LP OMSK

download LP OMSK

of 6

description

LP OMSK

Transcript of LP OMSK

LAPORAN PENDAHULUANEtiologi

1. Gangguan fungsi tuba eustachius yang kronis akibat :a. Infeksi hidung dan tenggorok yang kronis atau berulang.b. Obstruksi anatomik tuba eustachius parsial / total2. Perforasi membran timpani yang menetap3. Terjadinya metaplasia skuamosa atau perubahan patologik menetap lainnya pada telinga tengah.4. Obstruksi menetap terhadap aerasi telinga tengah atau rongga mastoid. Hal ini dapat disebabkan oleh jaringan parut, penebalan mukosa, polip, jaringan granulasi (timpanosklerosis).5. Terdapat daerah-daerah dengan sekuester atau osteomielitis persisten di mastoid.6. Faktor-faktor konstitusi dasar seperti alergi, kelemahan umum, atau perubahan mekanisme pertahanan tubuh.

OMSK(Otitis Media Supuratif Kronik)

Definisi

Infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah terus-menerus atau hilang timbul. Sekret mungkin encer atau kental, bening atau berupa nanah.

Klasifikasi

1. OMSK tipe benigna (tipe mukosa = tipe aman)Proses peradangan terbatas pada mukosa saja, dan biasanya tidak mengenai tulang. Perforasi terletak di sentral. Umumnya OMSK tipe benigna jarang menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Pada OMSK tipe benigna tidak terdapat kolesteatom.2. OMSK tipe maligna (tipe tulang = tipe bahaya)OMSK tipe maligna ialah OMSK yang disertai dengan kolesteatoma. Perforasi terletak pada marginal atau di atik, kadang-kadang terdapat juga kolesteatoma dengan perforasi subtotal. Sebagian komplikasi yang berbahaya atau total timbul pada atau fatal, timbul pada OMSK tipe maligna.

Manifestasi Klinik

Perforasi pada marginal atau pada atik. Abses atau kiste retroaurikuler (belakang telinga) Polip atau jaringan granulasi di liang telinga luar yang verasal dari dalam telinga tengah. Terlihat kolesteatom pada telinga tengah (sering terlihat di epitimpanum). Sekret berbentuk nanah dan berbau khas (aroma kolesteatom) Terlihat bayangan kolesteatom pada foto rontgen mastoid. Vertigo Tinitus Rasa penuh ditelinga Gangguan pendengaran

3. Komplikasi di ekstrasdural :a. Abses ekstraduralb. Trombosis sinus lateralisc. Petrositis

4. Komplikasi ke susunan saraf pusat :a. Meningitisb. Abses otakc. Hidrosefalus otitis

Komplikasi

1. Komplikasi di telinga tengah :a. Perforasi persistenb. Erosi tulang pendengaranc. Paralisis nervus fasial

2. Komplikasi di telinga dalam :a. Fistel labirinb. Labirinitis supuratifc. Tuli saraf

Jenis Pembedahan Pada OMSKAda beberapa jenis pembedahan atau teknik operasi yang dapat dilakukan pada OMSK dengan mastoiditis kronis, baik tipe benigna atau maligna, antara lain :1. Mastoidektomi Sederhana.Operasi ini dilakukan pada OMSK tipe benigna yang pada pengobatan konservatif tidak sembuh. Dengan tindakan operasi ini dilakukan pembersihan ruang mastoid dari jaringan patologik. 2. Mastiodektomi Radikal.Operasi ini dilakukan pada OMSK maligna dengan infeksi atau kolesteatom yang sudah meluas. Pada operasi ini rongga mastoid dan kavum timpani dibersihkan dari semua jaringan patologik. Dinding batas antara liang telinga luar dan telinga tengah dengan rongga mastoid diruntuhkan, sehingga ketiga daerah anatomi tersebut menjadi satu ruangan.3. Mastiodektomi Radikal dengan modifikasi (Operasi Bondy)Operasi ini dilakukan pada OMSK dengan kolesteatom di daerah atik, tetapi belum merusak kavum timpani. Seluruh rongga mastoid dibersihkan, dan dinding posterior liang telinga direndahkan. 4. MiringoplastiOperasi ini merupakan jenis timpanoplasti yang paling ringan, dikenal juga dengan nama timpanoplasti tipe I. Rekonstruksi hanya dilakukan pada membran timpani.5. TimpanoplastiOperasi ini dikerjakan pada OMSK tipe benigna dengan kerusakan yang lebih berat atau OMSK tipe benigna yang tidak bisa ditenangkan dengan pengobatan medikamentosa. 6. Timpanoplasti dengan pendekatan ganda (Combined Approach Tympanoplasty)Merupakan teknik operasi timpanoplasti yang dikerjakan pada kasus OMSK tipe maligna atau benigna dengan jaringan granulasi yang luas.

ASUHAN KEPERAWATANAsuhan Keperawatan

1. Pengkajiana) Identitas klien.b) Keluhan utama.c) Riwayat kesehatan. Riwayat kesehatan sekarang. Riwayat penyakit dahulu.Biasanya Riwayat penyakit keluarga. Gambaran mengenai kesehatan dan adakah penyakit keturunan atau menular.d) Pemeriksaan fisik.e) Pola-pola fungsi kesehatan: Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat. Perubahan penatalaksanaan dan pemeliharaan kesehatan sehingga dapat menimbulkan perawatan diri. Pola nutrisi dan metabolisme. Pola eliminasi. Pola istirahat tidur. Pola aktifitas. Pola persepsi dan konsep diri. Pola sensori dan kognitif. Perubahan status kesehatan dan gaya hidup data mempengaruhi pengetahuan dan kemampuan dalam merawat diri sendiri. Pola reproduksi dan seksual. Akan terjadi penurunan libido, impotensi, amenore, galaktose. Pola hubungan peran. Kesulitan menentukan kondisi contoh tak mampu bekerja, mempertahankan fungsi peran biasanya dalam keluarga. Pola penanggulangan stress. Pola tata nilai dan kepercayaan. Tidak terjadi gangguan pada pola tata nilai dan kepercayaan.

Diagnosa Keperawatana) Nyeri akutb) Resiko injuryc) Resiko infeksid) Gangguan persepsi sensori

Nyeri akut

NOC:1. Pain level2. Pain control3. Comfort levelkriteria hasil:a. Pasien mampu mengontrol nyerib. Melaporkan bahwa nyeri berkurangc. Pasien mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda)d. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang

NIC:a. Melakukan pengkajian nyeri secara menyeluruhRasional: mengidentifikasi nyeri agar dapat memberikan penanganan yang sesuaib. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamananRasional: menentukan skala nyeri yang dirasakan pasienc. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan, kebisinganRasional: Lingkungan yang nyaman dapat mengurangi factor penyebab yang menimbulkan nyerid. Evaluasi pengalaman nyeri masa lalu.Rasional: agar dapat menilai apakah penanganan yang diberikan berhasil dan menetukan tindakan tepat.e. Ajarkan teknik nonfarmakologis seperti kompres hangat dan tarik nafas dalamRasional: kompres hangat dapat mengurangi spasme otot sehingga dapat mengurangi skala nyerif. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgesikRasional: Kolaborasi yang baik dalam pemberian analgesic dapat mengatasi nyeri sesuai dengan tingkat keparahan nyeriResiko injuryNOC:Risk kontrolKriteria hasil :1. Klien terbebas dari cidera2. Klien mampu menjelaskan cara/metode untuk mencegah injury3. Mampu mengenali perubahan status kesehatan

NIC:Manajemen lingkungan1. Sediakan lingkungan aman untuk pasien2. Menganjurkan keluarga untuk menemani pasien3. Mengontrol lingkungan dari kebisingan4. Berikan penjelasan pada pasien dan keluarga adanya perubahan status kesehatan dan penyebab peyakit.5. Identifikasi kebutuhan keamanan pasien, sesuai dengan kondisi fisik dan fungsi kognitif pasien dan riwayat penyakit terdahulu pasien.

Resiko Infeksi

NOC:1. Status imun2. Pengetahuan: control infeksi3. Control risikokriteria hasil:a. Klien terbebas dari tanda dan gejala infeksib. Menunjukan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksic. Jumlah leukosit dalam batas normald. Menunjukan perilaku hidup sehat

NIC:Kontrol infeksi1. Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat2. Tingkatkan intake nutrisi3. Berikan terapi antibiotic bila perluProteksi terhadap infeksi1. Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan local2. Dorong masukan nutrisi yang cukup3. Dorong masukan cairan4. Dorong istirahat5. Instruksikan pasien untuk minum antibiotik sesuai resep6. Ajarkan cara menghindari infeksi

DAFTAR PUSTAKA

Brunner and Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8 Volume 2. Jakarta : EGC

Price S.A., Wilson L.M. 2005. Patofisologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Editor : Huriawati Hartono et.al. Edisi 6. Vol. 2, EGC: Jakarta.

Rothrock, C. J. 2000. Perencanaan Asuhan Keperawatan Perioperatif. EGC : Jakarta.

Sjamsuhidajat & Wim De Jong. 1997. Buku Ajar Ilmu Bedah. EGC : Jakarta.

Soepardi, Efiaty Arsyad & Nurbaiti Iskandar. 1998. Buku Ajar Ilmu penyakit THT. FKUI : Jakarta.

Bulecheck, Gloria M, et al. 2004. Nursing Intervention Classification (NIC) Fifth Edition. USA: Mosbie Elsevier.

Moorhead, Sue, et all. 2004.Nursing Outcomes Classification (NOC) Fourth Edition. USA: Mosbie Elsevier.

PATHWAYSInvasi bakteri

Resiko infeksiResiko injuryGangguan persepsi sensoriTindakan mastoidektomiTerjadi erosi pada kanalis semisirkularisHantaran suara/udara yang diterima menurunPengobatan tak tuntas/episode berulangInfeksi berlanjut dapat sampai telinga dalamAkumulasi cairan mucus dan serosaRetraksi membrane timpaninyeriTekanan udara telinga tengah (-)Peningkatan produksi cairan serosaProses peradanganInfeksi telinga tengah