Ambulans Icu
-
Upload
pentana-akhir-p -
Category
Documents
-
view
159 -
download
7
Transcript of Ambulans Icu
MAKALAH INDIVIDU SISTEM GAWAT DARURAT I
AMBULANS DAN ICU
Disusun oleh:
Nama : Pentana Akhir P.
Kelas : IV B
Nim : 1002081
PRODI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BETHESDA YAKKUM
YOGYAKARTA
T.A 2013/2014
I. Ambulans
Kepmekes No. 0152/YanMed/RSKS/1987, tentang Standarisasi
Kendaraan Pelayanan Medik.
Kepmenkes No 143/Menkes-kesos/SK/II/2001, tentang Standarisasi
Kendaraan Pelayanan Medik.
Diperlukan standarisasi perlengkapan umum dan medik pada kendaraan
ambulans AGDT, khususnya untuk keseragaman dan peningkatan mutu
pelayaan rujukan kegawatdaruratan medik.
Yang diatur dalam Kepmenkes adalah jenis kendaraan :
1. Ambulans transportasi;
2. Ambulans gawat darurat;
3. Ambulans rumah sakit lapangan;
4. Ambulans pelayanan medik bergerak;
5. Kereta jenazah.
6. Ambulans udara.
A. Ambulans transportasi
1. Tujuan Penggunaan
Pengangkutan penderita yang tidak memerlukan perawatan khusus/
tindakan darurat untuk menyelamatkan nyawa dan diperkirakan
tidak akan timbul kegawatan selama dalam perjalanan.
2. Persyaratan Kendaraan
a. Teknis
1) Kendaraan roda empat atau lebih dengan suspensi lunak
2) Warna kendaraan : putih (DKI warna hijau lapis )
3) Tanda pengenal kendaraan : di depan - gawat darurat/
emergency, disamping kanan dan kiri tertulis : ambulans
dan logo : bintang enam biru dan ular tongkat.
4) Ruang penderita mudah dicapai dari tempat pengemudi
5) Tempat duduk bagi petugas dan keluarga di ruangan
penderita
6) Dilengkapi sabuk pengaman untuk petugas dan penderita
7) Ruangan penderita cukup luas untuk sekurang-kurangnya
satu tandu
8) Ruangan penderita berhubungan langsung dengan tempat
pengemudi
9) Gantungan infus terletak sekurangnya 90 sm di atas tempat
penderita
10) Stop kontak khusus 12 V DC di ruang penderita
11) Lampu ruangan secukupnya/bukan neon, dan lampu sorot
yang dapat digerakan
12) Lemari obat dan peralatan
13) Penyimpan air bersih 20 liter, wastafel dan penampungan
air limbah
14) Sirine dua nada
15) Lampu rotator warna merah dan biru, di tengah atas
kendaraan
16) Radio komunikasi dan atau radio genggam di ruang kemudi
17) Tersedia peta wilayah
18) Buku petunjuk pemeliharaan semua alat berbahasa
Indonesia
19) Tanda pengenal ambulans transportasi dari bahan pemantul
sinar
20) Kendaraan mudah dibersihkan, lantai landai dan batas
dinding dengan lantai tidak menyudut
21) Dapat membawa inkubator transport
22) Persyaratan lain sesuai peraturan perundangan yang
berlaku.
b. Medis
1) Tabung oksigen dengan peralatannya
2) Alat penghisap cairan/lendir 12 Volt DC
3) Peralatan medis PPGD (tensimeter dengan manset anak-
dewasa, dll)
4) Obat-obatan sederhana, cairan infus secukupnya.
c. Petugas
1) 1 (satu) supir dengan kemampuan BHD (bantuan hidup
dasar) dan berkomunikasi
2) 1 (satu) perawat dengan kemampuan PPGD
d. Tata Tertib
1) Sewaktu menuju tempat penderita boleh menghidupkan
sirine dan rotator
2) Selama mengangkut penderita hanya menggunakan lampu
rotator .
3) Mematuhi semua peraturan lalu lintas
4) Kecepatan kendaraan maksimum 40 km di jalan biasa, 80
km di jalan bebas hambatan.
5) Petugas membuat/ mengisi laporan selama perjalanan yang
disebut dengan lembar catatan penderita yang mencakup
identitas, waktu dan keadaan penderita setiap 15 menit.
6) Petugas memakai seragam awak ambulans dengan identitas
yang jelas.
B. Ambulans Gawat Darurat
1. Tujuan Penggunaan
a. Pertolongan Penderita Gawat Darurat Pra Rumah Sakit
b. Pengangkutan penderita dawat darurat yang sudah distabilkan
dari lokasi kejadian ke tempat tindakan definitif atau ke
Rumah Sakit
c. Sebagai kendaraan transport rujukan.
2. Pesyaraatan Kendaraan
a. Teknis
1) Kendaraan roda empat atau lebih dengan suspensi lunak
2) Warna kendaraan : kuning muda
3) Tanda pengenal kendaraan : di depan - gawat darurat/
emergency, disamping kanan dan kiri tertulis : Ambulans
dan logo : Star of Life, bintang enam biru dan ular tongkat.
4) Menggunakan pengatur udara AC dengan pengendali di
ruang pengemudi.
5) Pintu belakang dapat dibuka ke arah atas.
6) Ruang penderita tidak dipisahkan dari ruang pengemudi
7) Tempat duduk petugas di ruang penderita dapat diatur/
dilipat
8) Dilengkapi sabuk pengaman bagi pengemudi dan pasien
9) Ruang penderita cukup luas untuk sekurangnya dua tandu.
Tandu dapat dilipat.
10) Ruang penderita cukup tinggi sehingga petugas dapat
berdiri tegak untuk melakukan tindakan
11) Gantungan infus terletak sekurang-kurangnya 90 sm di atas
tempat penderita
12) Stop kontak khusus 12 V DC di ruang penderita
13) Lampu ruangan secukupnya/ bukan neon dan lampu sorot
yang dapat digerakan
14) Meja yang dapat dilipat
15) Lemari obat dan peralatan
16) Tersedia peta wilayah dan detailnya
17) Penyimpan air bersih 20 liter, wastafel dan penampungan
air limbah
18) Sirine dua nada
19) Lampu rotator warna merah dan biru
20) Radio komunikasi dan telepon genggam di ruang kemudi
21) Buku petunjuk pemeliharaan semua alat berbahasa
Indonesia
22) Peralatan rescue
23) Lemari obat dan peralatan
24) Tanda pengenal dari bahan pemantul sinar
25) Peta wilayah setempat – Jabotabek
26) Persyaratan lain menurut perundangan yang berlaku
27) Lemari es/ freezer, atau kotak pendingin.
b. Medis
1) Tabung oksigen dengan peralatan bagi 2 orang
2) Peralatan medis PPGD
3) Alat resusitasi manual/automatic lengkap bagi dewasa dan
anak/ bayi
4) Suction pump manual dan listrik 12 V DC
5) Peralatan monitor jantung dan nafas
6) Alat monitor dan diagnostik
7) Peralatan defibrilator untuk anak dan dewasa
8) Minor surgery set
9) Obat-obatan gawat darurat dan cairan infus secukupnya
10) Entonok
11) Kantung mayat
12) Sarung tangan disposable
13) Sepatu boot.
c. Petugas
1) 1 (satu) pengemudi berkemampuan PPGD dan
berkomunikasi
2) 1 (satu) perawat berkemampuan PPGD
3) 1 (satu) dokter berkemampuan PPGD atau ATLS/ACLS.
d. Tata tertib
1) Saat menuju ke tempat penderita boleh menghidupkan
sirine dan lampu rotator. Selama mengangkut penderita
hanya lampu rotator yang dihidupkan
2) Mematuhi peraturan lalu lintas yang berlaku
3) Kecepatan kendaraan kurang dari 40 km di jalan biasa, 80
km di jalan bebas hambatan.
4) Petugas membuat/ mengisi laporan selama perjalanan yang
disebut dengan lembar catatan penderita yang mencakup
identitas, waktu dan keadaan penderita setiap 15 menit.
5) Petugas memakai seragam ambulans dengan identitas yang
jelas.
C. Ambulans Rumah Sakit Lapangan
1. Tujuan Penggunaan
Merupakan gabungan beberapa ambulans gawat darurat dan
ambulans pelayanan medik bergerak. Sehari-hari berfungsi sebagai
ambulans gawat darurat.
2. Persyaratan Kendaraan
a. Teknis
1) Kendaraan roda empat atau lebih dengan suspensi lunak
2) Warna kendaraan : kuning muda
3) Tanda pengenal kendaraan : di depan - gawat darurat/
emergency, disamping kanan dan kiri atas tanda : Ambulans
dan logo : Star of Life, bintang enam biru dan ular tongkat.
4) Kendaraan menggunakan pengatur udara AC dengan
pengendali di ruang pengemudi.
5) Pintu belakang dapat dibuka ke arah atas.
6) Ruang penderita tidak dipisahkan dari ruang pengemudi
7) Tempat duduk petugas di ruang penderita dapat diatur/
dilipat
8) Dilengkapi sabuk pengaman bagi pengemudi dan pasien
9) Ruang penderita cukup luas untuk sekurangnya dua tandu.
Tandu dapat dilipat.
10) Ruang penderita cukup tinggi sehingga petugas dapat
berdiri tegak untuk melakukan tindakan
11) Gantungan infus terletak sekurang-kurangnya 90 sm di atas
tempat penderita
12) Stop kontak khusus 12 V DC di ruang penderita
13) Lampu ruangan secukupnya, bukan neon dan lampu sorot
yang dapat digerakan
14) Meja yang dapat dilipat
15) Lemari obat dan peralatan
16) Penyimpan air bersih 20 liter, wastafel dan penampungan
air limbah
17) Sirine dua nada
18) Lampu rotator warna merah dan biru terletak di atap
sepertiga depan.
19) Radio komunikasi dan telepon genggam di ruang kemudi
20) Buku petunjuk pemeliharaan semua alat berbahasa
Indonesia
21) Peralatan rescue
22) Lemari obat dan peralatan
23) Tanda pengenal dari bahan pemantul sinar
24) Peta wilayah setempat – Jabotabek dan detailnya
25) Persyaratan lain menurut perundangan yang berlaku
26) Lemari es/ freezer, atau kotak pendingin.
b. Medis
1) Tabung oksigen dengan peralatan bagi 2 orang
2) Peralatan medis PPGD
3) Alat resusitasi manual/automatic lengkap bagi dewasa dan
anak/ bayi
4) Suction pump manual dan listrik 12 V DC
5) Peralatan monitor jantung dan nafas
6) Alat monitor dan diagnostik
7) Peralatan defibrilator untuk anak dan dewasa
8) Minor surgery set
9) Obat-obatan gawat darurat dan cairan infus secukupnya
10) Entonok / ..
11) Kantung mayat
12) Sarung tangan disposable
13) Sepatu boot.
c. Petugas
1) 1 (satu) pengemudi berkemampuan PPGD dan
berkomunikasi
2) 1 (satu) perawat berkemampuan PPGD BTLS/BCLS
3) 1 (satu) dokter berkemampuan PPGD atau ATLS/ACLS.
d. Tata Tertib
1) Saat menuju ke tempat penderita boleh menghidupkan
sirine dan lampu rotator
2) Selama mengangkut penderita hanya lampu rotator yang
dihidupkan
3) Mematuhi peraturan lalu lintas yang berlaku
4) Kecepatan kendaraan kurang dari 40 km di jalan biasa, 80
km di jalan bebas hambatan.
5) Petugas membuat/ mengisi laporan selama perjalanan yang
disebut dengan lembar catatan penderita yang mencakup
identitas, waktu dan keadaan penderita setiap 15 menit.
6) Petugas memakai seragam ambulans dengan identitas yang
jelas.
D. Ambulans Pelayanan Medik Bergerak
1. Tujuan Penggunaan
Melaksanakan salah satu upaya pelayanan medik di lapangan .
Digunakan sebagai ambulans transport.
2. Persyaratan Kendaraan
a. Teknis
1) Kendaraan roda empat atau lebih dengan suspensi lunak.
2) Berbentuk kontainer dan berfungsi sebagai poliklinik
3) Warna kendaraan : kuning muda
4) Tanda pengenal kendaraan : di depan - gawat darurat/
emergency, disamping kanan dan kiri atas tanda : Poliklinik
dan logo : Star of Life, bintang enam biru dan ular tongkat.
5) Sirine satu atau dua nada
6) Lampu rotator warna merah dan biru di atap sepetiga depan
7) Kendaraan berpengatur udara /AC dengan pengendali di
ruang pengemudi.
8) Ruang kerja cukup luas dan atap tinggi sehingga petugas
dapat berdiri untuk melakukan tindakan dan gantungan
infus tinggi sehingga cairan infus dapat menetes dengan
lancar.
9) Meja kerja yang dapat dilipat
10) Tempat duduk petugas di ruang periksa yang dapat diatur/
dilipat
11) Dilengkapi sabuk pengaman bagi pengemudi dan penderita
12) Tempat tidur atau tandu dapat dilipat sekurangnya untuk
satu pasien.
13) Stop kontak khusus 12 V DC di ruang penderita
14) Generator 220/240 Volt AC dengan peralatannya, dan alih
tegangan arus
15) Lampu ruangan secukupnya, bukan neon dan lampu sorot
yang dapat digerakan
16) Lemari obat dan peralatan
17) Kapasitas penyimpanan air bersih 20 liter, wastafel dan
penampungan air limbah
18) Radio komunikasi dan telepon genggam di ruang kemudi
19) Peralatan rescue
20) Peta wilayah setempat – Jabotabek ,
21) Persyaratan lain menurut perundangan yang berlaku
22) Lemari es/ freezer, atau kotak pendingin.
b. Medis
1) Tabung oksigen dengan peralatan.
2) Peralatan medis PPGD (terlampir)
3) Alat resusitasi manual/automatic lengkap bagi dewasa dan
anak/ bayi
4) Suction pump manual dan listrik 12 V DC
5) Obat-obatan gawat darurat dan cairan infus secukupnya
6) Sarung tangan disposable
7) Sepatu boot.
c. Petugas
1) 1 (satu) pengemudi berkemampuan PPGD dan
berkomunikasi
2) Perawat berkemampuan PPGD dengan jumlah sesuai
kebutuhan
3) Paramedis lain sesuai kebutuhan
4) Dokter berkemampuan PPGD atau ATLS/ACLS.
d. Tata Tertib
1) Bila sangat dibutuhkan boleh menghidupkan sirine
2) Selama berangkat ke tujuan dan pulang, lampu rotator boleh
dihidupkan
3) Mematuhi peraturan lalu lintas yang berlaku
4) Kecepatan kendaraan kurang dari 40 km di jalan biasa, 80
km di jalan bebas hambatan.
5) Petugas membuat/ mengisi laporan catatan penderita.
6) Petugas memakai seragam ambulans dengan identitas yang
jelas.
E. Ambulans Gawat Darurat Medik Sepeda Motor
1. Tujuan Penggunaan
Pertolongan Penderita Gawat Darurat pra Rumah Sakit, sebagai
kendaraan pendahulu.
2. Persyaratan kendaraan
a. Teknis
1) Kendaraan roda dua, bahan bakar minyak/ bensin
2) Silinder 100 cc atau lebih
3) Warna kendaraan : kuning muda – hijau
4) Tempat duduk dua orang
5) Sirine satu atau dua nada
6) Lampu rotator warna biru
7) Radio komunikasi atau radio genggam
8) Helmet, jaket dengan identitas dibuat dari bahan pemancar
cahaya
9) Tanda pengenal tertulis gawat darurat/ Emergency dan
logo : Star of Life, bintang enam biru dan ular tongkat.
b. Medis
1) Tabung oksigen dengan peralatan.
2) Alat resusitasi manual/automatic lengkap bagi dewasa dan
anak/ bayi
3) Alat pertolongan luka (terlampir)
4) Obat-obatan gawat darurat dan cairan infus secukupnya
5) Sarung tangan disposable
6) Sepatu boot.
c. Petugas
2 (dua) orang perawat berkemampuan PPGD dan yang
mempunyai SIM C sebagai pengemudi.
d. Tata Tertib
1) Bila sangat dibutuhkan boleh menghidupkan sirine
2) Selama berangkat ke tujuan dan pulang, lampu rotator boleh
dihidupkan
3) Mematuhi peraturan lalu lintas yang berlaku
4) Kecepatan kendaraan kurang dari 40 km di jalan biasa, 80
km di jalan bebas hambatan.
5) Petugas membuat/ mengisi laporan catatan penderita.
6) Petugas memakai seragam ambulans dengan identitas yang
jelas.
F. Mobil Jenazah
1. Tujuan Penggunaan
Merupakan kendaraan yang digunakan khusus untuk mengangkut
jenazah.
2. Persyaratan Kendaraan
a. Teknis
1) Kendaraan roda empat atau lebih dengan suspensi lunak
2) Warna kendaraan : hitam, di kanan-kiri bertulis : Kereta
Jenazah
3) Dilengkapi sabuk pengaman bagi penumpang
4) Radio komunikasi dan telepon genggam di ruang kemudi
5) Lampu ruangan secukupnya, dan lampu sorot yang dapat
digerakan
6) Sirine satu atau dua nada
7) Lampu rotator warna merah dan biru
8) Dapat mengangkut sekurangnya satu peti jenazah, dan ada
sabuk pengaman peti jenazah.
9) Ruang jenazah terpisah dari ruang kemudi.
10) Tempat duduk/ duduk lipat bagi sekurang-kurangnya 4
(empat) orang di samping jenazah.
11) Penyimpan air bersih 20 liter, wastafel dan penampungan
air limbah
12) Tanda pengenal kereta jenazah dari bahan pemantul sinar
13) Gantungan karangan bunga di depan, samping kiri dan
kanan.
14) Persyaratan lain menurut perundangan yang berlaku.
b. Petugas
1) 1 (satu) pengemudi yang dapat berkomunikasi
2) 1 (satu) pengawal jenazah atau lebih.
c. Tata Tertib
1) Sirine hanya digunakan saat bergerak dalam iringan
jenazah dan mematuhi peraturan lalau lintas tentang
konvoi
2) Bila tidak dalam iringan hanya boleh menghidupkan
rotator.
3) Mematuhi peraturan lalu lintas yang berlaku
Kecepatan kendaraan kurang dari 40 km di jalan biasa,
80 km di jalan bebas hambatan.
II. ICU (Intentsive Care Unit)
A. Pengertian
Ruang rawat di RS dengan staf & perlengkapan khusus ditujukan
untuk mengelola pasien dengan penyakit trauma atau komplikasi yang
mengancam jiwa( T.E.Oh, 1997)
Ruang rawat di RS dengan staf & perlengkapan khusus untuk merawat
dan mengobati pasien yang terancam jiwa oleh karena kegagalan/
disfungsi suatu organ atau ganda akibat penyakit, bencana atau
komplikasi yang masih ada harapan hidup reversibel( RSS).
B. Tujuan ICU
Semua jenis ICU tersebut mempunyai tujuan yang sama, yaitu
mengelola pasien yang sakit kritis sampai yang terancam jiwanya.
ICU di Indonesia umumnya berbentuk ICU umum, dengan pemisahan
untuk CCU (Jantung), Unit dialisis dan neonatal ICU. Alasan utama
untuk hal ini adalah segi ekonomis dan operasional dengan
menghindari duplikasi peralatan dan pelayanan dibandingkan
pemisahan antara ICU Medik dan Bedah.
Dari segi fungsinya, ICU dapat dibagi menjadi :
1. ICU Medik
2. ICU trauma/bedah
3. ICU umum
4. ICU pediatrik
5. ICU neonatus
6. ICU respiratorik
C. Macam-macam ICU
Mengingat bahwa kemampuan dan sarana ditiap rumah sakit sangat
bervariatif maka ICU dikategorikan berdasar kemampuannya, yaitu
sebagai berikut :
1. ICU Primer
a. Memiliki kriteria pasien masuk, keluar & rujukan.
b. Memiliki dokter spesialis anestesiologi sebagai kepala
c. Mempunyai dokter jaga 24 jam dengan kemampuan melakukan
resusitasi
d. jantung paru (A-B-C-D-E-F).
e. Konsulen yang membantu harus bisa dihubungi dan dipanggil
setiap saat.
f. Memiliki jumlah perawat yang cukup dan sebagian besar
terlatih.
g. Mampu dengan cepat melayani pemeriksaan laboratrium
tertentu (Hb, Ht,
h. elektrolit, gula darah & trombosit), sinar-X, fisioterapi.
2. ICU Sekunder
a. Seperti persyaratan ICU PRIMER
b. Ada konsultan intensiv care
c. Mampu merawat dengan alat bantu nafas (ABN).
d. Mampu menyediakan tenaga perawat dengan perbandingan 1:1
untuk pasien dg ABN, CRRT (continuous renal replacement
therapy) dan 2:1 untuk lainnya.
e. > 50% tenaga perawat bersertifikat perawat ICU (minimal
pengalaman kerja di ICU > 3 th).
f. Memiliki ruang isolasi dan mampu melakukan prosedur isolasi.
g. Laboratorium dan penunjang bekerja 24 jam
3. ICU Tertier
a. Memiliki dokter spesialis dari berbagai disiplin ilmu, dapat
dihubungi dan segera datang bila diperlukan.
b. Dikelola oleh intensivist.
c. Kualitas tenaga perawat : > 75% bersertifikat perawat ICU.
d. Mampu melakukan pemantauan dminist.
e. Memiliki minimal satu tenaga pendidik untuk medis ataupun
para medis.
f. Memiliki prosedur pelaporan dan pengkajian.
g. Memiliki staf tambahan lain (tenaga dministrative untuk
kepentingan ilmiah / penelitian).
D. Sarana Prasarana ICU
1. Lokasi
Dianjurkan satu komplek dengan kamar bedah dan kamar pulih
sadar dan berdekatan atau mempunyai akses yang mudah ke unit
gawat darurat,laboratorium dan radiologi.
2. Desain
Standart ICU yang memadai ditentukan desain yang baik dan
pengaturan ruang yang adekuat. Adapun bangunan ICU Sebaiknya
terisolasi dan mempunyai standart tertentu terhadap Bahaya Api,
Ventilasi, AC, Pipa air, Komunikasi, Bakteorologis, Exhausts fan,
Kabel monitor, dan Lantai mudah dibersihkan ,keras dan rata.
3. Area Pasien
a. Unit terbuka 12-16 M2/pertempat tidur
b. Unit tertutup 16 – 20 m2 pertempat tidur
c. Jarak antara TT : 2 m
d. Unit terbuka mempunyai 1 tempat cuci tangan, setiap 2 TT
e. Unit tertutup 1 ruangan terdiri 1 tempat tidur dan 1 tempat cuci
tangan.
f. Harus ada sejumlah outlet yang cukup sesuai dengan level ICU
g. Pencahayaan cukup dan adekuat untuk observasi khusus
dengan lampu TL 10 watt / m2. Jendela dan akses tempat tidur
menjamin kenyamanan pasien dan petugas, desain dari unit
memperhatikan privasi pasien.
4. Area Kerja Meliputi
a. Ruang yang cukup untuk staf dan menjaga kontak visual
perawat dengan pasien.
b. Ruang yang cukup untuk memonitor pasien peralatan resusitasi
dan penyimpanan obat dan alat (lemari pendingin)
c. Ruang yang cukup untuk X-Ray mobil dan mempunyai tekanan
negatif.
d. Ruang untuk telpon dan sistem komunikasi lain seperti
komputer, koleksi data, alat untuk penyimpanan alat tulis.
5. Lingkungan
Mempunyai pendingin / AC yang dapat mengontrol suhu dan
kelembaban sesuai dengan luas ruangan . Suhu 220 C– 250C.
6. Ruang Isolasi
Dilengkapi dengan tempat cuci tangan dan tempat ganti pakaian
sendiri.
7. Ruang Penyimpanan Peralatan dan Barang Bersih
Untuk penyimpanan monitor, ventilator, pompa infus dan pompa
syringe, peralatan dialisi, alat-alat hisap, linen dan tempat
penyimpanan barang dan alat bersih.
8. Ruang Tempat Pembuangan Alat atau Bahan Kotor
a. Ruang untuk membersihkan alat-alat, pemeriksaan urine,
pengosongan dan pembersihan pispot dan botol urine.
b. Desain untuk menjamin tidak ada kontaminasi
9. Ruang Perawat
Terdapat ruang terpisah yang dapat digunakan oleh perawat yang
bertugas dan kepala ruangan.
10. Ruang Staf Dokter.
11. Ruang Tunggu Keluarga Pasien.
12. Laboratorium yang terpusat.
E. Peralatan yang harus tersedia
1. Jumlah dan macam peralatan yang ada, sesuai dengan tipe ICU
sekunder.
2. Terdapat prosedur pemeriksaan berkala untuk keamanan alat yaitu
ada program kalibrasi dan pemeliharaan alat , ada buku pemakaian
alat serta pemeliharaan alat, ada protap-protap pemakaian kalibrasi
dan pemeliharaan alat-alat.
3. Untuk di ICU sendiri sekarang terdapat peralatan dasar, yang
meliputi :
a. Ventilator.
b. Alat ventilasi manual dan alat penunjang jalan nafas seperti :
1) Alat hisap atau suction.
2) Peralatan akses vaskuler.
3) Peralatan monitor unvasif dan non invasive
4) Defibrilator dan alat pacu jantung
5) Alat pengatur suhu pasien.
6) Peralatan drain thorak.
7) Pompa infus dan pompa syringe
8) Peralatan portable untuk transportasi.
9) Tempat tidur khusus
10) Lampu untuk tindakan.
11) Ruang Hemodialisa juga tersedia untuk mendukung fungs ICU
4. Monitoring Peralatan.
Hal-hal yang sangat vital sangat ditekankan pada pemantauannya
termasuk peralatan yang digunakan untuk transportasi pasien
yaitu :
a. Mengerti dan tahu tentang tanda bahaya kegagalan pasokan
gas
b. Mengerti trentang kegagalan pasokan oksigen ,maka alat yang
secara otomatis teraktifasi untuk memonitor penurunan
tekanan pasokan oksigen yang selalu terpasang di ventilator
c. Pemantauan konsentrasi oksigen :Semua petugas diruang ICU
diharapkan mengetahui tentang bahaya kegagalan ventilator
atau diskonsentrasi sistem pernafasan.Pada pengguna
ventilator otomatis,harus ada alat yang didapat segera
mendeteksi kegagalan sistem pernafasan atau ventilator secara
terus menerus
d. Volume dan tekanan ventilator terpantau secara akurat dan
berkesinambungan.
e. Harus memantau suhu alat pelembab (humidifier) apabila
terjadi peningkatan suhu udara inspirasi.
f. Terpasang alat elektro kardiograf pada setiap pasien dan dapat
dipantau terus menerus
g. Harus tersedia pulse oksimetri pada setiap pasien ICU
h. Apabila ICU memungkinkan apabila ada indikasi klinis harus
tersedia peralatan untuk mengukur variabel visiologis lain
seperti tekanan intra arterial dan tekanan pulmunalis, curah
jantung, tekanan intra karnial, suhu, transmisi
neuromuskular,kadar CO2 respirasi.
F. Staf Medis ICU
Kepala ICU dibantu oleh dokter yang ahli di bidang perawatan
intensif. Jumlahnya dihitung menurut jumlah tempat tidur di bagian
itu, jumlah pergantian kerja tiap hari , jumlah hari kerja per minggu
dan sebagai fungsi dari beban kerja klinis, riset dan pendidikan. Untuk
menjamin kelangsungan kerja, ICU dianjurkan setidaknya
mempekerjakan 4 orang dokter yang ahli di bidang perawatan intensif
tiap 6 - 8 tempat tidur.
Staf medis bertugas melaksanakan dan mengkoordinir rencana
perawatan/terapi bersama dokter yang memasukkan pasien dan
konsultan lain, serta menampung dan menyimpulkan opini yang
berbeda dari konsultan-konsultan tersebut sehingga tercapai
pelayanan dan pendekatan yang terkoordinir pada pasien dan
keluarga. Untuk tujuan tersebut mereka perlu mengatur visite harian
untuk memberitahukan rencana terapi dan perawatan. Pada acara ini
semua staf sebaiknya dilibatkan. Dokter pemilik/perujuk pasien
sebaiknya datang setiap hari untuk mengetahui hasil diskusi, saran-
saran dan perkembangannya. Anggota staf medis ICU
bertanggungjawab atas perawatan medis dan administratif pasien
yang dirawat di unit tersebut. Mereka merumuskan kriteria masuk dan
keluar serta bertanggungjawab atas protokol diagnostik dan terapi
guna standarisasi perawatan di bagian tersebut.
v Setiap dokter dan perawat yang bekerja di ICU wajib
a. Memperdalam pengetahuannya dengan mengikuti perkembangan
ilmu dari kepustakaan, seminar, lokakarya dsb.
b. Secara berkala mengikuti pendidikan kedokteran berkelanjutan/
pendidikan keperawatan dalam bidang intensive care.
G. Staf Keperawatan ICU
Untuk staf keperawatan dalam ruang ICU terdiri atas :
a. Kepala Perawat
Kepala perawat ICU adalah Perawat anestesi (D III atau sederajat)
atau perawat yang telah mendapat pelatihan dan pendidikan di
bidang perawatan atau terapi intensif sekurang-kurangnya 6 bulan
atau perawat yang telah membantu pelayanan di ICU minimal 1
tahun. Dalam menjalankan tugasnya kepala perawat dibantu oleh
seorang wakil kepala perawat yang sewaktu-waktu bisa
menggantikannya.
Kepala perawat harus mampu menjaga kelangsungan pendidikan
bagi staf perawat. Kepala perawat dan wakilnya sebaiknya tidak
dilibatkan dalam aktivitas keperawatan rutin.
b. Staf Perawat
Perawat ruang intensif adalah perawat yang telah mendapat
pelatihan dan pendidikan di bidang perawatan atau terapi intensif
sekurang-kurangnya 6 bulan atau perawat yang telah bekerja pada
pelayanan di ICU minimal 1 tahun. Setiap perawat yang bertugas
di ICU harus memiliki kualifikasi tertentu, memahami fungsi ICU
,tata kerja dan peralatan yang digunakan untuk menjaga mutu
pelayanan, mencegah timbulnya penyulit dan mencegah
kerusakan pada alat-alat canggih/mahal.
Jumlah perawat yang dibutuhkan adalah (rasio jumlah perawat
terhadap pasien) adalah Ideal = 1:1 , Optimal = 1:2, Minimal =
1:3.
Pelayanan perawatan dilaksanakan 24 jam terus-menerus dan
pengaturan tenaganya dibagi dalam 3 shift jaga. Pada setiap shift
ditunjuk perawat penanggungjawab dan dilakukan serah terima
pasien. Untuk setiap penderita sebaiknya ditunjuk seorang
perawat yang bertanggungjawab mengenai perawatan, penyediaan
alat-alat medik dan obat-obatan. Perawat yang sedang menjalani
pelatihan bidang perawatan intensif dan keperawatan gawat
darurat harus dilatih dan di bawah pengawasan staf perawat
terlatih. Mereka tidak dapat penuh menggantikan staf perawat
reguler.
DAFTAR PUSTAKA
Ernesater, A. et all (2009). Telenurses Experience of Working with Computerized
Decision Support : Supporting, Inhibiting, and Quality Improving. Journal of Advance Nursing, 65, 1074-1083.
Feied, C.F. et all (2004). Impact of Informatic and New Technologies on emergency Care Environment. Topics in Emergency Medicine, 26, 119-127.
Goran, S.F. (2010). A Second Set Of Eyes : An Introduction to Tele-ICU. Critical Care Nurse, 30, 46-55.
Jones, C.R. et all (2008). Networking Learning a Relational Approach Weak and Strong Ties. Journal of Computer Assisted Learning, 24, 90-102.