LKM DISKUSI KELAS_2013
-
Upload
iraanuraini -
Category
Documents
-
view
6 -
download
0
Transcript of LKM DISKUSI KELAS_2013
1
LEMBAR KEGIATAN MAHASISWA
Satuan Pendidikan : Kuliah
Mata Kuliah : Learning Innovation 2
Kelas/Semester : Pendidikan Biologi 2012 Inter
Pokok Bahasan : Model Pembelajaran Diskusi Kelas
Alokasi Waktu : 4X50 menit
A. KOMPETENSI DASAR
1. Memanfaatkan sumber belajar dan TIK untuk mendukung perancangan dan pelaksanaan pembelajaran inovatif yang relevan untuk mencapai kompetensi siswa
2. Memiliki pengetahuan tentang karakteristik model pembelajaran diskusi kelas 3. Membuat keputusan dalam merancang dan melaksanakan model pembelajaran diskusi yang relevan
dengan kompetensi, karakteristik materi pelajaran, dan karaktristik siswa dalam format peer teaching
4. Memiliki sikap bertanggung jawab dengan menerapkan pembelajaran diskusi kelas yang relevan
dengan kompetensi dan karakteristik siswa
B. INDIKATOR
Mahasiswa dapat:
1. menjelaskan pengertian, tujuan, struktur, dan ciri-ciri model pembelajaran diskusi kelas
2. mengidentifikasi karakteristik materi pelajaran yang sesuai dengan model pembelajaran diskusi
kelas
3. Terampil memilih materi yang sesuai disajikan menggunakan model pembelajaran diskusi kelas
4. Terampil merumuskan tujuan pembelajaran yang dicapai melalui model pembelajaran diskusi kelas
5. Terampil mengembangkan skenario pembelajaran berorientasi model pembelajaran diskusi kelas
6. Terampil mengelola pembelajaran menggunakan model pembelajaran diskusi kelas
C. MATERI
Diskusi kelas merupakan suatu metode yang bertujuan untuk tukar menukar gagasan, pemikiran,
informasi/pengalaman diantara peserta, sehingga dicapai kesepakatan pokok-pokok pikiran (gagasan,
kesimpulan). Kesepakatan diperoleh dengan saling beradu argumentasi untuk meyakinkan peserta
lainnya. Kesepakatan pikiran inilah yang kemudian ditulis sebagai hasil diskusi. Diskusi biasanya
digunakan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari penerapan berbagai metode lainnya, seperti
penjelasan (ceramah), curah pendapat, diskusi kelompok, permainan, dan sebagainya
(media.diknas.go.id/).
Metode diskusi ialah suatu cara penyampaian bahan pelajaran dimana guru memberi kesempatan
kepada siswa untuk mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau menyusun berbagai alternatif
pemecahan masalah. Diskusi merupakan cara yang banyak memberi kemungkinan pemecahan terbaik.
Selain memberi kesempatan untuk mengembangkan ketrampilan memecahkan masalah, juga dalam
kehidupan yang demokratis kita diajak untuk hidup bermusyawarah, mencari keputusan-keputusan
atas dasar persetujuan bersama guru (wordpress.com).
Metode diskusi sering disamakan dengan metode tanya jawab, namun sebenarnya mencakup hal
yang berbeda. Kegiatan diskusi mengharapkan guru mengajak siswa untuk memecahkan masalah.
Untuk pemecahan suatu masalah diperlukan pendapat-pendapat berdasarkan pengetahuan yang ada,
dengan sendirinya kemungkinan terdapat lebih dari satu jawaban, bahkan mungkin terdapat banyak
jawaban yang benar. Pertanyaan-pertanyaan yang baik untuk metode diskusi: 1) Menguji kemungkinan
jawaban yang dapat dipertahankan lebih dari sebuah, 2) Tidak menanyakan manakah jawaban yang
2
benar tetapi lebih menekankan kepada mempertimbangkan dan membandingkan, 3) menarik minat
anak dan sesuai dengan taraf kemampuan/umurnya.
Model pembelajaran diskusi kelas memiliki keunggulan dan kelamahan. Keunggulan metode diskusi
,yakni: 1) Siswa dapat belajar bermusyawarah, 2) Siswa mendapat kesempatan untuk menguji tingkat
pengetahuan masing-masing, 3) Belajar menghargai pendapat orang lain, dan 4) Mengembangkan cara
berpikir dan sikap ilmiah. Sedangkan kelemahan/kekurangan Metode Diskusi, adalah: 1) Pendapat serta
pertanyaan siswa dapat menyimpang dari pokok persoalan, 2) Kesulitan dalam menyimpulkan sehingga
menyebabkan tidak ada penyelesaian, 3) Membutuhkan waktu cukup banyak.
Penerapan metode pembelajaran diskusi kelompok yang tepat dan memiliki minat baca yang tinggi
akan dapat memotivasi siswa untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru,
sehingga apa yang disampaikan oleh guru akan dapat diterima dengan mudah oleh siswa. Melalui
metode diskusi kelompok kerjasama antar kelompok terjalin dengan kuat, danya sikap menghargai
pendapat orang lain, terbiasa musyawarah untuk mufakat, dan keterampilan memecahkan masalah.
Siswa yang suka membaca akan selalu berinovasi dalam belajar dengan menerapkan ide-ide yang ada
pada dirinya untuk mencari sesuatu hal yang baru (http://digilib.uns.ac.id).
Diskusi mempunyai banyak jenis. Jenis-jenis Diskusi antara lain:
1. Buzz Group, suatu kelas yang besar dibagi ke dalam beberapa kelompok kecil 4 atau 5 orang.
Tempat duduk diatur sedemikian rupa sehingga siswa saling berhadapan untuk memudahkan
pertukaran pendapat. Diskusi ini dapat diadkan di tengah-tengah atau akhir
(http://dictionary.bnet.com).
2. Fish Rowt, diskusi terdiri dari beberapa orang peserta yang dipimpin oleh seorang ketua. Tcmpat
duduk diatur setengah lingkaran dengan dua atau tiga kursi kosonu menghadap peserta, seolah-
olah menjaring ikan dalam sebuah mangkuk (fish rowt). Kelompok pendengar yang ingin
menyumbangkan pikiran dapat duduk di kursi kosong tersebut. Ketua mempersilahkan berbicara
dan setelah selesai kembali ketempat semula (www.governor.utah.gov).
3. Whole Group, suatu kelas merupakan satu kelompok diskusi dengan jurnlah anggota tidak lebih dari
15 anggota.
4. Syndicate group, suatu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok kecil yang terdiri dari 3-6 orang.
Guru menjelaskan garis besar masalah dengan aspek-aspeknya. kemudian tiap kelompok bertugas
membahas suatu aspek tertentu dan membuat kesimpuian untuk diiaporkan dalam sidang pleno
serta didiskusikan lebih lanjut (http://www.crimereduction.homeoffice.gov.uk).
5. Brainstorming, merupakan suatu diskusi di mana anggota kelompok bebas menyumbangkan ide-ide
baru terhadap suatu masalah tertentu. di bawah seorang ketua. Semua ide yang sudah masuk
dicatat untuk kemudian diklasifikasikan menurut suatu urutan tertentu. Suatu saat mungkin ada
diantara ide baru tersebut yang dirasa menarik untuk dikembangkan.
6. Informal debate, kelas dibagi menjadi dua tim yang agak sama besarnya unluk memperdebatkan
suatu bahan yang problematis, tanpa memperhatikan peraturan diskusi panel.
7. Colloqium, merupukan suatu kegiatan dimana siswa atau mahasiawa dihadapkan pada nara sumber
untuk mengajukan pertanyaan. Selanjutnya mengandung pertanyaan-pertanyaan tambahan dari
siswa dan mahasiswa yang lain. Pelajaran dengan maksud untuk memperjelas bahan pelajaran
yang telah diterima.
8. Panel, merupakan suatu diskusi orang-orang yang dianggap ahli, terdiri dari 3-6 orang dan dipimpin
oleh seorang moderator. Para panelis dihadapkan pada para peserta yang hanya berfungsi sebagai
pendengar. Maksudnya untuk memberikan stimulus kepada para peserta akan adanya masalah-
masalah yang masih dipecahkan lebih lanjut.
9. Simposium, merupakan suatu pembahasan masalah yang bersifat lebih formal. Pembahasan
dilakukan oleh beberapa orang pembicara (sedikitnya 2 orang) yang sebelumnya telah menyiapkan
suatu prasarana dan pembicara yang lain mengemukakan prasarana banding/sanggahan. Suatu
3
pokok persoalan disoroti dari beberapa aspek yang masing-masing dibacakan oleh prasarana
kemudian diikuti sanggahan dan pandangan umum dari para pendengar. Moderator mengkoordinasi
jalannya pembicaraan. Bahasan dan sanggahan itu selanjutnya dirumuskan oieh panitia perumus.
10. Seminar, merupakan suatu pembahasan yang bersifat ilmiah. Suatu pokok persoalan dibahas
secara teoritis, bila perlu dibuka suatu pandangan umum. Berdasarkan kertas kerja yang ada,
peserta dibagi menjadi beberapa kelompok untuk membahas lebih lanjut. Pimpinan kelompok
sewaktu waktu menyimpulkan kerja keiompoknya dan dari hasil-hasil kelompok disusun suatu
perumusan oleh panitia perumus yang ditinjau.
Langkah-langkah dalam melakukan diskusi kelas yaitu: Pertama, melakukan persiapan fisik, seperti:
mengatur meja kursi siswa agar siswa dapat berhadap-hadapan atau bertatap muka. Sulit berdiskusi
hanya dengan punggung, menentukan prosedurnya, sehingga para siswa bisa dengan cepat
menyesuaikan untuk bergabung dalam kelompok besar atau kemudian membentuk kelompok kecil,
tanpa membuang-buang waktu.
Kedua, melibatkan siswa dalam memilih topik atau tajuk yang akan didiskusikan. para siswa akan
memilih: sesuatu yang menarik perhatian mereka. mungkin topik yang sedang ramai dibicarakan dalam
masyarakat, atau mungkin isu-isu mutakhir yang sedang hangat dalam kehidupan bernegara atau
bermasyarakat, sesuatu yang menimbulkan perbedaan pendapat, atau isu yang menimbulkan pro dan
kontra antara kelompok masyarakat.
Ketiga, menentukan pemimpin diskusi dengan cara: memilih beberapa siswa yang mau mengambil
inisiatif, tetapi bukan yang akan mendominasi diskusi, Siswa diminta untuk memilih beberapa topik atau
subtopik yang menarik untuk didiskusikan, menyarankan kepada pemimpin diskusi untuk dapat
mengaktifkan siswa-siswa yang pasif, yang tidak mau mengemukakan pendapatnya. Jangan menegur
mereka dengan cara “Fulan belum mengatakan apa-apa”, tetapi dengan “mungkin Anda mempunyai
pendapat atau gagasan lain?”
Keempat, memberikan arahan agar kelas dapat menyepakati aturan-aturan tertentu, misalnya:
berbicara secara bergiliran, tidak berbicara lama-lama, karena diskusi bukanlah berpidato, menyatakan
pandangan, bukan berdebat untuk meyakinkan, tidak boleh agresif, memberikan kesempatan agar
semua peserta dapat mengambil bagian.
Kelima, memberikan arahan terutama kepada para pemimpin diskusi tentang cara yang dapat
ditempuh untuk menajamkan pernyataan tentang gagasan-gagasan baru, misalnya: Apa pendapat
Anda tentang …..?, Mana yang akan Anda pilih?, Apa yang akan Anda lakukan?, Apakah ada alternatif-
alternatif lain?, Apakah itu satu-satunya sebab?, Apakah hasilnya atau akibatnya?, Dalam hal apa Fulan
berbeda?, Adakah persamaan atau perbedaan antara ………… dengan ……….?, Apakah yang akan Anda
lakukan, jika Anda dalam posisinya?, Percaya saja?,.
keenam, mengadakan evaluasi tentang berbagai hal tentang diskusi yang telah dilakukan, misalnya:
tingkat partisipasi, misalnya: berapa banyak siswa dalam kelompok yang telah berpartisipasi?, adakah
yang semula tidak berpartisipasi kemudian menjadi terlibat?, apakah diskusi itu diikuti oleh semua
peserta ataukah hanya didominasi oleh beberapa pelajar yang pandai berbicara?, mutu partisipasi,
misalnya: adakah rasa hormat terhadap pendapat orang lain?, adakah peningkatan dalam penggunaan
bukti-bukri untuk mendukung pendapat?, adakah kecenderungan untuk menunda keputusan sampai
ada bukti yang lebih banyak lagi?, apakah pelaksanaan diskusi telah mengikuti aturan yang telah
digariskan?, apakah ada kelompok yang hanya ngobrol, ketika kelompok lain sedang menyampaikan
pendapat kelompoknya?, apakah peserta bisa menaham diri ketika ada perbedaan pendapat, atau
justru terjadi ketegangan di antara mereka?, evaluasi dalam aspek pengetahuan tidak pada tempatnya
untuk dilakukan. Meskipun demikian, alangkah baiknya jika guru dapat secara singkat membuat ikhtisar
tentang butir-butir utama yang telah dibahas dalam diskusi kelas. Lebih dari itu akan lebih berkesan
kiranya jika guru dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan kesan-kesan yang
4
dialami dan diperoleh dari proses diskusi. Dengan demikian, sesungguhnya peserta telah melakukan
refleksi diri (Suparlan, 2007).
Peranan pemimpin diskusi ada tiga yaitu sebagai:
1. Pengatur lalu lintas, Sebagai seorang pemimpin. la berhak untuk menunjukkan pertanyaan-
pertanyaan kepada anggota, menjaga agar tidak semua anggota bicara secara serempak,
mencegah dikuasainya pembicaraan oleh orang-orang tertentu yang gemar berbicara, membuka
kesempatan bagi anggota yang pemalu atau pendiam untuk menyumbangkan ide-ide mereka,
mengatur sedemikian sehingga setiap pembicaraan dapat ditangkap dengan jelas oleh pendengar.
2. Dinding penangkis, dalam peran ini di ibaratkan seorang pemain tenis yang berlatih memukul bola
pada dinding, selalu memantul kembali. Demikian pula pemimpin diskusi senantiasa menerima
pertanyaan-pertanyaan dari para peserta dan dipantulkan kembali ke dalarn kelompok. Dia sendiri
tidak selalu menjawab langsung setiap pertanyaan yang penting. Bila ada pertanyaan yang muncul,
pemimpin dapat mengatakan ya, ini pertanyaan yang baik, bagaimana pendapat anda sekalian
mengenai hal ini. Bila sudah memperoleh jawaban, maka jawaban tersebut dilontarkan kembali
kepada para peserta untuk dimintakan pendapat mereka pada suatu saat mungkin diskusi
mengalami jalan buntu, maka pada kesempatan itu pemimpin atau Guru dapat bertindak sebagai
penasihat dan memberi jawaban sehingga soal-soal pokok yang sedang didiskusikan dapat
dilanjutkan
3. Penunjuk jalan, dalam diskusi sering terjadi siswa tidak menyadari struktur pokok diskusi , atau
tidak memahami pokok masalah yang didiskusikan sehingga mudah timbul pertanyaan-pertanyaan
yang menyimpang dari garis pembicaraan. Mereka kehilangan pegangan dan tidak melihat hasil-
hasil yang sudah dicapai. Atau tidak disadari bahwa telah tiba saatnya untuk menarik kesimpulan
dan menetapkan langkah-langkah. Kewajiban pemimpin diskusilah untuk memahami dengan
seksama struktur diskusi yang baik sehingga ia dapat menunjukkan jalan lurus bila terjadi
penyimpangan. Dengan demikian pemimpin mempunyai kewajiban menuntun anggota dalam
menentukan langkah-langkah pemecahan masalah.
Sebagai model, pembelajaran diskusi kelas mempunyai sintaks pembelajaran. Sintaks ini untuk
membuat pembelajaran berjalan sistematis. Sintaks model pembelajaran diskusi kelas terdapat pada
tabel 1 berikut ini:
Tabel 1. Sintaks Model Pembelajaran Diskusi Kelas
Tahapan Kegiatan Guru
Tahap 1 Menyampaikan tujuan dan mengatur setting
Guru menyampaikan tujuan diskusi dan menyiapkan siswa untuk berpartisipasi
Tahap 2 Mengarahkan diskusi
Guru mengarahkan fokus diskusi dengan menguraikan aturan-aturan dasar, mengajukan pertanyaan-pertanyaan awal, menyajikan situasi yang tidak dapat segera dijelaskan, atau menyampaikan isu diskusi
Tahap 3 Menyelenggarakan diskusi
Guru memonitor interaksi antar siswa, mengajukan pertanyaan, mendengarkan gagasan siswa, menanggapi gagasan, melaksanakan aturan-aturan dasar, membuat catatan diskusi, menyampaikan gagasan sendiri
Tahap 4 Mengakhiri diskusi
Guru menutup diskusi dengan merangkum atau mengungkapkan makna diskusi yang telah diselenggarakan kepada siswa
Tahap 5 Melakukan tanya jawab singkat tentang proses diskusi
Guru meminta siswa untuk memeriksa proses diskusi dan berfikir mereka.
5
Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan diskusi kelas dimulai dengan guru merumuskan
tujuan pada awal diskusi serta mengenalkan topik masalah dalam bentuk pernyataan atau pertanyaan
yang menggugah rasa ingin tahu, menyatakan masalah-masalah khusus dan menyatakan kembali bila
terjadi penyimpangan, menandai dengan cermat perubahan-perubahan yang tidak relevan
menyimpang dari permasalahan diskusi. Kontrol yang terlalu ketat dari guru dapat mematikan
partisipasi dan merangkum hasil pembicaraan pada tahap-tahap tertentu. Selanjutnya guru
memperjelas masalah atau urunan pendapat siswa, menguraikan kembali atau merangkum urunan
tersebut hingga jelas, meminta komentar siswa dengan mengajukan pertanyaan yang membantu
mereka memperjelas atau mengembangkan ide tersebut, dan menguraikan gagasan siswa dengan
memberikan informasi tambahan atau contoh-contoh yang sesuai. Setelah itu Guru harus mampu
menganalisis perbedaan pendapat siswa untuk diarahkan pada kesimpulan yang benar.
D. TUGAS MEMBUAT MAKALAH
Pelajari materi pembelajaran diskusi kelas dan tentukan jenis metode diskusi yang sesuai dan dapat
dilaksanakan oleh bangsa Indonesia.
E. PROSEDUR PENYELESAIAN MASALAH
1. Mengkaji secara mendalam jenis-jenis diskusi dengan mencari referensi yang mendukung
2. Mengkaji secara mendalam karakteristik bangsa Indonesia
3. Menganalisis dan mengevaluasi jenis-jenis diskusi yang sesuai dengan karakteristik bangsa
Indonesia