece adalah
medali dari Pakubuwono X. Medali ini
diperoleh dari seseorang yang masih
trah bangsawan keraton Surakar ta.
Kakek pemilik medali ini memiliki
jasa pada keraton Surakarta sehingga
dianugerahi medali dari PB X. “Medali
ini sudah ditawar Rp.24 juta tapi
belum saya berikan, mengingat medali
ini istimewa dan barangnya cuma satu-
satunya,”ujarnya.
Selama ini Ipung memang agak
kesul i tan mencar i barang jadul
Tips:1. Bisnis bisa berawal dari hobi
2. Harus hati-hati dalam membeli
barang jadul itu agar tidak terjebak
3. Berani investasi di bisnis barang
jadul, karena yakin, orang-orang akan
terus mencarinya untuk mengingat
identitas lamanya
berkualitas. Berkeliling ke pasar loak pun sudah
tak semudah jaman dulu lagi. Diakuinya, sekarang
ini para penjual di pasar loak juga sudah mulai
pintar, membanderol harga tinggi. Meski begitu,
kalau bicara soal omset perbulannya Ipung bisa
mengantongi sampai Rp10 juta. “Kalau soal
penjualan, sebulan saya bisa dapat sekitar
Rp10 juta-an. Mudah-mudahan ke depannya bisa
lebih besar lagi. Jadi koleksi barang saya pun
bertambah lagi,” harapnya.
Medali dari PB IX
Kaca mata kuno
/ JUNI 2012/ TAHUN IV
BISNIS UNIK
72
Olahraga paralayang dan paramotor belakangan
memang menjadi salah satu olahraga populer
di Indonesia. Namun, tidak semua orang bisa
menikmati olahraga jenis ini. Selain membutuhkan
skill individu yang terlatih, paralayang tergolong
olahraga yang cukup mahal. Meski begitu, olahraga ini
menciptakan peluang bisnis yang sangat menjanjikan.
Seperti yang dilakukan Hening Paradigma, salah satu
atlet paralayang yang membuka bisnis paralayang.
“Saya memulainya tahun 2000. Sejak dulu saya
memang senang terbang. Karena itu saya menjadi
atlet di olahraga ini. Karena saya suka apa salahnya
kalau saya buka bisnis di bidang ini,” ujar Hening.
Dia mengaku, hobinya terbang di udara awalnya
hanya untuk senang-senang saja. Ketika terbang,
semua mata akan ter tuju
Fly Sky Indonesia
Promo Terbang Rp 10 Jutakepadanya. “Apapun
yang diterbangkan,
pasti akan banyak
dilihat orang. Saya
sering terbang dan
bagi -bagi permen
dari atas. Responnya
luar biasa. Karena
i t u o l ah raga i n i
saya jadikan bisnis
y ang d i k e r j a kan
secara profesional
dengan konsep flying
billboard,” imbuh pria
yang memberikan nama Fly Sky Indonesia untuk
bisnisnya ini.
Untuk memulai bisnis ini memang dibutuhkan
kocek yang tak sedikit. Begitu pula Hening yang
mengaku untuk mengawali bisnisnya ia harus
menginvestasikan dana pembelian alat sebesar
100 juta. Dengan modal sebesar itu tak banyak
yang didapatkan. Hanya dapat satu paket paralayang
komplit saja. “Modalnya 100 juta rupiah. Sudah dapat
peralatan satu unit paralayang lengkap,” katanya.
Alat-alat bisnisnya itu harus didatangkan dari Italia.
“Saya masih impor dari Italia. Kalau paramotor
harganya pun lebih
tinggi. Mesinnya saja
100 juta rupiah belum
lagi ditambah parasut
seha r ga 30 ju ta
rupiah. Jenis mesinnya
23 PK dengan bobot
20 kilogram. Karena
menggunakan parasut,
untuk terbang tidak
harus di landasan.
Satu lapangan sudah
bisa diterbangkan.
Promosi terbang dengan paralayang sangatlah effektif, karena semua mata tertuju ke langit melihat label produk tersebut. Bisnis ini cukup mahal sehingga Fly Sky Indonesia mematok harga 10 juta. Hening Paradigma, pengelola, juga melayani costumer yang ingin terbang dengan tarif 5 juta perjam.
/ JUNI 2012/ TAHUN IV73
Lama terbang sekitar 3 jam dengan kecepatan rata-
rata 20 kilometer perjam. Itu pun dengan catatan,
angin harus stabil,” jelasnya.
Tapi menurutnya yang mahal justru bukan terletak
di peralatan melainkan di pendidikan pilotnya. Ia juga
menargetkan, untuk menjadi pilot setidaknya pernah
40 kali terbang. Saat ini, Fly Sky Indonesia baru
memiliki 2 orang pilot terlatih.
Ia mengaku, saat ini konsumen terbesarnya
berasal dari perusahaan dan partai politik. Mengenai
harga ia memasang tarif berbeda antara perusahaan
atau individu dan parpol. Untuk merasakan sensasi
terbang dengan paramotor atau paralayang cukup
membayar lima juta rupiah perjam. “Itu kalau
perusahaan non partai. Kalau parpol perjamnya saya
kenakan tarif 10 juta rupiah. Kalau parpol biasanya
menyewa untuk pengumpulan massa. Kami biasanya
bergerak dengan mulai take off di Senayan terus
bergerak ke Sarinah, Pancoran dan Taman Anggrek,”
paparnya.
Terkait jumlah paramotor, kini Hening sudah
mengoperasikan sebanyak 4 mesin. Dan untuk
menyewa paramotor miliknya caranya tak sulit.
Cukup menghubunginya lalu lihat situasi cuaca apa
memungkinkan terbang atau tidak. “Kegiatannya pun
bisa diatur sedemikian rupa. Apa dalam penerbangan
itu akan menebar merchandise atau lainnya. Karena
paramotor berbeda dengan paralayang, saat mendarat
risiko baling-baling patah sangat besar. Kalau tidak
menggunakan pilot kami dan itu terjadi, ya harus
diganti,” tandasnya.
Juga penting untuk diingat, dalam bisnis ini
perizinan pun harus diurus dengan baik. Dan wilayah
terbang tidak harus di pulau Jawa saja, peralatannya
bisa di bawa ke luar Jawa. “Kami sudah pernah
terbang di Papua, Palembang, Palu dan daerah
lainnya. Kalau ada yang mau terbang di luar Jawa,
alatnya bisa dibungkus dan ditenteng naik pesawat.
Berat parasut hanya 6 kilogram,” pungkas peraih
4 medali di ajang Sea Games ini. Teks: Dody
Handoko
Terbang diatas keramaian Jakarta
74 / JUNI 2012/ TAHUN IV
KONSULTASI
Royandi Junus adalah seorang arsitek yang meraih S2 di bidang finance. Berkat pengalaman puluhan tahun di bidang bisnis development, membuatnya paham segala hal seputar franchise. Ia bergabung dengan pioneer konsultan franchise di Indonesia, yaitu International Franchise Business Management (IFBM). Tekadnya adalah membantu para Franchisor asing maupun lokal untuk mengembangkan usahanya di Indonesia.
Ir. Royandi Junus, MBA
Franchise Risiko KecilPak Roy yang baik,
Sebelum pensiun dini saya sudah menabung sedikit
demi sedikit. Kebetulan tabungan saya ini akan saya
gunakan sebagai modal usaha dengan tambahan pesangon.
Karena takut gagal saya akan membeli franchise saja. Pak
Roy bagaimana sistem franchise yang risikonya paling kecil?
Sebelumnya saya ucapkan terimakasih.
Anne Rifai
Jakarta
Ibu Anne untuk risiko yang paling kecil dalam sistem franchise adalah mendapatkan
bisnis yang sesuai minat, mendapatkan Franchisor yang reliable ser ta Anda dapat
bekerjasama dengan baik dengan Franchisor.
Mengenai Franchisor yang reliable adalah seperti yang ter tera pada butir 1 di atas.
Pada dasarnya, semua bisnis mempunyai resiko dan potensi bangkrut, tapi dengan
sistem franchise, resiko tersebut dapat ditekan.
Dari hasil konferensi franchise di Malaysia beberapa tahun yang lalu, didapat
perbandingan bahwa dengan menjalankan usaha sendiri, kemungkinan kegagalan dalam
5 tahun pertama adalah sebesar 90%, sedangkan dengan sistem franchise (yang baik),
kegagalan dalam 5 tahun pertama hanya 10%.
Semua kembali kepada diri sendiri, apakah kita serius dan siap menjalankan bisnis,
kemudian apakah kita mendapatkan bisnis yang sesuai dengan minat kita dari Franchisor
yang reliable. Selamat berbisnis…
/ JUNI 2012/ TAHUN IV75
Redaksi Majalah Elshinta menerima pertanyaan seputar konsultasi bisnis Franchise. Jika Anda memiliki keluhan dan problematika mengenai seputar bisnis Franchise yang akan atau sedang dijalankan, silakan kirimkan pertanyaan Anda ke alamat redaksi kami atau melalui e-mail: [email protected].
Email: [email protected]
Pilih Lokasi Strategis
Bapak Royandi Yth.
Sekarang ini banyak tempat usaha yang
notabene franchise tapi jaraknya saling
berdekatan. Saya juga ingin membuka usaha,
sebelumnya harus memilih lokasi karena
takut salah pilih dan berpengaruh pada
perkembangan bisnis saya kelak. Pak Royandi
bagaimana cara menentukan lokasi untuk
franchise yang strategis? Terimakasih.
Haryo Adnan
Yogyakarta
Bapak Haryo penentuan lokasi bisnis
untuk setiap jenis berbeda. Pada intinya,
semua kriteria tersebut akan sangat
bergantung dari ada tidaknya target market
ser ta prasarana penunjang untuk bisnis
tersebut. Dalam hal franchising, keuntungan
yang akan didapat oleh calon Franchisee
adalah bahwa Franchisor (yang tentunya
sudah mastery di bisnisnya) tahu dimana
lokasi yang cocok bagi bisnisnya. Inilah
yang menyebabkan keberhasilan berbisnis
melalui sistem franchise mempunyai potensi
keberhasilan yang lebih besar dibandingkan
berusaha sendiri.
Oleh sebab itu, tidak semua lokasi
yang sudah dimiliki sebelumnya oleh calon
Franchisee akan disetujui oleh Franchisor.
Semoga pilihan lokasinya tepat sasaran…
76 / JUNI 2012/ TAHUN IV
KOMUNITAS BISNIS
Putera Sampoerna Foundation
Sahabat Wanita 15 Ribu UKM Putera Sampoerna Foundation memiliki beberapa program sosial. Selain rutin dalam pemberian beasiswa pendidikan, saat ini juga menjadi mitra bagi entrepreneur wanita dengan mendirikan Sahabat Wanita. Kurun waktu 1,5 tahun Sahabat Wanita sudah memiliki jumlah anggota 15 ribu orang. Selain itu juga membantu para petani agar hasil panennya memiliki daya saing.
Nenny Soemawinata
/ JUNI 2012/ TAHUN IV77
Sahabat Wanita adalah salah satu program
yang dirintis oleh Putera Sampoerna
Foundation (PSF). PSF sudah 11 tahun
lalu mengkhususkan diri bergerak dalam
bidang sosial terutama pada awalnya bidang
pendidikan. Dengan cara
memberikan beasiswa
bagi siswa-siswi lulusan
SMA untuk melanjutkan
s t ud i d i b e r baga i
kampus terkemuka di
luar negeri. “Enam tahun
lalu fokus awal kami
memang di pendidikan.
Kami pikir Indonesia
masih membutuhkan
perbaikan dalam hal
dunia pendidikan. Atas
dasar itu kami kuliahkan
siswa Indonesia ke luar
negeri, dengan harapan
sepulang studi bisa
membantu yang lainnya
juga untuk mencapai
harapannya,” ucap Nenny Soemawinata,
Managing Director PSF.
Dalam perjalanannya ternyata program
tersebut tak memberikan dampak berarti.
“Setelah mereka tamat kuliah, saya tidak
melihat mereka berkontribusi pada yang lain.
Selain itu juga kalau terus-terusan program ini
dipertahankan, hanya sedikit siswa saja yang
bisa kami bantu. Akhirnya kami berpikir untuk
memberikan beasiswanya di dalam negeri
saja. Harapannya makin banyak siswa yang
terbantu,” imbuh Nenny.
PSF kemudian bekerjasama dengan 17
SMA dan 5 Madrasah Aliyah. Perkembangannya
pun tidak sesuai dengan
harapan, karena PSF ingin
menggunakan kurikulum
standar internasional.
Lalu dibuatlah Sampoerna
Schoo l Boa r d i ng d i
Palembang, Bali, Malang
dan Bogor bekerjasama
dengan Pemda setempat.
“ S e k o l a h n y a m i l i k
Pemda tapi manajemen
dan content termasuk
kurikulum dan tenaga
pengajar pihak kami yang
mengatur,” ujarnya.
Di jenjang perguruan
t inggi, didir ikan pula
Sampoerna Akademi.
“Kami juga mulai mencari
donasi lain. Dan donasi yang kami terima
semuanya kami alokasikan untuk kepentingan
sosial. Bahkan sekarang sudah beralih ke
sosial bisnis,” aku Nenny.
Dirikan Sahabat WanitaSatu setengah tahun lalu, PSF bergegas
mendirikan Sahabat Wanita, sebuah wadah
untuk pemberdayaan perempuan melalui
Training pertanian organik yang diikuti oleh anggota Koperasi Sahabat Wanita Desa Mekarwangi Kec. Cisauk Kab. Tangerang
78 / JUNI 2012/ TAHUN IV
KOMUNITAS BISNIS
penggalakan entrepreneurship. “Selain di
dunia pendidikan, kami juga melihat fungsi
lain. Yaitu dalam pemberdayaan perempuan
untuk berwirausaha.Mereka kami didik dan
dibantu secara finansial serta kami berikan
akses pasar pada mereka agar bisa lebih
berdaya,” kilahnya.
Saat ini Sahabat Wanita sudah memiliki
jaringan di berbagai daerah di tanah air,
seperti Tangerang dan Tulungagung dengan
jumlah anggota sebanyak 15 ribu orang.
“Kami berikan training soal bisnis. Diberikan
modal usaha antara 1-5 juta tanpa agunan
dan harus dikembalikan dalam jangka waktu
antara 6 bulan hingga 1 tahun. Mereka itu
ada yang membuat tas dari kantong plastik
bekas, konveksi dan lain-lain. Saat ini kami
juga tengah berupaya untuk memperbanyak
lagi jumlah anggotanya. Karena mereka
sudah menjadi bagian dari PSF, mereka juga
bisa dapat akses network kami. Produknya
dipasarkan di portal komunitas,” cetusnya.
Selama ini daerah yang menjadi sasarannya
adalah daerah-daerah yang memiliki potensi
pasar cukup besar. Dan yang dibantu oleh PSF
adalah mereka yang memiliki kemauan serius
dalam berbisnis. “Lokasi jumlah anggota
paling banyak sekarang ada di Jawa Timur
dan DKI. Kami memang tidak sembarangan
memberikan modal guna mengurangi risiko.
Kami teliti dahulu daerah dan kelompoknya,
Panen sayuran MOBY
Sayuran muda hasil binaan Koperasi Sahabat Wanita
kalau sekiranya bisa diberdayakan maka kami
akan bantu.”
Selain Sahabat Wanita, PSF juga turut
membidani usaha para petani di daerah. Salah
satu kelompok tani yang dibantunya adalah
Mekarwangi yang memproduksi aneka sayuran
organik. “Produksinya saat ini sudah menyebar
di pasar-pasar modern seperti di BSD City.
Jenis sayurannya ada sawi, sayuran makanan
bayi dan lain-lain. Kami bantu harapannya
agar mereka bisa tumbuh dan berdaya guna
bagi yang lainnya,” ungkapnya. Teks: Dody
Handoko
80 / JUNI 2012/ TAHUN IV
BISNIS SELEB
Kucing Maine Coon
@ Rp 25 Juta
Lukman “Lucky” Hakim
Berawal dari kesukaannya
pada berbagai jenis binatang,
bintang sinetron dan iklan
Lukman Hakim nekat membeli seekor kucing jantan Maine
Coon, kucing ras asal Amerika
Utara seharga 25 juta yang
panjangnya bisa 1 meter. Berkat
keuletannya kini ia mampu
memiliki cattery yang
mendatangkan omzet sangat menggiurkan.
/ JUNI 2012/ TAHUN IV81
Sejak kecil Lukman Hakim, biasa dipanggil Lucky, memang seorang pecinta binatang. Pesinetron yang
memulai kariernya dari iklan ini, punya beragam hewan peliharaan eksotis di kediamannya di pinggiran selatan Jakar ta. Kecintaannya pada hewan ini, mendorong pria kelahiran 12 Januari 1979 itu membeli seekor Maine Coon jantan yang harganya saat itu cukup tinggi, yaitu Rp 25 juta perekor. “Maine Coon itu kucing ras dari Kanada. Kucing yang unik, tinggi dan ukuran tubuhnya sangat besar jika dibandingkan dengan kucing-kucing lainnya. Kucingnya juga termasuk aktif dan jinak, penurut. Tapi dibanding kucing lain, misalnya kucing Persia, kucing ini tidak suka digendong. Mungkin karena ukuran badannya yang besar berkisar 1 meter,” ungkap bapak beranak satu ini.
Karena sekedar suka, keputusan Lucky sempat diragukan teman-temannya sesama artis. “Sempat heran juga sih, kok bisa ya
Lucky ingin mencoba mengembangkan kucing yang saat itu mulai beken di kalangan pencinta kucing tanah air.
Setelah sang kucing melahirkan Lucky berhasil menjual anak-anak kucing Maine Coonnya. Harganya menggiurkan. Antara 10-15 juta perekor! Jika kucing biasa kawin tiap empat bulan dan sekali melahirkan 5-8 ekor , bisa dipastikan dalam waktu setahun saja, bisnis jual-beli kucing ini sudah break-event point. “Saya sudah bisa jalan-jalan ke luar negeri dari keuntungan bisnis ini!” aku Lucky sambil tertawa.
ResellerSelan ju tnya, Lucky memutuskan
untuk lebih fokus pada bisnisnya ini. Ia bahkan mengambilalih izin cattery – bisnis pengembangbiakan kucing. “Tanpa cattery, kucing-kucing saya tidak bisa mendapat surat-surat resmi yang diperlukan dalam bisnis kucing ras seperti misalnya, sertifikat
menghamburkan uang sebanyak itu. Belum lagi biaya untuk makanannya dan perawatannya. Masalah bertambah saat kucing saya ingin kawin,” papar Lucky. Tak ingin mengecewakan peliharaannya itu. Lucky pun membeli dua kucing Maine Coon betina. Harganya tidak main-main, 50 juta rupiah. Kali ini, Lucky bukan tidak punya alasan. Selain tidak mungkin dikawinkan dengan kucing lokal yang ukurannya jauh lebih kecil,
Bisnis kucing Maine Coon sangat menguntungkan
Juga menyediakan binatang lain seperti buaya
82 / JUNI 2012/ TAHUN IV
BISNIS SELEB
keturunan,“ jelasnya. Jadi selain jelas asal-usul keturunannya, kucing-kucing Maine Coon Lucky pun bisa dijamin kesehatannya karena diperiksa secara rutin oleh dokter hewan. “Kalau dibandingkan dengan cattery lain, jelas mereka lebih bagus karena mereka lebih berpengalaman,” aku Lucky. “Tapi di cattery saya, meski kucing Maine Coon-nya biasa saja, mereka lebih tahan penyakit dan lebih adaptif dengan kondisi lingkungan,” tambahnya lagi. Itu sebabnya, Lucky menjamin kalau kucingnya bisa dimiliki oleh siapapun. “Maine Coon itu kan asalnya dari Kanada, daerah dingin. Jadi idealnya dipelihara di rumah yang ber-AC,” terang bintang sinetron Mutiara Hati ini. “Tapi kucing-kucing Maine Coon saya sejak kecil sudah saya biasakan untuk tidak terlalu sering tinggal di ruang ber-AC. Jadi mereka bisa merasa nyaman juga tinggal di rumah biasa!” tambahnya.
Untuk catter y-nya ini, Lucky sengaja menyewa rumah terpisah yang kemudian dilengkapi dengan kebutuhan cattery umumnya. Total, ia menghabiskan modal sekitar 100 juta untuk bisnisnya ini. Uniknya, meski disibukan dengan banyak kegiatan, Lucky terjun langsung mengurusi kucing-kucingnya. Bahkan selalu membidani kucing-kucingnya saat melahirkan. “Kalau mengandalkan orang lain kan kepeduliannya tidak mungkin sama,” paparnya. Di rumah catterynya, Lucky juga
memelihara beberapa hewan lain seperti ular, buaya, anjing pittbull, lintah sampai tomcat yang sempat menghebohkan itu. “Dulu sempat bisnis jual beli ular, tapi pasarnya ternyata sangat sempit!”
Soal pemasaran yang menyasar pangsa pasar menengah ke atas, pengagum Hatta Rajasa ini mengaku hanya menggunakan media online, sosial media dan jejaring sosial seperti Blackberry Messenger. “Itu saja sudah sangat efektif kok!” terangnya. Menurutnya pemasaran Maine Coon sangat dinamis karena kucing jenis ini sangat banyak peminatnya. “Baru lahir saja sudah langsung dibeli!” tambahnya lagi. Untuk pemasaran ini, Lucky memberi peluang menjadi reseller. “Siapapun bisa menjual kucing Maine Coon hasil ternakan saya kalau mau. Fee-nya 10% dari harga penjualan. Caranya mudah kok. Meng-upload foto kucing Maine Coon
lalu mendisplay-nya di BBM atau Facebook!” paparnya.
Lucky juga mengaku saat ini ia hanya tinggal menangguk untung bisnis Drialz Cattery miliknya. Catterynya ini sudah memiliki sekitar 40 kucing Maine Coon. Sebagian sudah laku dijual dan hanya beberapa ekor yang dijadikan indukan. “Kunci bisnis ini harus ulet, fokus dan lebih penting lagi, suka!” papar pria yang bersiap mencalonkan diri sebagai Bupati Cilacap ini. Teks/Foto: Imas Maslihah/Wendy Danoeatmadja
Koleksi hewan reptil
Sertifikat hewan piaraan
/ FEBRUARI 2012/ TAHUN IV8383
@MajalahElshinta
Twitter: @majalahelshinta
Menerima saran-saran, kritik, opini dan lain-lain
dari Anda yang akan di muat di rubrik ini.
/ JUNI 2012/ TAHUN IV
okna wanto salim @okna_wu@MajalahElshinta majalah bulan ini emank blm terbit ya?? Kok sy cr2 diindomart blm ada sich? Infonya donk..Majels terbit setiap tanggal 25, kalau belum ada di Indomaret harap tunggu sebentar. Terimakasih
Portal Kesehatan @PortalKesehatan@MajalahElshinta Please promote us!Kami a/ portal yang memberikan informasi tentang kesehatan bagi masyarakat. Thank you!
Yoyo Suryo @erteyoyoGampang wirausaha RT @MajalahElshinta: Sejak baca Majels, beberapa kawan dah gak ikut demo buruh lagi, karena skrg sdh jadi wirausahawanSelamat menempuh bisnis baru…
waskito muhsin @waskitomuhsinPagi ini 26/4 Saya di Cilegon sudah dapat @MajalahElshinta edisi Mei 2012 Prospek Bisnis di Rumah inspiratif sekali. Thanks Info Peluangnya.
Hans Virgianto Then @hansvt_1809@MajalahElshinta untuk bln mei apa sdh bisa dibeli.. Di indomaret min. Tq:-)Untuk setiap bulannya terbit tanggal 25
Youth Entrepreneur @Youth_Preneur@MajalahElshinta Baca juga hasil liputan lengkap dari wisata bisnis InspiraTrip Bali yg penuh dengan foto2 ceria... http://bit.ly/JQRyZ1Banyak inspirasi bisnis bisa diraup di InspiraTrip. Silakan ikuti InspiraTrip berikutnya… Andremohha @Andremohha79@majalahelshinta _infoy bln depan kira2 bahas apa y..!Untuk kejutan maka bulan depan langsung dilihat edisi terbaru. Pasti up to date!
Ajat S Junaedi Salim @ajatposGa bilang-bilang @majalahelshinta memuat comment sy di Rubrik Majel MEI 2012. Skrg ga ke Indomaret, tp dikrm tiap bln ma Loper Koran :DBagi yang ingin berlangganan silakan kontak hotline: 021-93938019
Cokelat Kocok @CokelatKocok@MajalahElshinta Majalah Keren nih, sangat Inspiratif & Bagus
84 / JUNI 2012/ TAHUN IV
INFO UKM
Berburu Keuntungan Dari Gantungan
Permintaan gantungan baju terus
meningkat seiring menjamurnya laundry,
mal, distro, dan hotel. Setiap bulan,
produsen gantungan baju bisa mengantongi
omzet puluhan juta hingga ratusan juta rupiah.
Tapi, persaingan usaha cukup ketat dengan
banyaknya produsen yang jumlahnya terus
bertambah dan juga banjir produk impor dari
China yang tentunya harganya jauh lebih
murah dan bervariasi bentuknya. Hal tersebut
diungkapkan oleh sejumlah pelaku usaha
gantungan baju yang ada di negeri ini. Salah
satunya, Joko Ibrahim. Pengusaha hanger
dengan nama Rajawali Hanger, yang berlokasi
di Ngunut LK II RT 03 RW 01, Tulung Agung,
Jawa Timur.
Saat ini, produksi gantungan baju Joko
mencapai 360.000 unit tiap bulannya.
Gantungan baju yang diproduksi Joko
merupakan hasil dari pengolahan logam.
Ada 12 macam hanger yang diproduksinya ;
hanger Suit dengan harga 560 rupiah perbuah,
Bigman seharga 585 rupiah perbuah, Strut
seharga 780 perbuah, Straw seharga 510
perbuah, Double Straw seharga 550 perbuah,
Hanger Baju seharga 8000 perlusin, Hanger
Joko Ibrahim
/ JUNI 2012/ TAHUN IV85
Hanger atau gantungan baju kelihatannya sepele, tapi tanpa benda ini pakaian menjadi tidak rapi dan keriput. Semakin ramainya usaha laundry menguntungkan bagi produsen hanger. Belum lagi permintaan hotel, butik sampai garmen. Joko Ibrahim meraup omset 360 ribu unit hanger setiap bulannya.
Celana seharga 8500 selusin, Hanger Jilbab
Rp. 8000 selusin, Hanger Dinding seharga
3500 perbuah, Hanger Jeans seharga 5000
perbuah, Hanger Celana Dalam seharga 5000
perbuah.
Joko Ibrahim memulai bisnis hanger sejak
tahun 2009. Dimulai dari menjual hanger kawat
hasil dari usaha calon mertuanya. Dengan
harga yang relatif murah, gantungan baju dari
kawat ini dipasarkan 8000 rupiah perlusin.
Barulah pada Mei 2009, dengan adanya
pesanan 250 unit dari sebuah laudry di Nusa
tenggara Barat, Joko mulai serius menggeluti
bisnis hanger ini. Modal awalnya 2,5 juta rupiah
untuk membeli mesin pencetak hanger yang
didapat dari mertuanya. Selain itu ditambah 5
juta untuk membeli dua ton gulungan kawat dan
bahan kimia untuk mewarnai hanger.
Walaupun bisnis hangernya sempat
mengalami sepi pesanan, tetapi setelah
melakukan strategi jemput bola yaitu dengan
mendatangi laundry lokal di Pati, Surabaya
dan kota-kota lain, akhirnya strateginya
membuahkan hasil. Selain Simply Fresh,
jaringan laundr y seper ti Mar tinizing Dr y
Cleaning juga memesan hanger buatannya.
Dalam waktu dua bulan, stok hanger di gudang
yang berjumlah 30.000 buah hampir habis.
Sampai kini, Simply Fresh yang berpusat di
Yogyakarta secara teratur memesan hanger
buatan Joko. Sejak saat itu, Joko memberi
label Rajawali Hanger di hanger buatannya.
Saat itu, Rajawali Hanger rutin memasok
8.000 hanger ke seluruh gerai Simply Fresh
setiap bulan. Begitu juga dengan laundry
Mar tinizing Dr y Cleaning yang memesan
2.000 unit setiap bulan. Pesanannya juga
datang dari puluhan laudry lain dan pembeli
ritel dari berbagai kota yang ada di Indonesia.
Tak hanya laundry, pemesan gantungan baju
juga datang dari pengelola hotel, toko plastik
hingga perusahaan garmen, maka tak heran
jika tiap bulannya Joko bisa menjual sampai
360.000 unit.
Pengepakan hanger Siap kirim ke berbagai daerah
86 / JUNI 2012/ TAHUN IV
INFO UKM
Sebagian transaksi yang dilakukan Joko
saat ini melalui online. Pembeli melakukan
pemesanan melalui email maupun telepon, lalu
barang dikirimkan setelah pembeli melakukan
pembayaran melalui transfer. Barang dikirim ke
alamat pembeli tanpa dipungut ongkos kirim
untuk penjualan tertentu. Sebelum melalui
internet, Joko mengaku harus mendatangi
calon pembeli satu per satu. Hasilnya pun tidak
optimal. Karena dalam satu hari, Joko hanya
mampu menjangkau 2-3 calon pembeli.
Setelah melalui internet, dalam sehari,
Joko bisa melayani belasan calon pembeli.
"Pembeli internet biasanya memesan barang
jauh lebih banyak dibandingkan dengan calon
pembeli yang bertemu langsung," katanya.
Lewat online pemasarannya menjangkau
seluruh Indonesia tersebar di kota-kota di
pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan,Sulawesi,
Bali, NTB,NTT, Maluku bahkan sampai ke
Papua. Dia membandingkan, jika pembeli
biasanya hanya sekitar 5.000 hanger, pesanan
lewat internet biasanya hingga 10 ribu hanger.
"Kalau lewat internet, saya mematok paling
sedikit 1.000 hanger. Pembelian di bawah
itu, saya tidak mau," katanya. Setiap bulan, ia
menghabiskan 15 ton kawat. Padahal setiap
1 kg kawat bisa menghasilkan 3 lusin atau 36
hanger. Karena itu, dalam sebulan, Joko bisa
menghasilkan 540 ribu hanger.
Dengan modal kerja kira-kira 30 juta
perbulan yang dialokasikan untuk pembelian
kawat 2 ton/bulan, pembelian bahan plastik dan
kertas tube serta biaya coating/ pencelupan.
Joko yang sudah menggeluti usaha ini selama
empat tahun mengungkapkan, walaupun
harganya murah sekitar 500 rupiah perbuah,
tapi dengan volume pesanan yang sangat
banyak ia bisa memperoleh pendapatan hingga
400 juta per tahun dari bisnis gantungan
tersebut. Teks: Imas/Dari Berbagai
Sumber
Joko juga membuat hanger yang lebih
murah dengan menggunakan kawat yang lebih
kecil. Biasanya, hanger jenis ini dipasarkan
pada perusahaan-perusahaan jasa cuci
pakaian. Melalui penjualhanger.multiply.com,
ia mempromosikan dan memasarkan seluruh
produk yang ia buat. Mulai hanger kelas bawah
yang biasa digunakan perusahaan laundry
hingga gantungan baju.
Proses pengerjaan hanger
Berbagai jenis hanger
88 / JUNI 2012/ TAHUN IV
MEDIASI
BISNIS ESTAFETPeluang Meraup Untung
Ada beberapa bisnis yang harus ditinggal pemiliknya karena pindah ke luar kota, keluar negeri, atau mungkin meninggal dunia. Jika bisnis ini memiliki managemen bagus, juga brand yang sudah cukup kuat di kalangan konsumen, bukankah merupakan peluang sangat potensial diteruskan? Anda ingin berinvestasi untuk estafet bisnis seperti ini?
Teks: Imas Maslihah
Menurut saya bisnis terusan itu lebih baik daripada
harus membangun suatu bisnis dari awal, membangun
bisnis bukanlah hal yang mudah, butuh dana, pemikiran
dan kreativitas dalam membangunnya yang tidak mungkin
asal-asalan, asalkan dalam bisnis terusan ini memang dipi-
lih penerus bisnis yang mampu untuk meneruskannya. Bi-
asanya bisnis terusan ini banyak terjadi dalam suatu bisnis
keluarga, dimana bisnis terusan tersebut tidak langsung
dibebankan mentah-mentah kepada si penerus bisnis tetapi
melalui proses-proses pembelajaran, sehingga apabila si
calon penerus mengalami kesalahan bisa dikoreksi oleh si
pemilik bisnis sebelumnya yang bisa jadi orangtuanya.
ARIF HIDAYAH SIREGAR, DEPOK
/ JUNI 2012/ TAHUN IV89
Bisnis teru-
san itu bagus,
karena lebih flek-
sibel dalam pen-
gelolaan adminis-
trasinya, apalagi
jika bisnis yang
d i te r uskannya
itu sudah besar,
berupa perusa-
haan. Penerus
bisnis tidak perlu
repot membuat berkas awal perusahaan,
juga pemilik perusahaan tersebut hanya
tinggal memberikan manuver untuk memaju-
kan perusahaan yang dimilikinya kepada si
penerus bisnis.
DEVIANI.S.TYAS, JAKARTA
Bisnis teru-
san bagi saya bisa
memberi peluang
kepada pengusaha
atau pebisnis baru
untuk mengem-
bangkan usahanya,
sangat disayang-
kan kalau usaha
yang sudah mem-
punyai image di
mata masyarakat
terbengkalai kar-
ena kesibukan dari pengusaha tersebut. Leb-
ih baik usaha tersebut dialihkan atau dijual
kepada orang yang ingin mengelolanya, bagi
pengusaha yang meneruskan usaha terse-
but harus mengembangkan managemen dari
usaha tersebut agar lebih berkembang dan
maju.
MAYRINI, JAKARTA
Saya pribadi memang belum pernah melakukannya, tapi menu-
rut saya bisnis terusan cukup berpotensi dan simple, terlebih sebe-
lumnya bisnis yang diteruskan tersebut sudah berjalan dengan lan-
car, ibaratnya sang penerus bisnis tinggal memutar roda yang sudah
disiapkan dan dijalankan oleh sang pembuat bisnis. Dari segi islam
bisnis dagang memang salah satu upaya mencari rizki yang dilaku-
kan oleh nabi Muhammad SAW, di sebuah iklan menyebutkan ‘den-
gan bisnis maka anda telah menciptakan lapangan kerja’ kemudian
salah seorang motivator otak kanan (Ippho Santosa) memberikan
saran dalam berbisnis tak perlu mikir untuk besar dulu, yang pent-
ing laris dulu. Tentunya dibarengi dengan sedekah, dan shalat wajib
maupun shalat sunnah. Sedang menurut Bob Sadino; Kalau mau
bisnis, otak ditaruh di dengkul dulu. Karena jika di kepala nanti kebanyakan mikir, akhirnya
bisnisnya tidak jadi-jadi. Apapun jenisnya, apakah itu bisnis terusan atau membangun dari
awal,semuanya adalah cara yang mulia untuk mencari rizki.
AZRIEL HERDIAN, BEKASI
90 / JUNI 2012/ TAHUN IV
KONSULTASI
Psikologi BisnisDr Andri SpKJ adalah seorang psikiater dengan kekhususan di bidang Psikosomatik dan Psikiatri Liaison. Kini ia sebagai wakil Indonesia satu-satunya di American Psychosomatic Society dan The Academy of Psychosomatic Medicine, organisasi Psikosomatik yang berkedudukan di Amerika. Aktif di World Psychiatric Association pada bidang Psychiatric, Medicine and Primary Care. Tugas rutinnya mengajar di FK UKRIDA dan dokter penanggung jawab Klinik Psikosomatik RS Omni, Alam Sutera, Tangerang.
Jaminan Surat Berhargatiap bulan mungkin sudah diprediksikan. Inilah yang
akan menjadi dasar apakah dengan menambah
modal akan menambah keuntungan, karena dengan
menambah modal dari hasil pinjaman maka perlu
dipikirkan cicilan yang harus dibayar ditambah
dengan biaya operasional dari usaha yang semakin
besar. Kalau sudah ada hitungan yang jelas dan bisa
diprediksikan maka sebenarnya meminjam uang
dengan agunan hanya suatu jalan untuk mencapai
sukses yang lebih besar. Semoga bermanfaat.
Salam Sehat Jiwa
Ketika usaha ayah saya bangkrut, maka ayah
menggunakan surat sertifikat rumah untuk modal
awal lagi. Keberaniannya membawa hasil, karena
setelah setahun usahanya mampu bangkit kembali.
Saya ingin mengembangkan usaha warnet saya,
namun modal cekak. Saya punya mobil yang sudah
lunas angsurannya. Terpikir untuk menggunakan
BPKBnya sebagai tambahan modal, tapi saya
tidak berani takut tidak bisa mengembalikan. Dok
bagaimana caranya agar jiwa usaha saya seberani
jiwa usaha ayah saya?
Terimakasih,
Priyatna G
Jakarta
Pak Priyatna yang baik,
Keberanian berjiwa usaha juga
harus dibarengi dengan keterampilan
dan kejelian melihat situasi. Jangan
asal berani tetapi kemudian akhirnya
malah terjerumus dalam hutang
yang tidak selesai-selesai. Ketika
memutuskan untuk mengembangkan
usaha, pasti bapak sudah punya hitung-
hitungan tentang perjalanan kas
yang bapak dapat dari usaha
itu. Keuntungan per bulan sudah
jelas berapa dan harapan kenaikan
/ JUNI 2012/ TAHUN IV91
Bila Anda memiliki problematika psikologi dalam menjalankan usaha, Anda dapat menemukan
solusinya pada Rubrik Konsultasi Psikologi ini. Dr Andri SpKJ akan memberikan sharing agar Anda
terlepas dari belenggu permasalahan. Silakan kirim keluhan Anda ke Redaksi Majalah Elshinta atau
email ke [email protected].
Setiap pergi ke mal saya jadi pusing, hampir di
setiap toko memasang diskon gede-gedean. Ada yang
nyaris 80% diskonnya. Secara nalar saja sepertinya
tidak mungkin, masak harganya tinggal 20%. Apa
mungkin harganya sudah dinaikkan dulu? Kadang
saya suka tertarik, karena pikir saya barang tersebut
bisa saya jual kembali dengan harga miring. Saya
akan tawarkan keuntungan lagi pada rekan-rekan
dengan membayar cicil misal 4 kali. Apakah ini
sebagai peluang Dok? Terimakasih jawabannya.
Nenny Tirana
Bandung
Bisnis Barang DiskonIbu Nenny yang baik,
Barang yang dijual diskon sudah jelas memang
harga jualnya saat itu adalah harga yang ditawarkan
sekaligus diskonnya. Ar tinya kalau diskon 80%
memang harga barang itu saat dijual adalah hanya
20%-nya dan pedagang tetap untung (dalam berbagai
ar tian). Kita tahu setiap barang yang dijual itu
punya margin keuntungan sendiri. Beberapa barang
misalnya bisa sampai 10-20x lipat harga produksinya.
Artinya sebuah barang dengan ongkos produksi
seharga 1000 rupiah, bisa dijual ke pasaran minimal
dengan harga 10 ribu rupiah. Ini tentunya untuk
menutupi biaya-biaya marketing, biaya operasional
toko dan juga nilai barang yang menurun karena
termakan usia. Jadi tidak usah heran kalau memang
ada diskon barang sudah 50% masih ditambah 20%
lagi, memang harga barang itu saat dibeli ibu memang
segitu. Ada juga penjual yang ingin segera mengganti
model barang yang dijual sehingga stok lama harus
segera habis, mereka biasanya bisa menjual barang
tanpa perlu untung yang penting balik modal dan
barang habis daripada dimakan tikus. Tapi tentunya
hal ini sudah diperhitungkan sejak awal berjualan.
Usaha yang ingin ibu lakukan bisa saja tetapi ingat
kalau usaha itu mengambil barang dari toko yang
biasa dikunjungi publik, akan sulit rasanya bersaing.
Point positif ibu hanyalah bisa mencicil saja. Saya
lebih menyarankan ibu belanja ke pusat grosir agar
mendapatkan harga yang murah dan barang model
terbaru, bukan model lama yang mungkin sudah
tidak sedang in lagi. Selamat mencoba. Salam Sehat
Jiwa
92 / JUNI 2012/ TAHUN IV
SENTRA BISNIS
Menelusuri sejarahnya, industri senapan angin di Cipacing telah berlangsung lebih satu abad. Menurut catatan Raden
Nata Dimadja adalah perintis pertama pembuatan senapan angin di Cipacing tahun 1854. Sampai awal 1960-an jumlah pengrajin senapan angin yang berada di desa Cikeruh dan Cipacing bisa dihitung dengan jari. Itu pun hanya terbatas pada jasa perbaikan atau bengkel senapan angin luar negeri. Karena hasil dari jasa perbaikan tidak mencukupi, para pengrajin memutuskan untuk membuat senapan angin sendiri.
Raden Sa’ud – cucu Raden Nata Dimaja - dan Raden Momon merupakan tokoh perintis pembuatan usaha senapan angin ini. Raden Saud dikenal masyarakat sebagai satu-satunya saksi sejarah industri Cipacing yang masih hidup hingga sekarang. Usahanya membuat senapan angin akhirnya diikuti warga Cikeruh. Hasilnya, antara tahun 1964 sampai 1967 jumlah pengrajin bertambah menjadi 12 orang. Kemudian dari tahun 1968 sampai 1970 pengrajin di Cikeruh menjadi 23
Usaha WarisanJaman Kolonial
Beberapa daerah di Jawa Barat, Bandung dan Sumedang yang
sejak dulu terkenal sebagai sentra pembuatan senapan angin
adalah Cipacing di Kabupaten Bandung dan Cikeruh di Kabupaten
Sumedang. Letak kedua sentra ini tidak terlalu jauh karena Cikeruh
memang daerah perbatasan kedua Kabupaten.
Produk senapan angin Senapan angin yang siap dikirim
Sentra Senapan Angin JABAR
/ JUNI 2012/ TAHUN IV93
orang dan di Cipacing mencapai sembilan orang.Puncak menjamurnya industri senapan di
Cipacing terjadi antara tahun 1981 sampai 1992. Disebabkan adanya alih profesi yang dilakukan para buruh. Setelah desa Cikeruh masuk dalam kecamatan Jatinangor, banyak buruh kemudian berganti profesi menjadi pengrajin senjata. Bagi mereka, pekerjaan ini ternyata lebih menggiurkan dibanding pergi merantau ke luar kota. Produk senapan angin made in Cikeruh dan Cipacing banyak dijajakan di sepanjang jalan Cileunyi, Bandung. Tak cuma itu di Bandung, pemasarannya juga menyebar ke seluruh Indonesia. Namun, di Cikeruh dan Cipacing pun, para produsen senapan angin banyak menjual langsung produksinya.
Satu diantara pengrajin senapan angin adalah Ade Supriatno Pipik. Usaha yang dikelolanya ini merupakan usaha turun-temurun dari keluarga. Ade - panggilan akrab laki-laki yang juga ahli merakit senjata api itu - adalah generasi ke 3 dalam usaha membuat senapan angin. Awalnya yang merintis usaha produksi senapan ini adalah kakeknya pada
jaman Hindia Belanda. Kemudian dilanjutkan oleh ayahnya. Baru pada tahun 1982 usaha membuat senapan angin diteruskan oleh Ade.
Sekarang ini PD. PIPIK PUTRA yang dikelola Ade mempekerjakan 7 orang. Untuk masalah produksi, perbulan Ade bisa membuat 120 unit senapan angin. Harga perunitnya ada yang 500 ribu sampai 8 juta rupiah. “Untuk masalah keuntungan, rata-rata dari berbagai tipe senapan tadi saya hanya mengambil keuntungan bersih antara 10 sampai 12 %. Kalo penghasilan perbulan,rahasia. Cukuplah untuk menyekolahkan anak,” ungkap Ade sambil tertawa.
Sempat TiarapMenurut Ade, bisnis senapan angin ini sempat
tiarap saat masa Orde Baru. Ketatnya peraturan dan regulasi yang ditetapkan pemerintah, membuat para produsen senapan angin selalu berhati-hati menjajakan dagangannya. Tapi itu belum seberapa dibanding kondisi sepi pembeli yang sempat dirasakan industri senapan angin beberapa tahun
Ade Supriatno Pipik pemilik PD. PIPIK PUTRA
94 / JUNI 2012/ TAHUN IV
SENTRA BISNIS
belakangan ini. Begitupun, Ade mengaku, saat ini kondisi bisnisnya kembali membaik.
Bahan utama membuat senapan angin adalah besi, kayu dan karet. Dijelaskan pula oleh Ade, kalau kategori senapan angin itu ada 3, yaitu senapan per (pegas), gas, dan pompa. Senapan angin yang mahal yang memakai gas. “Ini penemuan terbaru senapan angin memakai gas. Modelnya juga seperti senapan serbu di militer,” paparnya.
Untuk masalah pasar, senapan angin produksi dalam negeri sudah banyak diminati orang asing. Sedang untuk pasar dalam negeri kadang mengalami kuwalahan melayani pesanan. Senapan produksi Ade banyak dijual di daerah Bandung,
karena Bandung merupakan tujuan wisata. Bila hari Sabtu dan Minggu, maka di daerah Bandung misalnya Cihampelas - tempat paling ramai dikunjungi oleh wisatawan - banyak pedang kaki lima yang menjajakan senapan angin.
Untuk masalah merk, memang sengaja Ade yang punya naluri dagang tinggi ini, hampir semua senapan angin produksinya memakai merk-merk dari senapan produksi luar negeri. Juga tentang modifikasi bodi dari senapan angin tadi, Ade sengaja membuatnya beda dengan senapan angin produksi perusahaan lain. Meskipun secara fungsi kerjanya sama, ada yang memakai tenaga gas, pompa, dan juga per (pegas).
Untuk masalah promosi, Ade merasa masih kesulitan terbentur dana. Harapannya adalah adanya kepedulian pemerintah daerah. Karena usaha yang dikelola oleh Ade termasuk usaha UKM, jadi harus dibantu untuk masalah permodalan. Sedangkan untuk masalah konsumen yang mengambil senapan angin produksi Ade adalah toko-toko senapan yang pernah ia kenal saat ikut pameran. Teks/ Foto: Dody Handoko
Kayu untuk gagang senapan Saat proses bubut
Besi bahan mentah untuk laras senapan
Pengecekan tekanan angin senapan
SENTRA BISNIS
96 / JUNI 2012/ TAHUN IV
Berangkat dari hobi ber-airsoftgun, Donny Hendaris dan Ari Malik akhirnya memutuskan untuk berbisnis. Yang menjadi pilihan
adalah bisnis seputaran hobi mereka. Seperti sudah umum diketahui, airsoft-gun memang makin marak peminatnya. Dan hobi yang satu ini, juga
TAKE OVER AIRSOFT
Modifikasi Harga Belasan Jutakomunitasnya, menyediakan peluang yang cukup menggiurkan.
Awalnya Donny dan Ari hanya sebatas berusaha memenuhi permintaan komunitas mereka soal pengadaan kebutuhan airsoft-gun. Lama-kelamaan, mereka memutuskan untuk menjadikan layanan mereka sebagai bisnis. “Kami berinisitif membuat workshop. Jadi awalnya workshop, untuk mendapatkan sesuatu atau men-develope sesuatu, mem-provide kebutuhan teman-teman, bukan murni bisnis,” ujar Donny. “Ada memang yang bisnis murni tapi kami berawal dari komunitas, jadi tidak benar-benar murni bisnis.” Donny juga mengakui, workshop-nya di Permata Hijau Mall bukan hanya untuk bisnis. “Jadi tempat ngumpul juga sih,” katanya sambil tertawa.
Ini memungkinkan karena untuk peralatan airsoft-gun yang utama, belum ada produsen lokal.
INFO
Donny dan Ari pengelola Take Over Airsoft
Airsoft gun banyak peminat
/ JUNI 2012/ TAHUN IV97
Bisnis komunitas memang mengasyikan. Bisnis yang kerap berangkat dari hobi ini ternyata juga menyimpan potensi keuntungan hingga belasan juta. Contohnya, Take Over Airsoft, bisnis berbasis komunitas yang makin marak ini.
Sedangkan untuk asesoris tertentu, produk lokal sudah tersedia. Namun Donny dan Ari cenderung lebih memilih produk-produk luar, misalnya China. “Ada istilah ACM ; All China Made. Kalau dihitung-hitung, harganya lebih murah dibanding jika kita, misalnya harus memproduksi sendiri. Kualitasnya juga lebih bagus dibanding lokal.” papar Ari. Begitupun untuk item-item tertentu yang spesifik – misalnya ukuran khusus, Donny dan Arry juga bersedia menyediakan dengan memproduksi sendiri. “Tapi itu untuk item yang memang sangat khusus ya,” tambah Donny.
Jadi, Take Over Airsoft yang berdiri sejak 2007 ini, selain menyediakan beragam asesoris, memang khusus menyediakan layanan seperti umumnya workshop. “Kami menyediakan layanan tunning, servis, modifikasi dan menyediakan gear!” ujar Donny. “Kalaupun ada yang butuh unit atau senjata, ya kita sediakan juga. Tapi biasanya kita ambil dari teman-teman juga. Jadi kami semacam hub-lah!”
Take Over juga melayani permintaan para newbie yang ingin memiliki peralatan airsoft-gun. Uniknya, Take Over tidak mematok harga. “Kami tidak ingin mematok para newbie, kami tidak mau begitu. Biasanya kami menanyakan dulu, budgetnya berapa. Sebab harga-harga airsoft-gun range-nya luas. Range untuk satu unit ada yang dua juta sampai 15 belas juta!” papar Donny. Selain itu, peralatan airsoft-gun juga beragam mutu dan jenis. “Ada yang lokal, ACM, ada yang buatan China tapi branded, ada buatan Taiwan atau Hongkong, ada yang secondary tapi dipakai oleh real-ops,
ada juga yang original, asli dipakai oleh real-ops,” lanjutnya. Uniknya, ada beberapa jenis airsofter ; mereka yang memang suka berperang-perangan, kolektor, geardo, atau hanya suka mengutak-atik bahkan atlet serius yang menekuni tembak reaksi. Perbedaan ini membuat bisnis airsoft-gun makin berkembang karena kebutuhan masing-masing airsofter ini relatif berbeda. Untuk modifikasi, Take Over pernah menangani modifikasi seharga 17 juta.
Untuk memberi pelayanan lebih, Take Over juga selalu berusaha menyediakan gear atau peralatan yang diinginkan konsumennya. Selain itu, “Kami juga berusaha untuk menjadi trend-setter,” papar Donny. “Artinya, menciptakan trend yang kemudian diterima oleh kalangan airsofter. Tahun 2008-1009 kami menjadi trendsetter soal modifikasi unit!” lanjutnya. “Kita memang harus jeli melihat apa yang diinginkan pasar ya. Biasanya kami memantau lewat forum-forum komunitas airsofter di dalam atau luar negeri.”
Kendala bisnis ini mungkin pada legalitas airsoft yang masih diperdebatkan. Untunglah kini sudah ada Federasi Airsoft-gun Indonesia (FAI) yang berusaha membuat airsoft-gun menjadi olahraga sendiri. “Federasi ini Pengurus Besarnya di Bandung dan kami berusaha agar kegiatan ini diakui sebagai olahraga sendiri,” papar Donny yang menjadi Ketua Pengurus Daerah DKI Jakarta. Anggota FAI adalah klub-klub airsoft-gun, bukan perorangan. Anda yang tertarik, bisa menyambangi workshop Take Over di ITC Permata Hijau. Wendy Danoeatmadja
Perlengkapan dan aksesoris
92 / JUNI 2012/ TAHUN IV
FILE
92 / MARET 2012/ TAHUN IV
FILE
Selama 40 tahun Ajinomoto telah menjadi bumbu masak andalan di dapur Ibu-Ibu Indonesia. Perusahaan ini terus berusaha untuk memenuhi komitmen dalam memberikan kontribusi yang berarti dalam bidang makanan dan kesehatan secara global guna mewujudkan kehidupan yang lebih baik. Salah satu kegiatan yang diadakan oleh Ajinomoto dan Dapur Umami adalah mendatangi SMK-SMK diantaranya SMKN 27 Jakarta, untuk mensosialisasikan bahwa MSG itu aman. Dengan mengusung tema besar “Mari Tahu MSG”, Ajinomoto mengajak siswa SMK untuk lebih mengenal MSG, mulai dari bahan hingga fungsinya.Choen/Foto: Dok. Ajinomoto
ACI Gelar Seminar Anak
AJI-NO-MOTO Goes to School
Lantik RWK, Dirikan Koperasi
Bupati Kabupaten Kuningan, H. Aang Hamid Suganda secara resmi melantik kepengurusan baru Rukun Wargi Kuningan (RWK) se-Jabodetabek masa bhakti 2012-2016 bertempat di auditorium gedung Cawang Kencana, Jakarta (11/05). Drs Sudar Siandes selaku Ketua Umum baru mengatakan, dalam waktu dekat ia akan membangun koperasi yang berfungsi untuk mengayomi masyarakat Kuningan khususnya para pedagang yang ada di wilayah Jabodetabek. “Mereka berwiraswasta seperti pedagang indomie, bubur, ketoprak dan lainnya. Nantinya mereka akan mengambil bahan ke koperasi,” ujarnya. Choen/Foto: Dok. RWK
Keluarga besar Autism Care Indonesia (ACI) menggelar seminar bertemakan “Gangguan Tumbuh Kembang pada Anak” bertempat di Aula Pendidikan Widuri Jl. Gunung Balong 1 / 2 Lebak Bulus III Jakarta Selatan. Acara yang terselenggara oleh Yayasan Cinta Harapan Indonesia ini dihadiri oleh para orangtua dari anak – anak berkebutuhan khusus (ABK), relawan, therapist, pengurus dan para donator berjumlah sekitar 50 orang. Dalam kesempatan ini, hadir pula Dr. Anna Tjandrayani, SpA sebagai pembicara seminar. “Jumlah anak yang kami bantu, lebih 100 anak di 5 lokasi klinik kami. Kami berencana akan membangun
46 klinik di berbagai kota,” imbuh Aji Widowati, Ketua Pengurus ACI. Choen/Foto: Dok. ACI
/ JUNI 2012/ TAHUN IV93 / MARET 2012/ TAHUN IV93
Sidomuncul
Mari Berwisata di Negeri SendiriSidomuncul melalui produk unggulan Kuku Bima Energi meluncurkan iklan terbarunya dengan tiga versi yang ber temakan “Mari Berwisata di Negeri Sendiri” Bertempat di XXI Club Djakarta Theater, Senin, (30/5) acara dibuka dengan menampilkan Tarian Cakalele dari Maluku dan akan diteruskan dengan pemutaran iklan terbaru Kuku Bima Energi dengan tiga versi yaitu Maluku, Sumatera Utara dan Labuan Bajo II. Acara ini menghadirkan pembicara diantaranya; Irwan Hidayat, Dirut PT Sidomuncul, Arswendo Atmowiloto dan Butet Kertaredjasa, Ben Mboi dan lain.
Launching Fourties Resto Wine House
KTV Kemang Perubahan dan tuntutan gaya hidup modern
terlihat dalam hal menikmati sajian makanan dan minuman, perlu kualitas terbaik untuk memenuhi selera tinggi mereka. Oleh karenanya, hadir Fourties Resto Wine House KTV Kemang sebagai restauran high end terlengkap yang memiliki Hip Lounge, Wine House dan Karaoke KTV, dilaunching pada 27 April 2012. Resto ini merupakan tempat yang trendi dan seru untuk menikmati makanan dan minuman terbaik serta entertainment berkelas dengan suasana modern nan elegan.Teks & Foto : Choen
PT. Mazda Motor Indonesia (MMI) resmi
memperkenalkan varian crossover All New Mazda
CX-5 di Indonesia dengan dua varian yaitu All New
Mazda CX-5 Sport seharga Rp. 375 juta dan All
New Mazda CX-5 Touring seharga Rp. 410 juta.
“All New Mazda CX-5 diharapkan dapat memuaskan
keinginan pelanggan Mazda Indonesia yang
membutuhkan kendaraan tangguh, desain stylish
dan irit bahan bakar,” kata Presiden Direktur PT
Mazda Motor Indonesia Keizo Okue.
Launching All New Mazda CX 5
Irit Bahan Bakar
INFO FRANCHISE
100 / JUNI 2012/ TAHUN IV
Bukan tanpa alasan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono mencanangkan strategi waralaba Indonesia go international.
Ini adalah strategi yang bila dikaji lebih dalam mengarah pada soal eksistensi Indonesia sebagai bangsa, bukan hanya peningkatan ekonomi. Jika benar, ini tentu memiliki dasar pemikiran sendiri.
Franchise, harus diakui, merupakan strategi bisnis paling sukses di dunia. Sebabnya sederhana. Bisnis bisa dimiliki tanpa susah payah dengan jaminan nama baik dan jaringan yang dimiliki si pemilik waralaba. Siapa sih, yang mau bersusah payah membangun istana pasir di tepaian pantai, jika bisa membangun istana bamboo di daratan? Tentu san ini hanya gambaran. Karena istana pasir – terutama yang indah, mampu mengundang decak kagum juga.
Tapi bisnis memang bukan soal membangun istana pasir – yang meski indah tetap rentan terhadap air. Bisnis adalah soal masa depan dan pertaruhan di dalamnya. Jadi wajar jika pengusaha
Franchise Internasional Adalah Eksistensi
pemula, lebih suka meminimalisir kegagalan dengan memilih franchise yang notabene sudah terbayang – belum terlihat, masa depannya itu. Apakah franchise menjamin kesuksesan? Tidak juga. Tingkat kegagalan franchise di Indonesia mencapai 40%. Bandingkan dengan tingkat kegagalan franchise di Amerika yang hanya 10%. Sebabnya beragam. Bisa dari sisi pewaralaba (franchisor), bisa dari sisi terwaralaba (franchisee).
/ JUNI 2012/ TAHUN IV101
Mengapa franchise lokal merasa perlu bersaing di tingkat nasional disbanding terjun langsung ke pasar global? Apa keuntungan menyasar pasar global
tanpa terbebani iming-iming pasar lokal?
Nah, lalu mengapa di Indonesia franchise tetap berkembang pesat meski keberhasilannya hanya sedikit berbeda dari fifty-fifty? Jawabannya sederhana. Franchise yang disasar ternyata bukan franchise lokal, tapi franchise internasional. Masyarakat, ternyata masih tetap percaya pada kualitas franchise luar. Namun ini bukan patokan jika kita bicara mengenai muatan bisnisnya. Bila muatan bisnisnya memang muatan lokal – kuliner tradisional misalnya, maka masyarakat, tentu saja, memilih franchise lokal.
Jadi, semua ini masih soal pilihan. Bisnis apa dan dari mana. Jika ada yang dari luar, ya pilihlah yang dari luar saja. Beberapa franchise nasional minimarket misalnya, sekarang digempur oleh franchise sejenis dari luar. Hal yang sama juga dialami oleh franchisefranchise di sektor lain. Di titik ini, kebutuhan franchise lokal untuk gointernasional menjadi penting. Apalagi lemahnya regulasi pemerintah soal franchise internasional, membuat franchise lokal tidak punya pilihan selain “balas” menjajah pasar luar.
Dalam buku Creative Business Idea, Joewono menulis bahwa franchise lokal yang go international berada pada fase speedingup. Franchise ini telah memenangkan lomba di tingkat lokal dan merasa harus ikut lomba di tingkat yang lebih luas dengan beberapa tujuan. Artinya, keuntungan ekonomi bukan satusatunya alasan mengapa sebuah franchise membidik pasar luar negeri. Tidak sesederhana itu. Banyak motivasi lain, misalnya mencari tolok ukur kualitas yang lebih tinggi. Mampu menjawab tantangan ini, membuat franchise lokal tidak hanya akan membesar pundipundinya namun juga mendapat pengakuan global.
Inilah yang diinginkan pemerintah. Artinya, jika sudah memenuhi standar sebagai franchise yang baik dan berkualitas, mengapa harus menunggu untuk punya puluhan atau ratusan franchisee di dalam negeri? Kenapa tidak menjajal pasar yang lebih luas di luar sana? Sebab, bukti menunjukan, banyak franchise luar yang masuk ke Indonesia ternyata tidak punya banyak franchisee di negera
asal mereka. Mereka menyasar pasar luar bukan karena mereka tidak mampu menyasar pasar dalam negeri, tapi karena keberhasilan berkompetisi dalam segi kualitas di tingkat global memberi mereka eksistensi global yang otomatis membuat mereka diterima di pasar manapun!
Ini memang skenario ideal. Tapi bukan tidak mungkin dilakukan oleh wirausaha Indonesia jika mereka memang ingin mengubah paradigma. Sekali lagi, kualitas sebuah franchise tidak ditentukan oleh berapa banyak mereka mampu menjual franchise mereka di dalam negeri. Sebab, lakutidaknya sebuah franchise juga ditentukan oleh jenis usaha. Franchise di bentuk usaha umum seperti minimarket, memang menarik banyak pembeli. Berbeda dengan franchise di bentuk usaha khusus yang berhubungan dengan minat atau hobi, misalnya. Padahal, kualitas keduanya bisa sama. Jadi, sekali lagi ini memang soal cara pandang terhadap pasar.
Apakah usaha Anda bersiap untuk menjalankan strategi franchise? Apakah pasar luar negeri menerbitkan air liur Anda? Terjunlah ke sana. Jika gagal, Anda masih punya pasar lokal yang menanti untuk didatangi. Bedanya, Anda telah memiliki standra kualitas yang lebih di banding pesaingpesaing lokal Anda. Cukup masuk akal? Memang akan banyak kendala dan usaha. Tapi itulah inti dari wirausaha bukan? Wendy Danoeatmadja/Dari Berbagai Sumber
102
KONSULTASI
/ JUNI 2012/ TAHUN IV
Niam Muiz, Msc, MPsiIa adalah seorang inspirator handal dan konsultan bisnis, master trainer tamatan Amerika Serikat yang telah menelorkan lebih dari 8.000 eksekutif pada berbagai level jabatan dan fungsi di berbagai wilayah Indonesia. Pria berusia 49 tahun yang sudah malang melintang selama 20 tahun di dunia training ini, kini menjadi Presiden Direktur PT Inspira Consulting, Jakarta.
Subsidi Silang Bisnis
Tanya:
Facebook, google adalah orang yang
sukses mengibarkan bendera bisnisnya,
meskipun produknya digratiskan. Omsetnya
juga sangat besar. Pak Niam, mungkin tidak
kalau kita menerapkan strategi ini di bisnis
yang basisnya non internet? Terima kasih.
Hendro, Bogor.
Jawab:
Di Indonesia ini ada ratusan koran dan
majalah gratis – dengan strategi persis plek-
plek-plek dengan facebook dan google- yang
gratis. Darimana income mereka?! Bukan
dari jual majalah itu, tapi dari para pengiklan.
Jadi konsumen sih gratis. Anda juga bisa
bikin “pasar malam” gratis buat pengunjung-
nya, dengan disponsori oleh beberapa pihak.
Sebutlah, Anda mau bikin Training NLP GRA-
TIS (di Jakarta, biayanya bisa sampai 2 juta/
org), tapi sponsornya banyak dan sponsor
itulah yang bayar Anda.
Nah, Anda mau buka bisnis tambal ban
gratis ?! Bisa saja, selama ada sponsor yang
berminat. Syaratnya, sponsornya bisa tidak
ada hubungan dengan tambal-menambal.
Sebuah produk kopi instant misalnya, siapa
tahu berminat mensponsori bisnis tambal
ban Anda. Hehehe… Tapi ini serius loh!
Foto: Ist
/ JUNI 2012/ TAHUN IV103
Redaksi Majalah Elshinta menerima pertanyaan seputar konsultasi bisnis. Jika Anda memiliki keluhan dan problematika mengenai bisnis yang akan atau sedang dijalankan, silakan layangkan pertanyaan Anda ke alamat redaksi kami atau melalui e-mail: [email protected].
Tanya:
Pak Niam, ide bisnis saya banyak. Meli-
hat peluang kuliner, saya tertarik. Ketika ada
bisnis baru yang non kuliner tapi prospeknya
bagus, saya juga tertarik. Begitu seterus-
nya. Bisnis apa yang harus saya pilih? Bobi,
Tegal
Jawab:
Yang harus Anda lakukan adalah cek
kompetensi Anda. Di area mana Anda mera-
sa lebih enjoy. Kalau Anda lebih mampu dan
suka dalam bisnis kuliner, maka berarti itu
yang harus dijalankan. Anda jangan melaku-
kan sesuatu yang Anda sendiri tidak mampu
melakukannya. Anda tak mengerti soal bisnis
meubel dan Anda juga tak suka dengan dunia
itu misalnya, maka saya sarankan Anda men-
jauhlah dari sana. Pilihlah bisnis yang me-
nyenangkan, karena dengan itu Anda akan
semakin kreatif. Kalau Anda sudah menemu-
kan kecocokan antara kompetensi dan bisnis
yang akan dijalankan, juga penting dilakukan
adalah Anda harus fokus. Fokuslah dengan
pilihan Anda! Foto: Ist
Pilih-Pilih Bisnis
Bertajuk We Care Share For Indonesia
– Ayo Gabung ke Donor Darah ,
Majalah Story bekerjasama dengan
The New You menggelar aksi kamanusiaan
berupa donor darah. Rencananya kegiatan ini
akan dilakukan di beberapa daerah seperti
Lampung, Pontianak, Bandung, Banjarmasin,
Solo, Tangerang dan Jakarta. Pada tanggal
10 Mei 2012, dengan menggandeng
Binus Center, acara ini pun telah sukses
diselenggarakan di dua tempat sekaligus,
Binus Center Syahdan Palmerah dan Binus
Center Grogol. “Kegiatan ini merupakan salah
satu program yang bertujuan untuk mencari
donator untuk empat lembaga sosial, BPY,
Semangat Maju Indonesia Baru, Yayasan
Sepakat Kar ya Utama dan Autism Care
Indonesia,” ujar Zulfikar Alimudin, selaku
Ketua Pembina Yayasan Cinta Harapan
Indonesia. Teks: Choen/ Foto: Dok. Mj. Story
Donor Darah Majalah Story
& The New You
FILE
POJOK ELSHINTA
104 / JUNI 2012/ TAHUN IV
Seminar - Talkshow Bisnis
BISNIS UNGGUL MODAL DENGKULBISNIS UNGGUL
MODAL DENGKUL“Pindahkan otak ke dengkul!”
Inilah teori bisnis Bob Sadino. Maksudnya supaya tidak terlalu banyak berfikir dan bertimbang dalam memulai membuka bisnis.
Kata kuncinya adalah ;
“Lakukan sekarang juga!”Lalu bagaimana dengan modal?
Ternyata passion plus semangat adalah urutan utama. Bukan modal. Banyak pengusaha sukses berawal dari nol, alias modal dengkul.
Proses menjadi sukses, itulah yang terpenting.
Henky Eko Sriyantono (Bakso Malang Cak Eko)
Brian Yaputra (Ezztu Glass Art)
Riezka Rahmatiana (Justmine Pisang Ijo)
Majalah ELSHINTA menyelenggarakan Seminar – Talkshow Bisnis memaparkan rahasia sukses para pengusaha Peraih Anugerah Majels 2011
/ JUNI 2012/ TAHUN IV105
Inspirasi berbagi sukses ini juga diperkuat dengan pencerahan motivasi oleh pakar bisnis
Niam Muiz, PresDir. PT. Inspira Consulting, Pengasuh Rubrik Konsultasi di Majalah ELSHINTA.
Bergegaslah karena tempat sangat terbatas!Pendaftaran dan Informasi : Natalia Risma 021- 94568007 /081282350407
Zulfikar Alimudin, Motivator dan Penulis Buku ‘The New You’
Deddy Yudiant, Motivator dan Penulis Buku ‘Mabok Bisnis’
CATAT WAKTU dan TEMPATNYA!
Tempat : Amos Cozy Hotel & Convention Hall Melawai Raya, Jakarta SelatanWaktu : Senin, 25 Juni 2012Pukul : 09.00 - 17.00Investasi : Peserta - Rp 500. 000 Stand - Rp 750.000. (Untuk memperkenalkan Bisnis /Produk Anda)
Paket Peserta dan Stand - Rp 1.000.000.
Peserta mendapat goody-bag, sertifikat dan berkesempatan meraih Door Prize menarik!
POJOK ELSHINTA
106 / JUNI 2012/ TAHUN IV
Bakso Cak Eko
Membuka usaha sejak 2005, kini usaha Bakso Cak Eko, yang ia franchisekan telah tersebar di berbagai kota seperti, Jakarta, Bekasi, Bogor, Depok, Banda Aceh, hingga Kutai, Kalimantan, jumlah total outlet sebanyak 155 buah dengan pertumbuhan sekitar 3 cabang baru perbulannya. Sukses lulusan Teknil Sipil ini tak diukurnya lewat pundi-pundi uang yang ia dapatkan. Namun, ia menganggap bahwa lewat 155 outletnya tersebut, berarti ia sukses untuk membuka lapangan usaha dan memicu pertumbuhan wirausaha di tanah air.
Nara Sumber Seminar Bisnis
Bisnis Unggul Modal Dengkul
Brian Yaputra-Kaca Patri
Di kalangan dunia property, nama Brian Yaputra sudah tak asing lagi. Pria kelahiran Semarang, 12 Agustus 1947 itu memang dikenal sebagai pionir dalam bisnis kaca patri di Indonesia. Sejak melancong ke kota Byzantium, Turki di tahun 1980, Brian terpesona dengan keindahan kota tersebut yang sarat dengan kaca-kaca patri. Brian yang berkecimpung di bisnis peralatan elektronik rumah tangga merk Orbit milik keluarganya, merasa
menemukan passion pada bisnis kaca patri. 30 tahun dijalani telah membuahkan karya cipta dari Masjid Al-Mahri di kawasan Cinere hingga masjid di Cape Town, Afrika Selatan, termasuk gereja dan bangunan di berbagai daerah dan negara-negara lainnya.
Justmine Pisang Ijo – Riezka Rachmatiana Menu makanan asal Makassar dengan bahan dasar pisang berbalut
tepung berwarna hijau ini sukses dipasarkan Riezka Rahmatiana. Perempuan muda berusia 24 tahun ini sanggup meraup omzet mencapai Rp 850 juta dari hasil jualan pisang ijo dengan merek dagang JustMine. Padahal, saat memulai usaha pada 2007, dia hanya merogoh koceknya Rp 2 juta. Modal tersebut kemudian habis dibelanjakannya untuk membuat etalase kecil serta bahan-bahan pembuat pisang ijo. Gerainya tak hanya tersebar dikawasan pulau Jawa, namun sudah merambah dari wilayah Sabang hingga Merauke.
Tiga pengusaha sukses ini adalah penerima Anugerah Majels 2011. Sebagai favorit, tentu pembaca ingin mendapat bagian ilmu atau pengalamannya. Seminar Bisnis Majalah Elshinta
menjadi ajang yang tepat untuk sharing. Kesempatan yang tak boleh disia-siakan!
108 / JUNI 2012/ TAHUN IV
POTENSI DAERAH
Secara geografis Kabupaten Tanah Bumbu
terletak di antara: 2o52’ – 3o47’ Lintang
Selatan dan 115o15’ – 116o04’ Bujur
Timur. Kabupaten Tanah Bumbu adalah salah
satu kabupaten dari 13 kabupaten dan kota di
Provinsi Kalimantan Selatan. Terletak persis
KABUPATEN TANAH BUMBU
Alam Kaya Rindu InvestasiKabupaten di ujung tenggara
Pulau Kalimantan ini alamnya begitu kaya. Selain terkenal
sebagai sentra tambang batubara, masih banyak
potensi yang bisa digali di sini. Pilihannya beragam ; dari
jagung, kelapa hingga ikan gabus. Belum lagi potensi
wisata yang masih menunggu investasi. Seperti namanya,
kabupaten ini menanti investasi untuk meraup
lezatnya keuntungan.
108 / JUNI 2012/ TAHUN IV
/ JUNI 2012/ TAHUN IV109
Alam Kaya Rindu Investasidi ujung tenggara Pulau Kalimantan, wilayah
Kabupaten Tanah Bumbu berbatasan dengan
Kabupaten Kotabaru di sebelah utara dan timur,
Laut Jawa di sebelah selatan dan Kabupaten
Banjar dan Kabupaten Tanah Laut di sebelah
barat.
/ JUNI 2012/ TAHUN IV109
110 / JUNI 2012/ TAHUN IV
POTENSI DAERAH
Kabupaten yang beribukota di Batulicin
ini memiliki 10 kecamatan yaitu Kecamatan
Kusan Hilir, Sungai Loban, Satui, Kusan Hulu,
Batulicin, Karang Bintang, Simpang Empat,
Mantewe, Kuranji dan Angsana. Lima kecamatan
terakhir merupakan kecamatan dari pemekaran
pada pertengahan 2005 lalu. Kecamatan
Kusan Hulu merupakan kecamatan terluas yang
mencakup 31,76 persen dari luas keseluruhan
Kabupaten Tanah Bumbu. Sedangkan
Kecamatan Kuranji memiliki luas
wilayah terkecil sebesar 110,42
km2 atau hanya 2,18 persen
dari wilayah Kabupaten
Tanah Bumbu. Berturut-
turut dari kecamatan terluas
setelah Kusan Hulu adalah
Mantewe, Satui, Kusan Hilir,
Sungai Loban, Simpang Empat,
Angsana, Batulicin, Karang Bintang
dan Kuranji.
Kabupaten Tanah Bumbu
memiliki luas wilayah 5.066,96
km2 atau 13,50 persen dari total luas
Provinsi Kalimantan Selatan. Hasil Sensus 2010
jumlah penduduknya mencapai. Angka 267.913
jiwa. Kabupaten ini merupakan pemekaran
dari Kabupaten Kotabaru. Berdiri dengan dasar
Undang-undang Nomor 2 Tahun 1972 tanggal 20
Maret 1972 tentang Pembentukan Kabupaten
Tanah Bumbu dan Kabupaten Balangan di
Provinsi Kalimantan Selatan.
Dari Jagung Hingga KelapaBidang pertanian Kabupaten Tanah Bumbu
menyediakan potensi dalam bentuk pertanian
jagung dan ubi. Kedua komoditas ini merupakan
Industri kopra Jagung yang subur
/ JUNI 2012/ TAHUN IV111
produk unggulan yang makin dikembangkan.
Komoditas kelapa memenuhi kriteria sebagai
produk unggulan, terutama karena diperkirakan
mampu menampung tenaga kerja dalam jumlah
besar yaitu 9.776 orang, dengan volume
produksi 7.480 ton senilai Rp. 1.735.000.000,-.
Selain untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal,
pemasaran kelapa telah menjangkau wilayah
Kalimantan Selatan dan sekitarnya, sementara
bibit yang digunakan berasal dari daerah lokal
dengan jumlah ketersediaan cukup. Kecamatan
yang sangat potensial adalah Kecamatan Kusai
Hilir dan Satui
Tingkat pertumbuhan produksi kelapa
diper kirakan rata-rata mencapai 9% pertahun.
Komoditas kelapa memiliki kemanfaatan yang
amat tinggi sehingga memiliki keterkaitan hulu
hilir yang tinggi pula. Pemanfaatannya antara
lain dipergunakan untuk membuat kopra sebagai
bahan minyak goreng serta bumbu masak.
Industri hilir yang bisa dikembangkan
dari hasil perkebunan kelapa adalah industri
Nata de Coco. Bahan sisa seperti tempurung
kelapa dipergunakan untuk memasok industri
kerajinan. Lidi ber fungsi untuk membuat sapu
lidi sedangkan sabut kelapa dapat dimanfaatkan
sebagai bahan baku industri kerajinan sapu.
Komoditas karet merupakan komoditas
unggulan selain kelapa sawit di Kabupaten
Tanah Bumbu. Di Tanah Bumbu terdapat kebun
karet seluas 235.490 Ha, dengan komposisi
Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) : 93.992
Ha, Tanaman Menghasilkan (TM) : 100.904 Ha
dan Tanaman Tua/Rusak (TT/TR) : 31.094 Ha.
Dari luas areal tanaman tua/rusak tersebut
secara teknis diperkirakan jumlah tegakan
11.793.840 batang (rata-rata 360 batang/ha).
Jumlah log kayu karet 1.107.1752 m2 (1.818
batang ekivalen 1 M3 kayu karet), jumlah kayu
gergajian 787.589 M3 (potensi kayu karet
gergajian rata-rata 43.5 M3/hektar).
Program peremajaan karet tua dikombinasikan
dengan budaya setempat (berladang), tanaman
sela padi/palawija dan atau tanaman kehutanan
(sengon). Lahan masih tersedia dengan mencabut
kembali ijin-ijin arahan/lokasi untuk perusahaan
yang tidak serius serta melalui pola kemitraan
guna mengakomodir lahan-lahan milik masyarakat
sekitar perusahaan. Total Produksi selama tahun
2007 kedua komoditi ini mampu menghasilkan
10.434.18 Ton Karet Mentah. Kecamatan yang
sangat potensial adalah Kecamatan Kusan Hulu,
Sungai Loban dan Satui.
Sari kelapa
Ikan gabus
112 / JUNI 2012/ TAHUN IV
POTENSI DAERAH
Perikanan dan PeternakanPeluang pengembangan investasi di sektor
Kelautan dan Perikanan di Kabupaten Tanah
Bumbu memiliki prospek yang sangat cerah, hal
ini dikarenakan secara alami Kabupaten Tanah
Bumbu memiliki wilayah pesisir dan laut yang
cukup luas. Beberapa peluang pengembangan
investasi yang layak dikembangkan antara lain
usaha budidaya udang windu, budidaya rumput
laut, budidaya ikan kerapu, industri pembekuan
ikan dan cold storage, industri terasi udang,
industri pengolahan ikan asin, dan industri
konstruksi kapal penangkap ikan.
Pemandangan laut yang indah
Tradisi masyakat Tanah Bumbu, Kalimantan
/ JUNI 2012/ TAHUN IV113
Dengan ketersediaan SDM yang mencukupi,
terutama untuk memenuhi kebutuhan tenaga
kerja dan ketersediaan infrastruktur yang
memadai seperti jaringan jalan dan pelabuhan
serta infrastruktur lainnya. Maka peluang
keberhasilan investasi sektor kelautan dan
perikanan di Kabupaten Tanah Bumbu menjadi
sangat besar. Besarnya potensi perikanan
Kabupaten Tanah Bumbu menjadikan subsektor
perikanan, yang memiliki nilai cukup strategis
dalam peta perekonomian daerah maupun antar
kabupaten.
Kecamatan-kecamatan di Kabupaten Tanah
Bumbu paling tidak memiliki satu potensi
perikanan- potensi perikanan perairan laut,
perairan umum atau budidaya. Tahun 2007 saja,
total produksi perikanan Tanah Bumbu sebesar
38.974.79 ton. Sebesar 96.20% merupakan
produksi perairan laut. Kecamatan yang
memiliki tingkat produksi perikanan terbanyak
adalah Simpang Empat, sebesar 9.587.20
ton. Sementara itu, produksi perikanan umum
paling besar dari jenis ikan gabus. Tahun 2006
produksinya mencapai 121.30 ton.
Jenis ternak besar terbanyak di Kabupaten
Tanah Bumbu pada tahun 2006 berupa ternak
sapi yang mencapai 29.303 ekor, yang sebagian
besar berada di Kecamatan Sungai Loban.
Sedangkan jenis unggas terbesarnya berupa
ternak ayam buras, ayam ras dan itik. Kecamatan
Sungai Loban merupakan daerah potensial untuk
kegiatan peternakan, dimana populasi sapi dan
ayam buras terbesar berada di daerah tersebut.
Bukan Hanya BatubaraKabupaten Tanah Bumbu memang masih
identik dengan komoditas batubara. Usaha
pengelolaan tambang batubara baik dalam skala
kecil maupun besar, sangat diminati. Padahal
selain batubara, Kabupaten Tanah Bumbu juga
memiliki potensi bahan tambang lain yang sangat Acara adat di pantai
114 / JUNI 2012/ TAHUN IV
POTENSI DAERAH
berpotensi untuk dikembangkan.
Sebut saja kromit, batu gamping,
kaolin, pasir kuarsa, marmer,
posfat, peridotit, dan andesit.
Untuk bahan-bahan tambang ini,
peminatnya masih sedikit sehingga
peluang investasi masih terbuka
lebar. Apalagi permintaan bahan
tambang untuk kebutuhan luar negeri
cenderung naik setiap tahun.
Secara umum, komoditas batu-
bara kandungan kalori tinggi dapat
langsung dijual dalam bentuk bahan
mentah. Permintaan bahan tambang
ini memang masih sangat tinggi.
Batubara kualitas rendah dapat
ditingkatkan nilai tambahnya menjadi
briket batubara. Ini merupakan
peluang investasi lain yang bisa
dikembangkan sebagai industry hilir
per tambangan.
114 / JUNI 2012/ TAHUN IV
Hotel penginapan bagi turis
Tambang batu bara Tanah Bumbu
Saya Wahyu Liz Adaideaja, seorang Pakar. Lebih tepatnya pakar makan tanaman. Lahir 23 Juni. Hari pasaran Senin Kliwon, oleh karena itu julukannya seperti artis Korea, Coy Siwon (Cowok Yogya lahir Senin kliWon). Coy Siwon personil SuJu, saya sendiri memang termasuk Suju, Suka Jualan.Zodiak saya unik, Zodiak Payung Sebelum Hujan, itu karena saya lahir di Kota Plesetan, Zodiakarta Hadiningrat. CanCer, yg berarti Canda Ceria, Cantai tapi Cerius.
Prestasi waktu TK adalah lulus dengan predikat Ciumlaugh, ketawa-ketawa diciumin..Waktu SD juara Lompat Jauh.. jauh dari harapan.Saya meraih penghargaan Inspirasi Indonesia Sejati tahun 2011, dan ISMBEA (Indonesian Small Medium Business Entrepreneur Award) tahun 2012 dari Menteri Koperasi dan UKM Republik Indonesia..
Latar Belakang Buku EmperpreneurDulu, Rafles menulis History of Java, dan hari ini saya merilis buku yang isinya Hi Hi Hi story of Java. judulnya emperpreneur. Buku Plesetan motivasi wirausaha.Saya bukan titisan Rafles. tapi bercita-cita jadi Rafles, Raja Flesetan.
Buku ini Berisi, eh lebih tepatnya BerisiK, banyak hal diungkapkan, antara lain :--BisNis yg awalnya Bisik-bisik manis..--Rahasia mencari wangsit di lapangan, yakni wangsit
sepakbola--makna yang dalam dan bikin malu dari kata-kata:
Gadai Pasti Berlalu--Rahasia mesin 4 tak pada delman--Makanan Shakespeare yg membuatnya punya ide
cemerlang--Memaknai Halangan dan Rem Tangan dalam berbisnis--Mengapa tiap orang wajib jualan kaos, karena beKaos.
Manfaat:--menjadikan Senin tidak mboSenin--mengatasi Serangan Umum Sabtu Macet--mengatasi kesedihan dengan metode Keep Less Sad
(kepleset)--Hidup penuh IDE never DIE
Bagaimana cara menikmati buku ini:Anda bisa sambil menikmati camilan atau cepuluh, minum kopi. Dan menikmati tiap kata-kata dari buku ini.Bersiaplah,
“akan COOKIESahkan pada dunia, KUEdarkan melalui berita, bahwa hidup ini CAKE and give, berBAKERY pada negeri jadikan ROTInitas sehari-hari..majulah maju, BROWNIS karena benar..! ringan sama dijinjing, BREAD sama dipikul..yakinlah kita PASTRY bisa!”
Emperpreneur: From Emperan to EmpirePenerbit: Tiga Serangkai, Solo, Mei 2012Pemesanan untuk edisi perdana:Plus kaos dan tandatangan berikut salam manis dari penulisnya:
Adaideaja Tbk (Tukang bikin kaos)[email protected]
kalau anda ketawa, ajak adiknya, biar Ngakak Beraddict, keCanduan Canda.
Semoga Mengharukan
www.wahyuliz.comwww.adaideaja.com@wahyuliz
�I�K�L�N� �A�D�A�I�D�E
�T�u�e�s�d�a�y�,� �M�a�y� �1�5�,� �2�0�1�2� �1�2�:�4�4�:�5�5� �P�M
/ JUNI 2012/ TAHUN IV115
Saya Wahyu Liz Adaideaja, seorang Pakar. Lebih tepatnya pakar makan tanaman. Lahir 23 Juni. Hari pasaran Senin Kliwon, oleh karena itu julukannya seperti artis Korea, Coy Siwon (Cowok Yogya lahir Senin kliWon). Coy Siwon personil SuJu, saya sendiri memang termasuk Suju, Suka Jualan.Zodiak saya unik, Zodiak Payung Sebelum Hujan, itu karena saya lahir di Kota Plesetan, Zodiakarta Hadiningrat. CanCer, yg berarti Canda Ceria, Cantai tapi Cerius.
Prestasi waktu TK adalah lulus dengan predikat Ciumlaugh, ketawa-ketawa diciumin..Waktu SD juara Lompat Jauh.. jauh dari harapan.Saya meraih penghargaan Inspirasi Indonesia Sejati tahun 2011, dan ISMBEA (Indonesian Small Medium Business Entrepreneur Award) tahun 2012 dari Menteri Koperasi dan UKM Republik Indonesia..
Latar Belakang Buku EmperpreneurDulu, Rafles menulis History of Java, dan hari ini saya merilis buku yang isinya Hi Hi Hi story of Java. judulnya emperpreneur. Buku Plesetan motivasi wirausaha.Saya bukan titisan Rafles. tapi bercita-cita jadi Rafles, Raja Flesetan.
Buku ini Berisi, eh lebih tepatnya BerisiK, banyak hal diungkapkan, antara lain :--BisNis yg awalnya Bisik-bisik manis..--Rahasia mencari wangsit di lapangan, yakni wangsit
sepakbola--makna yang dalam dan bikin malu dari kata-kata:
Gadai Pasti Berlalu--Rahasia mesin 4 tak pada delman--Makanan Shakespeare yg membuatnya punya ide
cemerlang--Memaknai Halangan dan Rem Tangan dalam berbisnis--Mengapa tiap orang wajib jualan kaos, karena beKaos.
Manfaat:--menjadikan Senin tidak mboSenin--mengatasi Serangan Umum Sabtu Macet--mengatasi kesedihan dengan metode Keep Less Sad
(kepleset)--Hidup penuh IDE never DIE
Bagaimana cara menikmati buku ini:Anda bisa sambil menikmati camilan atau cepuluh, minum kopi. Dan menikmati tiap kata-kata dari buku ini.Bersiaplah,
“akan COOKIESahkan pada dunia, KUEdarkan melalui berita, bahwa hidup ini CAKE and give, berBAKERY pada negeri jadikan ROTInitas sehari-hari..majulah maju, BROWNIS karena benar..! ringan sama dijinjing, BREAD sama dipikul..yakinlah kita PASTRY bisa!”
Emperpreneur: From Emperan to EmpirePenerbit: Tiga Serangkai, Solo, Mei 2012Pemesanan untuk edisi perdana:Plus kaos dan tandatangan berikut salam manis dari penulisnya:
Adaideaja Tbk (Tukang bikin kaos)[email protected]
kalau anda ketawa, ajak adiknya, biar Ngakak Beraddict, keCanduan Canda.
Semoga Mengharukan
www.wahyuliz.comwww.adaideaja.com@wahyuliz
�I�K�L�N� �A�D�A�I�D�E
�T�u�e�s�d�a�y�,� �M�a�y� �1�5�,� �2�0�1�2� �1�2�:�4�4�:�5�5� �P�M
116 / JUNI 2012/ TAHUN IV
POTENSI DAERAH
Sampai saat ini pemakaian briket batubara
sebagai sumber energi alternatif masih relatif
kecil. Padahal dengan cadangan batubara yang
sangat besar, penggunaan briket batubara
diperkirakan masih akan terus meningkat.
Pangsa pasar briket batubara di Indonesia
diperkirakan masih cukup potensial. Setidaknya
untuk kawasan Jawa, Bali dan Nusa Tenggara
terutama untuk memenuhi kebutuhan bahan
bakar pengganti untuk rumah tangga dan industri
kecil.
Wisata MempesonaSalah satu sektor yang diharap memberi
kontribusi besar, dalam upaya mendorong
pertumbuhan wilayah Kabupaten Tanah Bumbu
yang sedang tumbuh dan berkembang adalah
sektor pariwisata. Peluang pengembangan
sektor pariwisata di Kabupaten Tanah Bumbu
masih sangat terbuka lebar dan dapat dijadikan
sebagai salah satu unggulan. Terutama
karena potensi wisata di kabupaten ini cukup
lengkap. Apalagi, sarana pendukung seperti
jalan darat yang makin baik membuat sektor
wisata makin penting ar tinya bagi usaha
pengembangan ekonomi. Di Kabupaten Tanah
Bumbu investasi di sektor pariwisata diarahkan
untuk pengembangan infrastruktur transportasi
dan penyediaan fasilitas pendukung yang masih
sangat kurang seperti hotel dan restoran, biro
perjalanan wisata hingga toko cinderamata.
Ada sekitar 20 lebih lokasi yang sangat
potensial dijadikan obyek wisata di Kabupaten
Tanah Bumbu. Untuk wisata pantai, ada lebih
dari 5 pantai yang siap menjadi tujuan wisata.
Misalnya saja, Pantai Tanjung Petang, Pantai
Pagatan, Pantai Sei Lembu, Pantai Cemara Indah
dan Pantai Rindu Alam di Kecamatan Kusan
Hilir. Di Kecamatan Salui ada Pantai Bunati dan
di Kecamatan Sei Loban ada pantai Tanjung
Batu. Hotel, restoran, pemancingan hingga toko
souvenir merupakan peluang yang bisa diambil.
116 / JUNI 2012/ TAHUN IV
Pantai Pagatan kab. Tanah Bumbu
/ JUNI 2012/ TAHUN IV117
Masih seputar wisata air dan bahari,
ada Pulau Burung, Pulau Swangi, Air Terjun
Perbatasan Sei Dua Serongga dan Wisata Alam
Batu Kemudi di Kecamatan Batulicin.
Juga ada wisata air panas di Sei Loban.
Obyek-obyek wisata ini cocok dikembangkan
sebagai obyek wisata keluarga. Untuk penyuka
petualangan, ada 4 gua menarik di Kecamatan
Batulicin yang cocok dijadikan lokasi wisata
semi-petualangan ; Goa Sugung, Goa Kodok,
Goa Sedayau dan Goa Batu Kapur
Lalu ada juga potensi wisata religius
seperti Upacara Ngaben di Desa Harapan Maju,
Kecamatan Batulicin. Mappanretasi di Kusan Hilir
dan Babalian Tandik di Batulicin. Beberapa obyek
ziarah yang juga berpotensi adalah Situs Makam
Pahlawan Mattone, Situs makam Muhammad
Arsyad Al Banjari dan Situs Makam Raja Purang
Aj Toa di Kusan Hilir. Di Kusan Hulu ada Situs
Makam Pangeran Muhammad Nafiz. Sedangkan
di Ansana dan Batulicin ada Situs Makam Syarif
Ali dan Situs Makam Raja-Raja Batulicin.
Dengan potensi beragam ini, Kabupaten
Tanah Bumbu memang layak menjadi tujuan
investasi. Apalagi Kalimantan merupakan pulau
dengan laju peningkatan ekonomi yang cukup
tinggi dan aman dari ancaman bencana alam.
Wendy Danoeatmadja/Dari Berbagai Sumber
Suasana sunset di pantai Pagatan
Jembatan Romantic Angsana Beach
118 / JUNI 2012/ TAHUN IV
EXPO
Alat Keamanan Mandiri
HP Senjata ListrikSenjata berbentuk handphone ini bisa memancarkan listrik sebesar 1.200.000 volt, tampak tidak berbahaya tapi dapat mengejutkan penyerang. Pistol setrum ini tujuannya untuk pertahanan diri, tidak mematikan sehingga memberikan Anda waktu untuk menyelamatkan diri. Sumber tegangan: 4,8 V dengan baterai charge isi ulang, namun output tegangannya 1200KV, ukurannya 110 × 50 × 22 (mm). Harga perunit berkisar Rp 720.000,-
Senter SetrumBentuknya seperti senter, namun kegunaannya cukup meyakinkan. Sehingga dapat melindungi diri sendiri maupun orang lain yang membutuhkannya. Alat kejut bervoltase tinggi ini berkekuatan 3000 KV, input voltage 4.5 V DC dengan baterai internal re-chargeable mampu 1 minggu standby. Alat yang berukuran 185mmx33mm ini menggunakan super LED flash light, sehingga dapat berfungsi sebagai senter. Harga Berkisar Rp 270 ribu.
Pepper SprayUntuk melindungi diri, perangkat ini cukup efisien. Bentuknya kecil cocok untuk dibawa di tas terutama kaum wanita. Sediakan di mobil, jika diperlukan sebagai pengaman tindak kriminal. Semprotan merica di mata, setidaknya mampu mengusir penjahat. Harganya sangat terjangkau Rp 70 ribu
/ JUNI 2012/ TAHUN IV119
Rawannya kriminalitas perlu diwaspadai oleh setiap individu, apa lagi di kota besar seperti Jakarta misal pencopetan, pencurian, pemerkosaan dan lain-lain. Perlu adanya proteksi diri yang dipersiapkan untuk mencegah insiden. Ada beberapa alat yang diperlukan untuk menjaga keamanan, mungkin bisa menjadi lahan usaha Anda? (Dari berbagai sumber)
Stun GunTongkat penyelamat ini memiliki daya kejut yang cukup besar karena dapat memancarkan voltage 8000 KV. Cukup aman karena jangkauannya bisa diperpanjang hingga 50 cm. Menggunakan Super LED flash light sehingga berfungsi sebagai senter, kelebihannya memiliki sirine sebagai pemanggil massa. Alat keamanan yang berbaterai internal re-chargeable ini dipatok harga Rp 380 ribu.
CCTV (Closed Circuit TeleVision)Kamera pengawas ini memang tergolong efektif dalam meminimalisir terjadinya tindak kriminalitas di area publik. Tidak saja dipasang di pusat perbelanjaan, hotel, tempat umum tapi juga di kediaman pribadi. Desain ini diperkuat dengan waterproof & vandalproof , juga berkwualitas Hi-Resolution video serta support mode Day/Night. Jangkauan kamera mencapai 300 m, bisa diawasi dari layar monitor. Harga satu unit kira-kira Rp 1, 5 juta.
GPS AutoTrack Banyaknya pencurian mobil membuat Anda harus super hati-hati. Alat keamanan GPS ini akan mendeteksi lokasi keberadaan kendaraan, sehingga mudah dilacak dalam pencarian. Selain itu juga mampu mengirim informasi pada pemilik jika kendaraan dibuka pintunya, menyalakan mesin dan pergerakannya. Pemilik bisa mematikan mesin dimana pun kendaraan berada melalui internet. Harga perangkat GPS seharga Rp 2, 5 juta.
/ JUNI 2012/ TAHUN IV
Spesial Bisnis Busana GamisHanisah Pramsiska
INFO
Dari 35 peserta InspiraTrip, sebagian besar adalah mereka yang telah membuka jalur usaha. Bagaimana sepak terjangnya
di dunia bisnis, mari kita ikuti profilnya setidaknya menjadi inspirasi bagi Anda dalam berwirausaha.
Pengusaha yang mengikuti kegiatan InspiraTrip Bali 2012 ini memang benar-benar kreatif,
bisnisnya Palugada (Apa lu mau gua ada). Berbisnis baju mulai mendesign, menjahit
hingga menjual dilakukan sendiri secara langsung. Lalu budidaya ternak ikan lele, wedding
organizer, catering, kursus menyulam hingga membuat aksesoris. Bagi Hanisah Pramsiska,
kelahiran 6 Januari 1980, mengikuti kegiatan InspiraTrip tujuannya semata-mata bukan hanya
sekedar menambah teman, tetapi juga menambah ide bisnis dan memperluas jaringan bisnis
yang sudah ia jalani.Sejak tahun 2006 produk fashion busana muslimnya dipasarkan di Mega Bekasi Hypermall
dengan nama “Qory-Qory Collection”. Ide bisnis fashion tersebut berawal dari hobi nya berbelanja dan kegemarannya memadu - padankan baju dan aksesorinya. “Awalnya melihat teman-teman kuliah serta dosen-dosen berpakaian selalu senada. Hal ini menginspirasi saya untuk keluar dari jalur mode yang serasi, bukan berarti tabrak warna tidak bagus, malah terlihat lebih fresh
dan eksotik…”papar wanita yang hobbi travelling ini.Modal awal sebesar 80 juta rupiah dengan rincian 20 juta untuk
membeli perlengkapan kios, etalase, hanger, patung, ambalan kaca. 40 juta untuk mesin jahit, obras, neci border, bahan, benang dan lain-lain, dan 20 juta untuk membeli pakaian jadi. Dalam sehari baru bisa memproduksi 4 - 5 gamis saja. “ Untuk kualitas, insya Allah tidak mengecewakan, karena saya sudah mengirim barang ke teman-teman, saudara saya yang ada di berbagai wilayah seperti Palembang, KalSel, Purwokerto, Malang, Bandung, Banten, Jogja, Solo,” papar ibu dua anak ini.
Promosi melalui bazar-bazar yang diadakan komunitas UKM, ataupun pameran Smesco, Jakarta. Dan biasanya melalui website, newsletter, banner. Saat ini barang yang diproduksi masih sebatas gamis dengan kisaran harga sekitar Rp 130 ribu sampai Rp 2,5 juta dengan keuntungan mencapai Rp 15 juta.
Pengidola BJ.Habibi ini juga membuka bisnis budidaya ternak lele, di bidang ini ia mampu mempekerjakan banyak orang yang menganggur di lingkungannya. “Saya berpikir daripada saya kasih mereka ikan, lebih baik saya kasih kailnya, padahal saya tidak
mengerti banyak bisnis lele,” ungkap Hanisah. Teks: Imas Maslihah
120
/ JUNI 2012/ TAHUN IV121
Batik Pekalongan Omzet 200 Juta
Muhammad Arif Hidayat
Pengusaha kelahiran Pekalongan 23 Agustus 1979 ini, merupakan salah satu peserta
InspiraTrip Majalah Elshinta ke 3 di Bali. Motivasi mengikuti program ini karena ingin
mencari peluang untuk mengembangkan usahanya di Pulau Dewata. Baginya Bali
merupakan etalase Indonesia untuk membuka peluang bisnis eksport.Bisnis garmen Batik Martha yang diproduksi di kota Pekalongan ini, merupakan usaha
keluarga yang dimulai tahun 2002. Meski demikian bakat bisnisnya sudah terasah sejak duduk di bangku kuliah, ketika itu Muhammad Arif Hidayat menjual batik secara retail, menjadi suplier buah jeruk di pasar Cikampek sampai memboyong grup band Sheila on 7 konser di Pekalongan.
“Lulus kuliah pada tahun 2001, saya bekerja kantoran di anak perusahaan SingTel Singapore. Saya tidak gabung di Batik Martha, saya tidak mau dianggap mengekor usaha yang dirintis Bapak. Saya ingin membuktikan bisa mewujudkan usaha dari nol, sayangnya tidak berlangsung lama. Namun ketika kondisi pabrik tidak stabil akibat krisis pasar global, sebagai putra pertama ya saya siap meneruskan usaha keluarga,” papar pengusaha yang hobi fotografi dan design grafis ini.
Selain memproduksi garmen batik CV. Batik Martha, juga menerima pesanan souvenir berbahan dasar batik seperti tas batik. Kapasitas pabriknya sekitar 500 meter untuk meja sablon, kini sudah tersedia 6 meja sablon panjang masing-masing 30 meter. Proses sablon dikerjakan sendiri, sedangkan design yang masih mentah biasanya diperlukan waktu 3 minggu untuk pembuatan cetakan, penyablonan dan juga proses jahit.
Promosi selain melalui website resminya di http://www.seragambatikmurah.com, Arif juga melakukan cara menjemput bola dengan menawarkan langsung kepada user di samping berniat mengikuti pameran. Perusahaan ini menitikberatkan pada job order, sedangkan penjualan secara retail baru 2 tahun ini dilakukan di pasar Tanah Abang – Jakarta. Menurut bapak dari dua orang anak ini, ia juga akan mencoba terjun di bisnis kaos distro.
Konsumennya saat ini datang dari sekolah-sekolah, perusahaan swasta, dan instansi pemerintahan. Harga penjualan produknya berkisar antara 30 ribu sampai 150 ribu rupiah, jika pemesanannya dalam jumlah besar maka akan diberikan diskon. Walaupun harga relatif murah, Batik Martha tetap mengedepankan kualitas demi kepuasan konsumen. Wajar saja jika dari produk retailnya mampu
mendatangkan omzet Rp 200 juta perbulannya. Teks: Imas Maslihah
122 / APRIL 2012/ TAHUN IV
FORMULIR BERLANGGANAN MAJALAH ELSHINTA
Nama : ......................................................................................................................
Alamat : .......................................................................................................................
.............................................................................Kode Pos ..............................
Telp/ Hp : ......................................................................................................................
Transfer pada tanggal ............................................a/n PT. Nuansa Karya Berita,
No rekening BCA 459.30.21.958 Cabang Wisma Indocement Mengirim Uang Sejumlah Rp ...................................................................................................
Permintaan edisi .........................................s/d.........................................................................
* Bukti transfer dan data diri bisa dikirim melalui fax : (62-21) 58359094-95** Konfirmasikan fax Anda ke Hotline Pelanggan
Untuk berlangganan Rp 59.400 (6 Bulan) Rp 112.200 (12Bulan)
Untuk wilayah Jabodetabek harga sudah termasuk ongkos kirimUntuk wilayah lain harap hubungi Redaksi Majalah ElshintaTelp : (62-21) 58359108 (62-21) 58359112 Fax : (62-21) 58359094
Tanda Tangan
( )
Peluang dan Inspirasi Bisnis
122
MENURUN1. Agar. 2. Lawan dari malam.
3.Hembus. 4. Nama tanaman/
bunga.5. Sejenis rumput liar.6. Sungai di india. 13. Hanya terdapat dalam
angan-angan. 15. Hadiah sebagai tanda
balas jasa. 17. Minuman penting bagi
balita. 18. Hasil suatu perbuatan.20. Tingkat. 23. Muara sungai. 24. Elus.
MENDATAR 1. Berkurang. 4. Tidak dikenal. 7. Praja Muda Karana.
8.Kantor Berita Jerman Timur.
9. Olahraga dengan semedi.11. Kakak Laki laki.12. Amat,sekali. 14. Puasa. 16. Bagian muka yang bawah
sekali. 19. Dasar. 21. Kepala Bagian(disingkat).
22.Serta. 25. Bola26. Sedih hati. 27. Terkenal. 28. Rawat.
PERTANYAAN: