LP kejang demam.docx
Transcript of LP kejang demam.docx
-
8/17/2019 LP kejang demam.docx
1/20
BAB I
KONSEP DASAR MEDIS
A. Definisi Kejang Demam
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu
38oC. Yang disebabkan oleh suatu proses ekstranium, biasanya terjadi pada
usia 3 bulan-5 tahun.
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu
tubuh (suhu mencapai 38!C". kejang demam dapat terjadi karena proses
intracranial maupun ekstrakranial. Kejang demam terjadi pada #-$% populasi
anak berumur & bulan sampai dengan 5 tahun ('mid dan ardhi, )')*'
)+C-)C, #!3".
Kejang demam merupakan gangguan transien pada anak yang terjadi
bersamaan dengan demam. Keadaan ini merupakan salah satu gangguan
neurologik yang paling sering dijumpai pada anak-anak dan menyerang sekitar
$% anak. Kebanyakan serangan kejang terjadi setelah usia & bulan dan
biasanya sebelum usia 3 tahun dengan peningkatan rekuensi serangan pada
anak-anak yang berusia kurang dari 8 bulan. Kejang demam jarang terjadi
setelah usia 5 tahun. (*ona /.0ong, #!!8"B. Etiologi Kejang Demam
. 1aktor-aktor prenatal
#. 2alormasi otak congenital
3. 1aktor genetika
$. enyakit ineksi (ensealitis, meningitis"
5. *emam
&. 4angguan metabolisme
. 6rauma
8. )eoplasma, toksin
7. 4angguan sirkulasi
!. enyakit degenerati susunan sara.. espon alergi atau keadaan imun yang abnormal.
C. Klasifikasi Kejang Demam
1. Kejang demam sederhana
a. *ikeluarga penderita tidak ada ri9ayat epilepsi
b. :ebelumnya tidak ada ri9ayat cedra otak oleh penyakit apapun
-
8/17/2019 LP kejang demam.docx
2/20
c. :erangan kejang demam yang pertama terjadi antara usia & bulan ; &
tahun
. /amanya kejang berlangsung < #! menit
e. Kejang tidak bersiat tonik klonik
f. 6idak didapatkan gangguan atau abnormalitas pasca kejang
g. :ebelumnya juga tidak didapatkan abnormalitas neurologi atau
abnormalitas perkembangan
!. Kejang tidak berulang dalam 9aktu sngkat
i. 6anpa gerakan ocal dan berulang dalam #$ jam (. )abiel idha, #!$"
". Kejang demam kompleks
6erdapat gangguan kesadaran, 9alaupun pada a9alnya sebagai kejang
parsial simpleks. *apat mencangkup otomatisme atau gerakan otomatik=
mengecap-ecapkan bibir, mengunyah, gerakan mencongkel yang berulang-
ulang pada tangan, dan gerakan tangan lainnya. *apat tanpa otomatisme
tatapan terpaku. (Cecily /.>et? dan /inda '.:o9den, #!!#"
D. Patofisiologi Kejang Demam
:umber energi otak adalah glukosa yang melalui proses oksidasi dipecah
menjadi C#dan air. :el dikelilingi oleh membran yang terdiri dari permukaan
dalam yaitu lipoid dan permukaan luar yaitu ionik. *alam keadaan normal
membran sel neuron dapat dilalui dengan mudah oleh ion kalium (K @" dan
sangat sulit dilalui oleh ion natrium ()a@" dan elektrolit lainnya, kecuali ion
klorida (Cl ; ". 'kibatnya konsentrasi ion K @ dalam sel neuron tinggi dan
konsentrasi )a@ rendah, sedang di luar sel neuron terdapat keadaan sebalikya.
Karena perbedaan jenis dan konsentrasi ion di dalam dan di luar sel, maka
terdapat perbedaan potensial membran yang disebut potensial membran dari
neuron. Antuk menjaga keseimbangan potensial membran diperlukan energi
dan bantuan en?im )a-K '6-ase yang terdapat pada permukaan sel.
Keseimbangan potensial membran ini dapat diubah oleh B
. erubahan konsentrasi ion di ruang ekstraselular #. angsangan yang datang mendadak misalnya mekanisme, kimia9i atau
aliran listrik dari sekitarnya
3. erubahan patoisiologi dari membran sendiri karena penyakit atau
keturunan
ada keadaan demam kenaikan suhu oC akan mengakibatkan kenaikan
metabolisme basal !-5 % dan kebutuhan oksigen akan meningkat #!%. ada
anak 3 tahun sirkulasi otak mencapai &5 % dari seluruh tubuh dibandingkan
dengan orang de9asa yang hanya 5 %. leh karena itu kenaikan suhu tubuh
-
8/17/2019 LP kejang demam.docx
3/20
dapat mengubah keseimbangan dari membran sel neuron dan dalam 9aktu
yang singkat terjadi diusi dari ion kalium maupun ion natrium akibat
terjadinya lepas muatan listrik. /epas muatan listrik ini demikian besarnya
sehingga dapat meluas ke seluruh sel maupun ke membran sel sekitarnya
dengan bantuan neurotransmitterD dan terjadi kejang. Kejang demam yang
berlangsung lama (lebih dari 5 menit" biasanya disertai apnea, meningkatnya
kebutuhan oksigen dan energi untuk kontraksi otot skelet yang akhirnya terjadi
hipoksemia, hiperkapnia, asidosis laktat disebabkan oleh metabolisme
anerobik, hipotensi artenal disertai denyut jantung yang tidak teratur dan suhu
tubuh meningkat yang disebabkan makin meningkatnya aktiitas otot dan
mengakibatkan metabolisme otak meningkat.
E. Manifestasi Klinis
'da # bentuk kejang demam (menurut Lwingstone", yaituB
. Kejang demam sederhana (Simple Febrile Seizure", dengan ciri-ciri gejala
klinis sebagai berikut B
a. Kejang berlangsung singkat, < 5 menit
b. Kejang umum tonik dan atau klonik
c. Amumnya berhenti sendiri
d. 6anpa gerakan okal atau berulang dalam #$ jam
#. Kejang demam komplikata (Complex Febrile Seizure", dengan ciri-ciri
gejala klinis sebagai berikut B
b. Kejang lama 5 menit
c. Kejang okal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang
parsial
d. >erulang atau lebih dari kali dalam #$ jam.
#. Kom$likasi
2enurut 6aslim :. :oetomenggolo dapat mengakibatkan B
a. Kerusakan sel otak
b. enurunan +E pada kejang demam yang berlangsung lama lebih dari 5
menit dan bersiat unilateralc. Kelumpuhan
d. 'pnea
e. *epresi pusat pernapasan
. elaksasi mental
g. Fpilepsi
%. Peme&iksaan Pen'njang Kejang Demam
1. Flektro encephalograt (FF4"
Antuk pemeriksaan ini dirasa kurang mempunyai nilai prognostik. FF4
abnormal tidak dapat digunakan untuk menduga kemungkinan terjadinya
epilepsi atau kejang demam yang berulang dikemudian hari. :aat ini
-
8/17/2019 LP kejang demam.docx
4/20
pemeriksaan FF4 tidak lagi dianjurkan untuk pasien kejang demam yang
sederhana. emeriksaan laboratorium rutin tidak dianjurkan dan dikerjakan
untuk mengeGaluasi sumber ineksi.
". emeriksaan cairan cerebrospinalal ini dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan adanya meningitis,
terutama pada pasien kejang demam yang pertama. ada bayi yang masih
kecil seringkali gejala meningitis tidak jelas sehingga harus dilakukan
lumbal pungsi pada bayi yang berumur kurang dari & bulan dan dianjurkan
untuk yang berumur kurang dari 8 bulan.
(. *arah
a. 4lukosa *arah B ipoglikemia merupakan predisposisi kejang () < #!!
mHIdl"b. >A)B eningkatan >A) mempunyai potensi kejang dan merupakan
indikasi nepro toksik akibat dari pemberian obat.
c. Flektrolit B K, )a
Ketidakseimbangan elektrolit merupakan predisposisi kejang
Kalium ( ) 3,8! ; 5,!! meHIdl "
)atrium ( ) 35 ; $$ meHIdl "
). Cairan Cerebo :pinal B 2endeteksi tekanan abnormal dari CC: tanda
ineksi, pendarahan penyebab kejang.
*. :kull ay BAntuk mengidentiikasi adanya proses desak ruang dan adanya
lesi
+. 6ansiluminasi B :uatu cara yang dikerjakan pada bayi dengan AA> masih
terbuka (di ba9ah # tahun" di kamar gelap dengan lampu khusus untuk
transiluminasi kepala.
,. Penaktalaksanaan Meis
1. engobatan
a. engobatan ase akut
bat yang paling cepat menghentikan kejang demam adalah dia?epam
yang diberikan melalui interaGena atau indra Gectal. *osis a9al B !,3; !,5
mgIkgIdosis +J (perlahan-lahan". >ila kejang belum berhenti dapat
diulang dengan dosis yang sama setelah #! menit.
b. 6urunkan panas
b. 'nti piretika B parasetamol I salisilat ! mgIkgIdosis.
c. Kompres air '2 I s
". 2encari dan mengobati penyebab
emeriksaan cairan serebro spiral dilakukan untuk menyingkirkan
kemungkinan meningitis, terutama pada pasien kejang demam yang
pertama, 9alaupun demikian kebanyakan dokter melakukan pungsi lumbal
-
8/17/2019 LP kejang demam.docx
5/20
hanya pada kasus yang dicurigai sebagai meningitis, misalnya bila aga
gejala meningitis atau bila kejang demam berlangsung lama.
(. engobatan proilaksis
engobatan ini ada dalam cara B proilaksis intermitten I saat demam dan
proilaksis terus menerus dengan antikanulsa setiap hari. Antuk proilaksis
intermitten diberikan dia?epim secara oral dengan dosis !,3 ; !,5
mgIhg>>Ihari.
). enanganan sporti
a. >ebaskan jalan napas
b. >eri ?at asam
c. aga keseimbangan cairan dan elektrolit
. ertahankan tekanan darah
*. encegahan
a. encegahan berkala (intermitten" untuk kejang demam sederhana. >eri
dia?epam dan antipiretika pada penyakit-penyakit yang disertai demam.
b. encegahan kontinu untuk kejang demam komplikata
*apat digunakan B
1ero barbital B 5- mgIkgI#$ jam dibagi 3 dosis
1enitorri B #-8 mgIkgI#$ jam dibagi #-3 dosis
Klona?epam B (indikasi khusus"
I. P&ognosis
isiko cacat akibat komplikasi kejang demam tidak pernah dilaporkan.
erkembangan mental dan neurologis umumnya tetap normal pada pasien yang
sebelumnya normal. 'da penelitian retrospekti yang melaporkan kelainan
neurologis pada sebagian kecil kasus, biasanya terjadi pada kasus dengan
kejang lama atau kejang berulang. Kematian akibat kejang demam tidak pernah
dilaporkan.
-
8/17/2019 LP kejang demam.docx
6/20
BAB II
KONSEP KEPERA-AAN
A. Pengkajian Ke$e&a/atan
1. 'namnesa
". 'ktiGitas atau +stirahat
a. Keletihan, kelemahan umum
Keterbatasan dalam beraktiGitas, bekerja, dan lain-lain
b. :irkulasi
+ktal B ipertensi, peningkatan nadi sinosis
osiktal B 6anda-tanda Gital normal atau depresi dengan penurunan nadi
dan pernaasan
c. +ntergritas Fgo
:tressor eksternal atau internal yang berhubungan dengan keadaan dan
atau penanganan
eka rangsangan B pernaasan tidak ada harapan atau tidak berdaya
erubahan dalam berhubungan
. Fliminasi
10 +nkontinensia epirodik
"0 2akanan atau cairan
(0 :ensitiGitas terhadap makanan, mual atau muntah yang berhubungan
dengan aktiGitas kejang
e. )eurosensori10 i9ayat sakit kepala, aktiGitas kejang berulang, pinsan, pusing
ri9ayat trauma kepala, anoreksia, dan ineksi serebal
"0 'danya area (rasangan Gisual, auditoris, area halusinasi"
(0 osiktal B Kelamaan, nyeri otot, area paratise atau paralisis
f. Kenyamanan
:akit kepala, nyeri otot, (punggung pada periode posiktal"
)yeri abnormal proksimal selama ase iktal
g. ernaasan
10 1ase iktal B 4igi menyetup, sinosis, pernaasan menurun cepat
peningkatan sekresi mulus"0 1ase posektal B 'pnea
!. Keamanan
10 i9ayat terjatuh
"0 'danya alergi
i. +nteraksi :osial
2asalah dalam hubungan interpersonal dalam keluarga lingkungan
sosialnya
3. emeriksaan 1isik
a. 'ktiGitas
" erubahan tonus otot atau kekuatan otot
-
8/17/2019 LP kejang demam.docx
7/20
#" 4erakan inGolanter atau kontraksi otot atau sekelompok otot
b. +ntegritas Fgo
elebaran rentang respon emosional
c. Fleminasi
+ktal B penurunan tekanan kandung kemih dan tonus spinter osiktal B otot relaksasi yang mengakibatkan inkonmesia
d. 2akanan atau cairan
Kerusakan jaringan lunak (cedera selama kejang"
yperplasia ginginal
e. )eurosensori (karakteristik kejang"
" 1ase prodomal B 'danya perubahan pada reaksi emosi atau respon
eektiitas yang tidak menentu yang mengarah pada ase area.
#" Kejang umum
6onik ; klonik B kekakuan dan postur menjejak, mengenag
peningkatan keadaan, pupil dilatasi, inkontineusia urine3" 1osiktal B pasien tertidur selama 3! menit sampai beberapa jam, lemah
kalau mental dan anesia
$" 'bsen (patitmal" B periode gangguan kesadaran dan atau makanan
5" Kejang parsial
aksomia atau motorik okal B sering didahului dengan aura, berakhir
5 menit tdak ada penurunan kesadaran gerakan ersiat konGulsi
. Kenyamanan
:ikap atau tingkah laku yang berhati-hati
erubahan pada tonus otot
6ingkah laku distraksi atau gelisah
$. Keamanan
6rauma pada jaringan lunak
enurunan kekuatan atau tonus otot secara menyeluruh
B. Diagnosa Ke$e&a/atan
1. yperthermia berhubungan dengan proses ineksi.
". esiko aspirasi b.d aku-mulasi sekret, muntah, penurunan kesadaran
(. isiko injuri I cedera b.d. adanya kejang, hipoksia jaringan
). erusi jaringan serebral tak eekti b.d. hipoGolemia, gangguan aliran Gena
dan arteri.*. Kecemasan (orang tua, anak" b.d. ancaman perubahan status kese-hatan,
krisis situasional
-
8/17/2019 LP kejang demam.docx
8/20
-
8/17/2019 LP kejang demam.docx
9/20
C. Inte&ensi Ke$e&a/atan
No Diagnosa Ke$e&a/atan 'j'an Dan K&ite&ia ,asilInte&ensi
Ke$e&a/atan
ipertermia
*einisi B suhu tubuh naik diatas
rentang normal
>atasan KarakteristikB
- Kenaikan suhu tubuh diatas
rentang normal
- :erangan atau konGulsi (kejang"
- Kulit kemerahan
- ertambahan
- 6akikardi
- :aat disentuh tangan terasa hangat
1aktor aktor yang berhubungan B
- penyakitI trauma
- peningkatan metabolisme
- aktiGitas yang berlebih
- pengaruh medikasiIanastesi- ketidakmampuanIpenurunan
kemampuan untuk berkeringat
- terpapar dilingkungan panas
NOC2
- 6hermoregulation
K&ite&ia ,asil 2
- :uhu tubuh dalam rentang
normal- )adi dan dalam rentang
normal
- 6idak ada perubahan 9arna
kulit dan tidak ada pusing,
merasa nyaman
NIC 2
#ee& &eatment
- 2onitor suhu sesering mungkin
- 2onitor +0/
- 2onitor 9arna dan suhu kulit- 2onitor tekanan darah, nadi dan
- 2onitor penurunan tingkat kesadaran
- 2onitor 0>C, b, dan ct
- 2onitor intake dan output
- >erikan anti piretik
- >erikan pengobatan untuk mengatasi penyebab
demam
- :elimuti pasien
- /akukan tapid sponge
- >erikan cairan intraGena
- Kompres pasien pada lipat paha dan aksila
- 6ingkatkan sirkulasi udara
- >erikan pengobatan untuk mencegah terjadinya
menggigil
em$e&at'&e &eg'lation
- 2onitor suhu minimal tiap # jam
- encanakan monitoring suhu secara kontinyu
- 2onitor 6*, nadi, dan
-
8/17/2019 LP kejang demam.docx
10/20
- dehidrasi
- pakaian yang tidak tepat
- 2onitor 9arna dan suhu kulit
- 2onitor tanda-tanda hipertermi dan hipotermi
- 6ingkatkan intake cairan dan nutrisi
- :elimuti pasien untuk mencegah hilangnya
kehangatan tubuh
- 'jarkan pada pasien cara mencegah keletihan
akibat panas
- *iskusikan tentang pentingnya pengaturan suhu
dan kemungkinan eek negati dari kedinginan- >eritahukan tentang indikasi terjadinya keletihan
dan penanganan emergency yang diperlukan
- 'jarkan indikasi dari hipotermi dan penanganan
yang diperlukan
- >erikan anti piretik jika perlu
3ital sign Monito&ing
- 2onitor 6*, nadi, suhu, dan
- Catat adanya luktuasi tekanan darah
- 2onitor J: saat pasien berbaring, duduk, atau
berdiri
- 'uskultasi 6* pada kedua lengan dan bandingkan
- 2onitor 6*, nadi, , sebelum, selama, dan
setelah aktiGitas
- 2onitor kualitas dari nadi- 2onitor rekuensi dan irama pernapasan
- 2onitor suara paru
- 2onitor pola pernapasan abnormal
- 2onitor suhu, 9arna, dan kelembaban kulit
-
8/17/2019 LP kejang demam.docx
11/20
- 2onitor sianosis perier
- 2onitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang
melebar, bradikardi, peningkatan sistolik
- +dentiikasi penyebab dari perubahan Gital sign
# esiko aspirasi b.d aku-mulasi
sekret, muntah, penurunan
kesadaran
#akto& Resiko 2
- enurunan relek ba-tuk dan gag
relek )gt
- enurunan kesadaran
- 4angguan menelan
- roduksi secret meningkat
- *ispneu
:etelah dilakukan tindakan
kepera9atan selama L M #$
jam klien tidak mengalami
aspirasi, dengan kriteriaB
Res$i&ato&4 stat's 2
entilation
- espirasi dalam rentang normal- itme dalam batas normal- Fkspansi dada simetris- 6idak ada sputum- 6idak ada penggunaan otot-otot
tambahan
- 6idak ada retraksi dada- 6idak ditemukan dispneu- *ispneu saat aktiGitas tidak
ditemukan
- )apas pendek-pendek tidak
ditemukan
- 6idak ditemukan taktil remitus- 6idak ditemukan suara napas
tambahan
Res$i&ato&4 stat's2
Memonito& Res$i&asi
- 2onitor rata-rata, ritme, kedalaman, dan usaha
napas
- Catat gerakan dada apakah simetris, ada
penggunaan otot tambahan, dan retraksi- 2onitor cro9ing, suara ngorok - 2onitor pola napas B bradipneu, takipneu,
kusmaull, apnue- *engarkan suara napas B catat area yang
Gentilasinya menurun I tidak ada dan catat adanya
suara tambahan
- KIp suction dengan mendengarkan suara ronkhi
atau krakles
- 2onitor peningkatan gelisah, cemas, air hunger - 2onitor kemampuan klien untuk batuk eekti - Catat karakteristik dan durasi batuk - 2onitor secret di saluran napas- 2onitor adanya krepitasi
- 2onitor hasil roentgen thorak - >ebaskan jalan napas dengan chin lit atau ja9
thrust bila perlu- esusitasi bila perlu- >erikan terapi pengobatan sesuai adGis (oral,
-
8/17/2019 LP kejang demam.docx
12/20
- :tatus mental dalam batas
normal
- >ernapas dengan mudah- 4elisah tidak ditemukan- 6idak ada sianosis- 6idak ada somnolent
injeksi, atau terapi inhalasi"
Membe&si!kan 5alan Nafas
- astikan kebutuhan suctioning- 'uskultasi suara napas sebelum dan sesudah
suctioning
- +normasikan pada klien dan keluarga tentang
suctioning
- 2eminta klien napas dalam sebelum suctioning
- >erikan oksigen dengan kanul nasal untuk memasilitasi suctioning na-sotrakheal
- 4unakan alat yang steril setiap melakukan tindakan- 'njurkan klien napas dalam dan istirahat setelah
kateter dikeluarkan dari nasotrakheal
- 2onitor status oksigen pasien- entikan suction apabila klien me-nunjukkan
bradikardi
Manajemen 5alan Nafas
- >uka jalan napas, gunakan teknik chin lit atau ja9
thrust bila perlu
- osisikan klien untuk memaksi-malkan Gentilasi- +dentiikasi pasien perlunya pema-sangan jalan
napas buatan
- asang mayo bila perlu- /akukan isioterapi dada bila perlu- Keluarkan secret dengan batuk atau suction- 'uskultasi suara napas , catat adanya suara naas
-
8/17/2019 LP kejang demam.docx
13/20
tambahan
- Kolaborasi pemberian bronkodilator bila perlu- 2onitor respirasi dan status oksigen
Mencega! As$i&asi
- 2onitor tingkat kesadaran, relek batuk, gag relek
dan kemampuan menelan.
- 2onitor status paru-paru- ertahankan air9ay
- 'lat suction siap pakai, tempatkan disamping bed,dan suction sebelum makan
- >eri makanan dalam jumlah kecil- asang )46 bila perlu- Cek posisi )46 sebelum memberikan makan- Cek residu sebelum memberikan makan- indari pemberian makanan jika residu banyak - /ibatkan keluarga selama pemberian makan- otong makanan menjadi kecil-kecil- 2intakan obat dalam bentuk sirup- uyer pil sebelum diberikan- aga posisi kepala klien eleGasi 3!-$!N selama dan
setelah pemberian makan- 'njurkan atau atur posisi klien semi o9ler atau
o9ler ketika makan- Kolaborasi pemberian per sonde atau drip eeding- Cek apakah makanan mudah di telan
Mengat'& $osisi
- 2iringkan kepala bila kejang untuk mencegah
-
8/17/2019 LP kejang demam.docx
14/20
aspirasi ludah atau muntahan
3 isiko injuri I cedera b.d. adanya
kejang, hipoksia jaringan
:etelah dilakukan tindakan
kepera9atan selama L O #$
jam tidak terjadi cidera, dengan
criteria B
Stat's Ne'&ologist
- 1ungsi neurologiB sadar, kontrol
gerakan pusat, ungsi motorik
atau sensorik otak dalam batas
yang diharapkan.
- *apat berkomunikasi
- Akuran pupil dalam batas
normal
- upil reakti
- ola gerakan mata
- 6ak ada kejang
- 6ak ada sakit kepala
- ola naas dalam batas normal.
- ola istirahat tidur ter-cukupi
Kont&ol Resiko
- 2engakui adanya risiko
- 2onitor aktor risiko
lingkungan.
- 2engembangkan strategi
kontrol risiko yang eekti.
- 2enghindari eksposur yang
Manajemen 6ingk'ngan
- *iskusikan tentang upaya-upaya mencegah cedera,
seperti lingkungan yang aman untuk klien,
menghindarkan lingkungan yang berbahaya
(misalnya memindahkan perabotan"
- 2emasang pengaman tempat tidur - 2emberikan penerangan yang cukup
- 2enganjurkan keluarga untuk menemani klien- 2emindahkan barang-barang yang dapat
membahayakan
- >ersama tim kesehatan lain, berikan penjelasan
pada klien dan keluarga adanya perubahan status
kesehatan
Manajemen kejang
- 6unjukkan gerakan yang dapat mencegah
injuryIcidera.
- 2onitor hubungan antara kepala dan mata selama
kejang.
- /onggarkan pakaian klien- 6emani klien selama kejang
2engatur air9ay
- >erikan oksigen bila perlu- >erikan terapi iG line bila perlu- 2onitor status neurology- 2onitor Gital sign
-
8/17/2019 LP kejang demam.docx
15/20
mengancam kese-hatan.
- 2engenali perubahan status
kesehatan
- rientasikan kembali klien setelah kejang- /aporkan lamanya kejang- /aporkan karakteristik kejangB bagian tubuh yang
terlibat, aktiGitas motorik, dan pening-katan
kejang.
- *okumentasikan inormasi tentang kejang- Kelola medikasi (kolaborasi"- Kelola anti kejang (kolaborasi" bila diperlukan.
- 2onitor tingkat obat antiepilepsi, bila perlu- 2onitor lama periode postictal dan karak-
teristiknya
Pencega!an kejang
- :ediakan tempat tidur yang bisa diatur rendah-
tinggi, bila perlu.
- 6emani klien selama melakukan aktiGitas diluar
rumah sakit, bila perlu- 2onitor regimen terapi- 2onitor pemenuhan medikasi antiepilepsi.- +nstruksikan keluarga I orang terdekat untuk
melaporkan medikasi dan aktiGitas kejang yang
terjadi.
- 'jarkan pada klien tentang medikasi dan eek
sampingnya.- 2onitor tingkat obat antiepilepsi, bila perlu- :ediakan suction, ambubag, nasopharyngeal air9ay
disamping tempat tidur.
-
8/17/2019 LP kejang demam.docx
16/20
- asang side rail tempat tidur.- 'jarkan orang tua untuk mengenali aktor pemicu.
$ erusi jaringan serebral tak
eekti b.d. hipoGolemia, gangguan
aliran Gena dan arteri.
:etelah dilakukan tindakan
kepera9atan selama L O #$
jam perusi jaringan serebral
eekti, dengan criteriaB
Pe&f'si ja&ingan ce&eb&al
- 1ungsi neurology- 6ekanan intrakranial dalam
batas normal
- 6ak ada sakit kepala- 6ak ada bunyi bruit carotis- 6ak gelisah- 6ak ada agitasi- 6ak ada muntah- 6ak ada sinkope
Stat's ne'&olog4 2 kesaa&an
- 2embuka mata terhadap
stimulasi eksternal
- rientasi cogniti- Komunikasi sesuai situasi- 2ematuhi perintah- >erespon (gerak" terhadap
Peningkatan $e&f'si ce&eb&al 2
- 2engkonsultasikan dengan dokter untuk
menentukan parameter hemodinamik (Golume
perusi darah, nadi, respirasi, kesadaran,
perdarahan", dan mengelola parameter tersebut
dalam batas normal
- KelolaIkolaborasi obat Gasoakti, untuk mengatur
hemodinamik
- 2onitor prothrombin, partial thromboplastin.- 'tur serum glukosa dalam batas normal- aga hematokrit pada rentang 33% untuk terapi
hemodilusi hiperGolemia.- 2onitor tanda perdarahan, status neurologi-
kesadaran- 2onitor tanda oGerload cairan.- 2onitor intake dan output
Monito&ing Ne'&ologik 2
- 2onitor ukuran pupil, bentuk, kesimetrisan, dan
reaktiGitas.
- 2onitor tingkat kesadaran- 2onitor tingkat orientasi
-
8/17/2019 LP kejang demam.docx
17/20
stimulus yang berbahaya
(nyeri".
- 2engikuti terhadap stimulus
dari lingkungan- 6ak ada kejang
- 2onitor C:- 2onitor memori saat ini, rentang perhatian, memori
masa lalu, mood, perasaanIemosi, tingkah laku.
- 2onitor Gital sign suhu, tekanan darah, nadi,
respirasi.
- 2onitor status respirasi (kedalaman, pola, usaha
untuk bernaas"
- 2onitor releks kornea
- 2onitor releks batuk dan releks muntah- 2onitor tonus otot, gerakan motorik.- 2onitor adanya tremor - 2onitor gangguan GisualB diplopia, nistagmus,
pemendekan lapang pandang, aktiGitas Gisual
- 2onitor karakteristik bicaraB lancar, aphasia,
kesulitan menemukan kata-kata.- 2onitor respon terhadap stimulusB Gerbal, taktil,
stimulus berbahaya.
- 2onitor adanya parestesia- 2onitor releks babinski, respon cushing
5 Kecemasan (orang tua, anak" b.d.
ancaman perubahan status kese-
hatan, krisis situasional
*einisi B
erasaan gelisah yang tak jelas
NOC 2
- 'nMiety control
- Coping- +mpulse control
K&ite&ia ,asil 2
- Klien dan keluarga mampu
NIC 2
An7iet4 Re'ction 8$en'&'nan kecemasan0
94unakan pendekatan yang menenangkan9 )yatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku
pasien
9elaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan
-
8/17/2019 LP kejang demam.docx
18/20
dari ketidaknyamanan atau
ketakutan yang disertai respon
autonom (sumner tidak spesiik
atau tidak diketahui oleh
indiGidu"= perasaan keprihatinan
disebabkan dari antisipasi
terhadap bahaya. :inyal ini
merupakan peringatan adanyaancaman yang akan datang dan
memungkinkan indiGidu untuk
mengambil langkah untuk
menyetujui terhadap tindakan
*itandai dengan
- 4elisah
- +nsomnia
- esah
- Ketakutan
- :edih
- 1okus pada diri
- Kekha9atiran
- Cemas
mengidentiikasi dan
mengungkapkan gejala cemas
- 2engidentiikasi,
mengungkapkan dan
menunjukkan tehnik untuk
mengontol cemas
- Jital sign dalam batas normal
- ostur tubuh, ekspresi 9ajah,
bahasa tubuh dan tingkat
aktiGitas menunjukkan
berkurangnya kecemasan
selama prosedur
9ahami prespekti pasien terhdap situasi stres
96emani pasien untuk memberikan keamanan dan
mengurangi takut
9>erikan inormasi aktual mengenai diagnosis,
tindakan prognosis
9*orong keluarga untuk menemani anak
9/akukan back I neck rub
9*engarkan dengan penuh perhatian9 +dentiikasi tingkat kecemasan
9>antu pasien mengenal situasi yang menimbulkan
kecemasan
9*orong pasien untuk mengungkapkan perasaan,
ketakutan, persepsi
9 +nstruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi
9>arikan obat untuk mengurangi kecemasan
-
8/17/2019 LP kejang demam.docx
19/20
DA#AR P:SAKA
'ri 2ansjoer dkk, Kapita :elekta Kedokteran, 2edia 'esculapius 1KA+ akarta,
#!!!
ohnson, 2., 2aas, 2., #!!!. Nursing Outcome Classification (NOC) 2nd ed.
2osby, +nc. :t. /ouis, 2issouri.
2cCloskey, ., >ulechek, 4., #!!!. Nursing nter!entions Classification (NC)"
#t$ ed. 2osby, +nc. :t. /ouis, 2issouri.
)anda. #!!5. Nursing %iagnosis& %efinition and Classification 2''2''* . )anda
+nternational. hiladelphia.
usponegoro dkk. #!!&. Konsensus enatalaksanaan Kejang *emam. AKK )eurologi +*'+ C*K &5IGol.35 no.&I:eptember - ktober #!!8
-
8/17/2019 LP kejang demam.docx
20/20
Penurunan kesadaran
Resiko tinggi cedra
KEJANG
Pola nafas tidak efektif
Kekakuan otot pernafas
Spasme Bronkus
Merangsang hipotalamus untuk meningkatkan suhu tuuh
Spasme otot ekstermitas
!oksik "trauma Pen#akit infeksi ekstracranial dll
Pengeluaran mediator kimia epinefrin dan prostaglandin
$%PER!ERM%
Merangsang perpindah ion K& dan ion N& secara cepat dari luar sel menu'u ke dalam sel
Merangsang peningkatan potensi aksi pada neuron
Meningkatkan fase depolarisasi neuron dengan cepat
Patofisiologi Pen4im$angan KDM