lapsus BO

18
BAB I LAPORAN KASUS A. Identitas Nama : Ny.SS Usia : 32 tahun Alamat : Kupang Dukuh 03/02 Ambarawa, Kab. Semarang Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pendidikan : SMU Kelompok pasien : Umum Tanggal masuk : 04 April 2014 Nomor RM : 056049-2014 B. Anamnesis Keluhan Utama : Keluar flek- flek darah, warna kemerahan selama seminggu ini Riwayat Penyakit Sekarang: Pasien datang ke IGD dengan G 2 P 0 A 1 , UK ± 9 minggu mengeluh keluar darah dari jalan lahir sejak semingguu ini. Darah awalnya hanya berupa flek berwarna kemerahan namun semakin lama semakin banyak dan darah keluar mengalir, dalam sehari 1x 1

description

laporan kasus blighted ovum

Transcript of lapsus BO

BAB I

LAPORAN KASUS

A. Identitas

Nama : Ny.SS

Usia : 32 tahun

Alamat : Kupang Dukuh 03/02 Ambarawa, Kab. Semarang

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Pendidikan : SMU

Kelompok pasien : Umum

Tanggal masuk : 04 April 2014

Nomor RM : 056049-2014

B. Anamnesis

Keluhan Utama : Keluar flek-flek darah, warna kemerahan

selama seminggu ini

Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang ke IGD dengan G2P0A1, UK

± 9 minggu mengeluh keluar darah dari jalan

lahir sejak semingguu ini. Darah awalnya

hanya berupa flek berwarna kemerahan

namun semakin lama semakin banyak dan

darah keluar mengalir, dalam sehari 1x ganti

pembalut. Pasien juga merasa mules-mules

seperti melilit disertai nyeri pada perut

bagian bawah. Pasien mengaku telah ke

bidan dan diberi suntikan vitamin dan obat

penguat kandungan kemarin, tetapi darah

tetap keluar. Pasien mengatakan sudah

melakukan cek urin dan hasil PP test (+).

HPHT : 24 Januari 2014

HPL : 31 Oktober 2014

1

Riwayat Haid : Menarche 13 tahun, siklus haid teratur

(28hari), lamanya 6 hari

Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien tidak pernah mengalami penyakit

serupa sebelumnya, DM (-), Hipertensi (-),

Asma (-), Alergi (-)

Riwayat Penyakit Keluarga : Riwayat asma(-), DM (-), penyakit jantung(-)

Hipertensi (-)

Riwayat Obstetri : G2P0A1

Riwayat Anak : Keguguran saat usia kehamilan 6 bulan,

tahun 2010

Riwayat Perkawinan : Menikah 1x, 5 tahun yang lalu

C. Pemeriksaan Fisik

Kondisi Umum : Baik, Composmentis, tidak tampak anemis

Vital Sign : TD : 120/80 mmHg RR : 22 x/menit

HR : 80 x/menit T : 37 C⁰

Status Generalisata : Kepala : mesocephal

Mata : conjungtiva anemis (-/-), sclera

icteric (-/-)

Hidung : simetris, tidak ada deformitas,

sekret (-/-)

Mulut : bibir tidak tampak sianosis

Leher : pembesaran limfonodi (-)

Thorax : simetris, ketinggalan gerak (-/-),

sonor (+/+) normal, vocal fremitus (+/+)

normal, vesikular (+/+) normal, COR S1>S2

regular

Abdomen :supel, peristaltik (+) normal,

nyeri tekan (+), timpani (+), tidak ada tanda

peradangan, tidak ada sikatrik

Extremitas : akral hangat, nadi cukup, edema

(-/-)

2

Kulit : turgor dan elastisitas kulit baik,

kelainan kulit (-)

Status Ginekologi : Pemeriksaan Luar :

Inspeksi : sikatrik (-), tanda radang (-),

dinding perut datar, terdapat perdarahan

pervaginam

Palpasi : supel (+), nyeri tekan (+) 2 jari di

atas simfisis, TFU belum dapat diukur

Vaginal Toucher : V/U tenang, dinding vagina

licin, serviks teraba tebal lunak, tidak ada

pembukaan, sarung tangan lendir darah (+)

D. Diagnosa Banding

Abortus Iminens

Pada abortus iminens, perdarahan pervaginam terjadi pada usia

kehamilan kurang dari 20 minggu, dari anamnesa dan pemeriksaan

fisik mulas pada perut bagian bawah, tanpa disertai kontraksi dan

status ginekologi didapatkan perdarahan pervaginam, OUI masih

tertutup.

Blighted Ovum

Dipertahankan, karena dari anamnesa pasien mengeluh keluar darah

menggumpal dari jalan lahir (minor vagina) disertai lendir, mules-mules

seperti melilit disertai nyeri pada perut bagian bawah, dan hasil PP test

(+). Dari pemeriksaan fisik, didapatkan nyeri tekan pada perut bagian

bawah dan status ginekologi terdapat perdarahan pervaginam.

dipastikan dengan pemeriksaan USG

E. Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium : Hb: 13,0gr/dL Ht: 37,0%

Leukosit : 8900 Trombosit : 230000

Eritrosit : 4,18 juta

Golongan darah : O

3

F. Diagnosis Kerja

G2P0A1, uk ± 9 minggu dengan Abortus Iminens

G. Terapi

Observasi keadaan umum dan vital sign

Inf. Ringer Laktat 20 tpm

Follow Up

05 April 2014 (pukul 06.00)

S : Pasien mengeluh perdarahan pervaginam (+), nyeri perut bawah(+)

O : KU : baik, CM, tak tampak anemis

VS : TD : 130/80 mmHg RR : 24 x/menit

HR : 90 x/menit T : 36,3 C⁰

Kepala : conjungtiva anemis (-/-)

Thorax : pulmo : vesikular (+/+), COR : S1>S2 regular

Abdomen : nyeri tekan (+) regio suprapubica, bising usus (+)

Extremitas : akral hangat, edema - -- -

USG : GS (+), FP (-), tidak tampak massa intrauterine

A : G2P0A1, uk ± 9 minggu dengan Blighted Ovum

4

P :

Observasi vital sign dan perdarahan

Infus Ringer Laktat 20tpm

Proster ½ tab per vaginam/6 jam

Curetase jika jaringan sudah keluar

Extra Celodim 2gr

06 April 2014 (pukul 06.00)

S : Perdarahan pervaginam (+), nyeri tekan perut bawah (+)

O : KU : baik, CM, tak tampak anemis

VS : TD : 120/80 mmHg RR : 20 x/menit

HR : 88 x/menit T : 36,7 C⁰

Kepala : conjungtiva anemis (-/-)

Thorax : pulmo : vesikular (+/+), COR : S1>S2 regular

Abdomen : nyeri tekan (+) regio suprapubica, bising usus (+)

Extremitas : akral hangat, edema - -- -

A : G2P0A1, uk ± 9 minggu dengan Blighted Ovum

P :

Observasi vital sign dan perdarahan

Infus Ringer Laktat 20tpm

Proster ¼ tab per vaginam/6 jam

Curetase jika jaringan sudah keluar

Post-Curretage

07 April 2014 (pukul 06.00)

S : Perdarahan pervaginam (+), nyeri tekan perut bawah(-)

O : KU : baik, CM, tak tampak anemis

VS : TD : 110/70 mmHg RR : 20 x/menit

HR : 92 x/menit T : 36,2 C⁰

Kepala : conjungtiva anemis (-/-)

Thorax : pulmo : vesikular (+/+), COR : S1>S2 regular

5

Abdomen : nyeri tekan (-), bising usus (+)

Extremitas : akral hangat, edema - -- -

A : Post Curretage Blighted Ovum

P :

Observasi vital sign dan perdarahan

Infus Ringer Laktat 20tpm

Rencana pulang, dengan obat yang dibawa pulang:

- Maxpro tab 100mg 3x1

- Antalgin tab 500mg 3x1

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Blighted ovum adalah keadaan dimana seorang wanita merasa

hamil tetapi tidak ada bayi di dalam kandungan. Seorang wanita yang

mengalaminya juga merasakan gejala-gejala kehamilan seperti terlambat

menstruasi, mual dan muntah pada awal kehamilan (morning sickness),

payudara mengeras, serta terjadi pembesaran perut, bahkan saat dilakukan

tes kehamilan baik test pack maupun laboratorium hasilnya pun positif.

Blighted ovum (kehamilan anembryonic) yang terjadi ketika

ovum yang telah dibuahi menempel pada dinding uterus, tetapi embrio

tidak berkembang. Sel berkembang membentuk kantung kehamilan, tetapi

tidak membentuk embrio itu sendiri. Blighted ovum biasanya terjadi dalam

trimester pertama sebelum seorang wanita tahu tentang kehamilannya.

Tingginya tingkat kelainan kromosom biasanya menyebabkan tubuh

wanita secara alami mengalami keguguran.

B. Etiologi

Blighted ovum biasanya merupakan hasil dari masalah kromosom

dan penyebab sekitar 50% dari keguguran trimester pertama. Tubuh

wanita mengenali kromosom abnormal pada janin dan secara alami tubuh

berusaha untuk tidak meneruskan kehamilan karena janin tidak akan

berkembang menjadi bayi normal dan sehat. Hal ini dapat disebabkan oleh

pembelahan sel yang abnormal, atau kualitas sperma atau ovum yang

buruk.

Sekitar 60% blighted ovum disebabkan kelainan kromosom

dalam proses pembuahan sel telur dan sperma. Infeksi TORCH, rubella

dan streptokokus, penyakit kencing manis (diabetes mellitus) yang tidak

terkontrol, rendahnya kadar beta HCG serta faktor imunologis seperti

adanya antibodi terhadap janin juga dapat menyebabkan blighted ovum.

7

Risiko juga meningkat bila usia suami atau istri semakin tua karena

kualitas sperma atau ovum menjadi turun.

C. Patofisiologi

Pada saat konsepsi, sel telur (ovum) yang matang bertemu

sperma. Namun akibat berbagai faktor maka sel telur yang telah dibuahi

sperma tidak dapat berkembang sempurna, dan hanya terbentuk plasenta

yang berisi cairan. Meskipun demikian plasenta tersebut tetap tertanam di

dalam rahim. Plasenta menghasilkan hormon HCG (human chorionic

gonadotropin) dimana hormon ini akan memberikan sinyal pada indung

telur (ovarium) dan otak sebagai pemberitahuan bahwa sudah terdapat

hasil konsepsi di dalam rahim. Hormon HCG yang menyebabkan

munculnya gejala-gejala kehamilan seperti mual, muntah, ngidam dan

menyebabkan tes kehamilan menjadi positif. Karena tes kehamilan baik

test pack maupun laboratorium pada umumnya mengukur kadar hormon

HCG (human chorionic gonadotropin) yang sering disebut juga sebagai

hormon kehamilan.

D. Gejala dan Tanda

Blighted ovum sering tidak menyebabkan gejala sama sekali.

Gejala dan tanda-tanda mungkin termasuk:

periode menstruasi terlambat

kram perut

minor vagina atau bercak perdarahan

tes kehamilan positif pada saat gejala

ditemukan setelah akan tejadi keguguran spontan dimana muncul

keluhan perdarahan

hampir sama dengan kehamilan normal

8

E. Diagnosis

1. Anamnesis

2. Pemeriksaan Fisik

3. Pemeriksaan Penunjang (USG) diagnosis pasti, bisa dilakukan

saat kehamilan memasuki usia 6-7 minggu. Sebab saat itu diameter

kantung kehamilan sudah lebih besar dari 16 milimeter sehingga

bisa terlihat lebih jelas. Dari situ juga akan tampak, adanya

kantung kehamilan yang kosong dan tidak berisi janin. Diagnosis

kehamilanan embriogenikdapat ditegakkan ilapada kantong gestasi

yang berdiameter sedikitnya 30 mm, tidak dijumpai adanya

strukturmudigah dan kantong kuning telur.

Gambar 1 : Blighted Ovum Gambar 2 : Kehamilan Normal

F. Pencegahan

Dalam banyak kasus blighted ovum tidak bisa dicegah. Beberapa

pasangan seharusnya melakukan tes genetika dan konseling jika terjadi

keguguran berulang di awal kehamilan. Blighted ovum sering merupakan

kejadian satu kali, dan jarang terjadi lebih dari satu kali pada wanita.

Untuk mencegah terjadinya blighted ovum, maka dapat dilakukan

beberapa tindakan pencegahan seperti pemeriksaan TORCH, imunisasi

rubella pada wanita yang hendak hamil, bila menderita penyakit

disembuhkan dulu, dikontrol gula darahnya, melakukan pemeriksaan

kromosom terutama bila usia di atas 35 tahun, menghentikan kebiasaan

9

merokok agar kualitas sperma/ovum baik, memeriksakan kehamilan yang

rutin dan membiasakan pola hidup sehat.

G. Penatalaksanaan

Jika telah didiagnosis blighted ovum, maka tindakan selanjutnya

adalah mengeluarkan hasil konsepsi dari rahim (kuretase). Hasil kuretase

akan dianalis untuk memastikan apa penyebab blighted ovum lalu

mengatasi penyebabnya. Jika karena infeksi maka maka dapat diobatai

agar tidak terjadi kejadian berulang. Jika penyebabnya antibodi maka

dapat dilakukan program imunoterapi sehingga kelak dapat hamil

sungguhan. Penyebab blighted ovum yang dapat diobati jarang ditemukan,

namun masih dapat diupayakan jika kemungkinan penyebabnya diketahui.

Sebagai contoh, tingkat hormon yang rendah mungkin jarang

menyebabkan kematian dini ovum. Dalam kasus ini, pil hormon seperti

progesteron dapat bekerja. Namun efek samping dari pemakaian hormon

adalah sakit kepala, perubahan suasana hati, dan lain-lain. Jika terjadi

kematian telur di awal kehamilan secara berulang, maka pembuahan

buatan mungkin efektif dalam memproduksi kehamilan. Dalam hal ini

perlu donor sperma atau ovum untuk memiliki anak. Akan tetapi,

pembuahan buatan itu mahal dan tidak selalu bekerja dan risiko kelahiran

kembar seringkali lebih tinggi. Jika belum berhasil maka adopsi adalah

pilihan lain bagi banyak pasangan.

Pada pasien diterapi dengan pemberian preparat misoprostol,

setelah terjadi dilatasi serviks kemudian dilakukan kuretase.

10

BAB III

PEMBAHASAN

Pada kasus ini pasien G2P0A1, UK ± 9 minggu mengeluh keluar

darah menggumpal dari jalan lahir sejak seminggu ini. Darah awalnya

berupa flek berwarna merah namun semakin lama semakin banyak dan

mengalir. Dalam sehari 1x ganti pembalut. Pasien juga merasa mules-

mules seperti melilit disertai nyeri pada perut bagian bawah. Pasien

mengaku sudah berobat ke bidan kemarin dan mendapatkan suntikan

vitamin dan obat penguat kandungan tetapi darah masih tetap keluar.

Pasien mengatakan sudah melakukan cek urin dan hasil PP test (+). Dari

gejala tersebut dimungkinkan bahwa pasien mengalami abortus. Akan

tetapi perlu dipastikan melalui pemeriksaan penunjang USG mengenai

kondisi dalam rahim ibu sehingga dapat disimpulkan diagnosis pasti yang

ada.

Pada pemeriksaan USG terlihat kantung kehamilan tanpa massa

intrauterin didalamnya. Disimpulkan diagnosis dari kasus ini adalah

blighted ovum atau kehamilan kosong dimana terbentuk kantung

kehamilan dan plasenta tetapi tidak ada pembentukan embrio. Blighted

ovum pada awalnya tidak dapat dibedakan gejalanya dari kehamilan biasa

hingga terjadi abortus spontan dan telah dilakukan pemeriksaan USG.

Setelah dicapai diagnosis pasti blighted ovum, tindakan selanjutnya

adalah kuretase jaringan untuk menghentikan perdarahan, membersihkan

sisa-sisa jaringan, mencegah infeksi, sehingga rahim siap untuk kehamilan

berikutnya. Selain itu sisa jaringan yang diambil dapat juga digunakan

sebagai sampel laboratorium untuk mengetahui penyebab terjadinya

blighted ovum. Penatalaksanaan post kuretase diberikan antibiotika untuk

mencegah terjadi infeksi (maxpro tab 100mg 3x1) dan analgetik untuk

mengurangi nyeri (antalgin tab 500mg 3x1).

11

DAFTAR PUSTAKA

Anne Jackson Bracker. 2006. Blighted Ovum / Anembryogenic Pregnancy.

http://www.miscarriageassociation.org.uk/ma2006/downloads/Blighted%20ovum.pdf

Alan H., et al. 2006. Blighted Ovum. Current Obstetric & Gynecologic Diagnosis

& Treatment-Ninth Ed. DeCherney. http://www.marchofdimes.com

Juminten Saimin, Eddy R. Moeljono, Retno B. Farid. 2008. Pemakaian Tablet

Misoprostol 100 Mikrogram Per Vaginam Untuk Dilatasi Servix Sebelum

Tindakan Kuretase. Subbagian Fetomaternal Bagian Obstetri dan Ginekologi

Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.

Sarwono. 2008. Blighted Ovum. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka.

12