Majalah Tamaddun Edisi Mei-Juni 2013

79
media komunikasi dan edukasi ekonomi syariah media komunikasi dan edukasi ekonomi syariah media komunikasi dan edukasi ekonomi syariah M. Suyanto Edisi 37/th.8/Mei-Juni 2013 Dengan TI Lebih Adil, Sejahtera dan Kasih Sayang Sharia Microfinance Sharia Microfinance Sharia Microfinance

description

Tamaddun adalah media untuk berbagi yang mengulas berbagai masalah ekonomi syariah.

Transcript of Majalah Tamaddun Edisi Mei-Juni 2013

Page 1: Majalah Tamaddun Edisi Mei-Juni 2013

media komunikasi dan edukasi ekonomi syariahmedia komunikasi dan edukasi ekonomi syariahmedia komunikasi dan edukasi ekonomi syariah

M. Suyanto

Edisi 37/th.8/Mei-Juni 2013

Dengan TI Lebih Adil, Sejahtera dan Kasih Sayang

Sharia MicrofinanceSharia MicrofinanceSharia Microfinance

Page 2: Majalah Tamaddun Edisi Mei-Juni 2013

Ir. Saat Suharto Amjad(Ketua Pengurus KJKS TAMZIS)

Serambi

Tamaddun edisi 37/th.08/Mei-Juni 2013 1

eberapa minggu lalu, saya diminta Bank Indonesia untuk

Bmenjadi salah satu pembicara di forum Delapan Negara Development Eight (D-8), Development Eight merupakan forum delapan negara berkembang yang mayoritas penduduknya adalah muslim, seperti Bangladesh, Mesir, Indonesia, Iran,

Malaysia, Nigeria, Pakistan, dan Turki . Banyak sekali inisiatif yang dilontarkan untuk menyelesaikan berbagai masalah yang terjadi dalam dunia Islam. Nah, salah satu yang dibicarakan adalah bagaimana inisiatif Indonesia yang dianggap berhasil dalam mengurangi kemiskinan melalui lembaga keuangan yang berbasis masyarakat yakni BMT (Baitul Maal wa Tamwil). Oleh karena itu, saya diminta untuk menceritakan succes story (cerita sukses) terkait dengan BMT.

Hadirnya BMT berawal dari pemahaman akan persoalan besar yang terjadi di masyarakat. Persoalan apa sajakah itu? Pertama, masyarakat kita belum memiliki kebiasaan menabung. Kedua, masyarakat kita belum memiliki kebiasaan untuk merencanakan keuangan. Dua hal inilah yang mendominasi pemikiran masyarakat secara umum. Disamping itu dari sisi supplay lembaga keuangan yang fokus untuk memberi layanan pada masyarakat yang memiliki kemampuan dan karakter yang bagus (feasible) tapi belum layak secara perbankan (non bankable) yaitu usaha mikro, pada waktu itu juga belum ada. BMT-lah yang melakukan upaya seperti itu.

TAMZIS sebagai lembaga keuangan mikro syariah yang memang sejak 1992 berkhidmat pada micro finance untuk menyelesaikan masalah yang mendasar tersebut dengan melayani anggota secara jemput bola. Artinya karena kesadaran bahwa anggota rata-rata adalah pemilik usaha dengan dirinya sendiri sebagai tenaga kerja, sehingga tidak mungkin datang ke kantor. Maka dibuatlah kebijakan bahwa karyawan TAMZIS lah yang mendatangi anggota.

Melayani AnggotaKomitmen

Page 3: Majalah Tamaddun Edisi Mei-Juni 2013

Serambi

Alhamdulillah, sistem yang dibangun berbasis kepercayaan itu sudah berjalan, meskipun demikian di sana-sini tentu masih banyak ditemukan kelemahan-kelemahannya.

Setelah 20 tahun, apa yang dilakukan TAMZIS selama ini tentu harus ditingkatkan, diperbaiki dan selalu berupaya untuk menutupi seluruh kelemahan-kelemahannya.

Alhamdulillah, mulai tahun 2012 kemarin, semangat untuk membawa dakwah "minaddulumaati ilannuur" (dari gelap menuju cahaya), yakni menjadi problem solver bagi masalah umat yang diutarakan di depan. TAMZIS sudah mencoba untuk melakukan perencanaan aplikasi transaksi melalui Hand Phone (HP). Kini, seluruh karyawan TAMZIS menggunakan HP untuk melayani anggota. Dimana yang sebelumnya penyelesaian atas semua transaksi dilakukan pada sistem komputer yang terdapat di kantor, sekarang dengan hadirnya teknologi seluler kita bawakan kantor untuk melayani anggota di manapun anggota berada.

Jadi, dengan pencatatan transaksi melalui HP tadi menjadikan pencatatan tersebut terintegrasi dengan sistem yang ada di kantor. Sehingga semua transaksi yang terjadi di tempat-tempat anggota dengan waktu bersamaan tercatat pula di kantor TAMZIS. Ketika semua transaksi sudah terintegrasi maka secara otomatis setiap anggota akan diberi tanda bukti (kwitansi) yang langsung dari print portable yang dibawa karyawan TAMZIS. Dengan bukti tersebut, menunjukkan bahwa transaksi yang dilakukan telah masuk dalam sistem.

Demikian juga, TAMZIS ingin melayani anggota atas dasar kebutuhan layanan pembiayaan maupun tabungan. Dengan layanan tersebut, diharapkan kebiasaan menabung yang selama ini tumbuh bisa terus ditingkatkan. Dan TAMZIS juga bisa menjadi sarana untuk mengelola perencanaan keuangan bagi anggota.

Sebagaimana telah dimaklumi, kita telah memasuki bulan Juni, Juli dan Agustus yaitu bulan-bulan dimana kebutuhan anggota terhadap pendidikan muncul sehingga kebutuhan keuangan akan meningkat pada bulan-bulan tersebut. Selain itu, kebutuhan dana akan meningkat menjelang hari raya idul fitri.

Kita tahu, Indonesia sebagai negara yang sistem ekonominya masih dipandu dan dipicu oleh kebutuhan masyarakatnya sehingga bulan-bulan mendatang ini denyut ekonomi akan meningkat, hal ini telah dicermati dengan baik oleh para anggota sehingga kebutuhan akan permodalan meningkat dengan tajam dan pasar pun menjadi penuh dengan gairah.

Hal ini, menuntut respon TAMZIS untuk memenuhi kebutuhan dana bagi masyarakat yang semakin besar. Dalam melayani anggota yang membutuhkan dana pun, TAMZIS telah memiliki dua kategori pembiayaan. Pertama, Pembiayaan Ikhtiar Utama Satu (PIU-1), yakni pembiayaan TAMZIS Rp 20 juta kebawah. Kedua, Pembiayaan Ikhtiar Utama Mikro Dua (PIU-2), dimana pembiayaan TAMZIS mulai Rp 20 juta hingga Rp 100 juta atau lebih dari Rp 100 juta.

Dengan demikian, TAMZIS siap melayani semua kebutuhan masyarakat, baik pembiayaan modal kerja para anggota maupun pembiayaan di luar kebutuhan usahanya. Pendek kata, TAMZIS mencoba untuk melayani anggota sebaik mungkin. Dengan harapan, layanan ini dapat sungguh-sungguh menjadikan anggota lebih sejahtera, lebih mampu mengatur keuangannya, lebih mampu menjadi masyarakat dengan kebiasaan menabung dan lebih mampu mengatur usahanya, meningkatkan usahanya sehingga usahanya lebih baik dan lebih besar lagi.

Maka, kami ucapkan, selamat menikmati semua layanan TAMZIS untuk mensejahterahkan kita dan keluarga kita, amien. []

Tamaddun edisi 37/th.08/Mei-Juni 20132

Page 4: Majalah Tamaddun Edisi Mei-Juni 2013

Foto Cover:

Redaktur Ahli:Edi Ryanto, Anwar Tribowo

Dewan Redaksi:Maksun, Anung Karyadi,

Attabik Ali, Tri Wuryanto, Erwin Saleh, M. Alfarid Agus

Pemimpin Redaksi:Muhammad Irkham

Redaktur Pelaksana:Zubaeri

Distribusi:Agustin, Indri, Adam

Andi Usman

Lay out: Tim Creative Tamaddun

Alamat Redaksi:Gd. TAMZIS. Jl. S. Parman 46,

Wonosobo (56311)Telp. (0286) 325303Fax. (0286) 325064

E-mail: [email protected]

Website:www.tamzis.com

Diterbitkan oleh:Baituttamwil TAMZIS,

sebagai media komunikasi dan edukasi ekonomi syariah.

TamaddunTamaddunTamaddun

Santri belajar memanfaatkan perkembangan teknologi

Salam Redaksi

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

TI merupakan bukti peradaban manusia yang berkembang. TI juga menjadi pilar penting pembangunan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari‐hari, baik secara personal maupun kelembagaan.

Hakikat TI sebenarnya hanyalah sarana penunjang dalam membantu manusia untuk bisa lebih baik. Seperti membangun persaudaraan, saling memberi informasi yang baik dan jika dalam ekonomi akan menjadi standar harga dan kontrol harga hingga stabil. Tidak saling merugikan.

TI dalam dunia micro finance sebenarnya merupakan hal baru. Baru dalam artian, baru mengaplikasikan. Meski baru, lembaga micro finance seperti BMT (Baitul Maal wa Tamwil) tak mau kalah canggih dibandingkan perbankan pada umumnya. Seolah‐olah melompat tinggi dengan memilih sistem online dalam melayani anggota, terutama menggunakan Hand Phone (HP) mobile yang langsung datang di masing‐masing anggota.

Bagaimana TI pada micro finance dikembangkan? Dalam sajian utama edisi Tamaddun kali ini “TI dan Micro finance”. Dilanjutkan dengan wawanca eksekutif Tamaddun dengan Prof. Dr. M. Suyanto, Rektor STMIK AMIKOM Yogyakarta, “Dengan TI membangun persaudaraan, kesejahteraan dan kasih sayang” dan ditutup dengan artikel “Teknologi Informasi (TI) Sebagai Penguatan Infrastruktur TAMZIS 2020”.

Dengan demikian, Tamaddun berharap, pembaca bisa menikmati sajian kami dan memiliki kesimpulan sama bahwa TI merupakan sarana/media untuk mempermudah manusia memenuhi kebutuhan dalam menjalani kehidupan sehari‐hari. Dan TI tidak dimaknai sebagai gaya hidup atau konsumsi belaka yang hanya menghabiskan uang demi mengejar produk TI keluaran baru.

Selian itu, pembaca bisa melihat perkembangan sistem online pada lembaga micro finance dalam melayani anggota. Akurasi data, kecepatan pelayanan dan minimnya kesalahan dalam melayani menjadi bukti bahwa BMT tetap setia melayani anggota mikro dengan sistem yang lebih canggih dan tak kalah dengan perbankan. Selamat membaca! [red]

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Tamaddun edisi 37/th.08/Mei-Juni 2013 3

Page 5: Majalah Tamaddun Edisi Mei-Juni 2013

Daftar Isi

Serambi

Cover Story

Sajian Utama

Komitmen Melayani Anggota

TI Membawa Senyum

Teknologi InformasiSharia Microfinance

TI Sebagai PenguatanInfrastruktur TAMZIS 2020

Dengan TI Lebih Adil, Sejahtera dan Kasih Sayang

Teknologi Mobile Teller

Teknologi Sidik Jari

1

5

7

Dinamika22

DR. M. Suyanto

TAMZIS MenjawabPengambilan Sidik Jari Anggota

44

Ekonomi Syariah

Kamus Ekonomi Syariah

Pembiayaan denganSkema Al Qardh

46

49Pustaka Syariah

InspirasiAgus Suprianto, Order Perajin Sapu Tak Pernah Sepi

50

54

Santap KulinerAyam Goreng Kremes Kalasan,Betul-betul Kres di Mulut

67

Tegar

Refleksi

Sugiarti, Bermodal Kejujuran Lisan

Cuanki

69

71

Ismail Setyabakti, Bisnis dan Dakwah, Peroleh Dunia Akhirat

Titi Widyati, Rezeki “Basah”dari Mie Basah

Jendela KeluargaBersiap Menyambut Ramadhandan Liburan Sekolah

51

Eni Yulianti, Sukses UsahaSukses Ibadah

Besiswa TamaddunMotivasi Siswa GapaiCita-cita

RAT Baiuttamwil TAMZISTutup Buku Tahun 2012“Penguatan Infrastruktur TAMZIS Menuju Haluan BMT 2020

Dialog PBMT IndonesiaKorda Wonosobo,“Outlook BMT 2013-2014"

Bangun Silaturrahmi dengan Berbagi

Magang Sistem PengendalianInternal Bagi KJS-UJKS KoperasiDinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jateng

Profil32TAMZIS Depok, Menjadi LKMS yang MemberiLayanan Terbaik, Utama dan Terpercaya

Pasar Induk Ajibarang, Menjadi Pasar Tradisionaldengan Pengelolaan Modern

KH. Abdul Majid Umar(Manajer Utama BMT UGT Sidogiri)Pelopor Ekonomi SyariahDari Pesantren

Sosok38

10

Tamaddun edisi 37/th.08/Mei-Juni 20134

Pernyataan LegalitasKepemilikan Dana

Dengan TI Lebih Adil, Sejahtera dan Kasih Sayang

Makanya, nanti lembaga keuangan yang bergerak dalam bisnis harus memegang prinsip dasar tersebut, yakni persaudaraan. Terkait dengan TI, dalam bisnis harus membangun persaudaraan, antara pengusaha besar, pengusaha kecil, petani harus sinergi. Persaudaraan dalam TI disebut dengan link.

Page 6: Majalah Tamaddun Edisi Mei-Juni 2013

Cover Story

TI Membawa Senyum

Tanpa kita sadari, kehidupan manusia tak bisa lepas dari Teknologi Informasi (TI). Siapapun bisa menikmati dan di manapun bisa mengaksesnya,

baik orang kota hingga pelosok desa. Bahkan bila tak menggunakan TI dianggap kuno dan ketinggalan zaman.

TI di masyarakat umum bermula dari komputer, Hand Phone (HP), laptop dan terakhir adalah tablet. Entah apalagi TI di masa depan. Dari sisi fungsi, TI ini memiliki

kelebihan dan kelemahan masing-masing. Tugas itulah yang menjadi tugas para teknolog.

Tapi pernahkah anda

bertanya, apa sebenarnya TI itu? Secara praktis orang banyak

menjawab, TI untuk menunjang pekerjaan, untuk mempermudah dan mempercepat pekerjaan, membantu kehidupan manusia lebih baik. Jelas, terlihat bahwa TI

merupakan sarana yang menunjang produktifitas manusia dalam menyelesaikan urusan masing-masing.

Lalu, apa hubungannya dengan cover majalah Tamaddun? Kopiah dan tablet

Tamaddun edisi 37/th.08/Mei-Juni 2013 5

Page 7: Majalah Tamaddun Edisi Mei-Juni 2013

adalah simbol pertemuan yang dahulu tak pernah terbayangkan, tapi kini telah menjadi senyuman. Anak desa berkopiah menunjukkan keberadaan seseorang di desa yang masih kecil dan dalam masa pembelajaran agama juga gemar memakai teknologi.

Sedang tablet, inovasi TI yang terakhir, bukan mutakhir. Artinya, tablet sebagai bentuk evolusi TI yang bisa memediasi memenuhi fasilitas kehidupan manusia, seperti alat komunikasi, fotografi, dan sarana mengetik serta media browsing dan internet mobile.

Dari cover itu, kita ingin menyampaikan pesan tersirat bahwa micro finance yang selama ini diasumsikan sebagai lembaga yang mikro, tradisional dan skala kecil serta masih manual dan tidak menggunakan TI. Itu semua menjadi salah besar. Karena kini, lembaga keuangan mikro, BMT (Baitul Maal wa Tamwil) misalnya sudah menggunakan teknologi yang hampir sama dengan lembaga keuangan lainnya.

Memang, di zaman modern, kurang afdhol bila dalam melayani transaksi tidak memanfaatkan TI. Selain TI sebagai simbol modernisasi sistem, profesionalitas, TI juga mampu memberikan kepercayaan yang lebih bagi anggota. Karena dengan TI, lembaga micro finance mampu memberi kecepatan dan

ketepatan data bagi anggota. Apa artinya, dengan TI bisa membangun kepercayaan sekaligus meningkatkan performa suatu lembaga.

Apa hubungannya dengan senyum? Senyum adalah lambang kepuasan pelayanan yang diberikan seseorang atau lembaga dalam interaksi, baik secara personal maupun secara mekanis sistem yang dipakai. Senyum akan senangnya pelayanan. Senyum akan kepastian secara sistem yang diberikan.

Dengan begitu, TI dapat memberi dan menjadi sarana dalam melengkapi kebutuhan manusia dan juga melayani kebutuhan manusia. TI yang dirasakan oleh semua orang, kapanpun dan dimanapun mampu meningkatkan pengetahuan, status sosial, produktifitas ekonomi dan strategis untuk mempercepat pengembangan manusia atau lembaga.

Terakhir, guratan wajah desa menjadi bukti bahwa daya tarik dan kekuatan yang menunjukkan sikap gemar bekerja keras, selalu belajar, selalu memperbaiki diri dan tentu tak mau ketinggalan dengan perkembangan teknologi yang mutakhir. Begitulah gambaran BMT. Mesti melayani pada level mikro, sistem operasinya tak mau kalah dengan lembaga keuangan yang besar, perbankan misalnya. [red]

Tamaddun edisi 37/th.08/Mei-Juni 20136

“Apa hubungannya dengan senyum? Senyum adalah

lambang kepuasan pelayanan yang diberikan

seseorang atau lembaga dalam interaksi, baik secara

personal maupun secara mekanis sistem yang dipakai.

Senyum akan senangnya pelayanan. Senyum akan

kepastian secara sistem yang diberikan.

Cover Story

Page 8: Majalah Tamaddun Edisi Mei-Juni 2013

Sajian Utama

keuangan sebaliknya banyak mempengaruhi perkembangan ekonomi dunia. Jadi pas dan saling melengkapi.

Kita tahu, bahwa sejak ditemukan komputer tahun 1955, TI berkembang cepat terutama dalam dunia keuangan. Awalnya, lembaga keuangan menggunakan hanya sebagai jasa tempat penukaran

eradaban manusia selalu

Pberkembang dari masa ke masa. Akhir-akhir ini, salah satu faktor penentu adalah perkembangan Teknologi

Informasi (TI) yang kian menunjang kemudahan dan efisiensi pada kehidupan manusia modern saat ini.

TI seolah-olah bukan menjadi sarana penunjang kehidupan, tapi lebih menjadi kebutuhan dalam meningkatkan kehidupam manusia, terutama dalam mempermudah pekerjaan dan membantu dalam komunikasi tanpa dibatasi ruang-waktu dan melintasi sekat-sekat negara. Manusia dengan teknologi akan menjadi masyarakat global kini dan di masa datang. Makanya, banyak kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, misalnya komputer, laptop, televisi, telepon seluler, dan banyak lainnya.

Manusia modern pun saat ini dituntut untuk mengikuti perkembangan Teknologi Informasi (TI) dan bisa memanfaatkannya. Agar mempunyai daya saing dalam persaingan yang ketat pada era globalisasi saat ini.

Dalam bisnis, terutama lembaga keuangan, TI sangat besar menyumbangkan kemanfaatannya dalam memudahkan orang dalam transaksi bisnis. Dan bisnis lembaga

Tamaddun edisi 37/th.08/Mei-Juni 2013 7

Page 9: Majalah Tamaddun Edisi Mei-Juni 2013

uang (money changer). Lalu berkembang menjadi tempat penitipan uang, yang saat ini dikenal sebagai kegiatan simpanan (tabungan). Kemudian berkembang lagi menjadi tempat peminjaman uang, hingga saat ini. TI datang dan berkembang menyempurnakan lembaga keuangan dalam memenuhi seluruh kebutuhan ekonomi masyarakat. Cepat, praktis dan transparan.

Perkembangan TI Perbankan Dunia Perkembangan TI dari offline menjadi

online bukan semata langsung jadi, tetapi membutuhkan proses yang panjang hingga saat ini. Sistem online sangat menguntungkan bagi pelanggan pengguna jasa lembaga keuangan namun juga menguntungkan bagi lembaga keuangan sendiri. Dengan online, anggota tidak perlu datang ke lembaga keuangan untuk mengambil tabungan, menabung, atau sekedar mengecek saldo mereka. Selain itu,bisa mentransfer uang ke rekening lain dengan sistem online, membayar tagihan listrik, membayar tagihan air, bahkan membeli pulsa secara online melalui lembaga keuangan.

Dengan sistem online, anggota diharapkan akan menjadi lebih mudah, nyaman, dan lebih terintegrasi dengan kehidupan sehari-hari. Sudah menjadi tugas lembaga keuangan untuk terus menerus mencari cara yang terbaik dalam melayani anggota atau pelanggannya. Nah, peran teknologi dalam dunia lembaga keuangan sangatlah mutlak, dimana kemajuan suatu sistem lembaga keuangan harus ditopang oleh sistem teknologi informasi.

Wajar, bila semakin berkembangnya lembaga keuangan akan semakin kompleks juga fasilitas yang diterapkan lembaga keuangan demi memudahkan pelayanan, itu berarti semakin beragam dan kompleks adopsi teknologi yang dimiliki oleh suatu lembaga keuangan.

Karena kita sadar, bahwa tujuan menerapkan TI tidak lain adalah memudahkan operasional intern perusahaan, dan juga untuk

memudahkan pelayanan terhadap customers. Apalagi untuk saat ini, khususnya dalam dunia lembaga keuangan hampir semua produk yang ditawarkan kepada customers serupa, sehingga persaingan yang terjadi dalam dunia perbankan adalah bagaimana memberikan produk yang serba mudah dan serba cepat.

Operasional yang satu waktu (real time) antar lembaga keuangan juga menjadi tuntutan bagi dunia lembaga keuangan, karena hal ini menjadi salah satu materi bagi pelayanan yang berkompetisi dalam memasarkan produk lembaga keuangan.

SDI Teknologi InformasiPenerapan suatu teknologi informasi

menuntut adanya sumber daya insani yang memadai. Jika sumber daya insani yang ada tidak menguasai teknologi tentu yang terjadi malah pemborosan semata, karena mahalnya teknologi yang telah dibeli jika tidak terpakai merupakan suatu hal yang sia-sia. Lembaga keuangan sebagai lembaga intermediasi bagi masyarakat, sudah seharusnya lembaga keuangan dapat melayani dengan setia dan selalu merealisasikan bentuk-bentuk pelayanan dengan menggunakan teknologi informasi tepat guna.

Kini, lembaga keuangan mikro (BMT) tak kalah dengan perbankan, karena BMT sejak awal sebenarnya dalam operasionalnya sudah melakukan jemput bola dengan cara melayani di tempat dagang anggota-anggota di lapangan atau di pasar. Dengan hadirnya TI, kini lembaga keuangan mencoba melakukan integrasi pelayanan mulai dari pembiayaan, tabungan, simpanan Ijabah (simpanan berjangka), asuransi dan sebagainya.

Dengan begitu, lembaga keuangan dapat memadukan semua layanan jasa lembaga keuangan ini dan meraciknya secara individual untuk para anggota sesuai dengan kebutuhan dan keperluan masing-masing.

Berbagai pelayanan di atas akan menunjukkan bahwa teknologi yang

Tamaddun edisi 37/th.08/Mei-Juni 20138

Sajian Utama

Page 10: Majalah Tamaddun Edisi Mei-Juni 2013

diterapkan dengan baik memberikan competitive advantage (kemampuan kompetitif) kepada sebuah lembaga keuangan. Jadi akan terbukti, penggunaan TI dalam lembaga keuangan akan berfungsi lebih efektif dan efisien. Apabila diimplementasikan dengan seksama. serta, dapat mendukung produk dan layanan dengan tepat guna.

Membeli teknologi adalah kegiatan yang paling mudah dan tidak memerlukan keahlian tinggi. Namun, semuanya kembali memerlukan perancangan, penerapan teknologi yang baik, Good IT Governance, yang berdasarkan kesesuaian target korporasi dari perbankan itu sendiri. Terutama kesiapan SDI yang mumpuni dan profesional dalam menggunakan.

Keuntungan TI bagi Lembaga KeuanganSecara umum, dan tak bisa dipungkiri

bahwa Teknologi Informasi (TI) mempunyai kelebihan keuntungan yang tidak bisa digantikan dengan perangkat lain, antara lain: a). Aplikasi mudah digunakan; b). Layanan dapat dijangkau dari mana saja; c). Murah; d). Dapat dipercaya; dan e). Dapat diandalkan (reliable).

Sedang keuntungan bisnis bagi lembaga keuangan yang menggunakan jaringan informasi (internet) secara online dapat diklasifikasikan menjadi lima hal, yakni:

Pertama, jangkauan bisnis yang luas. Dulu, sebuah lembaga keuangan harus memiliki sebuah kantor cabang untuk beroperasi di tempat tertentu. Kini anggota dengan lebih mudah melakukan transaksi online dalam melakukan aktivitas lembaga keuangan. Dengan TI, akan lebih mempermudah lagi karena menghilangkan batas ruang dan waktu.

Kedua, anggota menjadi loyal atau setia. Bagi anggota yang sering bergerak (mobile) atau mobilitas tinggi, akan merasa lebih nyaman dalam setiap aktivitas bila lembaga keuangan bisa bertransaksi dimanapun di berbagai tempat.

Ketiga, biaya lebih murah. Biaya lembaga keuangan untuk memberikan layanan perbankan dengan TI jauh lebih murah dibandingkan membuka kantor cabang baru.

Keempat, dapat bersaing secara kompetitif. Lembaga keuangan yang telah menggunakan TI yang mutakhir akan memiliki keuntungan dibandingkan dengan lembaga keuangan yang tidak memiliki TI atau koneksi internet.

Kelima, membuka bisnis baru. Dengan internet lembaga keuangan akan memungkinan adanya bisnis model yang baru. Dan layanan baru suatu lembaga keuangan dapat diluncurkan melalui web dengan cepat.

Pelayanan Transaksi yang IntegrasiDengan sarana Teknologi Informasi (TI)

suatu lembaga keuangan dapat melakukan transaksi (finansial dan non-finansial) melalui komputer yang terhubung dengan jaringan internet lembaga keuangan. Adapun model-model transaksi yang bisa dilayani yaitu: transfer dana, informasi saldo, mutasi rekening, informasi nilai tukar, pembayaran tagihan (misal: pembiayaan, transfer uang, rekening telepon, rekening listrik dan asuransi) dan pembelian (misal: pulsa ponsel, tiket pesawat dan tiket kereta).

Masih banyak aplikasi lain dalam dunia lembaga keuangan yang memanfaatkan teknologi informasi. Beberapa lembaga keuangan memperkenalkan layanan yang disebut layanan bergerak, yang memungkinkan pemakai mengecek saldo tabungan ataupun melakukan transaksi seperti pemindah-bukuan melalui ponsel.

Ini akan membuktikan bahwa kehidupan manusia ke depan tak bisa dipisahkan dengan teknologi informasi dalam upaya meningkatkan kesejahteraan bersama. Tapi perlu diingat, teknologi informasi adalah sarana, manusialah yang tetap menjadi penentu utama dalam membangun kesejahteraan manusia seluruhnya. []

Tamaddun edisi 37/th.08/Mei-Juni 2013 9

Page 11: Majalah Tamaddun Edisi Mei-Juni 2013

Sajian Utama

Prof. Dr. M. Suyanto, lahir di Madiun, 20 Februari 1960 dan menikah dengan Dra. Anisah Aini serta mempunyai 2 putra, yaitu Zidna Ilma Azzahra dan Mohammad Abdan Syakura. Sekarang bertempat tinggal di Pesona Merapi Sleman Yogyakarta. Pendidikan S1 dari FMIPA Fisika Universitas Gajah Mada diselesaikan 1987 dan S2 dari Magister Managemen Universitas Gajah Mada lulus 1993. Mendapat gelas phD In Management (USA,1998) dan meraih gelar Doktor (S3), bidang Ilmu Ekonomi dengan konsentrasi Ekonomi Syariah di Universitas Airlangga Surabaya tahun 2007.

Pekerjaan sekarang Ketua STMIK AMIKOM Yogyakarta, Direktur Primagama Group,

Direktur Pusat Pendidikan Komputer dan Managemen IMKI, Komisaris Utama RBTV, Komisaris Utama Radio MQ FM Jogja, Komisaris Utama PT. Mataram Surya Visi, Komisaris Utama PT. GIT Solution, Komisaris Utama Time Excellindo, Ketua Dewan Pembina Yayasan AMA‐STIKES Surya Global Yogyakarta, Ketua Dewan Pembina AMIKOM Surakarta, Wakil Ketua Yayasan UNU Surakarta, Ketua Dewan Pembina STMIK AMIKOM Purwokerto, Ketua Dewan Pembina Yayasan Akademi Komunikasi Radya Binatama Yogyakarta, Ketua Dewan Pembina ABA Sinema, dan Dewan Pendiri STIE TIM Semarang. Di samping itu sebagai pengasuh kolom EKONOMI ISLAM di Harian REPUBLIKA dan kolom KEWIRAUSAHAAN di

Harian KEDAULATAN RAKYAT, serta Acara RAHASIA BISNIS di RBTV.

Beberapa buku yang di tulis antara lain: MUHAMMAD Business Strategy & Ethics, 11 Rahasia Memulai Bisnis Tanpa Uang, Analisis & Desain Aplikasi Multimedia untuk pemasaran, Aplikasi Desain Grafis untuk Periklanan, Bahasa Basic, Basic Advanced, Lotus 1‐2‐3, Pengenalan Pengelolaan Data Elektronik (PPDE), Perencanaan Film Kartun kelas dunia, Teknologi Informasi Untuk Bisnis dan masih banyak yang lain.

Tamaddun edisi 37/th.08/Mei-Juni 201310

Profil

Page 12: Majalah Tamaddun Edisi Mei-Juni 2013

erkembangan teknologi informasi

Ptidak bisa terbendung. Dari kota hingga pelosok desa sudah dengan mudah menikmati layanan teknologi informasi. Anak kecil,

orang dewasa hingga orang tua semua lihai dalam memanfatkan handphone. Kehidupan sosial, budaya dan ekonomi dengan singkat berubah. Artinya, teknologi informasi bisa dengan cepat dan mudah merubah struktur kehidupan manusia.

Bagaimana perkembangan teknologi informasi (TI) dalam sebuah lembaga keuangan? Berikut wawancara ekslusif Zubaeri At dari Tamaddun dengan Prof. Dr. M. Suyanto, Rektor STMIK AMIKOM Yogyakarta di kantornya.

Bagaimana perkembangan TI terhadap lembaga keuangan?

Sebelumnya saya jelaskan, terlebih dulu, bahwa prinsip TI ada tiga yang penting. Pertama, efisiensi. Kedua, efektifitas dan ketiga, kompetitif dalam menciptakan keunggulan. Ada yang lebih penting dan sering kita lupakan yang merupakan ajaran Rasulullah. Ketika rasul berhijrah, rasul saat itu, mensaudarakan antara muhajirin dan anshor. Hal ini menarik, karena dikutip oleh Adam Smith, dalam bukunya the well of nation, yang

tertulis bahwa semenanjung Arab tidak bisa disatukan, terbelah menjadi beberapa kabilah dan suku. Pada zaman Muhammad itulah semenanjung Arab bisa disatukan karena basis dari dua kabilah besar tersebut adalah bisnis. Nah, yang menarik yang mengatakan adalah Adam Smith.

Makanya, nanti lembaga keuangan yang bergerak dalam bisnis harus memegang prinsip dasar tersebut, yakni persaudaraan. Terkait dengan TI, dalam bisnis harus membangun persaudaraan, antara pengusaha besar, pengusaha kecil, petani harus sinergi. Persaudaraan dalam TI disebut dengan link. Saya saat ini diminta BI (Bank Indonesia) untuk mengembangkan sistem informasi harta dan produksi untuk petani, sehingga nanti diharapkan khususnya Jawa Tengah, setiap kepala desa bisa melihat harga padi di pasar A sekian, pasar B sekian. Dengan begitu, petani bisa menjual padinya ke tempat-tempat yang memang secara ekonomi menguntungkan. Jelas, dengan TI akan membangun persaudaraan dan kesejahteraan.

Ada sebetulnya yang lebih penting lagi, yakni mobile TI. Andaikata setiap kelurahan mempunyai nomor handphone pedagang di masing-masing pasar, petani akan lebih mudah mengakses kebutuhan pasar. Misalnya, Ibu A penjual beras, dengan harga sekian.

Tamaddun edisi 37/th.08/Mei-Juni 2013 11

Dengan TI Lebih Adil,Prof. Dr. M. Suyanto (Rektor STIMIK AMIKOM)

Sejahtera dan Kasih Sayang

Page 13: Majalah Tamaddun Edisi Mei-Juni 2013

Sajian Utama

Sedang Ibu B pedagang bawang dengan harga sekian akan lebih mudah ke depan. Ini yang mendukung dalam konsep syariah.

Jadi syariah itu, pertama, adalah keadilan. Ini masalah asimetri (keseimbangan) informasi. Petani hanya dapat informasi yang sangat kecil, ketika informasi terbuka luas akan sangat luar biasa bagi petani. Dengan dibuka informasi akan ada keadilan dalam harga. Kedua, adalah kesejahteraan. TI bisa meningkatkan kesejahteraan. Ketiga, kasih sayang persaudaraan. Dengan adanya channel yang disebut dengan link bisa meningkatkan persaudaraan, kebijaksanaan dan kasih sayang.

Inilah sebenarnya syariah. Apabila tiga nilai di atas digabungkan dengan TI maka akan muncul rasa keadilan, kesejahteraan dan kasih sayang antar umat. Intinya, TI bisa menjadi pendukung syariah. Yang dulu, harga tidak adil, menjadi adil, menjadi sejahtera dan lebih logis dan bijaksana. Artinya, membangun lebih kasih sayang.

Apa sebenarnya fungsi mendasar dari TI?Tentunya, fungsinya lebih efisien. Dulu,

lembaga keuangan banyak menggunakan kertas, atau dulu ketika mau mengambil uang harus menunggu berjam-jam, kini sudah ada ATM yang kapan saja bisa mengambil uang. Selain itu, fungsi TI adalah efektif. Yakni lebih up to date, akurat. Begitu juga dengan pelayanan dan pemasaran menjadi lebih cepat. Fungsi ketiga, keunggulan bersaing. Lembaga keuangan yang mempunyai teknologi informasi yang lebih akan mempunyai daya saing yang lebih dibanding dengan yang lain. Hal tersebut akan berpengaruh pada SDM akan lebih efisien dan efektif.

Apakah TI bisa berfungsi sebagai sistem kontrol dalam lembaga keuangan?

Nah, sebenarnya TI hanyalah alat (tool). Tetapi sistem bila dibantu dengan TI akan menjadikan standar (kontrol) yang bagus. Jika hanya manusia, akan ada perasaan kasihan. Jika TI, bila A ya A dan jika B ya B. Hal ini

menjadikan TI sebagai standar yang lebih bagus, objektif.

Bagaimana anggota lembaga keuangan pada level mikro bisa tahu manfaat TI?

Yang paling mudah, adalah HP. Jadi beberapa petani bisa mengetahui harga di beberapa pasar. Sebagaimana Rasulullah mengajarkan, seperti di atas, persaudaran (link), akses informasi (tahu pasar) dan bisnis, intinya tiga ini. Jadi masyarakat kecil bisa mendapatkan informasi yang lengkap jika mempunyai perangkat TI.

Sederhanya, dalam handphone seluler ada ICT (Information Comunication and Tecknologi). kita tahu, bahwa jumlah HP lebih banyak dibanding penduduk Indonesia bisa mencapai 105%. Jadi, HP merupakan sesuatu yang sederhana, tapi dampaknya luar biasa. Makanya yang kita (STMIK AMIKOM, red) kembangkan ke depan, selain berbasis komputer, juga komputer berbasis mobile. Dengan berbasis SMS (Short Massage Service) menjadikan yang kecil-kecil seperti petani dan pedagang di pasar bisa mengetahui harga, dengan begitu, mereka dapat berjualan dengan harga yang kompetitif. Intinya, dengan IT akan menjadi lebih baik. Dengan harga yang bagus, harapan untung bagi petani atau pedagang bisa menjadi nyata.

Program TI apa yang pas untuk kebutuhan lembaga keuangan?

Kalau saat ini, yang penting bisa menjangkau seleuruh masyarakat. Dan yang paling gampang antara lembaga keuangan dengan yang dipunyai masyarakat saat ini adalah TI berbasis mobile. Siapa tahu, lembaga keuangan bisa memberikan support agar masyarakat mendapatkan informasi banyak. Apapun, dari harga, pembiayaan, tabungan dan pemasaran.

Apa kendala-kendala TI bagi lembaga keuangan?

Kendala utama, kita gagap teknologi (gaptek). Apalagi orang-orang kecil masih terbatas kemampuan menguasai teknologi.

Tamaddun edisi 37/th.08/Mei-Juni 201312

Page 14: Majalah Tamaddun Edisi Mei-Juni 2013

Yang tidak terbatas, adalah HP. Setiap orang hampir semua bisa. Justru itu yang harus kita pakai. Dalam jangka panjang, teknologi komunikasi dan informasi itu masih berbasis HP.

Apakah kecanggihan TI berdampak pada pertumbuhan suatu lembaga, khususnya lembaga keuangan?

Saya katakan betul. Dalam jangka panjang, setiap orang yang ingin pembiayaan, bila berbasis HP akan terlihat, orang ini layak untuk dibiayai atau tidak. Pernah macet atau tidak. Dengan begitu, keputusannya akan lebih cepat bisa diambil. Melayani anggotapun tidak butuh waktu lama.

Apakah TI bisa menjadi sistem yang mengkoneksikan antar anggota lembaga keuangan mikro syariah ke depan?

Sederhananya begini, yang kita kembangkan adalah sistem harga. Jadi ketika SMS akan muncul harganya berapa. Gampang dan cepat sekali. Karena semua orang sudah bisa. Tinggal mendaftar ke tempat (server) kita.

Misalnya, lembaga keuangan atau BMT mencatati nomor HP pengusaha-pengusaha di pasar dan dimasukkan dalam satu data base. Lalu dibagikan pada pedagang atau petani untuk menghubungi lewat HP-nya. Itu pahalanya luar biasa. Karena hanya dengan SMS, mereka bisa dapat informasi. Misalnya “ yu.., harga bawang berapa? Saya punya bawang”. Dengan begitu, orang yang menjual dengan harga murah tidak akan terjadi, sehingga informasinya menjadi sangat bagus.

Sejauhmana perkembangan TI ke depan? Khususnya lembaga keuangan?

Bisa saya katakan, bahwa dulu kita berbisnis offline. Sekarang kita online. Offline ketemu anggota berapa tho? Sangat sedikit. Tapi online, user internet bisa mencapat 2,4 milyar. HP berapa? 5,2 milyar. Justru dalam jangka panjang, bisnis akan ada dalam HP. Diperkirakan tahun 2020, bisnis dalam HP akan meledak. Karena kita akan mengarah pada konvergensi antara teknologi dan komunikasi menyatu. Sehingga masyarakat harus mempersiapkan mentalnya.

Tetapi semakin terbuka teknologi, maka peluang bisnispun akan semakin terbuka, penipuanpun akan semakin banyak. Kini, pasar internet sudah menembus 2 milyar, penipuan semakin marak. Itu yang harus disiapkan.

Ada tambahan?Sekali lagi, saya katakan bahwa teknologi

itu hanya sebagai alat. Jadi, kembali pada hati nurani manusia sebagai pemegang alat tersebut agar manfaat. Dengan teknologi diharapkan menjadikan masyarakat lebih adil, lebih mengembangkan kesejahteraan, mengem-bangkan kasih sayang dan kebijaksaaan. Itulah yang disebut syariah. [zbr]

Tamaddun edisi 37/th.08/Mei-Juni 2013 13

Teknologi itu hanya

sebagai alat. Jadi, kembali

pada hati nurani manusia

sebagai pemegang alat

tersebut agar manfaat.

Dengan teknologi

diharapkan menjadikan

masyarakat lebih adil,

lebih mengembangkan

kesejahteraan, kasih

sayang dan kebijaksaaan.

Itulah yang disebut

syariah

Page 15: Majalah Tamaddun Edisi Mei-Juni 2013

Infrastruktur TAMZIS 2020

Sajian Utama

Terkait dengan pengembangan infrastruktur, khususnya TAMZIS sejak awal memberi perhatian serius terhadap TI yakni sejak 1994. Dua tahun setelah berdiri TAMZIS tahun 1992. Saat itu, dikenal dengan Integration Accounting System generasi 1, meski masih di bawah sistem DOS. Tahun 1998 sistem generasi pertama tadi diganti dengan IAS generasi 2 seri 1 yang beroperasi dengan sistem Windows dan Linux.

TI Sebagai Penguatan

ertumbuhan sebuah

Plembaga keuangan yang sehat, membutuhkan infrastruktur yang kuat, canggih, aman dan

dapat dikembangkan. Dari sembilan infrastruktur yang ingin dikembangkan TAMZIS, ada dua infrastruktur penting terkait dengan teknologi informasi (TI), yaitu pertama, medernisasi sistem informasi keuangan dan keanggotaan secara online. Kedua, pemasangan kamera pemantau (CCTV) di semua kantor TAMZIS.

Kita tahu, penguatan infrastruktur merupakan suatu usaha untuk mempercepat tumbuh kembangnya suatu lembaga sebagaimana mestinya. Jika diibaratkan mobil, maka mobil tersebut harus sesuai dengan standar dan prosedur semestinya, seperti mesin yang kuat, rem yang mantap, ban sesuai dengan jalan yang dilalui, dan tentu sopir yang tangguh dan piawai. Pada sisi lain, jalan yang tersediapun harus bagus dan luas sehingga mobil dapat dipacu dengan kencang dengan tidak membahayakan diri sendiri, mobil tersebut, mobil orang lain maupun lingkungan sekitarnya.

Tamaddun edisi 37/th.08/Mei-Juni 201314

Page 16: Majalah Tamaddun Edisi Mei-Juni 2013

Tahun 2010, TAMZIS membangun sistem TI baru yang diberi nama ICS generasi 1RO1 (Integrated Core System Generasi 1 Real-time Online 1) yang sudah canggih setara dengan kemampuan TI suatu lembaga perbankan umum.

Dengan adanya sistem TI yang baru ini, maka pada tahun 2012 seluruh cabang TAMZIS sudah terhubung secara online, sehingga dimanapun anggota menabung, pada saat yang sama catatan tabungan anggota tadi tercatat di kantor pusat. Artinya, seluruh cabang TAMZIS terhubung secara sewaktu (real-time). Dengan fasilitas sistem tersebut, seluruh kantor cabang TAMZIS mampu melakukan transaksi seperti melayani pengambilan dan penyetoran tabungan di kantor TAMZIS manapun.

Karakteristik TI TAMZISMeski setiap teknologi informasi (TI) mempunyai

standar dan prosedur yang sama, tetapi setiap lembaga keuangan memiliki karakteristik yang berbeda-beda sesuai dengan kepentingan, kebutuhan dan juga terkait dengan strategi pencapaian masing-masing.

Ada lima karakteristik yang dikembangkan TAMZIS dalam melayani anggota, antara lain: pertama, sistem informasi administrasi, sistem informasi keanggotaan, dan sistem informasi keuangan yang memiliki format yang sama disemua kantor TAMZIS. Kedua, sistem informasi administrasi yang mampu merekam dan menyajikan data anggota TAMZIS secara lengkap, efisien dan aktual.

Ketiga, sistem informasi keuangan TAMZIS (core TAMZIS syariah system), mampu menyajikan data pendanaan dan data pembiayaan anggota beserta sejarah mutasi dan transaksinya secara lengkap, akurat dan real-time. Keempat, software sistem informasi TAMZIS, dirancang mudah digunakan (user friendly) dengan tetap menggutamakan keamanan data (data security).

Kelima, sistem informasi TAMZIS sangat upgradetable (dapat ditingkatkan) dan dapat terus dikembangkan (development), sehingga mampu mengikuti kebutuhan pengelolaan data dan informasi. Hal ini memungkinkan karena source code dimiliki oleh TAMZIS.

“Dengan adanya sistem TI

yang baru ini, maka pada

tahun 2012 seluruh cabang

TAMZIS sudah terhubung

secara online, sehingga

dimanapun anggota

menabung, pada saat yang

sama catatan tabungan

anggota tadi tercatat di

kantor pusat. Artinya,

seluruh cabang TAMZIS

terhubung secara sewaktu

(real-time). Dengan

fasilitas sistem tersebut,

seluruh kantor cabang

TAMZIS mampu

melakukan transaksi

seperti melayani

pengambilan dan

penyetoran tabungan di

kantor TAMZIS manapun.

Tamaddun edisi 37/th.08/Mei-Juni 2013 15

Page 17: Majalah Tamaddun Edisi Mei-Juni 2013

Sajian Utama

Pentingnya Sistem OnlinePada dasarnya, sistem online merupakan

upaya untuk menjalin keterhubungan (koneksi) antar individu dengan individu maupun individu dengan lembaga dalam merealisasikan keinginannya dalam waktu yang cepat tanpa dibatasi tempat dan waktu. Makanya sistem online menjadi sarana penting untuk mempertemukan berbagai kepentingan. Apalagi dalam dunia lembaga keuangan, TAMZIS misalnya.

Oleh karenanya, teknologi infomasi online ini menjadikan TAMZIS bisa memberikan playanan prima kepada anggota, sehingga anggota dapat melakukan transaksi keuangan di semua kantor cabang, karena teknologi informasi TAMZIS terintegrasi dan saling terkoneksi (online) di semua kantor.

Ada beberapa alasan mengapa TAMZIS memilih mengembangakan teknologi informasi secara online, antara lain:

Pertama, kantor TAMZIS yang semakin banyak akan memerlukan kecepatan dan ketepatan data. Misalnya, ketika anggota TAMZIS Yogyakarta pergi ke Jakarta bisa mengakses pembiayaan, Ijabah maupun pelayanan-pelayanan yang lain.

Kedua, teknologi informasi terkait dengan laba-rugi, pertumbuhan aset, produktifitas marketing akan terlihat secara otomatis (terkait dengan point-point). Ketiga, bagi personalia (HRD), bisa digunakan untuk memonitoring kenerja marketing maupun kerja administrasi terkait dengan nilai produktifitasnya.

Keempat, bagi anggota, dapat melihat sejarah, transaksi pembiayaan, simpanan maupun Ijabah. Terutama, ketika anggota mengajukan pembiayaan. Lebih khusus lagi, ketika akan mengambil keputusan berapa nominal yang akan dicairkan.

Kelima, bagi manajemen. Online juga digunakan untuk mangawasi, mengontrol dan mengevaluasi perkembangan seluruh komponen dalam lembaga keuangan. Sehingga bisa dengan sigap mengambil sikap bila ada perubahan dalam satu waktu tertentu.

Keenam, mengetahui pertumbuhan kantor secara real-time. Karena data base dari TI akan menunjukkan secara otomatis baik melalui neraca, aset maupun omset setiap waktu. Contoh, bila ada pertumbuhan kantor yang menunjukkan menurun (merugi), marketing bisa dilakukan mutasi (roling) dari kantor yang mengalami laba. Dengan begitu, pertumbuhan kantor akan bersifat stabil. Bahkan meningkat secara terus menerus.

Pelayanan OnlineBicara pelayanan, berarti kita bicara

kepuasan anggota dan kepercayaan anggota pada lembaga keuangan. Apalagi tren lembaga keuangan berlomba-lomba untuk memberikan layanan terbaik bagi anggota. Makanya dengan online, pertama, pelayanan bisa dilakukan lebih cepat. Karena semua data sudah terkoneksi secara otomatis. Dengan begitu, cetak buku (passbook), cetak akad, tambahan code, HP dan printer banking.

Kedua, input data atau output data sudah standar dan sesuai dengan desain program sehingga laporan-laporan secara otomatis langsung tertera dan tersusun rapi, neraca, laba-rugi, transaksi harian, laporan marketing sesuai dengan input data administrasi.

Ketiga, pelayanan anggota lebih cepat. Dengan mengetik kode dari nomor induk anggota atau nomor rekening anggota akan muncul biodata, sejarah transaksi, aktivitas anggota (menabung, setoran dan ijabah) secara lengkap. Misalnya, anggota masih mempunyai pembiayaan berapa? Simpanan ada berapa juta?

Keuntungan Online bagi TAMZISKita tahu, sifat teknologi informasi

adalah selalu memberikan efektifitas, efisien dan murah serta mudah. Tak salah bila seseorang atau lembaga menggunakan teknologi informasi dalam keseharian. Dan yang selalu menjadi pentimbangan adalah keuntungan.

Selanjutnya, mari kita lihat keuntungan teknologi informasi dengan online bagi

Tamaddun edisi 37/th.08/Mei-Juni 201316

Page 18: Majalah Tamaddun Edisi Mei-Juni 2013

TAMZIS khususnya, yakni : a). Data transaksi di lapangan secara otomatis bisa dibaca di kantor masing-masing cabang. Dengan begitu, data mudah untuk dimonitoring. Kelebihan dari sistem ini, pertama, data langsung masuk kantor dan tidak ada manipulasi data oleh marketing di lapangan. Kedua, kinerja marketing akan terlihat (terpantau) setiap waktu atau terekam setiap saat. Ketiga, memudahkan anggota untuk mengetahui saldo, cek pembiayaan, Ijabah (deposito), tabungan dengan hanya kirim SMS ke SMS center dengan format tertentu.

b). Data terpusat dan koordinasipun menjadi gampang. Data seluruh kantor cabang-cabang tersimpan di pusat sehingga keamanan data dijamin akurat dan sesuai data anggota. c). Secara keamanan fisik, data TI yang tersimpan di server data base pusat. d). Dengan sistem online akan lebih mudah dalam pengembangan kantor, membuat sebuah produk lembaga keuangan serta lebih cepat dalam berinovasi dalam pengembangan lebih lanjut. e). Perubahan sistem bisa dilakukan secara serentak dalam satu waktu, ketika ada perubahan sistem operasional, produk dan pelayanan bagi anggota.

f). Dengan online, ke depan, semua sistem lembaga keuangan bisa terintegrasi dengan lembaga keuangan ataupun perusahaan tertentu terutama dalam kerjasama seperti transfer uang, pembayaran listrik, pembayaran telepon, pembayaran air, cicilan motor dan mobil, tiket pesawat, tiket kereta dan sebagainya.

Sistem TI dan BiayaBenar kata pepatah, “uang memang

bukan segala, tapi hidup tetap butuh uang”. Artinya, dalam memperbaiki layanan pasti butuh biaya. Apalagi bicara menerapkan teknologi informasi sebagai infrastruktur sebuah perusahaan, pastilah yang menjadi petimbangan pertama adalah berapa biaya yang dihabiskan dalam pembangunan TI tersebut?

Disisi lain, kita harus ingat bahwa menerapan TI juga harus mempertimbangkan

manfaat, efektif dan efisiensi dalam jangka panjang, bila biaya dibagi seluruh manfaat yang bisa kita peroleh, boleh dibilang hasil jauh lebih hemat dan sangat murah. Atau seperti apa?

Mari kita melihat petimbangan TAMZIS dalam menerapakan teknologi informasi sebagai bagian dari infrastruktur menuju 2020. Mungkin hal ini bisa menjadi cermin dan acuan dalam pengambilan keputusan agar maju bersama menjadi mimpi bersama terwujud secara nyata.

Satu, memang biaya awal sangat mahal, tapi komitmen lembaga keuangan seperti TAMZIS untuk maju menjadi investasi jangka panjang, apalagi memiliki kemudahan dalam melayani anggota. Dan pelayanan anggota ini tidak bernilai bila dinominalkan.

Dua, biaya pembangunan infrastruktur TI menggunakan biaya perusahaan lembaga keuangan yang sudah disiapkan jauh-jauh sebelumnya dan tidak dibebankan bagi anggota. Tiga, demi kecepatan, efektifitas dan efisiensi koneksi menggunakan jaringan fiber optik (tingkat stabilan lebih optimal). Hal ini dilakukan untuk kelancaran pelayanan

Tamaddun edisi 37/th.08/Mei-Juni 2013 17

Pelayanan anggota lebih

cepat. Dengan mengetik

kode dari nomor induk

anggota atau nomor

rekening anggota akan

muncul biodata, sejarah

transaksi, aktivitas

anggota (menabung,

setoran dan ijabah) secara

lengkap.

Page 19: Majalah Tamaddun Edisi Mei-Juni 2013

Sajian Utama

anggota. Empat, perangkat sistem yang dibutuhkan tidak jauh dengan perangkat sistem sebelumnya, hanya tambahan sistem operasionalnya.

TI TAMZIS 2013Di tahun 2013, TAMZIS dalam melayani

anggota sudah berbasis teknologi informasi (TI), antara lain: pertama, TAMZIS menggunakan handphone sebagai mobile teller (pelayanan bergerak). Artinya, para kolektor TAMZIS yang setiap hari mengunjungi anggota, akan dilengkapi dengan handphone dan mini printer. Dengan begitu, tugas administrasi menginput data setoran terpangkas secara signifikan karena proses input sudah dilakukan dilapangan dan transfer ke sistem informasi membutuhkan hitungan detik.

Dengan menggunakan handphone sebagai mobile teller diharapkan ada

peningkatan performa TAMZIS sebagai lembaga yang responsif terhadap kemajuan teknologi. Yang terpenting adalah peningkatan keamanan transaksi yang komputerise dan anggota mendapatkan bukti transaksi tercetak.

Kedua, pelayanan lain adalah SMS Banking. Tim TI TAMZIS juga mengembangkan teknologi yang memungkinkan anggota TAMZIS pemilik rekening tabungan ataupun Ijabah (investasi berjangka mudharabah) dalam mengecek saldo dan melakukan transfer antar anggota TAMZIS di seluruh Indonesia.

Ketiga, passbook (printer cetak transaksi keuangan). Dengan penerapan passbook di TAMZIS, masing-masing cabang TAMZIS dalam melakukan transaksi keuangan dapat melihat saldo simpanannya secara lebih meyakinkan. Printer passbook ini juga dimanfaatkan untuk keperluan pembiayaan, sehingga semua dokumen keluar dari satu sumber, yaitu admin pembiayaan. Hal ini akan menghindari adanya dokumen asli tetapi palsu (aspal) yang dipegang anggota.

Tidak hanya dalam melayani (servis) anggota yang TAMZIS utamakan, tetapi TAMZIS juga melengkapi keamanan seluruh kantor TAMZIS dengan adanya kamera pemantau (CCTV) untuk menjaga keamanan dan mengantisipasi kemungkinan buruk yang terjadi. Selain itu, dengan adanya CCTV rasa aman anggota pada TAMZIS akan semakin meningkat sehingga kepercayaan (trust) anggota pada TAMZIS juga bertambah.

Karena kita sadari bahwa kepercayaan adalah modal utama bagi lembaga jasa keuangan syariah. Dengan adanya CCTV ini segala aktivitas kantor TAMZIS bisa terpantau dan terekam selama 24 jam sehari. Kamerapun dilengkapi dengan teknologi inframerah yang mampu merekam secara tajam meski dalam kondisi gelap.

Dengan sistem TI ini, layanan TAMZIS bisa lebih maksimal dan memuaskan. Keamanan data dan keuangan lebih terjamin. Anggotapun dengan nyaman dilayani di tempat usaha masing-masing. [zbr]

Tamaddun edisi 37/th.08/Mei-Juni 201318

“Dengan menggunakan

handphone sebagai mobile

teller diharapkan ada

peningkatan performa

TAMZIS sebagai lembaga

yang responsif terhadap

kemajuan teknologi. Yang

terpenting adalah

peningkatan keamanan

transaksi yang komputerise

dan anggota mendapatkan

bukti transaksi tercetak.

Page 20: Majalah Tamaddun Edisi Mei-Juni 2013

alam upaya meningkatkan pelayanan kepada anggota terutama anggota

Dyang dilayani di tempat usaha atau di rumahnya, TAMZIS menerapkan teknologi mobile teler di seluruh kantor cabangnya. Sebenarnya teknologi mobile teller sudah lama digunakan tetapi masih terbatas hanya untuk melayani anggota di Area Yogyakarta.

Teknologi mobile teller ini hasil enginering hardware dan software yang dilakukan Litbang dan Tim Teknologi Informasi TAMZIS. Alat yang digunakan terdiri dari Handphone dan mini printer. Sedangkan softwarenya dirancang bangun berbasis android disesuaikan dengan kebutuhan kegiatan pelayanan jemput bola.

Beberapa keunggulan teknologi mobile teller TAMZIS:1. Transaksi setoran simpanan dan setoran pembiayaan dilakukan dengan handhpone

sehingga meminimalisasi kesalahan tulis dan baca.2. Tidak dibutuhkan penulisan slip storan sehingga mempersingkat waktu dan hemat

biaya.3. Struk (kwitansi) setoran simpanan dan setoran pembiayaan dicetak melalui mini

printer langsung dihadapan anggota. 4. Struk (kwitansi) setoran/penarikan simpanan dan struk setoran pembiayaan memuat

informasi yang lengkap mengenai saldo dan posisi terakhir pembiayaan.5. Data transaksi ke depannya secara otomatik terkoneksi real time dengan server

TAMZIS.6. Print out struk berkekuatan hukum sebagai bukti sah transaksi.7. Penggunaan teknologi mobile teller ini memberikan effisiensi baik dari sisi biaya

maupun waktu. Dan yang lebih penting lagi adalah akurasi dan transparansi transaksi.

Teknologi Mobile Teller

Pelayanan anggota di pasar dengan menggunakan Hp dan mini printer

MINTALAH PRINT OUT STRUK SETIAP KALI MELAKUKAN TRANSAKSI, DAN SIMPANLAH SEBAGAI BUKTI.

Tamaddun edisi 37/th.08/Mei-Juni 2013 19

Page 21: Majalah Tamaddun Edisi Mei-Juni 2013

Teknologi Sidik Jari

Anggota memanfaatkan teknologi perekam sidik jari di kantor TAMZIS

etelah semua kantor TAMZIS terkoneksi secara online, kini anggota TAMZIS

Sdapat melakukan transaksi baik setoran/penarikan simpanan, setoran pembiayaan, penarikan bagi hasil IJABAH dan pencairan pokok investasi dapat dilakukan di kantor mana saja yang dipilih anggota. Hal ini penting dimanfaatkan terutama bagi anggota yang memiliki mobilitas tinggi dan menghendaki

keamanan di perjalanan.

Fitur turunan dan sistem online tersebut membutuhkan sistem keamanan untuk memastikan dana yang dititipkan anggota ke TAMZIS benar‐benar terjaga. Misalnya ada anggota Yogyakarta mencairkan IJABAH di Jakarta. Maka petugas TAMZIS di Jakarta harus yakin bahwa pemohon pencairan benar‐benar pemilik dana. Dalam hal ini TAMZIS membutuhkan alat verifikasi yang benar‐benar unik. Tanda tangan walau masih dibutuhkan kini rawan dipalsukan.

Litbang dan Tim Pengembang teknologi informasi TAMZIS merekayasa alat pemindai sidik jari yang biasa digunakan untuk absensi menjadi alat verifikasi unik anggota. Dengan alat ini Insya Allah dana yang dititipkan anggota tidak bisa diambil oleh orang lain selain oleh yang bersangkutan. Sidik jari setiap orang tidak sama dan bersifat unik walau lahir dari rahim yang sama dan waktu yang berdekatan (kembar).

MANFAATKANLAH FITUR ONLINE TAMZIS DENGAN MEREKAM SIDIK JARI DI KANTOR TAMZIS TERDEKAT DI KOTA ANDA

Tamaddun edisi 37/th.08/Mei-Juni 201320

Sajian Utama

Page 22: Majalah Tamaddun Edisi Mei-Juni 2013

Memuat fakta dan edukasi ekonomi syariah

Dinamika sektor ekonomi mikro syariah

Gagasan tokoh ekonomi syariah

Wacana pengembanganekonomi syariah

www.tamzis.com

Page 23: Majalah Tamaddun Edisi Mei-Juni 2013

Dinamika

Beasiswa Tamaddun Motivasi Siswa Gapai Cita-cita

atu persatu siswa‐siswi penerima

Sbeasiswa Tamaddun (Baitul Maal TAMZIS) berdatangan, mulai dari tingkat SD, SLTP/MTS dan SMA/MA. Penyerahan beasiswa yang digelar 6 April 2013 ini,

bertempat di gedung Graha Mina Bhakti, Parakan Temanggung, Jawa Tengah .

Meski sedikit malu‐malu, siswa‐siswi bersalaman dengan para pegiat ekonomi syariah, TAMZIS Parakan. Setelah mengisi daftar hadir dan menerima snack mereka pun langsung duduk sesuai dengan instruksi panitia, putra berada di sebelah kanan tengah dan putri berada di sisi kiri tengah. Bapak dan ibu para pengantarpun duduk di samping mereka.

Beasiswa Tamaddun di TAMZIS Parakan ini diberikan kepada 58 siswa‐siswi dengan total Rp 30.510.000,‐ yang diberikan selama enam bulan. Dan uangnyapun diberikan dalam bentuk tabungan pendidikan yang bisa diambil selama sebulan sekali. “Sengaja diberikan setiap bulan sekali dengan harapan siswa‐siswi gemar menabung, bila pun tidak uang beasiswa bisa digunakan sesuai kebutuhan. Tidak untuk yang lain” kata Rena dalam sambutannya.

Rena Bangun Luhur, sebagai Manajer Area Wilayah Kedu menyampaikan dalam sambutannya, bahwa beasiswa Tamaddun merupakan bentuk tanggung jawab TAMZIS sebagai lembaga keuangan mikro syariah yang tidak hanya meningkatkan profit yang didapat, tetapi juga memiliki misi untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan memberi beasiswa pendidikan bagi masyarakat, terutama di sekitar kantor TAMZIS berdiri.

Rony Nurhastuty dari Disperindagkop Temanggung mengatakan, bahwa tugas dari dinas melakukan pembianaan pada koperasi atau KJKS di masng‐masing wilayah. “Kita tahu, tahun 2010 lalu, dengan adanya bencana kebakaran di pasar Temanggung, TAMZIS telah mempunyai kontribusi besar dengan membebaskan sisa pembiayaan para

pedagang pada TAMZIS. Dengan demikian, TAMZIS turut membantu perekonomian masyarakat Temanggung, khususnya para pedagang. Dengan adanya beasiswa dari Tamaddun, kami selaku pemerintah daerah mengucapkan terima kasih dan saya ucapkan selamat pada siswa‐siswi penerima beasiswa” ujarnya.

Setelah sambutan selesai, acara dilanjutkan dengan pemberian beasiswa pendidikan secara simbolis dari Tamaddun yang diwakili oleh Rena Bangun Luhur pada kepala Disperindagkop dan dilanjutkan dari Disperindagkop pada salah satu kepala sekolah yang mewakili pihak sekolah.

Acarapun dilanjutkan dengan pemberian tausiah oleh KH. Yakup Mubarok yang juga sebagai ketua MUI kabupaten Temanggung. Beliau mengampaikan bahwa dalam hidup akan semakin indah bila ada kesetaraan dan keseimbangan dalam memahami satu dengan yang lain. Inti dari itu semua hanya satu yakni gerak.

Gerak dalam artian, selalu ikhtiar untuk melakukan kebaikan dalam hidup. Sebagaimana yang dilakukan oleh Abu Hurairah, Yakup mengutip, ikhtiar yang paling bagus untuk memperoleh

Rena Bangun Luhur, secara simbolis menyerahkan beasiswa

Tamaddun edisi 37/th.08/Mei-Juni 201322

Page 24: Majalah Tamaddun Edisi Mei-Juni 2013

Tamaddun edisi 37/th.08/Mei-Juni 201310

keselamatan adalah pertama, takut pada Allah Swt., baik dalam kondisi sepi maupun ramai. Kedua, selalu menjaga sikap tengah‐tengah dalam setiap perkara. Misalnya, setiap manusia pasti ingin mencari ridha Allah, tetapi dalam sikap hidupnya selalu dilumuri dengan sikap marah. Makanya, kata Yakup, bagaimana manusia menjaga antara tetap mencari ridha Allah dan menjaga amarah dalam diri manusia.

Yakup melanjutkan, begitu juga dengan mendidikan anak. Seorang anak tidaklah cukup hanya diberi uang saku dan di suruh untuk sekolah. Harus lebih dari itu, yakni setiap orang tua harus memberi bimbingan dan kasih sayang yang hangat pada anak sehingga anak merasa kerasan di rumah

dan tidak mencari ketenangan di luar rumah. Dengan demikian, hal‐hal yang tidak diinginkan orang tua tidak terjadi.

Pada hari yang sama, pemberian beasiswa juga digelar oleh TAMZIS Purbalingga. Acara tersebut bertempat di gedung wanita kabupaten Purbalingga. Beasiswa diberikan kepada 42 siswa‐siswi tingkat SD, SMP dan SMA yang ada di wilayah Purbalingga dan Sekitaranya. Jumlah bantuan Beasiswa yang diberikan, Rp 2.495.000/ bulan, sehingga selama 6 bulan ke depan sebesar Rp. 14.970.000.

Selain siswa‐siswi beserta orang tua wali dan guru, hadir juga perwakilan dari Disperindagkop kabupaten Purbalingga dan perwakilan Polsek Purbalingga. Kasno, Manajer Area TAMZIS Banyumas Timur, mengatakan dalam sambutannya bahwa penyaluran beasiswa ini sekaligus sebagai pertanggungjawaban (akuntabilitas publik) Tamaddun kepada para muzakki (pembayar zakat) atau munfiq (orang yang berinfaq) yang telah mengamanahkan sebagian hartanya untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya.

“Walaupun nilai beasiswa yang diberikan masih belum mencukupi seluruh kebutuhan pendidikan para siswa, Insya Allah bisa meringankan beban orang tua/ wali murid. Oleh karena itu kami mengajak kepada dermawan untuk menyisihkan sebagian hartanya sebagai wujud kepedulian kita akan nasib generasi Indonesia ke depan” tambahnya. [zbr/ir]

Perwakilan dari Disperindagkop Kabupaten Purbalingga menyalami siswa-siswi penerima beasiswa Tamaddun

TAMZIS menggelar Pelatihan Customer Service tingkat Nasional (20/04/2013). Sekitar 30 karyawan jajaran Front Office dan Admin dari berbagai kantor TAMZIS, mengikuti dengan seksama materi yang disampaikan oleh Yuni dari Bank Mandiri Cabang Wonosobo.

Page 25: Majalah Tamaddun Edisi Mei-Juni 2013

onosobo, 23 Februari 2013.

WRapat Anggota Tahunan (RAT) TAMZIS tutup buku tahun 2012 terasa berbeda dengan RAT sebelumnya. Bukan tanpa

sengaja, TAMZIS memang ingin merasa lebih dekat dengan anggota.

Hal tersebut dibuktikan dengan pelaksanaan RAT berada di aula lantai 5 gedung TAMZIS Pusat. Acara ini dihadari 170 anggota yang mewakili seluruh anggota TAMZIS se‐Indonesia. Warna kuning dan batik merah TAMZIS sebagai seragam pun mendominasi ruangan RAT, tak lain merupakan simbol kematangan dan terus bertekad untuk maju dan berkembang ke depan.

Ir. Soleh Yahya dalam sambutan mewakili pengurus TAMZIS menyampaikan, syukur alhamdulillah, tahun 2012 merupakan tahun yang istimewa bagi TAMZIS, karena menandai 20 tahun TAMZIS melayani anggota. TAMZIS saat ini telah

berada di empat propinsi dengan 30 kantor cabang dan jumlah karyawan 456 orang untuk melayani lebih dari 70.000 orang anggota.

Dalam RAT 2012 ini, pengurus bersama manajemen akan menyusun rencana menuju visi 2020 sesuai dengan tema yakni “Penguatan Infrastruktur TAMZIS menuju BMT 2020”.

“Terutama yang ingin menjadi fokus utama ada dua hal yakni pertama, peningkatan Teknologi Informasi (IT) teruma sistem online antara cabang. Kedua, pembangunan sistem pelatihan SDI yang tangguh. Selain itu, secara operasional TAMZIS ingin membangun budaya organisasi yang kuat, yang dilahirkan dari karakter siddiq amanah tabliqh fathanah yang diakronimkan LIFE (Learning Integrity Friendliness Endurance) yang menjiwai setiap langkah pribadi dan bisnis menjadi Good Corporate Culture (GCC) dan Good Corporate Goverment (GCG)” jelas Ir. Soleh.

“Penguatan Infrastruktur TAMZIS Menuju Haluan BMT 2020”

RAT Baituttamwil TAMZIS Tutup Buku Tahun 2012

Saat Suharto, Ketua Pengurus TAMZIS, menyerahkan hadia Umroh (foto kiri). Ir. Sujarwanto, Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Jateng, mewakili manajemen TAMZIS menyerahkan penghargaan kepada TAMZIS Wonosobo sebagai cabang terbaik versi rating (foto kanan).

Dinamika

Tamaddun edisi 37/th.08/Mei-Juni 201324

Page 26: Majalah Tamaddun Edisi Mei-Juni 2013

Acarapun dilanjutkan dengan pemberian penghargaan kantor cabang TAMZIS berprestasi yang diraih oleh TAMZIS Cabang Wonosobo (Versi Rating) dan TAMZIS Cabang KERTEK (Versi Administrasi). Selain itu, dilakukan juga penyerahan prestasi TAMZIS dalam skala Nasional oleh Budi Santoso (Manajer Utama TAMZIS) kepada Saat Suharto (Ketua Pengurus TAMZIS). Presatsi tersebut yakni, TAMZIS masuk dalam 100 koperasi terbesar se‐Indonesia dan TAMZIS mendapatkan juara kedua sebagai lembaga keuangan mikro syariah terbaik (The Best Syariah Microfinance) dari Karim Business Consulting.

Ir. Sujarwanto Dwi Atmoko, M.si selaku kepala Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Tengah, dalam sambutannya mengatakan, bahwa dirinya tahun ini baru tahu jika Koperasi Jasa keuangan Syariah (KJKS) TAMZIS luar biasa, mengembangkan TI yang canggih, dipegang oleh anak muda dan dipimpim oleh manajer‐manajer yang masing muda‐muda. Tak heran jika tahun ini naik 38%.

“ Kita tahu, tantangan koperasi yang tumbuh kembang seperti TAMZIS minimal ada tiga, yaitu pertama, pengembangan TI yang mempermudah dan mempercepat pelayanan. Kedua, menjaga

Budi Santoso, Manajer Utama TAMZIS, saat menerima penghargaan dari Karim Business Consulting sebagai BMT Terbaik Kedua (foto kiri). Adiwarman Karim mendampingi para Manajer Utama BMT penerima penghargaan (foto kanan).

kepercayaan anggota yang begitu besar. Ketiga, budaya perusahaan efektif, efisien dan sesuai dengan Good Corporate Goverment” lanjutnya.

“Tahun 2012, KJKS mempunyai naungan hukum yang jelas dengan lahirnya Undang‐Undang baru No. 17 tahun 2012 tentang perkoperasian, sehingga mampu mewujudkan koperasi sebagai organisasi ekonomi yang sehat, kuat, mandiri, dan tangguh, serta terpercaya sebagai entitas bisnis, yang mendasarkan kegiatannya pada nilai dan prinsip koperasi” tambahnya.

Sujarwanto, terakhir membuka secara resmi RAT KJKS Baituttamwil TAMZIS tutup buku tahun 2012 dengan membaca “Bismillahirrahmanirrahim”.

Setelah istirahat sholat dan makan siang, RAT dilanjutkan dengan rapat yang membahas tentang AD ART, laporan pertanggungjawaban pengurus. Selajutnya musyawarah membahas rencana kerja ke depan serta diakhiri dengan pembagian doorprize dan pemberian hadiah Umroh bagi dua anggota tetap TAMZIS yang diberikan pada Sholehuddin dan Akhmad Sabar. [zbr]

Tamaddun edisi 37/th.08/Mei-Juni 2013 25

Page 27: Majalah Tamaddun Edisi Mei-Juni 2013

Dinamika

Awalil Rizky, Ketua II PBMT Indonesia, ketika sedang menyampaikan materi

onosobo, 2 April 2013.

WDalam rangka terus mensolidkan barisan pegiat dakwah ekonomi syariah, PBMT Korda

Wonosobo menggelar dialog dengan tema “Outlook BMT 2013‐2014”. Acara ini diikuti oleh sekitar 30 orang dari beberapa BMT di Wonosobo. Dialog yang dimulai pagi hingga siang hari ini bertempat di Gedung TAMZIS Pusat lantai 5, Jalan S. Parman 46 Wonosobo.

Awalil Rizky, Ketua II PBMT Indonesia, mengatakan bahwa Indonesia jika tidak ada for majeur, pertumbuhan ekonomi ke depan mencapai 4,5%. Artinya, berjalan normal dan apa adanya, karena memang Indonesia bangsa yang subur, besar dan kreatif.

Kaitannya dengan BMT, Awalil menambahkan, Sumber Daya Insani yang mumpuni mutlak diperlukan. Sehingga mau tidak mau SDI harus terus diperkuat dan

ditingkatkan. Hal ini juga telah menjadi kesepakatan bersama untuk membangun SDI BMT yang mumpuni sesuai yang tertuang dalam Haluan BMT 2020.

Selain itu, kata Awalil, pembiayaan BMT ke depan sangat beda dengan yang lama. Karena kredibilitas BMT sudah tinggi, sehingga untuk meningkatkan financing, tidak cukup hanya dengan meningkatkan plafon. Hal ini karena pertumbuhan BMT terlalu cepat untuk dibendung. Kesiapan BMT untuk melakukan ekspansi tidak hanya di daerah sendiri, namun juga ke luar daerah menjadi penting.

Sehingga, ke depan persoalannya lebih pada penyiapan diri masing‐masing pengelola BMT. Bersatu dalam Perhimpunan BMT Indonesia mutlak dibutuhkan untuk mempermudah harapan tersebut.

Senada dengan hal itu, Budi Santoso, SE., (Manajer Utama TAMZIS), mengingatkan bahwa untuk mencapai cita‐cita bersama itu, BMT harus menata beberapa pondasi utamanya. Diantaranya, pertama, sistem administrasi. Kedua, sistem teknologi informasi (TI). Ketiga, sistem jenjang karir. Keempat, sistem penggajian dan sebagainya.

Para peserta dialog cukup antusias mengikuti acara ini. Beberapa pertanyaan pun mengemuka, kebanyakan optimis untuk melewati tahun ini dengan peningkatan dan prestasi. Ada juga yang masih bertanya‐tanya bagaimanakah caranya. Namun, hal itu terjawab, bahwa berhimpun dalam payung PBMT Indonesia akan mempermudah langkah. Saling menguatkan, mendukung dan belajar satu sama lain. Semoga [ir]

“Outlook BMT 2013-2014”

Tamaddun edisi 37/th.08/Mei-Juni 201326

Dialog PBMT Indonesia Korda Wonosobo

Page 28: Majalah Tamaddun Edisi Mei-Juni 2013

Alfarid Agus, Soehiryanto, Ir. H. Soleh Yahya, Drs. Agus Suryatin (dari kiri ke kanan)

onosobo, 19‐22 Maret

W2013. Dalam rangka meningkatkan kualitas Sumber Daya Insani para pengelola Koperasi Jasa

Syariah (KJS) dan juga Unit Jasa Keuangan Syariah (UJKS) Koperasi, Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Tengah mengadakan kegiatan magang. Kegiatan ini dikhususkan bagi mereka yang konsen dalam bidang pengendalian internal.

Hadir dalam pembukaan acara ini, Soehiryanto (Perwakilan Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Tengah), Drs. Agus Suryatin (Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Wonosobo), Ir. H. Soleh Yahya (Pengurus TAMZIS) dan Alfarid Agus (mewakili Manajemen TAMZIS).

Menurut Soehiryanto, dipilihnya TAMZIS sebagai tempat magang salah satunya karena TAMZIS telah menerapkan dan memiliki divisi

Dinas Koperasi dan UMKM Jawa Tengah

Magang Sistem Pengendalian Internal Bagi KJS-UJKS Koperasi

tersendiri bidang pengendalian internal. Sehingga harapannya, para peserta akan memiliki gambaran lebih jelas sistem pengendalian internal dalam Koperasi Jasa Keuangan Syariah, terutama dalam prakteknya sehari‐hari. Selain itu, karena TAMZIS merupakan salah satu BMT terbesar dan telah tumbuh menasional.

Ir. H. Soleh Yahya, selaku pengurus TAMZIS, memberikan sambutan sekaligus gambaran terkait sistem pengendalian internal di TAMZIS. Menurutnya, lembaga keuangan syariah pada dasarnya mengandalkan self control. Berawal dari memilih orang‐orang yang bertindak tidak bertentangan dengan kebenaran. Ia menambahkan, bahwa orang‐orang yang direkrut oleh TAMZIS harus orang‐orang yang selalu merasakan adanya pengawasan Allah Swt., setiap saat. Selain itu, harus diingatkan bahwa Allah Swt., selalu mengawasi tak pernah ada yang kelewat dari pengawasanNya.

“Selain self control, ada juga pengendalian menyatu” jelas Soleh Yahya. Menurutnya, bahwa karyawan tak terlepas dari sistem dan SOP. Dalam aturan‐aturan tersebut telah diatur tentang kontrol dan unsur‐unsur yang harus dipenuhi. Pengendalian dilakukan oleh auditor internal, auditor wilayah dan eksternal auditor. Tujuannya untuk meminimalisir dan terus‐menerus menekan adanya kesalahan.

Lembaga keuangan syariah, tambah Soleh, sesungguhnya masih proses, terus melakukan perbaikan. Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin. [ir]

Tamaddun edisi 37/th.08/Mei-Juni 2013 27

Page 29: Majalah Tamaddun Edisi Mei-Juni 2013

Dinamika

onosobo, 26 Maret 2013.

WSekitar pukul 9.30 WIB, rombongan Jama'ah Pengajian Khusnul Khotimah Kebayoran Lama Jakarta Selatan tiba di

depan kantor pusat TAMZIS, Jl. S. Parman 46 Wonosobo. Mereka ditemani Mursida Rambe (Direktur Utama BMT Bringharjo Yogyakarta).

Setelah berkoordinasi dengan Forum Lazis Wonosobo, rombongan pun langsung menuju ke Tieng Kejajar Wonosobo. Setelah tiga puluh menit perjalanan, udara dingin Tieng menyambut kehadiran mereka. Sembari berjalan melihat pemandangan pegunungan alam Tieng yang masih hijau dan mengagumkan.

Setelah berjalan kurang lebih 100 meter, rombongan yang dipimpin oleh istri almarhum Bapak Houtman Zaenal Arifin ini, sampailah di lapangan yang berada di kaki bukit gunung Tieng. Di situlah Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) “Maju” desa Tieng berkumpul kurang lebhi ada 150 petani kentang dan petani sayuran.

Acara berlangsung sederhana, duduk di atas tikar berderet ibu‐ibu petani di depan dan bapak‐bapak di belakang. Sedang rombongan jama'ah pengajian duduk di depan para petani berhadap‐hadapan.

Pembukaan seremonial dipimpin oleh Anwar Tribowo, selaku manajer Tamaddun (Baitul Maal TAMZIS) dibuka dengan basmalah bersama. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari perwakilan jama'ah pengajian oleh Bapak Aris. Ia menjelaskan, bahwa jama'ah pengajian ingin silaturrahmi untuk saling mengenal dan saling berbagi. Semua paket yang akan diberikan pada petani Tieng merupakan shodaqah/amal dari para donatur yang notabene jama'ah pengajian Bapak almarhum Houtman Zaenal Arifin.

Dengan silaturrahmi dan berbagi ini kata Aris, berharap bisa membangun persaudaraan antara jama'ah pengajian Khusnul Khotimah dengan para petani sekaligus jama'ah menikmati alam semesta yang jarang‐jarang didapatkan ketika di Jakarta. Selain itu, kita semua berdo'a agar diberi kesehatan dan umur panjang serta tambahan rezeki dari Allah Swt.

Mursida Rambe juga diberi kesempatan memberikan motivasi kepada para petani. Ia menyampaikan, bahwa alam semesta berupa sawah yang terhampar luas, bukit‐bukit yang hijau dan udara yang segar merupakan ciptaan Allah yang patut kita syukuri. Allahu Akbar... Allahu Akbar... beberapa kali diucapkan oleh Rambe melihat limpahan rahmat yang diberikan Allah melalui alam yang ada di Tieng.

Setelah sambutan Rambe selesai, dilanjutkan dengan sambutan perwakilan dari para petani yang intinya mengucapkan terima kasih dan mudah‐mudahan apa yang nanti akan dibagikan

Bangun Silaturrahmi dengan Berbagi

Ibu Houtman Zainal Arifin (kanan), menyerahkan bingkisan

kepada para petani Tieng Kejajar Wonosobo.

Tamaddun edisi 37/th.08/Mei-Juni 201328

Page 30: Majalah Tamaddun Edisi Mei-Juni 2013

bermanfaat bagi petani dan petanipun semakin senang menjadi seorang petani yang banyak memberikan sayur‐sayurannya bagi masyarakat luas.

Do'apun dipanjatkan, para petani, para jama'ah pengajian dan teman‐teman dari Forum Lazis Wanosobo terlihat khidmat memohon pada Sang Pencipta. Amin secara serentak terucap mengakhiri seremonial.

Pembagian bingkisan dan sebuah amplop putih bagi masing‐masing petani yang diberikan langsung oleh Bu Houtman Zaenal Arifin dan dibantu beberapa jama'ah lainnya. Ucapan terima kasih dari para petani terdengar sayup‐sayup bersamaan dengan terpaan angin dingin dataran Tieng. [zbr]

Acara berlangsung sederhana dan khusyuk di lapangan terbuka

akarta. Zakat adalah bagian dari rukun Islam

Jsekaligus instrumen pemberdayaan umat. Dalam memajukan kehidupan umat, pemberdayaan tidak bisa berjalan sendiri‐sendiri. Oleh karenanya, antara pemerintah dan satu

lembaga sosial seperti Baitul Maal PBMT Indonesia harus terus menerus dijalin, salah satunya dengan silaturrahmi.

Kesadaran inilah yang membawa Baitul Maal PBMT Indonesia bersilaturrahmi ke Badan Zakat Nasional (Baznas). Hal ini sebagai awal dalam menjalin kerjasama pemberdayaan dan membangun umat lebih sejahterah dan produktif.

Silaturrahmi yang dilaksanakan pada 22 Februari 2013 ini, melibatkan Dewan Pengurus Pusat PBMT Indonesia, salah satunya peserta silaturrahmi tersebut adalah Budi Santoso, SE., (Manajer Utama TAMZIS).

Silaturrahmi dan audiensi PBMT Indonesia ke Baznas dalam rangka memperkuat fungsi Baitul

Baitul Maal PBMT IndonesiaSilaturrahmi ke BAZNAS

Maal PBMT Indonesia dengan jejaring lembaga sosial terkait dengan Undang‐undang zakat.

“Semoga gerakan BMT memiliki peran semakin berarti dalam menegakkan ziswaf di negeri ini” salah satu peserta mengungkapkan. [rud]

Ustadz Didin Hafidhuddin selaku Ketua Baznas (tengah),

menerima langsung silaturrahmi dari Dewan Pengurus Pusat

PBMT Indonesia.

Tamaddun edisi 37/th.08/Mei-Juni 2013 29

Page 31: Majalah Tamaddun Edisi Mei-Juni 2013

onosobo. Jarak tak selalu

Wmenjadi rintangan berarti dalam membangun ukhuwah islamiyah. Apalagi dalam menjalin yang mempunyai visi

dan misi sama yakni bersama‐sama membangun kesejahteraan umat melalui ekonomi syariah, khususnya BMT.

Membangun ukhuwah islamiyah dengan silaturrahmi itulah yang dilakukan oleh BMT Serambi Madinah, Jambi, Sumatera ke TAMZIS Pusat, Wonosobo, Jawa Tengah (27/02/2013).

Hadir dari BMT Serambi Madinah, lima peserta yang terdiri dari Pengurus dan Pengelola yang dipimpin Agus Yusuf sebagai Manajer. Silaturrahmi secara langsung disambut Manajer Utama TAMZIS, Budi Santoso, SE., bersama wakilnya, Tri Supriyo Wijiyanto.

Rasa kagum ketika melihat gedung TAMZIS yang megah membuat keinginan untuk maju dan berkembang bersama. Hal ini terlihat dari antusiasme peserta yang banyak sharing ide dan strategi sekaligus operasional pada TAMZIS yang kini memiliki tiga puluh kantor cabang. Mulai dari SOP (Standar Operasional Prosedur), pengembangan SDI dan produk sekaligus sistem pelayanan bagi anggota.

Soal Pelayanan dan pembiayaan, Budi Santoso menjelaskan sejarah pelayanan dari dahulu yang dimulai dari satu hingga lima juta Rupiah bagi anggota yang didominasi pedagang pasar tradisional. Hingga sekarang sudah mencapai puluhan hingga ratusan juta Rupiah yang mencoba membiayai industri produktif di masing‐masing wilayah cabang TAMZIS.

Untuk kecepatan pelayanan, Budi juga menyampaikan bahwa TAMZIS mulai Januari 2013 kemarin telah mengembangkan sistem online antar cabang dan pelayanan mobile teller menggunakan Handphone (HP) yang sudah dimodifikasi, sehingga transaksi TAMZIS dengan anggota bisa lebih cepat, efektif dan efisien. [zbr]

BMT Serambi MadinahBangun Ukhuwah Islamiyah ke TAMZIS

Budi Santoso dan Tri Supriyo Wijiyanto, mendampingi peserta studi banding.

Tamaddun edisi 37/th.08/Mei-Juni 201310

Pembekalan calon karyawan TAMZIS (01/04/2013). Aswandi Danoe, selaku pengurus TAMZIS, membuka forum pembekalan dengan motivasi seorang muslim harus giat berkarya dan berusaha sebaik‐baiknya.

Dinamika

Page 32: Majalah Tamaddun Edisi Mei-Juni 2013
Page 33: Majalah Tamaddun Edisi Mei-Juni 2013

TAMZIS DEPOK

Profil

rinsip pokok lembaga keuangan

Pmikro syariah adalah melakukan pemberdayaan umat melalui pembiayaan modal usaha, TAMZIS salah satunya. Dan untuk

memperluas pemanfaatan dalam pemberdayaan tidak bisa tidak harus membangun jaringan, membangun kantor pelayanan yang potensial dan strategis serta lingkungan yang mendukung.

Secara usia TAMZIS Depok masih relatif muda, yakni dua tahun. Bila dibanding berdirinya TAMZIS awal yang mulai tahun 1992 lalu. Secara geografis, kota Depok merupakan daerah yang sangat dekat dengan ibu kota Jakarta. Jadi bisa dipastikan budaya, profesi, kondisi ekonomi dan pola hidup bisa dibilang tidak jauh beda dengan ibu kota Jakarta. Multi etnis dan multi adat istiadat.

Ada yang mengatakan, warga kota Depok adalah warga yang banyak mendominasi ruang-ruang bisnis dan ruang-ruang publik yang ada di Jakarta. Wajar, bila melihat kota Jakarta semakin hari, semakin menyempit. Pilihan tinggal di Depok dan bekerja di Jakarta jadi pilihan yang tepat. Ekonomi Jakartapun banyak mengalir ke kota Depok.

Hal tersebut yang memotivasi TAMZIS untuk membuka kantor di Depok. Ditambah lagi, kultur Depok menjunjung tinggi nilai agama. Jadi pas, bila TAMZIS yang notabene lembaga keuangan mikro syariah berharap bisa bermitra dengan warga Depok.

TAMZIS berada di lokasi yang strategis, yakni Jalan Margonda Raya 302 B Kota Depok. Hal ini agar pemberdayaan dan syiar ekonomi syariah bagi warga Depok lebih mudah.

Setia Melayani Usaha MikroDi tahun 2013, TAMZIS Depok ingin

meningkatkan produktifitasnya pada ranah funding. Tetapi pada sisi financing akan tetap didorong pembiayaan sesuai prosedur dan akad dalam ekonomi syariah. Artinya, setiap kegiatan dan kebijakan TAMZIS Depok berusaha seimbang dalam meningkatkan performa penghimpunan dana dan pengembangan financing.

Pada sisi funding, mulai berdiri TAMZIS Depok bermodal 1 milyar Rupiah, hingga Februari 2013 sudah mencapai 12 milyar Rupiah. Apa artinya? Pertumbuhan TAMZIS Depok pada sisi funding menunjukkan angka yang fantastik. Begitu juga dengan pembiayaan (financing) tidak kurang telah membiayai anggota hingga 500 pedagang. Mengingat pemberdayaan TAMZIS berpihak pada pedagang pasar tradisional.

Ada sembilan pasar tradisional yang potensial di lingkungan Depok telah menjadi mitra TAMZIS Depok antara lain; pasar Kemiri, pasar Depok Jaya, pasar Agung, pasar Pucung, pasar Cisalak, pasar Depen (Departemen Penerangan), pasar Musi, pasar Palsi Gunung dan pasar Citayang yang masuk wilayah Bogor tapi lokasi lebih dekat dengan Depok.

Budaya TAMZIS DepokSebagai lembaga keuangan mikro syariah,

TAMZIS Depok mempunyai budaya yang dikembangkan untuk mendukung produktifitas maupun kebersamaan dalam mencapai tujuan dunia dan akhirat. Seperti, pertama, melaksanakan pengajian internal yang diadakan

Layanan Terbaik, Utama dan Terpercaya

Menjadi Lembaga Keuangan Mikro Syariah yang Memberi

Tamaddun edisi 37/th.08/Mei-Juni 201332

Page 34: Majalah Tamaddun Edisi Mei-Juni 2013

dua minggu sekali. Metode yang dipakai adalah mengaji al-qur'an bersama kemudian dilanjutkan dengan ceramah agama. Dengan pengajian diharapkan bisa mengembangkan sisi ruhani masing-masing karyawan TAMZIS.

Kedua, budaya saling silaturrahmi dan saling membantu bila ada teman atau keluarga yang terkena musibah yang dilakuakan secara bersama-sama. Ketiga, mengadakan arisan antar karyawan. Budaya arisan bukan semata-mata soal finansial tetapi kebersamaan yang disatukan dalam agenda kantor. Dengan begitu, rasa kekeluargaan antar karyawan akan terbentuk semakin kokoh. Apalagi ada aturan dalam arisan tersebut, siapa yang dapat harus memberi tausyiah, semampunya.

Keempat, budaya yang mendukung pekerjaan, seperti melakukan pendampingan marketing dalam pengetahuan dan pelayanan bagi anggota. Ada juga “Bedah Pasar”, biasanya dilaksanakan pada hari Sabtu, semua marketing off dari rutinitas hari biasanya dan bersama-sama melakukan penawaran, atau selling dalam rangka menawarkan produk dan penambahan anggota. Selain itu dilaksanakan pendidikan sehabis

kolekting agar kualitas pengetahuan marketing bertambah dan memecahkan masalah-masalah yang sering di hadapi marketing.

Jadi, secara struktural organisasi, TAMZIS Depok membangun budaya melalui dua tahapan yaitu secara formal, TAMZIS Depok selalu rutin melaksanakan kajian-kajian terutama soal ekonomi syariah dan juga ada rapat internal karyawan yang membahas tentang produktifitas laba-rugi, berbagi pengalaman dan sharing masalah pasar serta curhat bersama.

Secara non-formal, saling silaturrahmi keluarga, berbagi kesusahan diri maupun keluarga. tak kalah penting adalah budaya jabat tangan sambil mengucap salam. Dengan jabat tangan secara otomatis ada energi positif yang mengalir melalui suasana batin yang akrab dan menimbulkan kekuatan positif kerja tim.

Sedang tim TAMZIS Depok sendiri terdiri dari: Hendi Suhendi (MMC), Hana Tri Martuti (MAC), Woro Tri Hastuti (AO), Shinta Zumal, Maulana Eggi Aditya, Revin maulana, Ahmad Muharam, Oggi Suprayogi (Marketing), Joko Susilo dan M. Rifki Efendi (Staf Administrasi).

Tamaddun edisi 37/th.08/Mei-Juni 2013 33

Page 35: Majalah Tamaddun Edisi Mei-Juni 2013

Kerja ProduktifDalam sebuah perusahaan, budaya

merupakan dasar membangun kekuatan, kemajuan dan produktifitas kerja. Dengan budaya yang kuat bisa dipastikan akan mampu mendukung produktifitas dalam berkerja dan kebersamaan dalam suka dan duka.

Bicara soal produktifitas, TAMZIS Depok juga memiliki beberapa tips yang sedang dijalankan demi mendukung produktifitas, antara lain; pertama, mengadakan pelatihan survey dan analisis bagi karyawan yang baru. Kedua, memberikan pemahaman legalitas sebuah jaminan. Dengan pemahaman ini, karyawan bisa lebih hati-hati lagi dalam setiap transaksi. Ketiga, memupuk kepercayaan diri di lapangan dan siap memberi motivasi pada pedagang. Keempat, MMC dan MAC selalu membimbing dan mengarahkan marketing di lapangan.

Kelima, bagi administrasi selalu ditanya “Ayo mana yang tidak mengerti, apa yang bisa dibantu”. Dalam pencairanpun, harus jelas prosedur dan jaminan serta penerima pembiayaannya. Selain itu, tentu administrasi mampu mensupport marketing dalam melakukan kolekting tabungan, angsuran dan kehati-hatian dalam setiap pelayanan.

Nilai plus yang membedakan antara lembaga keuangan syariah dengan lembaga keuangan lain adalah tidak saja mengejar produktifitas dan nilai profit semata tetapi tetap berjalan sesuai jalur hukum Islam atau syariah. Karena memang, goal akhirnya yang sampai pada kebahagiaan dunia dan akhirat.

Untuk mencapai kedua tujuan tersebut, TAMZIS Depok dalam kesehariannya dituntut untuk selalu membentuk pribadi-pribadi ruhiyah dengan menanamkan aqidah yang kuat dan kokoh. Terbukti “dulu, awal-awal, TAMZIS Depok masih menawarkan funding bagi masyarakat, tetapi kini sebaliknya, banyak investor yang datang ke TAMZIS Depok” tutur Hendi MMC (Manajer Marketing Cabang). Hendi juga mengatakan, jika pembangunan sisi ruhiyah sudah terbangun, pastilah TAMZIS Depok ke depan akan bisa menjadi lembaga keuangan mikro yang besar dan terpercaya.

Tamaddun edisi 37/th.08/Mei-Juni 201334

Profil

Begitu juga dengan akad-akad syariah, TAMZIS Depok juga menekankan dengan memberi pengertian bahwa akad itu penting, karena dari akadlah apakah transaksi yang kita lakukan sudah sesuai dengan syariah atau belum. Karyawan TAMZIS Depokpun diberi pengetahuan untuk membedakan pembiayaan pada nilai gunanya, seperti pembiayaan untuk konsumsi berarti pembiayaan menggunakan murabahah (jual beli). Bila pembiayaan untuk perdagangan, akadnya bisa mudharabah atau musyarakah dan lainnya.

Bila sudah disetujui jenis akadnya, TAMZIS Depok menggunakan tata cara (etika) akad secara konsisten, misalnya ketika akad diawali dengan basmallah, disebutkan nominal dan perinciannya serta ditutup dengan do'a “mudah-mudahan pembiayaan ini bermanfat dan barokah bagi bapak atau ibu, usahapun diberi kelancaran dan saling amanah dalam menjalani”.

Fokus Utama Pembiayaan Mengingat letak TAMZIS Depok berada di

wilayah perkotaan, sangat pas bila fokus pembiayaan yang dilakukan adalah pembiayaan mikro-2, disamping pembiayaan mikro-1 tetap berjalan dan dimaksimalkan terutama di pasar tradisional.

Pada tahun 2013, Hendi menuturkan, bila pembiayaan mikro-1 malah berisiko mengingat daerah perkotaan tidak dihuni oleh warga asli Depok. Berbeda ketika menerapkan mikro-2 yang menggunakan operasional prosedur sesuai dengan perbankan yang disertai dengan jaminan, BI Checking dan diutamakan yang usaha berada di pasar. Kemacetanpun akan dapat diantisipasi. Makanya, pembiayaan mikro-1 dan mikro -2 bagi TAMZIS Depok mendapatkan porsi yang seimbang sehingga rasa aman tetap terjalin.

Semua program pelayanan dan pembiayaan bagi TAMZIS Depok tetap pada prinsip dasar yakni menjunjung tinggi nilai kekeluargaan, profesionalisme dan syariah. Harapannya, TAMZIS tetap tumbuh bersama anggota dalam menuai kebahagian dunia secara ekonomi dan akhirat secara syariah. [zbr]

Page 36: Majalah Tamaddun Edisi Mei-Juni 2013

Pasar Induk Ajibarang

m2 dengan jumlah ruko: 28 unit. Jumlah toko 87 unit. Jumlah kios: 394 unit. Jumlah los: 40 los. Jumlah pedagang los: 768 orang. Sedang jumlah pedagang lesehan: 484 orang.

Lilik Gunawan sendiri mempunyai banyak pengalaman dalam mengelola pasar, mengingat sebelumnya ia menjadi kepala pasar Wage Purwokerto. Ia mengungkap bahwa pasar Ajibarang konsep awalnya sudah dipisah antara dagangan basah dan kering. Sayuran dengan pakaian. Pasar hewan sendiri. Dan juga pasar pisang.

Pasar Ajibarang, sudah masyhur dikalangan orang Banyumas dan sekitarnya bahwa pasar Ajibarang merupakan pasar

asar Ajibarang merupakan pasar

Pinduk terbesar kedua setelah pasar Wage Purwokerto di kerisedenan Banyumas, Jawa Tengah. Dalam perkembangannya, pasar

Ajibarang tidak mampu menampung pedagang, sehingga 1996 pasar Ajibarang direnovasi yang menempati lahan 3.5 hektar di jalan lingkar Jalan Raya Pancasan, Ajibarang Banyumas. Kini, pasar Ajibarang sudah terlihat lebih modern dan dikelola secara profesional.

Sesuai data dari dinas pasar sendiri, pasar Ajibarang hingga 2012 menempati luas pasar; 35.995,92 m2, luas bangunan; 18.770,08

Menjadi Pasar Tradisional dengan Pengelolaan Modern

Tamaddun edisi 37/th.08/Mei-Juni 2013 35

Page 37: Majalah Tamaddun Edisi Mei-Juni 2013

untuk bumbu, seperti bawang, cabe sampai sayur mayur.

"Pasar Ajibarang lokasinya sangat strategis. Buka 24 jam setiap hari bagi pedagang dan pembeli melakukan transaksi. Sehingga tak heran jika setiap hari, nilai transaski pasar ajibarang mencapi 1 M", jelas Lilik.

Fasilitas Pasar AjibarangPasar Ajibarang beberapa kali diikutkan

dalam lomba pasar di tingkat Jawa Tengah, karena memang infrastrukturnya lengkap dan mendukung, misalnya saja soal sanitasi, keamanan, fasilitas, SOP pasar, bangunan pasar, lokasi pasar, pedagang dan pembeli sampai nilai transaksi dalam setiap harinya.

Lilik mengatakan, beberapa fasilitas di pasar Ajibarang sebagian besar dikelola sendiri, yang disesuaikan kemampuan. Bila tidak, kita kerjasama dengan pihak ketiga. Untuk fasilitas keamanan, tempat pembuangan sampah atau kebersihan dan listrik secara langsung dikelola dinas pasar. Sedang untuk parkiran, dikerjasamakan dengan pihak ketiga. “alhamdulillah setiap bulan, pemasukan dari parkir pada dinas pasar tidak kurang dari dua juta Rupiah” Lilik menambahkan.

Untuk sarana umum, pasar Ajibarang dilengkapi masjid pasar yang terletak bersebelahan dengan pasar dan memiliki lokasi

bawang merah, bumbu, sayuran dan pasar pisang terbesar di Jawa Tengah bagian selatan.

Apalagi pasar Ajibarang terdapat pula pasar hewan yang letaknya 1 kilometer, pasar unggas dan pasar ikan tawar. Dengan begitu, pasar Ajibarang sebenarnya mempunyai potensi yang ramai. Tak heran, jika beberapa kabupaten dan kota disekitarnya masih memilih untuk berbelanja di pasar Ajibarang. Dan pengunjung setiap hari tak kurang dari 1.500 orang, bahkan jika pasaran mencapai 2.000 pengunjung.

Retribusi Pasar AjibarangSejak berlakunya Perda No 19 tahun

2011 yang mengatur tentang retribusi jasa umum di Kabupaten Banyumas, pendapatan pasar Ajibarang terus meningkat. Menurut Lilik, sebelum Perda tentang restribusi pasar berlaku sebenarnya pendapatan pasar Ajibarang sudah naik. Dari tahun 2011 yang setiap bulan mencapai Rp 54 juta, Februari 2012 pendapatan pasar Ajibarang naik menjadi Rp 58 juta. Hingga 2013 pendapatan pasar mencapai Rp 71 juta.

Lilik menjelaskan, pola komunikasi yang dipakai untuk meningkatkan retribusi melalui pendekatan personal dengan memanggil pedagang kemudian mensosialisasikan Perda penyesuaian tarif serta menjelaskan hak dan kewajiban.

Lilik menambahkan, rata-rata kenaikan retribusi mulai dari los sampai kios, yaitu dari 50 Rupiah sampai 400 Rupiah. Restribusi los naik dari Rp 50 menjadi Rp 200 per hari. Kios per meter persegi dari Rp 325 menjadi Rp 400 per hari.

Omzet pasar Ajibarang cukup menggembirakan. Sebenarnya disebabkan adanya importir bumbu, seperti bawang sampai sayuran yang ada di pasar Ajibarang. Begitu juga dengan keberadaan toko emas yang ada di komplek pasar Ajibarang.

Selain itu, pasar Ajibarang merupakan pasar penopang kebutuhan pedagang pasar yang ada di Banjarnegara, Bumiayu, Sidareja, Pasar Wage Purwokerto, Cilacap, terutama

Tamaddun edisi 37/th.08/Mei-Juni 201336

Lilik Gunawan, Kepala Dinas Pasar Ajibarang Purwokerto

Profil

Page 38: Majalah Tamaddun Edisi Mei-Juni 2013

bongkar muat yang luas kurang lebih 40x60 m2. Dalam melayani pedagang, dinas pasar Ajibarang dibantu 48 pegawai pasar, 12 satpam yang bertugas secara bergantian. 24 karyawan untuk menjaga kebersihan, 7 karyawan yang bertugas untuk menagih retribusi. 3 karyawan lagi untuk menangani administrasi dan 2 lagi sebagai kepala dinas pasar dan wakilnya.

“Kita sebagai pengurus pasar fungsi melayani saja, jika ada kerugian itu sudah biasa, yang penting pedagang bisa terlayani” kata bapak asli Yogyakarta ini.

Masalah di pasar tradisional itu biasa, tinggal bagaimana memahami dan saling memperbaiki satu sama lainnya. Semua itu perlu manajemen pengaturan dan pengelolaan yang baik, peran kepala pasar cukup penting dalam menangani masalah tersebut.

Kita juga sadari, banyak persepsi yang berkembang di masyarakat, bahwa pasar tradisional itu becek, kumuh, tak terawat, bau dan semrawut tapi di pasar Ajibarang oleh Lilik dibuat sebisa mungkin para pengunjung merasa nyaman. Dan itulah tugas Kepala Dinas Pasar sebenarnya.

Pasar Ajibarang Ke Depan

Sebagai kepala UPT Pasar Ajibarang ada beberapa yang menjadi kebutuhan, sekaligus prinsip yang harus dipegang agar pasar tradisional Ajibarang tetap dikunjungi para pelanggannya. Pertama, merenovasi pasar hewan. Mengingat saat ini pasar hewan tidak memiliki lahan parkir yang memadahi.

Kedua, memberi keluasan pada pedagang khususnya pasar pisang selama masih dalam aturan dan koordinasi yang jelas dengan dinas pasar. ”Dinas pasar tidak mau mengatur-ngatur dan banyak ikut campur” ujar Lilik.

Yang manarik lagi, kata Lilik, di pasar Ajibarang secara koordinasi lebih mudah mengingat masing-masing pedagang mempunyai paguyuban sendiri. Misalnya, buah, pisang, ojek, kuli angkut dan parkir dengan begitu semua bisa terlayani dengan baik.

Ketiga, ke depan, ada upaya untuk memodernisasikan pasar tradisonal Ajibarang dengan membangun suasana kebatinan yang saling mengisi seperti saling menjaga kebersihan, keamanan terjamin, tidak ada pengamen dan pengemis dan tidak ada juga rentenir. Oleh karenanya, satu sama lain harus saling terkait dan tidak ngrusuhi ( membuat masalah).

Bisa dibayangkan, jelas Lilik, bila struktur pengelola pasar Ajibarang kuat dan profesional, pastinya para pedagang akan membayar retribusi sesuai waktu, dengan begitu perawatan pasar akan berjalan bersama-sama sehingga suasana pasar tradisional menjadi nyaman dan enak.

“Makanya, ketika pengelola pasar memberi rasa aman dan kenyamanan pada para pedagang, pedagangpun akan lebih tenang dalam berdagang, untungpun Insya Allah akan bertambah” Lilik menutup obrolan dengan Tamaddun.

Tri Astuti (55), pedagang daging pasar Ajibarang. Sebelumnya ia membuka warung untuk menopang kehidupan keluarga. Tapi karena dirasa banyak menyita waktu dan sering menunda-nunda waktu akhirnya ia memutuskan untuk berhenti. Dan memutuskan untuk berjualan di pasar Ajibarang.

Sistem yang di jalankan Tri adalah menjualkan daging, bila tidak habis bisa dikembalikan. Dengan begitu, dalam sehari ia bisa menjual daging sapi dan balungan (tulang) lebih dari 13 kilogram dan setiap kilogram bisa mengambil untung Rp 4 ribu hingga Rp 5 ribu.

Meski menempati los tebokan, yakni los yang memang sengaja tidak dijual belikan dan disediakan untuk para pedagang sifatnya musiman. Setiap pedagang boleh berjualan di los ini, asal tidak disekat-sekat, apalagi di jual pada pedagang yang lain. Ada sekitar 100-an pedagang yang memanfaatkan los ini. Tri memberi penjelasan bahwa pasar Ajibarang mulai dulu hingga saat ini masih sama ramainya. [zbr]

Tamaddun edisi 37/th.08/Mei-Juni 2013 37

Page 39: Majalah Tamaddun Edisi Mei-Juni 2013

KH. Abdul Majid Umar(Manajer Utama BMT UGT Sidogiri)

Pelopor Pelopor Ekonomi Syariah Ekonomi Syariah Dari PesantrenDari Pesantren

Pelopor Ekonomi Syariah Dari Pesantren

Nama� � : Abdul Majid UmarTempat,tgl, lahir� : Pasuruan, 27 Juni 1968Alamat Rumah� : Desa Sidogiri RT.02/ RW.02 Kraton Pasuruan Jawa TimurNama Istri� : JamilahIbu� � : HalimahAyah� � : H. UmarJumlah Anak� : 3 orangPekerjaan saat ini� : Manajer Utama KJKS BMT UGT Sidogiri

Riwayat Pendidikan� :‐ SDN Kalirejo Gondongwetan Pasurauan Jatim‐ Madrasah Tsanawiyah PP Sidogiri Pasuruan‐ Madrasah Aliyah PP Sidogiri Pasuruan‐ Universitas Al‐Aqidah Jakarta tahun 2008

‐ Universitas Islam Malang sedang ditempuh‐ Pelatihan KKMB (Konsultan keuangan Mitra Bank) oleh BI Malang‐ Pelatihan Perbankan syariah

Riwayat Organisasi :‐ Bendara IASS Sidogiri‐ Pengawas Syariah Inkopsyah‐ Wakil ketua Absindo (Asosiasi BMT Seluruh Indonesia)‐ Konsultan keuangan Mitra Bank (KKMB) BI Malang

Riwayat pekerjaan:‐ Manager Utama KJKS BMT UGT Sidogiri (2005‐sekarang)‐ Sekretaris Jendral Himpunan Alumni dan santri PeBisnis Indonesia (HASBI)‐ Dewan pengawas syariah BPR Untung Suropati

Profil:

Sosok

Tamaddun edisi 37/th.08/Mei-Juni 201338

Page 40: Majalah Tamaddun Edisi Mei-Juni 2013

Tamaddun edisi 37/th.08/Mei-Juni 2013 39

Page 41: Majalah Tamaddun Edisi Mei-Juni 2013

Sosok

Tamaddun edisi 37/th.08/Mei-Juni 201340

ikalangan pegiat BMT Indonesia,

DKH. Abdul Majid biasa disapa Kyai Majid. Sapaan akrab bagi pria yang selalu berpeci ini cukup berasalan, karena memang ia dari

kalangan pondok pesantren Sidogiri. Kyai memang panggilan sehari-harinya.

Pria kelahiran Pasuruan, 27 Juni 1968 ini, awalnya mempelopori BMT di kalangan pesantren. Berawal dari rasa kepedulian mendalam terhadap keadaan pedagang yang terlilit rentenir di pasar. Sebagai seorang santri, pengetahuan akan syariah memotivasi menuntut adanya solusi. Mengingat, dampak rentenir yang sangat mencekik secara ekonomi dan hukumnya haram secara syariah.

Dari tanggung jawab itulah, Majid kemudian belajar sistem ekonomi dan tata pengelolaan keuangan sehingga mempunyai manfaat pada masyarakat terutama masyarakat Sidogiri. Setelah bermusyawarah panjang munculah ide untuk mencoba membuat sebaik-baiknya kelembagaan keuangan.

Awalnya ia, merasa khawatir bila membuka di lingkungan Sidogiri sendiri, makanya awal mula BMT di kecamatan Wonorejo, Pasuruan. “kita takut gagal, kalau gagal akan berdampak pada pesantren” ujar Majid. Sisi lain, masyarakat juga menantang, “bagaimana orang pondok pesantren mengelola ekonomi sesuai syariah?.

Maka berdirilah BMT MMU Sidogiri dengan modal Rp 13,5 juta hasil dari urunan. Berjalan satu minggu aset sudah menjadi Rp 15 juta. Bagaimana memutar uang sebanyak itu, “Saat itu, Rp 13 juta saja sudah banyak, dibiarkan minta makan (ada biaya yang ditanggung), jika dikelola ada resiko”, kata Majid. Dari situ, ia merasa terpacu untuk belajar dan kemudian mencari model pengelola keuangan yang bagus. Maka ketemulah ia dengan Bank Muamalat dan orang-orang Pinbuk. Setelah berjalan, ia melihat masih banyak yang harus diperbaiki guna meningkatkan servis yang baik bagi masyarakat.

“Saat itu, saya masih menjadi pengurus dan sering diikutkan pelatihan dimana-mana. Salah satunya, pelatihan Konsultan Keuangan Mitra Bank BI (KKMB) di Malang, padahal

syaratnya waktu itu minimal D3, sedang saya lulusan Madrasah Aliyah Ponpes Sidogiri, jadi yang dari Aliyah cuma saya sendiri”, suami Jamilah ini cerita sambil tersenyum.

Saking semangatnya, ia minta izin pada Ketua Pengurus BMT, KH. Mahmud Ali Zain. Ia bertanya apa targetnya ikut pelatihan? Targetnya sederhana, kenal dan akrab dengan orang pintar, itu saja, jawab KH. Mahmud. Soal materi, KH. Mahmud memberi jawaban, tak kalah mengherankan majid, “kamu bisa alhamdulillah, tidak bisa itu wajar karena kamu tidak diajari materi itu sebelumnya” tambah KH. Mahmud. Materi saat itu, bagaimana menyalurkan kredit, bagaimana mendampingi UMKM dan yang paling banyak adalah analisa kredit.

Nah, saat itu Majid mulai berpikir, bagaimana bisa mengenal dan dikenal orang pintar? Memang, ketika dalam forum, Majid pasif, karena memang tidak banyak ia mengerti.

“Konsep yang dikembangkan

adalah fiddunnya khasanah,

wa fil akhirati khasanah,

artinya sisi duniawinya

tercukupi dengan bekerja di

BMT, siangnya berjuang di

jalan akhirat dengan

mengajar madrasah. Semua

menjadi mudah, karena sisi

dunia dan akhiratnya sudah

terpenuhi.

Page 42: Majalah Tamaddun Edisi Mei-Juni 2013

Tamaddun edisi 37/th.08/Mei-Juni 2013 41

Tapi diluar forum, ia mendekati beberapa tokoh yang pintar, dengan pola humor ala pesantren dengan akrab dan masih ada kaitan dengan materi pelatihan, karena tujuan ikut pelatihan kenal orang pintar. Dengan humor atau joke-joke itulah lama kelamaan membuat rasa akrab, antara orang pintar dengan Majid.

Menciptakan SDI yang MumpuniSejak 2005, pria yang kini menjabat Wakil

Ketua Absindo (Asosiasi BMT Seluruh Indonesia) ini, mengatakan betapa pentingnya pembangunan sumber daya insani (SDI) di BMT UGT Sidogiri. Ia pun mengundang Bapak Helmi, Dosen Universitas Brawijaya untuk memberi pelatihan bagi karyawan BMT UGT Sidogiri terutama terkait pengelolaan keuangan yang baik dan manajemen kelembagaan yang baik. Tidak cukup dengan Bapak Helmi, teman-temannya dari KKMB BI juga di undang memberikan materi untuk membenahi BMT UGT Sidogiri.

Bagi teman-teman karyawan ketika mengikuti pelatihan di luar, harus memberikan pertanggung jawabannya pada Majid sebagai Manajer Utama.

Model tanggung jawabnya, memberikan materi pelatihan pada Majid terlebih dahulu, kemudian siap-siap untuk ditanya seberapa jauh pemahaman karyawan terhadap materi A-Z dan terakhir harus bisa merumuskan apa-apa yang bisa diterapkan, apa yang belum bisa diterapkan untuk merubah sistem yang ada pada BMT UGT Sidogiri. Untuk memancing kreativitas karyawan seusai pelatihan diminta untuk menyusun program yang bisa diterapkan maksimal tiga hari. Bagi yang belum paham, akan dikarantina untuk belajar dan memahami materi pelatihan hingga bisa menyusun masterplan. Dan itu berlaku bagi manajer hingga kepala cabang.

Majid bercerita, sebenarnya administrasi Ponpes Sidogiri sudah bagus, bahkan ia meniru manajemen kontrol internal pondok Sidogiri. Misalnya, pengurus pondok sudah terbiasa membuat planing program dalam satu tahun mendatang dan evaluasi apa yang sudah dijalankan. Perminggu juga ada evaluasi yang disebut perpekan (usbuiyyah). Hal ini hasil dari

pelatihan-pelatihan di luar dan juga belajar dari BMT-BMT yang sudah bagus saat itu. Seperti BMT Ben Taqwa Grobogan.

Peningkatan usahaSejak berdiri tahun 2000 hingga tahun

2005, BMT UGT Sidogiri memiliki 9 cabang, tetapi yang aktif ada 8 cabang. Sedang yang sehat ada empat; cabang Surabaya, Bawean, Bantara Probolinggo dan Jember. Sedang 4 cabang kurang sehat, antara lain; Besuki, Rambipuji, Bangkalan dan Probolinggo kota.

Melihat kondisi tersebut, kemudian Majid berusaha meningkatkan SDI, kemampuan mencari funding masih lemah, salah satu sebabnya adalah karena lokasi tidak strategis jauh dari pasar, sehingga ketika membuka cabang baru diupayakan dekat dengan pasar bahkan masuk pasar. “Alhamdulillah perkembangannya bagus” katanya.

Tahun 2009, Majid mulai mengambil ancang-ancang (persiapan maju) dengan cara memperkuat infrastruktur organisasi. Ia mengambil manajer-manajer cabang yang punya potensi bagus untuk ditarik ke pusat dan mencari SDI dari masyarakat setempat yang sudah dipercaya oleh masyarakat. Jadi yang direkrut adalah guru-guru madrasah. Maka lebih mudah.

Dengan mengambil guru-guru madrasah,memang di masyarakat sudah bagus. Tidak mungkin guru itu berbuat macam-macam. Apalagi guru-guru tersebut ngaji dari pondok dan masuknya madrasah siang. Dengan begitu, sama-sama diuntungkan. Dengan koordinasi yang baik dan rapi, dari sisi kepercayaan, guru-guru tersebut sudah dapat kepercayaan masyarakat, sehingga mempercepat kepercayaan. Dari sisi syariah, mereka juga paham karena lulusan pesantren. Hanya satu masalahnya, yaitu meningkatkan profesionalitas. “Dan itu mudah” ucap Majid.

Memang, konsep yang dikembangkan adalah fiddunnya khasanah, wa fil akhirati khasanah, artinya sisi duniawinya tercukupi dengan bekerja di BMT, siangnya berjuang di jalan akhirat dengan mengajar madrasah. Semua menjadi mudah, karena sisi dunia dan akhiratnya sudah terpenuhi.

Page 43: Majalah Tamaddun Edisi Mei-Juni 2013

Sosok

Tamaddun edisi 37/th.08/Mei-Juni 201342

Tak bisa disangkal, jauh-jauh hari ketika di pondok pesantren, sudah diajarkan oleh Almaghfurllah Kyai Siroj, salah satu majlis keluarga Ponpes Sidogiri, bahwa penuhi dulu kebutuhan guru itu, setelah itu disuruh ikhlas. Jangan disuruh ikhlas, tapi kebutuhannya tidak dipenuhi. Bila tidak bisa memenuhi, tolong sampaikan juga, kalau lembaga hanya bisa memenuhi segini. Sesuai kemampuan. Tinggal guru tersebut mau atau tidak untuk tetap bekerja disini. Jadi, saling memenuhi.

Menurutnya, waktu itu, mencari sistem gaji susah sekali. Model imbal jasa yang baik seperti apa. Setelah membaca dan konsultasi beberapa orang, hasilnya ia merumuskan sistem gaji itu berdasar beberapa hal; gaji pokok, tunjangan masa bakti, jabatan dan prestasi. Terus dikembangkan, selanjutnya ada perkembangan, tidak bisa disamakan antara yang modal asetnya besar dengan yang modal

asetnya kecil karena modal besar tanggung jawab juga besar sehingga ada tambahan baru, tunjangan modal.

Mengatasi Masalah“Yang namanya masalah tidak akan

berhenti, baru kalau seperti malaikat itu yang tidak punya masalah” ujar Majid. Masalah karyawan tetap saja ada. Pasti semakin besar, akan semakin besar pula masalah yang akan dihadapi. Kalau masih disebut manusia, kecenderungan pelanggaran dan bermasalah tetap ada. Tidak mungkin, adanya kebijakan akan memuaskan semua karyawan. Pastilah ada saja yang kurang puas. Secara keseluruan hal itu terus ia perbaiki. Semua budaya BMT UGT Sidogiri coba dikembalikan seperti yang pernah diajarkan di pondok pesantren.

Seperti, pertama, mengajak untuk bersyukur. “Sampean dulu seperti apa? sekarang bisa begini seharusnya bisa bersyukur” ujar Majid. Kedua, pengajian tasawuf (pengendalian hati) di masing-masing kabupaten yang diampu oleh perwakilan pengurus BMT UGT Sidogiri. Kitab yang direkomendasikan adalah kitab-kitab tasawuf seperti Maroqhil Ubudiyah dan Risalatul Muawanah. Menurut Majid, mengendalikan hati itu seperti membersihkan “ketek” (kotoran mata), harus dilakukan setiap hari. Kalau tidak akan menutupi mata. Ketiga, setiap Ramadhan ada “safari ramadhan” yang harinya tidak ditentukan dan lokasipun diambil secara acak, selain shalat tarawih dan pengajian bersama juga dilakukan untuk audit internal.

Dalam mengatasi masalah, kata Majid, memang ada budaya BMT UGT Sidogiri yang dikembangkan. Antara lain; satu, harus ia mulai dari diri sendiri. Ia tanamkan kesopanan, ketika datang ia mesti menyalami semua karyawan. Bila terlambat, setiap yang ia salami, ia mengatakan permohonan maaf atas keterlambatan. Dua, setiap Kamis, kini dua minggu sekali, diadakan open managemen, sebelum rapat berlangsung. Open managemen yang dimaksudkan adalah masing-masing jabatan pasti punya kelebihan dan kelemahan.

Sebagai pimpinan, Majid mengatakan kelemahan si-A, si-B begini dan kelemahan saya begini. Silakan mengkritisi, agar BMT UGT

“BMT UGT Sidogiri adalah

BMT yang pertama

melakukan transaksi

secara online. Online

sendiri merupakan

pemenuhan servis pada

anggota dan calon

anggota. Nah, jika semua

kebutuhan sudah

terpenuhi oleh BMT, bisa

dipastikan tidak beralih ke

tempat lain.

Page 44: Majalah Tamaddun Edisi Mei-Juni 2013

Tamaddun edisi 37/th.08/Mei-Juni 2013 43

Sidogiri berjalan baik. Ketika rapat dengan staf, manajemen semua harus diam mendengarkan masukan. Setelah mengkritisi kebijakan dan programnya hanya di saat itu saja. Setelah itu, semua harus siap untuk memperbaiki demi kemajuan dan kebaikan bersama.

Menurutnya, hal ini disengaja agar tahu apa yang diminta oleh bawahan kepada manajer-manajer yang ada. Majid mengatakan, dengan menyampaikan kekurangan, berarti Anda sayang pada saya, Anda masih menghormati saya, dan mau kerjasama dengan saya itu kalau Anda menyalahkan disini, bila menyalahkan di luar akan beda lagi. Awalnya memang sungkan, tapi karena dimotivasi untuk memperbaiki internal dan untuk kebaikan bersama, akhirnya bisa saling memberi pendapatnya.

Tiga, semua berusaha untuk tidak berbenturan, berbenturanpun tidak ada masalah bila benturan itu membuatnya menjadi putih, bagus dan bersih. Bukan benturan yang membawa pada perpecahan. “Ternyata, ketika pendapat mereka kita hargai, dan memberi penghargaan pada mereka mempunyai dampak luar biasa pada produktifitas BMT UGT Sidogiri. Jadi, bisa diambil kesimpulan, bahwa penghargaan itu tidak selalu bersifat uang. Usulannya diperhatian, mereka sudah bangga” jelas Majid.

Majid menambahkan, sebenarnya, sejak di pondok, santri sudah diajarkan bahwa prinsip sami'ma watho'na tetap dijalankan, demokrasi juga dijalankan. Sekilas terlihat kontroversi. Tapi dua-duanya bisa berjalan, karena Rasulullah pun memerintahkan wasyawirhum fil amri (bermusyawarahlah dalam setiap perkara) untuk musyawarah. Seperti pemilihan ketua alumni pondok, pihaknya bermusyawarah dan menerima usulan-usulan dari bawah. Hasil dari usulan tersebut dibawa pada pengasuh dan menetapkannya. Begitu juga di BMT UGT Sidogiri, siapapun tidak boleh merusak keputusan hasil rapat. Kalau mau menggugurkan hasil rapat harus melalui rapat lagi. Apalagi setiap rapat ada notulensinya, budaya inilah yang mereka bangun.

BMT Pertama yang OnlineBMT UGT Sidogiri adalah BMT yang

pertama melakukan transaksi secara online. Online sendiri merupakan pemenuhan servis pada anggota dan calon anggota. Nah, jika semua kebutuhan sudah terpenuhi oleh BMT, bisa dipastikan tidak beralih ke tempat lain.

Memang membangun infrastruktur TI (Teknologi Infomasi) sangat tinggi. Tetapi menurut Majid, TI itu bukan cost (biaya) tetapi investasi. Mengapa? karena dengan TI bisa meningkatkan pelayanan dan produktifitas BMT bagi anggota. Jika semua infrastruktur TI sudah berjalan dengan baik, akan membawa keuntungan yang luar biasa. Insya Allah tahun depan, TI ini sudah menghasilkan, bukan menjadi biaya. Kita juga sedang mencoba rapat online dengan beberapa cabang di Indonesia.

Hingga kini BMT UGT Sidogiri sudah memiliki 192 cabang di sepuluh provinsi. Tahun 2013 akan menambah 58 cabang lagi. Dengan online transaction, handphone dan mobile printer pelayanan akan lebih cepat dan mudah.

BMT UGT pada tahun buku 2012 ini mencatat pencapaian aset sebesar Rp 662 milyar dan omset sebesar Rp 3,1 triliun. Untuk tahun buku 2013 mendatang, BMT UGT memproyeksikan target aset senilai Rp 886 milyar dengan omset Rp 5,04 triliun.

BMT UGT Sidogiri Ke Depan

Menurut Majid, sebenarnya BMT UGT Sidogiri berjalan alami dan berjalan sesuai dengan kebutuhan yang telah diselaraskan dengan rencana kerja. Finalnya, pertama, BMT UGT Sidogiri menurut Majid akan menjadi lembaga micro transaction terbesar. Kedua, berupaya memenuhi kebutuhannya sendiri, khususnya alumni Sidogiri, kaum muslim pada umumnya. Terutama, sandang, pangan dan papannya. Di tahun 2013 kemarin, BMT UGT Sidogiri mendapat juara satu dari Karim Consulting sebagai lembaga mikro terbaik. “Saya sendiri juga heran, melihat kemampuan saya. Kok bisa pertumbuhan secepat itu. Semua diluar prediksi” kata Majid merendah. [zbr]

Page 45: Majalah Tamaddun Edisi Mei-Juni 2013

TAMZIS Menjawab

1). Pengambilan Sidik Jari Anggota

membuka rekening. Kami sering bertemu dengan orang yang tanda tangannya tidak stabil, selalu berbeda. Untuk menghindari hambatan pencairan investasi hanya karena tanda tangan yang berbeda, TAMZIS merekayasa pemindai sidik jari menjadi tool untuk mengidentifikasi secara akurat identitas alamiyah anggota.

Kalau bapak membuka rekening investasi di Buncit Raya dan mencairkan juga di kantor yang sama, Insya Allah tanpa memindai sidik jari bapak, petugas TAMZIS pasti mengenali bapak. Tidak demikian halnya jika bapak mencairkan di kota lain yang belum pernah bertemu dengan bapak.

Sertifikat Ijabah TAMZIS walaupun dilengkapi dengan berbagai pengaman yang dapat dilihat keasliannya hanya oleh petugas TAMZIS, sertifikat tersebut dapat saja beralih tangan baik karena pencurian maupun sebab lain. Pemindaian sidik jari bapak merupakan wujud tanggungjawab kami menjaga dana yang bapak percayakan kepada kami sehingga jika misalnya sertifikat yang bapak miliki dicuri pihak tak bertanggungjawab, Insya Allah dana bapak tetap aman karena sidik jari akan menunjukkan apakah pembawa sertif ikat merupakan pemilik sah atau bukan.

Demikian penjelasan kami semoga dapat dipahami.

ketika saya membuat KTP Elektronik di kelurahan. Saya merasa risi dan dalam hati bertanya apakah saya tidak lagi dipercaya sebagai anggota sehingga harus diambil rekam sidik jari kami? Mohon Tamaddun menjelaskan kepada kami. Barangkali pertanyaan serupa dan perasaan seperti yang saya rasakan muncul pada anggota lainnya.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.Hamid Awaludin (Sunter Regency Jakarta)

Wa'alaikum salam Wr. Wb.Salah satu semangat yang sering digelorakan

di TAMZIS adalah islah, perbaikan dan inovasi tiada henti. TAMZIS harus selalu melakukan inovasi dan perbaikan untuk melayani anggota sebaik mungkin. Salah satunya adalah penambahan fitur baru seluruh produk TAMZIS terutama Ijabah (Investasi Berjangka Mudharabah). Mulai tanggal 1 Mei 2013, anggota yang memiliki ijabah dapat mengambil bagi hasil di kantor cabang TAMZIS di seluruh Indonesia. Demikian pula dengan penarikan atau pencairan Ijabah yang sebelumnya hanya boleh dilakukan di kantor penerbit sertifikat. Sebelumnya sebagai pemilik Ijabah yang bapak buka di kantor Buncit Raya, bapak hanya dapat menarik pokok investasi di kantor Buncit Raya, tidak bisa di kantor lain walaupun masih dalam satu area. Kini jika bapak kebetulan sedang berlibur di Yogya dan ingin menarik/ mencairkan investasi, bapak dapat memilih salah satu dari enam kantor TAMZIS yang ada di DIY.

Sebagai bagian dari amanah menjaga kepercayaan, petugas TAMZIS di kantor yang bapak singgahi harus yakin bahwa sertifikat investasi yang disodorkan kepadanya dibawa oleh pemiliknya. Biasanya lembaga keuangan termasuk bank akan meminta tanda tangan yang akan mereka cocokkan dengan contoh tanda tangan (spesiment ) pada saat

Assalamu'alaikum Wr. Wb.Saya anggota TAMZIS sejak awal TAMZIS buka kantor di Jakarta.

Walaupun bagi anggota yang lain dana yang saya investasikan di TAMZIS terbilang kecil, tetapi bagi saya dan keluarga dana tersebut 60 % dari seluruh asset lancar yang kami miliki. Ini artinya keluarga kami sangat percaya dengan kredibiltas TAMZIS sebagai lembaga keuangan yang amanah menjaga dana anggotanya. Minggu lalu saya didatangi Funding Officer TAMZIS untuk merekam sidik jari saya sebagaimana

Tamaddun edisi 37/th.08/Mei-Juni 201344

Page 46: Majalah Tamaddun Edisi Mei-Juni 2013

2). Pernyataan Legalitas Kepemilikan Dana

Pemerintah jangan sampai TAMZIS dijadikan tempat pencucian uang (money loundry). Peraturan ini berlaku untuk semua lembaga keuangan. Artinya ibu juga akan menjalani prosedur yang sama ketika dana ibu disetor di bank atau koperasi lain.

Sebenarnya keharusan menandatangani legalitas kepemilikan dana yang membuat ibu tidak nyaman, terus terang kami merasa lebih tidak nyaman. Seakan‐akan kami tidak percaya kepada anggota. Tetapi sesunggunya tidaklah demikian. TAMZIS menjalankan peraturan yang dibuat pemerintah yang tentu sudah melalui penggodokan dan pertimbangan untuk kebaikan kita bersama.

Untuk semua ketidaknyamanan yang ibu rasakan, kami mohon maaf dan mohon ibu dan danggota lainnya dapat memaklumi tugas yang kami emban.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Assalamu'alaikum Wr. Wb.Tanggal 13 Mei 2013 saya datang di sebuah kantor TAMZIS di

Kedu. Saya setor dana untuk kesekalian kalinya ke TAMZIS sebagai investasi sekaligus saya niatkan untuk membantu para pengusaha kecil yang dibina TAMZIS agar bisa berkembang. Saya kaget, kali ini saya diminta menandatangani pernyataan bahwa dana yang saya setor betul‐betul dana yang diperoleh secara halal. Saya menjadi bertanya ,

Wa'alaikum salam Wr. Wb.Terima kasih atas surat yang ibu tujukan

kepada kami. Dalam dunia transportasi, pesawat terbang

adalah moda yang paling banyak pengaturan, baik kualifikasi pilot, kelaikan pesawat, tatacara operasional dan sebagainya. Semua itu dimaksudkan agar keselamatan penerbangan terjamin. Dalam dunia usaha, lembaga keuangan termasuk koperasi merupakan moda lembaga usaha yang paling banyak peraturannya. Salah satunya adalah kewajiban mengecek semua dana yang terhimpun benar‐benar berasal dari dana yang diperoleh secara legal.

Sebagai sebuah koperasi, TAMZIS secara rutin menyerahkan laporan perkembangan usaha kepada kementerian Koperasi dan UKM. Setiap tahun akuntan publik memeriksa TAMZIS dan laporannya disampaikan ke publik pada saat Rapat Anggota Tahunan. Dengan kewajiban rutin seperti itu, TAMZIS harus meyakinkan pihak Kementerian dan akuntan publik bahwa dana anggota yang dititipkan di TAMZIS benar‐benar legal yang dibuktikan dengan surat pernyataan legal kepemilikan dari setiap anggota yang menyetor dananya di atas 100 juta Rupiah.

Peraturan keharusan menyatakan legalitas kepemilikan dana barangkali dilatari kekhawatiran

apakah TAMZIS mulai meragukan asal‐muasal dana yang saya investasikan? Mudah‐mudahan Tamaddun dapat membantu saya mendapat penjelasan mengenai kebijakan TAMZIS tersebut.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.Hj. Nurjanah (Temanggung)

RUBRIK TAMZIS Menjawab berisi tanya jawab seputar

Manajemen TAMZIS, Ekonomi Syari’ah dan Sektor Mikro.

Kirimkan pertanyaan Anda ke alamat redaksi kami atau email:

[email protected]

Tamaddun edisi 37/th.08/Mei-Juni 2013 45

Page 47: Majalah Tamaddun Edisi Mei-Juni 2013

Ekonomi Syariah

Pembiayaan denganSkema Al Qardh

injam meminjam pada

Pdasarnya merupakan transaksi yang menitikberatkan pada sikap tolong menolong dalam kebaikan atau ta'awun.

Sehingga lembaga keuangan syariah yang melakukan akad al-qard tujuannya hanya mengharapkan ridlo Allah Swt. Istilah dalam fiqih muamalah disebut dengan akad Tabarru'. “Hendaklah kamu tolong menolong dalam kebaikan dan ketaqwaan. Dan janganlah kamu saling menolong dalam dosa dan permusuhan”. (Al Maidah: 2).

Menurut sifatnya akad tabarru' terbagi menjadi beberapa macam. (1) tabarru' murni misalnya shodaqoh, infaq, hibah. Dalam tabarru' ini dana yang telah diberikan tidak dapat diambil kembali. (2) tabarru' dengan pengembalian (mu'awadhat) misalnya qardh. Tabarru' ini dana yang dipinjamkan dapat diminta kembali, tanpa adanya tambahan. (3) tabarru' yang dapat disertai dengan ujrah, misalnya wakalah, kafalah, hiwalah.

Para ulama berpendapat bahwa masalah akad tabarru' merupakan masalah ijma/ijtihadiyah meskipun ada beberapa ulama yang telah menyepakati beberapa metode dan sistem dari bentuk-bentuk akad tabarru'. Salah satu akad tabarru' yang akan dikaji dalam tulisan ini adalah akad pinjam meminjam (Al Qardh).

Hukum Al QardhMenurut ahli fikih, al qardh adalah

memberikan suatu harta kepada orang lain untuk dikembalikan tanpa ada tambahan. Al Qardh (pinjam meminjam) hukumnya boleh dan dibenarkan secara syariat. Tidak

ada perbedaan pendapat diantara para ulama dalam hal ini.

Secara teknis qardh adalah akad pemberian pinjaman dari seseorang/lembaga keuangan syariah kepada orang lain/nasabah yang dipergunakan untuk keperluan mendesak. Pengembalian pinjaman ditentukan dalam jumlah yang sama dan dalam jangka waktu tertentu (sesuai kesepakatan besama) dan pembayarannya bisa dilakukan secara angsuran atau sekaligus. �

Menurut Musthafa Dib Al-Bugha, Hukum Al Qardh adalah sunah bagi yang meminjamkan dan mubah bagi orang yang meminjam. Namun ada situasi-situasi yang menyebabkan berubahnya hukum Al Qardh, bergantung pada sebab seorang meminjam. Berikut beberapa perubahan hukum Al Qardh:

Pertama, haram apabila seseorang memberikan pinjaman, padahal dia mengetahui

Tamaddun edisi 37/th.08/Mei-Juni 201346

Page 48: Majalah Tamaddun Edisi Mei-Juni 2013

bahwa pinjaman itu akan digunakan untuk perbuatan haram seperti untuk membeli minuman khamar, berjudi.

Kedua, makruh apabila yang memberi pinjaman mengetahui bahwa peminjam akan menggunakan hartanya bukan untuk kemaslahatan, tetapi untuk berfoya-foya dan menghambur-hamburkannya. Begitu juga peminjam mengetahui bahwa dirinya tidak akan sanggup mengembalikan pinjaman itu.

Ketiga, wajib apabila ia mengetahui bahwa peminjam membutuhkan harta untuk menafkahi diri, keluarga, dan kerabatnya sesuai dengan ukuran yang disyariatkan, sedangkan peminjam itu tidak memiliki cara lain untuk mendapatkan nafkah itu selain dengan meminjam.

Larangan dalam Al QardhDalam kaidah fiqhiyah dikatakan bahwa

semua hutang yang mengambil manfaat, maka ia termasuk riba. Sehingga para ulama sepakat bahwa setiap hutang yang mengambil manfaat hukumnya haram, apabila hal itu disyaratkan atau ditetapkan dalam perjanjian.

Menurut Ulama Hanâfiyah, Malikiyah, Syafi'iyah dan Hanabilah setiap hutang yang menarik manfaat adalah haram jika diisyaratkan. Namun jika manfaat itu tidak diisyaratkan dan tidak diketahui maka hal tersebut tidak dilarang. Demikian juga dengan pemberian hadiah kepada muqridh, jika diisyaratkan maka dilarang. Sebaliknya ketika tidak ada syarat maka, pemberian hadiah itu tidak dilarang.

Lalu bagaiama jika orang yang berhutang ingin melebihkan ketika membayar hutangnya? Merujuk pada Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) nomor 19/DSN-MUI/IV/20o1 tentang Al-Qardh, dinyatakan bahwa :

“Nasabah al-Qardh dapat memberikan tambahan (sumbangan) dengan sukarela kepada LKS selama tidak diperjanjikan dalam akad.”

Hal yang perlu diperhatkan dalam transaksi pinjam-meminjam (Al Qardh) ini adalah adanya celah yang menyebabkan timbulnya riba. Celah riba dalam praktek Al Qardh adalah terjadinya riba jahiliyah maupun Riba nasiah. Misal pinjam meminjam (Al Qardh) yang menimbulkan Riba Jahiliyah, jika Si A memberi pinjaman kepada Si B sebesar 500 ribu. Dengan jangka waktu 2 bulan. Sudah sampai 2 bulan Si B belum bisa melunasi pinjamannnya. Kemudian Si A mengatakan kepada Si B, “tidak apa-apa belum bisa melunasi,saya tambahi 1 bulan lagi, tetapi hutangmu menjadi 700 ribu”. Adanya tambahan (ziyadah) 200 ribu tersebut yang disebut dengan riba jahiliyah.

Sedang Pinjam meminjam yang menimbulkan terjadinya Riba Nasiah, ini terjadi pada perbankan konvensional. Muhamad Ayyub dalam bukunya Understanding Islamic Finance menyatakan Parktek Riba yang

“Bagi LKS yang mempunyai

produk Qardh, yang penyaluran

dananya dari ZIS dan

diperuntukkan bagi usaha

produktif yang dimiliki faqir

miskin, biasanya dilakukan

proses pendampingan terhadap

usaha yang dilakukan. Ini

dimaksudkan agar orang-orang

faqir miskin yang masih bisa

berusaha, dapat

memberdayakan dirinya sendiri

dan dikemudian hari mereka

dapat mengeluarkan ZIS dari

hasil usahanya sendiri.

Tamaddun edisi 37/th.08/Mei-Juni 2013 47

Page 49: Majalah Tamaddun Edisi Mei-Juni 2013

Ekonomi Syariah

dilakukan bank konvensional yaitu pinjaman atau simpanan seperti yang diterapkan oleh perbankan konvensional (dengan Bunga) sebetulnya LEBIH BURUK dibandingkan bentuk riba yang hanya dikenakan ketika peminjam tidak dapat mengembalikan pinjaman pada jatuh tempo. Sedang bunga dewasa ini dikenakan, baik pada awal transaksinya dilaksanakan maupun dalam kasus pembayaran yang terlambat.

Aplikasi Pembiayaan Al Qardh di LKSQardh sebagai produk pembiayaan

(permodalan)yang diperuntukkan bagai usaha super mikro yang tidak mempunyai modal, selain kemampuan berusaha yang baik secara finansial tidak memberikan keuntungan bagi LKS. Praktek al-Qard di LKS biasanya digunakan untuk keperluan yang mendesak yang sifatanya ta'awun (sosial). Baik untuk konsumtif maupun untuk produktif.

Sumber pendanaan Pembiayaan qardh dapat berasal dari beberapa kategori tergantung untuk apa dan siapa yang akan menerimanya. Jika qardh diperuntukkan bagi anggota atau nasabah secara cepat dan berjangka pendek. Dana tersebut dapat diambilkan dari dana modal LKS. Tetapi, jika skema qardh yang diberikan untuk membantu usaha produktif yang dimiliki faqir miskin, atau usaha super mikro maka sumber dana dapat diambilkan dari zakat, infaq dan wakaf.

Bagi LKS yang mempunyai produk Qardh, yang penyaluran dananya dari ZIS dan diperuntukkan bagi usaha produktif yang dimiliki faqir miskin, biasanya dilakukan proses pendampingan terhadap usaha yang dilakukan. Ini dimaksudkan agar orang-orang faqir miskin yang masih bisa berusaha, dapat memberdayakan dirinya sendiri dan dikemudian hari mereka dapat mengeluarkan ZIS dari hasil usahanya sendiri.

Melalui skim qardh ini, para penerima dana dilatih untuk bertanggungjawab atas dana yang diterima, dan harus dapat menjadikan taraf hidupnya meningkat lebih baik dari saat sebelum yang bersangkutan menerima dana Qardh. Dengan demikian penyaluran dana

yang berasal dari ZIS haruslah mendorong kepada yang menerima termotivasi untuk bekerja atau berusaha dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Bukan saja sekedar bantuan yang akan habis untuk keperluan konsumtif semata.

Manfaat Al-Qard bagi LKSBeberapa manfaat yang dapat diperoleh

dari pengaplikasian al-qardh dalam lembaga keuangan syariah atau perbankan syariah antara lain:

Pertama, pencitraan masyarakat terhadap performa LKS yang tidak hanya mengejar keuntungan semata tetapi juga sosial yaitu dengan memberikan bantuan dalam peningkatan perekonomian untuk kaum dhuafa. Ini juga menjadi ciri pembeda antara lembaga keuangan syariah dan keuangan konvensioanl.

Kedua, LKS dari awal bisa membina calon-calon nasabah potensial yang bisa dibantu melalui produk pembiayaan komersil yang dimiliki, karena telah teruji di saat nasabah tersebut menikmati produk Qardul Hasan. Umumnya nasabah yang loyal akan memperlihatkan kolektibiliti yang baik sehingga LKS bisa membantu dari jumlah awal yang kecil (Qardhul Hasan) sampai ke jumlah yang besar (pembiayaan komersil).

Ketiga, jika pengelolaan dana Qardh tersebut dilakukan dengan baik, hal ini akan mendorong keinginan dari muzakki atau munfiq lainnya untuk mempercayakan zakatnya, atau infaqnya untuk dikelola oleh LKS melalui Baitul Maalnya.

Keempat, secara tidak langsung, promosi terhadap produk-produk LKS akan terbantu melalui nasabah qardhul hasan yang berkait dengan aspek sosial LKS.

Jadi jelas dari keempat manfaat diatas, produk ini bisa menjadi produk yang istimewa bila diaplikasikan dalam LKS sehingga citra ekonomi syariah menjadi berpihak bagi umat yang membutuhkan pemberdayaan secara modal. Wallahu 'alam Bisshowab.

[Maksun, dari berbagai sumber]

Tamaddun edisi 37/th.08/Mei-Juni 201348

Page 50: Majalah Tamaddun Edisi Mei-Juni 2013

Sumber: Kamus Ekonomi Syariah Alifa Digital Media

IQALAHSecara bahasa berarti pembatalan. Dalam istilah fiqh muamalah iqalah diartikan sebagai bentuk akad pembatalan transaksi. Aktivitas iqalah memiliki beberapa syarat yang harus dipenuhi: Pertama, kerelaan (taradhin) dari para pihak yang terlibat dalam iqalah. Kedua, penyerahan dan serah terimanya dilaksanakan pada waktu akad iqalah berlangsung. Ketiga, iqalah dilakukan dengan mengacu pada pengertian fasakh (membatalkan). Keempat, objek atau bendanya masih ada dalamkeadaan utuh saat akad dilakukan.

AKAD GHAIR MUSAMMAHBentuk akad yang namanya diberikan oleh dan timbul dari masyarakat menurut perkembangan dan kebutuhannya dengan ketentuan tidak keluar dari nilai‐nilai dan prinsip umum dalam muamalah. Misalnya: Bai' al Wafa' dan Bai Istishna.

WIHDAH AL‐IQTISHADIYAHMerupakan suatu kaidah dalam fiqh muamalah yang menggambarkan independensi jaminan keuangan (financial). Maksudnya adalah manajemen perusahaan harus punya kejelasan dari sifat

kepemilkian perusahaan (firm) dan sifat kepemilikan pribadi pemilik perusahaan (owner).

ITTIHAD AL‐MAJLISSuatu istilah yang dipakai oleh para ahli fiqh muamalah untuk menggambarkan bersatunya pelaku akad (ahl al aqidain) dalam satu majelis. Dengan demikian peristiwa ijab dan qabul dapat berlangsung secara berkesinambungan (dawam wa istimrar).

AKAD RIDHAIYAHAkad yang dilakukan oleh para pihak/badan hukum atas dasar kerelaan atau suka sama suka (taraadhin) tanpa adanya paksaan (ikrah) dari pihak lain.

AKAD RIDHAIYAHAkad yang dilakukan oleh para pihak/badan hukum atas dasar kerelaan atau suka sama suka (taraadhin) tanpa adanya paksaan (ikrah) dari pihak lain.

AKAD NAFIZAkad yang telah memenuhi rukun dan syarat serta tidak terdapat halangan (mani') dalam merealisasikan (proses) akad tersebut.

AKAD MUSTAMIRAkad yang memerlukan waktu

untuk melangsungkan atau merealisasikannya. Contoh: akad ijarah.

AKAD MAUQUFAHSecara bahasa berarti akad yang ditangguhkan. Maksudnya ialah akad yang dilakukan oleh seseorang/badan hukum yang dipandang sebagai cakap hukum (orang yang dapat bertindak hukum tanpa bantuan orang lain) namun ia tidak bisa melangsungkan akad tersebut karena kekuasaannya terhadap objek akad belum ada padanya.

AKAD MAMNUU'AHAkad yang terlarang menurut syara', seperti membeli ikan dalam kolam dan membeli buah‐buahan yang masih di pohon.

AKAD MAJHULAkad yang mengandung unsur penipuan dan spekulatif (gharar) yang akan mengakibatkan kerugian bagi salah satupihak. Contoh, akad jual beli dengan mencegat para kafilah (pedagang) di tengah jalan yang membawa barang dagangan mereka ke pasar

Kamus Ekonomi SyariahKamus Ekonomi SyariahKamus Ekonomi Syariah

Tamaddun edisi 37/th.08/Mei-Juni 2013 49

Page 51: Majalah Tamaddun Edisi Mei-Juni 2013

Pustaka SyariahPustaka SyariahPustaka Syariah

Judul Buku� : Pilar‐pilar Ekonomi IslamPenulis � � : Abdul Sami' Al‐MishriPenerbit � � : Pustaka Pelajar, YogyakartaTahun � � : 2006

Kehidupan ekonomi dewasa ini, syarat dengan nilai‐nilai individualis. Nilai‐nilai empati, peduli dan care terhadap kehidupan orang lain, rasanya telah hilang ditelan modernitas. Yang ada hanya satu yaitu my self. Selain itu, salah satu yang akut adalah adanya budaya konsumerisme.

Terdapat tiga hal yang disinyalir dapat dijadikan sebagai ikon konsumerisme, yang dikenal dengan triple F (fashion, food, and figure). Pakaian (fashion) dalam hal ini merupakan berbagai macam model pakaian yang ditawarkan oleh perusahaan garmen. Model yang dilempar di pasar tidak ada matinya.

Makanan (food) merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan. Sejalan dengan modernitas, bentuk dan macam makanan mengalami perubahan seiring dengan tuntunan zaman. Bagi para eksekutif, kecepatan saji atas menu makanan menjadi sebuah keniscayaan.

Tokoh (figure) merupakan panutan yang dijadikan sebagai kiblat dalam bersikap. Segala sesuatu yang terdapat dalam diri seorang figure, akan dianut oleh para pengemarnya. Bagi sebagian kawula muda, figur seolah menjadi semacam dewa penolong dalam pencarian identitas diri.

Judul Buku� : 8 Kunci Sukses Ramadhan Penulis� � : Dr. Amir Faishol Fath, MAPenerbit� � : Fath MediaTahun� � : 2012

“Ibarat pon bensin, Ramadhan adalah tempat mengisi bahan bakar ruhani untuk bekal perjalanan minimal setahun. Siapa yang maksimal dia akan sukses, sebaliknya siapa yang lalai, dia akan terseok‐seok dalam dosa dan kesia‐siaan” (Dr. Amir Faishol Fath, MA)

Dalam buku “8 Kunci Sukses Ramadhan”, Dr. Amir Faisol Fath menuliskan tip‐tip agar kaum muslimim dapat meraih kesuksesan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Buku tersebut memotivasi kita untuk meningkatkan ibadah Ramadhan. Tentu tidak sekedar ritualitas saja. Namun, lebih daripada itu, Ramadhan dapat menjadi madrasah kehidupan seseorang. Dengan hadirnya bulan Ramadhan, selayaknya pribadi tercerahkan menjadi muslim yang lebih baik.

Berikut ini beberapa hal yang harus diperhatikan agar kita memperoleh kesuksesan Ramadhan tersebut: Pertama, gembira dengan hadirnya Ramadhan. Kedua, totalitas dalam mengisi Ramadhan. Ketiga, senang berpuasa. Keempat, indah bersama Al‐Qur'an. Kelima, selalu semangat bangun malam. Keenam, tingkatkan amal. Ketujuh, raih lezatnya I'tikaf. Kedelapan, hidupkan Ramadhan sepanjang masa. Kesuksesan dari Ramadhan akan tampak dengan lahirnya pribadi, rumah, dan kampung yang rabbani.

Tamaddun edisi 37/th.08/Mei-Juni 201350

Page 52: Majalah Tamaddun Edisi Mei-Juni 2013

Jendela Keluarga

Ramadhan dan Liburan Sekolah

untuk menyambut dan menjalani Ramadhan kali ini dengan sebaik mungkin. Tentunya persipan lahir dan batin. Persiapan fisik, mental dan juga finansial kita.

Dua Momen BersamaanSelain madrasah Ramadhan, anak-anak

kita juga bersiap memasuki madrasah (sekolah) yang baru. Madrasah Ramadhan dan sekolah anak-anak kita, dua momen bersamaan. Dua-duanya patut dipersiapkan dengan sungguh-sungguh. Sejenak mari kita lihat apa yang penting dari pendidikan anak-anak kita.

Sebelumnya, yang patut diperhatikan, bahwa dalam mendidik anak, atau yang sering disebut dengan tarbiyatul aulad, perlu rasanya kita mempunyai panduan utama agar fokus dalam pelaksanaanya. Islam memberikan panduan pendidikan di rumah kita.

Pertama, penjagaan dan pemeliharaan dari kemaksiatan. Firman Allah Swt: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”. (QS At-Tahrim: 6).

Inilah visi pertama setiap orang tua dalam pendidikan anak. Yaitu bagaimana menjaga diri sendiri dan keluarga dari setiap kemaksiatan yang akan mengakibatkan murka Allah Swt. Para orang tua harus memberikan proteksi kepada anak dalam batas-batas tertentu. Mengetahui kemana dan dimana mereka bermain dan berkumpul bersama teman-teman, menyeleksi pergaulan anak

Bersiap Menyambut

ulan penuh berkah yang kita nanti-nantikan

Bbersama sebentar lagi datang. Oleh karenanya kita harus bersyukur masih diberikan umur panjang untuk memasuki Ramadhan tahun 1434 H kali ini. Diberikan

kesehatan jasmani dan rohani. Dan tentunya, syukur atas segala karunia Allah Swt., yang sama sekali kita tak dapat menghitungya.

Dalam ingatan kita masih segar, bagaimana prosesi Ramadhan tahun yang lalu. Anak-anak kita masih belum tahu apa itu puasa, sekarang mereka mulai mengerti. Atau bahkan beberapa anak kemarin belum kuat berpuasa, kini bersiap untuk berlatih berpuasa. Sungguh semuanya membahagiakan.

Barangkali, dari hasil evaluasi kita, kita menemukan kekurangan dalam bersiap dan menjalani Ramadhan tahun lalu, maka marilah kita persiapkan matang-matang diri kita, keluarga kita dan anak-kita

Tamaddun edisi 37/th.08/Mei-Juni 2013 51

Page 53: Majalah Tamaddun Edisi Mei-Juni 2013

dengan baik dan tidak berlebihan. Tentu saja proses ini tidak hanya memerlukan proteksi, tetapi juga penanaman akhlak sejak dini, agar mereka mengenal apa yang boleh dan tidak boleh dalam kehidupan ini.

Kedua, tidak memanjakan berlebihan. Allah Swt., berfirman: “Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian Maka mereka Itulah orang-orang yang merugi”. (QS Munafiqun: 9).

Anak bisa menjadi ujian keimanan bagi kedua orangtuanya. Rasa sayang yang berlebihan senantiasa membawa kita pada pembolehan dalam banyak hal. Bahkan bisa jadi melewati batas dan ketentuan syariah. Setiap orang tua tentu berhak membahagiakan anaknya, apalagi dalam masa liburan ini. Namun tentu menjadi sangat disayangkan, jika membahagiakan anak secara berlebihan, memanjakan hingga membuat para orang tua lalai memenuhi kewajiban-kewajiban asasi dalam agama ini.

Ketiga, mendidik dengan target. Allah Swt., berfirman: “Dan orang orang yang berkata: “Ya Tuhan Kami, anugrahkanlah kepada Kami isteri-isteri Kami dan keturunan Kami sebagai penyenang hati (Kami), dan Jadikanlah Kami imam bagi orang-orang yang bertakwa”. (QS Al Furqon: 74).

Hampir setiap hari kita menyenandung-kan do'a di atas. Sebuah do'a yang mengandung makna begitu dalam tentang pendidikan anak. Yaitu bagaimana kita berusaha menjadikan anak-anak kita bukan saja sebagai qurrota a'yun atau penyejuk mata dan penyenang hati, namun juga berusaha menjadikan mereka sebagai pemimpin orang yang bertakwa. Dalam do'a diatas kita mentargetkan untuk menjadi pemimpin orang yang bertakwa. Karenanya pendidikan anak dalam Islam harus diisi dengan kurikulum hebat yang mengantarkannya pada target tersebut. Pendidikan anak dalam Islam hendaknya bersifat komprehensif dan integral, meliputi setiap aspek dalam kehidupan. Seperti: pendidikan aqidah, pendidikan ruhiyah, pendidikan jasadiyah, dan juga fikriyah dan akhlaq.

Jangan Lupa Tujuan RamadhanKita sudah sama-sama faham bahwa tujuan

berpuasa Ramadhan adalah untuk menggapai

derajat taqwa. Puasa bukan sekedar menahan lapar dan dahaga saja. Lalu, bagaimana agar kita tidak termasuk golongan orang-orang yang hanya memperoleh lapar dan dahaga? Karenanya jangan sampai lupa dengan tujuan puasa.

Menurut Al Quran surat Ali Imran ayat 133-135, ciri orang bertaqwa itu ada empat. Pertama, orang yang rajin berinfak baik di waktu lapang atau sempit. Kedua, orang yang mampu menahan amarah. Ketiga, orang yang memaafkan kesalahan orang lain. Keempat, orang bertaubat dengan sungguh-sungguh.

Harta yang kita infakkan itu menyelamatkan, menentramkan hati, menyembuhkan banyak penyakit dan akan melimpahkan harta kita. Jadi salah kalau ada orang yang berpikir, “Saya akan banyak sedekah setelah saya kaya.” Yang benar adalah, “Sedekahlah maka kita akan kaya raya.” Ketahuilah, harta yang menyelamatkan kita di akhirat adalah harta yang kita infakkan bukan yang disimpan di bawah bantal atau ditabung di bank.

Bukan hanya rajin berinfak, orang yang bertaqwa itu mampu menahan amarah. Orang yang terkuat di dunia bukanlah petinju, pesilat, penggulat, juara karate atau preman tukang pukul. Orang yang terkuat adalah orang yang mampu menahan marah. Nah, orang-orang yang mudah marah, terutama marah bila dinasihati itu pertanda bahwa puasanya hanya mendapat lapar dan dahaga.

Orang-orang yang bertaqwa juga tidak menyimpan dendam, ia menjadi orang yang pemaaf. Ia sadar bahwa dirinya tidak sempurna maka ia pun tidak layak menuntut orang lain sempurna. Orang yang puasanya benar, ia akan membuka pintu maaf seluas-seluasnya kepada siapapun yang bersalah kepadanya.

Ciri keempat orang yang bertaqwa adalah orang yang bertaubat dengan sungguh-sungguh. Kita semua pernah salah, itu pertanda bahwa kita manusia. Yang terbaik diantara kita adalah mereka yang bersalah kemudian segera bertaubat dengan sungguh-sungguh dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Orang yang puasanya benar, ia tidak akan melakukan maksiat yang sama berulang-ulang. Wallahu 'alam Bisshowab. [Abu Arina, dari berbagi sumber]

Tamaddun edisi 37/th.08/Mei-Juni 201352

Jendela Keluarga

Page 54: Majalah Tamaddun Edisi Mei-Juni 2013

Pernikahan

Berita KaryawanBerita KaryawanBerita Karyawan

Telah Melangsungkan Pernikahan:

KelahiranDianugerahi Putra-Putri:

1. Lulu Sidana (Staff Admin TAMZIS Banjarnegara) dengan Ibnu Masngud. Akad nikah, 21 Oktober 2012 di Banjarnegara.

2. Erlin Dwi Andriyanto (Kolektor TAMZIS Godean) dengan Nita Lestari. Akad nikah, 11 Februari 2013 di Yogyakarta.

3. Dwi Astutiningsih (Kolektor TAMZIS Godean) dengan Budi Nur Sholeh. Akad nikah, 18 Februari 2013 di Sleman Yogyakarta.

4. Widhi Satya (Staff Admin TAMZIS Sapuran) dengan Nuraini Fatonah. Akad nikah, 23 Februari 2013 di Semarang.

5. Fredy Arif (OB TAMZIS Parakan) dengan Suliyatun. Akad nikah, 03 Maret 2013 Magelang.

6. Catur Priyatna (SO TAMZIS Pusat) dengan Fitri Yulianti. Akad nikah, 15 Maret 2013 di Sokawera.

7. Nela Fitria (Staff Admin TAMZIS Kroya) dengan Shidiq Permana. Akad nikah, 30 Maret 2013 di Cilacap.

8. Deddy Dwi Darmawan (Staff Surveyor TAMZIS Pusat) dengan Kurnia Sativa. Akad nikah, 12 Mei 2013 di Purworejo.

9. Ivan Ayub Budi S (Staff Legal TAMZIS Pusat) dengan Siti Nuraini. Akada nikah, 24 Mei di Purwokerto.

10. Joko Handoko (AO TAMZIS PIW) dengan Erna. Akad nikah, 29 Mei 2013 di Wonosobo.

Segenap keluarga besar TAMZIS mengucapkan selamat atas pernikahan tersebut, semoga terbina keluarga sakinah mawadah warahmah. Amiin.

1. Dela Aisyanukha, putri dari pasangan Aminudin (Kolektor TAMZIS Sapuran) dan Andriani Richana. Lahir di Wonosobo, 10 Februari 2013.

2. Fadil Zulhilmi Raffi, putra pertama dari pasangan Heri Purwanto (Kolektor TAMZIS Godean) dan Dewi Indratanti. Lahir di Yogyakarta, 10 Februari 2013.

3. Fatania Zahraa, putri pertama dari pasangan Rr. Intan Merryana R. (Staff Admin TAMZIS Ahmad Dahlan Jogja) dan Fajar Budi Utomo. Lahir di Yogyakarta 09 Februari 2013.

4. Zakiya Zea Putri, putri pertama dari pasangan Nurmatun Hanifah (Kolektor TAMZIS Bantul) dan Muh. Nur Syifa. Lahir di Bantul, 26 Februari 2013.

5. Ghaida Aqilah Rahmawan, putri pertama dari pasangan Arif Kurniawan (Funding Officer TAMZIS BCR) dengan Euis Nurhayati Rahmah. Lahir di Jakarta 28 Februari 2013.

6. Mohammad Alfan Al Fayyadh, putra dari pasangan Winarti (Kolektor TAMZIS Banjarnegara) dan Moh Huda. Lahir di Banjarngeraga, 19 Maret 2013.

7. Dyandra Celvin Risnawan, putra pertama dari pasangan Iim Nur Vitasari (Staff Admin TAMZIS Kotagede) dan Aditya Angga Dihan Risnawan. Lahir di Sleman, 29 Maret 2013.

8. Aqila Figiano Purnomo, putra pertama dari pasangan Fitri Mulyani (MAC TAMZIS JCC) dan Sigit Purnomo. Lahir di Yogyakarta, 30 Maret 2013.

9. Tanaya Azkadina, putri pertama dari pasangan Sinta Aisiyah (Kolektor TAMZIS JCC) dan Ardirio Wirawan. Lahir di Sleman, 30 Maret 2013.

10. Azzahra Kirana Putri, putri kedua dari pasanga Duwi Iswanto (Kolektor TAMZIS JCC) dan Dian Kurnia Wardhani. Lahir di Yogyakarta, 5 April 2013.

11. Muh. Fairuz Dhiyaul Muttaqin, putra keempat dari pasangan Umi Wasiah (Staff Admin TAMZIS Kaliwiro) Yulianto Gede. Lahir di Banjarnegara, 08 April 2013.

12. Zidna 'Izz Tsabit al‐Fatih, putra pertama dari pasangan Ojon (IC TAMZIS Pusat) dan Latifah Nurviana. Lahir di Cilacap, 25 April 2013.

13. Hilwa Fatihah Shanum, putri dari pasanga Riyanto Radhian S. (Kolektor TAMZIS Godean Yogya) dan Ikacahya Ningsih. Lahir di Yogyakarta, 25 April 2013.

14. Balqis Khansa Humaira, putri pertama dari pasangan Addini Machda Yuni (Staff Admin TAMZIS JCC) dan Nandiwardhana Aryaguna. Lahir di Sleman, 26 April 2013.

15. Naila Zulfatus Syakira, putri pertama dari pasangan Joko Sulistiyo (AO TAMZIS Kroya) dengan Atin Ratna Sari. Lahir di Banjarnegara, 07 Mei 2013.

16. Muhammad Wildan Safiyy, putra kedua dari pasangan Umi Hartati (MAC TAMZIS Prambanan) dan Agus Sriatmoko. Lahir di Yogyakarta, 19 Mei 2013.

Segenap keluarga besar TAMZIS mengucapkan selamat atas kelahiran putra‐putri tersebut, semoga menjadi anak yang sholeh‐sholehah, berguna bagi agama bangsa dan negara. Amiin.

Tamaddun edisi 37/th.08/Mei-Juni 2013 53

Page 55: Majalah Tamaddun Edisi Mei-Juni 2013

Inspirasi

AGUS SUPRIANTO

Tak Pernah Sepi

Order Perajin Sapu

yang digunakan sebagai bahan dasar sapu, bisa dipanen setahun sekali. Rumput yang sudah dikeringkan akan tahan lama sehingga bisa menjadi bahan sapu selama satu tahun.

Berdayakan Remaja SekitarSuami dari Erni (35) ini termasuk yang

mengawali pembuatan sapu di desanya ini. Karena sebelumnya, rumput rayung belum termanfaatkan. Masyarakat tidak mengira bahwa mereka sendiripun bisa membuat sapu lantai seperti yang ada di pasaran pada umumnya.

Selanjutnya, Agus mencari satu orang pembuat sapu di daerah Purbalingga. Kebetulan ia menemukan satu orang yang dulunya bekerja di industri rumahan pembuat sapu lantai. Dengan satu karyawan yang sudah ahli ini, Agus bermaksud menjadikannya sebagai guru bagi beberapa remaja tetangganya yang ia rekrut.

Tidak sampai sebulan, lima remaja yang ia rekrut sudah mahir membuat sapu lantai. Mulai dari proses awal pengikatan rumput, pemasangan gagang, pengecatan hingga finishing. Agus bersyukur karena strategi cloningnya berhasil. Sehingga kini lima karyawannya bisa diandalkan.

Bahan dasar sapu lantai yakni rumput rayung yang sudah kering dan dibersihkan. “Rumput yang sudah kering saat tidak musim panen harganya Rp 12 ribu perkilo, jika sedang

i sekitar kita banyak sekali

Dkekayaan alam yang sangat potensional. Dengan sedikit sentuhan seni saja semuanya bisa bernilai guna jauh lebih

tinggi. Nilai jualnya pun akan semakin meningkat. Upaya inilah yang ditempuh oleh Agus Suprianto (40), warga Karangreja, Kedoya, Purbalingga, Jawa Tengah.

Agus, ia biasa dipanggil, telah memulai usaha pembuatan sapu lantai ini sejak tujuh tahun lalu. Awalnya ia hanya mengikuti jejak bapak mertuanya sebagai pemasok sapu ke daerah Magelang, Boyolali dan Bandung. Sapu-sapu tersebut tidak dibuat sendiri melainkan dibeli dari Purbalingga.

Bermodal keingintahuan Agus, iapun kemudian membawa pulang sapu tersebut dan mengamati bahan-bahan serta cara membuatnya. Dengan cara itulah ia kemudian bisa membuat sendiri sapunya. Sapu karyanya tersebut ternyata laku di pasaran, senang sapu sapu karyanya mudah dijadikan uang karena hampir setiap rumah tangga membutuhkan sapu lantai. Hal inilah yang kemudian membuat Agus serius mengembangkan usaha sapu lantai. Disamping itu didukung dengan ketersediaannya bahan baku di sekitar tempat tinggalnya.

Di daerah Karangreja banyak terdapat rumput yang oleh masyarat setempat disebut sebagai rumput rayung. Jenis rumput inilah

Tamaddun edisi 37/th.08/Mei-Juni 201354

Page 56: Majalah Tamaddun Edisi Mei-Juni 2013

musim Rp 7 ribu. Selain itu bahan yang lain misalnya benang senar atau tali plastik, saya beli di Purbalingga. Lingen atau sejenis endong sebagai pengguat ikatan sekaligus juga hiasan saya datangkan dari Kroya Cilacap. Sedang untuk gagang sapu distok dari Wonosobo” ujar Agus.

Jika sudah mahir, satu orang pekerja bisa menghasilkan 50 buah sapu setengah jadi. Untuk menjadikan sapu sempurna masih dibutuhkan gagang, penjahitan biar kuat dan dirapikan lagi. Mereka bekerja mulai pukul 07.30 pagi hingga 16.00 sore. Setiap satu buah sapu lantai hingga jadi, para pekerja mendapat upah Rp 1.100. Untuk satu buah sapu harga bahan baku ditambah upah pembuatan Rp 6 ribu. Agus biasa menjual Rp 6.500 hingga Rp 8.000.

Berawal dari satu macam sapu, kini telah menjadi sekitar sepuluh model sapu. Semua itu berkat kreatifitas dan inovasi Agus.

Dengan jenis yang cukup banyak tersebut, orang akan memilih sesuai seleranya masing-masing. “Ya pokoknya coba-coba untuk membuat model baru saja gitu” katanya saat ditanya ide pembuatan sapunya.

Penjualan yang rutin dalam jumlah besar biasanya seminggu sekali ia mengirim sapu-sapu lantainya ke Magelang, Boyolali dan Bandung. Disamping juga pasaran lokal Purbalingga yang jumlahnya tak terlalu besar.

Di desa Karangreja sendiri, hingga kini telah ada 6 perajin sapu lantai dengan jumlah seluruh pekerja mencapai 50 orang. Beberapa diantaranya juga sudah menembus pasar ekspor. Agus sendiri pernah satu kali menerima pesanan ekspor. Namun hal itu tidak ia teruskan. Beberapa kelemahan ekspor menurutnya, pertama, ia secara pribadi belum bisa mengontrol kualitas masing-masing sapu produknya. Hal ini karena target waktu, sehingga mau tidak mau harus selesai,

Tamaddun edisi 37/th.08/Mei-Juni 2013 55

Page 57: Majalah Tamaddun Edisi Mei-Juni 2013

Inspirasi

akibatnya kualitas kadang dinomorduakan. Kedua, pembayaran terlalu lama. Biasanya dilakukan setelah barang sampai ditujuan, artinya ia harus menyediakan modal terlebih dahulu.

Dengan alasan itulah, saat ini Agus berkonsentrasi untuk pasar dalam negeri saja. Salah satu strategi yang ia terapkan dalam usaha sapu ini sehingga hasil karyanya berbeda dengan lainnya, yakni menjaga kualitas. Artinya, ia dan para pekerjanya harus konsekuen dan teliti. Jangan sampai satu sapu dengan sapu yang lainnya masing-masing berbeda kualitasnya. Bahkan menurutnya, dengan tetap menjaga kualitas ini, sering sapu yang belum jadi saja sudah dipesan orang.

Bapak tiga anak ini mengaku, untuk hari-hari biasa saja ia kadang kewalahan untuk memenuhi pasar lokal maupun kiriman ke

Magelang dan Boyolali. “Buat sebanyak apapun pasti laku” ujar Agus. Pernah suatu ketika, Agus memperoleh order dari Dinas Kebersihan Cirebon. Sapu-sapu tersebut digunakan dalam rangka program kebersihan Cirebon. “Sampai sekarangpun kalau ada program sejenis, mereka masih pesan ke tempat saya” tambahnya.

Salah satu strategi promosi Agus misalnya, ia membuka kios sekaligus sebagai tempat pembuatan sapu. Kios tersebut cukup strategis, di pinggir jalan antara Purbalingga dan Pemalang. Jika lebaran, omsetnya bisa mencapai Rp 5 juta. Selain itu, sapu-sapu produksinya diberi label merk dan nomor kontaknya. Lewat label itulah ia mendapat order dari Dinas Kebersihan Cirebon.

Dukungan Modal TAMZISDari sisi usaha, Agus berharap bisa

terus berkembang. Salah satu upayanya dengan membuka kios dan tempat pembuatan di pinggir jalan tersebut. Awalnya tempat pembuatannya hanya di rumah saja. Ia melihat peluang, bahwa menjadikan kios sebagai pajangan sekaligus tempat pembuatan akan sangat menguntungkan. Salah satunya tempat promosi yang terus menerus. Karena setiap orang yang lewat pasti akan melihat. Yang unik lagi, kios tersebut sengaja didesain sederhana dengan bahan dasar kayu dan bambu sehingga terkesan alamiah.

Untuk mendukung pengembangan ini, Agus mendapatkan pembiayaan usaha dari TAMZIS Purbalingga. Ia yakin akan terus bisa mengembangkan usaha meski tidak menjangkau pasar ekspor, dengan tetap menjaga kualitas dan terus mempromosikan sapu produknya. Selain itu, bisa jadi dengan lebih banyak melatih remaja di desanya untuk menjadi perajin sapu. “Sapu ini kan bahannya alami sehingga sehat dan masih jadi pilihan masyarakat, juga setiap rumah tangga pasti butuh sapu” ujarnya. [ir]

“Strategi yang ia terapkan

dalam usaha sapu ini sehingga

hasil karyanya berbeda

dengan lainnya, yakni

menjaga kualitas. Artinya, ia

dan para pekerjanya harus

konsekuen dan teliti. Jangan

sampai satu sapu dengan sapu

yang lainnya masing-masing

berbeda kualitasnya. Bahkan

menurutnya, dengan tetap

menjaga kualitas ini, sering

sapu yang belum jadi saja

sudah dipesan orang.

Tamaddun edisi 37/th.08/Mei-Juni 201356

Page 58: Majalah Tamaddun Edisi Mei-Juni 2013

Bisnis dan Dakwah,Peroleh Dunia Akhirat

ISMAIL SETYABAKTI

membantu orang tua bekerja. Bakti sendiri, ketika di bangku SMA, sudah terbiasa membantu orang tuanya yang membuka toko mebel di Batur. Selepas SMA ia kemudian merantau ke luar Batur untuk nyantri di pondok.

Selama nyantri ia mendapatkan pengalaman dan bekal ilmu yang cukup. Ia pun kemudian kembali ke Batur untuk mengamalkan ilmunya. Sekitar tahun 2000 an, ia mulai diamanahi usaha orang tuanya untuk mengembangkan toko mebel. Sejak saat itulah

idak banyak pengusaha yang

Tmenjadikan bisnis sebagai media dakwah bagi masyarakat sekitarnya. Terutama dakwah dalam sisi muamalah sekaligus juga

ibadahnya. Bekerja semaksimal mungkin, ibadah juga demikian. Tujuan itulah yang terus diupayakan oleh Ismail Setyabakti (36), warga asli Batur Banjarnegara Jawa Tengah.

Bakti, demikian ia biasa disapa, ketika masih remaja sama dengan beberapa remaja sebayanya. Sekolah dan kadang sepulangnya

Tamaddun edisi 37/th.08/Mei-Juni 2013 57

Page 59: Majalah Tamaddun Edisi Mei-Juni 2013

Inspirasi

ia serius untuk mengelola usaha. Dalam menjalani aktifitasnya, Bakti selalu teringat pesan bapaknya, “mumpung masih muda gunakanlah waktu sebaik-baiknya, jadilah selalu produktif”.

Tidak butuh penyesuaian lama bagi Bakti dalam mengelola usaha mebel ini, karena memang sejak masa sekolah ia telah terbiasa membantu bapaknya. Justru meneruskan usaha bapak ini menjadi pilihan tersendiri bagi Bakti, selain mencari rezeki ia juga sekaligus bisa mengamalkan ilmu membangun masyarakat Batur. Dan pilihan inilah yang menghantarkan kesuksesan Bakti mengelola usaha dan berdakwah hingga sekarang.

Terus Kembangkan UsahaBagi bapak satu anak ini,

mengembangkan usaha menjadi keinginan yang terus menerus diwujudkan. Jika dulu ia memulai usaha hanya dengan menjalani apa adanya dari orang tua, kini sedikit demi sedikit diperbaiki dan ditingkatkan. Terlebih kaitannya dengan barang dagangan berupa meja, kursi, almari dan berbagai jenis mebel lain yang memang dari hari kehari ada inovasi baru.

Selain itu, ia juga membuka toko baru. Sebelumnya hanya satu di sebelah barat pasar Batur, toko sekaligus dijadikan rumah tinggal. Kini ada juga toko di sebelah timur sebelum pasar Batur. Toko yang dulu dibelinya itu, kini sedang direnovasi, rencananya akan dibangun bertingkat, lantai satu untuk toko mebel, herbal dan busana muslim. Lantai dua untuk rumah tahfidz dan perpustakaan. “Nanti akan saya tulis besar di depan toko, dapatkan dunia dan akhirat di sini”, katanya sembari tersenyum.

Bakti melihat, bahwa di Batur belum ada toko khusus yang menjual busana muslim dari anak-anak hingga dewasa. Peluang inilah yang ia tangkap untuk pengembangan usaha. Selain itu, rumah tahfidz merupakan impiannya untuk membangun generasi muda yang dekat dengan Al Qur'an dan berakhlak mulia. “Alhamdulillah sudah ada yang siap

membina anak-anak dari Darul Qur'an, saya tinggal menyediakan tempatnya “, jelasnya.

Bakti merasa ada yang hilang dari generasi Batur saat ini. Misalnya, jika dulu jamanya sekolah dan nyantri, sudah bisa dipastikan bahwa anak-anak dari Batur bisa diterima di pondok mana saja karena memang basicnya sudah bagus. Namun kini berbalik drastis, tidak semua pondok bisa menerima mereka karena memang kurang bagusnya kualitas si anak.

Lewat rumah tahfidz itulah, Bakti berusaha mengembalikan kualitas pendidikan agama dan akhlak anak-anak Batur. Menurutnya, jika tidak ada yang mencoba membuat lembaga khusus bisa jadi kemerosotan anak-anak akan bertambah semakin jauh.

Ketika ditanya soal keuntungan usaha yang diperoleh, Bakti mengatakan bahwa keuntungan bersih dari kedua tokonya tak kurang dari Rp 18 juta perbulan. Ia bersyukur karena selain usaha terus berkembang, ia juga terus berusaha memberdayakan masyarakat sekitar.

Beberapa resep usaha yang selama ini dipegang Bakti, misalnya, pertama, servis sepenuhnya terhadap konsumen. Kedua, selalu

“Mereka yang belum sholat atau

belum ke masjid sebetulnya

mental mereka yang tidak

percaya diri. Mereka perlu

didekati, dibimbing dan

diarahkan terus menerus.

Tamaddun edisi 37/th.08/Mei-Juni 201358

Page 60: Majalah Tamaddun Edisi Mei-Juni 2013

menjual barang yang berkualitas. Ketiga, ketekunan dan kesabaran dalam usaha. Menurutnya, jika ketiga hal tersebut betul-betul dilaksanakan kemudian pembeli merasa puas, maka itu sudah menjadi iklan tersendiri di kalangan masyarakat. “Kita tidak usah membayar mahal untuk beriklan, mereka akan menceritakan kepuasannya kepada orang lain, itu yang saya sebut dengan iklan murah” katanya.

Dalam pengelolaan tokonya, Bakti banyak dibantu sang istri, Nuriyah Fatkhul Jannah (36) dan beberapa karyawan. Membuka usaha mebel memiliki banyak keuntungan, misalnya barangya tahan lama. Jadi kalau belum laku tidak takut karena masih bisa dijual di hari-hari berikutnya. Untuk satu toko bisa dijaga satu atau dua orang saja. Ketika ada pembeli, dipersilahkan keliling melihat-lihat sekaligus memilih sepuasnya, baru ketika ada yang cocok akan dilayani langsung.

Selama ini mebel yang dijual oleh Bakti dipasok dari beberapa daerah luar Batur, misalnya dari Semarang dan Jepara. Beberapa diantaranya merupakan pemasok yang sudah dikenalnya sejak dulu ketika toko masih dikelola bapaknya.

Berdakwah Lewat UsahaMeski sibuk dengan usahanya, Bakti

tetap membangun silaturahmi dengan banyak orang. Baik sesama pengusaha muslim maupun lembaga dakwah Islam. Tujuan utamanya yakni untuk mendakwahkan bahwa jika umat Islam ekonominya kuat maka ibadahnya pun akan kuat. Sehingga satu sama lain saling mendukung, memotivasi untuk membangun usaha dan mapan secara ekonomi.

Bakti juga mengelola pengajian seminggu sekali. Kebanyakan mereka yang ikut ialah orang-orang yang kesehariannya mencari nafkah di terminal dan pasar Batur. Namun, mereka secara pribadi masih awam dalam urusan agama dan ibadah.

Menurutnya, mereka yang belum sholat atau belum ke masjid sebetulnya mental mereka yang tidak percaya diri. Mereka perlu

didekati, dibimbing dan diarahkan terus menerus. “Selain mengikuti pengajian seminggu sekali, mereka coba saya arahkan juga untuk bersedekah membangun masjid di tempat tinggalnya. Alhamdulillah mereka semangat” ujar Bakti.

Salah satu program sedekah yang terus dikumandangkannya, misalnya progam S3 (Sehari Seribu Saja). Progam ini merupakan gagasan yang ditelorkan oleh Dewan Dakwah. Bakti terus mengajak masyarakat untuk bisa menerapkan program S3 ini.

Berkah Ekonomi SyariahUntuk terus mengembangkan usahanya,

Bakti juga memanfaatkan pembiayaan usaha dari TAMZIS Batur. Bagi dirinya, memilih pembiayaan dengan sistem syariah adalah prinsip. Dengan sistem syariah pasti berkah. Resikonya juga syariah, artinya jika peminjam (anggota) untung dibagi bersama, begitu pula jika rugi kedua pihak juga menanggung kerugiannya.

Ketika bertemu rekan-rekan pengusaha lainnya, Bakti pun senantiasa menyarankan mereka untuk menyimpan maupun meminjam ke lembaga keuangan syariah. Karena ia yakin dengan begitu umat Islam akan kuat secara ekonomi dan otomatis ibadahnya juga menjadi kuat.

Bakti berharap, bahwa lembaga keuangan syariah seperti TAMZIS misalnya, ke depan agar lebih semakin dikenal oleh masyarakat maka harus terus melakukan sosialisasi. Baik di pasar, di lingkungan pengusaha maupun masyarakat secara umum. Sehingga ke depan, orang semakin tahu apa bedanya yang konvensional dengan yang syariah. Selain itu, penting juga menjelaskan akad-akad yang selama ini dipakai oleh TAMZIS beserta dalil-dalilnya. Menurutnya, untuk bisa memberantas rentenir yang selama ini beropasi di pasar-pasar, TAMZIS harus tetap berpihak dan membiayai para pedagang kecil. [ir]

Tamaddun edisi 37/th.08/Mei-Juni 2013 59

Page 61: Majalah Tamaddun Edisi Mei-Juni 2013

Rezeki “Basah” dari Mie Basah

TITI WIDYATI

Inspirasi

Hingga sekarang, setelah dihitung-hitung sudah lebih 10 tahun hidup dan mencari rizki di pasar tradisional Muntilan, Magelang Jawa tengah.

Berdagang itu Perlu Hitungan dan Perencanaan

Dalam setiap usaha tetaplah membutuhkan hitungan yang jelas dan perencanaan yang memadahi. Hitungan berguna untuk memastikan, sedang perencanaan bermanfaat sebagai tahapan-tahapan dalam pengembangan. Apalagi berdagang.

Perlu kita akui juga, orang sekarang dan orang dulu, memang mempunyai hitungan dan perencanaan yang berbeda dalam berdagang, misalnya saja, orang dulu, dihitung dan direncanakan melalui ingatan (angen-angen), berapa keluarnya uang dan berapa yang didapat dalam sehari. Perkembanganpun tergantung kebutuhan, pokoknya bila kios atau toko tidak muat berarti minta ditambah. Buktinya, mereka pun berhasil.

Dalam hitungan Titi, harga jual perkilogram mie basah sebesar 5.000 Rupiah, bila dikalikan 10 kwintal mencapai angka 5 juta Rupiah. Coba, seandainya setiap kilogram mengambil keuntungan 500 Rupiah akan jelas dalam jualan mie dalam sehari bisa untung 500 ribu Rupiah. Padahal, selain jualan mie basah, Titi dan ibunya menjual kebutuhan yang masih ada hubungannya dengan mie basah seperti jual pentol bakso, seledri dan bawang.

Khusus untuk pentol, Ibu dari Nabila

asar Muntilan begitu ramai, meski

Pjam sudah menunjukkan pukul setengah sebelas siang. Para pedagang dan para pengunjungnya tak kalah sibuknya, bedanya, satu

melayani para pembeli memenuhi kebutuhan dan para pembelipun sibuk mengingat-ingat barang apa saja yang menjadi kebutuhan sehari-hari.

Titi Widyati (30), salah satunya. Para pembeli yang datang seolah-olah tak pernah sepi menunggu layanan Titi, sapaan akrabnya. Karena lokasi yang tidak memungkinkan, Titi pun menawarkan tempat yang lain untuk ngobrol seputar mie basah yang dijualnya. Dibangku agak panjang yang lumayan teduh di samping parkiran pasar. Angin pun mengiringi dengan semilir.

Istri dari Puji Rahayu (31) ini bercerita, sebenarnya dagangan mie basah dirintis oleh ibunya, Sami (60) yang hingga sekarang masih setia menemani berdagang di pasar. Awal jualan mie basah cuma beberapa kilogram, beberapa tahun meningkat menjadi satu kwintal dan kini lebih dari 30 tahun sudah mencapai 9 hingga 10 kwintal. Memang, berdagang bisa besar seperti kali ini tidak bisa didapat secara instan, perlu proses dan perjuangan panjang.

Titi pun begitu, tidak langsung bisa berdagang menemani ibunya. Ketika masih sekolah, Titi hanya hari libur saja bisa membantu ibunya untuk jualan mie basah atau sehabis pulang sekolah. Baru setelah lulus dari SMA, Titi ikut berdagang di pasar setiap hari.

Tamaddun edisi 37/th.08/Mei-Juni 201360

Page 62: Majalah Tamaddun Edisi Mei-Juni 2013

Salma (10) ini, mengatakan harganya bervariasi tergantung keinginan pembeli mulai 200 Rupiah sampai 500 Rupiah. Bahkan ada yang sampai 1.000 Rupiah perbiji. Pembeli pun tinggal memilih sesuai selera dan kebutuhan.

Kita tahu, beberapa pasar tradisional menerapkan dua waktu dalam jualan. Begitu juga dengan pasar Muntilan, ada pasar pagi dan ada pasar normal. Pasar pagi biasanya jam tiga pagi hingga jam enam pagi. Sedang jam normal pasar, mulai pukul enam pagi hingga sore hari.

Mengingat peluang tersebut, Titi melayani pembeli mie basah, jika pasar pagi jualan di luar pasar mulai habis subuh hingga jam sembilan pagi. Sedang untuk jam sembilan pagi hingga empat sore menempati kiosnya yang berada dalam pasar tak jauh ketika jualan di pagi harinya.

Omset setiap harinya rata-rata mencapai 5 juta Rupiah hingga 6 juta Rupiah. “Kalau pas kurang sehari, apa dua hari lebaran bisa mencapai 20 juta Rupiah hingga 23 juta Rupiah sehari” tutur Titi pada Tamaddun.

Resep Berdagang Pastilah setiap kesuksesan memiliki

rahasia-rahasia yang dilakukan. Disadari atau tidak. Selain bakat, keberuntungan, masih ada skill yang bisa dikembangkan oleh siapa pun. Begitu juga yang diterapkan oleh Titi dan ibunya ada beberapa resep ketika berdagang, antara lain; Pertama, tidak bersikap galak pada pembeli. Setiap keinginan pembeli dilayani dengan sepenuh hati. Kedua, ramah pada pelanggan. Dengan sikap ramah, pelanggan merasa nyaman dalam transaksi hingga besoknya akan kembali lagi.

Ketiga, harga yang lebih murah. Titi menjelaskan, bahwa mie yang ia jual murah, selain karena mengambil untung yang tidak banyak, juga karena kulakan dalam skala yang banyak. Tentu sama dengan kita, bila membeli gula satu kilogram dengan membeli gula seratus kilogram, tentu berbeda. Lebih banyak tentu akan lebih murah. Tentunya, meski dijual murah tak selalu identik dengan merusak pasar. Wajar, bahwa banyaknya barang harus dijual dengan harga yang lebih murah dari tempat

Tamaddun edisi 37/th.08/Mei-Juni 2013 61

Page 63: Majalah Tamaddun Edisi Mei-Juni 2013

Inspirasi

lain sehingga mie cepat habis. “Dengan begitu, banyak yang kulakan pada saya” katanya.

Sebuah HarapanSebagai pedagang yang masih muda, Titi

pastilah mempunyai kemampuan untuk melakukan pengembangan. Apalagi menurut perhitungannya, potensi jualan mie basah masih memiliki peluang besar. Jadi, selain peningkatan keuangan yang maksimal, juga mampu melayani pelanggan lebih banyak.

Khusus di pasar muntilan, sebenarnya ia beberapa kali sudah menego harga kios yang berada di luar pasar. Dengan membuka kios baru diharapkan mampu mengembangkan usaha sehingga bisa menampung tenaga-tenaga baru.

Apalagi pedagang mie basah di pasar Muntilan hanya ada empat pedang yang menjual dengan besaran 1 sampai 2 kwintal. Semua dari juragan yang sama.

“Ada cerita menarik sekaligus menantang bagi para pedagang” kata Titi bercerita. Menurutnya, dulu ibunya yang mengatur dan memegang dagangan, ia sering ngutang modal kemana-mana untuk memenuhi permintaan pembeli mie, sehingga pengeluaran, pendapatan dan laba atau rugi setiap harinya tidak diketahui. “Semenjak saya yang mengelola, semua utang-utang yang dipinjam ibu di banyak tempat semua saya tutup. Saya mulai menerapkan catatan meski sekedarnya untuk mengetahui pendapatan tiap hari dan pengeluaran. Dengan begitu, semua akan terkontrol dengan baik dan akan kelihatan naik turunnya dagangan” ujarnya.

“Alhamdulillah, untuk saling membantu dan saling komunikasi dengan para pedagang besar di pasar Muntilan, saya pun ikut arisan antar pedagang. Setiap harinya membayar sebesar Rp 200 ribu, waktunya hanya tiga bulan dan hasilnya Rp 60 juta yang kemudian dibelikan mobil kijang” jelas Titi.

Kata Titi, sebenarnya dalam berdagang itu sederhana, pertama, jujur. Kedua, menjaga kualitas barang yang akan dijual dan tidak dicampur. Jika barang bagus dibilang bagus,

jika jelek bilang jelek saja sehingga pembeli tidak kapok untuk kembali. Tidak sebaliknya, barang dicampur dan barang tidak bagus dibilang bagus. Yang terjadi, malah membunuh diri sendiri karena pembeli tidak mau kembali. Ketiga, ramah dan bagus dalam melayani. Dengan pelayanan yang ramah dan bagus pembeli merasa dihargai, hatinya pun akan senang.

Keempat, soal harga. Sebisa mungkin harga yang terjangkau pembeli dan mengamati berapa kemampun pembeli dengan suatu barang. Harus disesuaikan, entah dengan memperkecil beratnya, sehingga harganyapun lebih murah dan tetap menjaga kualitas. Dengan begitu, dagangan kita akan menjadi tujuan pembeli dengan kebutuhan tersebut, mie basah misalnya. “Hari raya kemarin, dibelikan sepeda motor oleh juragan sebagai bonus telah menjualkan mienya” Titi berkisah.

Di kebanyakan pasar tradisional, ada tradisi yang tidak tertulis yang hingga kini tetap berjalan yakni mereka menyebutnya persenan [bonus] pada pelanggan yang setia membeli di satu kios. Bonus tersebut biasanya diberikan pada akhir-akhir Ramadhan, bisa berupa sarung, baju, kain hingga kadang juga diberi barang dagangan yang dijual.

Titi pun setiap tahun selalu memberi pada pelanggannya. Perkiraannya ada 100-an pelanggan, baik yang berada di dalam pasar maupun di luar pasar. Tradisi ini dianggap sebagai sedekah dari pedagang kepada pelanggan yang diambilkan dari keuntungan berdagang selama satu tahun.

Ngomong keuntungan dari mie basah dan barang dagangan lainya, Titi mengaku setiap harinya rata-rata tidak kurang dari Rp 1 juta. Dari Rp 1 juta itu, kata Titi akan dibagi dua dengan ibunya. Dari keuntungan sebesar itu, olehnya di Ijabahkan (deposito) di TAMZIS, mengingat masih memiliki pembiayaan dan sudah saling percaya dan saling maju bersama. Sedang ibu, kata Titi lebih banyak ditabung dengan cara dibelikan emas. [zbr]

Tamaddun edisi 37/th.08/Mei-Juni 201362

Page 64: Majalah Tamaddun Edisi Mei-Juni 2013

Sukses Ibadah

ENI YULIANTI

Sukses Usaha

Namun, berbeda dengan Eni Yulianti (35), ia bangga dan menikmati aktifitas sebagai pedagang sembako di pasar Godean. Istri dari Asmiranto (40) ini, sejak masih belajar di SMA sudah terbiasa membantu berdagang almarhumah Bu Aminah, ibu kandungnya.

Menurut Bu Eni, sapaan akrabnya, bahwa pasar tradisional kini berbeda dengan pasar dulu. Perbedaan itu sebenarnya banyak penyebabnya, banyaknya toko-toko yang menjamur, mini market di masing-masing kampung dan juga banyak warung yang menyediakan keperluan keluarga. Dengan begitu, orang yang dahulu rajin ke pasar sekarang hanya ke pasar bila barang yang dibeli tidak ada di kios rumah. “Datang ke pasar malah banyak habisnya” ujar Eni.

Bu Eni dan rekan-rekan pedagang pasar Godean melalui Paguyuban Pedagang Pasar Godean (PPPG) pernah demo ke dinas pasar menuntut ketertiban para pedagang yang berjualan di luar pasar agar berjualan menjadi satu di dalam pasar. Diharapkan, pasar Godean tertib dan ramai kembali. Alhamdulillah upaya itu berhasil.

Lain lagi, dengan beberapa toko besar yang melayani grosiran di depan pasar Godean, secara harga sama dengan yang dijual di dalam pasar. Selain bersih, semua tinggal ambil dan suasananya enak. “Kita, sebagai pedagang pasar tidak bisa berbuat-apa-apa. Sabar saja sambil

ak semua pedagang bangga menjadi

Tpedagang. Tak semua pedagang tahu melayani pembeli dengan baik. Tak semua pedagang bisa memaknai jalan hidup dan sikap hidup sebagai

pedagang. Tak semua pedagang bisa mengalisa perkembangan pasar.

Tamaddun edisi 37/th.08/Mei-Juni 2013 63

Page 65: Majalah Tamaddun Edisi Mei-Juni 2013

Inspirasi

menelateni para pembeli yang masih setia” komentar Eni.

Lebih dari 20 tahun berjualan di pasar membuat Eni cukup bijaksana dalam merespon perubahan pasar dan perubahan para pembeli yang memang setiap tahunnya mengalami penurunan.

Ketika ditanya Tamaddun soal penurunan, Eni menjawab banyak faktor, tapi minimal ada tiga. Pertama, banyaknya orang yang nganggur membuat mereka membuka warung atau toko. Kedua, para distributor barang tidak seperti dulu, sekarang sudah melayani toko atau warung rumahan, maklum mereka juga ada target. Ketiga, orang sudah enggan datang ke pasar, katanya gengsi dan suasanya kurang nyaman.

Pasar Sebagai Jalan RizkiEni meyakini rizkinya di pasar dan

berdagang menjadi jalan hidup. Pasar juga banyak memberi ruang dinamika tersendiri dalam hidupnya. Pernah ada komentar dari pedagang lain, katanya “saya bodoh sekali ya.., dulu sehari bisa dapat 500 ribu, kok sekarang, hanya dapat sekian”. Menurut Eni, itu akibat pedagang tidak mengenali kondisi pasar secara menyeluruh.

Menurut ibu dari Bimo Akta Perdana Putra (11) ini, rizki dari sana-Nya sudah diatur, dulu bisa banyak sekarang cukupan, kita terima saja, siapa tahu, nanti anak cucu kita bila berdagang akan ramai kembali. “Ngomong sabar dan syukur itu mudah tapi susah dalam kenyataannya” kata Eni melanjutkan ceritanya.

Eni mengatakan, sebagai pedagang ada saja strategi yang harus dilakukan agar pendapatan tidak terlalu drastis menurun. Kita harus pintar-pintar mensiasati. Misalnya, menjual barang yang banyak diminati pembeli, dan mengurangi kulakan barang yang lakunya lambat. Walaupun begitu, barang yang ada dalam toko harus komplit agar pembeli tidak pindah-pindah. Contohnya, barang-barang yang sifatnya ssembako dikurangi, tetapi untuk snack dibesarkan mengingat tren snack lagi banyak peminatnya.

Selain itu, ia juga melakukan pendekatan lagi pada pembeli dengan cara menerima order

lewat handphone. Diharapkan dengan menjalin komunikasi ada orderan atau tetangga yang ingin belanja bisa datang ataupun bisa memesan terlebih daluhu. Ketika datang di pasar sudah siap diambil.

Dulu, ketika masih berdagang dengan ibunya, Eni dalam sehari bisa membawa pulang kurang lebih 20 juta Rupiah, tetapi sekarang hanya 5 juta Rupiah. Khusus hari minggu atau pasaran bisa sampai 7 juta Rupiah karena pengunjung lebih ramai.

Servis Bagi PelangganKelebihan para pedagang pasar tradisional

yang tidak dimiliki toko modern adalah mementingkan sisi kemanusian dalam melayani pembeli. Bukan didasarkan pada sistem mekanis. Seperti yang dilakukan Eni dalam melayani pelanggannya. Pertama, suasana yang dibangun pada pelanggan bak saudara, sehingga pelanggan merasa nyaman, tawar menawarpun menjadi enak. Kedua, saling mengerti.

Ketiga, boleh membawa barang dulu, kalau tidak ada modal tentunya bagi pelanggan yang memang sudah saling percaya. Keempat, barang dagangan lengkap. Pembelipun merasa toko tempat belanja serba ada. Kelima, harga barang ikuti harga pasaran. “umume pirolah (umumnya berapa), tidak ngambil untung banyak” katanya. Artinya, dalam menentukan harga tidak saklek.

Kini pelayanan (servis) pasar tradisional sudah banyak berbenah, tetapi budaya yang dibangun bukan sepakat dengan pasar tradisonal yang menanggung hajat hidup orang banyak. Malah sebaliknya, mendukung kemajuan ekonomi pasar yang menguntungkan para orang kaya yang mempmunyai modal besar. Maka muncul, masyarakat dalam usia remaja atau ibu-ibu muda sudah malas masuk pasar tradisional. Masuk pasar dianggap ketinggalan zaman. Apalagi hanya sekedar membeli kecap.

Bila diadakan survei pelanggan pasar, kata Eni, 80% akan memilih belanja di supermarket. 20 % yang tetap memilih belanja di pasar tradisional. “Selain cepat dan tidak berpikir barang yang dijual lama atau tidak, itulah kenyataan yang alami oleh pasar tradisional” kata Eni.

Tamaddun edisi 37/th.08/Mei-Juni 201364

Page 66: Majalah Tamaddun Edisi Mei-Juni 2013

Kebanyakan yang belanja di pasar Godean, ibu-ibu tua yang memang sudah terbiasa untuk belanja di pasar tradisional. Atau remaja atau ibu muda yang sudah dididik ibunya untuk selalu datang di pasar tradisional. Jadi kebanyakan belanja di pasar tradisional atau toko modern tergantung didikan keluarga.

Untungnya ada PPPG yang masih menjadi media silaturrahmi antar pedagang dan saling memberi motivasi untuk meramaikan pasar kembali. Kegiatan yang sering diadakan seperti pengajian selapanan (35 hari sekali) pas hari Rabu Legi dan syawalan antar pedagang.

Suasana Batin Pedagang Pasar

Kata orang-orang tua di jawa, ada istilah “neng pasar ra kroso” artinya, ketika menjaga toko atau warung jiwa sudah menyatu dengan pasar, berangkat pagi, tiba-tiba sudah siang dan disusul dengan sore. Seperti Eni misalnya, ia biasa berjualan dari jam 5 pagi hingga 4 sore. “Seolah-olah baru beberapa tahun menjaga toko, ternyata 20 tahun sudah saya lewati kehidupan di pasar. Tidak terasa. Tenyata sudah lama” katanya.

Suasana itu tak mungkin akan dirasakan bila menjadi pedagang pasar tradisional tidak di jalani sepenuh hati. Kita yakin sepenuhnya bahwa rizki datang dari Yang Kuasa, dengan begitu mudah-mudahan jadi barokah. “Kalau ngomong kurang, pastilah tetap kurang. Tapi kita tidak sendiri. Pedagang lain juga mengalami” tutur Eni.

Dengan dibantu tiga karyawan, Eni melayani langganan yang masih setia. “Lagi-lagi, kepercayaan itu penting, agar karyawan kita kerja merasa dipercaya sehingga karyawan merasa tidak diposisikan sebagai pembantu tapi teman sekaligus pemilik toko. Jadi mereka pun kerja lebih giat, rajin, amanah dan sewaktu-waktu ditinggal tidak merasa khawatir” tambahnya.

Menurut Eni, memang sudah kahanane (keadaannya) pasar tak seramai dulu, bila dulu dari pagi sampai sore tak bisa istirahat atau ibadah, makanpun kadang tak teratur, makan pagi jadi makan siang, untuk istirahat sholat

lima menit pun terasa tidak bisa, sangking sibuknya melayani pembeli. Sekarang ini mungkin hikmahnya, pasar tidak seramai dulu, jadi untuk istirahat dan sholat lebih banyak. Ini bukan cobaan, soalnya semua keadaan sama. Tidak di pasar Godean saja, semua pasar mengalami.

“Rizki sitik di jereng-jereng. Opo anane cukup. Pasrah, tapi tetap berusaha (rizki sedikit dibagi-bagi. Apa adanya dianggap cukup. Pasrah, tapi tetap berusaha)” ujarnya. Hal ini menggambarkan bahwa pedagang telah bersikap lapang dada untuk selalu berusaha dan tidak mengeluh pada keadaan. Dan tetap berpikir positif terhadap apa yang dijalani.

Sikap nerimo ing pandum (nerima apa yang diberikan sang pencipta), sopo ngerti nanti anak cucu kita akan menikmati keramaian seperti yang dialami ibu saya dulu.

Rasa syukur Eni tercermin dalam pandangan hidup dan sikap hidupnya. Ia mempunyai daya analisis yang cukup masuk akal dan juga menunjukkan kepemilikan rasa akan menerapkan nilai agama dalam kehidupan sehari-hari. “Dulu, ra golek, ra mangan (tidak mencari nafkah, tidak makan). Sekarang, rizki sudah dikirim tinggal menikmati” yakinya.

Merasa Terbantu TAMZISKata Eni, awal kenal TAMZIS itu sejak

zaman ibunya berdagang dan sudah terbiasa menyimpan (ijabah). Ikut TAMZIS sejak ada di Godean. Dan iapun melanjutkan menyimpan dan pembiayaan. Awal pembiayaan di TAMZIS sebesar 10 juta Rupiah, hingga sekarang sudah lebih dari 50 juta Rupiah.

Pelayanan di TAMZIS membuat Eni tetap bekerjasama. Karyawan TAMZIS tahu agama dan tidak ada yang nakal. Apalagi ketika pencairan dido'akan “semoga barokah dan lancar”. Dengan do'a tersebut, Eni merasa dalam menjalankan usaha enak dan tidak bingung. [zbr]

Tamaddun edisi 37/th.08/Mei-Juni 2013 65

Page 67: Majalah Tamaddun Edisi Mei-Juni 2013

Info BisnisInfo BisnisInfo Bisnis

Kirimkan info usaha Anda ke alamat Redaksi Tamaddun: Gedung Pusat TAMZIS Jl. S. Parman No. 46. Wonosobo Jateng.

Telp.: (0286) 325303. Fax.: (0286) 325064.e-mail: [email protected]

www.tamzis.com

TOKO SARI 50 FURNITURESedia berbagai macam mebel furniture rumah

tangga dan perkantoran.Alamat: Jalan Raya Batur No. 8

Batur Banjarnegara.Kontak: Ismail Setyabakti.

Hp. 081327727777

SAPU KEDOYA (SKD)Industri rumahan berbagai jenis

sapu berbahan alami.Alamat: Karangreja, Kedoya,

Purbalingga Jawa Tengah.Kontak: Agus Suprianto

Hp. 087719707700

SEMESTA TAS DAN KONVEKSIPusat pembuatan berbagai macam tas, dompet, aneka seragam dan konveksi.

Alamat: Jalan Dieng,Wonobungkah Wonosobo.

Kontak: Faqih. Hp. 082136232411Nafii. Hp. 081391364123

TOKO BATIK PEKALONGANPusat Grosis Batik Pekalongan Terlengkap

Jl. Mulia No. 9 Kraton KidulPekalongan 51113, Jawa Tengah, Indonesia

Phone : 0285 412991SMS : 081391997019

UD. MEBEL JATIPusat mebel Jepara.

Jl. Gotri ‐ Welahan no 142 Bakalan, Kalinyamatan JEPARA

Kontact person : H. HasanudinSMS/ Phone : 081 390 780078

GETUK GORENG ASLI SOKARAJAGetuk goreng manis “Mbok Diyem” Beralamat di Jalan Jend. Sudirman 146 Sokaraja Banyumas. Izin Depkes RI juga, no. 093/II.07/91Kontak: Roro Dwi Saptati Telpon: 082892803264/ 085747784632.

KRIPIK BELUT CITRA RASAPusat oleh‐oleh khas Jogja; aneka keripik, keripik belut, keripik wader, keripik tempe, keripik paru, keripik bayam, keripik jamur, keripik cakar ayam, dan aneka cemilan lainnya. Produksi setiap hari, 6 hari kerja. Alamat: Klaci II Margo Luwih Sayegan Sleman Jogjakarta. Outlet penjualan di depan pasar Godean Jogja. Kontak: Wartiyem/ Yanto, Telp. (0274) 7879148, 081328002423.

SEBAR RECYLE PAPER Pusat kertas daur ulang untuk undangan, kerajinan dan lain‐lain.Alamat: Jl. Kapten Tendean 12 Jogyakarta. Fax/Telp. (0274) 413913

Tamaddun edisi 37/th.08/Mei-Juni 201366

Page 68: Majalah Tamaddun Edisi Mei-Juni 2013

Santap Kuliner

Betul-betul Kres Di Mulutbanyak yang datang ke rumah untuk membeli menu seleranya masing-masing. Itu sudah biasa dan memang sudah menjadi langganan. Maklum, sejak ibunya jualan kuliner dulu mereka juga sudah biasa membeli. Ternyata masakanpun bisa mendidik, buktinya ibu dan anak-anaknya masih sering membeli menu yang sama. Begitu juga dengan anak Junimen, Sripun bisa masak dan menjaga rasa.

Pukul 06.00 pagi pun Sri berangkat menuju pasar Kalasan untuk menjajakan menu-menu yang sudah disiapkan dari rumah. Dulu, zaman ibunya berangkat ke pasar menggunakan sepeda onthel (sepeda tua) dan mengayunnya setiap pagi. Kini, Sripun sama yang membedakan ia menggunakan sepeda motor.

Dengan menempati lapak meja berukuran lebar satu setengah meter dan panjang satu meter bermacam-macam menu kuliner disajiakan. Sri berjualan hingga pukul 13.30 siang dan bila pengunjung pasar ramai dhuhur pun sudah bisa pulang karena dagangan kuliner habis terjual.

Menu dan Rasa Setiap orang memiliki menu dan

rasa sendiri-sendiri. Setiap rasa tergantung lidah. Yang bisa menilai rasa hanyalah pembeli (yang memakan). Tak ada kata-kata yang mewakili, yang ada adalah ketagihan untuk selalu menikmati. Ucapan rasa hanya menjadi ungkapan simbolik bagi menu kuliner.

Setiap menu membawa rasanya sendiri-sendiri. Makanya pengamat kuliner sering mengatakan dalam ungkapannya, kalau menikmati satu menu cobalah untuk tidak mencampur dengan menu lainnya, dengan begitu menu akan mengungkapkan

Tamaddun edisi 37/th.08/Mei-Juni 2013 67

agi penjual kuliner, bangun 04.00 pagi

Bmenjadi rutinitas sehari-hari. Bergelut dengan asap dapur, mengiris bumbu-bumbu masakan dan berjuang dengan api tungku tradisional. Ibu Sri Sugianti (47),

salah satunya, wanita setengah baya ini mulai pukul empat pagi memasak bermacam-macam menu kuliner. Ia tak sendiri, bersama-sama empat pembantu yang lain. Tak lain, agar pagi sudah siap saji. Dan pelanggan pun tak kecewa.

“Sebenarnya, jualan menu-menu kuliner di pasar Kalasan awalnya merupakan dagang ibunya, Juminem Mangundiarjo (73). Saya hanya membantu menemani, setelah tidak kuat lagi berjualan maka sayalah yang mengganti. Dagangan yang dijualpun tidak sebanyak sekarang” kisah Sri.

Menu demi menu masakan Sri, sudah siap saji pada pukul 05.30 pagi. Saudara dan tetangga sudah

Ayam Goreng Kremes Kalasan,

Senyum Sri menyambut para pembeli

Page 69: Majalah Tamaddun Edisi Mei-Juni 2013

Santap Kuliner

rasanya. Dan bila dicampur, sulitlah menemukan rasa aslinya. Menu dan rasa merupakan satu tali kenikmatan.

Pengen tahu, menu apa saja yang disuguhkan Sri setiap harinya? Ada opor ayam, oseng-oseng uritan (telur ayam yang belum jadi telur), ayam goreng, ayam goreng utuh. Untuk ayam utuh bisanya setiap hari 3-5 ekor. “Kemarin ada pesanan 30 ekor” ujar Sri.

Untuk sayur mayur Sri menyajikan; sambel terong, pare, daun pepaya, bunga pepaya, genjer, tempe kacang, orek tempe, buncis, kulit melinjo, tahu pong campur kacang, tahu tempe bacem dan lemper isi ayam.

Sedang untuk nasi ada menu yang tidak dijual di warung-warung kuliner yang ada di pasar seperti; nasi wiwit dan nasi gudeng sambel. “Semua sudah habis” kata Sri.

Soal harga, Sri tidak mematok terlalu mahal. Untuk sayur saja, 3.000 Rupiah atau 5.000 Rupiah atau berapapun akan dilayani dengan senang hati. Sedangkan untuk harga ayam utuh dihargai hanya 45.000 Rupiah, dada ayam 8.500 Rupiah, paha ayam 5.500 Rupiah, kepala ayam 3.500 Rupiah dan untuk hati ampela 2.500 Rupiah. Dari hasil jualan sehari-harinya Sri pulang membawa 1,5 juta hingga 2 juta Rupiah.

Ketika ditanya Tamaddun, komentar pelanggan soal rasa, Sri menjawab begitu meyakinkan “Bumbu-bumbu sudah pas, sudah diukur, jadi para pelanggan gak pernah komentar. Kurang bumbu atau lebih bumbu”.

Ayam Goreng KremesBila setiap orang ditanya, menu lauk apa

yang sering anda makan? Pasti jawabannya tidak jauh dari ayam. Tapi bila ditanya lanjut, apakah sudah makan ayam kremes khas Kalasan? Jawabannya, seperti apa itu, dimana bisa didapat dan sebagainya.

Istri dari Suparman (53) ini menjelaskan, proses pembuatan ayam kremes, pertama ayam dibersihkan dan direbus hingga empuk kemudian digoreng dengan tungku buatan agar hasilnya bisa maksimal. Hanya diberi bumbu bawang putih dan penyedap rasa. Sedang kremesnya, terbuat dari tepung terigu yang campur dengan sagu kemudian diberi bumbu bawang putih dan

garam, penyedap rasa yang kemudian dicampur dengan kaldu ayam saat merebus.

Empuknya daging ayam dengan rasa yang apa adanya dan taburan kremes menjadikan dinamis dalam mulut. Teringat sabda dalam Qur'an bahwa segala sesuatu dicipta Allah berpasang-pasangan dan seimbang. Tak luput dengan rasa itu sendiri. Akan terasa rugi bila datang ke pasar tradisional Kalasan Yogayakarta tanpa mampir di lapak Bu Sri untuk membuktikannya. Seekor ayam utuh juga boleh atau hanya sepotong dada ayam dan seikat sayur kesukaan akan lebih lengkap, apalagi untuk oleh-oleh kejutan bagi orang rumah.

Tamaddun juga penasaran pada nasi wiwit, seperti apa tho? Ibu dari Vebriani Aryanti dan Anisa Dwi Habsah ini mencerikan, nasi wiwit itu dahulu digunakan untuk perayaan ketika musim panen datang sebagai rasa syukur para petani kepada sang pencipta. Karena tradisi tersebut tidak lagi berjalan, sudah tidak ada lagi yang membuatnya. Khusus daerah Manan, Kalasan, Yogyakarta masih ada berjalan tradisi panen raya. Nasi wiwit biasanya disajikan dengan buah-buahan.

Awalnya, jualan nasi wiwit di pasar banyak yang nanya, “Mbok jualan nasi wiwit. Dari dorongan tersebut, ibu membuat dan menwarkan pada pelanggan kok banyak yang suka. Begitu seterusnya hingga sekarang. Cara membuat nasi wiwit sendiri kemudian disajikan dalam satu wadah dari daun pisang bersama dengan trancam kacang panjang, sambel kepeng, teri, telur dan tempe” ujar Sri. Inilah menu kuno dengan rasa abadi.

Sri memang anggota TAMZIS Prambanan mulai awal TAMZIS membuka di Prambanan mulai dengan deposito dan pembiayaan. Selain untuk menambah modal. Tapi sekarang tidak lagi mempunyai ijabah (deposito) sudah digunakan untuk bangun rumah.

Ngomong masalah keuntungan, Sri tidak pernah menghitung secara rinci berapa habisnya dan untuk apa saja. Biasanya, habis berjualan di pasar kemudian belanja ayam, sayur, bumbu dan sembako untuk dijual esok harinya. Nah, sisa itulah yang dianggap keuntungan. [zbr]

Tamaddun edisi 37/th.08/Mei-Juni 201368

Page 70: Majalah Tamaddun Edisi Mei-Juni 2013

Tegar

Bermodal Kejujuran LisanSUGIARTI

Tamaddun edisi 37/th.08/Mei-Juni 2013 69

alam masih gelap.

MFajar pagi belum mulai menyingsing. Kokok ayam pun belum mulai terdengar. Suasana

kampung Cangkringan, Pagerejo, masih sepi berselimut kabut tebal. Jam dinding baru menunjukkan pukul 03.00 dini hari, namun Sugiarti (66) sudah bersiap-siap menjemput rizki di pasar pagi. Rutinitas ini sudah ia jalani sejak tahun 80-an silam. Bahkan ketika ia belum berkeluarga.

Ia dan beberapa orang pedagang dari desanya biasa berkumpul di pinggir desa untuk menunggu mobil jemputan. Sebuah mobil dengan bak terbuka, berisi penuh muatan sayur, dirinya serta pedagang lain. Pasar pagi Kertek Wonosobo, memang sudah mulai ramai sejak dini hari. Disitu tempatnya menjual sayur mayur juga kulakan untuk dijual kembali di pasar Sapuran. Namun, khusus di hari pasaran Wage dan Pahing, setelah pasar pagi Kertek usai, ia akan melanjutkan berjualan di pasar Sapuran Wonosobo, jaraknya sekitar 5 Km dari Kertek.

Mbah Sugi, demikian wanita ini biasa disapa, dengan sabar dan telaten ia melakoni pekerjaan ini. Sejak belum berkeluarga hingga kini telah dikaruniai lima anak dan delapan cucu. Bahkan kini, kedua anaknya telah menjadi pedagang sayur seperti dirinya. Mereka berdua setia menemani mulai berangkat, di pasar hingga pulang ke rumah kembali.

Mbah Sugi, sejak awal mulai usahanya mengaku hanya bermodal

dengkul. Dengan bermodal kepercayaan dari petani, pedagang dan pemasok lain di pasar. Ketika petani panen sayur dan sejenisnya, mereka biasa menitipkan ke rumah Mbah Sugi untuk dijualkan ke pasar. Keesokan harinya jika sudah laku terjual baru dibayar. “Kalo laku semua dan untung, saya ngomong apa adanya dan saya bayar semua. Tapi kalo misalnya ada yang tidak laku atau harganya turun saya juga ngomong jujur” ujar Mbah Sugi menjelaskan.

Mungkin terasa aneh, sudah berjualan sekian lama dan tak pernah bermodalkan uang. Apalagi ditengah banyaknya orang yang kini kebingungan memulai usaha karena tidak punya modal uang. Namun, bagi Mbah Sugi, menjaga kejujuran dan pakem dalam omongan merupakan modal utama dalam mencarai rizki yang halal. “Alhamdulillah sampai sekarang mereka masih percaya” tambahnya.

Simbah yang murah senyum ini mengaku tak pernah menghitung secara teliti hasil penjualannya setiap hari. Yang pasti setiap hari ia mengeluarkan

Mbah Sugi dengan sabar menunggu pembeli.

Page 71: Majalah Tamaddun Edisi Mei-Juni 2013

Tegar

Tamaddun edisi 37/th.08/Mei-Juni 201370

ongkos untuk transportasi Rp 6 ribu, untuk tenaga bongkar muat dan angkut barang Rp 11 ribu. Selain itu ditambah juga ongkos ngojek dari Kertek ke rumahnya sebesar Rp 6 ribu. Sudah dipastikan, setiap hari pengeluaran Mbah Sugi untuk biaya sebesar Rp 23 ribu.

Bisa dibayangkan, keuntungan yang tidak seberapa dari menjual sayur mayur harus ia bagi untuk biaya-biaya. Belum lagi ia harus segera membayar kepada pemilik sayur bila semuanya telah laku terjual. “Sing penting kabeh isih mlaku, idep-idep luru sangu putu (yang penting semuanya masih bisa berjalan, itung-itung mencari uang saku untuk cucu)” timpal Mbah Sugi sembari mengumbar senyum.

Sepanjang jualannya di pasar Sapuran, Mbah Sugi berjualan di emperan kios-kios di dalam. Tidak sedikit ia berpindah dari satu emper ke emper lainnya. Apalagi ketika pemilik kios tidak mengizinkan berjualan di depannya karena lapaknya yang terkesan kurang kotor. Ia sampai lupa sudah berapa kali berpindah tempat.

Semuanya ia lakoni dengan riang gembira, tak pernah mengeluh. Menurutnya, menjadi pedagang sayur mayur kecil dan tidak seberapa ini ialah takdir yang harus dijalaninya. Karenanya ia dengan ringan menekuni usaha ini hingga sekarang. “Senang, banyak saudara, insya Allah dapat rizki yang halal dan berkah” akunya.

Sekitar sepuluh tahun lalu, Mbah Sugi dan kedua anaknya bisa menempati sebuah kios. Itupun sangat sederhana, lantainya tidak berkeramik, tembok belakangnya dari papan rusak dan depannya dibiarkan terbuka setiap saat. Bahkan ketika hujan turun, percikan air terasa betul mengenai tempat duduk dan dagangan Mbah Sugi. Kebetulan depan kiosnya memang tidak beratap. Air juga sering menggenangi depan kiosnya, kalau sudah begini, tak sedikit pembeli yang urung membeli karena tempatnya banjir dan kurang nyaman.

Mbah Sugi dan kedua anaknya menyewa kios tersebut kepada pemiliknya yang kebetulan pedagang pakaian tak jauh dari situ. Setiap tahun ia harus membayar uang sewa sebesar Rp 700 ribu. Semuanya ia lakukan dengan harapan akan lebih baik bagi dirinya dan kedua anaknya. Selamanya di emperan kurang baik bagi kedua

anaknya. Karenanya ia memutuskan untuk menyewa kios yang berukuran tak lebih dari 3 kali 2 meter ini. Meski sebenarnya tak layak disebut kios karena kondisinya tak terlalu jauh beda dari emperan kios. Hanya, yang pasti disitu tak ada lagi yang bisa menyuruhnya pindah sepanjang ia masih membayar uang sewa.

Resep KebahagiaanMeski berangkat dini hari, Mbah Sugi baru

pulang sore harinya. Hal itu ia lakukan setiap hari. Ia jarang sekali dan bahkan tidak pernah libur berjualan. Waktu bersama keluarga serta cucu biasanya setelah ia pulang dari pasar. Dengan begitu otomatis waktunya lebih banyak ia habiskan di pasar. Begitu juga waktu sholat, ia pun kerjakan di pasar.

Sebenarnya aktifitas Mbah Sugi cukup berat. Apalagi sudah berlangsung puluhan tahun terlebih di usianya yang kini tidak muda lagi. Namun, kenyataannya Mbah Sugi masih kuat dan dengan ringan menjalani aktifitasnya ini. “Ya memang takdir saya jadi pedagang begini, kabeh tak lakoni kanti ikhlas (semua saya jalani dengan ikhlas)” ungkapnya.

Sepanjang melayani pembeli, Mbah Sugi tak jarang tersenyum lebar sembari ngobrol dengan mereka. Sekilas orang lupa kalau wanita ini telah bercucu delapan. Guyonan dan senyuman Mbah Sugi sungguh menutupi usia serta perjuangan panjangnya dalam berjualan hingga kini.

Seolah, Mbah Sugi tak pernah punya masalah apalagi kaitannya dengan ekonomi. Padahal yang namanya usaha, untung rugi itu sudah pasti, yang jelas tidak mungkin untung terus. Bahkan Mbah Sugi mengaku tak jarang juga jualannya hanya impas saja, bisa bayar sayur, tenaga serta transport saja. Meski begitu, selama ini ia tak pernah merasa sedih, menurutnya uang bukan segalanya. Yang penting semua keluarga sehat, itulah rizki yang luar biasanya. “Alhamdulillah tak pernah merasa sedih yang penting suami, anak dan cucu semuanya sehat. Meski tak punya uang, Alhamdulillah saya setua ini selalu sehat” ujarnya. [ir]

Page 72: Majalah Tamaddun Edisi Mei-Juni 2013

Refleksi

Cuanki

Tamaddun edisi 37/th.08/Mei-Juni 2013 71

aya sungguh bersyukur, bekerja di sebuah

Sperusahaan yang selalu menjaga nilai-nilai agama. Misalnya, ketika datang di kantor mengucap salam, saling berjabat tangan, saling senyum satu sama lain dan masih

banyak lainnya. Membuat hati adem nan tentrem.

Sedikit berbagi cerita. Pertengahan tahun 2011 saya dipindah tugaskan dari Jakarta ke Bandung. Setelah tiga tahun lamanya bertugas di Bandung hingga awal tahun 2013 yang lalu saya dipindah tugaskan lagi ke Jakarta. Semua tugas saya coba jalani dengan sebaik mungkin.

Suka dan duka tetaplah ada. Tapi tak sedikit pula menjumpai hal-hal menarik dan unik yang sangat mengesankan hati ketika saya tinggal di kota Kembang ini.

Keluar masuk pasar tradisional seolah-olah menjadi hobi yang semakin hari membuat kebahagian tersendiri, meski itu bagian dari tugas dari kantor. Suguhan senyuman pedagang yang puas dengan pelayanan kami menjadi penguat batin untuk tetap semangat mengembangkan ekonomi syariah.

Page 73: Majalah Tamaddun Edisi Mei-Juni 2013

Refleksi

Tamaddun edisi 37/th.08/Mei-Juni 201372

Di pasar tradisional inilah saya banyak menemukan beragam bentuk kerajinan, seperti kaos, kerajinan angklung dan berbagai buah tangan yang lain. Selain hasil kerajinan tangan, banyak juga ditemukan berbagai macam jajanan pasar.

Tak hanya di pasar tradisional, ketika jalan-jalan di Bandung, saya banyak menemukan makanan khas yang dijajakan di Bandung. Misalnya saja, olahan kanji (dalam bahasa sunda disebut aci) yaitu Cireng (aci digoreng), Cilok (aci di colok atau ditusuk dibuat seperti sate), Cidog (aci digodog atau direbus), Batagor (bakso tahu goreng) dan siomay. Dua nama terakhir saya kira tak asing bagi telinga semua orang, karena banyak sekali kita temukan. Hampir di semua tempat ada.

Satu lagi, khas dari Bandung adalah Baso [tanpa huruf K) Cuanki. Nama CUANKI yang bersanding baso inilah yang menarik perhatian saya karena namanya unik dan terlihat aneh. Sebelumnya, saya pikir, Cuanki adalah Chinese food yaitu makanan yang berasal dari negeri China.

Saya bisa mencicipi makanan ini sebenarnya tak sengaja, ketika tugas kantor sudah selesai dan sebelum kantor ditutup, saya beserta teman-seman yang masih ada di kantor, seperti biasa kumpul-kumpul dan ngobrol sembari senda gurau menghilangkan capek dan penat setelah bekerja seharian sambil minum kopi atau teh. Tiba-tiba melihat pedagang lewat, dan saya tertarik ingin mencoba karena tulisan Cuanki. Pedagang pun kami panggil. Kita pun menikmati semangkuk Cuanki yang hangat menggugah selera.

Karena penasaran, saya bertanya kepada salah seorang teman yang kebetulan dulu pernah mengadakan semacam penelitian sekolah terhadap pedangan Cuanki. Usut punya usut, teman saya ini punya data yang cukup menarik mengapa namanya Cuanki. Kami pun dapat informasi yang cukup menggelitik tentang arti nama Cuanki ini. Nama CUANKI ini adalah sebuah akronim dari kata-kata Cari Uang Jalan Khaki

Berdagang dengan cara berjalan kaki. Mungkin kalau dulu masih wajar, tapi di zaman serba motor

menjadi hal yang tak biasa bahkan aneh. Semua pedagang CUANKI tidak ada yang menetap di suatu tempat. Yang ada, hanya berjalan … berjalan… dan terus berjalan. Tanpa menghitung kilometer dan waktu yang ditempuh.

Dari pedagang CUANKI (Cari Uang Jalan Kaki), saya belajar bahwa uang “rezeki” adalah karunia Allah Swt., yang datang dengan banyak cara, salah satunya adalah jalan kaki. Artinya, karunia rezeki Allah harus diperjuangkan. Kita tidak boleh berpangku tangan dan menunggu rezeki turun dari langit.

Kita tahu, bahwa bekerja adalah kewajiban usaha. Rezeki adalah takdir Allah Swt., bagi manusia. Karena bekerja atau berusaha adalah kewajiban, pastilah ada yang tidak sukses dan yang sukses. Ada pula yang bekerja keras tapi dapat hasil sedikit, sebaliknya ada pula yang bekerja bisa dibilang tak banyak mengeluarkan keringat tapi hasilnya besar. Tapi semua hal tergantung pada usaha manusia dan takdir serta karunia Allah Swt. Sekali lagi, manusia hanya wajib berusaha dan berusaha.

Seperti yang tergambar dengan indah dalam Al Qur'an, surat Ar-Ra'd ayat 11 “Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”.

Dari kenyataan hidup yang dijalani pedagang CUANKI tersebut, kita dapat tauladan bahwa dalam menjemput rezeki atau karunia Allah SWT kita harus bersungguh-sungguh, kerja keras dan pantang menyerah sekalipun harus bersusah payah dengan berjalan khaki Secara pribadi, Saya bersyukur pernah dipindahtugaskan ke Bandung sehingga saya dapat mengenal Cuanki dan banyak belajar mengenai nilai-nilai yang berarti dalam hidup ini. Terakhir, dalam menjemput karunia dari Allah Swt., kita harus tetap berjalan … berjalan … dan berjalan. Yang pasti, kita tak boleh kalah dengan pedagang CUANKI. Do your best and never give up ! [Haendarsah]

Page 74: Majalah Tamaddun Edisi Mei-Juni 2013

LAPORAN TAMADDUN (BAITUL MAAL TAMZIS)

Tamaddun edisi 37/th.08/Mei-Juni 2013

Saldo Zakat, Infak dan Wakaf Saldo Zakat, Infak dan Wakaf Kantor TAMZIS Bulan April 2013Kantor TAMZIS Bulan April 2013

Saldo Zakat, Infak dan Wakaf Kantor TAMZIS Bulan April 2013

ZAKAT INFAK WAKAF

“Mulailah hari-hari Anda “Mulailah hari-hari Anda

dengan sedekah,dengan sedekah,

paling tidak dengan paling tidak dengan

senyum yang ramah”senyum yang ramah”

“Mulailah hari-hari Anda

dengan sedekah,

paling tidak dengan

senyum yang ramah”

Start With SmileStart With SmileStart With Smile

Page 75: Majalah Tamaddun Edisi Mei-Juni 2013

PENERIMAAN ZAKAT

LAPORAN Penerimaan ZAKAT, INFAK DAN WAKAFLAPORAN Penerimaan ZAKAT, INFAK DAN WAKAFTamaddun Bulan April 2013Tamaddun Bulan April 2013LAPORAN Penerimaan ZAKAT, INFAK DAN WAKAFTamaddun Bulan April 2013

LAPORAN TAMADDUN (BAITUL MAAL TAMZIS)

PENERIMAAN INFAK

Tamaddun edisi 37/th.08/Mei-Juni 2013

Page 76: Majalah Tamaddun Edisi Mei-Juni 2013

LAPORAN Kas ZAKAT & INFAK LAPORAN Kas ZAKAT & INFAK Tamaddun Bulan April 2013Tamaddun Bulan April 2013LAPORAN Kas ZAKAT & INFAK Tamaddun Bulan April 2013

PENERIMAAN WAKAF

Mudah-mudahan Allah memberi pahalakepadamu atas apa yang telah engkau berikan,dan menjadikannya pensuci dosa bagimu,dan memberkati atas apa yang masih ada

Tamaddun edisi 37/th.08/Mei-Juni 2013

Page 77: Majalah Tamaddun Edisi Mei-Juni 2013

Laporan Bagi Hasil IJABAH TAMZISPeriode Maret - Mei 2013

per Rp. 1.000.000,-

NOIjabah (Bulan)

NisbahAnggota:TAMZIS Maret April Mei

1 1 s/d 2 32,50%:67,50% 7.560 7.580 7.540

2 3 s/d 5 40,00%:60,00% 9.300 9.330 9.290

3 6 s/d 11 45,00%:55,00% 10.460 10.500 10.450

4 12 s/d 23 47,50%:52,50% 11.050 11.080 11.030

5 >=24 50,00%:50,00% 11.630 11.660 11.610

Berkembang Berkembang penuh barokahpenuh barokahBerkembang penuh barokah

LAPORAN NISBAH(BAGI HASIL) IJABAH

Tamaddun edisi 37/th.08/Mei-Juni 2013

Page 78: Majalah Tamaddun Edisi Mei-Juni 2013

tokoh ekonomi syariah

inspirasisektor mikro

connectingbisnis

TamaddunTamaddunTamaddunMedia Komunikasi dan Edukasi Ekonomi SyariahMedia Komunikasi dan Edukasi Ekonomi SyariahMedia Komunikasi dan Edukasi Ekonomi Syariah

Alamat Redaksi:Gedung Pusat TAMZIS. Jl. S. Parman 46 Wonosobo.

Telp. 0286 325303. Fax. 0286 325064. email: [email protected]

www.tamzis.com

Pengen tahu ekonomi mikro syariah? baca Tamaddun

Page 79: Majalah Tamaddun Edisi Mei-Juni 2013

KANTOR TAMZIS PUSAT NON OPERASIONAL :Jl. Buncit Raya 405 Jakarta Selatan. Telp. 021 79198411, Fax. 021 7993346

KANTOR TAMZIS PUSAT OPERASIONAL :Jl. S. Parman No. 46, Wonosobo (56311). Telp. 0286 325303, Fax. 0286 325064

Pembiayaan untukPembiayaan untukPengusaha Mikro, KecilPengusaha Mikro, Kecildan Menengahdan Menengah

Pembiayaan untukPengusaha Mikro, Kecildan Menengah