lp hernia

24
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN HERNIA I. KONSEP DASAR TEORI A. Pengertian Hernia adalah keluarnya isi tubuh (biasanya abdomen) melalui defek atau bagian terlemah dari dinding rongga yang bersangkutan (Dermawan, 2010). Hernia abdominalis adalah penonjolan isi perut dari rongga yang normal melalui suatu defek pada fasia dan muskulopaneurotik dinding perut, baik secara congenital atau didapat, yang memberi jalan keluar pada setiap alat tubuh selain yang biasa melalui dinding tersebut (Mansjoer, 2000). Hernia merupakan prostusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan yang terdiri atas cincin, kantong, dan isi hernia (Wim De Jong dalam Nurarif 2013). Hernia merupakan prostrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan (Nurarif, 2013). Jadi hernia adalah keluarnya isi tubuh (biasanya abdomen) akibat lemahnya dinding rongga yang terdiri atas cincin, kantong dan isi hernia. B. Etiologi Hal yang mengakibatkan hernia adalah a. Kelemahan abdomen b. Peningkatan tekanan intra abdomen

description

GOOD

Transcript of lp hernia

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN HERNIA

I. KONSEP DASAR TEORIA. PengertianHernia adalah keluarnya isi tubuh (biasanya abdomen) melalui defek atau bagian terlemah dari dinding rongga yang bersangkutan (Dermawan, 2010). Hernia abdominalis adalah penonjolan isi perut dari rongga yang normal melalui suatu defek pada fasia dan muskulopaneurotik dinding perut, baik secara congenital atau didapat, yang memberi jalan keluar pada setiap alat tubuh selain yang biasa melalui dinding tersebut (Mansjoer, 2000).

Hernia merupakan prostusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan yang terdiri atas cincin, kantong, dan isi hernia (Wim De Jong dalam Nurarif 2013). Hernia merupakan prostrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan (Nurarif, 2013). Jadi hernia adalah keluarnya isi tubuh (biasanya abdomen) akibat lemahnya dinding rongga yang terdiri atas cincin, kantong dan isi hernia.

B. EtiologiHal yang mengakibatkan hernia adalah a. Kelemahan abdomenb. Peningkatan tekanan intra abdomenc. Bawaan sejak lahird. Kebiasaan mengangkat benda yang berat (heavy lifting)e. Kegemukan (marked obesity)f. Batukg. Terlalu mengejan saat buang air kecil/besarh. Ada cairan di rongga perut (ascites)i. Riwayat keluarga ada yang menderita herniaC. Klasifikasi HerniaKlasifikasi hernia menurut letaknya :

a. Hernia Inguinal, dibagi menjadi :1) Hernia Indirek atau lateral : hernia ini terjadi melalui cincin inguinal dan melewatikorda spermatikus melalui kanalis inguinalis, dapat menjadi sangat besar dansering turun ke skrotum. Umumnya terjadi pada pria. Benjolan tersebut bias mengecil, menghilang pada waktu tidur dan bila menangis, mengejan, mengangkatbenda berat atau berdiri dapat tumbuh kembali2) Hernia Direk atau medialis : hernia ini melewati dinding abdomen diarea kelemahan otot, tidak melalui kanal seperti pada hernia inguinalis dan femoralis indirek. Lebih umum terjadi pada lansia. Hernia ini disebut direkta karena langsung menuju anulus inguinalis eksterna sehingga meskipun arteri inguinalis interna ditekan bila pasien berdiri atau mengejan, tetap akan timbul benjolan. Pada pasien terlihat adanya massa bundar pada arteri inguinalis eksterna yang mudahmengecil bila pasien tidur. Karena besarnya defek pada dinding posterior maka hernia ini jarang menjadi irreponible.

b. Hernia FemoralisHernia femoralis terjadi melaui cincin femoral dan lebih umumnya pada wanita. Inimulai sebagai penyumbat lemak di kanalis femoral yang membesar dan secara bertahap menarik peritonium dan hampir tidak dapat dihindari kandung kemih masukkedalam kantong.c. Hernia UmbilikalHernia umbilikal pada umumnya terjadi pada wanita karena peningkatan tekanan abdominal, biasanya pada pasien obesitas dan multipara.d.d. Hernia InsisionalHernia insisional terjadi pada insisi bedah sebelumnya yang telah sembuh secara tidak adekuat, gangguan penyembuhan luka kemungkinan disebabkan oleh infeksi, nutrisitidak adekuat, distensi ekstrem atau obesitas. Usus atau organ lain menonjol melalui jaringan parut yang lemah.Klasifikasi hernia berdasarkan terjadinya :

a. Hernia Kongenital (bawaan)Hernia kongenital terjadi pada pertumbuhan janin usia lebih dari 3 minggu testis yangmula-mula terletak di atas mengalami penurunan (desensus) menuju ke skrotum. Padawaktu testis turun melewati inguinal sampai skrotum prosesus vaginalis peritonealyang terbuka dan berhubungan dengan rongga peritoneum mengalami obliterasi dansetelah testis sampai pada skrotum, prosesus vaginalis peritoneal seluruhnya tertutup (obliterasi). Bila ada gangguan obliterasi maka seluruh prosesus vaginalis peritoneal terbuka, terjadilah hernia inguinalis lateralis.b. Hernia Akuisitas (didapat)Hernia yang terjadi setelah dewasa atau pada usia lanjut. Disebabkan karena adanyatekanan intraabdominal yang meningkat dan dalam waktu yang lama, misalnya batukKlasifikasi hernia menurut sifatnya :

a. Hernia Reponible/ReducibleBila isi hernia dapat keluar masuk, usus keluar jika berdiri atau mengejan dan masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk, tidak ada keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus.

b. Hernia IrreponibleBila isi kantong hernia tidak dapat dikembalikan kedalam rongga karena perlekatan isi kantong pada peritoneum kantong hernia, tidak ada keluhan nyeri/tanda sumbatan usus, hernia ini disebut juga hernia akreta.

c. Hernia Strangulata atau InkaserataBila isi hernia terjepit oleh cincin hernia, isi kantong terperangkap, tidak dapat kembali kedalam rongga perut disertai akibat yang berupa gangguan pasase atau vaskularisasi.

D. PatofisiologiHernia berkembang ketika intra abdominal mengalami pertumbuhan tekanan sepertitekanan pada saat mengangkat sesuatu yang berat, pada saat buang air besar atau batukyang kuat atau bersin dan perpindahan bagian usus ke daerah otot abdominal, tekananyang berlebihan pada daerah abdominal itu tentu saja akan menyebabkan suatu kelemahanmungkin disebabkan dinding abdominal yang tipis atau tidak cukup kuatnya pada daerahtersebut dimana kondisi itu ada sejak atau terjadi dari proses perkembangan yang cukuplama, pembedahan abdominal dan kegemukan. Pertama-tama terjadi kerusakan yang sangat kecil pada dinding abdominal, kemudian terjadi hernia. Karena organ-organ selalu saja melakukan pekerjaan yang berat dan berlangsung dalam waktu yang cukup lama,sehingga terjadilah penonjolan dan mengakibatkan kerusakan yang sangat parah. Hernia terdiri dari tiga unsur yaitu kantong hernia yang terdiri dari peritoneum, isi hernia (usus, omentum, kadang berisi organ intraperitoneal lain atau organ ekstraperitonealseperti ovarium, apendiks divertikel dan buli-buli), dan struktur yang menutupi kantonghernia yang dapat berupa kulit (skrotum), umbilikus, paru dan sebagainya. Hernia inguinalis dapat terjadi karena anomali kongenital atau didapat, lebih banyakterjadi pada pria dari pada wanita. Faktor yang berperan kausal adalah adanya prosesusvaginalis yang terbuka, peningkatan tekanan intraabdomen (pada kehamilan, batuk kronis, pekerjaan mengangkat berat, mengejan saat defekasi dan miksi akibat BPH) dan kelemahan otot dinding perut karena usia.Secara patofisiologi pada hernia indirek, sebagian usus keluar melalui duktus spermatikussebelah lateral dari arteri epigastrika inferior mengikuti kanalis inguinalis yang berjalanmiring dari lateral atas ke medial, masuk kedalam skrotum. Juga disebut hernia inguinalis lateralis atau Oblique dan biasanya merupakan kelemahan kongenital. Karena usus keluardari rongga perut masuk kedalam skrotum dan jelas tampak dari luar maka hernia inguinalis disebut pula Hernia Eksternal. Jika lubang hernia cukup besar maka isi hernia (usus) dapat didorong masuk lagi keadaan ini disebut hernia reponible. Jika isi hernia tidak dapat masuk lagi disebut hernia inkaserata, pada keadaan ini terjadi bendungan pembuluh darah yang disebut strangulasi. Akibat gangguan sirkulasi darah akan terjadi kematian jaringan setempat yang disebut infark. Infark pada usus disertai dengan rasa nyeri dan perdarahan disebut infarkhemoragik. Bagian usus yang nekrotik berwarna merah kehitam-hitaman dengan dinding yang menebal akibat bendungan dalam vena. Darah dapat juga masuk ke dalam isi hernia (usus) atau kedalam kantong hernia. Akibat infeksi kuman yang ada dalam rongga usus yang terbendung, maka mudah terjadi pembusukan atau gangren.E. Manifestasi Klinik Hernia

1. Manifestasi hernia inguinalis, sebagai berikut :a. Tampak adanya benjolan di lipat paha atau perut bagian bawah dan benjolan bersifat temporer yang dapat mengecil dan menghilang yang disebabkan oleh keluarnya suatu organ.b. Bila isinya terjepit akan menimbulkan perasaan nyeri di tempat tersebut disertai perasaan mualc. Nyeri yang diekspresikan sebagai rasa sakit dan sensasi terbakar. Nyeri tidak hanya didapatkan di daerah inguinal tapi menyebar ke daerah panggul, belakang kaki, dan daerah genital yang disebut Reffered Pain. Nyeri biasanya meningkat dengan durasi dan insensitas dari aktivitas atau kerja yang berat. Nyeri akan mereda atau menghilang jika istirahat. Nyeri akan bertambah hebat jika strangulasi karena suplai darah ke daerah hernia terhenti sehingga kulit menjadi merah dan panas.2. Hernia femoralis kecil mungkin berisi dinding kandung kencing sehinggamenimbulkan gejala sakit kencing (disuria) disertai hematuria (kencing darah) disamping benjolan dibawah sel paha.3. Hernia diafragmatika menimbulkan perasaan sakit di daerah perut disertai sesak nafas.4. Bila pasien mengejan atau batuk maka benjolan hernia akan bertambah besar.

F. Pemeriksaan Diagnostik1. Pemeriksaan darah lengkap : menunjukkan peningkatan sel darah putih, serumelektrolit dapat menunjukkan hemokosentrasi (peningkatan hematokrit), danketidakseimbangan elektrolit.Pemeriksaan koagulasi darah : mungkin memanjang, mempengaruhi homeostatisintraoperasi atau postoperasi.2. Pemeriksaan urineMunculnya sel darah merah atau bakteri yang mengindikasi infeksi.3. Elektrokardiografi (EKG)Penemuan akan sesuatu yang tidak normal memberikan prioritas perhatian untukmemberikan anestesi4. Sinar X abdomen menunjukkan abnormalnya kadar gas dalam usus/obstruksi usus.G.

G. Komplikasi1. Ileus2. Terjadinya peningkatan antara isi hebura dengan dinding kartona hernia, sehingga isi hernia tidak dapat dimasukkan kembali.3. Terjadi penekanan terhadap cincin hernia, akibat makin bertambah atau banyaknya usus yang masuk.4. Bila inkaserata dibiarkan makan akan timbul edema sehingga terjadi penekanan pembuluh darah dan terjadi nekrosis.H. Penatalaksanaan MedikPenatalaksanaan medik pada hernia inguinalis, antara lain :

1. Terapi Konservatifa. ResposisiTindakan memasukkan kembali isi hernia ketempatnya semula secara hati-hati dengan tindakan yang lembut tetapi pasti. Tindakan ini hanya dapat dilakukan padahernia reponibilis dengan menggunakan kedua tangan. Tangan yang satumelebarkan leher hernia sedangkan tangan yang lain memasukkan isi herniamelalui leher hernia tadi.

b. Pemakaian penyangga atau sabuk herniaPemakaian batalan penyangga hanya bertujuan menahan hernia yang telah direposisi dan tidak pernah menyembuhkan sehingga harus dipakai seumur hidup.2. Terapi Operatif

a. HerniotomiPada herniotomi dilakukan pembebasan kantong hernia sampai kelehernya. Kantong dibuka dan isi hernia dibebaskan jika ada perlengketan, kemudian diresposisi, kantong hernia dijahit, ikat setinggi mungkin lalu dipotong.b. HernioplastiPada hernioplasti dilakukan tindakan memperkecil anulus inguinalis internus dan memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis.I. Medikasia. Pemberian analgesik untuk mengurangi nyeri.

b. Pemberian antibiotik untuk menyembuhkan infeksi.

J. Aktivitas dan diet

1. AktivitasHindari mengangkat barang yang berat sebelum atau sesudah pembedahan.2. DietTidak ada diet khusus, tetapi setelah operasi diet cairan sampai saluran gastrointestinal berfungsi lagi, kemudian makanan dengan gizi seimbang. Tingkatkan masukan serat dan tinggi cairan untuk mencegah sembelit dan mengejan selama buang air besar. Hindari kopi, teh, coklat, minuman berkarbonasi, minuman beralkohol, dan setiap makanan atau bumbu yang memperburuk gejala.3. Terapi pembedahanDapat dilakukan herniotomi dan herniografi (menjahit kantong hernia). Tindakan pembedahan lebih efektif pada hernia reponibel karena dikawatirkan terjadi komplikasi. Kondisi usus harus diperhatikan pada hernia inkarserata atau strangulata, bila terjadi nekrosis harus direseksi.

II. KONSEP DASAR ASUHAN KEPEPERAWATAN

A. Pengkajian

1. Menurut Doengoes (dalam Suratun, 2010) data yang diperoleh:

a. Aktivitas/IstirahatPasien dilakukan anamnese mengenai riwayat pekerjaan, mengangkat beban berat, duduk dan mengemudi dalam waktu yang lama, membutuhkan papan matras untuktidur. Pada pemeriksaan fisik pasien mengalami penurunan rentang gerak, tidakmampu melakukan aktivitas yang biasa, atrofi otot, gangguan dalam berjalan.b. SirkulasiApakah pasien mempunyai riwayat penyakit jantung, edeme pulmonal, penyakitvaskular perifer.c. EliminasiApakah pasien mengalami konstipasi, adanya inkontinensia atau retensi urine.d. Makanan/CairanApakah pasien mengalami gangguan bising usus, mual, muntah, nyeri abdomen, malnutrisi atau obesitas.e. Nyeri/KenyamananApakah pasien mengalami nyeri di daerah benjolan hernia walaupun jarang dijumpai, kalau ada biasanya dirasakan di daerah epigastrium atau daerah periumbilikal berupa nyeri viseral karena regangan pada mesenterium sewaktu segmen usus halus masuk ke dalam kantong hernia.f. Keamanan

Apakah pasien mempunyai riwayat alergi terhadap makanan dan obat-obatan.g. PernapasanApakah pasien mempunyai riwayat batuk kronik (penyakit paru obstruksi menahun).2. Pemeriksaan fisikTanda yang diketahui selama pemeriksaan fisik mencakup:a. Nyeri tekanb. Atrosi otot pada bagian tubuh yang terkena gangguan dalam benjolanc. Konstipasi (mengalami kesulitan dalam defekasi)d. Kelemahan otot

B. Diagnosa KeperawatanPre Operasi1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik.2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan intake makanan.3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum4. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang prosedur operasi.Post Operasi1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan diskontuinitas jaringan akibat tindakan operasi.2. Resiko terjadi infeksi berhubungan dengan luka insisi bedah/operasi.3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum.C. Intervensi KeperawatanPre operasi1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik.Tujuan: setelah diberikan asuhan keperawatan .x 24 jam diharapkan nyeri hilang atau berkurang dengan kriteria hasil: Pasien tampak rileks Tanda-tanda vital dalam batas normal (TD : 120-140/80-100 mmHG, Nadi : 60-100 x permenit, Suhu: 36,5-37,50C, RR: 16-24 x permenit) Skala nyeri 0-3Intervensi:

a. Catat keluhan nyeri, termasuk lokasi, lamanya, intensitas (skala 0-10).Rasional : Nyeri tidak selalu ada tetapi bila ada harus dibandingkan dengan gejala nyeri pasien sebelumnya dimana dapat membantu mendiagnosa.b. Kaji ulang faktor yang meningkatkan atau menurunkan nyeri.Rasional : Membantu dalam membuat diagnosa dan kebutuhan terapi.c. Catat petunjuk nyeri non verbal, contoh: gelisah, menolak bergerak, berhati-hati dengan abdomen, takikardi, berkeringat. Selidiki ketidaksesuaian antara petunjukverbal dan non-verbal.Rasional : Petunjuk non-verbal dapat berupa fisiologis dan psikologis dan dapat digunakan dalam menghubungkan petunjuk verbal untuk mengidentifikasi luas atau beratnya masalah.d. Bantu latihan rentang gerak aktif atau pasif.Rasional : Menurunkan kekakuan sendi, meminimalkan nyeri atau ketidaknyamanan.e. Kolaborasi dalam pemberian obat sesuai indikasi. Misal: Aseraminofen (tylenol)Rasional : Meningkatkan kenyamanan dan istirahat.2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan intake makanan.Tujuan : setelah diberikan asuhan keperawatan selama .....x 24 jam diharapkan kebutuhan nutrisi terpenuhi secara adekuat dengan kriteria hasil : a. Pasien senang bila makan b. Nafsu makan meningkatc. Porsi makan yang diberikan selalu habisIntervensi a. Berikan makanan yang disertai dengan suplemen vitamin untuk meningkatkan kualitas intake nutrisi. Rasional :Untuk meningkatkan nafsu makan sebagai pemenuhan terhadap nutrisi b. Anjurkan untuk makan-makanan dengan porsi kecil tapi sering. Rasional : Untuk meningkatkan kualitas intake nutrisi dan dapat menurunkan kejenuhan makan serta meningkatkan nafsu makan .c. Jelaskan pengertian intake nutrisi yang adekuat untuk penyembuhan. Rasional : Untuk memberikan motivasi agar kebutuhan nutisi terpenuhi d. Bantu orang terdekat atau orang tua mengembangkan keseimbangan nutrisi. Rasional :Meningkatkan pemahaman kebutuhan individu terhadap pentingnya nutrisi sebagai penunjang keseimbangan pasiene. Menimbang berat badan tiap hari.Rasional : Untuk mendeteksi tingkat kekurangan nutrisi dari pada pasien f. Kolaborasi dalam pemberian diit. Rasional : Untuk memenuhi kebutuhan nutisi yang adekuat 3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum.

Tujuan: setelah diberikan asuhan keperawatan .x 24 jam diharapkan pasien dapat melakukan aktivitas ringan atau total dengan kriteria hasil:

Perilaku menampakan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan diri.

Pasien mengungkapkan mampu untuk melakukan beberapa aktivitas tanpa dibantu.

Koordinasi otot, tulang dan anggota gerak lainya baik. Tanda-tanda vital dalam batas normal (TD : 120-140/80-100 mmHG, Nadi : 60-100 x permenit, Suhu: 36,5-37,50C, RR: 16-24 x permenit)Intervensi :

a. Rencanakan periode istirahat yang cukup.Rasional : Mengurangi aktivitas yang tidak diperlukan, dan energi terkumpul dapat digunakan untuk aktivitas seperlunya secar optimal.b. Berikan latihan aktivitas secara bertahap.

Rasional : Tahapan-tahapan yang diberikan membantu proses aktivitas secara perlahan dengan menghemat tenaga namun tujuan yang tepat, mobilisasi dini.

c. Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhan sesuai kebutuhan.

Rasional : Mengurangi pemakaian energi sampai kekuatan pasien pulih kembali.

d. Setelah latihan dan aktivitas kaji respons pasien.

Rasional : Menjaga kemungkinan adanya respons abnormal dari tubuh sebagai akibat dari latihan.

4. Ansietas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang prosedur operasi.Tujuan: setelah diberikan asuhan keperawatan ..x24 jam diharapkan pasien dapat menghilangkan atau mengurangi perasaan khawatir dan tegang yang dialami dengan kriteria hasil: Pasien tampak rileks Melaporkan ansietas menurun sampai tingkat yang dapat ditangani. Pasien dapat meneruskan aktivitas yang dibutuhkan meskipun ada kecemasan. Pasien dapat mengkomunikasikan kebutuhan dan perasaan negatif secara tepat.Intervensi:

a. Jelaskan kembali proses penyakit dan prognosis serta pembatasan kegiatan.Rasional : pengetahuan dasar yang memadai memungkinkan untuk membuat pilihan yang tepat. Dapat meningkatkan kerjasama pasien mengenai program pengobatan dan mendapatkan penyembuhan yang optimal.b. Diskusikan mengenai pengobatan dan juga efek sampingnya.Rasional : menurunkan risiko komplikasi atau trauma.c. Anjurkan untuk melakukan evaluasi medis secara teratur.Rasional : mengevaluasi perkembangan dari bagian tubuh yang terkena atau komplikasi dari efek samping obat.d. Berikan informasi mengenai tanda-tanda yang perlu untuk dilaporkan pada evaluasi seperti: nyeri.Rasional : perkembangan dari proses penyakit mungkin memerlukan tindakan atau pembedahan lebih.Post Operasi

1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan diskontinuitas jaringan akibat tindakan operasi.Tujuan: setelah diberikan asuhan keperawatan .x 24 jam diharapkan nyeri hilang atau berkurang dengan kriteria hasil: Pasien tampak rileks Pasien mengungkapkan nyeri berkurang. Tanda-tanda vital dalam batas normal (TD : 120-140/80-100 mmHG, Nadi : 60-100 x permenit, Suhu: 36,5-37,50C, RR: 16-24 x permenit) Skala nyeri 0-3Intervensi:

a. Pantau tanda-tanda vital, intensitas dan skala nyeri.Rasional : Mengenal dan memudahkan dalam melakukan tindakan keperawatan.b. Anjurkan pasien istirahat ditempat tidur.Rasional : Istirahat untuk mengurangi intesitas nyeri.c. Atur posisi pasien senyaman mungkin.Rasional : Posisi yang tepat mengurangi penekanan dan mencegah ketegangan otot serta mengurangi nyeri.d. Ajarkan teknik relaksasi dan napas dalam.Rasional : Relaksasi mengurangi ketegangan dan membuat perasaan lebih nyaman.e. Kolaborasi untuk pemberian analgetik.Rasional : Analgetik berguna untuk mengurangi nyeri sehingga pasien menjadi lebihnyaman.

2. Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan luka insisi bedah atau operasi.Tujuan: Setelah diberikan .x 24 jam diharapkan tidak terjadi infeksi dengan kriteria hasil: Tidak ada tanda-tanda infeksi seperti pus. Luka bersih tidak lembab dan kotor. Tanda-tanda vital normal (TD : 120-140/80-100 mmHG, Nadi : 60-100 x permenit, Suhu: 36,5-37,50C, RR: 16-24 x permenit)Intervensi:

a. Pantau tanda-tanda vital.Rasional : Jika ada peningkatan tanda-tanda vital besar kemungkinan adanya gejala infeksi karena tubuh berusaha intuk melawan mikroorganisme asing yang masukmaka terjadi peningkatan tanda vital.b. Lakukan perawatan luka dengan teknik aseptik.Rasional : Perawatan luka dengan teknik aseptik mencegah risiko infeksi.c. Lakukan perawatan terhadap prosedur inpasif seperti infus, kateter, drainase luka, dan lain-lain.Rasional : Untuk mengurangi risiko infeksi nosokomial.d. Jika ditemukan tanda infeksi kolaborasi untuk pemeriksaan darah, seperti Hb dan leukosit.Rasional : Penurunan Hb dan peningkatan jumlah leukosit dari normal membuktikanadanya tanda-tanda infeksi.e. Kolaborasi untuk pemberian antibiotik.Rasional : Antibiotik mencegah perkembangan mikroorganisme patogen.

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum.Tujuan: setelah diberikan asuhan keperawatan .x 24 jam diharapkan pasien dapat melakukan aktivitas ringan atau total dengan kriteria hasil: Perilaku menampakan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan diri. Pasien mengungkapkan mampu untuk melakukan beberapa aktivitas tanpa dibantu. Koordinasi otot, tulang dan anggota gerak lainya baik. Tanda-tanda vital dalam batas normal (TD : 120-140/80-100 mmHG, Nadi : 60-100 x permenit, Suhu: 36,5-37,50C, RR: 16-24 x permenit)Intervensi :

a. Rencanakan periode istirahat yang cukup.Rasional : Mengurangi aktivitas yang tidak diperlukan, dan energi terkumpul dapatdigunakan untuk aktivitas seperlunya secar optimal.a. Berikan latihan aktivitas secara bertahap.Rasional : Tahapan-tahapan yang diberikan membantu proses aktivitas secara perlahandengan menghemat tenaga namun tujuan yang tepat, mobilisasi dini.b. Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhan sesuai kebutuhan.Rasional : Mengurangi pemakaian energi sampai kekuatan pasien pulih kembali.c. Setelah latihan dan aktivitas kaji respons pasien.Rasional : Menjaga kemungkinan adanya respons abnormal dari tubuh sebagai akibat darilatihan.

DAFTAR PUSTAKADermawan, Deden & Tutik. R. 2010. Keperawatan medikal bedah (sistem pencernaan). Yogyakarta: Gosyen PublishingDoengoes, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGCHerdman, T. 2012. Diagnosis Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta : EGCNurarif, Amin H. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan NANDA. Yogyakarta : MediactionMansjoer, Arif. Kapita Selecta Kedokteran Edisi 3 Jilid II. Jakarta : Media Aesculapius FKUISuratun. 2010. Asuhan Keperawatan Pasien Gangguan Sistem Gastrointestinal. Jakarta: CV Trans Info MedikaLAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN HERNIA

OLEH:

LUH PUTU WIDIATMINI, S.Kep

14.901.0955PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA PPNI BALI

2015

_1486410298.unknown