Lp CA Recti

17
A. PENGERTIAN Carsinoma recti adalah keganasan yang menyerang pada daerah rektum. Keganasan ini banyak menyerang laki-laki usia 40-60 tahun, jenis keganasan yang terbanyak adalah adenoma carsinoma 65%. Kanker colorectal berasal dari jaringan kolon (bagian terpanjang di usus besar) atau jaringan rektum (beberapa inci terakhir di usus besar sebelum anus). Sebagian besar kanker colorectal adalah adenocarcinoma(kanker yang dimulai di sel-sel yang membuat serta melepaskan lendir dan cairan lainnya). B. ETIOLOGI Pada dasarnya penyebab timbulnya carsinoma recti sampai sekarang belum diketahui, tetapi ada beberapa faktor yang menjadi pendukung timbulnya kanker recti, seperti: polipotus, familial, defisiensi imonologik, kolitis, Ulserasi, granulomatis kolitis. Insiden keganasan ini diberbagai daerah berbeda dan ternyata ada hubungannya dengan faktor lingkungan terutama kebiasaan makan (diit). Masyarakat yang diitnya rendah selulosa tinggi protein hewani dan lemak mempunyai insiden yang tinggi terjadinya kanker recti, sebaliknya masyarakat yang diitnya banyak mengandung serat, insiden terjadinya carsinoma recti rendah. Penyebab nyata dari kanker kolon dan rektal tidak diketahui, tetapi faktor risiko telah teridentifikasi termasuk riwayat kanker kolon atau polip pada keluarga, riwayat penyakit usus inflamasi kronis dan diet tinggi lemak protein dan daging serta rendah serat. C. MANIFESTASI KLINIK Gejala sangat ditentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit, dan fungsi segmen usus tempat kanker berlokasi. Adanya perubahan dalam defekasi, darah pada feses, konstipasi, perubahan dalam penampilan feses, tenesmus,

Transcript of Lp CA Recti

Page 1: Lp CA Recti

A. PENGERTIANCarsinoma recti adalah keganasan yang menyerang pada daerah rektum. Keganasan

ini banyak menyerang laki-laki usia 40-60 tahun, jenis keganasan yang terbanyak adalah adenoma carsinoma 65%. Kanker colorectal berasal dari jaringan kolon (bagian terpanjang di usus besar) atau jaringan rektum (beberapa inci terakhir di usus besar sebelum anus). Sebagian besar kanker colorectal adalah adenocarcinoma(kanker yang dimulai di sel-sel yang membuat serta melepaskan lendir dan cairan lainnya).

B. ETIOLOGI

Pada dasarnya penyebab timbulnya carsinoma recti sampai sekarang belum diketahui, tetapi ada beberapa faktor yang menjadi pendukung timbulnya kanker recti, seperti: polipotus, familial, defisiensi imonologik, kolitis, Ulserasi, granulomatis kolitis. Insiden keganasan ini diberbagai daerah berbeda dan ternyata ada hubungannya dengan faktor lingkungan terutama kebiasaan makan (diit). Masyarakat yang diitnya rendah selulosa tinggi protein hewani dan lemak mempunyai insiden yang tinggi terjadinya kanker recti, sebaliknya masyarakat yang diitnya banyak mengandung serat, insiden terjadinya carsinoma recti rendah.

Penyebab nyata dari kanker kolon dan rektal tidak diketahui, tetapi faktor risiko telah teridentifikasi termasuk riwayat kanker kolon atau polip pada keluarga, riwayat penyakit usus inflamasi kronis dan diet tinggi lemak protein dan daging serta rendah serat.

C. MANIFESTASI KLINIK

Gejala sangat ditentukan oleh lokasi kanker, tahap penyakit, dan fungsi segmen usus tempat kanker berlokasi. Adanya perubahan dalam defekasi, darah pada feses, konstipasi, perubahan dalam penampilan feses, tenesmus, anemia dan perdarahan rectal merupakan keluhan yang umum terjadi. 

Kanker kolon kanan, dimana isi kolon berupa caiaran, cenderung tetap tersamar hingga stadium lanjut. Sedikit kecenderungan menimbulkan obstruksi, karena lumen usus lebih besar dan feses masih encer. Anemia akibat perdarahan sering terjadi, dan darah bersifat samara dan hanya dapat dideteksi dengan tes Guaiak ( suatu tes sederhana yang dapat dilakukan di klinik ). Mucus jarang terlihat, karena tercampur dalam feses. Pada orang yang kurus, tumor kolon kanan mungkin dapat teraba, tetapi jarang pada stadium awal. Penderita mungkin mengalami perasaan tidak enak pada abdomen, dan kadang-kadang pada epigastrium.

Kanker kolon kiri dan rectum cenderung menyebabkan perubahan defekasi sebagai akibat iritasi dan respon refleks. Diare, nyeri kejang, dan kembung sering terjadi. Karena lesi kolon kiri cenderung melingkar, sering timbul gangguan obstruksi. Feses dapat kecil dan berbentuk seperti pita. Baik mucus maupun darah segar sering terlihat pada feses. Dapat terjadi anemia akibat kehilangan darah kronik. Pertumbuhan pada sigmoid atau rectum dapat mengenai radiks saraf, pembuluh limfe atau vena, menimbulkan gejala – gejala pada tungakai atau perineum. Hemoroid, nyeri pinggang bagian bawah, keinginan

Page 2: Lp CA Recti

defekasi atau sering berkemih dapat timbul sebagai akibat tekanan pada alat – alat tersebut. Gejala yang mungkin dapat timbul pada lesi rectal adalah evakuasi feses yang tidak lengkap setelah defekasi, konstipasi dan diare bergantian, serta feses berdarah.

D. PATOFISIOLOGI

E. GAMBAR

Page 3: Lp CA Recti

F. PENATALAKSANAAN

1) Pembedahan kolostomi2) Radiasi

Radiasi pasca bedah diberikan jika:a. sel karsinoma telah menembus tunika muskularis propriab. ada metastasis ke kelenjar limfe regionalc. masih ada sisa-sisa sel karsinoma yang tertinggal tetapi belum ada metastasis jauh.(Radiasi pra bedah hanya diberikan pada karsinoma rektum).

3) Pemberian obat Sitostatikaa. Inoperabel

b. operabel tetapi ada metastasis ke kelenjar limfe regional, telah menembus tunika muskularis propria atau telah dioperasi kemudian residif kembali.

Obat yang dianjurkan pada penderita yang operabel pasca bedah adalah:1.  Fluoro-Uracil 13,5 mg/kg BB/hari intravena selama 5 hari berturut-turut.

Pemberian berikutnya pada hari ke-36 (siklus sekali 5 minggu) dengan total 6 siklus.

2. Futraful 3-4 kali 200 mg/hari per os selama 6 bulan3. Terapi kombinasi (Vincristin + FU + Mthyl CCNU)

Pada penderita inoperabel pemberian sitostatika sama dengan kasus operabel hanya lamanya pemberian tidak terbatas selama obat masih efektif. Selama pemberian, harus diawasi kadar Hb, leukosit dan trombositdarah.Pada stadium lanjut obat sitostatika tidak meberikan hasil yang memuaskan.

G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK/PENUNJANG

Jenis Pemeriksaan Tujuan/Interpretasi Hasil

1.   Pemeriksaan laboratorium:

  Tinja

 

  CEA (Carcino-embryonic anti-

gen)

 

2.   Pemeriksaan radiologis

Untuk mengetahui adanya darah dalam tinja

(makroskopis/mikroskopis).

Kurang bermakna untuk diagnosis awal

karena hasilnya yang tidak spesifik serta

dapat terjadi psoitif/negatif palsu tetapi

bermanfaat dalam mengevaluasi dampak

terapi dan kemungkinan residif atau

metastase.

Perlu dikerjakan dengan cara kontras ganda

(double contrast) untuk melihat gambaran lesi

Page 4: Lp CA Recti

3.   Endoskopi dan biopsi

4.   Ultrasonografi

secara radiologis.

Endoskopi dengan fiberscope untuk melihat

kelainan struktur dari rektum sampai Recti.

Biopsi diperlukan untuk menentukan jenis

tumor secara patologi-anatomis.

Diperlukan untuk mengtahui adanya

metastasis ke hati.

H. ASUHAN KEPERAWATAN

a. Data fokus pengkajian1. Identitas Klien2. Riwayat Kesehatan

a) Riwayat Kesehatan Dahulu Riwayat diet yang hanya serat, protein hewani dan lemak\ Riwayat menderita kelainan pada colon kolitis ulseratif (polip kolon)

b) Riwayat Kesehatan Sekarang Klien mengeluh BAB berdarah dan berlendir Klien mengeluh tidak BAB tidak ada flahis Klien mengeluh perutnya terasa sakit (nyeri) Klien mengeluh mual, muntah Klien mengeluh tidak puas setelah BAB Klien mengeluh BAB kecil Klien mengeluh berat badannya turun

c) Riwayat Kesehatan KeluargaRiwayat keluarga dengan Ca. colon/recti

3. Pemeriksaan Fisik Sirkulasi

Takikardi (respon terhadap demam, dehidrasi, proses inflamasi dan nyeri), kemerahan, ekimosis, hipotesis

RespirasiSarak nafas, batuk, ronchi, expansi paru yang terbatas

GastroAnoreksia, mual, muntah, penurunan bising usus, kembung, nyeri abdomen, perut tegang, nyeri tekan pada kuaran kiri bawah

Eliminasi

Page 5: Lp CA Recti

BAB berlendir dan berdarah, BAB tidak ada flatur tidak ada, BAB kecil seperti feses kambing, rasa tidak puas setelah BAB, perubahan pola BAB/konstiasi/hemoroid, perdarahan peranal, BAB ; oliguria

Aktifitas/istirahatKelemahan, keleahan, insomnia, gelisah dan ansietas

b. Analisa Data Pre Operasi

NO  DATA  ETIOLOGI  MASALAH 

1  DS:

DO:

 

klien mengeluh pada daerah rektal

klien tampak meringis menahan sakit.

klien tampak lemah

 

Ca. Recti

Mendesak jaringan disekitarnya

mengeluarkan zat neurotransmiter

Medulla spinalis

Medulla oblongata

Korteks serebri

Nyeri

Nyeri

2 DS :

DO : 

Klien mengatakan takut untuk operasi karena resiko kematian

klien tampak cemas

klien gelisah

wajah klien tampak murung

Ca. Recti

Takut mati, takut perubahan pada kehidupan sosial

Gangguan konsep diri

Berduka / antisipasi

Page 6: Lp CA Recti

Berduka

3 DS :

DO : 

Klien mengatakan badannya terasa lemah

klien tampak lemah

klien tampak pucat

 

Ca. Recti

Metastasis 

hipermetabolik dan asupan nutrisi tetap

nutrisi tubuh kurang dari kebutuhan

nutrisi tubuh kurang dari kebutuhan

POST OPERASI

NO  DATA  ETIOLOGI  MASALAH 

1  DS :

DO :

 

klien mengatakan nyeri pada daerah pembedahan

klien tampak lemah 

klien tampak meringis menahan nyeri

nyeri skala 8

 

Pembedahan

terputusnya kontinuitas

jaringan

mengeluarkan zat neurotransmiter

Medulla spinalis

Medulla oblongata

Korteks serebri

Nyeri

Nyeri

Page 7: Lp CA Recti

2  DS :

DO : 

-

terdapat luka irgasi pembedahan

Pembedahan

Terputusnya kontinuitas

jaringan

Resiko infeksi

Resiko infeksi

3  DS :

DO : 

Klien mengatakan kotor didaerah badannya

Tampak badan klien kotor dan kurang terawat

Ca. Recti

pembedahan

Imobilisasi/Bedrest (istirahat

total)

ADL terganggu

Defisit perawatan diri

Defisit perawatan

diri

c. Diagnosa Keperawatana) Pre Operasi

1. Nyeri sehubungan dengan adanya kanker pada daerah rektal.2. Berduka sehubungan dengan kurangnya pengetahuan dan rasa takut karena

resiko kematian.3. Nutrisi kurang dari kebutuhan sehubungan dengan hipermetabolik akibat

kanker.b) Post Operasi

1. Nyeri pada post operasi sehubungan dengan pembedahan.2. Resiko infeksi sehubungan dengan adanya luka akibat pembedahan.3. Defisit perawatan diri sehubungan dengan keterbatasan aktivitas fisik.

Page 8: Lp CA Recti

d. Intervensi keperawatan

No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional1. Nyeri sehubungan

dengan adanya kanker pada daerah rektal.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nyeri yang dirasakan oleh klien hilang atau tidak dirasakan lagi.

Kaji tingkat nyeri.

Berikan tehnik distraksi dan relaksasi.

Berikan lingkungan yang nyaman pada klien.

Berikan analgetik sesuai prosedur/instruksi dokter.

Untuk mengetahui seberapa dalam nyeri yang dirasakan.

Agar membantu mengurangi rasa sakit.

Meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan kembali perhatia.

Nyeri adalah komplikasi serng pada kanker,dengan memberi analgetik dapat mengurangi rasa nyeri.

2. Berduka sehubungan dengan kurangnya pengetahuan dan rasa takut karena resiko kematian.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan klien dapat informasi yang diperukan dan dapat mengembalikan kepercayaan diri seperti semula.

Kaji klien/orang terdekat terhadap duka yang dialami. Jelaskan sesuai kebutuhan.

Perkirakan syok awal dan ketidak yakinan setelah diagnosis kanker dan/atau prosedur yang menimbulkan

Pengetahuan tentang proses berduka memperkuat normalitas perasaan/reaksi terhadap apa yang dialami dan dapat membantu pasien menghadapi lebih efektif dengan mereka.

Sedikit pasien yang benar-benar siap untuk realita perubahan yang dapat terjadi.

Page 9: Lp CA Recti

trauma. Diskusikan

informasi yang diperlukan klien.

Dorong pengungkapan pikiran/masalah dan penerimaan ekspresi kesedihan,marah dan penolakan

Untuk menyampaikan informasi yang dibutuhkan oleh pasien.

Pasien merasa terdukung mengekspresikan perasaan dengan memahami bahwa konflik emosi yang dalam dan sering adalah normal dan dapat dialami oleh orang lain dalam situasi sulit.

3. Nutrisi kurang dari kebutuhan sehubungan dengan hipermetabolik akibat kanker.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan BB stabil dan pemahaman pengaruh individual pada masukan adekuat dan pasien dapat berpartisipasi dalam intervensi spesifik untuk merangsang nafsu makan.

Pantau masukan makanan tiap hari, biarkan pasien menyimpan buku harian tentang makanan sesuai indikasi.

Dorong pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrien dengan masukan cairan adekuat dan dorong penggunaan suplemen dan makan sering/lebih sedikit dibagi-bagi selama sehari.

Ciptakan suasana makan malam yang menyenangkan. Dorong pasien

Mengidentifikasi kekuatan/defisiensi kekuatan.

Kebutuhan jaringan metabolik ditingkatkan begitu juga cairan (untuk menghilangkan produk sisa) dan suplemen dapat memainkan peran penting dalam mempertahankan maskan kalori da protein adekuat.

Membuat waktu makan lebih

Page 10: Lp CA Recti

untuk berbagi makanan dengan keluarga/teman.

Dorong komunikasi terbuka mengenai masalah anoreksia.

menyenangkan, yang dapat meningkatkan masukan.

Sering sebagai sumber distres emosi khususna untuk orang terdekat yang menginginkan untuk memberi makan pasien dengan sering. Bila pasien menolak orang terdekat dapat merasa ditolak/frustasi.

4. Nyeri pada post operasi sehubungan dengan pembedahan.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nyeri yang dirasakan oleh klien hilang atau tidak dirasakan lagi. 

Kaji tingkat nyeri.

Atur posisi pasien senyaman mungkin.

Ajarkan tenik distraksi dan relaksasi.

Kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian terapi analgetik

Bermanfaat dalam evaluasi.

Nyeri menentukan efektivitas terapi.

Meningkatkan relaksasi dan meningkatkan kemampuan koping pasien.

Membantu memfokuskan perhatian dan membantu pasien untuk mengatasi nyeri.

5. Resiko infeksi sehubungan dengan adanya luka akibat pembedahan.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan klien tidak akan mengalami infeksi akibat

Observasi tanda-tanda infeksi.

Gunakan tehnik septik dalam

Pengontrolan tanda-tanda infeksi sejak dini.

Mencegah masuknya

Page 11: Lp CA Recti

mikroorganismelalui luka pembedahan.

setiap tindakan keperawatan terhadap luka pembedahan.

Tekankan higiene personal.

mikroorganisme melalui luka pembedahan.

Membantu potensial sumber infeksi dan/atau pertumbuhan sekunder.

6. Defisit perawatan diri sehubungan dengan keterbatasan aktivitas fisik.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan defisit keperawatan diri pasien 

dapat teratasi. Dengan kriteria hasil : kuku dan kulit pasien tidak kotor.

Ajakan pada keluarga untuk membantu pemenuhan kebutuhan dasar klien seperti mandi dan makan.

Bantu perawatan diri/personal hygiene klien seperti perawatan kuku,rambut dan kulit.

Salah satu pemenuhan rasa nyaman.

Salah satu pemenuhan rasa nyaman.

 

Page 12: Lp CA Recti

DAFTAR PUSTAKA

Potter, Patricia A Perry, Anne Griffin. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC.

Doenges, Marlynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC.