LTM Ukhuwwah Wathaniyyah

2
Nama : Dwi Rachmelia NPM : 1406601946 LTM : Ukhuwwah Wathaniyah Manusia adalah makhluk yang memiliki kecenderungan untuk berkoloni. Hal itu dengan jelas menegaskan bahwa kita, manusia merupakan makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain, sejak awal hingga akhir kehidupan. Dalam menjalani kehidupan sebagai makhluk sosial, ada satu hal yang sangat esensial dan patut dipahami sepenuhnya oleh setiap manusia, yang tidak lain adalah ukhuwah. Konsep "tri ukhuwwah" adalah tiga konsep persaudaraan sebagai upaya memposisikan kita sebagai orang Islam, sebagai warga negara dan sebagai sesama manusia, yang terkenal dengan: ukhuwwah islamiyyah ( persaudaraan sesama Islam), ukhuwwah wathaniyyah (persaudaraan sesama warga bangsa), dan ukhuwwah basyariyah (persaudaraan berdasar kemanusiaan). Menurut KH. Achmad Siddiq, konsep tri ukhuwwah terinspirasi oleh Piagam Madinah yang pernah digagas oleh Nabi Muhammad Saw. Ukhuwwah Wathaniyyah Ukhuwah wathaniyah adalah persaudaraan antar sesama manusia berdasarkan kesamaan tempat tinggal atau negeri yang mereka huni. Dengan kesamaan tempat ini, manusia membutuhkan seperangkat aturan yang mengatur hak dan kewajiban masing-masing penduduk. Dalam konsep ukhuwah wathaniyah , seseorang merasa saling bersaudara satu sama lain karena merupakan bagian dari bangsa yang satu, misalnya bangsa Indonesia. Ukhuwwah model ini tidak dibatasi oleh sekat-sekat primordial seperti agama, suku, jenis kelamin, dan sebagainya. Ukhuwah ini tidak mengkosentrasikan pada pemerintahan islam, hanya saja masing-masing warga negara mempunyai kewenangan untuk berpartisipasi dalam mengembangkan Negara. Prinsip paling cocok dalam ukhuwah ini adalah berpijak pada al-tasamuh” (toleransi), yaitu adanya interaksi timbal balik

description

agama Islam

Transcript of LTM Ukhuwwah Wathaniyyah

Nama : Dwi RachmeliaNPM : 1406601946LTM : Ukhuwwah WathaniyahManusia adalah makhluk yang memiliki kecenderungan untuk berkoloni. Hal itu dengan jelas menegaskan bahwa kita, manusia merupakan makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain, sejak awal hingga akhir kehidupan. Dalam menjalani kehidupan sebagai makhluk sosial, ada satu hal yang sangat esensial dan patut dipahami sepenuhnya oleh setiap manusia, yang tidak lain adalah ukhuwah.Konsep "tri ukhuwwah" adalah tiga konsep persaudaraan sebagai upaya memposisikan kita sebagai orang Islam, sebagai warga negara dan sebagai sesama manusia, yang terkenal dengan:ukhuwwah islamiyyah ( persaudaraan sesama Islam), ukhuwwah wathaniyyah(persaudaraan sesama warga bangsa), dan ukhuwwah basyariyah(persaudaraan berdasar kemanusiaan). Menurut KH. Achmad Siddiq, konsep tri ukhuwwah terinspirasi oleh Piagam Madinah yang pernah digagas oleh Nabi Muhammad Saw. Ukhuwwah WathaniyyahUkhuwahwathaniyahadalah persaudaraan antar sesama manusia berdasarkan kesamaan tempat tinggal atau negeri yang mereka huni.Dengan kesamaan tempat ini, manusia membutuhkan seperangkat aturan yang mengatur hak dan kewajiban masing-masing penduduk. Dalam konsepukhuwah wathaniyah, seseorang merasa saling bersaudara satu sama lain karena merupakan bagian dari bangsa yang satu, misalnya bangsa Indonesia. Ukhuwwah model ini tidak dibatasi oleh sekat-sekat primordial seperti agama, suku, jenis kelamin, dan sebagainya.Ukhuwah ini tidak mengkosentrasikan pada pemerintahan islam, hanya saja masing-masing warga negara mempunyai kewenangan untuk berpartisipasi dalam mengembangkan Negara. Prinsip paling cocok dalam ukhuwah ini adalah berpijak pada al-tasamuh (toleransi), yaitu adanya interaksi timbal balik antarumat beragama, menghargai kebebasan beragama bagi orang yang tidak sepaham , tidak mengganggu peribadatan serta tetap menjagaukhuwah wathaniyah-nyaAl-Quran menjelaskan modelukhuwah wathaniyyahini dalam beberapa ayat. Misalnya ayat yang menyebutkan bahwa Allah mengutus Nuh kepada kaumnya yang merupakanakh(saudara) mereka sendiri (asy-Syu`ara: 106).Begitu juga Nabi Hud yang diutus kepada kaum Ad, Nabi Shalih kepada kaum Tsamud, dan Nabi Syuaib kepada kaum Madyan. Kaum-kaum tersebut merupakanakhdari para Nabi tersebut.

Mengapa para ulama menyetujui Pancasila dan bukan Alquran secara normatif sebagai dasar negara? Jelas, NU sendiri memiliki satu garis perjuangan yang dinamis yang tidak melulu melihat Islam sebagai sesuatu yang beku. Islam dalam pola pikir para ulama Aswaja adalah Islam yang mampu mempersatukan segenap komponen anak bangsa. Islam yang mampu menjadi roh kebangkitan nasional dan bukan sekadar norma yang tak terasa kedalamannya dalam jiwa anak bangsa.Kebangkitan nasional harus memiliki etika ini, etika wathaniyah. Etika kebangsaan yang tak monologis, tapi dialogis. Sebelum Indonesia merdeka, para ulama NU sudah mendidik para santri untuk memahami bahwa di luar sana bukan cuma ada kaum Aswaja, tapi juga kaum Islam modernis dan nasionalis. Maka, permusuhan bertahun-tahun antara kaum modernis Islam dan NU menjadi pupus dalamtajalli wathaniyah(manifestasi kebangsaan) yang utuh, tanpa harus terserak.

Sumber : http://www.beritasatu.com/tausiah/195510-3-konsep-persaudaraan.html http://www.jawapos.com/baca/opinidetail/17617/kebangkitan-wathaniyah