LP Halusinasi

18
LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN SENSORI PERSEPSI : HALUSINASI A. KASUS (Masalah Utama) Halusinasi merupakan gangguan atau perubahan persepsi dimana klien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan pancra indra tanpa ada rangsangan dari luar. Suatu penghayatan yang dialami suatu persepsi melalui panca indra tanpa stimulus eksteren persepsi palsu (Maramis, 2005). Halusinasi adalah distorsi persepsi yang terjadi pada respon neurobiologis yang maladaptif, pengalaman sensori yang salah atau palsu yang dapat terjadi pada indra pendengaran, penglihatan, pengecapan, perabaan, penciuman (Stuart and Laraia, 2005). B. PROSES TERJADINYA MASALAH 1. Faktor Predisposisi Faktor predisposisi dapat meliputi faktor perkembangan. Jika tugas perkembangan mengalami hambatan dan hubungan interpersonal terganggu, maka individu akan mengalami stres dan kecemasan. Faktor sosial yang terjadi pada masyarakat dapat menyebabkan seseorang merasa disingkirkan sehingga orang tersebut merasa kesepian dilingkungan yang membesarkannya. Jika seseorang mengalami stres berlebihan maka didalam tubuhnya akan menghasilkan suatu zat yang bersifat halusinogenik neurokimia seperti buffofenon dan dimethytranferase (DMP).

description

halusinasi adalah

Transcript of LP Halusinasi

Page 1: LP Halusinasi

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN SENSORI PERSEPSI : HALUSINASI

A. KASUS (Masalah Utama)

Halusinasi merupakan gangguan atau perubahan persepsi dimana klien

mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan pancra indra

tanpa ada rangsangan dari luar. Suatu penghayatan yang dialami suatu persepsi

melalui panca indra tanpa stimulus eksteren persepsi palsu (Maramis, 2005).

Halusinasi adalah distorsi persepsi yang terjadi pada respon neurobiologis yang

maladaptif, pengalaman sensori yang salah atau palsu yang dapat terjadi pada indra

pendengaran, penglihatan, pengecapan, perabaan, penciuman (Stuart and Laraia,

2005).

B. PROSES TERJADINYA MASALAH

1. Faktor Predisposisi

Faktor predisposisi dapat meliputi faktor perkembangan. Jika tugas perkembangan

mengalami hambatan dan hubungan interpersonal terganggu, maka individu akan

mengalami stres dan kecemasan. Faktor sosial yang terjadi pada masyarakat dapat

menyebabkan seseorang merasa disingkirkan sehingga orang tersebut merasa

kesepian dilingkungan yang membesarkannya. Jika seseorang mengalami stres

berlebihan maka didalam tubuhnya akan menghasilkan suatu zat yang bersifat

halusinogenik neurokimia seperti buffofenon dan dimethytranferase (DMP).

Hubungan interpersonal yang tidak harmonis serta peran ganda bertentangan yang

sering diterima oleh seseorang akan mengakibatkan stres dan kecemasan yang

tinggi yang berakhir pada gangguan orientasi realitas. Pada faktor genetik, gen

yang berpengaruh dalam skizofrenia belum diketahui, hasil studi menunjukkan

bahwa faktor keluarga meununjukkan hubungan yang sangat berpengaruh.

2. Faktor Presipitasi

Stimulus yang dipersepsikan oleh individu sebagai tantangan, ancaman atau

tuntutan yang memerlukan energi ekstra untuk menghadapinya. Adanya

rangsangan dari lingkungan seperti partisipasi klien dalam kelompok, terlalu lama

tidak diajak berkomunikasi. Obhjek yang ada dilingkungan dan juga suasana sepi

atau terisolasi, sering menjadi pencetus terjadinya halusinasi. Dapat meningkatkan

Page 2: LP Halusinasi

stres dan kecemasan yang merangsang tubuh mengeluarkan zat halusinogenik

itulah akibatnya.

3. Jenis-Jenis Halusinasi

a. Halusinasi Pendengaran

Mendengar suara atau kebisingan, paling sering suara orang. Suara berbentuk

kebisingan yang kurang jelas sampai kata-kata yang jelas berbicara tentang

klien, bahkan sampai pada percakapan lengkap antara dua orang yang

mengalami halusinasi. Pikiran yang terdengar dimana klien mendengar

perkataan bahwa klien disuruh untuk melakukan sesuatu kadang dapat

membahayakan.

b. Halusinasi Penglihatan

Klien melihat gambaran yang jelas atau samar terhadap adanya stimulus yang

nyata dari lingkungan dan orang lain tidak melihatnya. Ditandai dengan

menunjuk-nunjuk kearah tertentu dan ketakutan pada sesuatu yang tidak jelas.

Klien seperti melihat bayangan sinar, bentuk geometris kartun, melihat hantu

atau monster.

c. Halusinasi Penciuman

Klien mencium suatu bau yang muncul dari sumber tertentu tanpa stimulus

yang nyata. Ditandai dengan klien mengendus-endus seperti sedang membaui

bau-bauan tertentu. Seperti bau darah, urin, feses dan terkadang bau-bauan

tersebut menyenangkan bagi klien.

d. Halusinasi Pengecapan

Klien merasakan sesuatu yang tidak nyata, biasanya merasakan rasa makanan

yang tidak enak. Ditandai klien sering meludah atau muntah. Klien merasakan

seperti merasakan rasa seperti darah, urin atau feses.

e. Halusinasi Perabaan

Klien merasakan sesuatu pada kulitnya tanpa ada stimulus yang nyata.

Ditandai dengan menggaruk-garuk permukaan kulit. Klien mengatakan seperti

ada serangga dipermukaan kulit dan merasa seperti tersengat listrik.

Page 3: LP Halusinasi

4. Fase-Fase Halusinasi

a. Fase I : Menenangkan ansietas tingkat sedang

Karakteristik orang yang berhalusinasi mengalami keadaan ansietas, kesepian,

merasa bersalah dan takut serta mencoba untuk memusatkan pada penenangan

pikiran untuk mengurangi ansietas individu mengetahui bahwa pikiran dan

sensori yang dialaminya tersebut dapat dikendalikan jika ansietasnya bisa

diatasi.

b. Fase II : Menyalahkan ansietas tingkat berat

Karakteristiknya pengalaman sensori bersifat menjijikan dan menakutkan,

orang yang berhalusinasi mulai merasa kehilangan kendali dan mungkin

berusaha untuk menjauhkan dirinya dari sumber yang dipersepsikan, individu

mungkin merasa malu karena pengalaman sensorinya dan menarik diri dari

orang lain. Perilaku pasien yang teramati misalnya peningkatan sistem saraf

otonom yang menunjukkan ansietas misal peningkatan nadi, pernafasan dan

tekanan darah. Penyempitan kemampuan konsentrasi dipenuhi dengan

pengalaman sensori dan mungkin kehilangan kemampuan untuk membedakan

antara halusinasi dengan realitas.

c. Fase III : Mengendalikan ansietas tingkat berat

Karakteristik orang yang berhalusinasi menyerah untuk melawan pengalaman

halusinasi dan membiarkan halusinasi menguasai dirinya, isi halusinasi dapat

berupa permohonan, individu mungkin mengalami kesepian jika pengalaman

sensori tersebut berakhir. Perilaku pasien yang teramati misalnya lebih

cenderung mengikuti petunjuk yang diberikan oleh halusinasinya dari pada

menolaknya. Kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain tentang

perhatian hanya beberapa menit atau detik. Gejala fisik dari ansietas berat

seperti berkeringat, tremor, ketidakmampuan untuk mengikuti petunjuk.

d. Fase IV : Menaklukan ansietas tingkat panik

Karakteristiknya pengalaman sensori mungkin menakutkan jika individu tidak

mengikuti perintah, halusinasi bisa berlangsung dalam beberapa jam atau hari

apabila tidak ada intervensi terapeutik. Perilaku pasien yang teramati perilaku

menyerang seperti panik. Sangat potensial melakukan bunuh diri atau

membunuh orang lain. Kegiatan fisik yang merefleksikan isi halusinasi seperti

amuk, agitasi, menarik diri. Tidak mampu berespon terhadap petunjuk yang

konfleks. Tidak mampu berespon terhadap lebih dari satu orang.

Page 4: LP Halusinasi

5. Rentang Respon

Respon adaptif Respon maladaptif

1. Pikiran logis 1. Kadang-kadang 1. Gangguan proses

Proses pikir terganggu

2. Persepsi akurat 2. Emosi berlebih 2. Ilusi

berkurang

3. Emosi konsisten 3. Perilaku yang 3. Halusinasi

dengan pengalaman tidak biasa

4. Perilaku cocok 4. Menarik diri 4. Tidak mampu

Mengalami emosi

5. Hubungan sosial yang 5. Perilaku yang

Positif tidak teroganisir

6. Isolasi sosial

6. Mekanisme Koping

Mekanisme koping yang dipakai adalah regresi (menjadi malas beraktivitas sehari-

hari), proyeksi (menjelaskan perubahan suatu persepsi dengan berusaha untuk

mengalihkan tanggung jawab kepada orang lain), menarik diri (sulit mempercayai

orang lain dan asyik dengan stimulus internal), keluarga mengingkari masalah yang

dialami klien.

C. 1. POHON MASALAH

Resiko Perilaku Kekerasan

Isolasi Sosial

Gangguan persepsi sensori :

Halusinasi

Page 5: LP Halusinasi

2. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji

a. Data Subjektif

1). Klien mengatakan mendengar sesuatu

2). Klien mengatakan melihat bayangan

3). Klien mengatakan mencium bau-bauan yang tidak sedap

b. Data Objektif

1). Klien tampak bicara, tersenyum dan tertawa sendiri

2). Klien menggerakkan bibir tanpa suara

3). Klien tidak dapat membedakan yang nyata dan tidak nyata

D. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Gangguan sensori persepsi : Halusinasi

E. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

Terlampir

Page 6: LP Halusinasi

F. DAFTAR PUSTAKA

http://nurse87.wordpress.com/2009/06/04/ asuhan-keperawatan-pada-klien-dengan-

halusinasi/ (diakses pada tanggal 19-Januari-2011)

Keliat, Budi Anna. (2005). Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta: EGC

Stuart, Gail W.(2006). Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5. Jakarta: RGC

Page 7: LP Halusinasi

STRATEGI PELAKSANAAN

GANGGUAN PERSEPSI HALUSINASI PENDENGARAN

Nama : Nama Klien :

Hari/Tanggal : No.RM :

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien

Klien mengatakan mendengar sesuatu, klien mengatakan sulit tidur karena

suara-suara yang menakutinya. Klien tampak menggerakkan bibir tanpa suara,

klien tampak tidak dapat membedakan yang nyata dan tidak nyata.

2. Diagnosa Keperawatan

Gangguan sensori persepsi halusinasi pendengaran

3. Tujuan (TUK/SP)

1). Klien dapat membina hubungan saling percaya

2). Klien dapat mengenal halusinasinya

3). Klien dapat mengontrol halusinasinya

4. Tindakan Keperawatan

1). Identifikasi jenis halusinasi klien

2). Identifikasi isi halusinasi klien

3). Identifikasi waktu halusinasi klien

4). Identifikasi frekuensi halusinasi klien

5). Identifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi

6). Identifikasi respon klien terhadap halusinasi

7). Ajarkan klien menghardik halusinasi

8). Anjurkan klien memasukkan cara menghardik halusinasi dalam jadwal

kegiatan harian

Page 8: LP Halusinasi

B. Strategi Pelaksanaan

1. Orientasi

a. Salam Terapeutik

Assalamualaikum.wr.wb, selamat pagi pak/bu, sedang apa? Perkenalkan

nama saya Mersi Wahyuningsih, saya sering dipanggil Mersi, nama

bpk/ibu siapa? Saya mahasiswi profesi ners keperawatan Stikes yatsi

Tangerang. Saya berada disini selama 3 minggu. Disini saya akan

menemani dan membantu merawat bpk/ibu dari jam 07.00-15.00 WIB.

Jadi bpk/ibu dapat bercerita dengan saya tentang masalah yang sedang

dirasakan.

b. Validasi/Evaluasi

Bagaimana perasaan bpk/ibu hari ini? Apakah bisa tidur semalam?

c. Kontrak

Bagaimana jika kita berbincang-bincang tentang halusinasi dan cara

mengontrolnya. Kita ngobrol dimeja makan jam 10.00-10.20 wib.

Bagaimana pak/bu?

d. Tujuan

Agar bpk/ibu dapat mengenal dan mengontrol halusinasi bpk/ibu.

2. Fase Kerja

Bpk/ibu saya hari ini jam 10.00 akan membicarakan dengan bpk/ibu tentang

halusinasi yang bpk/ibu alami dan cara mengontrolnya. Yang bpk/ibu ketahui

isi dari bisikan-bisikan itu apa? Iya, bpk/ibu sudah mengetahui isi dari suara-

suara yang biasa didengar bpk/ibu. Nah sekarang coba saat situasi apa suara-

suara itu datang dan dalam 1 hari berapakali serta saat situasi apa suara itu

datang? Benar, bpk/ibu sudah menceritakan tentang isi, waktu, frekuensi, serta

situasi apa suara itu datang. Sekarang bpk/ibu jelaskan bagaimana respon

bpk/ibu jika mendengar suara-suara itu/ bagus, bpk/ibu sudah dapat

menceritakan respon/perasaan bpk/ibu. Sekarang dengarkan saya, jika suara-

suara itu datang bpk/ibu harus dapat mengontrol halusinasi, coba bpk/ibu ikuti

saya, jika suara itu datang, bpk/ibu tutup telinga dan bilang saya tidak dengar ,

itu palsu, pergi pergi pergi. Ya, bagus bpk/ibu bisa mengikuti apa yang saya

praktekkan. Pak/bu sebenarnya cara mengontrol halusinasi ada cara

menghardik, bercakap-cakap, kegiatan dan minum obat. Hari ini kita sudah

mencoba menghardik, sekarang bpk/ibu masukkan kejadwal kegiatan harian.

Page 9: LP Halusinasi

3. Terminasi

a. Evaluasi Subjektif

Bagaimana perasaan bpk/ibu setelah mengenal halusinasi dan

menmghardik jika suara datang?

b. Coba bpk/ibu jelaskan lagi tentang halusinasi bpk/ibu (baik isi,waktu,

frekuensi, situasi, respon) dan bagaimana cara menghardik.

c. Rencana Tindak Lanjut

Bpk/ibu saya harap bpk/ibu berlatih tentang cara menghardik dan bpk/ibu

tulis dijadwal kegiatan harian.

d. Kontrak Yang Akan Datang

Bpk/ibu hari ini kita sudah berbincang-bincang tentang halusinasi selama

20 menit, saya sudahi dahulu, besok kita beretemu lagi untuk evaluasi

jadwal kegiatan harian, melatih dengan bercakap-cakap dengan orang lain

untuk mengontrol halusinasi, bagaimana setuju? Baiklah besok kita akan

bertemu lagi dijam yang sama 10.00-1020 WIB dimeja makan.

Assalamualaikum.

Page 10: LP Halusinasi

JADWAL KEGIATAN HARIAN

Nama :

Ruangan :

No. Jam Kegiatan Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Keterangan

1. 05.00

-

06.00

2. 06.00

-

07.00

3. 07.00

-

08.00

4. 08.00

-

09.00

5. 09.00

-

10.00

6. 10.00

-

11.00

7. 11.00

-

12.00

8. 12.00

-

13.00

9. 13.00

-

14.00

10. 14.00

Page 11: LP Halusinasi

-

15.00

11. 15.00

-

16.00

12. 16.00

-

17.00

13. 17.00

-

18.00

14. 18.00

-

19.00

15. 19.00

-

20.00

16. 20.00

-

21.00

17. 21.00

-

22.00

18. 22.00

-

23.00

19. 23.00

-

24.00

20. 24.00

-

01.00

21. 01.00

-

Page 12: LP Halusinasi

02.00

22. 02.00

-

03.00

23. 03.00

-

04.00

24. 04.00

-

05.00

Keterangan :

Isi kolom tanggal kegiatan dengan :

M : jika melakukan secara mandiri tanpa bantuan orang lain

B : jika melakukan dengan bantuan orang lain

T : jika tergantung penuh pada orang lain

Tuliskan dikolom keterangan jika tidak melakukan atau dengan bantuan serta kendalanya.