Laporan Lengkap MANMIN-MIKTER 2

47
BAB I PENDAHULUAN I.1 Maksud dan Tujuan Percobaan I.1.1 Maksud Mengetahui tingkat kontaminasi mikroba dari suatu produk makanan dan minuman. I.1.2 Tujuan a. Untuk menentukan jumlah koloni bakteri dengan metode Angka Lempeng Total (ALT) pada sampel teh kotak, jus alpukat, energen, kecap sachet, kerupuk, dan daging kaleng. b. Untuk menentukan jumlah koloni kapang dengan metode Angka Lempeng Total (ALT) pada sampel teh kotak, jus alpukat, energen, kecap sachet, kerupuk, dan daging kaleng. c. Untuk mengetahui adanya kontaminasi bakteri Eschericia coli, Staphylococcus aureus, Clostridium perfingens dan Salmonella thyposa pada sampel teh kotak, jus

description

dsxcgbiok

Transcript of Laporan Lengkap MANMIN-MIKTER 2

Page 1: Laporan Lengkap MANMIN-MIKTER 2

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Maksud dan Tujuan Percobaan

I.1.1 Maksud

Mengetahui tingkat kontaminasi mikroba dari suatu produk makanan

dan minuman.

I.1.2 Tujuan

a. Untuk menentukan jumlah koloni bakteri dengan metode Angka

Lempeng Total (ALT) pada sampel teh kotak, jus alpukat,

energen, kecap sachet, kerupuk, dan daging kaleng.

b. Untuk menentukan jumlah koloni kapang dengan metode Angka

Lempeng Total (ALT) pada sampel teh kotak, jus alpukat,

energen, kecap sachet, kerupuk, dan daging kaleng.

c. Untuk mengetahui adanya kontaminasi bakteri Eschericia coli,

Staphylococcus aureus, Clostridium perfingens dan Salmonella

thyposa pada sampel teh kotak, jus alpukat, energen, kecap

sachet, kerupuk, dan daging kaleng.

d. Untuk menentukan jumlah bakteri Coliform dengan metode Most

Probable Number (MPN) pada sampel teh kotak, jus alpukat,

energen, kecap sachet, kerupuk, dan daging kaleng.

Page 2: Laporan Lengkap MANMIN-MIKTER 2

I.2 Prinsip Percobaan

a. Uji Kuantitatif Bakteri dengan Metode Angka Lempeng Total (ALT)

Penentuan jumlah koloni bakteri dengan metode Angka

Lempeng Total (ALT) berdasarkan perhitungan jumlah koloni yang

tumbuh pada tingkat pencemaran tertentu setelah sampel

dimasukkan pada medium Nutrient Agar (NA) yang diinkubasi

pada suhu 370 C selama 1 x 24 jam.

b. Uji Kuantitatif Kapang dengan Metode Angka Lempeng Total

Penentuan jumlah koloni kapang dengan metode Angka

Lempeng Total (ALT) yang tumbuh berdasarkan perhitungan

jumlah koloni pada tingkat pencemaran tertentu setelah sampel

dimasukka ke dalam medium Potato Dextrosa Agar (PDA) yang

diinkubasi pada suhu 250 C selama 3x 24 jam.

c. Uji kuantitatif Bakteri Coliform Dengan Metode Most Probable

Number (MPN)

Penentuan jumlah koloi bakteri Coliform dengan metode

Most Probable Number (MPN) berdasarkan perhitungan jumlah

koloni yang tumbuh pada tingkat pencemaran tertentu setelah

sampel dimasukkan pada medium Laktosa Broth (LB) yang

diinkubasi pada suhu 370 C selama 1 x 24 jam.

Page 3: Laporan Lengkap MANMIN-MIKTER 2

d. Uji Kualitatif Bakteri Eschericia coli

Pengujian adanya bakteri Eschericia coli pada sampel yang

diinokulasikan ke dalam medium Lactosa Broth (LB) yang ditandai

dengan adanya perubahan wara medium dari hijau ke kuning

serta adanya gelembung pada tabung durham setelah diinkubasi

pada suhu 370 C selama 1 x 24 jam. Serta pertumbuhan lanjutan

pada medium Eosin Methylen Blue Agar (EMBA) dan diinkubasi

pada suhu 370 C selama 1 x 24 jam yang menghasilkan zona

merah dan koloni berwarna hijau metalik.

e. Uji Kualitatif Bakteri Staphylococcus aureus

Pengujian adanya Staphylococcus aureus pada sampel yang

diinokulasikan pada medium Peptone Water (PW) yang ditandai

dengan kekeruhan dan timbulya endapan setelah diinkubasi pada

suhu 370 C selama 1 x 24 jam. Serta pertumbuhan lanjutan pada

medium Vogel and Johnson Agar (VJA) yang menghasilkan koloni

hitam dan zona kuning setelah diinkubasi pada suhu 370 C selama

1 x 24 jam.

f. Uji Kualitatif Bakteri Salmonella thyposa

Pengujian adanya bakteri Salmonella thyposa pada sampel

yang diinokulasikan pada medium Selenice Cisteyn Broth (SCB)

yang ditandai dengan kekeruhan dan timbulya endapan setelah

diinkubasi pada suhu 370 C selama 1 x 24 jam. Serta

pertumbuhan lanjutan pada medium Salmonella Shigella Agar

Page 4: Laporan Lengkap MANMIN-MIKTER 2

(SSA) yang menghasilkan zona kuning setelah diinkubasi pada

suhu 370 C selama 1 x 24 jam.

g. Uji Kualitatif Bakteri Clostridium perfingens

Pengujian adanya bakteri Clostridium perfingens pada

sampel yang diinokulasikan pada medium Fluid Thioglycollate

Medium (FTM) yang ditandai dengan kekeruhan dan timbulya

endapan setelah diinkubasi pada suhu 370 C selama 1 x 24 jam.

Serta pertumbuhan lanjutan pada medium Reinforced Clostridia

Medium (RCM) yang menghasilkan zona kuning setelah

diinkubasi pada suhu 370 C selama 7 x 24 jam.

Page 5: Laporan Lengkap MANMIN-MIKTER 2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Teori Umum

Makanan manusia berasal dari dua sumber besar yaitu berupa

tanaman dan hewan, oleh karena itu tidak megherankan kalau sejak

bahan baku sampai mejadi bahan makanan dan miuman yang siap untuk

digunakan dan dimakan atau diminum tidak akan terbebas dari pengaruh

adanya mikroorgaisme. (1 – 197)

Kerusakan makanan dan minuman dapat disebabkan oleh faktor-

faktor: (1 – 198)

1. Pertumbuhan dan aktivitas mikroorganisme terutama (khamir dan

kapang).

2. Aktivitas enzim di dalam makanan, serangga, parasit, dan tikus.

3. Suhu

4. Kadar air

5. Udara terutama oksigen

6. Sinar/ cahaya.

7. Waktu/ lama dalam penyimpanan.

Mikroorganisme yang penting dalam mikrobiologi makanan:

A. Kapang atau Jamur

Kapang yang tumbuh pada makanan dengan bentuk seperti bulu-

bulu atau kapas. Tumbuhnya kapag dalam bahan makanan ataupun

minuman dapat merubah komposisi bahan pangan sehingga tidak baik

Page 6: Laporan Lengkap MANMIN-MIKTER 2

untuk dikomsumsi oleh mausia, tapi ada jenis kapang tertentu yang

berguna dalam pembuatan makanan tertentu , misalnya beberapa keju

dibantu oleh mikroorgaisme seperti penicillium camberti dan penicillium

roquefacti. (1 – 199)

B. Khamir/ Yeast/ Ragi

Khamir ada yang berguna dan adapula yang merugikan dalam

makanan. Khamir untuk fermentasi digunakan dalam pembuatan roti,

beer, dan anggur. Saccharomyces cerevisiae var ellipsoides digunakan

dalam industri untuk menghasilkan alkohol. Steptococcus lactis dapat

memfermentasikan laktosa dalam susu dan hasil olahannya. Disamping

itu khamir dapat juga menyebabkan kerusakan pada acar, sari buah,

sirup, madu jelly, anggur, daging dan lainnya. (1 – 200)

C. Bakteri

Beberpa group bakteri yang penting antara lain:

a. Lactic acid bakteria atau bakteri asam laktat, menghasilkan asam

laktat sebagai hasil utama dalam fermetasi gula. Seperti

Lactobacillaceae.

b. Acetic acid formig bacteria, menghasilakan asam asetat sebagai

hasil utama, biasanya dengan oksidasi etil alkohol. Umumnya

Acetobacter dan Acetomonas.

c. Butyric acid bacteria, umumya bakteri bersifat anaerobik,

pembentuk spora yaitu Clostridium.

d. Propionic acid bacteria, genus Propionibacterium.

Page 7: Laporan Lengkap MANMIN-MIKTER 2

e. Proteolytic Bacteria, semua jenis bakteri ini mempuyai enzim

protease di dalam selnya, tetapi hanya dalam jumlah yang

terbatas dari proteiase extracelluler.

f. Lipolitic bacteria, terdiri dari banyak grup yang heterogen dan

menghasilkan lipase. Misalnya Pseudomonas, Achromobacter,

Alcaligenes, Serratia dan Micrococcus.

g. Saccharolytic bacteria, dapat menghidrolisis disakarida atau

polisakarida menjadi gula- gula sederhana. Misalnya Bacillus

subtilis, Clostridium botyricum.

h. Pectolytic bacteria, mengandung pektinase yang menyebabkan

lunaknya jaringan tanaman atau dapat juga menyebabkan

hilagnya kemampuan gellin dari sari buah. Misalnya Bacillus, dan

Clostridium.

i. Pigmented bacteria, menghasilkan warna pada pertumbuhan di

atas makanan. Contohya Flavobacterium (kuning), dan Serratia

(merah).

j. Slime atau Rope- Forming Bacteria, beberapa contoh bakteri ini

ropines pada susu seperti Aerobacter aerogenes.

k. Bakteri pembentuk gas, misalnya Lactobacillus, Eschericia,

Aerobacter, Proteus, Bacillus, dan Clostridium.

Prosedur pengujian bahan makanan sama seperti untuk bahan-

bahan lainnya, antara lain meliputi angka lempeng total bakteri, khamir, uji

Page 8: Laporan Lengkap MANMIN-MIKTER 2

mikroorganisme indikator, mikroorganisme penyebab patogen, dan lain-

lain sebagainya. (1 : 200 - 202)

Mikroba penyebab kerusakan dan keracunan makanan terbagi atas

tiga jenis, yaitu:

1. Mikroba indikator adalah gologan atau spesies bakteri yang

kehadirannya dalam makanan dalam jumlah di atas batas (limit)

tertentu merupakan pertanda bahwa makanan telah terpapar dengan

kondisi- kondisi yang memungkikan berkembang biakya mikroba

patogen. Mikroba indikator digunakan untuk menilai keamanan dan

mutu mikrobiologi makanan. Misalnya bakteri aerob mesofil, bakteri

anaerob mesofil dan bakteri psikrofil. (2 : 3)

2. Mikroba patogen menyebabkan toksinfeksi yang meliputi bakteri,

jamur dan ragi seperti Salmonella, Shigella, Brucella. Umumnya ada

beberapa jeis golongan bakteri terpentig yang dapat menyebabka

kerusakan makanan dan keracunan yaitu Acetobacter, Bacillus,

Clostridium, dan lainnya. (2 : 3)

3. Mikroba pembusuk adalah bakteri yang mampu menguraikan protein

menjadi asam amino dan merombak lemak dengan enzim lipase.

Misalnya bakteri Micrococcus sp., Pseudomonas sp., Bacillus sp. (2 :

97)

Keracunan pangan oleh bakteri dapat berupa intoksifiksi dan

infeksi. Itoksifiksi disebabkan oleh adanya toksin bakteri yang terbetuk di

dalam makanan pada saat bakteri bermultifikasi. Sedangkan keracunan

Page 9: Laporan Lengkap MANMIN-MIKTER 2

panga berupa infeksi, disebabkan oleh masuknya bakteri ke dalam tubuh

melalui makanan yag terkontaminasi dan tubuh memberikan reaksi

terhadap bakteri tersebut. Ada dua jenis intoksifikasi makanan yang

disebabkan oleh bakteri yaitu botulism, karena adaya toksi dalam

makanan yag dihasilkan oleh Clostridium botulinum, dan intoksifikasi lain

yaitu stafilokokkal yang disebabkan oleh enterotoksin dari Staphylococcus

aureus. (2 : 2)

Pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentarsi

tinggi) dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir

yang lebih besar. Dalam pegenceran koloni bakteri, tujuannya adalah

untuk mengurangi konsentrasi koloni mikroba yang akan ditumbuhkan

pada media agar tidak terjadi TBUD (Terlalu Banyak Untuk Dihitung).

(3 : 97)

Media selektif/ penghambat adalah media yang selain

mengandung nutrisi juga ditambah suati zat tertentu sehigga media

tersebut dapat menekan pertumbuhan mikroba lain dan meragsang

pertumbuhan mikroba yang diinginkan. Contohnya adalah Luria Bertani

Medium yang ditambah ampisilin untuk meragsang E. coli resisten

antibiotik dan menghambat kotaminan yang peka, Ampiciline Salt Broth

yang ditambah NaCl 4 % untuk membuuh Streptococcus agalactiae yang

toleran terhadap garam. (4 : 148)

Media diperkaya adalah media yag mengadung komponen dasar

untuk pertumbuhan mikroba dan ditambah komponen kompleks seperti

Page 10: Laporan Lengkap MANMIN-MIKTER 2

darah, serum, kuning telur. Misalnya Blood Tellurit Agar, Bile Agar, Serum

Agar. (4 : 149)

Media differensial bertujuan untuk mengidentifikasi mikroba

seperti bakteri dan mikroba lainnya yang sama- sama tumbuh dalam

media perbenihan. Hasilnya didasar atas karakter spesifik yang

ditunjukkan pada media differensial, misalya TSIA (Triple Sugar Iron Agar)

yang mampu memilah enterobacteria berdasarkan bentuk, warna, ukuran

koloni dan perubahan warna media diferensial dan selektif karena tidak

dapat menumbuhkan bakteri gram positif. (4 : 150)

Page 11: Laporan Lengkap MANMIN-MIKTER 2

II.2 Uraian Bahan

1. Aquades (5 : 96)

Nama Resmi : Aqua Destillata

Nama Lain : Air suling/ aquades

RM/ BM : H2O/ 18,02

Pemerian : Cairan jernih, tak berbau, dan tidak berasa.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan : Pelarut/ pengencer.

2. Alkohol (5 : 65)

Nama Resmi : Ethanolum

Nama Lain : Etanol/ Alkohol

RM/ BM : C2H5OH

Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih, mudah menguap dan

mudah bergerak, bau khas, mudah terbakar dengan

memberikan nyala biru yang tidak berasap.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlidung dari cahaya.

Kegunaan : Antiseptik

3. Agar (5 :74)

Nama Resmi : Agar

Nama Lain : Agar- agar

Pemerian : Berkas potongan memanjang, tipis seperti selaput

dan berlekatan atau berbentuk keping serpih atau

butiran, jingga lemah kekuningan, rasa berlendir,

Page 12: Laporan Lengkap MANMIN-MIKTER 2

jika lembab liat, jika kering rapuh.

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larut dalam air

mendidih.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan : Komposisi medium

4. Pepton (5 : 721)

Pemerian : Serbuk kuning kemerahan sampai coklat, bau khas.

Kelarutan : Larut dalam air, memberikan larutan berwarna coklat

kekuningan yang bereaksi agak asam, praktis tidak

larut dalam etanol (95 %) P dan dalam eter P.

Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan : Komposisi medium.

5. Laktosa (5 : 338)

Nama Resmi : Lactosum

Nama Lain : Laktosa

RM/ BM : C12H22O11.H2O/ 36,30

Pemerian : Serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa agak manis.

Kelarutan : Larut dalam 6 bagian air, larut dalam 1 bagian air

mendidih, sukar larut dalam etanol, praktis tidak larut

dalam kloroform P dan ater P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan : Komposisi medium.

Page 13: Laporan Lengkap MANMIN-MIKTER 2

6. Natrium Klorida (5 : 403)

Nama Resmi : Natrii Chloridum

Nama Lain : Natrium Klorida

RM/ BM : NaCl/ 58,44

Pemerian : Hablurheksahedral tidak berwarna atau serbuk

hablur putih, tidak berbau, rasa asin.

Kelarutan : Larut dalam 2,8 bagian air, dalam 2,7 bagian air

mendidih dan dalam lebih kurang 10 bagian gliserol

P, sukar larut dalam etanol (95 %) P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan : Komposisi medium.

7. Dinatrium Hidrogen Posfat (5 : 227)

Nama Resmi : Dinatrii Hydrogen Phosphas

Nama Lain : Natrium posfat, dinatrium hidrogen posfat.

RM/ BM : Na2HP04/ 358,14

Pemerian : Hablur tidak berwarna, tidak berbau, rasa asin,

dalam udara kering merapuh.

Kelarutan : Larut dalam 5 bagian air, sukar larut dalam etanol

(95 %)

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan : Komposisi medium.

Page 14: Laporan Lengkap MANMIN-MIKTER 2

8. Kalium Dihidrogen Posfat (5 : 687)

Nama Resmi : Kalii Dihydrogen Phosphas

Nama Lain : Kalium dihidroge posfat

RM/ BM : KH2PO4

Pemerian : Serbuk hablur, putih.

Kelarutan : Mudah larut dalam air.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan : Komposisi medium.

9. Mannitol (5 : 704)

Nama Resmi : Manitol

Nama Lain : Manitol

RM/ BM : C6H14O6/ 182,17

Pemerian : Serbuk hablur, putih, tidak berbau, rasa agak manis.

Kelarutan : larut dalam 6 bagian air, sukar larut dalam etanol

(95%) P, praktis tidak larut dalam eter P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan : Komposisi medium.

10. Litium Klorida (5 : 700)

Nama Resmi : Litium Chloridum

Nama Lain : Litium klorida

RM/ BM : LiCl/ 42,39

Pemerian : Hablur atau butiran, putih, meleleh basah.

Kelarutan : Mudah larut dalam air, larut dalam etanol (95%) P,

Page 15: Laporan Lengkap MANMIN-MIKTER 2

dalam aseton P, dalam amialkohol dan eter P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan : Komposisi medium.

11. Glisina (5 : 642)

Nama Resmi : Glycina

Nama Lain : Glisina

RM/ BM : NH2CH2CO2H

Pemerian : Serbuk hablur putih.

Kelarutan : Mudah larut dalam air, praktis tidak larut dalam

etanol (95%) P dan dalam ater P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan : Komposisi medium.

12. Merah Fenol (5 : 704)

Nama Resmi : Fenolsulfonftalein

Nama Lain : Merah fenol

RM : C19H14O5S

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan : Komposisi medium.

13. Bismut Amonium Sulfat (5 : 662)

Nama Resmi : Amonium Bismut Citrate

Nama Lain : Bismut amonium citrat

Pemerian : Serbuk, putih.

Kelarutan : sangat sukar larut dalam air.

Page 16: Laporan Lengkap MANMIN-MIKTER 2

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan : Komposisi medium.

14. Eosin (5 : 671)

Nama Resmi : Eosin

Nama Lain : Kuning cosin

Pemerian : Serbuk, merah, larutan dalam air berwarna kuning

sampai merah keunguan, dengan fluorosensi kuning

kehijauan.

Kelarutan : Larut dalam air dan etanol (95%) P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan : Komposisi medium.

15. Metilen Biru (5 : 381)

Nama Resmi : Methylthionini Chloridum

Nama Lain : Biru metilen

RM/ BM : C16H18CIN3S.2H2O/ 372,90

Pemerian : Serbuk hablur mengkilat seperti logam atau suram

kehijauan tua atau serbuk warna coklat, hampir tidak

berbau, higroskopik.

Kelarutan : Larut dalam 40 bagian air, dalam 110 bagian etanol

(95 %) P, dalam 450 bagian kloroform P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan : Komposisi medium.

Page 17: Laporan Lengkap MANMIN-MIKTER 2

16. Dextrosa (6 : 330)

Nama Resmi : Dextrosum

Nama Lain : Dextrosa

RM/ BM : C12O6H12/ 180,16

Pemerian : Hablur, tidak berwarna, serbuk hablur atau serbuk

granul putih, tidak berbau, rasa manis.

Kelarutan : Mudah larut dalam air, sangat mudah larut dalam air

mendidih, sukar larut dalam etanol (95%) P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan : Komposisi medium.

17. Ekstrak Daing Sapi (6 : 1152)

Nama Resmi : Extrak Beef

Nama Lain : Ekstrak daging sapi

Pemerian : Massa berbentuk pasta berwarna cokelat

kekuningan sampai coklat tua, bau dan rasa seperti

daging, sedikit asam.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.

Kegunaan : Komposisi medium.

Page 18: Laporan Lengkap MANMIN-MIKTER 2

II.3 Uraian Mikroba

II.3.1 Klaifikasi

1. Eschericia coli (7 : 949)

Kingdom : Procaryotae

Divisio : Schizophyta

Kelas : Schizomicetes

Ordo : Eubacteriales

Famili : Enterobacteriaceae

Genus : Eschericia

Species : Eschericia coli

2. Staphylococcus aureus (7 : 954)

Kingdom : Procaryotae

Divisio : Schizophyta

Kelas : Schizomicetes

Ordo : Eubacteriales

Famili : Micrococcuceae

Genus : Staphylococcus

Species : Staphylococcus aureus

3. Salmonella thyposa (7 : 953)

Kingdom : Procaryotae

Divisio : Schizophyta

Kelas : Schizomicetes

Ordo : Enterobacteriales

Page 19: Laporan Lengkap MANMIN-MIKTER 2

Famili : Enterobacteriaceae

Genus : Salmonella

Species : Salmonella thyposa

4. Clostridium perfingens (7 : 958)

Kingdom : Procaryotae

Divisio : Schizophyta

Kelas : Clostridia

Ordo : Clostridiales

Famili : Clostridiceae

Genus : Clostridium

Species : Clostridium perfingens

Page 20: Laporan Lengkap MANMIN-MIKTER 2

II.3.2 Morfologi

1. Eschericia coli (7 : 949)

Batang lurus, motil dengan flagellum peritrikus atau non motil, gram

negatif. Tumbuh dengan mudah pada medium nutrien sederhana. Laktosa

difermentasi oleh sebagian besar galur dengan produksi asam dan gas.

2. Staphylococcus aureus (7 : 954)

Sel- sel berbentuk bola, terdapat tunggal dan berpasangan dan

secara khas membelah diri pada lebih dari satu bidang sehingga

membentuk gerombolan yang tak beraturan. Non motil, tidak diketahui

adanya stadium istirahat. Gram positif, dinding sel mengandung dua

komponen utama yaitu peptidoglikan serta asam pekat yang berkaitan

dengannya.

3. Salmonella thyposa (7 : 953)

Batang, biasanya motil dengan flagellum peritrikus, mungkin terdapat

non motil. Kebanyakan galur akan tumbuh pada medium sintesis tanpa

faktor tumbuh khusus dan dapat menggunkan sitrat sebagai sumber

karbon.

4. Clostridium perfingens (7 : 958)

Bersifat anaerobik, pembentuk sperma, bentuk batang, bakteri

patogen penyebab penyakit gas ganggren.

Page 21: Laporan Lengkap MANMIN-MIKTER 2

II.4 Uraian Sampel

1. Teh Kotak

Pemerian berupa cairan dengan warna coklat, bau khas dan rasa

manis yang dikemas dalam kotak kecil.

2. Energen

Pemerian berupa serbuk putih dengan bau khas. Praktis tidk larut

dalam air dingin, larut dalam air mendidih. Dikemas dalam bentuk sachet.

3. Kecap Sachet

Pemerian berupa cairan kental berwarna coklat kehitaman, bau khas

dengan rasa yang manis, yang dikemas dalam sachet.

4. Daging Kaleng

Berupa bahan makanan yang banyak mengandung protein, bau dan

rasa seperti daging dengan warna kecoklatan, yang dikemas dalam

kaleng.

5. Kerupuk

Merupakan makanan pelengkap, berwarna putih mengkilat, rasa

gurih dengan bau khas yang dikemas dalam bungkusan plastik.

6. Jus Alpukat

Pemerian berupa cairan kental agak keputihan, bau khas dengan

rasa manis, dikemas dalam gelas plastik tanpa nomor produksi.

Page 22: Laporan Lengkap MANMIN-MIKTER 2

BAB III

METODE KERJA

III.1 Alat dan Bahan

III.1.1 Alat

Adapun alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah autoklaf,

botol vial, botol coklat, cawan petri, erlenmeyer, inkubator, ose bulat dan

lurus, pipet tetes, handsprayer, rak tabung, sendok tanduk, spoit 1 ml dan

5 ml, tabung reaksi.

III.1.2 Bahan

Adapun bahan yang digunakan adalah alkohol, aquades, medium

berupa Lactosa Broth (LB), Nutrient Agar (NA), Fluid Thioglycollate

Medium (FTM), Potato Dextrosa Agar (PDA), Peptone Water (PW),

Selenice Cisteyn Broth (SCB), Salmonella Shigella Agar (SSA), dan Vogel

and Johnson Agar (VJA), serta sampel berupa energen, daging kaleng,

jus alpukat, kecap sachet, kerupuk, dan teh kotak.

III.2 Cara Kerja

Hal yang pertama dilakukan adalah sampel diencerkan hingga

empat kali pengenceran yaitu pengenceran 10-1, 10-2, 10-3, 10-4.

III.2.1 Menghitung Koloni Kapang dengan Metode Angka Lempeng

Total (ALT)

a. Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan.

b. Dimasukkan sampel pada pengenceran 10-1, 10-2, 10-3 sebanyak

10 ml ke dalam cawan petri.

Page 23: Laporan Lengkap MANMIN-MIKTER 2

c. Dimasukkan medium Potato Dextrosa Agar (PDA) pada masing-

masing cawan petri yang telah diisi sampel dan dibiarkan hingga

memadat.

d. Masing- masing cawan diinkubasi terbalik pada suhu 250 C

selama 3 x 24 jam.

III.2.2 Menghitung Koloni Bakteri dengan Metode Angka Lempeng

Total (ALT)

a. Disiapka alat dan bahan yang diperlukan.

b. Dimasukkan sampel pada pengenceran 10-2, 10-3, 10-4 sebanyak

10 ml ke dalam cawan petri.

c. Dimasukkan medium Nutrient Agar (NA) pada masing- masing

cawan yang telah berisi sampel dan dibiarkan hingga memadat.

d. Masing- masing cawan diinkubasi terbalik pada suhu 370 C

selama 1 x 24 jam.

III.2.3 Uji Kualitatif Bakteri Eschericia coli

a. Disiapakan alat dan bahan yang diperlukan.

b. Dimasukkan sampel pengenceran 10-2, 10-3, 10-4 sebanyak 5 ml

ke dalam masing- masing 3 tabung reaksi untuk tiap- tiap

pengenceran yang didalamnya telah terisi medium Lactosa Broth

(LB) dan tabung durham.

c. Diinkubasi pada suhu 370 C selama 1 x 24 jam.

Page 24: Laporan Lengkap MANMIN-MIKTER 2

d. Dilakukan uji lanjutan pada medium Eosin Methylen Blue Agar

(EMBA), dimana cawan petri yang berisi medium dibagi menjadi

dua bagian.

e. Bagian pertama digoreskan biakan Eschericia coli murni dan

bagian lainnya digoreskan sampel yang telah diuji pada medium

Lactosa Broth (LB).

f. Diinkubasi terbalik pada suhu 370 C selama 1 x 24 jam.

III.2.4 Uji Kualitatif Bakteri Staphylococcus aureus

a. Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan.

b. Dimasukkan sampel pengenceran 10-1 pada medium Peptone

Water (PW).

c. Diinkubasi pada suhu 370 C selama 1 x 24 jam.

d. Dilakukan uji lanjutan pada medium Vogel and Johnson Agar

(VJA), dimana cawan yang berisi medium dibagi menjadi dua

bagian.

e. Bagian pertama digoreskan biakan Staphylococcus aureus murni

dan bagian lainnya digoreskan sampel yang telah diuji pada

medium Peptone Water (PW).

f. Diinkubasi terbalik pada suhu 370 C selama 1 x 24 jam.

III.2.5 Uji Kualitatif Bakteri Salmonella thyposa

a. Disiapakan alat dan bahan yang diperlukan.

b. Dimasukkan sampel pengenceran 10-1 pada medium Selenice

Cisteyn Broth (SCB).

Page 25: Laporan Lengkap MANMIN-MIKTER 2

c. Diinkubasi pada suhu 370 C selama 1 x 24 jam

d. Dilakuan uji lanjutan pada medium Salmonella Shigella Agar

(SSA), dimana cawan yang berisi medium dibagi menjadi dua

bagian.

e. Bagian pertama digoreskan biakan Salmonella thyposa murni

dan bagian lainnya digoreskan sampel yang telah diuji pada

medium Selenice Cisteyn Broth (SCB).

f. Diinkubasi terbalik pada suhu 370 C selama 1 x 24 jam.

III.2.6 Uji Kualitatif Bakteri Clostridium perfingens

a. Disiapakan alat dan bahan yang diperlukan.

b. Dimasukkan sampel pengenceran 10-1 pada medium Fluid

Thioglycollate Medium (FTM).

c. Diinkubasi pada suhu 370 C selama 1 x 24 jam

d. Dilakuan uji lanjutan pada medium Reinforced Clostridia Medium

(RCM), dimana cawan yang berisi medium dibagi menjadi dua

bagian.

e. Bagian pertama digoreskan biakan Clostridium perfingens murni

dan bagian lainnya digoreskan sampel yang telah diuji pada

medium Fluid Thioglycollate Medium (FTM).

f. Diinkubasi terbalik pada suhu 370 C selama 7 x 24 jam.

Semua proses penggoresan dilakukan dengan menggunkan ose

bulat dan langkah kerja dilakukan secara aseptis dengan menggunkan

alkohol dan api bunsen.

Page 26: Laporan Lengkap MANMIN-MIKTER 2

BAB IV

HASIL PENGAMATAN

IV.1 Tabel Pengamatan

Kel SampelALT Bakteri ALT Kapang MPN

10-2 10-3 10-4 10-1 10-2 10-3 10-2 10-3 10-4

I Teh kotak 7 127 TBUD 7 69 4 0 0 0

II Energen 21 14 TBUD 5 20 7 0 1 0

III Kecap sachet 129 38 36 157 21 62 3 3 1

IV Kerupuk 25 36 26 40 33 22 3 3 3

V Jus Alpukat TBUD TBUD TBUD 39 12 41 3 3 3

VI Daging kaleng TBUD 12 39 8 27 23 0 0 0

Kel.Sampel Uji Kualitatif

FTM RCM EMBA PW SCB VJA SSA

I Jus Alpukat - - - - - - -

II Energen - - - - - - -

III Kecap sachet - - - + - - -

IV Kerupuk - - - + + - -

V Jus Alpukat - - + + - - -

VI Daging Kaleng - - - + - + -

BAB V

Page 27: Laporan Lengkap MANMIN-MIKTER 2

PEMBAHASAN

Kondisi mikrobiologik dari makanan dan minuman menentukan

keamanan dan daya tahan makanan dan minuman yang bersangkutan.

Jumlah bakteri yang mampu menimbulkan kerusakan tergantung pada

kepekaan individu dan virulensi mikroorganisme tersebut. Karna itu

dilakukanlah uji mikrobiologis makanan dan minuman.

Pada penentuan Angka Lempeng Total (ALT) kapang pada sampel

dengan tingkat pengenceran 10-1, 10-2, 10-3 pada medium Potato Dextrosa

Agar (PDA) yang diiinkubasi terbalik pada suhu 250 C selama 3 x 24 jam.

Didapat koloni kapang pada teh kotak sebanyak 6,9 x 103 kol/ml, jus

alpukat sebanyak 4,1 x 104 kol/ml, kerupuk sebanyak 2,2 x 104 kol/ml,

kecap sachet 1,8 x 103 kol/ml, daging kaleng sebanyak 2,3 x 104 kol/ml,

dan energen 2,0 x 103 kol/ml.

Pada penentuan Angka Lempeng Total (ALT) bakteri pada sampel

dengan tingkat pengenceran 10-2, 10-3, dan 10-4 pada medium Nutrient

Agar (NA) yang diiinkubasi terbalik pada suhu 370 C selama 1 x 24 jam.

Didapat jumlah koloni pada sampel teh kotak sebanyak 1,3 x 105 kol/ml,

jus alpukat sebanyak 3,9 x 105 kol/ml, kerupuk sebanyak 3,6 x 104 kol/ml,

kecap sachet 3,6 x 105 kol/ml, daging kaleng sebanyak kol/ml, dan

energen 2,1 x 103 kol/ml.

Pada pengujian kualitatif bakteri Eschericia coli yang ditumbuhkan

terlebihdahulu pada medium Lactosa Broth (LB) yang diiinkubasi pada

suhu 370 C selama 1 x 24 jam, dengan hasil positif berupa perubahan

Page 28: Laporan Lengkap MANMIN-MIKTER 2

warna medium dari hijau ke kuning dan adanya gelembung pada tabung

durham yang diuji lanjutan pada medium Eosin Methylen Blue Agar

(EMBA) dan diinkubasi pada suhu 370 C selama 1 x 24 jam yang

menghasilkan zona merah dan koloni berwarna hijau metalik. Diperoleh

hasil bahwa teh kotak, energen, kecap sachet, kerupuk dan daging kaleng

tidak mengandung Eschericia coli tetapi terdapat dalam jus alpukat.

Pada pengujian adanya Staphylococcus aureus pada sampel yang

ditumbuhkan terlebih dahulu pada medium Peptone Water (PW) yang

ditandai dengan kekeruhan dan timbulya endapan setelah diinkubasi pada

suhu 370 C selama 1 x 24 jam. Dan setelah dilakukan pertumbuhan

lanjutan pada medium Vogel and Johnson Agar (VJA) yang menghasilkan

koloni hitam dan zona kuning setelah diinkubasi pada suhu 370 C selama

1 x 24 jam, maka diperoleh hasil bahwa bahwa teh kotak, energen, jus

alpukat, kecap sachet, dan kerupuk tidak mengandung Staphylococcus

aureus tetapi terdapat dalam daging kaleng.

Pada pengujian adanya bakteri Salmonella thyposa pada sampel

yang terlebih dahulu ditumbuhkan pada medium Selenice Cisteyn Broth

(SCB) yang ditandai dengan kekeruhan dan timbulya endapan setelah

diinkubasi pada suhu 370 C selama 1 x 24 jam. kemudian pertumbuhan

lanjutan pada medium Salmonella Shigella Agar (SSA) yang

menghasilkan zona kuning setelah diinkubasi pada suhu 370 C selama 1 x

24 jam. Diperoleh hasil bahwa teh kotak, energen, kecap sachet, kerupuk,

jus alpukat dan daging kaleng tidak mengandung Salmonella thyposa.

Page 29: Laporan Lengkap MANMIN-MIKTER 2

Berdasarkan tabel cemaran mikroba makanan dan minuman oleh

badan POM, sampel teh kotak, daging kaleng, kecap sachet, jus alpukat,

dan krupuk telah melebihi batas cemaran mikroba, artiya produk tersebut

tidak layak lagi utuk dikosumsi karna telah terkontaminasi oleh mikroba di

atas batas maksimum. Sedangkan koloni mikroba pada sampel energen

masih berada di bawah batas cemaran maksimum, artinya produk

tersebut masih layak untuk dikonsumsi. Kontaminasi mikroba tersebut

bisa saja terjadi pada saat pengemasan, penyimpanan dan lingkungan

tempat pendistribusian produk tersebut.

BAB VI

PENUTUP

Page 30: Laporan Lengkap MANMIN-MIKTER 2

VI.1 Kesimpulan

Dari praktikum dapat disimpulakn bahwa:

1. Pada uji ALT kapang dengan sampel teh kotak didapatkan jumlah

koloni sebanyak 6,9 x 103 kol/ml, jus alpukat sebanyak 4,1 x 104 kol/ml,

kerupuk sebanyak 2,2 x 104 kol/ml, kecap sachet 1,8 x 103 kol/ml, daging

kaleng sebanyak 2,3 x 104 kol/ml, dan energen 2,0 x 103 kol/ml.

2. Pada uji ALT bakteri dengan sampel teh kotak didapatkan jumlah

koloni bakteri sebanyak 1,3 x 105 kol/ml, jus alpukat sebanyak 3,9 x 105

kol/ml, kerupuk sebanyak 3,6 x 104 kol/ml, kecap sachet 3,6 x 105 kol/ml,

daging kaleng sebanyak kol/ml, dan energen 2,1 x 103 kol/ml.

3. Pada uji MPN dengan sampel teh kotak didapatkan jumlah koloni

bakteri sebanyak – kol/ml, jus alpukat sebanyak kol/ml, kerupuk sebanyak

kol/ml, kecap sachet 4,5 x 103 kol/ml, daging kaleng sebanyak kol/ml, dan

energen 3,0 x 101 kol/ml.

4. Pada uji kualitatif dapat diketahui bahwa teh kotak, energen, kecap

sachet, kerupuk dan daging kaleng tidak mengandung Eschericia coli

tetapi terdapat dalam jus alpukat.

5. Pada uji kualitatif dapat diketahui bahwa teh kotak, energen, jus

alpukat, kecap sachet, dan kerupuk tidak mengandung Staphylococcus

aureus tetapi terdapat dalam daging kaleng.

6. Pada uji kualitatif dapat diketahui bahwa teh kotak, energen, kecap

sachet, kerupuk, jus alpukat dan daging kaleng tidak mengandung

Salmonella thyposa.

Page 31: Laporan Lengkap MANMIN-MIKTER 2

VI.2 Saran

a. Asisten pendamping harusnya datang pada saat praktikum atau

pun pengamatan agar praktikannya tidak salah dalam bekerja.

b. Jumlah bahan yang dibuat disesuaikan dengan kebutuhan

praktikum agar praktikum dapat berjalan lancar.

DAFTAR PUSTAKA

Page 32: Laporan Lengkap MANMIN-MIKTER 2

1. Djide, Natsir dan Sartini. 2012. Analisis Mikrobiologi Farmasi.

Makassar : Laboratorium Mikrobiologi Farmasi Fakultas Farmasi

Universitas Hasanuddin.

2. Info Pom. 2008. Pengujian Mikrobiologi Pangan. Jakarta : Badan

POM RI.

3. Makalah Hubungan Sterilisasi, Pengenceran dan Inokulasi Dalam

Kultur Bakteri/ Doc

4. Djide, Natsir dan Sartini. 2012. Dasar- Dasar Mikrobiologi Farmasi.

Makassar : Laboratorium Mikrobiologi Farmasi Fakultas Farmasi

Universitas Hasanuddin.

5. Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta:

Departemen Kesehatan RI.

6. Dirjen POM. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta:

Departemen Kesehatan RI.

7. Pekzar, Michael J. 1986. Dasar- Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI

Press.

LAMPIRAN

Page 33: Laporan Lengkap MANMIN-MIKTER 2

Komposisi Medium

1. Lactosa Broth (LB)

Pepton 5 gram

Ekstrak daging 3 gram

Laktosa 5 gram

Air 100 ml

2. Potato Dextrosa Agar (PDA)

Potato 200 gram

D-Glukosa 20 gram

Agar 15 gram

Aquades 1 Liter

Larutkan 3 gram/liter

3. Nutrient Agar (NA)

Pepton 5 gram

Ektrak daging 3 gram

Agar 15 gram

Air 1 ml

4. Selenice Cystein Broth (SCB)

Tripton 3 gram

L. Cystein 0,01 gram

Laktosa 4 gram

Dinatrium Posfat 10 gram

Sodium Acid Selenite 4 gram

Page 34: Laporan Lengkap MANMIN-MIKTER 2

Air 1 Liter

5. Peptone Water (PW)

Pepton 10 gram

Natrium Klorida 5 gram

Air 1 Liter

6. Vojel And Johnson Agar (VJA)

Pepton 10 gram

Ekstak daging 5 gram

Dikalium posfat 5 gram

Mannitol 10 gram

Litium Klorida 5 gram

Glisina 10 gram

Merah Fenol 0,025 gram

Agar 13 gram

Kalium Tellurit 0,2 gram

7. Salmonella Shygella Agar (SSA)

Ekstrak daging 5 gram

Laktosa 10 gram

Bacto Bile Salts 8,5 gram

Natrium Citrat 10 gram

Natrium tiosulfat 8,5 gram

Ferric Sitrate 1 gram

Brillian Green 0,003 gram

Page 35: Laporan Lengkap MANMIN-MIKTER 2

Neutral Red 0,025 gram

Agar 5,0 gram

Air 1 Liter

Larutkan 60 gram/Liter

8. Eosin Methylen Blue Agar (EMBA)

Pepton 10 gram

Dikalium Posfat 2 gram

Laktosa 5 gram

Sukrosa 5 gram

Eosin 0,4 gram

Metilen biru 0,07 gram

Agar 13,5 gram

Aquades 1 Liter