pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac/Hubung… · kepala, berkeringat, palpitasi, kekakuan pada dada...

50
HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN KECEMASAN PADA SISWA KELAS XII SMU NEGERI 5 SURAKARTA YANG AKAN MENGHADAPI UJIAN NASIONAL SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran KIRANA MUSTIKASARI G 0007095 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 digilib.uns.ac.id pustaka.uns.ac.id commit to users

Transcript of pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac/Hubung… · kepala, berkeringat, palpitasi, kekakuan pada dada...

Page 1: pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac/Hubung… · kepala, berkeringat, palpitasi, kekakuan pada dada dan gangguan lambung ringan. Kumpulan ... perasaan tenang, aman sehingga rasa cemas

1

HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN KECEMASAN PADA SISWA

KELAS XII SMU NEGERI 5 SURAKARTA YANG AKAN

MENGHADAPI UJIAN NASIONAL

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

KIRANA MUSTIKASARI

G 0007095

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 2: pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac/Hubung… · kepala, berkeringat, palpitasi, kekakuan pada dada dan gangguan lambung ringan. Kumpulan ... perasaan tenang, aman sehingga rasa cemas

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kecemasan akrab sekali dengan kehidupan manusia yang melukiskan

kekhawatiran, kegelisahan, ketakutan, dan rasa tidak tentram yang biasanya

dihubungkan dengan ancaman bahaya baik dalam maupun dari luar individu.

Sensasi kecemasan sering dialami oleh hampir semua manusia. Perasaan

tersebut ditandai oleh rasa ketakutan yang difus, tidak menyenangkan dan

samar-samar. Kecemasan juga ditandai dengan gejala otonomik seperti nyeri

kepala, berkeringat, palpitasi, kekakuan pada dada dan gangguan lambung

ringan. Kumpulan gejala tertentu yang ditemukan selama kecemasan

cenderung bervariasi setiap individu (Kaplan dan Sadock, 2000).

Kecemasan juga memiliki manfaat yaitu memperingatkan adanya

ancaman eksternal ataupun internal dan memiliki kualitas menyelamatkan

hidup seperti ancaman cidera pada tubuh, rasa takut, keputusasaan,

kemungkinan hukuman, atau frustasi dari kebutuhan sosial (Kaplan dan

Sadock, 2005).

Kecemasan siswa kelas XII dalam menghadapi ujian dengan segala

standar kelulusan tak jarang terjadi. Ujian Nasional (UN) merupakan penentu

bagi siswa untuk dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang berikutnya.

Kecemasan itu timbul akibat tuntutan syarat kelulusan yang ditetapkan oleh

1

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 3: pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac/Hubung… · kepala, berkeringat, palpitasi, kekakuan pada dada dan gangguan lambung ringan. Kumpulan ... perasaan tenang, aman sehingga rasa cemas

2

pemerintah. Departemen Pendidikan Nasional melalui Peraturan Mendiknas

Nomor 75 Tahun 2009, menentukan syarat kelulusan yang jauh lebih berat

dibanding tahun lalu. Seandainya syarat kelulusan itu benar-benar

dilaksanakan secara konsisten di lapangan, diperkirakan akan banyak sekali

siswa yang akan tidak lulus ujian. Peserta UN dinyatakan lulus jika memenuhi

standar kelulusan UN yaitu memiliki nilai rata-rata minimal 5,50 untuk

seluruh mata pelajaran yang diujikan, dengan nilai minimal 4,00 untuk paling

banyak dua mata pelajaran dan minimal 4,25 untuk mata pelajaran lainnya

(Depdiknas, 2009).

Syarat kelulusan yang cukup tinggi tersebut menimbulkan beban tersendiri

bagi siswa apabila tidak lulus. Kecemasan akan hal-hal buruk yang mungkin

terjadi jika tidak lulus UN menjadi beban mental bagi siswa. Dampak yang

dapat timbul akibat tidak lulus UN antara lain tertundanya siswa SMU untuk

melanjutkan ke Perguruan Tinggi yang diinginkan, harus mengikuti program

Kelompok Belajar (Kejar) Paket C bila ingin mendapat ijazah dan rugi waktu

serta biaya bila mengulang UN tahun berikutnya. Siswa juga bisa mengalami

frustasi akibat rasa malu dan bersalah dengan teman ataupun keluarga karena

telah mengecewakan mereka (Dodi, 2010).

Kecemasan yang berlebihan dalam menghadapi UN akan mengacaukan

emosi, mengganggu siklus tidur, menurunkan nafsu makan dan menurunkan

kebugaran tubuh. Hal tersebut bila terjadi dapat mengganggu konsentrasi

dalam belajar, sakit secara fisik atau menimbulkan problem dalam

berinteraksi-sosial. Bahkan jika kecemasan dan stres terus meningkat bisa

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 4: pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac/Hubung… · kepala, berkeringat, palpitasi, kekakuan pada dada dan gangguan lambung ringan. Kumpulan ... perasaan tenang, aman sehingga rasa cemas

3

menjadi depresi dan hal ini diperparah oleh tekanan orang tua yang panik

(Setyaningsih, 2007).

Setiap manusia memiliki cara yang berbeda-beda dalam menghadapi

masalah termasuk kecemasan. Menurut Rahayu (1997), dalam keadaan sehat

ataupun sakit seseorang harus memandang dirinya tidak hanya sebagai

makhuk bio-psiko-sosial saja melainkan juga memandang sebagai makhluk

bio-psiko-sosio-spiritual. Seperti yang diungkapkan sebelumnya dapat

diketahui bahwa spiritual sebagai bagian dari religiusitas memegang peranan

yang besar dalam menghadapi masalah, supaya kecemasan tidak berlanjut.

Religiusitas merupakan tingkah laku manusia yang sepenuhnya dibentuk

oleh kepercayaan terhadap alam gaib. Dalam hal ini religiusitas lebih melihat

aspek yang ada di dalam lubuk hati dan tidak dapat dipaksakan (Bustanuddin,

2006).

Religiusitas bukan berarti penghayatan terhadap nilai-nilai agama semata

namun juga mensyaratkan adanya pengamalan nilai-nilai tersebut.

Kebermaknaan hidup adalah kualitas penghayatan individu terhadap seberapa

besar ia dapat mengembangkan dan mengaktualisasikan potensi-potensi serta

kapasitas yang dimilikinya, dan terhadap seberapa jauh ia telah berhasil

mencapai tujuan-tujuan hidupnya, dalam rangka memberi makna dan arti

dalam hidupnya. Religiusitas yang dimiliki seseorang dapat memunculkan

perasaan tenang, aman sehingga rasa cemas dapat dihindari

Melihat potensi kecemasan yang bisa dialami oleh siswa kelas XII yang

akan menghadapi UN serta efek-efek yang mungkin timbul dari kecemasan

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 5: pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac/Hubung… · kepala, berkeringat, palpitasi, kekakuan pada dada dan gangguan lambung ringan. Kumpulan ... perasaan tenang, aman sehingga rasa cemas

4

yang berlebihan, dan di sisi lain keterlibatan religiuisitas secara teoritis dapat

menciptakan rasa aman dan tenang sehingga kecemasan dapat dihindari, maka

peneliti ingin membuktikan hubungan antara religiusitas dengan tingkat

kecemasan siswa kelas XII yang menghadapi Ujian Nasional (UN).

B. Rumusan Masalah

Dengan memperhatikan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan

masalah penelitian sebagai berikut :

Apakah terdapat hubungan antara religiusitas dengan kecemasan pada siswa

kelas XII SMUN 5 Surakarta yang akan menghadapi Ujian Nasional?

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui hubungan antara religiusitas dengan kecemasan pada

siswa kelas XII SMUN 5 Surakarta yang akan menghadapi Ujian Nasional.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu

pengetahuan khususnya bidang psikiatri dan dapat dipakai sebagai acuan

di dalam penelitian lebih lanjut.

2. Manfaat Aplikatif

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi siswa dan

pihak terkait (orang tua, sekolah, pemerintah) dalam upaya pencegahan

dan penatalaksanaan kecemasan sehingga dapat membawa hasil

pembelajaran yang optimal. Hasil penelitian yang diperoleh juga

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 6: pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac/Hubung… · kepala, berkeringat, palpitasi, kekakuan pada dada dan gangguan lambung ringan. Kumpulan ... perasaan tenang, aman sehingga rasa cemas

5

diharapkan dapat berguna sebagai referensi atau bahan pembanding bagi

peneliti-peneliti yang ingin mengkaji masalah yang berkaitan dengan

religiusitas dan kecemasan.

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 7: pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac/Hubung… · kepala, berkeringat, palpitasi, kekakuan pada dada dan gangguan lambung ringan. Kumpulan ... perasaan tenang, aman sehingga rasa cemas

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Kecemasan

a. Pengertian

Kecemasan adalah suatu keadaan patologis yang ditandai oleh

perasaan ketakutan disertai tanda somatis terutama sistem saraf

otonom yang menjadi hiperaktif (Kaplan dan Sadock, 2000).

Kecemasan merupakan ketegangan, rasa tidak aman dan kekhawatiran

yang timbul karena dirasakan akan terjadi sesuatu yang tidak

menyenangkan, tetapi sumbernya sebagian besar tidak diketahui dan

manifesti kecemasan dapat melibatkan somatik dan psikologis

(Maramis, 2005).

Menurut Hawari (2006), kecemasan adalah gangguan alam

perasaan yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran

yang mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam

menilai realitas, kepribadian masih tetap utuh, perilaku dapat

terganggu tetapi masih dalam batas normal.

b. Etiologi

Faktor etiologi yang dapat menimbulkan kecemasan menurut

Kaplan dan Sadock (2000) adalah :

6

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 8: pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac/Hubung… · kepala, berkeringat, palpitasi, kekakuan pada dada dan gangguan lambung ringan. Kumpulan ... perasaan tenang, aman sehingga rasa cemas

7

1). Biologi

a) Reaksi otonom yang berlebih dengan naiknya tonus simpatis

b) Naiknya pelepasan katekolamin

c) Naiknya metabolit norepinefrin, misalnya 3-metoksi-4-

hidroksifenil-glikol (MHPG)

d) Turunnya masa laten tidur rapid eye movement (REM) dan

stadium 4

e) Turunnya gamma amino butyric acid (GABA) menyebabkan

hiperaktivitas susunan saraf pusat (GABA menghambat aktivitas

susunan saraf pusat)

f) Serotonin menyebabkan kecemasan, naiknya aktivitas

dopaminergik berkaitan dengan kecemasan

g) Pusat hiperaktif di korteks serebral bagian temporal

h) Lokus seruleus, pusat neuron norandrenergik, hiperaktif pada

keadaan kecemasan

2). Psikoanalitik

a) Impuls tak sadar (misalnya seksual, agresivitas) mengancam

muncul ke dalam alam sadar dan menimbulkan kecemasan

b) Mekanisme pertahanan dipakai untuk mengatasi kecemasan

c) Displacement dapat menimbulkan fobia

d) Conversion, undoing, diplacement, dapat menimbulkan

obsesif konvulsif

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 9: pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac/Hubung… · kepala, berkeringat, palpitasi, kekakuan pada dada dan gangguan lambung ringan. Kumpulan ... perasaan tenang, aman sehingga rasa cemas

8

e) Menghilangnya depresi dapat menimbulkan gejala panik

atau gangguan kecemasan menyeluruh

f) Agrofobia berkaitan dengan hubungan bergantung-

bermusuhan (hostile) dengan teman serta takut impuls

agresif/seksual dari diri ke orang lain atau sebaliknya

3). Teori belajar

a) Cemas timbul akibat frustasi atau stres. Begitu dirasakan,

cemas menjadi respon terkondisi terhadap situasi lain, yang

kurang serius, frustasi atau stres

b) Dapat dipelajari lewat identifikasi dan imitasi pola cemas

pada orang tua (teori belajar sosial)

c) Cemas terkait stimulus mengagetkan alamiah (misalnya

kecelakaan) dipindahkan ke stimulus lain melalui

pengkondisian dan menimbulkan fobia

Menurut Trismiati (2004) sumber-sumber ancaman yang dapat

menimbulkan kecemasan bersifat lebih umum, dapat berasal dari

berbagai kejadian dalam kehidupan atau dalam diri seseorang itu

sendiri.

Kecemasan timbul akibat adanya respon terhadap kondisi stres

atau konflik. Rangsangan berupa konflik baik dari luar maupun

dalam diri sendiri akan menimbulkan respon dari sistem saraf yang

mengatur pelepasan hormon tertentu. Akibatnya, muncul

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 10: pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac/Hubung… · kepala, berkeringat, palpitasi, kekakuan pada dada dan gangguan lambung ringan. Kumpulan ... perasaan tenang, aman sehingga rasa cemas

9

perangsangan pada organ-organ seperti lambung, jantung,

pembuluh darah maupun ekstremitas (Redi, 2003).

c. Fisiologi

Fisiologi dari kecemasan dimulai dari adanya bahaya yang

dianggap mengancam dirinya, kemudian otak mengirim pesan

tersebut kepada sistem saraf otonom yang diikuti dengan aktifnya

sistem saraf simpatis. Sistem saraf simpatis yang melepaskan

adrenalin dan noradrenalin (dari kelenjar adrenal pada ginjal). Zat

kimia ini merupakan pesan untuk melakukan tindakan menangani

kecemasan (Syamsulhadi, 2008).

d. Gejala Klinis

Gejala kecemasan dibagi menjadi dua (Mudjaddid, 2006),

yaitu:

1). Gejala Psikis

Penampilan berubah, sulit konsentrasi, mudah marah, cepat

tersinggung, gelisah, tak bisa diam, atau timbul rasa sakit.

2). Gejala Somatis

Gemetar, berkeringat, jantung berdebar, kepala terasa

ringan, pusing, ketegangan otot, mual, sulit bernafas, baal,

diare, gelisah, rasa gatal, sulit tidur dan lain-lain.

Penderita cenderung tegang terus menerus tidak mau santai dan

pemikirannya penuh tentang kekhawatiran. Pederita terkadang

bicaranya cepat tetapi terputus-putus. Pada pemeriksaan fisik

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 11: pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac/Hubung… · kepala, berkeringat, palpitasi, kekakuan pada dada dan gangguan lambung ringan. Kumpulan ... perasaan tenang, aman sehingga rasa cemas

10

terdapat reaksi yang sedikit lebih cepat (kadang-kadang

hiperventilasi dengan keluhan yang menyertainya). Gejala-gejala

lain berupa depresi, amarah, perasaan tidak mampu dan gangguan

psikosomatik (Maramis, 2005).

e. Faktor yang Mempengaruhi Kecemasan

Menurut Durand et al. (2007) membagi faktor-faktor

kecemasan tersebut atas empat faktor, yaitu :

1). Faktor biologis

a) Predisposisi genetis

b) Iregularitas dalam fungsi neurotransmiter

c) Abnormalitas dalam jalur otak yang memberi sinyal bahaya

atau yang menghambat tingkah laku repetitif.

2). Faktor sosial lingkungan

a) Pemaparan terhadap peristiwa yang mengancam atau

traumatis

b) Mengamati respon takut pada orang lain

c) Kurangnya dukungan sosial

d) Tidak mantapnya nilai hidup yang diajarkan (termasuk

religiusitas)

3). Faktor perilaku

a) Pemasangan stimuli aversif dan stimuli yang sebelumnya

netral (classical conditioning).

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 12: pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac/Hubung… · kepala, berkeringat, palpitasi, kekakuan pada dada dan gangguan lambung ringan. Kumpulan ... perasaan tenang, aman sehingga rasa cemas

11

b) Kelegaan dari kecemasan karena melakukan ritual kompulsif

atau menghindari stimuli fobik (operant conditioning).

c) Kurangnya kesempatan untuk pemunahan (extinction)

karena penghindaran terhadap objek atau situasi yang ditakuti.

4). Faktor kognitif dan emosional

a) Konflik psikologis yang tidak terselesaikan

b) Faktor-faktor kognitif, seperti prediksi yang berlebihan

tentang ketakutan, keyakinan yang self defeating atau

irasional, sensitivitas berlebih terhadap ancaman, sensitivitas

kecemasan, salah atribusi dari sinyal-sinyal tubuh, dan self

efficacy yang rendah.

f. Diagnosis

Diagnosis kecemasan dapat ditegakkan berdasarkan gejala-

gejala yang muncul sesuai dengan kriteria Pedoman Penggolongan

dan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ) edisi III atau dengan

menggunakan Hamilton Rating Scale for Anxiety (HRSA), The

Taylor Minnesota Anxiety Scale (TMAS) dan instrumen lainnya

(Hawari, 2006).

g. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan gangguan kecemasan harus memperhatikan

prinsip holistik (menyeluruh) dan eklitik (mendetail) yaitu meliputi

aspek organo-biologik, aspek psiko-edukatif dan aspek sosio-

kultural (Mudjaddid, 2006).

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 13: pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac/Hubung… · kepala, berkeringat, palpitasi, kekakuan pada dada dan gangguan lambung ringan. Kumpulan ... perasaan tenang, aman sehingga rasa cemas

12

Terapi psikofarmaka juga bisa digunakan. Obat yang biasa

digunakan oleh psikiater adalah obat anti cemas (anxyolitic) dan

obat anti depresi (antidepressant) yang juga berkhasiat sebagai

obat anti stres. Cara kerja psikofarmaka ini adalah dengan jalan

memutuskan sirkuit psikoneuroimunologi sehingga stresor

psikososial yang dialami seseorang tidak lagi mempengaruhi

fungsi kognitif, afektif, psikomotorik dan organ-organ tubuh

(Hawari, 2006).

2. Religiusitas

a. Pengertian Religiusitas

Religiusitas merupakan tingkah laku manusia yang

sepenuhnya dibentuk oleh kepercayaan terhadap alam gaib. Dalam

hal ini religiusitas lebih melihat aspek yang ada di dalam lubuk hati

dan tidak dapat dipaksakan. Religiusitas adalah kegiatan-kegiatan

yang berkaitan dengan agama. Dalam perspektif Islam, religiusitas

dapat diketahui melalui beberapa aspek penting yaitu: aspek

keyakinan terhadap ajaran agama (akidah), aspek ketaatan terhadap

ajaran agama (syari’ah atau ibadah), aspek penghayatan terhadap

ajaran agama (ihsan), aspek pengetahuan terhadap ajaran agama

(ilmu) dan aspek pelaksanaan ajaran agama (amal atau akhlak)

(Rosyidah, 2006).

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 14: pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac/Hubung… · kepala, berkeringat, palpitasi, kekakuan pada dada dan gangguan lambung ringan. Kumpulan ... perasaan tenang, aman sehingga rasa cemas

13

Religiusitas bukan hanya penghayatan terhadap nilai-nilai

agama saja namun juga perlu adanya pengamalan nilai-nilai

tersebut. Kebermaknaan hidup adalah kualitas penghayatan

individu terhadap seberapa besar ia dapat mengembangkan dan

mengaktualisasikan potensi-potensi serta kapasitas yang

dimilikinya, dan terhadap seberapa jauh ia telah berhasil mencapai

tujuan-tujuan hidupnya, dalam rangka memberi makna dan arti

dalam hidupnya (Rosyidah, 2006).

b. Aspek-Aspek Religiusitas

Glock dan Stark dalam Jalaludin (2004) mengatakan bahwa

terdapat 5 aspek dalam religiusitas yaitu :

1). Ideological Involvement (Keterlibatan Ideologikal)

Ideological involvement (keterlibatan ideologikal) adalah

tingkatan sejauh mana seseorang menerima hal-hal yang

dogmatik dalam agamanya, misalnya kepercayaan kepada

Tuhan, malaikat, surga dan neraka. Kepercayaan atau doktrin

agama adalah dimensi yang paling dasar. Setiap agama tentu

memiliki seperangkat kepercayaan yang secara doktriner

berbeda dengan agama lainnya. Pada dasarnya setiap agama

juga minginginkan adanya unsur ketaatan bagi setiap

pengikutnya (Jalaludin, 2004).

Dimensi keyakinan dalam agama Islam menggambarkan

keyakinan seseorang terhadap ajaran-ajaran agama yang

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 15: pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac/Hubung… · kepala, berkeringat, palpitasi, kekakuan pada dada dan gangguan lambung ringan. Kumpulan ... perasaan tenang, aman sehingga rasa cemas

14

bersifat fundamental yang diwujudkan dengan membaca dua

kalimat syahadat (Ancok et al, 2001).

2). Ritual Involvement (Keterlibatan Ritual)

Ritual involvement (keterlibatan ritual) yaitu tingkatan

sejauh mana seseorang mengerjakan kewajiban-kewajiban

ritual dalam agamanya. Unsur yang ada dalam dimensi ini

mencakup pemujaan, kultur serta hal-hal yang lebih

menunjukkan komitmen seseorang dalam agama yang

dianutnya. Wujud dari dimensi ini adalah perilaku masyarakat

pengikut agama tertentu dalam menjalankan ritual yang

berkaitan dengan agama (Jalaludin, 2004).

Dimensi praktek dalam agama Islam disebut sebagai ibadah

yang harus dilakukan setiap orang sebagai tanda penghambaan

kepada Allah. Ibadah dapat dilakukan dengan menjalankan

ibadah shalat, puasa, zakat, haji ataupun praktek amalan

lainnya (Ancok et al., 2001).

3). Experential Involvement (Keterlibatan Eksperensial)

Experential involvement (keterlibatan eksperensial) adalah

perasaan-perasaan atau pengalaman yang pernah dialami dan

dirasakan oleh penganut agama. Pengalaman ini terjadi

misalnya ketika seseorang mampu mengatasi rasa takut, merasa

dekat dengan Tuhan, merasa takut berbuat dosa, merasa doanya

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 16: pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac/Hubung… · kepala, berkeringat, palpitasi, kekakuan pada dada dan gangguan lambung ringan. Kumpulan ... perasaan tenang, aman sehingga rasa cemas

15

dikabulkan, diselamatkan oleh Tuhan dan sebagainya

(Jalaludin, 2004).

Keterlibatan eksperensial dalam perspektif Islam terwujud

dalam perasaan dekat atau akrab dengan Allah, perasaan

bertawakal (pasrah diri dalam hal yang positif) kepada Allah,

perasaan khusyuk ketika melaksanakan shalat atau berdoa,

perasaan tergetar ketika mendengar adzan atau ayat-ayat Al

Qur’an, perasaan bersyukur kepada Allah, perasaan mendapat

peringatan atau pertolongan dari Allah (Ancok et al., 2001)..

4). Intelectual Involvement (Keterlibatan Intelektual)

Intelectual involvement (keterlibatan intelektual) atau

dimensi pengetahuan agama adalah dimensi yang menerangkan

seberapa jauh seseorang mengetahui tentang ajaran agamanya,

terutama yang ada di dalam kitab suci manapun yang lainnya.

Paling tidak seseorang yang beragama harus mengetahui hal-

hal pokok mengenai dasar-dasar keyakinan, ritual-ritual, kitab

suci dan tradisi-tradisi. Dimensi keyakinan dan pengetahuan

berkaitan erat karena kepercayaan tidak akan kuat tanpa

pengetahuan. Dimensi ini dalam Islam menunjuk kepada

seberapa tingkat pengetahuan dan pemahaman seseorang

terhadap ajaran-ajaran agamanya yang termuat di dalam kitab

sucinya (Jalaludin, 2004).

5). Consequential Involvement (Keterlibatan Konsekuensial)

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 17: pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac/Hubung… · kepala, berkeringat, palpitasi, kekakuan pada dada dan gangguan lambung ringan. Kumpulan ... perasaan tenang, aman sehingga rasa cemas

16

Consequential involvement (keterlibatan konsekuensial)

yaitu dimensi yang mengukur sejauh mana perilaku seseorang

dimotivasi oleh ajaran-ajaran agamanya dalam kehidupan

sosial, misalnya apakah seseorang itu mengunjungi

tetangganya sakit, menolong orang yang kesulitan,

mendermakan hartanya, dan sebagainya (Jalaludin, 2004).

Dalam Islam, dimensi ini dikenal dengan akhlak yaitu

setiap manusia berelasi dengan Tuhannya, manusia lain dan

alam sekitar. Hubungan manusia dengan Tuhannya

menimbulkan kepasrahan dan rasa berserah diri kepadaNya.

Hubungan manusia dengan manusia dapat diwujudkan dengan

melakukan perbuatan atau perilaku yang baik sebagai amalan

sholeh sebagai muslim meliputi perilaku suka menolong,

bekerjasama, berderma, menyejahterakan dan menumbuh-

kembangkan orang lain, menegakkan kebenaran dan keadilan,

berlaku jujur, memaafkan, menjaga amanat dan sebagainya.

Hubungan manusia dengan alam sekitar diwujudkan dengan

memelihara, melestarikan, memakmurkan alam sekitarnya

(Ancok et a.l, 2001).

Jamaluddin (1995) membagi dimensi religiusitas menjadi

lima aspek dengan mengacu kepada rumusan religiusitas Islam dari

Kementrian Kependudukan dan Lingkungan Hidup. Kelima aspek

tersebut adalah :

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 18: pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac/Hubung… · kepala, berkeringat, palpitasi, kekakuan pada dada dan gangguan lambung ringan. Kumpulan ... perasaan tenang, aman sehingga rasa cemas

17

1). Akidah (ideologi)

Dimensi Aqidah yaitu dimensi yang mengungkap sejauh

mana hubungan manusia dengan keyakinannya terhadap rukun

iman yaitu iman kepada Allah, iman kepada malaikat, iman

kepada nabi dan rasul, iman kepada kitab suci, iman kepada

hari akhir, iman kepada qadha dan qadar. Jadi inti dari dimensi

akidah (keyakinan) dalam ajaran Islam adalah tauhid atau

peng-Esa-an Tuhan.

2) Ibadah (ritual)

Ibadah atau ritual merupakan dimensi yang berhubungan

dengan sejauh mana tingkat kepatuhan seseorang dalam

mengerjakan kegiatan-kegiatan ritual sebagai mana yang

diperintahkan ajaran agamanya. Dimensi ini berkaitan dengan

tingkat frekuensi, intensitas dan pelaksanaan ibadah seseorang.

Ibadah khusus dipahami sebagai ibadah yang aturan dan tata

caranya, syarat, rukunnya telah diatur secara pasti oleh ajaran

Islam. Yang termasuk dalam dimensi ibadah dalam Islam

adalah shalat, puasa, zakat, haji, doa, dzikir, membaca Al

Qur’an dan sebagainya.

3) Ihsan (penghayatan)

Ihsan atau penghayatan merupakan dimensi yang

berhubungan dengan masalah seberapa jauh seseorang merasa

dekat dan dilihat oleh Tuhan dalan kehidupan sehari-hari.

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 19: pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac/Hubung… · kepala, berkeringat, palpitasi, kekakuan pada dada dan gangguan lambung ringan. Kumpulan ... perasaan tenang, aman sehingga rasa cemas

18

Dimensi ini mencakup pengalaman-pengalaman dan perasaan

tentang kehadiran Tuhan dalam kehidupan, sehingga dalam

hatinya timbul perasaan-perasaan tenang dan tentram dalam

hidupnya, takut melanggar larangan Tuhan, keyakinan

menerima pembalasan, perasaan dekat dengan Tuahan dan

dorongan untuk melaksanakan perintah agama. Dimensi ihsan

dalam Islam mencakup perasaan-perasaan dekat dengan Allah,

merasa nikmat dalam menjalankan ibadah, merasa

diselamatkan Allah, merasa bersyukur atas nikmat Allah dan

merasa tenang hatinya saat mendengar asma Allah.

4) Ilmu (pengetahuan)

Ilmu atau pengetahuan merupakan dimensi yang berkaitan

dengan pengetahuan dan pemahaman seseorang terhadap ajaran

agamanya, terutama dalam kitab suci. Seseorang yang

beragama harus mengetahui hal-hal yang pokok mengenai

dasar-dasar keyakinan, ritual serta kitab lainnya. Dimensi ini

dalam Islam menyangkut pengetahuan tentang isi Al Qur’an, di

antaranya pokok ajaran yang harus diimani dan dilaksanakan.

5) Amal dan Akhlak

Amal dan Akhlak merupakan dimensi yang berkaitan

dengan keharusan seseorang pemeluk agama untuk

merealisasikan ajaran-ajaran agama yang dianutnya dalam

kehidupan sehari-hari dengan bukti sikap dan tindakannya yang

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 20: pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac/Hubung… · kepala, berkeringat, palpitasi, kekakuan pada dada dan gangguan lambung ringan. Kumpulan ... perasaan tenang, aman sehingga rasa cemas

19

berlandaskan pada etika dan spiritualitas agama. Dimensi ini

menyangkut hubungan manusia satu dengan hubungan manusia

dengan lingkungannya.

c. Faktor yang Mempengaruhi Religiusitas

Menurut Jalaludin (2004), faktor-faktor yang mempengaruhi

religiusitas berdasarkan analisis psikososial adalah:

1). Faktor kepribadian

Secara fitrah manusia memang terdorong untuk melakukan

sesuatu yang baik, benar dan indah. Namun naluri mendorong

manusia untuk segera memenuhi kebutuhannya yang

bertentangan dengan realita.

2.) Faktor usia

Pada masa kanak-kanak perkembangan religiusitas masih

meniru-niru ketergantungan pada yang mengajak dan berubah-

ubah. Pada masa remaja, religiusitas ditentukan oleh

pertumbuhan dan kemampuan mental, perasaan dan

pertimbangan sosial dan moral serta sikap dan minat. Pada

masa dewasa mereka sudah memiliki tanggung jawab terhadap

sistem nilai yang dipilihnya, baik yang bersumber dari ajaran

agama maupun dari norma-norma lain. Pada usia lanjut

terdapat kecenderungan yang semakin meningkat untuk

menerima pendapat keagamaan.

3). Faktor jenis kelamin

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 21: pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac/Hubung… · kepala, berkeringat, palpitasi, kekakuan pada dada dan gangguan lambung ringan. Kumpulan ... perasaan tenang, aman sehingga rasa cemas

20

Pada pria lebih cenderung mengutamakan dimensi

keagamaan. Sedang pada wanita mereka sering mendapat

halangan fisik, sehingga berakibat pada pola ibadah yang tidak

teratur.

4). Faktor pendidikan

Tingkat pendidikan membuat orang lebih terkontrol

perilakunya sesuai dengan norma agama.

5). Faktor stratifikasi sosial ekonomi

Seseorang yang berpenghasilan sangat terbatas, cenderung

berkurang perhatian terhadap hal-hal yang berkaitan dengan

agama. Hal ini dapat disebabkan seluruh waktu dihabiskan

untuk mencari nafkah agar terpenuhi kehidupannya, tetapi

faktor ini tidak mutlak mempengaruhi religiusitas seseorang.

Setiap individu memiliki tingkat religiusitas yang berbeda-

beda dan dipengaruhi oleh dua macam faktor yaitu faktor internal

dan eksternal. Faktor internal yang dapat mempengaruhi

religiusitas antara lain pengalaman-pengalaman emosional

keagamaan, kebutuhan individu yang mendesak untuk dipenuhi

seperti kebutuhan akan rasa aman, harga diri, cinta kasih dan

sebagainya. Sedangkan faktor eksternalnya antara lain pendidikan

formal, pendidikan agama dalam keluarga, tradisi-tradisi sosial

yang berlandaskan nilai-nilai keagamaan serta tekanan-tekanan

lingkungan sosial dalam kehidupan individu.

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 22: pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac/Hubung… · kepala, berkeringat, palpitasi, kekakuan pada dada dan gangguan lambung ringan. Kumpulan ... perasaan tenang, aman sehingga rasa cemas

21

3. Hubungan Kecemasan dengan Religiusitas

Kecemasan adalah kondisi emosional yang tidak menyenangkan,

yang ditandai oleh perasaan-perasaan subjektif seperti ketegangan,

ketakutan, kekhawatiran dan juga ditandai dengan aktifnya sistem

syaraf pusat (Trismiati, 2004). Jadi kecemasan menghadapi UN

merupakan suatu keadaan emosi yang tidak menyenangkan di mana

siswa merasa ada tekanan perasaan, ancaman, kekhawatiran, hambatan

terhadap keinginan pribadi atau perasaan kecewa, rasa tidak puas dan

tidak aman. Kecemasan ini muncul karena rasa takut bila tidak dapat

lulus UN sesuai syarat yang ditetapkan oleh Pemerintah sehingga

membawa dampak yang lebih berat lagi.

Durand et al. (2007) mengungkapkan bahwa kecemasan

dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah religiusitas.

Religiusitas merupakan salah satu faktor yang paling mendasar dalam

diri individu, yang mana faktor tersebut menyangkut kedekatan

individu dengan Sang Maha Pencipta. Kedekatan tersebut dapat

membuat seseorang tenang, aman sehingga rasa cemas dapat dihindari.

Religiusitas yang tinggi memunculkan rasa pasrah atas segala sesuatu

kepada Tuhan dengan segala usaha yang telah dilakukan sebelumnya.

Dapat dikatakan bahwa semakin tinggi religiusitas seseorang maka

kemungkinan mengalami kecemasan semakin rendah.

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 23: pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac/Hubung… · kepala, berkeringat, palpitasi, kekakuan pada dada dan gangguan lambung ringan. Kumpulan ... perasaan tenang, aman sehingga rasa cemas

22

B. Kerangka Pemikiran

Keterangan :

: mempengaruhi

: meliputi

: variabel perancu (tidak dikendalikan)

: variabel yang diteliti

: subjek

Siswa Kelas XII SMUMenghadapi UN

Religiusitas

Tingkat Kecemasan

Faktor perilaku

- Sosial

Lingkungan

- Behavioral

- Kognitif

emosional

Faktor biologis

- Sosial

Lingkungan

- Behavioral

- Kognitif

emosional

Faktor kognitifemosional

Faktor sosiallingkungan

Keterlibatan ideologikalKeterlibatan ritualKeterlibatan intelektualKeterlibatan konsekuensialKeterlibatan eksperensial

Li

n

g

k

u

n

ga

n

- B

e

h

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 24: pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac/Hubung… · kepala, berkeringat, palpitasi, kekakuan pada dada dan gangguan lambung ringan. Kumpulan ... perasaan tenang, aman sehingga rasa cemas

23

C. Hipotesis

Terdapat hubungan negatif antara religiusitas dengan kecemasan pada

siswa kelas XII SMUN 5 Surakarta yang akan menghadapi Ujian Nasional.

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 25: pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac/Hubung… · kepala, berkeringat, palpitasi, kekakuan pada dada dan gangguan lambung ringan. Kumpulan ... perasaan tenang, aman sehingga rasa cemas

24

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan

pendekatan cross sectional, yaitu peneliti mempelajari hubungan antara

variabel bebas dengan variabel terikat yang diobservasi hanya sekali pada saat

yang sama (Taufiqurohman, 2004).

B. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMU Negeri 5 Surakarta.

C. Subjek Penelitian

Populasi target dari penelitian ini adalah siswa/i kelas XII SMUN 5

Surakarta yang akan menghadapi Ujian Nasional (UN). Restriksi dilakukan

terhadap agama sesuai instrumen religiusitas yang dipakai, sehingga hanya

siswa/i muslim saja yang memenuhi syarat eligibilitas (menjadi populasi

sumber) dalam penelitian ini. Selanjutnya subjek penelitian (sampel) diambil

secara acak dari populasi sumber.

24

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 26: pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac/Hubung… · kepala, berkeringat, palpitasi, kekakuan pada dada dan gangguan lambung ringan. Kumpulan ... perasaan tenang, aman sehingga rasa cemas

25

D. Ukuran Sampel

Menurut patokan umum, setiap penelitian yang datanya akan dianalisis

bivariat membutuhkan sampel minimal 30 subjek penelitian (Murti, 2006).

Pada penelitian ini, untuk meningkatkan presisi estimasi yang akan diperoleh

serta untuk mengurangi kesalahan pencuplikan (sampling error), maka ukuran

sampel diperbesar hingga dua kali lipat menjadi 60 subjek.

Setiap penelitian yang menyangkut subjek manusia secara etis perlu

mendapatkan persetujuan dari yang bersangkutan (informed consent). Dalam

mencuplik sampel, terdapat kemungkinan (calon) responden menolak

partisipasi (non response) atau tidak memberikan persetujuan untuk

pengolahan data lebih lanjut (non consenter). Selain itu, ada pula

kemungkinan responden tidak mengisi kuesioner dengan lengkap (non item

response) atau memiliki skor L-MMPI 10 (data tidak valid karena

responden tidak jujur), sehingga menyebabkan missing value dan

berkurangnya jumlah sampel. Kemungkinan berkurangnya sampel perlu

diantisipasi dengan cara memperbesar taksiran ukuran sampel asli agar presisi

tetap terjaga. Rumus untuk mengantisipasi berkurangnya subjek penelitian

sebagai berikut :

N = _ n___

1-L

N = Ukuran sampel setelah revisi

n = Ukuran sampel asli

L = Non-response rate / proporsi yang hilang

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 27: pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac/Hubung… · kepala, berkeringat, palpitasi, kekakuan pada dada dan gangguan lambung ringan. Kumpulan ... perasaan tenang, aman sehingga rasa cemas

26

Jika diasumsikan nilai L sebesar 5%, maka:

N = __60__ = 63,15 64

1-0.05

Jadi sampel yang dicuplik sebanyak 64 siswa.

E. Teknik Sampling

Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive random

sampling. Dari populasi sumber sebanyak 246 siswa, diambil secara acak

menggunakan tabel random sebanyak 64 siswa. Dari 64 sampel tersebut,

responden dieksklusikan dari penelitian ini jika memiliki skor L-MMPI 10,

tidak mengisi lembar persetujuan atau tidak mengisi kuesioner secara lengkap.

F. Identifikasi Variabel Penelitian

1. Variabel bebas : tingkat religiusitas

2. Variabel tergantung : tingkat kecemasan

3. Variabel luar (tidak dikendalikan) : tingkat pendidikan orang tua, tingkat

sosial ekonomi

G. Definisi Operasional Variabel

1. Religiusitas

Religiusitas adalah internalisasi nilai-nilai agama dalam diri seseorang.

Internalisasi di sini berkaitan dengan kepercayaan terhadap ajaran-ajaran

agama baik di dalam hati maupun dalam ucapan. Kepercayaan ini

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 28: pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac/Hubung… · kepala, berkeringat, palpitasi, kekakuan pada dada dan gangguan lambung ringan. Kumpulan ... perasaan tenang, aman sehingga rasa cemas

27

kemudian diaktualisasikan dalam perbuatan dan tingkah laku sehari-hari.

Religiusitas dalam penelitian ini diungkap dengan menggunakan skala

religiusitas yang diadaptasi dari teori Glock dan Stark (Jalaludin, 2004).

Dimensi atau keterlibatan yang diukur dengan instrumen religiusitas

mencerminkan aspek religiusitas seseorang, meliputi keterlibatan

ideologikal, keterlibatan ritual, keterlibatan intelektelekual, keterlibatan

konsekuensial dan keterlibatan eksperensial (Ancok et al., 2001). Skala

pengukuran religusitas adalah rasio.

2. Kecemasan

Kecemasan dalam penelitian ini adalah keadaan psikis pada subyek

penelitian yang diukur dengan The Taylor Minnesota Anxiety Scale

(TMAS). Meskipun lazimnya skor TMAS 21 digunakan sebagai cut off

point untuk menentukan kecemasan, namun dalam penelitian ini

kecemasan diukur dalam skala rasio.

H. Instrumen Penelitian

1. Lembar Biodata & Informed Consent

Pada bagian ini juga terdapat petunjuk pengisian kuesioner dan

informasi jaminan kerahasiaan data responden (Lampiran 1).

2. Kuesioner L-MMPI

Kuesioner L-MMPI (Lie Minnesota Multhiphasic Personality

Inventory) merupakan skala validitas yang berfungsi untuk

mengidentifikasi hasil yang mungkin invalid karena kesalahan atau

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 29: pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac/Hubung… · kepala, berkeringat, palpitasi, kekakuan pada dada dan gangguan lambung ringan. Kumpulan ... perasaan tenang, aman sehingga rasa cemas

28

ketidakjujuran subjek penelitian (Lampiran 2). Tes ini bertujuan untuk

menguji kejujuran responden. Responden harus menjawab “ya” bila

pernyataan tersebut sesuai dengan dirinya dan “tidak” bila sebaliknya.

Menurut Handi (2004), nilai batas skala adalah 10, sehingga jika

responden memiliki skor 10, maka data yang diukur dari responden

tersebut dinyatakan invalid dan tidak diolah diikutkan dalam penelitian

(kriteria eksklusi).

3. Kuesioner TMAS (The Taylor Minnesota Anxiety Scale)

Kuesioner TMAS adalah instrumen pengukuran kecemasan. TMAS

berisi 50 butir pertanyaan, di mana responden menjawab keadaan ”ya”

atau ”tidak” sesuai dengan keadaan dirinya, dengan memberi tanda ()

pada kolom jawaban ”ya” atau tanda (X) pada kolom jawaban “tidak”.

Kuesoner TMAS terdiri atas 13 pertanyaan unfavourable dan 37

pertanyaan favourable. Setiap jawaban dari pertanyaan favuorable bernilai

1 untuk jawaban ”ya” dan 0 untuk jawaban ”tidak”. Pada pertanyaan

unfavourable bernilai 1 untuk jawaban ”tidak” dan bernilai 0 untuk

jawaban ”ya”(Lampiran 3). Sebagai cut off point adalah sebagai berikut :

a. Skor <21 berarti tidak cemas

b. Skor 21 berarti cemas

Suatu skala atau instrumen dapat dikatakan mempunyai validitas yang

tinggi apabila instrumen tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau

memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud pengukuran tersebut.

TMAS mempunyai derajat validitas yang cukup tinggi akan tetapi

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 30: pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac/Hubung… · kepala, berkeringat, palpitasi, kekakuan pada dada dan gangguan lambung ringan. Kumpulan ... perasaan tenang, aman sehingga rasa cemas

29

dipengaruhi juga oleh kejujuran dan ketelitian responden dalam

mengisinya (Azwar, 2007).

4. Skala Religiusitas

Penelitian ini menggunakan angket/skala religiusitas yang disusun oleh

Jatiningsih (2007) berdasarkan teori religiusitas Glosk dan Stark. Angket

tersebut meliputi keterlibatan ideologikal, keterlibatan ritual, keterlibatan

intelektelekual, keterlibatan konsekuensial serta keterlibatan eksperensial

(Lampiran 4).

Validitas angket tersebut sudah diukur dengan uji coba kuesioner

terhadap 10 siswa SMU. Validitas diuji dengan uji Pearson’s product

moment, pertanyaan dinyatakan valid jika signifikasi <0,05. Butir

pertanyaan yang validitasnya kurang dari 0,3 diganti, butir pertanyaan

yang validitasnya antara 0,3-0,7 diperbaiki, sedangkan pertanyaan yang

validitasnya lebih dari 0,7 dapat dipakai.

Pemberian skor pada angket religiusitas menggunakan skala Likert

dengan pernyataan positif penentuan skor (SS: sangat sesuai, nilai 4; S:

sesuai, nilai 3; TS: tidak sesuai, nilai 2; STS: sangat tidak sesuai, nilai 1)

serta pernyataan negatif penentuan skor (SS: sangat sesuai, nilai 1; S:

sesuai, nilai 2; TS: tidak sesuai, nilai 3; STS: sangat tidak sesuai, nilai 4).

I. Teknik Pengambilan Data

Data yang diambil merupakan data primer dari hasil jawaban subjek

penelitian atas angket skala religiusitas dan skala kecemasan.

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 31: pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac/Hubung… · kepala, berkeringat, palpitasi, kekakuan pada dada dan gangguan lambung ringan. Kumpulan ... perasaan tenang, aman sehingga rasa cemas

30

J. Skema Penelitian

Kriteria inklusi

(246 siswa eligibel)

Kriteria eksklusi

Analisis data(uji korelasi)

1. Akan menghadapi UN2. Beragama Islam3. Laki-laki dan

perempuan

Siswa kelas XII SMUN 5 Surakarta(347 siswa)

Sampel diambil denganrandom sampling

(64 siswa)

1. Skor L-MMPI 10

2.Tidak mengisi lembarkuesioner dengan lengkap

3.Tidak memberikaninformed consent

Skorkecemasan

Skorreligiusitas

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 32: pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac/Hubung… · kepala, berkeringat, palpitasi, kekakuan pada dada dan gangguan lambung ringan. Kumpulan ... perasaan tenang, aman sehingga rasa cemas

31

K. Prosedur Penelitian

1. Responden mengisi formulir biodata dan lembar persetujuan

2. Responden mengisi kuesioner L-MMPI sehingga bisa dinilai kejujurannya

dalam mengisi kuesioner selanjutnya

3. Responden mengisi kuesioner religiusitas yang telah divalidasi

4. Responden mengisi kuesioner TMAS sehingga bisa diketahui tingkat

kecemasannya.

5. Semua data primer dianalisis

L. Analisis Statistik

Variabel bebas dan variabel tergantung dalam penelitian ini berskala rasio

sehingga analisis statistik yang digunakan adalah uji korelasi Pearson (r)

(Murti, 2006). Asumsi yang harus dipenuhi untuk analisis korelasi Pearson

adalah:

1. Minimal salah satu variabel mempunyai distribusi normal

2. Kedua variabel menunjukkan hubungan linear

Analisis dilakukan baik dengan bantuan perangkat lunak SPSS 17

Hipotesis kerja penelitian ini (yaitu ada hubungan negatif antara

religiusitas dengan kecemasan siswa yang akan menghadapi UN) diterima bila

-1 ≤ r < 0.

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 33: pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac/Hubung… · kepala, berkeringat, palpitasi, kekakuan pada dada dan gangguan lambung ringan. Kumpulan ... perasaan tenang, aman sehingga rasa cemas

32

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Karakteristik Sampel

Jumlah sampel yang dicuplik pada penelitian ini adalah 64 siswa terdiri

atas 38 wanita dan 22 laki-laki. Dari jumlah tersebut, sebanyak satu sampel

mempunyai skor L-MMPI >10 dan tiga sampel lainnya tidak mengisi seluruh

pertanyaan kuesioner yang diberikan, sehingga keempatnya dieksklusikan

dari penelitian.

Tabel 1. Frekuensi Distribusi Data Besar Sampel Berdasar Jenis Kelamin

Jenis kelamin n %

Laki-laki 22 36.67

Perempuan 38 63.33

Jumlah 60 100

Tabel 1 menunjukkan proporsi sampel yang berbeda berdasarkan jenis

kelaminnya, yaitu 63.33% perempuan dan 36.67% laki-laki. Pencuplikan

sampel diambil dari siswa yang eligibel yang terdiri atas 154 siswa

perempuan dan 92 siswa laki-laki. Hal ini dikarenakan jumlah siswa

perempuan lebih dominan daripada siswa laki-laki.

Data kuesioner yang telah diperoleh kemudian dihitung skor religiusitas

dan skor kecemasannya seperti terdapat dalam Lampiran 5. Dari data tersebut

dapat diolah karakteristik responden, sebagai berikut :

32

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 34: pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac/Hubung… · kepala, berkeringat, palpitasi, kekakuan pada dada dan gangguan lambung ringan. Kumpulan ... perasaan tenang, aman sehingga rasa cemas

33

Tabel 2. Karasteristik Sampel Berdasarkan Tingkat Religiusitas dan

Kecemasan

Variabel Mean Median Standar Deviasi Minimal Maksimal

Religiusitas 167.08 167 13.56 134 194

Kecemasn 26.26 26 6.13 12 40

Tabel 2 menunjukkan rerata skor religiusitas sebesar 167.08, dengan

rentang skor 134 hingga 194 dan nilai mediannya 167. Pada variabel

kecemasan didapatkan rerata skor sebesar 26.26, dengan rentang skor 12

hingga 40 dan nilai mediannya 26.

Dengan menggunakan skor T-MAS 21 sebagai cut-off point, didapatkan

85% responden mengalami kecemasan, sedangkan 15 % responden lainnya

tidak mengalami kecemasan (Gambar 1). Responden perempuan yang

mengalami kecemasan jumlahnya lebih banyak yaitu 89.94%, sedangkan

responden laki-laki yang mengalami kecemasan sebanyak 77.27%.

Responden perempuan yang tidak mengalami kecemasan sebanyak 10.53%

sedangkan responden laki-laki yang tidak cemas sebanyak 22.72%.

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 35: pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac/Hubung… · kepala, berkeringat, palpitasi, kekakuan pada dada dan gangguan lambung ringan. Kumpulan ... perasaan tenang, aman sehingga rasa cemas

34

0%

20%

40%

60%

80%

100%

perempuan laki laki total

CemasTidak cemas

Gambar 1. Persentase Kecemasan Berdasarkan Nilai Cut-off Point

pada Responden Menurut Jenis Kelamin

Skor masing-masing dimensi religiusitas pada sampel disajikan dalam

Tabel 3. Nilai rerata keterlibatan idiologikal dari seluruh responden sebesar

36.21, yang berkisar antara 27 hingga 40. Nilai rerata keterlibatan ritual

sebesar 48.95, dari kisaran nilai responden antara 17 hingga 62. Nilai rerata

keterlibatan intelektual sebesar 32.53, dari kisaran 26 hingga 40, dan nilai

rerata untuk keterlibatan eksperensial sebesar 14.85 dari kisaran nilai

responden antara 8 hingga 20.

Tabel 3. Skor Religiusitas Sampel pada Tiap Dimensi

Dimensi Mean Median Standar Deviasi Minimal Maksimal

Idiologikal 36.21 37.00 3.13 27 40

Ritual 48.95 49.00 6.79 17 62

Intelektual 32.53 32.00 3.26 25 39

Konsekuensial 34.58 35.00 3.64 26 40

Eksperensial 14.85 15.00 2.49 8 20

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 36: pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac/Hubung… · kepala, berkeringat, palpitasi, kekakuan pada dada dan gangguan lambung ringan. Kumpulan ... perasaan tenang, aman sehingga rasa cemas

35

B. Analisis Data

Sebelum dilakukan uji hipotesis, data penelitian harus memenuhi uji

asumsi atau uji prasyarat. Uji asumsi terdiri dari uji normalitas dan uji

linieritas. Apabila hasil uji normalitas dan linieritas menunjukkan bahwa data

penelitian telah terdistribusi normal dan memiliki hubungan linier antara

variabel bebas dan tergantung, maka uji parametrik dengan korelasi product

moment Pearson’s dapat dilakukan. Sebaliknya jika hasil dari uji tersebut tidak

normal dan tidak linier maka uji analisis yang dipilih adalah uji non-

parametrik Spearman’s. Uji normalitas dan linieritas dilakukan dengan

menggunakan program SPSS for Windows 17.0. Berikut dijelaskan hasil uji

prasyarat:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah variabel terdistribusi

secara normal. Uji normalitas dilakukan pada masing-masing sebaran data

yaitu sebaran data kecemasan menghadapi UN dan sebaran data religiusitas,

baik secara deskriptif maupun analitik. Uji normalitas secara deskriptif dapat

dilihat dari stem-and-leaf plot, histogram, box plot dan normal Q-Q plot

seperti yang terdapat pada Lampiran 6. Uji normalitas secara analitik

dilakukan dengan menggunakan teknik One Sample Kolmogrov-Smirnov

Test karena jumlah sampel > 50, dengan hasil sebagai berikut :

Tabel 4. Uji Normalitas dengan Tes Kolmogorov-Smirnov

Variabel nilai p Keterangan

Religiusitas 0.20 Sebaran normal

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 37: pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac/Hubung… · kepala, berkeringat, palpitasi, kekakuan pada dada dan gangguan lambung ringan. Kumpulan ... perasaan tenang, aman sehingga rasa cemas

36

Kecemasan 0.20 Sebaran normal

Berdasarkan hasil uji normalitas pada Tabel 4, variabel religiusitas

memiliki sebaran data yang normal (p>0.05). Hasil uji normalitas terhadap

data kecemasan menunjukkan adanya sebaran yang juga terdistribusi normal

(p>0.05). Berdasarkan hasil tersebut maka dapat dinyatakan bahwa data

kedua variabel penelitian terdistribusi normal.

2. Uji Linieritas

Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua variabel

mempunyai hubungan yang linier. Grafik liniearitas pada Gambar 2

menunjukan adanya hubungan linier antara religiusitas dengan kecemasan

menghadapi Ujian Akhir Nasional, yang ditandai dengan tren menurun yang

bisa ditarik garis linier.

Gambar 2. Grafik Linieritas Antara Religiusitas dan Kecemasan

Setelah dilakukan uji normalitas dan uji linieritas sehingga semua prasyarat uji

parametrik terpenuhi, maka dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan teknik

korelasi product moment dari Pearson.

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 38: pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac/Hubung… · kepala, berkeringat, palpitasi, kekakuan pada dada dan gangguan lambung ringan. Kumpulan ... perasaan tenang, aman sehingga rasa cemas

37

Tabel 5. Uji Korelasi Pearson Antara Kecemasan dan Religiusitas

Korelasi Nilai p Koefisien korelasi (r)

Religiusitas terhadap kecemasan 0.000 -0.504

Kecemasan terhadap religiusitas 0.000 -0.504

Interpetasi hasil dari uji korelasi Pearson yang disajikan pada Tabel 5 dalam

menilai kemaknaan korelasi antar dua variabel, digunakan nilai p. Terdapat

korelasi yang bermakna antar dua variabel jika nilai p<0.05 (Dahlan, 2005). Hasil

uji korelasi Pearson pada penelitian ini dengan nilai p<0.001 menunjukkan bahwa

terdapat korelasi yang bermakna antara skor religiusitas dan skor kecemasan .

Sedangkan nilai korelasi Pearson (r) sebesar -0.504 menunjukkan dua hal,

yaitu arah korelasi dan kekuatan korelasi. Nilai korelasinya adalah negatif,

menandakan hubungan yang berlawanan. Hal itu menunjukkan bahwa semakin

besar nilai suatu variabel, semakin kecil nilai variabel yang lain (Dahlan, 2005).

Nilai koefisien korelasi sebesar 0.504 mengindikasikan bahwa kekuatan

korelasinya lemah (Sarwono, 2006; Nugroho, 2005). Nilai r ditafsirkan baik (r >

0.8), sedang (0.6 – 0.79), lemah (0.4 – 0.59), sangat lemah (<0.4) (Sastroasmoro,

2008). Koefisien determinasi (r2) yang diperoleh adalah 0.254, artinya sumbangan

variabel religiusitas terhadap penurunan tingkat kecemasan siswa dalam

menghadapi Ujian Nasional (UN) sebesar 25.4%.

Dari analisis data dengan menggunakan uji korelasi Pearson dapat

disimpulkan bahwa Ho (r 0) ditolak, dan H1 diterima. Dengan kata lain, ada

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 39: pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac/Hubung… · kepala, berkeringat, palpitasi, kekakuan pada dada dan gangguan lambung ringan. Kumpulan ... perasaan tenang, aman sehingga rasa cemas

38

hubungan negatif yang lemah namun secara statistik bermakna antara religiusitas

dengan kecemasan siswa yang akan menghadapi Ujian Nasional (UN).

Selain uji hipotesis korelasional antara variabel dependen dan independen,

peneliti sekaligus meninjau lebih detail lagi hubungan masing-masing dimensi

dari religiusitas terhadap tingkat kecemasan dalam mengadapi Ujian Nasional

(UN). Setelah dilakukan uji korelasional diperoleh hasil yang disajikan dalam

Tabel 6 berikut.

Tabel 6. Uji Korelasi antara Kecemasan dengan Dimensi-dimensi Religiusitas

Variabel dependen Variabel independen Koefisien korelasi (r) Nilai p

Kecemasan Idiologikal -0.378 0.003 *

Ritual -0.394 0.006 *

Intelektual -0.399 0.002 *

Konsekuensial -0.447 0.001 *

Eksperensial -0.120 0.360

* signifikan pada p < 0.05

Dari Tabel 6 didapatkan empat dimensi dari variabel religiusitas memiliki

hubungan negatif yang bermakna dengan kecemasan secara statistik (p<0.05),

yaitu dimensi idiologikal, dimensi ritual, dimensi intelektual dan dimensi

konsekuensial. Dimensi eksperensial mempunyai korelasi terlemah dengan

kecemasan yang tidak menunjukkan adanya kebermaknaan secara statistik dengan

nilai p>0.05 yaitu 0.360.

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 40: pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac/Hubung… · kepala, berkeringat, palpitasi, kekakuan pada dada dan gangguan lambung ringan. Kumpulan ... perasaan tenang, aman sehingga rasa cemas

39

BAB V

PEMBAHASAN

Hasil analisis data menunjukkan nilai rerata skor religiusitas (mean SD)

adalah 167.08 13.56. Sedangkan nilai rerata skor kecemasan sampel (mean

SD) adalah 26.26 6.13. Pada pengambilan sampel secara random didapatkan

sampel laki-laki dan perempuan dalam jumlah yang berbeda, yaitu 38 perempuan

(63.33%) dan 22 laki-laki (36.67%). Hal ini dikarenakan jumlah sampel eligibel

dari siswa perempuan lebih dominan daripada siswa laki-laki dimana siswa

perempuan sebanyak 154 atau 62.6% sedangkan siswa laki-laki sebanyak 92 atau

37.4% Meski teknik pencuplikan random dilakukan secara sederhana (non-

proporsional), persentase sampel penelitian menurut rasio jenis kelamin

proporsional dengan populasi target.

Berdasarkan cut off point skala kecemasan dengan TMAS yaitu skor 21

dinyatakan cemas, maka 85% dari seluruh responden mengalami kecemasan.

Responden perempuan yang mengalami kecemasan jumlahnya lebih banyak yaitu

89.94% sedangkan responden pria yang cemas sebanyak 77.27%. Hal ini sesuai

dengan yang dikemukakan Durand et al. (2007) bahwa salah satu faktor yang

mempengaruhi kecemasan seseorang adalah faktor biologis. Berkaitan dengan

kecemasan pada laki-laki dan perempuan, Trismiati (2004) mengatakan bahwa

perempuan lebih cemas akan ketidakmampuannya dibanding dengan laki-laki.

Laki-laki lebih aktif, eksploratif, sedangkan perempuan lebih sensitif.

39

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 41: pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac/Hubung… · kepala, berkeringat, palpitasi, kekakuan pada dada dan gangguan lambung ringan. Kumpulan ... perasaan tenang, aman sehingga rasa cemas

40

Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Trismiati (2004)

menunjukkan bahwa laki-laki lebih rileks dibanding perempuan. Maccoby dan

Jacklin (2001) menyatakan bahwa perempuan lebih mudah dipengaruhi oleh

tekanan-tekanan lingkungan daripada laki-laki. Perempuan juga dinilai lebih

cemas, kurang sabar, dan mudah mengeluarkan air mata. Berbagai studi

kecemasan secara umum menyatakan bahwa perempuan lebih cemas daripada

laki-laki.

Berdasarkan hasil analisis data dengan uji korelasi product moment dari

Pearson, didapatkan bahwa terdapat hubungan negatif antara religiusitas dengan

kecemasan menghadapi UN dengan nilai r = -0.504, sehingga hipotesis yang

menyatakan terdapat hubungan negatif antara religiusitas dengan kecemasan

siswa muslim kelas XII SMU Negeri 5 Surakarta yang akan menghadapi Ujian

Akhir (UN) dapat diterima. Artinya semakin tinggi religiusitas maka semakin

rendah kecemasan siswa, sebaliknya semakin rendah religiusitas maka kecemasan

dalam menghadapi Ujian Akhir (UN) semakin tinggi.

Kecemasan dalam penelitian ini diartikan sebagai suatu emosi yang ditandai

dengan keadaan yang tidak menyenangkan, penuh kekhawatiran dan kegelisahan

yang penyebab timbulnya tidak jelas atau tidak kelihatan (Trismiati, 2004).

Kecemasan yang berhubungan dengan ujian merupakan pengalaman buruk yang

kurang menyenangkan yang dialami individu baik di saat persiapan tes, menjelang

dan selama pelaksanaan tes. Seseorang yang menderita kecemasan yang tinggi

dalam menghadapi tes menyebabkan seseorang terhambat atau kurang bisa

memproses informasi dan tidak dapat menemukan cara pemecahan masalah yang

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 42: pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac/Hubung… · kepala, berkeringat, palpitasi, kekakuan pada dada dan gangguan lambung ringan. Kumpulan ... perasaan tenang, aman sehingga rasa cemas

41

tepat. Kecemasan menghadapi Ujian Nasional (UN) pada siswa SMU kelas XII

adalah emosi yang tidak menyenangkan yang mengakibatkan siswa mengalami

perasaan tidak berdaya dalam tingkat yang berbeda-beda karena

ketidakmampuannya menyesuaikan diri pada situasi saat akan menghadapi UN.

Gejala klinis yang muncul akibat kecemasan dapat berupa gejala psikis maupun

gejala somatis. Penderita cenderung tegang terus menerus, tidak mau santai dan

pemikirannya penuh tentang kekhawatiran (Maramis, 2005).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa religiusitas merupakan salah satu

faktor yang mempengaruhi kecemasan. Religiusitas dalam penelitian ini diartikan

sebagai internalisasi nilai-nilai agama dalam diri seseorang. Internalisasi di sini

berkaitan dengan kepercayaan terhadap ajaran-ajaran agama baik di dalam hati

maupun dalam ucapan. Dalam hal ini religiusitas lebih melihat aspek yang ada di

dalam lubuk hati dan tidak dapat dipaksakan (Rosyidah, 2006).

Hubungan antara religiusitas dan kecemasan menghadapi UN dapat dilihat

dari usaha siswa dan guru yang berupaya untuk mendekatkan diri lagi dan

memasrahkan semuanya kepada Tuhan. Siswa di SMU N 5 Surakarta melakukan

upaya-upaya nyata yang berupa kegiatan keagamaan untuk mengurangi atau

mengatasi kecemasannya, misalnya pada waktu istirahat melakukan ibadah sholat

sunnah, guru bimbingan konseling dan guru agama memberikan dorongan,

semangat untuk lebih giat beribadah serta saran-saran agar para siswa bisa lebih

tenang dalam menghadapi UN nanti. Pada hari menjelang Ujian Nasional (UN)

dilakukan doa bersama dan pemberian nasihat kepada siswa kelas XII.

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 43: pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac/Hubung… · kepala, berkeringat, palpitasi, kekakuan pada dada dan gangguan lambung ringan. Kumpulan ... perasaan tenang, aman sehingga rasa cemas

42

Hasil penelitian ini selaras dengan apa yang diungkapkan Hawari (2006)

bahwa ajaran agama merupakan salah satu faktor yang dapat menjauhkan manusia

dari perasaan cemas, tegang dan depresi. Keyakinan, idealisasi dan keimanan

membuat manusia dapat menjalani kehidupan dengan baik sekaligus mencapai

suatu hal yang bermanfaat bagi kemanusiaan dan peradaban. Cara pandang positif

dan keyakinan terhadap kehidupan yang terbangun dengan religiusitas dapat

memunculkan daya tahan dan kemampuan menghadapi permasalahan yang

sekiranya dapat menimbulkan kecemasan. Kecemasan dapat muncul karena

beberapa kondisi eksternal seperti konflik keluarga, tekanan sosial maupun terlalu

kuatnya ikatan individu pada lingkungannya.

Keyakinan dan keimanan yang biasa disebut juga sebagai religiusitas

tersusun atas beberapa dimensi atau keterlibatan, antara lain keterlibatan

ideologikal, keterlibatan ritual, keterlibatan intelektual, keterlibatan konsekuensial

dan keterlibatan eksperensial (Jalaludin, 2004). Penelitian ini menunjukkan bahwa

dimensi ideologikal, dimensi ritual, dimensi intelektual dan dimensi

konsekuensial memiliki hubungan yang bermakna dengan kecemasan. Akan tetapi

dimensi eksperiensial tidak menunjukkan adanya hubungan yang bermakna

dengan nilai p=0.360 yang tidak sesuai dengan teori yang telah diungkapkan

sebelumnya. Hal ini mungkin terjadi karena responden kurang memahami

pertanyaan-pertanyaan pada dimensi eksperiensial yang memang saling mirip dan

kurangnya pengalaman spiritual yang kuat dan berkesan yang umumnya terjadi

pada usia dewasa pertengahan.

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 44: pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac/Hubung… · kepala, berkeringat, palpitasi, kekakuan pada dada dan gangguan lambung ringan. Kumpulan ... perasaan tenang, aman sehingga rasa cemas

43

Daradjat (2000) menyatakan bahwa agama dapat memberikan jalan kepada

manusia untuk mencapai rasa aman, rasa tidak takut, atau rasa cemas menghadapi

persoalan hidup. Agama dapat memantapkan kembali jiwa yang sedang

mengalami kebimbangan-kebimbangan. Hidup keagamaan akan memberikan

kekuatan jiwa bagi seseorang untuk menghadapi tantangan dan cobaan hidup,

memberikan bantuan moral dalam menghadapi krisis, serta menimbulkan sikap

rela menerima kenyataan hidup sebagaimana yang telah ditakdirkan Tuhan.

Pemecahan masalah-masalah kehidupan melalui nilai-nilai religiusitas akan

meningkatkan kehidupan seseorang ke nilai spiritual. Seseorang akan memperoleh

keseimbangan mental bila ia mampu melakukan transendensi melalui nilai-nilai

religius yang diyakininya.

Terkait dengan manfaat kesehatan mental dari religiusitas, terdapat beberapa

mekanisme keagamaan dalam mempengaruhi kesehatan antara lain: (1) mengatur

pola hidup individu dengan kebiasaan hidup sehat, (2) memperbaiki persepsi ke

arah positif, (3) memiliki cara penyelesaian masalah yang spesifik, (4)

mengembangkan emosi positif, dan (5) mendorong kepada kondisi yang lebih

sehat. Menurut Culliford (2002), pribadi/individu dengan komitmen agama yang

tinggi akan meningkatkan kualitas ketahanan mentalnya karena memiliki self

control, self esteem dan confidence yang tinggi

Analisis dan rancangan penelitian ini tidak bisa digunakan untuk

menyimpulkan adanya hubungan sebab akibat bahwa tingkat religiusitas rendah

menyebabkan kecemasan atau sebaliknya, melainkan hanya menunjukkan korelasi

antara tingkat religiusitas dan tingkat kecemasan. Untuk mengetahui bahwa

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 45: pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac/Hubung… · kepala, berkeringat, palpitasi, kekakuan pada dada dan gangguan lambung ringan. Kumpulan ... perasaan tenang, aman sehingga rasa cemas

44

hubungan antara keduanya adalah bersifat kausal, atau variabel yang satu

mempengaruhi variabel yang lain, maka diperlukan rancangan penelitian yang

lebih baik.

Hasil penelitian ini menunjukkan sumbangan variabel religiusitas terhadap

tingkat kecemasan siswa dalam menghadapi UN sebesar 25.4%. Hal ini

menunjukkan keberadaan faktor-faktor lain yang berhubungan dengan tingkat

kecemasan pada siswa selain religiusitas sebesar 74.6%. Faktor-faktor lain

tersebut meliputi sikap pribadi, jenis kelamin (perempuan lebih rentan mengalami

kecemasan apabila dibandingkan dengan pria), serta status ekonomi (individu

yang mengalami kesulitan ekonomi berpotensi mengalami kecemasan). Faktor

harga diri, kepercayaan diri, dukungan sosial, dan persiapan diri yang rendah juga

berpotensi menimbulkan kecemasan pada siswa (Durand et al., 2007).

Faktor lain yang menjadi kelemahan dalam penelitian ini adalah

kemungkinan subjek penelitian tidak terlalu memperhatikan hal-hal yang

ditanyakan ketika mengisi kuesioner, sehingga jawaban yang diberikan kurang

sesuai dengan kenyataan yang dialaminya. Jumlah item pertanyaan yang terlalu

banyak membuat subjek penelitian bosan dan malas untuk berpikir. Hal ini dapat

menyebabkan bias pengukuran sehingga mengurangi validitas hasil penelitian.

.

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 46: pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac/Hubung… · kepala, berkeringat, palpitasi, kekakuan pada dada dan gangguan lambung ringan. Kumpulan ... perasaan tenang, aman sehingga rasa cemas

45

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil

kesimpulan bahwa terdapat hubungan negatif yang bermakna (r=-0.504,

p<0.001) antara tingkat religiusitas dan tingkat kecemasan siswa kelas XII

SMU Negeri 5 Surakarta yang akan menghadapi Ujian Nasional (UN). Jadi

Semakin tinggi religiusitas maka semakin rendah kecemasan siswa,

sebaliknya semakin rendah religiusitas maka kecemasan dalam menghadapi

Ujian Akhir (UN) semakin tinggi.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, maka saran-saran

penulis adalah sebagai berikut:

1. Melihat adanya hubungan antara religiusitas dengan kecemasan, maka

sebaiknya pihak SMU Negeri 5 Surakarta selain mempersiapkan

materi pelajaran siswa dalam menghadapi Ujian Nasional juga

memperhatikan sisi psikologisnya, salah satunya dengan dengan

meningkatkan religiusitas siswa.

2. Sebaiknya dilakukan penelitian pada populasi lain atau yang lebih luas

untuk memperluas generalisasi hasil penelitian.

3. Sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan dengan rancangan penelitian

yang lebih baik sehingga dapat membuktikan adanya hubungan sebab

45

45

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 47: pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac/Hubung… · kepala, berkeringat, palpitasi, kekakuan pada dada dan gangguan lambung ringan. Kumpulan ... perasaan tenang, aman sehingga rasa cemas

46

akibat antara religiusitas dan kecemasan, dengan memperhitungkan

faktor perancu lainnya

4. Mungkin diperlukan pengembangan instrumen religiusitas yang lebih

sederhana berikut uji validitasnya sehingga responden dapat

memahami kuesioner dengan lebih mudah dan lebih cepat.

5. Diperlukan pengembangan dan uji validitas instrumen religiusitas yang

bersifat lebih umum atau instrument spesifik untuk penganut agama

lain sehingga bisa diaplikasikan pada sampel non-muslim.

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 48: pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac/Hubung… · kepala, berkeringat, palpitasi, kekakuan pada dada dan gangguan lambung ringan. Kumpulan ... perasaan tenang, aman sehingga rasa cemas

47

DAFTAR PUSTAKA

Ancok D, Suroso dan Nashori. 2001. Psikologi Islam. Yogyakarta : PustakaPelajar.

Azwar. 2007. Konsep Pengukuran Validitas. Jakarta:Gunawan Pres hal. 60

Budiarto, E. 2004. Metodologi Penelitian Kedokteran. Jakarta : EGC

Bustaniddin, A. 2006. Agama dalam Kehidupan Manusia Pengantar AntropologiAgama. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Culliford L. 2002. Spiritual Care and Psychiatric Treatment Introduction inAdvances in Psychuatric Treatment pp 249-61

Dahlan MS (2005). Statistika untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: PT.Arkans

Durand, W dan Bartow D. 2007. Intisari Psikologi Abnormal Buku Kedua EdisiKeempat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Depdiknas. 2009. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 75 Tahun 2009.www.depdiknas.go.id/produk_hukum/permen/permen_75_2009.pdf.(21April 2010)

Dodi. 2010. Siswa Tidak Lulus UN Bisa Ikuti Ujian Ulang.http://www.mandikdasmen.depdiknas.go.id/web/berita/362.html. (21 April2010)

Daradjat, Z. 2000. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bulan Bintang

Hawari, D .2006. Managemen stres, cemas, dan depresi. Jakarta: Balai PenerbitanFK UI , hal :67

Handi, P. 2004. Depresi dan Solusinya.Yogyakarta: Tugu Publiser

Jalaludin, R. 2004. Psikologi Agama.Jakarta: Raja Grafindo Persada, hal 16-51

Jamaluddin, M. 1995. Religiusitas dan Stress Kerja pada Polisi. Skripsi.Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM.

Jatiningsih, 2007. Hubungan Tingkat Religiusitas dan Kesehatan ReproduksiRemaja di SMUN I dan SMUN III Surakarta. Skripsi. Surakarta. FakultasKedokteran UNS (Tidak Diterbitkan)

47

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 49: pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac/Hubung… · kepala, berkeringat, palpitasi, kekakuan pada dada dan gangguan lambung ringan. Kumpulan ... perasaan tenang, aman sehingga rasa cemas

48

Kaplan H.I, Sadock B.J, Made,W. (eds). 2000. Gangguan Kecemasan. Dalam:Sinopsis Psikiatri. Jakarta: Binarupa Aksara.

Kaplan HI and Sadock BJ. 2005. Mood Disorder. In Pocket Handbook of ClinicalPsychiatry. Baltimore: William and Wilkins

Maramis, WE. 1998. Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga UniversityPress, p: 139

Maccoby, E. M. dan Jacklin, C. N. 2001. The psychology of Sex Differences.California: Standford University Press.

Mudjaddid, E. 2006. Pemahaman dan Penanganan Psikosomatik GangguanAnsietas dan Depresi di Bidang Ilmu Penyakit Dalam. Dalam : Ilmu PenyakitDalam Edisi IV Jilid II. Jakarta : Pusat Penerbitan Departemen IlmuPenyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, hal. 903

Murti, B. 2006. Desain dan Ukuran Sampel untuk Penelitian Kuantitatif danKualitatif di Bidang Kesehatan. Yogyakarta : UGM Pres

Nugroho BA (2005). Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian denganSPSS. Yogyakarta: Penerbit Andi, p: 35

Redi, M. 2003. Kenalilah Rasa Cemas yang Tidak Rasional.www.sinarharapan.co.id/iptek/kesehatan/2003/1114/kes.html (22 Maret2010)

Rahayu, H.P. 1997. Hubungan Tingkat Religiusitas dengan Prilaku : Stres.Indonesian Psychologycal Journal Psikologika, hal. 61-7

Rosyidah, S. 2006. Hubungan Religiusitas dengan KebermaknaanHidup pada Anak Yatim Panti Asuhan Mardhotilah. Skripsi. SurakartaUniversitas Muhammadiyah Surakarta. (Tidak Diterbitkan)

Setyaningsih, R. 2007. Mengtasi Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional.http://bempsychology-unissula.blog.friendster.com/ (21 April 2010)

Sarwono J (2006). Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS. Yogyakarta:Penerbit Andi, p:8

Sastroasmoro S. 2008. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis Bagian IlmuKesehatan Anak FKUI. Jakarta : Binarupa Aksara

Syamsulhadi, M. 2008.Handout Psikiatri. Surakata: UNS hal .5

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users

Page 50: pustaka.uns.ac.id digilib.uns.ac/Hubung… · kepala, berkeringat, palpitasi, kekakuan pada dada dan gangguan lambung ringan. Kumpulan ... perasaan tenang, aman sehingga rasa cemas

49

Taufiqurohman, MA. 2004. Pengantar metodologi penelitian untuk ilmukesehatan. Klaten: CGSF (The Community of Self Help Group Forum)

Trismiati. 2004. Perbedaan tingkat kecemasan anatara pria dan wanita akseptorkontrasepsi mantab di RSUD Rd Sarjito. Yogyakarta : UGM Pres

digilib.uns.ac.idpustaka.uns.ac.id

commit to users