LP ISPA

28
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat, terutama adalah ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) yaitu meliputi infeksi akut saluran pernapasan bagian atas dan infeksi akut saluran pernapasan bagian bawah. ISPA adalah suatu penyakit yang terbanyak diderita oleh anak- anak, baik di negara berkembang maupun di negara maju dan sudah mampu, dan banyak dari mereka perlu masuk rumah sakit karena penyakitnya cukup gawat. Penyakit-penyakit saluran pernapasan pada masa bayi dan anak-anak dapat pula memberi kecacatan sampai pada,masa dewasa. Dimana ditemukan adanya hubungan dengan terjadinya Chronic Obstructive Pulmonary Disease. ISPA masih merupakan masalah kesehatan yang penting karena menyebabkan kematian bayi dan balita yang cukup tinggi yaitu kira-kira 1 dari 4 kematian yang terjadi. Setiap anak diperkirakan mengalami 3-6 episode ISPA setiap tahunnya. 40 % - 60 % dari kunjungan di Puskesmas adalah oleh penyakit ISPA. Dari seluruh kematian yang disebabkan oleh ISPA mencakup 20 % -30 %. Kematian yang terbesar umumnya adalah karena pneumonia dan

description

laporan pendahuluan

Transcript of LP ISPA

BAB IPENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Salah satu penyakit yang banyak diderita oleh masyarakat, terutama adalah ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut) yaitu meliputi infeksi akut saluran pernapasan bagian atas dan infeksi akut saluran pernapasan bagian bawah. ISPA adalah suatu penyakit yang terbanyak diderita oleh anak- anak, baik di negara berkembang maupun di negara maju dan sudah mampu, dan banyak dari mereka perlu masuk rumah sakit karena penyakitnya cukup gawat. Penyakit-penyakit saluran pernapasan pada masa bayi dan anak-anak dapat pula memberi kecacatan sampai pada,masa dewasa. Dimana ditemukan adanya hubungan dengan terjadinya Chronic Obstructive Pulmonary Disease. ISPA masih merupakan masalah kesehatan yang penting karena menyebabkan kematian bayi dan balita yang cukup tinggi yaitu kira-kira 1 dari 4 kematian yang terjadi. Setiap anak diperkirakan mengalami 3-6 episode ISPA setiap tahunnya. 40 % -60 % dari kunjungan di Puskesmas adalah oleh penyakit ISPA. Dari seluruh kematian yang disebabkan oleh ISPA mencakup 20 % -30 %. Kematian yang terbesar umumnya adalah karena pneumonia dan pada bayi berumur kurang dari 2 bulan. Hingga saat ini angka mortalitas ISPA yang berat masih sangat tinggi. Kematian seringkali disebabkan karena penderita datang untuk berobat dalam keadaan berat dan sering disertai penyulit-penyulit dan kurang gizi. Program pemberantasan ISPA secara khusus telah dimulai sejak tahun 1984, dengan tujuan berupaya untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian khususnya pada bayi dan anak balita yang disebabkan oleh ISPA, namun kelihatannya angka kesakitan dan kematian tersebut masih tetap tinggi. Oleh karena itu, perlu penanganan penyakit ISPA masih perlu mendapatkan perhatian yang serius dari Pemerintah yang dibantu oleh tenaga medis.

1.2TujuanTujuan umum :Untuk mengetahui asuhan kebidanan yang diberikan pada anak dengan ISPA.Tujuan khusus : Mampu melakukan pengumpulan data pada anak dengan ISPA Mampu menganalisa data pada anak dengan ISPA Mampu mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial pada anak dengan ISPA Mampu mengidentifikasi kebutuhan akan tindakan segera pada anak dengan ISPA Mampu membuat perencanaan secara komprehensif pada anak dengan ISPA Mampu melaksanakan perencanaan yang telah dibuat untuk anak dengan ISPA Mampu melakukan evaluasi hasil tindakan pada anak dengan ISPA Mampu melakukan pendokumentasian SOAP pada anak dengan ISPA

1.3ManfaatAdapun manfaat dari penyusunan laporan kasus ini adalah :1.Manfaat Bagi Mahasiswa Mahasiswa mengetahui asuhan kebidanan yang diberikan pada anak dengan ISPA2.Manfaat Bagi Ruangan Tempat Praktek-Laporan kasus ini dapat dijadikan sebagai dokumentasi kasus ISPA3.Manfaat Bagi Institusi-Sebagai salah satu bahan penilaian praktek klinik kebidanan mahasiswa

BAB IIKAJIAN PUSTAKA

2.1Kajian Teori1. DefinisiISPA sering disalahartikan sebagai infeksi saluran pernapasan atas. Yang benar ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut. ISPA meliputi saluran pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah . ISPA adalah infeksi saluran pernapasan yang berlangsung sampai 14 hari. Yang dimaksud dengan saluran pernapasan adalah organ mulai dari hidung sampai gelembung paru, beserta organ-organ disekitarnya seperti : sinus, ruang telinga tengah dan selaput paru. Sebagian besar dari infeksi saluran pernapasan hanya bersifat ringan seperti batuk pilek dan tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotik, namun demikian anak akan menderita pneumonia bila infeksi paru ini tidak diobati dengan antibiotik dapat mengakibat kematian.Program Pemberantasan Penyakit ISPA membagi penyakit ISPA dalam 2 golongan yaitu pneumonia dan yang bukan pneumonia. Pneumonia dibagi atas derajat beratnya penyakit yaitu pneumonia berat dan pneumonia tidak berat. Penyakit batuk pilek seperti rinitis, faringitis, tonsilitis dan penyakit jalan napas bagian atas lainnya digolongkan sebagai bukan pneumonia. Etiologi dari sebagian besar penyakit jalan napas bagian atas ini ialah virus dan tidak dibutuhkan terapi antibiotik. Faringitis oleh kuman Streptococcus jarang ditemukan pada balita. Bila ditemukan harus diobati dengan antibiotik penisilin, semua radang telinga akut harus mendapat antibiotik. ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udara pernapasan yang mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat kesaluran pernapasannya. Kelainan pada sistem pernapasan terutama infeksi saluran pernapasan bagian atas dan bawah, asma dan ibro kistik, menempati bagian yang cukup besar pada lapangan pediatri. Infeksi saluran pernapasan bagian atas terutama yang disebabkan oleh virus, sering terjadi pada semua golongan masyarakat pada bulan-bulan musim dingin. Tetapi ISPA yang berlanjut menjadi pneumonia sering terjadi pada anak kecil terutama apabila terdapat gizi kurang dan dikombinasi dengan keadaan lingkungan yang tidak hygiene. Risiko terutama terjadi pada anak-anak karena meningkatnya kemungkinan infeksi silang, beban immunologisnya terlalu besar karena dipakai untuk penyakit parasit dan cacing, serta tidak tersedianya atau berlebihannya pemakaian antibiotik.2.Tanda-tanda bahaya Pada umumnya suatu penyakit saluran pernapasan dimulai dengan keluhan-keluhan dan gejala-gejala yang ringan. Dalam perjalanan penyakit mungkin gejala-gejala menjadi lebih berat dan bila semakin berat dapat jatuh dalam keadaan kegagalan pernapasan dan mungkin meninggal. Bila sudah dalam kegagalan pernapasan maka dibutuhkan penatalaksanaan yang lebih rumit, meskipun demikian mortalitas masih tinggi, maka perlu diusahakan agar yang ringan tidak menjadi lebih berat dan yang sudah berat cepat-cepat ditolong dengan tepat agar tidak jatuh dalam kegagalan pernapasan. Tanda-tanda bahaya dapat dilihat berdasarkan tanda-tanda klinis dan tanda-tanda laboratoris. Tanda-tanda klinis Pada sistem respiratorik adalah: tachypnea, napas tak teratur (apnea), retraksi dinding thorak, napas cuping hidung, cyanosis, suara napas lemah atau hilang, grunting expiratoir dan wheezing. Pada sistem cardial adalah: tachycardia, bradycardiam, hypertensi, hypotensi dan cardiac arrest. Pada sistem cerebral adalah : gelisah, mudah terangsang, sakit kepala, bingung, papil bendung, kejang dan coma. Pada hal umum adalah : letih dan berkeringat banyak. Tanda-tanda laboratoris hypoxemia, hypercapnia dan acydosis (metabolik dan atau respiratorik).

Tanda-tanda bahaya pada anak golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun adalah : tidak bisa minum, kejang, kesadaran menurun, stridor dan gizi buruk, sedangkan tanda bahaya pada anak golongan umur kurang dari 2 bulan adalah: kurang bisa minum (kemampuan minumnya menurun ampai kurang dari setengah volume yang biasa diminumnya), kejang, kesadaran menurun, stridor, Wheezing, demam dan dingin. 3. PenatalaksanaanPenatalaksanaan ISPA meliputi langkah atau tindakan sebagai berikut : Pemeriksaan artinya memperoleh informasi tentang penyakit anak dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada ibunya, melihat dan mendengarkan anak Hal ini penting agar selama pemeriksaan anak tidak menangis (bila menangis akan meningkatkan frekuensi napas), untuk ini diusahakan agar anak tetap dipangku oleh ibunya. Menghitung napas dapat dilakukan tanpa membuka baju anak. Bila baju anak tebal, mungkin perlu membuka sedikit untuk melihat gerakan dada. Untuk melihat tarikan dada bagian bawah, baju anak harus dibuka sedikit. Tanpa pemeriksaan auskultasi dengan steteskop penyakit pneumonia dapat didiagnosa dan diklasifikasi. 4. Klasifikasi ISPA Pneumonia berat: ditandai secara klinis oleh adanya tarikan dinding dada kedalam (chest indrawing). Pneumonia: ditandai secara klinis oleh adanya napas cepat. Bukan pneumonia: ditandai secara klinis oleh batuk pilek, bisa disertai demam, tanpa tarikan dinding dada kedalam, tanpa napas cepat. Rinofaringitis, faringitis dan tonsilitis tergolong bukan pneumonia. Berdasarkan hasil pemeriksaan dapat dibuat suatu klasifikasi penyakit ISPA. Klasifikasi ini dibedakan untuk golongan umur dibawah 2 bulan dan untuk golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun. Untuk golongan umur kurang 2 bulan ada 2 klasifikasi penyakit yaitu : Pneumonia: Tarikan kuat dinding dada pada bagian bawah atau napas cepat. Batas napas cepat untuk golongan umur kurang 2 bulan yaitu 60 kali per menit atau lebih. Bukan pneumonia: batuk pilek biasa, bila tidak ditemukan tanda tarikan kuat dinding dada bagian bawah atau napas cepat.

Untuk golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun ada 3 klasifikasi penyakit yaitu: Pneumonia berat: bila disertai napas sesak yaitu adanya tarikan dinding dada bagian bawah kedalam pada waktu anak menarik napas (pada saat diperiksa anak harus dalam keadaan tenang tldak menangis atau meronta). Pneumonia: bila disertai napas cepat. Batas napas cepat ialah untuk usia 2 -12 bulan adalah 50 kali per menit atau lebih dan untuk usia 1 -4 tahun adalah 40 kali per menit atau lebih. Bukan pneumonia: batuk pilek biasa, bila tidak ditemukan tarikan dinding dada bagian bawah dan tidak ada napas cepat.

5. Pengobatan Pneumonia berat : dirawat di rumah sakit, diberikan antibiotik parenteral, oksigen dan sebagainya. Pneumonia: diberi obat antibiotik kotrimoksasol peroral. Bila penderita tidak mungkin diberi kotrimoksasol atau ternyata dengan pemberian kontrmoksasol keadaan penderita menetap, dapat dipakai obat antibiotik pengganti yaitu ampisilin, amoksisilin atau penisilin prokain. Bukan pneumonia: tanpa pemberian obat antibiotik. Diberikan perawatan di rumah, untuk batuk dapat digunakan obat batuk tradisional atau obat batuk lain yang tidak mengandung zat yang merugikan seperti kodein,dekstrometorfan dan, antihistamin. Bila demam diberikan obat penurun panas yaitu parasetamol. Penderita dengan gejala batuk pilek bila

pada pemeriksaan tenggorokan didapat adanya bercak nanah (eksudat) disertai pembesaran kelenjar getah bening dileher, dianggap sebagai radang tenggorokan oleh kuman streptococcuss dan harus diberi antibiotik (penisilin) selama 10 hari. 6. Perawatan dirumah Beberapa hal yang perlu dikerjakan seorang ibu untuk mengatasi anaknya yang menderita ISPA. Mengatasi panas (demam) Untuk anak usia 2 bulan samapi 5 tahun demam diatasi dengan memberikan parasetamol atau dengan kompres, bayi dibawah 2 bulan dengan demam harus segera dirujuk. Parasetamol diberikan 4 kali tiap 6 jam untuk waktu 2 hari. Cara pemberiannya, tablet dibagi sesuai dengan dosisnya, kemudian digerus dan diminumkan. Memberikan kompres, dengan menggunakan kain bersih, celupkan pada air (tidak perlu air es). Mengatasi batuk Dianjurkan memberi obat batuk yang aman yaitu ramuan tradisional yaitu jeruk nipis sendok teh dicampur dengan kecap atau madu sendok teh , diberikan tiga kali sehari. Pemberian makanan Berikan makanan yang cukup gizi, sedikit-sedikit tetapi berulang-ulang yaitu lebih sering dari biasanya, lebih-lebih jika muntah. Pemberian ASI pada bayi yang menyusu tetap diteruskan. Pemberian minuman Usahakan pemberian cairan (air putih, air buah dan sebagainya) lebih banyak dari biasanya. Ini akan membantu mengencerkan dahak, kekurangan cairan akan menambah parah sakit yang diderita. Lain-lain Tidak dianjurkan mengenakan pakaian atau selimut yang terlalu tebal dan rapat, lebih-lebih pada anak dengan demam. Jika pilek, bersihkan hidung yang berguna untuk mempercepat kesembuhan dan menghindari komplikasi yang lebih parah. Usahakan lingkungan tempat tinggal yang sehat yaitu yang berventilasi cukup dan tidak berasap. Apabila selama perawatan dirumah keadaan anak memburuk maka dianjurkan untuk membawa kedokter atau petugas kesehatan. Untuk penderita yang mendapat obat antibiotik, selain tindakan diatas usahakan agar obat yang diperoleh tersebut diberikan dengan benar selama 5 hari penuh. Dan untuk penderita yang mendapatkan antibiotik, usahakan agar setelah 2 hari anak dibawa kembali kepetugas kesehatan untuk pemeriksaan ulang.

7. Pencegahan dan Pemberantasan Pencegahan dapat dilakukan dengan : Menjaga keadaan gizi agar tetap baik. Imunisasi. Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan. Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA. Pemberantasan yang dilakukan adalah : Penyuluhan kesehatan yang terutama di tujukan pada para ibu. Pengelolaan kasus yang disempurnakan. Immunisasi .

2.2Landasan AskebDalam memberikan asuhan kebidanan terutama pada bayi ada beberapa hal yang perlu dikaji yang nantinya akan mempengaruhi masalah yang mungkin terjadi. Dalam pengkajian kita menggunakan alur pikir varney tapi dalam pendokumentasiannya menggunakan metode SOAP yang terdiri dari beberapa langkah yaitu:I. Data subyektifPengkajian data dilakukan untuk memperoleh sumber data yang nantinya akan digunakan untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien, data yang didapat harus lengkap sesuai dengan kenyataan. Data ini bisa diperoleh melalui anamnesa pada ibu atau juga dapat dilihat dari catatan kesehatan ibu diantaranya buku KIA atau rekam medik. Hal yang perlu ditanyakan adalah1. Identitas anak 2. Identitas orang tua 3. Keluhan utama/ alasan kunjungan/ dirawat.Biasanya anak yang mengalami ISPA, ibunya akan mengeluh anaknya mengalami batuk, pilek, mual, atau pusing4. Riwayat dalam kandungan (prenatal).5. Riwayat masa kelahiran (intranatal) 6. Riwayat Post natal7. Data Bio-psiko-sosial-spiritualDari data Bio-psiko-sosial-spiritual ini perlu dikaji berapa hal diantaranya:a. BiologisPada anak yang mengalami ISPA, sebaiknya pola nutrisinya dijaga dengan baik. Hal ini akan mempengaruhi daya tahan tubuh anak tersebut.b. Psikologis

c. SosialHal yang perlu dikaji1. Pengambilan keputusan dalam keluarga2. Budaya perawatan bayi/ anak yang merugikan dan menguntungkan dan sesuai dengan kesehatan. 3. Pola asuh4. Sibling 5. Spiritual

II. Data ObyektifData ini diperoleh secara langsung baik itu melalui pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan medik lainnya.a. Penilaian umumb. Penilaian khusus1. Kepala2. Wajah3. Mata 4. HidungPada anak yang mengalami ISPA, pada hidung akan terdapat pengeluaran lendir atau ingus.5. Mulut Bibir dapat tampak kering pada anak yang mengalami ISPA 6. Telinga7. Leher8. Dada9. Abdomen10. Punggung11. Kulit 12. Genetalia13. Anus.14. Ekstremitas

c. AntropometriBB : .gram/kgPB : .cmLK/LD : ..cmd. Permeriksaan Penunjang

III. AssessmentSetelah kita melakukan pengkajian dilanjutkan dengan menganalisa data yang telah didapat kemudian dirumuskan diagnosis atau masalah actual dan merumuskan diagnosis dan masalah potensial kalau ada.

IV. Planning1. Beri tahu tentang hasil pemeriksaan2. Beri KIE untuk menjaga pola nutrisi yang baik untuk anak3. Beri KIE untuk menjaga pola istirahat yang baik pada anak 4. Lakukan kolaborasi dengan Sp.A dalam pemberian therapy5. Sepakati untuk kontrol ulang jika kondisi anak tidak membaik atau ada keluhan lain

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI SAKIT KF UMUR 2 TAHUN DENGAN ISPADI POLIKLINIK ANAK RSUP SANGLAH 9 APRIL 2012

I. DATA SUBYEKTIF (9 April 2012, jam 09.00 wita)1. Identitas anakNama: KFUmur: 2 tahunJenis kelamin: Laki-lakiAnak ke: 2 Status anak: Anak kandung2. Identitas orang tua : Ibu BapakNama: Ibu NM Bapak AM Umur: 27 tahun26 tahunAgama: IslamIslamSuku/Bangsa: Bali/IndonesiaBali/IndonesiaPendidikan: SMPSMAPekerjaan: IRTSwastaAlamat: Pering Blahbatuh Pering Blahbatuh3. Alasan datang dan keluhan utamaAnak datang dengan keluhan panas naik turun disertai dengan batuk, pilek, sesak sejak 6 hari yang lalu.4. Riwayat penyakitSebelumnya anak sudah dapat dibawa berobat ke Puskesmas terdekat, tapi tidak ada perubahan dan orang tua berinisiatif membawa anaknya periksa ke poliklinik anak RSUD Sanjiwani Gianyar5. Riwayat antenatalSelama hamil, ibu rutin ANC di bidan. Ibu selalu mengkonsumsi obat yang diberikan bidan, tidak terdapat penyulit selama kehamilan.

6. Riwayat intranatalAnak lahir pada umur kehamilan cukup bulan, dan lahir di klinik bersalin, tidak terdapat penyulit dan komplikasi saat persalinan BB lahir 3000 gr.7. Riwayat penyakit keluargaDalam keluarga ibu maupun suami tidak ada yang menderita penyakit seperti batuk lama, astma, dan anak tidak pernah kontak dengan penderita astma maupun TBC. 8. Data Bio-Psiko-Sosial-SpiritualA. Biologisa. BernafasSebelum sakit, anaknya tidak pernah mengalami gangguan saat bernafas. b. Pola eleminasiAnak biasa BAB 1-2 kali dalam sehari, konsistensi lembek, warna kuning, bau khas. Anak biasa BAK 4-5 kali dalam sehari, warna jernih kekuningan, bau pesingc. Pola nutrisiAnak tidak mengalami perubahan dalam nafsu makan. d. Pola istirahatIbu mengatakan anaknya saat ini lebih banyak tidur dan sering terbangun karena batuk dan sesak yang dialami.e. AktivitasIbu mengtaakan selama sakit (5 hari) aktifitas anak berkurang. f. Personal hygieneIbu mengatakan selama sakit anak hanya dimandikan dengan cara dilap sebanyak 2 kali dengan menggunakan air hangat, pakaian dalam anak diganti tiap lembab, sedangkan pakaian luar diganti sebanyak 2 kali. Ibu tidak berani mencuci rambut anaknya karena takut pilek dan sesak anaknya bertambah parah. B. PsikologisOrang tua mengatakan khawatir dengan kondisi anaknya, dan berharap anaknya segera sembuh.C. SosialHubungan anak dengan orangtua dan anggota keluarga yang lain harmonis dan berjalan dengan baik. Dalam keluarganya tidak ada prilaku/kepercayaan yang dapat merugikan kesehatan seperti merokok, minum minuman keras, penggunaan ramuan tradisional maupun kebiasaan membawa anak kedukun. D. SpiritualOrang tua selalu mendoakan kesehatan anaknya agar segera sembuh.9. PengetahuanIbu mengatakan belum tahu tentang penyebab sakit anaknya

II. DATA OBYEKTIF (9 April 2012, jam 09.15 wita)1. Keadaan umumKeadaan umum lemah, kesadaran compos mentis2. Tanda-tanda vitalSuhu : 37,8C, nadi : 92 x/mnt, respirasi : 28 x/ mnt3. AntropometriBB : 10 kg4. Pemeriksaan fisika. KepalaWajah tidak pucat, tidak oedema, konjungtiva ka/ki merah muda, sclera ka/ki tidak ikterus. Lidah tidak kotor, tidak terdapat peradangan pada kedua tonsil, tampak riak di tenggorokan. Pada hidung tidak terdapat pernafasan cuping hidung, tampak secret pada hidung anak. Telinga ka/ki simetris, tidak ada pengeluaranb. LeherTidak terdapat pembesaran kelenjar limfe, kelenjar tirod dan tidak terdapat pelebaran vena jugularis.c. DadaBentuk simetris, suara dada vesikuler, tidak ada wheezing pada kedua dada, ronchi (+).d. AbdomenTidak terdapat distensi abdomen, bising usus (+)e. EkstremitasTidak terdapat oedema pada kedua kaki dan kedua tangan, kuku jari kemerahan dan kuku tampak bersih dan pendek, ekstremitas hangat.5. Pemeriksaan penunjang : tidak dilakukan6. III. ASSESMENTAnak sakit KF umur 2 tahun dengan ISPADasar : - Anak batuk berdahak, pilek dan sesak sejak 6 hari yang lalu Pada pemeriksaan fisik tampak riak di tenggorokan dan pengeluaran secret dari hidung serta ronchi (+).Masalah :1. Kurang bersihnya jalan nafas anak2. Pola istirahat yang kurang dari kebutuhan3. Kecemasan orangtua dengan keadaan anaknya karena kurangnya pengetahuan orangtua tentang penyakit yang diderita anaknya

IV. PLANNING (9 April 2012, jam 09.30 wita)1. Informasikan hasil pemeriksaan pada orangtua bayi2. Jelaskan pada orang tua tentang penyebab sakit anaknya3. Beritahu dan jelaskan cara membantu anak untuk melakukan batuk efektif, agar dahak pada tenggorokan anak lebih mudah keluar sehingga anak dapat beristirahat dengan baik dan dapat cukup tidur4. Anjurkan pada orang tua agar memberikan kompres hangat pada ketiak dan dahi, serta memakaikan anak baju yang menyerap keringat apabila badan anak panas/suhu tubuh anak meningkat.5. Anjurkan pada orang tua agar menggosokkan minyak kayu putih pada dada dan punggung anak apabila cuaca dingin serta menghindari udara dingin yang berlebihan.6. Anjurkan pada orang tua agar anak dijauhkan dari orang yang sedang merokok dan juga dari debu, asap pembakaran serta hindari kontak langsung dengan orang yg sedang sakit.7. Kolaborasi dengan Sp.A dalam pemberian therapy yaitu Amoxan, Ambroxol, Tremenza, Salbutamol dan Vitamin.8. Anjurkan pada orang tua agar membawa anak kontrol ulang apabila ada keluhan yang belum teratasi.

CATATAN TINDAKAN

Nama : KFJK: Laki-lakiUmur: 2 tahunAlamat: Pering BlahbatuhTgl/JamIMPLEMENTASIEVALUASIParaf

09-04-201209.45 Wita1. Menjelaskan pada orang tua tentang hasil pemeriksaan1. Orang tua tahu dan mengerti dengan penjelasan yang diberikan

2. Menjelaskan pada orang tua tentang penyebab sakit anaknya2. Orang tua mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan tampak lebih tenang mendengar penjelasan dari petugas

Rika

3. Memberitahu dan menjelaskan cara membantu anak untuk melakukan batuk efektif, agar dahak pada tenggorokan anak lebih mudah keluar sehingga anak dapat beristirahat dengan baik dan dapat cukup tidur3. Orangtua tahu dan mengerti, ibu berjanji akan melakukannya di rumah sehingga anaknya dapat istirahat yang cukup dan baikRika

4. Menganjurkan pada orang tua agar memberikan kompres hangat pada ketiak dan dahi, serta memakaikan pakaian menyerap keringat apabila badan anak panas/suhu tubuh anak meningkat4. Orang tua mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan dapat mengulang kembali penjelasan yang diberikanRika

5. Menganjurkan pada orang tua agar menggosokkan minyak kayu putih pada dada dan punggung anak apabila cuaca dingin serta menghindari udara dingin yang berlebihan5. Orang tua mengerti dan berjanji akan menggosokkan minyak kayu putih pada punggung dan dada anak apabila cuaca dingin ataupun anak tampak sedang kedinginanRika

6. Menganjurkan pada orang tua agar anak dijauhkan dari orang yang sedang merokok dan juga dari debu, asap pembakaran serta hindari kontak langsung dengan orang yg sedang sakit.7. Orang tua mengeti dan dapat mengulang penjelasan yang diberikan, orangtua berjanji akan mengikuti saran dari petugasRika

7. Menganjurkan pada orang tua agar memberikan anak obat sesuai dengan anjuran dari dokter Amoxan drop 3x0.5cc dan puyer dosis 3x1 (Ambroksal 2mg, tremenza 1/10 tab, salbutamol 0.25mg dan vit. C 1/3tab yang dibagi dlm 15bgkus)8. Orang tua mengerti dan berjanji akan memberikan anak obat sesuai dengan anjuran yang diberikan oleh dokterRika

8. Menganjurkan pada orang tua agar membawa anak kontrol ulang apabila ada keluhan yang belum teratasi.9. Orang tua mengerti dan berjanji akan kontrol ulang apabila ada keluhan yang belum teratasiRika

Mengetahui,Pembimbing Praktek

Made Suparmi NIP :Denpasar, 6 Desember 2010Pembuat Laporan

Rika Melia Carolina BalloNIM : 08.005