LBM 2 MP

Click here to load reader

download LBM 2 MP

of 27

description

mp

Transcript of LBM 2 MP

STEP 7 NURUL ULFA SEPTAADIYATI

METODOLOGI PENELITIANSTEP 7NURUL ULFA SEPTAADIYATI1. Bagaimana cara menyusun tinjauan pustaka? Dan pentingnya tinjauan pustaka bagi suatu penelitian

Tinjauan Kepustakaan ini mencakup 2 hal, yaitu :Tinjauan teori yang berkaitan dengan permasalahan yang akan di teliti. Hal ini dimaksudkan agar para peneliti mempunyai wawasan yang luas sebagai dasar untuk mengembangkan atau mngidentifikasi variabel-variabel yang akan diteliti (diamati). Lebih dari itu dengan tinjauan teori ini dimaksudkan agar peneliti dapat meletakkan atau mengidentifikasi masalah yang ingin diteliti tersebut dalam konteks ilmu pengetahuan yang sedang digelutinya. Oleh sebab itu sering dalam tinjauan kepustakaan ini diuraikan Kerangka Teori sebagai dasar untuk mengembangkan Kerangka Konsep Penelitian.Tinjauan dari hasil-hasil penelitian lain yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Hal ini penting, disamping akan memperluas pandangan pengetahuan peneliti, juga peneliti dapat menghindari Pengulangan dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh orang lain (Menjaga orisinalitas penelitian)Dalam tinjauan kepustakaan ini, peneliti (calon peneliti) hanya mencoba meninjau atau review terhadap teori-teori dan hasil-hasil penelitian orang lain, apa adanya saja. Hal ini berarti bahwa pemikiran dan pendapat-pendapat pembuat proposal penelitian seyogyanya dimasukkan ke dalam Tinjauan Kepustakaan tersebut.

( Metodologi Penelitan Kesehatan, 2002, Dr. Seokidjo Notoatmodjo, Jakarta : Rikena Cipta )Teknik penulisan harus diperhatikan benar.Dimana kalimat yang terlalu panjang, tanpa subyek, atau ejaan yang tidak taat-asas harus dihindarkanAlur pikiran yang logis harus tetap dijagaPenulisan paragraph yang tidak tepat dapat mengurangi kejelasan informasi yang disampaikan(Sumber: dasar-dasar metodologi penelitian klinis Soedigdo)

2. Apa syarat-syarat sumber pustaka yang benar?

a. Keterkinian (recent) sumber pustaka sejogyanya yang baru, Secara umum dikatkan baru bila kurang dari 10 tahun terakhir b. Relevansi (relevant) sumber pustaka yang diambil hendaklah mempunyai relevansi yang jelas / tinggi dengan permasalahn yang diutarakan.c. Kelengkapan (completeness) dalam era informasi global saat ini sangat memudahkan bagi peneliti untuk mendapatkan informasi yang lengkap secara mudah lewat internet. Informasi yang lengkap ini saat ini mutlak diperlukan agar apa yang akan ditulis dan dipakai dalam penelitian ini tidak ketinggalan dan yang jelas lebih bisa yakin bahwa belum dikerjakan orang laind. Tingkat kepercayaan dari bukti bukti yang diajukan (level of evidence) Bukti bukti yang didapat secara eksperimental menempati level yang tertinggi, terlebih bila multisenter study atau hasil meta analisis.

3. Bagaimana cara menyusun kerangka teori?

Menetapkan variabel yang diteliti, dalam hal ini adalah berapa jumlah variabel yang diteliti, dan apa nama setiap variabel.Membaca buku-buku dan hasil penelitian.Deskripsi teori dan hasil penelitian, dalam hal ini berisikan definisi terhadap masing-masing variabel yang diteliti, uraian rinci tentang ruang lingkup setiap variabel, dan kedudukan antara variabel satu dengan yang lain dalam konteks penelitian itu.Analisis kritis terhadap teori dan hasil penelitian, dalam hal ini mengkaji apakah teori-teori dan hasil penelitian yang telah ditetapkan itu, betul-betul sesuai dengan obyek penelitian atau tidak.Analisis komparatif terhadap teori dan hasil penelitian, dalam hal ini melakukan perbandingan antara teori satu dengan teori lainnya, dan hasil penelitian yang satu dengan penelitian yang lain.Sintesis/kesimpulan yang sifatnya sementara. Dari hasil sintesis atau kesimpulan dari tiap variabel, selanjutnya dipadukan hasil sintesis/kesimpulan tersebut dan kemudian membentuk kerangka berpikir.(Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Ir. M. Iqbal Hasan, M.M., 2002)

4. Bagaimana Pentingya kerangka teori pada suatu penelitian?

5. Bagaimana cara menyusun kerangka konsep?

diawali dengan mengungkapkan permasalahan penelitian, latar belakang serta perumusan masalahnyaberbagai aspek teoritis disajikan dalam tinjauan pustakamembuat rangkuman dari tinjauan pustaka sebagai dasar untuk membuat Kerangka Konsepkerangka konsep dibuat dalam bentuk diagram yang menunjukkan jenis serta hubungan antar variabel yang diteliti dan variabel lainnya yang terkait (ada keterkaitan antar variabel)pada diagram digambarkan pula batas-batas lingkup penelitiankerangka konseptual yang baik dapat memberikan informasi yang jelas dan mempermudah pemilihan desain penelitian.

(Dasar2 Metodologi Penelitian Klinis, Sudigdo Sastroasmoro).

6. Apa perbedaan dari kerangka konsep dan kerangka teori sertakan contohnya?

Kerangka Teori Pernyataan pembuka dari masalah penelitianDasar untuk membuat kerangka konsepPengembangan dari tinjauan pustaka

Kerangka KonsepCara menyusunDibuat dalam bentuk baganMenjelaskan hubungan antar variabel yang akan diteliti.

Sumber: dasar-dasar metodologi penelitian klinis Soedigdo7. Apa syarat-syarat hipotesis yang baik?

Dinyatakan dalam kalimat deklaratif yang jelas dan sederhana, tidak bermakna ganda.Mempunyai landasan teori yang kuat. Hipotesis tidak semata-mata datang dengan sendirinya, namun harus dibangun atas dasar teori, pengalaman, serta sumber ilmiah lain yang sahih.Menyetakan hubungan antara satu variabel tergantung dengan satu atau lebih variabel bebas; kadang hipotesis menyatakan hubungan antara beberapa variabel bebas dengan satu variabel tergantung, misalnya pada studi faktor-faktor risiko dengan analisis multivariat. Namun dalam satu hipotesis hanya boleh terdapat satu variabel tergantung. Hipotesis yang menyebutkan lebih dari satu variabel tergantung (disebut sebagai hipotesis yang kompleks) harus dipecah menjadi dua atau lebih hipotesis.Memungkinkan diuji secara empiris. Hal ini mutlak dalam studi empiris; suatu hipotesis meskipun mempunyai dasar yang kuat, tidak dapat disebut memenuhi syarat bila tidak dapat diuji secara empiris.Rumusan hipotesis harus bersifat khas dan menggambarkan variabel-variabel yang diukur. Disisi lain rumusannya juga harus longgar, sehingga membuka kemungkinan untuk dilakukan generalisasi. Rumusan yang terlalu umum atau bermakna ganda, harus dihindarkan.Dikemukakan a-priori. Hipotesis harus dikemukakan sebelum penelitian, sebelum datanya terkumpul. Hipotesis yang dirumuskan setelah peneliti melihat data, yang disebut sebagai Hipotesis a-posteriori atau post-hoc hypothesis, pada dasarnya merupakan hipotesis multipel yang mempunyai konsekuensi di dalam uji hipotesis (kemungkinan bahwa kenamaan yang diperoleh disebabkan semata-mata oleh faktor peluang atau kesalahan tipe I menjadi makin besar dengan makin bertambahnya hipotesis). Sedangkan ahli menyebut prosedur ini sebagai fihsing expedition, atau data dredging, dan bahkan dapat dituduh curang, bagai seorang yang menebak lotere setelah nomor loterenya diundi. (Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis Edisi II, 2002, Prof. DR. Dr. Sudigdo Sastroasmoro, Sp. A(K), Dkk, Jakarta : CV.Sagung Seto)

8. Jelaskan macam2 hipotesis dan seberapa penting hipotesis dalam penelitian?

Hipotesis kerja/alternatif/riset/H1Yaitu hipotesis yang akan dibuktikan kebenarannya dengan penelitian yg akan dilakukan.Hipotesis ini mengekspresikan macam hubungan antar variabel, yg secara klasik biasanya dirumuskan sbg :Apabila.....,maka....., atauAda hubungan antara.....dengan..., atauAda perbedaan antara...dengan...,Tidak disarankan untuk terlalu mengikuti formulasi hipotesis yg klasik tsb, karena rumusan hipotesis amat tergantung pada 2 hal yaitu rumusan permasalahan yg dihadapi dan model kerangka teoritik yg dikembangkan untuk menyusun hipotesis tsb.Dikenal 2 macam hipotesis kerja, yaitu hipotesis satu ekor dan hipotesis dua ekor. Istilah ekor disini menggambarkan macam hubungan antar variabel yg dimaksud, satu ekor berarti hubungan sudah jelas arahnya, sedang dua ekor hubungan belum jelas arahnya.Contoh :Jumlah uban di kepala orang kota lebih banyak daripada uban orang desa (satu ekor)Ada perbedaan jumlah uban di kepala orang kota dibanding uban orang desa (dua ekor)Makin banyak pabrik didirikan di suatu daerah makin tinggi angka diarenya (satu ekor)Ada hubungan antara tinggi angka diare dengan laju industrialisasi (dua ekor)Jenis hipotesis kerja ini ditentukan oleh seberapa jauh kekuatan landasan teoritik yg digunakan untuk menyusun hipotesis tsb. Apabila dasar teori cukup kuat untuk menduga adanya arah perbedaan atau hubungan tsb, maka disusunlah hipotesis satu ekor, tapi bila landasan teorinya kurang kuat mendukung kejelasan arah tsb, maka rumuskanlah hipotesis dua ekor. Jenis hipotesis kerja ini akan mempengaruhi cara pengambilan keputusan statistik pada analisis hasil.

Hipotesis nihil/nol/H0

Adalah kebalikan dari hipotesis kerja, sehingga rumusannya secara klasik ialah :Tidak ada korelasi (atau perbedaan) antara...dengan....Hipotesis ini sebenarnya hanya ada dalam alam pikiran peneliti, yg berguna untuk pembuktian dengan analisis statistik. Oleh karena diketahui, bahwa semua analisis statistik inferensial dikembangkan berdasarkan pada karakteristik hipotesis nihil, dan dengan demikian analisis ini hanya dapat membuktikan benar atau tidaknya hipotesis nihil tsb.Bagan berikut akan lebih menjelaskan lagi hubungan (perbedaan antara hipotesis nihil dengan hipotesis kerja).Pernyataan statistika H.K: ada hub antara kecerdasan (X)H1 : rxy # 0Dengan kemampuan meneliti (Y)H.N : tidak ada hub antara kecerdasan (X)H0:rxy#0 dengan kemampuan meneliti (Y)

Hipotesis tandingan

Adalah hipotesis dari variabel2 luar yaitu variabel tandingan bagi variabel pengaruh yg ada dalam hipotesisi kerja. Katakanlah misalnya, kita mempunyai hipotesis kerja Faktor kelelahan akan mempengaruhi suseptibilitas individu terhadap penyakit infeksi, maka hipotesis tandingannya adalah Faktor2 XYZ (dst) akan mempengaruhi suseptibilitas individu terhadap penyakit infeksi.Peneliti dapat mengontrol atau membuktikan ketidakbenaran hipotesis tandingan, dengan jalan membuat desain atau rancangan penelitian yg adekuat. Sebagaimana halnya hipotesis nihil, hipotesis tandingan hanya ada dalam alam pikiran peneliti, atas dasar mana rancangan penelitian disusun(DASAR2 METODOLOGI PENELITIAN KEDOKTERAN. AHMAD WATIK.P)

Berdasarkan ruang lingkupnya

Hipotesis mayor

Adalah hipotesis mengenai kaitan seluruh variabel dan seluruh subjek penelitian.Hipotesis mayor:Banyaknya makan berpengaruh terhadap tingkat kekenyangan

(MANAJEMEN PENELITIAN, Prof.Dr. Suharsimi Arikunto)

Hipotesis minor

adalah hipotesis mengenai kaitan sebagian dari variabel atau dengan kata lain pecahan dari hipotesis mayor.Contoh :Hipotesis minor :Banyaknya makan nasi berpengaruh terhadap tingkat kekenyangan.Banyaknya makan kue berpengaruh terhadap tingkat kekenyangan.Banyaknya makan buah-buahan berpengaruh terhadap tingkat kekenyangan.Dalam contoh ini dari sebuah hipotesis mayor dapat dijabarkan menjadi tiga buah hipotesis minor, dan tiga buah itupun sebenarnya belum tuntas habis.

9. Apa saja penelitian yang membutuhkan dan tidak membutuhkan hipotesis?

Jenis penelitian yang tidak perlu hipotesispenelitian yang eksploratif murni, termasuk di dalamnya suatu survei diskriptif, reviu program, dsbpenelitian manuskrip sejarah kedokteranpenelitian grounded di bidang kedokteran sosialSumber: dasar-Dasar Metodologi penelitian Kedokteran Dan kesehatan. Dr. Ahmad Watik Pratiknya

Penelitian membutuhkan hipotesisyaitu sepanjang sepengetahuan penulis belum pernah ada publikasi laporannya. Akan tetapi sepanjang menyangkut penelitian medik yang bersifat analitik, adanya hipotesis merupakan suatu keharusan mutlak.

DASAR-DASAR METODOLOGI PENELITIAN KEDOKTERAN DAN KESEHATAN, Watik Pratiknya

Pentingnya hipotesis dalam KTI memberi tuntunan kepada peneliti kearah mana penelitian itu harus dilakukanmerupakan alat untuk melokalisasikan fenomena2, dan menuntun cara identifikasi variabel2 yg dibutuhkan untuk menjawab masalah penelitianmemberi petunjuk prosedur mana atau rancangan penelitian mana yg dipilihmemberi petunjuk bagi cara pengolahan data dan cara analisis hasil penelitianDr. Ahmad Watik Pratiknya; Dasar2 metodologi penelitian kedokteran dan kesehatan; 2001

10. Jelaskan macam2 skala pengukuran variable dalam penelitian?

11. Apa saja jenis jenis variable?Variabel Bebas :Variabel yang bila ia berubah akan mengakibatkan perubahan variabel lainVariabel tergantung :Variabel yang berubah akibat perubahan variabel bebasVariabel perancu : Jenis variabel yang berhubungan dengan variabel bebas dan berhubungan dengan variabel perancu,tetapi bukan merupakan variabel antara. Sangat perlu diidentifikasi karena akan dapat membuat kesalahan dalam pembuatan kesimpulan.(Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis Edisi II, 2002, Prof. DR. Dr. Sudigdo Sastroasmoro, Sp. A(K), Dkk, Jakarta : CV.Sagung Seto)

Variable bebas (independent variable) Adalah variable yang diduga sebagai penyebab timbulnya variable lain.Variable tergantung (dependent variable)Variable yang timbul sebagai akibat langsung dari manipulasi dan pengaruh variable bebas, dalam penelitian variable tergantung diamati dan diukur untuk mengetahui pengaruh dari variable bebas.Variable moderator (variable bebas kedua)Variable yang dipilih , diukur , diamati dan dimanipulasi oleh peneliti karena diduga ikut mempengaruhi hubungan antara variable bebas dan variable tergantung.Variable controlVariable yang dikontrol peneliti untuk menetralkan pengaruhnya terhadap variable tergantung Variable antara (intervening variable )Factor yang secara teoritik mempengaruhi hubungan variable bebas dan variable tergantung, variable ini tida dapat diamati, dan diukur , namun pengaruhnya dapat disimpulkan dari hubungan yang ada antara variable bebas dan variable tergantung.

(Panduan Penelitian, Dr.B. Sandjaja, MSPH dan Albertus Heriyanto, M.Hum)

12. Apa saja korelasi antar variable?Dikenal 3 macam Korelasi antar Variabel, yaitu :

1 Korelasi Simetris-Korelasi Simetris terjadi bila antar dua variable terdapat hubungan, tetapi tidak ada mekanisme pengaruh mempengaruhi ; masing masing bersifat mandiri.Korelasi Simetris terjadi karena :Kebetulan.Misalnya : Kenaikan gaji dosen dengan turunnya hujan deras.Sama sama merupakan akibat dari factor yang sama (Sebagai akibat dari Variabel Bebas)Contoh : Hubungan antara berat badan dan tinggi badan. Keduanya merupakan variable terikat dari variable bebas yaitu Pertumbuhan.Sama sama sebagai Indikator dari suatu konsep yang sama.Misalnya : Hubungan antara kekuatan kontraksi otot dengan ketahanan kontraksi otot ; Keduanya merupakan indicator Kemampuan Kontraksi Otot.2 Korelasi Asimatris

Korelasi Asimatris ialah Korelasi antara dua variable dimana variable yang satu bersifat mempengaruhi variable yang lain ( Variable Bebas dan Variable Terikat )Contoh : Tingginya kadar lipoprotein dalam darah akan mengakibatkan arterosklerosis.

3 Korelasi Timbal Balik

Korelasi Timbal Balik adalah Korelasi antar dua variable yang antar keduanya saling pengaruh mempengaruhi. Contoh : Korelasi antara Malnutrisi dan Malabsorbsi. Malabsorbsi akan mengakibatkan Malnutrisi, sedangkan Malnutrisi mengakibatkan atrofi selaput lendir usus yang akhirnya menyebabkan malabsorbsi.

13. Jelaskan macam2 definisi operasional!Definisi Pola I, yaitu disusun berdasarkan ataskegiatan-kegiatan (operations) yang harus dilakukan agar hal yang didefinisikan itu terjadi. Contoh :Frustasi adalah keadaan yang timbul sebgai akibat tercegahnya pencapaian hal yang sangat diinginkan yang sudah hampir tercapai.Lapar adalah keadaan dalam individu yang timbul setelah dia tidak makan selama 24 jamGaram Dapur adalah hasil kombinasi kimiawi antara natrium dan Clorida.Definisi Pola I ini, yang menekankan Operasi atau manipulasi apa yang harus dilakukan untuk menghasilkan keadaan atau hal yang didefinisikan, terutama berguna untuk mendefinisikan variabel bebas.

Definisi Pola II, yaitu definisi yang disusun atas dasarbagaimana hal yang didefinisikan itu beroperasi. Contoh :Orang cerdas adalah orang yang tinggi kemampuannya dalam memecahkan masalah, tinggi kemampuannya dalam menggunakan bahasa dan bilangan.Orang Lapar adalah orang yang mulai menyantap makanan kurang dari satu menit setelah makanan dihidangkan, dan menghabiskannya dalam waktu kurang dari 10 menit.

Definisi Pola III, yaitu definisi yang dibuat berdasarkan atasbagaimana hal yang didefinisikan itu nampaknnya. Contoh :Mahasiswa yang cerdas adalah mahasiswa yang mempunyai ingatan baik, mempunyai perbendaharaan kata luas, mempunyai kemampuan berpikir baik, mempunyai kemampuan berhitung baik.Ekstraversi adalah kecenderungan lebih suka ada dalam kelompok daripada seorang diri.Seringkali dalam membuat definisi operasional pola III ini peneliti menunjuk kepada alat yang digunakan untuk mengambil datanya.

14. Apa saja isi dari BAB 2?