LI 2

12
LI 2.1 Memahami dan menjelaskan Fisiologi gaster Fungsi Lambung : 1. Menyimpan makanan yang masuk untuk nantinya disalurkan ke usus halus. 2. Lambung mengeluarkan asam hidroklorida (HCl) dan enzim yang memulai pencernaan protein. 3. Gerakan pencampuran makanan dengan sekresi lambung utnuk menghasilkan campuran cairan kental yang disebut kimus. Berikut ini empat aspek motilitas lambung : 1. Pengisian lambung melibatkan relaksasi reseptif Ketika kosong lambung memiliki volume sekitar 50 ml, tetapi volume dapat bertambah hingga 1 L saat makan. Peningkatan volume ini tidak mengalami perubahan tegangan di dindingnya dan sedikit peningkatan tekanan intralambung dikarenakan adanya relaksasi reseptif. Mekanisme relaksasi reseptif yaitu ketika kita makan lipatan-lipatan di dalam lambung menjadi lebih kecil dan nyaris mendatar sewaktu lambung sedikit melemas setiap kali makanan masuk. Namun, jika makanan yang ditampung lebih dari 1 L maka lambung melangami peregangan yang berlebihan dan tekanan intralambung meningkat sehingga timbul rasa tidak nyaman. Relaksasi reseptif diperantai oleh nervus vagus. 2. Penyimpanan makanan di corpus fagus Kontraksi pada daerah fundus dan corpus lemah ini dikarenakan lapisan otot yang tipis. Karena kontraksi yang lemah ini maka makanan disimpan di bagian korpus yang relatif lebih tenang tanpa mengalami pencampuran. Sedangkan, pada daerah fundus biasanya tidak menyimpan makanan tetapi hanya mengandung kantung gas. 3. Pencampuran makanan berlangsung di antrum Kontraksi peristaltik antrum yang kuat mencampur makanan dengan sekresi lambung untuk menghasilkan kimus. Gelombang peristaltik menyebabkan kimus terdorong ke sfingter pilorus. Akan tetapi, kontraksi tonik sfingter pilorus menyebabkan sfingter ini nyaris tertutup mengakibatkan lubang yang kecil untuk dilewati kimus kental. Maka untuk melewatinya kimus harus didorong dengan gerak peristaltik antrum yang kuat. Masa kimus antrum yang terdorong maju tetapi tidak dapat masuk ke duodenum tertahan mendadak di sfingter yang tertutup dan memantul kembali ke antrum. Gerak maju mundur ini mencampur kimus secara merata di antrum. 4. Pengosongan lambung umumnya dikontrol oleh faktor di duodenum Faktor Cara regulasi Efek pada motilitas dan pengosongan lambung Di dalam Lambung Volume kimus Peregangan menimbulkan efek langsung pada eksitabilitas otot polos lambung, serta bekerja melalui oleksus intrinsik, saraf vagus dan gastrin. Peningkatan volume merangsang motilitas dan pengosongan Derajat fluiditas Efek langsung; isi Peningkatan fluiditas

description

li2

Transcript of LI 2

Page 1: LI 2

LI 2.1 Memahami dan menjelaskan Fisiologi gaster Fungsi Lambung :

1. Menyimpan makanan yang masuk untuk nantinya disalurkan ke usus halus.2. Lambung mengeluarkan asam hidroklorida (HCl) dan enzim yang memulai pencernaan protein.3. Gerakan pencampuran makanan dengan sekresi lambung utnuk menghasilkan campuran cairan kental

yang disebut kimus.Berikut ini empat aspek motilitas lambung :

1. Pengisian lambung melibatkan relaksasi reseptifKetika kosong lambung memiliki volume sekitar 50 ml, tetapi volume dapat bertambah hingga 1 L saat

makan. Peningkatan volume ini tidak mengalami perubahan tegangan di dindingnya dan sedikit peningkatan tekanan intralambung dikarenakan adanya relaksasi reseptif. Mekanisme relaksasi reseptif yaitu ketika kita makan lipatan-lipatan di dalam lambung menjadi lebih kecil dan nyaris mendatar sewaktu lambung sedikit melemas setiap kali makanan masuk. Namun, jika makanan yang ditampung lebih dari 1 L maka lambung melangami peregangan yang berlebihan dan tekanan intralambung meningkat sehingga timbul rasa tidak nyaman. Relaksasi reseptif diperantai oleh nervus vagus.

2. Penyimpanan makanan di corpus fagusKontraksi pada daerah fundus dan corpus lemah ini dikarenakan lapisan otot yang tipis. Karena kontraksi

yang lemah ini maka makanan disimpan di bagian korpus yang relatif lebih tenang tanpa mengalami pencampuran. Sedangkan, pada daerah fundus biasanya tidak menyimpan makanan tetapi hanya mengandung kantung gas.

3. Pencampuran makanan berlangsung di antrumKontraksi peristaltik antrum yang kuat mencampur makanan dengan sekresi lambung untuk menghasilkan

kimus. Gelombang peristaltik menyebabkan kimus terdorong ke sfingter pilorus. Akan tetapi, kontraksi tonik sfingter pilorus menyebabkan sfingter ini nyaris tertutup mengakibatkan lubang yang kecil untuk dilewati kimus kental. Maka untuk melewatinya kimus harus didorong dengan gerak peristaltik antrum yang kuat. Masa kimus antrum yang terdorong maju tetapi tidak dapat masuk ke duodenum tertahan mendadak di sfingter yang tertutup dan memantul kembali ke antrum. Gerak maju mundur ini mencampur kimus secara merata di antrum.

4. Pengosongan lambung umumnya dikontrol oleh faktor di duodenum Faktor Cara regulasi Efek pada motilitas dan

pengosongan lambungDi dalam LambungVolume kimus Peregangan menimbulkan efek

langsung pada eksitabilitas otot polos lambung, serta bekerja melalui oleksus intrinsik, saraf vagus dan gastrin.

Peningkatan volume merangsang motilitas dan pengosongan

Derajat fluiditas (keenceran) Efek langsung; isi harus berbentuk cair sebelum dievakuasi.

Peningkatan fluiditas mempercepat pengosongan.

Di dalam Duodenum

Adanya lemak, asam, hipertonisitas atau peregangan.

Memulai refleks enterogastrik atau memicu pelepasan enterogastron (kolesistokinin,sekretin)

Faktor-faktor ini menghambat motilitas dan pengosongan lambung lebih lanjut sampai duodenum mengatasi faktor yang ada.

Di luar sistem Pencernaan

Emosi Mengubah keseimbangan otonom

Merangsang atau menghambat motilitas dan pengosongan

Nyeri hebat Menigkatkan saraf simpatis Menghambat motilitas dan pengsongan

Page 2: LI 2

Fungsi Pencernaan dan Sekresi1. Produksi kimus. Aktivitas lambung mengakibatkan terbentuknya kimus (massa homogen setengah cair

berkadar asam tinggi yang berasal dari bolus) dan mendorongnya ke dalam duodenum.2. Digesti protein. Lambung mulai digesti protein melalui sekresi tripsin dan asam klorida.3. Produksi mukus. Mukus yang dihasilkan dari kelenjar membentuk barrier setebal 1 mm untuk melindungi

lambung terhadap aksi pencernaan dan sekresinya sendiri.4. Produksi faktor intrinsik.

Faktor intrinsik adalah glikoprotein yang disekresi sel parietal. Vitamin B12, didapat dari makanan yang dicerna di lambung, terikat pada faktor intrinsik.

Kompleks faktor intrinsik vitamin B12 dibawa ke ileum usus halus, tempat vitamin B12 diabsorbsi.5. Absorbsi. Absorbsi nutrien yang berlangsung dalam lambung hanya sedikit. Beberapa obat larut lemak

(aspirin) dan alkohol diabsorbsi pada dinding lambung. Zat terlarut dalam air terabsorbsi dalam jumlah yang tidak jelas.

LI 2.2 Memahami dan menjelaskan Mekanisme sekresi asam di lambungsel parietal lambung secara aktif mensekresi H+ dan Cl- melalui kerja dua pompa terpisah. Ion hidrogen

disekresikan ke dalam lumen oleh pompa transport aktif H+K+ATPase primer di membran luminal sel parietal. K+

yang dipindahkan ke dalam sel oleh pompa ini segera keluar melalui saluran K+ di membran luminal sehingga ion ini mengalami daur ulang antara sel dan lumen. H+ yang disekresikan berasal dari penguraian H2O menjadi H dan OH. OH dinetralkan oleh H lain yang berasal dari H2CO3 yang dihasilakan di dalam sel dari CO2 yang diproduksi secara metabolis di sel atau berdufi masuk dari plasma.

Cl- disekresikan oleh transpor aktif sekunder. Dengan didorong oleh gradien konsentrasi H2CO3, penukaran HCl- HCO3 di membran basolateral memindahkan HCO3 yang dihasilkan dari penguraian H2CO3 ke dalam plasma menuruni gradien konsentrasinya dan secar bersamaan memindahkan Cl ke dalam sel parietal melawan gradien konsentrasinya. Sekresi Cl selesai ketika Cl yang masuk dari plasma berdifusi keluar sel menuruni gradien elektrokimiawinya melalui saluran Cl di membran luminal menuju lumen lambung.

Faktor regulatorik yaitu Ach, gastrin dan histamin bersifat stimulatorik yang menyebabkan peningkatan sekresi HCl. Sedangakan somatosatin menghambat sekresi HCl. Fungsi HCl

Mengaktifkan prekusor enzim pepsinogen menjadi enzim pepsin dan membentuk medium asam yang optimal bagi aktivitas pepsin.

Membantu memecahkan jaringan ikat dan serat otot, mengurangi ukuran partikel makanan. Menyebabkan denaturasi protein Bersama lisozim liur, mematiakan sebagian besar mikroorganisme.

Kontrol sekresi lambung Fase sefalik

Memikirkan, mencicipi, mencium, mengunyah dan menelan makanan meningkatkan sekresi lambung oleh aktivitas vagus melalui dua cara:a. Stimulasi vagus tehadap plexus intrinsik mendorong peningkatan sekresi Ach, yang menyebakan peningkatan

sekresi HCl.dan pepsinogen oleh sel sekretorik.b. Stimulus vagus pada sel G di dalam area kelenjar pilorus (PGA) menyebabkan pembebasan gastrin, yang dapat

menyebakan peningkatan sekresi HCl dan pepsinogen, dengan efek HCl mengalami potensiasi (diperkuat) oleh pelepasan histamin yang dipicu gastrin.

Page 3: LI 2

Fase LambungRangsangan yang bekerja di lambung yaitu protein khususnya potongan peptida, peregangan, kafein dan alkohol meningkatkan sekresi lambung melalui jalur eferen yang tumpan tindih. Contoh, protein di lambung merangssang kemoreseptor yang mengaktifkan pleksus saraf intrinsik yang akan merangsang sel sekretorik dan pengaktifan serat vagus ekstrinsik ke lambung. Aktivitas vagus dan protein memicu pelepasan gastrin. Gastrin merangsang sekresi HCl dan pepsinogen lalu menyebabkan pengeluaran histamin.

Fase ususFase ini bersifat inhibitor yaitu menghentikan aliran getah lambung seaktu kimus milai mengalir ke dalam usus halus.

a. Sewaktu makanan mengalir ke duodenum, protein di lambung lenyap.b. pH lambung menurun karena makanan meninggalkan lambung dan tidak adanya protein di lumen. Ini

mengakibatkan perangsangan somatostatin.

c. Refleks enterogastrik dan enterogastron menekan sel-sel sekretorik lambung sementara keduanya secara bersamaan mengurangi eksitabilitas sel otot polos lambung.

LI 2.3 Memahami dan menjelaskan Biokimia GasterEnzim yang terlibat dalam pencernaan

Pada sistem pencernaan, pencernaan zat-zat makanan dilakukan secara mekanis dan kimiawi. Secara mekanis dilakukan dengan gerakan, sedangkan secara kimiawi dilakukan menggunakan enzim-enzim peencernaan yang dihasilkan saluran cerna atau bukan saluran cerna (contoh: pankreas). Selain mencerna, absorbsi zat-zat makanan dipengaruhi oleh hormon-hormon (terutama hormon metabolisme) yang bisa berdampak langsung atau tidak langsung.

Untuk mempelajari dan mempermudah klasifikasi, berikut ini adalah klasifikaasi enzim yang berpengaruh pada sistem pencernaan berdasarkan zat-zat makanan yang akan dicerna

1. KarbohidratKarbohidrat merupakan sumber energi utama dalam tubuh, walaupun energi yang dihasilkan lebih kecil

dibandingkan dengan energi yang dihasilkan oleh lemak dan protein, karena karbohidrat lebih mudah diceerna dan dimetabolisme oleh tubuh kita. Karbohidrat dicerna oleh tubuh dalam bentuk gula sederhana atau disebut monosakarida. Untuk pembelajaran yang lebih runtut dan sistematis, berikut adalah enzim enzim yang berperan dalam pencernaan karbohidrat berdasarkan urutan kerja.

Enzim ptialin (amilase mulut/amilase oral)Enzim ptialin termasuk sebagai enzim α-amilase,yaitu enzim yang memecah amilum (polisakarida) menjadi

maltosa (disakarida) dan polimer kecil sakarida lainya . Enzim ini terutama dihasilkan oleh kelenjar parotis. Tetapi

Tabel 2-1. Stimulasi Sekresi Lambung

Page 4: LI 2

karena makanan berada dalam mulut tidak seberapa lama, tidak sampai 5% dari amium dapat terhidrolisis disini. Walaupun demikian, kerja ptialin dapat bertahan hingga satu jam saat makanan memasuki lambung.

Manifestasi dari kerja enzim ptialin dapat dirasakan saat kita mengunya nasi atau roti dalam waktu yang lama, maka makanan tersebut kakn semakin terasa manis dan semakin manis.

HClHCl dalah asam lambung yang disekresikan oleh dinding lambung yang merubah pH makanan menjadi asam agar kuman-kuman yang masuk bersama makanan dapat dibunuh di dalam lambung sebelum masuk ke duodenum.

Enzim amilase pankreasenzim amilase pankreas adalah enzim yangdihasilkan oleh kelenjar pankreas yang strukturnya dan fungsinya

sama dengan ptialin. Enzim ini disekresikan menuju pars descenden duodenum Dengan enzim ini, polisakarida dirubah menjadi disakarida seperti maltosa, sukrosa dan laktosa. Selanjutnya perjalanan makanan karbohidrat akan dilanjutkan ke usus halus (jejenum dan illeum).

Enzim enzim epitel usus halusTelah disebutkan di atas bahwa karbohidrat akan diserap dalam bentuk monosakarida, sedangkan setelah melewati duodenum, karbohidrat baru berbentuk disakarida. Oleh karena itu, terdapat enzim enzim pemecah disakarida menjadi monosakarida yang dihasilkan oleh epitel usus. Nama enzim ini sesuai dengan disakarida yang akan dipecah, yaitu maltase sukrase dan laktase.Setelah menjadi monosakarida, karbohidrat langsung diserap menju darah dan ditransfer ke hati untuk di koordinasi penggunaanya.

2. LemakLemak (lipid) berperan penting dalam tubuh manusia, selain sebagai energi cadangan, lemak juga berfungsi membentuk membran sel dan menghasilkan energi yang paling besar melalui proses lipolisis dan β-oksidase. Lemak akan dicerna dalam bentuk asaam lemak. Berikut ini enzim yang berpengaruh pada pencernaan lemak.

Lipase gasterLipase adalah enzim pemecah lemak, di lambung dihasilkan enzim lipase gaster untuk memecah lemak,

tetapi rata-rata proses ini tidak begitu berarti, karena pencampuran lemak dan enzim mutlak memerlukan ester-cholesterol yang dihasilkan oleh empedu yang disekresikan ke duodenum.

Lipase pankreas yang dibantu oleh cholesterol yang dihasilakan empedu.Lipase pankreas dihasilkan untuk hidrolisis lemak menjadi asam lemak, tetapi umumnya enzim bersifat hidro

filik dan lemak bersifat hidrofobik sehingga tidak dapat mencampur dan bereaksi.untuk itu diperlukan ester-cholesterol yang dapat menjadi emulgator agar lemak dan ezim dapat bercampurSetelah berhasil lemak akan diserap dan diangkut ke dalam darah. Karena lemak tidak larut air maka transportasinya memerlukan protein plasma yaitu kilomoikron, LDL (low density lipoprotein) dan HDL (high density lipoprotein).

3. ProteinProtein adalah komponen penting pertumbuhan karena sebagian besar sel terdiri dari protein. Begitupun sistem imun dan protein plasma, semuanya mutlak membutuhkan protein.Protein diabsorbsi dalam bentuk asam amaino. Berikut ini adalah enzim yang mempengaruhi pencernaan protein:

Enzim pepsinEnzim pepsin berfungsi untuk mencerna poli protein menjadi lebih sederhana, pepsin dihasilkan oleh lambung dan bekerja optimal pada pH asam (2-3) dan tidak bekerja sama sekali dalam pH di atas 5.

HClHCl dalam lambung membantu menesuaikan pH lambung agar pepsin dapat bekerja makasimal.

Page 5: LI 2

Tripsin, kimotripsin, dan karboksipolipeptidaseTripsin, kimotripsin dan karboksi polipeptidase dihasilkan oleh pankreas yang melanjutkan peranan pepsin

dan memecah protein menjadi lebih kecil lagi. Umunya saat meninggalkan lambung, protein masih berbebentuk proteosa, pepton dan olipeptida besar,kimotripsin dan tripsin dapat memecah protein menjadi polipeptida kecil dan karboksipolopeptidase dapat menghasilkan asam amino dari ujung karboksil polipeptidaTelah disebutkan semua enzim yang mempengaruhi pencernaan karbohidrat, protein dan lemak. Selain itu terdapat juga enzim lain sepeti renin pada gaster untuk memecah susu, dan enzim karnitin pada otot untuk memasukan asam lemak bebas hasil lipolisis ke dalam mithondria untuk proses beta-oksidase.

Telah disebutkan diatas, bahwa pencernaan juga dipengaruhi oleh hormon-hormon. Berikut adalah hormon hormon yang dapat mempengaruhi pencernaan.

LI 2.4 Memahami dan menjelaskan Hormon Terkait Pencernaan Gastrin

Gastirn diproduksi oleh sel yang disebut dengan sel G, di dinding lambung.Ketika makanan memasuki lambung, sel G memicu pelepasan gastrin dalam darah. Dengan meningkatnya gastrin dalam darah, maka lambung mengeluarkan asam lambung yang membantu memecah dan mencerna makanan. Ketika asam lambung yang diproduksi telah cukup untuk memecah makanan, kadar gastrin dalam darah akan kembali menurun. Jadi, pengaruh hormon ini dalam adalah mengatur pencernaan sebagai perangsang sekresi terus-menerus getah lambung. Gastrin juga dapat mempunyai pengaruh dan peran pada pancreas, hati, dan usus. Gastrin membantu pancreas memproduksi enzim untuk pencernaan dan membantu hati menghasilkan empedu. Gastrin juga membantu merangsang usus untuk membantu memindahkan makanan melalui saluran pencernaan.

Enterogastron (sekretin)Sekretin distimulus untuk produksi bubur makanan (chime) asam dalam duodenum. Pengaruh hormon ini dalam proses pencernaan yaitu merangsang pankreas untuk mengeluarkan bikarbonat, yang menetralkan bubur makanan (chime) asam dalam duodenum.

Cholecystokinin (CCK)Cholecystokinin (CCK) diproduksi di dinding duodenum. Hormon ini disekresi oleh sel epitel mukosa dari duodenum. Cholecystokinin juga diproduksi oleh neuron dalam sistem saraf enterik, dan secara luas dan berlimpah didistribusikan di dalam otak.Distimulus untuk produksi asam amino atau asam lemak dalam chime. Pengaruhnya untuk merangsang pancreas mengeluarkan enzim pancreas ke dalam usus halus, merangsang kantung empedu untuk berkontraksi, yang mengeluarkan empedu ke dalam usus halus.

GhrelinGhrelin disintesis sebagai preprohormone, lalu proteolytically diproses untuk menghasilkan suatu peptida asam amino 28. Sebuah modifikasi menarik dan unik dikenakan pada hormon selama sintesis dalam bentuk asam n-octanoic terikat ke salah satu asam amino tersebut, modifikasi ini diperlukan untuk aktivitas biologis.Sumber utama sirkulasi ghrelin adalah saluran pencernaan, terutama dari perut, tetapi juga dalam jumlah yang lebih kecil dari usus. Hipotalamus di otak adalah sumber ghrelin yang signifikan. Jumlah yang lebih kecil diproduksi di plasenta, ginjal, dan kelenjar hipofisis.

MotilinMotilin berpartisipasi dalam mengendalikan pola kontraksi otot polos pada saluran pencernaan atas. Motilin disekresi ke sirkulasi selama keadaan berpuasa pada interval kira-kira 100 menit. Kontrol sekresi motilin sebagian besar tidak diketahui, walaupun beberapa studi menunjukkan bahwa pH basa dalam duodenum merangsang rilis.

LI 3.10 Memahami dan menjelaskan Tatalaksana Sindrom Dispepsiaa. Antasid SistemikNatrium bikarbonat

Natrium bikarbonat cepat menetralkan HCl lambung karena daya larutnya tinggi. Karbon dioksida yang terbentuk dalam lambung dapat menimbulkan sendawa. Distensi lambung dapat terjadi dan dapat menimbulkan perforasi. Selain menimbulkan alkalosis metabolik, obat ini dapat menyebabkan retensi natrium dan edema. Natrium bikarbonat sudah jarang digunakan sebagai antasid. Obat ini digunakan untuk mengatasi asidosis metabolik, alkalinisasi urin, dan pengobatan lokal pruritus. Natrium bikarbonat tersedia dalam bentuk tablet 500-1000 mg. Satu gram natrium bikarbonat dapat menetralkan 12 mEq asam. Dosis yang dianjurkan 1-4 gram. Pemberian dosis besar NaHCO3 atau CaCO3 bersama susu atau krim pada pengobatan tukak peptik dapat menimbulkan sindrom alkali susu (milk alkali syndrom)

Page 6: LI 2

b. Antasid Non-sistemik Aluminium hidroksida-- Al(OH)3

Daya menetralkan asam lambungnya lambat, tetapi masa kerjanya paling panjang. Al(OH)3 bukan merupakan obat yang unggul dibandingkan dengan obat yang tidak larut lainnya. Al(OH)3 dan sediaanya Al (aluminium) lainnya dapat bereaksi dengtan fosfat membentuk aluminium fosfat yang sukar diabsorpsi di usus kecil, sehingga eksresi fosfat melalui urin berkurang sedangkan melalui tinja bertambah. Ion aluminium dapat bereaksi dengan protein sehingga bersifat astringen. Antasid ini mengadsorbsi pepsin dan menginaktivasinya. Absorsi makanan setelah pemberian Al tidak banyak dipengaruhi dan komposisi tinja tidak berubah. Aluminium juga bersifat demulsen dan adsorben.

Efek samping: Al(OH)3 yang utama ialah konstipasi. Ini dapat diatasi dengan memberikan antasid garam Mg. Mual dan muntah dapat terjadi. Gangguan absorbsi fosfat dapat terjadi sehingga menimbulkan sindrom deplesi fosfat disertai osteomalasia. Al(OH)3 dapat mengurangi absorbsi bermacam-macam vitamin dan tetrasiklin. Al(OH)3 lebih sering menyebabkan konstipasi pada usia lanjut.

Indikasi :Aluminium hidroksida digunakan untuk tukak peptik, nefrolitiasis fosfat dan sebagai adsorben pada keracunan. Antasid Al tersedia dalam bentuk suspensi Al(OH)3 gel yang mengandung 3,6-4,4% Al2O3. Dosis yang dianjurkan 8 mL. Tersedia juga dalam bentuk tablet Al(OH)3 yang mengandung 50% Al2O3. Satu gram Al(OH)3 dapat menetralkan 25 mEq asam. Dosis tunggal yang dianjurkan 0,6 gram.

Kalsium karbonatKalsium karbonat merupakan antasid yang efektif karena mula kerjanya cepat, maka daya kerjanya lama

dan daya menetralkannya cukup lama. Kalsium karbonat dapar menyebabkan konstipasi, mual, muntah, pendarahan saluran cerna dan disfungsi ginjal, dan fenomena acid rebound. Fenomena tersebut bukan berdasarkan daya netralisasi asam, tetapi merupakan kerja langsung kalsium di antrum yang mensekresi gastrin yang merangsang sel parietal mengeluarkan HCl (H+). Sebagai akibatnya sekresi asam pada malam hari akan sangat tinggi yang akan mengurangi efek netralisasi obat ini.

Efek samping : hiperkalsemia, kalsifikasi metastatik, alkalosis, azotemia, terutama terjadi pada penggunaan kronik kalisium karbonat bersama susu dan antasid lain (milk alkali syndrom).Kalsium karbonat tersedia dalam bentuk tablet 600 mg dan 1000 mg. Satu gram kalsium karbonat dapat menetralkan 21 mEq asam. Dosis yang dianjurkan 1-2 gram.

Magnesium hidroksida -- Mg(OH)2

Magnesium hidroksida digunakan sebagai katartik dan antasid. Obat ini praktis, tidak larut, dan tidak efektif sebelum obat ini berinteraksi dengan HCl membentuk MgCl2. Magnesium hidroksida yang tidak bereaksi denagn HCl akan tetap berada dalam lambung dan akan menetralkan HCl yang disekresi belakangan sehingga masa kerjanya lama. Antasid ini dan natrium bikarbonat sama efektif dalam hal menetralkan HCl.Ion magnesium dalam usus akan cepat diabsorbsi dan cepat dieksresi melalui ginjal, hal ini akan membahayakan pasien yang fungsi ginjalnya kurang baik. Ion magnesium yang diabsorbi akan bersifat sebagai antasid sistemik sehingga dapat menimbulkan alkali uria, tetapi jarang alkalosis.

Efek samping :Pemberian kronik magnesium hidroksida akan menyebabkan diare akibat efek katartiknya, sebab magnesium yang larut tidak diabsorbsi, tetapi tetap berada dalam usus dan akan menarik air. Sebanyak 5-10% magnesium diabsorbsi dan dapat menimbulkan kelainan neurologik, neuromuskular, dan kardiovaskular.

Magnesium trisiklatMagnesium trisiklat (Mg2Si3O8H2O) sebagai antasid non sistemik, bereaksi dalam lambung sebagai berikut:

Silikon dioksid berupa gel yang terbentuk dalam lambung diduga berfungsi menutup tukak. Sebanyak 7% silika dari magnesium trisiklat akan diabsorbsi melalui usus dan dieksresi dalam urin. Silika gel dan megnesium trisiklat merupakan adsorben yang baik; tidak hanya mengadsorbsi pepsin tetapi juga protein dan besi dalam makanan. Mula kerja magnesium trisiklat lambat, untuk menetralkan HCl 30% 0,1 N diperlukan waktu 15 menit, sedangkan untuk menetralkan HCl 60% 1,1 N diperlukan waktu satu jam.

Efek samping :Dosis tinggi magnesium trisiklat menyebabkan diare. Banyak dilaporkan terjadi batu silikat setelah penggunaan kronik magnesium trisiklat. Ditinjau dari efektivitasnya yang rendah dan potensinya yang dapat menimbulakan toksisitas yang khas, kurang beralasan mengunakan obat ini sebagai antasid.

Magnesium trisiklat tersedia dalam bentuk tablet 500mg; dosis yang dianjurkan 1-4 gram. Tersedia pula sebagai bubuk magnesium trisiklat yang mengandung sekurang-kurangnya 20% MgO dan 45% silikon dioksida. Satu gram magnesium trisiklat dapat menetralkan 13-17 mEq asam.

Page 7: LI 2

c. Obat Penghambat Sekresi LambungPenghambat pompa protonPenghambat pompa proton merupakan penghambat sekresi asam lambung yang lebih kuat dari AH2. Obat ini

bekerja di proses akhir pembentukan asam lambung, lebih distal dari AMP. Saat ini, yang digunakan di klinik adalah omeprazol, esomeprazol, lansoprazol, rebeprazol, dan pantoprazol. Perbedaan antara kelima obat tersebut adalah subtitusi cinci piridin dan/atau benzimidazol. Omeprazol adalah campuran resemik isomer R dan S. Esomeprazol adalah campuran resemik isomer omeprazol (S-omeprazol) yang mengalami eliminasi lebih lambat dari R-omeprazol.

Farmakodinamik. Penghambat pompa proton adalah prodrug yang memebutuhkan suasana asam untuk aktivasinya. Setelah diabsorbsi dan masuk ke sirkulasi sistemik, obat ini akan berdifusi ke parietal lambung, terkumpul di kanalikuli sekretoar, dan mengalami aktivasi di situ membentuk sulfonamid tetrasiklik. Bentuk aktif ini berikatan dengan gugus sulfhidril enzim H+, K+, ATP-ase (enzim ini dikenal sebagai pompa proton) dan berada di membran sel parietal. Ikatan ini mengakibatkan terjadinya penghambatan enzim tersebut. Produksi asam lambung berhenti 80%-95% setelah penghambatan pompa poroton tersebut.

Farmakokinetik. Penghambat pompa proton sebaiknya diberikan dalam sediaan salut enterik untuk mencegah degradasi zat aktif tersebut dalam suasana asam. Sediaan ini tidak mengalami aktivasi di lambung sehingga bio-availabilitasnya labih baik. Tablet yang dipecah dilambung mengalami aktivasi lalu terikat pada berbagai gugus sulfhidril mukus dan makanan. Bioalvailabilitasnya akan menurun sampai dengan 50% karena pengaruh makanan. Oleh sebab itu, sebaiknya diberikan 30 menit setelah makan.

Indikasi. Indikasi obat ini sama dengan AH2 yaitu pada penyakit peptik. Terhadap sindrom Zollinger-Ellison, obat ini dapat menekan produksi asam lambung lebih baik pada AH2 pada dosis yang efek sampingnya tidak terlalu mengganggu.Efek samping. Efek samping yang umum terjadi adalah mual, nyeri perut, konstipasi, flatulence, dan diare. Dilaporkan pula terjadi miopati subakut, atralgia, sakit kepala, dan ruam kulit.

Sediaan dan posologi. Omeprazol tersedia dalam bentuk kapsul 10 mg dan 20 mg, diberikan 1 kali/hari selama 8 minggu. Esomeprazol tersedia dalam bentuk salut enterik 20 mg dan 40 mg, serta sediaan vial 40 mg/10 ml. Pantoprazol tersedia dalam bentuk tablet 20 mg dan 40 mg.

d. Antagonis Reseptor H2

Antagonis reseptor H2 bekerja menghambat sekresi asam lambung. Burinamid dan metiamid merupakan antagonis reseptor H2 yang pertama kali ditemukan, namun karena toksik tidak digunakan di klinik. Antagonis reseptor H2 yang ada saat ini adalah simetidin, ranitidin, famotidin, dan nizatidin.

Farmakodinamik : Simetidine dan ranitidine menghambat reseptor H2 secara selektif dan reversibel. Perangsangan reseptor H2 akan merangsang sekresi cairan lambung, sehingga pada pemberian simetidin atau ranitidin sekresi cairan lambung dihambat.

Farmakokinetik : Bioavaibilitas oral simetidin sekitar 70%, sama dengan setelah pemberian IV atau IM. Absorpsi simetidin diperlambat oleh makanan. Absorpsi terjadi pada menit ke 60-90. Masa paruh eliminasi sekitar 2jam. Bioavaibilitas ranitidin yang diberikan secara oral sekitar 50% dan meningkat pada pasien penyakit hati. Pada pasien penyakit hati masa paruh ranitidin juga memanjang meskipun tidak sebesar pada gagal ginjal. Kadar puncak plasma dicapai dalam 1-3 jam setelah pengguanaan 150 mg ranitidin secara oral, dan yang terikat protein plasma hanya 15%.Sekitar 70% dari ranitidin yang diberikan IV dan 30% dari yang diberikan secara oral diekskresi dalam urin

Indikasi :Simetidin dan ranitidin diindikasikan untuk tukak peptik. Antihistamin H2 sama efektif dengan pengobatan itensif dengan antasid untuk penyembuhan awal tukak lambung dan duodenum. Juga bermanfaat untuk hipersekresi asam lambung pada sindrom Zollinger-Ellison.Penggunaan antihistamin H2 dalam bidang dermatologi seringkali digunakan ranitidin atau simetidin untuk pengobatan gejala dari mastocytosis sistematik, sperti urtikaria dan pruritus. Pada beberapa pasien pengobatan digunakan dosis tinggi.

e. ProkinetikYang termasuk obat golongan ini adalah bathanecol, metoklopramid, domperidon, cisapride. BathanecolTermasuk obat kalinomimetik yang menghambat asetilkolin esterase. Obat ini dipakai untuk mengobati

penderita dengan refluks gastroesophageal, makanan yang dirasa tidak turun, transit oesophageal yang

Page 8: LI 2

melantur, gastroparesis, kolik empedu. Efek sampingnya cukup banyak, terutama pada aksi parasimpatis sistemik, di antaranya adalah sakit kepala, mata kabur, kejang perut, nausea dan vomitus, spasme kandung kemih, berkeringat. Oleh karena itu, obat ini mulai tidak digunakan lagi.

MetoklopramidSecara kimia, obat ini ada hubungannya dengan prokainamid yang mempunyai efek anti-dopaminergik dan

kolinomimetik. Jadi, obat ini berkhasiat sentral maupun perifer. Khasiat metoklopramid antara lain:- meningkatkan pembedaan asetilkolin dari saraf terminal postganglion kolinergik,- merangsang reseptor muskarinik pada asetilkolin, dan- merupakan reseptor antagonis dopaminEfek samping : yang ditimbulkan oleh obat ini antara lain reaksi distonik, iritabilitas atau sedasi, dan efek

samping ekstrapiramidal karena efek antagonisme dopamin sentral dari metoklorpamid. Pemberian dosis tinggi pada anak dapat menyebabkan hipertonis dan kejang.

DomperidonDomperidon merupakan derivat benzimidazol. Karena domperidon merupakan antagonis dopamin perifer dan

tidak menembus sawar darah otak, maka tidak mempengaruhi reseptor dopamin saraf pusat, sehingga mempunyai efek samping yang rendah daripada metoklopramid.

Pemberian obat ini akan meningkatkan tonus sphincter oesophagus bagian bawah sehingga mencegah terjadinya refluks gastroesophagus. Obat ini akan meningkatkan koordinasi antroduodenal, dan memperbaiki motilitas lambung yang sedang terganggu, yaitu dengan jalan meningkatkan kontraktiliitas serta menghambat relaksasi lambung sehingga pengosongan lambung akan lebih cepat.

Indikasi :Domperidon bermanfaat untuk pengobatan dispepsia yang disertai masa pengosongan yang lambat, refluks gastroesophagus, anoreksia nervosa, gastroparesis. Demikian pula bermanfaat sebagai obat antiemetik pada penderita pasca-bedah, bahkan efektif sebagai pencegah muntah pada penderita yang mendapat kemoterapi.

Efek samping :lebih rendah daripada metoklopramid, yaitu mulut kering, kulit gatal, diare, pusing. Pada pemberian jangka panjang atau dosis tinggi, efeknya akan meningkatkan sekresi prolaktin, dan dapat menimbulkan ginekomasti pada pria, serta galaktore dan amenore pada wanita.

CisaprideCisapride merupakan derivat benzidamide dan tergolong obat prokinetik baru yang mempunyai khasiat

memperbaiki motilitas seluruh saluran cerna. Obat ini mempunyai spektrum yang luas.Efek samping: yang ditimbulkannya yaitu borborigmi, diare, dan rasa kejang di perut yang sifatnya sementar.

f. Sitoprotektive agentAgen Cytoprotective merangsang produksi lendir dan meningkatkan aliran darah ke seluruh lapisan saluran

pencernaan. Agen ini juga bekerja dengan membentuk lapisan yang melindungi jaringan ulserasi. Contoh agen Cytoprotective termasuk misoprostol dan sukralfat.

Misoprostol (Cytotec)Misoprostol merupakan analog prostaglandin yang dapat digunakan untuk menurunkan kejadian tukak

lambung dan komplikasi jangka panjang pengguna NSAID yang berisiko tinggi.Sukralfat (Carafate)Sukralfat mengikat dengan protein bermuatan positif dalam eksudat dan membentuk zat perekat kental yang

melindungi lapisan GI terhadap pepsin, asam lambung, dan garam empedu. Hal ini digunakan untuk jangka pendek pengelolaan bisul.

g. Antibiotik H pyloriPPI rejimen berbasis terapi tiga untuk H pylori terdiri dari PPI, amoksisilin, dan clarithromycin selama 7-14

hari. Sebuah durasi yang lebih lama tampaknya menjadi lebih efektif dan saat ini perawatan yang dianjurkan.Amoksisilin harus diganti dengan metronidazol dalam penisilin-alergi pasien saja, karena tingginya tingkat resistensi metronidazol. Pada pasien dengan ulkus rumit disebabkan oleh H pylori, pengobatan dengan PPI di luar kursus 14-hari antibiotik dan sampai konfirmasi pemberantasan H pylori dianjurkan.