Lembar pengesahan
-
Upload
miler1723 -
Category
Data & Analytics
-
view
1.015 -
download
0
description
Transcript of Lembar pengesahan
Proposal Penelitian
A. Judul Penelitian
Hubungan Antara Motivasi Belajar, Karakter Siswa, Dan Konsistensi Dalam
Belajar Dengan Prestasi Belajar Fisika Siswa Kelas XI IPA Sekecamatan Kawalu
Tahun Ajaran 2014 – 2015.
B. Bidang Ilmu
Pendidikan Fisika.
C. Latar Belakang Masalah
Dalam dunia pendidikan prestasi belajar merupakan sebuah titik acuan
dalam keberhasilan dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu banyak upaya
yang dilakukan untuk mencapai prestasi belajar yang optimal. Faktor – faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar siswa ada 2 macam, yaitu faktor internal
(faktor dari dalam diri siswa) seperti minat, motivasi belajar, karakter siswa,
konsistensi dalam belajar, intelegensi, dan faktor eksternal (faktor dari luar)
seperti lingkungan, fasilitas, dorongan oang tua.
Prestasi belajar fisika sangat dibutuhkan oleh siswa sma. Berdasarkan data
nilai rapot siswa kelas XI IPA sekecamatan Kawalu, bila dibandingkan dengan
nilai mata pelajaran lain nilai mata pelajaran fisika lebih rendah. Berikut nilai rata
– rata ujian semester mata pelajaran fisika dengan mata pelajaran lainnya.
Tabel 1
Nilai rata – rata kelas XI IPA SMA Negeri 7 Tasikmalaya
No. Mata Pelajaran Nilai rata – rata
1. Matematika 75
2. Fisika 67
3. Kimia 74
4. Biologi 80
5. B.Inggris 82
6. B.Indonesia 85
Tabel 2
nilai rata – rata kelas XI IPA MA Al – Amin
No. Mata Pelajaran Nilai rata – rata
1. Matematika 73
2. Fisika 70
3. Kimia 75
4. Biologi 82
5. B.Inggris 80
6. B.Indonesia 85
Keberhasilan proses pembelajaran disekolah ditentukan dari tingkat materi
yang dikuasai oleh siswa. Tingkat keberhasilan siswa tersebut dilihat dari prestasi
belajar. Prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan pembelajaran yang dinyatakan
dalam skor setelah melalui proses pembelajaran.
Prestasi belajar fisika didapatkan tidak terlepas dari motivasi belajar. Baik
motivasi dari diri sendiri maupun dari orang lain. Dorongan yang diberikan orang
tua, guru, teman dari siswa sangat diperlukan agar siswa termotivasi dan
semangat mengikuti proses pembelajaran. Tapi semua itu tidak akan optimal jika
tidak ada motivasi dari dalam diri siswa tersebut. Kemauan keras siswa untuk
berprestasi merupakan dorongan terbaik yang dibutuhkan oleh siswa.
Persepsi umum biasa menyimpulkan bahwa jika siswa mendapatkan nilai
yang buruk dari suatu mata pelajaran di anggap bodoh, tetapi itu belum tentu
benar. Selain IQ siswa, terkadang penyebab yang seing terjadi adalah kemalasan
siswa itu sendiri karena tidak mendapat motivasi yang cukup. Jika siswa
termotivasi dengan baik dan mendapat dorongan yang tepat dari orang tua, guru,
dan temannya maka siswa tersebut bisa mendapatkan prestasi yang memuaskan.
Selain motivasi belajar, prestasi belajar juga dipengaruhi oleh karakter siswa.
Menurut (Ditjen Mandikdasmen - Kementerian Pendidikan Nasional),
Karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu
untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa
dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa
membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan tiap akibat dari
keputusan yang ia buat.
Karakter siswa yang baik berpengaruh besar dalam prestasi yang
didapatkan oleh siswa. Faktor dari dalam lebih kuat dari faktor dari luar. Karakter
pembentuk siswa yang baik seperti jujur, disiplin, rajin, religious, percaya diri,
bertanggung jawab dapat menjadikan siswa lebih berprestasi dari siswa yang
memiliki karakter kurang baik.
Konsisten menurut KBBI adalah tetap (tidak berubah-ubah); taat asas;
ajek; 2 selaras; sesuai: perbuatan hendaknya–dengan ucapan.
D. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, prestasi belajar fisika sebagai tingkat
penguasaan materi yang di miliki siswa di sekolah. Prestasi tersebut di pengaruhi
oleh faktor internal seperti minat belajar, motivasi belajar, karakter siswa,
konsistensi dalam belajar, dan intelegensi. Dan juga dari faktor eksternal seperti
lingkungan, fasilitas, dorongan orang tua. Kurangnya pemahaman konsep dan
penguasaan materi oleh siswa di duga karena siswa belum siap melakukan proses
pembelajaran. Dengan mengacu pada masalah di atas maka identifikasi masalah
yang muncul sebagai berikut:
1. Prestasi belajar mata pelajaran fisika cenderung lebih rendah dari prestassi
belajar mata pelajaran lain.
2. Kurangnya motivasi belajar dalam mempelajari pelajaran fisika.
3. Siswa kurang memiliki karakter yang baik untuk memperoleh prestasi belajar.
4. Siswa kurang konsistensi dalam belajar fisika.
E. Batasan Masalah
Pembatasan masalah dalam penelitian mempunyai maksud untuk
membatasi ruang lingkup permasalahan yang ada dalam pembelajaran.
Dikarenakan variabel yang berpengaruh terhadap prestasi belajar sangat banyak
maka dalam penulisan ini penulis membatasi pada : Motivasi Belajar, Karakter
Siswa, Dan Konsistensi Dalam Belajar Dalam Hubunganya Dengan Prestasi
Belajar Fisika Siswa Kelas XI IPA SMA Sekecamatan Kawalu.
1. Motivasi Belajar
Motivasi merupakan dorongan dasar pada siswa, bisa berasal dari diri sendiri
(internal) bisa juga dari orang lain (eksternal). Sehingga dapat mempengaruhi
prestasi belajar fisika. Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas,
arah, dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Tiga elemen
utama dalam definisi ini adalah intensitas, arah, dan ketekunan.
2. Karakter Siswa
Menurut (Ditjen Mandikdasmen - Kementerian Pendidikan Nasional),
Karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap
individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup keluarga,
masyarakat, bangsa dan negara. Individu yang berkarakter baik adalah
individu yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan
tiap akibat dari keputusan yang ia buat.
3. Konsistensi Dalam Belajar
Pengertian Konsisten menurut KBBI adalah tetap (tidak berubah-ubah); taat
asas; ajek; 2 selaras; sesuai: perbuatan hendaknya–dengan ucapan.
4. Prestasi Belajar Fisika
Prestasi belajar fisika adalah hasil yang di dapat oleh siswa selama
pembelajaran mencakup pengalaman, pengetahuan, keterampilan dalam
bidang fisika SMA untuk pokok bahasan momentum, impuls, dan tumbukan
oleh siswa kelas XI IPA semester genap sekecamatan Kawalu yang di batasi
pada :
a. Aspek
1) Pemahaman konsep
2) Menyelesaikan masalah
3) Kinerja ilmiah
b. Kompetensi Inti
Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
c. Kompetensi Dasar
1) Mendeskripsikan momentum dan impuls, hukum kekekalan
momentum, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari
d. Materi pokok
1) Momentum, impuls, dan tumbukan
2) Hukum kekekalan momentum
F. Rumusan Masalah
1. Secara Deskriptif
a. Sejauhmana kecendrungan motivasi belajar siswa kelas XI IPA semester
genap SMA sekecamatan Kawalu tahun ajaran 2014 -2015?
b. Sejauhmana kecendrungan karakter siswa kelas XI IPA semester genap
SMA sekecamatan Kawalu tahun ajaran 2014 -2015?
c. Sejauhmana kecendrungan konsistensi dalam belajar siswa kelas XI IPA
semester genap SMA sekecamatan Kawalu tahun ajaran 2014 -2015?
d. Sejauhmana kecendrungan prestasi belajar Fisika siswa kelas XI IPA
semester genap SMA sekecamatan Kawalu tahun ajaran 2014 -2015?
2. Secara Korelatif
a. Adakah hubungan positif antara motivasi belajar, karakter siswa, dan
konsistensi dalam belajar dengan prestasi belajar Fisika siswa kelas XI
IPA semester genap SMA sekecamatan Kawalu tahun ajaran 2014 -2015?
b. Adakah hubungan positif antara motivasi belajar dengan prestasi belajar
Fisika siswa kelas XI IPA semester genap SMA sekecamatan Kawalu
tahun ajaran 2014 -2015?
c. Adakah hubungan positif antara motivasi belajar karakter siswa dengan
prestasi belajar Fisika siswa kelas XI IPA semester genap SMA
sekecamatan Kawalu tahun ajaran 2014 -2015
d. Adakah hubungan positif antara konsistensi dalam belajar dengan prestasi
belajar Fisika siswa kelas XI IPA semester genap SMA sekecamatan
kawalu tahun ajaran 2014 -2015?
G. Tujuan Penelitian
1. Secara Deskriptif
a. Untuk mengetahui kecendrungan motivasi belajar siswa kelas XI IPA
semester genap SMA sekecamatan Kawalu tahun ajaran 2014 -2015.
b. Untuk mengetahui kecendrungan karakter siswa siswa kelas XI IPA
semester genap SMA sekecamatan Kawalu tahun ajaran 2014 -2015.
c. Untuk mengetahui kecendrungan konsistensi dalam belajar siswa kelas XI
IPA semester genap SMA sekecamatan Kawalu tahun ajaran 2014 -2015.
d. Untuk mengetahui kecendrungan prestasi belajar Fisika siswa kelas XI
IPA semester genap SMA sekecamatan Kawalu tahun ajaran 2014 -2015.
2. Secara Korelatif
a. Untuk mengetahui hubungan antara motivasi belajar, karakter siswa, dan
konsistensi dalam belajar dengan prestasi belajar Fisika siswa kelas XI
IPA SMA sekecamatan Kawalu tahun ajaran 2014 -2015.
b. Untuk mengetahui hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi
belajar Fisika siswa kelas XI IPA SMA sekecamatan Kawalu tahun ajaran
2014 -2015.
c. Untuk mengetahui hubungan antara karakter siswa dengan prestasi belajar
Fisika siswa kelas XI IPA SMA sekecamatan Kawalu tahun ajaran 2014 -
2015.
d. Untuk mengetahui hubungan antara konsistensi dalam belajar dengan
prestasi belajar Fisika siswa kelas XI IPA SMA sekecamatan Kawalu
tahun ajaran 2014 -2015.
H. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
a. Bagi guru fisika diharapkan dapat memberikan informasi tentang adanya
hubunngan antara motivasi belajar, karakter siswa, dan konsistensi dalam
belajar. Sehingga dapat menentukan metode dan model pembelajaran yang
tepat sesuai kemampuan siswa.
b. Bagi siswa diharapkan dapat termotivasi dan lebih mengerti bahwa
menyadari kemampuan diri sendiri dapat menjadi tolak ukur untuk lebih
berprestasi lagi.
c. Bagi sekolah menjadi tambahan informasi dalam mengetahui potensi
siswa – siswanya.
d. Bagi orang tua diharapkan menjadi masukan positif agar lebih mengenal
kemampuan dan batasan yang dimiliki oleh anaknya. Dan juga membantu
membentuk karakter yang berkualitas.
2. Manfaat Teoritis
Memberikan sumbangan positif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan
dunia pendidikan. Wujud dari sumbangan tersebut berupa ditemukannya teori
– teori dari suatu permasalahan dalam dunia pendidikan dan cara
menyelesaikan masalah tersebut dan dapat di teliti lebih lanjut oleh peneliti
yang lainnya.
I. Kajian Pustaka Dan Pengajuan Hipotesis
Kajian pustaka dalam bab ini merupakan suatu kerangka teoritis yang berguna
untuk mengantarkan pembahasan penelitian, sehingga menghasilkan penelitian
yang bermanfaat sesuai tujuan yang ingin di capai.
1. Deskripsi Teori
a. Prestassi Belajar Fisika
1.) Pengertian Prestasi
Menurut Zaenal Arifin (2009: 12) kata “prestasi” berasal dari
bahasa belanda yaitu pestatie. Kemudian dalam bahasa Indonesia
menjadi “prestasi” yang berarti hasil usaha.
2.) Belajar
Sardiman (2010:20) mendefenisikan belajar sebagai usaha
penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian
kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya. Slameto
(2010:2) menyatakan dalam bukunya bahwa belajar adalah suatu
proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman
individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Sardiman (2010: 20) menyatakan bahwa belajar merupakan
suatu perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian
kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan,
meniru dan lain sebagainya.
3.) Fisika
Menurut Marthen Kanginan (2006: 2) “Fisika adalah ilmu yang
tujuannya mempelajari hubungan antara materi dan energi”.
b. Motivasi Belajar
1.) Pengertian Motivasi
Menurut Sardiman 2007:73) motif merupakan daya penggerak dari
dalam untuk melakukan kegaiatan untuk mencapai tujuan.
2.) Pengertian Belajar
Sardiman (2010:20) mendefenisikan belajar sebagai usaha
penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian
kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya. Slameto
(2010:2) menyatakan dalam bukunya bahwa belajar adalah suatu
proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.
Sardiman (2010: 20) menyatakan bahwa belajar merupakan suatu
perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian
kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan,
meniru dan lain sebagainya.
c. Karakter Siswa
1) Karakter
Menurut (Ditjen Mandikdasmen - Kementerian Pendidikan Nasional),
Karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas
tiap individu untuk hidup dan bekerjasama, baik dalam lingkup
keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu yang
berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan
siap mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang ia
buat.
d. Konsistensi Dalam Belajar
1) Konsistensi
Pengertian Konsisten menurut KBBI adalah tetap (tidak berubah-
ubah); taat asas; ajek; 2 selaras; sesuai: perbuatan hendaknya–dengan
ucapan
e. Pokok Bahasan Momentum, Impuls, Dan Tumbukan
1) Kurikulum Pembelajaran Fisika Di Sekolah Menengah Atas (SMA)
Fisika merupakan cabang ilmu pengetahuan alam yang mencakup
meliputi fenomena fisis dan berpengaruh terhadap perkembangan
teknologi. Fisika dipandang sebagai ilmu yang sangat berpengaruh
terhadap ilmu lain dan teknologi di zaman digital karena semua
konsep dasarnya berasal dari Fisika.
Sesuai permendikbud tahun 2013, diberlakukan kurikulum baru pada
proses pembelajaran disemua jenjang pendidikan formal.
Pembelajaran kontektual dengan pendekatan saintifik dianjurkan untuk
setiap proses pembelajaran, khususnya di pelajaran fisika.
2) Tujuan Pembelajaran Fisika
Mata pelajaran fisika bertujuan sebagai berikut :
a. Untuk memberi pengetahuan pada siswa tentang fenomena fisis
dan pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari – hari.
b. Membentuk sikap ilmiah kepada siswa terhadap fenomena fisis di
sekitarnya.
c. Memberikan pengalaman untuk membandingan antara dasar teori
dengan kenyataan sebenarnya.
d. Siswa dapat berpikir kritis dan dapat menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan fisika.
3) Kompetensi Inti Dan Kompetensi Dasar
Dalam kurikulum 2013, kompetensi inti dan kompetensi dasar
pelajaran fisika kelas XI IPA, semester genap seperti tabel berikut:
Tabel 3
Kompetensi inti dan kompetensi dasar mata pelajaran fisika kelas
SMA kelas XI IPA semester genap materi momentum, impuls, dan
tumbukan
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar
3. Memahami, menerapkan,
dan menganalisis
pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural,
dan metakognitif
berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan
3.5 Mendeskripsikan
momentum dan impuls,
hukum kekekalan
momentum, serta
penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari
humaniora dengan
wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan
kejadian, serta
menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang
kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk
memecahkan masalah
Dari kompetensi inti dan kompetensi dasar dapat dituliskan pokok
bahasan momentum, impuls, dan tumbukan sebagai berikut :
Kompetensi inti : 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah
Kompetensi dasar : Mendeskripsikan momentum dan impuls, hukum
kekekalan momentum, serta penerapannya dalam kehidupan sehari-
hari.
a) Momentum
Momentum merupakan hasil kali antara massa benda dengan
kecepatan benda tersebut. Maka jika benda tersebut memiliki
kecepatan yang besar tapi tak memiliki massa maka momentum
benda tersebut nol.
P = m.v
Keterangan :
p = momentum (kg.m.s-1)
m = massa (kg)
v = kecepatan (m/s)
b) Impuls
Impuls adalah hasil kali gaya total dengan selisih waktu. Impuls
juga merupakan momentum akhir – momentum awal (selisih
momentum).
I = ΣF.Δt
I = Δp
Keterangan :
I = impuls (kg.m.s-1)
ΣF = gaya total (N)
Δt = selisih waktu (s)
Δp = selisih momentum (kg.m.s-1)
c) Tumbukan
Tumbukan merupakan peristiwa bertemunya dua buah benda atau
lebih.
Dalam ilmu fisika tumbukan dibagi menjadi tiga jenis yaitu :
(1) Tumbukan lenting sempurna
Tumbukan lenting sempurna adalah tumbukan dimana
momentum awal = mometum akhir dan Ek awal = Ek akhir.
Dan koefisien restitusinya 1.
(2) Tumbukan lenting sebagian
Tumbukan lenting sebagian adalah tumbukan dimana
momentum awal < mometum akhir dan Ek awal < Ek akhir.
Dan koefisien restitusinya 0<e<1.
(3) Tumbukan tidak lenting
Tumbukan tidak lenting adalah tumbukan dimana monetum
akhir = 0 dan Ek akhir = 0. Dan koefisien restitusinya 0.
d) Hukum kekekalan momentum
Hukum kekekalan momentum adalah “momentum awal sama
dengan momentum akhir” (pawal = pakhir)
4) Penelitian Relevan
(a) Hasil penelitian Dike Ayu Wulandari (2013) Hubungan Antara
Motivasi Belajar, Cara Belajar, Tingkat Intelegensi Dengan
Prestasi Belajar Fisika Siswa Kelas X Semester Genap SMK
Negeri 5 Yogyakarta Tahun Pelajaran 2012 – 2013.
5) Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir untuk mengajukan hipotesis dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
(a) Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Belajar Fisika
Motivasi merupakan faktor penting dalam mencapai prestasi
belajar fisika yang baik. Kemauan yang timbul dalam diri siswa
tidak luput dari motivasi yang didapatkannya. Motivasi sendiri ada
dua macam, yaitu motivasi internal (dari dalam siswa) dan
motivasi eksternal (motivasi dari luar siswa).
Motivasi internal meliputi keinginan dari dalam diri siswa itu
sendiri, sedangkan motivasi eksternal meliputi dorongan dari orang
tua, teman, guru, dan lingkungan sekitar.
Dari uraian di atas sangat jelas bahwa prestasi belajar fisika kelas
XI IPA sekecamatan Kawalu dipengaruhi oleh motivasi belajar.
(b) Hubungan Antara Karakter Siswa Dengan Prestasi Belajar Fisika
Karakter siswa merupakan sikap yang dilakukan siswa sehari –
hari. Bisa karakter yang positif atau negative. Karakter siswa
mempengaruhi prestasi belajar karena sikap yang dimiliki siswa
sangat berpengaruh terhadap apa yang dilakukannya.
Karakter positif diantaranya : rajin, religius, jujur, disiplin, percaya
diri, bertanggung jawab. Sedangkan karakter negatifnya sebaliknya
yaitu : malas, tidak taat beragama, pembohong, tidak disiplin,
minder, tidak bertanggung jawab.
Dari uraian di atas sangat jelas bahwa prestasi belajar fisika kelas
XI IPA sekecamatan Kawalu dipengaruhi oleh karakter siswa
(c) Hubungan Antara Konsistensi Dalam Belajar Dengan Prestasi
Belajar Fisika
Konsistensi merupakan tetap (tidak berubah-ubah); taat asas; ajek;
2 selaras; sesuai: perbuatan hendaknya–dengan ucapan. Oleh
karena itu siswa perlu konsisten dalam belajar untuk mendapatkan
hasil belajar yang memuaskan. Dengan stabilnya proses belajar
yang dilakukan siswa seperti selalu mengikuti di setiap proses
pembelajaran, maka pengetahuan yang didapatkan siswa juga akan
meningkat.
Dari uraian diatas sudah sangat jelas konsistensi dalam belajar
sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
(d) Hubungan Antara Motivasi Belajar, Karakter Siswa, Konsistensi
Dalam Belajar Dengan Prestasi Belajar Fisika.
Dari uraian diatas dapat kita simpulkan motivasi belajar, karakter
siswa, dan konsistensi dalam belajar sangat berpengaruh terhadap
prestasi belajar fisika siswa. Dari ketiga variabel tersebut saling
terkait dan saling menguatkan satu sama lain.
6) Pengajuan hipotesis
Berdasarkan deskripsi teoritis, kerangka berpikir, dan kajian penelitian
yang relevan sebagaimana yang telah diuraikan diatas, maka hipotesis
yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
(a) Hipotesis Mayor
Ada hubungan yang positif dan signifikan secara bersama – sama
antara motivasi belajar, karakter siswa, dan konsistensi dalam
belajar dengan prestasi belajar fisika siswa kelas XI IPA semester
genap SMA sekecamatan Kawalu tahun ajaran 2014 – 2015.
(b) Hipotesis Minor
(1) Ada hubungan secara parsial antara motivasi belajar dengan
prestasi belajar Fisika siswa kelas XI IPA semester genap
SMA sekecamatan Kawalu tahun ajaran 2014 – 2015.
(2) Ada hubungan secara parsial antara karakter siswa dengan
prestasi belajar Fisika siswa kelas XI IPA semester genap
SMA sekecamatan Kawalu tahun ajaran 2014 – 2015.
(3) Ada hubungan secara parsial antara konsistensi dalam belajar
dengan prestasi belajar Fisika siswa kelas XI IPA semester
genap SMA sekecamatan Kawalu tahun ajaran 2014 – 2015.
J. Metodologi Penelitian
Dalam penelitian digunakan suatu metode. Metode merupakan suatu
keharusan untuk dipakai dalam penelitian. Metode penelitian adalah cara yang
digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya, (Suhasimi
Arikunto ; 2010). Sehingga sebelum melakukan penelitian lapangan harus
menentukan metode yang sesuai dengan tujuan penelitian yang akan
dilakukan.
1. Tempat Dan Waktu Penelitian
a) Penelitian dilakukan di SMA sekecamatan Kawalu kota Tasikmalaya
tahun ajaran 2014-2015.
b) Penelitian dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2014-2015.
2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional karena dilakukan
penelitian untuk mengetahui hubungan anara motivasi belajar, karakter
siswa, konsistensi dalam belajar dengan prestasi belajar Fisika kelas XI
IPA semester genap SMA sekecamatan Kawalu tahun ajaran 2014 -2015.
Penelitian ini diistilahkan penelitian ex post facto. Istilah ex post facto
menurut (suharsimi arikunto, 2011 : 17). Ex past facto terdiri dari tiga
kata, ex diartikan dengan observasi, post artinya sesudah, dan facto artinya
fakta atau kejadian. Jadi dapat disimpulkan arti keseluruhannya adalah
pengamatan yang dilakukan sesudah kejadian berlangsung.
Dalam penelitian ini jenis variabel yang digunakan tidak dapat
dimanipulasi dan dikontrol secara sempuran, tetapi mengungkap gejala –
gejala nyata yang ada pada responden.
3. Variabel penelitian
Variabel merupakan objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian (Suharsimi Arikunto, 2010: 191). Dalam penelitian ini
terdiri dari empat variabel meliputi tiga variabel bebas dan satu variabel
terikat.
a) Variabel Terikatnya
1) Prestasi belajar fisika
b) Variabel Bebasnya
1) Motivasi belajar (X1)
2) Karakter siswa (X2)
3) Konsistensi dalam belajar (X3)
4. Paradigma Penelitian
a) Hubungan antara motovasi belajar (X1) dengan karakter siswa (X2),
konsistensi dalam belajar (x3), dengan prestasi belajar fisika (Y)
X1
Gambar 1. Hubungan antara X1, X2, X3 secara bersama – sama
dengan Y
b) Hubungan antara motivasi belajar (X1) dengan prestasi belajar fisika
(Y) dengan control (X2) dan (X3)
Gambar 2. Hubungan antara X1 dengan Y dengan mengendalikan X2
dan X3
c) Hubungan antara karakter siswa (X2) dengan prestasi belajar fisika
(Y) dengan control (X1) dan (X3)
X2
X3
Y
X1
X2
X3
Y
X1
Gambar 3. Hubungan antara X2 dengan Y dengan mengendalikan X1 dan X3
d) Hubungan antara konsistensi dalam belajar (X3) dengan prestasi
belajar fisika (Y) dengan control (X1) dan (X2)
Gambar 4. Hubungan antara X3 dengan Y dengan mengendalikan X1
dan X2
5. Populasi dan Sampel
X2
X3
Y
X1
X2
X3
Y
a) Populasi
Menurut Margono (2004: 118), populasi adalah seluruh data yang menjadi
perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan.
Kerlinger (Furchan, 2004: 193) menyatakan bahwa populasi
merupakan semua anggota kelompok orang, kejadian, atau objek yang
telah dirumuskan secara jelas.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA semester
genap sekecamatan kawalu kota tasikmalaya tahun pelajaran 2014-
2015 dengan jumlah keseluruhan 125 siswa dari 2 sekolah.
b) Sampel Penelitian
Margono (2004: 121) menyataka bahwa sampel adalah sebagai
bagian dari populasi, sebagai contoh (monster) yang diambil dengan
menggunakan cara-cara tertentu.
Hadi (Margono, 2004: 121) menyatakan
bahwa sampel dalam suatu penelitian timbul disebabkan hal berikut:
1) Peneliti bermaksud mereduksi objek penelitian sebagai akibat dari
besarnya jumlah populasi, sehingga harus meneliti sebagian saja.
2) Penelitian bermaksud mengadakan generalisasi dari hasil-hasil
kepenelitiannya, dalam arti mengenakan kesimpulan-kesimpulan
kepada objek, gejala, atau kejadian yang lebih luas.
Agar mendapat kesimpulan yang dapat dipercaya maka sampel harus
bersifat representative dalam arti segala karakteristik populasi
hendaknya tercermin dalam sampel yang diambil. Maka teknik yang
diambil adalah proporsional random sampling.
Menurut suharsimi arikunto (2010:177) ” mengenai banyaknya subjek
yang diambil atau dengan kata lain beapa besar sampel, maka peneliti
perlu mempertimbangkan seperti:
1) Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan dana
2) Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek
3) Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti
Dalam penelitian ini menggunakan table krejicie yang mana ukuran
sampel dari 125 populasi dengan taraf kepercayaan 99% diambil
sebanyak 127 siswa.
6. Teknik Pengambilan Data
Teknik pengambilan data adalah cara yang digunakan dalam penelitian
untuk mendapatkan informasi yang berhubungan dalam penelitian yang
dilakukan untuk memperoleh data. Dalam penelitian ini data yang
diperoleh dari:
a. Teknik Angket
Menurut Sugiyono, (2010:199) kuesioner atau angket merupakan
teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertentu kepada responden
untuk dijawabnya.
Sedangkan menurut Suhasmi Arikunto, (2010: 194), “kuesioner adalah
sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memeroleh
informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya”.
b. Teknik Dokumentasi
Menurut Suhasmi Arikunto (2010: 201) dokumentasi berasal dari kata
dokumen yang berarti barang – barang tertulis. Dalam metode
dokumentasi, peneliti menyelidiki benda – benda tertulis seperti buku
– buku, majalah, dokumen,, notulen rapat, catatan harian, dan
sebagainya.
c. Teknik Tes
Teknik tes digunakan untuk mendapatkan data tentang prestasi belajar
fisika tentang materi momentum, impuls, dan tumbukan.
Menurut Suharsimi Arikunto, (2010: 193), “tes adalah serentelan
pertanyaan atau latihan atau hal lain yang digunakan untuk mengukur
keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang
dimiliki individu atau kelompok”.
Dalam penelitian ini tes yang akan digunakan adalah tes pilihan ganda
karena memiliki keuntungn sebagai berikut :
1) Mudah dan cepat dalam menentukan skor.
2) Cakupan materi lebih luas.
3) Penilaian bersifat obyektif karena jawaban yang benar itu pasti.
7. Instrumen Penilaian
a) Instrumen Penilaian
Berikut ini diuraikan dari keempat jenis instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini:
1) Angket Motivasi Belajar
Butir – butir pernyataan dalam angket motivasi dibuat sendiri oleh
peneliti berdasarkan berdasarkan beberapa tinjauan pustaka, angket
akan di uji cobakan kepada siswa kelas XI IPA SMA sekecamatan
kawalu kota tasikmalaya. Hasil validitas menggunakan jenis
product moment dari 20 butir soal.
Dalam mengukur variabel motivasi belajar digunakan pengukuran
dengan model skala likert. Metode ini menggunakan metode
pilihan ganda dengan nilai yang paling tinggi ke yang paling
rendah. Skor yang dibuat untuk mengukur motivasi belajar siswa.
Pernyataan positif SS = sangat setuju skor 5, S = setuju skor 4, N
= Netral skor 3, TS = tidak setuju skor 2, STS = sangat tidak setuju
skor 1. Sedangkan pernyataan negative (skor 1 = SS),(2 skor = S),
(3 skor = N), (4 skor = TS), (5 skor (STS). Angket motivasi belajar
terdiri dari 5 aspek yaitu senang terhadap pelajaran fisika,
berkompetisi dalam berprestasi, dorongan dari teman, dorongan
dari orang tua, dorongan dari guru.
Table 4. kisi – kisi angket motivasi belajar
Indikator yang diukurPeryataan
Positif Negative
1. Senang terhadap pelajaran fisika 1,15,18 14
2. Berkompetisi dalam berprestasi 7,11,19 2
3. Dorongan dari teman 4,8, 5,17
4. Dorongan dari orang tua 3,10 6,16
5. Dorogan dari guru 9,13 12,20
2) Angket Karakter Siswa
Angket karakter siswa dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan
tinjauan pustaka, angket diuji cobakan pada siswa XI IPA SMA
sekecamatan Kawalu. Menggunakan validitas rumus product
moment, sebanyak 20 butir soal. Butir soal yang valid itu diuji
keandalannya dengan rumus alpha cronbach.
Dalam mengukur variabel motivasi belajar digunakan pengukuran
dengan model skala likert. Metode ini menggunakan metode
pilihan ganda dengan nilai yang paling tinggi ke yang paling
rendah. Skor yang dibuat untuk mengukur motivasi belajar siswa.
Pernyataan positif SL = selalu skor 5, S = sering skor 4, T =
terkadang skor 3, J = jarang skor 2, TP = tidak pernah skor 1.
Sedangkan pernyataan negative (skor 1 = SL),(2 skor = S), (3 skor
= T), (4 skor = J), (5 skor (TP). Angket motivasi belajar terdiri dari
5 aspek yaitu religius, rajin, jujur, disiplin, percaya diri.
Tabel 5. kisi – kisi angket karakter siswa
Indicator yang
diukur
Pernyataan
Positif Negative
1. Religius 1,14, 7,
2. Rajin 3,8 16,17
3. Jujur 6,11, 4,19
4. Disiplin 2,12,13 9
5. Percaya diri 10,15, 5,18
3) Instrumen Konsistensi Dalam Belajar
Istrumen konsistensi dalam belajar menggunakan data dari absensi
siswa dan data nilai tugas siswa.
4) Tes Prestasi Belajar Fisika untuk pokok bahasan momentum,
impuls, dan tumbukan.
Adapun kisi – kisi soal tes prestasi belajar Fisika materi
momentum, impuls, dan tumbukan adalah sebagai berikut:
Kompetensi inti : 3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis
pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat
dan minatnya untuk memecahkan masalah.
Kompetensi dasar : 3.5 Mendeskripsikan momentum dan impuls,
hukum kekekalan momentum, serta penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari
Pokok bahasan : momentum, impuls, dan tumbukan.
Tabel 6
kisi – kisi tes prestasi belajar Fisika
No Sub KonsepNomer Soal/Aspek
JumlahC1 C2 C3
1 Momentum 16 7,12 3
2 Impuls 1,9,10,11 4
3 Hukum Kekekalan
Momentum
2 1
4 Tumbukan Lenting
Sempurna
14 1
5 Tumbukan Lenting 15 3,5,6,17,18,19,20 8
Sebagian
6 Tumbukan Tidak
lenting
13 4,8 3
Jumlah 1 3 16 20
8. Uji Coba Instrumen
a) Uji Butir Instrumen
Dalam penelitian ini menggunakan uji coba validitas dengan korelasi
product moment (Suharsimi Arikunto 2010 :314)
r xy=NΣ ( XY )(ΣX )(ΣY )
{NΣX2− (ΣX ¿¿¿2 } {NEY 2−(ΣY )2 }
Keterangan :
rxy = koefisien korelasi
n = jumlah data
ΣX = jumlah skor butir
ΣY = jumlah skor total
ΣXY = jumlah skor butir dan skor total
Dari perhitungan (rxy) dikonsultasikan dengan nilai (r) tabel dengan
taraf signifikan. Jika hasil perhitungan lebih besar dari harga (r) tabel,
maka butir soal tersebut dikatakan valid.
b) Uji Reabilitas Instrumen
Menurut Sugiyono (2007: 267) “ relibel adalah bila terdapat kesamaan
data dalam satu waktu yang berbeda (keajegan) atau bila instrumen itu
digunakan berkali – kali untuk mengukur objek yang sama akan
menghasilkan data yang sama. Untuk mendapatkan tingkat reabilitass
tes prestasi belajar fisika menggunakan teknik alpha cronbach”.
Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 288) menyatakan rumus alpha
cronbach digunakan untuk mencari instrumen yang skornya bukan
bernilai 1 dan 0 melainkan berbentuk skala bertingkat.
Besarnya reabilitas instrumen untuk tes prestasi belajar Fisika dalam
penelitian ini menggunakan KR -20, yaitu :
rtt=[ kk−1 ]¿
Keterangan :
rtt = reabilitas tes secara keseluruhan
k = banyaknya butir soal
a2 = varian total
p = jumlah soal yang dijawab benar
q = jumlah soal yang dijawab salah
Tabel 6
Kriteria derajat reliabilitas butir
Besarnya nilai r Interpretasi
0,80 < rtt < 1,00 Sangat tinggi
0,60 < rtt < 0,80 Tinggi
0,40 < rtt < 0,60 Cukup
0,20 < rtt < 0,40 Rendah
0,00 < rtt < 0,20 Sangat rendah
9. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian ini digunakan teknik analisis data yang dibagi dua tahap,
tahap pertama adalah dengan menggunakan uji prasyarat analisis guna
menentukan jenis analisis apakah yang akan digunakan untuk menguji
hipotesis penelitian. Tahap kedua analisis data adalah menguji hipotesis
yang telah diajukan
a) Analisis Deskriptif
Untuk menganalisis data secara deskriptif yang perlu dicari terlebih
dahulu adalah mean, simpangan baku, dan distribusi frekuensi yang
bertujuan untuk mengetahui normalitas sebaran dari tiap variabel.
b) Uji Prasyarat Analisis
Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan untuk
menguji hipotesis diajukan menggunakan regresi ganda tiga predictor.
Prasyarat yang harus terpenuhi adalah sampel yang diambil secara
acak, variabel bebas maupun variabel terikat harus berdistribusi
normal dan hubungan antara variabel bebas maupun variabel
terikatnya berbentuk linier, untuk itu diperlukan uji normalitas dan uji
linieritas sebagai berikut :
1) Uji Normalitas Sebaran
Pengujian normalitas sebaran digunakan untuk mengetahui data
penelitian terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas sebaran di
uji dengan menggunakan rumus chi kuadrat.
x2=∑I=I
K
¿¿¿
Keterangan :
x2 = nilai chi kuadrat
f0 = frekuensi yang diperoleh dari sampel
fh = frekuensi yang diharapkan dari sampel
kriteria pengujian jika x2hit – x3
tab pada taraf signifikan 5% dengan
dk = k – 1 ( k = banyaknya interval kelas ), maka berdistribusi
normal.
2) Uji Homogenitas Varian
Untuk menguji hubungan antara variabel – variabel predictor
dengan kriteria digunakan rumus uji F. rumus uji F yaitu :
F=RJKTC
RJKE
Keterangan :
F = harga F
RJKTC = Rerata jumlah kuadrat –kuadrat tuna cocok
RJKE = Rerata jumlah kuadrat – kuadrat error
Untuk menerima atau menolak, maka nilai Fhitung dibandingkan
dengan Ftabel dengan taraf signifikansi 5% dengan db pembilang m,
db penyebut N – m -1. Kriteria bila Fhitung > Ftabel pada taraf
signifikansi 5% maka hubungan antara variabel bebas dengan
variabel terikat linier.
3) Uji Hipotesis
Setelah dilakukan pengujian prasyarat analisis dan data penelitian
memenuhi prasyarat tersebut, selanjutnya dilakukan pengujian
hipotesis. Untuk mengaju hipotesis mayor digunakan analisis
regresi ganda, sedangkan untuk menguji hipotesis minor
digunakan analisis parsial.
(a) Hipotesis Major
untuk menguji hipotesis mayor yaitu ada hubungan antara
motivasi belajar (X1), karakter siswa (X2), konsistensi dalam
belajar(X3), dengan prestasi belajar Fisika (Y) digunakan
regresi ganda, sedangkan untuk melihat hubungan antara
ketiganya digunakan rumus korelasi ganda:
Y = a0 = a1X1 + a2X2 + a3X3
R y (1,2,3)=√ a1 ΣX1 y+a2 Σ X2 y+a3 Σ X 3 y
Σ y2
Keterangan :
Ry(1,2,3) = koefisien antara Y dengan X1, X2, X3
a1=koefisien X1
ΣX 1 y+a2 ΣX 1 Σ2+a3 ΣX1 Σ3
Σx 12
a2=koefisien X2
ΣX 2 y+a2 ΣX 1 Σ2+a1 ΣX2 Σ3
Σx 22
a3=koefisien X3
ΣX 3 y+a2 ΣX 1 Σ2+a2 ΣX 3 Σ3
Σx32
Untuk menguji signifikan korelasi ganda diuji degan uji F
dengan rumus sutrisno hadi, (2005: 382)
F reg=R2(N−m−1)
m(1−R2)
Rreg = koefisien regresi
N – cacah kasus
m = cacah predictor
R2 = koefisien korelasi antara kriterium dengan predictor
Jika Fhitung > Ftabel 5% atau 1 % dengan dk = m dan dk penyebut
= N = m – 1, maka hipotesis yang diajukan diterima. Berarti
ada hubungan positif dan signifikan antara variabel – variabel.
(b) Hipotesis minor
Untuk menguji hipotesis minor digunakan analisis korelasi
parsial menurut Sutrisno Hadi, (2005: 382) yaitu :
r1 y−23=r1 y−2−(r13−2)(r3 y−2)
√(1−r 213−2)(1−r2
3 y−2)
r2 y−13=r2 y−1−(r23−1)(r3 y−1)
√(1−r 223−1)(1−r2
3 y−1)
r3 y−12=r3 y−1−(r32−1)(r 2 y−1)
√(1−r 232−1)(1−r2
2 y−1)
Keterangan :
r1y-23 = koefisien korelasi antara X1 dan Y dengan X2 dan X3
sebagai control.
r2y-13 = koefisien korelasi antara X2 dan Y dengan X1 dan X3
sebagai control.
r3y-12 = koefisien korelasi antara X3 dan Y dengan X2 dan X2
sebagai control.
Untuk menguji signifikan r parsial digunakan uji (t) dengan
rumus Sugiyono, (2010: 368) yaitu :
t=r p √N−3
√1−R r2
rp = koefisien korelasi parsial
N = banyaknya sampel
Jika thitung > ttabel 5% atau 1% dengan dk = n – 1, maka hipotesis
yang diajukan diterima. Berarti ada hubungan positif dan
signifikan antara variabel –variabel.
Untuk mengetahui besarnya sumbangan relative (SR) dan
sumbangan efektif (SE) dengan rumus Sutrisno Hadi
(2005:382) yaitu :
SR (% ) X1=a1 ΣX 1 y
a1 ΣX 1 y+a2 Σ X2 y+a3 Σ X3 yx 100 %
SR (% ) X2=a2 ΣX 2 y
a1 ΣX 1 y+a2 Σ X2 y+a3 Σ X 3 yx 100 %
SR (% ) X3=a3 ΣX3 y
a1 ΣX 1 y+a2 Σ X2 y+a3 Σ X 3 yx 100 %
SE (%) X1 = SR (%) X1R2
SE (%) X2 = SR (%) X2R2
SE (%) X3 = SR (%) X3R2
Keterangan :
SR = sumbangan relative
SE + sumbangan efektif
a1 = koefisien predictor X1
a2 = koefisien predictor X2
a3 = koefisien predictor X3
ΣX1y = jumlah produk antara X1 dan Y
ΣX2y = jumlah produk antara X2 dan Y
ΣX3y = jumlah produk antara X3 dan Y
K. Jadwal Penelitian
Bulan Januari Februari Maret April
Persiapan
Penyempurnaan
Pegambilan Data
Analisis Data
Pembuatan Laporan
L. Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur penelitian. Jakarta: rineka Cipta.
Sugiyono. 2010. Metode penelitian pendidikan. Bandung :alfabeta.
Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : Raja
Grafindo Persada.
Kanginan, Martin. 2006. Fisika Untuk SMA Kelas X. Jakarta : Erlangga
LAMPIRAN I
Instrumen Penelitian Angket Motivasi Belajar
Petunjuk pengisian angket :
A. Siswa dimohon memberi check list (V) pada jawaban pertanyaan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.
B. Sangat diharapkan agar siswa mengisi selurus pertanyaan.C. SS = sangat setuju, S = setuju, N = netral, TS = tidak setuju, STS = sangat
tidak setuju
No Pertanyaan SS S N TS STS1. Setiap saya sebelum atau sesudah
tidur saya membaca buku pelajaran fisika
2. Terjadi kesenjangan pengetahuan antar saya dengan siswa lain
3. Orang tua saya membantu dalam belajar fisika
4. Teman saya mengajak belajar fisika bersama
5. Teman saya mengajak membolos pada pelajaran fisika
6. Orang tua saya tidak memantau perkembangan belajar fisika saya
7. Diadakan quiz dengan hadiah yang menarik setiap belajar fisika di kelas saya
8. Teman saya membantu dalam belajar fisika
9. Guru memberikan saya semangat untuk belajar fisika
10. Orang tua saya memberikan perhatian lebih ketika belajar fisika
11. Setiap bulan dikelas saya diadakan seleksi siswa teladan
12. Guru saya diskriminatif terhadap siswa yang malas
13. Guru melakukan permainan yang menyenangkan untuk menambah semangat belajar
14. Saya mengantuk ketika mengikuti pelajaran fisika
15. Saya senang mengerjakan tugas pelajaran fisika
16. Orang tua saya terlalu sibuk bekerja17. Teman saya memberi contekan
kepada saya ketika ulangan18. Saya senang mengamati fenomena
fisika disekitar saya19. Saya berlomba mendapat nilai
terbesar ketika ulangan dengan teman saya
20. Guru mengabaikan pertanyaan saya
LAMPIRAN II
Instrumen Penelitian Angket Karakter Siswa
Petunjuk pengisian angket :
A. Siswa dimohon memberi check list ( ) pada jawaban pertanyaan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.
B. Sangat diharapkan agar siswa mengisi selurus pertanyaan.C. SL = selalu, S = sering, T = terkadang, J = jarang, TP = tidak pernah
No Pernyataan SL S T J TP1 Saya membaca doa sebelum belajar2 Saya datang kesekolah tepat waktu3 Setiap hari saya membaca buku fisika4 Saya mencontek saat ujian5 Saya tidak yakin dengan jawaban saya
saat ulangan6 Saya mengerjakan PR sendiri7 Saya meninggalkan ibadah8 Saya mencatat penjelasan guru yang
ada di papan tulis9 Saya terlambat datang ke sekolah10 Saya mempresentasikan hasil diskusi
kelompok dengan lancer11 Saya mengerjakan ulangan dengan
jawaban sendiri12 Saya mengumpulkan tugas tepat waktu13 Saya berseragam lengkap saat
kesekolah14 Saya solat dhuha ketika istirahat
(untuk muslim)15 Saya yakin pada kemampuan saya16 Saya tidak mencatat pelajaran17 Saya tidak belajar di rumah18 Saya tidak yakin saat menjawab soal19 Saya mencatat ulang tugas teman20 Saya malas mengikuti siraman rohani
LAMPIRAN IV
Instrumen Penilaian
Naskah Soal Prestasi Belajar Fisika
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas / Semester : XI IPA/Genap
Waktu : 90 Menit
Tahun Pelajaran : 2014/2015
Petunjuk umum :
A. Berdoalah terlebih dahulu sebelum mengerjakan soalB. Perhatikan dan ikuti petunjuk pengisian pada lembar jawaban yang disediakanC. Periksa dan bacalah soal – soal sebelum anda menjawabD. Jumlah soal sebanyak 20 butir pilihan ganda, setiap butir soal terdiri dari lima
pilihan jawabanE. Laporkan kepada pengawas ujian jika ada tulisan yang tidak jelas/rusakF. Periksalah pekerjaan anda sebelum dikumpulkan kepada pengawas ujian.
Petunjuk khusus :
Pilihlah jawaban yang menurut anda benar dengan memberi tanda silang (X) pada pilihan jawaban a,b,c,d, atau e pada lembar tersedia
1. Sebuah bola karet bermassa 500 gram melayang di udara ke kanan dengan kecepatan 2 m/s.Bola tersebut di pukul oleh seorang anak ke kiri dengan gaya 20 N.Bola menyentuh pemukul selama 0,4 sekon, maka kecepatan bola setelah di pukul adalah ..
A.14 m/s ke kanan D.18 m/s ke kanan
B.14 m/s ke kiri E.18 m/s ke kiri
C.15 m/s ke kanan
2. Massa bola A adalah dua kali massa bola B keduanya bergerak berlawanan arah . Kecepatan bola A 2 m/s dan bola B 1 m/s.Kecepatan bola A setelah tumbukan menjadi 1 m/s dalam arah yang sama, berapakah kecepatan bola B setelah tumbukan ?
A.2,5 m/s D.1,0 m/s
B.2,0 m/s E. 0.5 m/s
C.1,5 m/s
3. Massa bola dua kali massa bola B .Keduanya bergerak berlawanan arah dengan kecepatan masing-masing Va : 2 m/s dan Vb : 4 m/s.Kedua bola bertumbukan lenting sebagian dengan koefisien restitusi ½.
Hitunglah bola Va dan Vb berturut-turut sesaat setelah tumbukan ……
A.1 m/s ke kanan dan 3 m/s ke kanan D. 1 m/s ke kanan dan 3 m/s ke kiri
B.2 m/s ke kiri dan 5 m/s ke kanan E. 4 m/s ke kanan dan 2 m/s ke kiri
C.1 m/s ke kiri dan 2 m/s ke kanan
4. Sebuah ayunan balistik menggunakan balok kayu bermassa 4,99 kg yang di gantung dengan tali .Sebuah peluru bermassa 10 gram di tembakkan horizontal hingga tertanam di dalam balok dan balok terayun tertinggi 0,2 m dari kedudukan seimbangnya (g=10 m/s²).Berapakah kecepatan peluru ….
A.1200 m/s D.1000 m/s
B.1050 m/s E. 1150 m/s
C.1300 m/s
“Soal no.5-6”
Dua buah benda A dan B dengan massa masing-masing 2 kg dan 4 kg , bergerak saling menyongsong dengan kecepatan 10 m/s dan 4 m/s .Suatu saat terjadi tumbukan dengan koefisien restitusi 0,5 .
5. Berapakah kecepatan masing-masing benda setelah bertumbukan
A. -3 m/s dan 5 m/s D.-2 m/s dan 3 m/s
B. 5 m/s dan 6 m/s E.-4 m/s dan 3 m/s
C. 1 m/s dan -3 m/s
6. Berapakah energi kinetik yang hilang setelah tumbukan
A.34 J D.132 J
B.68 J E. 79 J
C.98 J
7. Seseorang berada dalam perahu yang sedang berjalan dengan kecepatan 5 m/s.Tiba-tiba orang tersebut melompat kearah belakang dengan kecepatan 2 m/s.Apabila massa orang 60 kg dan massa perahu 120 kg, berapa kecepatan perahu sesaat setelah orang tersebut melompat ..
A.8,5 m/s perahu terdorong ke belakang
B.8,5 m/s perahu terdorong ke depan
C. 8,0 m/s perahu terdorong ke depan
D. 8,0 m/s perahu terdorong ke belakang
E.7,5 m/s perahu terdorong ke depan
8. Mobil A massanya 2 ton , berjalan kearah timur dengan kecepatan tetap 12 m/s.Sementara itu, mobil B yang massanya 2 ton berjalan kearah utara dengan kecepatan tetap 16 m/s. Tepat sampai di perempatan jalan , kedua mobil saling bertumbukan.Setelah bertumbukan kedua mobil terpental dan bergabung menjadi satu.Berapakah kecepatan terpentalnya kedua mobil itu sesaat setelah bertumbukan….
A.15 m/s D.13 m/s
B.14 m/s E.10 m/s
C.9 m/s
“Soal no. 9-11”
Seseorang meloncat dari ketinggian 2,8 m lalu mendarat di tanah.Massa orang tersebut 80 kg (g = 10 m/s²).
9. Berapakah impuls yang di alami orang tersebut …
A. -620 Ns D. 620 Ns
B. -590 Ns E. 600 Ns
C. – 600 Ns
10. Berapakah gaya yang dialami kaki orang itu, jika pada saat mendarat posisi kakinya lurus hanya mebengkok 1,5 cm…..
A.150000 N
B.155000 N
C.145000 N
D.130000 N
E.160000 N
11. Berapakah gaya yang dialami kaki orang itu, jika pada saat mendarat kaki di tekuk 50 cm……
A.5500 N D.5300 N
B.6000 N E. 5400 N
C.5800 N
12. Di suatu tempat jasa pencucian mobil dan motor.Seseorang mencuci mobil, air yang keluar dari selang memiliki debit 1,2 kg / s dan laju air 15 m/s .Air di arahkan ke salah satu sisi mobil secara horizontal hingga partikel –partikel air menumbuk dinding mobil.Tentukan besar gaya yang diberikan air pada mobil,….
A.-17 D.-19
B.18 E.-18
C.17
13. Pernyataan yang benar di bawah ini adalah
A.konsep gaya di tetapkan untuk menjelaskan terjadinya kecepatan pada gerak suatu benda
B.Makin kecil momentum yang dimiliki suatu benda , makin sulit untuk menghentikannya
C.Asas pendorong roket menggunakan konsep hokum kekekalan momentum
D.Ayunan balistik di gunakan untuk mengukur percepatan sebuah peluru
E.Dengan efek katapel bias menghasilkan energi potensial
14. Pernyataan di bawah ini benar , kecuali..
A.Pada tumbukan lenting sempurna berlaku hokum kekekalan momentum
B.Jumlah momentum sistem sebelum terjadi tumbukan > Jumlah momentum sistem setelah terjadi tumbukan
C.energi kinetik sistem sebelum terjadi tumbukan = energi kinetik system setelah terjadi tumbukan
D.Pada tumbukan lenting sebagian hukum kekekalan energi tidak berlaku
E.koefisien restitusi tumbukan tak lenting sempurna e=0
15. Hubungan rumus-rumus yang benar ini adalah, kecuali……..
A . p=mv (momentum)
B. I=F ∆t (impuls)
C. v1’-v2’/ v1-v2 = 1 ( tumbukan elastis)
D. v1’-v2/v1’-v2 < 1 (tumbukan lenting sebagian )
E. e = v1’-v2’/v1-v2 (koefisien kelentingan)
16. Dalam sistem SI, satuan momentum adalah. .. . .
A. N s-1B. J s-1C. W s-1D. N sE. J s
17. Sebuah benda bermassa 50 kg menumbuk tembok dengan kecepatan 20 m/s. Bila tumbukan ini elastis sebagian dengan koefisien restitusi e = 0,4, maka besar kecepatan benda setelah tumbukan adalah . .
. .A. 8 m/s berlawanan arah dengan kecepatansemulaB. 8 m/s searah dengan kecepatan semulaC. 12 m/s searah dengan kecepatan semulaD. 12 m/s berlawanan arah dengankecepatan semulaE. 10 m/s searah dengan kecepatan semula
18. Sebuah benda dengan massa 10 kg mengenai tembok vertikal dengan kecepatan 8 m/s dan dengan sudut 30o terhadap garis vertikal ke bawah. Bila koefisien restitusi e = 0,5, maka besar kecepatan benda setelah tumbukan adalah . . . .A. 2 m/sB. 13 m/sC. 15 m/sD. 13 m/sE. 2 13 m/s
19. Suatu benda jatuh bebas dari ketinggian 80 m di atas tanah. Jika tumbukan dengan tanah elastis sebagian (e = 0,2), kecepatan pantul benda setelah tumbukan adalah . . . .A. 4 m/sB. 6 m/sC. 8 m/sD. 10 m/sE. 12 m/s
20. Suatu bola berada pada ketinggian 4 m di atas lantai mendatar, kemudian mengalami jatuh bebas, ternyata bola dipantulkan oleh lantai yang pertama kali sampai ketinggian 2,5 m. Berapakah tinggi pantulan yang pertama jika benda dijatuhkan bebas pada ketinggian 6,4 m?A. 3,0 mB. 3,5 mC. 4,0 mD. 4,5 mE. 5,0 m
Lembar Jawaban Tes Prestasi Belajar Fisika
Tahun Ajaran 2014 – 2015
Nama :
Kelas :
1 A B C D E2 A B C D E3 A B C D E4 A B C D E5 A B C D E6 A B C D E7 A B C D E8 A B C D E9 A B C D E10 A B C D E11 A B C D E12 A B C D E13 A B C D E14 A B C D E15 A B C D E16 A B C D E17 A B C D E18 A B C D E19 A B C D E20 A B C D E