LP vesikolitiasis.docx

download LP vesikolitiasis.docx

of 15

Transcript of LP vesikolitiasis.docx

  • 7/28/2019 LP vesikolitiasis.docx

    1/15

    BAB IIISI

    2.1 PENGERTIAN

    Vesikolitiasis adalah penyumbatan saluran kemih khususnya pada vesika

    urinaria atau kandung kemih oleh batu penyakit ini juga disebut batu kandung

    kemih.( Smeltzer and Bare, 2000 ).

    Vesikolitiasis adalah batu yang terjebak di vesika urinaria yang menyebabkan

    gelombang nyeri yang luar biasa sakitnya yang menyebar ke paha, abdomen dan

    daerah genetalia. Medikasi yang diketahui menyebabkan pada banyak klien

    mencakup penggunaan antasid, diamox, vitamin D, laksatif dan aspirin dosis tinggi

    yang berlebihan. Batu vesika urinaria terutama mengandung kalsium atau magnesium

    dalam kombinasinya dengan fosfat, oksalat, dan zat-zat lainnya. (Brunner and

    Suddarth, 2001)

    Batu kandung kemih adalah batu yang tidak normal di dalam saluran kemih

    yang mengandung komponen kristal dan matriks organik tepatnya pada vesika urinari

    atau kandung kemih. Batu kandung kemih sebagian besar mengandung batu kalsium

    oksalat atau fosfat ( Prof. Dr. Arjatm T. Ph.D. Sp. And dan dr. Hendra Utama, SPFK,

    2001 ).

    Vesikolitiasis merupakan batu yang menghalangi aliran air kemih akibat

    penutupan leher kandung kemih, maka aliran yang mula-mula lancar secara tiba-tiba

    akan berhenti dan menetes disertai dengan rasa nyeri ( Sjamsuhidajat dan Wim de

    Jong, 1998:1027).

    Pernyataan lain menyebutkan bahwa vesikolitiasis adalah batu kandung kemih

    yang merupakan keadaan tidak normal di kandung kemih, batu ini mengandung

    komponen kristal dan matriks organik (Sjabani dalam Soeparman, 2001:377).

    Vesikolitiasis adalah batu yang ada di vesika urinaria ketika terdapat defisiensi

    substansi tertentu, seperti kalsium oksalat, kalsium fosfat, dan asam urat meningkat

    atau ketika terdapat defisiensi subtansi tertentu, seperti sitrat yang secara normal

    mencegah terjadinya kristalisasi dalam urin (Smeltzer, 2002:1460).

    http://teguhsubianto.blogspot.com/2009/05/asuhan-keperawatan-vesikolithiasis.htmlhttp://teguhsubianto.blogspot.com/2009/05/asuhan-keperawatan-vesikolithiasis.htmlhttp://teguhsubianto.blogspot.com/2009/05/asuhan-keperawatan-vesikolithiasis.htmlhttp://teguhsubianto.blogspot.com/2009/05/asuhan-keperawatan-vesikolithiasis.htmlhttp://teguhsubianto.blogspot.com/2009/05/asuhan-keperawatan-vesikolithiasis.htmlhttp://teguhsubianto.blogspot.com/2009/05/asuhan-keperawatan-vesikolithiasis.htmlhttp://teguhsubianto.blogspot.com/2009/05/asuhan-keperawatan-vesikolithiasis.htmlhttp://teguhsubianto.blogspot.com/2009/05/asuhan-keperawatan-vesikolithiasis.htmlhttp://teguhsubianto.blogspot.com/2009/05/asuhan-keperawatan-vesikolithiasis.htmlhttp://teguhsubianto.blogspot.com/2009/05/asuhan-keperawatan-vesikolithiasis.htmlhttp://teguhsubianto.blogspot.com/2009/05/asuhan-keperawatan-vesikolithiasis.htmlhttp://teguhsubianto.blogspot.com/2009/05/asuhan-keperawatan-vesikolithiasis.htmlhttp://teguhsubianto.blogspot.com/2009/05/asuhan-keperawatan-vesikolithiasis.htmlhttp://teguhsubianto.blogspot.com/2009/05/asuhan-keperawatan-vesikolithiasis.htmlhttp://teguhsubianto.blogspot.com/2009/05/asuhan-keperawatan-vesikolithiasis.htmlhttp://teguhsubianto.blogspot.com/2009/05/asuhan-keperawatan-vesikolithiasis.htmlhttp://teguhsubianto.blogspot.com/2009/05/asuhan-keperawatan-vesikolithiasis.htmlhttp://teguhsubianto.blogspot.com/2009/05/asuhan-keperawatan-vesikolithiasis.htmlhttp://teguhsubianto.blogspot.com/2009/05/asuhan-keperawatan-vesikolithiasis.htmlhttp://teguhsubianto.blogspot.com/2009/05/asuhan-keperawatan-vesikolithiasis.htmlhttp://teguhsubianto.blogspot.com/2009/05/asuhan-keperawatan-vesikolithiasis.htmlhttp://teguhsubianto.blogspot.com/2009/05/asuhan-keperawatan-vesikolithiasis.htmlhttp://teguhsubianto.blogspot.com/2009/05/asuhan-keperawatan-vesikolithiasis.htmlhttp://teguhsubianto.blogspot.com/2009/05/asuhan-keperawatan-vesikolithiasis.htmlhttp://teguhsubianto.blogspot.com/2009/05/asuhan-keperawatan-vesikolithiasis.htmlhttp://teguhsubianto.blogspot.com/2009/05/asuhan-keperawatan-vesikolithiasis.htmlhttp://teguhsubianto.blogspot.com/2009/05/asuhan-keperawatan-vesikolithiasis.htmlhttp://teguhsubianto.blogspot.com/2009/05/asuhan-keperawatan-vesikolithiasis.html
  • 7/28/2019 LP vesikolitiasis.docx

    2/15

    Hidronefrosis adalah dilatasi piala dan kaliks ginjal pada salah satu atau kedua

    ginjal akibat adanya obstruksi (Smeltzer, 2002:1442). Long, (1996:318) menyatakan

    sumbatan saluran kemih yang bisa terjadi dimana saja pada bagian saluran dari mulai

    kaliks renal sampai meatus uretra. Hidronefrosis adalah pelebaran/dilatasi pelvis

    ginjal dan kaliks, disertai dengan atrofi parenkim ginjal, disebabkan oleh hambatan

    aliran kemih. Hambatan ini dapat berlangsung mendadak atau perlahan-lahan, dan

    dapat terjadi di semua aras (level) saluran kemih dari uretra sampai pelvis renalis

    (Wijaya dan Miranti, 2001:61).

    Vesikolithotomi adalah alternatif untuk membuka dan mengambil batu yang ada

    di kandung kemih, sehingga pasien tersebut tidak mengalami ganguan pada aliran

    perkemihannya Franzoni D.F dan Decter R.M (http://www.medscape.com, 8 Juli

    2006).

    2.2 ETIOLOGI

    Obstruksi kelenjar prostat yang membesar

    Striktur uretra (penyempitan lumen dari uretra)

    Neurogenik bladder (lumpuh kandung kemih karena lesi pada neuron yang

    menginervasi bladder)

    Benda asing , misalnya kateter

    Divertikula,urin dapat tertampung pada suatu kantung didinding vesika urinaria

    Shistomiasis, terutama oleh Shistoma haemotobium, lesi mengarah keganasan

    Hal-hal yang disebutkan di atas dapat menimbulkan retensi urin, infeksi, maupun

    radang. Statis, lithiasis, dan sistitis adalah peristiwa yang saling mempengaruhi. Statis

    menyebabkan bakteri berkembang sistitis; urin semakin basa memberi suasana

    yang tepat untuk terbentuknya batu MgNH4PO4 (batu infeksi/struvit). Batu yang

    terbentuk bisa tunggal ataupun banyak.

    http://teguhsubianto.blogspot.com/2009/05/asuhan-keperawatan-vesikolithiasis.htmlhttp://teguhsubianto.blogspot.com/2009/05/asuhan-keperawatan-vesikolithiasis.htmlhttp://teguhsubianto.blogspot.com/2009/05/asuhan-keperawatan-vesikolithiasis.htmlhttp://teguhsubianto.blogspot.com/2009/05/asuhan-keperawatan-vesikolithiasis.htmlhttp://teguhsubianto.blogspot.com/2009/05/asuhan-keperawatan-vesikolithiasis.htmlhttp://teguhsubianto.blogspot.com/2009/05/asuhan-keperawatan-vesikolithiasis.htmlhttp://teguhsubianto.blogspot.com/2009/05/asuhan-keperawatan-vesikolithiasis.htmlhttp://teguhsubianto.blogspot.com/2009/05/asuhan-keperawatan-vesikolithiasis.htmlhttp://teguhsubianto.blogspot.com/2009/05/asuhan-keperawatan-vesikolithiasis.htmlhttp://teguhsubianto.blogspot.com/2009/05/asuhan-keperawatan-vesikolithiasis.htmlhttp://teguhsubianto.blogspot.com/2009/05/asuhan-keperawatan-vesikolithiasis.htmlhttp://teguhsubianto.blogspot.com/2009/05/asuhan-keperawatan-vesikolithiasis.htmlhttp://teguhsubianto.blogspot.com/2009/05/asuhan-keperawatan-vesikolithiasis.htmlhttp://teguhsubianto.blogspot.com/2009/05/asuhan-keperawatan-vesikolithiasis.htmlhttp://teguhsubianto.blogspot.com/2009/05/asuhan-keperawatan-vesikolithiasis.htmlhttp://teguhsubianto.blogspot.com/2009/05/asuhan-keperawatan-vesikolithiasis.htmlhttp://teguhsubianto.blogspot.com/2009/05/asuhan-keperawatan-vesikolithiasis.htmlhttp://teguhsubianto.blogspot.com/2009/05/asuhan-keperawatan-vesikolithiasis.htmlhttp://teguhsubianto.blogspot.com/2009/05/asuhan-keperawatan-vesikolithiasis.htmlhttp://teguhsubianto.blogspot.com/2009/05/asuhan-keperawatan-vesikolithiasis.htmlhttp://teguhsubianto.blogspot.com/2009/05/asuhan-keperawatan-vesikolithiasis.htmlhttp://teguhsubianto.blogspot.com/2009/05/asuhan-keperawatan-vesikolithiasis.htmlhttp://teguhsubianto.blogspot.com/2009/05/asuhan-keperawatan-vesikolithiasis.htmlhttp://teguhsubianto.blogspot.com/2009/05/asuhan-keperawatan-vesikolithiasis.htmlhttp://teguhsubianto.blogspot.com/2009/05/asuhan-keperawatan-vesikolithiasis.htmlhttp://teguhsubianto.blogspot.com/2009/05/asuhan-keperawatan-vesikolithiasis.htmlhttp://teguhsubianto.blogspot.com/2009/05/asuhan-keperawatan-vesikolithiasis.html
  • 7/28/2019 LP vesikolitiasis.docx

    3/15

    Menurut Smeltzer (2002:1460) bahwa, batu kandung kemih disebabkan

    infeksi, statis urin dan periode imobilitas (drainage renal yang lambat dan perubahan

    metabolisme kalsium).

    Faktor- faktor yang mempengaruhi menurut Soeparman (2001:378) batu kandung

    kemih (Vesikolitiasis) adalah

    1. Hiperkalsiuria

    Suatu peningkatan kadar kalsium dalam urin, disebabkan karena, hiperkalsiuria

    idiopatik (meliputi hiperkalsiuria disebabkan masukan tinggi natrium, kalsium dan

    protein), hiperparatiroidisme primer, sarkoidosis, dan kelebihan vitamin D atau

    kelebihan kalsium.

    2. Hipositraturia

    Suatu penurunan ekskresi inhibitor pembentukan kristal dalam air kemih, khususnya

    sitrat, disebabkan idiopatik, asidosis tubulus ginjal tipe I (lengkap atau tidak lengkap),

    minum Asetazolamid, dan diare dan masukan protein tinggi.

    3. Hiperurikosuria

    Peningkatan kadar asam urat dalam air kemih yang dapat memacu pembentukan batu

    kalsium karena masukan diet purin yang berlebih.

    4. Penurunan jumlah air kemih

    Dikarenakan masukan cairan yang sedikit.

    5. Jenis cairan yang diminum

    Minuman yang banyak mengandung soda seperti soft drink, jus apel dan jus anggur.

    6. Hiperoksalouria

    Kenaikan ekskresi oksalat diatas normal (45 mg/hari), kejadian ini disebabkan oleh

    diet rendah kalsium, peningkatan absorbsi kalsium intestinal, dan penyakit usus kecil

    atau akibat reseksi pembedahan yang mengganggu absorbsi garam empedu.

    7. Ginjal Spongiosa Medula

    Disebabkan karena volume air kemih sedikit, batu kalsium idiopatik (tidak dijumpai

    predisposisi metabolik).

    8. Batu Asan Urat

  • 7/28/2019 LP vesikolitiasis.docx

    4/15

    Batu asam urat banyak disebabkan karena pH air kemih rendah, dan hiperurikosuria

    (primer dan sekunder).

    9. Batu Struvit

    Batu struvit disebabkan karena adanya infeksi saluran kemih dengan organisme yang

    memproduksi urease.

    Kandungan batu kemih kebayakan terdiri dari :

    1. 75 % kalsium.

    2. 15 % batu tripe/batu struvit (Magnesium Amonium Fosfat).

    3. 6 % batu asam urat.

    4. 1-2 % sistin (cystine).

    2.3 MANIFESTASI KLINIS / TANDA DAN GEJALA

    Batu yang terjebak di kandung kemih biasanya menyebabkan iritasi dan

    berhubungan dengan infeksi traktus urinarius dan hematuria, jika terjadi obstruksi

    pada leher kandung kemih menyebabkan retensi urin atau bisa menyebabkan sepsis,

    kondisi ini lebih serius yang dapat mengancam kehidupan pasien, dapat pula kita lihat

    tanda seperti mual muntah, gelisah, nyeri dan perut kembung (Smeltzer, 2002:1461).

    Dapat tanpa keluhan

    Sakit berhubungan dengan kencing (terutama diakhir kencing)

    Lokasi sakit terdapat di pangkal penis atau suprapubis kemudian dijalarkan ke ujung

    penis (pada laki-laki) dan klitoris (pada wanita).

    Terdapat hematuri pada akhir kencing

    Disuria (sakit ketika kencing) dan frequensi (sering kebelet kencing walaupun VU

    belum penuh).

    Aliran urin berhenti mendadak bila batu menutup orificium uretra interna.

    Bila batu mneyumbat muara ureter hidrouereter hidronefrosis gagal ginjal

  • 7/28/2019 LP vesikolitiasis.docx

    5/15

    Jika sudah terjadi komplikasi seperti seperti hidronefrosis maka gejalanya

    tergantung pada penyebab penyumbatan, lokasi, dan lamanya penyumbatan. Jika

    penyumbatan timbul dengan cepat (Hidronefrosis akut) biasanya akan menyebabkan

    koliks ginjal (nyeri yang luar biasa di daerah antara rusuk dan tulang punggung) pada

    sisi ginjal yang terkena. Jika penyumbatan berkembang secara perlahan

    (Hidronefrosis kronis), biasanya tidak menimbulkan gejala atau nyeri tumpul di

    daerah antara tulang rusuk dan tulang punggung.

    Selain tanda diatas, tanda hidronefrosis yang lain menurut Samsuridjal

    (http://www.medicastore.com, 26 Juni 2006) adalah:

    1. Hematuri.

    2. Sering ditemukan infeksi disaluran kemih.

    3. Demam.

    4. Rasa nyeri di daerah kandung kemih dan ginjal.

    5. Mual.

    6. Muntah.

    7. Nyeri abdomen.

    8. Disuria.

    9. Menggigil.

    2.4 PEMERIKSAAN LABORATORIUM / DIAGNOSTIK

    Pemeriksaan penunjangnya dilakukan di laboratorium yang meliputi pemeriksaan:

    1.Urinalisa

    Warna kuning, coklat atau gelap.

    a pH lebih dari 7,6 biasanya ditemukan kuman area splitting, organisme dapat berbentuk

    batu magnesium amonium phosphat, pH yang rendah menyebabkan pengendapan

    batu asam urat.

    b Sedimen : sel darah meningkat (90 %), ditemukan pada penderita dengan batu, bila

    terjadi infeksi maka sel darah putih akan meningkat.

    http://www.medicastore.com/http://www.medicastore.com/http://www.medicastore.com/http://www.medicastore.com/
  • 7/28/2019 LP vesikolitiasis.docx

    6/15

    c Biakan Urin : Untuk mengetahui adanya bakteri yang berkontribusi dalam proses

    pembentukan batu saluran kemih.

    d Ekskresi kalsium, fosfat, asam urat dalam 24 jam untuk melihat apakah terjadi

    hiperekskresi.

    2. Darah

    a Hb akan terjadi anemia pada gangguan fungsi ginjal kronis.

    b Lekosit terjadi karena infeksi.

    c Ureum kreatinin untuk melihat fungsi ginjal.

    d Kalsium, fosfat dan asam urat.

    3. Radiologis

    a. Foto BNO/IVP untuk melihat posisi batu, besar batu, apakah terjadi bendungan atau

    tidak.

    b. Pada gangguan fungsi ginjal maka IVP tidak dapat dilakukan, pada keadaan ini dapat

    dilakukan retrogad pielografi atau dilanjutkan dengan antegrad pielografi tidak

    memberikan informasi yang memadai.

    c. PV (Pem Postvoid) : mengetahui pengosongan kandung kemih

    d. Sistokopi : Untuk menegakkan diagnosis batu kandung kencing.

    e. Foto KUB

    Menunjukkan ukuran ginjal ureter dan ureter, menunjukan adanya batu.

    f. Endoskopi ginjal

    Menentukan pelvis ginjal, mengeluarkan batu yang kecil.

    g. EKG

    Menunjukan ketidak seimbangan cairan, asam basa dan elektrolit.

    h. Foto Rontgen

    Menunjukan adanya di dalam kandung kemih yang abnormal.

    i. IVP ( intra venous pylografi ) :

    Menunjukan perlambatan pengosongan kandung kemih,membedakan derajat

    obstruksi kandung kemih divertikuli kandung kemih dan penebalan abnormal otot

    kandung kemih.

  • 7/28/2019 LP vesikolitiasis.docx

    7/15

    j. Vesikolitektomi ( sectio alta ):

    Mengangkat batu vesika urinari atau kandung kemih.

    k. Litotripsi bergelombang kejut ekstra korporeal.

    Prosedur menghancurkan batu ginjal dengan gelombang kejut.

    l. Pielogram retrograd

    4. USG (Ultra Sono Grafi)

    Untuk mengetahui sejauh mana terjadi kerusakan pada jaringan ginjal.

    Menunjukan abnormalitas pelvis saluran ureter dan kandung kemih.

    Diagnosis ditegakan dengan studi ginjal, ureter, kandung kemih, urografi intravena

    atau pielografi retrograde. Uji kimia darah dengan urine dalam 24 jam untuk

    mengukur kalsium, asam urat, kreatinin, natrium, dan volume total merupakan upaya

    dari diagnostik. Riwayat diet dan medikasi serta adanya riwayat batu ginjal, ureter,

    dan kandung kemih dalam keluarga di dapatkan untuk mengidentifikasi faktor yang

    mencetuskan terbentuknya batu kandung kemih pada klien.(Tjokro,N.A, et al. 2001 )

    2.5 TERAPI

    Menurut Soeparman ( 2001:383) pengobatan dapat dilakukan dengan :

    1. Mengatasi Simtom

    Ajarkan dengan tirah baring dan cari penyebab utama dari vesikolitiasis, berikan

    spasme analgetik atau inhibitor sintesis prostaglandin, bila terjadi koliks ginjal dan

    tidak di kontra indikasikan pasang kateter.

    2. Pengambilan Batu

    a Batu dapat keluar sendiri

    Batu tidak diharapkan keluar dengan spontan jika ukurannya melebihi 6 mm.

    b Vesikolithotomi.

    c Pengangkatan Batu

    1. Lithotripsi gelombang kejut ekstrakorporeal

    Prosedur non invasif yang digunakan untuk menghancurkan batu. Litotriptor adalah

    alat yang digunakan untuk memecahkan batu tersebut, tetapi alat ini hanya dapat

  • 7/28/2019 LP vesikolitiasis.docx

    8/15

    memecahkan batu dalam batas ukuran 3 cm ke bawah. Bila batu di atas ukuran ini

    dapat ditangani dengan gelombang kejut atau sistolitotomi melalui sayatan

    prannenstiel. Setelah batu itu pecah menjadi bagian yang terkecil seperti pasir, sisa

    batu tersebut dikeluarkan secara spontan.

    2. Metode endourologi pengangkatan batu

    Bidang endourologi mengabungkan ketrampilan ahli radiologi mengangkat batu renal

    tanpa pembedahan mayor. Batu diangkat dengan forseps atau jarring, tergantung dari

    ukurannya. Selain itu alat ultrasound dapat dimasukkan ke selang nefrostomi disertai

    gelombang ultrasonik untuk menghancurkan batu.

    3. Ureteroskopi

    Ureteroskopi mencakup visualisasi dan akses ureter dengan memasukkan alat

    ureteroskop melalui sistoskop. Batu dapat dihancurkan dengan menggunakan laser,

    litotrips elektrohidraulik, atau ultrasound kemudian diangkat.

    d Pencegahan (batu kalsium kronik-kalsium oksalat)

    1. Menurunkan konsentrasi reaktan (kalsium dan oksalat)

    2. Meningkatkan konsentrasi inhibitor pembentuk batu yaitu sitrat (kalium sitrat 20 mEq

    tiap malam hari, minum jeruk nipis atau lemon malam hari), dan bila batu tunggal

    dengan meningkatkan masukan cairan dan pemeriksaan berkala pembentukan batu

    baru.

    3. Pengaturan diet dengan meningkatkan masukan cairan, hindari masukan soft drinks,

    kurangi masukan protein (sebesar 1 g/Kg BB /hari), membatasi masukan natrium,

    diet rendah natrium (80-100 meq/hari), dan masukan kalsium.

    4. Pemberian obat

    Untuk mencegah presipitasi batu baru kalsium oksalat, disesuaikan kelainan

    metabolik yang ada.

    F.Komplikasi

    Komplikasi yang disebabkan dari Vesikolithotomi (Perry dan Potter, 2002:1842)adalah sebagai berikut:

  • 7/28/2019 LP vesikolitiasis.docx

    9/15

    1. Sistem PernafasanAtelektasis bida terjadi jika ekspansi paru yang tidak adekuat karena pengaruh

    analgetik, anestesi, dan posisi yang dimobilisasi yang menyebabkan ekspansitidak maksimal. Penumpukan sekret dapat menyebabkan pnemunia, hipoksiaterjadi karena tekanan oleh agens analgetik dan anestesi serta bisa terjadi

    emboli pulmonal.

    2. Sistem SirkulasiDalam sistem peredaran darah bisa menyebabkan perdarahan karena lepasnya

    jahitan atau lepasnya bekuan darah pada tempat insisi yang bisa menyebabkan

    syok hipovolemik. Statis vena yang terjadi karena duduk atau imobilisasi

    yang terlalu lama bisa terjadi tromboflebitis, statis vena juga bisamenyebabkan trombus atau karena trauma pembuluh darah.

    3. Sistem GastrointestinalAkibat efek anestesi dapat menyebabkan peristaltik usus menurun sehinggabisa terjadi distensi abdomen dengan tanda dan gejala meningkatnya lingkar

    perut dan terdengar bunyi timpani saat diperkusi. Mual dan muntah serta

    konstipasi bisa terjadi karena belum normalnya peristaltik usus.

    4. Sistem GenitourinariaAkibat pengaruh anestesi bisa menyebabkan aliran urin involunter karena

    hilangnya tonus otot.

    5. Sistem IntegumenPerawatan yang tidak memperhatikan kesterilan dapat menyebabkan infeksi,

    buruknya fase penyembuhan luka dapat menyebabkan dehisens luka dengan

    tanda dan gejala meningkatnya drainase dan penampakan jaringan yang ada

    dibawahnya. Eviserasi luka/kelurnya organ dan jaringan internal melalui insisibisa terjadi jika ada dehisens luka serta bisa terjadi pula surgical mump

    (parotitis).

    6. Sistem SarafBisa menimbulkan nyeri yang tidak dapat diatasi.

    2.6 PENGKAJIAN DAN PEMERIKSAAN FISIK

    a. Anamnesa

    1). Identitas Klien

    Meliputi nama klien, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, agama/suku, warga negara,

    bahasa yang digunakan, pendidikan, pekerjaan, alamat rumah.

    2). Data Medik

  • 7/28/2019 LP vesikolitiasis.docx

    10/15

    Dikirim oleh siapa dan diagnosa medik saat masuk maupun saat pengkajian.

    3). Keluhan Utama

    Frekuensi berkemih yang meningkat, urine yang masih menetes setelah berkemih,

    merasa tidak puas setelah berkemih, sering berkemih pada malam hari, penurunan

    kekuatan, dan ukuran pancaran urine, mengedan saat berkemih, tidak dapat berkemih

    sama sekali, nyeri saat berkemih, hematuria, nyeri pinggang, peningkatan suhu tubuh

    disertai menggigil, penurunan fungsi seksual, keluhan gastrointestinal seperti nafsu

    makan menurun, mual,muntah dan konstipasi.

    b. Pemeriksaan Fisik

    1). Status Kesehatan Umum

    Meliputi kedaan penyakit, tingkat kesadaran,suara bicara dan tanda-tanda vital.

    2). Kepala

    Apakah klien terdapat nyeri kepala, bagaimana bentuknya, apakah terdapat masa

    bekas terauma pada kepala, bagaimana keadaan rambut klien.

    3). Muka

    Bagaimana bentuk muka, apakah terdapat edema, apakah terdapat paralysis otot

    muka dan otot rahang.

    4). Mata

    Apakah kedua mata memiliki bentuk yang berbeda, bentuk alis mata, kelopak mata,

    kongjungtiva, sclera, bola mata apakah ada kelainan, apakah daya penglihatan klien

    masih baik.

    5). Telinga

    Bentuk kedua telinga simetris atau tidak, apakah terdapat sekret, serumen dan benda

    asing, membran timpani utuh atau tidak, apakah klien masih dapat mendengar dengan

    baik.

    6). Hidung

    Apakah terjadi deformitas pada hidung klien, apakah settum terjadi diviasi, apakah

    terdapat secret, perdarahan pada hidung, apakah daya penciuman masih baik.

  • 7/28/2019 LP vesikolitiasis.docx

    11/15

    7). Mulut Faring

    Mulut dan Faring, apakah tampak kering dan pucat, gigi masih utuh, mukosa mulut

    apakah terdapat ulkus, karies, karang gigi, otot lidah apakah masih baik, pada tonsil

    dan palatum masih utuh atau tidak.

    8). Leher

    Bentuk leher simetis atau tidak, apakah terdapat kaku kuduk, kelenjar limfe terjadi

    pembesaran atau tidak.

    9). Dada

    Apakah ada kelainan paru-paru dan jantung.

    10). Abdomen

    Bentuk abdomen apakah membuncit, datar, atau penonjolan setempat, peristaltic usus

    meningkat atau menurun, hepar dan ginjal apakah teraba, apakah terdapat nyeri pada

    abdomen.

    11). Inguinal /Genetalia/ anus

    Apakah terdapat hernia, pembesaran kelejar limfe, bagaimana bentuk penis dan

    scrotum, apakah terpasang keteter atau tidak, pada anus apakah terdapat hemoroid,

    pendarahan pistula maupun tumor, pada klien vesikollitiasis biasanya dilakukan

    pemeriksaan rectal toucer untuk mengetahuan pembesaran prostat dan konsistensinya.

    12). Ekstermintas

    Apakah pada ekstermitas bawah dan atas terdapat keterbatasan gerak, nyeri sendi atau

    edema, bagaimana kekuatan otot dan refleknya

    Pemeriksaan fisik pasien dengan BSK dapat bervariasi mulai tanpa kelainan

    fisik sampai tanda-tanda sakit berat tergantung pada letak batu dan penyulit yang

    ditimbulkan.

    Pemeriksaan fisik umum : hipertensi, febris, anemia, syok

    Pemeriksan fisik khusus urologi

    o Sudut kosto vertebra : nyeri tekan , nyeri ketok, pembesaran ginjal

  • 7/28/2019 LP vesikolitiasis.docx

    12/15

    o Supra simfisis : nyeri tekan, teraba batu, buli-buli penuho Genitalia eksterna : teraba batu di uretrao Colok dubur : teraba batu pada buli-buli (palpasi bimanual)

    2.7 DIAGNOSA KEPERAWATAN

    1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan efek anestesi (Carpenito,

    2001:324).

    2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan depresi pernafasan akibat efek anestesi

    (Perry dan Potter, 2002:911).3. Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan penekanan saraf tepi akibat insisi

    (Doenges, 1999:688).

    4. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual dan muntah (Doenges,

    1999:691 ).

    5. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan perdarahan akibat

    insisi (Doenges, 1999:808).

    6. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan insisi luka akibat operasi (Doenges, 1999 :

    682).

    7. Resiko tinggi gangguan integritas kulit berhubungan dengan drainase luka (Carpenito,

    2001:302).

    2.8 INTERVENSI

    1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan efek anestesi (Carpenito,

    2001:324)

    Tujuan : Tidak terjadi gangguan pernafasan

    Kriteria Hasil : Tidak tersedak, Sekret tidak menumpuk di jalan nafas dan tidak

    ditemukan tanda cyanosis

    Intervensi :

    a. Kaji pola nafas klien.

    b. Kaji perubahan tanda vital secara drastis.

  • 7/28/2019 LP vesikolitiasis.docx

    13/15

    c. Kaji adanya syanosis.

    d. Bersihkan sekret dijalan nafas.

    e. Ciptakan lingkungan yang nyaman.

    2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan depresi pernafasan akibat efek anestesi

    (Doenges, 1999:911).

    Tujuan : pola nafas menjadi normal (vesikuler).

    Kriteria Hasil : pola nafas efektif, bebas dari sianosis atau tanda-tanda hipoksia.

    Intervensi :

    a. Pertahankan jalan nafas dengan memiringkan kepala, hiperekstensi rahang, aliran

    udara faringeal oral.

    b. Observasi frekuensi dan kedalaman pernafasan.

    c. Posisikan klien dengan nyaman.

    d. Observasi pengembalian fungsi otot pernafasan.

    e. Lakukan pengisapan lendir jika diperlukan.

    f. Berikan 0ksigen jika diperlukan.

    3. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan penekanan saraf tepi akibat insisi

    (Doenges, 1999:688).

    Tujuan : klien merasa nyaman.

    Kriteria Hasil : klien tidak gelisah, skala nyeri 1-2, tanda vital normal.

    Intervensi :

    a. Kaji tanda vital klien.

    b. Catat lokasi dan lamanya intensitas nyeri.

    c. Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi.

    d. Ciptakan lingkungan yang nyaman.

    e. Kolaborasi pemberian analgesik (Narkotik), anti spasmodik dan kortikosteroid.

    4. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual dan muntah (Doenges, 1999

    :691)

    Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi.

  • 7/28/2019 LP vesikolitiasis.docx

    14/15

    Kriteria Hasil : Klien habis satu porsi dari rumah sakit, tidak mengeluh lemas,

    membran mukosa lembab dan tanda vital normal.

    Intervensi :

    a. Kaji tanda vital klien.

    b. Kaji kebutuhan nutrisi klien.

    c. Timbang berat badan klien setiap hari.

    d. Kaji turgor klien.

    e. Awasi input dan output klien.

    f. Cacat insiden muntah dan catat karakteristik dan frekuensi muntah.

    g. Berikan makan sedikit tetapi sering.

    h. Ciptakan lingkungan yang nyaman bagi klien.

    5. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan perdarahan akibat

    insisi (Doenges, 1999:808).

    Tujuan : Membaiknya keseimbangan cairan dan elektrolit.

    Kriteria Hasil :

    a. Monitor tanda vital.

    b. Monitor urin meliputi warna hemates sesuai indikasi.

    c. Pertahankan pencatatan komulatif jumlah dan tipe pemasukan cairan.

    d. Monitor status mental klien.

    e. Monitor berat badan tiap hari.

    f. Awasi pemeriksaan laboratorium (Hb, Ht, dan natrium urin).

    g. Kolaborasi pemberian diuretik.

    6. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan insisi luka operasi (Doenges, 1999 : 682).

    Tujuan : Tidak terjadi infeksi.

    Kriteria Hasil: Limfosit dalam batas normal, tanda vital normal dan tidak ditemukan

    tanda infeksi.

    Intervensi :

    a. Kaji lokasi dan luas luka.

    b. Pantau jika terdapat tanda infeksi (rubor, dolor, kolor, tumor dan perubahan fungsi).

  • 7/28/2019 LP vesikolitiasis.docx

    15/15

    c. Pantau tanda vital klien.

    d. Kolaborasi pemberian antibiotik.

    e. Ganti balut dengan prinsip steril.

    7. Resiko tinggi gangguan integritas kulit berhubungan dengan drainase luka (Carpenito,

    2001:302).

    Tujuan : Tidak terjadi gangguan integritas kulit .

    Kriteria Hasil: tidak ditemukan tanda infeksi, tidak ada luka tambahan

    Intervensi :

    a. Kaji drainase luka.

    b. Monitor adanya tanda infeksi (rubor, dolor, kolor, tumor dan perubahan fungsi).

    c. Kaji adanya luka tambahan pada klien.

    d. Ganti balut dengan prinsip steril.

    e. Kolaborasi pemberian antibiotik.

    f. Himbau agar klien membatasi mobilitasnya.

    DAFTAR PUSTAKA

    http://belajarsukes.blogspot.com/2011/03/makalah-vesikolitiasis.html

    http://wiwik-asuhan-keperawatan.blogspot.com/2009/01/asuhan-keperawatan-

    vesikolithiasis.html

    http://belajarsukes.blogspot.com/2011/03/makalah-vesikolitiasis.htmlhttp://belajarsukes.blogspot.com/2011/03/makalah-vesikolitiasis.htmlhttp://wiwik-asuhan-keperawatan.blogspot.com/2009/01/asuhan-keperawatan-vesikolithiasis.htmlhttp://wiwik-asuhan-keperawatan.blogspot.com/2009/01/asuhan-keperawatan-vesikolithiasis.htmlhttp://wiwik-asuhan-keperawatan.blogspot.com/2009/01/asuhan-keperawatan-vesikolithiasis.htmlhttp://wiwik-asuhan-keperawatan.blogspot.com/2009/01/asuhan-keperawatan-vesikolithiasis.htmlhttp://wiwik-asuhan-keperawatan.blogspot.com/2009/01/asuhan-keperawatan-vesikolithiasis.htmlhttp://belajarsukes.blogspot.com/2011/03/makalah-vesikolitiasis.html