LI dan AM Mitha

13
NERVUS CRANIALES Dalam Snell (2006) dijelaskan ada 12 pasang saraf otak (kranial) yang diberi nama sebagai berikut: I. Nervus Olfactorius N. olfactorius, atau saraf penghidu, merupakan juluran sentral dari sel-sel saraf reseptor olfscctorius di dalam membrana mucosa bagian atas rongga hidung (di atas concha nasalis superior). Berkas-berkas serabut saraf ini berjalan melalui lubang di dalam lamina cribrosa ossis ethmoidalis dan berakhir pada bulbus olfactorius di dalam fossa craii anterior. Dari ujung posterior bulbus olfactorius keluar sebuah pita putih, disebut traktus olfactorius, yang berjalan ke belakang menuju area olfactoria cortex cerebri. II. Nervus Opticus Nama: Rismitha Andini

description

ggrtgr

Transcript of LI dan AM Mitha

Page 1: LI dan AM Mitha

NERVUS CRANIALES

Dalam Snell (2006) dijelaskan ada 12 pasang saraf otak (kranial) yang diberi nama

sebagai berikut:

I. Nervus Olfactorius

N. olfactorius, atau saraf penghidu, merupakan juluran sentral dari sel-sel saraf

reseptor olfscctorius di dalam membrana mucosa bagian atas rongga hidung (di atas

concha nasalis superior). Berkas-berkas serabut saraf ini berjalan melalui lubang di

dalam lamina cribrosa ossis ethmoidalis dan berakhir pada bulbus olfactorius di dalam

fossa craii anterior. Dari ujung posterior bulbus olfactorius keluar sebuah pita putih,

disebut traktus olfactorius, yang berjalan ke belakang menuju area olfactoria cortex

cerebri.

II. Nervus Opticus

N. opticus, atau saraf penglihatan. Saraf ini meningggalkan rongga orbita dengan

berjalan melalui canalis opticus bersama dengan a. Optalmica dan masuk ke dalam

rongga otak. Di dalam orbita, saraf ini dibungkus oleh tiga lapisan meningen

(duramAter, arachnoideamater, dan piamater) yang brrjalan mengikutinya sampai ke

spatium subarachnoideum. Kedua saraf dari kedua sisi, kemudian bergabung

membentuk chiasma opticum. Di sini serabut saraf yang berasal dari belahan medial

(nasal)retina menyilang garis tengah dan masuk ke tractus opticus sisi kontralateral;

Nama: Rismitha Andini

NIM : 04011181320055

Page 2: LI dan AM Mitha

sedangkan serabut saraf dari belahan lateral (temporal) retina berjalan ke posterior di

dalam tractus opticus yang sama.

Tractus opticus keluar dari sudut posterolateral chiasma opticus dan berjalan ke

belakang di sekitar sisi lateral mesencephalon untuk menuju corpus geniculatum lateral.

Sebagian kecil saraf, yang berfungsi pada refleks pupil dan refleks mata, tidak menuju

ke corpus genilatum laterale, tetapi pergi langsung ke nucleus pretectalis dan colliculus

superior. Dari corpus geniculatum laterale, radiatio optica melengkung ke belakang

menuju cortex visual hemisperium cerebri.

III. Nervus Oculomotorius

N. oculomotorius adalah saraf motoris yang mempersarafi otot-otot ekstrinsik

bola mata yang terdapat di dalam orbita.N. oculomotorius keluar dari aspek anterior

mesencephalon, medial terhadap pedunculus cerebri. Saraf ini berjalan dekat dan

diantara a. Cerebri posterior dan a. Cerebellisuperior. Kemudian berjalan ke depan di

dalam dinding lateral sinus covernosus dan bercabang dua menjadi ramus superior dan

ramus inferior, yang akan menuju orbita melalui fissura orbitalis superior.

IV. Nervus Trochlearis

N. trochlearis merupakan saraf motoris otak yang paling halus. Saraf ini

mengurus M. Obliqus superior di dalam orbita. Saraf ini muncul dari permukaan

posterior mesencephalon, tepat dibawah colliculus inferior. Kemudian membelok ke

depan di sekeliling sisi lateral pedunculus cerebri. Saraf ini berjalan ke depan di dalam

dinding lateral sinus cavernosus, terletak sedikit di bawah N. Oculomotorius. N.

Trochlearais masuk ke orbita melalui fissura orbitalis superior.

V. Nervus Trigeminus

N. trigeminus mengandung serabut sensorik dan motorik dan merupakan saraf

otak yang terbesar. Saraf ini menyuplai serabut sensoris untuk kulit kepala, wajah,

mulut, gigi-geligi, rongga hidung, dan sinus paranasalis dan memberikan serabut

motoris ke otot-otot pengunyah.

N. trigeminus muncul dari permukaan anterior pons, sebagai radix sensoris besar

dan radix motoris kecil. Radix motoris terletak medial terhadap radix sensoris. Saraf ini

berjalan ke dapan, keluar dari fossa cranii media, di bawah sinus petrosus superior, dan

membawa seuah kantong yang berasal dari lapisan meningeal duramater. Sesampainya

dilekukan pada apex pars petrosa ossis temporalis di fossa cranii media, radix sensoris

yang besar meluas membentuk ganglion trigeminus yang berbentuk bulan sabit dan

terletak di dalam kantong duramater yang disebut cavum trigeminus. Radix motoris N.

Page 3: LI dan AM Mitha

Trigeminus terletak di bawah ganglion sensoris dan terpisah seluruhnya dari ganglion

ini. N. Opthalmicus, n. Maxillaris, dan n. Mandibularis berasal dari pinggir anterior

ganglion ini.

N. opthalmicus (V1) murni sensoris dan merupakan divisi paling kecil daari n.

Trigeminus. Saraf ini berjalan ke depan di dalam dinding lateral sinus cavernosus di

bawah n. oculomotorius dan n. trochlearis. saraf iini bercabang tiga yaiti n. lacrimalis,

n. frontalis, dan n. nasociliaris, yang masuk ke dalam rongga orbita melalui fissura

orbitalis superior.

N. maxillaris (V2) murni sensoris. Saraf ini berjalan ke depan sepanjang bagian

bawah dinding lateral sinus cavernosus. Saraf ini meninggalkan tengkorak mmelalui

foramen rotundum menuju ke fossa pterygopalatina.

N. mandibularis adalah nervus motoris dan sensoris, merupakan divisi terbesar

dari n. trigeminus. Radix sensoris besar berasal dari pars lateral ganglion trigeminus

dan segera keluar melalui foramen ovale. Segera setelah keluar dari foramen, radix

motoris bergabung dengan radix sensoris.

VI. Nervus Abducens

N. abducens adalah saraf motoris kecil dan mempersarafi m. Rectus lateralis bola

mata. Sraf ini muncul dari permukaan anterior otak, di antara pinggir bawah pons

dengan medulla oblongata. Mula-mula saraf ini terletak di dalam fossa cranii posterior,

kemudian membelok dengan tajam ke depan, melintasi pinggir superior pars petrosa

ossis temporalis. Setelah masuk sinus cavernosus, saraf ini berjalan ke depan bersama

a. Carotis interna, dan masuk ke rongga orbita melalui fissura orbitalis superior.

VII. Nervus Facialis

N. facialis mempunyai radix motoris di sebelah medial dan radix sensoris di

sebelah lateral, disebut n. intermedius. Radix motoris mempersarafi otot-otot wajah,

kulit kepala dan telinga, m. Buccinator, m. Platysma, m. Stylohyoideus, dan venter

posterior m. Digastricus. Radix sensoris mengandung serabut-serabut pengecap dari

dua per tiga bagian anterior lidah, dasar mulut, dan palatum. Juga membawa serabut

parasimpatis sekretomotorik untuk glandula submandibularis dan sublingualis, glandula

lacrimalis, dan kelenjar-kelenjar di hidung dan palatum.

Kedua radix n. facialis muncul dari permukaan anterior otakdi antara pinggir

bawah pons dengan medulla oblongata. Semua berjalan ke lateral dan depan di dalam

fossa cranii posterior bersama dengan n. vestibulocochlearis menuju meatus acusticus

internus. Pada dasar meatus, saraf ini masuk ke dalam canalis facialis dan berjalan ke

Page 4: LI dan AM Mitha

lateral di atas vestibulum labyrinthus sampai saraf ini mencapai dinding medial cavum

tympani.

VIII. Nervus Vestibulocochlearis

N. vestibulocochlearis terdiri dari dua berkas saraf sensoris yaitu n. vestibularis

dan n. cochlearis. Serabut-serabut vestibularis yang berhubungan dengan

keseimbangan, merupakan juluran-juluran central dari sel-sel yang terdapat di dalam

ganglion vestibularis yang terletak di bagian luar meatus acusticus internus.

Serabut-serabut cochlearis yang berhubungan dengan mendengar, merupakan

juluran central dari sel-sel yang terdapat dalam ganglion spiralis cochlea.

Kedua bagian saraf ini meninggalkan permukaan anterior otak di antara pinggir

bawah pons dengan medulla oblongata, dengan melintasi fossa cranii posterior dan

masuk ke dalam meatus acusticus internus bersama dengan n. facialis.

IX. Nervus Glossopharyngeus

N. glossopharyngeus adalah saraf morotis dan sensoris. Serabut-serabut motoris

mempersarafi m. Stylopharyngeus, sedangkan serabut-serabut sensoris (termasuk

serabut pengecap) berjalan ke sepertiga posterior lidah dan pharynx.

N. glossopharyngeus muncul dari permukaan antrior bagian atas medulla

oblongata berupa tiga atau empat radix kecil antara oliva dan pedunculus cerebellaris

inferior. Saraf ini berjalan ke depan dan lateral dan meninggalkan tengkorak dengan

berjalan ke bawah melalui bagian tengah foramen jugulare.

X. Nervus Vagus

N. vagus terdiri dari serabut motoris dan sensoris. Saraf ini menyuplai jantung

dan sebagian besar traktus respiratorius dan intestinal. N. vagus keluar dari permukaan

anterior bagian atas medulla oblongata, berupa 8 atau 10 radix kecil di antara oliva dan

pedunculus cerebellaris inferior. Saraf ini terletak di bawah n. glossopharyngeus. N.

vagus berjalan ke lateral di bawah cerebellum di dalam fossa cranii posterior dan

meninggalkan tengkorak melalui bagian tengah foramen jugulare.

XI. Nervus Acessorius

N. acessorius merupakan saraf motoris yang terdiri dari radix cranialis yang kecil,

dan radix spinalis yang besar.

Radix cranialis muncul dari permukaan anterior bagian atas medulla oblongata

berupa empat atau lima radix kecil di antara oliva dan pedunculus cerebellaris inferior.

Saraf ini terletak di bawah nervus vagus. Nervus ini berjalan ke lateral di bawah

cerebellum di dalam fossa cranii posterior dan bergabung dengan radix spinalis.

Page 5: LI dan AM Mitha

Radix spinalis keluar dari sel-sel saraf di dalam columna grisea anterior medulla

spinalis setinggi C1-5. Serabut-serabut saraf keluar daari peermukaan lateral medulla

spinalis dan membentuk truncus saraf. Saraf ini berjalan ke atas sepanjang medulla

spinalis dan masuk ke dalam tengkorak melalui foramen magnum, kemudian membelok

ke lateral dan bergabung dengan radix cranialis.

Kedua radix berjalan melalui foramen jugulare, dan kemudian radix cranialis

memisahkan diri dari radix spinalis dan melekat pada ganglion inferius n. vagus.

XII. Nervus Hypoglossus

N. hypoglossus merupakan saraf motoris yangg menyuplai semua otot-otot

intrinsik lidah dan ditambah m. Styloglossus, m. Hyoglossus, daan m. Genioglossus.

Saraf ini keluar sebagai sejumlah radix kecil pada permukaan anterior medulla

oblongata di antara pyramis dan oliva, kemudian berjalan ke lateral di dalam fossa

cranii posterior dan meninggalkan tengkorak melalui canalis hypoglossis.

ANALISIS MASALAH

1. Apa mekanisme mulut mengot dan bicara pelo?

Mulut mengot

Hipertensi + DM menyumbat peredaran jantung/ pembuluh darah plak

thrombus thrombus rupture emboli masuk ke aliran otak menyumbat a. cerebri

media Stenosis a.cerebri media iskemik pada lobus temporaparietal sebelah kiri

lesi pada UMN (Upper Motor Neuron) N. VII (Nervus facialis) : lesi pada traktus

piramidalis atau korteks motorik Parese otot-otot wajah bawah Manifestasi Klinik:

Plica nasolabialis kanan datar, sudut mulut kanan tertinggal mulut mengot.

Bicara pelo

Hipertensi + DM menyumbat peredaran jantung/pembuluh darah plak

thrombus thrombus rupture emboli masuk ke aliran otak menyumbat a. cerebri

media Stenosis a. cerebri media iskemik pada lobus temporaparietal sebelah kiri

lesi N. XII (nervus Hypoglossus) Manifestasi Klinik: Bicara pelo.

Page 6: LI dan AM Mitha

2. Bagaimana interpretasi hasil pemeriksaaan?

Pemeriksaan fungsi sensorik

Hasi Pemeriksaan Nilai Normal Interpretasi

Nervus

VII

Mulut mengot ke kiri SimetrisGangguan saraf kranialis

VII

Lipatan nasolabialis

kanan datarSimetris

Gangguan saraf kranialis

VII

Lagoftalmus

(-)(-) Normal

Kerut dahi simetris Simetris Normal

Nervus

XII

Lidah deviasi ke

kanansimetris

Gangguan saraf kranialis

XII; parese kiri

Bicara pelo

(+)(-)

Gangguan saraf kranialis

XII; pelo

Pemeriksaan fungsi motorik

Hasil

Pemeriksaan

Nilai

Normal

Interpretasi

Ekstremitas

Superior

Dekstra 4 5 Abnormal

(Hemiparesis)Sinistra 5 5

Ekstremitas

Inferior

Dekstra 4 5 Abnormal

(Hemiparesis)Sinistra 5 5

Refleks Fisiologis Dekstra Meningkat Normal Abnormal

Sinistra Normal Normal Normal

Page 7: LI dan AM Mitha

Refleks Patologis

(Babinsky)

Dekstra + - Abnormal

Sinistra - - Normal

3. Bagaimana anatomi dari N.VII dan N.XII?

Nervus Facialis (N. VII)

N, facialis mempunyai radix motoris di sebelah medial dan radix sensoris di

sebelah lateral, disebut n. intermedius. Radix motoris mempersarafi otot-otot wajah, kulit

kepala dan telinga, m. Buccinator, m. Platysma, m. Stylohyoideus, dan venter posterior

m. Digastricus. Radix sensoris mengandung serabut-serabut pengecap dari dua per tiga

bagian anterior lidah, dasar mulut, dan palatum. Juga membawa serabut parasimpatis

sekretomotorik untuk glandula submandibularis dan sublingualis, glandula lacrimalis,

dan kelenjar-kelenjar di hidung dan palatum.

Kedua radix n. facialis muncul dari permukaan anterior otakdi antara pinggir bawh

pons dengan medulla oblongata. Semua berjalan ke lateral dan depan di dalam fossa

cranii posterior bersama dengan n. vestibulocochlearis menuju meatus acusticus internus.

Pada dasar meatus, saraf ini masuk ke dalam canalis facialis dan berjalan ke lateral di

atas vestibulum labyrinthus sampai saraf ini mencapai dinding medial cavum tympani.

Nervus Hypoglossus (XII)

N. hypoglossus merupakan saraf motoris yangg menyuplai semua otot-otot

intrinsik lidah dan ditambah m. Styloglossus, m. Hyoglossus, daan m. Genioglossus.

Saraf ini keluar sebagai sejumlah radix kecil pada permukaan anterior medulla

oblongata di antara pyramis dan oliva, kemudian berjalan ke lateral di dalam fossa

cranii posterior dan meninggalkan tengkorak melalui canalis hypoglossis.

4. Bagaimana patofisiologi kasus tersebut?

Bekuan (trombus) vaskular distal → trombus lepas → dibawa melalui sistem arteri

ke otak dalam bentuk embolus → obstruksi arteri besar pada sirkulasi serebrum →

obstruksi arteri carotis interna → oklusi aterotrombotik atau hialinlipid pada cabang-

cabang sirkulus Willisi → penyakit pembuluh halus hipertensif → dearah-daerah infark

yang kecil, dan lunak (lakuna) → sindrom lakunar → sroke lakunar (Price: 2005).

5. Apa SKDI kasus tersebut?

Page 8: LI dan AM Mitha

3B. Gawat darurat

Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi

pendahuluan pada keadaan gawat darurat demi menyelamatkan nyawa atau mencegah

keparahan dan/atau kecacatan pada pasien. Lulusan dokter mampu menentukan rujukan

yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu

menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.

DAFTAR PUSTAKA

Price, Sylvia A dan Lorraine M. Wilson. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses

Penyakit, Edisi 6. Jakarta: EGC.

Snell, Richard S. 2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran, Edisi 6. Jakarta: EGC.

Standar Kompetensi Dokter Indonesia. Jakarta: Konsil Kedokteran Indonesia, 2012.