Lp Oksigen

6
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GANGGUAN POLA NAPAS ( OKSIGENASI ) Oleh Ni Wayan Mastriani (08 321 0155) Program Studi S1 Keperawatan

Transcript of Lp Oksigen

Page 1: Lp Oksigen

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN GANGGUAN

POLA NAPAS ( OKSIGENASI )

OlehNi Wayan Mastriani (08 321 0155)

Program Studi S1 Keperawatan

Page 2: Lp Oksigen

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA PPNI BALI TAHUN AJARAN 2008/2009

A. Konsep Dasar Penyakit

1. Definisi/PengertianPernapasan adalah upaya yang dibutuhkan untuk mengembangkan dan membuat

paru berkontraksi. Kerja pernapasan ditentukan oleh tingkat kompliansi paru, tahanan jalan napas, keberadaan ekspirasi yang aktif dan penggunaan otot – otot bantu pernapasan.2. Epidemologi/Insiden Kasus3. Penyebab/Etiologi4 Faktor Predisposisi

a. Faktor fisiologisSetiap kondisi yang mempengaruhi fungsi kardiopulmonar secara langsung akan mempengaruhi kemampuan tubuh untuk memenuhi kebutuhan oksigen. Klasifikasi umum gangguan jantung meliputi ketidakseimbangan konduksi, kerusakan fungsi valvular, hipoksia miokard, kondisi – kondisi kardiomiopati dan hipoksia jaringan perifer.

b. Faktor perkembanganTahap perkembangan klien dan proses penuaan yang normal mempengaruhi oksigenasi jaringan.

1. Bayi prematurBayi prematur beresiko terkena penyakit memberan hialin, yang diduga disebabkan oleh defisiensi surfaktan.

2. Bayi dan todlerBayi dan todler mengalami infeksi saluran napas atas sebagai hasil pemaparan yang sering pada anak – anak lain dan pemaparan asap dari rokok yang diisap orang lain.

3 Anak usia sekolah dan remaja Anak usia sekolah dan remaja terpapar pada infeksi pernapasan dan faktor – faktor risiko pernapasan, misalnya menghisap asap rokok dan merokok.

4. Dewasa muda dan dewasa pertengahanIndividu usia dewasa pertengahan dan dewasa muda terpapar pada banyak faktor risiko kardiopulmonar, seperti : diet yang tidak sehat, kurang latihan fisik, obat – obatan dan merokok.

5. LansiaSitem pernapasan dan sistem jantung mengalami perubahan sepanjang proses penuaan

c. Faktor prilakuPrilaku atau gaya hidup, baik secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kemampuan tubuh dalam memenuhi kebutuhan oksigen. Faktor – faktor gaya hidup yang mempengaruhi fungsi pernapasan meliputi nutrisi, latihan fisik, merokok, penyalahgunaan substansi dan stres.

d. Faktor lingkungan

Page 3: Lp Oksigen

Lingkungan juga memoengaruhi oksigenasi. Insiden penyakit paru lebih tinggi di daerah yang berkabut dan di daerah perkotaan dari pada di daerah pedesaan.

6. Patofisiologi Terjadinya Penyakit7. Klasifikasi8. Gejala Klinis9. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan untuk mengkaji tingkat oksigenasi jaringan klien yang meliputi evaluasi keseluruhan sistem kardiopulmonar. Teknik inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi digunakan dalam pemeriksaan fisik ini.

a. inspeksi, perawatmelakukan observasi dari kepala – sampai ke ujung kaki klien untuk mengkaji adanya kelainan

b. palpasi dada dilakukan untuk memngkaji beberapa daerah, juga memungkinkan perawat untuk meraba adanya massa atau benjolan di aksila dan jaringan payudara.

c. Perkusi adalah tindakan mengetuk – ngetuk objek untuk menentukan adanya udara, cairan atau benda padat di jaringan yang berada dibawah objek tersebut.

d. Auskultasi digunakan perawat untuk mengidentifikasi bunyi paru dan jantung yang normal maupun yang tidak normal.

10. Pemeriksaan Diagnostik/Penunjanga. Pemeriksaan untuk mengukur keadekuatan ventilasi dan oksigenasi

Pemeriksaan fungsi paru, kecepatan aliran ekspirasi puncak, pemeriksaan gas darah arteri, oksimetri dan hitung darah lengakap digunakan untuk mengkaji keadekuatan ventilasi dan oksegenasi.

b. Pemeriksaan untuk memvisiualisasi struktur sistem pernapasanPemeriksaan sinar-X pada dada, bronkoskopi dan pemindaian paru digunakan untuk memvisualisasi struktur sistem pernapasan.

c. Pemeriksaan untuk menentukan sel – sel abnormal atau infeksi dalam saluran napasPemeriksaan untuk menentukan apakah terpadat sel – sel abnormal atau infeksi di dalam saluran pernapasan meliputi kultur tenggorok, spesimen sputum, pemeriksaan kulit dan torasentesis.

11. Prognosis12. Theraphy/Tindakan Penanganan13. Penatalaksanan

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1. PengkajianPengkajian keperawatan tetang fungsi kardiopulmonar klien harus mncangkup

data yang dikumpulkan dari sumber – sumber berikut :a. Riwayat keperawtan fungsi kardiopulmonar normal klien dan fungsi

kardiopulmonar saat ini, kerusakan fungsi sirkulasi dan fungsi pernapasaan pada masa yang lalu, serta tindakan klien yang digunakan untuk mengoptimalkan oksigenasi.

b. Pemeriksaan fisik status kardiopulmonar klien, termasuk inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi.

c. Peninjauan kembali hasil pemeriksaan laboratorium dan hasil pemeriksaan diagnostik, termasuk hitung darah lengkap, elektrokardiogram ( EKG ), dan pemeriksaan fungsi pulmonar, sputum dan oksigenasi seperti arteri gas darah (AGD) atau oksimetri nadi.

Page 4: Lp Oksigen

2. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin MunculKlien yang mengalami perubahan tingkat oksigenasi dapat memiliki diagnosa

keperawatan yang awalnya dari kardiovaskular atau pulmonar. Setiap diagnosa keperawatan harus didasarkan kepada batasan karakteristik dan melibatkan etiologi terkait

3. Rencana Tindakan Rencana asuhan keperawatan yang diberikan meliputi satu atau lebih sasaran yang

berpusat pada klien berikut ini:a. Klien mempertahankan kepatenan jalan napas.b. Klien mempertahankan dan meningkatkan ekspasi paru.c. Klien mengelukan skresi paru.d. Klien mencapai peningkatan toleransi aktifitas.e. Oksigenasi jaringan dipertahankan atau ditingkatkan.f. Fungsi Kardiopulmonar klien diperbaiki dan dipertahankan.

4. ImplementasiImplementasi meliputi tindakan keperawatan mandiri, seperti perilaku

peningkatan kesehatan dan upaya pencegahan, pengaturan posisi teknik batuk dan intervensi mandiri atau intervensi tidak mandiri, seperti terapi oksigen, teknik inflansi paru, hindrasi, fisioterapi dada dan obat – obatan.

5. EvaluasiIntervensi dan terapi keperawatan dievaluasi dengan membandingkan kemajuan

pencapaian klien terhadap tujuan intervensi dan hasil akhir yang diharapkan dari asuhan keperawatan. Setiap tujuan dan kategori intervensi memiliki kriteria evaluasi. Apabila tindakan keperawatan yang dilakukan untuk meningkatkan oksigenasi tidak berhasil, maka perawat harus segera memodifikasi rencana asuhan keperawatan. Perawat tidak perlu ragu untuk memberitahu dokter tenteng status oksigenasi klien yang memburuk. Pemberitahuan yang cepat dapat menghindari situasi kedaruratan atau bahkan menghindari perlunya resusuitasi jantung paru.