Lengkap Bab 1, 2, 3,4

138
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Data dari 75 negara, yang mencakup lebih dari 95 persen kematian ibu dan anak di seluruh dunia, telah dikumpulkan dan dianalisis.Kematian ibu telah turun 47 persen selama dua dekade terakhir. Dari 75 negara, 9 negara telah berada di jalur yang benar untuk mencapai target MDG. Akan tetapi, lebih dari 25 negara lain hanya membuat sedikit sekali kemajuan. Kematian ibu dan anak memang sudah jauh lebih sedikit, tetapi masih banyak ibu dan anak yang menderita.Sejak tahun 1990, kematian ibu menurun hampir setengahnya, bahkan di Guinea-Ekuatorial, Nepal, dan Vietnam telah mencapai 75 persen. Meski demikian, setiap dua menit, di suatu tempat di dunia, seorang ibu meninggal akibat komplikasi kehamilan dan kemungkinan bayinya yang baru lahir untuk bertahan hidup sangat rendah.Selain itu, terdapat 20-30 macam masalah medis yang signifikan dan kadang-kadang bersifat kronis terkait dengan kehamilan ibu.Saat ini, cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga medis di seluruh Indonesia baru mencapai 57 persen. Setiap tahun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan 4,5 juta orang ibu melahirkan di seluruh Indonesia. Sekitar 15.000 orang ibu mengalami komplikasi yang menyebabkan kematian.Akibat 1 | Page

Transcript of Lengkap Bab 1, 2, 3,4

Page 1: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Data dari 75 negara, yang mencakup lebih dari 95 persen kematian ibu dan anak

di seluruh dunia, telah dikumpulkan dan dianalisis.Kematian ibu telah turun 47 persen

selama dua dekade terakhir. Dari 75 negara, 9 negara telah berada di jalur yang benar

untuk mencapai target MDG. Akan tetapi, lebih dari 25 negara lain hanya membuat

sedikit sekali kemajuan.

Kematian ibu dan anak memang sudah jauh lebih sedikit, tetapi masih banyak ibu

dan anak yang menderita.Sejak tahun 1990, kematian ibu menurun hampir setengahnya,

bahkan di Guinea-Ekuatorial, Nepal, dan Vietnam telah mencapai 75 persen.

Meski demikian, setiap dua menit, di suatu tempat di dunia, seorang ibu

meninggal akibat komplikasi kehamilan dan kemungkinan bayinya yang baru lahir untuk

bertahan hidup sangat rendah.Selain itu, terdapat 20-30 macam masalah medis yang

signifikan dan kadang-kadang bersifat kronis terkait dengan kehamilan ibu.Saat ini,

cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga medis di seluruh Indonesia baru mencapai

57 persen. Setiap tahun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan 4,5 juta

orang ibu melahirkan di seluruh Indonesia. Sekitar 15.000 orang ibu mengalami

komplikasi yang menyebabkan kematian.Akibat cakupan kasus kebidanan yang memiliki

komplikasi dan ditangani baru 17 persen, angka kematian ibu masih 334 per 100.000

kelahiran hidup.

Artinya pada penanganan mengenai AKB dan AKI ini berkaitan erat dengan

dunia keperawatan maternitas.Keperawatan maternitas merupakan pelayanan

keperawatan profesional yang ditujukan kepada wanita usia subur yang berkaitan dengan

masa diluar kehamilan, masa kehamilan, masa melahirkan, masa nifas sampai enam

minggu, dan bayi yang dilahirkan sampai berusia 40 hari beserta keluarganya. Pelayanan

berfokus pada pemenuhan kebutuhan dasar dalam melakukan adaptasi fisik dan

psikososial dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan. (CHS/KIKI, 1993).

Berfokus pada pada pemenuhan kebutuhan dasar dalam beradaptasi secar fisik

dan psikososial untuk mencapai kesejahteraan keluarga dengan menggunakan pedekatan

proses keperawatan. Setiap individu mempunyai hak untuk lahir sehat maka setiap

individu berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas.Disamping itu

1 | P a g e

Page 2: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

asuhan keperawatan yang diberikan bersifat holistic dengan selalu menghargai klien dan

keluarganya serta menyadari bahwa klien dan keluarganya berhak menentukan

perawatan yang sesuai untuk dirinya.

Keperawatan Maternitas merupakan persiapan persalinan serta kwalitas

pelayanan kesehatan yang dilakukan dan difokuskan kepada kebutuhan bio-fisik dan

psikososial dari klien, keluarga , dan bayi baru lahir. (May & Mahlmeister, 1990).

Dimana keperawatan Maternitas merupakan sub system dari pelayanan kesehatan

dimana perawat berkolaborasi dengan keluarga dan lainnya untuk membantu beradaptasi

pada masa prenatal, intranatal, postnatal, dan masa interpartal. (Auvenshine & Enriquez,

1990).

Asuhan keperawatan yang diberikan bersifat holistik dengan selalu menghargai

klien dan keluarganya serta menyadari bahwa klien dan keluarganya berhak menentukan

perawatan yang sesuai untuk dirinya. Kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan

advokasi dan mendidik WUS dan melakukan tindakan keperawatan dalam mengatasi

masalah kehamilan, persalinan dan nifas, membantu dan mendeteksi penyimpangan-

penyimpangan secara dini dari keadaan normal selama kehamilan sampai persalinan dan

masa diantara dua kehamilan, memberikan konsultasi tentang perawatan kehamilan,

pengaturan kehamilan, membantu dalam proses persalinan dan menolong persalinan

normal, merawat wanita masa nifas dan bayi baru lahir sampai umur 40 hari menuju

kemandirian, merujuk kepada tim kesehatan lain untuk kondisi-kondisi yang

membutuhkan penanganan lebih lanjut.

Asuhan keperawatan maternitas yang terbagi kedalam tiga kelompok diantaranya

memiliki perawatan khusus pada masing-masing bagian. Prenatal Care/ Asuhan prenatal

care adalah suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi dan penanganan

medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang

aman dan memuaskan (pada beberapa kepustakaan disebut sebagai Prenatal Care).

Intranatal / Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan

plasenta) yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina kedunia luar.Persalinan

normal adalah suatu proses dimana janin cukup bulan,dengan presentasi belakang kepala,

masuk melalui jalan lahir sesuai dengan kurva partopgraf normal dan lahir secara

spontan.

Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta lahir dan

berakhir ketika alat-alat kandung kembali seperti keadaan semula (sebelum hamil) yang

berlangsung kurang lebih 6 minggu.

2 | P a g e

Page 3: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

B. Rumusan Masalah

Adapun Rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah sebagai

berikut:Konsep Keperawatan Maternitas dan Asuhan Keperawatan Maternitas

C. Tujuan Pembahasan

1. Tujuan Umum

Agar mahasiswa dapat mengerti dan memahami tentang asuhan keperawatan

maternitas.

2. Tujuan Khusus

Mahasiswa dapat mengerti tentang :

a) Asuhan keperawatan maternitas pada masa prenatal

b) Asuhan keperawatan maternitas pada masa intranatal

c) Asuhan keperawatan pada masa post natal

3 | P a g e

Page 4: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP KEHAMILAN / PRENATAL

Periode kehamilan adalah periode persiapan, baik secara fisik yaitu pertumbuhan

janin dan adaptasi maternal, maupun secara psikologis yakni adaptasi menjadi orang tua

(Klien, 2000). Hamil merupakan tugas perkembangan keluarga secara normal tapi dapat

menimbulkan krisis jika tidak mendapat dukungan yang adequat, menjadi orang tua

adalah salah satu krisis matuarasi dalam kehidupan sekaligus merupakan masa

perkembangan tanggung jawab dan perhatian terhadap orang lain. Periode ini juga

merupakan masa intensif bagi orang tua dan orang terdekat dengan mereka dan juga

merupakan kesempatan untuk mengembangkan persatuan keluarga (FIK, 2000).

Masa Pranatal adalah masa konsepsi atau masa pertumbuhan, masa pembuahan

sampai dengan masa pertumbuhan dan perkembangan individuyaitu pada saat pembuatan

telur pada ibu oleh spermazoa pada ayah, bila spermatozoa pada laki-laki memasuki

ovum pada perempuan terjadilah konsepsi atau pembuahan, terjadinya pembuahan

semacam ini biasanya berlansung selama 280 hari, perkembangan pokok pada masa ini

ialah perkembangan fisiologis berupa pembentukan struktur tubuh.

Ilmu pengetahuan empiris baru mengetahui adanya sel telur dan sel sperma pada

abad ke 17 yaitu setelah van leewenhoef berhasil menciptakan lensa pembesarnya, akan

tetapi ilmu samawi ( pengetahuan yang didapat melalui wahyu Allah ) telah mengetahui

adanya sel telur dan sperma sejak abad ke 7 yang di istilahkan dengan nutfah.

B. Tanda dan gejala kehamilan 

1. Persumtif Sign ( subyektif)

a) Amenorhoe ( tidak mendapat haid).

b) mual muntah (morning sicknes) merupakan respon awal terhadap tingginya

kadar progesterone dan menghilang setelah tiga bulan.

c) letih,sakit kepala.

d) merasakan gerakan janin terjadi sekitar 22 minggu gestasi atau 20 minggu pada

wanita hamil pertama.

e) perubahan pada mamae.

4 | P a g e

Page 5: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

f) frekuensi berkemih meningkat karena adanya kongesti darah pada organ-organ

pelvic sehingga meningkatkan sensitivitas jaringan.tekanan uterus pada kandung

kencing menstimulasi saraf sehingga BAK.

g) lekore/keputihan peningkatan sekresi vaginal oleh efek stimulai hormone

estrogen dan progesterone pada kelenjar dan peningkatan suplay darah ke pelvic

.

2. Probabilitas ( objektif)

a) Pembesaran uterus.

b) Melunaknya daerah isthmus uteri (hegar sign) diketahui melalui pemeriksaan

bimanual dan mulai terlihat pada minggu ke 6 dan menjadi nyata pada minggu

ke 7-8.

c) Servik terasa lebih lunak (tanda Goodell”s) diketahui melalui pemeriksaan

bimanual.

d) Tanda ballotemen : pantulan yang terjadi saat jari pemeriksa mengetuk janin

yang mengapung dalam uterus,bayi menjauh kemumudian ke posisi semula.

e) Kontraksi Braxton hicks yaitu kontraksi intermiten yang mungkin terjadi selama

hamil dan tidak terasa sakit.

f) Perubahan warna kulit oleh

Chloasma : warna kulit yang kehitam-hitaman pada dahi,punggung hidung

dan kulit daerah tulang pipi terutama pada warna kulit hitam hal ini

disebabkan oleh stimulasi MSH ( Melanosyt Stimulating Hormone).

Striae gravidarum ;regangan kulit abdomen terlihat garis tak teratur.

Hcg(Human Chronic Gonadotropin) meningkat

3. Tanda positif kehamilan

a) Terdengar DJJ. DJJ dapat didengar dengan stetoskop laenec pada minggu 17-

18. Dengan stetoskop ultrasonik (doppler), DJJ dapat didengarkan lebih awal

lagi, sekitar minggu ke-12. Normal DJJ 120-160 kali permenit.

b) adanya gerakan janin pada palpasi

c) Teraba bagian janin pada palpasi

d) Adanya kantong kehamilan (gestasional sac) dalam rongga uterus pada

pemeriksaan USG ,adanya skelet janin pd gmbr X Ray

e) Tes Kehamilan :Tes hCG ( hormone chorionic gonadotropin). Dilakukan

dengan mendeteksi hormone hCG dalam urin.kadar terendah yang memberi

hasil positif yaitu 0,5 hCG per ml urin, kadar tertinggi 500 SI hCG.

5 | P a g e

Page 6: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

C. ADAPTASI FISIOLOGIS DAN PSIKOLOGIS KEHAMILAN

1. Perubahan fisiologis

a) Uterus

Ukuran dan berat uterus bertambah,kontraksi Braxton Hicks pd akhir

trimester Bertambah besar,P;32 cm,L;21 cm,ukuran muka belakang 22 cm.

b) Postur tubuh

Tubuh akan mengalami lordosis.

c) Perubahan dalam tubuh

Metabolisme

o BMR meningkat 15-20%,umumnya pd trimester IIII

o Sering haus,nafsu makan bertambah

o Kenaikan BB 6,5-16,5 kg (rata-rata 12,5 kg)

System sirkulasi

o Vol darah meningkat 25% scr fisiologis dengan puncak kehamiln 32

minggu.

o Peningkatan CO +_30%

o Eritrosit meningkat

o Plasma darah meningkat,leukosit meningkat sampai

10.000/ml3,trombosit ↑

o Protein albumin,gama globulin ↓ pd trimester I dan pada akhir

kehamilan

o LED ↑ 4 X

System respirasi

o Sesak nafas,nafas pendek ditemukan pd kehamilan > 32 minggu

System Gastrointestinal

o Nausea kadang sampai emesis

o Morning siknes

o Konstipasi

Sistrem urinaria

o Sering kencing pd trimester I dan III

6 | P a g e

Page 7: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

System endokrin

o HCG ↑,estrogen dan progesterone serta relaxtin meeningkat

o Hormone melanotropic me

o Tiroid membesar tetapi hormone yang dihasilakn tetap sama

o Kleenjar paratiroid ukuranya membesar pd mgg ke 15-30

o Kelenjar adrenal ukuranya meningkat terutama pd kortek.

System persyarafan

o Perubahan postur tubuh

o Tingling dan kaku pd semua bagian tangan dan jari

Sistem musculoskeletal

o nyeri punggung krn perubahan postur tubuh

o kram otot tungkai dan kaki bd metabolisme a dan fosfor

2. Perubahan psikologis

a) Persepsi ibu tentang kehamilan dan pengaruh kebudayaan

b) Pasangan dan keluarga (perubahan identitas/peran)

c) Penyesuaian lanjut pada kehamilan

Trimester I :Terjadi krisis

Trimester II :Pengalaman menyenangkan,menggunakan pikiran dan

energi lebih konstruktif,ibu merasakan gerakan bayi (quickening) pertama

kali.Dorongan psikologis yang besar

Trimester III :Klimaks kegembiraan emosi karena kelahiran bayi

Respon Psikologi Trimester 1

Reaksi psikologis dan emosi yang biasanya timbul pada wanita terhadap

kehamilan :

Kecemasan

Kegusaran

Ketakutan

Perasaan panik

7 | P a g e

Page 8: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

Dalam pikiran wanita, kehamilan merupakan ancaman, kegawatan,

ketakutan dan bahaya bagi dirinya.Sehingga tak jarang terdapat beberapa

wanita yang pada awal kehamilannya tidak hanya bersikap menolak

kehamilan, tapi juga berusaha untuk menggugurkan kandungannya, bahkan

ada yang mencoba untuk bunuh diri.

Gambaran respon terhadap rasa tidak pasti

Selama beberapa minggu kehamilan seorang wanita ragu, apakah ia

benar-benar hamil/tidak. Sehingga wanita tersebut berusaha untuk

membuktikan kehamilannya, dengan cara mengamati perubahan tubuh dengan

seksama, mencari tanda-tanda kehamilan, membahas ketidakpastian dengan

keluarga, teman tentang kemungkinan hamil dan untuk memastikannya wanita

melakukan tes kehamilan (periksa ke bidan, tes urin, USG dan lain-lain)

Reaksi terhadap ketidakpastian hamil

Respon terhadap ketidakpastian hamil bersifat sangat individual hal ini

bergantung dari masing-masing wanita, ada yang menjadi sangat bergembira

dengan berita kehamilannya karena memang sangat dinanti-nantikan dan

sudah direncanakan sebelumnya, ada pula yang merasakan takut terhadap

adanya kemungkinan kehamilan dan mengharapkan bukan petunjuk adanya

kehamilan saat ini.Biasanya wanita tersebut mencari kepastian dari dokter atau

pun bidan dalam waktu 12 minggu pertama tidak haid dan mengharap bukan

petunjuk adanya kehamilan saat ini.

Gambaran ambivalensi

Kebanyakan wanita menunjukan ambivalen terhadap kehamilannya

Ada yang merasa saat ini bukan waktu yang tepat untuk hamil

Sekalipun kehamilan diharapkan/direncanakan sering kali wanita

mengatakan tidak berfikir akan hamil secepat itu

Wanita merasa belum siap dengan kehamilannya

Wanita sering ingin tidak hamil sampai tercapai suatu tujuan

tertentu/bila rencananya sudah matang

8 | P a g e

Page 9: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

Beberapa hal yang belum diketahui wanita sebagai calon ibu

Apa arti kehamilan, dalam pengertian terjadinya perubahan dalam

kehidupan

Apa yang dapat wanita tersebut berikan sebagai hasil dari kehamilan

Pada kehamilan yang pertama, seorang wanita mungkin saja khawatir

tentang bertambahnya tanggung jawab

Wanita tersebut tidak yakin terhadap kemampuannya sebagai orang tua

yang baik

Beberapa wanita yang sudah mempunyai anak akan mencemaskan

kehamilannya akan mempengaruhi hubungannya dengan anak-anaknya

yang lain yang juga sebagai calon kakak dari janin yang dikandungnya

Wanita juga mencemaskan kehamilannya akan mempengaruhi

hubungannya dengan suami

Diri sebagai fokus utama

Pada awal kehamilan fokus utama wanita hanya pada dirinya sendiri dan

bukan pada janinnya

Respon fisik, seperti mual dan letih, sebenarnya isyarat sesuatu telah terjadi

pada dirinya, walaupun kepastian tentang janin belum menentu dan tidak

nyata

Berat badan ibu belum bertambah

Wanita lebih sering mengatakan “Saya hamil” daripada “Saya akan

mempunyai anak”

Perubahan fisik dan meningkatnya derajat hormonal dapat menyebabkan

emosi menjadi labil

Mood berubah dengan cepat, dari gembira menjadi mudah tersinggung

Ibu yang optimis menjadi lebih ingin tidur

Menunda pekerjaan

Keadaan perubahan itu membingungkan pasangan yang ingin ikut

mempertahankan kestabilan hubungan

Peran bidan membantu menerangkan pada pasangan bahwa perubahan

mood merupakan hal yang normal dan jangan dijadikan sebagai masalah

yang tidak terselesaikan

Respon Psikologi Trimester 2

9 | P a g e

Page 10: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

Konsep abstrak kehamilan menjadi identifikasi nyata

Perut menjadi membesar

Gerakan janin terasa (quickening) dan gerakan ini merupakan peristiwa

penting karena gerakan janin yang lembut ini menandakan bahwa

kehidupan terjadi dalam rahim,

Saat memeriksakan diri kepada bidan terdengar suara denyut jantung janin

ataupun melihat janin bergerak-gerak saat melakukan USG ke dokter

Wanita sudah dapat menyesuaikan diri dengan kenyataan

Wanita mulai memikirkan, janin merupakan bagian dari dirinya yang secara

keseluruhan bergantung kepadanya sehingga wanita berusaha untuk

mengkonsumsi makanan yang bergizi yang dapat bermanfaat bagi tumbuh

kembang janinnya, istirahat yang cukup dan lain-lain

Sekarang wanita tersebut mengatakan “Saya akan mempunyai bayi”

Perubahan fisik

Perubahan fisik sudah jelas terlihat

Pada wanita yang mendambakan kehamilan, adanya janin menjadi terasa

“nyata” baginya

Rahim membesar dengan cepat dan teraba

Berat badan bertambah

Perubahan pada payudara

Janin sebagai fokus utama

Pada trimester ini janin sebagai fokus utama

Ibu hamil biasanya merasa sehat

Ketidaknyamanan pada trimester pertama biasanya berkurang

Perubahan dari ukuran dirinya tidaklah merubah kegiatannya

Wanita ingin memiliki janin sehat

Mencari informasi tentang dietari (makanan yang cocok untuk ibu hamil

dan janin)

Mencari informasi tentang tumbuh kembang janin

Wanita tersebut berusaha untuk tetap energik

Kebanyakan wanita menyadari kemampuannya untuk melindungi janinnya

yang dimanifestasikan dalam bentuk narsisme dan introversi

Kesan tubuh (body image)

10 | P a g e

Page 11: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

Positif

Dapat menerima perubahan tubuh yang cepat dari sebelum hamil menjadi

hamil, dari yang ramping menjadi lebih gemuk.Perubahan tubuh

menunjukan pertumbuhan janin, sebagai kebanggaan diri dan pasangan

Negatif

Perubahan tubuh disertai striae (gurat-gurat/garis-garis pada perut)

kehamilan dan hiperpigmentasi (perubahan warna pada kulit, dimana kulit

menjadi lebih gelap).Menurunnya daya tahan tubuh, ketidaknyamanan

pelvis (panggul) dan perut bagian bawah

Perubahan dalam seksualitas

Tidak dapat diduga, dapat meningkat/menurun/tidak berubah

Kenyamanan fisik/ketenteraman sejalan dengan keinginan aktivitas seks

Rasa takut keguguran seperti disebabkan menghindari hubungan seksualitas

terutama yang berpengalaman kehilangan kehamilan

Rasa bersalah berkembang ke arah ansietas (kecemasan) bila aktivitas

seksual dikurangi

Respon Psikologi Trimester 3

Wanita sudah dapat menyesuaikan diri

Kehidupan psikologik-emosional dikuasai oleh perasaan dan pikiran

mengenai persalinan yang akan datang

Pikiran dan perasaan akan tanggung jawab sebagai ibu yang akan mengurus

anaknya

Persiapan perawatan bayi sudah disiapkan di rumah

Ibu telah siap merawat bayi

Kedua orangtua telah siap untuk memeranklan masing-masing perannya.

Persiapan Menjadi Ibu

Menerima kenyataan biologik pada kehamilan bahwa dirinya hamil

Menerima pertumbuhan janin

11 | P a g e

Page 12: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

Kesiapan kelahiran dan menjadi orangtua

Persiapan Menjadi Ayah

Fase Pemberitahuan

Terjadi beberapa minggu, fase ini dapat menerima

Fase Penundaanase menrima dan menyadari bahwa ia akan mempunyai

bayi, laki-laki tampak sadar dalam rencana hidup

Fase Perhatian

Saat ayah aktif dalam kehamilan dan hubungan dengan anak serta menyadari

perannya sebagai kepala keluarga

Adaptasi Sibling

0-2 tahun : tidak sadar dengan kehamilan ibunya dan belum tahu

terhadap penjelaan

2-4 tahun : berespon terhadap perubahan tubuh ibu dan tingkah lakunya

4-5 tahun : senang mendengarkan denyut jantung janin dan belajar

perkembangan bayi

Sekolah : menerima kenyataan dan mengerti bagaimana menerima

kehamilan serta persalinan

Adolescence : negatifistik terhadap senang akan penampilan ibunya

Ketidaknyamanan Ibu Hamil

Trimester I

Nausea vomiting, rasa kellahan dan rasa kurang energi, dinamika psikososial,

amenore, BB naik dan perubahan mood

Trimester II

Rasa nyeri ulu hati, pembengkakan pada bagian tubu, pusing, perubahan kulit

dan kram pada kaki

Trimester III

Keluar cairan vagina, bengkak, sesak nafas, varises, merasa kepanasan,

kontraksi perut, konstipasi, sering BAK dan gangguan tidur.

Persiapan Kehamilan

Menjaga agar asupan nutrisi dan berat badan normal

Berhenti merokok

Konsumsi asupan bergizi mengandung asam folat

12 | P a g e

Page 13: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

Tidur berkualitas

Rutin memeriksa kesehatan reproduksi dan kehamilan

D. ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL

I. PENGKAJIAN

1. Anamnesa

a. Ciptakan hubungan terapeutik perawat dank lien.

b. Ada Planing terlebih dahulu.

c. Tujuan komunikasi pada topik tertentu : untuk mengumpulkan data,

interpretasi pasien terhadap status kesehatan ( data Subyektif), hasil observasi

perawat.

Subyektif data meliputi :identitas, Keluhan utama ,HPHT,riwayat kesehatan

saat ini, Riwayat kehamilan saat ini, riwayat persalinan yang lalu,riwayat

kontrasepsi,riwayat kesehatan keluarga,riwayat psikososial,persiapan

persalinan.

1. Pemerikasaan fisik Ibu Hamil

o Persiapan Alat

- Timbangan BB

- Pengukur tinggi badan

- Tensi meter

- Stetoskop

- Monokuler atau linec

- Meteran atau midline

- Hamer reflek

- Jangka panggul

o Pemeriksaan fisik

- penampilan umum (postur tubuh,penampilan,kesadaran)

- TTV (TD,Nadi,RR,BB,TB)

- Muka dan kepala

Muka : ada tidaknya edema, cloasma gravidarum.

Mata : ada tidaknya anemis pada konjungtiva, ikhterik pada sclera.

Mulut : bibir pucat/tidak, kelembaban bibir, stomatitis,ginggivitis,

adakah gigi yang tanggal, caries gigi, bau mulut.

13 | P a g e

Page 14: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

- Leher : ada pembesaran kelenjar thyroid/tidak, pembesaran slauran

limfe.

- Dada

Paru.

Jantung.

Payudara : adakah benjolan/tidak,ksimetrisan, putting susu

menonjol/datar/masuk, ASI sudah keluar/belum, kebersihan areola

mamae.

- Abdomen

Sebelum memulai pemeriksaan abdomen, ibu dianjurkan untuk

mengosongkan kandung kemihnya bila perlu.

Periksa bentuk perut (melintang,memanjang,asimetris), linea

alba,striae gravidarum,luka bekas operasi,gerakan janin,DJJ).

Pemeriksaan palpasi leopod I - IV

Tekhnik Leopod :

Leopod I : untuk mengetahui tinggi fundus uteri dan bagian yang

berada pada bagian fundus,usia kehamilan.

Cara : - pasien tidur telentang.

Perawat berdiri disebelah kanan pasien pandangan ke pasien

Gunakan kedua tangan, dorong fundus uteri ke tengah ( kiri-

kanan)

Gunakan 1 tangan kiri untuk menekan f.u tangan kanan

memegang perut.

Ukur tinggi fundus uteri, dari simpissi pubis sampai fundus

uteri.

Leopod II : untuk mengetahui letak janin memanjang atau

melintang dan bagian janin yang teraba disebelah kiri atau kanan.

Cara : kedua telapak tangan menekan uterus dari kiri-

kanan,jari kearah kepala pasien, mencari sisi bagian besar

( biasanya punggung) janin atau mungkin bagian keras bulat

(kepala) janin.

Leopod III : untuk mengetahui bagian janin yang ada

dibawah (presentasi).

14 | P a g e

Page 15: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

Cara : Satu tangan meraba bagian janin apa yang terletak

dibawah ( diatas sympisis) sementara tangan lainya menahan

fundus untuk fiksasi.

Leopod IV : untuk mengetahui apakah bagian bawah janin

sudah masuk ke panggul/belum.

Cara : Kedua tangan menekan bagian bawah uterus dari kiri-

kanan, jari kearah kaki pasien,untuk konfirmasi bagian terbawah

janin dan menentukan apakah bagian tersebut sudah

masuk/melewati pintu atas panggul (biasanya inyatakan dengan

satuan X/5).jika memungkinkan dalam palpasi diperkirakan

taksiran berat janin

- Ekstremitas

Atas : oedem,refleks bisep/trisep,skin fold,tonus otot

Bawah : oedem,reflek patella,reflek homman sign,kekuatan

tonus otot,kram kaki.

- Vulva- vagina

Luka/benjolan,edema pd vulva/vagina,leukore,keluaran

cairan/darah dari jalan lahir,hemoroid,tanda Chadwick,godell

sign,hegar sign.

2. Pemeriksaan Penunjang

- PP tes

- X ray

- USG

2. RENCANA KEPERAWATAN ANTENATAL CARE (ANC)

No Diagnosa PERENCANAAN

15 | P a g e

Page 16: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

Keperawatan TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

1. Cemas b.d.

Situasi krisis.

Klien menunjukkan

kontrol kecemasan

dengan kriteria:

1.    Dapat

mengidentifikasi,

verbalisasi, dan

mendemonstrasika

n teknik

menurunkan

kecemasan.

2.    Menunjukkan

postur,

ekspresi wajah,

perilaku, tingkat

aktivitas yang

menggambarkan

kecemasan

menurun.

3.    mampu

mengidentifikasi

dan verbalisasi

penyebab cemas.

1.    Reduksi kecemasan

a.  Kaji tingkat

kecemasan dan respon

fisiknya.

b.    Gunakan kehadiran,

sentuhan (dengan ijin),

verbalisasi untuk

mengingatkan klien

tidak sendiri.

c.     Terima pasien dan

keluarganya apa

adanya.

d.    Gali reaksi personal

dan ekspresi cemas.

e.    Bantu

mengidentifikasi

penyebab.

f.      Gunakan empati

untuk mendukung

orang tua.

g.    Anjurkan untuk

berfikir positif.

Cemas bersifat

individual. Secara normal

merupakan respon fisik

dan psikologis terhadap

perubahan internal dan

eksternal.

Memberikan dukungan

dan ketersediaan

komunikasi.

Akan merasa

aman.Mungkin dapat

menurunkan cemas.

Membantu untuk

mereevaluasi terapi dan

penatalaksanaaan yang

diberikan.

Cemas merupakan

respon negatif terhadap

bahaya.

Membantu menurunkan

kecemasan.

Jika ancaman dihentikan

16 | P a g e

Page 17: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

h.    Intervensi terhadap

sumber cemas.

i.      Jelaskan aktivitas,

prosedur.

j.      Gali koping klien.

k.     Ajarkan tanda-tanda

kecemasan.

l.      Bantu orang tua

mendefinisikan tingkat

kecemasan.

m.   Ajarkan teknik

distraksi dan relaksasi.

n.    Ajarkan teknik

manajemen cemas.

respon cemas akan

berhenti.

Ketidaktentuan dan tidak

adanya prediksi

menyokong terjadinya

cemas.

Metode koping dapat

membantu menurunkan

kecemasan.

Informasi merupakan

kekuatan dan

menurunkan kecemasan.

Menentukan tindakan

lanjut.

Terbukti efektif

menurunkan kecemasan.

2. Ketidakseimba

ngan nutrisi:

Kurang dari

kebutuhan

tubuh b.d.

Perubahan

fisiologis

kehamilan.

Status nutrisi klien

seimbang dengan

kriteria:

1.    BB stabil.

2.    Turgor kulit

membaik.

3.    Intake makanan

meningkat.

a.    Timbang BB sesuai

indikasi.

b.    Monitor intake klien.

c.     Berikan makanan

dalam porsi kecil tapi

sering dan sajikan

Kelebihan atau

penurunan BB menetap

menunjukkan bahwa

masukan kalori tidak

adekuat.

Mendapatkan banyaknya

masukan makanan

dibandingkan kebutuhan

hariannya.

Membantu meningkatkan

nafsu makan dan

17 | P a g e

Page 18: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

dalam keadaan hangat.

d.    Anjurkan klien

menjaga kebuersihan

mulutnya.

e.    Atur lingkungan

yang tenang dan bersih

selama makan.

f.   Pasang sonde jika

perlu, dengan

menggunakan teknik

bersih.

g.    Observasi keadaan

sonde.

h.    Lakukan aspirasi

pada sonde sblm

pemberian makan.

i.      Posisikan kepala

klien lebih tinggi dari

kaki.

j.      Pantau masukan dan

haluaran.

k.     Berikan nutrisi

parenteral sesuai

indikasi

mencegah kembung.

Meningkatkan nafsu

makan.

Membantu keadekuatan

intake makanan dan

cairan jika peroral tidak

memungkinkan.

Untuk mempertahankan

posisi dlm keadaan baik

Untuk mengetahui

adanya residu dan fungsi

pencernaan.

Memudahkan

pengosongan lambung,

meningkatkan absorbsi.

Gangguan dpt

meningkatkan

kemungkinan regurgitasi.

Mengidentifikasi

ketidakseimbangan,

memungkinkan

intervensi dini.

 Nutrisi parenteral

memenuhi kebutuhan

18 | P a g e

Page 19: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

kalori dan zat lain yg

diperlukan tbh sehg

tercapai keseimbangan

nutrisi

3. Perubahan

pola eliminasi

b.d Perubahan

fisiologis

kehamilan.

Klien dapat

beradaptasi dengan

perubahan pola

eliminasinya dengan

kriteria:

1.    Klien paham

dengan perubahan

pola  eliminasinya

.

a.    Beri informasi

tentang perubahan

perkemihan

sehubungan dengan

kehamilan.

b.    Anjurkan klien untuk

melakukan posisi

miring kiri saat tidur.

c.     Beri informasi

tentang perlunya

masukan cairan 6-8

gelas/hari, penurunan

masukan 2-3 jam

sebelum tidur,

penggunaan garam,

makanan dan produk

yg mengan-dung Na

dalam jumlah sedang.

d.    Kaji ulang masalah

medis sebelumnya

(penyakit ginjal,

hipertensi, penyakit

jantung).

Klien paham tentang

perubahan fisiologis dari

pembesaran uterus akan

menurunkan kapasitas

VU.

Mengurangi tekanan

pada kandnung kemih.

Mempertahankan tingkat

cairan dan perfusi ginjal

adekuat, mengurangi

natrium serta

mempertahankan status

isotonis.

Masalah-masalah yang

mempengaruhi fungsi

ginjal disertai

peningkatan volume

cairan, meningkatkan

resiko terhadap masalah

sirkulasi yang dapat

19 | P a g e

Page 20: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

e.    Kaji tanda-tanda

ISK.

mempengaruhi

placenta/janin.

Masa prenatal rentan

terhadap stasis

perkemihan/ISK karena

efek vasodilatasi

progesteron pada ureter.

4. Nyeri akut b.d

perubahan

fisiologis pada

kehamilan

Nyeri klien

berkurang/hilang

dengan kriteria:

1.       Klien paham

bahwa nyerinya

fisiologis.

2.       Klien dapat

beradaptasi

dengan nyerinya.

3.       Klien

melaporkan

nyerinya berkura

ng.

4.       Skala nyeri 0-

1.

a.    Kaji skala nyeri

klien.

b.    Beri penjelasan pada

klien tentang fisiologis

nyeri.

c.     Ajarkan klien tehnik

relaksasi nafas dalam.

d.    Anjurkan klien untuk

beristirahat bila nyeri

datang.

e.    Ajarkan klien untuk

mencatat frekuensi,

lama, dan intensitas

nyeri.

f.      Anjurkan klien

untuk segera

mendatangi tempat

pertolongan bila sudah

ada tanda2 akan

melahirkan.

20 | P a g e

Page 21: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

5. Kurang

pengetahuan

tentang

kehamilan dan

proses

persalinan b.d

Kurangnya

informasi.

Pengetahuan klien

bertambah dengan

kriteria:

1.       Klien

mengatakan

paham dengan

penjelasan yang

diberikan.

2.       Klien dapat

menyebutkan

perubahan pada

kehamilan.

3.       Klien dapat

menyebutkan

tanda-tanda

persalinan.

4.       Klien dapat

memutuskan

memilih tempat

melahirkan.

a.    Kaji tingkat

pengetahuan klien.

b.    Beri informasi

tentang perubahan-

perubahan fisik

normal pada

kehamilan.

c.     Beri informasi

tentang tanda-tanda

persalinan.

d.    Beri informasi

tentang tempat

pelayanan kesehatan

yang dapat dikunjungi

untuk mendapat

pertolongan dalam

persalinan.

e.    Beri informasi

tentang persiapan akan

melahirkan.

B. KONSEP INTRANATAL

1. Pengertian

Intranatal / Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin

dan plasenta) yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina kedunia

luar.Persalinan normal adalah suatu proses dimana janin cukup bulan,dengan

21 | P a g e

Page 22: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

presentasi belakang kepala, masuk melalui jalan lahir sesuai dengan kurva partopgraf

normal dan lahir secara spontan.

Bentuk persalinan :

Persalinan spontan : persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu

sendiri melalui jalan lahir

Persalinan buatan : persalinan yang dibantu dengan tenaga dari luar

misalnya ekstraksi dengan forcep atau tindakan operasi

Persalinan anjuran : persalinan terjadi bila bayi sudah cukup besar untuk hidup

diluar, tetapi tidak sedemikian besarnya sehingga menimbulkan kesulitan dalam

persalinan dengan pemberian proyein atau prostatglandin (sulaiman sastrawinata,

1993).

2. Faktor yang mempengaruhi proses persalinan

a. Passageway (jalan lahir)

Passageway terdiri atas jalan lahir bagian keras dan jalan lahir bagian

lunak.Jalan lahir bagian keras terdiri dari tulang-tulang panggul dan sendi-sendinya,

sedang bagian lunak terdiri atas otot-otot, jaringan dan ligament-ligament.

1) Tulang panggul

Tulang panggul terdiri atas 3 bagian :

a) Bagian anterior atau pintu atas panggul yaitu batas atas panggul sejati, dibentuk

oleh tepi atas tulang pubis; bagian lateralnya dibentuk oleh linea iliopeptinea

yaitu sepanjang tulang inominata; dan bagian posteriornya dibentuk oleh bagian

anterior tepi atas sakrum dan promontorium sakrum.

b) Rongga panggul atau panggul tengah merupakan saluran lengkung yang

memiliki dinding anterior yang pendek dan dinding posterior yang jauh lebih

cembung dan panjang. Rongga panggul melekat pada bagian posterior simpisis

pubis, iscium, sebagian ilium, sakrum, dan koksigeum.

c) Pintu bawah panggul ialah batas bawah panggul sejati. Di bagian anterior

dibatasi oleh lengkung pubis, di bagian lateral oleh tuberositas iscium dan

bagian posterior oleh ujung koksigium.

2) Jaringan lunak

22 | P a g e

Page 23: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

Jaringan lunak pada jalan lahir terdiri dari segmen bawah uterus yang dapat

meregang, serviks, otot dasar panggul, vagina, dan introitus vagina.

Bidang Hodge

Hodge adalah suatu bagian panggul yang berada pada rongga panggul yang

sifatnya antara satu dengan yang lainnya sejajar, ditentukan pada pinggir atas

simpisis, pinggir bawah simpisis, spina isciadika dan os koksigis.Pada pemeriksaan

dalam untuk menentukan sejauh mana turunnya bagian terendah janin.

Hodge I : Bidang yang dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian atas

symphisis dan promontorium.

Hodge II : Bidang ini sejajar dengan Hodge I terletak setinggi bagian bawah

symphisis.

Hodge III : Bidang ini sejajar dengan bidang-bidang Hodge I dan II terletak

setinggi spina iskiadika kanan dan kiri.

Hodge IV : Bidang ini sejajar dengan bidang-bidang Hodge I, II dan III

terletak setinggi os koksigis.

b. Power (Tenaga / Kekuatan)

Kekuatan yang mendorong bayi dalam persalinan adalah his, kontraksi otot-

otot perut, kontraksi diafragma dan aksi dari ligamen.

His adalah kontraksi otot-otot polos dari dinding uterus yang dirasakan nyeri

pada perut bagian samping tembus ke belakang datangnya berulang-ulang sifatnya

teratur dan bisa tidak teratur.

Pembagian dan sifat-sifat his:

His pendahuluan/palsu adalah his yang dirasakan 1-2 minggu sebelum masuk

his pembukaan,sifatnya tidak kuat, tidak teratur.

His pembukaan (kala I) adalah mulai terbukanya kanalis servikalis sampai

pembukaan lengkap/10 cm,sifatnya mulai kuat,teratur dan sakit,gunanya untuk

membuka jalan lahir bagian lunak.

His pengeluaran (his mengedan) / kala II adalah pembukaan lengkap sampai

anak lahir,sangat kuat,teratur,simetris,berkoordinasi dan lama,untuk

mengeluarkan janin.

His pelepasan uri (kala III) adalah anak lahir sampai plasenta lahir, kontraksi

kuat, untuk melepaskan dan melahirkan plasenta.

23 | P a g e

Page 24: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

His pengiring: kontraksi lemah, masih sedikit nyeri, gunanya untuk pengecilan

rahim dalam beberapa jam atau hari.

c. Passanger

Passanger meliputi

1) Janin

a) Ukuran kepala janin

Warna, ukuran dan sifatnya yang relatif kaku, kepala janin sangat

mempengaruhi proses persalinan. Setelah selaput ketuban pecah kadar

periksa dalam, fontanel dan sutura dipalpasi untuk menentukan presentasi,

posisi dan sikap janin.

b) Presentasi janin

Presentasi adalah bagian janin yang pertama kali memasuki pintu atas

panggul dan terus melalui jalan lahir saat persalinan.Tiga presentasi janin

yang utama ialah kepala, bokong dan bahu.

c) Letak janin

Letak adalah hubungan antara sumbu panjang (punggung) janin terhadap

sumbu panjang (punggung) ibu.Ada dua macam letak, yaitu memanjang atau

vertikal dan melintang atau horizontal.

d) Sikap janin

Sikap ialah hubungan bagian tubuh janin yang satu dengan bagian yang lain.

Janin mempunyai postur yang khas (sikap) saat berada dalam rahim.Hal ini

sebagian merupakan akibat pola pertumbuhan janin dan sebagian akibat

penyesuaian janin terhadap bentuk rongga rahim.Pada kondisi normal

punggung janin sangat fleksi, kepala fleksi ke arah dada, dan paha fleksi ke

arah sendi lutut.Sikap ini disebut fleksi umum.

e) Posisi janin

Posisi ialah hubungan antara bagian presentasi oksiput (lokal oksiput,

sakrum, dagu, puncak kepala), terhadap empat kuadran perut ibu.

2) Plasenta

Plasenta merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi proses

persalinan dengan memperhitungkan implantasi plasenta pada dinding rahim

24 | P a g e

Page 25: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

(dinding posterior, anterior, segmen atas atau segmen bawah), besar plasenta

dan jumlah plasenta.

3) Air ketuban

Di dalam ruang yang diliputi oleh selaput janin yang terdiri dari lapisan

amnion dan korion terdapat likuor amnii/air ketuban.Volume air ketuban pada

kehamilan cukuo bulan kira-kira 1000 sampai 1500 cc.

d. Psikis ibu

Faktor yang sangat mempengaruhi psikologis ibu adalah rasa takut dan

cemas menghadapi persalinan.Rasa takut biasanya berasal dari rasa nyeri yang

timbul akibat kontraksi uterus.

e. Penolong

Penolong yang terampil sangat mendukung kelancaran proses persalinan.

3. Sebab-Sebab Terjadinya Persalinan

Pada akhir kehamilan, uterus secara progresif lebih peka sapaio akhirnya

mulai berkontraksi kuat secara ritmik dengan kekuatan sedemikian rupa sehingga bayi

dilahirkan.

Penyebab peningkatan aktivitas uterus yang sebenarnya tidak diketahui, tetapi

sedikitnya ada 2 kategori pengaruh utama yang menyebabkan timbulnya puncak

kontraksi yang berperan dalam persalinan :

1. Faktor Hormonal Yang Menyebabkan Peningkatan Kontraksi Uterus

a. Rasio Estrogen Terhadap Progesteron

Progesteron menghambat kontraksi uterus selama kehamilan, sedangkan

estrogen cenderung meningkatkan derajat kontraktilitas uterus, sedikitnya

terjadi karena estrogen meningkatkan jumlah gap jungtion antara sel-sel otot

polos uterus yang berdekatan.

Baik estrogen maupun progesteron disekresikan dalam jumlah yang

secara progresif makin bertambah selama kehamilan, tetapi mulai kehamilan

bulan ke-7 dan seterusnya sekresi estrogen terus meningkat sedangkan sekresi

progesteron tetap konstan atau mungkin sedikit menurun. Oleh karena itu

diduga bahwa rasio estrogen terhadap progesteron cukup meningkat menjelang

25 | P a g e

Page 26: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

akhir kehamilan, sehingga paling tidak berperan sebagian dalam peningkatan

kontraksi uterus.

b. Pengaruh oksitosin pada uterus

Oksitosin merupakan suatu hormon yang disekresikan oleh neurohipofise yang

secara khusus menyebabkan kontraksi uterus. 3 alasan peranan oksitosin :

1) Otot uterus meningkatkan jumlah reseptor-reseptor oksitoksin, oleh karena

itu meningkatkan responnya terhadap dosis oksitosin yang diberikan

selama beberapa bulan terakhir kehamilan.

2) Kecepatan sekresi oksitosin oleh neurohipofise sangat meningkat pada saat

persalinan.

3) Iritasi oleh regangan pada serviks uteri, dapat menyebabkan kelenjar

hipofise posterior meningkatkan sekresi oksitosinnya.

c. Pengaruh Hormon Fetus Pada Uterus

Kelenjar hipopisis fetus juga mensekresikan oksitoksin yang jumlahnya

semakin meningkat, dan kelenjar adrenalnya mensekresikan sejumlah besar

kortisol yang merupakan suatu stimulan uterus.Selain itu, membran fetus

melepaskan prostagladin dalam kosentrasi tinggi pada saat

persalinan.Prostagladin meningkatkan intensitas kontraksi uterus.

2. Faktor Mekanis Yang Meningkatkan Kontraktilitas Uterus

a. Regangan otot-otot uterus

Regangan sederhana otot-otot polos meningkatkan kontraktilitas otot-

otot tersebut.Selanjutnya regangan intermitten seperti yang terjadi berulang-

ulang pada uterus karena pergerakan fetus juga meningkatkan kontraksi otot

polos.

b. Regangan atau iritasi serviks

Regangan atau iritasi saraf pada serviks mengawali timbulnya refleks

pada korpus uteri, tetapi efek ini juga secara sederhana dapat terjadi akibat

transmisi iogenik sinyal-sinyal dari serviks ke korpus uterus.

4. Tanda-Tanda Mulainya Persalinan

a. Kepala turun mamasuki pintu atas panggul terutama pada primigravida

26 | P a g e

Page 27: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

b. Perut kelihatan lebih melebar fundus uteri turun

c. Perasaan sering atau susah kencing karena kandung kemih tertekan oleh bagian

terbawah janin

d. Perasaan sakit diperut dan dipinggang oleh adanya kontraksi

e. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya bertambah bisa bercampur

darah (bloody show).

5. Tanda-Tanda Inpartu

a. rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, dan teratur

b. keluar lendir bercampur darah yang lebih banyak karena robekan kecil pada serviks

c. kadang-kadang ketuban peceh sendirinya

d. pada pemeriksaan dalam : serviks mendatar dan pembukaan telah ada

6. Tahap - Tahap Persalinan

a. Kala I (kala pembukaan)

Tanda dan gejala :

His sudah Adekuat

Penipisan dan pembukaan serviks sekurang – kurangnya 3 cm

Keluar cairan dari vagina dalam bentuk lendir bercampur darah

His dianggap Adekuat bila :

His bersifat teratur, minimal 2x tiap 10 menit dan berlangsung sedikitnya

40 detik

Uterus mengeras pada waktu kontraksi, sehingga tidak didapatkan

cekungan lagi bila dilakukan penekanan diujung jari

Serviks membuka.

Proses membukanya serviks sebagai akibat his dibagi dalam 2 fase :

1) Fase laten : berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat lembut

sampai mencapai ukuran diameter 3 cm.

2) Fase aktif : dibagi dalam 3 fase lagi, yakni :

a) Fase akselerasi : dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm

b) Fase dilaktasi maksimal : dalam waktu 2 jam pembukaan brlangsung

sangat cepat, dari 4 cm menjadi 9 cm.

27 | P a g e

Page 28: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

c) Fase diselarasi : pembukaan menjadi lambat kembali. Dalam waktu 2

jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap ( 10 cm )

Fase – fase tersebut dijumpai pada primigavida. Pada multigrafida pun terjadi

demikian, akan tetapi fase laten, aktif, dan diselerasi terjadi lebih pendek.

Pemeriksaan dalam

1. perabaan serviks:

lunak dan pendataran serviks

masih tebal atau tipis

pembukaan dan arah serviks

2. ketuban

sudah pecah atau belum

pembukaan hampit lengkap : pecahkan ketuban

3. bagian terendah dan posisinya

leopold 3 dan 4

kepala : keras, bulat teraba sutura

letak kepala : penurunan kadar bidang hodge, ada caput succadeneum atau

tidak, berapa besarnya

bokong dikenal : lunak, deminatornya tulang sacrum

4. sifat flour albus

5. keadaan patologis : tumor, kekakuan serviks, halangan penurunan bagian terendah

Pemeriksaan dalam idealnya dilakukan minimal 4 jam sekali

Bidang Hodge : untuk menentukan sampai dimanakah bagian terendah janin turun

dalam panggul

H I: bidang hodge yang sudah dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian atas

simfisis dan promontorium

H II : sejajar dengan hodge I, setinggi bagian bawah simfisis

H III : sejajar hodge I, II, setinggi spina ischiadica kiri dan kanan

H IV : sejajar bidang hodge I,II,III setinggi os coccigeus

28 | P a g e

Page 29: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

b. Kala II

Persalinan kala II dimilai ketika pembukaan lengkap dan berakhir dengan lahirnya

seluruh janin

Tanda dan gejala :

Ibu ingin meneran

Perineum menonjol

Vulva dan anus membuka

Meningkatnya pengeluaran darah dan lender

Kepala telah turun didasar panggul

Pada kala II his menjadi lebih kuat dan lebih cepat, kira-kira 2-3 menit

sekali, kepala janin biasanya sudah masuk diruang panggul, maka pada his

dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul, yang secara reflektoris

menimbulkan rasa meneran. Pada primigravida kala II berlangsung rata-rata 45 –

60 menit, dan multipara 15-30 menit.

c. Kala III (kala uri)

Persalinan kala III dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya

plasenta.

Kontraksi dengan amplitudo sama dengan kala I dan II

Terjadi penciutan permukaan kavum uteri (tempat implantasi plasenta)

Pelepasan plasenta

a. Menurut Matthew Duncan : dimulai dari pinggir plasenta (margina)

b. Menurut Schutze : dimulai dari tengah

c. Kombinasi keduanya

Cara Menguji

a. Perasat Kustner

Tangan kanan : tali pusat, tangan kiri → fundus uteri taki pusat masuk

kembali → belum lepas, tetap/tidak masuk → lepas

b. Perasat Klein

Ibu dimnta mengedan → tali pusat turun kebawah, berhenti mengedan →

tali pusat tetap → lepas tali pusat mesuk kembali → belum lepas

c. Peerasat Strassinan

29 | P a g e

Page 30: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

Tangan kanan → menarik sedikit tali pusat tangan kiri → mengetok-

ngetok fundus uteri terasa getaran : belum lepas

Tanda pelepasan plasenta

a. Perubahan entuk uterus dan TFU

Setelah bayi dilahirkan dan sebelum meomitrium menyesuaikan dengan

perubahan ukuran rongga uterus, uterus berada dalam bentuk diskoid dan

TFU berada dibawah umbilicus.Setalah uterus berkontraksi dan plasenta

didorong kebawah, bentuk uterus menjadi globular dan TFU menjadi

diatas pusat ( sering kali mengarah kesisi kanan ). Biasanya plasenta lepas

dalam 15 – 30 menit, dapat ditunggu sampai 1 jam.

b. Tali pusat memanjang

Semburan darah yamg tiba – tiba yang diikuti dengan memanjangnya tali

pusat keluar vagina menandakan kelepasan plasenta dari dinding uterus.

Semburan darah tiba – tiba.Darah yang terkumpul dibelakang plasenta

akan membantu mendorong plasenta keluar bersama bantuan dari

gravitasi. Semburan darah yang tiba – tiba menandakan bahwa kantung

yang terjadi retroplasenta telah robek ketika plasenta memisah.

Hal-Hal yang perlu diperhatikan

a. Perdarahan

b. Kelengkapan plasenta

c. Ada tidaknya plasenta suksenturiata

d. Kontraksi rahim, lakukan massage ringan pada korpus uteri

e. Pengosongan kandung kemih >> mencegah atonia uteri

f. Pemberian uterotunika bila perlu

g. Observasi ruptur perineium atau luka episiotomi yang ada >> hecting

Tertinggalnya sebagian jaringan plasenta

a. Perdarahan peurperium berkepanjangan

b. Bahaya infeksi

c. Polip plasenta

d. Degenerasi gana >> kuriokarsinoma

d. Kala IV

30 | P a g e

Page 31: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

Kala IV adalah kala pemulihan masa yang kritis ibu dan anaknya, bukan

hanya proses pemulihan secara fisisk setelah melahirkan tetapi juga mengawali

hubungan yang baru selama satu sampai dua jam. Pada kala IV ibu masih

membutuhkan pengawasan yang intensive karena perdarahan dapat terjadi,

misalnya karena atonia uteri, robekan pada serviks dan perineum.Rata-rata jumlah

perdarahan normal adalah 100 – 300 cc, bila perdarahan diatas 500 cc maka

dianggap patologi.Perlu diingat ibu tidak boleh ditinggalkan sendiri dan belum

boleh dipindahkan ke kamarnya.

Hal – hal yang harus diperhatikan

a. Kontraksi uterus harus baik

b. Tidak ada perdarahan pervagina atau alat genetalia lain

c. Plasenta dan selaput ketuban harus telah lahir lengkap

d. Kandung kemih harus kosong

e. Luka perineum terawat baik, tidak ada hematoma

f. Bayi dalam keadaan baik

g. Ibu dalam keadaan baik

7. Mekanisme Persalinan

Turunnya kepala

Turunnya kepala dibagi dalam :

1) masuknya kepala dalam pintu atas panggul

Masuknya kepala ke dalam pintu atas panggul pada primigravida sudah terjadi

pada bulan terakhir kehamilan tetapi pada multipara biasanya baru terjadi pada

permulaan persalinan.Masuknya kepala ke dalam pintu atas panggul biasanya

dengan sutura sagitalis melintang dan dengan fleksi yang ringan.Apabila sutura

sagitalis berada di tengah-tengah jalan lahir, tepat diantara symphysis dan

promotorium, maka dikatakan kepala dalam keadaan synclitismus.

Pada synclitismus os parietale depan dan belakang sama tingginya. Jika sutura

sagitalis agak ke depan mendekati symphysis atau agak ke belakang mendekati

promotorium, maka dikatakan asynclitismus. Dikatakan asynclitismus posterior,

ialah kalau sutura sagitalis mendekati symphysis dan os parietale belakang lebih

rendah dari os parietale depan, dan dikatakan asynclitismus anterior ialah kalau

sutura sagitalis mendekati promotorium sehingga os parietale depan lebih rendah

31 | P a g e

Page 32: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

dari os parietale belakang. Pada pintu atas panggul biasanya kepala dalam

asynclitismus posterior yang ringan.

2) majunya kepala

Pada primigravida majunya kepala terjadi setelah kepala masuk ke dalam

rongga panggul dan biasanya baru mulai pada kala II.Pada multipara sebaliknya

majunya kepala dan masuknya kepala dalam rongga panggul terjadi bersamaan.

Majunya kepala ini bersamaan dengan gerakan-gerakan yang lain yaitu : fleksi,

putaran paksi dalam, dan ekstensi.

Penyebab majunya kepala antara lain :

tekanan cairan intrauterine

tekanan langsung oleh fundus pada bokong

kekuatan mengejan

melurusnya badan anak oleh perubahan bentuk rahim.

a. Fleksi

Dengan majunya kepala biasanya fleksi bertambah hingga ubun-ubun

kecil jelas lebih rendah dari ubun-ubun besar. Keuntungan dari bertambah fleksi

ialah bahwa ukuran kepala yang lebih kecil melalui jalan lahir: diameter

suboksipito bregmatika (9,5 cm) menggantikan diameter suboksipito frontalis

(11 cm).

Fleksi ini disebabkan karena anak didorong maju dan sebaliknya

mendapat tahanan dari pinggir pintu atas panggul, serviks, dinding panggul atau

dasar panggul. Akibat dari kekuatan ini adalah terjadinya fleksi karena moment

yang menimbulkan fleksi lebih besar dari moment yang menimbulkan defleksi.

b. Putaran paksi dalam

Yang dimaksud dengan putaran paksi dalam adalah pemutaran dari

bagian depan sedemikian rupa sehingga bagian terendah dari bagian depan

memutar ke depan ke bawah symphisis. Pada presentasi belakang kepala bagian

yang terendah ialah daerah ubun-ubun kecil dan bagian inilah yang akan

memutar ke depan dan ke bawah symphysis.

Putaran paksi dalam mutlak perlu untuk kelahiran kepala karena putaran

paksi merupakan suatu usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk

jalan lahir khususnya bentuk bidang tengah dan pintu bawah panggul.Putaran

32 | P a g e

Page 33: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

paksi dalam bersamaan dengan majunya kepala dan tidak terjadi sebelum kepala

sampai Hodge III, kadang-kadang baru setelah kepala sampai di dasar panggul.

Sebab-sebab terjadinya putaran paksi dalam adalah :

pada letak fleksi, bagian belakang kepala merupakan bagian terendah dari

kepala

bagian terendah dari kepala ini mencari tahanan yang paling sedikit terdapat

sebelah depan atas dimana terdapat hiatus genitalis antara m. levator ani kiri

dan kanan.

ukuran terbesar dari bidang tengah panggul ialah diameter anteroposterior.

c. Ekstensi

Setelah putaran paksi selesai dan kepala sampai di dasar panggul,

terjadilah ekstensi atau defleksi dari kepala. Hal ini disebabkan karena sumbu

jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah ke depan atas, sehingga kepala

harus mengadakan ekstensi untuk melaluinya.Pada kepala bekerja dua kekuatan,

yang satu mendesak nya ke bawah dan satunya disebabkan tahanan dasar

panggul yang menolaknya ke atas.

Setelah suboksiput tertahan pada pinggir bawah symphysis akan maju

karena kekuatan tersebut di atas bagian yang berhadapan dengan suboksiput,

maka lahirlah berturut-turut pada pinggir atas perineum ubun-ubun besar, dahi,

hidung, mulut dan akhirnya dagu dengan gerakan ekstensi. Suboksiput yang

menjadi pusat pemutaran disebut hypomochlion.

d. Putaran paksi luar

Setelah kepala lahir, maka kepala anak memutar kembali ke arah

punggung anak untuk menghilangkan torsi pada leher yang terjadi karena

putaran paksi dalam. Gerakan ini disebut putaran restitusi (putaran balasan =

putaran paksi luar).

Selanjutnya putaran dilanjutkan hingga belakang kepala berhadapan

dengan tuber isciadicum sepihak.Gerakan yang terakhir ini adalah putaran paksi

luar yang sebenarnya dan disebabkan karena ukuran bahu (diameter biacromial)

menempatkan diri dalam diameter anteroposterior dari pintu bawah panggul.

e. Ekspulsi

Setelah putaran paksi luar bahu depan sampai di bawah symphysis dan

menjadi hypomoclion untuk kelahiran bahu belakang. Kemudian bahu depan

33 | P a g e

Page 34: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

menyusul dan selanjutnya seluruh badan anak lahir searah dengan paksi jalan

lahir.

8. Adaptasi Persalinan

a. Adaptasi janin

Denyut jantung janin

Pemantauan djj memberi informasi yang dapat dipercaya dan dapat digunakan

untuk memprediksi keadaan janin yang berkaitan dengan oksigenasi,djj rata-rata

pada aterm adalah 140 denyut / menit,batas normalnya adalah 110 sampai 160

denyut / menit.Pada kehamilan yang lebih muda djj lebih tinggi dengan nilai

rata-rata 160 denyut / menit.

Sirkulasi darah janin

Sirkulasi darah janin dapat dipengaruhi oleh banyak faktor,diantaranya adalah

posisi ibu, kontraksi uterus, tekanan darah aliran darah tali pusat kebanyakan

apabila janin yang sehat mampu mengompensasi stres ini,biasanya aliran darah

tali pusat tidak terganggu oleh kontraksi uterus.

b. atau posisi janin

Pernafasan dan gerakan janin

Pada waktu persalinan pervaginam 7 sampai 42 ml air ketuban diperas keluar

dari paruparu, tekanan oksigen janin menurun, tekanan karbondioksida arteri

meningkat.gerakan janin masih sama seperti masa kehamilan tetapi akan

menurun setelah ketuban pecah.

c. Adaptasi ibu

Perubahan kardiovaskuler

pada setiap kontraksi 400 ml darah akan dikeluarkan dari uterus dan masuk ke

system, vaskuler ibu hal ini akan meningkatkan curah jantung sekitar 10%

sampai 15% pada tahap pertama persalinan dan sekitar 30% sampai 50% pada

tahap kedua persalinan

untuk mengantisipasi perubahan tekanan darah,ada beberpa faktor yang

mengubahtekanan darah ibu. Aliran darah yang menurun pada arteri uterus

akibat kontraksi dialirkan kembali ke pembuluh darah perifer,timbul tahanan

perifer,tekanan darah meningkat dan frekwensi denyut nadi menurun. pada

persalinan tahap pertama,kontraksi uterus meningkatkan tekanan sistolik 10

34 | P a g e

Page 35: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

mmHg sedangkan pada tahap kedua sekitar 30 mmHg dan tekanan diastolik

sampai 25 mmHg.

Perubahan pernafasan

Peningkatan aktivitas fisik dan peningkatanpemakaian oksigen terlihat

dari peningkatanfrekuensi pernafasan.pada tahap kedua persalinan jika ibu

tidakdiberi obat-obatan maka ia akan memakaioksigen hampir dua kali lipat

Perubahan pada ginjal

Pada trimester kedua kandung kemih menjadiorgan abdomen,apabila

terisi,kandung kemihakan teraba diatas simpisis pubis.Selama persalinan wanita

dapat mengalamikesulitan berkemih secara spontan akibatberbagai alasan :

edema jaringan akibattekanan bagian presentasi,perasaan tidaknyaman dan rasa

malu

Perubahan integument

Adaptasi sistem integumen jelas terlihatkhususnya pada daerah

introitusvagina,meskipun daerah itu dapat meregangnamun dapat terjadi

robekan-robekan kecilpada kulit sekitar introitus vagina sekalipuntidak

dilakukan episiotomi atau tidak terjadilaserasi

Perubahan musculoskeletal

Sistem ini mengalami stres selama persalinan,nyeri punggung dan nyeri sendi

terjadi sebagaiakibat semakin renggangnya sendi pada masaaterm,proses

persalinan itu sendiri dan gerakanmeluruskan jari-jari kaki dapat

menimbulkankram tungkai

Perubahan neurologi

Sistem neurologi menunjukkan bahwa timbulstres dan rasa tidak nyaman

selama persalinanperubahan sensoris terjadi saat memasukitahap persalinan

pertama dan masuk ke tahapberikutnya

Perubahan pencernaan

Persalinan mempengaruhi sistem salurancerna ,bibir dan mulut menjadi kering

akibatbernafas lewat mulut ,dehidrasi dan sebagairespons emosi terhadap

persalinan

selama persalinan motilitas dan absorpsi

saluran cerna menurun dan pada waktupengosongan lambung

menjadilambat,seringkali ada rasa mual danmemuntahkan makanan yang

35 | P a g e

Page 36: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

belumdicerna,mual dan sendawa juga terjadisebagai respons refleks terhadap

dilatasiserviks lengkap.

d. Adaptasi Paternal

Kemampuan ayah dalam berdaptasi dengan kelahiran bayi dipengaruhi oleh

keterlibatan ayah selama kehamilan, partisipasi saat persalinan, struktur keluarga,

identifikasi jenis kelamin, dan latar belakang budaya.Disini ayah mulai

memutuskan melibatkan diri pada perawatan bayi, mengadakan kontak mata dan

sentuhan dengan bayi.

e. Adaptasi Sibling

Sibling rivalry adalah persaingan antara saudara kandung.Merupakan salah

satu alasan yang kuat anak-anak bertengkar karena ingin diperlakukan special oleh

orangtuanya. Adaptasi sibling harus dilakukan sesaat setelah bayi lahir dengan cara

mempertemukan anak pertama dengan anak bayi yang baru lahir. Berikan

sentuhan, anak pertama akan kelihatan bingung kemudian mencoba untuk

menyentuh dengan jari, kemudian ketika hubungan mulai yakin anak pertama akan

menyentuh dengan seluruh tangannya.

9. Penatalaksanaan Nyeri Persalinan Non Farmakologi

a. Metode Persiapan Persalinan

1) Lamaze

Metode Lamaze berasal dari karya Pavlov tentang classical

conditioning.Menurut Lamaze, rasa nyeri merupakan respons bersyarat.Wanita

juga dapat dikondisikan supaya tidak mengalami rasa nyeri pada saat

melahirkan. Metode Lamaze membuat wanita berespons terhadap kontraksi

rahim buatan dengan mengendalikan relaksasi otot dan pernapasan sebagai ganti

berteriak dan kehilangan kendali ( Lamaze, 1972 ). Strategi untuk mengatasi

rasa nyeri ini antara lain memusatkan perhatian pada titik perhatian tertentu,

misalnya, pada gambar yang sangat disukai supaya jalur saraf terisi oleh

stimulus lain, sehingga jalur saraf itu tidak dapat memberi respons terhadap

stimulus nyeri.

b) Metode Bradley

Metode Bradley menekankan keharmonisan tubuh, yakni dengan

melakukan control pernapasan, pernapasan perut, dan relaksasi seluruh tubuh

( Bradley, 1974 ). Teknik ini menekankan factor lingkungan, seperti suasana

36 | P a g e

Page 37: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

gelap, menyendiri, dan suasana tenang sehingga peristiwa melahirkan menjadi

lebih alami.Ibu yang memakai metode Bradley sering tertidur saat bersalin,

tetapi sebenarnya mereka berada dalam tingkat relaksasi mental yang dalam.

c) Metode Dick – Read

Read meliputi pemberian informasi tentang persalinan dan melahirkan,

disamping nutrisi, hygiene, dan latihan fisik. Kelas – kelas ini mengajarkan tiga

teknik : Latihan fisik untuk membuat tubuh siap saat melahirkan, Latihan

relaksasi secara sadar, Latihan pola napas. Relaksasi secara sadar meliputi

relaksasi progresif kelompok otot seluruh tubuh. Pola napas meliputi napas

dalam pada abdomen

10. Pengkajian Fetal

a. Tekhnik Mentoring

1) Auskultasi Periodik: DJJ

auskultasi periodic denyut jantung dapat digunakan untuk menemukan

adanya takikardi, bradikardi, atau aritmia yang dapat terjadi selama periode

pemeriksaan singkat. Pada wanita beresiko rendah auskultasi DJJ dapat

dilakukan setiap 30 menit selama fase aktif kala pertama dan 15 menit selama

kala kedua.Auskultasi dilakukan pada saat kontraksi Rahim dan selama 30 detik

segera setelah kontraksi berakhir.

2) Elektronik Fetal Monitoring (EFM)

adalah metode untuk memeriksa kondisi bayi dalam kandungan oleh

mencatat setiap perubahan yang luar biasa dalam denyut jantung. Electronic

fetal monitoring dilakukan di akhir kehamilan atau terus selama tenaga kerja

untuk memastikan normal bayi yang sehat.EFM dapat dimanfaatkan baik secara

eksternal maupun internal di dalam rahim.

3) Non Stres Test (NST)

adalah pemeriksaan kesehatan janin dengan menggunakan kardiotografi

pada umur kehamilan •32 minggu.Pemeriksaan ini dilakukan dengan maksud

menilai kesehatan janin melalui hubungan perubahan denyut jantung janin

dengan gerakan janin yang dirasakan ibu.

4) Ultrasonografi

USG biasanya digunakan pada masa kehamilan untuk memonitor keadaan

janin dalam kandungan, mencitrakan organ internal dan otot, struktur, dan luka

37 | P a g e

Page 38: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

patologi, sehingga teknik ini berguna untuk memeriksa organ.USG ini adalah

salah satu aplikasi teknologi radar dan telah ada sejak puluhan tahun lalu.

11. Ciri-Ciri “Family Centered Maternity Care” Di Kamar Bersalin

melaksanakan kelas untuk pendidikan intranatal orangtua

mengikut sertakan keluarga dalam perawatan persalinan

mengikut sertakan keluaraga dalam operasi

mengatur kamar bersalin seperti suasana rumah

melaksanakan system kunjungan tidak ketat

mengikut sertakan anak-anak dalam proses perawatan

melibatkan keluarga dalam perawatan nicu

pemulangan secepat mungkin dengan diikuti follow – up

12. Faktor-Faktor Resiko Persalinan

Faktor resiko yang berpengaruh terhadap proses persalinan, antara lain:

Kekuatan ibu (Power)

Kondisi jalan lahir (Passage)

Kondisi janin (Passenger) yang akan dilahirkan

Faktor-faktor yang ikut berpengaruh terhadap ketiga factor tersebut dalam

persalinan adalah:

1. Faktor ibu, meliputi: umur, waktu melahirkan, paritas, jarak kelahiran sebelumnya,

pendidikan, pekerjaan.

2. Faktor gizi, meliputi: TB, penambahan BB, status gizi, kadar HB

3. Faktor kesehatan, meliputi: penyakit infeksi dan penyakit kronik (Diabetes,

jantung, penyakit paru, hipertensi), serta riwayat obstetri sebelumnya.

4. Faktor lingkungan berupa jarak tempat tinggal

5. Faktor lain seperti pemeriksaan antenatal care (ANC)

6. Faktor penolong persalinan sebelumnya

13. Persalinan Abnormal

a. Masalah dengan Power

1) Persalinan hipertonik: terjadi pada fase laten dengan peningkatan frekuensi

kontraksi dan penurunan intesitasnya.

38 | P a g e

Page 39: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

2) Persalinan hipotonik: persalinan dengan kontraksi kurang dari 3 kali dengan

intensitas ringan sampai sedang pada fase aktif.

3) Persalinan yang panjang: persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam dan

terjadi kegagalan dilatasi serviks dalam waktu yang dapat diterima.

4) Persalinan presipitus: persalinan yang berlangsung kurang dari 3 jam denagn

tanda-tanda persalinan yang tidak jelas atau tanpa tanda-tanda.

5) Persalianan preterm: persalinan yang ditandai dengan irama kontraksi uterus

yang menyebabkan perubahan servikal antara kehamilan minggu ke 26 sampai

ke 37.

b. Masalah dengan Fetus

1) Distres janin: janin mengalami distress bila tidak mendapatkan cukup oksigen

melalui sirkulasi janin maternal.

2) Ukuran terlalu besar (makrosomia): berat badan berlebih (4,5369) pada saat

lahir. Bias disebabkan oleh ibu yang mengalami diabetes dan kehamilan yang

sering.

3) Hidrosefalus: kondisi abnormal dimana cairan serebrospinal terkumpul pada

kepala bayi, menyebabkan pembesaran tulang kepala dan menekan

perkembangan otak.

4) Presentasi sungsang: disebabkan oleh ketidakmampuan janin untuk bergerak

dengan bebas dalam uterus.

5) Kematian janin intrauterine (IUFD): ditandai dengan menurunnya gerakan

janin, IUFD disebabkan oleh preklamsia/eklamsia, plasenta previa, diabetes,

infeksi.

c. Masalah dengan Panggul

Masalah panggul memang sering ditemukan.Istilah kedokterannya adalah

CPD atau Cephalo Pelvic Disproportion.Artinya, nilai imbang pelvik si ibu dan

bayinya tidak proporsional.

Penyebabnya bisa karena memang sudah dari "sana"nya,atau sebetulnya

ukuran panggulnya normal, tapi bayinya tergolong besar, lebih dari 4 kg. Meski

bisa juga karena struktur anatomi panggulnya abnormal, semisal tulang panggul

miring/bengkok akibat penyakit rakhitis, polio, atau trauma yang menyebabkan

patah tulang dan sejenisnya.

d. Masalah dengan Psikologis

39 | P a g e

Page 40: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

Ketidaktahuan menyebabkan ketakutan yang mempengaruhi proses

kelahiran. Ketakutan memnyebabkan kegelisahan dan respon endokrin yang

menyebabkan retensi natrium, ekskresi kalium dan penurunan glu kosa yang

dibutuhkan oleh kontraksi uterus.

e. Persalinan Prematur

Persalinan Prematur adalah persalinan yang terjadi sebelum usia kehamilan

mencapai 37 minggu. Biasanya persalinan terjadi pada saat usia kehamilan

mencapai 37-42 minggu.

Persalinan prematur bisa merupakan suatu proses normal yang dimulai

terlalu dini atau dipicu oleh keadaan tertentu, seperti infeksi rahim atau infeksi

cairan ketuban, sebagian besar kasus persalinan prematur penyebabnya tidak

diketahui secara pasti.

f. Ketuban Pecah Dini (KPD)

Ketuban Pecah Dini adalah pecahnya selaput berisi cairan ketuban yang

terjadi 1 jam atau lebih sebelum terjadinya kontraksi. Penyebab tidak diketahui,

namun terbukti bahwa bakteri atau sekresi maternal yang menyebabkan iritasi

dapat menghancurkan selaput ketuban.

14. Askep persalinan normal kala I

N

O

Diagnosa

Keperawatan

Tujuan/ criteria

hasilIntervensi Rasional

1 Cemas b/d

kurangnya

informasi

tentang

kehamilannya.

Setelah dilakukan

asuhan keperawatan

1x30 menit klien

mampu

menunjukkan

1. Jelaskan prosedur

intervensi

keperawatan dan

tindakan.pertahank

an komunikasi

1.     Pengetahuan

tentang alas an untuk

aktifitas ini dapat

menurunkan rasa takut

40 | P a g e

Page 41: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

N

O

Diagnosa

Keperawatan

Tujuan/ criteria

hasilIntervensi Rasional

berkurangnya rasa

cemas dan mampu

mengatasi koping

dengan criteria hasil:

Ø  Menggunakan

teknik pernafasan

dan relaksasi dengan

efektif

Ø  Mengungkapkan

pemahaman situasi

individu dan

kemungkinan hasil

lahir

Ø  Tampak rileks;

TTV ibu dalam batas

normal:

TD:120/90mmHg

Nadi: 70-100x/menit

RR: 20x/menit

terbuk;diskusikan

dengn klien

kemungkinan efek

samping dan hasil

pertahankan sikap

optimistic

2. Orientasikan klien

dengan pasangan

pada lingkungan

persalinan

3. njurkan teknik

relaksasi

4.      Anjurkan

pengungkapan rasa

takut atau masalah

5.      Pantau tanda

vital ibu dan janin

dari ketidaktahuan

2.     Membantu klien

dan orang terdekat

merasa mudah dan

lebih nyaman disekitar

kita

3.     Memungkinkan

klien mendapatkan

kemungkinan

maksimum dari

periode istirahat:

mencegah kelelahan

otot dan memperbaiki

aliran uterus

4.     Dapat membantu

menurunkan ansietas

dan merangsang

identifikasi perilaku

koping

5.     Tanda vital klien

dan janin dapat

berubah karena

ansietas. Stabilisasi

41 | P a g e

Page 42: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

N

O

Diagnosa

Keperawatan

Tujuan/ criteria

hasilIntervensi Rasional

dapat menunjukkan

penurunan tingkat

ansietas/

2 Resti infeksi

b/d

peningkatan

pemajanan

mikro

organisme

Setelah dilakukan

asuhan keperawatan

1x 30 menit

diharapkan klien

dapat terbebas dari

infeksi dengan

criteria hasil:

·   suhu tubuh

normal: 370 C

·   jumlah leukosit

normal (5000-

10000/mm3)

·   cairan amniotic

jernih, hampir tidak

berwarna dan berbau

1.      Lakukan

pemeriksaan vagina

awal: ulangi bila

kontraksi atau

perilaku klien

menandakan

kemajuan

persalinan

bermakna

2.      Tekankan

pentingnya cuci

tangan yang baik

dan tepat

3.      Gunakan

teknik aseptic

selama

pemeriksaan vagina

4.      Pantau suhu,

nadi, pernafasan.

SDP sesuai indikasi

5.      Pantau dan

gambarkan karakter

cairan amniotik

15. Askep persalinan normal kala II

42 | P a g e

Page 43: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

R/ Meningkatkan kenyamanan, memudahkan turunnya janin, menurunkan resiko

traumakantung kencing.

Dukung dan posisikan blok sadel / anastesi spinal, local sesuai indikasi.R/ Posisi

yang tepat menjamin penempatan yang tepat dari obat-obatan dan

mencegahkomplikasi.

1) Perubahan curah jantung berhubungan dengan fluktuasi pada aliran balik vena,

perubahan pada tahanan vaskuler sistemik.

Tujuan : Setelah diberikan askep selama… diharapkan tidak terjadi perubahan

curah jantungdan perubahan tahanan vaskuler sistemik dengan criteria evaluasi-

Tanda- tanda vital dalam batas normal- Djj dan variabilitas dalam batas

normal.Intervensi :Mandiri:

Pantau TD dan nadi setiap 5-15 mnt, perhatikan jumlah dan konsentrasi

haluaranurine, tes terhadap albuminuria.R/ Peningkatan curah jantung 30-

50% mempengaruhi kontraksi uterus

Anjurkan klien untuk inhalahi dan ekshalasi selama upaya mengejan

menggunakantehnik glottis terbukaan.R/ Valsava manuver yang lama dan

berulang terjadi bila pasien menahan nafas saatmendorong terhadap glottis

yang tertutup.yang dapat mengganggu aliran balik vena.

Pantau DJJ setelah setiap kontraksi atau upaya mengejan.R/ Mendeteksi

bradikardi pada janin dan hipoksia .

Anjurkan klien memilih posisi persalinan yang mengoptimalkan sirkulasi.R/

Posisi persalinan yang baik mempertahankan aliran balik vena dan mencegah

hipotensi.

Pantau TD dan nadi segara setelah pemberian anastesi sampai klien stabil.R/

Hipotensi adalah reaksi merugikan paling umum pada blok epidural lumbal

atausubaraknoid memperlambat aliran balik vena dan menurunkan curah

jantung

Kolaborasi:

Atur infus intra vena sesuai indikasi, pantau pembrian oksitosin dan

turunkankecepatan bila perlu.R/ Jalur IV harus tersedia pada kasus perlunya

memperbaiki hipotensi atau menaikkan obatkedaruratan.

2) Risiko terhadap kerusakan integritas kulit / jaringan b/d pencetusan persalinan,

polakotraksi hipertonik, janin besar.

43 | P a g e

Page 44: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

Tujuan : setelah diberikan askep selama… diharapkan tidak terjadi kerusakan

kulit/ jaringandengan kriteria evaluasi :- Otot-otot perineal rileks selama upaya

mengedan- Bebas dari laserasi yang dapat dicegahIntervensi :

Mandiri :Bantu klien dengan posisi tepat, pernapasan, dan upaya untuk rileks.

R/ Dengan posisi yang tepat, pernafasan yang baik membantu meningkatkan

peregangan bertahap dari perineal dan jaringan vagina dan mencegah terjadinya

trauma atau laserasiserviks

Tempatkan klien pada posisi Sim lateral kiri untuk melahirkan bila

nyaman.R/ Posisi Sim lateral kiri menurunkan ketegangan

perineal ,meningkatkan peregangan bertahap, dan menurunkan perlunya

episiotomy

Bantu klien mengangkat kaki secara simultan, hindari tekanan pada

poplitea,sokongtelapak kaki.R/ Menurunkan regangan otot mencegah

tekanan pada betis,dan ruang poplitea yang dapatmenyebabkan

tromboplebitis pasca partum.

Kolaborasi :

- Kaji kepenuhan kandung kencingR/ Menurunkan terauma kandung kemih

dari bagian presentasi.

- Bantu sesuai kebutuhan dengan manufer tangan , berikan tekanan pada

dagu janinmelalui perineum ibu saat tekanan pengeluaran pada

oksiputdengan tangan lain.R/ Memungkinkan melahirkan lambat saat

kepala bayi telah distensidi perineum 5cmsehingga menurunkan trauma

pada jaringan ibu.

- Bantu dengan episiotomy garis tengan atau mediolateral k/p.R/

Episiotomy dapat mencegah robekan perineum pada kasus bayi besar,

persalinancepat,dan ketidak cukupan relaksasi perineal.

R/ Deselerasi dini karena stimulasi vegal dari kompresi kepala harus

kembali pada pola dasar diantara kontraksiKolaborasi:

- Lakukan pemeriksaan vagina steril ,rasakan prolaps.R/ Peninggian

verteks membantu membebaskan tali pusat, yang dapat ditekan diantara

bagian presentasi jalan lahir.

- Siapkan untuk intervensi bedah bila kelahiran pervaginam atau forcep

rendah tidak memungkinkan dengan segera setelah kira-kira 30 mnt

44 | P a g e

Page 45: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

dan pH janin <7,20R/ Cara kelahiran yang paling cepat harus

diimplementasikan bila janin mengalami hipoksiaatau asidosis berat.

3) Risiko kekurangan volume cairan b/d kehilangan aktif, penurunan masukan ,

perpindahancairan.Tujuan : Setelah diberikan askep selama…diharapkan

volume cairan dapat terpenuhi dengankriteria eveluasi :- Tanda-tanda vital

dalam batas normal.- Haluaran urine adekuat- Membrane mukosa

lembab.Intervensi

Mandiri :

Ukur masukan dan haluaran , dan berat jenis urine.R/ Pada dehidrasi

haluaran urine menurun, beratjenis urine menurun.

Kaji turgor kulit, dan produksi mucus. Turgor kulit yang menurun dan

penurunan poduksi mucus menandakan adanya dehidrasi.

Pantau suhu sesuai indikasi.R/ Peningkatan suhu dan nadi dapat menandakan

dehidrasi atau infeksi.

Lepaskan pakaian yang berlebihan, pertahankan lingkugan sejuk, lindungi

darimenggigil.R/ Menyejukkan tubuh dari evaporasi dapat menurunkan

kehilangan diaforetik.Tremor ototyang dihubungkan dengan menggigil

meningkatkan suhu tubuh dan ketidaknyamanan secaraumum menimbulkan

perubahan pada keseimbangan cairan dan elektrolit.

Kolaborasi :

- Berikan cairan per oral (menyesap cairan jernih atau es batu), atau secara

parenteralR/ Menggantikan kehilangan cairan.Larutan seperti RL

membantu memperbaiki

4) Risiko infeksi maternal b/d prosedur invasive berulang, trauma jaringan,

pemajananterhadap pathogen, persalinan lama atau pecah ketuban

Tujuan : Setelah diberikan askep selama… diharapkan tidak terjadi infeksi

dengan kriteriaevaluasi :- Tidak ditemukan tanda-tanda adanya

infeksi.Intervensi :

Mandiri :

Lakukan perawatan parienal setiap 4 jam.R/ Membantu meningkatkan

kebersihan , mencegah terjadinya infeksi uterus asenden dankemungkinan

sepsis.ah kliendan janin rentan pada infeksi saluran asenden dan

kemungkinansepsis.

45 | P a g e

Page 46: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

Catat tanggal dan waktu pecah ketuban.R/ Dalam 4 jam setelah ketuban

pecah akan terjadi infeksi .

Lakukan pemeriksaan vagina hanya bila sangat perlu, dengan menggunakan

tehnik aseptik R/ Pemeriksaan vagina berulang meningkatkan resiko infeksi

endometrial.

Pantau suhu, nadi dan sel darah putih.R/ Peningkatan suhu atau nadi > 100

dpm dapat menandakan infeksi.

Gunakan tehnik asepsis bedah pada persiapan peralatan.R/ Menurunkan

resiko kontaminasi.

Kolaborasi :

- Berikan antibiotik sesuai indikasiR/ Digunakan dengan kewaspadaan

karena pemakaian antibiotic dapat merangsang pertumbuhan yang

berlebih dari organisme resistenc. ImplementasiSesuai dengan rencana

intervensif. EvaluasiSesuai dengan respon masing-masing klien terhadap

intervensi keperawatan yang diberikandihubungkan dengan tujuan

intervensi dan kriteria evaluasi.

16. Askep persalinan normal kala III

a. Diagnosa keperawatan

1. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan

kehilangan cairan secara tidak disadari, laserasi jalan lahir.

Tujuan dan kriteria hasil: pasien terhindar dari resiko kekurangan volume

cairan setelah mendapatkan tindakan keperawatan selama tiga hari dengan

kriteria hasil tekanan darah dan nadi pasien normal (TD: 110/70-

119/79mmHg ; N:60-90x/menit), mendemonstrasikan kontraksi adekuat

dari uterus dengan kehilangan darah dalam batas normal.

Intervensi :

- Instruksikan klien untuk mendorong pada kontraksi, bantu

mengarahkan perhatiannya untuk mengejan.

R : Mengejan membantu pelepasan dan pengeluaran, menurunkan

kehilangan darahm dan meningkatkan kontraksi uterus.

- Palpasi uterus ; perhatikan ”ballooning”.

R : Menunjukkan relaksasi uterus dengan perdarahan ke dalam

rongga uterus.

46 | P a g e

Page 47: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

- Pantau tanda dan gejala kehilangan cairan berlebihan atau syock.

R : Hemoragi dihubungkan dengan kehilangan cairan lebih besar dari

500 ml dapat dimanifestasikan oleh peningkatan nadi, penurunan TD,

sianosis, disorientasi, peka rangsangan, dan penurunan kesadaran.

- Tempatkan bayi di payudara klien bila ia merencanakanuntuk

memberi ASI.

R : Penghisapan merangsang pelepasan oksitoksin dari hipofisis

posterior, meningkatkan kontraksi miometrik dan menurunkan

kehilangan darah.

- Catat waktu dan mekanisme pelepasan plasenta ; misalnya

mekanisme Duncan versus mekanisme Schulze.

R : Lebih banyak waktu diperlukan bagi plasenta untuk lepas, dan

lebih banyak waktu di mana miometrium tetap rileks, lebih banyak

darah hilang.

- Dapatkan dan catat informasi yang berhubungan dengan inspeksi

uterus dan plasenta untuk fragmen plasenta yang tertahan.

R : Jaringan plasenta yang tertahan dapat menimbulkan infeksi

pascapartum dan hemoragi segera atau lambat.

- Hindari menarik tali pusat secara berkebihan.

R : Kekuatan dapat menimbulkan putusnya tali pusat dan retensi

fragmen plasenta, meningkatkan kehilangan darah.

- Berikan cairan melalui rute parenteral

R : Bila kehilangan cairan berlebihan, penggantian secara parenteral

membantu memperbaiki volume sirkulasi dan oksigenasi dari organ

vital.

- Berikan oksitoksin melalui rute IM atau IV drip diencerkan dakam

karutan elektrolit, sesuai indikasi.

R : Meningkatkan efek vasokonstriksi dalam uterus untuk mengontrol

perdarahan pascapartum setelah pengeluaran plasenta.

- Bantu sesuai kebutuhan dengan pengangkatan plasenta secara manual

di bawah anestesi umum dan kondisi steril.

R : Intervensi manual perlu untuk memudahkan pengeluaran placenta

dan menghentikan hemoragi.

47 | P a g e

Page 48: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

2. Nyeri berhubungan dengan trauma jaringan, respon fisiologis setelah

melahirkan.

Intervensi

- Bantu dengan penggunaan teknik pernapasan selama perbaikkan

pembedahan bila tepat.

R : Pernapasan membantu mengalihkan perhatian langsung dari

ketidaknyamanan, meningkatkan relaksasi.

- Berikan kompres pada perineum setelah melahirkan .

R : Mengkonstriksikan pembuluh darah, menurunkan edema, dan

memberikan kenyamanan dan anastesi lokal.

- Ganti pakaian dan linen basah.

R : Meningkatkan kenyamanan, hangat, dan kebersihan.

- Berikan selimut penghangat.

R : Kehangatan meningkatkan relaksasi otot dan meningkatkan

perfusi jaringan, menurunkan kelelahan dan meningkatkan rasa

nyaman.

3. Perubahan proses keluarga berhubungan dengan terjadinya transisi

(penambahan anggota keluarga), krisis situasi (perubahan peran/ tanggung

jawab).

Intervensi

- Fasilitasi interaksi antara klien/pasangan dan bayi baru lahir sesegera

mungkin setelah melahirkan.

R : Ibu dan bayi mempunyai periode yang sangat sensitif pada waktu di

mana kemampuan interaksi ditingkatkan.

- Berikan klien dan ayah kesempatan untuk menggendong bayi dengan

segera setelah kelahiran bila kondisi bayi stabil.

R : Kontak fisik dini membantu mengembangkan kedekatan.

17. Askep persalinan normal kala IV

No Diagnosa

Kep

Tujuan Intervensi Rasional

1 resiko terjadi

kekurangan

volume

setelah

dilakukan

intervensi

1. Monitoring TTV,

warna kulit dan tonus

1. Untuk mengidentifikasi

perubahan dalam TTV,

dan tonus uterus segera

48 | P a g e

Page 49: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

cairan b/d

atonia uterus

setelah

melahirkan

perdaraha

n tidak

terjadi

uterus

2. Kaji posisi uterus dan

lochea yang keluar

3. Masage fundus uterus

4. Kaji distensi kandung

kemih

untuk menghentikan

perdarahan post partum

2. Jika fundus tidak

dirasakan pada

pertengahan setinggi

umbilikus, ini

menunjukkan distensi

kandung kemih.

3. Merangsang otot untuk

berkontraksi

4. Distensi kandung

kemih dapat

mendorong uterus

keluar dari tempatnya

dan menambah atonia

uteri.

2 Nyeri b/d

terputusnya

kontinuitas

jaringan

akibat proses

persalinan

Setelah

dilakukan

intervensi

sebelum

pulang

nyeri

berkurang

sampai

hilang

1. Anjurkanuntuk

merubah posisi mika

miki dan menghindari

duduk untuk beberapa

waktu

2. Ajarkan teknik

relaksasi napas dalam

3. Ajarkan teknik

distraksi

4. Kolaborasi pemberian

analgetik

1. Tekanan dari tempat

satu posisi dapat

menyebabkan nyeri

2. Meningkatkan asupan

O2 sehingga

mengurangi nyeri

3. Mengalihkan perhatian

klien terhadap nyeri

4. Analgetik dapat

memblok rasa nyeri

3 Tidak

efektifnya

menyusui b/d

kurangnya

pengalaman

Setelah

dilakukan

intervensi

klien dapat

mengerti

1. Kaji tingkat

pengetahuan ibu

2. Kaji konsistensi

payudara dan

pengeluaran ASI

3. Lakukan penkes

tentang perawatan

1. Mengidentifikasi

pengetahuan klien

tentang perawatan

payudara dan

pemberian ASI

2. Menilai apakah ada

pengeluaran ASI atau

49 | P a g e

Page 50: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

payudara

4. Lakukan PenKes

tentang cara

pemberian ASI

tidak

3. Menambah

pengetahuan klien

tentang perawatan

payudara

4. Menambah

pengetahuan klien

tentang cara pemberian

ASI

C. KONSEP KEPERAWATAN POSTNATAL

1. Pengertian

Post partum adalah masa dimana tubuh menyesuaikan, baik fisik maupun psikososial

terhadap proses melahirkan. Dimulai segera setelah bersalin sampai tubuh menyesuaikan

secara sempurna dan kembali mendekati keadaan sebelum hamil (6 minggu).

2. Tujuan pengawasan post partum

a. Mencegah infeksi

b. Meningkatkan penyembuhan jaringan

50 | P a g e

Page 51: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

c. Meningkatkan involusi

d. Memberikan kesempatan kepada ibu klien untuk memelihara bayi.

e. Klien dapat merawat dirinya sendiri dan bayinya secara aktif.

f. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis.

g. Melaksanakan skrinning secara komprehensif, deteksi dini, mengobati atau merujuk

bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayi.

h. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB, cara

dan manfaat menyusui, pemberian imunisasi serta perawatan bayi sehari-hari.

i. Memberikan pelayanan keluarga berencana.

j. Mendapatkan kesehatan emosi.

3. Tahapan postpartum

a. Immediate post partum

Satu jam pertama setelah proses melahirkan sampai 1 hari.

b. Early post partum

Minggu pertama setelah melahirkan.

c. Late post partum

Minggu ke 2 sampai minggu ke 6 post partum.

4. Adaptasi fisiologis post partum

a. System kardiovaskuler

- Volume darah

Terjadi perpindahan normal cairan tubuh yang menyebabkan volume darah menurun

dengan lambat. Penyesuaian pembuluh darah maternal setelah melahirkan

berlangsung dramatis dan cepat.

- Cardiac Output

Terjadi penurunan CO yang menyebabkan oksigen kejaringan berkurang sehingga

pembentukan energi berkurang.

- Tekanan darah, nadi, dan temperatur.

Tekanan darah tetap stabil terjadi penurunan sistolik 20 mmHg, atau lebih pada saat

klien berubah posisi dari terlentang ke posisi duduk, hal ini menggambarkan

hipotermi orthostatic dan merupakan gangguan sementara pada kompensasi kardio

vaskuler terhadap penurunan tekanan vasuker pada panggul, kenaikan tekanan

sistolik 30 mmHg atau diastolic 15 mmHg bila disertai sakit kepala atau perubahan

penglihatan dapat dicurigai adanya pre eklamsi post partum.

51 | P a g e

Page 52: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

- Nadi menjadi bradikardi pada 24 – 48 jam pertama sekitar 40 – 50 x / menit.

Suhu pada 24 jam pertama setelah melahirkan kurang dari 380C. Bila setelah hari

pertama suhu lebih dari 380C selama dua hari berturut – turut dalam 15 hari pertama

post partum harus dicurigai adanya sepsis puerpuralis, infeksi saluran kemih atau

infeksi yang lainnya.Pembengkakan payudara pada hari ke dua dan ke tiga dapat

menyebabkan kenaikan suhu (milk fever), walaupun tidak selalu bila terjadi

kenaikan suhu lebih dari 24 jam.

- Komponen darah

Hb, Ht dan entrosit mendekati keadaan sebelum melahirkan terjadi

hemokonsentrasi, karena diuresis lymposit menurun, leukosit darah dari 15.000 –

30.000 /mm3.Mekanisme pembekuan darah menjadi aktif pada periode immediate

post partum sampai beberapa saat setelah melahirkan aktifitasnya meningkat

tromboemboli.

b. System respirasi

Pernafasan harus berada dalam rentang normal sebelum melahirkan.

c. System reproduksi

Involusio uteri terjadi segera setelah melahirkan dan berlangsung cepat selama 2

minggu kembali lagi ke rongga panggul dalam 6 minggu sedikit lebih besar dari ukuran

multipara.

- 12 jam post partum fundus uteri teraba 1 cm bawah pusat.

- 3 hari post partum fundus uteri teraba 3 cm dibawah pusat.

- 9 hari post partum fundus uteri tidak teraba dibawah simpisis.

d. Lochea

- Rubra pada hari 1 – 3

- Serosa pada hari 4 – 9

- Alba pada hari ke 10

- Lokhea rubra (kruenta) 1 – 3 hari, berwarna merah hitam, terdiri dari sel desidua,

vernifscaseosa, rambut lanugo, sisa mekonium, sisa darah

- Lokhea sanginolenta, 3 – 7 hari berwarna putih bercampur darah.

- Laokhea serosa 7 – 14 hari berwarna kekuning – kuningan

- Lokhea alba

e. Perubahan pada vagina

Kongesti pada pada dinding vagina berakibat sampai beberapa hari, rugae vagina mulai

kembali dalam 6 – 8 minggu (tidak kembli seperti semula) labia mayora dan labia

minora tampak teregang dan tidak licin.

f. System pencernaan

52 | P a g e

Page 53: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

Pemulihan defekasi secara normal terjadi lambat dalam waktu satu minggu.Hal ini di

sebabkan penurunan motilitas usus dan gangguan kenyamanan pada

perineum.Pemberian huknah pada kala 1 dan penurunan kekenyalan otot abdomen yang

merupakan predisposisi terjadinya konstipasi.

g. System endokrin

Kadar endogen progesterone dan kadar prolaktin menurun dengan cepat. Kadar

prolaktin pada klien yang menyusui akan meningkat karena rangsangan dan isapan

bayi.

Estrogen pada klien yang tidak menyusui akan terjadi secara pertahap terjadi pada fase

fasikuler dalam 3 minggu setelah melahirkan. Pada klien yang menyusui biasanya

menstruasi terjadi dalam minggu 36 post partum. Sedangkan yang tidak menyusui akan

terjadi pada minggu ke 12 post partum. Perubahan buah dada, produksi asi dimulai

sekitar hari ke tiga setelah post partum. Dibuat oleh sel asini pada alveolus atas

pengaruh prolaktin keluarnya duktus latiperus disebabkan oleh kontraksi sel

mioepitelium, tergantung pada sekresi oksitoksin dan rangsangan isapan bayi.

h. System perkemihan

Selama proses melahirkan kandung kemih mendapatkan trauma yang dapat

mengakibatkan uedema dan kehilangan sensitivitas terhadap cairan. Perubahan ini

dapat menyebabkan tekanan yang berlebihan dan pengosongan yang tidak sempurna

dari kandung kemih, biasanya klien tidak mempunyai kemampun dalam buang air kecil

dalam 2 hari pertama setelah melahirkan.

Penimbunan cairan dalam jaringan selama kehamilan dikeluarkan melalui deuresis,

biasanya dimulai dalam 12 jam selama melahirkan. Akibat dari diueresis klien, klien

mengalami penurunan berat badan 2.5 kg pada periode early post partum.Hematuri

pada early postpartum menandakan adanya trauma peningkatan kandung kemih waktu

persalinan.Selanjutnya dapat terjadi infeksi pada saluran kandung kemih.

i. System muskuloskeletal

Adaptasi ini mencakupp hal-hal yang membantu relaksasi dan hipermobilisasi sendi

dan perubahan pusat berat ibu akibat pembesaran rahim. Stabilisasi sendi lengkap pada

minggu keenam sampai ke delapan post partum.

j. System neurosensory

Rasa baal dan kesemutan (tingling) periodik pada jari yang dialami 5% wanita hamil

biasanya hilang setelah anak lahir. Nyeri kepala memerlukan pemeriksaan yang cermat,

bisa diakibatkan karena PIH, stress, dan kebocoran cairan serebrospinalis ke dalam

ruang ekstradural selama jarum epidural diletakan ditulang punggung untuk anestesi.

53 | P a g e

Page 54: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

5. Adaptasi psikologis post partum

a. Perubahan psikologis post partum

- Menjadi orang tua merupakan masa transisi (perubahan) yang terjadi pada wanita

postpartum yang mengakibatkan psikologis wanita berubah.

- Masa transisional yang harus diperhatikan oleh perawat adalah: fase honeymoon (fase

setelah bayi lahir terjadi intimidasi dan kontak lama antara ayah dan ibu serta

anak/bayi).

b. Adaptasi orang tua pada fase post partum

- Membicarakan pada peran dan tujuan baru yang di emban orang tua

- Menyesuikan kembali hubungan antara keluarga

- Mengenai bayi baru lahir

c. Tahan perubahan Psikologis menurut robin

- Fase take in (tingkah laku ketergantungan)

Perhatikan klien terhadap kebutuhan dirinya mungkin pasif dan tergantung,

berlangsung selam 1 – 2 hari, klien tidak menginginkan kontak dengan bayinya tetapi

bukan berarti tidak memperhatikan bayinya pada fase ini yang diperlukan klien adalah

informasi tentang bayinya bukan cara merawat bayinya klien memerlukan tidur dan

makan yang cukup.

- Fase taking hold (tingkahlaku madiri dan ketergantungan).

Klien berusaha mandiri dan inisiatif perhatian lebih mengetahui terhadap fungsi tubuh

misalnya kelancaran BAB dan BAK melakukan aktifitas, dudu, jalan, dan keinginan

untuk belajar tentang perawatan diri dan bayinya, timbul kurang rasa percaya diri

sehingga mudah mengatakan tidak mau, fase ini tibul dalam ± 10 hari.

- Fase latting go

Klien merasa bayinya tidak terpisah darinya dan dirinya mendapatkan pelajaran dan

tanggung jawab baru terjadi peningkatan kemandirian dalam perawatan diri sendiri

dan bayinya penyesuaian dalam hubungan keluarga termasuk bayi.

d. Post partum blues

Pada masa post partum semua klien kadang mengalami kekecewaan dengan mudah

tersinggung dan terluka sehingga pola makan dan tidur terganggu, post partum blues

ini disebabkan perubahan hormonal dan peran transisi hal yang berkontribusi adalah

rasa yang tidak nyaman kelelahan, kehabisan tenaga, dengan sering menangis dapat

menurunkan ketegangan bila orang tua kurang memahami hal ini maka akan timbul

rasa bersalah yang dapat mengakibatkan depresi post partum.

Intervensi keperawatan

54 | P a g e

Page 55: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

Menjadi pendengar yang baik, ekspresikan perasaan, menunjukan realita sumber

support, meningkatkan kenyamanan hidup dan eksercise.

e. Depresi postpartum

Depresi post parum  adalah depresi yang bervariasi dari hari ke hari dengan

menunjukkan kelelahan, mudah marah, gangguan nafsu makan dan kehilangan

libido(kehilangan selera untuk berhubungan intim dengan suami).

Tanda dan gejala depresi post partum yang dialami 60% wanita mempunyai

karateristik dan spesifik antara lain:

- Trauma terhadap intervensi medis yang terjadi,

- Kelelahan dan perubahan mood,

- Gangguan nafsu makan dan gangguan tidur,

- Tidak mau berhubungan dengan orang lain,

- Tidak mencintai bayinya dan ingin menyakiti bayinya atau dirinya sendiri.

Disebabkan karena gangguan hormonal. Hormon yang terkait dengan terjadinya

depresi post partum adalah prolaktin, steroid dan progesterone.

6. Adaptasi keluarga

a. Peran transisi menjadi orang tua

- Fase antisifasi

Kelahiran seorang bayi merupakan proses mendasar dalam interaksi keluarga keadaan

yang tidak stabil memerluakan dukungan interaksi dari keluarga untuk menjalani

peran transisi sebagai orang tua.

- Fase honeymoon

Pada saat perhatian terarah pada bayi, keadaan bayi merupakan hal tentang adanya

tambahan anggota keluarga masing – masing saling memperhatikan bayi mereka,

klien tidak memerlukan hal – hal romantic secara biologis

b. Konsep menjadi orang tua

a. Adaptasi ayah

Menjadi anggota keluarga baru yang terlupakan ( bila anak pertama )

Merupakan bagian anggota keluarga terbesar dari keluarga

Aktivitas menjadi tidak terkendali tidur dan makan tidak terjadwal

b. Adaptasi ibu

Kemampuan membatasi peran baru lebih kepada kesehatan fisik yang di perhatikan

pada pekerjaan dan kehidupan

55 | P a g e

Page 56: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

Kehamilan dan persalinan normal akan mempersiapkan ibu menjadi peran baru

mengatur rumah dan merawat bayinya tidak akan menyusahkan

c. Adaptasi anak / sibling

Kedatangan anak yang baru akan mengganggu akan toddler

Anak toddler menjaga jarak / merasa di acuhkan orang tuanya

Anak merasa tidak berguna cemburu terhadap adik baru

Anak merasa adanya timbul permusuhan

Anak akan kembali bertingkah laku tidak sesuai dengan usia perkembangan

d. Adaptasi Kakek Nenek

Nenek adalah rule model atau sumber informasi dan yang member dukungan

Kehadiran cucu mengurangi kesepian dan rasa bosan

Konflik mengurus dan mengontrol perasaan anak

7. Ciri-Ciri Family Centre Maternity Care di Ruang Post Partum

- Berfikir pada pemenuhan kebutuhan wanita usia subur berkaitan dengan sistem

reproduksi tanpa adanya kehamilan sampai dengan 6 minggu, bayi sampai dengan 26 hari

beserta keluarganya mengadakan adaptasi terhadap adanya perubahan fisik dan fisiologis

yang bertujuan untuk kesejahteraan keluarga

- Pendekatan kepada keluarga sebagai satu kesatuan (Bapak, Ibu dan anak)

- Kerjasama team (klien, keluarga,petugas dan masyarakat)

- Melakukan kegiataan,seperti pendidikan wanita usia subur dalam masalah reproduksi,

dalam menghadapi kehamilan dan persalinan, konsultasi dan perawatan ibu serta bayi

baru lahir, supervise

- Perawat berinteraksi dengan klien

Mengkaji masalah dan sumber pendukung di masyarakat

Merencanakan dan melaksanakan tindakan untuk mengatasi masalah klien, keluarga

dan masyarakat

Merujuk pada anggota team kesehatan lain untuk penanganan tindak lanjut

8. Discarge Planning

Pada persiapan pulang klien diberi pengetahuan tentang:

- Cara perawatan tali pusar

- Cara memandikan

- Breas feeding (menyusui) dan breas care (payudara)

- Kontol bonding sibling

- Perawatan vulva serta mengenai tanda-tanda bahaya post partum

9. Home care

56 | P a g e

Page 57: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

Pada supervise pelaksanaan home care, klien dikaji pengetahuannya tentang:

- Pengetahuan sex post partum

- Persiapan menjadi ibu post partum

10. Kebutuhan post partum

a. Mobilisasi

Umumnya wanita sangat lelah setelah melahirkan, lebih-lebih bila persalinan berlangsung

lama, karena si ibu harus cukup beristirahat, dimana ia harus tidur terlentang selama 8

jama post partum untuk memcegah perdarahan post partum. Kemudian ia boleh miring ke

kiri dan ke kanan untuk memcegah terjadinya trombosis dan tromboemboli. Pada hari

kedua telah dapat duduk, hari ketiga telah dapat jalan-jalan dan hari keempat atau kelima

boleh pulang. Mobilisasi ini tidak mutlak, bervariasi tergantung pada adanya komplikasi

persalinan, nifas, dan sembuhnya luka.

b. Diet / Makanan

Makanan yang diberikan harus bermutu tinggi dan cukup kalori, yang mengandung cukup

protein, banyak cairan, serta banyak buah-buahan dan sayuran karena si ibu ini mengalami

hemokosentrasi.

c. Buang Air Kecil

Buang air kecil harus secepatnya dilakukan sendiri. Kadang-kadang wanita sulit kencing

karena pada persalinan m.sphicter vesica et urethare mengalami tekanan oleh kepala janin

dan spasme oleh iritasi musc. sphincter ani. Juga oleh karena adanya oedem kandungan

kemih yang terjadi selama persalinan. Bila kandung kemih penuh dengan wanita sulit

kencing sebaiknya lakukan kateterisasi, sebab hal ini dapat mengundang terjadinya infeksi.

Bila infeksi telah terjadi (urethritis, cystitis, pyelitis), maka pemberian antibiotika sudah

pada tempatnya.

d. Buang Air Besar

Buang air besar harus sudah ada dalam 3-4 hari post partum. Bila ada obstipasi dan timbul

berak yang keras, dapat kita lakukan pemberian obat pencahar (laxantia) peroral atau

parenterala, atau dilakukan klisma bila masih belum berakhir. Karena jika tidak, feses

dapat tertimbun di rektum, dan menimbulkan demam.

e. Demam

Sesudah bersalin, suhu badan ibu naik ± 0,5 C dari keadaan normal, tapi tidak melebihi

380C. Dan sesudah 12 jam pertama suhu badan akan kembali normal. Bila suhu lebih dari

380C mungkin telah ada infeksi.

f. Mules-mules

Hal ini timbul akibat kontraksi uterus dan biasanya lebih terasa sedang menyusui. Hal ini

dialami selama 2-3 hari sesudah bersalin. Perasaan sakit ini juga timbul bila masih ada sisa

57 | P a g e

Page 58: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

selaput ketuban, plasenta atau gumpalan dari di cavum uteri. Bila si ibu sangat mengeluh,

dapat diberikan analgetik atau sedativa supaya ia dapat beristirahat tidur.

g. Laktasi

Delapan Jam sesudah persalinan si ibu disuruh mencoba menyusui bayinya untuk

merangsang timbulnya laktasi, kecuali ada kontraindikasi untuk menyusui bayinya,

misalnya: menderita thypus abdominalis, tuberkulosis aktif, thyrotoxicosis,DM berat,

psikosi atau puting susu tertarik ke dalam, leprae, atau kelainan pada bayinya sendiri

misalnya pada bayi sumbing (labiognato palatoschizis) sehingga ia tidak dapat menyusu

oleh karena tidak dapat menghisap, minuman harus diberikan melalui sonde.

11. Analisa Data

No Data Etiologi Masalah

1 Ds: ibu mengatakan

nyeri di dasar perineum

Do: klien nampak

meringis kesakitan, klien

terlihat kesakitan, TTV

meningkat

Janin yang besar atau janin yang

lahir sempit

Di perlukan jalan lahir/ episiotomi

Terputusnya kontinuitas jaringan

Merangsang oengeluaran histamin,

serotonin, bradikinin

Nyeri

Gangguan rasa nyaman

nyeri

3 Ds:

Do: terdapat luka

episiotomi

Persalinan

Trauma jaringan dan prosedur infasif

Dilakukan episiotomi

Menyebabkan luka

Perineum merupakan area yang

beresiko tinggi terjadinya invasi

bakteri

Resti terhadap infeksi

58 | P a g e

Page 59: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

Resiko terhadap infeksi

12. Diagnose keperawatan yang mungkin muncul

a. Gangguan rasa nyaman nyeri b.d terputusnya kontinuitas jaringan

b. Gangguan pola eliminasi BAB/BAK berhubung dengan luka episotomi dan tertahannya

kandung kemih.

c. Gangguan perfusi jaringan b/d perdarahan pervaginam

d. Resiko tinggi infeksi b.d terdapatnya luka episiotomy

e. Resiko shock hipovolemik b/d perdarahan.

13. Intervensi keperawatan

a. DP 1: Gangguan rasa nyaman nyeri b.d terputusnya kontinuitas jaringan.

Tujuan: Mengungkapkan hilangnya nyeri

Intervensi:

- kaji tungkai nyeri

- instruksikan untuk relaksasikan

- berikan tindakan kenyamanan dengan kompres hangat

- terapi analgetik

Rasional

- membantu dalam diagnosa banding dalam pemilihan metode tindakan

- menurunkan cemas karena menurunkan saraf simpatik terhadap parasimpatik

- menaikan vasodiatasi pembuluh darah

- menurunkan nyeri dengan cemas

b. DP 2: Gangguan pola eliminasi BAB/BAK berhubung dengan luka episotomi dan

tertahannya kandung kemih.

Tujuan: Gangguan eliminasi teratasi

Intervensi

- Kaji adanya distensi blader, kateterisasi sesuai indikasi

- Anjurkan untuk ambulasi dini

- Pastikan intake cairan yang cukup

- Berendam dengan air hangat jika diperlukan

Evaluasi pemulihan eliminasi urin

- Pengosongan pertama sekitar 4 jam setelah melahirkan

59 | P a g e

Page 60: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

- Blader tidak distensi

- Pengeluaran > 200 ml saat 2 X berkemih pertama

- Tanpa nyeri atau rasa tidak nyaman saat berkemih

c. DP 3: Gangguan perfusi jaringan b/d perdarahan pervaginam

Tujuan:

- Menunjukan TTV Normal

- Menstruasi normal

Intervensi:

- perhatikan HG dan HT

- pantau TTV

- perhatikan tingkat kesadaran

- kaji tanda – tanda sianosis

Rasionalisasi

- nilai banding membantu menentukan beratnya kehilangan darah

- mengamati tanda asidosis metabolik

- perubahan sensori adalah indikator dini dari hipoxia

- tanda – tanda sirkulasi pada pembuluh darah perifer

d. DP 4: Resiko tinggi infeksi b.d terdapatnya luka episiotomy

Tujuan : mengungkapkan pemahaman tentang factor penyebab

Intervensi :

- Ajarkan mencuci tangan yang tepat

- Kaji TTB dan HT

- Perhatikan gejala melaise

- Berikan suplemen zat besi

Rasionalisasi

- Mencegah kontaminasi silang atau penyebaran

- Anemia menyertai infeksi menyertai imun

- Menandakan keterlibatan sistemik

- Membantu pembentukan sel darah merah

e. DP 5: Resiko shock hipovolemik b/d perdarahan

Tujuan: keseimbangan cairan stabil

Intervensi:

- Tinjau ulang catatan kehamilan dan persalinan

60 | P a g e

Page 61: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

- Kaji dan catat jumlah, tipe dan sisi pendarahan

- Kaji lokasi uterus dan derajat kontraktilasi uterins

- Amati TTV

- Kaji intake dan output

- Berikan ungkapan yang tenang dan dukungan psikologis.

Rasionalisasi

- Membantu dan membuat rencana perawatan yang tepat

- Perkiraan kehilangan darah dan adanya bekuan membuat diagnosa banding dan

menentukan kebutuhan penggantian

- Derajat kontraktivitas uterus dibantu dan diagnosa banding

- Mengetahui tanda – tanda hipovolemik dan terjadinya perdarahan

- Memperkirakan luas atau kehilangan cairan

- Peningkatan relaksasi, menurunkan ansiatas dan kebutuhan metabolik

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PADA NY. R G1P0A0

DENGAN PERSALINAN SPONTAN DIRUANG ZAITUN III

RUMAH SAKIT AL-IHSAN PROVINSI JABAR

I. Pengkajian

61 | P a g e

Page 62: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

A. Identitas

Identitas Klien

Nama : Ny. R

Umur : 23 tahun

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Jl. Wangisagara 02/07 Majalengka

Tgl Masuk : 29 November 2012 (pukul 01.00 WIB)

Tgl Pengkajian : 29 November 2012 (Pukul 09.00 wib)

No. Medrec : 35.21.11

Diagnosa Medis : G1P0A0

Identitas Penanggungjawab

Nama : Tn. T

Umur : 30 tahun

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Wiraswasta

Hubungan dengan klien : Suami

B. Status Kesehatan

1. Datang Pada Tanggal : Klien datang pada tanggal 29 November 2012.

2. Alasan Kunjungannya : Klien datang karna merasa mulas sejak kemarin dan

usia kehamilan sudah 41 minggu.

3. Keluhan – keluhan : tidak ada masalah.

4. Riwayat menstruasi

Klien mengalami haid pertama pada usia 14 tahun dengan siklus haid 35 hari,

lamanya haid selama 6 – 7 hari, perdarahan haid dirasakan tidak begitu banyak.

Saat haid klien terkadang mengalami dismenorrhoe, pola haid teratur setiap 1

bulan sekali.Dan klien terkadang mengalami keputihan.

5. Riwayat Imunisasi

Klien mengatakan pernah di imunisasi TT saat usia kehamilan 7 bulan.

6. Riwayat Kontrasepsi

62 | P a g e

Page 63: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

Sebelum kehamilan ini klien tidak pernah menggunakan kontrasepsi apapun.

7. Riwayat Penyakit Sistemik

Klien tidak pernah menderita penyakit sistemik.

8. Riwayat Penyakit Keluarga

Klien mengatakan dalam keluarga klien tidak memiliki riwayat penyakit seperti

jantung, hipertensi dan DM.

9. Riwayat Sosial

Kehamilan yang dialami oleh klien adalah kehamilan yang direncanakan

karena ini merupakan kehamilan pertama, dan saat ini klien serta suaminya

menginginkan kehadiran anggota keluarga baru dalam rumah tangganya yaitu

seorang anak. Status perkawinan klien merupakan perkawinan yang pertama dank

lien menikah pada saat usia 22 tahun.

10. Riwayat Kehamilan Ini

Klien mengatakan HPHT 26 Februari 2012 kehamilan yang pertama, hari

pernafsiran lahir (HPL) pada 10 Desember 2012.Klien mengatakan pada saat

trimester pertama klien tidak keluhan, tetapi pada trimester ke dua ada keluhan

yaitu pusing, pada trimester ke tiga tidak ada. Pergerakan bayi dirasakan pada usia

7 bulan, dan dirasakan sering.

C. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum

Kesadaran : Compos Mentis

Nilai GCS : 15 (E:4, V:5, M:6)

Tinggi Badan : 162 Cm

BB Sekarang : 85 kg

BB sebelum hamil : 72 kg

Tanda-tanda Vital :

TD : 110/80 mmHg R : 22x/mnt

N : 80x/mnt S : 36.70C

2. Muka

63 | P a g e

Page 64: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

Bentuk muka simetris, tidak ada cloasma gravidarum pada daerah pipi,

tidak ada edema, tidak ada luka ataupun lesi, tidak pucat, dan keadaan kulit muka

bersih putih.

3. Mata

Bentuk mata simetris, konjuntiva merah muda, skelera putih, gerakan bola

mata simetris, reflek mengedip +, reflek pupil saat didekatkan cahaya miosis dan

saat cahaya dijauhkan midriasis, tidak ada tanda – tanda peradangan.

4. Mulut dan Gigi

Keadaan bibir simetris, mukosa mulut lembab, warna bibir merah muda,

tidak cyanosis, tidak berbau, jumlah gigi lengkap belum ada yang berlubang.

5. Hidung

Bentuk hidung simetris, tidak ada pernafasan cuping hidung, mukosa

hidung merah muda, tidak ada deviasi septum, tidak ada sesak, kepatenan jalan

nafas bagus tidak ada hambatan, tidak ada tanda – tanda peradangan.

6. Telinga

Bentuk telingan simetris, pina sejajar dengan sudut mata luar, fungsi

pendengaran baik dan normal, telinga tampak bersih, tidak ada pengeluaran

serumen.

7. Leher

Bentuk leher simetris, tidak tampak luka ataupun lesi, tidak ada benjolan,

tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran KGB, tidak ada peningkatan JVP.

8. Dada dan Payudara

Bentuk dada simetris, tidak ada lesi ataupun luka, bentuk payudara simetris,

tidak ada hiperpigmentasi, puting susu menonjol, tidak ada nyeri tekan, konsistensi

payudara lembut dan kenyal, tidak ada pembengkakan, tidak ada hiperpigmentasi

pada daerah areola.

9. Abdomen

Keadaan perut cembung, terdapat striae gravidarum, terdapat linea alba,

tidak ada edema, luka ataupun lesi, tidak ada asites dan kelainan lainnya.Saat

dipalpasi TFU 36 cm, taksiran BB Janin (TFU – 12 x 155) yaitu 36 – 12 x 155 =

3720 gram. Saat dilakukan auskultasi DJJ pada punggung kanan 144 x /menit.

Pemeriksaan Leopold :

64 | P a g e

Page 65: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

Leopold I : teraba bulat, lunak, tidak melenting (bokong).

Leopold II : punggung janin teraba disebelah kanan, bagian terkecil janin teraba

disebelah kiri.

Leopold III : teraba bulat, keras, melenting.

Leopold IV : penurunan kepala sudah teraba divergen.

10. Ekstremitas

a. Ekstremitas Atas

Keadaan ekstremitas simetris, bersih, reflek bisep dan trisep baik,

pergerakan tidak ada keterbatasan, kekuatan otot baik dan tidak ada

edema.Terpasang infus pada tangan sebelah kanan.

b. Ekstremitas Bawah

Keadaan ekstremitas simetris, bersih, reflek patella dan archiles baik,

pergerakan tidak ada keterbatasan, kekuatan otot baik dan tidak ada edema.

Gambaran ekstremitas :

11. Genitalia

Keadaan vagina terdapat pengeluaran cairan, tidak ada edema,

pembengkakan, tidak ada nyeri, pada area perineum tidak ada luka dan kelainan.

12. Anus

Terdapat hemoroid, keadaan anus bersih, tidak ada pendarahan.

13. Pola Sehari – hari

No Pola sehari-hari Sebelum hamil Setelah hamil Setelah melahirkan

1 Pola Nutrisi

65 | P a g e

5 5

5 5

Page 66: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

Makan

Frekuensi

Jenis makanan

Pantangan

Keluhan

Minum

Jenis minum

Frekuensi

Keluhan

3x1 porsi/hari

Nasi, sayur, lauk

T.A.P

T.A.K

Air putih dan teh

5-6 gelas/hari

T.A.K

2x1 porsi/hari

Nasi, sayur, lauk

T.A.P

T.A.K

Air putih dan susu

5-6 gelas/hari

T.A.K

3x1/2 porsi/hari

Nasi, sayur, lauk

T.A.P

T.A.K

Air putih

3-4 gelas/hari

T.A.K

2 Eliminasi

BAK

Frekuensi

Warna

Keluhan

BAB

Frekuensi

Konsistensi

Warna

Keluhan

5-6x/hari

Jernih

T.A.K

1x/hari

Padat

Kuning

T.A.K

7-8x/hari

Seperti air

teh/jernih

T.A.K

1x/hari

Padat

Kuning

T.A.K

3-4x/hari

Seperti air teh/jernih

T.A.K

Belum BAB

-

-

-

3 Pola istirahat dan

tidur

Siang

Malam

Keluhan

1 jam/hari, nyenyak

5-6 jam/hari,

nyenyak

T.A.K

1 jam/hari,

nyenyak

4-5 jam/hari,

nyenyak

T.A.K

30 menit/hari

3 jam/hari

T.A.K

4 Personal hygiene

Mandi

Gosok gigi

Keramas

2x/hari

2x/hari

3x/minggu

2x/hari

2x/hari

3x/minggu

1x/hari, diseka

1x/hari

Belum keramas

66 | P a g e

Page 67: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

Perawatan payudara

Perawatan vulva

Keluhan

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

T.A.K

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

T.A.K

Tidak dilakukan

Tidak dilakukan

T.A.K

5 Pola aktivitas

Mandiri

Dibantu sebagian

Tergantung penuh

Keluhan

Sebelum hamil

aktivitas klien

sehari-hari sebagai

ibu run\mah tangga

dilakukan secara

mandiri dan tidak

ada keluhan yang

dirasakan

Saat hamil

kegiatan sehari-

hari klien

dilakukan secara

mandiri tetapi

untuk kegiatan

berat dibatasi

Setelah melahirkan

kegiatan klien

dibantu sebagian oleh

perawat dan keluarga

yang menunggu di

rumah sakit.

6 Pola seksual Tidak dikaji Tidak dikaji Tidak dikaji

14. Data Psikososial

Klien merasa senang dalam mengahadapi kehamilannya, klien, suami

beserta keluarganya telah mempersiapkan kebutuhan untuk janin.Dan ingin segera

menimang bayinya.

15. Data Pengetahuan

Saat dilakukan pengkajian klien mengatakan tidak mngetahui mengenai

tanda bahaya kehamilan, klien mengatakan dalam 1 minggu pola hubungan

seksualnya antara 2 – 3 x seminggu. Klien kurang mengetahui mengenai kebutuhan

nutrisi yang dibutuhkan selama hamil tetapi klien mengatakan berusaha makan

makanan yang bergizi, buah – buahan dan susu khusus kehamilan. Klien

mengatakan belum pernah mengikuti senam hamil, keadaan klien bersih dan rapi.

16. Data Penunjang

Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang.

17. Terapi Medik

Infus RL 20 gtt/menit.

18. Data Pengetahuan Persalinan

Saat dilakukan pengkajian klien belum mengetahui tentang managemen aktif kala I

– IV.

67 | P a g e

Page 68: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

Kala I : klien belum mengetahui proses persalinan dari awalnya dimulai

persalinan sampai berakhirnya proses persalinan.

Kala III : klien belum mengetahui mengenai cara melakukan IMD

(Inisiasi menyusui Dini).

Kala IV : klien belum mengetahui cara mengatasi nyeri setelah

melahirkan

19. Kala I Persalinan.

Tanggal Jam Hasil observasi

29 November 2012 10.30 KU : Klien tampak gelisah his (+), ± 10 menit

lamanya 20 – 25 detik, lendir (+), darah (-), klien

mengeluh nyeri pada area pinggang menjalar ke

bagian perut dan terasa terus menerus, klien

sudah mengalami pembukaan 5 cm, portio tebal

luna, ketuban (-).

11.30 KU : Tenang, his (+), kekuatan his semakin kuat,

pemeriksaan dalam dilakukan sudah mencapai

pembukaan 6 – 7 cm, penurunan kepala di hodge

III

12.30 KU : Klien tampak meringis kesakitan, his (+)

dan semakin kuat, pemeriksaan dalam dilakukan

dan pembukaan sudah mencapai 7 – 8 cm,

penurunan kepala di Hodge III.

13.30 Klien meringis kesakitan dan perasaan ingin

mengedan seperti BAB.

14.00 Dilakukan pemeriksaan dalam dan pembukaan

sudah 9 cm, Penurunan kepala di Hodge IV.

14.54 Pembukaan sudah lengkap 10 cm, penurunan

kepala di Hodge IV.

Kebutuhan Psikososial Klien

Klien mengatakan bahwa dirinya merasa cemas dan takut dalam menghadapi

persalinan saat ini. Klien merasa lebih nyaman bila ditemani suami dan

bibinya, komunikasi klien dan keluarga terjalin dengan baik, klien sangat

kooperatif dengan tim medis yang bertugas.

68 | P a g e

Page 69: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

Kebutuhan Khusus Klien

Klien dianjurkan untuk menyiapkan tenaga dan minum teh manis agar saat

klien nanti persalinan klien mempunyai tenaga yang cukup untuk mengedan,

memberi kebebasan pada klien untuk berkemih dan memilih posisi sesuai

kebutuhan dan kenyamanan klien.

D. Analis Data

No Data Etiologi Masalah

1. DS :

Klien selalu bertanya

tentang bagaimana proses

melahirkan, dank lien

berkata cemas dan takut

menghadapi persalinan.

DO :

- klien tampak gelisah

- klien terlihat tegang

- klien merasa tenang apa

bila ditemani bibi dan

suaminya

Kala 1

Belum ada pengalaman persalinan

Informasi yang klien terima kurang

Stress meningkat

Krisis stuasional

Cemas meningkat

Cemas

E. Diagnosa Keperawatan

Kala 1

Dx.1 Cemas berhubungan dengan ketidaktahuan tentang proses persalinan ditandai

dengan kurangnya informasi mengenai proses persalinan.

F. Rencana Asuhan Keperawatan

No Dx.kep TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

1 Dx.1 Setelah

dilakukan

intervensi

selama 1x 8 jam

1. Jelaskan prosedur

keperawatan yang akan

dilakukan sebelum memulai

tindakan.

1. Untuk memberikan

penjelasan klien akan

mengerti tindakan yang

aakan dilakukan.

69 | P a g e

Page 70: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

rasa cemas dapat

teratisi dengan

KH :

K/u tenang

Klien

mengatakan

rasa cemas

berkurang

bahkan

sampai

hilang.

2. Berikan gambaran yang jelas

tentang proses persalinan dan

tahap – tahap dalam proses

persalinan.

3. Ingatkan klien untuk

mengendalikan dan

mempersiapkan mentalnya

dan fisiknya dalam

menghadapi persalinan.

4. Berikan kesempatan kepada

klien untuk mengungkapkan

perasaanya.

2. Klien akan memahami

dan mengerti tentang

proses persalinan

sehingga akan

mengurangi rasa takut

dank lien jadi tenang.

3. Untuk mengurangi

kecemasan didalamnya

diri klien.

4. Untuk menggali

perasaan klien tentang

kecemasannya.

G. Implementasi keperawatan

No Tgl/hari Dx.Kep IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF

1 Kamis

29/11/12

Dx.1 1. Memberikan gambaran

yang jelas tentang

prosespersalinan

2. Menjelaskan tentang

prosedur tindakan yang

akan dilakukan.

E : Ibu tampak

memahami

gambaran

persalinan yg

akan dijalani

E : Klien mengerti

mengenai

prosedur tindakan

yang akan

dilakukanya

E : Ibu mengerti apa

yang harus

dilakukan ketika

mendekati proses

persalinan, dan

70 | P a g e

Page 71: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

3. Mengingatkan klien u/

mengendalikan dan

mempersiapkan mentalnya

dalam menghadapi

persalinan.

4. Memberikan kesempatan

kepada klien untuk

mengungkapkan

perasaanya.

menyiapkan diri

untuk

persalinanya.

E : Klien mau

mengungkapkan

perasaan yang

dirasakannya saat

ini.

H. Catatan Perkembangan

No Diagnosa

keperawatan

Hari /

Tanggal

Catatan Perkembangan Paraf

1 DX 1 Kamis, 29

November

2012

S: Klien mengatakan sedikit memahami

tentang proses persalinan yang akan

dijanani.

O: Klien tampak tenang setelah diberikan

penjelasan mengenai proses persalinan.

- TD: 110/80 mmHg

N :80x/menit

R : 22x/menit

S : 36,7o C

A: masalah teratasi

P: hentikan intervensi

71 | P a g e

Page 72: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

2. ASUHAN KEPERAWATAN INTRANATAL

A. Kala II Dan III (Intranatal)

Data Fokus Intranatal

Data Pengetahuan

Saat dilakukan pengkajian klien mengatakan belum mengetahui tentang kala

II - IV persalinan, klien tidak tahu cara mengtasi nyeri saat terjadi kontraksi, klien

terlihat sangat takut dan cemas saat akan menghadapi persalinan. Pada kala II klien

belum tahu cara mengedan dengan benar. Pada kali III klien belum tahu cara

melakukan IMD (Inisiasi Menyusui Dini). Pada kala IV klien belum tahu cara

menilai kontraksi uterus.

B. Kala Persalinan

Kala II

Tanggal Jam Hasil observasi

29

November

2012

14. 54 KU : rasa mulas klien semakin hebat, pembukaan

lengkap 10 cm, dan klien ada perasaan ingin

mengedan seperti BAB, kemudian tim medis

mempersiapkan partus set dan memposisikan

klien lalu memimpin klien untuk mengedan

dengan benar, lalu dokter melakukan episiotomy

untuk melebarkan jalan lahir sepanjang ± 4 cm.

Lalu pengeluaran janin dilakukan dengan vacum.

15.09 Lahir seorang bayi laki – laki dengan Berat

Badan 3150 gram dengan tonus otot kuat, bayi

menangis dengan nyaring dan warna kulit

kemerahan.

KU bayi : baik dengan nilai apgar 1 menit : 7 dan

menit ke – 5 : 9

Kebutuhan Psikososial Klien

Klien terlihat masih merasa cemas selama proses persalinan, klien mengatakan

ingin ditemani suami dan bibinya.

Kebutuhan Khusus Klien

72 | P a g e

Page 73: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

Selama proses persalinan klien terus dipimpin untuk mengedan dengan cara

yang benar agar proses persalinan berjalan dengan lancar.

Kala III

Tanggal Jam Hasil observasi

29

November

2012

15.15 KU : klien menanyakan keadaan anaknya,

tampak adanya kontraksi uterus, uterus tampak

membulat dan keluar darah dari jalan lahir ± 100

cc, lalu dilakukan penarikan tali pusat dan

pengeluaran plasenta dengan spontan secara

dorso kranial, keadaan plasenta lengkap dengan 1

arteri dan 2 vena. Berat plasenta ± 800 gram

dengan lama proses pengeluaran 5 menit,

perdarahan post partum pervagina ± 350 cc.

Kebutuhan Psikososial Klien

Klien mengatakan nyeri pada daerah perut, tetapi klien bahagian saat klien

mendengar tangisan bayinya, klien mengatakan ingin minum karna merasa

sangat haus.

Kebutuhan Khusus Klien

Dilakukan dorso cranial untuk proses pengeluaran placenta. Klien dipimpin

untuk memberikan IMD (inisiasi menyusui dini) pada bayinya.

C. ASUHAN KEPERAWATAN

1. Analisa Data

NO DATA ETIOLOGI MASALAH

1. Kala II

DS :

Klien mengatakan mulas semakin

kuat dan semakin nyeri dan klien

mengungkapkan ingin mengedan

seperti BAB

Kala ll

Pembukaan serviks

10cm/lengkap

His adekuat

Nyeri

73 | P a g e

Page 74: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

DO :

1. Klien tampak meringis

2. Perineum, vulva dan anus

menonjol

3. Pembukaan lengkap 10cm

4. His semakin kuat

Detak janin teraba di dasar

panggul

Perineum menonjoldanmelebar

Tekanan pada syaraf yang

mengelilingi uterus dan vagina

Implus disampaikan ketalamus

Nyeri dipersepsikan ke kortex

serebri

Nyeri

2 DS :

Klien mengatakan ingin minum

DO :

1. Klien terlihat lelah dan

banyak keluar keringat.

2. Klien meminta minum

Perasaan ingin mengedan

Penggunaan energy yang

berlebihan

Cadangan energy berkurang

Klien kelelahan dan tak mampu

mengedan lagi

Kelelahan

3 DS : -

DO :

Pemeriksaandilakukanuntukmeng

etahuipersalinan,

dengandilakukanberulang

Pemeriksaan vagina berulang-

ulang

Pembukaanservikslengkap 10cm

Kepalajaninberadadidasarpangg

ul

Jalanlahirkuranglebar

Resiko tinggi

infeksi maternal

74 | P a g e

Page 75: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

Dilakukan episiotomy/robekan

Resikotinggiinfeksi maternal

4 Kala III

DS: -

DO:

1. Klien terpasang infus

2. Kala pengeluaran placenta

3. Perdarahankala III 100cc

4. Perdarahan post partum ±

350cc

Proses persalinan kala III

Kontraksi myometrium

Penurunanukuran uterus

Berkurangnya tempat placenta

Placenta menebal dan

memisahkan diri dari dinding

uterus dan turun

Placenta terlepas

Myometrium placenta terbuka

PerdarahanPP banyak

Intake cairan tidak adekuat

Resiko tinggi

kekurangan

volume cairan

2. Rencana Asuhan Keperawatan

No No. Dx Tujuan Intervensi Rasional

1 Kala II

Dx 1

Setelah dilakukan

intervensi 1 x 5

jam klien dapat

beradaptasi

dengan rasa

1. Anjurkan posisi miring

kekiri

2. Pertahankan kandung

1. Menghindari penekanan

pada vena cava sehingga

meningkatkan sirkulasi

pada ibu maupun janin

2. Memperlancar

75 | P a g e

Page 76: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

nyerinya dengan

kriterianya :

1. Klien dapat

mengontrol

rasa nyeri dan

dapat

mengedan

dengan nyeri

kemih dalam keadaan

kosong.

3. Jelaskan pada ibu

bahwa relaksasi selama

kontraksi sangat

penting

4. Anjurkan teknik

relaksasi ( nafas

dalam ).

5. Lakukan massage pada

pinggang bawah

6. Anjurkan teknik

mengedan yang benar

penurunan terendah janin

dan menghindari

penekanan sehingga

sirkulasi lancar

3. meningkatkan rasa

nyaman pada ibu

4. meningkatkan relaksasi

otot-otot abdomen

sehingga mengurangi

gesekan antara uterus

dan dinding abdomen

5. imflus nyeri di blok

dengan memberikan

rangsangan pada saraf

sehingga gate control

tertutup dan rangsangan

nyeri tidak diteruskan

kekortex serebri

6. mempercepat proses

persalinan dan

mengurangi nyeri

2 Dx 2 Setelah dilakukan

intervensi selama

1 x 5 jam energy

ibu kembali

terkumpul

1. observasi tingkat

kelelahan

2. berikancairanperoral

3. kaji kebutuhan istirahat

ibu yang seharusnya

1. untuk mengetahui

seberapa besar

kehilangan energy klien

2. membantu meningkatan

energy klien kembali

3. untuk memulihkan

kembali energy yang

hilang.

3 Dx 3 Setelah dilakukan

intervensi 1 x 5

jam infeksi terjadi

1. observasi tanda-tanda

vital

1. Peningkatan suhu

merupakan salah satu

tanda infeksi

76 | P a g e

Page 77: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

dengan kriteria

tidak ada tanda-

tandauntukinfeksi

2. lakukan perawatan

perineal setiap 4 jam di

teknik aseptic

3. catat tanggal dan waktu

saat ketuban pecah

4. lakukan pemeriksaan

vagina bilasangatperlu

5. gunakan teknik aseptic

dan persiapan

persalinan

6. batasi jumlah saat

persalinan

7. Kolaborasi pemberian

antibiotik

2. Mencegah masuknya

bakteri kedalam vagina

3. Ketuban pecah sebelum

waktunya menyebabkan

risiko infeksi

4. Meminimalisir

terjadinya infeksi akibat

invasive bakteri kedalam

vagina

5. Teknik aseptik

mencegah infeksi

nosocomial

6. jumlah orang terlalu

banyak meningkatkan

resiko infeksi

nosokomial

7. mencegah terjadinya

resiko infeksi

4 Kala III

Dx 4

Setelah dilakukan

intervensi 1 x 5

jam cairan dalam

tubuh terpenuhi

dengan kriteria :

turgor baik dan

perdarahan sedikit

1. observasi tanda-tanda

vital

2. monitor kehilangan

cairan (perdarahan,

pengeluaran urine)

3. kaji turgor kulit dan

mukosa bibir

4. berikancairansecara

oral dan parenteral

5. monitor keras

lembutnya uterus

setelah lepasnya

placenta

1. menilai keadaan umum

klien

2. menilaiseberapabesarkeh

ilangancairandalamtubuh

3. menilai tanda-tanda

dehidrasi.

4. Untuk mempertahan

kanhidrasi

5. Untuk memastikan

kontraksi uterus yang

adekuatdan mencegah

kehilangan darah lebih

77 | P a g e

Page 78: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

lanjut

3. Diagnosa Keperawatan dan Prioritas Utama

Kala II

Dx1 : Nyeri berhubungan dengan meregangnya perineum dan mengedan untuk

keluarnya janin

Dx2 : Kelelahan berhubungan dengan pengeluaran energi berlebih saat proses

persalinan

Dx3 : Resiko tinggi infeksi maternal berhubungan dengan pemeriksaan vagina yang

berulang dan episiotomy

Kala III

Dx4 : Resiko tinggi kurangnya volume cairan dalam tubuh berhubungan dengan

banyak pengeluaran darah dari jalan lahir saat persalinan.

4. Implementasi Keperawatan

No Hari/tgl DxKep Implementasi Evaluasi Paraf

1 Kamis/

29-11-

2012

Dx 1 Kala II

1. Menganjurkan

posisi miring ke

kiri.

2. Menjelaskan pada

ibu bahwa

relaksasi selama

kontraksi sangat

penting

1. Menganjurkan

teknik relaksasi

2. Mengajarkan

teknik mengedan

dengan benar saat

persalinan

E : klien posisinya miring ke

kiri dan kanan

E : klien dapat melakukan

relaksasi saat terjadi

kontraksi

E : klien mampu melakukan

teknik relaksasi

E : klien melakukan latihan

mengedan untuk proses

persalinan

78 | P a g e

Page 79: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

3. Mengosongkan

kandung kemih

melalui kateter

E : kandung kemih dikosongkan

dengan memasang kateter

2 Kamis/

29-11-

2012

Dx 2 1. Memberikan

cairan peroral

2. Menjelaskan pada

ibu tentang

pentingnya

istirahat

3. Mengkaji tentang

kebutuban

istirahat ibu

E : cairan peroral diberikan

E : Ibu memahami penjelasan

yang telah dijelaskan

E : ketuban sudah pecah sejak

dari rumah.

3 Kamis/29-

11-2012

Dx 3 1. Melakukan

perawatan

perineal dengan

teknik aseptic

2. Melakukan

pemeriksaan

vagina

3. menggunakan

aseptic dalam

persiapan

persalinan

E : perawatan perineal

dilakukan

E : pemeriksaan vagina

dilakukan

E : tindakan aseptik dalam

persiapan persalinan

dilakukan

4 Kamis/

29-11-

2012

Dx 4 Kala III

1. mengobservasi

tanda-tanda vital

2. memonitor

kehilangan cairan

tubuh

(perdarahan)

E : TD : 100/70 mmHg

E : pengeluaran urine (-),

perdarahan setelah bayi

lahir dan placenta keluar ±

350cc,

79 | P a g e

Page 80: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

3. mengkaji turgor

kulit dan mukosa

mulut/bibir

4. memberikan

cairan secara oral

dan parental

5. memonitor keras

lembutnya uterus

setelah lepas

plasenta

E : turgor kulit baik, mukosa

bibir tidak pecah-pecah

E : cairan diberikan melalui

peroral dan parental

E : uterus keras

5. Catatan Perkembangan

No Diagnosa

keperawatan

Hari /

Tanggal

Catatan Perkembangan Paraf

1 DX 1 Kamis, 29

november

2012

Kala II

S: Klien mengatakan nyeri semakin kuat dan

perasaan ingin mengedan seperti BAB.

O: KU klien gelisah, kandung kemih ( - ),

klien belum dapat melakukan cara

mengedan dengan baik.

A: masalah belum teratasi

P: lanjutkan intervensi

I : memimpin klien untuk mengedan dengan

benar.

2 DX 2 Kamis, 29

november

2012

S: -

O: klien tampak lelah, klien diberi minum

secara peroral ± 100 cc air mineral.

80 | P a g e

Page 81: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

A: masalah teratasi

P: hentikan intervensi

3 DX 3 Kamis, 29

November

2012

S : -

O : Pemeriksaan dalam dilakukan dengan

teknik aseptik setiap 1 jam sekali, pertus

set sudah disiapkan untuk persiapan

persalinan, ketuban sudah pecah sejak

klien datang ke rumah sakit.

A : masalah teratasi

P : hentikan Intervensi

4 DX 4 Kamis, 29

november

2012

Kala III

S : klien mengatakan sangat haus dan ingin

minum

O : pengeluaran urin (-) perdarahan setelah

lahir bayi dan plasenta ± 350 cc, turgor

kulit baik, mulut dan bibi tidak kering,

klien diberikan cairan secara peroral ±

100 cc air mineral, klien terpasang infus

RL 20 gtt/menit.

A : masalah teratasi sebagian.

P : Lanjutkan Intervensi

3. ASUHAN KEPERAWATAN POST NATAL

Data Fokus Kala IV ( 2 Jam Postpartum)

Tanggal Jam Hasil observasi

29

November

2012

17.00 KU : keadaan klien baik, kesadaran compos

mentis, dengan nilai GCS 15 ( E : 4, V : 5, M : 6).

TD : 120/70 mmHg, N : 86x/menit, R :

22x/menit, dan S : 36,5o C, perdarahan ± 150 cc

pada pembalut, kontraksi uterus terasa keras dan

TFU sejajar dengan pusat.

81 | P a g e

Page 82: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

Kebutuhan Psikososial Klien

klien mengatakan nyeri pada daerah vagina atas luka episitomy pasca melahirkan.

Kebutuhan Khusus Klien

Dilakukan massage untuk mengurangi nyeri yang dirasakan klien.

Keluhan utama : Nyeri

Riwayat keluhan sekarang

Nyeri, dirasakan seperti ditusuk tusuk jarum & ngilu, nyeri terasa pada bagian

perineum, skala nyeri 2 dari (1-5), rasa nyeri dirasakan setiap sesudah dari kamar

mandi (BAK), nyeri tersa ringan jika klien istirahat, nyeri terasa berat jika klien

duduk terlalu lama dan beraktivitas.

A. KEADAAN POST PARTUM

Keadaan umum

1. Keadaan umum

Keadaan umum klien saat dikaji yaitu klien tenang.

2. TTV/Tanda Tanda Vital saat post partum

TD : 110/80 mmHg

N : 82 X/m

R : 20 X /m

S : 36 º C

3. Payudara

Keadaan payudara simetris dan bersih tidak ada pembengkakan, keadaan

putting susu menonjol dan areola berwarna hitam dan bersih, tidak ada striae,

payudara belum Nampak bendungan susu/pembengkakan, laktasi atu kolostrum

keluar, area payudara bersih dan tidak tampak kelainan.

4. Abdomen

Bentuk abdomen cembung, terdapat striae, tidak ada linea alba tetapi

terdapat linea nigra, TFU/tinggi fundus uteri sejajar dengan pusat, kontraksi

uterus baik, saat di palpasi konsistensi uterus keras, tidak ada distensi kandung

kemih, bising usus 17x/menit, tidak terdapat luka post op.

5. Vagina

Saat di inpeksi pengeluaran pervagina (+), perdarahan rubra dengan

jumlah ± 150 cc dan berbau anyir/amis, berwarna kemerahan dan adanya

bekuan darah, tidak ada rasa gatal.

82 | P a g e

Page 83: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

6. Vulva

Keadaan vulva bersih, terdapat luka episiotomy, tidak ada tanda-tanda

inpeksi dan tidak hemoroid.

7. Status Emosional

Status emosional klien saat dikaji baik, klien tenang tidak gelisah, dan

saat diajak berkomunikasi klien sangat kooperatif dengan perawat ataupun

petugas medis lainnya.

8. Kemampuan Perawatan Diri

Klien belum mampu melakukan perawatan payudara dan klien belum

mengetahui tentang perawatan luka jahitan perineum, klien sudah mampu

melakukan perawatan personal hygiene, (vulva hygiene ), secara mandiri, klien

mampu menyusui bayinya namu saat merawat bayinya klien masih

membutuhkan bantuan dari keluarganya.

B. DATA PENGETAHUAN

Saat dikaji klien tidak mengetahui tentang tanda dan bahaya post partum

dengan persalinan normal, klien mengatakan belum mengetahui tentang perawatan

payudara dengan ibu menyusui dan klien belum tahu alat kontrasepsi apa yang akan

digunakan dan baik untuk klien agar bisa focus mengurus anakanya sampai umur 5

tahun. klien tidak mengetahui cara senam nifas, untuk perawatan bayi klien belum

memahami dengan benar.

C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

1. Analisa Data

NO DATA ETIOLOGI MASALAH

1 DS :

Klien mengatakan

nyeri pada daerah

luka jahitan

episiotomy, rasa

nyeri seperti

ditusuk tusuk dan

ngilu.

Diperlukan jalan lahir yang cukup

lebar

Dilakukan episiotomy

Terjadi luka episiotomy / robekan

perineum

Nyeri b/d

terputusnya

kontinuitas

jaringan

83 | P a g e

Page 84: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

2

DO :

Skala nyeri 2 dari

(1-5) klien tampak

tenang, tanda tanda

vital

TD : 110/80 mmHg

N : 82 X/m

R : 20 X /m\

S : 36 º C

DS :

Klien mengatakan

belum tahu tentang

perawatan

payudara, dan

kontrasepsi yang

baik untuk

digunakan.

DO :

Klien tampak

tenang, terlihat

lebih senang dari

ekspresi wajahnya,

klien belum

mengetahui tentang

cara perawatan

payudara, dan

kontrasepsi yang

baik.

Terputusnya kontinuitas jaringan

Merangsang pengeluaran zat zat

histamine, bradikinin, serotinin, pada

cortex serebri

Nyeri dipersepsikan

Informasi yang diterima klien tentang

perawatan payudara dan kontrasepsi

kurang

Tidak menggunakan sumber yang kuat

Kurangnya Pengetahuan mengenai

perawatan payudara & kontrasepsi

Kurangnya

pengetahuan klien

tentang perawatan

payudara dan

kontrasepsi.

2. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas Masalah

Dx.1 Nyeri b/d terputusnya kontinuitas jaringan ditandai dengan adanya luka episiotomi.

84 | P a g e

Page 85: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

Dx. 2 Kurangnya pengetahuan klien tentang perawatan payudara & kontrasepsi b/d

kurangnya informasi klien tentang breast care dan kontrasepsi

3. Perencanaan Keperawatan

No Diagnosa

Keperawatan

Tujuan Intervensi Rasional

1 Nyeri b/d

terputusnya

kontinuitas

jaringan

Setelah

dilakukan

intervensi

selama 1x8 jam

rasa nyeri

teratasi, dengan

kriteria hasil:

klien mampu

mengontrol

nyeri

skala nyeri

berkurang 1-2

klien

mengatakan

rasa nyeri

nyaman

setelah nyeri

berkurang.

1. observasi TTV

2. kaji skala nyeri

3. ajarkan teknik

relaksasi (napas

dalam) dan distraksi

4. anjurkan untuk terus

mobilisasi

5. kolaborasi

pemberian analgetik

1. nyeri dapat

meningkatkan TTV

2. mengidentifikasi tingkat

keparahan nyeri

3. napas dalam dapat

meningkatkan relaksasi

sedangkan distraksi

mengalihkan perhatian

klien terhadap nyeri.

4. dengan mobilisasi dapat

meningkatkan sirkulasi

sehingga nyeri

berkurang.

5. analgetik dapat

mengurangi rasa nyeri.

2 Kurangnya

pengetahuan

mengenai

perawatan

payudarah dan

kontrasepsi.

Setelah

dilakukan

intervensi 1x8

jam pengetahuan

klien tentang

perawatan

payudara &

kontrasepsi

bertambah,

1. Tentukan

pengetahuan yang

dibutuhkan klien

2. Observasi

kemampuan dan

kesiapan klien

dalam menerima

informasi

3. Kaji hambatan

1. agar pendidikan

kesehatan yang diberikan

sesuai sasaran

2. pendidikan kesehatan

harus diberikan pada

kondisi yang adekuat.

3. agar pendidikan

85 | P a g e

Page 86: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

dengan kriteria

hasil:

ibu

mengetahui

cara

perawatan

payudara dan

kontrasepsi

dalam pendidikan

kesehatan

4. Berikan pendidikan

kesehatan tentang

perawatan payudara

& mengenai

kontrasepsi

5. Evaluasi

kemampuan klien –

menyerap

informasi.

6. Beri reinforcement

positif terhadap

keberhasilan klien.

kesehatan berjalan lebih

baik.

4. agar pengetahuan klien

tentang perawatan

payudara & kontrasepsi

terpenuhi.

5. untuk mengetahui hal-

hal yang perlu dijelaskan

ulang.

6. agar klien termotivasi

untuk mengingat

informasi yang

dilakukan.

4. Implementasi Keperawatan

No Hari /

Tanggal

Diagnosa

Keperawatan

Implementasi Evaluasi Paraf

1 Kamis, 29

November

2012

Nyeri b/d

terputusnya

kontinuitas

jaringan

1. Mengobservas

i TTV

2. Mengkaji

skala nyeri

3. Mengajarkan

teknik

relaksasi

E: TD: 110/80 mmHg

N : 82x/menit

R : 20x/menit

S : 36o C

E: Lokasi nyeri pada

luka episiotomy,

skala nyeri 3 (0-5)

E : Klien mampu

melakukan relaksasi

86 | P a g e

Page 87: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

napas dalam.

4. Menganjurkan

klien untuk

mobilisasi

5. Berkolaborasi

pemberian

dalam

analgetik

napas dalam.

E: Klien sudah

melakukan

mobilisasi seperti

berjalan

E: Klien mau minum

obat

2 Rabu, 28

november

2012

Kurangnya

pengetahuan

mengenai

perawatan

payudara &

kontrasepsi

1. Menentukan

pengetahuan

yang

dibutuhkan

klien

2. Memberikan

pendidikan

kesehatan

pada klien

tentang

perawatan

payudara&kon

trasepsi

3. Mengevaluasi

kemampuan

klien dalam

menyerap

informasi

E: Pengetahuan klien

yang dibutuhkan

ditentukan/dipersia

pkan

E: Pendidikan kesehatan

tentang perawatan

payudara&kontrase

psi telah diberikan

E: Klien cukup

memahami dengan

informasi yang

telah dilakukan.

dengan ditandai

saat ditanya

87 | P a g e

Page 88: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

kembali bagaimana

cara perawatan

payudara di rumah.

5. Catatan Perkembangan

No Diagnosa

keperawatan

Hari /

Tanggal

Catatan Perkembangan Paraf

1 DX 1 Jumat, 30

November

2012

S:Klien mengatakan nyeri berkurang, skala

nyeri 2 (0-5)

O:

- TD: 110/80 mmHg

N :82x/menit

R : 20x/menit

S : 36o C

- keadaan umum tenang

- klien dapat berdaptasi dengan nyeri

A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi

2 DX 2 Jumat, 30

November

2012

S : Klien mengatakan bahwa sekarang

pengetahuannya tentang perawatan

payudara & kontrasepsi

O : Klien memahami dengan pendidikan

kesehatan yang sudah disampaikan

A : Masalah teratasi

P : Hentikan intervensi

88 | P a g e

Page 89: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

BAB IV

PENUTUP

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Asuhan keperawatan maternitas yang terbagi kedalam tiga kelompok

diantaranya memiliki perawatan khusus pada masing-masing bagian.

Prenatal Care/ Asuhan prenatal care adalah suatu program yang terencana

berupa observasi, edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh

suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan (pada beberapa

kepustakaan disebut sebagai Prenatal Care). Masa prenatal terkadang membuat ibu

merasa kurang nyaman karena pada trimester ke satu dan kedua ibu belum bisa

beradaptasi dengan baik saat menghadapi kehamilan, terutama kehamilan pertama

yang ibu alami.

89 | P a g e

Page 90: Lengkap Bab 1, 2, 3,4

Intranatal / Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin

dan plasenta) yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina kedunia luar.

Persalinan normal adalah suatu proses dimana janin cukup bulan,dengan presentasi

belakang kepala, masuk melalui jalan lahir sesuai dengan kurva partopgraf normal

dan lahir secara spontan. Masa ini merupakan masa yang sangat mencemaskan bagi

ibu yang mengalami persalinan pertama, namun kecemasan itu tidak selalu dialami

oleh ibu yang mengalami kehamilan pertama tetapi terkadang dialami juga oleh ibu

yang sudah mengalami persalinan beberapa kali.

Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta lahir dan

berakhir ketika alat-alat kandung kembali seperti keadaan semula (sebelum hamil)

yang berlangsung kurang lebih 6 minggu. Masa ini merupakan masa pemulihan dan

masa yang sangat menyenangkan bagi sebagian ibu yang bisa beradaptasi dengan

baik, karena baginya masa ini merupakan masa yang dapat melengkapi kebahagian

dalam keluarganya dengan kedatangan anggota baru.

B. Saran

Untuk para calon ibu didunia ini diharapkan untuk dapat melahirkan dengan

proses persalinan normal, karena proses persalinan normal dapat mencegah terjadinya

infeksi dan dapat memulihkan keadaan ibu dengan cepat. Dan ibu tidak akan

ketergangtungan pada orang lain dalam waktu lama.

Kami penulis menyadari bahwa karya ini jauh dari kata sempurna, tetapi kami

berharap karya ini dapat menjadi sumber yang bisa dimanfaatkan oleh banyak orang.

Segala kekurangan yang ada dalam karya ini kami menerima saran dan kritik dari

para pembaca untuk perbaikan karya yang kami susun.

90 | P a g e