LP Kebutuhan Rasa Aman

26
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA AMAN A. Pengertian Keamanan adalah suatu keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi. Lingkungan pelayanan kesehatan dan komunitas yang aman merupakan hal penting untuk kelangsungan hidup klien. Perawat harus mengkaji bahaya yang mengancam keamanan dan lingkunagn selanjutnya melakukan intervensi. Kemampuan individu untuk melindungi dirinya sendiri dari cedera dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti usia dan perkembangan, gaya hidup, mobilitas dan status kesehatan, perubahan sensori-persepsi, kesadaran kognitif, status psikososial, kemampuan komunikasi, kesadaran terhadap keamanan, dan faktor lingkungan. Perawat harus mengkaji setiap faktor ini saat mereka menyusun rencana asuhan keperawatan atau memberi penyuluhan kepada klien mengenai cara melindungi dirinya sendiri. 1) Usia dan Perkembangan Individu belajar melindungi diri mereka sendiri dari berbagai cedera melalui pengetahuan dan pengkajian yang akurat terhadap lingkungan. Anak-anak yang berjalan kaki ke sekolah belajar untuk berhenti sebelum

description

aman

Transcript of LP Kebutuhan Rasa Aman

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN RASA AMAN

A. Pengertian

Keamanan adalah suatu keadaan bebas dari cedera fisik dan psikologis merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi. Lingkungan pelayanan kesehatan dan komunitas yang aman merupakan hal penting untuk kelangsungan hidup klien. Perawat harus mengkaji bahaya yang mengancam keamanan dan lingkunagn selanjutnya melakukan intervensi.

Kemampuan individu untuk melindungi dirinya sendiri dari cedera dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti usia dan perkembangan, gaya hidup, mobilitas dan status kesehatan, perubahan sensori-persepsi, kesadaran kognitif, status psikososial, kemampuan komunikasi, kesadaran terhadap keamanan, dan faktor lingkungan. Perawat harus mengkaji setiap faktor ini saat mereka menyusun rencana asuhan keperawatan atau memberi penyuluhan kepada klien mengenai cara melindungi dirinya sendiri.

1) Usia dan Perkembangan

Individu belajar melindungi diri mereka sendiri dari berbagai cedera melalui pengetahuan dan pengkajian yang akurat terhadap lingkungan. Anak-anak yang berjalan kaki ke sekolah belajar untuk berhenti sebelum menyebrang jalan dan menunggu kendaraan yang akan melintas. Mereka juga belajar untuk tidak menyentuh kompor yang panas. Bagi individu yang sangat muda, sangat penting untuk belajar mengenai lngkungan di sekitar mereka. Anak-anak yang hanya dapat belajar mengenai hal-hal dalam lingkungan yang mungkin berbahaya bagi mereka lewat pengetahuan dan pengalaman. Individu lanjut usia mungkin mengalami hambatan pergerakan dan mengalami penurunan ketajaman sensori sehingga berisiko terhadap cedera.

2) Gaya Hidup

Faktor gaya hidup yang membuat individu berisiko terhadap cedera adalah lingkungan kerja yang tidak aman, tinggal di lingkungan rawan kejahatan, kemudahan memiliki senjata dan amunisi, pendapatan yang kurang memadai untuk membeli perlengkapan keselamatan atau memiliki perbaikan alat tertentu dan kemudahan untuk mendapatkan obat terlarang, yang juga dapat terkontaminasi oleh zat aditif yang berbahaya. Perilaku berisiko merupakan salah satu faktor dalam beberapa kecelakaan.

3) Mobilitas dan Status Kesehatan

Individu yang mengalami hambatan mobilitas akibat paralisis, kelemahan otot, dan keseimbangan atau koordinasi yang buruk sangat rentan terhadap cedera. Klien yang mengalami cedera korda spinal dan paralisis pada kedua kakinya, mungkin tidak mampu bergerak kendati merasa tidak nyaman. Klien hemiplegi atau klien yang terpasang gips pada tungkai sering kali memiliki keseimbangan yang buruk dan mudah jatuh. Klien yang lemah akibat penyakit atau pembedahan tidak selalu sadar penuh terhadap kondisi mereka.

4) Perubahan Sensori-Persepsi

Persepsi sensori yang akurat terhadap stimulus lingkungan sangat penting terhadap keamanan. Individu yang mengalami gangguan persepsi peraba, pendengar, perasa, pencium, dan penglihatan sangat rentan terhadap cedera. Individu yang tidak melihat dengan baik akan terpeleset mainan atau tidak melihat kabel listrik. Individu yang tuli mungkin tidak mendengar klakson di jalan, dan individu yang mengalami gangguan indra pencium mungkin tidak mencium bau masakan yang gosong atau aroma belerang dari kebocoran gas.

5) Kesadaran Kognitif

Kesadaran merupakan kemampuan untuk merasakan stimulus lingkungan dan reaksi tubuh serta untuk berespons secara tepat lewat proses pikir dan tindakan. Klien yang mengalami gangguan kesadaran meliputi individu yang kurang tidur, individu tak sadar atau semi taksadar, individu yang disorientasi (individu yang tidak tahu darimana mereka berada atau apa yang harus mereka lakukan untuk menolong diri merea sendiri). Individu yang merasakan stimulus yang tidak ada, dan individu yang mengalami hambatan penilalian akibat proses penyakit atau pengobatan, seperti narkotik, hipnotik, obat penenang, dan sedative. Klien yang sedikit bingung mungkin sementara lupa di mana mereka berada, mempertanyakan di mana letak kamar mereka, salah mengenali barang milik pribadi dan lain sebagainya.

6) Status Emosi

Status emosi yang ekstrem dapat mengganggu kemampuan untuk merasakan bahaya yang terdapat dalam lingkungan. Situasi yang penuh tekanan dapat menurunkan tingkat konsentrasi individu, menyebabkan kesalahan penilaian, dan penurunan kesadaran terhadap stimulus eksternal. Individu yang mengalami depresi dapat berpikir dan dan bereaksi terhadap stimulus lingkungan lebih lambat daripada biasanya.

7) Kemampuan Komunikasi

Individu yang mengalami hambatan kemampuan untuk menenrima dan menyampaikan informasi termasuk klien afasia, individu dengan hambatan bahasa, dan mereka yang tidak dapat membaca juga berisiko terhadap cedera. Sebagai contoh, individu yang tidak dapat menerjemahkan tanda dilarang merokok-Oksigen sedang digunakan dapat menyebabkan ledakan dan kebakaran.

8) Kesadaran terhadap Keamanan

Informasi sangat penting terhadap keamanan. Klien yang berada di lingkungan asing sering kali membutuhkan informasi keamanan yang spesifik. Kurang pengetahuan mengenai peralatan asing, seperti tabung oksigen, slang intravena, dan bantal panas, dapat menimbulkan bahaya. Klien yang sehat harus mendapat pengetahuan mengenai keamanan air, keamanan dalam mobil, pencegahan kebakaran, cara mencegah ingesti zat yang berbahaya, dan beberapa tindakan pencegahan yang berhubungan dengan bahaya pada usia tertentu.

9) Faktor Lingkungan

Rumah yang aman adalah rumah yang memiliki lantai dan karpet yang terpasang dengan baik, permukaan bath-tub atau shower yang tidak licin alarm asap yang berfungsi dan dan terletak strategis, serta pengetahuan mengenai rute penyelamatan diri apabila terjadi kebakaran. Keamanan area luar rumah, seperti kolam renang harus terjaga dan terpelihara. Pencahayaan yang adekuat, baik di dalam maupun di luar, meminimalkan kemungkinan terjadinya kecelakaan.

Di tempat kerja, mesin, sabuk keselamatan kerja dan katrol, serta zat kimia dapat dapat menimbulkan bahaya. Kelemahan pekerja, polusi suara dan udara, atau bekerja di ketinggian atau di bawah tanah juga dapat menyebabkan bahaya okupasional. Lingkungan kerja perawat juga tidak aman. Personel layanan kesehatan perlu mempertahankan kesadaran akan risiko yang mungkin terjadi.

Cahaya lampu jalan yang adekuat, air yang aman dan pengaturan pembuangan sampah serta pengaturan sanitasi dalam pembelian dan pengolahan makanan mempengaruhi komnitas yang sehat dan bebas dari bahaya. Komunitas yang aman dan terlindungi harus berjuang untuk terbebas dari kebisingan, kejahatan, kemacetan lalu intas, rumah yang bobrok, atau anak sungai atau timbunan tanah yang tidak terlindungi. (Kozier, 2010: 58-60).

B. Tanda dan Gejala

1. Risiko cedera:

a. Faktor Risiko

Internal:

Profil darah yang tidak normal (mis. Leukositosis atau leukopenia)

Gangguan faktor pembekuan

Disfungsi biokimiawi (mis, disfungsi sensori)

Penurunan kadar hemoglobin

Usia perkembangan (fisiologis, psikososial)

Disfungsi efektor

Penyakit imun atau autoimun

Disfungsi integratif

Malnutrisi

Fisik (mis, kulit rusak, hambatan)

Psikologis (orientasi afektif)

Sel sabit

Talasemia

Trombositopenia

Hipoksia jaringan

Eksternal

Biologis:

Tingkat imunisasi komunitas

Mikroorganisme

Kimia

Obat-obatan (misalnya, agens farmasi, alkohol, kafein, nikotin, bahan pengawet, kosmetik dan pewarna)

Zat gizi (misalnya, vitamin dan jenis makanan)

Racun

Polutan

Fisik

Rancangan, struktur dan penataan komunitas, bangunan, atau peralatan

Jenis kendaraan atau transportasi

Individu atau penyedia layanan kesehatan (agens nosocomial; pola pengaturan staf, pola kognitif, afektif dan psikomotor)

2. risiko keracunan

faktor risiko

internal (individual)

kesulitan kognitif atau emosional

kurang tindakan kewaspadaan yang sesuai

kurang edukasi tentang keamanan atau obat

penglihatan menurun

mengungkapkan secara verbal tentang lingkungan kerja yang tanpa usaha perlindungan yang adekuat

eksternal (lingkungan)

ketersediaan obat-obat terlarang yang berpotensi terkontaminasi aditif beracun

produk berbahaya yang ditempatkan atau disimpan dalam jangkauan anak dan dalam jangkauan orang yang bingung

[Kondisi finansial yang tidak mencukupi]

banyaknya suplai obat-obatan di rumah

tempat penyimpanan obat di tempat yang tidak terkunci dan dapat diakses oleh anak-anak atau oleh orang yang bingung

3. risiko asfiksia

faktor risiko

eksternal

membuang kulkan tanpa melepas pintunya

melahap makanan berukuran besar ke dalam mulut penuh

menggantung dot di sekita mulut bayi

kebocoran gas di rumah

memasukkan benda berukuran kecil ke dalam jalan napas

meninggalkan anak tanpa pengawasan saat berada di dalam air

tali jemuran yang dipasang rendah

bantal yang diletakkan di dalam ranjang bayi

bermain dengan kantong plastik

botol susu yang diletakkan di atas ranjang bayi

merokok di tempat tidur

pemanas yang berbahan bakar

memanaskan kendaraan di dalam garasi tertutup

internal

kesulitan kognitif

proses penyakit

gangguan emosi

proses cedera

kurangnya pendidikan tentang keselamatan

kurangnya kewaspadaan keamanan/keselamatan

penurunan kemampuan motorik

penurunan sensasi penciuman

4. risiko trauma

faktor risiko

eksternal

aksesibilitas senjata

mandi dengan air yang sangat panas (mis, anak kecil mandi tanpa pengawasan)

kurang peralatan antislip di kamar mandi

anak bermain dengan objek yang berbahaya

tidak ada pintu pada bagian atap tangga

saat mengendarai mobil, anak diletakkan di bangku depan mobil

kontak dengan zat korosif

kontak dengan suhu dingin yang intens

kontak dengan alat/mesin yang bergerak sangat cepat

alat rumah tangga yang rusak

kompor gas yang rusak

mengendarai kendaraan yang secara mekanik tidak aman

mengendarai dengan kecepatan tinggi

mengendarai ketika mabuk

mengendarai tanpa alat bantu penglihatan yang diperlukan

memasuki ruangan tanpa pencahayaan/gelap

melakukan percobaan dengan zat kimia

terpajan mesin yang membahayakan

salah memasang kabel listrik

pakaian anak yang mudah terbakar

mainan anak yang mudah terbakar

kabel listrik yang menjuntai

sisa minyak yang terakumulasi di kompor

kaki tempat tidur yang tinggi

lingkunga yang tingkat kriminalitasnya tinggi

mekanisme bantuan via telepon yang tidak tepat untuk klien tirah baring

pagar tangga yang tidak adekuat

bahan yang mudah terbakar yang disimpan secara tidak adekuat, (mis, korek api, karpet minyak)

zat korosif yang disimpan secara tidak adekuat (mis, larutan alkali)

pisau yang disimpan tanpa sarung

kurang perlindungan dari sumber panas

bekuan es yang besar yang tergantung di atap

penyalahgunaan tutup kepala yang diperlukan

penyalahgunaan sabuk keselamatan

tidak menggunakan sabuk keselamatan

jalanan yang terhalang

pemajanan berlebihan terhadap radiasi

stopkontak listrik yang kelebihan beban

sekring yang kelebihan muatan

jarak fisik yang berdekatan dengan jalur kendaraan (mis, jalan mobil, jalan kecil, jalan rumah yang dekat dengan jalur kereta api)

bermain dengan zat yang mudah meledak

pegangan panci yang menghadap bagian depan kompor

kebocoran gas yang berpotensi terbakar

lantai licin karena basah dan sangat licin

merokok di tempat tidur

merokok di dekat tabung oksigen

sabuk keselamatan yang sulit dipasang

kabel listrik yang terkelupas

karpet yang terlipat

jalan yang tidak aman

jalan untuk pejalan kaki yang tidak aman

pelindung/terali jendela di rumah yang tidak aman untuk anak

menggunakan piring yang retak

penggunaan kursi yang tidak aman

penggunaan tangga yang tidak kuat

pemakaian baju yang melambai di sekitar api

tidak tersedia alat antislip di shower

internal

kesulitan keseimbangan

keulitan kognitif

kesulitan emosional

riwayat trauma sebelumnya

ketidakcukupan finansial

kurang pendidikan tentang keselamatan/keamanan

kurang kewaspadaan keamanan/keselamatan

penglihatan yang buruk

penurunan koordinasi mata dan tangan

penurunan koordinasi otot

penurunan sensasi

kelemahan

5. Gangguan proses pikir

Batasan karakteristik

Subjektif

Ketidaksesuaian kognitif

Ketidakakuratan interpretasi lingkungan

Ketidaksesuaian pemikiran

Objektif

Mudah distraksi

Egosentris

Terlampau atau kurang waspada

Defisit atau masalah memori

6. Perubahan manajemen pemeliharaan rumah

Batasan karakteristik

Subjektif

Anggota keluarga menjelaskan utang yang belum dilunasi atau krisis keuangan

Anggota keluarga mengungkapkan kesulitan dalam mempertahankan penataan yang nyaman di rumah mereka

Anggota keluarga meminta bantuan untuk pemeliharaan rumah

Objektif

[Menumpuknya kotoran, sisa makanan atau limbah]

Lingkungan sekitar tidak teratur atau kotor

Suhu di rumah yang tidak tepat

Kekurangan peralatan yang diperlukan

Bau yang menyengat

Anggota keluarga bekerja terlalu berat (misalnya keletihan dan cemas)

Adanya serangga atau hewan pengerat

Gangguan kebersihan atau infeksi berulang

Alat-alat masak, pakaian, linen yang belum dicuci atau tidak tersedia

7. Defisit pengetahuan

Batasan karakteristik

Subjektif

Mengungkapkan masalah secara verbal

Objektif

Tidak mengikuti instruksi yang diberikan secara akurat

Performa uji tidak akurat

Perilaku yang tidak sesuai atau terlalu berlebihan (sebagai contoh, histeris, bermusuhan, agitasi atau apatis)

8. Risiko perubahan suhu tubuh

Faktor risiko

Objektif

Perubahan laju metabolisme

Dehidrasi

Terpajan suhu lingkungan yang dingin, sejuk, hangat atau panas

Usia yang ekstrem

Kesakitan atau trauma yang memengaruhi pusat pengatur suhu

[Imaturasi system regulasi suhu bayi]

[Ketidakmampuan untuk berkeringat]

Inaktivitas

Pakaian yang tidak sesuai dengan suhu lingkungan

[Berat badan bayi yang rendah (neonatus)]

Pengobatan yang menyebabkan vasokonstriksi atau vasodilatasi

Sedasi

Aktivitas berlebihan

C. Patofisiologi

Infeksi saluran pernapasan

Peningkatan secret pada saluran penapasan

Berkurangnya mekanisme pembersihan silia

Tersumbatnya jalan napas

Ketidakefektifan jalan napas

D. Pemeriksaan Diagnostik

E. Penatalaksanaan Medis

F. Pengkajian Keperawatan

Pengkajian terhadap klien yang berisiko terhadap kecelakaan dan cedera meliputi:

1) Menentukan indikator penting dalam riwayat keperawatan dan pemeriksaan fisik

2) Menggunakan instrument pengkajian risiko yang dikembangkan secara khusus,

3) Mengevaluasi lingkungan rumah klien

I. Riwayat keperawatan dan pemeriksaan fisik

Riwayat keperawatan dan pemeriksaan fisik dapat mengungkap data penting mengenai praktik keamanan klien dan risiko klien terhadap cedera. Data yang perlu dikaji meliputi usia dan tingkat perkembangan; status kesehatan umum; status mobilitas; ada tidaknya gangguan fidiologis atau defisit persepsi, seperti pencium, penglihat, taktil, perasa atau gangguan sensori lainnya; gangguan proses pikir atau gangguan kognitif lain atau gangguan kecakapan emosi; penyalahgunaan zat; semua indikasi penganiayaan atau pengabaian; serta riwayat kecelakaan dan cedera. Riwayat mengenai keamanan juga harus meliputi kesadaran klien terhadap bahaya, pengetahuan mengenai tindakan kewaspadaan keamanan di rumah dan di tempat kerja, dan semua persepsi ancaman terhadap keamanan.

II. Instrumen pengkajian risiko

Instrumen pengkajian risiko juga tersedia untuk menentukan klien yang berisiko terhadap beberapa cedera tertentu, seperti jatuh, atau untuk pengkajian umum yang penting untuk menjaga klien tetap aman di rumah mereka dan di tatanan layanan kesehatan. Pada umumnya, instrument pengkajian ini dapat mengarahkan perawat untuk mengkaji faktor yang memengaruhi keamanan yang telah didiskusikan sebelumnya. Instrument pengkajian tersebut merangkum data khusus yang terdapat dalam riwayat keperawatan dan pemeriksaan fisik klien.

III. Pengkajian Bahaya dalam Rumah

Bahaya dalam rumah merupakan penyebab utama jatuh, kebakaran, keracunan, sufokasi dan kecelakaan lain, misalnya akibat penggunaan peralatan dan perlengkapan rumah tangga serta alat masak yang tidak tepat. (Kozier, 2010: 60)

G. Diagnosis

a. Risiko cedera yang berhubungan dengan:

Perubahan mobilisasi

Penataan lingkungan fisik di rumah

b. Risiko keracunan yang berhubungan dengan:

Kontaminasi zat kimia pada makanan atau air

Penyimpanan obat-obatan yang mudah dijangkau oleh anak-anak

Penurunan penglihatan

c. Risiko asfiksia yang berhubungan dengan:

Penurunan kemampuan motoric

Bantal yang terletak di atas tempat tidur bayi

Ventilasi alat pemanas yang tidak tepat

d. Risiko trauma yang berhubungan dengan:

Kontak dengan udara dingin yang ekstrem

Obstruksi jalan nafas

e. Gangguan proses pikir yang berhubungan dengan:

Kehilangan memori

Kesulitan tidur

Efek samping obat

f. Perubahan manajemen pemeliharaan rumah yang berhubungan dengan:

Keuangan yang tidak memadai

Perubahan fungsi kognitif

g. Defisit pengetahuan yang berhubungan dengan:

Salah interpretasi informasi

Tidak terbiasa dengan tindakan pencegahan untuk anak-anak

h. Risiko perubahan suhu tubuh yang berhubungan dengan:

Paparan terhadap lingkungan panas atau dingin yang ekstrem

Mekanisme kontrol suhu tubuh yang tidak matang

H. Rencana Keperawatan

1) Risiko cedera

Peningkatan Komunikasi: gangguan pendengaran: membantu dalam menerima dan mempelajari metode alternative agar dapat hidup dengan penurunan kemampuan penengaran

Fasilitas komunikasi: gangguan penglihatan: membantu dalam menerima dan mempelajari metode alternative agar dapat hidup dengan penurunan kemampuan melihat

Pemantauan janin elektronik: intrapartum: mengevaluasi dengan alat elektronik respons denyut jantung janin terhadapkontraksi uterus selama asuhan intrapartum

Manajemen lingkungan: keamanan: memantau dan memanipulasi lingkungan fisik untuk memfasilitasi keamanan

Pencegahan jatuh: mempraktikan tindakan kewaspadaan khusus bersama pasien yang berisiko terhadap cedera akibat terjatuh

Edukasi kesehatan: mengembangkan dan memberikan bimbingan dan pengalaman belajar untuk memfasilitasi adaptasi secara sadar perilaku yang kondusif untuk kesehatan individu, keluarga, kelompok, komunitas.

Perawatan intrapartum: pelahiran risiko-tinggi: membantu kelahiran pervagina pada janin lebih dari satu atau janin kelainan letak

Induksi persalinan: menginisiasi atau mengaugmentasi persalinan dengan metode mekanis atau farmakologis.

2) Risiko keracunan

Manajemen lingkungan, keamanan: memantau dan memanipulasi lingkungan fisik untuk meningkatkan keamanan fisik

Edukasi kesehatan: mengembangkan dan memberikan bimbingan dan pengalaman belajar untuk memfasilitasi adaptasi secara sadar perilaku yang kondusif untuk kesehatan individu, keluarga, kelompok dan komunitas

Surveilans keamanan: mengumpulkan dan menganalisis informasi mengenai pasien dan lingkungan secara terarah dan kontinu untuk dimanfaatkan dalam meningkatkan dan memelihara keamanan pasien.

3) Risiko asfiksia

Manajemen jalan napas: memfasilitasi kepatenan jalan napas

Kewaspadaan aspirasi: mencegah atau meminimalkan faktor risiko pada pasien yang berisiko terhadap aspirasi

Manajemen asma: mengidentifikasi, menangani, dan mencegah reaksi terhadap radang atau konstriksi pada saluran napas

Pemantauan pernapasan: mengumpulkan dan menganalisis data pasien untuk memastikan kepatenan jalan napas dan keadekuatan pertukaran gas.

Penyuluhan keamanan bayi: menganjurkan tentang keamanan selama tahun pertama kehidupan

4) Risiko trauma

Manajemen lingkungan, keamanan: memantau dan memanipulasi lingkungan fisik untuk meningkatkan keamanan

Manajemen penekanan: meminimalkan penekanan terhadap bagian tubuh

Surveilans kulit: mengumpulkan dan menganalisis data pasien untuk mempertahankan kintegritas kulit serta membran mukosa

Penyuluhan: keamanan bayi: mengajarkan tentang keselamatan selama tahun pertama kehidupan

Penyuluhan: keamanan toddler: mengajarkan tentang keselamatan selama tahun kedua dan ketiga kehidupan

Promosi keamanan berkendara: membantu individu, keluarga dan komunitas untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap tindakan untuk mengurangi cedera kecelakaan kendaraan bermotor dan kendaraan tak bermotor

5) Gangguan Proses Pikir

Penurunan ansietas: meminimalkan ketakutan, kekhawatiran, firasat, atau ketidaknyamanan terkait perkiraan sumber bahaya yang tidak jelas.

Manajemen perilaku: overaktivitas/kurang perhatian: menyediakan lingkungan terapeutik yang secara aman mengakomodasi deficit perhatian pasien dan/atau overaktifitas pasien sambil meningkatkan fungsi optimal.

Promosi perfusi serebral: meningkatkan perfusi yang adekuat dan meminimalkan komplikasi pada pasien yang mengalamni atau berisiko mengalami ketidakadekuatan perfusi serebral

Restrukturisasi kognitif: menantang pasien untuk mengubah distorsi pola pikir dan memandang diri sendiri dan dunia secara lebih realistis

Stimulasi kognitif: meningkatkan kewaspadaan dan pemahaman terhadap lingkungan sekitar melalui penggunaan stimulus terencana

Dukungan pembuatan putusan: memberi informasi dari dukungan kepada pasien yang membuat keputusan terkait layanan kesehatan

Manajemen waham: meningkatkan kenyamanan, keamanan dan orientasi realitas pasien yang mengalami keyakinan yang salah dan kuat, yang mempunyai sedikit dasar atau sama sekali tidak berdasar pada realitas

Manajemen demensia: melakukan modifikasi lingkungan untuk pasien yang mengalami kondisi konfusi kronis

Manajemen lingkungan: keamanan: memantau dan memodifikasi lingkungan fisik untuk meningkatkan keamanan

Manajemen halusinasi: meningkatkan keamanan, kenyamanan, dan orientasi realitas pasien yang mengalami halusinasi

Pelatihan memori: memfasilitasi memori

Pemantauan neurologis: mengumpulkan dan menganalisis data pasien untuk mencegah atau meminimalkan komplikasi neurologis

Orientasi realitas: meningkatkan kesadaran pasien terhadap identitas personal, waktu, dan lingkungan

Peningkatan kesadaran diri: membantu pasien menggali dan memahami gagasan, perasaan, motivasi, dan perilaku mereka

Peningkatan harga diri: membantu pasien meningkatkan penilaian pribadi tentang harga diri

6) Perubahan manajemen pemeliharaan rumah

Manajemen lingkungan: keamanan: memantau dan memanipulasi lingkungan fisik untuk memfasilitasi keamanan

Promosi integritas keluarga: meningkatkan ikatan dan keutuhan keluarga

Promosi integritas keluarga: childbearing family: memfasilitasi pertumbuhan individu atau keluarga yang menambahkan kehadiran bayi ke dalam unit keluarga

Bantuan pemeliharaan rumah: membantu pasien dan keluarga untuk memelihara rumah sebagai tempat tinggal yang bersih, aman dan menyenangkan

Edukasi orang tua: remaja: membantu orang tua memahami dan membantu anak remaja mereka

Edukasi orang tua: childbearing family: membantu orang tua memahami dan meningkatkan tumbuh-kembang fisik, psikologis, dan sosial anak toddler, prasekolah, atau anak usia sekolah mereka.

Promosi menjadi orang tua: menyediakan layanan informasi bagaimana menjadi orang tua, bantuan, dan koordinasi yang komprehensif bagi keluarga yang berisiko tinggi

Identifikasi risiko: childbearing family: mengidentifikasi kecenderungan individu atau keluarga mengalami kesulitan dalam berperan menjadi orang tua dan memprioritaskan strategi untuk mencegah masalah peran menjadi orang tua

Peningkatan peran: membantu pasien, orang terdekat, atau keluarga untuk memperbaiki hubungan dengan mengklarifikasi dan menambahkan perilaku peran yang spesifik

7) Defisit pengetahuan

Edukasi kesehatan: mengembangkan dan memberikan bimbingan dan pengalaman belajar untuk memfasilitasi adaptasi secara sadar perilaku yang kondusif untuk kesehatan individu, keluarga, kelompok atau komunitas

Edukasi orang tua: remaja: membantu orang tua memahami dan membantu anak remaja mereka

Edukasi orang tua: childbearing family: membantu orang tua memahami dan meningkatkan tumbuh-kembang fisik, psikologis, dan sosial toddler, anak prasekolah, atau anak usia sekolah mereka

Edukasi orang tua: bayi: memberi instruksi mengenai pengasuhan dan perawatan fisik yang diperlukan selama tahun pertama usia anak

8) Risiko perubahan suhu tubuh

Perawatan bayi baru lahir: menatalaksana neonatus selama masa transisi ke kehidupan ekstrauteri dan periode stabilisasi selanjutnya

Regulasi suhu: mencapai atau mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal

Regulasi suhu: intraoperatif: mencapai atau mempertahankan suhu tubuh intraoperatif yang diharapkan

Pemantauan tanda vital: mengumpulkan dan menganalisis data kardiovaskular, pernapasan, dan suhu tubuh untuk menentukan dan mencegah komplikasi