Lp Hiv&Tbc r.29 1

24
LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS (HIV) DENGAN INFEKSI TB Disusun Oleh : Eky Madyaning Nastiti NIM. 0910721004 JURUSAN ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN

description

hiv

Transcript of Lp Hiv&Tbc r.29 1

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS (HIV) DENGAN INFEKSI TB

Disusun Oleh :

Eky Madyaning NastitiNIM. 0910721004

JURUSAN ILMU KEPERAWATANFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG2013LAPORAN PENDAHULUANHIV DENGAN INFEKSI TBC

A. HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS (HIV)1. DEFINISI HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah sejenis virus yang melemahkan sistem kekebalan tubuh atau perlindungan tubuh manusia. Virus inilah yang menyebabkan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) (Brooks, 2004). AIDS adalah singkatan dari Acquired Immuno Deficiency Syndrome, yang berarti kumpulan gejala atau sindroma akibat menurunnya kekebalan tubuh yang disebabkan infeksi virus HIV. Tubuh manusia mempunyai kekebalan untuk melindungi diri dari serangan luar seperti kuman, virus, dan penyakit. AIDS melemahkan atau merusak sistem pertahanan tubuh ini, sehingga akhirnya berdatanganlah berbagai jenis penyakit lain (Yatim, 2006).

2.ETIOLOGI DAN PATOGENESISVirus HIV termasuk kedalam famili Retrovirus sub famili Lentivirinae. Virus famili ini mempunyai enzim yang disebut reverse transcriptase. Enzim ini menyebabkan retrovirus mampu mengubah informasi genetiknya kedalam bentuk yang terintegrasi di dalam informasi genetik dari sel yang diserangnya. Jadi setiap kali sel yang dimasuki retrovirus membelah diri, informasi genetik virus juga ikut diturunkan. Virus HIV akan menyerang Limfosit T yang mempunyai marker permukaan seperti sel CD4+, yaitu sel yang membantu mengaktivasi sel B, killer cell, dan makrofag saat terdapat antigen target khusus. Sel CD4+ adalah reseptor pada limfosit T yang menjadi target utama HIV.22 HIV menyerang CD4+ baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung, sampul HIV yang mempunyai efek toksik akan menghambat fungsi sel T. secara tidak langsung, lapisan luar protein HIV yang disebut sampul gp120 dan anti p24 berinteraksi dengan CD4+ yang kemudian akan menghambat aktivasi sel yang mempresentasikan antigen.Setelah HIV mengifeksi seseorang, kemudian terjadi sindrom retroviral akut semacam flu disertai viremia hebat dan akan hilang sendiri setelah 1-3 minggu. Serokonversi (perubahan antibodi negatif menjadi positif) terjadi 1-3 bulan setelah infeksi. Pada masa ini, tidak ada dijumpai tanda-tanda khusus, penderita HIV tampak sehat dan merasa sehat serta test HIV belum bisa mendeteksi keberadaan virus ini, tahap ini disebut juga periode jendela (window periode). Kemudian dimulailah infeksi HIV asimptomatik yaitu masa tanpa gejala. Dalam masa ini terjadi penurunan CD4+ secara bertahap. Mula-mula penurunan jumlah CD4+ sekitar 30-60 sel/tahun, tetapi pada 2 tahun berikutnya penurunan menjadi cepat, 50-100 sel/tahun, sehingga tanpa pengobatan, rata-rata masa dari infeksi HIV menjadi AIDS adalah 8-10 tahun, dimana jumlah CD4+ akan mencapai 3 minggu - Nyeri pleuritis - RR meningkat - Ronchi Blood - Takikardhi, irreguler - CRT > 3 detik, pucat, sianosis - Tekanan darah normal / menurun Brain - nyeri kepala - kelemahan umum - perubahan kesadaran Bladder: tidak ada perubahan (jumlah, warna) Bowel - ada penurunan selera makan - mual muntah Bone: adakah kelemahan, turgor kulit berubah, akral dingin, sianosis4) Psiko-sosio-spiritualFaktor stress : - Kehilangan dukungan keluarga - Hubungan dengan orang lain - Penghasilan - Gaya hidup - Distress spiritual

b. Diagnosa Keperawatan Bersihan jalan nafas tidak efektif Pola nafas tidak efektif Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan Gangguan pertukaran gas Intoleransi aktivitas Gangguan pemenuhan istirahat dan tidur Ansietas Gangguan rasa nyaman (nyeri)

c. Implementasi Keperawatan1) Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d peningkatan sekret Tujuan : Jalan nafas bersih KH : tidak ada suara nafas tambahan, RR 16-20 kali, klien dapat mengeluarkan sekretIntervensi : Kaji frek/kedalaman pernafasan dan gerakan dada Auskultasi area paru Lakukan fisioterapi nafas (vibrasi) dan postural drainage Ajarkan klien cara bentuk efektif Kolaborasi pemberian mukolitik

2) Pola nafas tidak efektif b.d kerusakan jaringan paruTujuan : Fungsi pernafasan normalKH:pernafasan dalam batas normal, RR 16 - 20 kali, tidak ada retraksi otot bantu nafasIntervensi : Observasi status penafasan : Frek. nafas, dan kedalaman Posisikan klien untuk ventilasi yang maksimal yaitu posisi semi flower Tingkatkan istirahat dan tidur Berikan O2 sesuai kebutuhan Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi

3) Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan berhubungan dengan intake inadekuat Tujuan : mempunyai intake kalori dan protein yang adekuat untuk memenuhi kebutuhan metaboliknya Kriteria hasil : pasien mempunyai intake kalori dan protein yang adekuat serum albumin dan protein dalam batas normal, menghabiskan porsi yang disiapkan, tidak nyeri saat menelan Intervensi : Monitor kemampuan mengunyah dan menelan. Monitor intake dan ouput Rencanakan diet dengan pasien dan orang penting lainnya. Anjurkan oral hygiene sebelum makan. Anjurkan untuk beri makanan ringan sedikit tapi sering.

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito.2000.Diagnosa Keperawatan-Aplikasi pada Praktik Klinis, Ed.6. Jakarta:EGC.

Doenges at al. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan, Ed.3. Jakarta:EGC

Ishmayana, Safri. 2005. Adakah Obat HIV?AIDS saat ini?. http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/berita

Komisi Penanggulangan AIDS Banyumas. 2008. Info Dasar HIV. http://www.http://nursingcorner.com

Price & Wilson. 1995. Patofisologi-Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Ed.4. Jakarta:EGC

Wilkinson, M. Judith. (2006). Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi-7. Jakarta :EGC.