Luka

download Luka

of 8

Transcript of Luka

CLINICAL SCIENCE SESSION

LUKAOleh : Subhatharshni Mohan 1301 1210 0201 Muhamad Akmal

Preceptor: H.Noorman Herryadi, dr., SpF., SH

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DR.HASAN SADIKIN BANDUNG 2011

LUKA Definisi Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh yang disebabkan oleh trauma benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik atau gigitan hewan. Etiologi 1. Luka karena kekerasan mekanik (benda tajam, tumpul, dan senjata api). 2. Luka karena kekerasan fisik (arus listrik, petir, suhu). 3. Luka karena kekerasan kimiawi (asam, basa, logam berat)

LUKA TRAUMA TUMPUL1.

Memar (kontusio, hematoma) a. Luka memar adalah suatu keadaan dimana terjadi pengumpulan darah dalam jaringan yang terjadi dikarenakan pecahnya pembuluh darah kapiler akibat kekerasan benda tumpul. Bila kekerasan benda tumpul yang mengakibatkan luka memar terjadi pada daerah dimana jaringan longgar, seperti di daerah mata, leher, atau pada orang yang lanjut usia, maka luka memar yang tampak seringkali lebih luas, dan adanya jaringan longgar tersebut memungkinkan berpindahnya memar ke daerah yang lebih rendah, berdasarkan gravitasi. Salah satu bentuk luka memar yang dapat memberikan informasi mengenai bentuk dari benda tumpul, ialah apa yang dikenal dengan istilah perdarahan tepi (marginal haemorrhages), misalnya bila tubuh korban terlindas ban kendaraan, dimana pada tempat yang terdapat tekanan justru tidak menunjukkan kelainan, kendaraan akan menepi sehingga terbentuk perdarahan tepi yang bentuknya sesuai dengan bentuk celah antara kedua kembang ban yang berdekatan(cetak negatif) b. Umur Memar dapat ditentukan dengan warnanya: i. Saat luka: merah kemudian ungu lalu hitam ii. 4-5 hari: hijau iii. 7-10 hari: kuning iv. 14-15 hari: hilang c. Perubahan warna memar terjadi mulai dari tepi ke tengah d. Antemortem: dapat ditegakkan dengan melakukan sayatan kulit dan akan terlihat pembengkakan dan infiltrasi darah merah kehitaman.

2.

Luka Lecet (ekskoriasi, abrasi) Luka kulit yang superficial, akibat cedera epidermis. Walaupun kerusakan minimal, luka lecet dapat memberikan indikasi kemungkinan ada kerusakan hebat pada organ. a. Luka lecet gores b. Luka lecet serut c. Luka lecet tekan Luka Robek (vulnus laceratum)

3.

a. Luka terbuka akibat kekerasan tumpul yang kuat sehingga melampaui elastitas kulit atau otot. b. Ciri-ciri: tidak beraturan, tepi tidak rata, akar rambut hancur atau tercabut

4.

Patah Tulang Terjadi pada kekerasan tumpul yang cukup kuat a. Cedera kepala: selain kelainan kulit dan tulang, cedera kepala juga mengakibatkan: i. Pendarahan epidural: Perdarahan jenis ini berhubungan erat dengan fraktur pada tulang tengkorak. Apabila fraktur mengenai jalinan pembuluh darah kecil yang dekat dengan bagian dalam tengkorak, umumnya arteri meningea media, dapat menyebabkan arteri terkoyak dan terjadi perdarahan yang cepat. Kumpulan darah akhirnya mendorong lapisan dura menjauh dari tengkorak dan ruang epidural menjadi lebih luas. ii. Perdarahan Subdural: Perdarahan ini timbul apabila terjadi bridging vein yang pecah dan darah berkumpul di ruang subdural. Perdarahan ini juga dapat menyebabkan kompresi pada otak yang terletak di bawahnya. iii. Perdarahan Subarakhnoid: Penyebab perdarahan subarakhnoid yang tersering ada 5, dan terbagi menjadi 2 kelompok besar, yaitu yang disebabkan trauma dan yang tidak berhubungan dengan trauma. Penyebabnya antara lain: Nontraumatik: -Ruptur aneurisma pada arteri yang memperdarahi otak -Perdarahan intraserebral akibat stroke yang memasuki subarachnoid Traumatik: -Trauma langsung pada daerah fokal otak yang akhirnya menyebabkan perdarahan subarakhnoid -Trauma pada wajah atau leher dengan fraktur pada tulang servikal yang menyebabkan robeknya arteri vertebralis -Robeknya salah satu arteri berdinding tipis pada dasar otak yang diakibatkan gerakan hiperekstensi yang tiba-tiba dari kepala.

b. Cedera Leher Terjadi apabila korban tertabrak dari belakang di mana kepala mengalami percepatan mendadak sehingga terjadi hiperekstensi kepala yang disusul dengan hiperfleksi

LUKA KEKERASAN SETENGAH TAJAM 1. Akibat kekerasan tumpul yang mempunyai tepi rata: gigitan 2. Jejas gigit dapat berupa lecet tekan berbentuk lengkung terputus putus, hematome, atau luka robek dengan tepi rata. 3. Pada korban hidup, luka umumnya masih baik stukturnya sampai 3 jam pascatrauma, dan setelah itu berubah akibat elastitas kulit

LUKA KEKERASAN TAJAM Merupakan luka terbuka yang terjadi akibat benda yang memiliki sisi tajam atau ujung runcing. Ciriciri luka adalah rata, berbentuk garis, tidak terdapat jembatan jaringan, dasar luka berbentuk garis atau titik dengan keadaan sekitar luka bersih 1. Luka Iris/Sayat: luka yang lebar tetapi dangkal akibat kekerasan benda tajam yang sejajar kulit. a. Bentuk celah yaitu luka iris / luka sayat (incissed wound) yang arah datangnya sejajar dengan arah serat elastis / otot. b. Bentuk menganga yaitu luka iris / luka sayat (incissed wound) yang arah datangnya tegak lurus terhadap arah serat elastis / otot. c. Bentuk asimetris yaitu luka iris / luka sayat (incissed wound) yang arah datangnya miring terhadap arah serat elastis / otot. d. Ada 3 cara kematian korban luka iris / luka sayat (incissed wound), yaitu i. Bunuh diri (tersering) ii. Pembunuhan iii. Kecelakaan 2. Luka bacok: Luka bacok (chop wound) adalah luka dengan kedalaman luka kurang lebih sama dengan panjang luka akibat kekerasan yang arahnya miring terhadap kulit. Luka bacok (chop wound) adalah luka akibat alat yang berat dan bermata tajam atau agak tumpul, akibat suatu ayunan yang disertai tenaga yang besar. Contoh alat yang digunakan pada luka bacok (chop wound), antara lain pedang, clurit, kapak, sabit, baling-baling kapal, dan lain-lain. Ada 6 ciri-ciri luka bacok (chop wound), yaitu : a. Ukuran luka bacok biasanya besar. b. Tepi luka bacok tergantung pada mata senjata. c. Sudut luka bacok (chop wound) tergantung pada mata senjata. d. Hampir selalu mengakibatkan kerusakan pada tulang. e. Kadang-kadang memutuskan bagian tubuh yang terkena bacokan. f. Di sekitar luka dapat kita temukan luka memar atau luka lecet atau aberasi.

3. Luka tusuk: Luka tusuk (stab wound) adalah luka dengan kedalaman luka yang melebihi panjang luka akibat alat yang berujung runcing dan bermata tajam atau bermata tumpul yang terjadi dengan suatu tekanan tegak lurus atau serong pada permukaan tubuh. Contoh alat yang digunakan pada luka tusuk: a. Belati, bayonet, clurit, keris, pedang, pecahan kaca. b. Benda yang berujung runcing dengan penampang bulat atau segitiga atau segiempat seperti kikir, tanduk, dan lain-lain. c. Benda yang berujung tumpul seperti ruji payung, ruji sepeda, potongan paku, dan lainlain.

Bentuk luka tusuk (stab wound) pada organ parenkim dan tulang sesuai dengan alat penyebab luka.Bentuk luka tusuk pada kulit dan otot, yaitu : a. Alat pisau dapat menimbulkan luka tusuk yang berbentuk celah, menganga, atau asimetris. b. Ganco / lembing dapat menimbulkan luka tusuk yang berbentuk celah atau bulat. c. Alat penampang segitiga atau segiempat dapat menimbulkan luka tusuk (stab wound) yang berbentuk bintang berkaki tiga atau empat. d. Bentuk celah oleh pisau terjadi jika arah datangnya pisau sejajar dengan serat elastis atau otot. Bentuk menganga jika arah datangnya pisau tegak lurus dengan serat elastis atau otot. Bentuk asimetris jika arah datangnya pisau miring terhadap serat elastis atau otot.

Luka akibat tembakan senjata api Senjata api: senjata yang dengan menggunakan tenaga hasil peledakan mesiu, dapat melontarkan anak peluru dengan kecepatan tinggi. Senjata api dengan alur ke kiri-

Tipe COLT, kaliber 0.36, 0.38,& 0.45 anak peluru memiliki goresan & alur memutar ke kiri bila dilihat dari bagian basis anak peluru

Senjata api dengan alur ke kanan-

Tipe SMITH & WESON (SW), kaliber 0.22, 0.36, 0.38, 0.45, 0.46 anak peluru memiliki goresan & alur memutar ke kanan bila dilihat dari bagian basis anak peluru

Keparahan LUKA bergantung

Besar & bentuk anak peluru Balistik Kerapuhan anak peluru Kepadatan jaringan sasaran Vurnerabilitas jaringan sasaran

LUKA tembak masuk dapat dibedakan dalam: LTM jarak jauh: dibentuk oleh komponen anak peluru, berbentuk lubang dengan kelim lecet & kelim kesat pada dindingnya. LTM jarak dekat: dibentuk oleh komponen anak peluru & butir-butir mesiu yang tidak habis terbakar & jelaga. Berupa lubang dengan kelim lecet & kelim tatoo / kelim jelaga LTM jarak sangat dekat: dibentuk oleh komponen anak peluru, butir mesiu & jelaga & panas/api. Berupa kelim api di tepi lubangnya LTM tempel: dibentuk oleh seluruh komponen tersebut & jejas laras. Saluran luka warna hitam & jejas laras tampak mengelilingi di luar luka tembak masuk sbg luka lecet tekan LUKA tembak luar (LTK)-

Terjadi akibat peluru meninggalkan tubuh korban LTK > LTM ; akibat deformitas anak peluru, bergoyangnya anak peluru, & ikutnya jaringan tulang yang pecah keluar. LTK < LTM ; luka tembak tempeln / kecepatan peluru sewaktu menembus keluar berkurang / terdapat benda menekan kulit pd tempat peluru akan keluar LTK berbentuk tidak khas, tidak beraturan, & tidak memiliki kelim

-

-

LUKA AKIBAT TRAUMA FISIKA LUKA AKIBAT SUHU TINGGI heat exhaustion primer: tidak seimbang darah sirkulasi dengan lumen pembuluh darah. Akibat pemaparan terhadap panas, kerja jasmani berlebihan & pakaian terlalu tebal. heat exhaustion sekunder: kehilangan cairan tubuh berlebihan heat stroke: kegagalan pusat pengatur suhu akibat terlalu tingginya temperatur pusat tubuh sun stroke: panas matahari yang menyebabkan hipertermia.

heat cramps: hilangnya NaCI darah dengan cepat akibat suhu tinggi Derajat luka bakar

ERITEMA : pada suhu 35 C selama 120 detik VESIKEL & BULA : pada suhu 53-57 C selama kontak 30 120 detik NEKROSIS KOAGULATIF KARBONISASI

LUKA AKIBAT SUHU RENDAH akibat kematian mendadak disebabkan kegagalan pusat pengatur suhu maupun rendahnya disosiasi Oxy-Hb. orang yang rentan terhadap dingin : bayi, org tua, orang berlelahan, alkoholisme, hipopituitarism, miksedema, steatorea Derajat LUKA: HIPEREMIA EDEMA & VESIKEL NEKROSIS PEMBEKUAN + KERUSAKAN JARINGAN LUKA AKIBAT TRAUMA LISTRIK FAKTOR: 1) Tegangan volt: tegangan sedang 65-1000V dpt mematikan. Tegangan tinggi tidak mematikan 2) Kuat arus (ampre): arus, bahaya kelangsungan hidup. Sensitifitas terhadap arus listrik bolak balik (AC) 4-6 kali > arus listrik searah (DC). AC25-80mA / DC80-300mA dapat menyebabkan penurunan kesadaran, fibrilasi ventrikel, di atas 3A menyebabkan henti jantung. 3) Tahanan kulit (ohm): kulit, tulang, lemak, saraf, otot, darah, cairan tubuh 4) Arah aliran listrik: mematikan bila melintasi otak / jantung 5) Luas permukaan kontak: 50cm2 dapat mematikan tanpa jejas listrik 6) Lama kontak: menentukan kecepatan datangnya kematian Gambaran Mikroskopis

Kerusakan lapisan tanduk berupa luka bakar, tepi menonjol, di sekitarnya pucat dikelilingi kulit hiperemis Dapat ditemukan metalisasi & magnetisasi terutama jika tegangan tinggi Kematian terjadi karena fibrilasi ventrikel, kelumpuhan otot & pusat pernafasan LUKA akibat PETIR Kematian dapat terjadi karena efek arus listrik, efek panas & efek gas panas yang timbul. Makroskopik: aborescent mark (kemerahan kulit spt percabangan pohon), metalisasi, magnetisasi Pakaian sering terbakar & compang-camping akibat efek ledakan & panas (blast effect)

LUKA AKIBAT PERUBAHAN TEKANAN UDARA T erjadi perubahan volume gas didalam tubuh; barotrauma aural, baratrauma pulmonal, atralgia hiperbarik, dekompresi, emboli udara Rasa nyeri pada gigi berkavitas, vertigo, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, gangguan keseimbangan, tremor, konvulsi, somnolen, pusing, mual

LUKA AKIBAT TRAUMA KIMIA

Akibat efek korosi dari asam kuat / basa kuat Asam kuat : mengkoagulasikan protein sehingga luka korosinya kering & keras Basa kuat: reaksi penyabunan intrasel sehingga luka bersifat basah, licin & kerusakan berlanjut sampai dalam

INTRAVITALITAS / reaksi vital terhadap luka Penting untuk membedakan apakah luka terjadi saat seseorang masih hidup / sudah mati Reaksi vital: umumnya pendarahan; ekimosis, petekie & emboli Kadar asam laktat darah cerminan reaksi adrenergik akibat adanya stres premortal.