PEMBAHASAN BO
Click here to load reader
-
Upload
danilwahyudi -
Category
Documents
-
view
922 -
download
2
description
Transcript of PEMBAHASAN BO
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Globalisasi ekonomi dan kedatangan era perubahan dalam menghadapi
perdagangan bebas merupakan tantangan serius bagi para eksekutif dalam mengelola
organisasi. Dalam menghadapi perubahan, harus diperlukan kehati-hatian untuk dapat
menyesuaikan diri dengan perkembangan dan sekaligus menjaga kelangsungan
organisasi agar mampu bertahan hidup. Dalam era keterbukaan, batas-batas goegrafis
bukanlah merupakan hambatan bagi kemungkinan persaingan yang timbul. Oleh
karena itu, diharapkan perusahaan yang ada di dalam negeri dapat mempersiapkan
diri untuk membina organisasinya, terutama sumber daya manusia dan sistem, untuk
mampu menghadapi kedatangan pesaingnya, baik dalam industri yang sejenis
maupun industri lain.
Dalam interaksi organisasi (sebagai sistem terbuka) dengan
lingkungannya/eksternal, organisasi menghadapi berbagai persoalan terutama jika
lingkungannya tidak stabil dan terus berkembang. Terhadap lingkungan yang
berubah-ubah ini, organisasi perlu menyesuaikan diri dengan menjawab/mengatasi
masalah-masalahnya. Disamping itu, pada saat yang sama organisasi juga
menghadapi masalah-masalah internal, yang mengharuskan organisasi mengatasinya
sehingga tetap terjadi suatu keterpaduan dalam fungsi organisasi. Mengatasi masalah-
masalah eksternal dan internal tersebut, organisasi perlu membentuk suatu budaya
organisasi yang kuat dan sehat, bila ingin mempertahankan diri, bahkan jika ingin
terus tumbuh. Sejak berdirinya organisasi, secara sadar atau tidak, pendiri meletakkan
dasar bagi budaya organisasi yang didirikan. Pertumbuhan organisasi, sebagai hasil
interaksi organisasi dengan lingkungannya juga dalam mengusahakan pengembangan
organisasinya, secara sadar nilai-nilai pokok tertentu perlu mengalami perubahan.
Budaya organisasi perlu juga menyesuaikan diri terhadap pertumbuhan organisasi.
Budaya yang kuat mendasari aspek kunci pelaksaan fungsi organisasi dalam hal
efisiensi, inovasi, kualitas serta mendukung reaksi yang tepat untuk membiasakan
2
mereka terhadap kejadian-kejadian, karena etos yang berlaku mengakomodasikan
ketahanan.
1.2 Identifikasi Penulisan
1. Bagaimana deskripsi budaya organisasi PT BNI dan PT TELKOM ?
2. Bagaimana karakteristik budaya organisasi PT BNI dan PT TELKOM ?
3. Apa kekuatan dan kelemahan budaya organisasi PT BNI dan PT TELKOM ?
4. Apa tantangan yang dihadapi budaya organisasi PT BNI dan PT TELKOM ?
5. Apa strategi PT BNI dan PT TELKOM untuk mengatasi kelemahan serta
tantangan yang dihadapi organisasi ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui deskripsi budaya organisasi PT BNI dan PT TELKOM.
2. Untuk mengetahui karakteristik budaya organisasi PT BNI dan PT TELKOM.
3. Untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan budaya organisasi PT BNI dan PT
TELKOM.
4. Untuk mengetahui tantangan yang dihadapi budaya organisasi PT BNI dan PT
TELKOM ?
5. Untuk mengetahui strategi PT BNI dan PT TELKOM untuk mengatasi
kelemahan serta tantangan yang dihadapi organisasi.
1.4 Metodologi Penelitian
Metode yang kami gunakan dalam penulisan makalah ini adalah studi
kepustakaan dan penelusuran internet.
1.5 Sistematika Penulisan
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Identifikasi Penulisan
1.3 Tujuan Penulisan
1.4 Metodologi Penelitian
1.5 Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Karakteristik
2.2 Definisi Kekuatan dan Kelemahan
2.3 Definisi Tantangan
2.4 Definisi Strategi
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Deskripsi Budaya Organisasi PT BNI dan PT TELKOM
3.2 Karakteristik Budaya Organisasi PT BNI dan PT TELKOM
3.3 Kekuatan dan Kelemahan Budaya Organisasi PT BNI dan PT TELKOM
3.4 Tantangan yang Dihadapi Budaya Organisasi PT BNI dan PT TELKOM
3.5 Strategi PT BNI dan PT TELKOM untuk Mengatasi Kelemahan serta
Tantangan yang Dihadapi Organisasi
BAB IV KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Budaya Organisasi
Edgar H. Schein (1992) dalam bukunya “Organizational Culture and
Leadership” mangartikan budaya organisasi lebih luas sebagai : ” …A patern of
shared basic assumptions that the group learned as it solved its problems of external
adaptation and internal integration, that has worked well enough to be considered
valid and, therefore, to be taught to new members as the correct way to perceive,
think and feel in relation to these problems.( loc.cit, Schein, P.16).(”…Suatu pola
asumsi dasar yang ditemukan, digali dan dikembangkan oleh sekelompok orang
sebagai pengalaman memecahkan permasalahan, penyesuaian terhadap faktor ekstern
maupun integrasi intern yang berjalan dengan penuh makna, sehingga perlu untuk
diajarkan kepada para anggota baru agar mereka mempunyai persepsi, pemikiran
maupun perasaan yang tepat dalam mengahdapi problema organisasi tersebut).
Sedangkan menurut Umar Nimran, budaya organisasi merupakan “ Suatu
sistem makna yang dimiliki bersama oleh suatu organisasi yang membedakannya
dengan organisasi lain ”(Umar Nimran, 1996: 11).
2.2 Definisi Karakteristik
2.3 Definisi Kekuatan dan Kelemahan
2.4 Definisi Tantangan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi ketiga), tantangan adalah hal
atau objek yang menggugah tekad untuk meningkatkan kemampuan mengatasi
masalah; rangsangan untuk bekerja lebih giat dan sebagainya.
2.5 Definisi Strategi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi ketiga), strategi adalah ilmu dan
seni menggunakan semua sumber daya bangsa-bangsa untuk melaksanakan
5
kebijaksanaan tertentu dalam perang dan damai. Strategi adalah rencana yang cermat
mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.
6
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Deskripsi Budaya Organisasi PT BNI dan PT TELKOM
3.1.1 Budaya Organisasi PT BNI
. Berdiri sejak 1946, BNI yang dahulu dikenal sebagai Bank Negara
Indonesia, merupakan bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh Pemerintah
Indonesia. Sehubungan dengan penambahan modal pada tahun 1955, status Bank
Negara Indonesia diubah menjadi bank komersial milik pemerintah. Perubahan ini
melandasi pelayanan yang lebih baik dan tuas bagi sektor usaha nasional. Sejalan
dengan keputusan penggunaan tahun pendirian sebagai bagian dari identitas
perusahaan, nama Bank Negara Indonesia 1946 resmi digunakan mulai akhir tahun
1968. Perubahan ini menjadikan Bank Negara Indonesia lebih dikenal sebagai
'BNI 46'. Penggunaan nama panggilan yang lebih mudah diingat - 'Bank BNI' -
ditetapkan bersamaan dengan perubahaan identitas perusahaan tahun 1988. Tahun
1992, status hukum dan nama BNI berubah menjadi PT Bank Negara Indonesia
(Persero), sementara keputusan untuk menjadi perusahaan publik diwujudkan
melalui penawaran saham perdana di pasar modal pada tahun 1996.
Adapun visi, misi, dan nilai PT BNI adalah sebagai berikut :
Visi BNI
Menjadi Bank kebanggaan nasional yang Unggul, Terkemuka dan Terdepan
dalam Layanan dan Kinerja
Pernyataan Visi
Menjadi Bank kebanggaan nasional, yang menawarkan layanan terbaik
dengan harga kompetitif kepada segmen pasar korporasi, komersial dan
konsumer.
Misi BNI
Memberikan layanan prima dan solusi yang bernilai tambah kepada
seluruh nasabah, dan selaku mitra pillihan utama (the bank choice).
7
Meningkatkan nilai investasi yang unggul bagi investor.
Menciptakan kondisi terbaik sebagai tempat kebanggaan untuk berkarya
dan berprestasi.
Meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab terhadap lingkungan
sosial.
Menjadi acuan pelaksanaan kepatuhan dan tata kelola perusahaan yang
baik.
Values
Kenyamanan dan Kepuasan
Filosofi Logo Baru
Identitas Baru BNI – Dasar Pembuatan Desain
Identitas baru BNI merupakan hasil desain ulang untuk menciptakan suatu
identitas yang tampak lebih segar, lebih modern, dinamis, serta
menggambarkan posisi dan arah organisasi yang baru. Identitas tersebut
merupakan ekspresi brand baru yang tersusun dari simbol “46” dan kata
“BNI” yang selanjutnya dikombinasikan dalam suatu bentuk logo baru BNI.
Huruf BNI
Huruf “BNI” dibuat dalam warna turquoise baru, untuk mencerminkan
kekuatan, otoritas, kekokohan, keunikan dan citra yang lebih modern. Huruf
tersebut dibuat secara khusus untuk menghasilkan struktur yang orisinal dan
unik.
Simbol “46”
Angka 46 merupakan simbolisasi tanggal kelahiran BNI, sekaligus
mencerminkan warisan sebagai sebagai bank pertama di Indonesia. Dalam
logo ini, angka “46” diletakkan secara diagonal menembus kotak berwarna
jingga untuk menggambarkan BNI baru yang modern.
Palet Warna
Palet warna korporat telah didesain ulang, namun tetap mempertahankan
warna korporat yang lama, yakni turquoise dan jingga. Warna turquoise
8
yang digunakan pada logo baru ini lebih gelap, kuat mencerminkan citra
yang lebih stabil dan kokoh. Warna jingga yang baru lebih cerah dan kuat,
mencerminkan citra lebih percaya diri dan segar.
Logo “46” dan “BNI” mencerminkan tampilan yang modern dan dinamis.
Sedangkan penggunakan warna korporat baru memperkuat identitas tersebut.
Hal ini akan membantu BNI melakukan diferensiasi di pasar perbankan
melalui identitas yang unik, segar dan modern.
3.1.2 Budaya Organisasi PT TELKOM
.........PT TELKOM sudah ada sejak masa Hindia Belanda dan yang
menyelenggarakan adalah pihak swasta. Sedangkan perusahaan Telekomunikasi
Indonesia ( PT. TELKOM) sendiri juga termasuk bagian dari perusaahaan tersebut
yang mempunyai bentuk badan usaha Post-en Telegraaflent dengan Staats blaad
No.52 tahun 1884. Pada tahun 1961 menurut Peraturan Pemerintah No.240 bahwa
Perusahaan Negara dilebur menjadi Perusahaan Negara Pos dan Telekomunikasi
yang dimuat dalam pasal 2 I.B. Pada tahun 1965 pemerintah membagi perusahaan
Pos dan Telekomunikasi menjadi dua bagian yang berdiri sendiri yaitu Perusahaan
Pos dan Giro (PN. Pos dan Giro) serta Perusahaan Negara Telekomunikasi (PN.
Telekomunikasi) yang sudah diatur dalam Peraturan Pemerintah No.30 tahun
1965. Kemudian berdasarkan PP No. 15 tahun 1991, maka Perum dialihkan
menjadi Perusahaan Perseroan (Persero).
Adapun visi, misi, dan berbagai produk PT TELKOM sebagai bagian dari
budaya organisasi atau perusahaaan, adalah sebagai berikut :
Visi PT TELKOM
“ Menjadi perusahaan InfoComm terkemuka di regional “
Misi PT TELKOM
Menyediakan layanan InfoComm terpadu dan lengkap dengan kualitas terbaik
dan harga kompetitif.
Menjadi model pengelolaan korporasi terbaik di Indonesia.
Produk PT TELKOM
9
Berikut adalah beberapa layanan telekomunikasi TELKOM :
Telepon
1. Telepon tetap (PSTN), layanan telepon tetap yang hingga kini
masih menjadi monopoli TELKOM di Indonesia.
2. Telkom Flexi, layanan telepon fixed wireless CDMA.
Data/Internet
1. TELKOMNet Instan, layanan akses internet dial up.
2. TELKOMNet Astinet, layanan akses internet berlangganan dengan
fokus perusahaan.
3. Speedy, layanan akses internet dengan kecepatan tinggi (broad band)
menggunakan teknologi ADSL.
4. e-Business (i-deal, i-manage, i-Settle, i-Xchange, TELKOMWeb
Kiostron, TELKOMWeb Plazatron).
5. Solusi Enterprise- INFONET.
6. TELKOMLink DINAccess.
3.2 Karakteristik Budaya Organisasi PT BNI dan PT TELKOM
3.2.1 Karakteristik Budaya Organisasi PT BNI
Budaya Organisasi BNI ”PRINSIP 46” merupakan Tuntunan Perilaku
Insan BNI, terdiri dari :
4 (Empat) Nilai Budaya Organisasi :
PROFESIONALISME
INTEGRITAS
ORIENTASI PELANGGAN
PERBAIKAN TIADA HENTI
6 (Enam) Nilai Perilaku Utama Insan BNI :
Meningkatkan Kompetensi dan Memberikan Hasil Terbaik
10
Jujur, Tulus dan Ikhlas
Disiplin, Konsisten dan Bertanggungjawab
Memberikan Layanan Terbaik Melalui Kemitraan yang Sinergis
Senantiasa Melakukan Penyempurnaan
Kreatif dan Inovatif
Setiap Nilai Budaya Organisasi BNI memiliki Perilaku Utama yang
merupakan acuan bertindak bagi seluruh Insan BNI, 6 (enam) Perilaku Utama
Insan BNI adalah :
4 NILAI BUDAYA
ORGANISASI BNI
6 NILAI PERILAKU UTAMA INSAN BNI
Profesionalisme (Professionalism)
Meningkatkan Kompetensi dan Memberikan Hasil Terbaik
Integritas(Integrity)
Jujur, Tulus dan Ikhlas
Disiplin, Konsisten dan Bertanggungjawab
Orientasi Pelanggan(Customer Orientation)
Memberikan Layanan Terbaik Melalui Kemitraan yang Sinergis
Perbaikan Tiada Henti(Continuous
Improvement)
Senantiasa Melakukan Penyempurnaan
Kreatif dan Inovatif
3.2.2 Karakteristik Budaya Organisasi PT TELKOM
PT TELKOM Tbk menggunakan The Telkom Way 135 sebagai budaya
organisasi yang harus disepakati semua karyawannya.
11
Pola 1-3-5 itu sendiri berarti;
a. 1 (satu) asumsi dasar,
b. 3 (tiga) nilai inti yang mencakup :
Customer Value (Nilai Pelanggan)
Excellent Service (Pelayanan yang Sempurna)
Competent People (Orang-orang yang Kompeten)
c. Sedangkan 5 (lima) merupakan langkah perilaku untuk memenangkan
persaingan, yang terdiri atas :
Stretch The Goals,
Simplify,
Involve Everyone,
Quality is My Job, and;
Reward the Winners.
The Telkom Way 135 merupakan hasil penggalian dari perjalanan PT
TELKOM Tbk dalam mengarungi lingkungan yang terus berubah, dikristalisasi
serta dirumuskan oleh berbagai inspirasi dari perusahaan lain dan berbagai
tantangan dari luar. PT TELKOM berharap dengan tersosialisasinya The
Telkom Way 135, maka akan tercipta pengendalian kultural yang efektif
terhadap cara rasa, cara memandang, cara berpikir, dan cara berperilaku. Hal ini
selaras dengan teori pendekatan dalam mempelajari budaya organisasi, atau
teori pendekatan Shared Basic Assumption yang dikemukakan oleh Edgar H.
Schein.
3.3 Kekuatan dan Kelemahan Budaya Organisasi PT BNI dan PT TELKOM
3.3.1 Kekuatan dan Kelemahan Budaya Organisasi PT BNI
3.3.2 Kekuatan dan Kelemahan Budaya Organisasi PT TELKOM
12
3.4 Tantangan yang Dihadapi Budaya Organisasi PT BNI dan PT TELKOM
3.4.1 Tantangan Budaya Organisasi PT BNI
3.4.2 Tantangan Budaya Organisasi PT TELKOM
Tidak mudah menerapkan nilai-nilai strategis itu kepada sekitar 28.000
karyawan PT TELKOM. Selain butuh waktu, menerapkan budaya organisasi itu
tidak bisa langsung. Kalau tidak begitu, yang muncul biasanya penolakan.
Untuk mengatasi penolakan tersebut, PT TELKOM punya tahapan sosialisasi
sendiri. Tahapan, mulai dari awareness, atau menimbulkan kesadaran dari
dalam diri para pegawai untuk memiliki jiwa atau perasaan yang sama dalam
memandang perusahaan mereka, understand, yaitu para pegawai diberikan
pemahaman akan pentingnya memiliki rasa dan pandangan yang sama dalam
memperlakukan perusahaan, dan yang terakhir adalah tahapan socialiszation,
yaitu tahapan setelah pegawai dibangkitkan rasa kesadarannya, dan mengerti
akan esensi mengapa didalam sebuah perusahaan harus memiliki aturan atau
kebijakan yang tentunya menyangkut pegawai, maka PT TELKOM melakukan
gerakan mensosialisasikan The Telkom Way 135. Jika tidak melalui tahapan-
tahapan seperti itu, tidak bisa dipungkiri bahwa akan banyak respon yang
mungkin tidak semua baik, pasti banyak pegawai yang resisten. Jika respon
mereka sudah resisten, maka untuk selanjutnya akan lebih sulit untuk
mensosialisasikannya. Oleh karena itu proses melakukan tahapan-tahapan
membentuk budaya kerja didalam sebuah organisasi merupakan hal yang sangat
penting.
3.5 Strategi PT BNI dan PT TELKOM untuk Mengatasi Kekuatan dan
Kelemahan serta Tantangan yang Dihadapi Organisasi
3.5.1 Strategi PT BNI untuk Mengatasi Kelemahan serta Tantangan yang
Dihadapi Organisasi
13
3.5.2 Strategi PT TELKOM untuk Mengatasi Kelemahan serta
Tantangan yang Dihadapi Organisasi
Salah satu usaha yang juga dilakukan PT TELKOM untuk mempercepat
pelaksanaan budaya kerja The Telkom Way 135, yaitu digelarnya pertandingan
antar divisi untuk mengetahui divisi mana yang sudah mendemonstrasikan
budaya kerja tersebut. Divisi yang berhasil mendemonstrasikan budaya
organisasi The Telkom Way 135 dengan paling tepat, maka akan mendapatkan
reward. PT TELKOM menyadari bahwa penciptaan iklim kompetitif di dalam
internal perusahaan merupakan bentuk stimulasi yang efektif dalam
mewujudkan budaya organisasi yang diinginkan perusahaan. Karena ketika
atmosfir kompetisi dimulai maka masing-masing divisi pasti akan memiliki rasa
bangga dan semangat untuk menunjukan bahwa divisinya yang paling baik,
ditambah lagi dengan diberikannya reward atas hasil kerja keras mereka.
Dengan begitu dapat diketahui divisi manakah yang lebih dulu menerapkan
nilai-nilai strategis tersebut. Di dalam memberikan reward pada para
pegawainya, PT TELKOM berpijak pada Teori Perilaku Teori X dan Teori Y
(X Y Behavior Theory) Douglas McGregor, sehingga didalam memperlakukan
pegawai, PT TELKOM sebisa mungkin membuat para pegawai merasa
dihargai, dan diapresiasi hasil kerja kerasnya oleh perusahaan, dengan begitu
secara otomatis, para pegawai selalu termotivasi untuk benar-benar
memberikan kontribusi terbesarnya untuk perusahaan. PT TELKOM berasumsi
bahwa ketika pegawai melibatkan dirinya dalam pekerjaan secara total, maka di
akhir pekerjaannya pegawai tersebut tidak akan merasa lelah, sebaliknya
pegawai tersebut akan memperoleh kepuasaan kerja yang tidak ternilai
harganya. Ketika kondisi tersebut sudah dirasakan oleh pegawai, maka budaya
organisasi The Telkom Way 135 yang dibentuk oleh perusahaan bisa dikatakan
telah berhasil diterapkan kepada para pegawai, karena berpengaruh secara
positif terhadap keterlibatan kerja pegawai.
14
Sejak budaya organisasi pertama kali diperkenalkan pada tahun 2002 lalu,
PT TELKOM telah mengalami perubahan nilai-nilai strategis. Semuanya
tergantung kondisi perusahaan saat itu. Contoh, ketika Bapak Sudaryanto
menjadi Direktur Utama Telkom, pola budaya organisasi yang diterapkan
adalah 3-2-1. Padahal sebelum Bapak Sudaryanto, Telkom telah menerapkan
Budaya ARTI sebagai Budaya Organisasi yang diterapkan. Pola itu diterapkan
ketika PN Telkom saat itu berubah dari Perusahaan Negara menjadi Perum.
Kemudian perubahan terjadi lagi menyusul berubahnya status Perum menjadi
Perusahaan Terbatas (PT). Lalu nilai-nilai strategis budaya organisasi yang
diterapkan itu berubah lagi mengiringi berubahnya status perusahaan Telkom
dari hanya sekedar PT menjadi Tbk. Hingga kini PT TELKOM Tbk
menggunakan 1-3-5 sebagai Budaya Organisasi yang harus disepakati semua
karyawannya.
Perubahan-perubahan itu memberikan hasil yang signifikan dampaknya
terhadap produktivitas dan kinerja yang bagus, banyak pengaruhnya terhadap
perusahaan. Kinerja PT TELKOM tetap terus meningkat. Kemudian
produktivitas pegawai juga meningkat dan semangat kerja pegawai pun
meningkat dengan adanya budaya itu. Budaya organisasi tersebut merupakan
sistem kontrol sosial di PT TELKOM sehingga pegawainya tersebut
mempunyai satu kebudayaan yang relatif sama. Dengan kebudayaan yang
relatif sama tersebut berdampak pada perilaku dan ways of thinking para
pegawai yang lain. Pada akhirnya tujuan PT TELKOM dapat lebih efektif
karena PT TELKOM berhasil menciptakan pengendalian sistem sosial terhadap
pegawainya melalui budaya kerja.
BAB IV
KESIMPULAN
15
DAFTAR PUSTAKA
16
Alwi, Hasan. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga). Jakarta:
Balai Pustaka.
Robbins, Stephen P. 2006. Perilaku Organisasi. Jakarta: PT INDEKS
kelompok GRAMEDIA.
Toha, Miftah. 2007. Perilaku Organisasi: Konsep Dasar dan Aplikasinya.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2005. Perilaku dan Budaya Organisasi.
Bandung: PT Refika Aditama.
www.google.com