Longcase Jiwa Al (Stay)

20
LONGCASE SCHIZOPHRENIA TIPE KATATONIK PEMBIMBING : dr. Pramudya, Sp.KJ dr. Agus Susanto, Sp.KJ dr. Eunice P. N., Sp.KJ dr. Rudyhard E. Hutagalung, Sp.KJ DISUSUN OLEH : Atika Prisilia 030.07.038 KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA

Transcript of Longcase Jiwa Al (Stay)

Page 1: Longcase Jiwa Al (Stay)

LONGCASE

SCHIZOPHRENIA TIPE KATATONIK

PEMBIMBING :

dr. Pramudya, Sp.KJ

dr. Agus Susanto, Sp.KJ

dr. Eunice P. N., Sp.KJ

dr. Rudyhard E. Hutagalung, Sp.KJ

DISUSUN OLEH :

Atika Prisilia

030.07.038

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA

PERIODE 26 AGUSTUS s.d. 28 SEPTEMBER 2013

RSAL DR. MINTOHARDJO JAKARTA

Page 2: Longcase Jiwa Al (Stay)

STATUS PASIEN

I. IDENTITAS

a. Nama : S.F .

b. Jenis Kelamin : Laki-laki

c. Umur : 24 tahun

d. Agama : Kristen

e. Status : Belom menikah

f. Pendidikan Terakhir : Sarjana S1

g. Pekerjaan : Pengangguran

h. Alamat : Bojong Kidah II, Blok D3 No.6, Bekasi

i. Tanggal Masuk : 21 Agustus 2013

II. ANAMNESIS

Dilakukan autoanamnesis dan alloanamnesis (ibu, kakak dan adik pasien)

pada tanggal 3 dan 4 September 2013.

a. KELUHAN UTAMA

Pasien mengamuk, tidak mau berbicara dan terlihat gelisah sejak 2

minggu SMRS.

b. RIWAYAT GANGGUAN SEKARANG

1. Autoanamnesis

Pasien datang ke Poliklinik Jiwa RSAL Dr. Mintohardjo

diantar oleh ibunya pada tanggal 22 Agustus 2013 dengan keluhan

pasien mengamuk, kemudian tidak mau bicara dan selalu terlihat

gelisah sejak 2 minggu SMRS. Dari autoanamnesis yang

dilakukan, didapati pasien tidak mau bicara. Selama masa

perawatan, pasien sempat menulis di kertas “Aku mau sembuh”

dan “Papa sudah di surga”. Pasien dapat mengikuti perintah tetapi

2

Page 3: Longcase Jiwa Al (Stay)

dari satu sumber suara. Pasien punya kesulitan mengambil

keputusan.

2. Alloanamnesis

Dari alloanamnesis yang dilakukan kepada ibu, kakak dan

adik pasien, didapatkan informasi bahwa pasien sempat

mengeluarkan kata “mama” dan “pulang”. Menurut ibunya, pasien

tidak pernah mengalami keadaan serupa sebelumnya. Pasien

merupakan anak yang baik dan ramah. Pasien memiliki banyak

teman, dan aktif mengikuti beberapa kegiatan yang melibatkan

orang banyak seperti futsal, basket dan juga sebagai ketua pemuda

di gereja. Pasien juga merupakan orang yang taat beribadah, selalu

sopan dan tidak memiliki musuh. Pasien merupakan seorang

sarjana tehnik informatika lulusan Universitas Gunadarma dengan

IPK yang cukup baik, yaitu 3,21.

Pada bulan September 2012, pasien mulai menyusun

skripsinya. Hal itu berjalan sangat mulus sampai pada akhirnya ia

melakukan sidang. Namun, Tuhan berkehendak lain, tidak cukup

1x untuk bisa lulus dari sidang tersebut. Pasien harus mengulang

sampai dengan 3x untuk bisa lulus dari sidang tersebut. Hal itu

cukup membuatnya terpukul. Belum lagi tekanan dari keluarga

yang menghendaki ia agar segera lulus dan bekerja untuk bisa

membantu perekonomian keluarga, sedangkan pasien belum

menemukan tempat pekerjaan yang nyaman menurut pasien. Selain

itu, pada saat yang bersamaan, pasien juga diputuskan oleh

pacarnya yang sudah pacaran sekitar 4 tahun karena sang pacar

memiliki kekasih yang lain. Tidak hanya itu, setelah pasien lulus

dari sidang dan wisuda, pasien mendapatkan pekerjaan yang

menurutnya tidak sesuai dengan yang ia kehendaki, sehingga itu

membuatnya merasa semakin terbebani. Semenjak saat itu pasien

sering merasa gelisah, bingung dan seringkali ketakutan. Pasien

merasa seperti mendengar bisikan-bisikan mengenai kematian.

Bahkan ia sering kali meminta agar dirinya dipukul supaya orang-

3

Page 4: Longcase Jiwa Al (Stay)

rang disekitarnya aman dan tidak disakiti. Pada saat event

organizer tempat ia bekerja akan mengadakan acara yang

melibatkan Menteri Kebudayaan Dan Pariwisata, pasien merasa

ketakutan dan menganggap bahwa terdapat hal yang janggal, ia

sempat merasa bahwa pekerjaannya itu berhubungan dengan

teroris. Ia juga sempat mengambi beberapa foto mobil yang

terdapat disana. Ketakutan tersebut berlanjut, terutama saat

orangtuanya pergi mudik ke Ambon. Pasien tak henti-henti

menghubungi ibunya untuk selalu berhati-hati dengan alasan ia

khawatir. Pasien juga menjadi ketakutan saat harus berhadapan

dengan orang berkulit hitam dan berbadan besar, baik saat pasien

sedang fiutsal ataupun pelayanan di gereja. Puncak dari rasa

takutnya adalah ketika pasien berada di rumah temannya dan

dengan tanpa sadar menonjok temannya, berteriak-teriak dan

berlari ke tengah jalan karena dihasut oleh temannya tersebut untuk

menghajar atau melawan orang-orang yang ia takuti.

Karena kegelisahan pasien semakin menjadi, akhirnya

orangtua pasien membawanya ke psikiater dan segera setelah itu

pasien disuntikkan obat penenang. Ibu pasien tidak mengetahui

kandungan obat apa yang ada didalamnya. Setelah pasien tenang,

pasien langsung pulang ke rumah dengan dibekali 2 obat, yaitu

Meroplam dan Olandos. Obat-obat tersebut diminum 1 tablet

sehari. Psikiater tersebut menjelaskan bahwa penggunaan obat

tersebut bisa dinaikkan bertahap sampai 2 tablet sehari jika gejala

yang dialami pasien tidak membaik. Pasien menggunakan obat

tersebut selama 4 bulan, rutin setiap hari terhitung sejak bulan

Maret 2013. Alasan ibu pasien menghentikan obat tersebut karena

merasa gejala yang dialami oleh anaknya sudah tidak terlihat lagi.

Pasien sudah tidak gelisah dan ketahukan lagi. Bahkan pasien

sudah bisa mnegntar ibunya pergi menggunakan motor dan

membenarkan kipas angin. Selain itu, penghentian obat juga

4

Page 5: Longcase Jiwa Al (Stay)

dilakukan atas nasehat mantri pada tempat pasien melakukan

pengobatan alternatif.

Tepat 2 minggu setelah pasien putus obat, bapak pasien

meninggal dunia di kantor secara tiba-tiba akibat serangan jantung.

Pasien selalu saja menyalahkan dirinya atas kepergian bapaknya.

Pasien menjadi sering menangis dan cenderung berdiam diri,

menyendiri dan tidak mau bicara. Hal ini terus berlanjut hingga

saat ini pasien dirawat di Bangsal Bengkalis RSAL Dr.

Mintohardjo.

c. RIWAYAT GANGGUAN SEBELUMNYA

1. Riwayat Gangguan Psikiatri

Menurut pengakuan ibu pasien, ini merupakan pertama

kalinya pasien memiliki sikap yang aneh hingga akhirnya dirawat

di Bangsal Bengkalis RSAL Dr. Mintohardjo sejak tanggal 22

Agustus 2013. Pasien tidak pernah memiliki keluhan serupa

sebelumnya.

2. Riwayat Gangguan Medikasi

Pasien tidak pernah menderita penyakit sistemik apapun.

Pasien tidak pernah menjalani pengobatan dalam waktu yang lama.

3. Riwayat Penggunaan Zat

Pasien pernah mengkonsumsi narkoba pada saaat semester

1 kuliah, namun pasien tidak mau mengatakan apa jenisnya dan

berapa lama penggunaanya.

d. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI

1. Riwayat Prenatal Dan Perinatal

Menurut ibu pasien, selama mengandung sampai

melahirkan, tidak terdapat kelainan apapun, semua normal.

2. Masa Kanak Awal

5

Page 6: Longcase Jiwa Al (Stay)

Masa ini dilalui dengan baik, pasien tumbuh dan

berkembang dengan normal sesuai dengan usianya.

3. Masa Kanak Pertengahan

Sejak SD pasien tidak pernah tinggal kelas, supel, senang

bergaul dan memiliki banyak teman.

4. Masa Kanak Akhir

Pasien bersekolah dengan baik, supel, senang bergaul dan

memiliki banyak teman.

5. Riwayat Dewasa

Pendidikan terakhir pasien adalah sarjanan S1 Tehnik

Informatika Universitas Gunadarma angkatan 2007. Pasien aktif

mengikuti kegiatan futsal, basket dan pelayanan di gereja. Pasien

dipilih menjadi ketua pemuda gereja. Pasien merupakan pendengar

yang baik, sehingga banyak orang yang senang bercerita denganya.

e. RIWAYAT KELUARGA

Pasien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Bapak pasien

(almarhum) merupakan karyawan di pabrik di daerah Cikarang,

sedangkan ibu pasien merupakan ibu rumah tangga. Kakak pasien laki-

laki usia 27 tahun, belum menikah dan tidak tamat kuliah. Adik pasien

perempuan usia 20 tahun masih kuliah. Semuanya berdomisili di

Bekasi. Menurut keterangan ibu pasien, tidak ada anggota keluarganya

yang sedang sakit atau memiliki gangguan jiwa.

6

Page 7: Longcase Jiwa Al (Stay)

Keterangan :

: laki-laki : perempuan : pasien

f. SITUASI SEKARANG

Pasien merupakan seorang sarjana tehnik informatikan Universitas

Gunadarma, belom menikah, tinggal satu rumah dengan ibu, kakak dan

adiknya. Menurut ibu pasien, hubungan pasien dengan teman-teman

dan lingkungannya baik. Namun, semenjak meraka tahu bahwa pasien

menderita gangguan jiwa, seluruh teman pergi meninggalkan pasien.

g. PERSEPSI PASIEN TENTANG DIRI DAN KEHIDUPANNYA

Tidak dapat ditanyakan karena pasien tidak mau bicara.

III. STATUS MENTALIS

a. DESKRIPSI UMUM

1. Penampilan

Pasien seorang pria berusia 24 tahun, wajah dan

penampilan sesuai dengan usia. Mata coklat, kulit kuning langsat,

rambut pendek. Tinggi dan berat badan ideal. Secara umum

tampak rapih dan bersih. Pandangan pasien kosong dan ekspresi

datar.

2. Kesadaran

- Kuantitatif : Composmentis

7

Page 8: Longcase Jiwa Al (Stay)

- Kualitatif : Berubah

3. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor

Selama anamnesis, sikap pasien kurang kooperatif dan

sering kali tidak fokus dengan pertanyaan dari pemeriksa. Pasien

tidak pernah menjawab pertanyaan, bahkan saat diajak ngobrol

membahas futsal yang menjadi hobi pasien. Pandangan pasien

kosong, ekspresi pasien datar. Seringkali pasien mendadak

tersenyum tanpa sebab terutama di depan rak lemari pakaian,

kemudian ketakutan dan gelisah kembali sambil menggerak-

gerakkan kedua kakinya terus menerus dalam beberapa menit.

Diluar waktu anamnesis, pasien lebih sering tidur. Pada

waktu-waktu tertentu pasien bangun untuk mandi, makan,

membaca Al-Kitab dan duduk menghadap lemari pakaiannya

sambil tersenyum. Saat duduk dan tidur, pasien selalu menggerak-

gerakkan kedua kakinya. Cara berjalan pasien juga cenderung kaku

dan langkah kecil-kecil tanpa mengayuhkan lengannya. Awalnya

pasien sangat menutup diri atas ajakan orang-orang disekitarnya.

Pasien lebih senang melakukan aktivitasnya sendiri, namun dalam

waktu terakhir ini pasien mau diajak untuk bermain tennis meja

bersama keluarga, dokter muda ataupun pasien jiwa lainnya.

Gerakan pasien juga luwes dan bisa fokus terhadap bola yang

sedang dipukul. Namun, saat pasien mendengar suara orang lain

yang mengganggunya (memanggil nama pasien atau meledek

gerakan pasien), ia langsung seperti hilang fokus dan diam. Saat

ada instruksi untuk bermain, barulah ia melanjutkan permainan.

4. Pembicaraan

Pasien tidak mau berbicara. Setiap kali diajak bercerita,

pasien hanya diam kemudian menonjolkan rasa gelisahnya dengan

8

Page 9: Longcase Jiwa Al (Stay)

menggerak-gerakkan kedua kakinya tanpa menunjukkan ekspresi

wajah. Namun,menurut ibunya, pasien pernah mengucapkan kata

“mama” dan “pulang”. Selain itu, pasien juga pernah menulis pada

sebuah kertas saat di berinteraksi dengan dokter muda, yaitu “aku

mau sehat” dan “papa sudah di surga.”

5. Sikap Terhadap Pemeriksa

Pada beberapa waktu pasien terdiam setiap diberikan

pertanyaan, kemudian pasien menjadi gelisah lagi. Tidak pernah

ada sikap penolakan terhadap pemeriksa, namun pasien tidak

pernah mau bicara, seolah-olah ada yang melarang pasien untuk

menjawab pertanyaan pemeriksa.

b. KEADAAN AFEKTIF

1. Afek : Euthymic

2. Ekspresi : Datar

3. Keserasian : Serasi

4. Empati : Tidak bisa diempati

c. FUNGSI INTELEKTUAL (KOGNITIF)

1. Taraf Pendidikan, Pengetahuan Umum dan Kecerdasan

- Taraf Pendidikan Formal :

Sarjana S1 Tehnik Informatika Universitas Gunadarma

- Taraf Pengetahuan : Tidak dapat dinilai

- Taraf Kecerdasan : Tidak dapat dinilai

2. Daya Konsentrasi

Selama anamnesis, pasien selalu menggerakkan kedua

kakinya, pandangan kosong, ekspresi datar dan cenderung tampak

gelisah. Namun pada hari ke-14 perawatan, pasien sudah jauh lebih

tenang, walaupun tetap tidak mau berbicara.

3. Orientasi

9

Page 10: Longcase Jiwa Al (Stay)

- Waktu : Tidak dapat dinilai

- Tempat : Tidak dapat dinilai

- Orang : Tidak dapat dinilai

4. Daya Ingat

- Jangka Panjang : Tidak dapat dinilai

- Jangka Pendek : Tidak dapat dinilai

- Segera : Tidak dapat dinilai

5. Pikiran Abstrak

Tidak dapat dinilai

d. GANGGUAN PERSEPSI

1. Halusinasi : Tidak dapat dinilai

2. Ilusi : Tidak dapat dinilai

3. Depersonalisasi : Tidak dapat dinilai

4. Derealisasi : Tidak dapat dinilai

e. PROSES BERPIKIR

1. Arus Berpikir

- Produktifitas : Tidak dapat dinilai

- Kontinuitas : Mutisme

- Hendaya Berbahasa : Tidak dapat dinilai

2. Isi Pikiran

- Preokupasi : Tidak dapat dinilai

- Gangguan pikiran : Tidak dapat dinilai

f. PENGENDALIAN IMPULS

Pasien tidak dapat mengendalikan impuls saat diamanmesis.

Terlihat pada saat dianamnesis pasien selalu menggerak-gerakkan

kedua kakinya dengan ekspresi datar serta tidak mau menatap lawan

bicara.

10

Page 11: Longcase Jiwa Al (Stay)

g. DAYA NILAI

1. Norma Sosial : Sikap pasien sopan selama dianamnesis

2. Uji Daya Nilai : Tidak dapat dinilai

3. Daya Realita : Tidak dapat dinilai

h. TILIKAN (INSIGHT)

Pasien sadar bahwa dirinya sakit, tetapi tidak bisa menerapkan

dalam mengatasinya.

i. TARAF DAPAT DIPERCAYA

Secara keseluruhan pasien dapat dipercaya.

IV. PEMERIKSAAN FISIK

a. INTERNA

1. Keadaan Umum : Tampak sakit ringan

2. Kesadaran : Composmentis

3. Tanda-tanda vital :

- Tekanan Darah : 120/80 mmHg

- Frekuensi Nadi : 80 x/menit

- Pernapasan : 20 x/menit

- Suhu : 36,3 oC

4. Status Generalis : dalam batas normal

b. NEUROLOGI

Tidak dilakukan pemeriksaan

c. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tidak dilakukan pemeriksaan

11

Page 12: Longcase Jiwa Al (Stay)

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

a. KARAKTERISTIK SINDROM

Pada pasien terdapat :

1. Disorganize speech berupa mutisme

2. Simtom negatif berupa afek datar dan alogia

3. Perilaku katatonik

b. DISFUNGSI SOSIAL DAN PENDIDIKAN

Terdapat gangguan baik sosial maupun pendidikan akibat gejala

yang dirasakan oleh pasien.Pasien tidak mau bicara dan menjauh dari

lingkungan.

c. DURASI

Pasien mengalami gejala seperti ketakutan sejak bulan Oktober

2012, namun pasien mengamuk lepas kendali dan seringkali gelisah

tanpa sebab pada bulan Maret 2013, lalu tidak mau bicara sampai

sekarang.

d. BUKAN MERUPAKAN GANGGUAN MOOD/SKIZOAFEKTIF

Pada pasien tidak terdapat gangguan depresi berat ataupun manik,

atau pun campuran keduanya.

e. BUKAN MERUPAKAN AKIBAT LANGSUNG DARI

PENGGUNAAN ZAT-ZAT TERTENTU ATAUPUN SUATU

KONDISI MEDIS UMUM

Gejala yang dialami pasien bukan merupakan akibat langsung dari

penggunaan zat-zat tertentu ataupun suatu kondisi medis umum.

Karena walaupun pasien sempat mengkonsumsi narkoba saat semester

1, tidak terdapat perubahan sikap sebelum dan sesudah penggunaan

obat tersebut. Selain itu, kondisi kesehatan pasien juga baik, tidak

12

Page 13: Longcase Jiwa Al (Stay)

terdapat penyakit sistemik ataupun sedang menjalani pengobatan

jangka panjang.

f. TIDAK ADA RIWAYAT GANGGUAN PERKEMBANGAN

PERVASIF

Pasien tumbuh dan berkembang dengan baik, secara normal sesuai

dengan usia.

MEMENUHI 2 KRITERIA TYPE KATATONIK

1. Imobilitas motorik : stupor

2. Negativisme berat : mutisme

VI. DIAGNOSIS MLTIAKSIAL

a. AKSIS I : Schizophrenia type katatonik

b. AKSIS II : Tidak terdapat diagnosis

c. AKSIS III: Tidak terdapat diagnosis

d. AKSIS IV :

Tekanan dari keluarga, kepergian Almarhum bapak

e. AKSIS V :

GAF 70-61 (Beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan

dalam fungsi, secara umum masih baik

VII. DAFTAR PROBLEMATIKA

a. ORGANOBIOLOGIK : Tidak terdapat kelainan organik

b. PSIKOLOGIK :

Terdapat Ddisorganize speech berupa mutisme, perilaku katatonik,

simtom negatif berupa afek datar dan alogia serta hubungan

interpersonal terganggu berupa menarik diri.

c. KELUARGA :

13

Page 14: Longcase Jiwa Al (Stay)

Terdapat tekanan dari keluarga, terutama ibu untuk segera lulus,

sehingga bisa mendapatkan pekerjaan yang layak dan menjadi tulang

punggung keluarga.

VIII. PROGNOSIS

a. Ad vitam : Dubia ad bonam

b. Ad fungsionam : Dubia ad malam

c. Ad sanationam : Dubia ad malam

IX. RENCANA TERAPI

a. PSIKOTERAPI

1. Memberikan informasi kepada keluarga mengenai kondisi yang

dialami oleh pasien, kemungkinan penyebabnya serta terapi yang

haus dilakukan.

2. Mengajak bicara terus menerus dan menjadi teman bermain bagi

pasien

.

b. PSIKOFARMAKOLOGI

1. Persidal 2 x 2mg

2. Elizac 1 x 20mg

3. Hexymer 2 x 1mg

X. SARAN

a. Minum obat secara teratur

b. Diberikan dukungan sepenuhnya oleh keluarga

14