KTI Lengkap 2
-
Upload
anggun-potter -
Category
Documents
-
view
34 -
download
3
description
Transcript of KTI Lengkap 2
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH METODE 3R di RT II RW IIKELURAHAN
GUNUNG SARIK KECAMATAN KURANJI KOTA PADANG TAHUN 2014
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan ke Program Studi DIII Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang sebagai Persyaratan dalam Menyelesaikan Pendidikan
Diploma III Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang
Oleh :
AFRIENI YOLANDA Nim : 111110002
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG
TAHUN 2014
POLYTECHNIC OF HEALTH KEMENKES PADANG
ENVIRONMENTAL HEALTH
Karya Tulis Ilmiah, May 2014
Afrieni Yolanda
In the Community Empowerment 3R Waste Management Methods in RW II RT II District of the Village of Mount Sarik Kuranji Padang 2014 vi + 47 page + 9 table + attachments
ABSTRACT
3R method of waste management is Reduce (R1) or volume reduction is an effort to reduce waste generation, one of the waste reduction efforts by changing consumer life styles, such aschanges inhabits of wasteful and produce a lot of waste intoeffective/efficientandless waste. Reuse (R2) or re-use materials or materials from becoming waste (without going through the process management), such as using bottles into other materials. Recycle (R3) or recycle Recycling is a material that is not useful (waste) into another material after processing, process the rest into a patchwork quilt, cloth, mat, etc.
This study was conducted in May 2014 aimed to determine differences innowledge and attitudes before and after the empowerment of the community in waste management and the 3Rs method implementation process, in which the study was conducted 3 times test before treatment is counseling and testing after counseling 3Rs of waste management methods and processes implementation of waste management.
Based on the research conducted and the knowledge obtained by the
percentage of unfavorable attitudes before empowerment is 70% and 72.5%. The percentage of knowledge and good attitude after empowerment was 75% and 67.5%.Differences in knowledge attitudes before and after the empowerment of the community in waste management 3R method with an average difference of 0,450 and 0,400 attitude and no significant differences due to the value of P<0.005, as well as the frequency of 3R methods of waste management process gained an empowerment is 72,5%.
To the public is expected to be more concerned about the 3Rs of waste
management methods, and expected that the empowerment of pikah cleanliness and landscaping services related to broaden mothers households and communities RW II RT II Sarik Mountain Village Kuranji Padang city.
Reading List: 10 (2001-2014) Keywords: Knowledge, attitudes, Counseling, 3R waste management methods.
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
Karya Tulis Ilmiah, Mei 2014
Afrieni Yolanda
Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Metode 3R di RT II RW II Kelurahan Gunung Sarik Kecamatan Kuranji Kota Padang Tahun 2014
vi+ 47 halaman + 9 tabel + lampiran
ABSTRAK
Pengelolaan sampah metode 3R adalah Reduce (R1) atau pengurangan volume adalah upaya untuk mengurangi timbulan sampah, salah satu upaya reduksi sampah dengan cara merubah pola hidup konsumtif, seperti perubahan kebiasaan dari boros dan menghasilkan banyak sampah menjadi hemat/efisien dan sedikit sampah. Reuse (R2) atau menggunakan kembali bahan atau material agar tidak menjadi sampah (tanpa melalui proses pengelolaan),seperti menggunakan botol bekas menjadi bahan lain. Recycle (R3) atau Daur Ulang adalah mendaur ulang suatu bahan yang sudah tidak berguna (sampah) menjadi bahan lain setelah melalui proses pengolahan, mengolah sisa kain perca menjadi selimut, kain lap, keset kaki, dsb.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2014 yang bertujuan untuk
mengetahui perbedaan pengetahuan dan sikap sebelum dan sesudah pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah metode 3R serta proses pelaksanaan, dimana penelitian ini dilakukan 3 kali perlakuan yaitu uji sebelum penyuluhan dan uji setelah penyuluhan pengelolaan sampah metode 3R serta proses pelaksanaan pengelolahan sampah.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh persentase pengetahuan
serta sikap yang kurang baik sebelum pemberdayaan adalah 70% dan 72,5%. Persentase pengetahuan serta sikap yang baik setelah pemberdayaan adalah 75% dan 67,5%. Perbedaan pengetahuan sikap sebelum dan sesudah pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah metode 3R dengan selisih rata-rata 0,450 dan sikap 0,400 dan ada perbedaan yang signifikan dikarenakan nilai P < 0,005, serta frekuensi proses pengelolaan sampah metode 3R diperoleh frekuensi 72,5%.
Untuk itu diharapkan kepada masyarakat agar lebih peduli terhadap
pengelolaan sampah metode 3R, dan diharapkan adanya pemberdayaan masyarakat dari pihak terkait Dinas Kebersihan dan Pertamanan untuk menambah wawasan ibu-ibu rumah tangga dan masyarakat RT II RW II Kelurahan Gunung Sarik Kecamatan Kuranji Kota Padang.
Daftar Bacaan : 10 (2001-2014) Kata Kunci : Pengetahuan, sikap, Penyuluhan, Pengelolaan sampah metode 3R.
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Metode 3R di RT II RW II Kelurahan Gunung Sarik Kecamatan Kuranji
Kota Padang Tahun 2014
Oleh
Afrieni Yolanda NIM 111110002
Karya Tulis Ilmiah ini telah diperiksa, disetujui oleh Pebimbing KTI Program StudiD III Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang dan telah siap untuk
dipertahankan di hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang
Padang, Juni 2014
Menyetujui,
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : AFRIENI YOLANDA
Tempat / Tanggal Lahir : Batusangkar / 05 desember 1993
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Belum Kawin
Nama Orang Tua
Ayah : Drs.Enofrijon Edi
Ibu : Dra. Nurhaida
Alamat : Rambatan, Batusangkar Kab.Tanah Datar
Riwayat Pendidikan :
1. SD Negeri 03 Rambatan Tahun Lulus 2005
2. SMP Negeri 1 Rambatan Tahun Lulus 2008
3. SMA Negeri 1 Rambatan Tahun Lulus 2011
4. Poltekkes Kemenkes RI Padang Tahun Lulus 2014
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, dengan berkat serta Rahmat
dan Karunia-Nya, penulisan penelitian Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan
oleh penulis walaupun menemui kesulitan serta rintangan.
Penyusunan dan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini merupakan satu
rangkaian dari proses pendidikan secara menyeluruh di Program Studi D III
Kesehatan Lingkungan pada masa akhir pendidikan.
Judul Karya Tulis Ilmiah ini adalah “Pemberdayaan Masyarakat Dalam
Pengelolaan Sampah Metode 3R RW II RT II Kelurahan Gunung Sarik
Kecamatan Kuranji Kota Padang Tahun 2014.
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini penulis menyadari akan
keterbatasan kemampuan yang ada, sehingga penulis merasa masih ada belum
sempurna baik dalam isi maupun dalam penyajiannya. Untuk itu penulis selalu
terbuka atas kritik dan saran yang membangun guna penyempurnaan Karya Tulis
Ilmiah ini.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih yang
sebesar-besarnya atas segala bimbingan, pengarahan dari Bapak Mukhlis, MT
selaku pembimbing I dan Bapak Mahaza,SKM,MKM selaku pebimbing II Karya
Tulis Ilmiah dan berbagai pihak yang penulis terima, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada :
1. Bapak H.Sunardi, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kementrian
Kesehatan Padang.
2. Bapak Dr.Burhan Muslim, M.Si selaku Ketua Jurusan Kesehatan Lingkungan.
3. Penguji yang telah memberikan masukan dan saran perbaikan dalam penulisan
ini.
Padang, Mei 2014
Penulis
DAFTAR ISI ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR .......................................................................................... i DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii DAFTAR TABEL ................................................................................................ iii DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... iv BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................. 1 B. Perumusan Masalah ...................................................................... 5 C. Tujuan ........................................................................................... 5
1.Tujuan Umum ........................................................................... 5 2.Tujuan Khusus........................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 6 E. Ruang Lingkup Penelitian ............................................................. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Pemukiman ....................................................................... 8 B. Pengertian Sampah .............................................................................. 9
1. Jenis-jenis sampah .......................................................................... 10 2. Komposisi sampah ........................................................................ 14 3. Dampak negatif sampah ................................................................ 16 4. Pengelolaan sampah ...................................................................... 19
C. Pengertian Pemberdayaan .................................................................. 22 D. Kerangka Teoritis ................................................................................ 28
1. Alur pikir ....................................................................................... 28 2. Defenisi operasional ...................................................................... 28
BAB III METODE PENELITIAN A.Desain Penelitian ................................................................................... 30 B.Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................ 30 C.Populasi dan Sampel ............................................................................. 30 D.Teknik Pengumpulan data ..................................................................... 32 E.Teknik pengolahan data ......................................................................... 32 F.Analisis data .......................................................................................... 33 G.Langkah langkah penelitian ................................................................. 33
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran umum dan lokasi penelitian ............................................... 35 B. Hasil penelitian .................................................................................... 37 C. Pembahasan ......................................................................................... 42
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan .......................................................................................... 47 B. Saran .................................................................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAB 1
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Sampah sudah menjadi masalah secara umum yang terjadi di kota-kota di
Indonesia. Mulai dari pembuangan sampah yang tidak pada tempatnya,
permasalahan pengangkutan, hingga masalah di tempat pembuangan akhir (TPA).
Sampah selalu identik dengan barang sisa atau hasil buangan tak berharga. Meski
setiap hari manusia selalu menghasilkan sampah, manusia pula yang paling
menghindari sampah.1
Sampah merupakan bahan padat yang tidak dipakai lagi dari hasil kegiatan
rumah tangga, pasar, perkantoran, rumah, penginapan, hotel, rumah makan, dan
kegiatan lainnya. Selain itu, sampah juga berasal dari puing-puing sisa bangunan
dan bekas kendaraan bermotor. Sampah saat ini dianggap sebagai sesuatu yang
tidak bermanfaat dan merugikan. Bau yang ditimbulkan oleh sampah ini sangat
mengganggu aktivitas manusia. Menumpuknya masalah sampah menimbulkan
dampak negatif dan salah satunya akan menurunkan kualitas lingkungan tempat
tinggal.2
Tingkat pertumbuhan penduduk Indonesia yang tinggi mengakibatkan
bertambahnya volume sampah yang dihasilkan dari tahun ke tahun. Aktifitas dan
pola konsumsi masyarakat perkotaan juga mempengaruhi jumlah sampah yang
dihasilkan. Apabila tidak dikelola dengan baik maka timbul masalah seperti
pencemaran sumber air, tanah, udara dan bau, dan lebih jauh menimbulkan rasa
tidak nyaman dan gangguan kesehatan.3
1
Sampah perkotaan adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia yang
bersumber dari rumah tangga, komersial, industri, dan aktifitas lainnya. Selama
ini sebagian besar masyarakat masih memandang sampah sebagai barang sisa
yang tidak berguna, bukan sebagai sumber daya yang dapat dimanfaatkan.3
Langkah-langkah untuk pengurangan sampah meliputi, pembatasan
timbulnya sampah, daur ulang sampah, pemanfaaatan kembali sampah. Dalam
pengolahan sampah perlu didasarkan atas berbagai pertimbangan : Untuk
mencegah terjadinya penyakit, konservasi sumber daya alam, mencegah gangguan
estetika.
Pemberdayaan adalah proses pemberian informasi kepada individu,
keluarga atau kelompok (sasaran) secara terus – menerus dan berkesinambungan
mengikuti perkembangan sasaran, serta proses membantu sasaran, agar sasaran
tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar, dari tahu menjadi mau,
dan dari mau menjadi mampu melaksanakan perilaku yang diperkenalkan.
Sasaran pemberdayaan : individu, keluarga,kelompok / masyarakat.
Jenis – jenis kegiatan pemberdayaan masyarakat itu dapat berupa
pelatihan, pendampingan,dan kegiatan – kegiatan lain dalam menanamkan nilai
kehidupan, meningkatkan kapasitas skills, meningkatkan kapasitas tata kelola
masyarakat serta kegiatan pembangunan yang mampu menjawab kebutuhan
masyarakat.4
Salah satu dari kegiatan pemberdayaan masyarakat bisa berupa sebuah
program yang di fokuskan pada suatu kegiatan. Dapat berupa pemanfaatan sumber
daya alam atau pengelolaan sampah.
Kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah adalah
suatu usaha awal untuk membangkitkan kesadaran masyarakat, membuka
wawasan, mengubah cara pikir masyarakat dan mengembangkan potensi
masyarakat untuk mengelola sampah yang dihasilkan agar berdaya guna.
Pengelolaan sampah dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti :
menerapkan teknik landfill, yaitu membuang dan menumpuk sampah ditanah
yang rendah pada areal terbuka. Menerapkan teknik santary landfill, yaitu mirip
dengan teknik landfill, hanya saja sampah ditutup atau diuruk dengan tanah.
Menerapkan teknik inceneration, yaitu dengan cara membakar sampah baik
dengan cara sederhana maupun cara modern. Menerapkan teknik metode 3R,
yaitu reduce (mengurangi volume sampah), reuse (penggunaan kembali), recycle
(daur ulang).5
Menurut UU No. 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, pengolahan
sampah adalah kegiatan yang sistematis menyeluruh, dan berkesinambungan
yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Dalam pengurangan sampah
skala rumah tangga itu ada beberapa cara, yaitu pembatasan timbulan sampah,
pendaur ulang sampah, dan pemanfaatan kembali sampah yang dikenal dengan
3R.
Konsep pengelolaan sampah 3R meliputi, (a) reduce atau reduksi sampah,
merupakan upaya untuk mengurangi timbulan sampah, salah satu upaya reduksi
sampah dengan cara merubah pola hidup konsumtif, seperti perubahan kebiasaan
dari boros dan menghasilkan banyak sampah menjadi hemat/efisien dan sedikit
sampah.(b) Reuse, yaitu menggunakan kembali bahan atau material agar tidak
menjadi sampah (tanpa melalui proses pengelolaan),seperti menggunakan botol
bekas menjadi bahan lain.(c) Recycle, berarti mendaur ulang suatu bahan yang
sudah tidak berguna (sampah) menjadi bahan lain setelah melalui proses
pengolahan, mengolah sisa kain perca menjadi selimut, kain lap, keset kaki, dsb.5
Berdasarkan survey awal, terdapat pengelolaan sampah yang kurang baik
dari masyarakat, karena kebanyakan sampah pada umumnya dibuang begitu saja
ke jalan, atau dibakar maupun di buang ke sungai. Berdasarkan data yang telah di
dapat dari kantor kelurahan Gunung Sarik, dimana wilayah ini merupakan salah
satu kelurahan yang terletak di Kecamatan Kuranji yang luas wilayahnya 11,08
km2 dengan jumlah penduduk 16.189 orang, dengan jumlah KK di RW II adalah
400 KK. RW II terdiri dari 4 RT, dimana RT I berjumlah 100 KK, RT II ada 67
KK, RT III ada 45 KK, dan RT IV ada 80 KK. Mata pencaharian penduduk
diwilayah Gunung Sarik meliputi : PNS, TNI/POLRI, wiraswasta, namun
kebanyakan masyarakat RW II bermata pencarian petani. Setelah dilakukan
survey awal dan bertanya kepada masyarakat RW II kelurahan Gunung Sarik
khususnya RT II, masyarakat dapat lebih menerima apabila diadakan pengelolaan
sampah yang bisa berdaya guna nantinya.
Untuk itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengelolaan
sampah dengan metode 3R sebagai alternatif lain, melalui pemberdayaan. Dan
apabila masyarakat bisa melaksanakan konsep 3R ini, dapat merubah kebiasaan
masyarakat yang mengelola sampah kurang baik menjadi lebih baik, dan
didukung dengan nilai ekonomis atau dimanfaatkan kembali.
Melihat keadaan yang demikian penulis tertarik untuk melakukan
“Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Metode 3R di RW
II RT II kelurahan Gunung Sarik Kecamatan Kuranji Kota Padang Tahun
2014.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka yang menjadi permasalahan
adalah bagaimana hasil dari pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat Dalam
Pengelolaan Sampah Metode 3R di RT II RW II Kelurahan Gunung Sarik
Kecamatan Kuranji Kota Padang Tahun 2014.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dalam
pengelolaan sampah metode 3R di RT II RW II Kelurahan Gunung Sarik
Kecamatan Kuranji Kota Padang Tahun 2014.
2. Tujuan khusus
2.1. Untuk mengetahui gambaran pengelolaan sampah di RT II RW II
Kelurahan Gunung Sarik Kecamatan Kuranji Kota Padang.
2.2. Untuk melihat pengetahuan masyarakat sebelum pemberdayaan dalam
pengelolaan sampah metode 3R di RT II RW II Kelurahan Gunung Sarik
Kecamatan Kuranji Kota Padang.
2.3. Untuk melihat sikap masyarakat sebelum pemberdayaan dalam
pengelolaan sampah metode 3R di RT II RW II Kelurahan Gunung Sarik
Kecamatan Kuranji Kota Padang.
2.4. Untuk melihat pengetahuan masyarakat setelah pemberdayaan dalam
pengelolaan sampah metode 3R di RT II RW II Kelurahan Gunung Sarik
Kecamatan Kuranji Kota Padang.
2.5. Untuk melihat sikap masyarakat setelah pemberdayaan dalam
pengelolaan sampah metode 3R di RT II RW II Kelurahan Gunung Sarik
Kecamatan Kuranji Kota Padang.
2.6. Untuk melihat hasil dari pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dalam
pengelolaan sampah metode 3R di RT II RW II Kelurahan Gunung Sarik
Kecamatan Kuranji Kota Padang.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Penulis
Untuk menambah pengalaman, wawasan tentang kajian pengelolaan
sampah dengan metode 3R skala rumah tangga di RT II RW II Kelurahan Gunung
Sarik Kecamatan Kuranji Kota Padang Tahun 2014.
2. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian diharapkan berguna bagi penulis dan masyarakat dalam
rangka pengembangan wawasan ilmu pengetahuan tentang Pengelolaan Sampah
Metode 3R skala rumah tangga di Kelurahan Gunung Sarik Kecamatan Kuranji
Kota Padang.
E. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup penelitian ini adalah melakukan pemberdayaan masyarakat
terhadap pengelolaan sampah metode 3R di daerah RT II RW II Kelurahan
Gunung Sarik Kecamatan Kuranji Kota Padang. Adapun pemberdayaan
masyarakat dalam pengelolaan sampah metode 3R dibuat untuk lingkungan yang
tidak terlalu besar dalam pertimbangan :
1. Lingkup masyarakat yang tidak terlalu besar akan lebih mudah di
koordinir atau lebih mudah untuk diberikan bimbingan.
2. Lingkup yang kecil akan memaksimalkan peran / partisipasi masyarakat
untuk melakukan kegiatan secara langsung.
Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah metode 3R dibatasi
hanya sampai bagaimana hasil dari kegiatan / penelitian, dimana salah satu dari
pengelolaan sampah metode 3R ini dilaksanakan, dan lebih diarahkan kepada
teknik recycle (daur ulang) khususnya pada sampah an organik (plastik).
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A.Pengertian Pemukiman
Pengertian dasar permukiman dalam Undang-Undang No.1 tahun 2001
adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan
perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai
penunjang kegiatan fungsi lain dikawasan perkotaan atau kawasan perdesaan.
Menurut Koestoer batasan permukiman adalah terkait erat dengan konsep
lingkungan hidup dan penataan ruang. Permukiman adalah area tanah yang
digunakan sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat
kegiatan yang mendukung peri kehidupan dan merupakan bagian dari lingkungan
hidup di luar kawasaan lindung baik yang berupa kawasan perkotaan maupun
perdesaan. Parwata menyatakan bahwa permukiman adalah suatu tempat
bermukim manusia yang telah disiapkan secara matang dan menunjukkan suatu
tujuan yang jelas, sehingga memberikan kenyamanan kepada penghuninya.
Permukiman (Settlement) merupakan suatu proses seseorang mencapai dan
menetap pada suatu daerah.6
Kegunaan dari sebuah permukiman adalah tidak hanya untuk
menyediakan tempat tinggal dan melindungi tempat bekerja tetapi juga
menyediakan fasilitas untuk pelayanan, komunikasi, pendidikan dan rekreasi.
Menurut Parwata permukiman terdiri dari: (1) isi, yaitu manusia sendiri maupun
masyarakat; dan (2) wadah, yaitu fisik hunian yang terdiri dari alam dan elemen
elemen buatan manusia. Dua elemen permukiman tersebut, selanjutnya dapat
8
dibagi ke dalam lima elemen yaitu: (1) alam yang meliputi: topografi, geologi,
tanah, air, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan iklim; (2) manusia yang meliputi:
kebutuhan biologi (ruang,udara, temperatur, dsb), perasaan dan persepsi,
kebutuhan emosional, dan nilai moral; (3) masyarakat yang meliputi: kepadatan
dan komposisi penduduk, kelompok sosial, kebudayaan, pengembangan ekonomi,
pendidikan, hukum dan administrasi; (4) fisik bangunan yang meliputi: rumah,
pelayanan masyarakat (sekolah, rumah sakit, dsb), fasilitas rekreasi, pusat
perbelanjaan dan pemerintahan, industri, kesehatan, hukum dan administrasi; dan
(5) jaringan (network) yang meliputi: sistem jaringan air bersih, sistem jaringan
listrik, sistem transportasi, sistem komunikasi, sistem manajemen kepemilikan,
drainase dan air kotor, dan tata letak fisik.6
Sedangkan perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai
lingkungan tempat tinggal atau hunian plus prasarana lingkungan. Permukiman
adalah perumahan dengan segala isi dan kegiatan yang ada di dalamnya.
Perumahan merupakan wadah fisik sedangkan permukiman merupakan paduan
antara wadah dengan isinya yaitu manusia yang hidup bermasyarakat dan
berbudaya didalamnya. Bagian permukiman yang disebut sebagai wadah tersebut,
merupakan perpaduan tiga unsur yaitu, alam (tanah,air,udara), lingkungan
(bangunan rumah, pelayanan sosial, perkotaan, pasar, industri, transportasi),
jaringan (sitem air bersih, listrik, komunikasi saluran air kotor, saluran air hujan,
tata letak fisik) sedang isinya adalah manusia dan masyarakat.4
B. Pengertian Sampah
Ada beberapa defenisi mengenai sampah, hal ini perlu kita ketahui terlebih
dahulu sebelum mengenal sampah lebih dekat.7
a. Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak beharga
untuk maksud biasa atau utama dalam pembikinan atau pemakaian
barang rusak atau bercacat dalam pembikinan manufaktur atau materi
berkelebihan atau ditolak atau buangan. (Kamus lingkungan,1994).
b. Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau di buang dari sumber hasil
aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai
ekonomis. (istilah lingkungan untuk Menajmen, Ecolink, 1996).
Dari beberapa defenisi tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa sampah
merupakan barang yang tidak berharga, tidak memiliki nilai ekonomis, tidak
berguna, dan barang yang sudah tidak diinginkan lagi.7
1. Jenis-jenis Sampah
1.1 berdasarkan sumbernya sampah dibagi menjadi :
a. Sampah Alam
Sampah yang diproduksi di kehidupan liar di integrasikan melalui proses
daur ulang alami, seperti daun-daun kering di hutan yang terurai menjadi tanah.
Diluar kehidupan liar, smapah-sampah ini dapat menjadi masalah, misalya daun-
daun kering di lingkungan pemukiman.
b. Sampah Manusia
Sampah manusia adalah istilah yang biasa digunakan terhadap hasil-hasil
dari pencernaan manusia, seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat menjadi
bahaya serius bagi kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor (sarana
perkembangan) penyakit yang disebabkan virus dan bakteri. Salah satu
perkembangan utama pada dialektika manusia adalah pengurangan penularan
penyakit melalui sampah manusia dengan cara hidup yang higienis bdan sanitasi.
Termasuk didalamnya adalah perkembangan teori penyaluran pipa (plumbing).
Sampah manusia dapat dikurangi dan dipakai ulang misalnya melalui sistem
urinoir tanpa air.
c. Sampah Rumah Tangga
Sampah rumah tangga merupakan sampah yang dihasilkan dari kegiatan di
dalam rumah tangga, sampah yang dihasilkan dari kegiatan di dalam rumah
tangga, sampah yang dihasilkan oleh kebanyakan rumah tangga adalah, kertas dan
plastik. Karakteristik dari sampah rumah tangga ini,sebagian besar adalah sampah
organik yang mempunyai sifat lekas membusuk akumulasi dari limbah oleh
rumah tangga adalah pengeluaran dalam tong sampah didepan setiap rumah atau
dalam kantong plastik, dalam keadaan bercampur.
d. Sampah Konsumsi
Merupakan sampah yang dihasilkan oleh manusia dari proses penggunaan
barang, dengan kata lain adalah sampah-sampah yang dibuang ketempat sampah
ini, sebagai contoh sampah konsumsi adalah tangakai/daun singkong, papaya,
kangkung, bayam, kulit terong, wortel, labu siam, ubi, singkong, kulit buah-
buahan, nanas, pisang, nagka, daun pisang, semangka, dan sampah dari kebun.
e. Sampah perkantoran
Sampah yang berasal dari lingkungan perkantoran dan pusat perbelanjaan
yang sebagian besar sampah yang dihasilkan adalah sampah organik, kertas,
tekstil, plastik, dan logam.
f. Sampah daerah industri
Sampah industri dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu sampah umum
dan limbah berbahaya cair atau padat. Sampah umum, biasanya diletakkan
ditempat sampah. Pensortiran sederhana biasanya dilakukan oleh industri, seperti
plastik, kertas, dan bagian dari kulit biasanya disimpan dalam kontainer yang
berbeda untuk dijual. Sedangkan limbah yang di anggap tidak berharga dibuang
ditempat tersendiri.
g. Sampah nuklir
Merupakan hasil dari fusi nuklir dan fisi nuklir menghasilkan uranium dan
thorium yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidup dan juga manusia. Oleh
karena itu sampah nuklir disimpan ditempat-tempat yang tidak berpotensi tinggi
untuk melakukan aktivitas tempat-tempat yang dituju biasanya bekas tambang
garam atau dasar laut (walau jarang namun kadang masih dilakukan).
1.2 Berdasarkan jenisnya sampah dibagi menjadi :
a. Sampah organik
Sampah organik yaitu buangan sisa makanan misalnya daging, buah,
sayuran dan sebagainya.
b. Sampah anorganik
Sampah anorganik yaitu sisa material sintetis misalnya plastik, kertas,
logam, kaca, keramik, dan sebagainya.
1.3 Berdasarkan bentuknya sampah dibagi menjadi :
a. Sampah padat
Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine
dan sampah cair. Dapat berupa sampah rumah tangga; sampah dapur, sampah
kebun, plastik, metal, gelas dan lain-lain. Berdasarkan kemampuan diurai oleh
alam (biodegradability), maka dapat dibagi lagi menjadi :
a) Biodegradable: yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna
oleh proses biologi baik aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur,
sisa-sisa hewan, sampah pertanian dan perkebunan.
b) Non-biodegradable: yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh
proses biologi. Dapat dibagi lagi menjadi :
� Recyclable: sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali
karena memiliki nilai secara ekonomi seperti plastik, kertas,
pakaian dan lain-lain.
� Non-recyclabe: sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan
tidak dapat diolah atau diubah kembali seperti tetra packs,
carbon paper, thermo coal dan lain-lain.
b. Sampah Cair
Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan yang tidak
diperlukan kembali dan dibuang ketempat pembuangan sampah.
a) Limbah hitam sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini
mengandung patogen yang berbahaya.
b) Limbah rumah tangga sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi
dan tempat cucian. Sampah ini mungkin mengandung patogen.
2. Komposisi dan Karakterisrik Sampah
2.1 Komposisi sampah dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
a. Komposisi fisik merupakan besarnya jumlah rata-rata komponen
pembentukan sampah yang dihasilkan.
Tabel 1: komposisi fisik sampah
No. Komponen sampah Persentase (%)
1. Bahan Organik ± 75 %
2. Kertas ± 8%
3. Kaca ± 1%
4. Plastik ± 7%
5. Kaleng/logam ± 2%
6. Lain-lain ± 7%
b. Komposisi kimia, adalah besarnya kandungan zat kimia yang terdapat
dalam sampah. Komposisi kimia berhubungan dengan alternatif
pemrosesan atau pengolahan dan pilihan pemulihan. Komposisi kimia
ini dapat dimanfaatkan untuk mengetahui tingkat pencemaran yang
ditimbulkan. Umumnya komposisi kimia sampah terdiri dari zat
karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, dan fosfor serta unsur
lainnya yang terdapat dalam protein, karbohidrat dan lemak.
2.2 Karakteristik sampah, ditinjau dari kualifikasinya ada tiga macam,
yaitu :
a. Garbage, yaitusampah yang terdiri dari bahan-bahan organik yang
mempunyai sifat lekas membusuk. Sampah jenis ini rata-rata hanya
membutuhkan waktu sekitar 18 jam dalam proses pembusukannya.
Contoh dari sampah jenis ini antara lain : Sampah dapur, sampah alam,
dll.
b. Rubbish. Yaitu sampah yang terdiri dari bahan-bahan organik atau
anorganik yang tidak/tahan berubah sifatnya atau tidak membusuk.
Contoh dari sampah ini adalah sampah plastik, logam, kertas,kaca, dll.
c. Ashes atau dust. Yaitusampah-sampah yang berasal dari sisa
pembakaran dan dari bahan-bahan partikel kecil yang mempunyai sifat
mudah berterbangan. Kadar abu sampah dipengaruhi oleh banyak
sedikitnya kandungan bahan yang mudah terbakar yang terdapat di
dalam sampah.
2.3 Densitas atau Kepadatan Sampah
Kepadatan sampah menyatakan bobot sampah persatuan volume. Pada
sistem sanitary landfill, kepadatan sampah diperlukan untuk menentukan
ketebalan lapisan sampah yang akan dibuang pada sistem tersebut, komposisi
bahan organiknya di kota-kota di indonesia, antara 80 hingga 90% dari total
sampah organik dan anorganik. Jumlah komposisi sampah organik yang cukup
besar tersebut akan bermanfaat bila kita mengerti bagaimana cara mengelola
dengan baik.
3. Dampak Negatif Sampah
3.1 Dampak bagi kesehatan
a) Penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena virus yang
berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur air
minum. Penyakit demam berdarah (haemorhagic fever) dapat juga
meningkat dengan cepat didaerah yang pengelolaan sampahnya kurang
memadai.
b) Penyakit jamur dapat juga menyebar (misalnya jamur kulit).
c) Penyakit yang dapat menyebar melalui rantai makanan. Salah satu
contohnya adalah suatu penyakit yang dijangkitkan oleh cacing pita (taenia).
Cacing ini sebelumnya masuk ke dalam pencernaan binatang ternak melalui
makanan berupa sisa makanan/sampah.
d) Sampah beracun: telah dilaporkan bahwa jepang kira-kira 40.000 orang
meninggal akibat menkonsumsi ikan yang telah terkontaminasi oleh raksa
(Hg). Raksa ini dikenal dari sampah yang dibuang kelaut oleh pabrik yang
memproduksi baterai dan akumulator.
3.2 Dampak bagi lingkungan
Sampah yang berasal dari berbagai sumber berpotensi mencemari
lingkungan, baik lingkungan darat, udara, maupun air.
a. Pencemaran lingkungan darat
Pencemaran sebagai dampak langsung dari timbunan sampah di
lingkungan tempat pembuangan sampah, pencemaran lingkungan darat
berdampak pada segi kesehatan, hal ini disebabkan karena timbunan sampah
merupakan tempat bersarang dan menyebarnya bibit penyakit, sedangkan
ditinjau dari segi keindahan, timbunan sampah tidak sedap dipandang mata.
b. Macam pencemaran udara
Pencemaran udara sebagai dampak dari sampah adalah
ditimbulkannya bau tidak sedap, debu gas-gas beracun. Pembakaran sampah
dapat meningkatkan karbonmonoksida (CO), karbondioksida (CO2)
nitrigen-monoksida (NO), gas belerang, amoniak dan asap di udara. Asap di
udara ditimbulkan dari proses pembakaran sampah berbahan plastik ada
yang bersifat karsinogen, artinya dapat menimbulkan kanker.
c. Macam pencemaran perairan
Pencemaran air yang ditimbulkan oleh sampah misalnya terjadi
perubahan warna dan bau pada air sungai, penyebaran bahan kimia dan
mikroorganisme yang terbawa air hujan dan meresapnya bahan-bahan
berbahaya sehingga mencemari sumur dan sumber air. Bahan-bahan
pencemar yang masuk kedalam air tanah dapat muncul ke permukaan tanah
melalui air sumur penduduk dan mata air.
3.3 Dampak terhadap keadaan sosial dan ekonomi
a. Dampak sosial
� mempengaruhi keharmonisan atau kerukunan masyarakat sekitar,
warga yang sering membuang sampah disekitar tempat tinggalnya
dan mencemari lingkungan dapat menimbulkan ketidaksenangan
antar tetangga.
� bau yang tidak sedap berpotensi menimbulkan suasana kurang
nyaman bagi warga yang tinggal di sekitar tempat pembuangan
sampah, suasana kurang nayman akan cenderung meningkatkan
rasa emosionalyang tinggi terhadap kehidupan bermasyarakat.
� pembuangan sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir
dan akan memberikan dampak bagi fasilitas pelayanan umum
seperti jalan, jembatan, drainase, dan lain-lain.
b. Dampak ekonomi
� pemandangan sampah yang menggunung dan berserakan pasti
tidak sedap dipandang mata, apalagi bila ini terjadi pada
lingkungan parawisata, dampak negatif terhadap keparawisataan
akan langsung terasa.
� pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya
tingkat kesehatan masyarakat. Hal penting disini adalah
meningkatnya pembiayaan secara langsung (untuk mengobati
orang sakit) dan pembiayaan secara tidak langsung (tidak masuk
kerja, rendahnya produktivitas).
� infrastruktur lain dapat juga di pengaruhi oleh pengelolaan sampah
yang tidak memadai, seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk
pengolahan air. Jika sarana penampungan sampah kurang atau
tidak efesien, orang akan cenderung membuang sampahnya dijalan.
Hal ini mengakibatakan jalan perlu lebih sering di bersihkan dan
diperbaiki sehingga mengganggu jalannya roda perekonomian di
lingkungan tersebut.
4. Pengelolaan Sampah
Pengelolaan sampah biasanya mengacu pada material sampah yang
dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi
dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan atau keindahan. Pengelolaan sampah
juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam. Pengelolaan sampah bisa
melibatkan zat padat, cair, gas, atau radioaktif dengan metoda dan keahlian
khusus untuk masing-masing jenis zat.
Pengelolaan sampah dimulai dari sumber timbulan sampah, sistem
penampungan sampah sementara, transportasi sampah dan pengolahan akhir
sampah. Umumnya di indonesia dewasa ini, masing-masing titik pengelolaan
sampah tersebut tidak memenuhi kriteria standar pengelolaan sampah
4.1 Sistem pengelolaan sampah
Menurut UU No.18 tahun 2008 pengelolaan sampah adalah yang
sitematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan
penanganan sampah. Pengurangan sampah meliputi, pembatasan timbulan
sampah, pendaur ulang sampah, dan pemanfaatan kembali sampah.
WASTE GENERATION
STORAGE
COLLECTION
TRANSFER AND PROCESSING AND
TRANSPORT RECOVERY
DISPOSAL
4.2 Pengetahuan dan Sikap Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah
Pengetahuan adalah hasil dari proses mencari tahu, dari yang tadinya tidak
tahu menjadi tahu, dari tidak dapat menjadi dapat. Dalam proses mencari tahu ini
mencakup berbagai metode dan konsep-konsep, baik melalui proses pendidikan
maupun melalui pengalaman.8
Sikap adalah sebagai suatu pola perilaku, tendensi atau kesiapan
antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial, atau secara
sederhana, sikap adalah respon terhadap stimuli sosial yang telah terkondisikan.9
Pengelolaan sampah adalah yang sitematis, menyeluruh, dan
berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah.
Pengurangan sampah meliputi, pembatasan timbulan sampah, pendaur ulang
sampah, dan pemanfaatan kembali sampah.
4.3 Konsep Pengelolaan Sampah 3R
Konsep pengelolaan 3R meliputi reduce, reuse, dan recycle .
a. Reduce (R1) atau Pengurangan Volume
Reduce ataureduksi sampah merupakan upaya untuk
mengurangi timbulan sampah, salah satu upaya reduksi sampah
dengan cara merubah pola hidup konsumtif, seperti perubahan
kebiasaan dari boros dan menghasilkan banyak sampah menjadi
hemat/efisien dan sedikit sampah. Contohnya sebelum limbah kertas
digunakan kembali, biasanya dikemas untuk mengurangi biaya
pembongkaran di tempat pembuangan.
b. Reuse (R2) atau Penggunaan Kembali
Reuse, yaitu menggunakan kembali bahan atau material agar
tidak menjadi sampah (tanpa melalui proses pengelolaan),seperti
menggunakan botol bekas menjadi bahan lain.
c. Recycle (R3) atau Daur Ulang
Recycle, berarti mendaur ulang suatu bahan yang sudah tidak
berguna (sampah) menjadi bahan lain setelah melalui proses
pengolahan, mengolah sisa kain perca menjadi selimut, kain lap, keset
kaki, dsb.5
C. Pengertian Pemberdayaan
Pemberdayaan adalah upaya peningkatan kemampuan masyarakat untuk
berpartisipasi, bernegosiasi, mempengaruhi dan mengendalikan kelembagaan
masyarakatnya secara bertanggung jawab demi perbaikan kehidupannya.
Permendagri RI Nomor 7 Tahun 2007 tentang Kader Pemberdayaan
Masyarakat, dinyatakan bahwa pemberdayaan masyarakat adalah suatu strategi
yang digunakan dalam pembangunan masyarakat sebagai upaya untuk
mewujudkan kemampuan dan kemandirian dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara (Pasal 1 , ayat (8) ).9
Dalam upaya memberdayakan masyarakat dapat dilihat dari tiga sisi, yaitu
pertama, menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi
masyarakat berkembang (enabling). Disini titik tolaknya adalah pengenalan
bahwa setiap manusia, setiap masyarakat, memiliki potensi yang dapat
dikembangkan. Kedua, memperkuat potensi atau daya yang dimiliki masyarakat
(empowering). Pemberdayaan bukan hanya meliputi penguatan individu anggota
masyarakat, tetapi juga pranata-pranatanya. Menanamkan nilai-nilai budaya
modern, seperti kerja keras, hemat, keterbukaan, dan kebertanggungjawaban
adalah bagian pokok dari upaya pemberdayaan. Demikian pula pembaharuan
institusi-institusi sosial dan pengintegrasiannya ke dalam kegiatan serta peranan
masyarakat di dalamnya. Yang terpenting disini adalah peningkatan partisipasi
masyarakat dalam proses pengambilan keputusan yang menyangkut diri dan
masyarakat. Oleh karena itu, pemberdayaan masyarakat amat erat kaitannya
dengan pemantapan, pembudayaan, pengamalan demokrasi.
Ketiga, memberdayakan mengandung pula arti melindungi. Dalam proses
pemberdayaan, harus dicegah yang lemah menjadi bertambah lemah, oleh karena
kekurangberdayaan dalam menghadapi yang kuat. Oleh karena itu, perlindungan
dan pemihakan kepada yang lemah amat mendasar sifatnya dalam konsep
pemberdayaan masyarakat. Melindungi tidak berarti mengisolasi atau menutupi
dari interaksi, karena hal itu justru akan mengerdilkan yang kecil dan
melunglaikan yang lemah.
Melindungi harus dilihat sebagai upaya untuk mencegah terjadinya
persaingan yang tidak seimbang, serta eksploitasi yang kuat atas yang lemah.
Pemberdayaan masyarakat bukan membuat masyarakat menjadi makin tergantung
pada berbagai program pemberian (charity). Karena, pada dasarnya setiap apa
yang dinikmati harus dihasilkan atas usaha sendiri (yang hasilnya dapat
dipertukarkan dengan pihak lain). Dengan demikian tujuan akhirnya adalah
memandirikan masyarakat, memampukan, dan membangun kemampuan untuk
memajukan diri ke arah kehidupan yang lebih baik secara berkesinambungan.9
1. Langkah – langkah Pemberdayaan
Pemberdayaan masyarakat dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu
sebagai proses dalam sebagai hasil. Sebagai hasil pemberdayaan masyarakat
adalah suatu perubahan yang signifikan dalam aspek sosial politik yang
dialami oleh individu dan masyarakat, yang seringkali berlangsung dalam
waktu yang cukup panjang, bahkan seringkali lebih dari 7 tahun.
Sebagai suatu proses, jaksin dkk mengatakan, pemberdayaan
masyarakat melibatkan beberapa komponen berikut, yaitu :
1. Pemberdayaan personal
2. Pengembangan kelompok kecil
3. Perorganisasian masyarakat
4. Kemitraan
5. Aksi sosial dan politik
Dengan demikian, pemberdayaan masyarakat mempunyai
spectrum yang cukup luas, meliputi jenjang sasaran yang diberdayakan
(level of objects), kegiatan internal masyarakat komunitas maupun
eksternal berbentuk kemitraan (partnership) dan jejaring (networking)
serta dukungan dari atas berbentuk kebijakan politik yang mendukung
kelestarian pemberdayaan.
Untuk itu pemberdayaan masyarakat dapat dilaksanakan dengan
mengikuti langkah-langkah :
1. Merancang keseluruhan program, termasuk di dalamnya kerangka
waktu kegiatan, ukuran program, serta memberikan perhatian kepada
kelompok masyarakat setempat.
2. Menetapkan tujuan. Tujuan pemberdayaan biasanya terpusat pada
bagaimana masyarakat dapat mengontrol keputusannya yang
berpengaruh pada kesehatan dan kehidupan masyarakat.
3. Memilih strategi pemberdayaan.
4. Implementasi strategi dan menajemen program pemberdayaan
dilakukan dengan cara :
a. Meningkatkan peran serta pemercaya (stakeholder).
b. Menumbuhkan kemampuan pengenalan masalah
c. Mengembangkan kepemimpinan lokal
d. Membangun keberdayaan struktur organisasi
e. Meningkatkan mobilitas sumber daya
f. Memperkuat kemampuan stakeholder untuk ‘bertanya mengapa’?
5. Evaluasi program. Pemberdayaan masyarakat dapat berlagsung lambat
dan lama, bahkan boleh dikatakan tidak pernah berhenti dengan
sempurna. Sering terjadi, hal-hal tertentu menjadi bagian dari
pemberdayaan baru tercapai beberapa tahun sesudah kegiatan selesai.
Oleh karenanya, akan lebih tepat jika evaluasi di arahkan pada proses
pemberdayaan daripada hasilnya. Hal-hal yang dapat dievaluasi dalam
pemberdayaan, diantaranya :
1. Jumlah anggota masyarakat yang berpatisipasi dalam kegiatan
2. Jumlah kegiatan yang bersifat pendekatan dari bawah (battom up)
3. Jumlah pelaku kegiatan yang merasa melakukan belajar sambil
bekerja (lerning by doing).
Pemberdayaan adalah suatu proses aktif, dimana masyarakat yang
diberdayakan harus berperan serta aktif(berpartisipasi) dalam berbagai kegiatan.
Dengan demikian masyarakat mempunyai pengalaman aktual, yang sangat
bermanfaat untuk mengembangkan program sejenis dimasa mendatang.
Partisipasi adalah peran aktif anggota masyarakat dalam berbagai jenjang
kegiatan. Dilihat dari konteks pembangunan kesehatan, partisipasi adalah
keterlibatan masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk menjalin kemitraan
diantara masyarakat dan pemerintah dalam perencanaan, implementasi dan
berbagai aktivitas program kesehatan, mulai dari pendidikan sampai dengan
mengontrol perilaku masyarakat dalam menanggapi teknologi dan infrastruktur
kesehatan.
Dalam strategi pemberdayaan, dilakukanlah metode penyuluhan.
Penggunaan kombinasi dari berbagai metode penyuluhan akan banyak membantu
mempercepat proses perubahan, lebih banyak metode penyuluhan yang akan
digunakan, akan lebih banyak perubahan yang terjadi dalam diri individu.
Dimana metode adalah cara yang sistematis untuk mencapai suatu tujuan
yang telah direncanakan. Setiap orang “belajar” lebih banyak melalui cara yang
berbeda-beda sesuai dengan kemampuan dalam menangkap pesan yang
diterimanya, ada yang cukup dengan mendengar saja, atau melihat dan juga ada
yang harus mempraktikkan dan kemudian mendistribusikannya.
Berdasarkan teknik komunikasi, metode penyuluhan dibagi menjadi 2
golongan yaitu :
1. Metode penyuluhan langsung. Artinya para petugas penyuluhan, langsung
bertatap muka dengan sasaran. Misalnya kontak personal, demonstrasi, dll.
2. Metode penyuluhan tidak langsung. Dalam hal ini pesan yang disampaikan
tidak secara langsung dilakukan oleh penyuluh tetapi melalui perantara atau
media. Misalnya pertunjukkan film atau slide, siaran melalui radio atau televisi
dan penyebaran bahan tercetak.
Adapun penggolongan metode berdasarkan indra penerima dibagi menjadi
tiga golongan yaitu :
1. Metode yang dilaksanakan dengan jalan memperhatikan. Pesan yang diterima
melalui indra penglihatan. Misalnya penempelan poster, pemutaran film dan
pemutaran slide.
2. Metode yang disampaikan melalui indra pendengaran. Misalnya siaran
pertanian melalui radio dan hubungan telepon serta alat-alat audiotif lainnya.
3. Metode yang disampaikan, diterima oleh sasaran melalui beberapa macam
indra secara kombinasi. Misalnya :
1.Demonstrasi hasil (dilihat, didengar, dan diraba)
2. Demonstrasi cara ( dilihat, didengar, dan diraba)
3. Siaran melalui televisi (didengar dan dilihat)10
D. Kerangka Teoritis
1. Alur pikir
Pre – Test ` Post - Test
Gambaran pengetahuanserta sikap sebelum melakukan
pemberdayaan dalam pengelolaan sampah metode
3R
Proses pemberdayaan masyarakat dalam
pengelolaan sampah metode 3R
Gambaran pengetahuanserta sikap
setelah melakukan pemberdayaan dalam pengelolaan sampah
metode 3R
Penyuluhan dan pelaksanaan salah satu pengelolaan
sampah metode 3R
2. Defenisi Operasional
No Variabel Defenisi operasional
Alat ukur Cara ukur Hasil ukur Skala
1 Pengetahuan masyarakat sebelum dan sesudah dilakukannya pemberdayaan pengelolaan sampah metode 3R
Hasil dari proses mencari tahu, dari yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, dari tidak dapat menjadi dapat. Dalam proses mencari tahu ini mencakup berbagai metode dan konsep-konsep, salah satunya pengarahan terhadap pengelolaan sampah metode 3R
Kuesioner Wawancara Baik
Jika skor ≥ (60%) 10
Kurang baik
Jika skor < (60%) 10
Ordinal
2 Sikap masyarakat sebelum dan sesudah dilakukannya pemberdayaan pengelolaan sampah metode 3R
Sikap adalah respon terhadap stimuli sosial yang telah terkondisikan tentang pengelolaan sampah metode 3R
Cekhlist Observasi Baik
Jika skor ≥(60%) 36
Kurang baik
Jika skor <(60%) 36
Ordinal
3 Proses pemberdayaan masyarakat dalam pebgelolaan sampah metode 3R
Tahap – tahap pelaksanaan yang dimulai dari penyuluhan kepada masyarakat, dan pelaksanaan salah satu pengelolaan sampah metode 3R yang lebih di arahkan pada recycle pada sampah plastik.
Kuesioner Wawancara Baik
Jika skor ≥ (60%)7 Kurang baik
Jika skor < (60%) 7
Ordinal
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah penelitian deskriptifanalitik
(univariat) dengan pendekatan cross sectional serta menggunakan uji T-Test untuk
mengetahui perbedaan sebelum dan sesudah pemberdayaan.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian adalahRW II RT II Kelurahan Gunung Sarik Kecamatan
Kuranji dilaksanakan bulan Mei 2014.
C. Populasi dan Sampel
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu rumah tangga setiap
keluarga yang ada di RW II Kelurahan Gunung Sarik Kecamatan Kuranji
berjumlah 400 KK. Namun, karna peneliti ingin memperkecil populasi agar tujuan
dari penelitian terlaksana dengan baik dan tidak memakan waktu lama, maka RT
II menjadi perhitungan populasi. Dimana RT II terdiri dari 67 KK. Dalam
perhitungan sampel digunakan rumus sebagai berikut:
d2 p.q (N – n)
ZC2 n (N – 1)
Keterangan :
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
30
Zc2 = derajat kepercayaan yang di inginkan (95%=1,96)
p = harga proporsi dipopulasi
d = presisi mutlak (10%)
Jadi, 0.1 2 0.5. 0.5 (67 - n ) 1. 962 n ( 67 – 1 ) 0,01 0,25 ( 67 – n )
1.84 66 n
0,01 16.75 – 0,25 n 3.84 66 n
0,01 ( 66 n ) = 3,84 (16.75 – 0,25 n ) 0.66 n = 64.32 – 0.96 n n = 64.32 1.62 n = 39.70 = 40 KK
Setelah dilakukan perhitungan sampel didapatkan sampel sebanyak KK
dimana jumlah RT 2 terdiri dari 67 KK, sampel dilanjutkan dengan teknik Simple
Random Sampling atau pengambilan sampel secara acak sederhana yaitu
pengambilan sampel dimana anggota dari populasi mempunyai kesempatan yang
sama untuk diseleksi sebagai sampel dalam teknik undian dengan cara mengundi
semua anggota kemudian diambil sebanyak 40 KK sebagai responden. Sampel
yang di kehendaki peneliti dalam penelitian ini yaitu sebagian ibu rumah tangga di
RT II Kelurahan Gunung Sarik Kecamatan Kuranji Kota Padang.
D. Teknik pengumpulan Data
1. Data Primer
Data diperoleh dengan pengambilan data berupa wawancara dan observasi
dengan responden dari kuisoner serta ceklis.
2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari :
1. Kantor Kesbangpol Kota Padang
2. Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Padang
3. Kelurahan Gunung Sarik Kota Padang
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Editing
Melakukan pemeriksaan data yang telah terkumpul agar diperiksa
kelengkapan dan kesinambungannya.
2. Coding
Melakukan penyederhanaan data dengan menggunakan kode-kode
tertentu.
3. Processing
Memasukkan kode ke dalam master tabel (manual) dan program
komputer.
4. Cleaning
Mencek kembali apakah data yang di masukkan sudah benar.
F. Analisis Data
` Data yang telah dikumpulkan diolah dengan sistem komputerisasi
kemudian disajikan dalam tabel distribusi frekuensi dengan analisis univariat,
selanjutnya dapat menjelaskan pelaksanaan sampah dengan konsep 3R.
G. Langkah – langkah Penelitian
Penelitian dilakukan 6 tahapan kegiatan :
Tahapan pertama : menentukan waktu yang tepat, dimana warga bias
berkumpul bersama sebelum dilaksanakan penyuluhan.
Tahapan kedua : setelah ditentukan waktu dan tempat, melaksanakan test awal
dengan mengisi kuisoner untuk pengetahuan dan sikap masyrakat sebelum
pemberdayaan tentang pengelolaan sampah metode 3R.
Tahapan ketiga : setelah mengisi kuisoner, ibu-ibu langsung diberikan
penyuluhan tentang Pengelolaan sampah metode 3R.
Tahapan keempat : setelah diberikan penyuluhan, dimusyawarahkan langsung
kapan dan dimana dilaksankan perlakuan dalam pengelolaan sampah metode 3R.
Tahapan kelima : pelaksanaan perlakuan terhadap salah satu pengelolaan
sampah metode 3R.
Tahapan keenam ; setelah dilakukan perlakmuan, memberikan kuioner yang
sama setelah dilaksanakan pengelolaan sampah metode 3R kepada ibu-ibu.
Dengan tujuan untuk mngetahui perbedaan prilaku dan sikap masyarakat sebelum
dan sesudah pemberdayaan.
Responden dalam kegiatan ini adalah ibu-ibu rumah tangga RT II RW II
Kelurahan Gunung Sarik Kecamatan Kuranji Kota Padang sebanyak 40 KK dari
67 KK yang ada.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran umum Lokasi Penelitian
1. Geografis
a. Luas Wilayah
Kelurahan Gunung Sarik merupakan kelurahan salah satu diantara 9
Kelurahan yang termasuk dalam Kecamatan KuranjiKelurahan Gunung Sarik
ini mempunyai luas wilayah + 1.108 Ha. Dari 1.108 Ha tersebut terbagi dalam:
1) Sawah : 315 Ha
2) Perkarangan : 11 Ha
3) Tegalan : 234 Ha
4) Kolam : 2 Ha
5) Hutan : 325 Ha
6) Perkantoran : 2 Ha
7) Dan lain – lain : 219 Ha
b. Batas Wilayah
Kelurahan Gunung Sarik berbatasan dengan empat Kelurahan yang ada
di Kecamatan Kuranji, denganmempunyai batas wilayah :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Sungai Lareh
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Kalumbuak
3. Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Kuranji
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Sungai Sapih
Kelurahan Gunung Sarik terdiri 13 Rukun Warga (RW). RW II terdiri
atas 4 RT dengan jumlah penduduk sebagai berikut :
1. RT I dengan jumlah penduduk sebanyak 100 KK
2. RT II dengan jumlah penduduk sebanyak 67 KK
3. RT III dengan jumlah penduduk sebanyak 45 KK
4. RT IV dengan jumlah penduduk sebanyak 80 KK
2. Demografi
a. Jumlah penduduk
Jumlah penduduk Kelurahan Gunung Sarik tahun 2014 adalah ±
15.446 jiwa.
Tabel 4.2 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Responden di RW II RT II
Kelurahan Gunug Sarik Kecamatan Kuranji Kota Padang Tahun 2014
No. Jenis Kelamin Jumlah %
1. Laki – laki 2 5,0
2. Perempuan 38 95,0
Jumlah 40 100%
b. Data Tingkat Pendidikan Responden
Tabel 4.2 Distribusi Pendidikan Berdasarkan Responden di RW II RT II Kelurahan
Gunung Sarik Tahun 2014
No. Pendidikan Jumlah %
1. Tamat SD 5 12,5
2. Tamat SMP 13 32,5
3. Tamat SMA 18 45,0
4. Perguruan Tinggi 4 10
TOTAL 40 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat tingkat pendidikan penduduk
terbanyak di RW II RT II Kelurahan Gunung Sarik Kecamatan Kuranji adalah
tamat SMA sebesar 18 orang.
B. Hasil Penelitian
1. Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi
pengetahuan dan sikap masyarakat dalam pelaksanaan pemberdayaan masyarakat
dalam pengelolaan sampah metode 3R.
Tabel 4.3 Ditribusi Frekuensi Variabel Pengetahuan Masyarakat RW II RT II
Kelurahan Gunung Sarik sebelum Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Metode 3R
Variabel Frekuensi %
Kurang baik 28 70,0
Baik 12 30,0
TOTAL 40 100,0
Berdasarkan tabel di atas, didapatkan frekuensi pengetahuan masyarakat
sebelum pemberdayaan dengan pengetahuan kurang baik sebanyak 28 orang dan
pengetahuan yang baik sebanyak 12 orang dari 40 responden. Hal ini
membuktikan bahwa masih rendahnya pengetahuan masyarakat tentang
pengelolaan sampah metode 3R sebelum pemberdayaan dengan persentase 70 %.
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Variabel Pengetahuan Masyarakat RW II RT II Kelurahan Gunung Sarik Sesudah Pemberdayaan Masyarakat Dalam
Pengelolaan Sampah Metode 3R
Variabel Frekuensi %
Kurang baik 10 25,0
Baik 30 75,0
TOTAL 40 100,0
Berdasarkan tabel diatas, didapatkan frekuensi pengetahuan masyarakat
sesudah pemberdayaan dengan pengetahuan kurang baik sebanyak 10 orang dan
pengetahuan yang baik sebanyak 30 orang dari 40 responden. Hal ini
membuktikan bahwa sudah adanya peningkatan pengetahuan masyarakat tentang
pengelolaan sampah metode 3R sesudah pemberdayaan dengan persentase 75,0%.
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Variabel Sikap Masyarakat RW II RT II Kelurahan Gunung Sarik Sebelum Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengelolaan
Sampah Metode 3R
Variabel Frekuensi %
Kurang baik 29 72,5
Baik 11 27,5
TOTAL 40 100,0
Berdasarkan tabel diatas, didapatkan frekuensi sikap masyarakat sebelum
pemberdayaan dengan sikap kurang baik sebanyak 29 orang dan sikap yang baik
sebanyak 11 orang dari 40 responden. Hal ini membuktikan bahwa masih
rendahnya sikap masyarakat tentang pengelolaan sampah metode 3R sebelum
pemberdayaan masyarakat dengan persentase 72,5%.
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Variabel Sikap Masyarakat RW II RT II Kelurahan
Gunung Sarik sesudah Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah Metode 3R
Variabel Frekuensi %
Kurang baik 13 32,5
Baik 27 67,5
TOTAL 40 100,0
Berdasarkan tabel diatas, didapatkan frekuensi sikap masyarakat sesudah
pemberdayaan dengan sikap kurang baik sebanyak 13 orang dan sikap yang baik
sebanyak 27 orang dari 40 responden. Hal ini membuktikan bahwa sudah adanya
peningkatan sikap masyarakat tentang pengelolaan sampah metode 3R sebelum
pemberdayaan masyarakat dengan persentase 67,5%.
Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Variabel Proses Pelaksanaan Pemberdayaan
Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah Metode 3R di RW II RT II Kelurahan Gunung Sarik
Variabel Frekuensi %
Kurang baik 13 32,5
Baik 27 67,5
TOTAL 40 100,0
2. Analisis Bivariat
Analisis Bivariat dilakukan untuk mengetahui perbedaan pengetahuan dan
sikap masyarakat tentang Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah
metode 3R ( reduce, reuse, recycle).
Tabel 4.8 Perbedaan Pengetahuan sebelum dan sesudah Pemberdayaan Masyarakat
Dalam Pengelolaan Sampah Metode 3R di RW II RT II Kelurahan Gunung Sarik Kecamatan Kuranji Kota Padang
Variabel Mean P value N
Perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah metode 3R
0,450 0,0001 40
Terlihat perbedaan nilai mean antara pengetahuan sebelum dan
pengetahuan sesudah adalah 0,450. Hasil uji T-test statistik didapatkan nilai P
value adalah 0,0001, maka dapat disimpulkan ada perbedaan antara pengetahuan
sebelum dan sesudah pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah
metode 3R ( reduce, reuse, recycle).
Tabel 4.9 Perbedaan Sikap sebelum dan sesudah Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah Metode 3R di RW II RT II Kelurahan Gunung Sarik
Kecamatan Kuranji Kota Padang
Variabel Mean P value N
Perbedaan sikap sebelum dan sesudah pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah metode 3R
0,400 0,0001 40
Terlihat perbedaan nilai mean antara sikap sebelum dan pengetahuan
sesudah adalah 0,400. Hasil uji T-test statistik didapatkan nilai P value adalah
0,0001, maka dapat disimpulkan ada perbedaan antara pengetahuan sebelum dan
sesudah pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah metode 3R (reuse,
reduce, recycle).
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada bulan Mei
tahun 2014 di RT II RW II Kelurahan Gunung Sarik, terdapat 40 responden, yang
mana ruang lingkup sampel tersebut terdapat 38 perempuan dengan persentase
95% dan 2 laki – laki dengan persentase 5,0%.
1. Pengetahuan sebelum pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan
sampah metode 3R
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, pada pengetahuan
sebelum pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah metode 3R
(reuse, reduce, recycle), memiliki nilai frekuensi pengetahuan kurang baik 70 %.
Menurut pendapat Notoadmojo,S (2005) pengetahuan adalah hasil dari proses
mencari tahu, dari yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, dari tidak dapat menjadi
dapat. Dalam proses mencari tahu ini mencakup berbagai metode dan konsep-
konsep, baik melalui proses pendidikan maupun melalui pengalaman.
Hal ini terbukti selama penelitian yaitu dengan tanya jawab terhadap
responden yang memiliki pengetahuan rendah, ternyata responden tidak memiliki
ataupun mendapatkan pengetahuan tentang pengelolaan sampah metode 3R
(reuse, reduce, recycle) dari pihak – pihak luar ataupun dari masyarakat lainnya,
sehingga pengetahuan terhadap pengelolaan sampah metode 3R (reuse, reduce,
recycle) tidak diketahui. Namun, setelah di berikan penyuluhan, responden sudah
mengetahui bagaimana mengolah sampah dengan metode 3R(reuse, reduce,
recycle).
2. Pengetahuan setelah pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan
sampah metode 3R
Dari hasil penellitian yang telah dilakukan, pengetahuan sesudah
pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah metode 3R di RW II RT II
Kelurahan Gunung Sarik Kecamatan Kuranji memiliki rata- ratafrekuensi
pengetahuan yang baik 75%.
Pendapat Notoadmojo,S (2005) dimana pengetahuan adalah hasil dari
proses mencari tahu, dari yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, dari tidak dapat
menjadi dapat. Dalam proses mencari tahu ini mencakup berbagai metode dan
konsep-konsep, baik melalui proses pendidikan maupun melalui pengalaman.
Berdasarkan kegiatan penelitian yang dilakukan dan dibandingkan dengan
teori yang ada, ternyata dapat disimpulkan perubahan pengetahuan yang dilihat
dari mean variabel pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan tentang
pengelolaan sampah metode 3R(reuse, reduce, recycle).
3. Sikap sebelum Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah
Metode 3R
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, pada sikap sebelum
pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah metode 3R(reuse, reduce,
recycle), memilki frekuensi sikap kurang baik 72,5%.
Hal ini sejalan dengan pengetahuan yang dimiliki masyarakat sebelum dan
sesudah pemberdayaan dalam pengelolaan sampah metode 3R(reuse, reduce,
recycle) melalui penuyuluhan. Karena, dalam pengetahuan akan selalu berkaitan
dengan sikap dan berlanjut dengan suatu tindakan sesuai pengetahuan yang
dimiliki.
4. Sikap Sesudah Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah
Metode 3R
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, sikap sesudah
dilakukan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah metode 3R
memiliki frekuensi sikap yang baik 67,5%.
Peningkatan perubahan sikap ini sejalan dengan peningkatan pengetahuan
sesudah pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah metode 3R(reuse,
reduce, recycle). Hal ini didukung juga dengan pendapat La Pierre (Azwar,2003)
dimana sikap adalah sebagai suatu pola perilaku, tendensi atau kesiapan
antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial, atau secara
sederhana, sikap adalah respon terhadap stimuli sosial yang telah terkondisikan.
5. Proses Pelaksanaan Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengelolaan
Sampah Metode 3R
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan hasil frekuensi
selama proses pelaksanaan yang baik
Pengelolaan sampah itu sendiri adalah yang sitematis, menyeluruh, dan
berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah.
Pengurangan sampah meliputi, pembatasan timbulan sampah, pendaur ulang
sampah, dan pemanfaatan kembali sampah. Selama proses pelaksanaan, banyak
masyarakat yang tertarik akan bagaimana sampah bisa menjadi barang yang
berdaya guna.
6. Perbedaan pengetahuan dan sikap pemberdayaan masyarakat dalam
pengelolaan sampah metode 3R di RT II RW II Kelurahan Gunung Sarik
Kcamatan Kuranji Kota Padang
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan hasil rata-rata
pengetahuan sebelum (pretest) pemberdayaan msayarakat dalam pengelolaan
sampahmetode 3R(reuse, reduce, recycle) 3,15 sedangkan perlakuan sesudah
(postest) 6,50. Terlihat nilai rata-rata perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah
pemberdayaan 3,350. Hasil uji statistik didapatkan P value adalah 0,0001 maka
dapat disimpulkan ada perbedaan antara pengetahuan sebelum dan sesudah
pemberdayaan mssyarakat dalam pengelolaan sampah metode 3R(reuse, reduce,
recycle).
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan hasil rata-rata
sikap sebelum pemberdayaan (pretest) adalah 5,08, sedangkan rata-rata setelah
pemberdayaan (postest) adalah 14,55. Terlihat nilai rata-rata perbedaan antara
sikap sebelum dan sesudah pemberdayaan adalah 9,475. Hasil uji statistik
didapatkan nilai P value adalah 0,0001 maka dapat disimpulkan ada perbedaan
antara sikap dan sesudah pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah
metode 3R(reuse, reduce, recycle).
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan hasil rata-rata
selama proses pemberdayaan adalah 7,30. Dengan nilai tengah 7,00 serta modus
8. Dan standar deviasi sebesar 2,729 dengan nilai minimum 3 dan nilai maksimal
19 dari 40 responden.
Perubahan perilaku dapat di pengaruhi beberapa faktor seperti yang
dikemukakan oleh para ahli tentang teori perubahan perilaku seperti Notoadmojo
yang berpendapat bahwa perubahan perilaku dapat dilakukan dengan pemberian
stimulus atau tindakan pada suatu individu atau kelompok. Teori di atas
mendukung terjadinya perubahan perilaku masyarakat dalam pengelolaan sampah
metode 3R(reuse, reduce, recycle). Sementara beberapa kegiatan seperti
pelaksanaan yang dilakukan kepada warga dapat diartikan sebagai stimulasi
tindakan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada bulan Mei tahun 2014
terhadap masyarakat di RT II RW II Kelurahan Gunung Sarik Kecamatan Kuranji
dalam pengelolaan sampah metode 3R (reuse, reduce, recycle) mengenai
pengetahuan dan sikap sebelum dan sesudah pemberdayaan serta proses
pelaksanaan pengelolaan sampah metode 3R (reuse, reduce, recycle) yaitu :
1. Pengetahuan sebelum pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah
metode 3R di RT II RW II Kelurahan Gunung Sarik Kecamatan Kuranji Kota
Padang memiliki frekuensi pengetahuan kurang baik (70 %).
2. Pengetahuan sesudah pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah
metode 3R di RT II RW II Kelurahan Gunung Sarik Kecamatan Kuranji Kota
Padang memiliki frekuensi pengetahuan baik dengan persentase (70%).
3. Sikap sebelum pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah metode
3R di RT II RW II Kelurahan Gunung Sarik Kecamatan Kuranji Kota Padang
memiliki frekuensi sikap kurang baik dengan (72,5%).
4. Sikap sesudah pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah metode
3R di RT II RW II Kelurahan Gunung Sarik Kecamatan Kuranji Kota Padang
memiliki frekuensi sikap baik dengan persentase (67,5 %).
5. Selama proses pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan
sampah metode 3R di RT II RW II Kelurahan Gunung Sarik Kecamatan
Kuranji Kota Padang memiliki frekuensi pelaksanaan yang baik (72,5%).
6. Rata-rata perbedaan pengetahuan serta sikap sebelum dan sesudah
pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah metode 3R di di RT II
RW II Kelurahan Gunung Sarik Kecamatan Kuranji Kota Padang adalah 0,450
dan 0,400 dengan nilai P value 0,0001. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan
antara pengetahuan sebelum dan sesudah pemberdayaan masyarakat dalam
pengelolaan sampah metode 3R dikarenakan nilai P < 0,05.
B. Saran
1. Diharapkan kepada masyarakat RW II RT II Kelurahan Gunung Sarik
Kecamatan Kuranji untuk lebih meningkatkan peran serta aktif dalam
pengelolaan sampah agar dapat mengurangi timbulan sampah di lingkungan
sekitar.
2. Diharapkan kepada masyarakat RW II RT II Kelurahan Gunung Sarik
Kecamatan Kuranji untuk lebih meningkatkan kepedulian yang tinggi dalam
pengelolaan sampah dengan konsep 3R Pemukiman agar mengurangi timbulan
sampah.
3. Diharapkan adanya pemberdayaan berupa penyuluhan dan pelatihan begi ibu-
ibu rumah tangga dan masyarakat RW II RT II Kelurahan Gunung Sarik dari
instansi terkait Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Padang agar
meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan
konsep 3R. .
DAFTAR PUSTAKA
1. Siti khoriyah. Faktor – faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah 3R di RW II, III, dan V Kelurahan Sampangan Kota Semarang [KTI] Universitas Diponegoro,2012.
2. Balitbang Kementrian Pekerjaan Umum Republik Indonesia. Harmonisasi
sampah perkotaan sebagai upaya perbaikan kesehatan masyarakat, kualitas air, lingkungan dan ekonomi 6 Oktober 2012.
3. Yenni Ruslinda, Indah Pasimura. Laboratorium Buangan Padat Jurusan Teknik
Lingkungan Universitas Andalas. Juli 2012. 4. Pedoman Umum 3R Pemukiman [sumber online] 28 Februari 2012 [di akses
20 maret 2014]. Tersedia dari: URL: Konsep 3R (http;//www. slideshare.net/ infosanitasi/pedomaan-umum-3r-permukiman).
5. Rosi Yuliana. Gambaran Pelaksanaan Pengelolaan Sampah Metode 3R
Permukiman di RW VIII Kelurahan Gunung Sarik Kecamatan Kuranji kota Padang Tahun 2013 [KTI] Poltekkes Padang, 2010.
6. Wikipedia Indonesia. Pengertian pemukiman. [Akses 13 Maret 2014]. 7. Alex s, sukses mengolah sampah organik menjadi pupuk organik. 8. [Diakses tanggal 13 Februari 2013]. Tersedia dari: URL: http://digilib.
unimed.ac.id/public/UNIMED-Nondegree-22823-10%20BAB%2011.pdf. 9. Ania Maharani,SKM. Pemberdayaan Masyarakat [sumber online] 25 April
2012. [Diakses tanggal 12 Maret 2014]. Tersedia dari : URL: http:// dkijakarta. bkkbn.go.id/ List/Artikel/DispForm.aspx/ ID=21.
10. Burhanuddin. Metode dan teknik peyuluhan [sumber online] 28 juni 2012
[diakses 24 juli 2014]. Tersedia dari : URL : http://burhand182.wordpress. com/2012/06/28/metode-dan-teknik-penyuluhan/