Kontrasepsi Hormonal Dr Endang

47
Kontrasepsi Hormonal BAB I PENDAHULUAN Dewasa ini, upaya perencanaan dalam keluarga yakni menentukan jumlah anak dan jarak kelahirannya merupakan hal yang umum dilakukan, terutama oleh keluarga-keluarga muda baik di perkotaan maupun di pelosok pedesaan. Kesadaran akan pentingnya perencanaan keluarga ini biasanya dikaitkan dengan konsep perencanaan keluarga, pasangan muda dianggap lebih siap baik secara mental, spiritual maupun finansial dalam penataan masa depan anak-anak mereka. Tentu saja pandangan seperti ini masih bisa dipertanyakan mengingat penataan masa depan keluarga sangat berkaitan dengan banyak faktor. Sementara itu, teknologi kedokteran, riset-riset untuk menemukan ragam corak alat kontrasepsi serta industri farmasi berkembang sangat pesat dan cepat. Dengan itu, seharusnya terdapat banyak pilihan alat-alat kontrasepsi yang bisa digunakan baik oleh laki-laki maupun perempuan dalam upaya mewujudkan perencanaan keluarga itu. Dan dengan kemajuan teknologi pula, diharapkan risiko dari pemakaian alat-alat kontrasepsi dapat dihindari atau setidaknya dikurangi. Ini pun bukan berarti mengabaikan pentingnya melakukan kontrol atas alat-alat kontrasepsi yang telah terpasang dalam tubuh seseorang. 1

description

kontrasepsi

Transcript of Kontrasepsi Hormonal Dr Endang

Page 1: Kontrasepsi Hormonal Dr Endang

Kontrasepsi Hormonal

BAB I

PENDAHULUAN

Dewasa ini, upaya perencanaan dalam keluarga yakni menentukan jumlah anak

dan jarak kelahirannya merupakan hal yang umum dilakukan, terutama oleh keluarga-

keluarga muda baik di perkotaan maupun di pelosok pedesaan. Kesadaran akan

pentingnya perencanaan keluarga ini biasanya dikaitkan dengan konsep perencanaan

keluarga, pasangan muda dianggap lebih siap baik secara mental, spiritual maupun

finansial dalam penataan masa depan anak-anak mereka. Tentu saja pandangan seperti ini

masih bisa dipertanyakan mengingat penataan masa depan keluarga sangat berkaitan

dengan banyak faktor.

Sementara itu, teknologi kedokteran, riset-riset untuk menemukan ragam corak

alat kontrasepsi serta industri farmasi berkembang sangat pesat dan cepat. Dengan itu,

seharusnya terdapat banyak pilihan alat-alat kontrasepsi yang bisa digunakan baik oleh

laki-laki maupun perempuan dalam upaya mewujudkan perencanaan keluarga itu. Dan

dengan kemajuan teknologi pula, diharapkan risiko dari pemakaian alat-alat kontrasepsi

dapat dihindari atau setidaknya dikurangi. Ini pun bukan berarti mengabaikan pentingnya

melakukan kontrol atas alat-alat kontrasepsi yang telah terpasang dalam tubuh seseorang.

Sampai saat ini belum ada suatu cara kontrasepsi yang 100% ideal. Ciri–ciri suatu

kontrasepsi yang ideal meliputi daya guna, aman, murah, estetik, mudah didapat, tidak

memerlukan motivasi terus menerus, dan efek samping minimal. Terdapat beberapa cara

kontrasepsi, antara lain: pantang berkala, obat spermatisid, kondom, AKDR, kontrasepsi

hormonal, dan sterilisasi. Pada makalah ini akan dibahas mengenai kontrasepsi hormonal,

mencegah terjadinya kehamilan dengan menggunakan obat yang berkhasiat hormonal,

yang mempengaruhi poros hipotalamus-hipofisis-ovarium dan atau endometrium

(pengaruh pada poros, pada organ, dan pada kesuburan).

1

Page 2: Kontrasepsi Hormonal Dr Endang

Kontrasepsi Hormonal

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

I. DEFINISI

Keluarga Berencana adalah perencanaan kehamilan, sehingga kehamilan hanya

terjadi pada waktu yang diinginkan. Jarak antar kelahiran diperpanjang dan kelahiran

selanjutnya dapat dicegah apabila jumlah anak telah tercapai sesuai dengan yang di

kehendaki, untuk membina kesehatan seluruh anggota keluarga dengan sebaik-

baiknya menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS).1

Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang berarti mencegah atau melawan dan

konsepsi berarti pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang

mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari atau

mencegah terjadi kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang

dengan sel sperma.

Sejarah penemuan kontrasepsi hormonal berjalan panjang, mulai dari 1897 ketika

Beard menduga bahwa korpus luteum dapat menghambat terjadinya ovulasi.

Kontrasepsi hormonal adalah alat atau obat kontrasepsi yang bertujuan untuk

mencegah terjadinya kehamilan dimana bahan bakunya mengandung preparat

estrogen dan progesterone.2

Kontrasepsi ideal itu harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:3

1) Dapat dipercaya

2) Tidak menimbulkan efek yang dapat mengganggu kesehatan

3) Daya kerjanya dapat diatur sesuai kebutuhan

4) Tidak menimbulkan gangguan sewaktu melakukan koitus

5) Tidak memerlukan motivasi terus menerus

6) Mudah pelaksanaannya

7) Murah hargannya sehingga dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat

8) Dapat diterima penggunaannya oleh pasangan yang bersangkutan

II. FISIOLOGI HORMONAL-HAID1,2,4

Ciri khas kedewasaan manusia ialah adanya perubahan-perubahan siklik pada alat

kandungannya sebagai persiapan untuk kehamilan. Hal ini adalah suatu proses yang

2

Page 3: Kontrasepsi Hormonal Dr Endang

Kontrasepsi Hormonal

kompleks dan harmonis meliputi serebrum, hipotalamus, hipofisis, alat-alat genital,

korteks adrenal, glandula tireoidea, dan kelenjar-kelenjar lain yang kini masih

membutuhkan penelitian lebih lanjut. Pada siklus haid, endometrium dipersiapkan

secara teratur untuk menerima ovum yang dibuahi setelah terjadi ovulasi, di bawah

pengaruh secara ritmik hormon-hormon ovarium: estrogen dan progesteron. Hormon-

hormon ini dapat ditemukan antara lain di dalam air kencing, dan pengeluarannya

setiap 24 jam dapat diukur, estrogen sebagai estriol dan progesteron sebagai

pregnandiol. Di klinik, untuk mengetahui apakah ada ovulasi cukup dengan

mengerjakan biopsi endometrium. Biopsi ini dikerjakan pada hari pertama haid untuk

menghindarkan kemungkinan mengganggu kehamilan muda. Bila ada ovulasi, maka

dapat ditemukan bagian-bagian endometrium dalam masa sekresi.

Lamanya siklus haid yang normal atau yang dianggap sebagai siklus haid klasik

adalah 28 hari ditambah atau dikurangi dua sampai tiga hari. Siklus menstruasi

normal dapat dibagi menjadi 2 segmen yaitu, siklus ovarium (indung telur) dan siklus

uterus (rahim). Siklus indung telur terbagi lagi menjadi 2 bagian, yaitu siklus folikular

dan siklus luteal, sedangkan siklus uterus dibagi menjadi masa proliferasi

(pertumbuhan) dan masa sekresi. Siklus ini dapat berbeda-beda pada wanita yang

normal dan sehat.

Pada tiap siklus uterus dikenal tiga masa utama, ialah sebagai berikut:

(1) Masa haid selama dua sampai delapan hari. Pada waktu itu endometrium dilepas,

sedangkan pengeluaran hormon-hormon ovarium berada dalam kadar paling

rendah (minimum).

(2) Masa proliferasi sampai hari keempat belas. Setelah menstruasi berakhir,

dimulailah fase proliferasi dimana terjadi pertumbuhan dari desidua fungsionalis

untuk mempersiapkan rahim untuk perlekatan janin. Pada fase ini endometrium

tumbuh kembali. Antara hari ke-12 sampai 14 dapat terjadi pelepasan sel telur

dari indung telur (disebut ovulasi).

(3) Sesudahnya, dinamakan masa sekresi adalah masa sesudah terjadinya ovulasi.

Korpus rubrum menjadi korpus luteum yang mengeluarkan progesteron. Di

bawah pengaruh progesteron ini, kelenjar endometrium yang tumbuh berkeluk-

keluk mulai bersekresi dan mengeluarkan getah yang mengandung glikogen dan

3

Page 4: Kontrasepsi Hormonal Dr Endang

Kontrasepsi Hormonal

lemak. Pada akhir masa ini stroma endometrium berubah ke arah sel-sel desidua,

terutama yang berada di seputar pembuluh-pembuluh arterial. Keadaan ini

memudahkan adanya nidasi.

Siklus ovarium :

(1) Fase folikular. Pada fase ini hormon reproduksi bekerja mematangkan sel telur

yang berasal dari 1 folikel kemudian matang pada pertengahan siklus dan siap

untuk proses ovulasi (pengeluaran sel telur dari indung telur). Waktu rata-rata fase

folikular pada manusia berkisar 10-14 hari, dan variabilitasnya mempengaruhi

panjang siklus menstruasi keseluruhan.

(2) Fase luteal. Fase luteal adalah fase dari ovulasi hingga menstruasi dengan jangka

waktu rata-rata 14 hari.

4

Page 5: Kontrasepsi Hormonal Dr Endang

Kontrasepsi Hormonal

Sekarang ternyata bahwa dalam proses ovulasi bukan hanya harus ada suatu kerja

sama yang harmonis antara korteks serebri, hipotalamus, hipofisis, dan ovarium,

melainkan ada pengaruh pula dari glandula tiroidea, korteks adrenal, dan kelenjar-

kelenjar endokrin lain. Dewasa ini ternyata prostaglandin dan serotonin mempunyai

peranan pula dalam ovulasi dengan mempengaruhi hipotalamus dan hipofisis. Pula

ditemukan pengaruh ACTH terhadap korteks adrenal dikaitkan dengan sistem renin

angiotensin di ovarium pada ovulasi.

Dalam sistim endokrin beberapa susunan saraf pusat tertentu seperti glandula

pinealis, glandula amigdalae, dan hipokampus mempunyai hubungan neural dan

humoral – yang disebut juga hubungan neurohumoral – dengan hipotalamus dan

hipofisis. Di dalam hipotalamus sendiri terdapat releasing hormones dalam jumlah

yang sedikit sekali. Zat-zat ini ialah polipeptida yang kecil sekali, terdiri atas

sejumlah asam amino tertentu.

5

Page 6: Kontrasepsi Hormonal Dr Endang

Kontrasepsi Hormonal

Dikenal (1) FSH-RH yang merangsang hipofisis untuk mengeluarkan FSH

(follicle stimulating hormone releasing hormone), (2) LH-RH yang merangsang

hipofisis untuk mengeluarkan LH (luteinizing hormone releasing hormone), (3) PIH

(prolactine inhibiting hormone) yang menghambat hipofisis untuk mengeluarkan

prolaktin, dan (4) beberapa RH untuk somatotropin, TSH (thyroid stimulating

hormone), dan ACTH (adrenocorticotrophic hormone).

Pada tiap siklus haid FSH dikeluarkan oleh lobus anterior hipofisis yang

menimbulkan beberapa folikel primer yang dapat berkembang dalam ovarium.

Umumnya satu folikel, kadang-kadang juga lebih dari satu, berkembang menjadi

folikel de Graaf yang membuat estrogen. Estrogen ini menekan produksi FSH,

sehingga lobus anterior hipofisis dapat mengeluarkan hormon gonadotropin yang

kedua, yakni LH.

Seperti telah diuraikan, produksi kedua hormon gonadotropin (FSH dan LH)

adalah di bawah pengaruh releasing hormones (RH) yang disalurkan dari hipotalamus

ke hipofisis. Penyaluran RH ini sangat dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik

estrogen terhadap hipotalamus. Pula oleh pengaruh dari luar, seperti cahaya, bau-

bauan melalui bulbus olfaktorius, dan hal-hal psikologik. Salah satu contoh ialah di

negara bermusin dingin dan panas kehamilan terjadi lebih banyak pada musim semi

(mulai ada cahaya) dan musim panas (adanya banyak cahaya).

Bila penyaluran releasing hormones normal berjalan baik, maka produksi

gonadotropin-gonadotropin akan baik pula, sehingga folikel de Graaf selanjutnya

makin lama makin menjadi matang dan makin banyak berisi likuor follikuli yang

mengandung estrogen. Estrogen mempunyai pengaruh terhadap endometrium yaitu

menyebabkan endometrium tumbuh atau berproliferasi. Waktu ketika proses

berproliferasi terjadi disebut masa proliferasi.

Di bawah pengaruh LH folikel de Graff menjadi lebih matang, mendekati

permukaan ovarium, dan kemudian terjadilah ovulasi (ovum dilepas oleh ovarium).

Pada ovulasi ini kadang-kadang terdapat perdarahan sedikit yang akan merangsang

peritoneum di pelvis, sehingga timbul rasa sakit yang disebut intermenstrual pain

(Mittelschmerz). Pula dapat diikuti oleh adanya perdarahan vagina sedikit. Setelah

ovulasi terjadi dibentuklah korpus rubrum (berwarna merah oleh karena perdarahan

6

Page 7: Kontrasepsi Hormonal Dr Endang

Kontrasepsi Hormonal

tersebut di atas), yang akan menjadi korpus luteum (warnanya menjadi kuning) di

bawah pengaruh hormon-hormon LH dan LTH (luteotrophic hormones), suatu

hormon gonadotropin juga. Korpus luteum menghasilkan hormon progesteron.

Progesteron ini mempunyai pengaruh terhadap endometrium yang telah berproliferasi

dan menyebabkan kelenjar-kelenjarnya berkeluk-keluk dan bersekresi (masa sekresi).

Bila tidak ada pembuahan, korpus luteum berdegenerasi dan ini mengakibatkan

bahwa kadar estrogen dan progesteron menurun. Menurunnya kadar estrogen dan

progesteron menimbulkan efek pada arteri yang berkeluk-keluk di endometrium.

Tampak dilatasi dan statis dengan hiperemia yang diikuti oleh spasme dan iskemia.

Sesudah itu terjadi degenerasi serta perdarahan dan pelepasan endometrium yang

nekrotik. Proses ini disebut haid atau mensis. Bilamana ada pembuahan dalam masa

ovulasi, maka korpus luteum tersebut di atas dipertahankan, bahkan berkembang

menjadi korpus luteum graviditatis.

Mekanisme hormon estrogen1

Estrogen mempunyai khasiat kontrasepsi dengan jalan mempengaruhi ovulasi

dan, perjalanan ovum, atau implantasi.

Ovulasi dihambat melalui pengaruh estrogen terhadap hipothalamus dan

selanjutnya menghambat FSH dan LH. Ovulasi tidak selalu dihambat oleh pil

kombinasi yang mengandung estrogen yang mengndung 50 mikrogram atau kurang.

Kalaupun daya guna preparat ini tinggi (95-98% menghambat ovulasi), hal itu adalah

pengaruh progesteron disamping estrogen.

Implantasi telur yang sudah dibuahi dihambat oleh estrogen dosis tinggi (dietil

stilbestrol, etinil estradiol) yang diberikan pada pertengahan siklus haid. Jarak waktu

diantara konsepsi dan implantasi rata-rata 6 hari. Biopsi endometrium yang dilakukan

sesudah pemberian estrogen dosis tinggi pasca konsepsi menunjukkan efek anti-

progesteron, yang dapat menghambat implantasi. Perjalanan ovum dipercepat dengan

pemberian estrogen pasca konsepsi.

Mekanisme kerja progesteron1

Fungsi progesteron ialah menyiapkan endometrium untuk implantasi dan

mempertahankan kehamilan. Disamping itu, progesteron mempunyai khasiat

kontrasepsi, sebagai berikut:

7

Page 8: Kontrasepsi Hormonal Dr Endang

Kontrasepsi Hormonal

1. Lendir serviks mengalami perubahan menjadi lebih pekat, sehingga penetrasi dan

transportasi sperma selanjutnya lebih sulit.

2. Kapasitasi sperma dihambat oleh progesteron. Kapasitasi diperlukan oleh sperma

untuk membuahi sel telur dan menembus rintangan disekeliling ovum.

3. Jika progesteron diberikan sebelum konsepsi, maka perjalanan ovum dalam tuba

akan terhambat.

III. KLASIFIKASI

Berdasarkan cara pemakaiannya dikenal tiga macam kontrasepsi hormonal,

yaitu:1,2,3,6,7

a) Kontrasepsi oral

b) Kontrasepsi suntikan

c) Kontrasepsi patch

d) Kontrasepsi IUD

e) Kontrasepsi implant

f) Kontrasepsi transvaginal

Ada beberapa jenis metode hormonal pengendalian kelahiran. Perbedaan di antara

mereka melibatkan jenis hormon, jumlah hormon, dan cara hormon memasuki tubuh

wanita. Hormon dapat estrogen dan / atau progesteron. Hormon ini dapat diambil

secara oral (diminum), ditanamkan ke dalam jaringan tubuh, disuntikkan di bawah

kulit, diserap dari patch pada kulit, atau ditempatkan di vagina.

a) KONTRASEPSI ORAL

Kontrasepsi oral adalah kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk tablet,

mengandung hormon estrogen dan progestrone yang digunakan untuk mencegah

hamil.3 Pil kombinasi dewasa ini dipakai oleh lebih dari 65 juta wanita di seluruh

dunia. Pil diminum setiap hari selama 3 minggu, diikuti dengan 1 minggu tanpa pil

atau placebo, pada saat mana suatu perdarahan surut akan terjadi. Estrogennya ialah

etinil estradiol atau mestranol, dalam dosis 0,05; 0,08; atai 0,1 mg per tablet.

Progestinnya bervariasi: yang merupakan androgen, yang menggunakan

progesterone, atau mempunyai pengaruh estrogen intrinsik. Daya guna teoritis hampir

8

Page 9: Kontrasepsi Hormonal Dr Endang

Kontrasepsi Hormonal

100% (tingkat kehamilan 0,1/100 tahun-wanita). Daya guna pemakaian ialah 95-98%

efektif (tingkat kehamilan 0,7/100 tahun-wanita).1

Jenis dan Macam Kontrasepsi Oral

Berdasarkan jenisnya kontrasepsi oral dibagi menjadi 3 macam,yaitu:6

1. Monofasik: Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif

estrogen/progestin (E/P) dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa

hormone aktif.

2. Bifasik: Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif

estrogen/progestin (E/P) dengan dua dosis yang berbeda, dengan 7 tablet

tanpa hormon aktif.

3. Trifasik: Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif

estrogen/progestin (E/P) dengan tiga dosis yang berbeda, dengan 7 tablet

tanpa hormon aktif.

Kontrasepsi oral terdiri atas lima macam yaitu: 1,2,7

1). Pil kombinasi, dalam satu pil terdapat estrogen dan progestrone sintetik yang

diminum 3 kali seminggu.

9

Page 10: Kontrasepsi Hormonal Dr Endang

Kontrasepsi Hormonal

2). Pil sekunseal, Pil ini dibuat sedemikian rupa sehingga mirip dengan urutan

hormon yang dikeluarkan ovariun pada tiap siklus. Maka berdasarkan urutan

hormon tersebut,estrogen hanya diberikan selama 14 – 16 hari pertama di ikuti

oleh kombinasi progestrone dan estrogen selama 5 – 7 hari terakhir.

3). Pil mini, merupakan pil hormon yang hanya mengandung progestrone dalam

dosis mini ( kurang dari 0,5 mg) yang harus diminum setiap hari termasuk pada

saat haid.

4). Once a month pil, pil hormon yang mengandung estrogen yang ” Long acting ”

yaitu biasanya pil ini terutama diberikan untuk wanita yang mempunyai

Biological Half Life panjang.

5). Morning after pil, merupakan pil hormon yang mengandung estrogen dosis tinggi

yang hanya diberikan untuk keadan darurat saja, seperti kasus pemerkosaan dan

kondom bocor.

1). PIL KOMBINASI

Pil kombinasi merupakan pil kontrasepsi yang sampai saat ini masih dianggap

paling efektif. Selain mencegah terjadinya ovulasi, pil ini juga mempunyai efek lain

terhadap traktus genitalis, seperti menyebabkan perubahan-perubahan pada lendir

serviks, sehingga menyebabkan kurang banyak dan kental, yang menyebabkan

sperma tidak dapat masuk ke kavum uteri.3

Mekanisme kerja pil hormonal

Pil hormonal merupakan metode KB paling efektif karena bekerja dengan

beberapa cara sekaligus sbb:5,6

Estrogen menekan Follikel Stimulating Hormon (FSH), sehingga menghalangi

maturasi folikel dan ovarium

Membuat dinding rongga rahim tidak siap menerima hasil pembuahan, mencegah

implantasi.

Perubahan pada lendir serviks yaitu meningkatkan kekentalan lendir serviks

sehingga menghalangi masuknya sperma.

Perubahan pada motilitas tubafallopi dan uterus, sehingga transpotasi telur dengan

sendirinya akan terganggu pula.

10

Page 11: Kontrasepsi Hormonal Dr Endang

Kontrasepsi Hormonal

Pilihan pil kombinasi

Dalam memilih jenis pil kombinasi pertama-tama harus diperhatikan ada tidaknya

indikasikontra.1

Kontraindikasi1,3,6

Kontraindikasi terhadap penggunaan pil dapat dibagi dalam kontraindikasi mutlak

dan relatif.

Kontraindikasi mutlak

Termasuk disini :

1) Tumor-tumor yang dipengaruhi estrogen

2) Penyakit-penyakit hati yang aktif, baik yang akut ataupun menahun

3) Pernah mengalami tromboflebitis, trombo-emboli, kelainan serebro-vaskuler

4) Adanya keganasan pada kelenjar payudara dan alat reproduksi

5) Kehamilan

Kontraindikasi relatif

Yang termasuk kontraindikasi relatif antara lain :

1) Hipertensi

2) Diabetes Melitus

3) Perdarahan abnormal per vaginam yang tidak jelas sebabnya

4) Laktasi

5) Mioma uteri

6) Depresi

7) Migrain

8) Oligomenorea dan amenorea

Cara makan pil1,5,6,7

Pil pertama dari bungkus pertama diminum pada hari kelima siklus haid. Dapat

juga dimulai pada suatu hari yang diinginkan, misalnya hari minggu, agar mudah

diingat. Pada pasca persalinan pil mulai dimakan sesudah bayi berumur 30-40 hari,

sedang pasca keguguran 1-2 minggu sesudah keguguran.

11

Page 12: Kontrasepsi Hormonal Dr Endang

Kontrasepsi Hormonal

Sejumlah 21-22 tablet dimakan terus menerus, kemudian istirahat selama 1

minggu. Pada pil kombinasi yang terdiri dari 28 tablet (21 tablet kombinasi dan 7

tablet plasebo), pil diminum terus menerus. Tablet yang diminum pertama kali

sewaktu haid ialah tablet plasebo. Pada 2 minggu pertama pemakaian pil bungkus

pertama sebaiknya jangan bersenggama, atau memakai cara kontrasepsi lain. Karena

ovulasi pada siklus haid itu mungkin belum dapat dicegah.

Setiap pagi dilakukan kontrol apakah pil kemarin sudah diminum. Jika lupa 1 pil,

minumlah segera ketika ingat. Pil berikutnya diminum seperti biasa. Jika lupa 2 pil

berturut-turut, minumlah 2 pil segera ketika ingat, dan 2 pil lagi pada waktu yang

biasa hari berikutnya. Pada keadaan ini mungkin akan terjadi spotting. Selama sisa

daur haid harus dipakai cara kontrasepsi yang lain. Jika lupa 3 pil atau lebih,

kemungkinan hamil menjadi besar. Pemakaian pil dihentikan selama satu minggu,

kemudian mulai bungkus baru.

Perdarahan surut terjadi pada hari ke 3-4 sesudah pil kombinasi habis. Jika tidak

terjadi perdarahan, pil pertama bungkus berikutnya dapat dimulai, seminggu setelah

pil kombinasi habis. Jika perdarahn tidak terjadi lagi bulan berikutnya, pemeriksaan

terhadap kemungkinan hamil harus dilakukan, dan pemakaian pil harus dihentikan

dahulu.

Sangat dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan sitologi vagina (Paps smear)

dan pemeriksaan payudara setahun sekali.

Efek samping

Efek sampingan dapat dibagi dalam 2 golongan, yakni efek sampingan yang

ringan, dan efek sampingan yang berat.

Efek sampingan yang masih dianggap ringan dari penggunaan pil kombinasi

antara lain berupa penambahan berat badan, perdarahan di luar daur haid, enek-enek,

depresi, alopesia, melasma, kandidiasis, amenorea pasca-pil, retensi cairan dan

keluhan-keluhan gastrointestinal. Umumnya efek sampingan ini timbul pada beberapa

bulan pertama pemakaian pil. Adapun beberapa efek sampingn sehubungan dengan

kadar estrogen dan progesteron masing-masing.1,2

Efek karena kelebihan estrogen1

12

Page 13: Kontrasepsi Hormonal Dr Endang

Kontrasepsi Hormonal

Efek yang sering terjadi adalah terasa mual, retensi cairan, sakit kepala, nyeri pada

mamma, fluor albus. Rasa mual kadang-kadang disertai muntah, diarea dan rasa perut

kembung.

Efek karena kelebihan progestagen1

Progestagen dalam dosis yang berlebihan dapat menyebabkan perdarahan yang tidak

teratur, bertambah nafsu makan disertai penambahan berat badan, akne, alopesia,

kadang-kadang mamma mengecil, fluor albus, hipomenorea.

Efek sampingan yang berat dalam penggunaan pil adalah trombo-emboli,

termasuk tromboflebitis, emboli paru-paru, dan trombosis otak. Hal ini mungkin

terjadi karena peningkatan aktivitas faktor-faktor pembekuan, atau mungkin juga

karena pengaruh vaskuler secara langsung. Kemungkinan untuk terjadi trombo-

emboli pada wanita yang minum pil, lebih besar apabila ada faktor-faktor yang

memberikan pradisposisi, seperti merokok, hipertensi, diabetes melitus, obesitas. 1,3

Kelebihan dan kekurangan pil kombinasi

Kelebihan pil kombinasi antara lain: 2,5,6

1. Efektivitasnya dapat dipercaya (daya guna teoritis hampir 100%, daya guna

pemakaian 95-98%

2. Frekuensi koitus tidak perlu diatur

3. Siklus haid jadi teratur

4. Keluhan-keluhan dismenorea yang primer jadi berkurang atau hilang sama sekali

Kekurangan penggunaan pil kombinasi antara lain: 2,5,6

1. Pil harus diminum tiap hari, sehingga kadang merepotkan

2. Motivasi harus kuat

3. Adanya efek samping walaupun sifatnya sementara, misalnya mual, sakit kepala,

buah dada nyeri,

4. Kadang-kadang setelah berhenti minum pil dapat timbul amenorea yang persisten

5. Untuk golongan penduduk tertentu harganya masih mahal

2). PIL SEKUENSIAL1

13

Page 14: Kontrasepsi Hormonal Dr Endang

Kontrasepsi Hormonal

Pil sekuensial belakangan ini agaknya kurang populer. Selama 14-15 hari pertama

hanya diberikan estrogen, selanjutnya kombinasi estrogen dan progesteron sampai

siklus haid selesai.

Khasiat utama pil sekuensial ialah menghambat ovulasi. Dosis estrogen pada pil

sekuensial lebih tinggi daripada dosis estrogen pada pil kombinasi. Cara

pemakaiannya sama dengan pil kombinasi. Berhubung tidak ada progresteron pada

pil-pil pertama, maka lupa minum pil itu dapat menimbulkan kehamilan.

Efek samping dan kontraindikasi kurang lebih sama dengan pil kombinasi.

Beberapa kepustakaan menganjurkan pil sekuensial pada keadaan hipoestrogenik,

haid tidak teratur, haid sering terlambat, dan jerawat.

3). PIL MINI1

Pil mini mengandung progestin saja, tanpa estrogen. Dosis progestinnya pun kecil

(0,5 mg atau kurang). Pil mini harus diminum setiap hari, juga pada waktu haid. Para

penyelidik belum mengetahui benar mengenai mekanisme kerjanya, tetapi mungkin

sekali pencegahan kehamilan terjadi oleh gabungan beberapa efek, termasuk motilitas

tuba, pengaruh terhadap korpus luteum, endometrium, lendir serviks dan pencegahan

ovulasi.

Adapun efek sampingan utama pil mini beberapa perdarahan tidak teratur, dan

spotting. Daya guna pil mini kurang lebih sama dengan daya guna AKDR; jadi lebih

kecil daripada pil kombinasi. Di samping itu, tanpa estrogen, progestin lebih sering

menimbulkan perdarahan yang tidak teratur. Seperti halnya dengan pil sekuensial,

lupa minum 1-2 pil dalam suatu siklus sudah cukup untuk menimbulkan kehamilan.

Karena tanpa estrogen, maka pil mini dianjurkan bagi para wanita yang masih

menyusui, dan lain-lain yang mempunyai masalah yang bersangkutan dengan

estrogen. Pemakaian pil mini pada saat ini masih terbatas, belum populer benar.

   

4). MORNING AFTER PILL(8)

14

Page 15: Kontrasepsi Hormonal Dr Endang

Kontrasepsi Hormonal

Berisi Lynoral atau Stillbestrol. Dosis: sangat tinggi yaitu Stillbestrol 25-50 mg atau

Lynoral 1 mg.Stilbestrol yang diberikan setelah senggama untuk mencegahkehamilan

yang tidak diinginkan, dikenal dengan istilah ”morning-after pill.” Kuchara (1971)

melaporkan tidak terjadinya kehamilan pada 1.000 orangwanita yang tidak mendapatkan

perlindungan kontrasepsi secara memadai padasaat senggama namun dalam waktu 3 hari

mulai menggunakan stilbestrol, 25 mgdua kali sehari, selama 5 hari berikutnya.8

Alat kontrasepsi darurat yang dikenal dengan Morning After Pill kian popular

terutama di masyarakat barat yang dikenal permisif dalam masalah seks. Morning After

Pill termasuk jenis alat kontrasepsi darurat yang idealnya hanya dipakai padakondisi

pelaku hubungan seks tidak menginginkan terjadinya pembuahan padahal,saat melakukan

hubungan seks mereka tidak menggunakan alat kontrasepsi apapunbaik itu pil, spiral,

susuk atau bahkan kontrasepsi instan seperti kondom.

Mekanisme kerja senyawa ini belum dipahami sepenuhnya tetapi sangatbesar

kemungkinannya terdapat gangguan implantasi dengan cara tertentu. Nuseadan vomiting

merupakan efek samping yang umum terjadi. Efek teratogenik yangmungkin terdapat

pada pemakaian obat tersebut harus dipikirkan bila kehamilantetap terjadi. Pencegahan

kehamilan juga pernah dilaporkan dengan pemakaianetinil estradiol atau preparat ekuina

estrogen konjugasi (Premarin) kalau diminumdengan dosis tinggi selama waktu beberapa

hari.

Yupze menggunakan preparat estrogen plus progestin dimanakombinasi tersebut

digunakan dalam 2 kali pemberian dengan interval waktu 12 jamyang dimulai dalam

waktu 72 jam setelah senggama. Pada suatu uji coba yang melibatkan 692 orang wanita,

angka kehamilan yang terlihat pada para wanitatersebut adalah 1,6 persen.8

b) KONTRASEPSI SUNTIK1,2,6,7

Kontrasepsi suntikan di Indonesia merupakan salah satu kontrasepsi yang populer.

Kontrasepsi suntikan yang digunakan ialah long-acting progestin, yaitu:

a) Depo provera yang mengandung medroxyprogestin acetate 50 Mg.

b) Norethindrone enanthate (Noresterat) 200 mg yang mengandung derivate

testosteron.

c) Cyclofem yang mengandung medroxyprogesteron acetate dan estrogen.

15

Page 16: Kontrasepsi Hormonal Dr Endang

Kontrasepsi Hormonal

Depot medroxyprogesterone acetate (DMPA) adalah bentuk long-acting sintetis dari

hormon progesteron. DMPA mirip dengan minipil yang tidak mengandung estrogen.

Seperti kontrasepsi berbasis progesteron lainnya, DMPA bertindak dengan mencegah

pelepasan sel telur dari ovarium (ovulasi) dan dengan mempromosikan lendir serviks

tebal yang menghambat kemajuan sperma. Efektivitas dalam mencegah kehamilan

mendekati 100%.

DMPA harus disuntikkan oleh seorang profesional perawatan kesehatan setiap tiga

bulan (12 minggu). Hal ini diberikan sebagai otot (intramuscular) injeksi yang mendalam.

Sebuah formulasi dosis lebih rendah dari obat yang disuntikkan di bawah kulit (subkutan)

juga tersedia. Injeksi harus diberikan dalam waktu lima hari pertama periode menstruasi

wanita. Dia kemudian dilindungi dari kehamilan dalam waktu 24 jam setelah menerima

suntikan.

Seorang wanita mungkin berhenti mengalami haid sama sekali setelah menggunakan

DMPA selama satu tahun. Setelah dua tahun penggunaan, 70% wanita tidak akan

memiliki perdarahan menstruasi. Periode menstruasi berhenti karena DMPA

menyebabkan ovarium untuk pergi ke sebuah "istirahat" negara. Ketika ovarium tidak

melepaskan telur setiap bulan, pertumbuhan teratur pada lapisan rahim tidak terjadi dan

tidak ada lapisan rahim adalah gudang selama siklus menstruasi berikutnya.

Periode menstruasi seorang wanita harus dimulai lagi dalam waktu enam sampai 18

bulan setelah ia berhenti mengambil suntikan. Seorang wanita juga bisa hamil, biasanya

dalam waktu 12 sampai 18 bulan, setelah ia berhenti menggunakan DMPA. Jika seorang

16

Page 17: Kontrasepsi Hormonal Dr Endang

Kontrasepsi Hormonal

ibu baru tidak menyusui bayinya, dia bisa melanjutkan suntikan tepat setelah melahirkan.

Ibu yang sedang menyusui dapat dengan aman memulai suntikan enam minggu setelah

melahirkan. Suntikan tidak mengurangi aliran ASI-nya, dan tidak ada efek berbahaya

pada bayi telah dicatat.

Efek samping yang paling umum dari suntikan DMPA adalah siklus yang tidak

teratur menstruasi, berhentinya periode menstruasi, dan berat badan. Efek samping lain

mungkin termasuk kegugupan, pusing, perut tidak nyaman, sakit kepala, kelelahan, atau

nyeri payudara. Adalah penting bahwa seorang wanita menyadari bahwa sekali ia telah

disuntik dengan DMPA, efek samping ia mungkin mengalami tidak bisa dinetralkan atau

dihilangkan. Dia harus mentolerir efek samping obat sampai habis, biasanya tiga bulan

kemudian.

DMPA juga telah terbukti memiliki efek negatif pada kepadatan mineral tulang,

terutama dengan penggunaan jangka panjang, namun penelitian telah menunjukkan

bahwa kepadatan tulang nya sebelumnya biasanya dipulihkan ketika obat dihentikan.

Perempuan mungkin dapat menggunakan DMPA ketika menghindari estrogen adalah

bijaksana untuk alasan medis (lihat kontrasepsi oral). Sebuah penyedia layanan kesehatan

yang berkualitas harus dapat membantu membuat perbedaan yang tepat. DMPA tidak

boleh digunakan oleh wanita yang memiliki riwayat kanker payudara, penyumbatan

darah, penyakit hati, perdarahan vagina yang tidak dapat dijelaskan, atau stroke. Seorang

wanita di DMPA harus menghubungi profesional kesehatan jika dia mengalami aliran

menstruasi berat, sakit perut parah, sakit kepala, atau depresi.

Suntikan DMPA lebih dari 99% efektif jika suntikan yang diterima sesuai dengan

jadwal yang benar. Seorang wanita menggunakan kontrasepsi suntik memiliki

keuntungan yang mampu menjadi hamil di lain waktu, jika diinginkan, hanya dengan

menghentikan penggunaan. DMPA tidak meningkatkan risiko seorang wanita terkena

kanker, termasuk kanker payudara, dan sangat mengurangi resiko mereka terkena kanker

rahim. Kontrasepsi suntik tidak melindungi terhadap infeksi menular seksual.

Mekanisme kerja2,5

1) Obat ini menghalangi terjadinya ovulasi dengan jalan menekan pembentukan

Releasing Factor dari hipotalamus.

17

Page 18: Kontrasepsi Hormonal Dr Endang

Kontrasepsi Hormonal

2) Lendir serviks bertambah kental, sehingga menghambat penetrasi sperma melalui

serviks uteri.

3) Merubah suasana endometrium sehingga menjadi tidak sempurna untuk

implantasi dari hasil konsepsi.

4) Kecepatan transpor ovum melalui tuba berubah.

Waktu pemberian dan dosis

Suntikan diberikan pada hari ke 3-5 hari pasca persalinan, segera setelah

keguguran, dan pada masa interval sebelum hari kelima haid.1,5,7 Depo provera sangat

cocok untuk program postpartum oleh karena tidak mengganggu laktasi. Depo

provera disuntikan dngan dosis 150 mg/cc sekali 3 bulan.2,5

Saat Pemberian Yang Tepat3

a. Pasca persalinan

1. Segera diberika ketika masih di Rumah Sakit atau setelah 6 hari post partum dan

sebelum berkumpul dengan suami.

2. Tepat pada jadwal suntikan berikutnya.

b. Pasca Abortus

1. Segera setelah perawatan atau sebelum 14 hari.

2. Jadwal waktu suntikan yang diperhitungkan.

c. Interval.

1. Hari kelima menstruasi.

2. Jadwal waktu suntikan diperhitungkan..

Cara Penggunaan1,2

Depo provera atau Depo progestin disuntikan secara intra muscular, di daerah m.

Gluteus maksimus atau deltoideus, tiap 12 minggu dengan kelonggaran batas waktu

suntik, biasa diberikan kurang satu minggu.

Efek Samping dan Penanggulangannya1,2

a. Efek samping

18

Page 19: Kontrasepsi Hormonal Dr Endang

Kontrasepsi Hormonal

1) Gangguan Haid:

o Amenorhoe yaitu tidak datang haid setiap bulan selama menggunakan

kontrasepsi suntikan kecuali pada pemakaian cyclofem.

o Spoting yaitu bercak-bercak perdarahan diluar haid yang terjadi selama

menggunakan kontrasepsi suntikan.

o Metrorhagia yaitu perdarahan yang berlebihan jumlahnya

2) Keputihan

Keputihan yang keluar dari vagina disebabkan oleh progesteron merubah flora

dan PH vagina, sehingga jamur mudah tumbuh didalam vagina dan

menimbulkan keputihan.

3) Perubahan berat badan

Berat badan biasa bertambah untuk setiap tahun bervariasi antara 2,3-2,9 kg,

sedangkan berat badan biasa berkurang antara 1,6-1,9 kg (menurut hasil

penelitian Depo Provera)

4) Pusing dan sakit kepala

Rasa berputar /sakit kepala, yang dapat terjadi pada satu sisi, kedua sisi atau

keseluruhan dari bagian kepala . Ini biasanya bersifat sementara.

5) Hematoma

Warna biru dan rasa nyeri pada daerah suntikan akibat perdarahan di bawah

kulit.

b. Penanggulangannya

1) Gangguan haid

a. Konseling.

Memberikan penjelasan kepada calon akseptor bahwa pada pemakaian

kontrasepsi suntikan dapat menyebabkan gejala-gejala tersebut adalah akibat

pengaruh hormonal suntikan dan biasanya gejala-gejala perdarahan tidak

berlangsung lama.

b. Pengobatan.

Apabila pasien ingin mendapat haid, dapat diberikan pemberian Pil KB hari

I sampai ke II masing masing 3 tablet, selanjutnya hari ke IV diberikan 1 x 1

selama 3 – 5 hari. Bila terjadi perdarahan, dapat pula diberikan preparat

19

Page 20: Kontrasepsi Hormonal Dr Endang

Kontrasepsi Hormonal

estrogen misalnya : Lymoral 2 x 1 sehari sampai perdarahan berhenti.

Setelah perdarahan berhenti, dapat dilaksanakan “tapering off” ( 1 x 1

tablet).

2) Keputihan.

a. Konseling.

Menjelaskan kepada akseptor bahwa kontrasepsi suntikan jarang terjadi

keputihan. Bila hal ini terjadi juga, harus dicari penyebabnya dan segera di

berikan pengobatan.

b. Pengobatan.

Pengobatan medis biasanya tidak diperlukan. Pada kasus dimana cairan

berlebihan dapat diberikan preparat Anti Cholinergis seperti extrabelladona

10 mg dosis 2 x 1 tablet untuk mengurangi cairan yang berlebihan.

Perubahan warna dan bau biasanya disebabkan oleh adanya infeksi.

3) Perubahan Berat Badan

a. Konseling.

Menjelaskan kepada akseptor bahwa kenaikan berat badan adalah salah satu

efek samping kontrasepsi suntikan. Kenaikan berat badan dapat juga

disebabkan hal-hal lain. Hipotesa para ahli : DMPA merangsang pusat

pengendalian nafsu makan di hipotalamus yang menyebabkan akseptor

makan lebih banyak dari biasanya. Disamping itu dapat pula terjadi

penurunan berat badan.

b. Pengobatan.

Pengobatan diet merupakan pilihan utama. Dianjurkan untuk melaksanakan

diet rendah kalori serta olahraga yang teratur. Bila terlalu kurus, dianjurkan

untuk diet tinggi kalori, bila tidak berhasil dianjurkan untuk ganti cara

kontrasepsi non hormonal.

4) Pusing dan Sakit Kepala

a. Konseling.

Menjelaskan kepada akseptor bahwa efek samping tersebut mungkin ada

tetapi jarang terjadi dan biasanya bersifat sementara.

20

Page 21: Kontrasepsi Hormonal Dr Endang

Kontrasepsi Hormonal

b. Pengobatan.

Pemberian anti prostaglandin untuk mengurangi keluhan acetosal 500mg, 3

x 1 tablet/hari

5) Hematoma

a. Konseling.

Menjelaskan kepada calon akseptor mengenai kemungkinan efek samping

b. Pengobatan.

Kompres dingin pada daerah yang membiru selama 2 hari. Setelah itu

diubah menjadi kompres hangat sehingga warna biru/kuning menjadi hilang.

Keuntungan metode ini adalah:2,3,5

1) Efektivitas tinggi

2) Sederhana pemakaiannya.

3) Cukup menyenangkan bagi akseptor (suntk hanya 4x setahun)

4) Reversibel

5) Cocok untuk ibu-ibu yang menyusui anak, tidak mengganggu pengeluaran laktasi

dan tumbuh kembang bayi.

6) Noristerat pemberiannya sederhana diberikan 200 mg sekali setiap 8 minggu

untuk 6 bulan pertama 3 x suntikan pertama kemudian selanjutnya sekali tiap 12

minggu.

7) DMPA pemberiannya diberikan sekali dalam 12 minggu dengan dosis 150 mg.

Kekurangan metode ini adalah: 2,3,5

1) Sering menyebabkan pendarahan yang tidak teratur ( breaktrough bleeding).

2) Dapat menimbulkan amenorea.

3) Berat badan yang bertambah.

4) Sakit kepala.

5) Kembalinya kesuburan agak terlambat beberapa bulan.

6) Jika terdapat atau mengalami side efek dari suntikan tidak dapat ditarik lagi.

7) Masih mungkin terjadi kehamilan, karena mempunyai angka kegagalan 0.7%.

8) Pemberiannya harus dilakukan oleh orang yang profesional.

21

Page 22: Kontrasepsi Hormonal Dr Endang

Kontrasepsi Hormonal

9) Menimbulkan rasa sakit akibat suntikan.

10) Memerlukan biaya yang cukup tinggi.

Komplikasi dan Penanggulangannya2

a. Komplikasi.

Abses

Rasa sakit dan panas didaerah suntikan. Bila terdapat abses teraba adanya

benjolan yang nyeri di daerah suntikan. Biasanya diakibatkan karena

pemakaian jarum suntik yang berulang dan tidak suci hama.

b. Penanggulangan.

Pemberian antibiotic dosis tinggi ( Ampicilin 500 mg, 3 x 1 tablet / hari ).

Bila abses : Berikan kompres untuk mendinginkan infeksi / mematangkan abses

misalnya kompres permanganas atau rivanol. Bila ada fluktuasi pada abses,

dapat dilakukan insisi abses, setelah itu diberikan tampon dan drain jangan lupa

berikan antibiotic sperti penatalaksanaan pada infeksi.

c) KONTRASEPSI PATCH(6,7)

Sebuah perekat patch telah dikembangkan yang menyediakan kontrasepsi hormonal

melalui kulit, yang dikenal sebagai sistem pengiriman transdermal. Patch dapat

dikenakan di lengan, perut, atau bokong. Seorang wanita memakai patch selama

seminggu dan kemudian menggantikannya dengan patch baru.

Patch ini, disebut Ortho-Evra (etinil estradiol / norelgestromin patch-topikal), yang

mirip dengan pil bahwa mereka mengandung estrogen dan progesteron. Ortho-Evra mirip

dengan pil dalam hal menekan ovulasi dan memiliki keuntungan dari peningkatan

kepatuhan dan kenyamanan karena administrasi mingguan. Seorang wanita hanya perlu

ingat untuk mengganti patch seminggu sekali bukannya diperlukan untuk mengingat

minum pil setiap hari. Namun, beberapa studi telah menunjukkan bahwa patch

kontrasepsi mungkin terkait dengan risiko yang lebih besar dari efek samping negatif,

seperti masalah pembekuan darah, daripada pil kontrasepsi oral.

Hal yang penting untuk dipastikan bahwa patch membuat kontak yang baik dengan

kulit. Patch bisa menjadi masalah bagi para wanita yang banyak berkeringat dan / atau

22

Page 23: Kontrasepsi Hormonal Dr Endang

Kontrasepsi Hormonal

sering mandi karena kelembaban dapat mengganggu kontak patch dengan kulit. Beberapa

wanita juga mungkin mengalami iritasi kulit di lokasi patch.

Seperti semua metode hormonal lainnya untuk mengendalikan kelahiran, patch tidak

akan melindungi wanita terhadap infeksi menular seksual.

*Cara pemakaian :

Setiap patch dipakai terus selama satu minggu.

Total pemakaian tiga minggu, minggu keempat tidak perlu memakai atau

memakai patch tanpa isi untuk memungkinkan terjadinya withdrawal penarikan.

Penggunaan kontrasepsi ini pada lengan atas, abdomen bagian bawah, bokong,

atau tubuh bagian atas tapi tidak pada payudara.

Meskipun patch sangat ideal dipakai tidak lebih dari 7 hari, kadar hormon tetap

berada dalam rentang yang efektif sampai 9 hari, dan ini memberikan masa selang

kosong selama 2 hari, ada juga yang mengatakan untuk 10 hari, untuk keterlambatan

perubahan patch.

*Keuntungan :

- Peningkatan kepatuhan pasien

- Bisa mengenakan patch pada saat di bak mandi, kolam renang, dan sauna

tanpa menurunkan kemanjurannya

- Efek samping minimal, seperti nausea dan muntah.

*Kerugian :

- Sama dengan kontrasepsi oral kombinasi

- Tidak efektif pada wanita dengan berat badan lebih dari 70 kg.

- Kontrasepsi Skin Patch tidak beredar di Indonesia.

Setiap patch mengandung 1 minggu suplai hormone yang melepaskan hormone

steroid dosis rendah yang setara dengan dosis terendah kontrasepsi oral kombinasi.

Kontrasepsi ini melepaskan etinil estradiol (hormone estrogen) 20mcg dan

norelgertromin (hormone progestin) 150mcg setiap hari secara langsung melalui kulit ke

dalam aliran darah. Karena hormon digabungkan dengan perekat, kerekatan kulit yang

berkurang akan menurunkan penyerapan dan kemanjuran hormon. Oleh karena itu, jika

daya lekat patch sudah jelek yaitu seperti diperlukannya penguatan dengan menggunakan

selotip, maka patch harus diganti.

23

Page 24: Kontrasepsi Hormonal Dr Endang

Kontrasepsi Hormonal

d) KONTRASEPSI IUD(6,7)

IUD yang mengandung dua bahan kimia aktif saat ini telah disetujui untuk digunakan

di Amerika Serikat seperti perangkat progestin-releasing. LNG-IUD ( Levonorgestrel-

relating intrauterine devices / Mirena) melepaskan levonorgestrel ke dalam rahim dengan

jumlah yang relatif konstan 20 µg / hari, yang dapat mengurangi efek sistemik. Alat ini

memiliki kerangka radiopaque berbentuk T, dengan batang dibungkus reservoir silinder,

terdiri dari campuran polydimethylsiloxane-levonorgestrel. Ada dua trailing

string cokelat menempel batang.

Mekanisme kerja IUD belum dapat didefinisikan dengan tepat dan masih menjadi

subyek perdebatan sampai saat ini. Pernah dipercaya bahwa aksi IUD ialah

menginterferensi terhadap keberhasilan implantasi ovum yang telah dibuahi, namun

sekarang dianggap menjadi kurang penting dibandingkan pencegahan pembuahan.

Dalam rahim, IUD menginduksi adanya respon peradangan setempat endometrium,

terutama oleh perangkat yang mengandung tembaga. Komponen peradangan selular dan

komponen humoral ini terjadi pada jaringan endometrium dan cairan yang mengisi

rongga rahim dan saluran tuba. Ini menyebabkan menurunnya sperma dan viabilitas telur

Pembuahan sulit untuk terjadi, disebabkan inflamasi yang sama diarahkan terhadap

blastokista, dan endometrium yang berubah menjadi lokasi yang buruk untuk terjadinya

implantasi. Pada IUD tembaga, tembaga meningkatkan lendir pengguna IUD dan

menurunkan motilitas dan viabilitas sperma

Dengan IUD yang mengandung levonergestrel, di samping terjadinya reaksi

peradangan, pelepasan progestin yang lama pada pengguna menyebabkan atrofi kelenjar

dan stroma desidualisasi. Selain itu, progestin membuat lendir serviks menjadi lebih

kental yang dapat menghalangi motilitas sperma. IUD tipe ini juga mungkin tidak

konsisten melepaskan progestin untuk menghambat ovulasi.

e) KONTRASEPSI IMPLANT

NORPLANT

Norplant adalah suatu alat kontrasepsi terdiri atas enam kapsul, yang mengandung

36 mg levonorgestral yang dibungkus dalam kapsul silastic-silicone

24

Page 25: Kontrasepsi Hormonal Dr Endang

Kontrasepsi Hormonal

(Polydimethylsiloxane) dan disusukan dibawah kulit. Setelah disusukkan keenam

kapsul akan mengeluarkan 80 mcg levonorgestrel per hari selama 6-18 bulan pertama.

Levonogestrel adalah suatu progestin yang dipakai juga dalam pil KB seperti mini-

pill atau pil kombinasi ataupun pada AKDR yang bioaktif.1,3

Sebuah implan kontrasepsi yang dikenal sebagai Implanon tersedia di Implanon

AS menyediakan kontrasepsi oleh slow release dari progestin etonogestrel selama

periode tiga tahun. Implanon adalah batang tipis yang dimasukkan di lengan atas

bawah anestesi lokal. Perlindungan dari kehamilan terjadi dalam waktu 24 jam dari

penyisipan batang, dan tingkat kegagalan sebanding dengan sterilisasi bedah

(ligations tuba). Salah satu keuntungan dari batang Implanon adalah kesuburan yang

cepat kembali setelah pengangkatan batang.

Sebuah implan dua batang yang mengandung progestin levonorgestrel (Jadelle)

telah disetujui oleh FDA untuk 5 tahun penggunaan, meskipun belum dipasarkan di

Amerika Serikat. Demikian pula, Sino-Implan II implan kontrasepsi mirip dengan

Jadelle, tetapi dirancang untuk tetap di tempat selama 4 tahun.

Studi awal produk menunjukkan bahwa secara umum ditoleransi dengan baik dan

efektif dalam mencegah kehamilan. Namun, penelitian ini menunjukkan bahwa

perdarahan yang tidak teratur adalah efek samping dari produk. Seperti semua metode

hormonal lain dari kontrol kelahiran, Implanon tidak akan melindungi wanita

terhadap infeksi menular seksual.

Mekanisme kerja1,3,5

25

Page 26: Kontrasepsi Hormonal Dr Endang

Kontrasepsi Hormonal

1. Mengentalkan lendir serviks sehingga menyulitkan penetrasi sperma.

2. Minimbulkan perubahan-perubahan pada dinding endometrium sehingga tidak

cocok untuk implantasi zygote.

3. Pada sebagian kasus dapat pula menghalangi terjadinya ovulasi.

Pemasangan norplant1,5,7

Pasien berbaring di tempat tidur. Tangan kiri atau tangan kanan (jika kidal)

diletakkan disamping badan dengan bagian volar di atas. Lengan atas mulai dari lipat

siku sampai pergelangan bahu dicuci dengan larutan antiseptic. Pada tempat yang

avaskular, kira-kira 6-10 cm dari lipat siku, disuntikkan anestesi lokal subkutan ke

daerah di mana susuk akan dipasang (berbentuk kipas). Pada tempat bekas tusukan

jarum suntik, dilakukan insisi 3-4 mm. Trokar dimasukkan subkutan sampai garis

batas ke daerah daerah yang telah dianestesi secara sistematis mulai dari medial ke

lateral atau sebaliknya. Kapsul norplant dimasukkan melalui trokar, lalu didorong

dengan alat pendorong sampai terasa tertahan. Kemudian trokar ditarik keluar sampai

garis batas. Untuk mengetahui bahwa kapsul sudah keluar semua dari trokar,

masukkan alat pendorong ke dalam trokar sampai tidak ada tahanan lagi.

Selanjutnya trokar dimasukkan lagi ke sebelah Norplant yang pertama. Demikian

seterusnya sampai keenam kapsul terpasang. Selanjutnya luka insissi ditutup dengan

band-aid, dan ditutup lagi dengan aerosol adhesive. Kemudian dilapisi dengan kasa

steril dan dibalut.

Setelah Norplant selesai dipasang, pasien dipesan datang untuk follow-up, 2

minggu, 13 bulan, 25 bulan, 37 bulan, 49 bulan, dan 61 bulan kemudian atau bila ada

keluhan. Pasien diminta untuk tidak membuka balutan dan menjaga agar tidak basah

selama 3 hari pertama.

Pencabutan1,5,7

Pencabutan dapat dilakukan setiap saat bila diinginkan. Sebelum pencabutan,

sebaiknya dilakukan perabaan terhadap norplant yang akan dicabut. Bila diperlukan,

berikan tanda/gambar dakapsul norplant yang akan dicabut.

26

Page 27: Kontrasepsi Hormonal Dr Endang

Kontrasepsi Hormonal

Setelah tindakan a dan antisepsis, dilakukan anestesi local di bawah ujung-ujung

kapsul Norplant 1-2 ml. Buat insisi 3-4 mm. Insisi tidak perlu di tempat yang sama

dengan insisi pemasangan. Secara tumpul dengan artery forceps, kapsul Norplant

dibebaskan dari jaringan sekitarnya.

Selanjutnya kapsul Norplant dicabut dengan cara (a) blind, yaitu arteri forceps

dengan tuntunan tangan kiri menjepit ujung kapsul, lalu kapsul ditarik keluar satu

demi satu; atau (b) a vue, yaitu ujung kapsul setelah dibebaskan dari jaringan

sekitarnya, dipresentasikan ke lubang insisi; selanjutnya setelah dibersihkan dari

jaringan ikat, kapsul siangkat satu persatu.

Efek samping1,2,7

Efek samping norplant antara lain adalah gangguan pola haid, seperti terjadinya

spotting, perdarahan haid memanjang atau lebih sering berdarah (metrorrhagia),

amenorea; mual-mual, anoreksi, pening, sakit kepala, kadang-kadang terjadi

perubahan pada libido dan berat badan, timbulnya akne.

Indikasi2,7

1. Wanita-wanita yang ingin memakai kontrasepsi dalam jangka waktu yang lama

tapi tida bersedia menjalani kontap atau menggunakan AKDR.

2. Wanita-wanita yang tidak boleh menggunakan pil KB karena mengandung

estrogen.

Kontraindikasi 2,3

1. Kehamilan atau disangka hamil,

2. Penderita penyakit hati,

3. Kangker payudara,

4. Kelainan jiwa (psikosis, neurosis)

5. Varikosis,

6. Riwayat kehamilan ektopik,

7. Diabetes mellitus,

8. Kelainan kardiovaskuler.

27

Page 28: Kontrasepsi Hormonal Dr Endang

Kontrasepsi Hormonal

f) KONTRASEPSI TRANSVAGINAL

Sebuah perangkat berbentuk cincin yang berisi hormon estradiol dan etonogestrel

(progestin) dapat ditempatkan dalam vagina. Ini tetap di tempat selama tiga minggu terus

menerus, maka akan dihapus selama satu minggu untuk memungkinkan periode

menstruasi. Hal ini terus menerus melepaskan rendahnya tingkat hormon ke dalam aliran

darah untuk seluruh tiga minggu.

Saat ini satu merek tersedia di AS, NuvaRing (etonogestrel / etinil estradiol-cincin

vagina). Sekitar 99% efektif dalam mencegah kehamilan, memiliki efektivitas yang tinggi

sama seperti metode hormonal kontrasepsi lainnya.

Pengguna diminta untuk memasukkan cincin tinggi-tinggi ke vagina; pemasangan ini

tidak memerlukan tenaga kesehatan. Tingkat kehamilan keseluruhan lebih dari 1 tahun

penggunaan ialah 0,65 kehamilan per 100 wanita per tahun.

Cincin ini mempunyai kelebihan dapat dengan mudah dimasukkan, diperiksa,

dilepaskan, dan diganti oleh pengguna. Keuntungan lain dari cincin ini adalah sebagai

berikut:

- Penggunaannya dapat dilepaskan saat koitus. Meskipun cincin tersebut dirancang

untuk harus disimpan intravaginal bahkan selama berhubungan., namun cincin

tersebut dapat mempertahankan kemanjurannya bahkan jika cincin tersebut

dilepaskan sampai waktu 3 jam.

- Ini memberikan jumlah pelepasan obat yang konstan, sehingga tingkat plasma lebih

stabil dari dosis minimum yang diperlukan untuk kontrasepsi

- Efek samping metabolik dikurangi dengan menghindari first-pass effect di hati

- Pada kasus kehamilan yang disengaja atau jika proteksi tidak lagi diperlukan, kadar

dalam plasma dengan cepat jatuh ke nol.

Insiden efek samping yang berhubungan dengan hormon mirip dengan yang terlihat

dengan metode kontrasepsi hormonal lainnya seperti pil dan patch. Keputihan kadang-

kadang dapat terjadi sebagai efek samping dari persiapan cincin. NuvaRing tidak

melindungi terhadap infeksi menular seksual.

28

Page 29: Kontrasepsi Hormonal Dr Endang

Kontrasepsi Hormonal

BAB III

KESIMPULAN

Kontrasepsi hormonal adalah alat atau obat kontrasepsi yang bertujuan untuk

mencegah terjadinya kehamilan dimana bahan bakunya mengandung preparat

estrogen dan progesterone. Estrogen sebagai kontrasepsi bekerja dengan jalan

menghambat ovulasi melalui fungsi hypothalamus-hipofisis-ovarium, menghambat

perjalanan ovum atau implantasi. Sedangkan progesterone bekerja dengan cara

membuat lender serviks lebih kental, hingga penetrasi dan transportasi sperma

menjadi sulit, menghambat kapasitasi sperma, perjalanan ovum dalam tuba,

implantasi, dan menghambat ovulasi melalui fungsi hypothalamus-hipofisis-ovarium.

Kontraindikasi kontrasepsi hormonal dibagi menjadi 2, yakni mutlak dan relatif.

Kontraindikasi mutlak antara lain: kehamilan, tumor-tumor yang dipengaruhi

estrogen, riwayat kelainan serebrovaskular, dan diabetes mellitus. Sedangkan

kontraindikasi relatif antara lain: depresi, migraine, mioma uteri, hipertensi,

oligomenore, dan amenore.

Efek samping pemberian kontrasepsi hormonal sesuai dengan kadar hormon yang

dikandungnya. Kelebihan hormone estrogen dapat menimbulkan nausea, edema,

keputihan, kloasma, disposisi lemak berlebihan, teleangiektasia, nyeri kepala,

hipertensi, dan superlaktasi. Rendahnya dosis estrogen dapat menyebabkan spotting

dan breakthrough bleeding antara masa haid. Sedangkan kelebihan progesterone

dapat menimbulkan perdarahan yang tidak teratur, nafsu makan meningkat, cepat

lelah, depresi, alopesia, hipomenorea, dan keputihan. Kekurangan hormone

progesterone menyebabkan haid yang lebih banyak dan lama.

Berdasarkan cara pemakaiannya dikenal enam macam kontrasepsi hormonal,

yaitu: Kontrasepsi oral, kontrasepsi suntikan, kontrasepsi transdermal, kontrasepsi

IUD, kontrasepsi transvaginal dan kontrasepsi implant.

29

Page 30: Kontrasepsi Hormonal Dr Endang

Kontrasepsi Hormonal

DAFTAR PUSTAKA

1. Wiknjosastro H, Saifuddin A.B, Rachimhadhi T. Kontrasepsi Hormonal. Kontrasepsi.

Ilmu Kandungan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Edisi Kedua,

Cetakan ketujuh. Jakarta; 2009. p 543-936.

2. Jallo H. A. Kontrasepsi Hormonal. Available at : http://harnawatiaj.com/kontrasepsi.

Accessed on July 16th, 2013.

3. Omnia M. Samra. Contraception. Available at

http://emedicine.medscape.com/article/258507-overview#aw2aab6b6. Accessed on

July 16th, 2013.

4. Sarifuddin A. B, Affandi B, Bharuddin M, Soekir S. Kontrasepsi Kombinasi. Buku

Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo, Jakarta; 2006. p 28-38.

5. Kost K, Singh S, Vaughan B, Trussell J, Bankole A. Estimates of contraceptive

failure from the 2002 National Survey of Family Growth. Contraception.

2008;77(1):10-21.

6. Stoppler MC. Hormonal Methods of Birth Control. Available at:

http://www.medicinenet.com/hormonal_methods_of_birth_control/article.htm.

Accessed on July 16th, 2013.

7. Contraception, Chapter 32. William Obstetrics. 22th ed. Cunningham : McGraw-

HillCompanies. 2007.

30