Lp Gastritis

12
C. ETIOLOGI Konsumsi alkohol. Alkohol dapat menyebabkan kerusakan mukosa gaster. Konsumsiobat-obatkimia Terapi radiasi, refluk empedu, zat-zat korosif (cuka, lada) menyebabkan kerusakan mukosa gaster dan menimbulkan edema dan perdarahan. Kondisi yang stressful (trauma, luka bakar, kemoterapi dan kerusakan susunan saraf pusat) merangsang peningkatan produksi HCL lambung. Infeksi oleh bakteri seperti helicobactor pilori, eschericia coli, salmonela dan lain-lain. D. MANIFESTASI KLINIK Manifasti klinik bervariasi mulai dari keluhan ringan hingga muncul perdarahan saluran cerna bagian atas bahkan pada beberapa pasien tidak menimbulkan gejala yang khas. Manifesti gastritis akut dan kronis hampiur sama, seperti dibawah ini: Anoreksia Rasa penuh Nyeri pada epigastrium Mual dan muntahs Sendawa Hemafemesis E. PATOFISIOLOGI Obat-obatan, alkohol, garam empedu, zat irifan lainnya yang masuk kedalam lambung dapat merusak mukosa lambung

description

mhn

Transcript of Lp Gastritis

C. ETIOLOGI Konsumsi alkohol. Alkohol dapat menyebabkan kerusakan mukosa gaster. Konsumsiobat-obatkimia Terapi radiasi, refluk empedu, zat-zat korosif (cuka, lada) menyebabkan kerusakan mukosa gaster dan menimbulkan edema dan perdarahan. Kondisi yang stressful (trauma, luka bakar, kemoterapi dan kerusakan susunan saraf pusat) merangsang peningkatan produksi HCL lambung. Infeksi oleh bakteri seperti helicobactor pilori, eschericia coli, salmonela dan lain-lain.

D. MANIFESTASI KLINIKManifasti klinik bervariasi mulai dari keluhan ringan hingga muncul perdarahan saluran cerna bagian atas bahkan pada beberapa pasien tidak menimbulkan gejala yang khas. Manifesti gastritis akut dan kronis hampiur sama, seperti dibawah ini: Anoreksia Rasa penuh Nyeri pada epigastrium Mual dan muntahs Sendawa Hemafemesis

E. PATOFISIOLOGIObat-obatan, alkohol, garam empedu, zat irifan lainnya yang masuk kedalam lambung dapat merusak mukosa lambung (gastritis erosif) atau iritasi sehingga lambung kehilangan barrier (pelindung). Selanjutnya terjadi peningkatan difusi baik ion hidrogen, gangguan difusi pada mukosa dan peningkatan sekresi asam lambung yang meningkat. Kehadiran HCL dimukosa lambung menstimulus perubahan pepsinogen mnejadi pepsin.Pepsin merangsang pelepasan histamine dari sel mast. Histamin akan menyebabkan edema dan kerusakan kapiler sehingga timbul perdarahan pada lambung. Biasanya lambung dapat melakukan regenerasi mucosa oleh karena itu gangguan tersebut menhilang dengan sendirinya.Namun lambung sering terpapar dengan zat iritan maka inflamasi akan terjadi terus menerus. Jaringan yang meradang akan diisi oleh jaringan fibrin sehingga lapisan mukosa lambung dapat hilang dan terjadi atropi sel mukosa lambung. Faktor instrinsik yang dihasilkan oleh sel mukosa lambung akan menurun atau hilang. Sehingga cobalamizi (vitamin B12) tidak dapat diserap di usus halus. Sementara vitamin B12 ini berperan penting dalam pertumbuhan dan maturasi sel darah merah.Pada akhirnya klien gastritis dapat mengalami anemia. Selain itu dinding lambung menipis rentan terhadap perforasi lambung dan perdarahan.

F. Pemeriksaan Diagnostik Darah lengkap bertujuan untuk mnegetahui adanya anemia. Pemeriksaan serum vitamin B12 bertujuan untuk mnegetahui adanya defisiensi B12. Analisa feses bertujuan untuk mengetahui adanya darah dalam feses. Analisa gestur bertujuan untuk mengetahui kandungan HCL lambung Achlosidria menunjukkan adanya gastritis atropi. Test antobody serum bertujuan untuk mengetahui adanya antibody sel parietal dan faktor intrinsik lambung terhadap helicobacter pylori. Endoscopy, biopsy dan pemeriksaan urin biasanya dilakukan bila ada kecurigaan terhadap berkembangnya ulkus peptikuna. Sitologi bertujuan untuk mnegetahuio adanya keganasan sel lambung

G. Komplikasi Gastritis1. Gastritis akutKomplikasi yang dapat timbul pada gastritis akut adalah kemetemesis atau melena.2. Gastritis kronisPerdarahan saluran cerna bagian atas, ulkus, perforasi dan anemia karna gangguna absorbsi vitamin B12 (anemia perisiosa)

H. Web of Caution (WOC)

I. PENATALAKSANAANPada klien yang mnegalami mual dan muntah anjuran pasien untuk: Bedrest Status NPO (nothing peroral), pemberian antiemerik Pasang infus untuk mempertahankan cairan.Bila muntah berlanjut perlu dipertimbangkan pemasangan NGT (naso gastric tube). Antasida untuk mengatasi begah atau tidak enak di abdomen dan menetralisir asam lambung. Antibiotik Anatagonis H2 (ranitidin, sinetidin) dan Inhibitor pompa protonBila terjadi perdarahan akibat erosi mukosa lambung maka perlu di lakukan: Transfusi darah Lavage (bilas) lambung Pembedahan dengan klien gastrectomi parisal, vagotomi, atau pyloropasi Injeksi IV cobalamin bila trdapat anemia pernisioa

J. FOKUS PENGKAJIAN1. Data Subyektif Keluhan klien berupa nyeri ulu hati, mual dan muntah, anoreksia, rasa penuh (begah), pola makan salah, stres, konsumsi obat-obatan, rokok, alkohol, diet, sakit kepala, bersendawa, rasa seperti terbakar setelah makan.2. Data ObyektifHasil penkajian didapatkan nyeri tekan abdomen, dehidrasi, muntah (frequensi, bahan makanan, darah)

K. DIAGNOSA KEPERAWATAN1. Kekurangan volume cariran berhubungan dengan output cairan yang berlebihan (muntah, perdarahan), inflake cairan yang tidak adekuat.2. Nyeri berhubungan dengan inflasi mukosa gaster3. Resiko tinggi nutrisi kurang dan keutuhan tubuh berhubungan dengan tindakan pembatasan intake nutrisi

Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Pengkajiana. Data Subyektif1. Nama2. UsiaPasien3. Agama4. Kebangsaan5. Pendidikan6. Pekerjaan7. Alamat

b. Polafungsi (lokhart. R,2008)1. Aktifitasdanistirahat : keadaanumumlemah , aktifitasdibantu2. Stimulasi : nadilemahbilamuntahberlangsungterusmenerus3. Eliminasi : kadangterjadidiarekembung4. Makan / cairan : tidakadanafsumakan , mual , haus , penurunan turgor kulit, selaputmukosakering5. Nyeri / ketidaknyamanan : Nyeriuluhhatiterutamasesudahmakan6. Integritas ego : riwayatmudah stress akibatkerja, keuangan , mudahlemas7. Neurosensori : sakitkepala8. Keamanan : lesu9. Penyuluhandanpembelajaran : riwayatminum alcohol , merokok, pola diet yang salah

L.RENCANA ASUHAN KEPERAWATANDx: 1. Kekurangan volume cairanb.d output cairan yang berlebihan (muntah ,perdadarahan) , intake cairan yang tidakadekuatTujuan: Pemenuhanpemenuhankebutuhancairanadekuatdengankriteriahasil:a. Pengeluaranurinadekuatb. Tanda-tandasifatdalambatas normalc. Membrane mucosa lembabd. Turgor kulitbaike. Pengisiankapiler< 3 detikIntervensiKeperawatan :1. Catatkarakteristikmuntahdandrinase2. Observasi TTV setiap 2 jam 3. Monitor tanda-tandadehidrasi (membrane mukosa, turgor kulit , pengisiankapiler)4. Observasi intake & output5. Pertahankatirah baring6. Tinggikankepalatempattidurselamapemberianantasida7. Berikancairanperoral2 liter / hari8. Menjelaskankepadaklienuntukmenghindarikafein9. BerikancairanIntravenasesuai program terapi medic10. Pemasangan NGT padaklien yang mengalamiperdarahanakutRasional:1. Untukmembedakan distress gaster2. Perubahantekanandarahdannadi indicator dehidrasi3. Untukidentifikasiterjadinyadehidrasi4. Untukmengetahuikeseimbangancairantubuh5. Untukmenentukkankerjakerjagastersehinggamencegahterjadinyamuntah6. Mencegahrefluksgasterdanaspirasi antacid7. Menetralisirasamlambung8. Kafeinmerangsangproduksiasamlambung9. Untukpenggantiancairansesuaiderajat

Dx 2: Nyerib.d. iritasimukosagasterTujuan: Nyeriteratasidengankriteriahasil:a. Klienrileksb. Kliendapattidurc. Skalanyeri 2

IntervensiKeperawatan:1. Kajidancatatskalanyerinya (0-10), keluhannyeritermasuklokasi, lamanya, danintensitasnya2. Berikanmakansedikittapisering3. Jelaskan agar klienmenghindarimakanan yang merangsanglambung, sepertimakananpedas, asam, danmengandung gas4. Aturposisitidur yang nyamanbagiklien5. Anjurkanklienmelakukanteknikrelaksasi, sepertinafasdalam, mendengarkan music, nonton TV, membaca6. Berikanterapianalgetikdan antacid

Rasional:1. Untukmenentukanintervensidanmengetahuiefekterapi2. Makanansebagaipenetralisasiasamlambung3. Makanan yang merangsangdapatmenginfasimukosalambung4. Posisi yang nyamandapatmenurunkannyeri5. Teknikrelaksasidapatmengalihkanperhatiankliensehinggadapatmenurunkannyeri6. Untukmenghilangkannyerilambung

Dx 3: Resikotingginutrisikurangdarikebutuhantubuhb.d. tindakanpembatasanintakenutrisi (nothing per oral)Tujuan: Pemenuhankebutuhannutrisiadekuat, dengankriteriahasil:a. Makanhabissatuporsib. Beratbadanmeningkatc. Hasillaboratorium: Albumin normal Hb normalIntervensiKeperawatan:1. Kaji status nutrisidanpolamakanklien2. Puasakanklienselamafaseakut3. Berikannutrisi enteral atau parenteral, jikapasiendipuasakan4. Berikanminumperoralsecarabertahap, jikafaseakutberkurang5. Berikanmakanperoralsecarabertahap, ,ulaidarimakansering6. Jelaskan agar klien, menghindariminuman yang mengandungkafein7. Timbangberatbadankliensetiapharidenganalatukur yang sama8. Berikanterapi multivitamin dan antacid sesuai program medic

Rasional:1. Sebagaidasaruntukmenentukanintervensi2. Menurunkanrangsanganlambung, sehinggamencegahmuntah3. Untukpemenuhankebutuhannutrisi4. Untukmerangsangkerjagastersecarabertahap5. Mencegahterjadiiritasipadamuskolalambung6. Kafeindapatmerangsangaktivitasgaster7. Untukmengetahui status nutrisiklien8. Untukmeningkatkannafsumakandanmenghilangkanmual

DAFTAR PUSTAKA

Aras, Sriwati. 2007. ArtikelIlmiah: prevelensidandistribusigangguanelektrolitpadalanjutusia di bangsalpenyakitdalam. Carpenito, Linda Juall. 2006. BukuSaku Diagnosis KeperawatanEdisi 10.Jakarta : EGC.Herdman, T. Heather. 2012. Diagnosis Keperawatan. DefinisidanKlasifikasi 2012-2014 :EGC.Joanne, dkk. 2008. Nursing Intervensions (NIC), fifth edition. Amerika : Mosby.Sujono, Hadi. 1999. Gastroenferologi. Bandung :Penerbit Alumni Bandung.

Sumber Internet:http://www.gastritis.com/med/topiC3180.ht