Magang Ari Fix

70
BAB I Pendahuluan Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 1 BAB I PENDAHULUAN Keinginan manusia untuk mengubah dunia menjadi lebih mudah memaksa para engineer untuk membuat alat yang dapat memudahkan dan menjadikan hidup manusia lebih baik. Teknologi merupakan alat yang tepat untuk memudahkan manusia. Untuk mengimbangi perkembangan teknologi tersebut maka dari itu setiap calon tenaga kerja harus memiliki kompetensi yang berimbang dengan seiringnya perkembangan teknologi yang ada pada saat ini. Namun disisi lain hal itu juga merupakan tantangan kepada kita semua untuk selalu meningkatkan kemampuan sumber daya manusia, agar mampu menjadi sumber daya yang handal dengan tingkat kompetensi yang tinggi. Sebagai salah satu lembaga pendidikan di Indonesia yang mencetak generasi penerus bangsa, Universitas Gadjah Mada ikut serta dalam arus kemajuan teknologi tersebut, maka dari itu Program Diploma Teknik Mesin Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada mengirimkan mahasiswanya untuk melaksanakan kegiatan praktek kerja lapangan (magang) sebagai salah satu syarat kelulusan. Pelaksanaan kerja praktek ini dilaksanakan di perusahaan-perusahaan yang telah diakui dalam dunia industri, PT. DARMA HENWA Tbk. adalah salah satu perusahaan yang berkompeten di bidang pertambangan mineral dan batu bara. Dengan demikian tujuan dari pelaksanaan kerja praktek (magang) yaitu untuk mengetahui secara langsung tentang kondisi, situasi dan keadaan yang ada di dunia industri secara nyata, serta untuk menambah wawasan yang belum didapat dari kampus. Manfaat yang didapat dari kegiatan ini akan sangat dirasakan oleh mahasiswa yang bersangkutan karena mereka ikut serta dalam kegiatan didunia industri sehingga yang bersangkutan dalam hal ini akan mengerti dan memahami hal-hal yang terjadi di perusahaan, maka hal ini akan menjadi pertimbangan semasa dalam studi dan setelah lulus studi. Dengan waktu pelaksanaan praktek

description

dee

Transcript of Magang Ari Fix

  • BAB I Pendahuluan

    Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Keinginan manusia untuk mengubah dunia menjadi lebih mudah memaksa

    para engineer untuk membuat alat yang dapat memudahkan dan menjadikan hidup

    manusia lebih baik. Teknologi merupakan alat yang tepat untuk memudahkan

    manusia.

    Untuk mengimbangi perkembangan teknologi tersebut maka dari itu setiap

    calon tenaga kerja harus memiliki kompetensi yang berimbang dengan seiringnya

    perkembangan teknologi yang ada pada saat ini. Namun disisi lain hal itu juga

    merupakan tantangan kepada kita semua untuk selalu meningkatkan kemampuan

    sumber daya manusia, agar mampu menjadi sumber daya yang handal dengan

    tingkat kompetensi yang tinggi.

    Sebagai salah satu lembaga pendidikan di Indonesia yang mencetak

    generasi penerus bangsa, Universitas Gadjah Mada ikut serta dalam arus

    kemajuan teknologi tersebut, maka dari itu Program Diploma Teknik Mesin

    Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada mengirimkan mahasiswanya untuk

    melaksanakan kegiatan praktek kerja lapangan (magang) sebagai salah satu syarat

    kelulusan. Pelaksanaan kerja praktek ini dilaksanakan di perusahaan-perusahaan

    yang telah diakui dalam dunia industri, PT. DARMA HENWA Tbk. adalah salah

    satu perusahaan yang berkompeten di bidang pertambangan mineral dan batu

    bara.

    Dengan demikian tujuan dari pelaksanaan kerja praktek (magang) yaitu

    untuk mengetahui secara langsung tentang kondisi, situasi dan keadaan yang ada

    di dunia industri secara nyata, serta untuk menambah wawasan yang belum

    didapat dari kampus.

    Manfaat yang didapat dari kegiatan ini akan sangat dirasakan oleh

    mahasiswa yang bersangkutan karena mereka ikut serta dalam kegiatan didunia

    industri sehingga yang bersangkutan dalam hal ini akan mengerti dan memahami

    hal-hal yang terjadi di perusahaan, maka hal ini akan menjadi pertimbangan

    semasa dalam studi dan setelah lulus studi. Dengan waktu pelaksanaan praktek

  • BAB I Pendahuluan

    Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 2

    kerja lapangan (magang) selama 4 bulan harus dimanfaatkan secara maksimal

    karena dengan pelaksanaan magang ini kita memiliki nilai lebih dibandingkan

    yang tidak mengikuti kerja praktek. Dengan demikian kita juga harus membuat

    suatu evaluasi atau kesimpulan yang berupa pembuatan laporan, dimana

    didalamnya diperlukan suatu tuntunan yang harus dipertanggung jawabkan.

    1.1 Tujuan Kerja Praktek

    Dengan adanya kerja praktek atau magang kerja mahasiswa mengetahui

    secara langsung proses produksi yang terjadi di dunia industri, mengenalkan

    peralatan yang digunakan dalam proses produksi, mengetahui prosedur-prosedur

    yang berlaku diindustri, mengetahui lingkungan industri dan agar dapat

    menerapkan ilmu yang didapat dari bangku kuliah.

    Adapun tujuan kerja praktek dapat disimpulkan sebagai berikut:

    a. Untuk melaksanakan mata kuliah wajib Kerja Praktek yang merupakan syarat

    untuk menyelesaikan studi Program Diploma Teknik Mesin SV UGM.

    b. Membandingkan, menerapkan dan menambah ilmu yang telah di peroleh di

    bangku kuliah terhadap kerja nyata di dunia industri.

    c. Memahami dan mengenal proses baru yang ada di industri beserta peralatan

    lain yang belum di kenal di bangku kuliah.

    d. Sebagai wadah bagi mahasiswa untuk mengenal lingkungan industri baik dari

    segi tanggung jawab, pentingnya kerjasama dan belajar untuk memposisikan

    diri dengan benar dan berinteraksi dengan karyawan lain dengan baik.

    e. Menambah pengetahuan tentang proses, standar kerja, sistem manajemen, dan

    kebiasaan bekerja di perusahaan.

    f. Mengetahui secara nyata dan langsung penerapan teknologi dan proses

    rekayasa (yang sesuai dengan bidang kajian) yang terjadi pada perusahaan.

    g. Mengetahui pola kerja dan perilaku pekerja profesional di lapangan, dengan

    harapan dapat memilki pengalaman dan pelajaran dari pengetahuan tersebut.

    h. Melatih disiplin dan tanggung jawab serta memantapkan keterampilan yang

    dimiliki.

  • BAB I Pendahuluan

    Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 3

    i. Memperkenalkan kemampuan yang dimiliki dan ikut menyelesaikan masalah

    dalam industri.

    j. Mendidik dan membiasakan diri untuk melakukan sesuatu hal dengan disiplin

    serta tanggung jawab.

    1.1.2 Tujuan Secara Khusus

    Tujuan khusus dari pelaksanaan kegiatan magang kerja adalah untuk

    mengetahui dan terlibat secara langsung dalam kegiatan yang dilaksanakan pada

    industri mengenai masalah teknis maupun non teknis dalam segala bidang untuk

    diambil suatu manfaat dan pegangan saat bekerja di suatu industri.

    1.2 Latar Belakang

    PT. DARMA HENWA Tbk. merupakan salah satu perusahaan swasta

    terbesar di Indonesia yang bergerak di bidang pertambangan mineral dan batu

    bara. Kegiatan kerja praktek di PT. DARMA HENWA Tbk. lebih diarahkan pada

    perawatan (maintenance) unit.

    PT. DARMA HENWA Tbk. Melakukan perawatan unit untuk mencapai

    produksi batu bara yang tinggi dan meminimalkan kerusakan unit dengan biaya

    yang serendah-rendahnya. Di proses maintenance unit alat berat ada 5 kelompok

    yang malakukan perawatan berdasarkan kemampuan masing-masing team

    diantaranya :

    1. Service Crew, melakukan pekerjaan perawatan semua unit berdasarkan SMU

    (Service Meter Unit) pada unit. Pekerjaannya seperti penggatian oli mesin, oli

    rem, oli transmisi, oli differensial (gardan), air cleaner (saringan udara ke

    pembakaran),oil filter (saringan oli mesin), fuel filter (saringan bahan bakar)

    pengambilan oli sampel, pemeriksaan unjuk kerja unit dll.

    2. Electric Crew, melakukan pekerjaan perawatan dan perbaikan semua unit

    yang menyangkut tentang electrical, seperti mengganti lampu unit

    berdasarkan HM (Hours Meter), memperbaiki sistem electrical di unit,

    misalnya menghilangkan kode error pada unit dll.

  • BAB I Pendahuluan

    Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 4

    3. Houler Crew, melakukan pekerjaan perawatan dan perbaikan untuk unit HD

    (Heavy Dump) atau dump truck tidak berdasarkan HM (Hours Meter), tetapi

    berdasarkan masalah-masalah yang tidak normal pada unit. Misalnya muffler

    rusak, suspension kurang tekanan, penggantian turbo charger, water pump

    (pompa radiator), selang hidrolik yang bocor dll.

    4. Auxillary Crew, melakukan pekerjaan perawatan unit Bulldozer, Grader,

    Pompa, Loader dan Lighting Plant/Lighting Tower. Pekerjaan yang dilakukan

    mengganti koponen yang bekerja tidak normal atau aus.

    5. Digger Crew, melakukan pekerjaan perawatan unit Exavator dari tipe yang

    kecil (Zaxis 330) sampai tipe besar (PC 2600).

    Dalam Kerja Praktek di PT. DARMA HENWA Tbk. penulis

    melaksanakan magang selama 4 (empat) bulan di departemen Plant and

    maintenace yang bertanggung jawab untuk mengontrol perawatan unit alat berat

    khususnya di undercarriage Bulldozer 155A-6.

    1.3 Manfaat Kerja Praktek

    Manfaat yang di dapat selama melaksanakan kuliah Kerja Praktek baik

    untuk mahasiswa, perguruan tinggi dan perusahaan:

    1. Bagi Mahasiswa:

    a. Memperoleh ilmu terapan yang nyata di dunia industri dan mendapatkan

    pengalaman kerja serta sebagai wadah bagi mahasiswa untuk ikut terlibat

    dalam pemecahan masalah dengan menerapkan ilmu teknologi rekayasa yang

    di dapat selama di bangku kuliah.

    b. Melatih mahasiswa dalam pengolahan data mulai identifikasi masalah sistem

    pengambilan data, mengolah dan menampilkan hal hal yang penting baik

    dalam bentuk diagram, kurva atau sejenisnya serta cara tindak lanjut

    penanganan masalah.

    c. Mengenalkan mahasiswa bagaimana sebernarnya dunia industri itu bekerja

    baik dari segi lingkup kerja perusahaan, sistem organisasi yang digunakan,

    dan kebiasaan seharihari perusahaan itu sendiri.

  • BAB I Pendahuluan

    Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 5

    2. Bagi Perguruan Tinggi

    a. Mengetahui perkembangan dunia industri yang slalu berubah dan semakin

    canggih dan pesat sehingga bahan evaluasi untuk peningkatan mutu

    pembelajaran guna menyiapkan insan industri baru yang siap kerja dan

    berkompeten.

    b. Sebagai umpan balik (feed back) unutk mengetahui sejauh mana perguruan

    tinggi mampu mencetak SDM yang siap kerja.

    c. Menambah nilai kemitraan yang baik antara perguruan tinggi dengan

    perusahaan.

    3. Bagi Perusahaan:

    a. Perusahaan mendapatkan masukan atau ideide pemecahan masalah ataupun

    improvement.

    b. Sebagai wadah sebagai saluran pengabdian kepada masyarakat di sekitarnya

    khususnya dan masyarakat Indonesia umumnya.

    1.4 Batasan Masalah

    Adapun batasanbatasan yang diterapkan dalam pembahasan ini

    meliputi:

    a. Condition Base Maintenance / Predictive maintenance

    undercarriage Bulldozer 155A-6.

    b. Proses penggantian undercariage Bulldozer 155A-6.

    1.5 Tempat Dan Waktu Pelaksanaan

    Kerja Praktek ini dilaksanakan di PT. DARMA HENWA Tbk. yang

    bertempat di AsamAsam, Kec. Jorong, Kab. Tanah Laut, Kalimantan Selatan.

    Waktu pelaksanaan kerja praktek mulai tanggal 01 Desember 2012 sampai 31

    Maret 2013 selama 4 (empat) bulan.

  • BAB I Pendahuluan

    Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 6

    1.6 Metode Pengumpulan Data

    Tahapan dalam melakukan penulisan laporan kerja praktek ini adalah

    sebagai berikut :

    a. Studi literatur

    Pencarian data dengan cara mempelajari literatur-literatur yang

    berhubungan dengan hal maintenance unit.

    b. Studi wawancara (interview)

    Pengambilan data dengan melakukan wawancara kepada pimpinan

    (supervisor), mechanic, trainer dan staff mengenai obyek maupun

    kepada pihak-pihak yang memiliki informasi yang dibutuhkan,

    sehingga dapat membantu dan memberikan penjelasan tentang

    masalah yang diteliti.

    c. Studi lapangan

    Pengambilan data secara langsung dengan cara mengikuti kegiatan

    maintenance terhadap unit Bulldozer 155A-6.

    d. Diskusi dan Analisa Permasalahan

    Proses diskusi dilakukan bersamasama dengan teman kerja praktek

    dan pembimbing serta dengan atasan, sehingga masalah

    terpecahakan dan mendapatkan kesimpulan serta saran perbaikan.

    e. Data sekunder

    Dalam data sekunder ini, data-data diperoleh tidak secara langsung

    pada responden melainkan dengan berdasar pada literatur yang

    mendukung penyusunan laporan. Literatur ini didapat dari brosur,

    buku petunjuk, studi kepustakaan atau membaca buku-buku yang

    berkaitan langsung dengan masalah serta keterangan yang didapat

    dari instansi perusahaan yang bersangkutan.

  • BAB I Pendahuluan

    Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 7

    1.7 Sistematika Penulisan

    Laporan Kerja Praktek ini penulis susun atas beberapa bab dengan maksud

    agar para pembaca mudah memahami laporan ini. Secara garis besar uraian tiap-

    tiap bab adalah sebagai berikut :

    BAB I Pendahuluan

    Bab ini berisikan latar belakang dan permasalahan, tujuan dan

    materi dari kerja praktek, batasan masalah, metode pengumpulan

    masalah dan data sistematikan penulisan laporan.

    BAB II Tinjauan Umum Perusahaan

    Bab ini menjelaskan tentang profil perusahaan, sejarah PT.

    DARMA HENWA Tbk. secara umum, struktur organisasi,

    penjelasan umum setiap departement dan tata tertib perusahaan.

    BAB III Pembahasan

    Bab ini menejelaskan secara umum fungsi dan spesifikasi unit

    Bulldozzer 155A-6 khususnya dibagian undercariage. Dan keausan

    di komponen undercarriage.

    BAB IV Kegiatan Magang

    Bab ini menjelaskan proses Predictive Maintenace Undercarriage

    Bulldozer 155A-6 dan proses penggantian undercarriage.

    BAB V Kesimpulan dan Saran

    Berisi tentang kesimpulan dan saran selama melakukan Kerja

    Praktik.

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • BAB II Tinjauan Umum Perusahaan

    Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 8

    BAB II

    TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

    2.1 Sejarah Perusahaan

    PT Darma Henwa Tbk (Darma Henwa) adalah perusahaan jasa

    kontraktor pertambangan umum yang berdiri pada tahun 1991. Sejak awal

    perseroan telah mengukir reputasinya sebagai kontraktor pertambangan yang

    handal di Indonesia, penyedia tenaga ahli dalam bidang alat berat pertambangan,

    penggalian penambangan, pekerjaan sipil serta pemeliharaan peralatan

    pertambangan.

    Mengawali aktivitasnya di proyek penambangan emas Lerokis Billiton

    Shell di awal tahun sembilanpuluhan, Darma Henwa telah melayani berbagai

    klien terkemuka seperti BHP Mineral, Aneka Tambang, INCO, Freeport-Mc-

    Moran, Newmont dan Kaltim Prima Coal (KPC). Saat ini Darma Henwa

    mengoperasikan tambang batubara di Bengalon, Kalimantan Timur milik PT KPC

    serta di tambang batubara Asam Asam milik PT Arutmin Indonesia. Di samping

    itu, Perusahaan bergerak dalam bisnis pemasaran batubara dan pembangkit listrik

    serta mencari peluang-peluang pengembangan usaha di area penambangan lain

    yang dapat menunjang peningkatan pendapatan.

    Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, perseroan didukung armada

    kendaraan dan alat berat yang lengkap seperti excavator, bulldozer, loader, dump

    truck dan grader dari berbagai merek terkenal, seperti Hitachi, Komatsu,

    Caterpillar, Liebherr, dan erex.

    Perjalanan sejarah singkat dari PT Darma Henwa Tbk. :

    1991 = Perusahaan didirikan dengan nama PT Darma Henwa dan

    penandatanganan kontrak pertama di Pulau Wetar dengan Billiton.

    1993 = Kontrak senilai USD 107 juta untuk Proyek Batubara Petanggis di

    Sumatra Selatan, dengan BHP Minerals

    1996 = Henry Walker Group Ltd (Australia) menguasai 95% kepemilikan,

    nama Perseroan diganti menjadi PT Henry Walkter Eltin (HWE)

  • BAB II Tinjauan Umum Perusahaan

    Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 9

    1997 = Perusahaan memperoleh proyek Batu Hijau dari PT. Newmont

    Nusa Tenggara senilai USD 82,3 juta.

    2001 = Perusahaan memperoleh kontrak pertambangan batubara dari PT.

    Tanito Harum senilai USD 34,2 million.

    2004 = Perusahaan menandatangani Bengalon Operating Agreement

    dengan KPC untuk hak eksklusif pengoperasian tambang batubara

    di Bengalon, Kalimantan Timur.

    2005 = ZAI mengambil alih 95% saham Perusahaan dari Henry Walker

    Eltin Group Limited, yang kemudian diikuti dengan perubahan

    nama kembali menjadi PT. Darma Henwa, Perusahaan

    mendapatkan fasilitas pembiayaan jangka panjang sebesar USD

    143 juta.

    2006 = 1. Memperoleh penghargaan untuk 4 million Loss Time Injury

    Free (LTIF).

    2. Mendapatkan pembiayaan kembali sebesar USD 205 juta.

    3. Mengadakan perjanjian kerjasama strategis dengan Arutmin

    Indonesia (AI) untuk menambang 10,2 MT batubara per tahun

    ke PT PLN (Persero).

    2007 = 1. Menandatangani Asam Asam Operating Agreement dan

    Strategic Agreement Mining Service dengan PT Arutmin

    Indonesia.

    2. Menandatangani Perjanjian Jual Beli Batubara Peringkat

    Rendah PLTU antara PT. PLN (Persero), Konsorsium Arutmin

    Indonesia dan PT. Darma Henwa Tbk.

    3. Saham Perusahaan dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia.

    2008 = Meningkatkan Modal Dasar Perusahaan semula sebesar Rp 4

    triliun menjadi Rp 6 triliun berdasarkan Keputusan Rapat Umum

    Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).

    2009 = 28 Desember: Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa.

    2010 = 11 Januari: Penawaran Umum Terbatas I kepada Pemegang Saham

    Perusahaan dalam rangka Penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih

  • BAB II Tinjauan Umum Perusahaan

    Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 10

    Dahulu (HMETD). 30 September: Perusahaan berhasil melakukan

    restrukturisasi liabilitas jangka panjang sebesar USD 120 juta. 23

    Desember: Perusahaan berhasil meraih Sertifikasi ISO 9001:2008,

    ISO 14001:2004 dan OHSAS 18001:2007

    2011 = Penjualan Coal Vista Resources. Pendatanganan Proyek Batubara

    Berau.

    2.2 Profil Perusahaan

    PT Darma Henwa Tbk didirikan dengan nama PT Darma Henwa sebagai

    Perusahaan terbatas dengan investasi PMDN berdasarkan Undang-Undang

    Republik Indonesia dengan Akta Pendirian No. 54 tanggal 8 Oktober 1991.

    Pada bulan Juni 1996 Perusahaan mengubah statusnya dari PMDN menjadi

    PMA dengan masuknya Henry Walker Group Limited sebagai pemegang saham

    Perusahaan. Kemudian di bulan Desember 2004, Perusahaan mengubah namanya

    menjadi PT HWE Indonesia dan selanjutnya diubah lagi menjadi PT Darma

    Henwa pada bulan September 2005.

    Pada bulan September 2007, Perusahaan melakukan penawaran umum

    perdana di Bursa Efek Indonesia. Sampai dengan 31 Desember 2010 komposisi

    kepemilikan saham adalah 18,31% dimiliki oleh Zurich Assets International

    Limited, 17,68% dimiliki oleh Goldwave Capital, 11,34% dimiliki oleh Quest

    Corporation dan 52,67% dimiliki publik.

    Darma Henwa telah berkembang menjadi Perusahaan yang bergerak dalam

    penyediaan jasa terpadu di bidang pertambangan yang menyediakan keahlian

    sebagai kontraktor pertambangan umum, pemeliharaan dan perawatan peralatan

    berat pertambangan, penggalian penambangan dan pekerjaan sipil. Aktivitas

    Perusahaan ditunjang oleh sumber daya manusia yang mempunyai kompetensi

    tinggi dan armada alat berat ekskavasi, produksi dan pengangkutan material yang

    lengkap dan handal.

  • BAB II Tinjauan Umum Perusahaan

    Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 11

    2.2.1 Visi Misi perusahaan

    Visi

    Menjadi Perusahaan regional pilihan dalam penyedia layanan pertambangan

    yang terintegrasi

    Misi

    Misi PT. DARMA HENWA Tbk. :

    Menciptakan pengetahuan manajemen yang baik dan biaya

    operasional yang efektif.

    Memberikan nilai maksimum ke seluruh stakeholders dan terus

    tumbuh secara berkesinambungan.

    Menyediakan pelayanan berkualitas tinggi kepada para stake

    holders melalui best practices dengan komitmen yang tinggi dalam

    hal Health, Safety and Environment serta tanggung jawab sosial

    Perusahaan yang tinggi.

    2.2.2 Strategi Perusahaan

    A. Meningkatkan keunggulan di dalam industri pertambangan.

    Seiring dengan perkembangan bisnis pertambangan yang semakin

    kompleks, PT. Darma Henwa Tbk. terus berupaya meningkatkan

    keunggulannya sebagai mining contractor yang profesional dan berdaya

    saing tinggi. Upaya untuk terus meningkatkan efisiensi menjadi kunci

    keberhasilan Perusahaan di sepanjang tahun 2010. Berbagai inovasi yang

    mampu mendorong peningkatan efisiensi di setiap unit bisnis, mewarnai

    kegiatan penambangan Perusahaan.

    B. People management yang lebih efektif

    Perusahaan menyadari sepenuhnya bahwa karyawan merupakan

    mitra yang utama dan strategis dalam mencapai sukses bisnis.

    Penyediaan lingkungan kerja yang aman dan sehat, sistem remunerasi

    dan benefit yang kompetitif, serta penciptaan komunikasi yang positif di

    lingkungan Perusahaan, diyakini akan mampu mengoptimalkan kinerja

  • BAB II Tinjauan Umum Perusahaan

    Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 12

    karyawan, yang pada akhirnya akan berdampak positif bagi kinerja

    perusahaan.

    Untuk meningkatkan kompetensi karyawan, Perusahaan secara

    kontinyu melakukan pelatihan dan pengembangan (training and

    development) pada tingkat operator, mekanik, supervisor, serta jajaran

    operasional lainnya.

    Kebijakan Perusahaan di bidang sumber daya manusia dilakukan

    secara terintegrasi untuk mendapatkan tenaga-tenaga profesional,

    menjaring calon-calon dari perguruan tinggi ternama, termasuk melatih

    dan mengembangkan sumber daya manusia yang ada.

    C. Dukungan teknologi informasi

    Penerapan proses bisnis pertambangan yang efektif dan efisien,

    disandingkan dengan penggunaan teknologi informasi yang mampu

    memantau aktivitas dan tingkat produktivitas harian di area

    pertambangan, secara langsung berdampak signifikan pada produktivitas

    sumber daya manusia di lapangan.

    D. Vendor Performance Management yang lebih efektif

    Perusahaan berprinsip untuk memberikan nilai tambah terbaik bagi

    seluruh stakeholders-nya. Dukungan vendor dalam penyediaan alat-alat

    berat dan spare parts, cukup vital dalam mendukung operasional

    Perusahaan. Sinergi yang harmonis dan saling menguntungkan

    merupakan salah satu kunci keberhasilan Perusahaan dalam mencapai

    tujuan operasionalnya.

    E. Diversifikasi Usaha

    Sebagai penyedia jasa pertambangan yang terintegrasi, yang kaya

    akan pengalaman di berbagai medan operasi pertambangan, Perusahaan

    melakukan diversifikasi usaha untuk tetap menjaga keamanan dan

  • BAB II Tinjauan Umum Perusahaan

    Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 13

    kelangsungan bisnis, serta sebagai bagian dari strategi Perusahaan dalam

    memberikan imbal hasil yang maksimal bagi para investor.

    2.2.3 Nilai - Nilai Perusahaan.

    1. Bekerja dengan tingkat kejujuran yang tinggi demi kemajuan dan

    kesuksesan bersama.

    2. Bekerja dengan tingkat kedisiplinan yang tinggi dengan

    memperhatikan peraturan dan ketentuan yang berlaku demi

    kemajuan dan kesuksesan bersama.

    3. Bekerja dengan tingkat kecepatan yang tinggi sehingga tercapainya

    produktivitas yang optimal melalui sumber daya yang ada demi

    kemajuan dan kesuksesan bersama.

    4. Bekerja dengan tingkat kehandalan yang tinggi, yang terbentuk

    melalui ketekunan dari proses pembelajaran yang

    berkesinambungan, demi kemajuan dan kesuksesan bersama.

    5. Bekerja dengan tingkat kerjasama yang tinggi sehingga tercapainya

    lingkup kerja yang sehat dan hasil kerja yang optimal, demi

    kemajuan dan kesuksesan bersama.

  • BAB II Tinjauan Umum Perusahaan

    Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 14

    2.2.4 Struktur Perusahaan PT. Darma Henwa Tbk.

    Gbr. 2.1 Struktur Perusahaan.

    Sumber: Laporan Tahunan 2010 PT Darma Henwa,Tbk

  • BAB II Tinjauan Umum Perusahaan

    Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 15

    2.2.5 Pencapaian Penting Perusahaan.

    Gbr. 2.2 Target Perusahaan.

    Sumber: Laporan Tahunan 2010 PT Darma Henwa,Tbk

  • BAB II Tinjauan Umum Perusahaan

    Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 16

    2.2.6 Work Activities

    Salah satu wilayah operasi PT Darma Henwa, Tbk Asam- asam coal project

    terletak di Kecamatan jorong, Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan

    Selatan dimana di wilayah ini PT Darma Henwa, Tbk Asam- asam coal project

    menjadi salah satu sub kontraktor dari PT Arutmin Indonesia dimana PT Darma

    Henwa, Tbk Asam-asam coal project menjadi patner dalam penambangan

    batubara untuk PT Arutmin Indonesia, untuk lama kontrak dengan PT Arutmin

    Indonesia dari Agustus 2008 sampai 2028, kontrak kuantitas limbah sebesar 126

    juta bcm, kontrak penambangan batu bara sebesar 33 juta ton. Dimana aktivitas

    yang dilakukan adalah:

    a. Contract Scope

    a. Clear and Grub

    b. Soil Strip

    c. Waste Removal

    d. Coal Clean, Load & Haul

    e. Rehabilitation

    f. Short-term Mine Planning

    b. Key Personnel

    Head of Project : James Gurning

    Deputy Head of Project : Zelly Fachrudin

    Head of Dept. Mine Operation : Rayheli Rusli

    Head of Dept. Plant & Maintenance : Adi Idwanto

    Head of Dept. HRGA : Bernard Hutapea

    Head of Dept. Engineering : Zelly Fachrudin

    Head of Warehouse Logistic : Nikolaus Siba Ama

    Head of Procurement : Nikolaus Siba Ama

  • BAB II Tinjauan Umum Perusahaan

    Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 17

    c. Mining Area

    Gbr. 2.3 Mining Area.

    2.2.7 PHE Departement

    PHE departement (Plan Heavy Equipment). Memiliki salah satu aktivitas

    rutin yang menjadi tanggung jawab Departement PHE adalah pelaksanaan plant

    maintenance terhadap unit-unit alat berat yang telah mencapai umur tertentu.

    Dengan adanya maintenance yang baik harapannya dapat mendukung

    produktivitas project sesuai dengan target yang telah ditentukan.

    Selain mendukung produktivitas, tujuan maintenance adalah untuk

    memperpanjang umur komponen-komponen yang ada pada unit. Selain tindakan

    maintenance, PHE departement juga bertangung jawab dalam tindakaan repair

    hingga overhaul pada unit unit untuk produksi.

    2.3 Struktur Organisasi PT.DARMA HENWA Tbk.

    ( Terlampir )

  • BAB II Tinjauan Umum Perusahaan

    Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 18

    2.4 Keselamatan Kerja

    Keselamatan keja di PT. DARMA HENWA Tbk sangat diperhatikan,

    karena keselamatan kerja sangat berpengaruh pada kenerja seluruh

    karyawan di PT. DARMA HENWA Tbk. Selain itu keselamatan kerja

    juga sangat berpengaruh pada tingkat produktifitas dan peningkatan

    penampatan perusahaan. Beberapa upaya PT. DARMA HENWA Tbk

    dalam peningkatan keselamatan kerja antara lain :

    1. Melakukan safety talk pada setiap apel.

    2. Melakukan induksi safety pada kariyawan yang baru masuk di PT.

    DARMA HENWA Tbk.

    3. Memasang peringatan-peringatan pada ssetiap area yang terdapat

    indikasi bahaya.

    4. Selalu mengingatkan agar menggunakan APD (Alat Pelindung

    Diri) pada setiap melakukan pekerjaan.

    5. Selalu menyediakan kotak P3K pada setiap ruangan dan pada

    setiap unit.

    6. Selalu memasang APAR (Alat Pemadam Api Ringan) pada setiap

    ruangan dan pada setiap unit.

    7. Selalu memberikan sosialisasi kepada karyawan apabila terjadi

    kecelakaan kerja, agar lebih berahati-hati lagi pada saat bekerja.

    Dan berikut ini adalah APD (Alat Pelindung Diri) yang wajib dan

    pendukung yang digunakan pada saat berada di area pertambangan PT.

    DARMA HENWA Tbk :

    WAJIB :

    1. Safety Shoes

    2. Helm

    3. Baju bereflektor / rompi

    4. Kacamata

  • BAB II Tinjauan Umum Perusahaan

    Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 19

    PENDUKUNG :

    1. Ear Plug (penutup telinga), digunakan pada saat melakukan

    pekerjaan yang menimbulkan bunyi keras.

    2. Safety Belt, digunakan pada saat mengendarai kendaraan di area

    tambang.

    3. Full Body Hardness, digunakan pada saat melakukan pekerjaan di

    atas ketinggian 1,8 meter dan pada ruangan yang terbatas.

    4. Sarung Tangan, digunakan pada saat melakukan pekerjaan

    mengangkat.

    5. Tabung Oksigen, digunakan pada saat melakukan pekerjaan di

    ruang yang tertutup.

    6. Pelampung, digunakan pada saat bekerja di atas air.

    7. Masker, digunakan pada saat bekerja yang berhubungan dengan

    bahan yang berbahaya dan berbau.

    2.5 Kebijakan Mutu, Kesehatan, Keselamatan Kerja, Lingkungan Hidup

    dan Kemasyarakatan.

    PT. Darma Henwa Tbk adalah perusahaan yang terkemuka dalam

    bisnis kontraktor penambangan di Indonesia. Berketetapan dalam

    mendukung kepercayaan di seluruh kegiatan akan menggunakan standar

    kinerja yang terbaik untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan

    sehat dimanapun beroperasi.

    Komitmen PT Darma Henwa Tbk adalah melaksanakan dan

    memberikan hasil yang optimal sesuai yang ditargetkan tanpa adanya

    penyakit akibat kerja, kecelakan kerja, cidera dan terjaminnya lingkungan

    hidup yang lestari, mutu yang terjamin serta menjaga hubungan

    kemasyarakatan yang dilandasi saling percaya.

    Dalam rangka menjamin terlaksananya program tersebut maka,

    menejemen menetapkan tujuan dan target sebagai parameter keberhasilan

    guna mendukung tercapainya visi perusahaan, dengan berupaya :

  • BAB II Tinjauan Umum Perusahaan

    Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 20

    - Memenuhi dan mematuhi perundangan pemerintah yang berlaku dan

    persyaratan lainnya yang terkait.

    - Mengenali, menilai dan mengelola resiko yang akan timbul dari

    kegiatan pekerjaan.

    - Menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan aman yang dapat

    mencegah dan mengurangi terjadinya penyakit akibat kerja,

    kecelakaan kerja, pencemaran lingkungan yang berdampak negative

    kepada manusia, lingkungan, peralatan, mutu dan masyarakat dimana

    kita beroperasi.

    - Mendorong aktif kepada seluruh karyawan, sub kontraktor dan

    pemangku kepentingan agar terlibat untuk mempratekkan bekerja

    dengan sehat dan aman dalam mencapai kinerja yang tinggi.

    - Menyediakan sumber daya yang memadai dan memiliki kemampuan

    yang handal untuk pencapaian tujuan dan target yang ditetapkan.

    - Mengutamakan pelayanan jasa bagi para pengguna jasa berdasarkan

    kepedulian yang tinggi terhadap masalah Mutu dan berorientasi kepada

    standar mutu internasional dan pemenuhan pencapaian sasaran mutu

    perusahaan serta senantiasa melakukan penyempurnaan yang menerus

    terhadap mutu.

    Manajemen akan melakukan peningkatan yang berkesinambungan

    untuk memastikan bahwa system manajemen mutu, kesehatan,

    keselamatan, lingkungan hidup dan kemasyarakatan ini masih efektif dan

    relevan dalam pelaksanaan operasional kami.

  • BAB III Pengenalan Bulldozer 155A-6

    Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 21

    BAB III

    PENGENALAN BULLDOZER 155A-6

    3.1 BAGIAN-BAGIAN BULLDOZER 155A-6

    Gambar 3.1. Bulldozer 155A-6.

  • BAB III Pengenalan Bulldozer 155A-6

    Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 22

    Keterangan :

    1. Blade.

    2. Blade tilt cylinder.

    3. Blade lift cylinder.

    4. Cabin.

    5. Track roller.

    6. Ripper tilt cylinder.

    7. Ripper.

    8. Ripper lift cylinder.

    9. Final drive.

    10. Track frame.

    11. Frame.

    12. Idler.

    3.2 Pengertian Undercarriage

    Undercariage merupakan componen yang terletak di bagian bawah

    (kerangka bawah) yang sebagai tempat berpijaknya unit, juga sebagai rel dari final

    drive-nya.

    3.3 Fungsi Utama Undercarriage :

    a. Traction

    a. Gaya dorong.

    b. Gaya akibat gesekan track dengan permukaan agar unit bergerak.

    c. Kemampuan ban/shoe untuk mencengkram permukaan jalan.

    b. Floatation

    Kemampuan mengambang unit secara keseluruhan yang di topang

    oleh track dan berat unit dibagi secara merata oleh luas permukaan

    track.

    c. Mobility

    Sebagai tumpuan unit untuk bergerak maju, mundur berbelok ke

    kanan maupun berbelok ke kiri.

  • BAB III Pengenalan Bulldozer 155A-6

    Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 23

    3.4 Komponen Pada Undercarriage

    Gambar 3.2. Komponen Pada Undercarriage

    Keterangan :

    1. Track frame

    2. Track chain assembly

    3. Front idler

    4. Recoil spring

    5. Final drive

    6. Carrier roller

    7. Sprocket

    8. Rock guards

    9. Track roller

    10. Track guide

  • BAB III Pengenalan Bulldozer 155A-6

    Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 24

    3.5 Komponen Pendukung Pada Undercarriage :

    3.5.1. Track Frame

    Track frame adalah suatu anggota struktural dari undercarriage sistem.

    Track frame merupakan mounting surface untuk equlizer bar,pivot shaft, track

    rollers, carrier rollers, front idler, recoil mechanism, track adjuster, track guides

    dan rock guard. Track frame juga merupakan mounting point dari undercarriage

    ke body unitnya. Track frame merupakan tulang punggung dari pada

    undercarriage, sebagai tempat kedudukan komponenkomponen undercarriage.

    Lihat gambar (Gambar 3.4.)

    Track frame merupakan gabungan baja yang dibentuk menyerupai

    konstruksi box yang saling menyilang dan dirakit dengan plat baja yang dilas.

    Track frame khusus di buat untuk mampu melawan beban kejut selama operasi

    berat atau ringan dari kondisi kerja unit . Pada setiap unit terdapat 2 buah track

    frame yang dipasang pada sisi kiri dan kanan dari bulldozer.

    Frame bulldozer harus diperhatikan kondisi kelurusannya, apabila crawler

    tractors sudah dipakai operasi maka kemungkinan posisi kelurusan dari frame

    berubah yang menyebabkan toe out atau toe in.

    Yang dimaksud toe in adalah suatu keadaan perubahan kelurusan track

    frame kiri dan kanan ketika permukaan idler menuju ke dalam mendekati Center

    line of dozer .

    Yang dimaksud toe out adalah suatu keadaan perubahan kelurusan track

    frame kiri dan kanan ketika permukaan idler menuju ke luar menjauhi Center

    line of dozer .

    Catatan : Perubahan kelurusan pada kondisi idler dilihat dari sprocket.

  • BAB III Pengenalan Bulldozer 155A-6

    Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 25

    Gambar 3.3. Pengukuran Toe in dan Toe out

    Gambar 3.4. Track Frame

    Keterangan :

    1. Equalizer bar

    2. Pivot Shaft

    3. Idler.

    4. Track frame.

    5. Carrier roller.

    6. Sproket.

  • BAB III Pengenalan Bulldozer 155A-6

    Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 26

    7. Track roller.

    8. Track guard.

    Pada posisi ke satu dan terakhir, pada umumnya dipasang track roller

    single flanged type, tujuannya agar keausan dapat dikurangi. Baik keausan pada

    track link maupun track roller itu sendiri.

    Susunan track roller Bulldozer 155A-6

    3.5.2. Track Rollers

    Track rollers terpasang pada bagian bawah dari track frame dan Track

    roller berfungsi sebagai pembagi berat dozer ke track lihat (Gambar 3.5.). Yang

    berada di atas track chain assembly. Track roller ada 2 jenis yaitu :

    1. Double flange.

    2. Single Flange.

    Gambar 3.5. Track Roller

    Berat Unit

  • BAB III Pengenalan Bulldozer 155A-6

    Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 27

    Gambar 3.6. Double Flanged ( kiri ) & Single Flanged ( kanan )

    3.5.3. Carrier Rollers

    Carrier rollers terpasang pada bagian atas dari track frame. Carrier roller

    berfungsi untuk menyangga dan memelihara kesamaan tegangan track chain

    assembly antara spoket dan front idler ketika unit bergerak.

    Carrier roller diklasifikasikan menjadi 2 macam tipe yaitu :

    a) Flanged type.

    b) Drum type.

    Gambar 3.7. Flanged Type Gambar 3.8. Drum Type

  • BAB III Pengenalan Bulldozer 155A-6

    Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 28

    3.5.4. Front Idler

    Front idler terdapat pada bagian depan track frame. Berfungsi mengatur

    track chain assembly di bagian depan track frame dan menjaga track chain

    assembly tetap selaras di bawah mesin. Front idler juga membuat adjustment

    ketika unit bergerak maju dan mundur di atas track frame.

    Gambar 3.9. Idler

  • BAB III Pengenalan Bulldozer 155A-6

    Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 29

    Gambar 3.10. Bagian Idler

    Keterangan :

    1. Idler

    2. Bushing

    3. Shaft

    4. Cover

    5. Floating seal

    6. Support

  • BAB III Pengenalan Bulldozer 155A-6

    Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 30

    Fungsi komponen-komponen antara lain :

    Cover (4) bersama dengan ketebalan shim (B) mengatur kelurusan idler

    antara guide plate dan track frame. Jika clearance besar untuk mengatur sesuai

    standard clearance (0.5 mm ~ 1.0 mm) dengan cara mengurangi ketebalan shim.

    Begitu sebaliknya jika clearance kecil untuk mengaturnya dengan cara menambah

    shim sesuai dengan ketebalan tertentu. Support (6) bersama dengan ketebalan

    shim (A) mengatur kerataan sisi idler kiri dengan sisi idler kanan.

    3.5.5. Drive Sproket

    Drive sprocket mengalirkan power dari final drive ke track chain

    assembly.

    Gambar 3.11. Drive Sproket

    Sprocket berfungsi :

    1) Meneruskan tenaga gerak ke track, melalui bushing.

    2) Merubah putaran menjadi gulungan pada track agar unit dapat

    bergerak.

  • BAB III Pengenalan Bulldozer 155A-6

    Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 31

    Dilihat dari bentuknya sprocket di bagi menjadi 2 jenis :

    a. Solid Type

    Keuntungan dari solid type adalah keausan dari gigi sprocket

    merata di setiap tempat, sedangkan kerugiannya adalah saat

    penggantian memerlukan waktu yang lebih lama.

    Gambar 3.12. Sprocket Solid Type

    b. Segment Type

    Keuntungan segmen type adalah saat penggantian akan lebih

    mudah juga dapat dilakukan penggantian per segmen. Pada segment

    type, pergantian segment tidak perlu melepas track link.

    Gambar 3.13. Sprocket Segment Type

  • BAB III Pengenalan Bulldozer 155A-6

    Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 32

    3.5.6. Track Chain Assembly

    Track chain assembly merupakan tempat tumpuan unit secara keseluruhan.

    Track chain assembly berfungsi sebagai rel yang mengarahkan gerak unit melalui

    sprocket-nya untuk maju atau mundur. Track chain assembly di pasang melingkar

    pada kiri dan kanan track frame.

    Gambar 3.14. Track Chain Assembly

    Track chain assembly terdiri dari beberapa komponen pendukung, dintaranya :

    1. Links

    2. Pin

    3. Bushing

    4. Track seals

    5. Shoe (Pad)

    Gambar 3.15. Komponen Track Chain Assembly

  • BAB III Pengenalan Bulldozer 155A-6

    Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 33

    3.5.6.1 Track Shoe

    Pemilihan shoe yang cocok sebaiknya didasarkan pada beberapa kriteria :

    mobilitas, traksi, floatation, steering, versatilitas, produktivitas, karakteristik

    keausan. Kriteria ini harus di pertimbangkan sesuai dengan kondisi di mana mesin

    akan di tempatkan.

    Gunakan shoe yang tersempit yang masih memungkinkan memberikan

    pengapungan yang memadai, jumlah grouser dan tinggi grouser-pun sebaiknya di

    pertimbangkan.

    Misalnya :

    1. Jika lebar shoe meningkat, pengapungan juga meningkat, tetapi

    kemampuan manuver akan berkurang.

    2. Jika tinggi grouser meningkat, traksi akan meningkat, kemampuan

    manuver akan berkurang.

    3. Jika jumlah grouser meningkat, traksi akan berkurang, kemampuan

    manuver akan meningkat.

    Dibawah ini ada beberapa jenis shoe, antara lain :

    a. Single grouser shoe

    Gambar 3.16. Single Grouser Shoe

    Merupakan tipe shoe yang dapat memberikan traksi besar. Dirancang

    untuk daerah operasi kasar berbatu-batu. Umumnya digunakan untuk straight

    dozer dan angle dozer. Single grouser shoe di bagi menjadi dua jenis berdasarkan

    ketebalan grouser-nya :

    1) Moderate service

    2) Extreme service

  • BAB III Pengenalan Bulldozer 155A-6

    Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 34

    Gambar 3.17. Moderate Service

    Gambar 3.18. Extreme Service

    b. Double grouser shoe

    Gambar 3.19. Double Grouser Shoe

    Digunakan untuk dozer shovel memberikan traksi besar dengan radius

    belokkan yang pendek.

    c. Triple grouser shoe

    Gambar 3.20. Triple Grouser Shoe

  • BAB III Pengenalan Bulldozer 155A-6

    Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 35

    Biasa digunakan pada dozer shovel ataupun excavator memberikan traksi

    yang rendah tetapi dengan maneuverability yang tinggi, dan efisien dioperasikan

    pada tanah lunak.

    d. Flat shoe

    Gambar 3.21. Flat Shoe

    Biasa digunakan pada unit yang massanya besar seperti Hitachi EX 2500

    & EX 2600. Untuk memperkecil kerusakan jalan. Shoe ini mempunyai traksi

    sangat kecil sehingga memungkinkan terjadi slip pada saat beroperasi.

    e. Swamp shoe

    Gambar 3.22. Swamp Shoe

    Shoe dengan segi tiga dan mempunyai bidang kontak dengan tanah yang

    lebih lebar. Digunakan pada daerah berlumpur.

  • BAB III Pengenalan Bulldozer 155A-6

    Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 36

    f. Rubber Shoe

    Gambar 3.23. Rubber Shoe

    Hanya digunakan jika traktor (bulldozer & dozer shovel) berjalan di jalan

    raya sehingga tidak merusak permukaan jalan aspal.

    3.5.7. Track Guides

    Track guide di pasang pada bagian bawah track frame. Berfungsi untuk

    memberikan batasan pada track chain assembly agar tidak lepas dari jalur track

    roller-nya. Juga mengarahkan track chain assembly agar selalu mengarah pada

    front idler-nya dan sprocket-nya.

    3.5.8. Rock Guards

    Rock guard terletak di bawah track frame di bagian depan dan belakang

    track guide. Fungsinya untuk mencegah masuknya batu atau benda-benda lainnya

    yang dapat merusak track roller atau komponen undercarriage lainnya. Rock

    guard pada bulldozer 155A6 ini juga berfungsi sebagai track guides. Ada 2 jenis

    rock guard yaitu solid type dan segment type, (Gambar 3.24.)

  • BAB III Pengenalan Bulldozer 155A-6

    Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 37

    Gambar 3.24. Rock Guard

    3.5.9. Recoil Spring

    Sebuah pegas (spring) atau accumulator hydraulik yang menekan untuk

    meredam beban kejut (shocks) pada front idler atau track chain tension ketika

    objek membentur track chain assembly searah dengan axis-nya (Peredam

    kejutan).

    Gambar 3.25. Recoil Spring

    3.5.10. Track Adjuster

    Track adjuster biasanya letaknya di gabungkan dengan recoil spring.

    Track adjuster berfungsi untuk mengencangkan dan mengendorkan track chain

    assembly, juga memposisikan front idler di atas track frame. Track adjuster

  • BAB III Pengenalan Bulldozer 155A-6

    Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 38

    umumnya berupa silinder yang terisi grease. Untuk mengencangkan track chain

    assembly maka track adjuster harus di tambahkan grease, juga sebaliknya.

    Berdasarkan letaknya track adjuster di bagi menjadi 2 macam bentuk :

    1) Type 1 (Nested Track Adjuster)

    Posisi adjuster cylinder berada di dalam recoil spring.

    Gambar 3.26. Nested Track Adjuster

    2) Type 2 (External Track Adjuster)

    Posisi adjuster cylinder berada di luar recoil spring.

    Gambar 3.27. External Track Adjuster

  • BAB III Pengenalan Bulldozer 155A-6

    Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 39

    3.6 Faktor Penyebab Undercarriage Aus :

    Beberapa faktor external yang mempengaruhi laju keausan undercarriage,

    diantaranya adalah :

    1. Kondisi tanah dan dataran (Apa yang di kerjakan unit)

    2. Kondisi penerapan / aplikasi (Apa yang di lakukan unit)

    3. Kondisi pengoprasian (Bagaimana unit di oprasikan)

    4. Kondisi lingkungan (Kondisi dimana unit di gunakan)

    1. Kondisi tanah dan dataran

    Pada umumnya kondisi tanah dan dataran tidak dapat di kontrol

    karena sudah terbentuk dengan sendirinya. Kondisi tanah yang

    mempengaruhi keausan undercarriage di antaranya adalah :

    a. Tingkat kekasaran tanah

    b. Faktor benturan (impact variable)

    c. Tingkat pelekatan (packing)

    a. Tingkat kekasaran tanah

    Tingkat kekasaran tanah di klasifikasikan menjadi 3 bagian :

    i. High (tinggi) Merupakan tanah basah yang mengandung banyak

    partikel-partikel keras, kaku dan tajam.

    ii. Moderate (moderat) Merupakan tanah lembab dan ringan yang

    mengandung proporsi partikel-partikel yang keras, kaku dan

    tajam.

    iii. Low (rendah) Merupakan tanah kering atau batu yang

    mengandung sedikit proporsi partikel-partikel yang keras, kaku

    dan tajam.

    CATATAN : Akibat yang dapat di timbulkan karena tingkat

    kekasaran yang tinggi adalah ke-ausan terutama pada komponen

    bushing, grouser, link dan roller.

  • BAB III Pengenalan Bulldozer 155A-6

    Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 40

    b. Faktor benturan / impact variable

    Faktor benturan yang di dasarkan oleh kondisi tanah dan dataran

    juga, di golongkan menjadi 3 golongan yaitu :

    i. High (tinggi) Permukaan dataran yang keras yang tidak dapat di

    tembus, yang tonjolan di atas permukaan selalu tetap berukuran

    6 feet atau lebih.

    ii. Moderate (moderat) Permukaan dataran yang sebagian dapat di

    tembus, yang tonjolan di atas permukaannya berukuran sekitar 3

    feet.

    iii. Low (rendah) Permukaan dataran yang seluruhnya dapat di

    tembus.

    CATATAN : Akibat yang dapat di timbulkan akibat benturan

    adalah problem-problem struktural seperti pembengkokan

    (bending), cracking (keretakan), breaking (pecah), terpotong-potong

    (chipping), dan spalling. Jika faktor benturan ini bersamaan

    dengan tingkat kekasaran tanah yang tinggi maka menyebabkan

    tingkat keausan pada undercarriage akan lebih cepat.

    c. Tingkat pelekatan (packing)

    Menggambarkan suatu kondisi dimana material melekat, atau

    mengumpul di antara komponen undercarriage yang bergerak.

    Akibat yang dapat di timbulkan karena packing adalah :

    i. Dapat mengakibatkan menyatunya suku cadang (mating parts)

    contohnya terjadi packing pada daerah carier roller yang

    berkelanjutan, ini akan mengakibatkan carrier roller macet.

    ii. Partikel-partikel abrasive akan terikat pada komponen yang

    bergerak, ini mengakibatkan meningkatnya laju keausan.

    Umumnya packing effect tidak dapat di kontrol kecuali dengan

  • BAB III Pengenalan Bulldozer 155A-6

    Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 41

    melakukan pembersihan di area sekitar undercarriage secara

    terus menerus.

    CATATAN : Umumnya packing effect tidak dapat di kontrol kecuali

    dengan melakukan pembersihan di area sekitar undercarriage

    secara terus menerus.

    2. Kondisi penerapan (Application)

    Yang di maksud penerapan di sini ialah kondisi kerja seperti apa yang

    biasa di lakukan oleh alat berat tersebut sesuai dengan jenisnya. Kondisi-

    kondisi kerja ini juga mengakibatkan keausan di sekitar undercarriage.

    Beberapa jenis applikasi pada alat berat :

    a) Dozing / Push Loading

    Mendorong beban ke arah depan menyebabkan tingkat keausan lebih

    cepat terjadi pada daerah front roller dan idler-nya.

    b) Ripping / Drawbar Use

    Menarik beban dari bagian belakang menyebabkan tingkat keausan

    lebih cepat terjadi pada daerah rear roller, sprocket dan bushing.

    Gambar 3.28. Ripping

  • BAB III Pengenalan Bulldozer 155A-6

    Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 42

    3. Kondisi pengoprasian

    Yang di maksud kondisi pengoprasian di sini ialah suatu kondisi yang

    berhubungan dengan kinerja mesin.

    Beberapa kondisi pengoperasian yang mempengaruhi keausan undercarriage

    pada alat berat di antaranya adalah :

    a) Speed / kecepatan

    Ketika speed meningkat maka tingkat keausan juga ikut meningkat

    secara proporsional pada semua komponen. Tingkat aus pada track roller,

    carrier roller, idler dan bushing sprocket meningkat sebagai akibat dari

    impact (tubrukan), ini di sebabkan karena speed yang meningkat. Tingkat

    aus pada shoe dan grouser meningkat di sebabkan impact (tubrukan)

    meningkat dengan groundnya. Perubahan maju-mundur juga

    memperbanyak proses impact antara part dengan part sehingga akan

    mempercepat keausan, untuk itu perlu di hindari sekecil mungkin

    perubahan maju-mundur yang tidak produktif.

    b) Turning

    Keausan meningkat dengan putaran yang meningkat. Putaran

    meningkatkan beban-beban gesek antara links dan roller, links dan idler.

    Ilustrasi unit pada saat berbelok ke kiri lihat gambar (Gambar 3.25.).

    Gambar 3.29. Turn Left

  • BAB III Pengenalan Bulldozer 155A-6

    Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 43

    c) Slipping (Spinning) Track

    Keausan pada semua komponen undercarriage bertambah bila track

    tergelincir. Khususnya grouser shoe akan cepat aus jika track tergelincir di

    sebabkan laju yang meningkat di antara grouser dan ground (jika ground-

    nya keras dan padat).

    d) Preferred side dozing

    Keausan yang terjadi hanya pada salah satu sisi yang terbebani.

    Kondisi seperti ini di akibatkan oleh pengambilan beban yang tidak merata

    (Gambar 3.29.), atau unit bekerja di areal yang memiliki kemiringan

    (Gambar 3.30.).

    Gambar 3.30. Preferred Side Dosing

  • BAB III Pengenalan Bulldozer 155A-6

    Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 44

    Gambar 3.31. Unit Beroperasi Pada Kemiringan

    4. Kondisi lingkungan

    Beberapa kondisi lingkungan yang memungkinkan menyebabkan

    terjadinya kerusakan di sekitar undercarriage, diantaranya ialah :

    a) Kelembaban

    Efek-efek dari kelembaban / air di antaranya dapat mengakibatkan

    karat pada baja. Dengan adanya pengaratan ini akan mempercepat

    terjadinya keausan pada komponen.

    b) Bahan - bahan kimia

    Bahan-bahan kimia penyebab karat banyak di temukan di alam.

    Misalnya tanah yang mengandung asam atau garam yang tinggi. Kondisi

    seperti ini bisa mempercepat proses keausan, juga meningkatkan proses

    keretakan pada komponen.

    c) Temperatur

    Efek dari temperatur tinggi adalah meningkatkan kecepatan reaksi

    kimia. Temperatur yang sangat tinggi dapat merusak seal, melembutkan

    baja yang keras, mengurangi kekuatan dan mengurangi resistensi keausan

    pada baja. Efek temperatur di bawah 0oC bisa membekukan tanah dan air

    dan mengakibatkan packing effect (penggumpalan tanah pada area

    undercarriage). Efek temperatur yang sangat rendah di bawah -40oC dapat

  • BAB III Pengenalan Bulldozer 155A-6

    Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 45

    meningkatkan kerapuhan baja (kehilangan cracking resistance),

    kehilangan daya kenyal pada seal karet.

  • BAB IV Kegiatan Magang

    Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 46

    BAB IV

    KEGIATAN MAGANG

    Selama melaksanakan kerja praktik di PT. DARMA HENWA Tbk.

    penulis mempelajari berbagai hal di divisi PLANT & MAINTENANCE, terutama

    hal-hal yang berkaitan dengan pengambilan data dan pengolahan data serta analisa

    untuk mengontrol dan memastikan unit siap beropersi.

    Penulis juga banyak berinteraksi kepada operator, Mechanic, Sub

    Leader, Leader, Trainer, dan dengan staf-staf Plant & Maintenance mengenai

    obyek maupun kepada pihak-pihak selain Plant & Maintenace yang memiliki

    informasi yang dibutuhkan, sehingga dapat membantu dan memberikan

    penjelasan tentang masalah yang diteliti.

    4.1 Kegiatan Kerja Di Department Plan & Maintenance

    Tugas utama dari Plan & Maintenance adalah menjaga performa unit alat

    berat agar tetap stabil dan menyediakan unit yang siap pakai untuk keperluan

    pertambangan. Perawatan juga dapat didefinisikan sebagai usaha tindakan

    tindakan reparasi yang dilakukan untuk menjaga agar kondisi dan performa dari

    sebuah unit selalu seperti kondisi dan performa dari unit tersebut waktu masih

    baru, tetapi dengan biaya perawatan yang serendahrendahnya. Untuk menjaga

    agar kondisi dan performa dari unit tidak menurun adalah usahausaha teknis,

    sedang menekan biaya perewatan sampai serendah mungkin menyangkut soal

    soal manajemen / non teknis. Sebagai alatalat besar harus diperlakukan sebagai

    layaknya sebuah alat produksi, yaitu agar selalu ada dalam kondisi yang prima

    dan dapat bekerja secara terus menerus dengan down time yang seminimum

    mungkin. Halhal tersebut dapat dicapai dengan perawatan atau pemeliharaan

    yang baik. Perawatan yang dinilai baik adalah perawatan yang menghasilkan

    down time yang seminimum mungkin tetapi tentu saja dengan biaya perawatan

    yang sesuai / pantas.

  • BAB IV Kegiatan Magang

    Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 47

    4.2 Latar Belakang Masalah

    Pada bagian undercarriage selalu bersentuhan dengan tanah dan lainnya.

    Oleh karena itu ketika unit bergerak dalam tipe standar kerja, keausan pada

    undercarriage tidak dapat dihindari. Tergantung pada kondisi tanah, frekuensi

    unit beroperasi dan perengaturan kelongaran track (track sag). Sehingga

    membutuhkan perbaikan atau penggantian komponen undercarriage.

    Normalnya, komponen-komponen pada bulldozer yang mengalami

    keausan yang besar adalah perlengkapan kerja dan kerangka bawah. Keausan

    pada bagian kerangka bawah dapat digolongkan dalam komponen besar pada

    bulldozer yang mendapat perhatian besar terhadap biaya perawatan. Hal

    terpenting bagaimana mengurangi biaya yang dipergunakan akibat keausan bagian

    kerangka bawah dan melakukan perawatan ataupun perbaikan, karena keausan

    pada kerangka bawah tercatat besar bagiannya pada bulldozer dan biaya

    perawatannya. Untuk biaya perawatan undercarriage bulldozzer 65%, 45% untuk

    semua jenis exavator.

    Tidak hanya perbaikan atau penggatian undercarriage tetapi juga

    mengukur dan merekam keausan pada undercarriage. Hasil dari data pengukuran

    akan dihitung untuk memperkirakan waktu yang diperlukan untuk mengganti atau

    memperbaiki komponen undercarriage. Dampaknya akan mengurangi biaya total

    perbaikan.

    4.3 Rincian Kegiatan

    Rincian kegiatan selama pelaksanaan Kerja Praktek adalah mempelajari

    tentang berbagai macam masalah-masalah yang sering muncul di undercarriage,

    melakukan Program Pemeriksaan Undercarriage (P2U), pengolahan data untuk

    menentukan jadwal penggantian komponen undercarriage, penggantian

    komponen undercarriage analisa kerusakan komponen undercarriage dan

    pemecahan masalah.

  • BAB IV Kegiatan Magang

    Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 48

    4.4 Program Pemeriksaan Undercarriage (P2U)

    P2U ialah meneliti bagianbagian yang telah aus dari komponen

    undercarriage, sehingga dapat diketahui sudah berapa persen keausan itu terjadi

    dan masih berapa lama dapat dipakai. Di samping itu, dapat menentukan apakah

    komponen undercarriage tersebut harus diremajakan (rebuilding) atau diganti

    (replacement). Tetapi kalau tidak dilakukan pemeriksaan maka komponen

    tersebut akan rusak secara total sehingga tidak dapat diperbaiki, dengan kata lain

    dapat merugikan kita. Jadi kalau pada waktu pemeriksaan diketahui keausan

    sudah mencapai service limit, maka cepatcepatlah diganti sebelum fatal.

    Arti pemeriksaan terhadap komponen undercarriage antara lain :

    1) Menjaga komponen atau bagian dari undercarriage agar dalam keadaan

    bersih dan baik, sehingga tidak mengganggu saat operasi.

    2) Memperhatikan pelumasanpelumasan apa saja yang diperlukan, serta

    bagianbagian mana yang memerlukannya, dan pemeriksaannya secara

    teratur agar selalu diketahui kondisinya.

    3) Memeriksa bagian bagian yang telah aus dan sudah berapa persen

    keausannya serta sudah waktunya atau belum.

    4) Melakukan penyetelan / adjustment terhadap bagianbagian yang

    memerlukannya.

    5) Mengadakan perawatan sebelum dan sesudah dipakai.

    4.4.1 Tujuan diadakannya P2U terhadap komponen undercarriage :

    a. Akan memperpanjang umur komponen undercarriage.

    b. Mencegah keausan yang berlebihan, yang sebenarnya

    komponen tersebut masih dapat diperbaiki kembali. Tapi

    karena kurang diperhatikan maka komponen hancur sama

    sekali sehingga tidak dapat diperbaiki lagi.

    c. Mencegah terjadinya keausan sebelum waktunya.

    4.4.2 Kerugian bila tidak memperhatikan perawatan :

    a. Akan memperpendek umur dari komponen undercarriage.

    b. Pemborosan (Suku cadang) spare part.

    c. Menurunkan efisiensi kerja unit tersebut.

  • BAB IV Kegiatan Magang

    Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 49

    4.5 Percent Worn.

    Pengukuran keausan kerangka bawah / undercarriage sangat penting,

    agar dapat menentukan sampai berapa lama lagi komponen undercarriage ini

    dapat dipakai.

    Hasil pengukuran komponen kerangka bawah selanjutnya dimasukkan

    atau dibandingkan ke Percent Worn untuk masing-masing komponen, tipe unit

    dan serial number yang sama, sehingga diperoleh tingkat keausan (worn) dalam

    satuan persen (%). Dalam Percent Worn tingkat keausan dibagi menjadi : Normal

    & Impact.

    1. Tingkat keausan normal berarti unit (machine) dioperasikan pada

    kondisi medan biasa.

    2. Tingkat keausan impact berarti unit (machine) dioperasikan pada

    kondisi medan yang sering mendapat beban kejut.

    Tingkat keausan normal atau impact ditujukan terhadap pengukuran carrier roller

    out side diameter (diameter luar carrier roller), dan link pitch sedang untuk

    komponen kerangka bawah lainnya tidak dibedakan tingkat keausan normal

    ataupun impact (hanya tercantum satu tingkat keausan).

    4.5.1 Perhitungan Umur Komponen Undercarriage D155A - 6.

    Pada tanggal 01 Februari 2013 diperoleh dari hasil pengukuran

    komponen undercarriage (P2U) oleh pihak United Tracktor (UT)

    diantaranya tinggi grouser shoe 84,2 mm. Tebal link 34,7 mm. Tebal

    bushing 11,8 mm, Sproket 2,5 mm. Carrier roller diameter 35,3 mm. Idler

    27 mm. Track roller 53 mm. Pada HM (Hours Meter) unit 10865 jam, dan

    penggantian komponen baru bulan lalu pada HM 10626 jam. (Terlampir)

    Tingkat keausan, umur komponen dan waktu penggantian komponen

    undercarriage dapat dihitung sebagai berikut :

    Apabila hasil pengukuran dalam percent worn dapat dihitung dengan

    memakai persamaan sebagai berikut :

  • BAB IV Kegiatan Magang

    Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 50

    Standard Value - Measured wear rate

    Worn ( Wear Rate) = X 100 %

    Standard Value - Repair limit

    Wear rate = Angka keausan dalam persen untuk komponen

    Undercarriage yang kita cari.

    Standard value = Ukuran komponen ketika dalam kondisi baru.

    Measurement = Hasil pengukuran dari komponen aktual.

    Repair Limit = Ukuran komponen setelah mengalami keausan 100 %

    Untuk mengetahui standart value (ukuran awal komponen) dan repair limit

    (ukuran batas keausan) dapat dilihat di Shop Manual Maintenance

    Standard D155A-6 KOMATSU (Terlampir).

    Setelah menentukan worn rate untuk menentukan umur komponen dan

    waktu penggantian komponen dihitung dengan persamaan sebagai berikut :

    y = a . x k

    Keterangan : y = Worn rate (%)

    x = Operation Hour (jam operasi)

    k = Faktor keausan (masing-masing komponen tidak sama)

    a = Konstanta, yang harus dicari terlebih dahulu.

    A. Perhitungan untuk Shoe :

    Diketahui tinggi grouser shoe 84,2 mm. Standart value 97 mm

    dan repair limit 47 mm. Nilai k untuk grouser shoe 1,0.

    Ditanya :

    a) Worn rate = ???

    b) Umur komponen = ???

    c) Waktu penggantian = ???

    Penyelesaian :

    a) Worn rate = ???

  • BAB IV Kegiatan Magang

    Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 51

    Worn rate = 26 %

    b) Umur komponen = ???

    x = 10865 jam 10626 jam x = 239 jam.

    Y1= a1 . x1k

    24% = a . 239 1,0

    a1

    a1 = 0,108786611

    Apabila keausannya 100 % , maka x2 = operating hours-nya adalah

    sebagai berikut :

    y2 = a2 . x2k

    Dimana a2 = a1

    100 = 0,108786611 . x1,0

    x2

    x2 = 550,9292238

    x2 dibulatkan menjadi 551 jam.

    c) Waktu penggantian = ???

    Maka shoe masih dapat dipakai lagi selama ( x2 x ) 551 -

    239 = 312 jam, dari waktu pada saat pengukuran.

    Unit beroperasi 20 jam / hari. Jadi, 312 jam / 20 jam = 15

    hari. Sehingga penggantian shoe tanggal 16 februari 2013.

    B. Perhitungan Untuk Link :

    Diketahui tebal link 34,7 mm. Standart value 45,5 mm dan repair

    limit 28,5 mm. Nilai k untuk link 2,0.

    Ditanya :

    a) Worn rate = ???

    b) Umur komponen = ???

    c) Waktu penggantian = ???

    Penyelesaian :

  • BAB IV Kegiatan Magang

    Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 52

    a) Worn rate = ???

    Worn rate = 64 %

    b) Umur komponen = ???

    x = 10865 jam 10626 jam

    x = 239 jam.

    Y1 = a1 . x1k

    64% = a1 . 239 2,0

    a1

    a1 = 0,001120429

    Apabila keausannya 100 % , maka x2 = operating hours-nya adalah

    sebagai berikut :

    y2 = a2 . x2k

    Dimana a2 = a1

    100 = 0,001120429 . x2,0

    x2

    x2 = 2987,5

    x2 dibulatkan menjadi 2988 jam.

    c) Waktu penggantian = ???

    Maka link masih dapat dipakai lagi selama ( x2 x ) 2988 -

    239 = 2749 jam, dari waktu pada saat pengukuran. Unit

    beroperasi 20 jam / hari. Jadi, 2749 jam / 20 jam = 137 hari.

    Sehingga penggantian track link tanggal 18 Juni 2013.

    C. Perhitungan Untuk Bushing :

    Diketahui tebal bushing 11,8 mm. Standart value 15,8 mm dan

    repair limit 7,3 mm. Nilai k untuk bushing 2,0.

    Ditanya :

    a) Worn rate = ???

  • BAB IV Kegiatan Magang

    Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 53

    b) Umur komponen = ???

    c) Waktu penggantian = ???

    Penyelesaian :

    a) Worn rate = ???

    Worn rate = 47 %

    b) Umur komponen = ???

    x = 10865 jam 10626 jam

    x = 239 jam.

    Y1= a1 . x1k

    47% = a1 . 239 2,0

    a1

    a1 = 0,00082281

    Apabila keausannya 100 % , maka x2 = operating hours-nya adalah

    sebagai berikut :

    y2 = a2 . x2k

    Dimana a2 = a1

    100 = 0,00082281 . x2,0

    x2 =

    x2 = 3486,1733

    x2 dibulatkan menjadi 3486 jam.

    c) Waktu penggantian = ???

    Maka shoe masih dapat dipakai lagi selama ( x2 x ) 3486 -

    239 = 3247 jam, dari waktu pada saat pengukuran. Unit

    beroperasi 20 jam / hari. Jadi, 3247 jam / 20 jam = 162 hari.

    Sehingga penggantian bushing tanggal 13 Juli 2013.

  • BAB IV Kegiatan Magang

    Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 54

    D. Perhitungan Untuk Sproket :

    Diketahui tebal sproket 2,5 mm. Standart value 0,0 mm dan

    repair limit 6,0 mm. Nilai k untuk sproket 1,3.

    Ditanya :

    a) Worn rate = ???

    b) Umur komponen = ???

    c) Waktu penggantian = ???

    Penyelesaian :

    a) Worn rate = ???

    Worn rate = 63 %

    b) Umur komponen = ???

    x = 10865 jam 10626 jam

    x = 239 jam.

    Y1 = a1 . x1k

    63% = a . 239 1,3

    a1 =

    a1 = 0,050982752

    Apabila keausannya 100 % , maka x2 = operating hours-nya adalah

    sebagai berikut :

    y2 = a2 . x2k

    Dimana a2 = a1

    100 = 0,050982752 . x21,3

    x2 =

    x2 = 986,937807

    x2 dibulatkan menjadi 987 jam.

    c) Waktu penggantian = ???

  • BAB IV Kegiatan Magang

    Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 55

    Maka shoe masih dapat dipakai lagi selama ( x2 x ) 987 - 239

    = 748 jam, dari waktu pada saat pengukuran. Unit beroperasi

    20 jam / hari. Jadi, 748 jam / 20 jam = 37 hari. Sehingga

    penggantian sproket tanggal 10 Maret 2013.

    E. Perhitungan Untuk Carrier Roller :

    Diketahui tebal carrier roller 35,3 mm. Standart value 37,5 mm

    dan repair limit 28,5 mm. Nilai k untuk carrier roller 1,3.

    Ditanya :

    a) Worn rate = ???

    b) Umur komponen = ???

    c) Waktu penggantian = ???

    Penyelesaian :

    a) Worn rate = ???

    Worn rate = 24 %

    b) Umur komponen = ???

    x = 10865 jam 10626 jam

    x = 239 jam.

    Y1= a1 . x1k

    24% = a . 239 1,3

    a1 = 0,019422

    Apabila keausannya 100 % , maka x2 = operating hours-nya adalah

    sebagai berikut :

    y2 = a2 . x2k

    Dimana a2 = a1

    100 = 0,019422 . x1,3

  • BAB IV Kegiatan Magang

    Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 56

    x2 = 2073,46613

    x2 dibulatkan menjadi 2073 jam.

    c) Waktu penggantian = ???

    Maka carrier roller masih dapat dipakai lagi selama ( x2 x )

    2073 - 239 = 1834 jam, dari waktu pada saat pengukuran. Unit

    beroperasi 20 jam / hari. Jadi, 1834 jam / 20 jam = 91 hari.

    Sehingga penggantian carrier roller tanggal 3 Mei 2013.

    F. Perhitungan Untuk Idler :

    Diketahui tebal idler 27 mm. Standart value 22,5 mm dan repair

    limit 34,5 mm. Nilai k untuk idler 1,8.

    Ditanya :

    a) Worn rate = ???

    b) Umur komponen = ???

    c) Waktu penggantian = ???

    Penyelesaian :

    a) Worn rate = ???

    Worn rate = 38 %

    b) Umur komponen = ???

    x = 10865 jam 10626 jam

    x = 239 jam.

    Y1= a1 . x1k

    38% = a . 239 1,8

    a1 = 0,001989149

  • BAB IV Kegiatan Magang

    Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 57

    Apabila keausannya 100 % , maka x2 = operating hours-nya adalah

    sebagai berikut :

    y2 = a2 . x2k

    Dimana a2 = a1

    100 = 0,001989149 . x1,8

    x2 = 11965,97726

    x2 dibulatkan menjadi 11966 jam.

    c) Waktu penggantian = ???

    Maka idler masih dapat dipakai lagi selama ( x2 x ) 11966 -

    239 = 11727 jam, dari waktu pada saat pengukuran. Unit

    beroperasi 20 jam / hari. Jadi, 11727 jam / 20 jam = 586 hari.

    Sehingga penggantian idler tanggal 10 September 2013.

    G. Perhitungan Untuk Track Roller :

    Diketahui tebal track roller 53 mm. Standart value 60 mm dan

    repair limit 47,5 mm. Nilai k untuk track roller 1,5.

    Ditanya :

    a) Worn rate = ???

    b) Umur komponen = ???

    c) Waktu penggantian = ???

    Penyelesaian :

    a) Worn rate = ???

    Worn rate = 56 %

    b) Umur komponen = ???

    x = 10865 jam 10626 jam

    x = 239 jam.

    Y1= a1 . x1k

  • BAB IV Kegiatan Magang

    Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 58

    56% = a . 239 1,5

    a1 = 0,01515623

    Apabila keausannya 100 % , maka x2 = operating hours-nya adalah

    sebagai berikut :

    y2 = a2 . x2k

    Dimana a2 = a1

    100 = 0,01515623 . x1,5

    x2 = 2509,257608

    x2 dibulatkan menjadi 2509 jam.

    c) Waktu penggantian = ???

    Maka track roller masih dapat dipakai lagi selama ( x2 x )

    2509 - 239 = 2270 jam, dari waktu pada saat pengukuran. Unit

    beroperasi 20 jam / hari. Jadi, 2270 jam / 20 jam = 113 hari.

    Sehingga penggantian track roller tanggal 25 Mei 2013.

  • BAB IV Kegiatan Magang

    Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 59

    4.6 Penggantian Komponen Undercarriage

    Setelah melakukan perhitungan untuk menentukan jadwal penggantian

    komponen undercarriage, plant harus menyiapakan komponen undercarriage yang

    baru sebelum jadwal penggantian. Untuk proses penggantian komponen harus

    periksa dahulu apakah komponen undercarriage benar-benar layak untuk diganti.

    Pemeriksaan dilakukan karena perhitungan umur komponen tidak valid, yang

    disebabkan oleh faktor : Kondisi tanah (Apa yang di kerjakan unit), Kondisi

    penerapan / application (Apa yang di lakukan unit), Kondisi pengoprasian

    (Bagaimana unit di oprasikan), Kondisi lingkungan (Kondisi dimana unit di

    gunakan) jadi komponen harus diganti dalam aktual-nya dalam kondisi aus 100%

    atau lebih.

    4.6.1 Langkah Penggantian Undercarriage :

    1. PERSIAPAN

    a. Pastikan unit dalam keadaan bersih sebelum dilakukan

    penggantian komponen undercarriage.

    b. Parkir unit di permukaan tanah yang keras dan rata.

    c. Tekan blade pada bagian depan atau menggunakn jack

    hidraulik [2] untuk menaikan unit kemudian pasang stand [3]

    frame bagian depan, kemudian tekan ripper shank sampai

    ketinggian yang di inginkan dan letakkan stand [1] pada frame

    bagian belakang dan dengan posisi benar-benar tegak lurus.

    Gbr. 4.1 Hydraulik Jack

  • BAB IV Kegiatan Magang

    Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 60

    Gbr. 4.2 Stand

    d. Matikan mesin.

    e. Gunakan peralatan dan tools yang sesuai dengan fungsinya dan

    telah di inspeksi serta aman untuk digunakan.

    f. Memasang JSEA (Job Safety Enviroment and Analisis), SWI

    (Standard Working Instruction) atau SOP (Standard

    Operational Prosedure). ( Terlampir )

    g. Lakukan pengisolasian unit (sesuai matriks isolasi).

    h. Lakukan pengetesan bila isolasi telah dilakukan. Semua energi

    sudah harus terputus.

    i. Barikade area kerja bila diperlukan agar orang yang tidak

    berkepentingan tidak masuk ke area kerja.

    j. Breafing sebelum melakukan pekerjaan.

    k. Menggunakan APD sesuai pekerjaan yang akan dilakukan.

    2. LANGKAH KERJA

    2.1 Melepas Komponen Undercarriage

  • BAB IV Kegiatan Magang

    Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 61

    a. Buka cover track adjuster dengan melepas baut 1 dan 2.

    Gbr. 4.3 Cover Track Adjuster

    b. Kendorkan plug 4 pelanpelan sampai track kendor kemudian

    lepas nipple-nya 3. Jangan memutar plug 1 putaran karena

    grease akan keluar dengan tekanan sangat besar.

    Gbr. 4.4 Track Adjuster

  • BAB IV Kegiatan Magang

    Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 62

    c. Melepas baut master link. Posisikan master link berada di atas

    d. idler agar mudah melepasnya, dan gunakan ganjal/block

    diantara carrier roller [1] dan di depan idler [2] untuk

    menahan track shoe. Gunakan alat yang sesuai untuk

    membuka track shoe [4] bolt atau mengendorkan master link

    [3] baut dengan urutan yang benar (Gbr. 4.6) untuk

    melepaskan sambungan.

    Gbr. 4.5 Posisi Ganjal

    Gbr. 4.6 Master link

  • BAB IV Kegiatan Magang

    Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 63

    Gbr. 4.7 Pelepasan Master Link

    Gbr. 4.8 Urutan Melepas Baut.

    e. Putar final drive secara perlahan kearah depan (forward)

    sampai track link terlepas secara menyeluruh terhadap track

    frame.

    f. Tarik keluar track link dengan menggunakan unit loader

    secara perlahan dan pastikan posisi stand aman.

    g. Buka roller guard.

    h. Melepas carrier roller jika tidak melepas master link. Jack

    track link menggunakan dua jack [1]. Lepaskan baut carrier

    roller [2] kemudian angkat dan keluarkan roller dengan

    menggunakan alat angkat yang tersedia.

  • BAB IV Kegiatan Magang

    Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 64

    Gbr. 4.9 Pelepasan Carrier Roller

    i. Lepas baut [1], lepaskan plat [2] dan shim [3]. Kemudian

    lepas baut [4] dan keluarkan shim [5]. Lepaskan baut yoke [6]

    dan idler [7] kemudian dipasang sling dan digantung pada

    alat angkat yang tersedia sampai pada posisi tertahan,

    kemudian kendorkan baut secara menyeluruh dan lepaskan

    cap idler. Lepaskan idler perlahan-lahan untuk mengurangi

    ayunan saat idler terlepas dari frame.

    Gbr. 4.10 Melepas Idler

  • BAB IV Kegiatan Magang

    Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 65

    Gbr. 4.11 Yoke Dan Idler

    j. Kendorkan dan lepaskan baut pengikat teeth sprocket (

    segment ). Setelah semua baut terlepas, dorong keluar teeth

    sprocket secara perlahan-lahan sampai terlepas dari final

    drive.

    2.2 Memasang Roller Dan Sproket. a. Bersihkan semua permukaan mounting roller dan teeth

    sprocket serta lubang baut.

    b. Lakukan Tap ulang terhadap thread lubang baut bila

    diperlukan.

    c. Semua baut pengikat yang akan digunakan, pastikan diberi

    anti size yang sesuai pada ulirnya.

    d. Gunakan alat angkat webbing sling, ikat pada posisi yang

    aman, angkat dan masukkan secara perlahan-lahan ke posisi

    yang diinginkan.

  • BAB IV Kegiatan Magang

    Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 66

    e. Tekan segment (1) kearah dudukan sproket (2). Pasang baut

    pada lubang baut pada posisi yang tepat, masukkan dan

    kencangkan sesuai dengan urutan pengencangan [1], [2], dan

    [3] dan torque sesuai spesifikasi 1,176 98 Nm {120 10

    kgm}.

    Gbr. 4.12 Memasang Segment

    f. Pasang sproket guard dan kencangkan baut.

    2.3 Memasang Idler a. Pastikan posisi pemasangan alat angkat rantai atau webbing

    sling seimbang.

    b. Masukkan secara perlahan-lahan kedalam track frame

    sampai pada dudukan yang diinginkan.

    c. Pasang cap idler dan kencangkan baut sesuai dengan torque

    spesifikasinya 662 829 Nm {67,584,5 kgm}.

    2.4 Memasang Track Roller a. Posisikan track group sedekat mungkin disamping track

    frame dengan arah yang benar.

    b. Dorong track group sampai dibawah bottom roller.

    c. Naikkan track group keatas top roller dengan pengungkit

    kedua ujung berada pada sisi rear idler agar mudah

  • BAB IV Kegiatan Magang

    Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 67

    menyambung. Angkat ujung track group bagian bawah

    sehingga ujung menyatu.

    d. Jika lubang baut sudah posisi tepat, pasang dan kencangkan

    baut sesuai dengan urutan pengencangan dan torque

    spesifikasi 784 981 Nm {80-100}.

    e. Gunakan ganjal untuk menahan track group bagian bawah,

    bila kemungkinan saat pemasangan bagian bawah terlepas.

    2.5 Memasang Track Link

    a. Jika track link dan track shoe belum menjadi satu sebagai

    track group, lakukan perakitan.

    b. Bersihkan kedua permukaan track link dan track shoe yang

    akan dirakit serta master link atau ujung kedua track link.

    c. Rakit dan kencangkan baut sesuai dengan urutan

    pengencangan dan torque spesifikasi.

    d. Angkat unit dengan menggunakan attachment dan lepaskan

    stand dengan menggunakan crane over head.

    e. Turunkan unit secara perlahan-lahan sampai attachment

    dalam posisi netral (tidak menggantung dan tidak

    menggantung ke tanah).

    f. Lakukan penyetelan untuk mengencangkan Track Link sesuai

    spesifikasi 590 60 Nm {60 6 kgm} kencangkan lagi

    dengan menambah putaran 180o

    10o. dan pasang cover

    track adjuster serta kencangkan baut cover.

    2.6 Penyelesaian

    a. Bersihkan areal kerja dari sampah umum, limbah B3 serta

    pemukaan tanah yang terkontaminasi oil / grease

    ditempatkan pada tempat yang telah ditentukan.

    b. Lepas lock ( LOTO ) pengisolasian unit.

    c. Melaporkan ke Pengawas bahwa unit telah siap dioperasikan.

  • BAB V Penutup

    Laporan Kerja Praktik di PT. DARMA HENWA Tbk. 68

    BAB V