LO 1 drg izzata

download LO 1 drg izzata

of 3

description

n

Transcript of LO 1 drg izzata

Faiqatin Cahya Ramadhani Christian Agung Prasetya131610101016 131610101092LO 1 Petimbangan pencabutan gigi anak

Setelah didapatkan diagnosa penyakit yaitu gangren radiks atau dikenal dalam klinik konservasi sebagai nekrosis pulpa totalis, maka selanjutnya diperlukan suatu rencana perawatan untuk mengatasi masalah pasien anak pada kasus secara efektif. Dalam menentukan suatu rencana perawatan diperlukan banyak pertimbangan agar tidak menimbulkan problema pasca tindakan yang dilakukan, mengingat pasien yang akan ditangani adalah pasien anak.Hasil evaluasi foto radiografi gigi 85 didapatkan kondisi gigi karies profunda perforasi dengan sisa mahkota saja, dan sudah mengalami perforasi bufurkasi. Akar distal 85 hampir menembus pembungkus enamel gigi 45. Oleh karena itu gigi 85 diindikasikan untuk dilakukan pencabutan atau ekstraksi. Walaupun saat ini dalam kedokteran gigi sangat mungkin untuk mempertahankan gigi dalam rongga mulut.Dalam melakukan tindakan pencabutan pada gigi anak banyak sekali hal yang perlu menjadi pertimbangan. Pertama yang menjadi pertimbangan untuk dilakukan pencabutan adalah karena kondisi gigi 85 yang sudah perforasi bifurkasi serta sudah berulang-ulang sakit dan bengkak hingga bernanah, serta posisi akar distal gigi 85 nyaris menembus pembungkus enamel gigi 45, dikhawatirkan infeksi pada gigi 85 menyebar hingga mengganggu pertumbuhan benih gigi 45 di bawahnya. Tampak dalam foto radiografi benih gigi 45 baru terbentuk sebatas mahkotanya saja, dan gigi 45 masih akan erupsi sekitar 3-5 tahun lagi dari usia anak (7 th). Usia anak menjadi salah satu pertimbangan sebelum melakukan pencabutan, hal ini penting untuk mengevaluasi fase erupsi gigi-geligi. Usia anak masih 7 tahun, sedangkan gigi penggantinya yaitu gigi 45 masih akan erupsi pada usia 10-12 tahun, oleh karena itu dapat dipertimbangkan pembuatan space maintainer pasca pencabutan untuk mencegah terjadinya maloklusi. Kemudian hal lain yang perlu menjadi pertimbangan dalam melakukan pencabutan yaitu kondisi sistemik dan psikis pasien anak. Kondisi sitemik meliputi kelainan sistemik yang mungkin dimiliki pasien anak, adanya kelainan sistemik dapat memengaruhi proses penyembuhan pasca pencabutan. Misalnya kelainan pembekuan darah sehingga menyebabkan darah sukar membeku pasca pencabutan sehingga terjadi perdarahan terus-menerus, diabetes sebagai faktor resiko yang diturunkan/genetik dari orang tua anak juga dapat mengganggu proses penyembuhan, kelainan jantung, dan lain sebagainya. Kondisi psikis anak. Berkaitan dengan kondisi psikis seorang anak maka sangat dibutuhkan bagi seorang dokter gigi untuk memberikan pemahaman terlebih dahulu tentang apa yang akan dilakukan pada anak, secara singkat dengan kata-kata yang mudah dimengerti dan menghindari penggunakan kata-kata berkonotasi negatif seperti tajam, tusuk, sakit yang dapat memicu rasa cemas pada anak. Ketika anak merasa cemas kebanyakan anak akan rewel dan kurang kooperatif. Tetapi juga tidak boleh membohongi anak dengan berkata bahwa ini tidak akan sakit, jika kenyataannya anak meraka sakit maka hal ini dapat memberikan pengalaman buruk pada anak terhadap dokter gigi. Selanjutnya yang menjadi pertimbangan dalam melakukan pencabutan adalah kondisi rongga mulut yang kecil. Hal ini dapat menyulitkan akses alat dan pandangan terhadap kavitas. Oleh karena itu pencahayaan dan pemilihan armamentarium/peralatan harus sesuai dengan ukuran rongga mulut anak, misalnya untuk rongga mulut anak yang kecil bisa menggunakan tang #150 S. Hal ini juga berkaitan dengan skill operator, rongga mulut yang kecil melatih skill operator karena pencabutan yang ideal adalah pencabutan sebuah gigi atau akar gigi yang utuh tanpa menimbulkan rasa sakit dengan trauma sekecil mungkin pada jaringan penyangganya. Trauma seminimal mungkin. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, hal ini erat kaitannya dengan skill yang dimiliki operator. Usahakan trauma seminiminal mungkin yang diberikan saat pencabutan agar proses penyembuhan menjadi lebih cepat, serta disisi lain juga untuk meminimalkan medikamen atau obat-obatan yang harus dikonsumsi anak. Karena konsumsi obat yang banyak apalagi dengan dosis berlebih dapat berpotensi menjadi racun bagi anak.Di era yang sudah modern saat ini, sebenarnya ada solusi lain yang dapat dilakukan selain pencabutan gigi anak pada kasus. Dilihat dari foto radiografi perforasi bifurkasi tidak terlalu luas atau masih sangat kecil sehingga memungkinkan untuk dilakukan penumpatan pada bifurkasi gigi 85 kemudian dilakukan perawatan saluran akar. Hal ini agar gigi tersebut dapat bertahan lebih lama di rongga mulut, selain itu juga mempertimbangkan eksistensi gigi 85 dapat menjadi penuntun erupsi untuk gigi menggantinya, yaitu gigi 45.