Referat Oe Jh

33
REFERAT OTITIS EKSTERNA Pembimbing: dr. Asno, Sp. THT-KL Disusun oleh: Joseph Halim - 11.2014.195 KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT THT RS ESNAWAN ANTARIKSA ANGKATAN UDARA Periode 11 April 2016 - 14 Mei 2016 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA 2016

description

asd

Transcript of Referat Oe Jh

Page 1: Referat Oe Jh

REFERAT

OTITIS EKSTERNA

Pembimbing:

dr. Asno, Sp. THT-KL

Disusun oleh:

Joseph Halim - 11.2014.195

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT THT

RS ESNAWAN ANTARIKSA ANGKATAN UDARA

Periode 11 April 2016 - 14 Mei 2016

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA

WACANA

2016

BAB I

Page 2: Referat Oe Jh

PENDAHULUAN

Otitis eksterna adalah radang liang telinga akut maupun kronis yang

disebabkan oleh bakteri terlokalisir atau difus dengan gejala telinga terasa sakit.

Faktor penyebab timbulnya otitis eksterna ini dapat berupa kelembaban,

penyumbatan liang telinga, trauma lokal dan alergi. Faktor ini menyebabkan

berkurangnya lapisan protektif yang menyebabkan edema dari epitel skuamosa.

Keadaan ini menimbulkan trauma lokal yang mengakibatkan bakteri masuk

melalui kulit, inflasi dan menimbulkan eksudat. Bakteri patogen pada otitis

eksterna akut adalah pseudomonas (41 %),strepokokus (22%), stafilokokus.aureus

(15%) dan bakteroides (11%).1

Otitis eksterna ini merupakan suatu infeksi liang telinga bagian luar yang

dapat menyebar ke pina, periaurikular, atau ke tulang temporal. Biasanya seluruh

liang telinga terlibat, tetapi pada otitis eksterna furunkulosis melibatkan liang

telinga sepertiga luar. Otitis eksterna difusa merupakan tipe infeks bakteri patogen

yang paling umum disebabkan oleh pseudomonas, stafilokokus dan proteus atau

jamur.2 Penyakit ini merupakan penyakit telinga bagian luar yang sering dijumpai,

disamping penyakit telinga lainnya. Penyakit ini sering dijumpai pada daerah-

daerah yang panas dan lembab dan jarang pada iklim- iklim sejuk dan kering.

Patogenesis dari otitis eksterna sangat komplek dan banyak peneliti

mengemukakan faktor pencetus dari penyakit ini seperti berenang dan

menimbulkan kekambuhan. Selain itu keadaan panas, lembab dan trauma terhadap

epitel dari liang telinga luar juga merupakan faktor penting untuk terjadinya otitis

eksterna.3,4

Umumnya penderita datang ke Rumah Sakit dengan keluhan rasa sakit

pada telinga, terutama bila daun telinga disentuh dan waktu mengunyah. Bila

peradangan ini tidak diobati secara adekuat, maka keluhan-keluhan seperti rasa

sakit, gatal dan mungkin sekret yang berbau akan menetap.5 Dalam upaya

menanggulangi Otitis eksterna, sejak dahulu telah dipergunakan larutan Burrowi,

yang di kemukakan pertama kali oleh dr.Karl August Von Burrow (1809-1874)

seorang ahli bedah Jerman dari Koningsburg. Dia menggunakan larutan Burrowi

Page 3: Referat Oe Jh

sebagai obat untuk telinga sejak akhir abad ke-19. Larutan Burrowi (Burrow’s

Solution), berisi larutan aluminium sulfat dan digunakan secara luas sebagai obat

kompres yang sekaligus bekerja sebagai anti septik dan adstrigensia dan

mempunyai pH 3,2.1

BAB II

Page 4: Referat Oe Jh

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 ANATOMI TELINGA

Anatomi Telinga

Gambar 1. Anatomi Telinga

2.1.1 Telinga Luar

Telinga luar terdiri dari daun telinga dan liang telinga sampai membran

timpani. Daun telinga terdiri dari tulang rawan elastin dan kulit. Liang

telinga berbentuk huruf S, dengan rangka tulang rawan pada sepertiga

bagian luar, sedangkan dua pertiga bagian dalam rangkanya terdiri dari

tulang. Panjangnya kira-kira 2,5 ± 3cm. Sepertiga bagian luar kulit telinga

terdapat banyak kelenjar serumen dan rambut. Kelenjar keringat terdapat

pada seluruh liang telinga. Pada dua pertiga bagian dalam hanya sedikit

dijumpai kelenjar serumen.

2.1.2 Telinga tengah

Page 5: Referat Oe Jh

Telinga tengah berbentuk kubus yang terdiri dari membran timpani yang

merupakan membran fibrosa tipis yang berwarna kelabu mutiara.

Berbentuk bundar dan cekung bila dilihat dari arah liang telinga dan terlihat

oblik terhadap sumbu liang telinga.

Membran timpani dibagi atas 2 bagian yaitu bagian atas disebut pars

flaksida (membrane sharpnell) dimana lapisan luar merupakan lanjutan

epitel kulit liang telinga sedangkan lapisan dalam dilapisi oleh sel kubus

bersilia, dan pars tensa merupakan bagian yang tegang dan memiliki satu

lapis lagi ditengah, yaitu lapisan yang terdiri dari serat kolagen dan sedikit

serat elastin.

Tulang pendengaran terdiri dari maleus, inkus dan stapes. Tulang

pendengaran ini dalam telinga tengah saling berhubungan. Tuba eustachius

menghubungkan rongga telinga tengah dengan nasofaring.

2.1.3 Telinga Dalam

Telinga dalam terdiri dari koklea (rumah siput) yang berupa dua setengah

lingkaran dan vestibuler yang terdiri dari 3 buah kanalis semisirkularis.

Ujung atau puncak koklea disebut helikotrema, menghubungkan perilimfa

skala timpani dengan skala vestibuli.

Kanalis semisirkularis saling berhubungan secara tidak lengkap dan

membentuk lingkaran yang tidak lengkap. Pada irisan melintang dari koklea

tampak skala vestibule sebelah atas, skala timpani sebelah bawah dan skala

media (duktus koklearis) diantaranya. Skala vestibule dan skala timpani

berisi perilimfa sedangkan skala media berisi endolimfa. Ion dan garam

yang terdapat di perilimfa berbeda dengan endolimfa. Dimana cairan

perilimfa tinggi akan natrium dan rendah kalium,sedangkan endolimfa

tinggi akan kalium dan rendah natrium. Hal ini penting untuk pendengaran.

Dasar skala vestibuli disebut sebagai membran vestibuli (Reissner’s

Membrane) sedangkan skala media adalah membran basalis. Pada membran

ini terletak organ corti yang mengandung organel-organel penting untuk

Page 6: Referat Oe Jh

mekanisme saraf perifer pendengaran. Organ corti terdiri dari satu baris sel

rambut dalam (3000) dan tiga baris sel rambut luar (12000). Ujung saraf

aferen dan eferen menempel pada ujung bawah sel rambut. Pada permukaan

sel-sel rambut terdapat stereosilia yang melekat pada suatu selubung

diatasnya yang cenderung datar, bersifat gelatinosa dan aselular sehingga

dikenal sebagai membrane tektoria.

Membran tektoria disekresi dan disokong limbus yang terletak di medial.

Pada skala media terdapat bagian yang berbentuk lidah yang disebut

membrane tektoria, dan pada membran basal melekat sel rambut yang terdiri

dari sel rambut dalam, sel rambut luar dan kanalis Corti yang membentuk

organ Corti.

2.2 DEFINISI

Otitis eksterna, juga dikenal sebagai telinga perenang atau swimmer’s ear,

adalah radang telinga luar baik akut maupun kronis. Kulit yang melapisi saluran

telinga luar menjadi merah dan bengkak karena infeksi oleh bakteri atau jamur

dengan tanda-tanda khas yaitu rasa tidak enak di liang telinga, deskuamasi, sekret

di liang telinga, dan kecenderungan untuk kambuh kembali. Pengobatan amat

sederhana tetapi membutuhkan kepatuhan penderita terutama dalam menjaga

kebersihan liang telinga. Infeksi ini sangat umum dan mempengaruhi semua

kelompok umur. Saluran telinga luar adalah sebuah terowongan pendek yang

berjalan dari lubang telinga hingga gendang telinga yang berada di dalam telinga.

Secara normal bagian ini dilapisi kulit yang mengandung rambut dan kelenjar

yang memproduksi lilin.

2.3 ETIOLOGI DAN FAKTOR RISIKO

Page 7: Referat Oe Jh

2.3.1 Etiologi

Swimmer’s ear (otitis eksterna) sering dijumpai. Terdiri dari inflamasi,

iritasi atau infeksi pada telinga bagian luar. Dijumpai riwayat pemaparan

terhadap air, trauma mekanik dan goresan atau benda asing dalam liang

telinga. Berenang dalam air yang tercemar merupakan salah satu cara

terjadinya otitis eksterna (swimmer’s ear).3

Kebanyakan disebabkan alergi pemakaian topikal obat tetes telinga. Alergen

yang paling sering adalah antibiotik, contohnya: neomycin, framycetyn,

gentamicin, polimixin, dan anti histamin. Sensitifitas poten lainnya adalah

metal dan khususnya nikel yang sering muncul pada kertas dan klip rambut

yang mungkin digunakan untuk mengorek telinga.2

2.3.2 Faktor Risiko

Suka membersihkan atau mengorek-ngorek telinga dengan cotton buds,

ujung jari atau alat lainnya

Kelembaban merupakan foktor yang penting untuk terjadinya otitis

eksterna.

Sering berenang, air kolam renang menyebabkan maserasi kulit dan

merupakan sumber kontaminasi yang sering dari bakteri

Penggunaan bahan kimia seperti hairsprays, shampoo dan pewarna

rambut yang bisa membuat iritasi dan mematahkan kulit rapuh, yang

memungkinkan bakteri dan jamur untuk masuk

kondisi kulit seperti eksema atau dermatitis di mana kulit terkelupas atau

pecah, dan tidak bertindak sebagai penghalang atau pelindung dari

kuman atau jamur

kanal telinga sempit

infeksi telinga tengah

diabetes.

Page 8: Referat Oe Jh

2.4 EPIDEMIOLOGI

Setiap tahun, otitis eksterna terjadi pada 4 dari setiap 1000 orang di

Amerika Serikat. Kejadian lebih tinggi selama musim panas, mungkin karena

partisipasi dalam kegiatan air lebih tinggi. Otitis eksterna akut, kronis, dan

eczematous merupakan otitits yang umum di Amerika Serikat, namun otitis

necrotizing jarang terjadi. Secara umum di dunia frekuensi otitis eksterna tidak

diketahui, namun insidennya meningkat di Negara tropis seperti Indonesia.

Tidak ada ras ataupun jenis kelamin yang berpengaruh terhadap angka

kejadian otitis eksterna. Umumnya, tidak ada hubungan antara perkembangan otitis

eksterna dan usia. Sebuah studi epidemiologi tunggal di Inggris menemukan

prevalensi selama 12-bulan yang sama untuk individu yang berusia 5-64 tahun dan

prevalensinya meningkat pada usia lebih dari 65 tahun.3,5

2.5 PATOFISIOLOGI

Kanalis auditorius eksternal dilapisi dengan epitel skuamosa dan

panjangnya sekitar 2,5 cm pada orang dewasa. Fungsi kanal auditori eksternal

adalah untuk mengirimkan suara ke telinga tengah sekaligus melindungi struktur

yang lebih proksimal dari benda asing dan setiap perubahan kondisi lingkungan.

Sepertiga luar kanal adalah tulang rawan dan terorientasi di superior dan posterior,

bagian dari kanal berisi serumen yang diproduksi oleh kelenjar apokrin. Dua pertiga

dari bagian dalam kanal adalah osseus, ditutupi dengan kulit tipis yang melekat erat,

dan berorientasi inferior dan anterior; bagian ini adalah kanal yang tidak memiliki

kelenjar apokrin atau folikel rambut.

Jumlah serumen yang dihasilkan bervariasi antara individu. Serumen

umumnya bersifat asam (pH 4-5), sehingga menghambat pertumbuhan bakteri atau

jamur. Sifat lilin dari serumen melindungi epitel yang mendasari dari maserasi atau

kerusakan kulit.

Otitis eksterna mungkin berkembang pada atlet akuatik atau perenang

sebagai akibat dari paparan air yang berlebihan yang mengakibatkan pengurangan

Page 9: Referat Oe Jh

secara keseluruhan dari serumen. Penurunan serumen ini kemudian dapat

menyebabkan pengeringan dari kanalis auditorius eksternal dan pruritus. Pruritus

kemudian dapat menyebabkan probing dari kanalis auditorius eksternal,

mengakibatkan kerusakan kulit dan memudahkan kejadian untuk infeksi. Obstruksi

saluran pendengaran eksternal dari serumen yang berlebihan, debris, exostosis

peselancar, atau kanal yang sempit dan berliku-liku juga dapat menyebabkan infeksi

dengan cara retensi kelembaban.

Organisme yang paling umum dijumpai pada OE adalah P aeruginosa

(50%), S aureus (23%), anaerob dan organisme gram negatif (12,5%), dan jamur

seperti Aspergillus dan Candida spesies (12,5%). Otomikosis adalah infeksi di

saluran pendengaran eksternal yang disebabkan oleh spesies Aspergillus sebanyak

80-90% dari kasus. Kondisi ini ditandai oleh adanya hifa yang panjang, putih,

berbentuk benang yang tumbuh dari permukaan kulit. Dalam sebuah penelitian,

91% dari kasus otitis eksternal disebabkan oleh bakteri.

2.6 KLASIFIKASI

1. Penyebab tidak diketahui

a. Malfungsi kulit : dermatitis seboroita, hiperseruminosis, asteotosis

b. Eksema infantil : intertigo, dermatitis infantil.

c. otitis eksterna membranaosa.

d. Miringitis kronik idiopatik

e. Lupus erimatosus, psoriasis

2. Penyebab infeksi

a. Bakteri gram (+) : furunkulosis, impetigo, pioderma, ektima, sellulitis, erisipelas.

b. Bakteri gram ( -) : Otitis eksterna diffusa, otitis eksterna bullosa, otitis eksterna granulosa, perikondritis.

c. Bakteri tahan asam : mikobakterium TBC

d. Jamur dan ragi (otomikosis) : saprofit atau patogen.

e. Merringitis bullosa, herpes simplek, herpes zoster moluskum kontangiosum, variola dan varicella.

Page 10: Referat Oe Jh

f. Protozoa

g. Parasit

3. Erupsi neurogenik : proritus simpek, neurodermatitis lokalisata/desiminata, ekskoriasi, neurogenik.

4. Dermatitis alergika, dermatitis kontakta ( venenat), dermatis atopik, erupsi karena obat, dermatitis eksamatoid infeksiosa, alergi fisik.

5. Lesi traumatika : kontusio dan laserasi, insisi bedah, hemorhagi ( hematom vesikel dan bulla), trauma ( terbakar, frosbite, radiasi dan kimiawi).

6. Perubahan senilitas.

7. Deskrasia vitamin

8. Diskrasia endokrin.7,38

Tabel 1: Klasifikasi Otitis Eksterna menurut G.G.Browning

Menurut MM. Carr secara klinik otitis eksterna terbagi :

1 Otitis Eksterna Ringan :

Kulit liang telinga hiperemis dan eksudat

Liang telinga menyempit

2. Otitis Eksterna Sedang :

Liang telinga sempit, bengkak, kulit hiperemis dan eksudat positif

3. Otitis Eksterna Komplikasi :

Pina/Periaurikuler eritema dan bengkak

4. Otitis Eksterna Kronik :

Page 11: Referat Oe Jh

Kulit liang telinga/pina menebal, keriput.

Eritema positif.

Secara umum otitis eksterna akut ada 2, yaitu otitis eksterna sirkumskripta dan otitis

eksterna difus.

Otitis eksterna sirkumskripta

Oleh karena kulit di sepanjang sepertiga luar liang telinga mengandung adneksa

kulit, seperti folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar serumen, maka di tempat

itu bisa terjadi infeksi pada pilosebaseus, sehingga membentuk furunkel.

Kuman penyebab biasanya Staphyloccoccus aureus atau Staphylococcus albus.

Gejalanya ialah rasa nyeri yang hebat, tidak sesuai dengan besar bisul. Hal ini

disebabkan karena kulit liang telinga tidak mengandung jaringan longgar di

bawahnya, sehingga rasa nyeri timbul pada penekanan perikondrium. Rasa nyeri

dapat juga timbul spontan waktu membuka mulut (sendi temporomandibula). Selain

itu terdapat juga gangguan pendengaran, bila furunkel besar dan menyumbat liang

telinga.

Terapi tergantung pada keadaan furunkel. Bila sudah menjadi abses, diaspirasi

secara steril untuk mengeluarkan nanahnya. Lokal bisa diberikan salep atau tetes

antibiotika. Jika dinding furunkel tebal, dilakukan insisi kemudian dipasang

drainage untuk mengalirkan nanahnya. Biasanya tidak perlu diberikan antibiotik

sistemik, hanya diberikan obat simptomatik seperti analgetik dan obat penenang.

Otitis eksterna difus

Sering mengenai kulit liang telinga duapertiga dalam. Tampak kulit liang telinga

hiperemis dan edema yang tidak jelas batasnya. Kuman penyebab biasanya

golongan Pseudomonas. Kuman lain yang dapat sebagai penyebab ialah

Staphylococcus albus, Escherichia coli dan sebagainya.

Gejalanya adalah nyeri tekan tragus, liang telinga sangat sempit, kadang kelenjar

getah bening regional membesar dan nyeri tekan, terdapat sekret yang berbau.

Sekret ini tidak mengandung lendir (musin) seperti secret yang keluar dari kavum

Page 12: Referat Oe Jh

timpani pada otitis media. Pengobatannya dengan membersihkan liang telinga,

memasukkan tampon yang mengandung antibiotika ke liang telinga supaya terdapat

kontak yang baik antara kulit yang meradang dengan obatnya. Kadang-kadang

diperlukan obat antibiotika sistemik.

2.7 DIAGNOSIS

Untuk menegakkan diagnosis dari otitis eksterna dapat diperoleh dari

anamnesis dan pemeriksaan fisik yang meliputi:

2.7.1 ANAMNESIS

Pasien mungkin melaporkan gejala berikut:

Otalgia

Rasa penuh ditelinga

Gatal

Discharge (Awalnya, debit mungkin tidak jelas dan tidak berbau, tetapi dengan cepat menjadi bernanah dan berbau busuk)

penurunan pendengaran

tinnitus

Demam (jarang)

Gejala bilateral (jarang)

Rasa sakit di dalam telinga (otalgia) bisa bervariasi dari yang hanya berupa

rasa tidak enak sedikit, perasaan penuh didalam telinga, perasaan seperti

terbakar hingga rasa sakit yang hebat serta berdenyut. Meskipun rasa sakit

sering merupakan gejala yang dominan, keluhan ini juga sering merupakan

gejala mengelirukan. Rasa sakit bisa tidak sebanding dengan derajat

peradangan yang ada. Ini diterangkan dengan kenyataan bahwa kulit dari

liang telinga luar langsung berhubungan dengan periosteum dan

perikondrium, sehingga edema dermis menekan serabut saraf yang

mengakibatkan rasa sakit yang hebat. Lagi pula, kulit dan tulang rawan 1/3

luar liang telinga bersambung dengan kulit dan tulang rawan daun telinga

Page 13: Referat Oe Jh

sehingga gerakan yang sedikit saja dari daun telinga akan dihantarkan ke kulit

dan tulang rawan dari liang telinga luar dan mengkibatkan rasa sakit yang

hebat dirasakan oleh penderita otitis eksterna.7

Rasa penuh pada telinga merupakan keluhan yang umum pada tahap awal

dari otitis eksterna difusa dan sering mendahului terjadinya rasa sakit dan

nyeri tekan daun telinga.

Gatal merupakan gejala klinik yang sangat sering dan merupakan pendahulu

rasa sakit yang berkaitan dengan otitis eksterna akut. Pada kebanyakan

penderita rasa gatal disertai rasa penuh dan rasa tidak enak merupakan tanda

permulaan peradangan suatu otitis eksterna akuta.7

Kurang pendengaran mungkin terjadi pada akut dan kronik dari otitis

eksterna. Edema kulit liang telinga, sekret yang serous atau purulen, penebalan

kulit yang progresif pada otitis eksterna yang lama sering menyumbat lumen

kanalis dan menyebabkan timbulnya tuli konduktif. Keratin yang deskuamasi,

rambut, serumen, debris, dan obat -obatan yang digunakan kedalam telinga

bisa menutup lumen yang mengakibatkan peredaman hantaran suara.5,7

2.7.2 PEMERIKSAAN FISIK

Temuan pemeriksaan fisik dapat mencakup sebagai berikut:

Nyeri tekan tragus

Eritematosa dan edema saluran auditori eksternal

Discharge purulen

Eczema dari daun telinga

Adenopati Periauricular dan servikal

Demam (jarang)

Pada kasus yang berat, infeksi dapat menyebar ke jaringan lunak

sekitarnya, termasuk kelenjar parotis. Ekstensi tulang juga dapat terjadi ke

dalam tulang mastoid, sendi temporomandibular, dan dasar tengkorak,

Page 14: Referat Oe Jh

dalam hal saraf kranial VII (wajah), IX (glossopharingeus), X (vagus), XI

(aksesori), atau XII (hypoglossal) dapat terpengaruh.

2.8 PENATALAKSANAAN

Terapi utama dari otitis eksterna melibatkan manajemen rasa sakit, pembuangan

debris dari kanalis auditorius eksternal, penggunaan obat topikal untuk mengontrol

edema dan infeksi, dan menghindari faktor pencetus.

Dengan lembut membersihkan debris dari kanalis auditorius eksternal dengan

irigasi atau dengan menggunakan kuret plastik lembut atau kapas di bawah

visualisasi langsung. Pembersihan kanal meningkatkan efektivitas dari obat

topikal.

Obat topikal aural biasanya termasuk asam ringan (untuk mengubah pH dan untuk

menghambat pertumbuhan mikroorganisme), kortikosteroid (untuk mengurangi

peradangan), agen antibiotik, dan / atau agen antijamur.

Infeksi ringan: otitis eksterna ringan biasanya merespon dengan penggunaan

agen acidifying dan kortikosteroid. Sebagai alternatif, campuran perbandingan

(2:1) antara alkohol isopropil 70% dan asam asetat dapat digunakan.

Infeksi sedang: Pertimbangkan penambahan antibiotik dan antijamur ke agen

acidifying dan kortikosteroid.

Antibiotik oral digunakan pada pasien dengan demam, imunosupresi, diabetes,

adenopati, atau pada individu-individu dengan ekstensi infeksi di luar saluran

telinga.

Dalam beberapa kasus, kasa (dengan panjang 1/4 inci) dapat dimasukkan ke

dalam kanal, dan obat ototopic dapat diterapkan secara langsung ke kasa (2-4

kali sehari tergantung pada frekuensi dosis yang dianjurkan dokter). Setelah

kasa digunakan, harus dicabut kembali 24-72 jam setelah insersi.

Dalam kasus pasien dengan tympanostomy atau diketahui adanya perforasi,

persiapan non-ototoxic topical (misalnya, fluorokuinolon, dengan atau tanpa

steroid).

Page 15: Referat Oe Jh

Dalam kasus otitis kronis, tidak menular, resisten terhadap terapi, krim tacrolimus

0,1% (melalui kasa yang diganti setiap saat hingga hari ketiga) mengakibatkan

tingginya tingkat resolusi setelah 9-12 hari terapi.

Gambar 2: Skema terapi otitis eksterna

2.9 PROGNOSIS

Umumnya otitis eksterna dapat sembuh jika segera diobati dan faktor

pencetusnya dapat dihindari. Akan tetapi otitis eksterna sering kambuh jika

OTITIS EKSTERNA

Pertimbangkan mengambil sampel

Rujuk ke THT jika:

Terapi gagal

Gejala dan tanda yang berat

Kemungkinan adanya otitis eksternal necrotizing

TERAPI

Edukasi+ analgetika+ tetes telinga topical+/-

menghilangkan debris

Evaluasi secara rutin dalam 5-7 hari jika

imunocompromized atau diabetes, gejala

memburuk, gejala tidak hilang dalam 1

minggu

Page 16: Referat Oe Jh

kebersihan telinga tidak dijaga, adanya riwayat penyakit tertentu seperti diabetes

yang menyulitkan penyembuhan otitis sendiri, dan tidak menghindari faktor

pencetus dengan baik.

BAB III

LAPORAN KASUS

Page 17: Referat Oe Jh

3.1 IDENTITAS PENDERITA

Nama : DLJ

Umur : 9 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Bangsa : Indonesia

Suku : Bali

Agama : Hindu

Pendidikan : SD (Sekolah Dasar)

Status perkawinan : Belum menikah

Alamat : Banjar negari, Klungkung

Tanggal pemeriksaan : 19 Juni 2012

3.2 ANAMNESIS

Keluhan Utama : sakit pada telinga kanan

Riwayat Penyakit Sekarang:

Penderita datang dengan keluhan sakit di telinga kanan sejak 4 hari

yang lalu. Sakitnya terasa hilang timbul makin lama semakin keras apalagi

jika telinganya ditekan hingga penderita susah tidur. Dari heteroanamnesis,

keluhan tersebut muncul setelah penderita mandi di sungai. Penderita merasa

telinga kanannya gatal-gatal, lalu penderita mengorek-ngorek telinganya

tersebut. Penderita merasa telinganya tersebut tidak pernah kemasukan

sesuatu benda asing. Pendengaran dirasakan tidak ada perubahan dan tidak

pernah mengalami trauma di telinganya tersebut. Ibu pasien tidak

mengeluhkan panas,batuk dan pilek

Riwayat Penyakit Terdahulu :

Page 18: Referat Oe Jh

Ibu penderita mengatakan penderita tidak pernah menderita penyakit

yang sama sebelumnya.

Riwayat Pengobatan :

Penderita sempat dibawa ke puskesmas oleh orang tuanya. Dari

puskesmas dirujuk ke rumah sakit. Ibu penderita mengatakan pada telinga

kanan penderita sempat ditetesi minyak (Bokasi) karena pasien tidak bisa

tidur.

Riwayat Alergi :

Riwayat asma, alergi terhadap makanan tertentu, maupun terhadap obat-

obatan tertentu disangkal oleh ibu penderita.

Riwayat Keluarga :

Tidak ada anggota keluarga lain yang menderita keluhan seperti yang

dikeluhkan oleh penderita.

Riwayat Lingkungan dan Sosial:

Lingkungan tempat tinggal pasien cukup bersih, setiap hari penderita

pergi ke sekolah dan sering menghabiskan waktu di rumah. Penderita

mempunyai kebiasaan mengorek-ngorek telinga hingga menghabiskan

banyak cotton buds dan sering mandi di sungai.

3.3 PEMERIKSAAN FISIK

Vital Sign

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Compos Mentis

Tekanan darah : 120/80 mmHg

Nadi : 80 x/menit

Page 19: Referat Oe Jh

Respirasi : 20 x/menit

Temperatur : 36,8°C

Berat badan : 21 kg

Status General :

Kepala : Normocephali

Muka : Simetris, parese nervus fasialis -/

Mata : Anemis -/-, ikterus -/-

THT : Sesuai status lokalis

Leher : Kaku kuduk (-)

Pembesaran kelenjar limfe -/-

Pembesaran kelenjar parotis -/-

Kelenjar tiroid (-)

Thorak : Cor : S1S2 tunggal, reguler, murmur –

Po : Vesikuler +/+, Rhonki -/-, Wh -/-

Ekstremitas : dalam batas normal

Status lokalis THT :Telinga Kanan Kiri

Daun telinga N, nyeri tekan tragus (+) N

Liang telinga Sempit lapang

Discharge Serumen (+) -

Membran timpani sulit dievaluasi intak

Tumor - -

Page 20: Referat Oe Jh

Mastoid N N

Hidung Kanan Kiri

Hidung luar N N

Cavum nasi Lapang Lapang

Septum deviasi tidak ada

Discharge - -

Mukosa merah muda merah muda

Tumor - -

Concha kongesti kongesti

Sinus nyeri tekan tidak ada

Choana N N

Tenggorokan :

Dispneu : -

Sianosis : -

Mukosa : merah muda

Dinding belakang faring : normal

Suara : tidak ada kelainan

Tonsil : Kanan Kiri

Pembesaran T1 T1

Page 21: Referat Oe Jh

Hiperemis - -

Permukaan mukosa rata rata

Kripte N N

Detritus - -

Fiksasi - -

3.4 RESUME

Pasien perempuan 9 tahun bernama Desak Lina Jayani, Hindhu,

Klungkung dengan sakit pada telinga kanan sejak ±4 hari yang lalu. Sakitnya

terasa hilang timbul makin lama semakin keras apalagi jika telinga kanannya

ditekan hingga penderita susah tidur. Dari heteroanamnesis, keluhan tersebut

muncul setelah penderita mandi di sungai. Penderita merasa telinga kanannya

gatal-gatal, lalu penderita mengorek-ngorek telinganya tersebut. pada telinga

kanan penderita sempat ditetesi minyak (Bokasi) karena pasien tidak bisa

tidur. Pemeriksaan fisik THT pada telinga kanan didapatkan nyeri tekan

tragus, serumen keras dan banyak, liang telinga nampak sempit dan hiperemi,

dan membran timpani sulit dievaluasi karena tertutup oleh serumen.

3.5 DIAGNOSIS

Otitis Eksterna Difusa Dekstra

3.6 PENATALAKSANAAN

Asam mefenamat 3x250gr

Cefadroxyl 2x 250gr

Chloramphenicol ear drop 3x2 tetesPembersihan liang telinga

Kontrol 3 hari lagi

3.7 PROGNOSIS

dubius ad bonam

Page 22: Referat Oe Jh

BAB IV

PEMBAHASAN

1. Pasien ini didiagnosis otitis eksterna difusa dekstra karena sakit pada telinga

kanan sejak ±4 hari yang lalu. Sakitnya terasa hilang timbul makin lama

Page 23: Referat Oe Jh

semakin keras hingga penderita susah tidur. Dari heteroanamnesis, keluhan

tersebut muncul setelah penderita mandi di sungai. Penderita merasa telinga

kanannya gatal-gatal, lalu penderita mengorek-ngorek telinganya tersebut.

pada telinga kanan penderita sempat ditetesi minyak (Bokasi) karena pasien

tidak bisa tidur. Pemeriksaan fisik THT pada telinga kanan didapatkan nyeri

tekan tragus, serumen keras dan banyak, liang telinga nampak sempit dan

hiperemi, dan membran timpani sulit dievaluasi karena tertutup oleh

serumen. Hal ini sesuai dengan gejala-gejala otitis eksterna yang akut yaitu

OE difusa dekstra.

2. Prinsip penatalaksanaan pada pasien ini adalah konservatif dengan

manajemen nyeri, menghilangkan infeksi kuman, dan pembersihan telinga

dari debris.

Asam mefenamat 3x 250 gr diberikan karena pasien mengeluh nyeri. Cara

Kerja Asam mefenamat adalah seperti OAINS (Obat Anti-Inflamasi Non-

Steroid atau NSAID) lain yaitu  menghambat sintesa prostaglandin dengan

menghambat kerja enzim cyclooxygenase (COX-1 & COX-2). Asam

mefenamat mempunyai efek antiinflamasi, analgetik (antinyeri) dan

antipiretik.

Cefadroxil 2x250 gr adalah antibiotika semisintetik golongan sefalosforin

untuk pemakaian oral. Cefadroxil bersifat bakterisidal dengan jalan

menghambat sintesa dinding sel bakteri. Cefadroxil aktif terhadap

Streptococcus beta-hemolytic, Staphylococcus aureus (termasuk penghasil

enzim penisilinase), Streptococcus pneumoniae, Escherichia coli, Proteus

mirabilis, Klebsiella sp, Moraxella catarrhalis. Dosis yang dianjurkan pada

anak-anak adalah 25 – 50 mg/kg BB sehari dalam dua dosis terbagi. 

Chloramphenicol tetes telinga 3x 2 tetes adalah antibiotika spektrum luas,

bekerja sebagai bakteriostatik terhadap beberapa spesies, dan pada keadaan

tertentu bekerja sebagai bakterisida. Indikasi pemberian Chloramphenicol

tetes telinga adalah untuk infeksi superfisial pada telinga luar oleh bakteri

gram positif atau gram negatif yang peka terhadap chloramphenicol.

Page 24: Referat Oe Jh

Pembersihan liang telinga bertujuan untuk mengangkat serumen agar tidak

menumpuk sehingga tidak menyebabkan rasa penuh ditelinga dan

penurunan pendengaran.

3. Prognosis

Dubius ad bonam, karena pada penderita belum terjadi gejala-gejala yang

begitu berat dan dengan menghindari faktor pencetus dan terapi yang

adekuat mampu meringankan dan menghilangkan gejala.