Lembar Pengesahan - Kemdikbud
Transcript of Lembar Pengesahan - Kemdikbud
2
Lembar Pengesahan
Pakar
Marta Tri Lestari, S.Sos. M.M.
Kepala PP-PAUD dan Dikmas Jawa Barat
Dr. Drs. H. Bambang Winarji, M.Pd
NIP 196101261988031002
Model Pembelajaran Kursus Bidang Kehumasan Lanjutan
Dalam Jaringan
Penanggung Jawab
Dr. Drs. H. Bambang Winarji, M.Pd
Pakar
Marta Tri Lestari, M.I Kom
Pengembang
Mia Rachmiati, S.Sos, M.I.Kom
Apip Hermana, M.Pd
Haryono, M.Pd
Kontributor:
LKP SAE Bandung Barat
LP3I Kota Bandung
LKP GIMB Kota Bandung
i
Abstrak
Model pembelajaran kursus bidang kehumasan lanjutan dalam jaringan disusun
sebagai panduan bagi satuan pendidikan yang akan menyelenggarakan kursus bidang
kehumasan dalam jaringan berbasis MOOC, sebagai lanjutan dari model penyelenggaraan
kursus daring bidang kehumasan yang telah dikembangkan sebelumnya.
Pembelajaran kursus bidang kehumasan lanjutan dalam jaringan merupakan
pembelajaran mandiri, karena peserta didik harus aktif mempelajari berbagai bahan ajar
berupa bacaan dan video pembelajaran yang dapat diunduh di laman kehumasan yang
disiapkan pengelola serta mengikuti vicon yang diselenggarakan untuk setiap materi. Pada
vicon, peserta didik dapat berinteraksi langsung dengan instruktur melalui aplikasi WebEx,
berupa mendengarkan pemaparan instruktur secara langsung, dan kemudian bertanya jawab
baik secara lisan maupun melalui kolom chat. Tanggung jawab yang tinggi dari peserta didik
juga dibutuhkan untuk penyelesaian tugas-tugas yang diberikan.
Model ini berlandaskan pada Teori belajar connectivism yang dikemukakan oleh
George Siemens, yang mengemukanan sebuah paradigma baru dalam dunia pendidikan.
Teori belajar connectivism ini muncul sebagai akibat perkembangan zaman dengan semakin
pesatnya pertumbuhan teknologi digital. Pembelajaran ini menggunakan perangkat teknologi
yang canggih sebagai media pembelajaran yang berorientasi untuk memudahkan peserta
didik dalam belajar. Munculnya teori belajar connectivism menambah serangkaian teori
belajar yang berkembang seiring dengan perkembangan zaman yaitu teori behaviorisme,
kognitivisme dan konstruktivisme.
Teori belajar connectivism mengintegrasikan prinsip-prinsip yang digali melalui teori-
teori chaos, jejaring, kompleksitas (complexity) dan self organizing. Pembelajaran dalam
pemahaman connectivism dipahami sebagai suatu proses yang terjadi dalam lingkungan
perubahan elemen-elemen inti pembelajaran yang kabur dan tidak sepenuhnya dalam kendali
individu. Dalam connectivism, kegiatan belajar dimulai dari kegiatan mengetahui sampai
dengan kegiatan menciptakan pengetahuan yang dapat ditindakkan (actionable knowledge). LKP selaku penyelenggara kursus bidang kehumasan lanjutan dalam jaringan
melakukan pengelolaan berupa perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi. Dalam
perencanaan, dilakukan kegiatan penjalinan kerja sama dengan penyedia layanan belajar
daring berbasis MOOC, promosi pelaksanaan kursus bidang kehumasan lanjutan dengan
moda daring, pelaksanaan registrasi kursus bidang kehumasan lanjutan dalam jaringan,
seleksi peserta kursus bidang kehumasan lanjutan dalam jaringan, pembuatan grup whatsapp
kursus bidang kehumasan lanjutan dalam jaringan dan pembuatan kontrak belajar. Dalam
pelaksanaan, kegiatan yang dilakukan adalah orientasi instruktur, pembuatan soal pre-test,
post-test, bahan ajar dan evaluasi, mengunggah soal pre-test pada MOOC.org, pelaksanaan
pre-test, mengunggah semua materi kursus pada MOOC.org, pemberitahuan setiap kegiatan
vicon via grup whatsapp, penyiapan perangkat vicon, pelaksanaan vicon, pengerjaan evaluasi,
pengumpulan tugas, post-test, penyaluran praktek kerja dan pembagian sertifikat. Sedangkan
dalam evaluasi, dilakukan evaluasi evaluasi model Kirkpatrick sebagai salah satu prosedur
dalam penilaian MOOC yang terdiri dari 4 level, yaitu reaksi, hasil belajar, tingkah laku dan
hasil (dampak).
Model ini diharapkan mampu menjadi sistem pembelajaran kursus dalam jaringan
yang bisa dimanfaatkan serta dioptinalkan oleh satuan dalam rangka meningkatkan
kemampuan secara mandiri, tidak tersekat oleh ruang dan waktu.
ii
Kata Pengantar
Seiring perkembangan zaman kini proses belajar mengajar suatu pengetahuan dan
keterampilan di lembaga kursus dan pelatihan disajikan dengan berbagai cara dan terobosan.
Kursus kehumasan lanjutan dalam jaringan merupakan salah satunya memberikan alternatif
baru untuk masyarakat yang membutuhkan tambahan pengetahuan dan keterampilan bidang
kehumasan melalui pendekatan teknologi pembelajaran.
Kursus ini untuk memenuhi dan memperkuat kompetensi tenaga humas di berbagai
instansi pemerintah maupun swasta juga untuk menambah kapasitas pribadi perseorangan
dalam memperkuat komunikasi antar individu. Saat ini hampir semua perusahaan atau
lembaga membutuhkan tenaga humas untuk membangun dan mempertahankan reputasi, citra
dan komunikasi yang baik dan bermanfaat antara perusahaan atau lembaga dengan
masyarakat.
Berlatar belakang hal tersebut di atas, maka PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat
memandang perlu untuk melaksanakan pengembangan model pembelajaran kursus bidang
kehumasan dalam jaringan bidang kehumasan sebagai tindaklanjut dari model
penyelenggraaan kursus dalam jaringan bidang kehumasan yang telah dilaksanakan tahun
2017.
.
Lembang, Desember 2018
Kepala PP-PAUD dan Dikmas Jawa Barat
Dr. Drs. H. Bambang Winarji, M.Pd
NIP 196101261988031002
iii
Daftar Isi
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK .................................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG ........................................................................................................... 1
B. DASAR .................................................................................................................................. 3
C. TUJUAN ................................................................................................................................ 4
BAB II KONSEP MODEL YANG DIKEMBANGKAN .......................................................... 5
A. PENGERTIAN PROGRAM YANG DIKEMBANGKAN .................................................... 5
B. TUJUAN PROGRAM YANG DIKEMBANGKAN .............................................................. 20
C. KARAKTERISTIK PROGRAM YANG DIKEMBANGKAN ............................................. 20
BAB III PENYELENGGARAAN PROGRAM ......................................................................... 22
A. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN ............................................................................... 22
B. KURIKULUM ....................................................................................................................... 25
C. PEMBELAJARAN ................................................................................................................ 26
D. PESERTA DIDIK .................................................................................................................. 30
E. PENDIDIK ............................................................................................................................. 31
F. PENGELOLAAN .................................................................................................................. 31
G. SARANA DAN PRASARANA ............................................................................................. 38
H. PEMBIAYAAN ..................................................................................................................... 39
I. PENILAIAN .......................................................................................................................... 39
BAB IV PENJAMINAN MUTU ................................................................................................. 44
A. MONITORING DAN EVALUASI ........................................................................................ 44
B. TINDAK LANJUT ................................................................................................................ 48
BAB V PENUTUP ....................................................................................................................... 50
A. SIMPULAN ........................................................................................................................... 50
B. REKOMENDASI ................................................................................................................... 51
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan berperan penting dalam membangun daya saing bangsa,
mengurangi kemiskinan, dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Peran penting
pendidikan dalam pengembangan ekonomi di Indonesia terutama adalah untuk
menyediakan tenaga kerja terampil.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Prof. Dr. Muhadjir
Effendi sebagaimana dilansir www.kemdikbud.go.id menyatakan, pendidikan
nonformal seperti kursus dan pelatihan mempunyai peranan yang sangat kuat dengan
meningkatnya kebutuhan sumber daya manusia. Menurut Mendikbud, peranan
pendidikan nonformal seperti kursus dan pelatihan tersebut terbagi ke dalam 3 (tiga)
jenis, yaitu mengejar, seiring dan mendahului. Mengejar dimaksudkan bahwa
pendidikan nonformal berperan dalam mengejar ketertinggalan yang ada di
masyarakat. Peran seiring adalah dengan mengimbangi apa yang terjadi di masyarakat,
sedangkan peran mendahului dilakukan dengan mengantisipasi apa yang akan terjadi.
Saat ini, kebutuhan tenaga kerja terampil di Indonesia semakin bertambah
besar. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia berpotensi menjadi
negara dengan ekonomi ke-7 terbesar di dunia pada tahun 2030 dengan syarat memiliki
113 juta tenaga kerja terampil. Namun Indonesia baru mengantongi 57 juta orang
tenaga kerja terampil. Menurut data BPS Februari 2017, jumlah angkatan kerja
nasional berjumlah 131,55 juta orang, di antaranya lulusan sekolah menengah sebesar
28,13 persen dan tamatan sekolah tinggi sebesar 12,26 persen (www.pikiran-
rakyat.com).
Kebutuhan tenaga terampil ini juga berlaku untuk profesi hubungan masyarakat
atau biasa disingkat humas. Di era sekarang ini, dinamika publik atau masyarakat
semakin besar dan berkembang. Tuntutan, keinginan dan harapan publik atau
masyarakat terhadap pemenuhan kebutuhan informasi semakin kritis. Perubahan publik
atau masyarakat semakin cepat, hal ini juga ditunjang oleh perkembangan teknologi
komunikasi yang semakin mutakhir, terlebih lagi setelah muncul internet sebagi media
2
dalam jaringan (daring). Melihat kondisi dan situasi publik atau masyarakat di atas,
kehadiran profesi dan pendidikan kehumasan semakin dibutuhkan. Bahkan profesi
humas menjadi salah satu dari 8 (delapan) profesi yang paling dicari di Indonesia saat
ini (www.cosmopolitan.co.id, 3 Oktober 2017).
Perusahaan sekarang tidak hanya sekedar membuat iklan, tetapi lebih
membutuhkan humas. Kini iklan saja tidak cukup karena perusahaan harus
mengkomunikasikan produknya, baik barang dan jasa, kepada masyarakat melalui
strategi kehumasan yang tepat. Sehingga bukan hanya produk yang dikomunikasikan
kepada masyarakat, tetapi juga industrinya.
Pada tahun 2017, PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat telah mengembangkan
model penyelenggaraan kursus daring bidang kehumasan. Model ini dikembangkan
untuk meningkatkan kompetensi kehumasan kepada peserta didik yang minimal
berpendidikan SMA/sederajat dan belum memiliki pekerjaan, sehingga lulusannya
diharapkan dapat memperoleh pekerjaan di bidang kehumasan. Kursus ini
dilaksanakan secara daring berbasis Massive Open Online Course (MOOC). Pemilihan
kursus daring dilakukan karena dapat menjangkau peserta didik yang lebih luas (tidak
terbatas wilayah) dan biaya yang lebih efisien sehingga lebih efektif. Oleh karena itu,
kursus daring bidang kehumasan sangat bermanfaat untuk memfasilitasi kebutuhan
para lulusan SMA/sederajat yang ingin melanjutkan kuliah ke jurusan ilmu
komunikasi/humas namun terkendala biaya. Melalui kursus daring ini, biaya kursus
dapat lebih murah dibandingkan mengikuti kursus konvensional. Peserta didik cukup
menyediakan telepon seluler pintar atau laptop / komputer dengan paket data internet
1-2 GB per bulan untuk mengakses pembelajaran. Pelaksanaan kursus dilakukan
dengan dua cara, yaitu tatap muka melalui video conference melalui fasilitas aplikasi
webex dan belajar mandiri melalui bahan bacaan dan video pembelajaran yang dapat
diunduh di MOOC kehumasan.
Berdasarkan Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia nomor
629 tahun 2016 tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
Kategori Kegiatan Jasa Lainnya Golongan Pokok Kegiatan Organisasi Bisnis,
Pengusaha dan Profesi Bidang Kehumasan, ada 43 kompetensi yang harus dikuasai
oleh praktisi humas. Sementara pada kursus daring bidang kehumasan yang
dilaksanakan tahun lalu, baru 7 kompetensi yang dipelajari oleh peserta didik.
3
Terjadinya perkembangan yang pesat dalam dunia kerja dan tuntutan profesionalisme
bidang kehumasan seperti perkembangan yang pesat di bidang Information and
Communication Tehnology (ICT) dan tuntutan yang semakin komplek dalam praktek
kehumasan di dunia kerja, membuat peserta didik harus meningkatkan kompetensi
kehumasannya melalui kursus humas lanjutan.
Berangkat dari hal tersebut, pada tahun 2018 ini PP PAUD dan Dikmas Jawa
Barat memandang perlu untuk melaksanakan pengembangan model pembelajaran
kursus bidang kehumasan lanjutan dalam jaringan, sebagai lanjutan dari
pengembangan model penyelenggaraan kursus daring bidang kehumasan yang telah
dikembangkan tahun lalu.
B. DASAR
Dasar hukum yang melandasi pelaksanaan kegiatan pengembangan
pembelajaran kursus bidang kehumasan lanjutan dengan moda daring, antara lain:
1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13 tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan;
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional;
3. Permendiknas RI Nomor 8 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat
Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal;
4. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 15 Tahun 2010 Tentang Jabatan Fungsional Pamong Belajar dan Angka
Kreditnya;
5. PP 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah dirubah
menjadi PP 32 tahun 2013;
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 31
Tahun 2012 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Kursus; dan
7. Program kerja PP PAUD dan Dikmas Jawa Barat tahun 2018.
4
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Sebagai acuan dalam pembelajaran kursus bidang kehumasan lanjutan
dengan moda daring.
2. Tujuan Khusus
a. Memberikan acuan bagi pengelola dan instruktur dalam melaksanakan
pembelajaran kursus bidang kehumasan lanjutan dengan moda daring
b. Meningkatkan kompetensi humas bagi peserta didik
5
BAB II
KONSEP MODEL YANG DIKEMBANGKAN
A. PENGERTIAN PROGRAM YANG DIKEMBANGKAN
1. Teori Belajar Connectivsm
Teori belajar connectivism yang dikemukakan oleh George Siemens
merupakan sebuah paradigma baru dalam dunia pendidikan. Teori
belajar connectivism ini muncul sebagai akibat perkembangan zaman dengan
semakin pesatnya pertumbuhan teknologi digital. Pembelajaran ini menggunakan
perangkat teknologi yang canggih sebagai media pembelajaran yang berorientasi
untuk memudahkan peserta didik dalam belajar. Proses pembelajaran dalam era
digital lebih menyesuaikan dengan ketersediaan perangkat teknologi yang ada.
Munculnya teori belajar connectivism menambah serangkaian teori belajar yang
berkembang seiring dengan perkembangan zaman yaitu teori behaviorisme,
kognitivisme dan konstruktivisme.
Teori belajar connectivism mengintegrasikan prinsip-prinsip yang digali
melalui teori-teori chaos, jejaring, kompleksitas (complexity) dan self organizing.
Pembelajaran dalam pemahaman connectivism dipahami sebagai suatu proses yang
terjadi dalam lingkungan perubahan elemen-elemen inti pembelajaran yang kabur
dan tidak sepenuhnya dalam kendali individu. Dalam connectivism, kegiatan
belajar dimulai dari kegiatan mengetahui sampai dengan kegiatan menciptakan
pengetahuan yang dapat ditindakkan (actionable knowledge).
Implementasi teori belajar connectivism juga terlihat dalam sistem
pembelajaran jarak jauh. Ketersediaan media digital dalam kondisi pembelajaran
jarak jauh yang diperlukan adalah video call, live streaming dan sebagainya. Media
digital dapat berperan sebagai pusat sumber belajar yang utama bagi sistem
pembelajaran jarak jauh. Hakikat dari pusat sumber belajar adalah terpusat kepada
peserta didik. Dalam rangka mengembangkan kepribadiannya dan untuk mencapai
tujuan-tujuan pembelajaran tertentu, diperlukan lingkungan belajar tertentu pula,
misalnya interaksi belajar dalam kelompok kecil, belajar mandiri, belajar bebas dan
sebagainya. Jadi, pusat sumber belajar merupakan wahana yang memberikan
6
fasilitas dan kemudahan pada proses pembelajaran, di mana berbagai jenis sumber
belajar dikembangkan, dikelola, dan dimanfaatkan untuk membantu meningkatkan
efektivitas dan efesiensi kegiatan pembelajaran.
Belajar jarak jauh bukanlah suatu hal yang baru dalam dunia pendidikan
mengingat cara belajar ini sudah dikembangkan sejak tahun 1970-an. Bila
dianalisis lebih dalam, belajar jarak jauh merupakan suatu bentuk sistem
pembelajaran yang proses pembelajarannya jauh dari pusat penyelenggaraan
pendidikan dan bersifat mandiri. Pendidikan jarak jauh adalah suatu model
pembelajaran yang membebaskan peserta didik untuk dapat belajar tanpa terikat
oleh ruang dan waktu dengan sedikit mungkin bantuan dari orang lain.
Komunikasi yang berlangsung pada sistem pembelajaran ini bersifat
komunikasi tidak langsung, artinya proses pembelajaran dilakukan dengan
perantaraan dalam bentuk media cetak maupun multimedia yang dirancang khusus.
Kalaupun ada kontak langsung, bukanlah suatu proses proses pembelajaran, namun
suatu kegiatan tutorial untuk menyakinkan bahwa materi pembelajaran yang
disampaikan kepada peserta didik melalui media benar-benar mencapai tujuan
pembelajaran sebagaimana yang telah dirumuskan.
Menurut Harina Yuhetty (2002) ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh
dari pendidikan jarak jauh antara lain:
a. Dapat dipercepatnya usaha memenuhi kebutuhan masyarakat dan pasaran kerja.
b. Dapat menarik minat calon peserta didik yang banyak.
c. Tidak tergangggunya kegiatan kehidupan sehari-hari karena pola jadwal
pembelajaran yang luwes.
d. Harapan akan meningkatnya kerjasama dan dukungan pengguna lulusan atau
keluaran.
Hakekat pendidikan merupakan suatu proses pembentukan kepribadian dan
peningkatan kemampuan melalui berbagai kegiatan pengembangan dan
pembelajaran. Adapun hakekat pendidikan sistem belajar jarak jauh ini adalah
(Hamzah, 2007):
a. Pendidikan Sepanjang Hayat
Salah satu bentuk hak asasi manusia adalah bahwa setiap manusia mulai
dari kandungan hingga liang lahat berhak untuk memperoleh yang
7
diperlukannya untuk pertumbuhan dan perkembangan dirinya sesuai dengan
norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
b. Pemberdayaan Peserta Didik
Sistem pendidikan ini juga memperhatikan kepentingan peserta
didiknya, kondisi, dan karakteristik mereka dengan cara menyelenggarakan
berbagai pola pilihan pembelajaran, sumber belajar dan strategi dan
pengelolaannya. Peserta didik diberi kebebasan untuk menentukan yang terbaik
bagi dirinya, sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar.
Kondisi dan karakterisik peserta didik adalah keadaan pribadi dan
lingkungan yang menunjukkan kemampuan, hambatan, dan peluang yang
berbeda-beda. Kondisi seperti ini tidak seharusnya dijadikan alasan untuk tidak
memberikan kesempatan belajar bagi peserta didik.
c. Pemberdayaan Lembaga Pendidikan
Dalam pelaksanaan proses pembelajaran, sistem pendidikan ini perlu
diselanggarakan oleh lembaga pendidikan / kursus yang khusus dirancang
untuk keperluan itu. Tujuan dari adanya lembaga pendidikan / kursus ini adalah
untuk memusatkan kegiatan yang bersangkut paut dengan pelaksanaan
pendidikan / kursus ini. Untuk memaksimalkan kegiatan pembelajaran, perlu
adanya pelayanan operasional yang dilakukan secara memusat, mencakup
registrasi, penyediaan bahan pelajaran, bantuan belajar (tutorial), dan ujian
secara jarak jauh.
Program pembelajaran connectivism perlu dititikberatkan pada prinsip-
prinsip pendidikan jarak jauh, yaitu (Sadiman, 1999):
a. Prinsip Kemandirian
Prinsip ini diwujudkan dengan adanya kurikulum yang memungkinkan
dapat dipelajari secara mandiri. Peserta didik dihadapkan pada pilihan yang
terbaik bagi dirinya sendiri, dari mulai pembentukan kelompok belajar,
program pendidikan yang digunakan, pola belajar yang disukai dan
mengunakan sumber belajar yang tepat sesuai dengan kebutuhan. Penyelesaian
program yang ditentukan sendiri oleh peserta didik. Bahan-bahan pelajaran
yang disediakan berupa paket-paket yang dapat dipilih oleh peserta didik, yang
didukung oleh pembimbing atau tutorial dan ujian yang dirancang dengan
8
pendekatan belajar tuntas. Peserta didik belajar secara mandiri dengan sesedikit
mungkin melakukan pertemuan dengan instruktur yang bersangkutan.
b. Prinsip Keluwesan
Prinsip ini diwujudkan dengan dimungkinkannya peserta didik untuk
memulai, mencari sumber belajar, mengatur jadwal dan kegiatan belajar,
mengikuti ujian dan mengakhiri pendidikannya di luar ketentuan waktu dan
tahun ajaran. Peserta didik dimungkinkan untuk berpindah dari pendidikan
formal ke pendidikan non-formal atau sebaliknya dari pendidikan non-formal
ke pendidikan formal.
c. Prinsip Keterkinian
Prinsip ini diwujudkan dengan tersedianya program pembelajaran yang
pada saat ini diperlukan (just-in-time). Hal ini berbeda dengan sistem
pendidikan dan pelatihan konvensional yang program atau kurikulumnya
termasuk buku-buku yang tersedia, dirancang untuk mengantisipasi keperluan
masa mendatang (just-in-case). Kecepatan untuk memperoleh informasi yang
baru merupakan suatu peluang untuk dapat bertahan dan berkembang dalam
persaingan bebas.
d. Prinsip Kesesuaian
Prinsip ini terwujud dengan tersedianya sumber belajar yang terkait
langsung dengan kebutuhan pribadi maupun tuntutan lapangan kerja atau
kemajuan masyarakat. Sumber belajar tersebut bobotnya harus setara dengan
kompetensi yang diperlukan, tetapi disajikan dalam bentuk yang sederhana
yang dapat dipelajari sendiri tanpa adanya bantuan dari orang lain. Prinsip ini
disesuaikan dengan kebutuhan dan latar belakang peserta didik.
e. Prinsip Mobilitas
Prinsip ini diwujudkan dengan adanya kesempatan bagi peserta didik
untuk berpindah lokasi, jenis, jalur dan jenjang pendidikan yang setara setelah
memenuhi kompetensi yang diperlukan.
f. Prinsip Efisiensi
Prinsip ini diwujudkan dengan pendayagunaan berbagai macam sumber
daya dan teknologi yang tersedia seoptimal mungkin. Pemberdayaan segala
sumber disekeliling peserta didik akan membantu mereka untuk dapat
9
menggunakan sumber tersebut sebanyak mungkin, sehingga mereka tidak
merasa kerepotan mengenai sumber belajarnya.
2. Kursus Dalam Jaringan (Daring)
a. Pengertian Kursus
Direktorat Pembinaan Kursus dan Kelembagaan (2010) mendefinisikan
kursus sebagai “proses pembelajaran tentang pengetahuan atau keterampilan
yang diselenggarakan dalam waktu singkat oleh suatu lembaga yang
berorientasi pada kebutuhan masyarakat dan dunia usaha/industri”. Definisi
kursus dan pelatihan yang dijadikan landasan penyusunan standar mengacu
pada Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pasal 26 ayat (5) menyatakan bahwa, kursus dan pelatihan adalah
satuan pendidikan yang diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan
bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup dan sikap untuk
mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri,
dan/atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Kursus mengacu kepada kepentingan individu yang belum bekerja,
sehingga dapat didefinisikan bahwa kursus merupakan kegiatan pengembangan
secara sistematik, sikap, pengetahuan, keterampilan, pola perilaku yang
diperlukan oleh individu untuk mengerjakan suatu tugas atau pekerjaan dengan
lebih baik. Peserta kursus yang telah mengikuti kursus dengan baik dapat
memperoleh sertifikat atau surat keterangan. Untuk keterampilan tertentu
seperti kursus kehumasan, peserta didik perlu menempuh uji kompetensi. Uji
kompetensi ini dimaksudkan untuk mengawasi mutu kursus yang bersangkutan,
sehingga materi yang diberikan memenuhi syarat dan peserta didik memiliki
keterampilan dalam bidangnya.
b. Karakteristik Kursus
Menurut Sihombing (2001:90-91) secara teknis operasional, kursus
yang diselenggarakan masyarakat yang mendasari program pembelajarannya
atas kebutuhan dan keinginan masyarakat dan pasar tenaga kerja, atau sering
disebut dengan permintaan masyarakat karakteristik kursus, adalah:
10
1) Isi dan tujuan pendidikannya selalu berorientasi langsung pada hal-hal yang
berkaitan dengan hidup dan kehidupan masyarakat sesuai dengan keadaan
sosial dan budaya masyarakat yang bersangkutan dan menurut keperluan,
situasi dan kondisi setempat
2) Metode penyajian yang digunakan disesuaikan dengan kondisi peserta didik
dan situasi setempat
3) Program dan isi pendidikannya dapat lebih efektif dan efisien untuk
berbagai pengetahuan fungsional yang diperlukan untuk hidup dalam
masyarakat dan untuk pembentukan dan perkembangan pribadi
4) Usia peserta didiknya tidak dibatasi atau tidak perlu sama pada suatu jenis
atau jenjang pendidikan
5) Jenis kelamin warga belajarnya tidak dibedakan untuk suatu jenis dan
jenjang pendidikan, kecuali bila kemampuan fisik, mental, tradisi atau
sikapnya dan lingkungan sosial tidak mengizinkan
6) Ijazah pendidikan sekolah tidak selalu menentukan terutama dalam
penerimaan peserta didik
7) Jumlah peserta didik dalam suatu kelompok belajar tidak terbatas, dari
individu sampai massa tergantung pada isi program yang dilaksanakan
8) Jangka waktu belajar disesuaikan dengan keperluan dan tidak terlalu terikat
pada prosedur yang ketat
9) Syarat dan formasi minimal tenaga fasilitator/tenaga pendidik tidak terlalu
ketat
10) Tidak diperlukan fasilitas yang mewah dan terlalu ketat persyaratannya
11) Dapat diselenggarakan oleh perorangan, kelompok, atau badan hukum
12) Dapat diberikan secara lisan atau tertulis
13) Hasil pendidikannya dapat dimanfaatkan di dalam kehidupan sehari-hari
14) Dapat mencakup sebagaian besar populasi
3. Pembelajaran Daring Berbasis MOOC
a. Pengertian MOOC
Istilah Massive Open Online Course (MOOC) pertama kali
dikemukakan oleh Dave Cormier (Manager of Web Communication and
11
Innovations di University of Prince Edward Island) dan Bryan Alexander
(Senior Research Fellow of the National Institute for Technology in Liberal
Education), dalam sebuah kuliah terbuka yang diselenggarakan oleh George
Siemens (Associate Director, Technology Enhanced Knowledge Research
Institute di Athabasca University) dan Stephen Downes (Senior Researcher di
The National Research Council, Canada). Mereka menyelenggarakan sebuah
kursus berjudul "Connectivism and Connective Knowledge" yang disampaikan
kepada 25 siswa Extended Education di University of Manitoba ditambah 2.300
siswa dari masyarakat umum yang mengambil kursus secara daring dan tidak
berbayar. MOOC adalah sistem pembelajaran berupa kursus daring secara
besar-besaran dan terbuka dengan tujuan untuk memungkinkan partisipasi tak
terbatas dan dapat diakses melalui web. Selain menyediakan materi kursus
tradisional seperti video, bahan bacaan dan pembahasan masalah, MOOC juga
menyediakan forum pengguna interaktif yang membantu dalam membangun
komunitas untuk siswa, pengajar, dan asisten pengajar. MOOC merupakan
perkembangan terbaru dalam hal pendidikan jarak jauh (e-Learning). Cara
untuk mengikuti MOOC relatif mudah. Kita hanya perlu mendaftar dan
memilih jenis kursus yang diikuti. Pendaftaran dan proses kuliah dilakukan
secara daring.
Lembaga penyedia layanan MOOC di antaranya Coursera, edX, Canvas
Network, dan Miriada. Keempatnya merupakan lembaga terkemuka dengan
jumlah mahasiswa terbesar. Coursera misalnya, kini memiliki mahasiswa tak
kurang dari 1,7 juta orang. Sementara di Indonesia, MOOC diterapkan oleh
Indonesia X, SEAMOLEC dan lain-lain.
b. Penilaian MOOC
Manolo (2014) menggunakan evaluasi model Kirkpatrick sebagai salah
satu prosedur dalam penilaian MOOC. Kirkpatrick (2006) memperkenalkan
empat tahap untuk menilai keberhasilan sebuah kursus , yaitu tahap
reaksi, pembelajaran, evolusi perilaku dan keputusan (Manalo 2014). Evolusi
Model Kirkpatrik merupakan salah satu prosedur dala m penilaian
MOOC. Model ini diaplikasikan dalam pelaksanaan MOOC oleh Manalo
12
(2014), di mana pada tahap pertama meneliti kepuasan peserta didik terhadap
kursus MOOC yang diikutinya. Tahap kedua merujuk pada tujuan kursus yang
tercapai dan terjadinya transfer pengetahuan. Tahap ketiga dan keempat
adalah penilaian hasil pembelajaran terhadap MOOC.
Hasil kajian Manalo (2014) yang berkaitan dengan penilaian tahap kepuasan
peserta berdasarkan MOOC menunjukkan bahwa peserta didik merasa puas
tahap pembelajaran, namun terdapat isu bahwa waktu yang tersedia
dirasakan kurang cukup untuk mengerjakan evaluasi dan tugas yang
diberikan.
c. Kelebihan Penggunaan MOOC
MOOC memerlukan interaksi agar suatu kursus dapat
dilaksanakan seperti pertemuan tatap muka. Interaksi adalah elemen
LEVEL 4 – HASIL (DAMPAK)
Apa dampaknya?
LEVEL 3 – TINGKAH LAKU
Apakah hasil kursus diterapkan pada
pekerjaan?
LEVEL 2 – HASIL BELAJAR
Apakah peserta didik telah menguasai
tujuan belajar?
LEVEL 1 – REAKSI
Apa tanggapan peserta terhadap kursus
MOOC yang diikutinya?
13
yang paling penting dalam sebuah pembelajaran (Murray, 2014). MOOC
memerlukan interaksi dan hubungan antara peserta didik dengan peserta
didik dan peserta didik dengan instruktur (Abeer & Miri, 2014; Zheng et. Al,
2015; Chua et. Al., 2015; Cole &Timmerman, 2015; Alshehri, 2015;
Khalil & Ebner, 2015). Melalui MOOC, peserta didik dapat
berinteraksi dengan sesama peserta didik yang terdiri dari berbagai latar
belakang pendidikan yang berbeda. Mereka dapat berbagi pandangan dan ide
(Cole &Timmerman, 2015). Peserta didik juga dapat berinteraksi secara pribadi
dengan instruktur untuk mendiskusikan materi yang diperoleh dalam kursus.
MOOC menyediakan ruang forum dan diskusi untuk memperluas interaksi
dan memfasilitasi pembelajaran mandiri yang dilakukan peserta didik
(Alshehri, 2015). Kelebihan MOOC adalah sifatnya yang dapat memenuhi
keperluan peserta didik (Luo et. al., 2014; Li et al., 2014; Zheng et al., 2015;
Bruffet al., 2012). MOOC dapat dijadikan alternatif bila proses pembelajaran
konvensional tidak memungkinkan, karena melalui MOOC kita masih dapat
melaksanakan pembelajaran meskipun di dunia maya. Berdasarkan kelebihan-
kelebihan ini, MOOC dapat disebut sebagai sebagai media
pembelajaran baru (Wang& Baker, 2015).
d. Kelemahan Penggunaan MOOC
Dalam MOOC, kegiatan kursus banyak dilakukan di dunia
maya dibandingkan pertemuan tatap muka dalam kelas. Instruktur
menilai kemajuan peserta didik berdasarkan pengerjaan evaluasi dan tugas.
Namun, pengerjaan evaluasi dan tugas ini menjadi beban tersendiri bagi peserta
didik karena mereka harus mengerjakannya lebih lama dari biasanya. Mereka
membutuhkan sinyal internet yang cukup kuat untuk mengakses dan
mengunduh semua materi kursus yang ada dalam MOOC. Begitu pula dalam
mengumpulkan tugas, mereka harus mengunggah file tersebut. Apabila file
yang mereka unggah cukup besar dan sinyal internet sedang kurang bagus,
akan memakan waktu cukup lama. Hal ini menyebabkan beberapa peserta
didik merasa putus asa dan tidak menyelesaikan kursus yang mereka ikuti
(Abeer & Miri, 2014).
14
4. Kehumasan
a. Pengertian Humas
Hubungan masyarakat (humas) adalah fungsi manajemen untuk
membangun dan menjaga hubungan yang saling menguntungkan antara
organisasi dengan berbagai publiknya yang menentukan keberhasilan atau
kegagalan organisasi tersebut (Cutlip, Center dan Broom.1985, 1994 : 6).
Pakar lain, Denny Griswold (1948), mengungkapkan tentang batasan
humas: public relations is the management function which evaluates public
attitudes, identifies the policies and procedures of an individual organization
with the public interest and plans executes a program action to earn public
understanding and acceptance. (Bittner, 1989 : 241).
Batasan ini menyebutkan bahwa humas adalah fungsi manajemen yang
mengevaluasi publik, memperkenalkan berbagai kebijakan dan prosedur dari
suatu individu atau organisasi berdasarkan kepentingan publik, dan dalam
membuat perencanaan, dan melaksanakan suatu program kerja dalam upaya
memperoleh pengertian dan pengakuan publik.
Menurut Wilcox, Ault & Agee (1995), definisi humas memiliki
sejumlah kata kunci antara lain:
1) Deliberate. Kegiatan humas pada dasarnya adalah kegiatan yang disengaja,
atau intentional. Ia sengaja dilakukan untuk mempengaruhi, meningkatkan
pemahaman, menyediakan informasi dan memperoleh umpan balik.
2) Planned. Kegiatan humas adalah kegiatan yang terorganisasi rapi atau
terencana. Jadi ia harus sistematis, dilakukan melalui analisis yang cermat
dengan bantuan riset.
3) Performance. Humas yang efektif harus didasarkan pada kebijakan dan
penampilan yang sesungguhnya. Tidak ada kegiatan humas yang efektif
tanpa mendasarkan diri pada keresponsifan organisasi terhadap kepentingan
publik.
4) Public Interest. Alasan mendasar dari kegiatan humas, tidak semata-mata
untuk membantu organisasi meningkatkan keuntungan sebesar-besarnya.
Secara ideal kegiatan humas harus dapat menyeimbangkan antara
keuntungan perusahaan dan keuntungan publik.
15
5) Two Way Communication. Dalam banyak definisi, humas hanya diartikan
sebagai kegiatan komunikasi dalam bentuk penyebaran informasi. Pada
dasarnya, kegiatan humas harus dikembalikan kepada makna kata
komunikasi yang sesungguhnya, yaitu berbagi informasi.
6) Management Function. Humas menjadi paling efektif jika ia menjadi
bagian dari proses pengambilan keputusan dalam sebuah manajemen
organisasi. Humas meliputi kegiatan konseling pada pihak-pihak lain. Jadi
humas tidak hanya menyebarkan rilis atau hanya sekedar menjadi
protokoler perusahaan atau bahkan hanya sekedar penerima tamu.
Menurut Cutlip dkk. (1994), konsep humas pada dasarnya mengarah
pada gagasan komunikasi dua arah, menekankan pada konsep recihumasocity
(timbal balik) dan relationship (hubungan). Konsep humas mulai menekankan
pentingnya usaha-usaha untuk membangun saling pemahamam atau pengertian
antara organisasi dan publik.
Mengutip kata-kata Howard Childs, fungsi dasar humas bukan untuk
menampilkan pandangan organisasi atau seni untuk sikap publik, tetapi untuk
melakukan rekonsiliasi atau penyesuaian terhadap kepentingan publik setiap
aspek pribadi organisasi maupun perilaku perusahaan yang punya signifikansi
sosial (dalam Cutlip dkk, 1994 : 3).
Jadi di sini humas berfungsi membantu organisasi melakukan
penyesuaian terhadap lingkungan tempat organisasi tersebut beroperasi.
Penyesuaian organisasi mengisyaratkan sebuah fungsi yang berada pada level
manajemen perusahaan, yaitu peranan yang mempengaruhi kebijakan
perusahaan. Menurut Cutlip konsep ini menekankan pentingnya tindakan-
tindakan perbaikan yang harus dilakukan organisasi disamping usaha-usaha
untuk berkomunikasi.
b. Persyaratan Mendasar Bagi Praktisi Humas
Menurut Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto dalam buku Dasar-dasar
Public Relations, persyaratan mendasar bagi praktisi humas adalah:
1) Ability to communicate (kemampuan berkomunikasi)
16
Kemampuan berkomunikasi bagi seorang humas sangatlah penting.
Komunikasi tersebut dapat dilakukan dalam bentuk lisan maupun tulisan.
Dalam bentuk lisan, ia harus mampu berbicara di depan umum, harus
mampu melakukan presentasi, mampu mewawancarai dalam upaya
mengumpulkan fakta dan data, dan diwawancarai pers atau wartawan
sebagai sumber berita dan kemampuan berkomunikasi lisan lainnya.
Dalam komunikasi tulisan, ia harus mampu membuat press release
untuk dikirim ke media massa, membuat artikel dan feature untuk house
journal yang akan diterbitkan perusahaan, menulis laporan, membuat
naskah pidato untuk manajemen, menulis konsep iklan layanan masyarakat,
menulis brosur dan selebaran dan bentuk komunikasi tulisan lainnnya.
2) Ability to organize ( kemampuan manajerial atau kepemimpinan)
Kemampuan manajerial atau kepemimpinan seorang humas dapat
diartikan sebagai kemampuan mengantisipasi masalah di dalam maupun
luar organisasi, termasuk kemampuan untuk menyusun rencana kegiatan
dan melaksanakannya. Seorang humas diharapkan mampu mengorganisasi-
kan kegiatan humas. Profesi humas harus mampu berpikir jernih dan
obyektif.
Selain itu seorang humas harus mampu bergaul atau membina relasi
artinya harus mampu berhubungan dan bekerjasama dengan berbagai
macam orang dan mampu menjaga komunikasi yang baik dengan orang-
orang yang berbeda, termasuk dengan orang-orang dari berbagai tingkatan.
3) Ability on get with people ( kemampuan bergaul atau membina relasi)
Setiap orang yang berprofesi humas harus selalu memperluas
jaringan atau networking sehingga dapat memperlancar tugasnya sebagai
pejabat humas. Personal approaching (pendekatan personal) harus
dilakukan seorang humas, kendati tetap dalam koridor mempertahankan
integritas profesi masing-masing.
Seorang humas yang handal sangat luas pergaulannya, bahkan
banyak dikenal orang, dan seringkali seorang humas menjadi newsmaker
atau pembuat berita di surat kabar, majalah atau televisi. Kurang pergaulan
bagi seorang humas menjadi kartu mati bagi berkembangnya karir dirinya.
17
4) Personality integrity (memiliki kepribadian yang utuh dan jujur)
Kepribadian yang utuh dan jujur artinya seorang humas harus
memiliki kredibilitas yang tinggi, yakni dapat diandalkan dan dipercaya
oleh orang lain, dan dapat diterima sebagai yang memiliki kepribadian utuh
dan jujur. Sebagai seorang humas yang menjadi sumber berita bagi pers
atau media massa, informasi yang disampaikan dapat dipercaya dan
memiliki nilai berita tinggi. Dalam melakukan kegiatannya, humas selalu
menerapkan etika profesi humas yang berlaku. Sehingga tidak menimbul-
kan salah informasi, salah komunikasi atau salah pengertian. Hubungan
yang terjadi pada publiknya tercapai mutual understanding (saling
pengertian).
5) Imagination (banyak ide dan kreatif)
Memiliki imajinasi (banyak ide dan kreatif) dalam pengertian
seorang humas harus memiliki wawasan yang luas, permasalahan serumit
apapun harus diketahui benang merah persoalannya.
Berpikir kreatif dituntut bagi seorang humas, artinya perlu
mengambil tindakan diplomatis dalam penyampaian. Seorang humas harus
tetap mengasah kemampuan, pengetahuan dan keterampilan humas lainnya,
karena tugas humas semakin hari semakin berat, di tengah masyarakat yang
semakin kritis, perkembangan teknologi informasi semakin pesat,
persaingan perusahaan semakin tajam dan perusahaan selalu bersentuhan
dengan pers atau media massa sebagai pembentuk opini publik.
c. Kompetensi yang Dibutuhkan Humas
Kompetensi yang dibutuhkan humas menurut Soleh Soemirat dan
Elvinaro Ardianto dalam buku Dasar-dasar Public Relations:
1) Peranan teknisi komunikasi yang dibutuhkan standar kompetensi humas
adalah sebagai berikut :
a) Menguasai keterampilan menulis untuk media massa (cetak, dan
elektronik termasuk website), membuat foto dan visualisasi pendukung
informasi.
b) Menguasai teknik MC, protokoler dan mengelola acara-acara spesial.
18
c) Menguasai komunikasi antar pribadi dalam mengatasi keluhan publik
dan membangun kepercayaan pelanggan.
d) Menyediakan, melayani dan menguasai informasi yang berkaitan
dengan organisasi serta pelayanan publiknya.
e) Menguasai administrasi ringan dan juga pemahaman akan organisasi
serta hubungannya dengan publik internal dan eksternal.
2) Peranan Fasilitator Komunikasi
Memiliki kemampuan dasar meliputi kemampuan pada poin 1) ditambah:
a) Kemampuan lobi dan negosiasi.
b) Kemampuan pidato dan presentasi.
c) Kemampuan komunikasi persuasi.
d) Kemampuan berempati, komunikasi suportif, dan human relations.
e) Kecerdasan dalam memahami situasi dan cepat menyesuaikan diri serta
memiliki kemampuan argumentasi yang kuat.
3) Peranan Pemecahan Masalah
Memiliki kemampuan 1) dan 2) ditambah dengan kemampuan:
a) Manajemen krisis dan konflik.
b) Wawasan luas terhadap ruang lingkup organisasi
c) Wawasan dan pemahaman terhadap karakteristik publik dan media
d) Pemahaman terhadap dampak komunikasi (efektivitas komunikasi) dan
riset komunikasi
e) Menguasai konsep, implementasi, dan evaluasi.
4) Peranan Penentu Ahli
Memiliki kemampuan 1), 2), 3) ditambah kemampuan:
a) Bekerja mandiri atau dengan tim.
b) Memiliki ketajaman analisis, kritis, kreatif dan visioner.
c) Penguasaan terhadap profesi, kecerdasan intelektual dan emosi.
d) Penguasaan terhadap permasalahan organisasi dan ruang lingkupnya
melalui riset yang mendalam.
e) Kemampuan mengambil keputusan yang cepat, cerdas dan
meminimalisis dampak negatif
19
f) Kemampuan manajemen strategis, manajemen isu dan manajemen
informasi.
d. Struktur Program Kursus Humas
Kurikulum kursus humas perlu mengacu pada Keputusan Menteri
Ketenagakerjaan Republik Indonesia nomor 629 tahun 2016 tentang Penetapan
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Kategori Kegiatan Jasa Lainnya
Golongan Pokok Kegiatan Organisasi Bisnis, Pengusaha dan Profesi Bidang
Kehumasan. Tujuan utama dari standar kompetensi ini adalah untuk melak-
sanakan hubungan timbal balik antara organisasi dengan publik yang saling
menguntungkan untuk membangun reputasi organisasi dan kepercayaan publik.
Fungsi kuncinya adalah: 1) Memetakan kebutuhan humas, 2) Merumuskan
strategi humas, 3) Melaksanakan kegiatan humas, 4) Mengimplementasikan
monitoring dan evaluasi.
Adapun materi yang dipelajari dalam kursus bidang kehumasan lanjutan
dalam jaringan terdiri dari:
1) Merencanakan penggunaan teknologi informasi di bagian humas
2) Menyelenggarakan digital public relations
3) Membuat perencanaan program kehumasan
4) Melaksanakan aktivitas protokoler
5) Menyeleksi proposal sponsorship
6) Melaksanakan special event (ajang khusus) kehumasan
7) Melaksanakan kegiatan seminar, konferensi, lokakarya dan rapat
8) Menjalin hubungan dengan media
9) Monitoring media
10) Mengelola konferensi pers dan siaran pers
11) Membuat materi ringkasan (briefing material)
12) Membuat naskah pidato
13) Membuat laporan program kehumasan
14) Membuat publikasi institusi
15) Melaksanakan Master of Ceremony (MC)
16) Melaksanakan fungsi moderator
17) Melakukan pertukaran informasi lisan dan tulisan dalam Bahasa Inggris
18) Melaksanakan program kemanusiaan
20
B. TUJUAN PROGRAM YANG DIKEMBANGKAN
Pengembangan model pembelajaran kursus bidang kehumasan lanjutan dalam
jaringan bertujuan untuk:
1. Memberikan panduan pembelajaran kursus bidang kehumasan lanjutan dalam
jaringan yang dapat direplikasikan oleh berbagai Lembaga Kursus dan Pelatihan
(LKP);
2. Meningkatkan kompetensi kehumasan kepada peserta didik untuk diterapkan pada
pekerjaan di bidang kehumasan.
C. KARAKTERISTIK PROGRAM YANG DIKEMBANGKAN
1. Program dilaksanakan secara daring. Pembelajaran dilakukan melalui internet
dengan aplikasi webex, serta penugasan dikumpulkan dalam bentuk file dokumen
dan video.
2. Peserta kursus dapat berasal dari berbagai daerah di Indonesia, dengan pengelolaan
dari LKP yang bertugas untuk mengumumkan pendaftaran, menyeleksi calon
peserta, menyediakan soal pretest dan post test, menyediakan materi pembelajaran,
menyusun jadwal, memantau kegiatan pembelajaran dan pembuatan sertifikat.
3. Kursus daring bidang kehumasan dilaksanakan dengan basis MOOC, dapat
bekerja sama dengan penyedia layanan kursus daring yang bertugas menyediakan
ruang di MOOC untuk mengunggah materi pembelajaran dan kegiatan video
conference melalui WebEx.
4. Materi kursus mengacu pada Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik
Indonesia nomor 629 tahun 2019 tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia Kategori Kegiatan Jasa Lainnya Golongan Pokok Kegiatan
Organisasi Bisnis, Pengusaha dan Profesi Bidang Kehumasan.
Adapun alur pembelajaran kursus bidang kehumasan lanjutan dalam
jaringan adalah sebagai berikut:
21
KURSUS BIDANG KEHUMASAN LANJUTAN DENGAN MODA DARING INDIKATOR
CALON PESERTA
Minimal SMA/sederajat
Usia 18-45 tahun
Memiliki dan mampu meng-
operasoinalkan Laptop/PC/
Smartphone yang terkoneksi
dengan internet 512 Kbps (minimal
operating system windows 8)
Pernah mengikuti kursus
kehumasan atau memiliki
pengalaman sebagai humas
minimal 1 tahun
Pelaksanaan pembelajaran:
1. Tata muka melalui video conference
(pemaparan konten materi dan diskusi
dipandu oleh Instruktur mellaui Webex)
2. Mandiri (peserta didik belajar sendiri >
membaca bahan ajar digital, menyimak
video, belajar dari sumber lain dan
mengerjakan latihan dan tugas)
MENINGKATNYA KOMPETENSI
KEHUMASAN
EVALUASI
Penelurusan Kinerja Alumni Kursus
Humas Lanjutan
Evaluasi Perangkat Pembelajaran
Evaluasi Proses Pembelajaran (Peserta didik
dan kinerja instruktur)
P E N J A M I N A N M U T U
TAHAP 1
Menjalin kerjasama dengan
penyedia layanan kursus
darng
Susun silabus RPP, Modul
dan Media
Promosi Kursus
Pelaksanaan registrasi
kursus
Seleksi peserta
Pembuatan grup whatspp
Kontak belajar
TAHAP 2
Orientasi instruktur
Pembuatan soal pre dan
post tes
Unggahan soal pre dan post
test
Pelaksanaan test
Unggah materi dan latihan
Unggah tugas akhir
Unggah sertifikat
INDIKATOR
PENYELENGGARA DAN MITRA
Mengelola LKP Kehumasan
minimal 1 tahun
Memiliki dan mampu
Memiliki dan mampu meng-
operasoinalkan Laptop/PC/
Smartphone yang terkoneksi
dengan internet 512 Kbps (minimal
operating system windows 8)
Memiliki surat ijin sebagai
penyelenggara uji kompetensi
untuk LSP dan LSK
22
BAB III
PENYELENGGARAAN PROGRAM
A. STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
Standar Kompetensi Lulusan kursus Bidang Kehumasan Lanjutan dalam jaringan
adalah sebagai berikut:
No. Judul Unit Elemen Kompetensi
1. Merencanakan penggunaan
teknologi informasi di bagian
humas
- Merencanakan pemanfaatan teknologi
informasi untuk kegiatan humas
- Melaksanakan pemanfaatan teknologi
informasi dalam kegiatan humas
- Mengevaluasi penggunaan teknologi
informasi di bagian humas
2. Menyelenggarakan digital public
relations
- Mempersiapkan penyelenggaraan digital
public relations
- Membuat digital public relations
- Mengelola digital public relations
- Melakukan evaluasi
3. Membuat perencanaan program
kehumasan
- Mempersiapkan data
- Merumuskan program
- Menyusun program
4. Melaksanakan aktivitas protokoler - Mempersiapkan kegiatan protokoler
- Melaksanakan kegiatan protokoler
5. Menyeleksi proposal sponsorship - Mempersiapkan seleksi
- Melakukan proses seleksi
- Memutuskan hasil seleksi
- Mengevaluasi hasil
6. Melaksanakan special event (ajang
khusus) kehumasan
- Mengidentifikasi jenis kegiatan special
event
- Menyusun perencanaan kegiatan special
event
23
No. Judul Unit Elemen Kompetensi
- Melaksanakan kegiatan special event
7. Melaksanakan kegiatan seminar,
konferensi, lokakarya dan rapat
- Mempersiapkan kegiatan seminar,
konferensi, lokakarya dan rapat
- Melaksanakan kegiatan seminar,
konferensi, lokakarya dan rapat
- Mengevaluasi kegiatan seminar,
konferensi, lokakarya dan rapat
8. Menjalin hubungan dengan media - Menyiapkan hubungan dengan media
- Melaksanakan hubungan dengan media
- Mengevaluasi kegiatan hubungan
dengan media
9. Monitoring media - Memilah media massa untuk sumber
monitoring media
- Melaksanakan monitoring media dari
media massa
- Membuat dokumentasi monitoring
media
- Melaksanakan analisis dan rekomendasi
hasil monitoring media massa
10. Mengelola konferensi pers dan
siaran pers
- Menyiapkan materi siaran pers dan
perlengkapan konferensi pers
- Mengelola konferensi pers dan siaran
pers
11. Membuat materi ringkasan
(briefing material)
- Menyiapkan pembuatan materi
ringkasan (briefing material)
- Menyusun materi ringkasan (briefing
material)
- Menggunakan materi ringkasan
(briefing material)
12. Membuat naskah pidato - Mempersiapkan penyusunan naskah
pidato
- Membuat naskah pidato
24
No. Judul Unit Elemen Kompetensi
13. Membuat laporan program
kehumasan
- Mengklasifikasi informasi / data
- Menyusun pendahuluan laporan
Menyusun isi laporan
- Menyusun laporan sub penutup
- Menyusun lampiran dan dokumentasi
pendukung
14. Membuat publikasi institusi - Mempersiapkan pembuatan publikasi
institusi
- Menyusun perencanaan publikasi
institusi
- Membuat publikasi
- Mendistribusikan publikasi
- Mengevaluasi publikasi institusi
15. Melaksanakan Master of
Ceremony (MC)
- Mempersiapkan pelaksanaan acara
- Melaksanakan aktivitas Master of
Ceremony (MC)
16. Melaksanakan fungsi moderator - Mempersiapkan pelaksanaan peran
moderator
- Melaksanakan peran moderator
- Mengevaluasi pelaksanaan peran
moderator
17. Melakukan pertukaran informasi
lisan dan tulisan dalam Bahasa
Inggris
- Menyiapkan materi tulisan sesuai
kebutuhan
- Membuat tulisan dalam Bahasa Inggris
- Mengemas bentuk penyampaian tulisan
Bahasa Inggris
- Menyiapkan materi presentasi dalam
Bahasa Inggris
- Menyampaikan presentasi
- Menyampaikan jawaban atau respon
atas presentasi
25
No. Judul Unit Elemen Kompetensi
18. Melaksanakan program
kemanusiaan
- Mengumpulkan data / informasi tentang
krisis / musibah / bencana
- Menyusun program kemanusiaan
- Melaksanakan program kemanusiaan
- Mengevaluasi pelaksanaan program
kemanusiaan
B. KURIKULUM
No. Komponen Vicon Tugas / Praktek Mandiri Total
1. Merencanakan penggunaan
teknologi informasi di bagian
humas
2 6 4 12
2. Menyelenggarakan digital public
relations
2 6 4 12
3. Membuat perencanaan program
kehumasan
2 10 4 12
4. Melaksanakan aktivitas
protokoler
2 6 4 12
5. Menyeleksi proposal sponsorship 2 6 4 14
6. Melaksanakan special event
(ajang khusus) kehumasan
2 8 4 14
7. Melaksanakan kegiatan seminar,
konferensi, lokakarya dan rapat
2 8 4 16
8. Menjalin hubungan dengan
media
2 10 4 16
9. Monitoring media 2 10 4 16
10. Mengelola konferensi pers dan
siaran pers
2 10 4 14
11. Membuat materi ringkasan
(briefing material)
2 6 4 12
12. Membuat naskah pidato 2 10 4 16
26
No. Komponen Vicon Tugas / Praktek Mandiri Total
13. Membuat laporan program
kehumasan
2 10 4 16
14. Membuat publikasi institusi 2 10 4 16
15. Melaksanakan Master of
Ceremony (MC)
2 10 4 16
16. Melaksanakan fungsi moderator 2 10 4 16
17. Melakukan pertukaran informasi
lisan dan tulisan dalam Bahasa
Inggris
2 10 4 16
18. Melaksanakan program
kemanusiaan
2 6 4 16
Jumlah 36 152 72 260
C. PEMBELAJARAN
1. Pre-test
Pre-test dilaksanakan sebelum kegiatan kursus dimulai. Pre-test dilaksanakan
serentak secara daring. Peserta didik dapat mengisi jawaban pre-test melalui
perangkat komputer maupun ponsel yang terkoneksi internet melalui laman yang
disediakan oleh pengelola. Soal pre-test disajikan dalam bentuk google form sehingga
hasilnya dapat langsung diketahui oleh peserta, dan pengelola dapat langsung
mengolah hasil tersebut.
2. Penyampaian materi
Materi disampaikan dengan 2 (dua) cara, yaitu melalui pembelajaran mandiri dari
bahan ajar yang tersedia dan video conference (vicon).
a. Pembelajaran mandiri dari bahan ajar yang tersedia
Peserta didik mengunduh bahan ajar dari laman yang disediakan oleh
pengelola. Bahan ajar terdiri dari 2 (dua) jenis, yaitu bahan bacaan berupa file
PDF dan video pembelajaran yang dapat dipelajari sendiri oleh peserta didik.
Sebelum mengikuti vicon, peserta didik diharapkan telah membaca bahan
bacaan dan menyimak video pembelajaran dengan baik. Sehingga, peserta telah
memiliki gambaran mengenai materi yang disampaikan ketika mengikuti vicon.
27
Bahan bacaan dan video pembelajaran memuat materi yang cukup
lengkap, sementara pada vicon lebih difokuskan pada contoh-contoh yang terjadi
pada praktek kehumasan serta tanya jawab antara peserta didik dengan instruktur.
b. Penyampaian materi melalui vicon
Setiap penyampaian materi melalui vicon berdurasi 2 jam pembelajaran @
60 menit atau total 120 menit. Pada kegiatan vicon ini, instruktur langsung
berinteraksi dengan peserta didik dengan cara tatap muka melalui layar komputer /
ponsel pintar.
Tata cara pelaksanaan vicon:
1) Untuk peserta didik
a) Peserta didik dapat berada di manapun, asalkan berada dalam jangkauan
internet dengan piranti ponsel pintar atau komputer / laptop
b) Peserta didik masuk ke WebEx.com
c) Peserta didik mengklik “join meeting”
d) Peserta didik memasukkan meeting number yang sebelumnya telah
dibagikan oleh admin. Setiap vicon, meeting number ini berganti-ganti
e) Peserta wajib mengikuti vicon dengan menuliskan nama lengkap sesuai
dengan nama tercantum dalam daftar peserta kursus daring bidang
kehumasan. Peserta yang tidak menggunakan nama asli tidak akan masuk
dalam absen kehadiran kursus
f) Peserta wajib mohon ijin bila berhalangan mengikuti vicon
g) Selama vicon berlangsung, peserta mendengarkan melalui headset /
earphone
h) Selama host dan instruktur sedang menyampaikan materi, peserta wajib
mematikan microphone agar suara peserta tidak mengganggu proses vicon
i) Peserta yang ingin bertanya dipersilahkan menuliskan pertanyaan di
bagian chat yang ditujukan kepada semua orang (to everyone) bukan privat
kepada host atau instruktur
j) Peserta hanya diijinkan bertanya jika sudah dipersilahkan bertanya oleh
host berdasarkan urutan list penanya yang ada di dalam chat
k) Peserta dilarang menampilkan layar (share screen) pada saat vicon sedang
berlangsung kecuali atas ijin instruktur dan host
28
l) Apabila ada hal-hal yang kurang puas, peserta didik dapat menanyakan
lebih lanjut melalui fasilitas grup whatsapp.
2) Untuk instruktur
a) Instruktur dapat berada di manapun menyampaikan materi, asalkan berada
dalam jangkauan internet dengan piranti ponsel pintar atau komputer /
laptop
b) Instruktur masuk ke WebEx.com
c) Instruktur mengklik “join meeting”
d) Instruktur memasukkan meeting number yang sebelumnya telah dibagikan
oleh admin. Setiap vicon, meeting number ini berganti-ganti
e) Instruktur menunggu persetujuan host vicon untuk dijadikan sebagai
presenter, sehingga dapat melakukan share screen (menampilkan layar)
power point berisi materi yang dibawakannya dengan peserta didik selama
proses vicon berlangsung.
f) Instruktur menjelaskan materi dan menjawab pertanyaan yang diberikan
peserta didik. Sebuah materi dapat dipandu oleh dua orang instruktur, yang
terdiri dari praktisi dan akademisi untuk memberikan penguatan pada teori
dan praktek kehumasan yang sedang dipelajari. Kedua instruktur ini
menyampaikan materi secara bergantian. Instruktur akademisi
menjelaskan teori terlebih dahulu, kemudian dilanjutkan oleh instruktur
praktisi yang menerangkan implementasinya di lembaga tempatnya
bekerja. Kemudian keduanya menjawab pertanyaan yang diberikan oleh
peserta
g) Instruktur dapat menjelaskan materi lebih lanjut kepada peserta didik
melalui fasilitas grup whatsapp.
3) Untuk pemantau
a) Pemantau dalam vicon adalah pengelola kursus yang bertugas secara
bergantian
b) Proses mengikuti vicon bagi pemantau kurang lebih sama dengan peserta
didik, hanya saja pengelola perlu memantau pelaksanaan vicon untuk
memastikan kelancaran kegiatan, berupa:
- Mengabsen peserta yang hadir dalam vicon
- Mengarsipkan absen di dalam satu drive yang sama
29
- Mengambil gambar (foto) selama kegiatan vicon berlangsung
- Melaporkan jumlah peserta yang hadir dan tidak hadir pada setiap sesi
- Mencatat pertanyaan yang diberikan peserta beserta nama penanya
- Mencatat semua jawaban instruktur terhadap pertanyaan yang
diberikan
c) Pemantau berhak mengingatkan admin apabila meeting number belum
juga dibagikan hingga 45 menit sebelum pelaksanaan vicon
d) Pemantau dapat menampung keluhan dan pertanyaan yang diberikan
peserta didik melalui fasilitas grup whatsapp.
4) Untuk host
a) Host dalam vicon adalah pengelola kursus yang bertugas secara bergantian
b) Host dapat berada di manapun ketika memandu materi, asalkan berada
dalam jangkauan internet dengan piranti ponsel pintar atau komputer /
laptop
c) Tugas host vicon adalah sebagai berikut:
- Pembukaan vicon
Mengucapkan salam
Memperkenalkan diri dan instruktur yang bertugas
Membacakan tata tertib kursus daring
- Pelaksanaan vicon
Mematikan microphone saat instruktur memberikan pemaparan
Mengatur tampilan layar utama
Mengatur tampilan presenter yang tampil di layar
Memberikan akses kepada instruktur atau peserta (bila perlu) untuk
melakukan share screen
Mengatur peserta bertanya
Mempersilakan peserta bertanya berdasarkan urutan chat
Mempersilakan instruktur untuk menjawab
Mengontrol microphone yang masih menyala dengan cara
mematikan microphone peserta
Mengingatkan instruktur jika suara tidak terdengar atau share
screen tidak terlihat
Memberitahukan jika ada nama peserta ada yang tidak sesuai
30
- Penutupan vicon
Membuat kesimpulan singkat dari jalannya vicon
Mempersilakan peserta untuk melanjutkan diskusi melalui grup
Menutup vicon
5) Admin
a) Admin membagikan meeting number untuk kegiatan vicon hari tersebut 1
jam sebelum pelaksanaan vicon dan diumumkan di grup whatsapp maupun
di laman yang disediakan oleh pengelola.
b) Admin menempatkan posisi host pada meeting room di setiap kegiatan
vicon
c) Admin merekam jalannya vicon untuk kemudian diunggah di MOOC dan
youtube agar peserta didik yang berhalangan mengikuti vicon sesi tersebut
dapat mempelajarinya
3. Evaluasi / penyelesaian tugas
Tugas diberikan oleh instruktur untuk setiap materi. Tugas tersebut dikerjakan oleh
peserta didik dalam bentuk file. Setiap tugas diunggah ke Google Drive masing-
masing peserta didik dalam satu folder dengan format: nama lengkap_nomor induk
peserta didik_tugas 1 2 3. Batas waktu pengumpulan tugas adalah satu minggu setelah
materi yang bersangkutan disampaikan melalui vicon. Pada akhir kegiatan, ada 18
tugas yang dikumpulkan peserta didik sesuai jumlah materi yang disampaikan.
4. Post-test
Post-test dilaksanakan setelah peserta didik menyelesaikan pembelajaran. Post-test
dilaksanakan serentak secara daring. Peserta didik dapat mengisi jawaban post-test
melalui perangkat komputer maupun ponsel yang terkoneksi internet melalui laman
yang disediakan oleh pengelola.
D. PESERTA DIDIK
Karakteristik peserta didik kursus bidang kehumasan lanjutan dalam jaringan adalah:
1. Persyaratan Umum
a. Berpendidikan minimal SMA / sederajat
b. Usia 18-45 tahun
31
c. Dapat mengoperasikan komputer dan ponsel pintar
d. Terbiasa memanfaatkan jaringan internet
2. Persyaratan Khusus
a. Untuk peserta yang sebelumnya telah memiliki bekal kursus humas / pendidikan
humas, dapat langsung mengikuti kursus bidang kehumasan lanjutan dengan moda
daring, caranya melampirkan bukti sertifikat kelulusan kursus humas junior dan /
atau sertifikat kompetensi humas junior dari LSK atau lembaga sertifikasi lainnya
yang masih berlaku dan / atau ijazah lulus pendidikan kehumasan.
b. Untuk yang berprofesi sebagai humas minimal 1 (satu) tahun, dapat mengikuti
kursus bidang kehumasan lanjutan dengan moda daring, caranya melampirkan
Surat Keputusan (SK) pengangkatan menjadi tenaga humas.
E. PENDIDIK
Pendidik yang menyampaikan pembelajaran kursus bidang kehumasan lanjutan dalam
jaringan ini memiliki persyaratan sekurang-kurangnya sebagai berikut:
1. Pendidikan minimal S-1
2. Memiliki pengalaman mengajar kehumasan minimal 5 tahun dan / atau memiliki
pengalaman menjadi praktisi humas minimal 5 tahun
3. Memiliki pengetahuan dasar tentang teknologi informasi (untuk semua materi kursus)
4. Dapat mengoperasikan komputer dan ponsel pintar
5. Terbiasa memanfaatkan jaringan internet
F. PENGELOLAAN
1. Kriteria Pengelola
Pengelola kursus bidang kehumasan lanjutan dalam jaringan disyaratkan sebagai
berikut:
a. Merupakan pengelola LKP yang bekerja sama dengan penyedia layanan kursus
daring berbasis MOOC dalam menyelenggarakan kursus daring bidang
kehumasan lanjutan
b. Berpendidikan minimal SMA / sederajat
c. Dapat mengoperasikan komputer dan ponsel pintar
d. Terbiasa memanfaatkan jaringan internet
e. Memiliki sertifikat pengelola
32
Pengelola terdiri dari:
a. Admin, yaitu pengelola yang bertanggung jawab mengurus registrasi dan seleksi
peserta didik, mengelola grup whatsapp, menyediakan meeting room kegiatan
vicon dan mengelola akun kursus bidang kehumasan lanjutan dengan moda daring
b. Host, yaitu pengelola yang bertanggung jawab memandu kegiatan vicon
c. Pemantau, yaitu pengelola yang bertanggung jawab memantau pelaksanaan vicon
dan memastikan kelancaran kegiatan
2. Kegiatan Pengelolaan
a. Perencanaan
1) Penjalinan kerja sama dengan penyedia layanan belajar daring berbasis
MOOC (misalnya SEAMOLEC, Indonesia X dan lain-lain)
a) Pengelola satuan pendidikan menjajagi kerja sama dengan penyedia
layanan kursus daring berbasis MOOC
b) Pengelola mengirimkan proposal kerja sama
c) Apabila proposal diterima, pengelola akan memperoleh jawaban dari calon
mitra penyedia layanan kursus daring berbasis MOOC
d) Lakukan pembicaraan lebih lanjut mengenai bentuk kerja sama yang akan
dilakukan, waktu pelaksanaan kerja sama dan beberapa hal lain yang
menyangkut kursus bidang kehumasan lanjutan dengan moda daring
e) Membuat surat perjanjian kerja sama dengan ditanda tangani kedua belah
pihak
2) Promosi pelaksanaan kursus bidang kehumasan lanjutan dalam jaringan
a) Pengelola satuan pendidikan menentukan media promosi pelaksanaan
kursus bidang kehumasan lanjutan dengan moda daring (misal: melalui
media sosial, whatsapp dan lain-lain)
b) Pengelola satuan pendidikan merancang isi materi promosi pelaksanaan
kursus bidang kehumasan lanjutan dengan moda daring sesuai media yang
telah dipilih. Cantumkan masa pendaftaran, laman untuk pendaftaran,
syarat peserta kursus dan biaya kursus. Mengenai biaya yang dibebankan
kepada peserta untuk mengikuti kursus ini, tergantung kepada kebijakan
pengelola, namun disarankan tidak lebih dari Rp 500.000,-
c) Pengelola satuan pendidikan menentukan rentang waktu masa promosi
pelaksanaan kursus bidang kehumasan lanjutan dengan moda daring
33
d) Pengelola satuan pendidikan melakukan promosi pelaksanaan kursus
bidang kehumasan lanjutan dengan moda daring
3) Pelaksanaan registrasi kursus bidang kehumasan lanjutan dalam jaringan
a) Admin melakukan proses registrasi sesuai waktu yang telah ditentukan
b) Calon peserta didik mendaftar pada waktu yang telah ditentukan dengan
cara:
Mengakses link yang diberikan pengelola
Mengklik “Persyaratan”
Mengklik “Formulir Pendaftaran”, kemudian mengisinya dengan
cermat. Data perlu diisi dengan benar, karena menjadi bahan
pembuatan sertifikat
Mengecek email dari pengelola (biasanya masuk ke bagian “spam”).
Apabila memenuhi persyaratan, peserta akan menerima email
Mengklik tombol aktivasi pada email tersebut untuk mengaktivasi
pendaftaran
Memeriksa kembali email dari pengelola
Mencatat nomor registrasi yang diterima
4) Seleksi peserta kursus daring kehumasan lanjutan dalam jaringan
a) Admin menyeleksi calon peserta didik yang telah mengisi formulir
pendaftaran berdasarkan syarat-syarat yang telah ditentukan
b) Admin mengirimkan email kepada calon peserta didik yang lolos seleksi
awal untuk mengikuti kursus daring bidang kehumasan lanjutan. Email
tersebut berisi tata cara pembayaran kursus bidang kehumasan lanjutan
dengan moda daring. Biaya kursus ditransfer peserta ke nomor rekening
yang dituliskan dalam email tersebut, kemudian peserta mengambil
gambar (bisa dalam bentuk pindai atau foto) struk transfer untuk
dikirimkan kembali kepada admin sebagai tanda bukti telah melakukan
pembayaran
c) Setelah menerima bukti pembayaran, admin kembali mengirimkan email
kepada peserta didik berisi nomor registrasi dan mempersilakan peserta
didik untuk masuk ke laman kehumasan. Laman tersebut berisi kurikulum
kursus, cara mengunduh materi, cara melakukan vicon dan hal-hal lain
34
terkait pelaksanaan kursus bidang kehumasan lanjutan dengan moda
daring
5) Pembuatan grup whatsapp kursus daring bidang kehumasan lanjutan
a) Admin menghimpun nomor kontak ponsel dari seluruh calon peserta didik,
pengelola dan instruktur
b) Admin membuat satu grup whatsapp dengan anggota yang terdiri dari
seluruh calon peserta didik, pengelola dan instruktur
6) Pembuatan kontrak belajar
a) Admin membuka percakapan dengan peserta didik pada grup whatsapp
dan menanyakan pilihan waktu dan hari vicon serta pilihan perangkat
pembelajaran yang dimiliki peserta didik (komputer / ponsel pintar /
modem / earphone dll).
b) Admin menampung semua jawaban dari peserta didik.
c) Admin menawarkan pilihan waktu vicon yang diinginkan mayoritas
peserta didik.
d) Admin menetapkan waktu vicon setelah disepakati oleh seluruh peserta
didik.
e) Admin menginventarisir perangkat pembelajaran mayoritas yang dimiliki
oleh peserta didik dan berusaha memberikan solusi untuk masalah-masalah
peserta didik terkait perangkat pembelajaran.
b. Pelaksanaan
1) Orientasi instruktur
Sebelum memulai pelaksanaan kursus, pengelola satuan pendidikan
memberikan orientasi kepada instruktur mengenai pelaksanaan kegiatan
kursus yaitu:
a) Hak dan kewajiban instruktur
1) Hak Instruktur
- Memperoleh honor dari keterlibatannya dalam kursus bidang
kehumasan dengan moda daring, berupa menyusun bahan bacaan,
membuat video pembelajaran dan melaksanakan vicon
- Memperoleh pembinaan secara berkala terkait dengan tugas-
tugasnya dalam kursus bidang kehumasan lanjutan dengan moda
daring
35
2) Kewajiban Instruktur
- Hadir maksimal 30 menit sebelum pelaksanaan vicon dimulai
- Bila berhalangan hadir, memberitahukan maksimal satu hari
sebelumnya kepada pengelola untuk dicarikan instruktur pengganti
- Menjawab pertanyaan yang diberikan peserta didik seputar materi,
baik melalui vicon maupun grup whatsapp
- Memeriksa dan memberikan nilai tugas yang dikerjakan oleh
peserta didik
b) Jadwal kursus
Jadwal kursus diberikan kepada instruktur agar mereka mengetahui
tanggal vicon masing-masing dan melakukan persiapan sebelumnya.
c) Tata cara pelaksanaan kursus daring
Sebelum pelaksanaan kursus, perlu dilakukan simulasi pelaksanaan vicon
kepada instruktur agar mereka sudah memahami tata cara dan menu-menu
yang tersedia pada fitur WebEx pada saat melakukan vicon dengan peserta
didik.
2) Pembuatan soal pre-test, post-test, bahan ajar dan evaluasi
Pengelola satuan pendidikan bekerja sama dengan instruktur menyusun soal
pre-test dan post-test sebanyak 50 butir soal yang diambil dari seluruh materi
kursus yang akan diberikan. Kemudian, pengelola satuan pendidikan bersama-
sama instruktur juga menyusun bahan ajar berupa bahan bacaan dan video
pembelajaran serta evaluasi untuk setiap materi
3) Mengunggah soal pre-test pada MOOC
Soal pre-test beserta kunci jawabannya diunggah oleh admin di laman
kehumasan. Namun kunci jawaban tidak ikut ditampilkan dalam laman
tersebut.
4) Pelaksanaan Pre-test
Pre-test dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu, berkisar antara 12-24 jam,
untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik yang belum memiliki
waktu untuk mengisi soal maupun kesulitan memperoleh sinyal internet.
Apabila sudah melewati kurun waktu yang ditentukan, soal pre-test akan
dikunci oleh admin sehingga peserta didik tidak bisa mengerjakannya lagi.
36
Peserta didik yang telah mengerjakan soal pre-test akan langsung mengetahui
nilai yang diperolehnya.
5) Mengunggah semua materi kursus pada laman kehumasan
Admin mengunggah materi kursus dalam bentuk file PDF (untuk bahan
bacaan) dan MP4 (untuk video pembelajaran)
6) Pemberitahuan setiap kegiatan vicon via grup whatsapp
Admin menginformasikan jadwal vicon melalui grup whatsapp satu hari
sebelum pelaksanaan kegiatan. Misalnya apabila akan ada pertemuan vicon
pada hari Selasa dan Jumat, maka admin memberitahukannya melalui grup
whatsapp pada hari Senin dan Kamis sore.
7) Penyiapan perangkat vicon
Untuk vicon, dibutuhkan perangkat komputer / ponsel pintar dengan fasilitas
ketersediaan jaringan internet, webcam (bila dibutuhkan) dan headset /
earphone.
8) Pelaksanaan vicon
Vicon dilaksanakan selama 2 (dua) jam, dengan rincian sebagai berikut:
a) 1 (satu) jam pertama untuk pemaparan instruktur
b) 1 (satu) jam kedua untuk tanya jawab instruktur dengan peserta didik
Dalam sesi tanya jawab, peserta didik terlebih dahulu menuliskan “ijin
bertanya” pada kolom chat di meeting room vicon yang sedang berlangsung.
Kemudian host akan mempersilakan untuk bertanya. Apabila microphone dari
perangkat earphone peserta didik berfungsi dengan baik, peserta didik dapat
langsung berbicara dengan instruktur. Namun apabila mengalami kendala,
pertanyaan tersebut dapat ditulis di kolom chat.
9) Pengerjaan evaluasi / tugas
Tugas diberikan kepada peserta didik untuk mengetahui sejauh mana
penguasaan keterampilan peserta didik terhadap materi tersebut. Tugas
dikerjakan setelah vicon materi yang bersangkutan selesai, dan dikumpulkan
dalam bentuk file yang diunggah ke Google Drive masing-masing peserta
didik dalam satu folder dengan format: nama lengkap_nomor induk peserta
didik_ tugas 1 2 3.
37
10) Post-test
Post-test dilaksanakan setelah penyampaian seluruh materi melalui vicon
selesai. Post-test dilaksanakan secara serentak dalam kurun waktu yang
ditentukan, misalnya 12-24 jam, untuk memberikan kesempatan kepada
peserta didik yang belum memiliki waktu untuk mengisi soal maupun
kesulitan memperoleh sinyal internet. Apabila sudah melewati kurun waktu
yang ditentukan, soal post-test akan dikunci oleh admin sehingga peserta didik
tidak bisa mengerjakannya lagi. Peserta didik yang telah mengerjakan soal
post-test akan langsung mengetahui nilai yang diperolehnya.
11) Pembagian sertifikat kelulusan kursus bidang kehumasan lanjutan dalam
jaringan
Sertifikat kursus bidang kehumasan lanjutan dalam jaringan dibagikan kepada
peserta didik secara daring. Peserta didik dapat mengunduh sertifikat masing-
masing pada laman kehumasan. Sertifikat memuat nilai yang dicapai peserta
didik selama mengikuti kursus bidang kehumasan lanjutan dengan moda
daring
12) Evaluasi
Evaluasi dilakukan menggunakan evaluasi model Kirkpatrick sebagai salah
satu prosedur dalam penilaian MOOC. Evaluasi ini terbagi ke dalam 4 (empat)
level, yaitu:
a) Level 1: reaksi
Pada level ini, diukur tanggapan peserta terhadap kursus MOOC yang
diikutinya. Evaluasi dilakukan setelah peserta didik menyelesaikan post-
test dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang diunggah di laman
kehumasan untuk kemudian diisi oleh semua peserta didik.
b) Level 2: hasil belajar
Level ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik
menguasai tujuan belajar. Evaluasi ini dilakukan dengan menghitung nilai
post test, tugas dan keaktifan peserta didik. Pelaksanaannya adalah setelah
peserta didik mengikuti seluruh proses pembelajaran, mengerjakan post
test dan semua tugas terkumpul.
38
c) Level 3: tingkah laku
Di level 3 ini, akan diketahui apakah peserta didik menerapkan hasil
belajar pada pekerjaan kehumasan yang digelutinya. Evaluasi dilakukan 3
(tiga) bulan setelah pelaksanaan kursus selesai.
d) Level 4: hasil (dampak)
Pada level 4, diukur dampak dari kursus bidang kehumasan lanjutan
dengan moda daring yang diikuti peserta didik terhadap pekerjaan
kehumasan yang dijalaninya. Evaluasi dilakukan 3 (tiga) bulan setelah
pelaksanaan kursus selesai.
G. SARANA DAN PRASARANA
1. Untuk LKP Penyelenggara Kursus Bidang Kehumasan Lanjutan dalam jaringan
a. Laptop / komputer dengan webcam minimal 3 unit, yang masing-masing akan
digunakan oleh admin, host dan pemantau pada kegiatan vicon
b. Headset / earphone minimal 3 unit, yang masing-masing akan digunakan oleh
admin, host dan pemantau pada kegiatan vicon
c. Telepon genggam pintar minimal 1 unit, yang akan digunakan admin untuk
mengelola grup whatsapp kursus bidang kehumasan lanjutan dengan moda daring
d. Fasilitas internet berkapasitas minimal 5 GB per minggu
2. Untuk Instruktur Kursus Bidang Kehumasan Lanjutan dalam jaringan
a. Laptop / komputer dengan webcam yang akan digunakan pada kegiatan vicon
b. Headset / earphone yang akan digunakan pada kegiatan vicon
c. Telepon genggam pintar untuk bergabung dalam grup whatsapp kursus bidang
kehumasan lanjutan dengan moda daring
d. Fasilitas internet berkapasitas minimal 1 GB per bulan
3. Untuk Peserta Didik Kursus Bidang Kehumasan Lanjutan dalam jaringan
a. Laptop / komputer dengan webcam / telepon genggam pintar yang telah dipasang
aplikasi Webex yang akan digunakan pada kegiatan vicon dan bergabung dalam
grup whatsapp kursus bidang kehumasan lanjutan dengan moda daring
b. Headset / earphone yang akan digunakan pada kegiatan vicon
c. Fasilitas internet berkapasitas minimal 1 GB per bulan
39
H. PEMBIAYAAN
Biaya yang dibutuhkan untuk pembelajaran kursus bidang kehumasan lanjutan dalam
jaringan adalah:
No Kegiatan Harga Satuan Jumlah
1. Honor pengelola (4 org x 3 bln) 500.000 6.000.000
2. Honor pelaksanaan video conference (18 kali) 500.000 9.000.000
3. ATK penyelenggaraan kursus daring (1 paket) 300.000 300.000
4. Pembelian laptop (3 buah) 5.000.000 15.000.000
5. Pembelian modem mifi 4 G (1 buah) 250.000 250.000
6. Pembelian pulsa modem kuota 30 GB (3 bulan) 300.000 900.000
7. Pembelian telepon genggam pintar (1 unit) 3.000.000 3.000.000
Jumlah 34.450.000
I. PENILAIAN
1. Instrumen penilaian
a. Instrumen penilaian pre-test dan post-test
Tabel
INSTRUMEN PENILAIAN PRE-TEST DAN POST TEST
KURSUS BIDANG KEHUMASAN LANJUTAN DALAM JARINGAN
No. Nama Nilai Pre-Test A Nilai Post-Test B
40
b. Instrumen penilaian tugas
Tabel
INSTRUMEN PENILAIAN TUGAS
MATERI ..................................................................
No. Nama Kerapian Kesesuaian
dengan Materi Kreativitas
Ketepatan Waktu
Pengumpulan Tugas Rata-rata
Keterangan:
Nilai berkisar 60-100 untuk setiap unsur yang dinilai
Rata-rata: jumlah semua aspek dibagi 4
c. Instrumen keaktifan peserta didik dalam vicon
Tabel
INSTRUMEN KEAKTIFAN PESERTA DIDIK DALAM VICON
Vicon ke ….
No. Nama Nilai
Keterangan:
Nilai berkisar 60-100 (untuk yang hadir)
Peserta yang tidak hadir diberi nilai 0
Kemudian nilai dari setiap vicon dimasukkan ke dalam rekap keaktifan peserta
didik dalam kursus bidang kehumasan lanjutan dalam jaringan untuk menentukan
nilai akhir yang diperoleh peserta didik.
41
Tabel
REKAP KEAKTIFAN PESERTA DIDIK DALAM KURSUS DARING
No. Nama Vicon ke- Rata-
rata 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Keterangan:
Rata-rata: jumlah 1 s/d 12 dibagi 12
2. Sistematika penilaian
a. Nilai post-test (30%)
b. Pengerjaan tugas yang sudah diunggah melalui pengisian google form (40%)
c. Keaktifan dalam kursus daring (30%)
Peserta dianggap lulus bila memenuhi minimal total nilai 60
3. Pre-test dan post-test
a. Pre-test dilaksanakan sebelum kursus dimulai dan post-test dilaksanakan setelah
penyelenggaraan kursus
b. Pre-test dan post-test terdiri dari 90 soal berupa pilihan berganda yang diisi oleh
peserta didik secara daring
4. Tugas
a. Merencanakan penggunaan teknologi informasi di bagian humas
Peserta didik merancang postingan awal pada website / blog perusahaan / lembaga
untuk memperkenalkan dan memberikan informasi singkat mengenai perusahaan /
lembaga dengan format MS Word
b. Menyelenggarakan digital public relations
Peserta didik belajar menjawab keluhan pelanggan yang disampaikan melalui
media sosial dengan format MS Word
c. Membuat perencanaan program kehumasan
Peserta didik membuat tujuan umum, tujuan khusus, strategi pencapaian tujuan
dan rancangan konsep program kehumasan dengan format MS Word
42
d. Melaksanakan aktivitas protokoler
Peserta didik membuat rancangan tata pelaksanaan acara dengan format MS Word
e. Menyeleksi proposal sponsorship
Peserta didik membuat instrumen penilaian proposal sponsorship dan melakukan
seleksi dari contoh proposal sponsorship yang diberikan dengan format MS Word
f. Melaksanakan special event (ajang khusus) kehumasan
Peserta didik membuat project brief ajang khusus dengan format MS Word
g. Melaksanakan kegiatan seminar, konferensi, lokakarya dan rapat
Peserta didik membuat rancangan kegiatan seminar dengan format MS Word
h. Menjalin hubungan dengan media
Peserta didik membuat membuat advertorial untuk dimuat di salah satu media
massa dengan mengikuti gaya penulisan khas dari media massa tersebut dengan
format MS Word
i. Monitoring media
Peserta didik melakukan analisis berita dengan format MS Word
j. Mengelola konferensi pers dan siaran pers
Peserta didik membuat siaran pers dengan format MS Word
k. Membuat materi ringkasan (briefing material)
Peserta didik membuat materi ringkasan dari sebuah masalah dengan format MS
Word
l. Membuat naskah pidato
Peserta didik membuat naskah pidato dengan format MS Word
m. Membuat laporan program kehumasan
Peserta didik membuat laporan program kehumasan dengan format MS Word
n. Membuat publikasi institusi
Peserta didik membuat publikasi institusi dengan format MS Word
o. Melaksanakan Master of Ceremony (MC)
Peserta didik membuat video kegiatan menjadi Master of Ceremony dengan
format MP4 / WMV / 3 GP
p. Melaksanakan fungsi moderator
Peserta didik membuat video kegiatan menjadi moderator dengan format MP4 /
WMV / 3 GP
q. Melakukan pertukaran informasi lisan dan tulisan dalam Bahasa Inggris
43
Peserta didik membuat video presentasi lisan dalam Bahasa Inggris dengan format
MP4 / WMV / 3 GP
r. Melaksanakan program kemanusiaan
Peserta didik menyusun program kemanusiaan berdasarkan tema yang diberikan
pengelola dengan format MS Word / Corel Draw / Adobe Photoshop
44
BAB IV
PENJAMINAN MUTU
A. MONITORING DAN EVALUASI
1. Monitoring
a. Monitoring instruktur
Monitoring instruktur dimaksudkan untuk mengetahui kesesuaian materi
yang diberikan instruktur dalam vicon dengan silabus dan RPP yang telah disusun.
Kesesuaian penyampaian materi dengan silabus dan RPP akan menentukan
terselesaikannya materi kursus sesuai target yang telah ditentukan. Monitoring
dilakukan pada setiap vicon oleh pengelola.
Teknik yang dilakukan dalam monitoring kehadiran instruktur adalah
observasi. Format observasinya adalah sebagai berikut:
Tabel
FORMAT MONITORING INSTRUKTUR
KURSUS BIDANG KEHUMASAN LANJUTAN DENGAN MODA DARING
Nama Satuan Pendidikan :
Tanggal :
Vicon ke :
Nama Instruktur :
Waktu : Jam ….. s/d …..
HASIL OBSERVASI
No. Langkah Pembelajaran Hasil
Ket: *) coret yang tidak perlu
……………,…………………….20…
Pengelola,
………………………………………….
45
b. Monitoring penerimaan layanan vicon oleh peserta didik
Monitoring penerimaan layanan vicon oleh peserta didik bertujuan untuk
mengetahui apakah layanan vicon dapat diterima dengan baik oleh peserta didik.
Kendala bisa saja terjadi, misalnya penyerapan sinyal internet yang buruk, adanya
kerusakan pada perangkat yang digunakan, kuota internet habis dan lain-lain.
Penerimaan layanan vicon oleh peserta didik ini akan sangat mempengaruhi
pemahaman peserta didik terhadap materi yang disampaikan. Monitoring
dilaksanakan pada setiap pertemuan pembelajaran yang menggunakan fasilitas
vicon.
Teknik yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah diskusi melalui grup
whatsapp. Pengelola dapat memberikan beberapa pertanyaan kepada peserta didik
untuk mengecek penerimaan layanan vicon oleh masing-masing peserta didik.
Contoh pertanyaan yang dapat diajukan:
1) Adakah masalah dalam penerimaan layanan vicon pada pertemuan tadi?
2) Bila ya, apa penyebabnya?
3) Dan sebagainya
Setelah pertanyaan-pertanyaan ini ditanggapi oleh peserta didik pada grup
whatsapp, kemudian pengelola membuat rekapan jawaban. Format rekapannya
adalah sebagai berikut.
Tabel
FORMAT REKAPAN PENERIMAAN LAYANAN VICON OLEH PESERTA DIDIK
KURSUS BIDANG KEHUMASAN LANJUTAN DALAM JARINGAN
Nama Satuan Pendidikan :
Tanggal :
Vicon ke :
No. Masalah dalam Penerimaan
Layanan Vicon Penyebab Alternatif Pemecahan
……………….., …………….20.. .
Pengelola,
……………………………………
46
1. Evaluasi
a. Evaluasi penerapan perangkat pembelajaran kursus bidang kehumasan dalam
jaringan
Evaluasi penerapan perangkat pembelajaran kursus bidang kehumasan
lanjutan dalam jaringan bertujuan untuk memperoleh masukan mengenai Standar
Kompetensi Lulusan (SKL), kurikulum, silabus, kisi-kisi penilaian dan jenis
media yang digunakan dalam kursus daring bidang kehumasan. Evaluasi ini akan
menjadi masukan yang sangat penting bagi satuan pendidikan penyelenggara
kursus daring bidang kehumasan untuk membenahi perangkat pembelajaran
kursus daring bidang kehumasan yang masih kurang. Evaluasi dilakukan setelah
kursus selesai.
Teknik yang dilakukan dalam evaluasi penerapan perangkat pembelajaran
adalah angket. Angket diunggah ke laman mooc.seamolec.org kemudian diisi oleh
instruktur dan peserta didik secara daring setelah proses pembelajaran dalam
kursus selesai. Berikut ini adalah format angket evaluasi penerapan perangkat
pembelajaran kursus bidang kehumasan lanjutan dengan moda daring:
Format
EVALUASI PENERAPAN PERANGKAT PEMBELAJARAN
KURSUS BIDANG KEHUMASAN LANJUTAN DALAM JARINGAN
Responden (beri tanda*) : a. Instruktur ( ....................................)
b.Peserta didik ( ...................................)
Petunjuk Pengisian
Berikan pendapat anda pada kolom yang tersedia
Berikan tanda bintang * pada pilihan Responden dan isikan nama anda pada kolom
tersebut diatas
Berikan tanggapan anda pada kolom lain-lain jika masih ada kritikan dan masukan.
Terimakasih
No. Komponen Revisi (Peninjauan Kembali untuk
Perbaikan)
Rekomendasi (Saran
untuk Menguatkan)
1. Standar Kompetensi
Lulusan (SKL)
a. Rujukan
b. Penyesuaian/adaptasi
c. Pengembangan
47
No. Komponen Revisi (Peninjauan Kembali untuk
Perbaikan)
Rekomendasi (Saran
untuk Menguatkan)
2. Kurikulum
a. Rujukan kurikulum
b. Alokasi waktu
c. Unsur penilaian
d. Evaluasi
e. Tugas
3. Silabus
a. Format silabus
b. Komponen silabus
c. Kesesuaian isi
d. Implementasi
4. Kisi-Kisi Penilaian
a. Jenis instrumen
b. Jenis soal
c. Keakuratan soal
d. Jenis tugas dan
latihan
e. Durasi waktu
5. Jenis Media
a. Teks digital PDF
b. Power point
c. Video pembelajaran
d. ............
6. Lain-Lain
c. Evaluasi hasil belajar peserta didik kursus bidang kehumasan lanjutan dalam
jaringan
Evaluasi hasil belajar peserta didik kursus bidang kehumasan lanjutan
dalam jaringan bertujuan untuk mengetahui tingkat kemajuan belajar yang
diperoleh peserta didik selama mengikuti kursus. Evaluasi ini akan menjadi
masukan berharga bagi satuan pendidikan penyelenggara kursus daring bidang
kehumasan untuk ditingkatkan di masa mendatang. Evaluasi dilakukan oleh
48
pengelola di akhir kegiatan kursus dengan merekap nilai yang diperoleh peserta
didik selama mengikuti kursus.
Format evaluasi hasil belajar adalah sebagai berikut:
Format
EVALUASI HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK
KURSUS BIDANG KEHUMASAN LANJUTAN DALAM JARINGAN
No. Nama Post-Test
(30%)
Tugas
(40%)
Keaktifan
(30%)
Total
B. TINDAK LANJUT
Sebelum merealisasikan tindak lanjut, perlu dibuat rencana terlebih dahulu.
Satuan pendidikan merumuskan kegiatan yang akan dilaksanakan, tujuan pelaksanaan
kegiatan tersebut, pihak yang terlibat, waktu pelaksanaan dan sumber dana untuk kegiatan
tersebut. Rencana tindak lanjut dapat dituliskan dalam tabel berikut:
Tabel
RENCANA TINDAK LANJUT PENYELENGGARAAN
KURSUS BIDANG KEHUMASAN LANJUTAN DALAM JARINGAN
No. Kegiatan Tujuan Pihak yang
Terlibat
Waktu
Pelaksanaan
Sumber
Dana
Sementara beberapa contoh tindak lanjut yang dapat dilaksanakan setelah
penyelenggaraan kursus bidang kehumasan lanjutan dengan moda daring ini antara lain:
49
1. Penyelenggaraan kursus bidang kehumasan lanjutan dalam jaringan angkatan 2
Setelah berhasil menyelenggarakan kursus bidang kehumasan lanjutan dengan
moda daring, LKP penyelenggara dapat membuka kembali kursus yang sama untuk
angkatan 2 bila peminatnya cukup banyak (di atas 30 orang).
2. Penyelenggaraan kursus bidang kehumasan lanjutan dengan materi berikutnya
Satuan pendidikan dapat melanjutkan penyelenggaraan kursus bidang
kehumasan lanjutan dalam jaringan ini untuk mempelajari materi berikutnya yang
ada dalam Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia nomor 629 tahun
2019 tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Kategori
Kegiatan Jasa Lainnya Golongan Pokok Kegiatan Organisasi Bisnis, Pengusaha dan
Profesi Bidang Kehumasan. Peserta kursus adalah lulusan kursus bidang kehumasan
lanjutan dalam jaringan yang telah dinyatakan lulus.
3. Peningkatan kualitas perangkat dan aplikasi vicon
Untuk keberlanjutan kursus daring selanjutnya, satuan pendidikan perlu
meningkatkan kualitas perangkat dan aplikasi vicon yang sudah ada, agar pelaksanaan
kursus dalam jaringan selanjutnya lebih minim kendala.
50
BAB V
PENUTUP
A. SIMPULAN
Model pembelajaran kursus bidang kehumasan lanjutan n dalam jaringan disusun
sebagai panduan bagi satuan pendidikan yang akan menyelenggarakan kursus bidang
kehumasan dengan moda daring berbasis MOOC, sebagai lanjutan dari model
penyelenggaraan kursus daring bidang kehumasan yang telah dikembangkan sebelumnya.
Pembelajaran kursus bidang kehumasan lanjutan dalam jaringan merupakan
pembelajaran mandiri, karena peserta didik harus aktif mempelajari berbagai bahan ajar
berupa bacaan dan video pembelajaran yang dapat diunduh di laman kehumasan yang
disiapkan pengelola serta mengikuti vicon yang diselenggarakan untuk setiap materi.
Pada vicon, peserta didik dapat berinteraksi langsung dengan instruktur melalui aplikasi
WebEx, berupa mendengarkan pemaparan instruktur secara langsung, dan kemudian
bertanya jawab baik secara lisan maupun melalui kolom chat. Tanggung jawab yang
tinggi dari peserta didik juga dibutuhkan untuk penyelesaian tugas-tugas yang diberikan.
LKP selaku penyelenggara kursus bidang kehumasan lanjutan dalam jaringan
melakukan pengelolaan berupa perencanaan, pelaksanaan hingga evaluasi. Dalam
perencanaan, dilakukan kegiatan penjalinan kerja sama dengan penyedia layanan belajar
daring berbasis MOOC, promosi pelaksanaan kursus bidang kehumasan dalam jaringan,
pelaksanaan registrasi kursus bidang kehumasan lanjutan dalam jaringan, seleksi peserta
kursus bidang kehumasan lanjutan dengan moda daring, pembuatan grup whatsapp kursus
bidang kehumasan lanjutan dalam jaringan dan pembuatan kontrak belajar. Dalam
pelaksanaan, kegiatan yang dilakukan adalah orientasi instruktur, pembuatan soal pre-test,
post-test, bahan ajar dan evaluasi, mengunggah soal pre-test pada MOOC.org,
pelaksanaan pre-test, mengunggah semua materi kursus pada MOOC.org, pemberitahuan
setiap kegiatan vicon via grup whatsapp, penyiapan perangkat vicon, pelaksanaan vicon,
pengerjaan evaluasi, pengumpulan tugas, post-test, penyaluran praktek kerja dan
pembagian sertifikat. Sedangkan dalam evaluasi, dilakukan evaluasi evaluasi model
Kirkpatrick sebagai salah satu prosedur dalam penilaian MOOC yang terdiri dari 4 level,
yaitu reaksi, hasil belajar, tingkah laku dan hasil (dampak).
51
B. REKOMENDASI
Penyelenggaraan kursus bidang kehumasan lanjutan dalam jaringan
membutuhkan komitmen dari berbagai pihak, karena proses yang dilakukan bukan hanya
pekerjaan satu-dua orang saja, tetapi melibatkan berbagai pihak yang berkepentingan.
Masing-masing pihak memiliki peran yang sangat dibutuhkan, karena saling terkait dan
saling melengkapi.
Kursus bidang kehumasan lanjutan dalam jaringan memerlukan kesiapan sumber
daya manusia yang berkualitas, yang utamanya harus memiliki kompetensi kehumasan
dan penggunaan teknologi informasi yang memadai, mengelola peserta didik dan
kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu sumber daya manusia yang ada di satuan
pendidikan perlu selalu meningkatkan kualitas dirinya, di samping peningkatan kualitas
layanan kursus bidang kehumasan dalam jaringan yang diselenggarakan.
52
DAFTAR PUSTAKA
Abdulhak, I. 2000. Strategi Membangun Motivasi Pembelajaran Orang Dewasa. Bandung:
Andira
Adzhar, Hudiya, Fariza Khalid dan Aida Abdul Karim. 2017. Penggunaan Massive Open
Online Course (MOOC) sebagai Kaedah Pembelajaran Baharu. Tersedia di
www.academia.edu, diakses tanggal 9 Februari 2018
Bittner, John R. 1989. Mass Communication, an Introduction. London: Humasentice Hall
International
Center, Cutlip.1994. Effective Public Relations. London: Humasentice Hall International
Direktorat Pembinaan Kursus Kelembagaan. 2010. Lembaga Pembinaan Kursus dan
Kelembagaan. [Online]. Tersedia di http://www.infokursus.net, diakses tanggal 12
April 2017 Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia. Keputusan Menteri Ketenagakerjaan
Republik Indonesia nomor 629 tahun 2019 tentang Penetapan Standar Kompetensi
Kerja Nasional Indonesia Kategori Kegiatan Jasa Lainnya Golongan Pokok Kegiatan Organisasi Bisnis, Pengusaha dan Profesi Bidang Kehumasan. Jakarta: Kemenaker
Knight, L. & Pye, A. 2005. Network Learning: an Empirically Derived Conceptual Model of
Learning by Groups of Organizations dalam Human Relations vol 58 no. 3
Muhadjir, Noeng. 1993. Ilmu Pendidikan dan Perubahan Sosial Suatu Teori Pendidikan.
Yogyakarta: Rake Sarasin
Musta’in. 2016. Model Pembelajaran Connectivism untuk Pemecahan Masalah
Keterampilan Belajar Siswa di MTs Nurul Jadid Kota Mojokerto. Dimuat di Ta’dibia
Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam Vol 6 No.2 November 2016
Purnomo, Wahyu. 2016. Penerapan Massive Open Online Course (MOOC) Berbasis Moodle
sebagai Learning Management System (LMS). Tersedia di www.academia.edu,
diakses tanggal 9 Februari 2018 Saputro, Suhumasihadi dkk. 2005. Strategi Pembelajaran. Malang: UM Press
Soemirat, Soleh dan Elvinaro Ardianto. 2002. Dasar-dasar Public Relations. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
Soetomo, S. et al. 1988. Pengembangan Kursus. Jakarta: Kerjasama Universitas Terbuka
dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda dan Olah Raga
Suryawan, I Putu Arya. 2017. Implementasi Teori Belajar Connectivism dengan
Pemanfaatan E-Learning dalam Proses Pembelajaran Sains Mandiri. Tersedia di
http://new-infopas.blogspot.co.id, diakses 9 Februari 2018
Wilcox, Dennis L, Phillip H. Ault and Warren Kendall Agee. 1995. Public Relations,
Strategies and Tactics. New York: Harper Collins College Publishers Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2003. Undang-Undang Sistem Pendidikan
Nasional Nomor 20 Tahun 2003. Jakarta: Kemdikbud
Rujukan Internet:
www.pikiran-rakyat.com, diakses 5 Februari 2018
www.kemdikbud.go.id, diakses 5 Februari 2018 https://eningwidihastuti.wordpress.com, diakses 5 Februari 2018
https://indonesiana.tempo.com, diakses 5 Februari 2018
https://gudanglinux.wordpress.com, diakses 5 Februari 2018