Lp Nutrisi

28
A. Konsep Dasar Penyakit 1. Definisi Pengertian Nutrisi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan (Soenarjo, 2000). Menurut Rock CL (2004), nutrisi adalah proses dimana tubuh manusia menggunakan makanan untuk membentuk energi, mempertahankan kesehatan, pertumbuhan dan untuk berlangsungnya fungsi normal setiap organ baik antara asupan nutrisi dengan kebutuhan nutrisi. Sedangkam menurut Supariasa (2001), nutrisi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses degesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi. 2. Anatomi dan Fisiologi Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestin, adalah sistem organ yang menerima makanan, mencernanya menjadi energi dan nutrien, serta mengeluarkan sisa proses tersebut. Pada dasarnya sistem pencernaan makanan dalam tubuh manusia dibagi menjadi 3 bagian, yaitu proses penghancuran makanan yang terjadi dalam mulut hingga lambung. Selanjutnya adalah proses penyerapan sari -

description

A. Konsep Dasar Penyakit 1. Definisi Pengertian Nutrisi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan (Soenarjo, 2000). Menurut Rock CL (2004), nutrisi adalah proses dimana tubuh manusia menggunakan makanan untuk membentuk energi, mempertahankan kesehatan, pertumbuhan dan untuk berlangsungnya fungsi normal setiap organ baik antara asupan nutrisi dengan kebutuhan nutrisi. Sedangkam menurut Supariasa (2001), nutrisi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses degesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan fungsi normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi. 2. Anatomi dan FisiologiSistem pencernaan atau sistem gastroinstestin, adalah sistem organ yang menerima makanan, mencernanya menjadi energi dan nutrien, serta mengeluarkan sisa proses tersebut. Pada dasarnya sistem pencernaan makanan dalam tubuh manusia dibagi menjadi 3 bagian, yaitu proses penghancuran makanan yang terjadi dalam mulut hingga lambung. Selanjutnya adalah proses penyerapan sari - sari makanan yang terjadi di dalam usus. Kemudian proses pengeluaran sisa - sisa makanan melalui anus. a. Mulut Proses pencernaan pertama kali terjadi di dalam rongga mulut. Di dalam rongga mulut, makanan dikunyah dan dihancurkan oleh gigi yang memiliki fungsi memotong, mengoyak dan menggiling makanan menjadi partikel yang kecil-kecil, gigi manusia terdiri atas gigi seri, gigi taring, dan gigi geraham. Selanjutnya dibantu oleh lidah yang memiliki eran mengatur letak makanan di dalam mulut serta mengecap rasa makanan. Dalam rongga mulut terdapat 3 kelenjar ludah yang menghasilkan ludah setiap harinya sekitar 1 sampai 2,5 liter ludah. Kandungan ludah pada manusia adalah : air, mucus, enzim amilase dan lain-lain. Fungsi saliva adalah melumasi rongga mulut, membantu proses menelan dan mencerna karbohidrat menjadi disakarida. b. Esofagus

Transcript of Lp Nutrisi

Page 1: Lp Nutrisi

A. Konsep Dasar Penyakit

1. Definisi Pengertian

Nutrisi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya,

yaitu energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses

kehidupan (Soenarjo, 2000). Menurut Rock CL (2004), nutrisi adalah proses

dimana tubuh manusia menggunakan makanan untuk membentuk energi,

mempertahankan kesehatan, pertumbuhan dan untuk berlangsungnya fungsi

normal setiap organ baik antara asupan nutrisi dengan kebutuhan nutrisi.

Sedangkam menurut Supariasa (2001), nutrisi adalah suatu proses organisme

menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses degesti,

absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang

tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan fungsi

normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi.

2. Anatomi dan Fisiologi

Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestin, adalah sistem organ yang

menerima makanan, mencernanya menjadi energi dan nutrien, serta mengeluarkan

sisa proses tersebut. Pada dasarnya sistem pencernaan makanan dalam tubuh

manusia dibagi menjadi 3 bagian, yaitu proses penghancuran makanan yang

terjadi dalam mulut hingga lambung. Selanjutnya adalah proses penyerapan sari -

sari makanan yang terjadi di dalam usus. Kemudian proses pengeluaran sisa - sisa

makanan melalui anus.

a. Mulut

Proses pencernaan pertama kali terjadi di dalam rongga mulut. Di dalam

rongga mulut, makanan dikunyah dan dihancurkan oleh gigi yang memiliki

fungsi memotong, mengoyak dan menggiling makanan menjadi partikel yang

kecil-kecil, gigi manusia terdiri atas gigi seri, gigi taring, dan gigi geraham.

Selanjutnya dibantu oleh lidah yang memiliki eran mengatur letak makanan di

dalam mulut serta mengecap rasa makanan. Dalam rongga mulut terdapat 3

kelenjar ludah yang menghasilkan ludah setiap harinya sekitar 1 sampai 2,5

liter ludah. Kandungan ludah pada manusia adalah : air, mucus, enzim amilase

dan lain-lain. Fungsi saliva adalah melumasi rongga mulut, membantu proses

menelan dan mencerna karbohidrat menjadi disakarida.

b. Esofagus

Page 2: Lp Nutrisi

Merupakan saluran yang menghubungkan antara rongga mulut dengan

lambung. Pada ujung saluran esophagus setelah mulut terdapat daerah yang

disebut faring. Pada faring terdapat klep, yaitu epiglotis yang mengatur

makanan agar tidak masuk ke trakea (tenggorokan). Fungsi esophagus adalah

menyalurkan makanan ke lambung. Agar makanan dapat berjalan sepanjang

esophagus, terdapat gerakan peristaltik sehingga makanan dapat berjalan

menuju lambung.

c. Lambung

Organ tubuh setelah esophagus, berbentuk seperti kantung yang berfungsi

untuk menghancurkan atau mencerna makanan yang ditelan dan menyerap sari

atau nutrisi makanan yang penting bagi tubuh. Dinding lambung disusun oleh

otot-otot polos yang berfungsi menggerus makanan secara mekanik melalui

kontraksi otot yaitu otot melingkar (M. Aurikulus), otot miring ( M. Oblig),

otot panjang (M. Longitudinal ). Selain pencernaan mekanik, pada lambung

terjadi pencernaan kimiawi yaitu bolus akan dicampur dengan asam lambung

dan enzim-enzim bergantung jenis makanan enzim yang dihasilkan seperti

pepsin berfungsi untuk memecah putih telur menjadi asam amino (albumin

dan pepton ) agar dapat diabsorpsi di intestinum minor. Asam garam (HCl)

berfungsi untuk mengasamkan makanan sebagai antiseptik dan desinfektan

yang masuk ke dalam makanan. Disamping otu mengubah pepsinogen

menjadi pepsin dalam suasana asam. Renin berfungsi untuk sebagai ragi yang

membekukan susu, membentuk kasein dan kaseinogen dari protein. Lapisan

lambung berfungsi untuk memecah lemak menjadi asam lemak untuk

merangsang sekresi getah lambung.

d. Usus Halus

Usus halus (intestinum minor) merupakan bagian dari sstem pencernaan

makanan yang berpangkal pada pilorus dan berakhir pada sekum. Panjangnya

kira-kira 6 meter, merupakan saluran pencernaan yang paling panjang dari

tempat proses pencernaan dan absorpsi pencernaan. Bagian dari usus halus

terdiri dari duodenum yang memiliki bentuk melengkung seperti kuku kuda,

pada lengkungan itu terdapat pankreas. Bagian kanan dari duodenum terdapat

bagian tepat bermuaranya saluran empedu (duktus kholedokus) dan saluran

pankreas (duktus pankreatikus) yang dinamakan papila vateri. Dinding

duodenum mempunyai lapisan mukosa yang banyak mengandung kelenjar

Page 3: Lp Nutrisi

brunner yang memproduksi getah intestinum. Jejenum memiliki panjang 2-3

meter, dindingnya leih tebal dan banyak mengandung pembuluh darah. Ileum

memiliki panjang 4-5 meter, merupakan usus halus yang terletak disebelah

kanan bawah yang berhubungan dengan sekum. Di dalam usus penyerapan

(iluem) terdapat banyak lipatan atau lekukan yang disebut jonjot-jonjot usus

(vili). Vili berfungsi memperluas permukaan penyerapan, sehingga makanan

dapat terserap sempurna. Makanan yang berupa glukosa, asam amino, vitamin,

mineral, air akan diserap pembuluh darah kapiler di vili, dan diangkut ke hati

ke vena porta. Di dalam hati, beberapa zat akan diubah ke bentuk lain dan

bebrapa lainnya akan diedarkan ke seluruh tubuh. Sedangkan asam lemak dan

gliserol diangkut melalui pembuluh limfa. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8

(netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-

garam empedu.

Senyawa kimia yang dihasilkan oleh usus halus :

Disakaridase yang menggunakan disakarida menjadi monosakarida.

Erepsinogen yaitu erepsin yang belum aktif yang akan diubah menjadi

erepsin dan erepsin mengubah pepton menjadi asam amino.

Hormon sekretin merangsang kelenjar pankreas mengeluarkan

senyawa kimia yang dihasilkan ke usus halus.

Selain itu, senyawa kimia yang dihasilkan kelenjar pankreas :

bikarbonat berfungsi untuk menetralkan suasana asam dari makanan

yang berasal dari lambung.

Enterokinase berfungsi untuk mengaktifkan erepsinogen menjadi

erepsin serta mengaktifkan tripsinogen menjadi tripsin. Tripsin

mengubah pepton menjadi asam amino.

Amilase mengubah amilum menjadi disakarda.

Lipase menerna lemak menjadi asam lemak dan gliserol.

Tripsinogen merupakan tripsin yang belum aktif.

Kimotripsin mengubah pepton menjadi asam amino.

Nuklease menguraikan nukleotida menjadi nukleosida dan gugus posat.

Hormon insulin menurukan kadar gula dalam darah sampai menjadi

kadar normal.

Page 4: Lp Nutrisi

Hormon glukagon menaikkan kadar gula darah sampai menjadi kadar

normal.

e. Usus Besar (Kolon)

Merupakan usus yang memiliki diameter lebih besar dari usus halus. Memiliki

panjang 1,5 meter, dan berbentuk seperti huruf U terbalik. Usus bebsar dibagi

menjadi 3 daerah, yaitu : Kolon asenden, Kolon transversum , Kolon

desenden. Fungsi kolon adalah :

Menyerap air dan elektrolit untuk kemudian sisa massa membentuk

massa yang lembek yang disebut feses.

Menyimpan bahan feses.

Tempat tinggal bakteri E. Coli

f. Rektum dan anus

Merupakan lanjuta dari kolon sigmoid yang menghubungkan insentinum

mayor dengan anus sepanjang 12 cm. Terdapat spingter yang menyusun

rektum yaitu otot polos dan otot lurik.

3. Penyebab/ Faktor Predisposisi

Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi

Faktor External merupakan faktor yang mempengaruhi status gizi antara lain:

Status sosial ekonomi merupakan masalah gizi karena kemiskinan

indikatornya adalah taraf ekonomi keluarga, yang hubungannya dengan

daya beli yang dimiliki keluarga tersebut (Potter dan Perry, 2005).

Pendidikan

Pendidikan gizi merupakan suatu proses merubah pengetahuan, sikap dan

perilaku orang tua atau masyarakat untuk mewujudkan dengan status gizi

yang baik (Suliha, 2001).

Pekerjaan

Pekerjaan adalah sesuatu yang harus dilakukan terutama untuk menunjang

kehidupan keluarganya. Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang

menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap

kehidupan keluarga (Markum, 1991).

Page 5: Lp Nutrisi

Kultur dan Agama

Budaya adalah suatu ciri khas, akan mempengaruhi tingkah laku dan

kebiasaan. Mitos makanan akibat dari latar belakang kultural, keyakinan

terhadap makanan sering melibatkan keyakinan yang salah bahwa

makanan tertentu justru menyehatkan misalnya yogurt lebih bernutrisi dari

susu, kerang meningkatkan potensi seksual atau madu lebih menyehatkan

dari gula (Potter dan Perry, 2005).

B. Faktor Internal

Faktor Internal yang mempengaruhi status gizi antara lain :

Usia

Usia akan mempengaruhi kemampuan atau pengalaman yang dimiliki

orang tua dalam pemberian nutrisi anak balita (Nursalam, 2001).

Status Kesehatan

Nafsu makan yang baik adalah tanda yang sehat. Anoreksia (kurangnya

nafsu makan) biasanya diakibatkan oleh efek samping obat atau gejala

penyakit. Dukungan nutrisi merupukan bagian esensial penyembuhan

setiap penanganan medis.

Pilihan Pribadi

Kesukaan dan ketidaksukaan pribadi mungkin berpengaruh kuat terhadap

diet. Makanan yang berhubungan erat dengan kesukaan yang

menyenangkan cenderung menjadi makanan favorit. Sedangkan makanan

yang tidakmenyenangkan cenderung dihindari (Potter dan Perry, 1999).

5. Masalah Gangguan Nutrisi

Setiap klien dengan kondisi yang mengganggu kemampuan ingesti,

digesti, atau absorpsi nutrien yang cukup harus di pertimbangkan

resikonya. Klien yang diinstruksikan untuk berpuasa dan yang hanya yang

Page 6: Lp Nutrisi

menerima cairan standar IV lebih dari 5 hari beresiko masalah nutrisi.

Selain itu masalah nutrisi umumnya terjadi pada kondisi seperti aids,

kanker, gangguan makan, penyakit gastrointestinal, penyakit kritis masalah

malabsorpsi, penyakit metabolis, obesitas, penyakit renal, penyakit hati,

pankreas dan kanting empedu.

Klien pascaoperatif

Asupan makanan sering kali berubah pada periode perioperatif. Persiapan

praoperatif dengan tes diagnostik atau pembersihan perut biasanya

melibatkan minimal 8 jam berpuasa. Permulaan asupan makanan

pascaoperatif tergantung pada pengembalian fungsi perut, tingkat prosedur

bedah, keberadaan komplikasi apapun, dan pilihan pembedah untuk

mengawali pemberian makan.

Klien imobilisasi

Kelumpuhan yang meluas dapat menghasilkan deosifikasi dan

osteoporosis tulang dan hiperkalsemia. Hiperkalsemia akan

mempengaruhi batu ginjal dan kandung kemih klien hal ini adalah

masalah penting bagi anak-anak dan remaja karena pertumbuhan tulang

yang cepat. Ambulasi merupakan cara terbaik untuk mencegah

demineralisasi tulang dari imobilisasi. Apabila ambulasi tidak

memungkinkan, maka kuantutas yang cukup akan nilai protein biologi

tinggi membantu mencegah kerusakan kulit dan infeksi, dan asupan fosfor

yang tinggi ada awal minggu imobilisasi mengurangi tingkat kalsium

darah. Asupan cairan juga melindungi terhadap batu ginjal. Latihan

rentang gerak untuk tulang sendi yang tidak terlibat memberikan beberapa

perlindungan.

6. Macam-Macam Penyakit Kekurangan Nutrisi

Kekurangan Protein

Kekurangan konsumsi protein pada anak-anak dapat menyebabkan

terganggunya pertumbuhan badan si anak. Pada orang dewasa kekurangan

protein mempunyai gejala yang kurang spesifik, kecuali pada keadaan

yang telah sangat parah seperti busung lapar. Busung lapar yang banyak di

derita oleh kelompok rawan gizi terutama bayi dan balita sungguh

memprihatinkan. Akibat dari kekurangan protein dapat menyebabkan

Page 7: Lp Nutrisi

kwashiorkor. Kwashiorkor merupakan salah satu penyakit yang timbul

akibat kekurangan protein, kwashiorkor banyak diderita oleh bayi dan

anak pada usia enam bulan sampai usia tiga tahun (Balita). Ciri Penderita

Kwashiorkor yaitu pembengkakan pada kaki dan tangan, wajah sembab,

otot kendur, rambut kemerahan dan mudah putus, muka seperti bulan.

Kekurangan Karbohidrat

Banyak orang yang menganggap cara diet adalah dengan mengurangi

karbohidrat untuk menurunkan berat badan karena karbohidrat

mempercepat produksi insulin yang berakibat menambah berat badan.

Namun jika terlalu membatasi konsumsi karbohidrat secara berlebihan

makan akan menimbulkan akibat karbohidrat seperti kekurangan gizi,

tubuh lemah, lesu dan tidak berenergi. Akibat kekurangan karbohidrat

yang lebih berbahaya adalah dapat menimbulkan penyakit maramus

(gangguan gizi) Tanda-tanda penyakit maramus yaitu bertubuh sangat

nyaris tulang berbungkus kulit saja, wajah terlihat lebih tua, perut cekung,

kulit keriput dan tidak memiliki jaringan lemak dibawah kulit, tekanan

darah dan detak jantung menjadi tidak stabil, pernapasan terganggu, akibat

kekurangan karbohidrat pada anak-anak pun sangat berbahaya karena akan

menyebabkan anak kekurangan gizi. Kekurangan gizi yang parah akan

menyebabkan tumbuh kembang anak menjadi terganggu. Pertumbuhan

lambat, berat badan kurang, dan gangguan pada perkembangan otak dan

psikologis.

Kekurangan Vitamin A

Kekurangan vitamin A sering terjadi pada anak balita. Gejala yang sering

mendapat perhatian adalah gangguan pada penglihatan anak, selanjutnya

gangguan kesehatan lainnya dapat juga diidentifikasi sebagai akibat

kekurangan Vitamin A. Berikut adalah gejala dan tanda kekurangan

vitamin A biasanya rabun senja kemudian akan timbul pengendapan

berbusa (bintik Bitot) dalam bagian putih mata (sklera) dan kornea bisa

mengeras dan membentuk jaringan parut (xeroftalmia), yang bisa

menyebabkan kebutaan yang permanen. Malnutrisi pada masa anak-anak

(marasmus dan kwashiorkor), sering disertai dengan xeroftalmia; bukan

karena kurangnya vitamin A dalam makanan, tetapi juga karena

kekurangan kalori dan protein menghambat pengangkutan vitamin A.

Page 8: Lp Nutrisi

Kulit dan lapisan paru-paru, usus dan saluran kemih bisa mengeras.

Kekurangan vitamin A juga menyebabkan peradangan kulit (dermatitis)

dan meningkatkan kemungkinan terkena infeksi. Beberapa penderita

mengalami anemia, kulit menjadi kering, gatal dan kasar, rambut dapat

terjadi kekeringan dan gangguan pertumbuhan rambut dan kuku, gangguan

pertumbuhan pada anak-anak.

Kekurangan Vitamin B

Secara umum kekurangan vitamin B1, B2, B3, B6 dan B12 dapat

menimbulkan gejala:

Kulit mengering dan bersisik

Daya tahan tubuh berkurang

Mulut kering

Bibir pecah-pecah

Sariawan

System pencernaan terganggu

Sering menderita kram otot

Insomnia

Badan lemas

Mudah muntah dan mual

Kurang darah atau anemia

Kekurangan Mineral

Osteoporosis

Kejang otot dan lesu

Keseimbangan asam-basa terganggu

Kelelahan kronis

Anemia

Kekerdilan dan gondok

Kerusakan gigi dan tulang

Penyakit jantung

Kekurangan Air

Diare

Dehidrasi

Page 9: Lp Nutrisi

Anemia

Hemofili

Hipertensi

Hipotensi

Varises

Penyakit kuning pada bayi

Skelrosis

Miokarditi

Thrombus/embolus

Leukemia

7. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik merupakan peninjauan dari ujung rambut sampai ujung kaki

pada setiap sistem tubuh yang memberikan informasi objektif tentang klien dan

memungkinkan perawat untuk mebuat penilaian klinis. Keakuratan pemeriksaan

fisik mempengaruhi pemilihan terapi yang diterima klien dan penetuan respon

terhadap terapi tersebut. Pemeriksaan fisik dalah pemeriksaan tubuh klien secara

keseluruhan atau hanya bagian tertentu yang dianggap perlu, untuk memperoleh

data yang sistematif dan komprehensif, memastikan atau membuktikan hasil

anamnesa, menentukan masalah dan merencanakan tindakan keperawatan yang

tepat bagi klien.

Lingkar Kepala

Lingkar kepala adalah standar prosedur dalam ilmu kedokteran anak secara

praktis, yang biasanya untuk memeriksa keadaan pathologi dari besarnya

kepala atau peningkatan ukuran kepala. Contoh yang sering digunakan adalah

kepala besar (Hidrosefalus) dan kepala kecil (Mikrosefalus).

Lingkar Dada

Biasanya dilakukan pada anak yang berumur 2 sampai 3 tahun, karena rasio

lingkar kepala dan lingkar dada sama pada umur 6 bulan. Setelah umur ini,

tulang tengkorak tumbuh secara lambat dan pertumbuhan dada lebih cepat.

Umur antara 6 bulan dan 5 tahun, rasio lingkar kepala dan dada adalah kurang

dari satu, hal ini dikarenakan akibat kegagalan perkembangan dan

Page 10: Lp Nutrisi

pertumbuhan, atau kelemahan otot dan lemak pada dinding dada. Ini dapat

digunakan sebagai indicator dalam menetukan KEP pada anak balita.

Rasio Lingkar Pinggang dengan Pinggul

Banyaknya lemak dalam perut menunjukkan ada beberapa perubahan

metabolisme termasuk daya tahan terhadap insulin dan meningkatnya produksi

asam lemak bebas, dibanding dengan banyaknya lemak bawah kulit atau pada

kaki dan tangan. Perubahan metabolisme ini memberikan gambaran tentang

pemeriksaan penyakit yang berhubungan dengan perbedaan distribusi lemak

tubuh. Untuk melihat hal tersebut, ukuran yang telah umum digunakan adalah

rasio pinggang dengan pinggul.

Berat badan

Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan paling sering

digunakan pada bayi baru lahir (neonatus). Berat badan digunakan untuk

mendiagnosa bayi normal atau BBLR. Dikatakan BBLR apabila berat bayi

lahir dibawah 2500 gram atau dibawah 2,5 kg. Pada masa bayi-balita, berat

badan dapat dipergunakan untuk melihat laju pertumbuhan fisik maupun status

gizi, kecuali terdapat kelainan klinis seperti dehidrasi, asites, edema dan

adanya tumor. Disamping itu pula berat badan dapat digunakan sebagai dasar

perhitungan dosis obat dan makanan. Berat badan menggambarkan jumlah

dari protein, lemak, air dan mineral pada tulang. Pada remaja, lemak tubuh

cenderung meningkat dan protein otot menurun. Pada orang edema dan asites

terjadi penambahan cairan dalam tubuh. Adanya tumor dapar menurunkan

jaringan lemak dan otot, khususnya terjadi pada orang kekurangan gizi. Berat

badan merupakan pilihan utama karena berbagai pertimbangan, antara lain :

a. Parameter yang paling baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu

singkat karena perubahan-perubahan konsumsi makanan dan kesehatan.

b. Memberikan gambaran status gizi sekarang dan kalau dilakukan secara

periodik memberikan gambaran yang baik tentang pertumbuhan.

c. Merupakan ukuran antropometri yang sudah dipakai secara umum dan luas

di Indonesia sehingga sehingga tidak merupakan hal baru yang

memerlukan penjelasan secara meluas.

d. Ketelitian pengukuran tidak banyak dipengaruhi ketrampilan pengukur.

Page 11: Lp Nutrisi

e. Kartu Menuju Sehat (KMS) yang digunakan sebagai alat yang baik untuk

pendidikan dan memonitor kesehatan anak menggunakan juga berat badan

sebagai dasar pengisiannya.

Tinggi Badan

Tinggi badan merupakan parameter yang penting bagi keadaan yang telah lalu

dan keadaan sekarang, jika umur tidak diketahui dengan tepat. Disamping itu

tinggi badan merupakan ukuran kedua yang penting, karena dengan

menghubungkan berat badan terhadap tinggi badan, faktor umur dapat

dikesampingkan. Pengukuran tinggi badan untuk bayi dan anak yang belum

bisa berdiri, digunakan alat pengukur panjang bayi.

Lingkar Lengan Atas

Lingkar lengan atas (LLA) dewasa ini memang merupakan salah satu pilihan

untuk penentuan status gizi karena mudah dilakukan dan tidak memerlukan

alat-alat yang sulit diperoleh dengan harga yang lebih murah. Akan tetapi ada

beberapa hal yang perlu mendapat perhatian, terutama jika digunakan sebagai

pilihan tunggal untuk indeks status gizi.

8. Therapy

Kolaborasikan dengan dokter untuk pemberian nutrisi secara enteral dan

parenteral.

a. Enteral. Ketika pemberian makanan melalui oral tidak memungkinkan

(mis : pada penderita kanker kepala dan leher, masalah usus, luka bakar

berat), maka pemberian nutrisi enteral merupakan suatu pilihan. Pada

kondisi ini, makanan dapat diberikan secara langsung kedalam sistem

pencernaan melalui selang (mis: selang nasogratik). Masalah–masalah

yang mungkin ditemui pada terapi nutrisi enteral antara lain masalah

osmolalitas, ketidakseimbangan eletrolit, komplikasi gastrointestinal dan

sikap ketergantungan karena pemberian makanan melalui selang (Farley,

1988)

b. Nutrisi parenteral total (TPN)

TPN adalah suatu terapi kompleks yang digunakan untuk memenuhi

keperluan nutrisi pasien melalui rute intravena. Larutan yang dugunakan

dalam terapi ini adalah larutan hiperosmolar (konsentrasi tinggi).

Pemberian kalori dalam jumlah besar yang terdiri dari protein, lemak,

Page 12: Lp Nutrisi

karbohidrat, vitamin, dan mineral. Keberhasilan terapi ini bergantung pada

jenis makanan yang diresepkan, penanganan kateter intravena, perawatan

luka insisi, dan penanganan komplikasi akibat terapi (Grant, 1988).

Bahkan makanan tersebut diberikan melalui pembuluh vena sentral yang

memiliki aliran darah yang cepat,seperti vena subklavia, vena jugularis

atau pembuluh vena besar lainnya. Terapi ini hanya digunakan apabila

asupan makanan secara enteral tidak memadai atau merupakan

kontraindikasi. TPNtidak diberikan pada pasien yang dapat pencernanya

dapat berfungsi selama 7-10 hari, pasien yang masih dapat mencerna

makanan dengan baik, dan pada pasien yang mengalami stress atau

trauma. Terapi ini juga dianjurkan untuk pasien dengan tumor yang telah

bermetastasis (Grant, 1988).

9. Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan Laboratorium

Nilai umum yang digunakan dalam pemeriksaanini adalah kadar total limfosit,

albumin serum, zat besi, transferin serum, kreatinin, hemoglobin, hematokrit,

keseimbangan nitrogen, dan tes antigen kulit (Barkaukus, 1995). Hasil

pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan risiko status nutrisi buruk

meliputi penurunan hemoglobin dan hematokrit, penurunan nilai limfosit,

albumin serum kurang dari 3,5 gr/dl, dan peningkatan atau penurunan kadar

kolestrol (Taylor, 1989).

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian ( data subyektif dan obyektif) berdasarkan 11 pola gordon.

Identitas :

Nama :

Umur :

Alamat:

Pekerjaan :

No. Reg :

Tgl. MRS :

Tgl. Pengkajian :

Dx Medis :

Page 13: Lp Nutrisi

Identitas penanggung jawab :

Nama :

Umur :

Pendidikan :

Pekerjaan :

Hubungan dengan pasien :

Riwayat kesehatan :

Keluahan utama :

Riwayat penyakit sekarang

Riwayat pembedahan :

Riwayat kesehatan keluarga :

Pola kesehatan fungsional pola Gordon :

1. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan

Menggambarkan Persepsi,pemeliharaan dan penanganan kesehatan

Persepsi terhadap arti kesehatan,dan penatalaksanaan kesehatan,kemampuan

menyusun tujuan,pengetahuan tentang praktek kesehatan,

2. Pola nutrisi dan metabolik

Menggambarkan Masukan Nutrisi, balance cairan dan elektrolit

Nafsu makan,pola makan, diet,fluktuasi BB dalam 6 bulan terakhir, kesulitan

menelan,Mual/muntah,Kebutuhan jumlah zat gizi, masalah /penyembuhan

kulit,Makanan kesukaan.

3. Pola eliminasi

Menggambarkan Masukan Nutrisi, balance cairan dan elektrolit

Nafsu makan,pola makan, diet,fluktuasi BB dalam 6 bulan terakhir, kesulitan

menelan,Mual/muntah,Kebutuhan jumlah zat gizi, masalah atau penyembuhan

kulit, makanan kesukaan.

4. Pola aktivitas, latihan dan oksigenasi

Menggambarkan pola latihan,aktivitas,fungsi pernafasan dan sirkulasi.

Pentingnya latihan/gerak dalam keadaan sehat dan sakit,gerak tubuh dan

kesehatan berhubungan satu sama lain. Kemampuan klien dalam menata diri

apabila tingkat kemampuan 0: mandiri, 1: dengan alat bantu, 2: dibantu orang

Page 14: Lp Nutrisi

lain, 3 : dibantu orang dan alat 4 : tergantung dalam melakukan ADL,kekuatan

otot dan Range Of Motion, riwayat penyakit jantung, frekuensi,irama dan

kedalam nafas,bunyi nafas riwayat penyakit paru.

5. Pola istirahat dan tidur

Menggambarkan Pola Tidur,istirahat dan persepasi tentang energy.

Jumlah jam tidur pada siang dan malam, masalah selama tidur, insomnia atau

mimpi buruk, penggunaan obat, mengeluh letih.

6. Pola Kebutuhan Cairan Elektrolit dan asam basa

Mengkaji kebutuhan cairan elektrolit, asam dan basa sesuai dengan kondisi.

7. Pola Kebutuhan persepdi diri dan konsep diri

Menggambarkan sikap tentang diri sendiri dan persepsi terhadap kemampuan.

Kemampuan konsep diri antara lain gambaran diri, harga diri, peran, identitas

dan ide diri sendiri. Manusia sebagai system terbuka dimana keseluruhan

bagian manusia akan berinteraksi dengan lingkungannya. Disamping sebagai

system terbuka, manuasia juga sebagai mahkluk bio-psiko-sosio-kultural

spriritual dan dalam pandangan secara holistic. Adanya kecemasan, ketakutan

atau penilaian terhadap diri., dampak sakit terhadap diri, kontak mata, asetif

atau passive, isyarat non verbal, ekspresi wajah, merasa tak berdaya,

gugup/relaks.

8. Pola Peran dan Hubungan

Menggambarkan dan mengetahui hubungan dan peran klien terhadap anggota

keluarga dan masyarakat tempat tinggal klien, pekerjaan, tempat tinggal, tidak

punya rumah, tingkah laku yang passive/agresif teradap orang lain, masalah

keuangan.

9. Pola reproduksi dan seksual

Menggambarkan kepuasan atau masalah yang actual atau dirasakan dengan

seksualitas. Dampak sakit terhadap seksualitas, riwayat haid, pemeriksaan

mamae sendiri, riwayat penyakit hub sex,pemeriksaan genital.

10. Pola koping terhadap stress dan adaptasi

Menggambarkan kemampuan untuk menanngani stress dan penggunaan

system pendukung. Penggunaan obat untuk menangani stress,interaksi dengan

orang terdekat, menangis, kontak mata, metode koping yang biasa

digunakan,efek penyakit terhadap tingkat stress.

11. Pola Keyakinan Dan Nilai

Page 15: Lp Nutrisi

Menggambarkan dan Menjelaskan pola nilai,keyakinan termasuk spiritual.

Menerangkan sikap dan keyakinan klien dalam melaksanakan agama yang

dipeluk dan konsekuensinya. Agama, kegiatan keagamaan dan budaya,berbagi

dengan orang lain,bukti melaksanakan nilai dan kepercayaan, mencari bantuan

spiritual dan pantangan dalam agama selama sakit.

12. Pola persepsi dan kognitif

Menjelaskan Persepsi sensori dan kognitif. Pola persepsi sensori meliputi

pengkajian fungsi penglihatan, pendengaran, perasaan, pembau dan

kompensasinya terhadap tubuh. Sedangkan pola kognitif didalamnya

mengandung kemampuan daya ingat klien terhadap persitiwa yang telah lama

terjadi dan atau baru terjadi dan kemampuan orientasi klien terhadap waktu,

tempat, dan nama (orang,atau benda yang lain).

Tingkat pendidikan, persepsi nyeri dan penanganan nyeri, kemampuan untuk

mengikuti, menilai nyeri skala 0-10, pemakaian alat bantu dengar, melihat,

kehilangan bagian tubuh atau fungsinya, tingkat kesadaran, orientasi pasien,

adakah gangguan penglihatan, pendengaran, persepsi sensori (nyeri),

penciuman.

Pengkajian fisik

Keadaan umum pasien :

Kesadaran :

Pemeriksaan TTV :

Pemeriksaan per sistem :

- Kulit, rambut dan kuku :

- Kepala leher

- Mata dan telinga

- Sistem pernafasan

- Sistem kardiovaskular

- Payudara wanita dan pria

- Sistem gastrointestinal

- Sistem urinarius

- Sistem reproduksi wanita/pria

- Sistem saraf

- Sistem muskuloskeletal

Page 16: Lp Nutrisi

- Sistem imun

- Sistem endokrin

Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan radiologi

2. Diagnosa Keperawatan dan masalah kolabolasi yang mungkin muncul

berdasarkan NANDA

a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan

dengan :

Faktor biologis

Ketidakmampuan menelan makanan

Faktor ekonomi

Ketidakmampuan untuk mengabsorpsi nutrient

Ketidakmampuan untuk mencerna makanan

Faktor psikologis

Ditandai dengan :

Kram abdomen

Nyeri abdomen

Menghindari makanan

Berat badan 20% atau lebih di bawah berat badan ideal

Kerapuhan kapiler

Diare

Kehilangan rambut berlebihan

Bising usus hiperaktif

Kurang makanan

Kurang informasi

Kurang minat pada makanan

Penurunan berat badan dengan asupan makanan adekuat

Kesalahan konsepsi

Kesalahan informasi

Membran mukosa pucat

Ketidakmampuan memakan makanan

Page 17: Lp Nutrisi

Tonus otot menurun

Mngeluh gangguan sensasi rasa

Mengeluh asupan makanan kurang dari RDA (recommended daily

allowance)

Cepat kenyang setelah makan

Sariawan rongga mulut

Steatorea kelemahan otot pengunyah

Kelemahan otot untuk menelan

b. Ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh yang berhubungan

dengan :

)

Ditandai dengan :

Mengonsentrasikan asupan makanan pada akhir hari

Disfungsi pola makan misalnya membarengi makan dengan aktivitas

lain

Makan sebagai respons terhadap petunjuk eksternal misalnya siang

hari, situasi sosial.

Makan sebagai respon terhadap petunjuk internal bukan rasa lapar

misalnya ansietas

Aktivitas monoton

Lipatan otot trisep > 15mm pada pria

Lipatan otot trisep > 25mm pada wanita

Berat badan 20% di atas tinggi an kerangka tubuh ideal.

Page 18: Lp Nutrisi

DAFTAR PUSTAKA

Herdman, T. Heather. 2012. Diagnosa keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2012-2014

oleh NANDA International. Jakarta : EGC

Dochterman, Joanne McCloskey and Bulechek, Gloria M. 2004.Nursing Intervention

Classification (NIC).Fourth Edition.St. Louis Missouri : Mosby Elsevier.

Moorhead, Sue, et.al. Nursing Outcomes Classification (NOC).Fourth Edition. St. Louis

Missouri : Mosby Elsevier.

H. Syaifuddin, AMK. 2010. Anatomi Fisiologi : Kurikulum Berbasis Kompetensi Untuk

Keperawatan & Kebidanan. Jakarta. EGC

Potter, Patricia A., Perry. Anne G. 2005. Fundamental Keperawatan, Edisi 4 Volume 2.

Jakarta. EGC

Page 19: Lp Nutrisi