LP LBP

11
A. Konsep Dasar Penyakit 1. Definisi Pengertian Low back Pain dipersepsikan ketidak nyamanan berhubungan dengan lumbal atau area sacral pada tulang belakang ataui sekitar jaringan ( Randy Mariam,1987 ). Low Back Pain adalah suatu tipe nyeri yang membutuhkan pengobatan medis walaupun sering jika ada trauma secara tiba- tiba dan dapat menjadi kronik pada masalah kehidupan seperti fisik,mental,social dan ekonomi (Barbara). Low Back Pain adalah nyeri kronik didalam lumbal,biasanya disebabkan oleh terdesaknya para vertebral otot, herniasi dan regenerasi dari nucleus pulposus,osteoartritis dari lumbal sacral pada tulang belakang (Brunner,1999). Low Back Pain terjadi dilumbal bagian bawah,lumbal sacral atau daerah sacroiliaca,biasanya dihubungkan dengan proses degenerasi dan ketegangan musulo (Prisilia Lemone,1996). Low back pain dapat terjadi pada siapasaja yang mempunyai masalah pada muskuloskeletal seperti ketegangan lumbosacral akut,ketidakmampuan ligamen lumbosacral,kelemahan otot,osteoartritis,spinal stenosis serta masalh pada sendi inter vertebra dan kaki yang tidak sama panjang (Lucman and Sorensen’s 1993). Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan Low Back Pain adalah nyeri kronik atau acut didalam lumbal yang biasanya disebabkan trauma atau terdesaknya otot para vertebra atau tekanan,herniasi dan degenerasi dari nuleus pulposus,kelemahan otot,osteoartritis dilumbal sacral pada tulang belakang. 2. Epidemiologi/insiden kasus Low back pain (LBP) merupakan permasalah yang sering muncul dalam suatu asuhan keperawatan dengan gejala umum yang terasa pada

description

L

Transcript of LP LBP

Page 1: LP LBP

A. Konsep Dasar Penyakit

1. Definisi Pengertian

Low back Pain dipersepsikan ketidak nyamanan berhubungan dengan lumbal atau area

sacral pada tulang belakang ataui sekitar jaringan ( Randy Mariam,1987 ).

Low Back Pain adalah suatu tipe nyeri yang membutuhkan pengobatan medis

walaupun sering jika ada trauma secara tiba-tiba dan dapat menjadi kronik pada masalah

kehidupan seperti fisik,mental,social dan ekonomi (Barbara).

Low Back Pain adalah nyeri kronik didalam lumbal,biasanya disebabkan oleh

terdesaknya para vertebral otot, herniasi dan regenerasi dari nucleus pulposus,osteoartritis

dari lumbal sacral pada tulang belakang (Brunner,1999).

Low Back Pain terjadi dilumbal bagian bawah,lumbal sacral atau daerah

sacroiliaca,biasanya dihubungkan dengan proses degenerasi dan ketegangan musulo

(Prisilia Lemone,1996).

Low back pain dapat terjadi pada siapasaja yang mempunyai masalah pada

muskuloskeletal seperti ketegangan lumbosacral akut,ketidakmampuan ligamen

lumbosacral,kelemahan otot,osteoartritis,spinal stenosis serta masalh pada sendi inter

vertebra dan kaki yang tidak sama panjang (Lucman and Sorensen’s 1993).

Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil kesimpulan Low Back Pain adalah nyeri

kronik atau acut didalam lumbal yang biasanya disebabkan trauma atau terdesaknya otot

para vertebra atau tekanan,herniasi dan degenerasi dari nuleus pulposus,kelemahan

otot,osteoartritis dilumbal sacral pada tulang belakang.

2. Epidemiologi/insiden kasus

Low back pain (LBP) merupakan permasalah yang sering muncul dalam suatu asuhan

keperawatan dengan gejala umum yang terasa pada bagian lumbo-sacral, otot gluteal, paha

dan sering kali pada ekstremitas bawah. Ketika karakteristik gejala low back pain muncul

maka diperlukan pengangkatan suatu diagnosa dan bagaimana penanganannya yang tepat.

Hampir dari 90 % penduduk pernah mengalami LBP dalam siklus kehidupannya dan LBP

merupakan keluhan nomor dua yang sering muncul setelah keluhan pada gangguan system

pernafasan ( Borenstein, 1997)

Terdapat hasil penelitian yang menyebutkan bahwa hampir 48% klien dengan LBP tidak

diketemukan penyebabnya yang jelas (Croft, 1999). Croft juga menyebutkan bahwa 90 %

klien dengan LBP menghentikan pengobatannya setelah 3 bulan pengobatan walaupun

nyerinya masih terasa.

Low back pain dikatagorikan sebagai akut (kurang dari 12 minggu), sub akut (6-12 minggu)

dan kronik (lebih dari 12 minggu). Umumnya LBP berhubungan dengan peregangan

ligament dan otot yang diakibatkan dari mekanik tubuh yang salah saat mengangkat

Page 2: LP LBP

sesuatu. Faktor resiko untuk mengalami LBP adalah berat badan berlebih, memiliki postur

dan memiliki kekuatan otot perut yang buruk.

3. Penyebab/faktor predisposisi

Kebanyakan nyeri punggung bawah disebabkan oleh salah satu dari berbagai masalah

muskuloskeletal (misal regangan lumbosakral akut, ketidakstabilan ligamen lumbosakral

dan kelemahan otot, osteoartritis tulang belakang, stenosis tulang belakang, masalah diskus

intervertebralis, ketidaksamaan panjang tungkai). Penyebab lainnya meliputi obesitas,

gangguan ginjal, masalah pelvis, tumor retroperitoneal, aneurisma abdominal dan masalah

psikosomatik. Kebanyakan nyeri punggung akibat gangguan muskuloskeletal akan

diperberat oleh aktifitas, sedangkan nyeri akibat keadaan lainnya tidak dipengaruhi oleh

aktifitas

Perubahan postur tubuh biasanya karena trauma primer dan sekunder.

- Trauma primer seperti : Trauma secara spontan, contohnya kecelakaan.

- Trauma sekunder seperti : Adanya penyakit HNP, osteoporosis, spondilitis, stenosis

spinal, spondilitis,osteoartritis.

Ketidak stabilan ligamen lumbosacral dan kelemahan otot.

Prosedur degenerasi pada pasien lansia.

Penggunaan hak sepatu yang terlalu tinggi.

Kegemukan.

Mengangkat beban dengan cara yang salah.

Keseleo.

Terlalu lama pada getaran.

Gaya berjalan.

Merokok.

Duduk terlalu lama.

Kurang latihan (oleh raga).

Depresi /stress.

Olahraga (golp,tennis,sepak bola).

4. Patofisiologi terjadinya penyakit

Struktur spesifik dalam system saraf terlibat dalam mengubah stimulus menjadi

sensasi nyeri. Sistem yang terlibat dalam transmisi dan persepsi nyeri disebut sebagai

system nosiseptif. Sensitifitas dari komponen system nosiseptif dapat dipengaruhi oleh

sejumlah factor dan berbeda diantara individu. Tidak semua orang yang terpajan terhadap

stimulus yang sama mengalami intensitas nyeri yang sama. Sensasi sangat nyeri bagi

seseorang mungkin hampir tidak terasa bagi orang lain(1,3).Reseptor nyeri (nosiseptor)

adalah ujung saraf bebas dalam kulit yang berespons hanya pada stimulus yang kuat, yang

secara potensial merusak, dimana stimuli tersebut sifatnya bisa kimia, mekanik, termal.

Page 3: LP LBP

Reseptor nyeri merupakan jaras multi arah yang kompleks. Serabut saraf ini bercabang

sangat dekat dengan asalnya pada kulit dan mengirimkan cabangnya ke pembuluh darah

local. Sel-sel mast, folikel rambut dan kelenjar keringat. Stimuli serabut ini mengakibatkan

pelepasan histamin dari sel-sel mast dan mengakibatkan vasodilatasi. Serabut kutaneus

terletak lebih kearah sentral dari cabang yang lebih jauh dan berhubungan dengan rantai

simpatis paravertebra system saraf dan dengan organ internal yang lebih besar. Sejumlah

substansi yang dapat meningkatkan transmisi atau persepsi nyeri meliputi histamin,

bradikinin, asetilkolin dan substansi P. Prostaglandin dimana zat tersebut yang dapat

meningkatkan efek yang menimbulkan nyeri dari bradikinin. Substansi lain dalam tubuh

yang berfungsi sebagai inhibitor terhadap transmisi nyeri adalah endorfin dan enkefalin

yang ditemukan dalam konsentrasi yang kuat dalam system saraf pusat.

Kornu dorsalis dari medulla spinalis merupakan tempat memproses sensori, dimana

agar nyeri dapat diserap secara sadar, neuron pada system assenden harus diaktifkan.

Aktivasi terjadi sebagai akibat input dari reseptor nyeri yang terletak dalam kulit dan organ

internal. Proses nyeri terjadi karena adanya interaksi antara stimulus nyeri dan sensasi

nyeri(1,3).

Patofisiologi Pada sensasi nyeri punggung bawah dalam hal ini kolumna vertebralis

dapat dianggap sebagai sebuah batang yang elastik yang tersusun atas banyak unit vertebrae

dan unit diskus intervertebrae yang diikat satu sama lain oleh kompleks sendi faset,

berbagai ligamen dan otot paravertebralis. Konstruksi punggung yang unik tersebut

memungkinkan fleksibilitas sementara disisi lain tetap dapat memberikanperlindungan yang

maksimal terhadap sum-sum tulang belakang. Lengkungan tulang belakang akan menyerap

goncangan vertical pada saat berlari atau melompat. Batang tubuh membantu menstabilkan

tulang belakang. Otot-otot abdominal dan toraks sangat penting ada aktifitas mengangkat

beban. Bila tidak pernah dipakai akan melemahkan struktur pendukung ini. Obesitas,

masalah postur, masalah struktur dan peregangan berlebihan pendukung tulang belakang

dapat berakibat nyeri punggung.

Diskus intervertebralis akan mengalami perubahan sifat ketika usia bertambah tua.

Pada orang muda, diskus terutama tersusun atas fibrokartilago dengan matriks gelatinus.

Pada lansia akan menjadi fibrokartilago yang padat dan tak teratur. Degenerasi diskus

intervertebra merupakan penyebab nyeri punggung biasa. Diskus lumbal bawah, L4-L5 dan

L5-S6, menderita stress paling berat dan perubahan degenerasi terberat. Penonjolan diskus

atau kerusakan sendi dapat mengakibatkan penekanan pada akar saraf ketika keluar dari

kanalis spinalis, yang mengakibatkan nyeri yang menyebar sepanjang saraf tersebut.

5. Faktor resiko

Faktor Umur

Page 4: LP LBP

Nyeri pinggang merupakan keluhan yang berkaitan erat dengan umur. Secara teori,

nyeri pinggang atau nyeri punggung bawah dapat dialami oleh siapa saja, pada umur

berapa saja. Namun demikian keluhan ini jarang dijumpai pada kelompok umur 0-10

tahun, hal ini mungkin berhubungan dengan beberapa faktor etiologik tertentu yag lebih

sering dijumpai pada umur yang lebih tua. Biasanya nyeri ini mulai dirasakan pada

mereka yang berumur dekade kedua dan insiden tertinggi dijumpai pada dekade

kelima.1 Bahkan keluhan nyeri pinggang ini semakin lama semakin meningkat hingga

umur sekitar 55 tahun.

Jenis Kelamin

Laki-laki dan perempuan memiliki resiko yang sama terhadap keluhan nyeri pinggang

sampai umur 60 tahun, namun pada kenyataannya jenis kelamin seseorang dapat

mempengaruhi timbulnya keluhan nyeri pinggang, karena pada wanita keluhan ini lebih

sering terjadi misalnya pada saat mengalami siklus menstruasi, selain itu proses

menopause juga dapat menyebabkan kepadatan tulang berkurang akibat penurunan

hormon estrogen sehingga memungkinkan terjadinya nyeri pinggang.

Faktor Indeks Massa Tubuh

- Berat Badan

Pada orang yang memiliki berat badan yang berlebih resiko timbulnya nyeri

pinggang lebih besar, karena beban pada sendi penumpu berat badan akan

meningkat, sehingga dapat memungkinkan terjadinya nyeri pinggang.

- Tinggi Badan

Tinggi badan berkaitan dengan panjangnya sumbu tubuh sebagai lengan beban

anterior maupun lengan posterior untuk mengangkat beban tubuh.

Pekerjaan

Keluhan nyeri ini juga berkaitan erat dengan aktivitas mengangkat beban berat,

sehingga riwayat pekerjaan sangat diperlukan dalam penelusuran penyebab serta

penanggulangan keluhan ini. Pada pekerjaan tertentu, misalnya seorang kuli pasar yang

biasanya memikul beban di pundaknya setiap hari. Mengangkat beban berat lebih dari

25 kg sehari akan memperbesar resiko timbulnya keluhan nyeri pinggang.3

Aktivitas / Olahraga

Sikap tubuh yang salah merupakan penyebab nyeri pinggang yang sering tidak disadari

oleh penderitanya. Terutama sikap tubuh yang menjadi kebiasaan. Kebiasaan

seseorang, seperti duduk, berdiri, tidur, mengangkat beban pada posisi yang salah dapat

menimbulkan nyeri pinggang, misalnya, pada pekerja kantoran yang terbiasa duduk

dengan posisi punggung yang tidak tertopang pada kursi, atau seorang mahasiswa yang

seringkali membungkukkan punggungnya pada waktu menulis. Posisi berdiri yang

salah yaitu berdiri dengan membungkuk atau menekuk ke muka. Posisi tidur yang salah

Page 5: LP LBP

seperti tidur pada kasur yang tidak menopang spinal. Kasur yang diletakkan di atas

lantai lebih baik daripada tempat tidur yang bagian tengahnya lentur. Posisi

mengangkat beban dari posisi berdiri langsung membungkuk mengambil beban

merupakan posisi yang salah, seharusnya beban tersebut diangkat setelah jongkok

terlebih dahulu. Selain sikap tubuh yang salah yang seringkali menjadi kebiasaan,

beberapa aktivitas berat seperti melakukan aktivitas dengan posisi berdiri lebih dari 1

jam dalam sehari, melakukan aktivitas dengan posisi duduk yang monoton lebih dari 2

jam dalam sehari, naik turun anak tangga lebih dari 10 anak tangga dalam sehari,

berjalan lebih dari 3,2 km dalam sehari dapat pula meningkatkan resiko timbulnya nyeri

pinggang.

6. Gejala Klinis

Pasien biasanya engeluh nyeri punngung akut maupun nyeri punggung kronis dan

kelemahan. Selama wawancara awal kaji lokasi nyeri, sifatnya dan penjalarannya sepanjang

serabut saraf (sciatica), juga dievaluasi cara jalan pasien, mobilitas tulang belakang, refleks,

panjang tungkai, kekuatan motoris dan persepsi sensoris bersama dengan derajat

ketidaknyamanan yang dialaminya. Peninggian tungkai dalam keadaan lurus yang

mengakibatkan nyeri menunjukkan iritasi serabut saraf.

Pemeriksaan fisik dapat menemukan adanya spasme otot paravertebralis (peningkatan

tonus otot tulang postural belakang yang berlebihan) disertai hilangnya lengkungan lordotik

lumbal yang normal dan mungkin ada deformitas tulang belakang. Bila pasien diperiksa

dalam keadaan telungkup, otot paraspinal akan relaksasi dan deformitas yang diakibatkan

oleh spasme akan menghilang.

Kadang-kadang dasar organic nyeri punggung tak dapat ditemukan. Kecemasan dan

stress dapat membangkitkan spasme otot dan nyeri. Nyeri punggung bawah bisa merupakan

anifestasi depresi atau konflik mental atau reaksi terhadap stressor lingkungan dan

kehidupan. Bila kita memeriksa pasien dengan nyeri punngung bawah, perawat perlu

meninjau kembali hubungan keluarga, variable lingkungan dan situasi kerja

a. Perubahan dalam gaya berjalan.

Berjalan terasa kaku.

Tidak bias memutar punggung.

Pincang.

b. Persyarapan

Ketika dites dengan cahaya dan sentuhan dengan peniti,pasien merasakan

sensasi pada kedua anggota badan,tetapi mengalami sensasi yang lebih kuat

pada daerah yang tidak dirangsang.

Tidak terkontrol Bab dan Bak.

c. Nyeri.

Page 6: LP LBP

Nyeri punggung akut maupun kronis lebih dari dua bulan.

Nyeri saat berjalan dengan menggunakan tumit.

Nyeri otot dalam.

Nyeri menyebar kebagian bawah belakang kaki.

Nyeri panas pada paha bagian belakang atau betis.

Nyeri pada pertengahan bokong.

Nyeri berat pada kaki semakin meningkat.

7. Pemeriksaan Fisik

8. Pemeriksaan diagnostik/Penunjang

Sinar X vertebra ; mungkin memperlihatkan adanya

fraktur,dislokasi,infeksi,osteoartritis atau scoliosis.

Computed tomografhy ( CT ) : berguna untuk mengetahui penyakit yangmendasari

seperti adanya lesi jaringan lunak tersembunyi disekitar kolumna vertebralis dan

masalah diskus intervertebralis.

Ultrasonography : dapat membantu mendiagnosa penyempitan kanalis spinalis.

Magneting resonance imaging ( MRI ) : memungkinkan visualisasi sifat dan lokasi

patologi tulang belakang.

Meilogram dan discogram : untuk mengetahui diskus yang mengalami degenerasi

atau protrusi diskus.

Venogram efidural : Digunakan untuk mengkaji penyakit diskus lumbalis dengan

memperlihatkan adanya pergeseran vena efidural.

Elektromiogram (EMG) : digunakan untuk mengevaluasi penyakit serabut syaraf

tulang belakang ( Radikulopati ).

9. Diagnosis/kriteria diagnosis

Prosedur diagnostik perlu dilakukan pada pasien yang mendertita nyeri punggung

bawah. Sinar X- vertebra mungkin memperlihatkan adanya fraktur, dislokasi, infeksi,

osteoartritis atau scoliosis. Computed Tomografi (CT) berguna untuk mengetahui penyakit

yang mendasari, seperti adanya lesi jaringan lunak tersembunyi disekitar kolumna

vertebralis dan masalah diskus intervertebralis. USG dapat membantu mendiagnosa

penyempitan kanalis spinalis. MRI memungkinkan visualisasi sifat dan lokasi patologi

tulang belakang

10. Theraphy/tindakan penanganan

Kebanyakan nyeri punggung bisa hilang sendiri dan akan sembuh dalam 6 minggu

dengan tirah baring, pengurangan stress dan relaksasi. Pasien harus tetap ditempat tidur

dengan matras yang padat dan tidak membal selama 2 sampai 3 hari. Posisi pasien dibuat

sedemikian rupa sehingga fleksi lumbal lebih besar yang dapat mengurangi tekanan pada

serabut saraf lumbal. Bagian kepala tempat tidur ditinggikan 30 derajat dan pasien sedikit

Page 7: LP LBP

menekuk lututnya atau berbaring miring dengan lutu dan panggul ditekuk dan tungkai dan

sebuah bantal diletakkan dibawah kepala. Posisi tengkurap dihindari karena akan

memperberat lordosis. Kadang-kadang pasien perlu dirawat untuk penanganan “konservatif

aktif” dan fisioterapi. Traksi pelvic intermiten dengan 7 sampai 13 kg beban traksi. Traksi

memungkinkan penambahan fleksi lumbal dan relaksasi otot tersebut.

Fisioterapi perlu diberikan untuk mengurangi nyeri dan spasme otot. Terapi bisa

meliputi pendinginan (missal dengan es), pemanasan sinar infra merah, kompres lembab

dan panas, kolam bergolak dan traksi. Gangguan sirkulasi , gangguan perabaan dan trauma

merupakan kontra indikasi kompres panas. Terapi kolam bergolak dikontraindikasikan bagi

pasien dengan masalah kardiovaskuler karena ketidakmampuan mentoleransi vasodilatasi

perifer massif yang timbul. Gelombang ultra akan menimbulkan panas yang dapat

meningkatkan ketidaknyamanan akibat pembengkakan pada stadium akut.

Obat-obatan mungkin diperlukan untuk menangani nyeri akut. Analgetik narkotik

digunakan untuk memutus lingkaran nyeri, relaksan otot dan penenang digunakan untuk

membuat relaks pasien dan otot yang mengalami spasme, sehingga dapat mengurangi nyeri.

Obat antiinflamasi, seperti aspirin dan obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), berguna

untuk mengurangi nyeri. Kortikosteroid jangka pendek dapat mengurangi respons inflamasi

dan mencegah timbulnya neurofibrosis yang terjadi akibat gangguan iskemia

11. Komplikasi

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian (data Subjektif dan Objektif)

2. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul

3. Rencana Asuhan Keperawatan (dilengkapi dengan rasional tindakan)

4. Evaluasi