LO Indikasi Kontra Hormonal

download LO Indikasi Kontra Hormonal

of 20

description

vb

Transcript of LO Indikasi Kontra Hormonal

I. KLASIFIKASI

Berdasarkan cara pemakaiannya dikenal tiga macam kontrasepsi hormonal, yaitu:1,2,3,6,7a) Kontrasepsi oral

b) Kontrasepsi suntikanc) Kontrasepsi patch

d) Kontrasepsi IUDe) Kontrasepsi implantf) Kontrasepsi transvaginal

Ada beberapa jenis metode hormonal pengendalian kelahiran. Perbedaan di antara mereka melibatkan jenis hormon, jumlah hormon, dan cara hormon memasuki tubuh wanita. Hormon dapat estrogen dan / atau progesteron. Hormon ini dapat diambil secara oral (diminum), ditanamkan ke dalam jaringan tubuh, disuntikkan di bawah kulit, diserap dari patch pada kulit, atau ditempatkan di vagina.a) KONTRASEPSI ORALKontrasepsi oral adalah kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk tablet, mengandung hormon estrogen dan progestrone yang digunakan untuk mencegah hamil.3 Pil kombinasi dewasa ini dipakai oleh lebih dari 65 juta wanita di seluruh dunia. Pil diminum setiap hari selama 3 minggu, diikuti dengan 1 minggu tanpa pil atau placebo, pada saat mana suatu perdarahan surut akan terjadi. Estrogennya ialah etinil estradiol atau mestranol, dalam dosis 0,05; 0,08; atai 0,1 mg per tablet. Progestinnya bervariasi: yang merupakan androgen, yang menggunakan progesterone, atau mempunyai pengaruh estrogen intrinsik. Daya guna teoritis hampir 100% (tingkat kehamilan 0,1/100 tahun-wanita). Daya guna pemakaian ialah 95-98% efektif (tingkat kehamilan 0,7/100 tahun-wanita).1

Jenis dan Macam Kontrasepsi Oral

Berdasarkan jenisnya kontrasepsi oral dibagi menjadi 3 macam,yaitu:61. Monofasik: Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen/progestin (E/P) dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormone aktif.

2. Bifasik: Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen/progestin (E/P) dengan dua dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.

3. Trifasik: Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif estrogen/progestin (E/P) dengan tiga dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.

Kontrasepsi oral terdiri atas lima macam yaitu: 1,2,71). Pil kombinasi, dalam satu pil terdapat estrogen dan progestrone sintetik yang diminum 3 kali seminggu.

2). Pil sekunseal, Pil ini dibuat sedemikian rupa sehingga mirip dengan urutan hormon yang dikeluarkan ovariun pada tiap siklus. Maka berdasarkan urutan hormon tersebut,estrogen hanya diberikan selama 14 16 hari pertama di ikuti oleh kombinasi progestrone dan estrogen selama 5 7 hari terakhir.

3). Pil mini, merupakan pil hormon yang hanya mengandung progestrone dalam dosis mini ( kurang dari 0,5 mg) yang harus diminum setiap hari termasuk pada saat haid.

4). Once a month pil, pil hormon yang mengandung estrogen yang Long acting yaitu biasanya pil ini terutama diberikan untuk wanita yang mempunyai Biological Half Life panjang.

5). Morning after pil, merupakan pil hormon yang mengandung estrogen dosis tinggi yang hanya diberikan untuk keadan darurat saja, seperti kasus pemerkosaan dan kondom bocor.

1). PIL KOMBINASI

Pil kombinasi merupakan pil kontrasepsi yang sampai saat ini masih dianggap paling efektif. Selain mencegah terjadinya ovulasi, pil ini juga mempunyai efek lain terhadap traktus genitalis, seperti menyebabkan perubahan-perubahan pada lendir serviks, sehingga menyebabkan kurang banyak dan kental, yang menyebabkan sperma tidak dapat masuk ke kavum uteri.3

Mekanisme kerja pil hormonal

Pil hormonal merupakan metode KB paling efektif karena bekerja dengan beberapa cara sekaligus sbb:5,6 Estrogen menekan Follikel Stimulating Hormon (FSH), sehingga menghalangi maturasi folikel dan ovarium

Membuat dinding rongga rahim tidak siap menerima hasil pembuahan, mencegah implantasi. Perubahan pada lendir serviks yaitu meningkatkan kekentalan lendir serviks sehingga menghalangi masuknya sperma.

Perubahan pada motilitas tubafallopi dan uterus, sehingga transpotasi telur dengan sendirinya akan terganggu pula.Pilihan pil kombinasi

Dalam memilih jenis pil kombinasi pertama-tama harus diperhatikan ada tidaknya indikasikontra.1Kontraindikasi1,3,6Kontraindikasi terhadap penggunaan pil dapat dibagi dalam kontraindikasi mutlak dan relatif.

Kontraindikasi mutlak

Termasuk disini :

1) Tumor-tumor yang dipengaruhi estrogen

2) Penyakit-penyakit hati yang aktif, baik yang akut ataupun menahun

3) Pernah mengalami tromboflebitis, trombo-emboli, kelainan serebro-vaskuler

4) Adanya keganasan pada kelenjar payudara dan alat reproduksi

5) Kehamilan

Kontraindikasi relatif

Yang termasuk kontraindikasi relatif antara lain :

1) Hipertensi

2) Diabetes Melitus

3) Perdarahan abnormal per vaginam yang tidak jelas sebabnya

4) Laktasi

5) Mioma uteri

6) Depresi

7) Migrain

8) Oligomenorea dan amenorea

Cara makan pil1,5,6,7Pil pertama dari bungkus pertama diminum pada hari kelima siklus haid. Dapat juga dimulai pada suatu hari yang diinginkan, misalnya hari minggu, agar mudah diingat. Pada pasca persalinan pil mulai dimakan sesudah bayi berumur 30-40 hari, sedang pasca keguguran 1-2 minggu sesudah keguguran.

Sejumlah 21-22 tablet dimakan terus menerus, kemudian istirahat selama 1 minggu. Pada pil kombinasi yang terdiri dari 28 tablet (21 tablet kombinasi dan 7 tablet plasebo), pil diminum terus menerus. Tablet yang diminum pertama kali sewaktu haid ialah tablet plasebo. Pada 2 minggu pertama pemakaian pil bungkus pertama sebaiknya jangan bersenggama, atau memakai cara kontrasepsi lain. Karena ovulasi pada siklus haid itu mungkin belum dapat dicegah.

Setiap pagi dilakukan kontrol apakah pil kemarin sudah diminum. Jika lupa 1 pil, minumlah segera ketika ingat. Pil berikutnya diminum seperti biasa. Jika lupa 2 pil berturut-turut, minumlah 2 pil segera ketika ingat, dan 2 pil lagi pada waktu yang biasa hari berikutnya. Pada keadaan ini mungkin akan terjadi spotting. Selama sisa daur haid harus dipakai cara kontrasepsi yang lain. Jika lupa 3 pil atau lebih, kemungkinan hamil menjadi besar. Pemakaian pil dihentikan selama satu minggu, kemudian mulai bungkus baru.

Perdarahan surut terjadi pada hari ke 3-4 sesudah pil kombinasi habis. Jika tidak terjadi perdarahan, pil pertama bungkus berikutnya dapat dimulai, seminggu setelah pil kombinasi habis. Jika perdarahn tidak terjadi lagi bulan berikutnya, pemeriksaan terhadap kemungkinan hamil harus dilakukan, dan pemakaian pil harus dihentikan dahulu.

Sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan sitologi vagina (Paps smear) dan pemeriksaan payudara setahun sekali.

Efek samping Efek sampingan dapat dibagi dalam 2 golongan, yakni efek sampingan yang ringan, dan efek sampingan yang berat.

Efek sampingan yang masih dianggap ringan dari penggunaan pil kombinasi antara lain berupa penambahan berat badan, perdarahan di luar daur haid, enek-enek, depresi, alopesia, melasma, kandidiasis, amenorea pasca-pil, retensi cairan dan keluhan-keluhan gastrointestinal. Umumnya efek sampingan ini timbul pada beberapa bulan pertama pemakaian pil. Adapun beberapa efek sampingn sehubungan dengan kadar estrogen dan progesteron masing-masing.1,2Efek karena kelebihan estrogen1Efek yang sering terjadi adalah terasa mual, retensi cairan, sakit kepala, nyeri pada mamma, fluor albus. Rasa mual kadang-kadang disertai muntah, diarea dan rasa perut kembung.

Efek karena kelebihan progestagen1Progestagen dalam dosis yang berlebihan dapat menyebabkan perdarahan yang tidak teratur, bertambah nafsu makan disertai penambahan berat badan, akne, alopesia, kadang-kadang mamma mengecil, fluor albus, hipomenorea.Efek sampingan yang berat dalam penggunaan pil adalah trombo-emboli, termasuk tromboflebitis, emboli paru-paru, dan trombosis otak. Hal ini mungkin terjadi karena peningkatan aktivitas faktor-faktor pembekuan, atau mungkin juga karena pengaruh vaskuler secara langsung. Kemungkinan untuk terjadi trombo-emboli pada wanita yang minum pil, lebih besar apabila ada faktor-faktor yang memberikan pradisposisi, seperti merokok, hipertensi, diabetes melitus, obesitas. 1,3Kelebihan dan kekurangan pil kombinasi

Kelebihan pil kombinasi antara lain: 2,5,61. Efektivitasnya dapat dipercaya (daya guna teoritis hampir 100%, daya guna pemakaian 95-98%

2. Frekuensi koitus tidak perlu diatur

3. Siklus haid jadi teratur

4. Keluhan-keluhan dismenorea yang primer jadi berkurang atau hilang sama sekali

Kekurangan penggunaan pil kombinasi antara lain: 2,5,61. Pil harus diminum tiap hari, sehingga kadang merepotkan

2. Motivasi harus kuat

3. Adanya efek samping walaupun sifatnya sementara, misalnya mual, sakit kepala, buah dada nyeri,

4. Kadang-kadang setelah berhenti minum pil dapat timbul amenorea yang persisten

5. Untuk golongan penduduk tertentu harganya masih mahal

2). PIL SEKUENSIAL1

Pil sekuensial belakangan ini agaknya kurang populer. Selama 14-15 hari pertama hanya diberikan estrogen, selanjutnya kombinasi estrogen dan progesteron sampai siklus haid selesai.

Khasiat utama pil sekuensial ialah menghambat ovulasi. Dosis estrogen pada pil sekuensial lebih tinggi daripada dosis estrogen pada pil kombinasi. Cara pemakaiannya sama dengan pil kombinasi. Berhubung tidak ada progresteron pada pil-pil pertama, maka lupa minum pil itu dapat menimbulkan kehamilan.

Efek samping dan kontraindikasi kurang lebih sama dengan pil kombinasi. Beberapa kepustakaan menganjurkan pil sekuensial pada keadaan hipoestrogenik, haid tidak teratur, haid sering terlambat, dan jerawat.

3). PIL MINI1

Pil mini mengandung progestin saja, tanpa estrogen. Dosis progestinnya pun kecil (0,5 mg atau kurang). Pil mini harus diminum setiap hari, juga pada waktu haid. Para penyelidik belum mengetahui benar mengenai mekanisme kerjanya, tetapi mungkin sekali pencegahan kehamilan terjadi oleh gabungan beberapa efek, termasuk motilitas tuba, pengaruh terhadap korpus luteum, endometrium, lendir serviks dan pencegahan ovulasi.

Adapun efek sampingan utama pil mini beberapa perdarahan tidak teratur, dan spotting. Daya guna pil mini kurang lebih sama dengan daya guna AKDR; jadi lebih kecil daripada pil kombinasi. Di samping itu, tanpa estrogen, progestin lebih sering menimbulkan perdarahan yang tidak teratur. Seperti halnya dengan pil sekuensial, lupa minum 1-2 pil dalam suatu siklus sudah cukup untuk menimbulkan kehamilan.

Karena tanpa estrogen, maka pil mini dianjurkan bagi para wanita yang masih menyusui, dan lain-lain yang mempunyai masalah yang bersangkutan dengan estrogen. Pemakaian pil mini pada saat ini masih terbatas, belum populer benar.

4). MORNING AFTER PILL(8)Berisi Lynoral atau Stillbestrol. Dosis: sangat tinggi yaitu Stillbestrol 25-50 mg atau Lynoral 1 mg.Stilbestrol yang diberikan setelah senggama untuk mencegahkehamilan yang tidak diinginkan, dikenal dengan istilah morning-after pill. Kuchara (1971) melaporkan tidak terjadinya kehamilan pada 1.000 orangwanita yang tidak mendapatkan perlindungan kontrasepsi secara memadai padasaat senggama namun dalam waktu 3 hari mulai menggunakan stilbestrol, 25 mgdua kali sehari, selama 5 hari berikutnya.8Alat kontrasepsi darurat yang dikenal dengan Morning After Pill kian popular terutama di masyarakat barat yang dikenal permisif dalam masalah seks. Morning After Pill termasuk jenis alat kontrasepsi darurat yang idealnya hanya dipakai padakondisi pelaku hubungan seks tidak menginginkan terjadinya pembuahan padahal,saat melakukan hubungan seks mereka tidak menggunakan alat kontrasepsi apapunbaik itu pil, spiral, susuk atau bahkan kontrasepsi instan seperti kondom.Mekanisme kerja senyawa ini belum dipahami sepenuhnya tetapi sangatbesar kemungkinannya terdapat gangguan implantasi dengan cara tertentu. Nuseadan vomiting merupakan efek samping yang umum terjadi. Efek teratogenik yangmungkin terdapat pada pemakaian obat tersebut harus dipikirkan bila kehamilantetap terjadi. Pencegahan kehamilan juga pernah dilaporkan dengan pemakaianetinil estradiol atau preparat ekuina estrogen konjugasi (Premarin) kalau diminumdengan dosis tinggi selama waktu beberapa hari.Yupze menggunakan preparat estrogen plus progestin dimanakombinasi tersebut digunakan dalam 2 kali pemberian dengan interval waktu 12 jamyang dimulai dalam waktu 72 jam setelah senggama. Pada suatu uji coba yang melibatkan 692 orang wanita, angka kehamilan yang terlihat pada para wanitatersebut adalah 1,6 persen.8b) KONTRASEPSI SUNTIK1,2,6,7Kontrasepsi suntikan di Indonesia merupakan salah satu kontrasepsi yang populer. Kontrasepsi suntikan yang digunakan ialah long-acting progestin, yaitu: a) Depo provera yang mengandung medroxyprogestin acetate 50 Mg.b) Norethindrone enanthate (Noresterat) 200 mg yang mengandung derivate testosteron.c) Cyclofem yang mengandung medroxyprogesteron acetate dan estrogen.

Depot medroxyprogesterone acetate (DMPA) adalah bentuk long-acting sintetis dari hormon progesteron. DMPA mirip dengan minipil yang tidak mengandung estrogen. Seperti kontrasepsi berbasis progesteron lainnya, DMPA bertindak dengan mencegah pelepasan sel telur dari ovarium (ovulasi) dan dengan mempromosikan lendir serviks tebal yang menghambat kemajuan sperma. Efektivitas dalam mencegah kehamilan mendekati 100%.

DMPA harus disuntikkan oleh seorang profesional perawatan kesehatan setiap tiga bulan (12 minggu). Hal ini diberikan sebagai otot (intramuscular) injeksi yang mendalam. Sebuah formulasi dosis lebih rendah dari obat yang disuntikkan di bawah kulit (subkutan) juga tersedia. Injeksi harus diberikan dalam waktu lima hari pertama periode menstruasi wanita. Dia kemudian dilindungi dari kehamilan dalam waktu 24 jam setelah menerima suntikan.

Seorang wanita mungkin berhenti mengalami haid sama sekali setelah menggunakan DMPA selama satu tahun. Setelah dua tahun penggunaan, 70% wanita tidak akan memiliki perdarahan menstruasi. Periode menstruasi berhenti karena DMPA menyebabkan ovarium untuk pergi ke sebuah "istirahat" negara. Ketika ovarium tidak melepaskan telur setiap bulan, pertumbuhan teratur pada lapisan rahim tidak terjadi dan tidak ada lapisan rahim adalah gudang selama siklus menstruasi berikutnya.

Periode menstruasi seorang wanita harus dimulai lagi dalam waktu enam sampai 18 bulan setelah ia berhenti mengambil suntikan. Seorang wanita juga bisa hamil, biasanya dalam waktu 12 sampai 18 bulan, setelah ia berhenti menggunakan DMPA. Jika seorang ibu baru tidak menyusui bayinya, dia bisa melanjutkan suntikan tepat setelah melahirkan. Ibu yang sedang menyusui dapat dengan aman memulai suntikan enam minggu setelah melahirkan. Suntikan tidak mengurangi aliran ASI-nya, dan tidak ada efek berbahaya pada bayi telah dicatat.

Efek samping yang paling umum dari suntikan DMPA adalah siklus yang tidak teratur menstruasi, berhentinya periode menstruasi, dan berat badan. Efek samping lain mungkin termasuk kegugupan, pusing, perut tidak nyaman, sakit kepala, kelelahan, atau nyeri payudara. Adalah penting bahwa seorang wanita menyadari bahwa sekali ia telah disuntik dengan DMPA, efek samping ia mungkin mengalami tidak bisa dinetralkan atau dihilangkan. Dia harus mentolerir efek samping obat sampai habis, biasanya tiga bulan kemudian.

DMPA juga telah terbukti memiliki efek negatif pada kepadatan mineral tulang, terutama dengan penggunaan jangka panjang, namun penelitian telah menunjukkan bahwa kepadatan tulang nya sebelumnya biasanya dipulihkan ketika obat dihentikan.

Perempuan mungkin dapat menggunakan DMPA ketika menghindari estrogen adalah bijaksana untuk alasan medis (lihat kontrasepsi oral). Sebuah penyedia layanan kesehatan yang berkualitas harus dapat membantu membuat perbedaan yang tepat. DMPA tidak boleh digunakan oleh wanita yang memiliki riwayat kanker payudara, penyumbatan darah, penyakit hati, perdarahan vagina yang tidak dapat dijelaskan, atau stroke. Seorang wanita di DMPA harus menghubungi profesional kesehatan jika dia mengalami aliran menstruasi berat, sakit perut parah, sakit kepala, atau depresi.

Suntikan DMPA lebih dari 99% efektif jika suntikan yang diterima sesuai dengan jadwal yang benar. Seorang wanita menggunakan kontrasepsi suntik memiliki keuntungan yang mampu menjadi hamil di lain waktu, jika diinginkan, hanya dengan menghentikan penggunaan. DMPA tidak meningkatkan risiko seorang wanita terkena kanker, termasuk kanker payudara, dan sangat mengurangi resiko mereka terkena kanker rahim. Kontrasepsi suntik tidak melindungi terhadap infeksi menular seksual.Mekanisme kerja2,51) Obat ini menghalangi terjadinya ovulasi dengan jalan menekan pembentukan Releasing Factor dari hipotalamus.

2) Lendir serviks bertambah kental, sehingga menghambat penetrasi sperma melalui serviks uteri.

3) Merubah suasana endometrium sehingga menjadi tidak sempurna untuk implantasi dari hasil konsepsi.

4) Kecepatan transpor ovum melalui tuba berubah.

Waktu pemberian dan dosis

Suntikan diberikan pada hari ke 3-5 hari pasca persalinan, segera setelah keguguran, dan pada masa interval sebelum hari kelima haid.1,5,7 Depo provera sangat cocok untuk program postpartum oleh karena tidak mengganggu laktasi. Depo provera disuntikan dngan dosis 150 mg/cc sekali 3 bulan.2,5Saat Pemberian Yang Tepat3a. Pasca persalinan

1. Segera diberika ketika masih di Rumah Sakit atau setelah 6 hari post partum dan sebelum berkumpul dengan suami.

2. Tepat pada jadwal suntikan berikutnya.b. Pasca Abortus

1. Segera setelah perawatan atau sebelum 14 hari.

2. Jadwal waktu suntikan yang diperhitungkan.

c. Interval.

1. Hari kelima menstruasi.

2. Jadwal waktu suntikan diperhitungkan..

Cara Penggunaan1,2Depo provera atau Depo progestin disuntikan secara intra muscular, di daerah m. Gluteus maksimus atau deltoideus, tiap 12 minggu dengan kelonggaran batas waktu suntik, biasa diberikan kurang satu minggu.

Efek Samping dan Penanggulangannya1,2a. Efek samping1) Gangguan Haid:

Amenorhoe yaitu tidak datang haid setiap bulan selama menggunakan kontrasepsi suntikan kecuali pada pemakaian cyclofem.

Spoting yaitu bercak-bercak perdarahan diluar haid yang terjadi selama menggunakan kontrasepsi suntikan.

Metrorhagia yaitu perdarahan yang berlebihan jumlahnya

2) Keputihan

Keputihan yang keluar dari vagina disebabkan oleh progesteron merubah flora dan PH vagina, sehingga jamur mudah tumbuh didalam vagina dan menimbulkan keputihan. 3) Perubahan berat badan

Berat badan biasa bertambah untuk setiap tahun bervariasi antara 2,3-2,9 kg, sedangkan berat badan biasa berkurang antara 1,6-1,9 kg (menurut hasil penelitian Depo Provera)

4) Pusing dan sakit kepala

Rasa berputar /sakit kepala, yang dapat terjadi pada satu sisi, kedua sisi atau keseluruhan dari bagian kepala . Ini biasanya bersifat sementara.5) Hematoma

Warna biru dan rasa nyeri pada daerah suntikan akibat perdarahan di bawah kulit.

b. Penanggulangannya

1) Gangguan haid

a. Konseling.

Memberikan penjelasan kepada calon akseptor bahwa pada pemakaian kontrasepsi suntikan dapat menyebabkan gejala-gejala tersebut adalah akibat pengaruh hormonal suntikan dan biasanya gejala-gejala perdarahan tidak berlangsung lama.

b. Pengobatan.

Apabila pasien ingin mendapat haid, dapat diberikan pemberian Pil KB hari I sampai ke II masing masing 3 tablet, selanjutnya hari ke IV diberikan 1 x 1 selama 3 5 hari. Bila terjadi perdarahan, dapat pula diberikan preparat estrogen misalnya : Lymoral 2 x 1 sehari sampai perdarahan berhenti. Setelah perdarahan berhenti, dapat dilaksanakan tapering off ( 1 x 1 tablet).

2) Keputihan.

a. Konseling.

Menjelaskan kepada akseptor bahwa kontrasepsi suntikan jarang terjadi keputihan. Bila hal ini terjadi juga, harus dicari penyebabnya dan segera di berikan pengobatan.

b. Pengobatan.

Pengobatan medis biasanya tidak diperlukan. Pada kasus dimana cairan berlebihan dapat diberikan preparat Anti Cholinergis seperti extrabelladona 10 mg dosis 2 x 1 tablet untuk mengurangi cairan yang berlebihan. Perubahan warna dan bau biasanya disebabkan oleh adanya infeksi.

3) Perubahan Berat Badan

a. Konseling.

Menjelaskan kepada akseptor bahwa kenaikan berat badan adalah salah satu efek samping kontrasepsi suntikan. Kenaikan berat badan dapat juga disebabkan hal-hal lain. Hipotesa para ahli : DMPA merangsang pusat pengendalian nafsu makan di hipotalamus yang menyebabkan akseptor makan lebih banyak dari biasanya. Disamping itu dapat pula terjadi penurunan berat badan.

b. Pengobatan.

Pengobatan diet merupakan pilihan utama. Dianjurkan untuk melaksanakan diet rendah kalori serta olahraga yang teratur. Bila terlalu kurus, dianjurkan untuk diet tinggi kalori, bila tidak berhasil dianjurkan untuk ganti cara kontrasepsi non hormonal.

4) Pusing dan Sakit Kepala

a. Konseling.

Menjelaskan kepada akseptor bahwa efek samping tersebut mungkin ada tetapi jarang terjadi dan biasanya bersifat sementara.

b. Pengobatan.

Pemberian anti prostaglandin untuk mengurangi keluhan acetosal 500mg, 3 x 1 tablet/hari

5) Hematoma

a. Konseling.

Menjelaskan kepada calon akseptor mengenai kemungkinan efek samping

b. Pengobatan.

Kompres dingin pada daerah yang membiru selama 2 hari. Setelah itu diubah menjadi kompres hangat sehingga warna biru/kuning menjadi hilang.

Keuntungan metode ini adalah:2,3,51) Efektivitas tinggi

2) Sederhana pemakaiannya.

3) Cukup menyenangkan bagi akseptor (suntk hanya 4x setahun)

4) Reversibel

5) Cocok untuk ibu-ibu yang menyusui anak, tidak mengganggu pengeluaran laktasi dan tumbuh kembang bayi.

6) Noristerat pemberiannya sederhana diberikan 200 mg sekali setiap 8 minggu untuk 6 bulan pertama 3 x suntikan pertama kemudian selanjutnya sekali tiap 12 minggu.

7) DMPA pemberiannya diberikan sekali dalam 12 minggu dengan dosis 150 mg.

Kekurangan metode ini adalah: 2,3,51) Sering menyebabkan pendarahan yang tidak teratur ( breaktrough bleeding).

2) Dapat menimbulkan amenorea.

3) Berat badan yang bertambah.

4) Sakit kepala.

5) Kembalinya kesuburan agak terlambat beberapa bulan.

6) Jika terdapat atau mengalami side efek dari suntikan tidak dapat ditarik lagi.

7) Masih mungkin terjadi kehamilan, karena mempunyai angka kegagalan 0.7%.

8) Pemberiannya harus dilakukan oleh orang yang profesional.

9) Menimbulkan rasa sakit akibat suntikan.

10) Memerlukan biaya yang cukup tinggi.

Komplikasi dan Penanggulangannya2a. Komplikasi.

AbsesRasa sakit dan panas didaerah suntikan. Bila terdapat abses teraba adanya benjolan yang nyeri di daerah suntikan. Biasanya diakibatkan karena pemakaian jarum suntik yang berulang dan tidak suci hama.

b. Penanggulangan.

Pemberian antibiotic dosis tinggi ( Ampicilin 500 mg, 3 x 1 tablet / hari ).Bila abses : Berikan kompres untuk mendinginkan infeksi / mematangkan abses misalnya kompres permanganas atau rivanol. Bila ada fluktuasi pada abses, dapat dilakukan insisi abses, setelah itu diberikan tampon dan drain jangan lupa berikan antibiotic sperti penatalaksanaan pada infeksi.c) KONTRASEPSI PATCH(6,7)Sebuah perekat patch telah dikembangkan yang menyediakan kontrasepsi hormonal melalui kulit, yang dikenal sebagai sistem pengiriman transdermal. Patch dapat dikenakan di lengan, perut, atau bokong. Seorang wanita memakai patch selama seminggu dan kemudian menggantikannya dengan patch baru.

Patch ini, disebut Ortho-Evra (etinil estradiol / norelgestromin patch-topikal), yang mirip dengan pil bahwa mereka mengandung estrogen dan progesteron. Ortho-Evra mirip dengan pil dalam hal menekan ovulasi dan memiliki keuntungan dari peningkatan kepatuhan dan kenyamanan karena administrasi mingguan. Seorang wanita hanya perlu ingat untuk mengganti patch seminggu sekali bukannya diperlukan untuk mengingat minum pil setiap hari. Namun, beberapa studi telah menunjukkan bahwa patch kontrasepsi mungkin terkait dengan risiko yang lebih besar dari efek samping negatif, seperti masalah pembekuan darah, daripada pil kontrasepsi oral.

Hal yang penting untuk dipastikan bahwa patch membuat kontak yang baik dengan kulit. Patch bisa menjadi masalah bagi para wanita yang banyak berkeringat dan / atau sering mandi karena kelembaban dapat mengganggu kontak patch dengan kulit. Beberapa wanita juga mungkin mengalami iritasi kulit di lokasi patch.Seperti semua metode hormonal lainnya untuk mengendalikan kelahiran, patch tidak akan melindungi wanita terhadap infeksi menular seksual.*Cara pemakaian :

Setiap patch dipakai terus selama satu minggu.

Total pemakaian tiga minggu, minggu keempat tidak perlu memakai atau memakai patch tanpa isi untuk memungkinkan terjadinya withdrawal penarikan.

Penggunaan kontrasepsi ini pada lengan atas, abdomen bagian bawah, bokong, atau tubuh bagian atas tapi tidak pada payudara.

Meskipun patch sangat ideal dipakai tidak lebih dari 7 hari, kadar hormon tetap berada dalam rentang yang efektif sampai 9 hari, dan ini memberikan masa selang kosong selama 2 hari, ada juga yang mengatakan untuk 10 hari, untuk keterlambatan perubahan patch.

*Keuntungan :

- Peningkatan kepatuhan pasien

- Bisa mengenakan patch pada saat di bak mandi, kolam renang, dan sauna

tanpa menurunkan kemanjurannya - Efek samping minimal, seperti nausea dan muntah.

*Kerugian :

- Sama dengan kontrasepsi oral kombinasi

- Tidak efektif pada wanita dengan berat badan lebih dari 70 kg.

- Kontrasepsi Skin Patch tidak beredar di Indonesia.

Setiap patch mengandung 1 minggu suplai hormone yang melepaskan hormone steroid dosis rendah yang setara dengan dosis terendah kontrasepsi oral kombinasi. Kontrasepsi ini melepaskan etinil estradiol (hormone estrogen) 20mcg dan norelgertromin (hormone progestin) 150mcg setiap hari secara langsung melalui kulit ke dalam aliran darah. Karena hormon digabungkan dengan perekat, kerekatan kulit yang berkurang akan menurunkan penyerapan dan kemanjuran hormon. Oleh karena itu, jika daya lekat patch sudah jelek yaitu seperti diperlukannya penguatan dengan menggunakan selotip, maka patch harus diganti.

d) KONTRASEPSI IUD(6,7)IUD yang mengandung dua bahan kimia aktif saat ini telah disetujui untuk digunakan di Amerika Serikat seperti perangkat progestin-releasing. LNG-IUD ( Levonorgestrel-relating intrauterine devices / Mirena) melepaskan levonorgestrel ke dalam rahim dengan jumlah yang relatif konstan 20 g / hari, yang dapat mengurangi efek sistemik. Alat ini memiliki kerangka radiopaque berbentuk T, dengan batang dibungkus reservoir silinder, terdiri dari campuran polydimethylsiloxane-levonorgestrel. Ada dua trailing stringcokelat menempel batang.

Mekanisme kerja IUD belum dapat didefinisikan dengan tepat dan masih menjadi subyek perdebatan sampai saat ini. Pernah dipercaya bahwa aksi IUD ialah menginterferensi terhadap keberhasilan implantasi ovum yang telah dibuahi, namun sekarang dianggap menjadi kurang penting dibandingkan pencegahan pembuahan.

Dalam rahim, IUD menginduksi adanya respon peradangan setempat endometrium, terutama oleh perangkat yang mengandung tembaga. Komponen peradangan selular dan komponen humoral ini terjadi pada jaringan endometrium dan cairan yang mengisi rongga rahim dan saluran tuba. Ini menyebabkan menurunnya sperma dan viabilitas telur Pembuahan sulit untuk terjadi, disebabkan inflamasi yang sama diarahkan terhadap blastokista, dan endometrium yang berubah menjadi lokasi yang buruk untuk terjadinya implantasi. Pada IUD tembaga, tembaga meningkatkan lendir pengguna IUD dan menurunkan motilitas dan viabilitas sperma

Dengan IUD yang mengandung levonergestrel, di samping terjadinya reaksi peradangan, pelepasan progestin yang lama pada pengguna menyebabkan atrofi kelenjar dan stroma desidualisasi. Selain itu, progestin membuat lendir serviks menjadi lebih kental yang dapat menghalangi motilitas sperma. IUD tipe ini juga mungkin tidak konsisten melepaskan progestin untuk menghambat ovulasi.

e) KONTRASEPSI IMPLANT

NORPLANT

Norplant adalah suatu alat kontrasepsi terdiri atas enam kapsul, yang mengandung 36 mg levonorgestral yang dibungkus dalam kapsul silastic-silicone (Polydimethylsiloxane) dan disusukan dibawah kulit. Setelah disusukkan keenam kapsul akan mengeluarkan 80 mcg levonorgestrel per hari selama 6-18 bulan pertama. Levonogestrel adalah suatu progestin yang dipakai juga dalam pil KB seperti mini-pill atau pil kombinasi ataupun pada AKDR yang bioaktif.1,3Sebuah implan kontrasepsi yang dikenal sebagai Implanon tersedia di Implanon AS menyediakan kontrasepsi oleh slow release dari progestin etonogestrel selama periode tiga tahun. Implanon adalah batang tipis yang dimasukkan di lengan atas bawah anestesi lokal. Perlindungan dari kehamilan terjadi dalam waktu 24 jam dari penyisipan batang, dan tingkat kegagalan sebanding dengan sterilisasi bedah (ligations tuba). Salah satu keuntungan dari batang Implanon adalah kesuburan yang cepat kembali setelah pengangkatan batang.

Sebuah implan dua batang yang mengandung progestin levonorgestrel (Jadelle) telah disetujui oleh FDA untuk 5 tahun penggunaan, meskipun belum dipasarkan di Amerika Serikat. Demikian pula, Sino-Implan II implan kontrasepsi mirip dengan Jadelle, tetapi dirancang untuk tetap di tempat selama 4 tahun.

Studi awal produk menunjukkan bahwa secara umum ditoleransi dengan baik dan efektif dalam mencegah kehamilan. Namun, penelitian ini menunjukkan bahwa perdarahan yang tidak teratur adalah efek samping dari produk. Seperti semua metode hormonal lain dari kontrol kelahiran, Implanon tidak akan melindungi wanita terhadap infeksi menular seksual.Mekanisme kerja1,3,51. Mengentalkan lendir serviks sehingga menyulitkan penetrasi sperma.

2. Minimbulkan perubahan-perubahan pada dinding endometrium sehingga tidak cocok untuk implantasi zygote.

3. Pada sebagian kasus dapat pula menghalangi terjadinya ovulasi.

Pemasangan norplant1,5,7Pasien berbaring di tempat tidur. Tangan kiri atau tangan kanan (jika kidal) diletakkan disamping badan dengan bagian volar di atas. Lengan atas mulai dari lipat siku sampai pergelangan bahu dicuci dengan larutan antiseptic. Pada tempat yang avaskular, kira-kira 6-10 cm dari lipat siku, disuntikkan anestesi lokal subkutan ke daerah di mana susuk akan dipasang (berbentuk kipas). Pada tempat bekas tusukan jarum suntik, dilakukan insisi 3-4 mm. Trokar dimasukkan subkutan sampai garis batas ke daerah daerah yang telah dianestesi secara sistematis mulai dari medial ke lateral atau sebaliknya. Kapsul norplant dimasukkan melalui trokar, lalu didorong dengan alat pendorong sampai terasa tertahan. Kemudian trokar ditarik keluar sampai garis batas. Untuk mengetahui bahwa kapsul sudah keluar semua dari trokar, masukkan alat pendorong ke dalam trokar sampai tidak ada tahanan lagi.

Selanjutnya trokar dimasukkan lagi ke sebelah Norplant yang pertama. Demikian seterusnya sampai keenam kapsul terpasang. Selanjutnya luka insissi ditutup dengan band-aid, dan ditutup lagi dengan aerosol adhesive. Kemudian dilapisi dengan kasa steril dan dibalut.

Setelah Norplant selesai dipasang, pasien dipesan datang untuk follow-up, 2 minggu, 13 bulan, 25 bulan, 37 bulan, 49 bulan, dan 61 bulan kemudian atau bila ada keluhan. Pasien diminta untuk tidak membuka balutan dan menjaga agar tidak basah selama 3 hari pertama.Pencabutan1,5,7

Pencabutan dapat dilakukan setiap saat bila diinginkan. Sebelum pencabutan, sebaiknya dilakukan perabaan terhadap norplant yang akan dicabut. Bila diperlukan, berikan tanda/gambar dakapsul norplant yang akan dicabut.

Setelah tindakan a dan antisepsis, dilakukan anestesi local di bawah ujung-ujung kapsul Norplant 1-2 ml. Buat insisi 3-4 mm. Insisi tidak perlu di tempat yang sama dengan insisi pemasangan. Secara tumpul dengan artery forceps, kapsul Norplant dibebaskan dari jaringan sekitarnya.

Selanjutnya kapsul Norplant dicabut dengan cara (a) blind, yaitu arteri forceps dengan tuntunan tangan kiri menjepit ujung kapsul, lalu kapsul ditarik keluar satu demi satu; atau (b) a vue, yaitu ujung kapsul setelah dibebaskan dari jaringan sekitarnya, dipresentasikan ke lubang insisi; selanjutnya setelah dibersihkan dari jaringan ikat, kapsul siangkat satu persatu.

Efek samping1,2,7Efek samping norplant antara lain adalah gangguan pola haid, seperti terjadinya spotting, perdarahan haid memanjang atau lebih sering berdarah (metrorrhagia), amenorea; mual-mual, anoreksi, pening, sakit kepala, kadang-kadang terjadi perubahan pada libido dan berat badan, timbulnya akne. Indikasi2,71. Wanita-wanita yang ingin memakai kontrasepsi dalam jangka waktu yang lama tapi tida bersedia menjalani kontap atau menggunakan AKDR.

2. Wanita-wanita yang tidak boleh menggunakan pil KB karena mengandung estrogen.Kontraindikasi 2,31. Kehamilan atau disangka hamil,

2. Penderita penyakit hati,

3. Kangker payudara,

4. Kelainan jiwa (psikosis, neurosis)

5. Varikosis,

6. Riwayat kehamilan ektopik,

7. Diabetes mellitus,

8. Kelainan kardiovaskuler.f) KONTRASEPSI TRANSVAGINALSebuah perangkat berbentuk cincin yang berisi hormon estradiol dan etonogestrel (progestin) dapat ditempatkan dalam vagina. Ini tetap di tempat selama tiga minggu terus menerus, maka akan dihapus selama satu minggu untuk memungkinkan periode menstruasi. Hal ini terus menerus melepaskan rendahnya tingkat hormon ke dalam aliran darah untuk seluruh tiga minggu.

Saat ini satu merek tersedia di AS, NuvaRing (etonogestrel / etinil estradiol-cincin vagina). Sekitar 99% efektif dalam mencegah kehamilan, memiliki efektivitas yang tinggi sama seperti metode hormonal kontrasepsi lainnya. Pengguna diminta untuk memasukkan cincin tinggi-tinggi ke vagina; pemasangan ini tidak memerlukan tenaga kesehatan. Tingkat kehamilan keseluruhan lebih dari 1 tahun penggunaan ialah 0,65 kehamilan per 100 wanita per tahun.

Cincin ini mempunyai kelebihan dapat dengan mudah dimasukkan, diperiksa, dilepaskan, dan diganti oleh pengguna. Keuntungan lain dari cincin ini adalah sebagai berikut:

- Penggunaannya dapat dilepaskan saat koitus. Meskipun cincin tersebut dirancang untuk harus disimpan intravaginal bahkan selama berhubungan., namun cincin tersebut dapat mempertahankan kemanjurannya bahkan jika cincin tersebut dilepaskan sampai waktu 3 jam.

- Ini memberikan jumlah pelepasan obat yang konstan, sehingga tingkat plasma lebih stabil dari dosis minimum yang diperlukan untuk kontrasepsi

- Efek samping metabolik dikurangi dengan menghindari first-pass effect di hati

- Pada kasus kehamilan yang disengaja atau jika proteksi tidak lagi diperlukan, kadar dalam plasma dengan cepat jatuh ke nol.Insiden efek samping yang berhubungan dengan hormon mirip dengan yang terlihat dengan metode kontrasepsi hormonal lainnya seperti pil dan patch. Keputihan kadang-kadang dapat terjadi sebagai efek samping dari persiapan cincin. NuvaRing tidak melindungi terhadap infeksi menular seksual.DAFTAR PUSTAKA

1. Wiknjosastro H, Saifuddin A.B, Rachimhadhi T. Kontrasepsi Hormonal. Kontrasepsi. Ilmu Kandungan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Edisi Kedua, Cetakan ketujuh. Jakarta; 2009. p 543-936.2. Jallo H. A. Kontrasepsi Hormonal. Available at : http://harnawatiaj.com/kontrasepsi. Accessed on July 16th, 2013.

3. Omnia M. Samra. Contraception. Available at http://emedicine.medscape.com/article/258507-overview#aw2aab6b6. Accessed on July 16th, 2013.4. Sarifuddin A. B, Affandi B, Bharuddin M, Soekir S. Kontrasepsi Kombinasi. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta; 2006. p 28-38.

5. Kost K, Singh S, Vaughan B, Trussell J, Bankole A. Estimates of contraceptive failure from the 2002 National Survey of Family Growth. Contraception. 2008;77(1):10-21.6. Stoppler MC. Hormonal Methods of Birth Control. Available at: http://www.medicinenet.com/hormonal_methods_of_birth_control/article.htm. Accessed on July 16th, 2013.

7. Contraception, Chapter 32. William Obstetrics. 22th ed. Cunningham : McGraw-HillCompanies. 2007.