LOW BACK PAIN (1)

14
NYERI PINGGANG BAWAH Definisi Nyeri pinggang bawah (NPB) adalah rasa nyeri yang terjadi di daerah pinggang bagian bawah dan dapat menjalar ke kaki terutama bagian sebelah belakang dan samping luar. (1) Anatomi Tulang belakang (vertebra) merupakan bangunan yang kompleks dan dapat dibagi dalam 2 bagian. Bagian ventral terdiri atas korpus vertebra yang dibatasi satu sama lain oleh diskus intervertebralis dan ditahan satu sama lain oleh ligamen longitudinalis anterior dan posterior. Sedangkan bagian dorsal tidak begitu kokoh dan masing-masing terdiri atas arkus vertebra dengan lamina dan pedikel yang diikat satu sama lain oleh berbagai ligamen, di antaranya ligamen interspinalis, ligamen intertransversa, dan ligamen flavum. (7) 1

description

nyeri punggung bawah, low back pain, referat

Transcript of LOW BACK PAIN (1)

Page 1: LOW BACK PAIN (1)

NYERI PINGGANG BAWAH

Definisi

Nyeri pinggang bawah (NPB) adalah rasa nyeri yang terjadi di daerah

pinggang bagian bawah dan dapat menjalar ke kaki terutama bagian

sebelah belakang dan samping luar. (1)

Anatomi

Tulang belakang (vertebra) merupakan bangunan yang kompleks dan

dapat dibagi dalam 2 bagian. Bagian ventral terdiri atas korpus vertebra

yang dibatasi satu sama lain oleh diskus intervertebralis dan ditahan satu

sama lain oleh ligamen longitudinalis anterior dan posterior. Sedangkan

bagian dorsal tidak begitu kokoh dan masing-masing terdiri atas arkus

vertebra dengan lamina dan pedikel yang diikat satu sama lain oleh

berbagai ligamen, di antaranya ligamen interspinalis, ligamen

intertransversa, dan ligamen flavum. (7)

1

Page 2: LOW BACK PAIN (1)

Pada prosesus spinosus dan transversus melekat otot-otot yang

turut menunjang dan melindungi kolumna vertebralis. Seluruh bangunan

kolumna vertebralis dan sekitarnya mendapat persarafan dari cabang –

cabang nervus spinalis yang sebagian besar keluar dari ruangan kanalis

vertebralis melalui foramen intervertebralis dan sebagian dari ramus

meningeal yang menginervasi duramater. Diskus intervertebralis dan

nukleus pulposus tidak mempunyai inervasi sensibel, meskipun

berbatasan langsung dengan ligamen longitudinalis yang mengandung

serabut-serabut sensibel. (7)

Pada pergerakan normal, biasanya terjadi rangkaian harmonisasi

gerak antara otot dan ligamen. Bagian lumbal merupakan bagian yang

mempunyai kebebasan gerak terbesar sehingga mempunyai

kemungkinan cedera yang lebih besar, biarpun tulang-tulang vertebra dan

ligamen di daerah pinggang lebih kokoh. (7)

Pada tulang belakang, 75% pergerakan, khususnya fleksi berasal

dari daerah lumbosakral, dan 20—25% berasal dari segmen L4-5.

Walaupun demikian, fleksi di daerah ini saja tidak memungkinkan fleksi

penuh dalam gerakan meraih. Kira-kira 50% dari gerakan semacam ini

2

Page 3: LOW BACK PAIN (1)

juga berasal dari rotasi panggul (pelvis). Pergerakan ini disebut irama

lumbo-pelvis, yaitu fleksi di daerah lumbal yang diikuti dengan fleksi

pelvis. (10)

Hal yang sebaliknya akan terjadi pada pergerakan dari

membungkuk ke posisi tegak, akan terjadi rotasi pelvis ke depan yang

diikuti dengan ekstensi tulang belakang. Pada keadaan fleksi tulang

belakang, beban pergerakan dari fleksi 90° ke 45° akan ditanggung oleh

ligamen, sedangkan beban dari fleksi 45° ke posisi tegak akan ditanggung

oleh otot. (10)

Tekanan intradiskus di daerah lumbal pada posisi tidur terlentang:

20 kg, tidur miring: 75 kg, duduk tegak: 175 kg, duduk membungkuk: 190

kg, berdiri tegak: 100 kg, berdiri sambil membungkuk: 150 kg. Jadi

tekanan intradiskus pada posisi berdiri tegak lebih rendah daripada posisi

duduk, dan tekanan intradiskus yang terkecil adalah pada posisi

berbaring. (7)

Asal dan Sifat Nyeri Pinggang (2)

1. Nyeri setempat

Bersifat terus-menerus / hilang timbul

Di garis tengah dengan penyebaran ke kanan dan ke

kiri

Asal : fascia, otot-otot paraspinal, korpus vertebra,

ligamen, artikulasi

Nyeri bertambah hebat dengan penekanan

2. Nyeri radikuler

Timbul akibat iritasi radiks

3

Page 4: LOW BACK PAIN (1)

Nyeri menjalar secara tegas

Hanya terbatas pada dermatom yang bersangkutan

Biasanya disertai hilangnya sensibilitas atau

gangguan fungsi motorik

3. Nyeri rujukan (referred pain)

Nyeri yang timbul di daerah abdomen/organ

4. Nyeri iskemik

Nyeri dirasakan pada klaudikasio intermitens

Nyeri pada pinggang bawah, gluteus menjalar ke

paha

Penyebab : penyumbatan pada percabangan aorta

/arteri illiaca communis

5. Nyeri akibat spasme otot

Bersifat diffuse

Lokasi : sukar ditentukan

Klasifikasi (6)

a. Klasifikasi berdasarkan etiologi

Spondilogenik

Vertebrogenik : trauma, tumor, infeksi

Gangguan sakro illiaca dari jaringan : infeksi

Miogenik

4

Page 5: LOW BACK PAIN (1)

Primer gangguan di otot

Infeksi

Neurogenik

HNP

Tumor intra/extramedullaris

Iritasi meningen

Viscerogenik

Referred pain dari organ di dalam perut dan

pelvis

Vaskuler

Aneurisma aorta abdominalis

Psikogenik

Depresi

b. Klasifikasi berdasarkan etiologi dari sudut sifat gangguan

Organik

Proses degenerasi

Trauma

Tumor

Toksik

5

Page 6: LOW BACK PAIN (1)

Penyakit metabolik

Mekanik

Peningkatan sudut lumbosakral

Pergerakan tulang belakang dengan cara yang

kurang baik maupun dengan kelainan struktural

Faktor Resiko (3)

1. Pekerjaan yang banyak mengangkat,membungkuk,dll

2. Usia

3. Gender

4. Antropometrik

5. Perubahan postural akibat kelainan tulang belakang

6. Merokok

7. Psikososial

Gejala dan Tanda (8)

1. Simple Back Pain : Nyeri pada daerah lumbosakral tanpa

penjalaran, derajat nyeri bervariasi tiap waktu.

2. NPB dengan keterlibatan neurologis : Nyeri menjalar ke lutut

dan tungkai, gangguan motorik dan sensorik.

3. NPB akibat cedera : nyeri non-mekanik yang konstan dan

progresif, ditemukan nyeri abdominal dan atau torakal.

6

Page 7: LOW BACK PAIN (1)

Diagnosa (4,9)

1. Anamnesa (melalui gejala dan tanda yang ada pada

penderita).

2. Pemeriksaan fisik

Keadaan umum dan vital sign

Pemeriksaan muskuloskeletal :

Sikap tubuh dan postur

Evaluasi bagian belakang tubuh

Evaluasi cara berjalan

ROM

Pemeriksaan neurologis :

Reflek fisiologis

Reflek patologis

Motorik

Sensibilitas

Manuver test :

Tes Laseque

Tes Braggard

Tes Siccard

7

Page 8: LOW BACK PAIN (1)

Tes Patrick

Tes Kontra-Patrick

Tes Gaenslen

Tes Kompresi/Pelvic Rocking

3. Pemeriksaan penunjang :

X- foto vertebra lumbosakral (AP/lat/oblique)

Myelografi

EMG

Diskografi

Darah dan urine sesuai indikasi

Diagnosa Banding

1. Hernia Nucleus Pulposus (HNP)

2. Osteoporosis

3. Spondilosis

Terapi

1. Istirahat (Bed Rest)

Indikasi :

8

Page 9: LOW BACK PAIN (1)

HNP akut (5 minggu)

Nyeri pinggang bawah akut (3-5 hari)

2. Medikamentosa

a. Analgetika po :

Paracetamol 500mg dosis 4-6x/hari

Metampiron : 3x500 mg/hari

b. NSAID po :

Asam asetil salisilat : 400-600mg/dosis 4-

6x/hari

Penilbutason : 200mg/dosis 2-3x/hari

Diklofenak : 50mg,2-3x/hari

Piroksikam : 20mg/1x/hari

c. Relaksan otot dan sedatif

Diazepam : 2-10mg/dosis 3x/hari

d. Anti inflamasi

e. Anti depressan

3. Fisioterapi

9

Page 10: LOW BACK PAIN (1)

Tujuan utama penatalaksanaan adalah reduksi dan

resolusi nyeri, perbaikan atau resolusi defisit neurologis

dan mencegah komplikasi atau keterlibatan medulla

spinalis lebih lanjut.

a. Terapi dingin

b. Terapi panas superfisial atau terapi panas

dalam

c. TENS

d. Traksi leher : Posisi berbaring terlentang, posisi

fleksi 80-850, eksorotasi 10-150, fleksi sendi

lutut 85-900 dengan menggunakan beban 10-

15 kg

e. Masase

4. Pemberian Ortesa/Brace atau korset

5. Terapi Latihan :

William Flexion Exercise

Sit Up

Pelvic Tilt

Knee to chest

Finger to toe

Starting Position

Latihan penguatan otot Quadriceps

10

Page 11: LOW BACK PAIN (1)

Pencegahan (5)

Menghindari kerja fisik berat

Menghindari mengangkat beban dalam posisi yang salah

Hindari gerakan berulang

KEPUSTAKAAN

1. Judana A Low back pain: beberapā segi klinik dan

penatalaksanaan. Neurone 1981; 1: 40-3.

2. Judana A, Sastrodiwigo S. Peranan neurologi dalam masalah low

back pain. Diajukan pada Simposium Low Back Pain, 10 Desember

1983, Jakarta. Jakarta: FKUI, I983.

3. Poerwadi T. Sekali lagi mengenai low back pain. Diajukan pads

Simposium Kemajuan dalam Tatalaksana Nyeri Degeneratif, 30

Agustus 1988, Surabaya. Surabaya: FK UNAIR, 1988.

4. Bogduk N. The diagnosis of low back pain. Diajukan pada

Symposium Back & Muscle Pain, 22 September 1987, Denpasar.

Denpasar: The 7th Asian Oceanian Congress of Neurology, 1987.

5. Hakim AA, Nasution M, Rambe HH. Penanggulangan low back pain

yang disebabkan oleh spondilosis lumbal. Maj Dokter Keluarga

1985; 4: 100-2.

6. Cailliet R. Low Back Pain Syndrome. 2nd ed. Philadelphia: FA

Davis,1978.

7. Rumawas RT. Anatomi dan patofisiologi nyeri pinggang bawah.

Diajukan pada Simposium Low Back Pain, 10 Desember 1983,

Jakarta. Jakarta: FKUI,1983.

8. Steven J. Low back pain. Med pin North Am 1968; 52: 55-71.Tan

BGK Low back and musculoskeletal pain. Diajukan pada

Symposium Back & Muscle Pain, 22 September 1987, Denpasar.

Denpasar: The 7th Asian Oceanian Congress of Neurology, 1987.

11

Page 12: LOW BACK PAIN (1)

9. Judana A Diagnosis dan tatalaksana nyeri pinggang. Diajukan

pada simposium nyeri pinggang, 27 Juni 1986, Semarang.

Semarang: Pertemuan Nasional Dwi Warsa I IDASI, 1986.

10. Santoso B. Patokinesiologi darn sindroma nyeri punggung bawah

serta hubungannya dengan pengobatan fisik dan latihan. Diajukan

pada Simposium Low Back Pain, 30 Agustus 19$0, Surabaya.

Surabaya: PNPNCh Cab Jatim, 1980.

12