Definisi Hernia

23
Definisi Hernia Hernia adalah menonjolnya suatu organ atau struktur organ dan tempatnya yang normal melalui sebuah defek kongenital atau yang (Long, 1996 : 246). Hernia adalah suatu keadaan menonjolnya isi usus suatu rongga melalui lubang (Oswar 216). Hernia adalah penonjolan sebuah organ, jaringan atau struktur melewati dinding rong secara normal memang berisi bagian-bagian tersebut (Nettina, 2001 : 253). Etiologi / Penyebab Hernia Hernia dapat terjadi karena ada sebagian dinding rongga lemah. Lemahnya dinding ini merupakan cacat bawaan atau keadaan yang didapat sesudah lahir, contoh hernia bawaa hermia omphalokel yang terjadi karena sewaktu bayi lahir tali pusatnya tidak segera (menutup) dan masih terbuka. Demikian pula hernia diafragmatika. Hernia dapat diawa anggota keluarga misalnya bila ayah menderita hernia bawaan, sering terjadi pula pa Pada manusia umur lanjut jaringan penyangga makin melemah, manusia umur lanjut lebi cenderung menderita hernia inguinal direkta. Pekerjaan angkat berat yang dilakukan jangka lama juga dapat melemahkan dinding perut (Oswari. 2000 : 217). Klasifikasi Hernia 1.Menurut/tofografinya : hernia inguinalis, hernia umbilikalis, hernia femoralis da 2.Menurut isinya : hernia usus halus, hernia omentum, dan sebagainya. 3.Menurut terlibat/tidaknya : hernia eksterna (hernia ingunalis, hernia serofalis d Hernia inferna tidak terlihat dari luar (hernia diafragmatika, hernia foramen winsl obturatoria).

Transcript of Definisi Hernia

Definisi Hernia

Hernia adalah menonjolnya suatu organ atau struktur organ dan tempatnya yang normal melalui sebuah defek kongenital atau yang didapat. (Long, 1996 : 246). Hernia adalah suatu keadaan menonjolnya isi usus suatu rongga melalui lubang (Oswari, 2000 : 216). Hernia adalah penonjolan sebuah organ, jaringan atau struktur melewati dinding rongga yang secara normal memang berisi bagian-bagian tersebut (Nettina, 2001 : 253).Etiologi / Penyebab Hernia

Hernia dapat terjadi karena ada sebagian dinding rongga lemah. Lemahnya dinding ini mungkin merupakan cacat bawaan atau keadaan yang didapat sesudah lahir, contoh hernia bawaan adalah hermia omphalokel yang terjadi karena sewaktu bayi lahir tali pusatnya tidak segera berobliterasi (menutup) dan masih terbuka. Demikian pula hernia diafragmatika. Hernia dapat diawasi pada anggota keluarga misalnya bila ayah menderita hernia bawaan, sering terjadi pula pada anaknya. Pada manusia umur lanjut jaringan penyangga makin melemah, manusia umur lanjut lebih cenderung menderita hernia inguinal direkta. Pekerjaan angkat berat yang dilakukan dalam jangka lama juga dapat melemahkan dinding perut (Oswari. 2000 : 217).Klasifikasi Hernia

1.Menurut/tofografinya : hernia inguinalis, hernia umbilikalis, hernia femoralis dan sebagainya. 2.Menurut isinya : hernia usus halus, hernia omentum, dan sebagainya. 3.Menurut terlibat/tidaknya : hernia eksterna (hernia ingunalis, hernia serofalis dan sebagainya). Hernia inferna tidak terlihat dari luar (hernia diafragmatika, hernia foramen winslowi, hernia obturatoria).

4.Menurut kausanya : hernia congenital, hernia traumatika, hernia visional dan sebagainya. 5.Menurut keadaannya : hernia responbilis, hernia irreponibilis, hernia inkarserata, hernia strangulata. 6.Menurut nama penemunya : a.Hernia Petit (di daerah lumbosakral) b.Hernia Spigelli (terjadi pada lenea semi sirkularis) di atas penyilangan rasa epigastrika inferior pada muskulus rektus abdominis bagian lateral. c.Hernia Richter : yaitu hernia dimana hanya sebagian dinding usus yang terjepit. 7.Beberapa hernia lainnya : a.Hernia Pantrolan adalah hernia inguinalis dan hernia femoralis yang terjadi pada satu sisi dan dibatasi oleh rasa epigastrika inferior. b.Hernia Skrotalis adalah hernia inguinalis yang isinya masuk ke skrotum secara lengkap. c.Hernia Littre adalah hernia yang isinya adalah divertikulum Meckeli.Tanda dan Gejala Hernia

Umumnya penderita mengeluhkan turun berok, burut atau kelingsir atau menyatakan adanya benjolan di selakanganya/kemaluan, benjolan itu bisa mengecil atau menghilang, dan bila menangis mengejan waktu defekasi/miksi, mengangkat benda berat akan timbul kembali. Dapat pula ditemukan rasa nyeri pada benjolan atau gejala muntah dan mual bila telah ada komplikasi. Manifestasi Klinis dan Pemeriksaan Penunjang 1. Manifestasi klinis a. Tampak benjolan di lipat paha. b. Bila isinya terjepit akan menimbulkan perasaan sakit di tempat itu disertai perasaan mual. c. Bila terjadi hernia inguinalis stragulata perasaan sakit akan bertambah hebat serta kulit di atasnya menjadi merah dan panas. d. Hernia femoralis kecil mungkin berisi dinding kandung kencing sehingga menimbulkan gejala sakit kencing (disuria) disertai hematuria (kencing darah) disamping benjolan di bawah sela paha. e. Hernia diafragmatika menimbulkan perasaan sakit di daerah perut disertai sasak nafas.

f. Bila pasien mengejan atas batuk maka benjolan hernia akan bertambah besar. (Oswari, 2000 : 218)Pathways

Patofisiologi

Defek pada dinding otot mungkin kongenital karena melemahkan jaringan atau ruang luas pada ligamen inguinal atau dapat disebabkan oleh trauma. Tekanan intra abdominal paling umum meningkat sebagai akibat dari kehamilan atau kegemukan. Mengangkat berat juga menyebabkan peningkatan tekanan, seperti pada batuk dan cidera traumatik karena tekanan tumpul. Bila dua dari faktor ini ada bersama dengan kelemahan otot, individu akan mengalami hernia. Hernia inguinalis indirek, hernia ini terjadi melalui cincin inguinal dan melewati korda spermatikus melalui kanalis inguinalis. Ini umumya terjadi pada pria dari pada wanita. Insidennya tinggi pada bayi dan anak kecil. Hernia ini dapat menjadi sangat besar dan sering turun ke skrotum. Hernia inguinalis direk, hernia ini melewati dinding abdomen di area kelemahan otot, tidak melalui kanal seperti pada hernia inguinalis dan femoralis indirek. Ini lebih umum pada lansia. Hernia inguinalis direk secara bertahap terjadi pada area yang lemah ini karena defisiensi kongenital. Hernia femoralis, hernia femoralis terjadi melalui cincin femoral dan lebih umum pada wanita dari pada pria. Ini mulai sebagai penyumbat lemak di kanalis femoralis yang membesar dan secara bertahap menarik peritonium dan hampir tidak dapat dihindari kandung kemih masuk ke dalam kantung. Ada insiden yang tinggi dari inkar serata dan strangulasi dengan tipe hernia ini

Hernia embilikalis, hernia imbilikalis pada orang dewasa lebih umum pada wanita dan karena peningkatan tekanan abdominal. Ini biasanya terjadi pada klien gemuk dan wanita multipara (Ester, 2002 : 53) Hernia umbilicalis terjadi karena kegagalan orifisium umbilikal untuk menutup (Nettina, 2001 : 253) Bila tekanan dari cincin hernia (cincin dari jaringan otot yang dilalui oleh protusi usus) memotong suplai darah ke segmen hernia dari usus, usus menjadi terstrangulasi. Situasi ini adalah kedaruratan bedah karena kecuali usus terlepas, usus ini cepat menjadi gangren karena kekurangan suplai darah (Ester, 2002 : 55). Pembedahan sering dilakukan terhadap hernia yang besar atau terdapat resiko tinggi untuk terjadi inkarserasi. Suatu tindakan herniorrhaphy terdiri atas tindakan menjepit defek di dalam fascia. Akibat dan keadaan post operatif seperti peradangan, edema dan perdarahan, sering terjadi pembengkakan skrotum. Setelah perbaikan hernia inguinal indirek. Komplikasi ini sangat menimbulkan rasa nyeri dan pergerakan apapun akan membuat pasien tidak nyaman, kompres es akan membantu mengurangi nyeri (Long. 1996 : 246).Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan diameter anulus inguinalis Pemeriksaan penunjang a. Sinar X abdomen menunjukkan abnormalnya kadar gas dalam usus/ obstruksi usus. b. Hitung darah lengkap dan serum elektrolit dapat menunjukkan hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit), peningkatan sel darah putih dan ketidak seimbangan elektrolit.Pengkajian Keperawatan pada Hernia

Aktivitas/istirahat Gejala : - Riwayat pekerjaan yang perlu mengangkat berat, duduk, mengemudi dan waktu lama - Membutuhkan papan/matras yang keras saat tidur - Penurunan rentang gerak dan ekstremitas pada salah satu bagian tubuh - Tidak mampu melakukan aktivitas yang biasanya dilakukan. Tanda : Atrofi otot pada bagian tubuh yang terkena gangguan dalam berjalan Eliminasi

Gejala : konstipasi dan adanya inkartinensia/retensi urine Integritas Ego Gejala : ketakutan akan timbulnya paralisis, ansietas, masalah pekerjaan finansial keluarga Tanda : tampak cemas, depresi, menghindar dari keluarga Neurosensori Gejala : kesemutan, kekakuan, kelemahan dari tangan/kaki Tanda : penurunan reflek tendon dalam, kelemahan otot, hipotonia. Nyeri tekan/spasme otot paravertebralis, penurunan persepsi nyeri Kenyamanan Gejala : nyeri seperti tertusuk pisau, yang akan semakin memburuk dengan adanya batuk, bersin, defekasi, nyeri yang tidak ada hentinya, nyeri yang menjalar ke kaki, bokong, bahu/lengan, kaku pada leher. (Doenges, 1999 : 320-321) Post Operasi Status Pernapasan - Frekuensi, irama dan ke dalaman - Bunyi napas - Efektifitas upaya batuk Status Nutrisi - Status bising usus, mual, muntah Status Eliminasi - Distensi abdomen pola BAK/BAB Kenyamanan - Tempat pembedahan, jalur invasif, nyeri, flatus

Kondisi Luka - Keadaan/kebersihan balutan - Tanda-tanda peradangan - drainage Aktifitas - Tingkat kemandirian dan respon terhadap aktivitasPenatalaksanaan Hernia

- Pada hernia inguinalis lateralis reponibilis maka dilakukan tindakan bedah efektif karena ditakutkan terjadi komplikasi. - Pada yang ireponibilis, maka diusahakan agar isi hernia dapat dimasukkan kembali. Pasien istirahat baring dan dipuasakan atau mendapat diit halus. Dilakukan tekanan yang kontinyu pada benjolan misalnya dengan bantal pasir. Baik juga dilakukan kompres es untuk mengurangi pembengkakan. Lakukan usaha ini berulang-ulang sehingga isi hernia masuk untuk kemudian dilakukan bedah efektif di kemudian hari atau menjadi inkarserasi. - Pada inkerserasi dan strangulasi maka perlu dilakukan bedah darurat. Tindakan bedah pada hernia ini disebut herniotomi (memotong hernia dan herniorafi (menjahit kantong hernia). Pada bedah efektif manalis dibuka, isi hernia dimasukkan,kantong diikat dan dilakukan bassin plasty untuk memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. Pada bedah darurat, maka prinsipnya seperti bedah efektif. Cincin hernia langsung dicari dan dipotong. Usus dilihat apakah vital/tidak. Bila tidak dikembalikan ke rongga perut dan bila tidak dilakukan reseksi usus dan anastomois end to end. a. Hernia yang terstrangulasi atau inkarserata dapat secara mekanis berkurang. Suatu penokong dapat digunakan untuk mempertahankan hernia berkurang. Penyokong ini adalah bantalan yang diikatkan ditempatnya dengan sabuk. Bantalan ditempatkan di atas hernia setelah hernia dikurangi dan dibiarkan ditempatnya untuk mencegah hernia dan kekambuhan. Klien harus secara cermat memperhatikan kulit di bawah penyokong untuk memanifestasikan kerusakan (Long, 1996 : 246) b. Perbaikan hernia dilakukan dengan menggunakan insisi kecil secara langsung di atas area yang lemah. Usus ini kemudian dikembalikan ke rongga perintal, kantung hernia dibuang dan otot ditutup dengan kencang di atas area tersebut. Hernia diregion inguinal biasanya diperbaikan hernia saat ini dilakukan sebagai prosedur rawat jalan. (Ester, 2002 : 54).

Diagnosa Keperawatan pada Klien Hernia

1.Nyeri (khususnya dengan mengedan) yang berhubungan dengan kondisi hernia atau intervensi pembedahan. Hasil yang diperkirakan : dalam 1 jam intervensi, persepsi subjektif klien tentang ketidaknyamanan menurun seperti ditunjukkan skala nyeri. Indikator objektif seperti meringis tidak ada/menurun. a.Kaji dan catat nyeri, perhatikan lokasi, intensitas (skala 0 10) dan faktor pemberat/penghilang b.Beritahu pasien untuk menghindari mengejan, meregang, batuk dan mengangkat benda yang berat. c.Ajarkan pasien pemasangan penyokong skrotum/kompres es yang sering diprogramkan untuk membatasi edema dan mengendalikan nyeri. e. Pantau tanda-tanda vital f. Berikan tindakan kenyamanan, misal gosokan punggung, pembebatan insisi selama perubahan posisi, lingkungan tenang. g.Berikan analgesik sesuai program. Rasional : a. Nyeri insisi bermakna pada pasca operasi awal, diperberat oleh pergerakan, batuk, distensi abdomen, mual. b. Intervensi diri pada kontrol nyeri memudahkan pemulihan otot/jaringan dengan menurunkan tegangan otot dan memperbaiki sirkulasi c. Perdarahan pada jaringan, bengkak, inflamasi lokal atau terjadinya infeksi dapat menyebabkan peningkatan nyeri insisi. d. Respon autonemik meliputi perubahan pada TD, nadi dan pernapasan yang berhubungan dengan keluhan/penghilang nyeri. Abnormalitas tanda vital terus menerus memerlukan evaluasi lanjut. e. Memberikan dukungan relaksasi, memfokuskan ulang perhatian, meningkatkan rasa kontrol dan kemampuan koping.

f. Mengontrol/mengurangi nyeri untuk meningkatkan istirahat dan meningkatkan kerjasama dengan aturan terapeutik 2.Retensi urine (resiko terhadap hal yang sama) yang berhubungan dengan nyeri, trauma dan penggunaan anestetik selama pembedahan abdomen. Hasil yang diperkirakan : dalam 810 jam pembedahan, pasien berkemih tanpa kesulitan. Haluaran urine 100 ml selama setiap berkemih dan adekuat (kira-kira 1000-1500 ml) selama periode 24 jam. a.Kaji dan catat distensi suprapubik atau keluhan pasien tidak dapat berkemih. b.Pantau haluarna urine. Catat dan laporkan berkemih yang sering < 100 ml dalam suatu waktu. c.Permudah berkemih dengan mengimplementasikan : pada posisi normal untuk berkemih rangsang pasien dengan mendengar air mengalir/tempatkan pada baskom hangat. 3.Kurang pengetahuan : potensial komplikasi GI yang berkenaan dengan adanya hernia dan tindakan yang dapat mencegah kekambuhan mereka. Hasil yang diperkirakan : setelah instruksi, pasien mengungkapkan pengetahuan tentang tanda dan gejala komplikasi GI dan menjalankan tindakan yang diprogramkan oleh pencegahan. a.Ajarkan pasien untuk waspada dan melaporkan nyeri berat, menetap, mual dan muntah, demam dan distensi abdomen, yang dapat memperberat awitan inkarserasi/strangulasi usus. b.Dorong pasien untuk mengikuti regumen medis : penggunaan dekker atau penyokong lainnya dan menghindari mengejan meregang, konstipasi dan mengangkat benda yang berat. c.Anjurkan pasien untuk mengkonsumsi diit tinggi residu atau menggunakan suplement diet serat untuk mencegah konstipasi, anjurkan masukan cairan sedikitnya 2-3 l/hari untuk meningkatkan konsistensi feses lunak. d.Beritahu pasien mekanika tubuh yang tepat untuk bergerak dan mengangkat. 2. Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan hemoragi Intervensi : a. Pantau tanda-tanda vital dengan sering, perhatikan peningkatan nadi, perubahan TD postural, takipnea, dan ketakutan. Periksa balutan dan luka dengan sering selama 24 jam terhadap tanda-tanda darah merah terang atau bengkak insisi berlebihan b. Palpasi nadi perifer. Evaluasi pengisian kapiler, turgor kulit, dan status membran mukosa.

c. Perhatikan adanya edema d. Pantau masukan dan haluaran (mencakup semua sumber : misal emesis, selang, diare), perhatikan haluaran urine e. Pantau suhu f. Tinjau ulang penyebab pembedahan dan kemungkinan efek samping pada keseimbangan cairan. g. Berikan cairan, darah, albumin, elektrolit sesuai indikasi. Rasional : a. Tanda-tanda awal hemorasi usus dan/ atau pembentukan hematoma yang dapat menyebabkan syok hipovotemik b. Memberikan informasi tentang volume sirkulasi umum dan tingkat dehidrasi c. Edema dapat terjadi karena pemindahan cairan berkenaan dengan penurunan kadar albumen serum/protein. d. Indikator langsung dari hidrasi/perjusi organ dan fungsi. Memberikan pedoman untuk penggantian cairan e. Demam rendah umum terjadi selama 24 48 jam pertama dan dapat menambah kehilangan cairan f. Mengeksaserbasi cairan dan kehilangan elektrolit g. Mempertahankan volume sirkulasi dan keseimbangan elektrolit. 3. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan ketidakadekuatan pertahanan primer Intervensi : a. Pantau tnda-tanda vital, perhatikan peningkatan suhu. b. Observasi penyatuan luka, karakter drainase, adanya inflamasi

c. Observasi terhadap tanda/gejala peritonitas, misal : demam, peningkatan nyeri, distensi abdomen d. Pertahankan perawatan luka aseptik, pertahankan balutan kering e. Berikan obat-obatan sesuai indikasi : Antibiotik, misal : cefazdine (Ancel) Rasional : a. Suhu malam hari memuncak yang kembali ke normal pada pagi hari adalah karakteristik infeksi. b. Perkembangan infeksi dapat memperlambat pemulihan c. Meskipun persiapan usus dilakukan sebelum pembedahan elektif, peritonitas dapat terjadi bila susu terganggu. Misal : ruptur pra operasi, kebocoran anastromosis (pasca operasi) atau bila pembedahan adalah darurat/akibat dari luka kecelakaan d. Melindungi pasien dari kontaminasi silang selama penggantian balutan. Balutan basah sebagai sumbu retrogad, menyerap kontaminasi eksternal. e. Diberikan secara profilaktik dan untuk mengatasi infeksi. 4. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna/makan-makanan Intervensi : a. Tinjau faktor-faktor individual yang mempengaruhi kemampuan untuk mencerna/makan makanan, misal : status puasa, mual. b. Aukultasi bising usus palpasi abdomen. Catat pasase flatus. c. Identifikasi kesukaan/ketidaksukaan diet dari pasien. Anjurkan pilihan makanan tinggi protein dan vitamin C d. Berikan cairan IU, misal : albumin. Lipid, elektrolit

Rasional : a. Mempengaruhi pilihan intervensi b. Menentukan kembalinya peristaltik (biasanya dalam 2 4 hari) c. Meningkatkan kerjasama pasien dengan aturan diet, protein/vitamin C adalah kontributor utama untuk pemeliharaan jaringan dan perbaikan. Malnutrisi adalah faktor dalam menurunkan pertahanan terhadap infeksi d. Memperbaiki keseimbangan cairan dan elektrolit. Inflamasi usus, erosi mukosa, infeksi. 5. Ketakutan/ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan Intervensi : a. Awasi respon fisiologis, misal : takipnea, palpitasi, pusing, sakit kepala, sensasi kesemutan. b. Dorong pernyataan takut dan ansietas : berikan umpan balik. c. Berikan informasi akurat, nyata tentang apa yang dilakukan, misal : sensasi yang diharapkan, prosedur biasa d. Dorong orang terdekat tinggal dengan pasien, berespon terhadap tanda panggilan dengan cepat. Gunakan sentuhan dan kontak mata dengan cepat e. Tunjukkan teknik relaksasi, contoh : visualisasi, latihan napas dalam, bimbingan imajinasi f. Berikan obat sesuai dengan indikasi, misal : Diazepam (valium), klurazepat (Tranxene), alprazolan (Xanax) Rasional : a. Dapat menjadi indikatif derajat takut yang dialami pasien tetapi dapat juga berhubungan dengan kondisi fisik/status syok b. Membuat hubungan terapeutik. Membantu pasien menerima perasaan dan memberikan kesempatan untuk memperjelas kesalahan konsep

c. Melibatkan pasien dalam rencana asuhan dan menurunkan ansietas yang tak perlu tentang ketidaktahuan. d. Membantu menurunkan takut melalui pengalaman menakutkan menjadi seorang diri. e. Belajar cara untuk rileks dapat menurunkan takut dan ansietas f. Sedatif/transquilizer dapat digunakan kadang-kadang untuk menurunkan ensietas dan meningkatkan istirahat, khususnya pada pasien ulkus.Daftar Pustaka

Kapita Selekta Kedokteran. Edisi II. Medica Aesculaplus FK UI. 1998. Keperawatan Medikal Bedah. Swearingen. Edisi II. EGC. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Charlene J. Reeves, Bayle Roux, Robin Lockhart. Penerjemah Joko Setyono. Penerbit Salemba Media. Edisi I. 2002. Brunner & Suddarth, 2002, Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Vol. 1, EGC, Jakarta. Barbara C. Lag, 1996, Keperawatan Medikal Bedah Bagian I dan 3, Yayasan TAPK Pengajaraan, Bandung. Mansjoer, Arif dkk., 2001, Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid I, Medica Aesculapius FKUI, Jakarta. R. Syamsuhidayat & Wim de Jong, 2001, Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi Revisi, EGC, Jakarta. Patrick, et all. Medical Surgical Nursing (Pathophysiological Concepts). Second Edition, J.B. Lippincott Company. Spokane Washington. 1991. Page 1644. Sandra M. Nettina. The Lippincott (Manual of Nursing Practice) Sixth Edition, Lippincott. Philadelphia New York. 1996. Part II page 506 507, 524 525. Tags: askep hernia

ASUHAN KEPERAWATAN HERNIA ASUHAN KEPERAWATAN HERNIA

A. PENGERTIAN Hernia adalah protusio (penonjolan) abnormal suatu organ atau bagian suatu organ melalui lubang (apertura) pada stuktur disekitarnya, umumnya protusio organ abdominal melalui celah dari dinding abdomen. (Sue Hinchliff, 1999 : 206). Hernia adalah penonjolan dari organ internal melalui pembentukan abnormal atau lemah pada otot yang mengelilinginya. (Winter Griffith, 1997 : 340). Hernia adalah tonjolan keluarnya organ atau jaringan melalui dinding rongga dimana organ tersebut seharusnya berada yang didalam keadaan normal tertutup. (suster nada, 21 juli 2007). B. ETIOLOGI 1. Lemahnya dinding rongga perut. Dapat ada sejak lahir atau didapat kemudian dalam hidup. 2. Akibat dari pembedahan sebelumnya. 3. Kongenital a. Hernia congenital sempurna Bayi sudah menderita hernia kerena adanya defek pada tempat tempat tertentu. b. Hernia congenital tidak sempurna Bayi dilahirkan normal (kelainan belum tampak) tapi dia mempunyai defek pada tempat tempat tertentu (predisposisi) dan beberapa bulan ( 0 1 tahun) setelah lahir akan terjadi hernia melalui defek tersebut karena dipengaruhi oleh kenaikan tekanan intraabdominal (mengejan, batuk, menangis). 4. Aquisial adalah hernia yang buka disebabkan karena adanya defek bawaan tetapi disebabkan oleh fakor lain yang dialami manusia selama hidupnya, antara lain : a. Tekanan intraabdominal yang tinggi. Banyak dialami oleh pasien yang sering mengejan yang baik saat BAB maupun BAK. b. Konstitusi tubuh. Orang kurus cenderung terkena hernia jaringan ikatnya yang sedikit. Sedangkan pada orang gemuk juga dapat terkena hernia karena banyaknya jaaringan lemak pada tubuhnya yang menambah beban kerja jaringan ikat penyokong pada LMR. c. Banyaknya preperitoneal fat banyak terjadi pada orang gemuk. d. Distensi dinding abdomen karena peningkatan tekanan intraabdominal. e. Sikatrik. f. Penyakit yang melemahkan dinding perut. g. Merokok h. Diabetes melitus C. BAGIAN DAN JENIS HERNIA Bagian bagian hernia : 1. Kantong hernia Pada hernia abdominalis berupa peritoneum parietalis. Tidak semua hernia memiliki kantong, misalnya

hernia incisional, hernia adiposa, hernia intertitialis. 2. Isi hernia Berupa organ atau jaringan yang keluar melalui kantong hernia, misalnya usus, ovarium, dan jaringan penyangga usus (omentum). 3. Pintu hernia Merupakan bagian locus minoris resistance yang dilalui kantong hernia. 4. Leher hernia Bagian tersempit kantong hernia yang sesuai dengan kantong hernia. 5. Locus minoris resistence (LMR) Klasifikasi hernia : 1. Menurut lokasinya a. Hernia inguinalis adalah hernia yang terjadi dilipatan paha. Jenis ini merupakan yang tersering dan dikenal dengan istilah turun berok atau burut. b. Hernia umbilikus adalah di pusat. c. Hernia femoralis adalah di paha. 2. Menurut isinya a. Hernia usus halus b. Hernia omentum 3. Menurut penyebabnya a. Hernia kongenital atau bawaan b. Hernia traumatica c. Hernia insisional adalah akibat pembedahan sebelumnya. 4. Menurut terlihat dan tidaknya a. Hernia externs, misalnya hernia inguinalis, hernia scrotalis, dan sebagainya. b. Hernia interns misalnya hernia diafragmatica, hernia foramen winslowi, hernia obturaforia. 5. Menurut keadaannya a. Hernia inkarserata adalah bila isi kantong terperangkap, tidak dapat kembali kedalam rongga perut disertai akibat yang berupa gangguan pasase atau vaskularisasi. Secara klinis hernia inkarserata lebih dimaksudkan untuk hernia irrenponibel. b. Hernia strangulata adalah jika bagian usus yang mengalami hernia terpuntir atau membengkak, dapat mengganggu aliran darah normal dan pergerakan otot serta mungkin dapat menimbulkan penyumbatan usus dan kerusakan jaringan. 6. Menurut nama penemunya a. Hernia petit yaitu hernia di daerah lumbosacral. b. Hernia spigelli yaitu hernia yang terjadi pada linen semi sirkularis diatas penyilangan vasa epigastrika inferior pada muskulus rektus abdominalis bagian lateral. c. Hernia richter yaitu hernia dimana hanya sebagian dinding usus yang terjepit. 7. Menurut sifatnya a. Hernia reponibel adalah bila isi hernia dapat keluar masuk. Isi hernis keluar jika berdiri atau mengedan dan masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk, tidak ada keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus. b. Hernia irreponibel adalah bila isi kantung hernia tidak dapat dikembalikan ke dalam rongga.

8. Jenis hernia lainnya a. Hernia pantolan adalah hernia inguinalis dan hernia femuralis yang terjadi pada satu sisi dan dibatasi oleh vasa epigastrika inferior. b. Hernia scrotalis adalah hernia inguinalis yang isinya masuk ke scrotum secara lengkap. c. Hernia littre adalah hernia yang isinya adalah divertikulum meckeli. D. PATHOFISIOLOGI Kanalis inguinalis dalam kanal yang normal pada fetus. Pada bulan ke 8 dari kehamilan, terjadinya desensus vestikulorum melalui kanal tersebut. Penurunan testis itu akan menarik peritoneum ke daerah scrotum sehingga terjadi tonjolan peritoneum yang disebut dengan prosesus vaginalis peritonea. Bila bayi lahir umumnya prosesus ini telah mengalami obliterasi, sehingga isi rongga perut tidak dapat melalui kanalis tersebut. Tetapi dalam beberapa hal sering belum menutup, karena testis yang kiri turun terlebih dahulu dari yang kanan, maka kanalis inguinalis yang kanan lebih sering terbuka. Dalam keadaan normal, kanal yang terbuka ini akan menutup pada usia 2 bulan. Bila prosesus terbuka sebagian, maka akan timbul hidrokel. Bila kanal terbuka terus, karena prosesus tidak berobliterasi maka akan timbul hernia inguinalis lateralis kongenital. Biasanya hernia pada orang dewasa ini terjadi kerana usia lanjut, karena pada umur tua otot dinding rongga perut melemah. Sejalan dengan bertambahnya umur, organ dan jaringan tubuh mengalami proses degenerasi. Pada orang tua kanalis tersebut telah menutup. Namun karena daerah ini merupakan locus minoris resistance, maka pada keadaan yang menyebabkan tekanan intraabdominal meningkat seperti batuk batuk kronik, bersin yang kuat dan mengangkat barang barang berat, mengejan. Kanal yang sudah tertutup dapat terbuka kembali dan timbul hernia inguinalis lateralis karena terdorongnya sesuatu jaringan tubuh dan keluar melalui defek tersebut. Akhirnya menekan dinding rongga yang telah melemas akibat trauma, hipertropi protat, asites, kehamilan, obesitas, dan kelainan kongenital dan dapat terjadi pada semua. Pria lebih banyak dari wanita, karena adanya perbedaan proses perkembangan alat reproduksi pria dan wanita semasa janin. Potensial komplikasi terjadi perlengketan antara isi hernia dengan dinding kantong hernia sehingga isi hernia tidak dapat dimasukkan kembali. Terjadi penekanan terhadap cincin hernia, akibat semakin banyaknya usus yang masuk, cincin hernia menjadi sempit dan menimbulkan gangguan penyaluran isi usus. Timbulnya edema bila terjadi obtruksi usus yang kemudian menekan pembuluh darah dan kemudian terjadi nekrosis. Bila terjadi penyumbatan dan perdarahan akan timbul perut kembung, muntah, konstipasi. Bila inkarserata dibiarkan, maka lama kelamaan akan timbul edema sehingga terjadi penekanan pembuluh darah dan terjadi nekrosis. Juga dapat terjadi bukan karena terjepit melainkan ususnya terputar. Bila isi perut terjepit dapat terjadi shock, demam, asidosis metabolik, abses. Komplikasi hernia tergantung pada keadaan yang dialami oleh isi hernia. Antara lain obstruksi usus sederhana hingga perforasi (lubangnya) usus yang akhirnya dapat menimbulkan abses lokal, fistel atau peritonitis. E. PENATALAKSANAAN 1. Terapi umum Terapi konservatif sambil menunggu proses penyembuhan melalui proses alami dapat dilakukan pada

hernia umbilikalis pada anak usia dibawah 2 (dua) tahun. Terapi konservatif berupa alat penyangga dapat dipakai sebagai pengelolaan sementara, misalnya pemakaian korset pada hernia ventralis sedangkan pada hernia inguinal pemakaian tidak dianjurkan karena selain tidak dapat menyembuhkan alat ini dapat melemahkan otot dinding perut. Reposisi Tindakan memasukkan kembali isi hernia ketempatnya semula secara hati hati dengan tindakan yang lembut tetapi pasti. Tindakan ini hanya dapat dilakukan pada hernia hernia reponibilis dengan menggunakan kedua tangan. Tangan yang satu melebarkan leher hernia sedangkan tangan yang lain memasukkan isi hernia melalui leher hernia tadi. Tindakkan ini terkadang dilakukan pada hernia irreponibilis apabila pasien takut operasi, yaitu dengan cara : bagian hernia dikompres dingin, penderita diberi penenang valium 10 mg agar tertidur, pasien diposisikan trendelenberg. Jika reposisi tidak berhasil jangan dipaksa, segera lakukan operasi. Suntikan Setelah reposisi berhasil suntikkan zat yang bersifat sklerotik untuk memperkecil pintu hernia. Sabuk hernia Digunakan pada pasien yang menolak operasi dan pintu hernia relatif kecil. b. Umumnya tindakkan operatif merupakan satu satunya yang rasional. 2. Hernioplastik endoscopy a. Hernia inguinalis Pengobatan konservatif Terbatas pada tindakan melakukan reposisi dan pemakaian penyangga atau penunjang untuk mempertahankan isi hernia yang telah direposisi. Reposisi tidak dilakukan pada hernia inguinalis strangulata, kecuali pada pasien anak anak. Reposisi dilakukan secara bimanual. Tangan kiri memegang isi hernia membentuk corong sedangkan tangan kanan mendorongnya kearah cincin hernia dengan tekanan lambat tapi menetap sampai terjadi reposisi. Reposisi dilakukan dengan menidurkan anak dengan pemberian sedatif dan kompres es diatas hernia. Bila reposisi ini berhasil anak disiapkan untuk operasi besok harinya. Jika reposisi hernia tidak berhasil, dalam waktu enam jam harus dilakukan operasi segera. Pengobatan operatif Pengobatan operatif merupakan satu satunya pengobatan hernia inguinalis yang rasional. Indikasi operatif sudah ada begitu diagnosis ditegakkan. Prinsip dasar operasi hernia terdiri dari herniatomy dan herniaraphy. - Herniotomy Dilakukan pembebasan kantong hernia sampai kelehernya, kantong dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlenketan, kemudian reposisi. Kantong hernia dijahit, ikat setinggi mungkin lalu dipotong. - Hernioraphy Dilakukan tindakan memperkecil anulus inguinalis internus dan memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis. b. Hernia incarserata Tidak ada terapi konservatif untuk hernia jenis ini. Yang harus dilakukan adalah operasi secepatnya. Jenis operasi : herniotomy. Prinsipnya adalah membuka dan memotong kantong hernia kemudian

mengeluarkan isi kantong hernia (usus) dan mengembalikannya ke tempat asalnya hingga ileus hilang. Pada hernia irreponibils dapat kita perkirakan hal hal yang akan terjadi pada isi hernia berdasarkan perhitungan waktu yaitu : a) kurang dari 24 jam setelah diagnosis, dapat di anggap isi hernia baru saja terjepit. b) 24 48 jam isi hernis mulai mengalami ischemia. c) 48 72 jam mulai terjadi ganggren. d) Lebih 3 hari isi hernia nekrosis. Selain dalam hitungan waktu, keadaan isi hernia dapat dilihat dari : a) Warna usus (membiru, ischemic atau nekrosis) b) Penilaian vaskularisasi Berikan NaCl hangat selama 5 menit pada usus, bila terjadi perubahan warna dari kebiruan menjadi kemerahan, berarti usus masih baik (viable). Bila setelah pemberian NaCl hangat warna usus masih tetap biru berarti usus telah mengalami nekrose (non - viable), harus direseksi secara end to end. c) Kemampuan peristaltic usus Bila setelah pemberian NaCl hangat terjadi peristaltic berarti keadaan usus masih baik (viable). Bila keadaan umum pasien baik tetapi ususnya non viable, maka setelah herniotomy dilakukan reseksi usus non viable tadi dikeluarkan dan diletakkan di atas paha yang dikenal dengan istilah VORLAGERUNG (letakan di muka / di luar). Dibuat lubang pada usus untuk keluarnya feses. Setelah keadaan umum pasien membaik baru operasi dapat dilanjutkan. Indikasi vorlagerung : a) usus non viable b) KU pasien jelek c) Narcose yang lama F. DIET dan AKTIVITY Aktivity : hindari mengangkat barang yang berat sebelum atau sesudah pembedahan. Diet : tidak ada diet khusus. Tetapi seetelah operasi diet cairan sampai saluran gastrointestinal berfungsi lagi. Kemudian makan dengan gizi seimbang. Tingkatkan masukan serat dan tinggi cairan untuk mencegah sembelit dan mengejan selama buang air besar. Hindari kopi, teh, coklat, minumam berkarbonasi, minuman beralkohol, dan setiap makanan atau bumbu yang memperburuk gejala.

G. MEDICATIONS a. Analgesik b. Antibiotik untuk membasmi infeksi H. NURSING MANAJEMENT 1. Pengkajian a. Data subjektif - Sebelum operasi Adanya benjolan diselangkangan atau kemaluan

Nyeri didaerah benjolan meski jarang dijumpai kalau ada biasanya dirasakan didaerah epigastrium atau dearah paraumbilikal berupa nyeri viseral karena regangan pada mesenterium sewaktu segmen usus halus masuk kedalam kantong hernia. Nyeri yang disertai mual muntah, kembung. Konstipasi Bayi menangis terus Pada saat bayi menangis atau mengejan dan batuk batuk kuat timbul benjolan. Pada hernia strangulata suhu badan dapat meninggi atau normal. Pada hernia obturatoria didapat keluhan nyeri seperti ditusuk tusuk dan parastesia didaerah panggul, lutut, bagian medial paha akibat penekanan pada N. Obturatorius. Riwayat penyakit terdahulu : Riwayat batuk kronis dan tumor intraabdominal, bedah abdominal. Riwayat psikososial : klien merasa terganggu dengan adanya penyakitnya, klien tidak dapat beraktivitas dengan bebas. Riwayat penyakit sekarang : merasa ada benjolan di skrotum bagian kanan atau kadang kadang mengecil / mneghilang. Bila menangis, batuk, mengangkat benda berat akan timbul benjolan lagi, timbul rasa nyeri pada benjolan dan timbul rasa kemeng disertai mual muntah. Akibat komplikasi terdapat shock, demam, asidosis metabolik, abses, fistel, peritonitis. - Sesudah operasi Nyeri didaerah operasi Lemas Pusing Mual, kembung b. Data objektif - Inspeksi Hernia reponibel terdapat benjolan dilipat paha yang muncul pada waktu berdiri, batuk, bersin atau mengedan dan mneghilang setelah berbaring. Hernia inguinal - Lateralis : uncul benjolan di regio inguinalis yang berjalan dari lateral ke medial, tonjolan berbentuk lonjong. - Medialis : tonjolan biasanya terjadi bilateral, berbentuk bulat. Hernia skrotalis : benjolan yang terlihat sampai skrotum yang merupakan tojolan lanjutan dari hernia inguinalis lateralis. Hernia femoralis : benjolan dibawah ligamentum inguinal. Hernia epigastrika : benjolan dilinea alba. Hernia umbilikal : benjolan diumbilikal. Hernia perineum : benjolan di perineum. - Palpasi Caranya : Titik tengah antar SIAS dengan tuberkulum pubicum (AIL) ditekan lalu pasien disuruh mengejan. Jika terjadi penonjolan di sebelah medial maka dapat diasumsikan bahwa itu hernia inguinalis medialis. Titik yang terletak di sebelah lateral tuberkulum pubikum (AIM) ditekan lalu pasien disuruh mengejan

jika terlihat benjolan di lateral titik yang kita tekan maka dapat diasumsikan sebagai nernia inguinalis lateralis. Titik tengah antara kedua titik tersebut di atas (pertengahan canalis inguinalis) ditekan lalu pasien disuruh mengejan jika terlihat benjolan di lateralnya berarti hernia inguinalis lateralis jika di medialnya hernia inguinalis medialis. Hernia inguinalis : kantong hernia yang kosong kadang dapat diraba pada funikulus spermatikus sebagai gesekan dua permukaan sutera, tanda ini disebut sarung tanda sarung tangan sutera. Kantong hernia yang berisi mungkin teraba usus, omentum (seperti karet), atau ovarium. Dalam hal hernia dapat direposisi pada waktu jari masih berada dalam annulus eksternus, pasien mulai mengedan kalau hernia menyentuh ujung jari berarti hernia inguinalis lateralis dan kalau samping jari yang menyentuh menandakan hernia inguinalis medialis. Hernia femoralis : benjolan lunak di lipat paha dibawah ligamentum inguina dan lateral tuberkulum pubikum. Hernia inkarserata : nyeri tekan. - Perkusi Bila didapatkan perkusi perut kembung maka harus dipikirkan kemungkinan hernia strangulata. Hipertimpani, terdengar pekak, - Auskultasi Hiperperistaltis didapatkan pada auskultasi abdomen pada hernia yang mengalami obstruksi usus (hernia inkarserata). - Colok dubur Tonjolan hernia yang nyeri yang merupakan tanda Howship romberg (hernia obtutaratoria). - Pemeriksaan test diagnostik : rongent, USG. - Tanda tanda vital : temperatur meningkat, pernapasan meningkat, nadi meningkat, tekanan darah meningkat. - Hasil laboratorium Leukosit > 10.000 18.000 / mm3 Serum elektrolit meningkat. 2. Diagnosa a. Nyeri akut b/d agen injuri (biologi, kimia fisik, psikologis). NOC : - Mengenali faktor penyebab - Mengenali lamanya onset sakit - Mengunakan metode pencegahan non analgesik untuk mengatasi nyeri - Menggunakan analgetik sesuai kebutuhan - Mencari bantuan tenaga kesehatan - Melaporkan gejala kepada petugas kesehatan - Menggunakan sumber sumber yang tersedia - Mengenali gejala gejala nyeri - Mencatat pengalaman tentang nyeri sebelumnya - Melaporkan nyeri yang sudah terkontrol

Keterangan penilaian NOC : - Tidak dilakukan sama sekali - Jarang dilakukan - Kadang dilakukan - Sering dilakukan - Selalu dilakukan NIC - Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi. - Observasi reaksi non verbal dan ketidaknyamanan. - Gunakan tehnik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeeri pasien. - Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri. - Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau. - Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan. - Kontrol lingkungan yang dapat menpengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan. - Kurangi faktor presipitasi nyeri. - Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi, dan interpersonal). - Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi. - Ajarkan tentang tehnik non farmakologi. - Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri. b. Defisit volume cairan b/d kehilangan volume cairan secara aktif. NOC Indikator : - Tekanan darah dalam batas normal. - Rata rata tekanan arteri dalam batas normal. - Tekanan vena sentral dalam batas normal. - Tekanan paru paru dalam batas normal. - Nadi perifer teraba. - Tidak ada hipertensi ortostatik - Keseimbangan intake dan output selama 24 jam. - Tidak ada suara napas tambahan. - Berat badan stabil. - Tidak ada mata cekung - Tidak ada kebingungan - Tidak haus berlebihan - Kelambaban kulit dalam batas normal - Elektrolit serum dalam batas normal - Nilai hematokrit dalam batas normal - BJ urin dalam batas normal Keterangan penilaian NOC :

- Tidak dilakukan sama sekali - Jarang dilakukan - Kadang dilakukan - Sering dilakukan - Selalu dilakukan NIC - Monitor berat badan setiap hari - Pertahankan intake dan output yang akurat - Monitor status hidrasi (membran mokusa) yang adekuat - Monitor status nutrisi - Monitor intake dan output. c. Resiko infeksi b/d trauma, kerusakan jaringan. NOC : Indikator : - Mengetahui resiko. - Memonitor faktor resiko lingkungan. - Memonitor resiko dari tingkah laku. - Mengembangkan kontrol resiko secara efektif. - Memodifikasi gaya hidup untuk mengurangi resiko menggunakan. dukungan personal untuk mengontrol resiko. - Berpartisipasi dalam screening untuk mengidentifikasi resiko. - Memonitor perubahan status kesehatan. Keterangan penilaian NOC : - Tidak dilakukan sama sekali - Jarang dilakukan - Kadang dilakukan - Sering dilakukan - Selalu dilakukan NIC: - Observasi dan laporkan tanda dan gejala infeksi seperti kemerahan, panas, nyeri, tumor, dan adanya fungsiolaesa. - Kaji temperatur klien tiap 4 jam. - Catat dan laporkan nilai laboratorium (leukosit, protein, serum, albumin). - Kaji warna kulit, kelembaban tesktur, dan turgor. - Gunakan strategi untuk mencegah infeksi nosokomial. - Tingkatkan intake cairan. - Istirahat yang adekuat - Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan keperawatan. - Gunakan standard precaution dan gunakan sarung tangan selama kontak dengan darah, membran mukosa yang tidak utuh. - Ikuti transmisi pencegahan dasar untuk udara, droplet, dan kontak kontak tranmitted

microorganisme. - Ganti IV line sesuai dengan aturan yang berlaku. - Pastikan perawatan aseptik pada IV line. - Pastikan tehnik perawatan luka secara tepat. - Dorong pasien untuk istirahat. - Berikan terapi antibiotak sesuai instruksi. - Ajarkan pasien dan keluarga tentang tanda tanda gejala infeksi dan kalau terjadi untuk melapor kepada perawat.