Lapsus ICU Heat stroke anggaaaa.docx
-
Upload
anggamizul -
Category
Documents
-
view
27 -
download
14
Transcript of Lapsus ICU Heat stroke anggaaaa.docx
LAPORAN KASUS ICU
I. Identitas pasien
Nama : M. Iqbal
Jenis kelamin : Laki-Laki
Umur : 21 tahun
Alamat : Magelang, AKMIL
Tanggal masuk ICU : 14 Juni 2013
II. Kondisi Pasien
II.1. Alloanamnesis
Riwayat penyakit sekarang :
Keluhan utama
Pasien datang dengan keluhan hilang kesadaran pada saat lari 6000 m
pada jam 11.00 siang. Pada saat lari pasien merasakan dadanya terasa
seperti tertekan dan tiba2 hilang kesadaran, pasien mengatakan pada saat
berlari itu badanya terasa panas dan mengeluarkan keringat yang sangat
banyak, pasien menyangkal ada keram, pasien menyangkal ada kejang,
menyangkal dadanya nyeri, menyangkal adanya sesak nafas,
menyangkal nyeri kepala yang hebat, pasien merasa lemah, pasien
merasa bingung pada saat kejadian, pusing, mual dan muntah beberapa
kali, pasien tidak mampu untuk berjalan. Pada saat lari pasien
menyatakan bahwa kondisi cuaca pada saat lari biasa saja tidak panas
terik.
Riwayat penyakit dahulu :
Riwayat Hipertensi (-), Riwayat jantung (-), Riwayat DM (-), Riwayat
trauma (-), Riwayat hilang kesadaran sebelumnya juga disangkal.
Riwayat penyakit keluarga : (-)
Riwayat operasi : (-)
Riwayat alergi :
Tidak memiliki alergi terhadap makanan atau obat-obatan tertentu.
1
II.2. Pemeriksaan
BB : 80 Kg
TB : 175 cm (IMT = 26,1 )
a. Sistem Saraf Pusat :
GCS : E4V5M6 15 CM
Pupil isokor, diameter pupil 3 mm, refleks cahaya +/+
b. Sistem Pernapasan : Airway Gigi : tidak ada caries
Lidah : normal
Tonsil : T2-T1, tidak hiperemis, kiptus (-)
Trakea : Tidak ada deviasi, terletak di tengah
TMJ (Temporo-Mandibular Joint) : dbn
TMD (Thyroid-Mental Distance) : dbn
Breathing
Pernapasan : 20 kali/menit
Pemeriksaan Thoraks
Inspeksi : Normo-thoraks, pergerakan dinding dada simetris, retraksi
intercostae (-)
Palpasi :
Pergerakan dada simetris,
Vokal fremitus : Normal
Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
Auskultasi :
Suara nafas : Ronkhi -/-, Wheezing -/-
Bunyi Jantung : Reguler
c. Sistem Sirkulasi
Tekanan darah : 115/67 mmHg, Suhu : 41oC
Nadi : 80 x/mnt
2
EKG : dbn
Akral : hangat
Pemeriksaan Jantung :
- Inspeksi : bentuk dan ukuran dada normal
- Palpasi : dalam batas normal
- Perkusi : tidak ada pembesaran jantung
- Auskultasi : S1 > S2, murni regular, tidak ditemukan gallop dam
murmur.
Yang Diperiksa Nilai Normal Hasil
WBC 4.0-10.0 x 103 /uL 10,1 x 109
RBC 3.50-5.50 x 106 /uL 3,42 x 106
HGB 11-15 g/dL 10,9
HCT 36-40 g/dL 29,9 %
MCV 80-99 fL 91,4
MCH 26-32 Pg 25,6
MCHC 32-36 g/dL 28
PLT 150-450 x 103 /uL 183 x 103
d. Sistem Perkemihan :
a. Buang air kecil : Terpasang kateter (+)
b. Urin : Volume urin ketika datang jam 13.00 –
16.00 sebanyak 900 cc, warna kuning jernih.
e. Sistem Pencernaan :
Pemeriksaan Abdomen
i. Inspeksi : Perut datar, luka (-).
ii. Auskultasi : Bising usus (+).
iii. Palpasi : Hepatomegali (-), splenomegali (-), nyeri tekan (-)
iv. Perkusi : Timpani di 4 kuadran abdomen
Pemeriksaan laboratorium pada tanggal 14 Juni 2013
3
Yang Diperiksa Nilai Normal Hasil
Glukosa 70-115 mg/dL 51
Ureum 0-50 mg/dL 38
Creatinin 0-1,3 mg/dL 1,4
Kolesterol 0-200 mg/dL 150
Trigliserida 0-150 mg/dL 50
Uric acid 2,3-8,2 mg/dl 4,6
SGOT 3-35 U/L 13
SGPT 8-41 U/L 11
Total Protein 6.6-8,3 g/dL 5,3
Albumin 3,8-5,1 g/dL 2,5
Globulin 2,7-3,5 g/dL 3,2
Bilirubin direct 0-0,25 mg/dL 0,20
Bilirubin total 0-1,1 mg/dL 0,8
Chlorida 96,0-106,0 mmol/L 81,28
Natrium 135-145 mmol/L 159,83
Kalium 3,4-5,50 mmol/L 2,96
f. Sistem Muskuloskeletal
Pasien keslitan menggerakan tubuhnya karena merasa sangat lemah,
kulit kering, turgor kulit melambat.
g. Kesimpulan
Pasien Laki-laki usia 21 tahun dengan suspect Heat Stroke.
Penilaian ABC :
a. Airway : tidak ada gangguan
b. Breathing : tidak ada gangguan
c. Circulation : Tekanan darah : 115/67 mmHg, Hb : 10.9 g/dl, Hct :
29,9%, RBC sedikit menurun, WBC sedikit meningkat, suhu : 41 C
II.3. Penatalaksanaan
Infus RL 2 line
4
Pasang kanul Oksigen 3 liter/menit
Injeksi Antrain ( Na Metamizole ) 1 gram IV ( pada saat di IGD )
Injeksi dexamethasone 5 mg/1 ml IV ( pada saat di IGD )
Injeksi Rantin 50 mg/2 ml IV ( pada saat di IGD dan ICU )
Lasix IV ( Furosemid ) 20 mg/2 ml ( pada saat di IGD dan ICU )
Metil Prednisolon 125 mg IV ( ICU )
Ceftriaxone 1 gr IV ( ICU )
Albumin infus 20%
KSR 50 CC
III. MASALAH MEDIS
Airway : Terpasang nasal kanul oksigen
Breathing : Nafas spontan dengan frekuensi 20 kali/menit
Circulation : Tekanan darah 115/67 mmHg, nadi 80 kali/menit
Exposure : Temperatur axilla 41 C°
IV. PENGELOLAAN ABC
Pengelolaan pasien di ICU meliputi tindakan resusitasi yang meliputi
dukungan hidup untuk fungsi-fungsi vital seperti : Airway (fungsi jalan napas),
Breathing (fungsi pernapasan), Circulation (fungsi sirkulasi), Brain (fungsi otak)
dan fungsi organ lain, dilanjutkan dengan diagnosis dan terapi definitif.
A. Manajemen Airway
Posisi pasien berbaring satu level antar kepala dan tubuh
B. Manajemen Breathing
Pada pasien dipasang nasal kanul oksigen 4 liter/menit. Pemberian Oksigen
melalui kanul hanya mampu memberikan oksigen 24-44%.
C. Manajemen Sirkulasi
Berat badan pasien 80 kg. Terapi cairan di ICU dalam 24 jam pertama:
Maintanance
4 x 10 = 40
2 x 10 = 20
1 x 60 = 60
120 ml/jam
5
Karena pasien mengalami kehilangan cairan yang banyak, maka
perlu dihitung rehidrasi pada dehidrasi sedang – berat. 10% x BB ( 80 kg )
= 8 liter dalam 24 jam, 8 liter dalam 24 jam di bagi menjadi dua yaitu
dalam 8 jam pertama dan 16 jam berikutnya.
4 liter dalam 8 jam pertama : 500 ml/jam, maintenance + rehidrasi
8 jam pertama = 120 + 500 = 620 ml/ jam (makrodrip) = 620 /3 = 207 tpm
dalam 8 jam pertama.
4 liter dalam 16 jam = 250 ml/jam, maintenance + rehidrasi 16 jam
berikutnya = 120 + 250 = 370 ml/jam = 370/3 = 123 tpm dalam 16 jam
Pasien diberi cairan Ringer Laktat intravena dikarenakan cairan
tersebut komposisi elektrolit dan tekanan osmotiknya hampir sama
dengan plasma.
V. DISKUSI
Heat stroke adalah keadaan dimana suhu tubuh meningkat
hingga 400 C (1040F) atau lebih dan berhubungan dengan disfungsi dan
tanda-tanda kegagalan sistem organ yang multipel. Heat stroke dapat
disebabkan karena kenaikan suhu lingkungan, atau aktivitas yang
dapat meningkatkan suhu tubuh. Apapun penyebabnya diperlukan
penanganan medis segera untuk mencegah kerusakan dan organ
lainnya. Manusia dan mamalia dapat menjaga suhu tubuh fisiologisnya
dengan menyeimbangkan panas yang didapat (heat gain) dengan panas
yang hilang (heat loss) dari tubuhnya. Mekanisme pengaturan suhu
tubuh ini terjadi secara kompleks melibatkan berbagai organ. Terutama
hipotalamus yang berfungsi sbg termostat yang membimbing tubuh
dalam mekanisme produksi dan pembuangan panas.
Panas diperoleh dari proses metabolisme, saat istirahat pun
metabolisme tubuh kita tetap berjalan,sehingga panas tetap dihasilkan
tubuh. Panas juga didapatkan dari lingkungan, yaitu melalui proses
konduksi,konveksi dan radiasi. Untuk pembuangan panas juga
melibatkan proses konduksi, konveksi, radiasi dan evaporasi sesuai
mekanisme yang paling memungkinkan untuk dilakukan. Heat gain
6
dan heat loss harus seimbang untuk mempertahankan suhu tubuh tetap
fisologis.
Ketika heat gain melebihi heat loss, suhu tubuh akan meningkat.
Heat stroke terjadi pada individu yang tidak memiliki kemampuan
memodulasi suhu lingkungan, misalnya bayi, orang tua (usila), dan
orang yang sedang sakit. Ketika suhu tubuh meningkat diatas normal,
maka hipotalamus akan tarangsang dan mengeluarkan perintah kepada
jantung untuk meningkatkan cardiac output dan meningkatkan aliran
darah ke perifer untuk meningkatkan produksi keringat dan menyerap
kembali natrium keringat agar panas cepat terbuang. Namun di sisi lain
akan terjadi pembuangan elektrolit dan cairan yang berlebihan disaat
mekanisme heat loss terjadi terlalu lama yang berakibat kepada
pembebanan kerja pada organ jantung, jika tidak segera dilakukan
rehidrasi maka akan terjadi gagal jantung yang menyebabkan
komplikasi multi organ yang sistemik.
Pada tingkat seluler, banyak teori yang menjelaskan tentang heat
stroke. Secara umum, panas akan langsung mempengaruhi tubuh pada
tingkat sel dengan mengganggu proses seluler pada aktivitas denaturasi
protein dan membran seluler, sehingga berbagai sitokin inflamasi dan
heat shock protein (HSPs) yang menyebabkan stres lingkungan akan
dihasilkan. Jika stres ini berlanjut, maka sel akan mati (terjadi
apoptosis).
VII. KESIMPULAN DAN SARAN
VII.1. Kesimpulan
Pasien laki-laki berusia 21 tahun di diagnosis heat stroke. Dari
anamnesis didapatkan pasien melakukan aktivitas yang berat disiang hari
sehingga menyebabkan penurunan kesadaran, kehilangan cairan yang
banyak dan terjadi peningkatan suhu tubuh yang ekstrim sampai 41 C.
Pada pemeriksaan fisik di dapatkan adanya tanda2 dehidrasi, tetapi belum
ada gangguan pada sistem organya. Pada pemeriksaan laboratorium di
dapatkan albumin menerunm, kalium menurun dan peningkatan natrium.
7
VII.2. Saran
Pada penatalaksanaan heat stroke harus dilakukan secara segera
untuk mengkoreksi permasalahan pada sirkulasi, pada airway tidak
ditemukan masalah, pada breathing tidak ditemukan masalah. Untuk
mengkoreksi cairan yang dibutuhkan harus dilakukan dengan tepat dengan
cara menghitng jumlah cairan yang dibutuhkan serta dilakukan
pemberiaan obat2an suportif.
8