Lapsus Oe Dewak

19
BAB I PENDAHULUAN Otitis eksterna adalah radang liang telinga akut maupun kronis yang disebabkan oleh bakteri, jamur dan virus. Faktor yang mempermudah radang telinga luar adalah perubahan pH di liang telinga, yang biasanya normal atau asam. Bila pH menjadi basa, proteksi terhadap infeksi menurun. Pada keadaan udara hangat dan lembab, kuman dan jamur mudah tumbuh. Predisposisi otitis eksterna yang lain adalah trauma ringan ketika mengorek telinga. 1 Patogenesis dari otitis eksterna sangat kompleks dan sejak tahun 1844 banyak peneliti mengemukakan faktor pencetus dari penyakit ini seperti Branca (1953) mengatakan bahwa berenang merupakan penyebab dan menimbulkan kekambuhan. Senturia dkk (1984) menganggap bahwa keadaan panas, lembab dan trauma terhadap epitel dari liang telinga luar merupakan faktor penting untuk terjadinya otitis eksterna. Howke dkk (1984) mengemukakan pemaparan terhadap air dan penggunaan lidi kapas dapat menyebabkan terjadi otitis eksterna baik yang akut maupun kronis. Penyakit ini merupakan penyakit telinga luar yang sering dijumpai, disamping penyakit telinga lainnya. 2,3 1

description

free

Transcript of Lapsus Oe Dewak

BAB I

BAB IPENDAHULUAN

Otitis eksterna adalah radang liang telinga akut maupun kronis yang disebabkan oleh bakteri, jamur dan virus. Faktor yang mempermudah radang telinga luar adalah perubahan pH di liang telinga, yang biasanya normal atau asam. Bila pH menjadi basa, proteksi terhadap infeksi menurun. Pada keadaan udara hangat dan lembab, kuman dan jamur mudah tumbuh. Predisposisi otitis eksterna yang lain adalah trauma ringan ketika mengorek telinga.1Patogenesis dari otitis eksterna sangat kompleks dan sejak tahun 1844 banyak peneliti mengemukakan faktor pencetus dari penyakit ini seperti Branca (1953) mengatakan bahwa berenang merupakan penyebab dan menimbulkan kekambuhan. Senturia dkk (1984) menganggap bahwa keadaan panas, lembab dan trauma terhadap epitel dari liang telinga luar merupakan faktor penting untuk terjadinya otitis eksterna. Howke dkk (1984) mengemukakan pemaparan terhadap air dan penggunaan lidi kapas dapat menyebabkan terjadi otitis eksterna baik yang akut maupun kronis. Penyakit ini merupakan penyakit telinga luar yang sering dijumpai, disamping penyakit telinga lainnya.2,3Faktor-faktor diatas menyebabkan berkurangnya lapisan protektif yang menyebabkan edema dari epitel skuamosa. Keadaan ini menimbulkan trauma lokal yang mengakibatkan bakteri masuk melalui kulit, inflasi dan menimbulkan eksudat. Bakteri patogen pada otitis eksterna akut adalah pseudomonas (41%), streptokokus (22%), stafilokokus aureus (15%) dan bakteriodes (11%).2,3Otitis eksterna ini merupakan suatu infeksi liang telinga bagian luar yang dapat menyebar ke pina, periaurikular atau tulang temporal. Biasanya seluruh liang telinga terlibat. Otitis eksterna difusa merupakan tipe infeksi bakteri patogen yang paling umum disebabkan oleh psudomonas, stafilokokus dan proteus atau jamur terutama timbul pada musim panas. Terjadinya kelembaban berlebihan karena berenang atau mandi menambah maserasi kulit liang telinga dan menciptakan kondisi yang cocok bagi pertumbuhan bakteri.4

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi dan EtiologiOtitis eksterna difusa dikenal juga dengan swimmer ear (telinga perenang) atau telinga cuaca panas (hot weather ear) adalah infeksi pada 2/3 dalam liang telinga akibat infeksi bakteri yang menyebabkan pembengkakan stratum korneum kulit sehingga menyumbat saluran folikel.1 Tampak kulit liang telinga hiperemis dan edema yang tidak jelas batasnya.1Kuman penyebab biasanya golongan pseudomonas. Kuman lain yang dapat sebagai penyebab adalah staphylococcus albus, E. Coli dan sebagainya. Otitis eksterna difusa dapat juga terjadi sekunder pada otitis media supuratif.1 Selain itu pada penderita dijumpai riwayat pemaparan terhadap air, trauma mekanik dan goresan atau benda asing dalam liang telinga.

2.2 PatofisiologiSecara alami, sel-sel kulit yang mati, termasuk serumen akan dibersihkan dan dikeluarkan dari gendang telinga melalui liang telinga. Cotton bud (pembersih telinga) dapat mengganggu mekanisme pembersihan tersebut sehingga sel-sel kulit mati dan serumen menumpuk di sekitar gendang telinga. Masalah ini juga diperberat adanya susunan anatomis berupa lekukan pada liang telinga. Keadaan diatas dapat menimbulkan timbunan air yang masuk ke dalam liang telinga ketika mandi atau berenang. Kulit yang basah, lembab, hangat dan gelap pada liang telinga merupakan tempat yang baik bagi pertumbuhan bakteri dan jamur.Adanya faktor predisposisi otitis eksterna dapat menyebabkan berkurangnya lapisan protektif yang menimbulkan edema epitel skuamosa. Keadaan ini menimbulkan trauma lokal yang memepermudah bakteri masuk melalui kulit, terjadi inflamasi dan cairan eksudat. Rasa gatal memicu terjadinya iritasi, berikutnya infeksi laluu terjadi pembengkakan dan akhirnya menimbulkan rasa nyeri. Proses infeksi menyebabkan peningktan suhu lalu menimbulkan perubahan rasa nyaman dalam telinga. Selain itu, proses infeksi akan mengeluarkan cairan / nanah yang bisa menumpuk dalam liang telinga sehingga hantaran suara akan terhalang dan terjadilah penurunan pendengaran.4

2.3 Gejala dan Tanda KlinisBeberapa gejala yang dapat ditimbulkan seperti nyeri tekan tragus, liang telinga sangat sempit, kadang kelenjar getah bening regional membesar dan nyeri tekan, terdapat sekret yang berbau. Sekret ini tidak mengandung lendir seperti sekret yang keluar dari kavum timpani pada otitis media.1Rasa sakit di liang telinga bervariasi dari yang hanya berupa rasa tidak enak sedikit, perasaan penuh di dalam telinga, perasaan seperti terbakar hingga rasa sakit yang hebat serta bedenyut. Kulit dan tulang rawan liang telinga bersambung dengan kulit dan tulang rawan daun telinga sehingga gerakan yang sedikit saja dari daun telinga akan dihantarkan ke kulit dan tulang rawan dari telinga luar dan mengakibatkan rasa sakit yang hebat dirasakan oleh penderita.Rasa penuh pada telinga merupakan keluhan yang umum pada tahap awal dari otitis eksterna difusa dan sring mendahului terjadinya rasa sakit dan nyeri tekan daun telinga. Gatal merupakan gejala klinik yang sangat sering dan merupakan pendahulu rasa sakit yang berkaitan dengan otitis eksterna akut. Pada kebanyakan kasus, rasa gatal disertai rasa penuh dan rasa tidak enak merupakan tanda awal peradangan suatu otitis eksterna akut. Kurang pendengaran mungkin terjadi karena tuli konduktif yang disebabkan oleh edema kulit liang telinga, sekret serous atau purulen, penebalan kulit yang progresif pada otitis eksterna lama, sering menyumbat lumen kanalis. Keratin yang deskuamasi, rambut, serumen, debris, dan obat-obatan yang digunakan ke dalam telinga bisa menutup lumen.

2.4 Diagnosis dan Diagnosis BandingDiagnosis otitis eksterna difusa dapat ditegakan cukup secara klinis melalui anamnesis dan pemerikasaan fisik yang baik.a. Anamnesis Gatal : biasanya terjadi pada awal perjalanan penyakit sehingga masih sulit dibedakan dengan penyakit lainnya Faktor predisposisi : kebiasaan berenang, sering mengorek telinga dan udara hangat dan lembab Rasa gatal berlanjut nyeri : terutama ketika daun telinga ditarik, nyeri tragus dan ketika mengunyah makanan. Rasa gatal dan nyeri disertai pula keluarnya sekret encer, bening sampai kental purulen tergantung pada kuman atau jamur yang menginfeksi. Pada jamur biasanya bermanifestasi sekret kental berwarna putih keabuan dan berbau. Pendengaran normal atau sedikit berkurangb. Pemerikasaan fisik Kulit MAE edema, hiperemis merata sampai ke membran timpani dengan liang MAE penuh dengan sekret. Jika edema hebat, membran timpani dapat tidak tampak Nyeri tragus Adenopati reguler dan terkadang didapatkan nyeri tekanAdapun diagnosis banding dari keadaan yang mirip dengan otitis eksterna ini antara lain :a. Otitis eksterna sirkumskriptab. Otitis media akutc. Otitis eksterna bulosad. Perikondritis yang berulang

2.5 Komplikasi Perikondritis Selulitis Dermatitis aurikularis

2.6 PenatalaksanaanOtitis eksterna difusa harus diobati dalam keadaan dini sehingga dapat menghilangkan edema yang menyumbat liang telinga. Dengan demikian, biasanya perlu disisipkan tampon berukuran 0,5 cm x 5 cm ke dalam liang telinga mengandung obat agar mencapai kulit yang terkena. Setelah dilumuri obat, tampon kasa disisipkan perlahan-lahan dengan menggunakan forsep aligator. Penderita harus meneteskan obat tetes telinga pada kapas tersebut satu hingga dua kali sehari. Dalam 48 jam tampon akan jatuh dari liang telinga karena lumen sudah bertambah besar. Polimiksin B dan colistemethate merupakan antibotik yang paling efektif terhadap Pseudomonas dan harus menggunakan vehiculum hidroskopik seperti glikol propilen yang telah diasamkan bahan kimia lain, seperti gentilen violet 2% dan perak nitrat 5% bersifat bakterisid dan bisa diberikan langsung ke kulit liang telinga. Terapi sistemik hanya dipertimbangkan pada kasus berat; dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kepekaan bakteri. Antibiotik sistemik khususnya diperlukan jika dicurigai adanya perikondritis atau kondritis pada tulang rawan telinga.2,5Paisen diingatkan mengenai kemungkinan kekambuhan yang mungkin terjadi, terutama setelah berenang. Untuk mnghindarinya pasien harus menjaga agar telinganya selalu kering. Pasien juga harus diingatkan agar tidak menggaruk / membersihkan telinga dengan cotton bud terlalu sering.

2.7 PrognosisOtitis eksterna adalah suatu kondisi yang dapat diobati biasanya sembuh dengan cepat dengan pengobatan yang tepat. Paling sering, otitis eksterna dapat dengan mudah diobati dengan tetes telinga antibiotik. Otitis eksterna biasanya tidak memiliki komplikasi jangka panjang atau serius. (TAB 10)

DAFTAR PUSTAKA

1. Arsyad, Efiaty. S dkk, 2007. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher edisi keenam. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. Hal 60-612. Abdullah, F. 2003. Uji Banding Klinis Pemakaian Larutan Burruwi Saring dengan Salep Ichthyol pada Otitis Eksterna Akut. Available : www.usudigitallibrary.com (15 Desember 2014)3. Kartika, Henry. 2008. Otitis Eksterna. Available : www.usu.ac.id/modules.php&id (15 Desember 2014)4. Carr,MM.2000.Otitiseksterna.Available:www.icarus.med.utoronto.ea/carr/manual/otitisesterna.htm (15 Desember 2014)5. Suardana, W. dkk. 2000. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher RSUP Sanglah Denpasar. Lab/SMF Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher FK UNUD Denpasar

BAB IIILAPORAN KASUS

3.1 Identitas PenderitaNama: KML Umur: 11 tahunJenis Kelamin: Laki-LakiAgama: IslamPendidikan: SDPekerjaan: SiswaAlamat: Desa PekutatanPemeriksaan: 3 Desember 2014

3.2 AnamnesisKeluhan utama: Nyeri pada telinga kananRiwayat Penyakit Sekarang :Pasien datang diantar ibunya dengan keluhan nyeri pada telinga kanan sejak kemarin sebelum datang ke puskesmas. Nyeri awalnya dirasakan hilang timbul namun makin lama makin sering terasa senut-senut. Sebelumnya pasien sering mengorek-ngorek telinga kanannya karena merasa gatal dan seperti ada sesuatu yang memenuhi telinga kanannya. Pasien mengorek telinga kanannya sendiri menggunakan cotton bud. Pendengaran telinga kanan dikatatakan lebih jelek dibanding telinga kiri. Nyeri telinga kanan bertambah saat membuka mulut atau mengunyah makanan. Daun telinga kanan jika dipegang terasa nyeri. Riwayat keluar cairan dari telinga kanan disangkal. Riwayat trauma atau kemasukan benda pada telinga kanan disangkal pasien. Riwayat Penyakit Dahulu dan PengobatanPasien dikatakan baru pertama kali mengalami keluhan saat ini. Sebelum ke puskesmas pasien belum sempat berobat. Riwayat demam, batuk dan pilek sebelumnya disangkal. Riwayat penyakit sistemik seperti jantung, kencing manis, hipertensi dan lain-lain disangkal oleh orang tuanya. Riwayat alergi obat atau makanan disangkal.Riwayat KeluargaTidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan yang sama dengan pasien.Riwayat SosialPasien seorang siswa kelas 5 SD. Pasien memiliki kebiasaan sering mandi di sungai dengan teman-temannya. Selain itu, ia sering mengorek telinganya sendiri dengan menggunakan cotton bud lebih dari sekali seminggu.

3.3 Pemeriksaan Fisik3.3.1 Periksaan Fisik Umum Status PresentKeadaan umum: BaikKesadaran: Compos MentisNadi: 90 x/menitRespirasi: 20 x/menitTemperatur: 37CBerat badan: 33 kgStatus General :Kepala: NormocephaliMata: Anemis -/-, ikterus -/-, reflek pupil +/+ isokorTHT: ~ status lokalisLeher: Kaku kuduk (-) Pembesaran kelenjar limfe -/- Pembesaran kelenjar parotis -/-Abdomen: Distensi (-), Bising usus (+) normal Balllotement -/-, Hati/Lien tak terabaThorak : Cor : S1S2 tunggal, reguler, murmur () Po : Vesikuler +/+, Rhonki -/-, Wheezing -/-Ekstremitas: hangat pada keempat ekstremitas3.3.2 Pemeriksaan Fisik Khusus Status Lokalis THT Telinga Telinga

StatusKananKiriStatusKeterangan

Daun TelingaNyeri tekan tragus (+)NormalTes PendengaranTidak dievaluasi

Liang TelingaSempit, edema, hiperemisLapangBerbisikTidak dievaluasi

DischargeSerous (+)Tidak adaWeberTidak dievaluasi

Membran TimpaniSulit dievaluasiIntak, NormalRinneTidak dievaluasi

TumorTidak adaTidak adaSchwabachTidak dievaluasi

MastoidNormalNormalTes Alat KeseimbanganTidak dievaluasi

Hidung Hidung

StatusKananKiri

Hidung LuarNormalNormal

Kavum NasiLapang Lapang

SeptumDeviasi (-)Deviasi (-)

DischargeTidak adaTidak ada

MukosaMerah mudaMerah muda

TumorTidak adaTidak ada

KonkaDekongestiDekongesti

SinusNyeri Tekan (-)Nyeri Tekan (-)

KoanaTidak dievaluasiTidak dievaluasi

TenggorokanTenggorok

StatusKeteranganStatusKeterangan

DispneuTidak adaStridorTidak ada

SianosisTidak adaSuaraNormal

MukosaMerah MudaTonsilKananKiri

DindingBelakangNormalT1, TenangT1, Tenang

3.4 ResumePasien laki-laki umur 11 tahun datang dengan keluhan nyeri pada telinga kanan sejak kemarin. Nyeri awalnya dirasakan hilang timbul namun makin lama makin sering terasa senut-senut. Sebelumnya pasien sering mengorek-ngorek telinga kanannya sendiri dengan cotton bud karena merasa gatal dan seperti ada sesuatu yang memenuhi telinga kanannya. Pendengaran telinga kanan dikatatakan lebih jelek dibanding telinga kiri. Nyeri telinga kanan bertambah saat membuka mulut atau mengunyah makanan. Daun telinga kanan jika dipegang terasa nyeri. Riwayat demam, batuk dan pilek sebelumnya disangkal. Pasien memiliki kebiasaan sering mandi di sungai dengan teman-temannya.Dari pemeriksaan fisik ditemukan nyeri tekan tragus telinga kanan, liang telinga edema, sempit, hiperemis, seorus (+) dan membran timpani sulit dievaluasi. Hidung dan tenggorokan dalam batas normal.

3.5 Diagnosis Banding1. Otitis Eksterna Difusa Dexra2. Otitis Eksterna Sirkumskripta Dextra3. Otitis Media Akut Dextra

3.6 Diagnosis KerjaOtitis Eksterna Difusa Dexra

3.7 Terapi Chlorampenicol ear drop 3xII tetes ear D Paracetamol 500 mg tab 3xI Chlorpeniramin maleat 4 mg tab 3xI Ambroxol sirup 3x1 sendok KIE Mengilangkan kebiasaan mengorek telinga terlalu sering Menghindari berenang untuk sementara dan menjaga telinga agar tetap kering Minum obat secara teratur Istirahat

3.9 PrognosisDubius ad bonam

BAB IVPEMBAHASAN

Dari anamnesis didapatkan pasien datang dengan keluhan nyeri pada telinga kanan sejak kemarin. Nyeri awalnya dirasakan hilang timbul namun makin lama makin sering terasa senut-senut. Nyeri ini disebabkan oleh infeksi pada 2/3 dalam liang telinga akibat bakteri yang menyebabkan pembengkakan stratum korneum kulit sehingga menyumbat saluran folikel. Kuman penyebab biasanya golongan pseudomonas. Sebelumnya pasien sering mengorek-ngorek telinga kanannya sendiri dengan cotton bud karena merasa gatal dan seperti ada sesuatu yang memenuhi telinga kanannya. Keadaan ini menimbulkan trauma lokal yang memepermudah bakteri masuk melalui kulit, terjadi inflamasi dan cairan eksudat. Rasa gatal memicu terjadinya iritasi, berikutnya infeksi lalu terjadi pembengkakan dan akhirnya menimbulkan rasa nyeri. Pendengaran telinga kanan dikatatakan lebih jelek dibanding telinga kiri karena terjadi tuli konduktif yang disebabkan oleh edema kulit liang telinga, sekret serous atau purulen, penebalan kulit yang progresif pada otitis eksterna lama, sering menyumbat lumen kanalis. Keratin yang deskuamasi, rambut, serumen, debris, dan obat-obatan yang digunakan ke dalam telinga bisa menutup lumen. Nyeri telinga kanan bertambah saat membuka mulut atau mengunyah makanan. Daun telinga kanan jika dipegang terasa nyeri disebabkan oleh kulit dan tulang rawan liang telinga bersambung dengan kulit dan tulang rawan daun telinga sehingga gerakan yang sedikit saja dari daun telinga akan dihantarkan ke kulit dan tulang rawan dari telinga luar dan mengakibatkan rasa sakit yang hebat dirasakan oleh penderita. Riwayat demam, batuk dan pilek sebelumnya disangkal untuk membedakan dengan faktor risiko kejadian otitis media akut. Pasien memiliki kebiasaan sering mandi di sungai dengan teman-temannya. Keadaan diatas dapat menimbulkan timbunan air yang masuk ke dalam liang telinga. Kulit yang basah, lembab, hangat dan gelap pada liang telinga merupakan tempat yang baik bagi pertumbuhan bakteri dan jamur.Dari pemeriksaan fisik ditemukan nyeri tekan tragus telinga kanan, liang telinga edema, sempit, hiperemis, seorus (+) dan membran timpani sulit dievaluasi. Hal tersebut disebabkan oleh proses inflamasi yang terjadi di telinga luar akibat bakteri patogen. Karena proses tersebut membuat liang telinga menjadi sempit sehingga membran timpani sulit untuk dievaluasi. Hidung dan tenggorokan dalam batas normal.Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik diatas serta menyingkirkan diagnosis banding lainnya, pasien dapat didiagnosis dengan otitis eksterna difusa dextra. Terapi yang diberikan yaitu tetes telinga chlorampenicol, paracetamol tablet, chlorpeniramin maleat (CTM) dan ambroxol sirup serta edukasi kepada pasien. Pasien tidak dipasang tampon karena sulit untuk evaluasi sehingga langsung diberikan tetes telinga yang mengandung antibiotik disesuaikan dengan etiologi bakterinya (Pseudomonas). Terapi sistemik diberikan berupa analgetik (paracetamol) untuk mengurangi rasa nyeri pasien, antihistamin (CTM) diberikan untuk mengurangi proses peradangan yang terjadi dan mukolitik diberikan untuk mengurangi mukus yang terdapat pada telinga tengah karena telinga tengah berhubungan dengan rongga mulut. Edukasi diberikan untuk mempercepat proses penyembuhan dan mencegah timbulnya penyakit yang sama. Prognosis pasien baik karena belum terdapat komplikasi.

6