Lp Eliminasi Konsep Teori Secara Umum

8
. Konsep teori secara umum 1. Definisi eliminasi Eliminasi adalah proses pembuangan sisa metabolisme tubuh baik berupa urine dan feses. Kebuthan eliminasi dibagi menjadi dua yaitu eliminasi urine dan eliminasi alvi. 2. Jenis-jenis eliminasi Eliminasi urine Sistem yang berperan dalam eliminasi urine adalah sistem perkemihan, dimana sistem ini terdiri dari ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra. Proses pembentukan urine berada di ginjal melalui 3 proses yaitu filtrasi, reabsorpsi, dan sekresi. Eliminasi alvi Sistem yang berperan dalam eliminasi alvi adalah sistem pencernaan. Organ utama yang berperan dalam eliminasi alvi adalah usus besar.proses eliminasi alvi adalah suatu upaya pengosongan intestine. Pusat refleks ini terdapat pada medula dan spinal cord. Refleks defekasi timbul karena adanya feses dalam rektum. 3. Faktor yang mempengaruhi eliminasi Eliminasi urine 1. Diet dan asupan (intake) 2. Respon keinginan awal untuk berkemih 3. Gaya hidup 4. Stress psikologis 5. Tingkat aktivitas

description

keperawatan

Transcript of Lp Eliminasi Konsep Teori Secara Umum

.Konsep teori secara umum1.Definisi eliminasi

Eliminasi adalah proses pembuangan sisa metabolisme tubuh baik berupa urine dan feses. Kebuthan eliminasi dibagi menjadi dua yaitu eliminasi urine dan eliminasi alvi.

2.Jenis-jenis eliminasi

Eliminasi urineSistem yang berperan dalam eliminasi urine adalah sistem perkemihan, dimana sistem ini terdiri dari ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra. Proses pembentukan urine berada di ginjal melalui 3 proses yaitu filtrasi, reabsorpsi, dan sekresi.

Eliminasi alviSistem yang berperan dalam eliminasi alvi adalah sistem pencernaan. Organ utama yang berperan dalam eliminasi alvi adalah usus besar.proses eliminasi alvi adalah suatu upaya pengosonganintestine. Pusat refleks ini terdapat pada medula danspinal cord. Refleks defekasi timbul karena adanya feses dalam rektum.

3.Faktor yang mempengaruhi eliminasi

Eliminasi urine1.Dietdan asupan (intake)2.Respon keinginan awal untuk berkemih3.Gaya hidup4.Stresspsikologis5.Tingkat aktivitas6.Tingkat perkembangan7.Kondisi penyakit8.Sosiokultural9.Kebiasaan seseorang10.Tonus otot11.Pembedahan12.Pengobatan13.Pemeriksaan diagnostik

Eliminasi alvi1.Usia2.Diet3.Asupan cairan4.Aktivitas5.Pengobatan6.Gaya hidup7.Penyakit8.Nyeri9.Kerusakan sensoris dan motoris

4.Masalah kebutuhan eliminasi

Eliminasi urine1.Retensi urineAdalah akumulasi urine yang nyata di dalam kandung kemih akibat ketidakmampuan mengosongkan kandung kemih.

2.DysuriaAdanya rasa sakit dan kesulitan dalam berkemih, hal ini sering ditemukan pada penyakit ISK,trauma.

3.PolyuriaProduksi urine abnormal dalam jumlah besar oleh ginjal seperti 2500ml/hari tanpa adanya intake cairan.

4.Inkontinensi cairan urineKetidaksanggupan sementara atau permanen otot spingter eksternal untuk mengontrol keluarnya urine dari kandung kemih.

5.Urinari suppresiAdalah berhenti mendadak produksi urine.

Eliminasi alvi1.KonstipasiAdalah penurunan frekuensi defekasi, yang diikuti oleh pengeluaran feses yang lama atau keras dan kering.

2.ImpaksiMerupakan akibat dari konstipasi yang tidak diatasi. Impaksi adalah kumpulan feses yang mengeras, mengendap di dalam rektum, yang tidak dapat dikeluarkan.

3.DiareAdalah peningkatan jumlah feses dan peningkatan pengeuaran feses yang cair dan tidak berbentuk.

4.InkontinensiaKetidakmampuan mengontrol keluarnya feses dangasdari anus.

5.FlatulenAdalah penyebab umum abdomen menjadi penuh, terasa nyeri dan kram.

6.HemoroidAdalah vena-vena yang berdilatasi, membengkak di lapisan rektum.

5.Karakteristik urinenokeadaannormalinterpretasi

1.WarnaKekuning-kuninganUrine berwarna oranye gelap menunjukkan adanya pengaruh obat, sedangkan arna merah dan kuning kecoklatan mengindikasikan adanya penyakit.

2.BauAromatikBau menyengat merupakan indikasi adanya masalah seperti infeksi, atau penggunaan obat tertentu.

3.Berat jenis1,010-1,030Menunjukkan adanya konsentrasi urine

4.KejernihanTernag dan transparanAdanya kekeruhan karena mukus atau pus.

5.PHSedikit asam (4,5-7,5)Dapat menunjukkan keseimbangan asam basa, bila bersifat alkali menunjukkan adanya aktivitas bakteri.

6.ProteinMolekul protein yang besar seperti albumin,fibrinogen, atau globulin tidak dapat disaring melalui ginjal-urine.Pada kondisi kerusakan ginjal, molekul tersebut dapat melewati saringan masuk ke urine.

7.DarahTak tampak jelasHematuria menunjukkan trauma atau penyakit pada sauluran kemih bagian bawah.

8.GlukosaAdanya sejumlah glukosa dalam urine tidak berarti hanya bersifat sementara, misalnya pada seseorang yang makan gula banyak.Apabila menetap terjadi pada pasiendiabetesmelitus.

6.Karakteristik fesesNoKeadaanNormalAbnormalPenyebab

1.warnaBayi : kuningDewasa : coklatPutih, hitam/tar, atau merahKurangnya kadar empedu, perdarahan saluran cerna bagian atas, atau perdarahan saluran crna bagian bawah.Malabsorpsi lemak

2.BauKhas feses dan dipengaruhi oleh makananAmis dan perubahan bauDarah dan infeksi

3.KonsistensiLunak dan berbentukcairDiare dan absorpsi kurang

4.BentukSesuai diameter rektumKecil, bentuknya seperti pensilObstruksi dan peristaltik yang cepat

5.KonstituenMakanan yang tidak dicerna, bakteri yang mati, lemak, pigmen, empedu, mukosa usus,airDarah, pus, benda asing, mukus, atau cacingInternal bleeding, infeksi, tertelan benda, iritasi, atau inflamasi

B.Konsep asuhan keperawatan kebutuhan eliminasia.PengkajianEliminasi urine1.Kebiasaan berkemih2.Pola berkemih, meliputi:Frekuensi berkemihUrgensi = perasaan untuk sering berkemih seperti seorang sering ke toilet karena takut mengalami inkontinensia urineDisuriaPoliuriaUrinaria supresi3.Volume urine4.Faktor yang mempengaruhi kebiasaanBAK5.Karakteristik urine6.Tanda klinis gangguan eliminasi urine

Eliminasi alvi1.Pola defekasi dan keluhan selama defekasi2.Karakteristik feses3.Faktor yang mempengaruhi eliminasi alvi4.Pemeriksaan fisik, meliputi:Abdomen : ada atau tidaknya distensi, simetris atau tidak, gerakan peristaltik, adanya massa pada perut, dan tenderness.Rektum dan anus : ada atau tidaknya tanda inflamasi seperti perubahan warna, lesi, fistula, hemoroid, dan massa.

b.Diagnosa keperawatan eliminasi urine dan alvi1.Retensi urine berhubungan dengan obstruksi jalan keluar kandung kemih akibat impaksi feses2.Inkontinensia berhubungan dengan infeksi saluran kemih3.Konstipasi berhubungan dengan menurunnya peristaltik akibat stress4.Diare berhubungan dengan psikologis, situasional, dan fisiologis

c.IntervensiDiagnosaIntervensiRasional

Retensi urine berhubungan dengan obstruksi jalan keluar kandung kemih akibat impaksi feses1.Monitorkeadaan bladder setiap 2 jam2.Ukur intake danoutputcaitan setiap 4 jam3.Berikan cairan 2000 ml/hari dengan kolaborasi4.Kurangi minum setelah jam 6 malam5.Lakukan latihan pergerakan6.Ajarkan teknik latihan dengan kolaborasi dokter/fisioterapi7.Kolaborasi dalam pemasangan kateter1.Menentukan masalah2.Memonitor keseimbangan cairan3.Menjaga defisit cairan4.Mencegah nokturia5.Meningkatkan fungsi ginjal danbladder6.Menguatkan otot pelvis7.Mengeluarkan urine

Inkontinensia berhubungan dengan infeksi saluran kemih1.Monitor keadaan bladder setiap 2 jam2.Anjurkan klien untuk tidak cemas3.Tingkatkan aktivitas4.Jelaskan tentang pengobatan, kateter, penyebab, dan tindakan lainnya5.Kolaborasi dalam bladdertraining6.Kolaborasi dengan dokter dalam pengobatan dan kateterisasi1.Membantu mencegah distensi atau komplikasi2.Mengurangi inkontinensia3.Meningkatkan kekuatan otot ginjal dan fungsi bladder4.Meningkatkan pengetahuan dan diharapkan klien lebih kooperatif5.Menguatkan otot dasar pelvis6.Mengatasi faktor penyebab

Konstipasi berhubungan dengan menurunnya peristaltik akibat stress1.Tingkatkan asupan cairan dengan banyak minum2.Lakukan latihan fisik,misalmelatih otot perut3.Anjurkan untuk tidak memaksakan diri dalam BAB4.Berikan diet yang mengandung serat tinggi5.Atur posisi saat BAB6.Beri obat laksatif1.Mengurangi feses agar tidak keras2.Meningkatkan peristaltik3.Mencegah hemoroid4.Mempercepat penyerapan makanan5.Mencegah mengedan terlalu kuat6.Mengeluarkan feses

Diare berhubungan dengan psikologis, situasional, dan fisiologis1.Evaluasi intake makanan yang masuk2.Monitor tanda dan gejala diare3.Observasi turgor kulit secara rutin4.Instruksi untuk menghindari obat laksantif5.Anjurkan klien untuk menggunakan obar antidiare1.Mengetahui penyebab diare2.Menentukan masalah3.Mengetahui tingkat keparahan diare4.Mencegah kehilangan cairan terlalu banyak5.Meningkatkan pengetahuan dan klien lebih kooperatif.

C.Daftar pustaka1.Alimul , A. Aziz. 2009. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Buku 2. Jakarta : Salemba Medika.2.Doenges , Marilynn E,dkk.2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : EGC.