Liken SImplek Kronik

13
LIKEN SIMPLEK KRONIK Liken simplek kronik merupakan peradangan kulit kronis, gatal, sirkumskrip, ditandai dengan kulit tebal dan garis kulit tampak lebih menonjol (likenifikasi) menyerupai kulit batang kayu, akibat garukan atau gosokan yang berulang-ulang karena berbagai rangsangan pruritogenik. Kebanyakan lesi hanya pada satu tempat, namun dapat juga dijumpai pada berbagai tempat. (1,2,3) Nama lain liken simplek kronik adalah neurodermatitis sirkumskripta, istilah yang pertama kali dipakai oleh Vidal, sehingga disebut juga Liken Vidal. (1,2,4,5) Etiologi pasti liken simplek kronik belum diketahui, namun diduga pruritus memainkan peranan karena pruritus berasal dari pelepasan mediator atau aktivitas enzim proteolitik. Disebutkan juga bahwa garukan dan gosokan mungkin respon terhadap stres emosional. Selain itu, faktor-faktor yang dapat menyebabkan liken simplek kronik seperti pada perokok pasif, dapat juga dari makanan, alergen seperti debu, rambut, makanan, bahan-bahan pakaian yang dapat mengiritasi kulit, infeksi dan keadaan berkeringat. Keadaan ini menimbulkan iritasi kulit dan sensasi gatal sehingga penderita sering menggaruknnya. Sebagai akibat dari iritasi menahun akan terjadi penebalan kulit. Kulit yang menebal ini menimbulkan rasa gatal sehingga merangsang penggarukkan yang akan semakin mempertebal kulit. 1

description

Pembahasan dan Paper

Transcript of Liken SImplek Kronik

Page 1: Liken SImplek Kronik

LIKEN SIMPLEK KRONIK

Liken simplek kronik merupakan peradangan kulit kronis, gatal, sirkumskrip, ditandai

dengan kulit tebal dan garis kulit tampak lebih menonjol (likenifikasi) menyerupai kulit

batang kayu, akibat garukan atau gosokan yang berulang-ulang karena berbagai rangsangan

pruritogenik. Kebanyakan lesi hanya pada satu tempat, namun dapat juga dijumpai pada

berbagai tempat.(1,2,3)

Nama lain liken simplek kronik adalah neurodermatitis sirkumskripta, istilah yang

pertama kali dipakai oleh Vidal, sehingga disebut juga Liken Vidal.(1,2,4,5)

Etiologi pasti liken simplek kronik belum diketahui, namun diduga pruritus

memainkan peranan karena pruritus berasal dari pelepasan mediator atau aktivitas enzim

proteolitik. Disebutkan juga bahwa garukan dan gosokan mungkin respon terhadap stres

emosional. Selain itu, faktor-faktor yang dapat menyebabkan liken simplek kronik seperti

pada perokok pasif, dapat juga dari makanan, alergen seperti debu, rambut, makanan, bahan-

bahan pakaian yang dapat mengiritasi kulit, infeksi dan keadaan berkeringat.

Keadaan ini menimbulkan iritasi kulit dan sensasi gatal sehingga penderita sering

menggaruknnya. Sebagai akibat dari iritasi menahun akan terjadi penebalan kulit. Kulit yang

menebal ini menimbulkan rasa gatal sehingga merangsang penggarukkan yang akan semakin

mempertebal kulit.

Liken simplek kronik ditemukan pada regio yang mudah dijangkau tangan untuk

menggaruk. Sensasi gatal memicu keinginan untuk menggaruk atau menggosok yang dapat

mengakibatkan lesi yang bernilai klinis, namun patofisiologi yang mendasarinya masih

belum diketahui.

Hipotesis mengenai pruritus dapat oleh karena adanya penyakit yang mendasari,

misalnya gagal ginjal kronis, obstruksi saluran empedu, limfoma Hodgkin, hipertiroidia,

penyakit kulit seperti dermatitis atopik, gigitan serangga dan aspek psikologik dengan

tekanan emosi.

Beberapa jenis kulit lebih rentan mengalami likenifikasi, contohnya kulit yang

cenderung ekzematosa seperti dermatitis atopi dan diathesis atopi. Terdapat hubungan antara

jaringan saraf perifer dan sentral dengan sel-sel inflamasi dan produknya dalam presepsi gatal

1

Page 2: Liken SImplek Kronik

dan perubahan yang terjadi pada liken simplek kronik. Hubungan ini terutama dalam hal lesi

primer, faktor fisik dan intensitas gatal.(1,2,3)

Liken simplek kronik tidak biasa terjadi pada anak-anak, tapi pada usia dewasa ke

atas. Puncak insiden pada usia antara 30 sampai 50 tahun. Wanita lebih sering menderita dari

pada pria. Lebih banyak menyerang bangsa Asia.(1,3,5)

Penderita mengeluh gatal sekali, bila timbul malam hari dapat mengganggu tidur.

Rasa gatal memang tidak terus menerus, biasanya pada waktu tidak sibuk, bila muncul sulit

ditahan untuk tidak digaruk. Penderita merasa enak bila digaruk, setelah luka, baru hilang

rasa gatalnya untuk sementara (karena diganti dengan rasa nyeri).(1,4,5)

Lesi biasanya tunggal, pada awalnya berupa plak eritematosa, sedikit edematosa,

lambat laun edema dan eritema menghilang, bagian tengah berskuama dan menebal,

likenifikasi dan ekskoriasi, sekitarnya hiperpigmentasi, batasnya dengan kulit normal tidak

jelas. Gambaran klinis dipengaruhi oleh lokasi dan lamanya lesi.(1,3,5)

Letak lesi dapat timbul dimana saja, tetapi yang biasa ditemukan ialah di skalp,

tengkuk, samping leher, lengan bagian ekstensor, pubis, vulva, skrotum, perianal, paha

bagian medial, lutut, tungkai bawah lateral, pergelangan kaki bagian depan dan punggung

kaki. Liken simplek kronik di daerah tengkuk (lichen nuchae) umumnya hanya pada wanita,

berupa plak kecil di tengah tengkuk atau dapat meluas hingga ke skalp. Biasanya skuamanya

banyak menyerupai psoriasis.(1,2,3,4,5)

Variasi klinis dari liken simplek kronik adalah prurigo nodularis, akibat garukan atau

korekan tangan penderita yang berulang-ulang pada suatu tempat. Lesi berupa nodus

berbentuk kubah, permukaan mengalami erosi tertutup krusta dan skuama, lambat laun

menjadi keras dan berwarna lebih gelap (hiperpigmentasi). Lesi biasanya multiple. Lokalisasi

tersering di ekstremitas, berukuran mulai dari beberapa milimeter sampai 2 cm.(1)

Gambaran histopatologik liken simplek kronik berupa ortokeratosis, hipergranulasi,

akantosis dengan rete ridges memanjang teratur. Bersebukan sel radang limfosit dan histiosit

di sekitar pembuluh darah dermis bagian atas, fibroblas bertambah, kolagen menebal.(1,2,3,5)

Diagnosa banding dari liken simplek kronik adalah Liken Planus, Liken Amiloidosis,

Psoriasis, dan Dermatitis Atopik.

2

Page 3: Liken SImplek Kronik

Diagnosis liken simplek kronik didasarkan pada gambaran klinis dan biasanya tidak

terlalu sulit.(1,4)

Secara umum perlu dijelaskan kepada penderita bahwa garukan akan memperburuk

keadaan penyakitnya, oleh karena itu harus dihindari. Hindari juga gigitan serangga. Untuk

mengurangi rasa gatal dapat diberikan antipruritus, kortikosteroid topikal atau intralesi,

produk ter. Yang terpenting adalah lingkaran setan dari gatal-garuk likenifikasi harus

dihentikan. (1,2,3,6)

Steroid topikal adalah pengobatan saat ini pilihan karena mereka mengurangi

peradangan dan gatal saat bersamaan pelunakan hiperkeratosis. Antipruritus dapat berupa

antihistamin yang mempunyai efek sedatif (contoh: hidroksizin, difenhidramin, prometazin)

atau tranquilizer. Dapat pula diberikan secara topikal krim doxepin 5% dalam jangka pendek

(maksimum 8 hari). Kortikosteroid yang dipakai biasanya berpotensi kuat.

1. Halcinonide (Halog), preparations: 0.1% ointment, Emollient, cream

2. Triamcinolone acetonide (Aristocort A), preparations: 0.1% ointment

3. Betamethasone dipropionate (Diprosone) 0.05% cream

Sebaiknya diberikan dengan dibungkus polietilen (plastik) diganti tiap 24 jam, atau

dapat diberikan suntikan intralesi, misalnya suspensi triamsinolon. Salep kortikosteroid dapat

pula dikombinasi dengan ter yang mempunyai efek anti-inflamasi. Ada pula yang mengobati

dengan UVB dan PUVA. Perlu dicari kemungkinan adanya penyakit yang mendasarinya, bila

memang ada harus juga diobati.(1,2,3,4, )

Prognosis bergantung pada penyebab pruritus (penyakit yang mendasari) dan status

psikologik penderita.(1)

3

Page 4: Liken SImplek Kronik

LAPORAN KASUS

Telah datang seorang pasien perempuan bernama Mardliya Harahap, S.Pd.I, berumur

35 tahun, suku Mandailing, agama Islam, pekerjaan guru, ke Poliklinik Ilmu Kesehatan Kulit

dan Kelamin Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan pada tanggal 20 Desember 2012,

dengan keluhan utama berupa penebalan kulit berwarna putih disertai rasa gatal pada kedua

punggung tangan sejak ± 12 tahun yang lalu. Awalnya berupa bercak kemerahan yang

disertai rasa gatal pada kedua punggung tangan dan pergelangan tangan sejak 12 tahun yang

lalu. Os menyatakan rasa gatal bisanya muncul pada malam hari. Karena gatal ini Os

menggaruknya sehingga menimbulkan luka. Lama-kelamaan bercak ini menebal dan

berwarna putih. Karena keluhan timbul berulang Os berinisiatif menggunakan salep dari

apotik. Dengan penggunaan salep yang lama dan tidak ada perubahan, Os memutuskan untuk

berobat ke bidan dan oleh bidan diberikan obat makan. Os menyatakan keluhan berkurang

sejak penggunaan obat pemberian bidan. Setelah obat makan habis, keluhan muncul kembali

dan bercak masih ada. Akhirnya Os memutuskan untuk berobat ke Poliklinik Ilmu Kesehatan

Kulit dan Kelamin Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan.

Riwayat penyakit pada keluarga tidak dijumpai. Riwayat penyakit terdahulu tidak

dijumpai. Riwayat penggunaan obat Salep Picangshuang selama ± 12 tahun yang lalu dan

Interhistin Tab ± 1 minggu yang lalu.

Pada pemeriksaan fisik, dijumpai keadaan umum dan status gizi baik. Pada

pemeriksaan dermatologis dijumpai ruam berupa plak hipopigmentasi, makula

hiperpigmentasi, skuama halus dan likenifikasi. Lokalisasinya regio dorsum manus dextra et

sinistra dan regio antebrachii posterior dextra et sinistra.

Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, maka diagnosis banding pasien ini

adalah liken simplek kronis, dermatitis kontak dan tinea manus.

Penatalaksanaan pada pasien ini secara umum adalah menghindari garukan dan

gosokan yang dapat memperburuk keadaan penyakit, menghindari gigitan serangga atau

memakai sarung tangan dan dianjurkan istirahat yang cukup untuk mengurangi stres

emosional. Penatalaksanaan secara topikal pada pasien ini adalah diberikan desoxymethasone

(Inerson Cream 15 gr) dioleskan 2 x sehari dan acid salycil (Diprosalic 10gr) dioleskan 2 x

sehari. Sedangkan penatalaksanaan secara sistemik diberikan cetirizin (Incidal OD 10 mg

No.X) 1x1 tab.

4

Page 5: Liken SImplek Kronik

Prognosis pada pasien ini baik, apabila pasien menghindari faktor pencetus dan

mematuhi pengobatan yang telah diberikan.

5

Page 6: Liken SImplek Kronik

DISKUSI

Diagnosis liken simplek kronik pada pasien ini ditegakkan berdasarkan anamnesis dan

gamabaran klinik. Dari anamnesis dijumpai keluahan utama berupa penebalan kulit berwarna

putih disertai rasa gatal pada kedua punggung tangan. Awalnya berupa bercak kemerahan

yang disertai rsa gatal pada kedua punggung tangan dan pergelangan tangan dan rasa gatal

bisanya muncul pada malam hari. Karena gatal ini Os menggaruknya sehingga menimbulkan

luka. Lama-kelamaan bercak ini menebal dan berwarna putih. Hal ini sesuai dengan

kepustakaan yang menjelaskan bahwa liken simplek kronik awalnya muncul gejala pruritus

berupa plak eritematous, sedikit edematous, lambat laun edema dan eritema menghilang,

bagian tengah berskuama dan menebal. Likenifikasi dan ekskoriasi, sekitarnya

hiperpigmentasi, batas kulit dengan kulit normal tidak jelas. Selain itu penderita mengeluh

rasa gatal yang hebat.

Pada pemeriksaan fisik, dijumpai keadaan umum dan status gizi baik. Pada

pemeriksaan status dermatologis dijumpai plak hipopigmentasi, makula hiperpigmentasi,

skuama halus dan likenifikasi. Lokalisasinya regio dorsum manus dextra et sinistra dan regio

antebrachii posterior dextra et sinistra. Hal ini sesuai kepustakaan yang menjelaskan bahwa

ruam yang dijumpai pada liken simplek kronik berupa adnya gambaran plak yang

hipopigmentasi atau hiperpigmentasi, makula hiperpigmentasi, likenifikasi dan skuama

sebagai akibat pruritus kronik. Liken simplek kronik ditemukan pada regio yang mudah

dijangkau tangan untuk menggaruk, terbanyak pada scalp, tengkuk, samping leher, lengan

bagian ekstensor, pubis, vulva, skrotum, perianal, paha bagian medial, lutut, tungkai bawah

lateral, pergelangan tangan, pergelangan kaki dan punggung kaki.

Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, maka diagnosis banding pasien ini

adalah liken simplek kronik, dermatitik kontak, dan tinea manus. Hal ini sesuai dengan

kepustakaan yang menjelaskan bahwa liken simplek kronik gejala awal adalah pruritus yang

tergantung dari penyakit yang mendasari. dari anamnesa dapat dijelaskan bahwa diagnosis

banding adalah liken simplek kronik, dermatitik kontak, dan tinea manus.

Penatalaksanaan pada pasien ini secara umum adalah menghindari garukan dan

gosokan yang dapat memperburuk keadaan penyakit, menghindari gigitan serangga atau

memakai sarung tangan dan dianjurkan istirahat yang cukup untuk mengurangi stres

emosional. Hal ini sesuai kepustakaan yang menyatakan bahwa penatalaksanaan secara

6

Page 7: Liken SImplek Kronik

umum adalah tidak memperburuk keadaan, menghindari faktor yang dapat menimbulkan

gejala pruritus dan selain itu berusaha mencari penyakit mendasar apabila ada.

Penatalaksanaan secara topikal pada pasien ini adalah diberikan desoxymethasone

(Inerson Cream 15 gr) dioleskan 2 x sehari dan acid salycil (10gr) dioleskan 2 x sehari.

Sedangkan penatalaksanaan secara sistemik diberikan cetirizin (Incidal OD 10 mg No.X) 1x1

tab. Hal ini menerangkan sebagai berikut :

a. Desoxymethasone (Inerson Cream 15 gr) dioleskan 2 x sehari sebagai

kortikosteroid topikal potensi tinggi. Digunakan sebagai penekan reaksi pruritus

yang terjadi di daerah lesi. Digunakan potensi tinggi itu berarti menunjukkan

kadar kelarutan kortikosteroid yang tinggi dalam vehikulum sehingga efikasi

pengobatan lebih cepat terjadi pada kulit yang telah terjadi likenifikasi (perubahan

vehikulum).

b. Acid salycil (Diprosalic 10gr) dioleskan 2 x sehari, sebagai agen keratolitik yang

dapat digunakan sebagai pilihan untuk pengobatan liken simplek kronik. Obat ini

bertujuan untuk pelunakan atau pengelupasan lapisan tanduk epidermis. Dimana

yang ingin dicapai adalah pelunakan atau pengelupassan lapisan epidermis yang

mengalami likenifikasi.

c. Cetirizin (Incidal OD 10 mg) 1x1 tab, sebagai antihistamin generasi kedua,

merupakan antihistamin selektif, antagonis reseptor H1 periferal dengan efek

sedatif (kantuk)  yang rendah pada dosis aktif farmakologi/dosis anjuran.

Diberikan untuk penekan priritus yang bekerja sabagi inhibisi resptor selular

histamin yang bertanggung jawab atas dilatasi pembuluh darah dan kontraksi otot

polos.

Prognosis pada pasien ini baik. Hal ini sesuai dengan kepustakaan yang menyatakan

prognosis bergantung pada penyebab pruritus (penyakit yang mendasari) dan status

psikologik penderita.

7

Page 8: Liken SImplek Kronik

GAMBAR

Plak hipopigmentasi, makula hiperpigmentasi, dan likenifikasi. Lokalisasinya regio dorsum manus dextra.

Plak hipopigmentasi, makula hiperpigmentasi, skuama halus dan likenifikasi. Lokalisasinya regio dorsum manus dextra dan regio antebrachii posterior dextra.

Plak hipopigmentasi, makula hiperpigmentasi, dan likenifikasi. Lokalisasinya regio dorsum manus sinistra dan regio antebrachii posterior sinistra.

8

Page 9: Liken SImplek Kronik

DAFTAR PUSTAKA

1. Sularsito, Sri Adi. Suria Djuanda. Dermatitis in Djuanda, Adhi. dkk. Ilmu Kesehatan

kulit dan Kelamin. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2007. Jakarta. (5).

(129-153)

2. Harahap, M. Liken Simplek Kronik in Ilmu Penyakit Kulit. Hipokrates. 2000. Jakarta.

(16-17)

3. Siregar RS. Neurodermatitis Sirkumskripta in Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit.

EGC. 2005. Jakarta. (129-131)

4. Mansjoer, Arief. dkk. Neurodermatitis Sirkumskripta in Kapita Selekta Kedokteran.

Media Aesculapius. 2000. Jakarta. (3) (89)

5. Wolff, Klaus. Lichen Simplek Chronic / Prurigo Nodularis in Fitspatricks’s

Dermatology In General Medicine. Mc Graw Hill Medical. New York. (7) (160-162).

6. Daili, Emmy S. Sjamsoe. dkk. Liken Simplek in Penyakit Kulit Yang Umum Di

Indonesia. PT. Medical Multimedia Indonesia. Jakarta. (18).

9