Lp Appendiks
-
Upload
ofan-whaka -
Category
Documents
-
view
18 -
download
1
description
Transcript of Lp Appendiks
ASUHAN KEPERAWATAN APPENDISITIS
7
LAPORAN PENDAHULUANAPPENDISITIS
PENGERTIANAppendisitis adalah inflamasi akut pada appendisits verniformis dan merupakan penyebab paling umum untuk bedah abdomen darurat (Brunner & Suddart, 1997)
ETIOLOGIAppendisitis tersumbat atau terlipat oleh:
Fekalis/ massa keras dari fesesTumor, hiperplasia folikel limfoidBenda asing
PATOFISIOLOGIAppendisitis yang terinflamasi dan mengalami edema. Proses inflamasi meningkatkan tekanan intra luminal, menimbulkan nyeri abdomen atas atau menyebar hebat secara progresif dalam beberapa jam, trlokalisasi di kuadran kanan bawah dari abdomen. Appendiks terinflamasi berisi pus
PATHWAYS
Idiopatikmakan tak teraturKerja fisik yang keras
Massa keras fesesObstruksi lumenSuplay aliran darah menurun Mukosa terkikis
PerforasiPeradangan pada appendiks distensi abdomenAbsesPeritonitis NyeriMenekan gaster
Appendiktomy pembatasan intake cairan peningk prod HCL
Insisi bedah mual, muntahResiko kurang volume cairan
Resiko terjadi infeksiTerputusnya kontinuitas jaringan
Nyeri
Nyeri
TANDA DAN GEJALANyeri kuadran kanan bawah dan biasanya demam ringanMual, muntahAnoreksia, malaisseNyeri tekan lokal pada titik Mc. BurneySpasme ototKonstipasi, diare
(Brunner & Suddart, 1997)
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIKSel darah putih : lekositosis diatas 12000/mm3, netrofil meningkat sampai 75%Urinalisis: normal, tetapi eritrosit/leukosit mungkin adaFoto abdomen: Adanya pergeseran material pada appendiks (fekalis) ileus terlokalisirTanda rovsing (+) : dengan melakukan palpasi kuadran bawah kiri yang secara paradoksial menyebabkan nyeri yang terasa dikuadran kanan bawah
(Doenges, 1993; Brunner & Suddart, 1997)
KOMPLIKASIKomplikasi utama adalah perforasi appediks yang dapat berkembang menjadi peritonitis atau abses apendiksTromboflebitis supuratifAbses subfrenikusObstruksi intestinal
PENATALAKSANAANPembedahan diindikasikan bila diagnosa apendisitis telah ditegakkanAntibiotik dan cairan IV diberikan sampai pembedhan dilakukanAnalgetik diberikan setelah diagnosa ditegakkan
Apendektomi dilakukan sesegera mungkin untuk menurunkan resiko perforasi.(Brunner & Suddart, 1997)
ASUHAN KEPERAWATANPENGKAJIANAktivitas/ istirahat: MalaiseSirkulasi : TachikardiEliminasiKonstipasi pada awitan awalDiare (kadang-kadang)Distensi abdomenNyeri tekan/lepas abdomenPenurunan bising ususCairan/makanan : anoreksia, mual, muntahKenyamanan
Nyeri abdomen sekitar epigastrium dan umbilikus yang meningkat berat dan terlokalisasi pada titik Mc. Burney meningkat karena berjalan, bersin, batuk, atau nafas dalamKeamanan : demamPernapasanTachipneaPernapasan dangkal
(Brunner & Suddart, 1997)
DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSIResiko tinggi terjadi infeksi b.d tidak adekuatnya pertahanan utama, perforasi,peritonitis sekunder terhadap proses inflamasi
Tujuan : tidak terjadi infeksiKriteria:Penyembuhan luka berjalan baikTidak ada tanda infeksi seperti eritema, demam, drainase purulenTekanan darah >90/60 mmHgNadi < 100x/menit dengan pola dan kedalaman normalAbdomen lunak, tidak ada distensiBising usus 5-34 x/menit
Intervensi:a. Kaji dan catat kualitas, lokasi dan durasi nyeri. Waspadai nyeri yang menjadi hebatAwasi dan catat tanda vital terhadap peningkatan suhu, nadi, adanya pernapasan cepat dan dangkalKaji abdomen terhadap kekakuan dan distensi, penurunan bising ususLakukan perawatan luka dengan tehnik aseptikLihat insisi dan balutan. Catat karakteristik drainase luka/drain, eriitemaKolaborasi: antibiotik
Nyeri b.d distensi jaringan usus oleh onflamasi, adanya insisi bedah
Kriteria hasil:Persepsi subyektif tentang nyeri menurunTampak rileksPasien dapat istirahat dengan cukup
Intervensi:Kaji nyeri. Catat lokasi, karakteristik nyeriPertahankan istirahat dengan posisi semi fowlerDorong untuk ambulasi diniAjarkan tehnik untuk pernafasan diafragmatik lambat untuk membantu melepaskan otot yang tegangHindari tekanan area poplitealBerikan antiemetik, analgetik sesuai program
Resiko tinggi kekurangan cairan tubuhb.d inflamasi peritoneum dengan cairan asing, muntah praoperasi, pembatasan pasca operasi
Kriteria hasil;Membran mukosa lembabTurgor kulit baikHaluaran urin adekuat: 1 cc/kg BB/jamTanda vital stabil
Intervensi:Awasi tekanan darah dan tanda vialKaji turgor kulit, membran mukosa, capilary refillMonitor masukan dan haluaran . Catat warna urin/konsentrasiAuskultasi bising usus. Catat kelancara flatusBerikan perawatan mulut seringBerikan sejumlah kecil minuman jernih bila pemasukan peroral dimulai dan lanjutkan dengan diet sesuai toleransiBerikan cairan IV dan Elektrolit
Kurang pengetahuan tentang kondisi prognosis dan kebutuhan pengobatan b.d kurang informasi
Kriteria:Menyatakan pemahamannya tentang proese penyakit, pengobatanBerpartisipasidalam program pengobatan
IntervensiKaji ulang embatasan aktivitas paska oerasiDorong aktivitas sesuai toleransi dengan periode istirahatperiodikDiskusikan perawatan insisi, termasuk mengganti balutan, pembatasan mandiIdentifikasi gejala yang memerlukan evaluasi medik, contoh peningkatan nyeri, edema/eritema luka, adanya drainase
(Doenges, 1993)
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marilynn E. (1993). Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta. EGC
Price, SA, Wilson,LM. (1994). Patofisiologi Proses-Proses Penyakit, Buku Pertama. Edisi 4. Jakarta. EGC
Smeltzer, Bare (1997). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Brunner & suddart. Edisi 8. Volume 2. Jakarta, EGC
Swearingen. (1996). Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 2. K\Jakarta. EGC