Gastritis akut

21
GASTRITIS Pengertian Gastritis adalah merupakan suatu peradangan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronik difus, atau lokal. Dua jenis gastritis yang paling sering terjadi- gastritis superfisial akut dan gastritis atrofik kronik. (Silvia A.Price dkk., 1994; 376). Patofisiologi Asam dalam lumen + empendu,ASA, Alkohol, lain-lain Penghacuran epitel sawar Asam kembali berdifusi ke mukosa Penghancuran sel mukosa Pepsinogen –pepsin Asam Histamin Perangsangan kolinergik Fungsi sawar Potilitas Vasodilatasi Pepsinogen Permiabilitas terhadap protein Plasma bocor ke intestinum Edema Penghancuran kapiler dan vena kecil

description

gea

Transcript of Gastritis akut

Page 1: Gastritis akut

GASTRITIS

Pengertian

Gastritis adalah merupakan suatu peradangan mukosa lambung yang dapat bersifat

akut, kronik difus, atau lokal. Dua jenis gastritis yang paling sering terjadi- gastritis

superfisial akut dan gastritis atrofik kronik.(Silvia A.Price dkk., 1994; 376).

Patofisiologi

Asam dalam lumen + empendu,ASA, Alkohol, lain-lain

Penghacuran epitel sawar

Asam kembali berdifusi ke mukosa

Penghancuran sel mukosa

Pepsinogen –pepsin Asam Histamin

Perangsangan kolinergik

Fungsi sawar Potilitas Vasodilatasi

Pepsinogen Permiabilitas terhadap protein

Plasma bocor ke intestinum

Edema

Penghancuran kapiler dan vena kecil Plasma bocor ke dalam lambung

Perdarahan

Hematemesis

HEMATEMESIS MELENA

Page 2: Gastritis akut

Pengertian

Hematemesis adalah muntah darah dan melena adalah pengeluaran faeses

atau tinja yang berwarna hitam seperti ter yang disebabkan oleh adanya perdarahan

saluran makan bagian atas. Warna hematemesis tergantung pada lamanya hubungan

atau kontak antara drah dengan asam lambung dan besar kecilnya perdarahan,

sehingga dapat berwarna seperti kopi atau kemerah-merahan dan bergumpal-gumpal.

Biasanya terjadi hematemesis bila ada perdarahan di daerah proksimal

jejunun dan melena dapat terjadi tersendiri atau bersama-sama dengan hematemesis.

Paling sedikit terjadi perdarahan sebanyak 50-100 ml, baru dijumpai keadaan

melena. Banyaknya darah yang keluar selama hematemesis atau melena sulit dipakai

sebagai patokan untuk menduga besar kecilnya perdarahan saluran makan bagian

atas. Hematemesis dan melena merupakan suatu keadaan yang gawat dan

memerlukan perawatan segera di rumah sakit.

Penyebab perdarahan saluran makan bagian atas

Kelainan esofagus: varise, esofagitis, keganasan.

Kelainan lambung dan duodenum: tukak lambung dan duodenum, keganasan dan

lain-lain.

Penyakit darah: leukemia, DIC (disseminated intravascular coagulation), purpura

trombositopenia dan lain-lain.

Penyakit sistemik lainnya: uremik, dan lain-lain.

Pemakaian obat-obatan yang ulserogenik: golongan salisilat, kortikosteroid, alkohol,

dan lai-lain.

Penting sekali menentukan penyebab dan tempat asal perdarahan saluran makan

bagian atas, karena terdapat perbedaan usaha penanggulangan setiap macam

perdarahan saluran makan bagian atas. Penyebab perdarahan saluran makan bagian

atas yang terbanyak dijumpai di Indonesia adalah pecahnya varises esofagus dengan

rata-rata 45-50 % seluruh perdarahan saluran makan bagian atas (Hilmy 1971: 58)

Terapi

Pengobatan penderita perdarahan saluran makan bagian atas harus sedini mungkin

dan sebaiknya dirawat di rumah sakit untuk mendapatkan pengawasan yang teliti

dan pertolongan yang lebih baik. Pengobatan penderita perdarahan saluran makan

bagian atas meliputi :

1. Pengawasan dan pengobatan umum

Page 3: Gastritis akut

Penderita harus diistirahatkan mutlak, obat-obat yang menimbulkan efek

sedatif morfin, meperidin dan paraldehid sebaiknya dihindarkan.

Penderita dipuasakan selama perdarahan masih berlangsung dan bila

perdarahan berhenti dapat diberikan makanan cair.

Infus cairan langsung dipasang dan diberilan larutan garam fisiologis

selama belum tersedia darah.

Pengawasan terhadap tekanan darah, nadi, kesadaran penderita dan bila

perlu dipasang CVP monitor.

Pemeriksaan kadar hemoglobin dan hematokrit perlu dilakukan untuk

mengikuti keadaan perdarahan.

Transfusi darah diperlukan untuk menggati darah yang hilang dan

mempertahankan kadar hemoglobin 50-70 % harga normal.

Pemberian obat-obatan hemostatik seperti vitamin K, 4 x 10 mg/hari,

karbasokrom (Adona AC), antasida dan golongan H2 reseptor antagonis

(simetidin atau ranitidin) berguna untuk menanggulangi perdarahan.

Dilakukan klisma atau lavemen dengan air biasa disertai pemberian

antibiotika yang tidak diserap oleh usus, sebagai tindadakan sterilisasi

usus. Tindakan ini dilakukan untuk mencegah terjadinya peningkatan

produksi amoniak oleh bakteri usus, dan ini dapat menimbulkan

ensefalopati hepatik.

2. Pemasangan pipa naso-gastrik

Tujuan pemasangan pipa naso gastrik adalah untuk aspirasi cairan lambung,

lavage (kumbah lambung) dengan air , dan pemberian obat-obatan. Pemberian air

pada kumbah lambung akan menyebabkan vasokontriksi lokal sehingga

diharapkan terjadi penurunan aliran darah di mukosa lambung, dengan demikian

perdarahan akan berhenti. Kumbah lambung ini akan dilakukan berulang kali

memakai air sebanyak 100- 150 ml sampai cairan aspirasi berwarna jernih dan

bila perlu tindakan ini dapat diulang setiap 1-2 jam. Pemeriksaan endoskopi dapat

segera dilakukan setelah cairan aspirasi lambung sudah jernih.

3. Pemberian pitresin (vasopresin)

Pitresin mempunyai efek vasokoktriksi, pada pemberian pitresin per infus akan

mengakibatkan kontriksi pembuluh darah dan splanknikus sehingga menurunkan

tekanan vena porta, dengan demikian diharapkan perdarahan varises dapat

berhenti. Perlu diingat bahwa pitresin dapat menrangsang otot polos sehingga

dapat terjadi vasokontriksi koroner, karena itu harus berhati-hati dengan

pemakaian obat tersebut terutama pada penderita penyakit jantung iskemik.

Karena itu perlu pemeriksaan elektrokardiogram dan anamnesis terhadap

Page 4: Gastritis akut

kemungkinan adanya penyakit jantung koroner/iskemik.

4. Pemasangan balon SB Tube

Dilakukan pemasangan balon SB tube untuk penderita perdarahan akibat

pecahnya varises. Sebaiknya pemasangan SB tube dilakukan sesudah penderita

tenang dan kooperatif, sehingga penderita dapat diberitahu dan dijelaskan makna

pemakaian alat tersebut, cara pemasangannya dan kemungkinan kerja ikutan

yang dapat timbul pada waktu dan selama pemasangan.

Beberapa peneliti mendapatkan hasil yang baik dengan pemakaian SB tube ini

dalam menanggulangi perdarahan saluran makan bagian atas akibat pecahnya

varises esofagus. Komplikasi pemasangan SB tube yang berat seperti laserasi dan

ruptur esofagus, obstruksi jalan napas tidak pernah dijumpai.

5. Pemakaian bahan sklerotik

Bahan sklerotik sodium morrhuate 5 % sebanyak 5 ml atau sotrdecol 3 %

sebanyak 3 ml dengan bantuan fiberendoskop yang fleksibel disuntikan

dipermukaan varises kemudian ditekan dengan balon SB tube. Tindakan ini tidak

memerlukan narkose umum dan dapat diulang beberapa kali. Cara pengobatan ini

sudah mulai populer dan merupakan salah satu pengobatan yang baru dalam

menanggulangi perdarahan saluran makan bagian atas yang disebabkan pecahnya

varises esofagus.

6. Tindakan operasi

Bila usaha-usaha penanggulangan perdarahan diatas mengalami kegagalan dan

perdarahan tetap berlangsung, maka dapat dipikirkan tindakan operasi . Tindakan

operasi yang basa dilakukan adalah : ligasi varises esofagus, transeksi esofagus,

pintasan porto-kaval.

Operasi efektif dianjurkan setelah 6 minggu perdarahan berhenti dan fungsi hari

membaik.

Pengkajian

Aktivitas / Istirahat

Gejala : Kelemahan, kelelehan

Tanda : Takikardi, takipnea/hiperventilasi (respon terhadap aktivitas)

Sirkulasi

Gejala : Hipotensi, takikardi, disritmia (hipovolemia/hipoksemia), nadi perifer lemah

Pengisian kapiler terlambat (capilarirefil time> 3 detik)

Warna kulit pucat, sianosis, (tergantung jumlah kehilangan darah)

Kelembaban kulit/membran mukosa : berkeringat (menunjukan status syok ,

nyeri akut, respon psikologis).

Page 5: Gastritis akut

Itegritas Ego

Gejala : Faktor stress akut atau kronis (Keuangan, hubungan, kerja), perasaan tak

berdaya

Tanda : Gelisah, pucat, berkeringat, perhatian menyempit, gemetar, suara gemetar.

Eliminasi :

Gejala : Riwayat perawatan di RS sebelumnya karena perdarahan GI atau masalah

yang berhubungan dengan GI mis. Luka peptik/gaster, gastritis, iradiasi

area gaster. Perubahan pada defekasi/karakteristik feses.

Tanda : Nyeri tekan abdomen, distensi

Bunyi usus sering hiperaktif selama perdarahan, karakter feses diare, darah

wana gelap, kecoklatan, atau kadang-kadang merah cerah, berbusa, bau

busuk,(steatorea), Konstipasi dapat terjadi (perubahan diet, penggunaan

antasida)

Haluaran urine : menurun , pekat.

Makanan/cairan

Gejala :Anoreksia, mual, muntah, Cekukan, Nyeri uluhati, sendawa bau asam, Tidak

toleran terhadap makanan, penurunan berat badan.

Tanda : Muntah : warna kopi, gelap, atau merah cerah, dengan atau tanpa bekuan

darah. Membran mukosa kering, penurunan produksi mukosa, turgor kulit

buruk, berat jenis urine meningkat.

Neurosensori

Gejala : Rasa berdenyut pusing/sakit kepala, kelemahan.

Status mental : tingkat kesadaran dapat terganggu, rentang dari agak

cenderung tidur, disorientasi/bingung, sampai pingsan, koma( tergantung

sirkulasi/ oksigenasi).

Nyeri kenyamanan

Gejala : Nyeri digambarkan sebagai tajam, dangkal, rasa terbakar,perih, nyeri hebat

tiba-tiba dapat diserta perforasi.

Rasa ketidaknyamanan/distres samar-samar setelah makan banyak dan

hilang dengan makan (gastritis akut).

Nyeri epigastrium kiri sampai tengah/nyebar ke punggung terjadi 1-2 jam

setelah makan dan hilang dengan antasida (ulkus gaster)

Nyeri gaster terlokasi dikanan terjadi lebih kurang 4 jam setelah makan/bila

lambung kosong dan hilang dengan makanan atau antasida (Ulkus duadenal)

Tidak ada nyeri farises esopagus atau gastritis.

Page 6: Gastritis akut

Faktor pencetus : Makanan, rokok, alkohol, pengguna obat-obatan tertentu

misal salisilat, reserpin,antibiotik,ibuprofen, stresor psikologis.

Tanda : Wajah berkerut berhati-hati pada area yang sakit, pucat berkeringat,

perhatian menyempi.

Keamanan

Gejala : Alergi terhadap obat/sensitif misal ASA

Tanda : Peningkatan suhu

Spider angioma , eritema palmar, (Menunjukan sirosis/hipertensi portal)

Pemeriksaan Diagnostik

EGD

Minum barium dengan foto rotgen

Analisa gaster

Angiografi

Tes feses akan aktif

HB/HT :Penurunan HB.

Jumlah darah lengkap

BUN

Kreatinin

Amonia

Profil koagulasi

GDA

Natrium

Kalium

Intervensi Keperawatan

Page 7: Gastritis akut

Diagnosa Keperawatan

1.Kekurangan volume cairan b/d perdarahan

Tujuan : Menunjukan perbaikan keseimbangan cairan

Kriteria : Haluaran urene adekuat dengan berat jenis normal (1,010), Tanda vitak

stabil, Membran mukosa lembab, turgor kulit baik, pengisian kapiler cepat

(Capilarirefil time < 3 detik).

Intervensi Rasional

Catat karakteristik muntah dan/draenase

Observasi tanda vital tiap 1 jam sekali

Catat respon psikologis pasien

Observasi masukan dan haluaran

Pertahankan tirah baring u/ mencegah

muntah dan tegang saat defekasi

Tinggikan kepala tempat tidur selama

pemberian antasid

Berikan cairan jernih dan hindari kafein

Berikan cairan sesuai terapi medis

Pasang NGT pada perdarahan akut

Berikan obat sesuai terapi Medis

Membedakab distres gaster

Perubahan TD dan nadi dapat

digunakan u/perkiraan kehilangan darah

Simtomatologi dapat berguna dalam

mengukur berat/lamanya periode

perdarahan

Memberikan pedoman u/ penggantian

cairan

Aktifitas dan tekanan intra abdominal

dapat mencetuskanperdarahan lanjut.

Mencegah refluksgaster dan aspirasi

antasida

Menetralisir asam lambung dan kafein

merangsang produksi asam lambung.

Penggunaan cairan sesuai derajat

hipovolemi dan kehilangan cairan.

Memberikan kesempatan untuk

menghilangkan sekresi iritan pada

gaster, untuk mengubah lambung yang

berisi darah supaya tidak terbentuk

amonia.

Untuk mengatasi keadaan akibat

gastritis dan hematemesis

2. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d iritan mukosa gaster

Tujuan : Pasien mengatakan nyeri hilanh

Kriteria : Menunjukan rileks dan dapat tidur dengan enak/cepat.

Intervensi Rasional

Page 8: Gastritis akut

Catat keluhan nyeri termasuk lokasi ,

lamanya, intensitas (skala 0-10)

Berikan makan sedikit tapi sering sesuai

indikasi

Bantu latihan rentang aktif/pasif

Berikan perawatan oral dan pijat

punggng,perubahan posisi

Berikan dan lakukan perubahan diet

Gunakan susu biasa daripada skim

Berikan obat sesuai terapi Medis misal

analgetika dan antasid

Membantu mendiagnosa etiologi

perdarahan.

Makanan sebagai penetralisasi asam

lambung

Menurunkan kekakuan sendi.

Nafas bau menimbulkan nafsu makan

kurang

Untuk mengembalikan kondisi yang

lemah

Lemak pada susu dapat menurunkan

sekresi gaster

Menghilangkan rasa nyeri dan

menurunkan keasaman gaster.

Daftar Pustaka

Marilynn E.Doenges dkk., (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, EGC, Jakarta

Sylvia A.Price dkk., (1994), Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit,

EGC, Jakarta.

Page 9: Gastritis akut

ANALISA DATA

NO. DATA PENYEBAB MASALAH

1 Subjektif :- Mual-mual- HausObjektif :- Muntah

Darah SMRS

Hematemesis

Erosif mukosa lambung

Penghancuran kapiler dan vena kecil

Perdarahan

Kekurangan

vulome cairan

2. Subjektif :

- Pasien

mengatakan Lapar

Objektif :

- Puasa

Pemasangan NGT

Kumbah Lambung

Resiko Tinggi nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

3. Subjektif :

- Nyeri uluhati

Objektif :

- Muka meringis

kesakitan

- Tidak bisa tidur

Erosif mukosa lambung

Asam

Perangsangan kolinergik

Gangguan Rasa

Nyaman Nyeri

Diagnosa Keperawatan :

1. Kekurangan Cairan tubuh b/d Hematemesis karena gastritis erosiv

2. Resiko tinggi nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d Tindakan pembatasan intake

nutrisi oral (Pemasangan NGT dan Puasa)

3. Gangguan Rasa nyaman nyeri b/d Erosif mukosa lambung

Intervensi Keperawatan :

1.Kekurangan volume cairan b/d perdarahan

Tujuan : Menunjukan perbaikan keseimbangan cairan

Kriteria : Haluaran urene adekuat dengan berat jenis normal (1,010), Tanda vitak

stabil, Membran mukosa lembab, turgor kulit baik, pengisian kapiler cepat

(Capilarirefil time < 3 detik).

Intervensi Rasional

Page 10: Gastritis akut

Catat karakteristik muntah dan/draenase

Observasi tanda vital tiap 1 jam sekali

Catat respon psikologis pasien

Observasi masukan dan haluaran

Pertahankan tirah baring u/ mencegah

muntah dan tegang saat defekasi

Tinggikan kepala tempat tidur selama

pemberian antasid

Berikan cairan jernih dan hindari kafein

Berikan cairan sesuai terapi medis

Pasang NGT pada perdarahan akut

Berikan obat sesuai terapi Medis

Membedakab distres gaster

Perubahan TD dan nadi dapat

digunakan u/perkiraan kehilangan darah

Simtomatologi dapat berguna dalam

mengukur berat/lamanya periode

perdarahan

Memberikan pedoman u/ penggantian

cairan

Aktifitas dan tekanan intra abdominal

dapat mencetuskanperdarahan lanjut.

Mencegah refluksgaster dan aspirasi

antasida

Menetralisir asam lambung dan kafein

merangsang produksi asam lambung.

Penggunaan cairan sesuai derajat

hipovolemi dan kehilangan cairan.

Memberikan kesempatan untuk

menghilangkan sekresi iritan pada

gaster, untuk mengubah lambung yang

berisi darah supaya tidak terbentuk

amonia.

Untuk mengatasi keadaan akibat

gastritis dan hematemesis

2. Resiko tinggi nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d Tindakan pembatasan

intake nutrisi oral (Pemasangan NGT dan Puasa)

Tujuan : Nutrisi kurang dari kebutuhan tidak terjadi

Kriteria : Porsi Intake nutrisi oral dapat dihabiskan

Pasien tidak mengeluh lapar

HB.70 % dari harga normal dapat dipertahankan

Intervensi Rasional

Kaji Tanda-tanda vitalObservasi hasil kumbah lambungBerikan bubur tepung + susuBerikan obat Laktulase

Mengetahui gambaran kondisi pasienKeadaan membaik (cairan hasil KL jernih)Agar Mudah dicernak oleh lambungMencegah obstipasi

Page 11: Gastritis akut

3. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d iritan mukosa gaster

Tujuan : Pasien mengatakan nyeri hilanh

Kriteria : Menunjukan rileks dan dapat tidur dengan enak/cepat.

Intervensi Rasional

Catat keluhan nyeri termasuk lokasi ,

lamanya, intensitas (skala 0-10)

Berikan makan sedikit tapi sering sesuai

indikasi

Bantu latihan rentang aktif/pasif

Berikan perawatan oral dan pijat

punggng,perubahan posisi

Berikan dan lakukan perubahan diet

Gunakan susu biasa daripada skim

Berikan obat sesuai terapi Medis misal

analgetika dan antasid

Membantu mendiagnosa etiologi

perdarahan.

Makanan sebagai penetralisasi asam

lambung

Menurunkan kekakuan sendi.

Nafas bau menimbulkan nafsu makan

kurang

Untuk mengembalikan kondisi yang

lemah

Lemak pada susu dapat menurunkan

sekresi gaster

Menghilangkan rasa nyeri dan

menurunkan keasaman gaster.

Iplementasi Keperawatan dan Evaluasi

No.Dx.

Tgl. Jam

Implementasi Evaluasi

1

8-10-02.

8.00

s/d

13.00

12.00

Mengukur nadi, tekanan darah, suhu, RR

Mengobservasi tetesan cairan 21 tetes/

mnt.

Mengkaji muntah dan mencatat

pengeluaran cairan lewat NGT

Memberikan laktulace 1 sendok makan

Memberikan Inj.atropid (RI) 4 unit SC

S : -

O : Tekanan darah 130/70

mmHg, Nadi 100 x/mnt,

R/R 22 x mnt.

Muntah tidak ada

GDS. 268

A : Hematemesis tidak

terjadi

P : Observasi cairan PZ. 0,9

% 14 tetes/mnt

Pasien pindah ruangan

ke klas satu

Page 12: Gastritis akut

1

9-10-02

14.00

s/d

19.00

17.00

Mengukur nadi, tekanan darah, suhu, RR

Mengobservasi tetesan cairan 21 tetes/

mnt.

Mengkaji muntah dan mencatat

pengeluaran cairan lewat NGT

Memberikan laktulace 1 sendok makan

Memberikan Inj.atropid (RI) 4 unit SC

S : Pasien mengatakan

lemah

O : Post endoscopy

Dapat muntah darah di

IRD

Melena sebanyak 100 c

Cairan Infus PZ

terpasang

A : Masalah belum teratasi

P : Observasi TV.Cairan

masuk dan haluaran,

Hb. 8 gram, GDA 175

mg/ dl., Minum sedikit-

sedikit

1

10-10-

2002

14.00

s/d

19.00

17.00

Mengukur nadi, tekanan darah, suhu, RR

Mengobservasi tetesan cairan 21 tetes/

mnt.

Mengkaji muntah dan mencatat

pengeluaran cairan lewat NGT

Memberikan laktulace 1 sendok makan

Memberikan Inj.atropid (RI) 6 unit SC

S : Nyeri Uluhati

O : Nadi100 x /mnt,

TD120/70 mmHg, R/R

37c

Terpasangcairan infus

PZ dan Triofusin

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan observasi TV,

Cairan Infus, Pemberian

RI Sc,

Page 13: Gastritis akut

No.Dx.

Tgl. Jam

Implementasi Evaluasi

2

8-10-02.

8.00

s/d

13.00

Kaji TV, tetesan cairan infus

Menjelaskan pada pasien supaya bubur

dihabiskan karena membantu

mempercepat pemulihan kondisi tubuh

S : Pasien mengatakan tidak

mual muntah lagi

O : TD 110/70 mmHg,

Nadi 90 x/mnt, R/R 20

x/mnt

Infus PZ lancar

Porsi makan dimakan 5

sendok (tidak habis)

A : Masalah Belum teratasi

P : Jelaskan pentingnya

nutrisi hihabiskan, isi

bubur dijelaskan,

pantangan makan yang

keras dan merangsang.

2

9-10-02

14.00

s/d

19.00

18.00

Kaji TV, tetesan cairan infus

Menjelaskan pada pasien sementara puasa

dulu post endoskopy

Memberikan pasien kumur-kumur.

S : Pasien mengatakan tidak

mual muntah lagi

O : TD 110/70 mmHg,

Nadi 88 x/mnt, R/R 18

x/mnt

Infus PZ lancar

Porsi makan dimakan 5

sendok (tidak habis)

A : Masalah Belum teratasi

P : Jelaskan pentingnya

puasa post endoskopy

Observasi muntah

2

10-10-

2002

14.00

s/d

19.00

Kaji TV, tetesan cairan infus

Memberikan infus triofusin 7 tetes/mnt

S : Pasien mengatakan tidak

mual muntah lagi

O : TD 110/70 mmHg,

Nadi 100 x/mnt, R/R 20

x/mnt S 37,3c

Infus PZ lancar

A : Masalah Belum teratasi

P : Jelaskan pentingnya

Page 14: Gastritis akut

puasa post endoskopy

Observasi muntah

No.Dx.

Tgl. Jam

Implementasi Evaluasi

3

8-10-02.

8.00

dan

12.00

Kaji rasa nyeri perut dan uluhatinya

Memberikan inj renitidin 150 mg IV

Memberi minum inpepsa suspensi 1 sdk

makan

S : Pasien mengatakan sakit

perut

O : Nyeri tekan pada

uluhati hilang timbul

A : Nyeri berkurang

P : Observasi mual,muntah

dan nyeri perut.

3

9-10-02

14.00

s/d

19.00

Kaji rasa nyeri perut dan uluhatinya

Memberikan inj renitidin 150 mg IV

Memberi minum inpepsa suspensi 1 sdk

makan

Memberi minum laktulose 1 sendok

makan

S : Pasien menatakan sakit

perut kerkurang

O : Nyeri tekan pada

uluhati hilang timbul

A : Nyeri berkurang

P : Observasi mual,muntah

dan nyeri perut.

3

10-10-

02

14.00

s/d

19.00

Kaji rasa nyeri perut dan uluhatinya

Memberi minum inpepsa suspensi 1 sdk

makan

Memberi minum laktulose 1 sendok

makan

S : Pasien menatakan sakit

perut kerkurang

O : Nyeri tekan pada

uluhati hilang timbul

A : Nyeri berkurang

P : Observasi mual,muntah

dan nyeri perut.